agustus 2008 5 edisi # spesial mahasiswa anyar fileedisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan...

12
Mahasiswa merupakan iron stock yang kemudian nantinya akan mengisi pos- pos penting di negeri ini, civil society atau birokrasiSejarah Budaya Sosial Kampus GRATIS..!!! Agustus 2008 Edisi # 5 Spesial mahasiswa anyar !!! Cover: www.computerart.com DAFTAR ISI : Hal 2 Mahasiswa ? Hal 4 Sekilas Kampus Biru Hal 6 Problematika Mahasiswa Rantau Hal 9 Menyiasati Persiapan Ujian Hal 11 Kalender Sejarah Quotation KLIK GAMBAR DISAMPING UNTUK KEMBALI KE SINI. TERSEDIA DI SEMUA BAGIAN BAWAH HALAMAN KLIK DAFTAR ISI UNTUK MENUJU KE HALAMAN YANG DIINGINKAN 4 TAHUN OASE UPDATED BY: BIMO ADRIAWAN a..k.a gommu

Upload: doankhuong

Post on 18-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

“Mahasiswa merupakan iron stock yang

kemudian nantinya akan mengisi pos-

pos penting di negeri ini, civil

society atau birokrasi”

Sejarah Budaya Sosial Kampus

GRATIS..!!!

Agustus 2008 Edisi # 5

Spesial mahasiswa anyar !!!

Cover: www.computerart.com

DAFTAR ISI :

Hal 2 Mahasiswa ?

Hal 4 Sekilas Kampus Biru

Hal 6 Problematika Mahasiswa Rantau

Hal 9 Menyiasati Persiapan Ujian

Hal 11 Kalender Sejarah

Quotation

KLIK GAMBAR DISAMPING UNTUK KEMBALI KE SINI.

TERSEDIA DI SEMUA BAGIAN BAWAH HALAMAN

KLIK DAFTAR ISI UNTUK MENUJU KE HALAMAN

YANG DIINGINKAN

4 TAHUN

OASE UPDATED BY:

BIMO ADRIAWAN a..k.a gommu

Page 2: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Bulletin Mahasiswa Sejarah 1

PENGANTAR REDAKSI OASE

Huih...Tanpa disangka ternyata Oase mampu

memperpanjang napasnya hingga edisi ke-5, sungguh bukan

perjuangan yang ringan ditengah krisis finansial yang selalu

mendera, sudah umum lah bagi mahasiswa... Hanya

semangat berekspresi yang mendorong kita untuk terus

menulis (heh? Sok idealis banget sih...! Hehehe). Yang pasti

kita hanya berusaha melatih nulis melalui rangkaian teks

yang tidak beraturan ini. Tak lupa rasa syukur kita

panjatkan atas energi lebih yang selalu Allah SWT berikan

untuk merampungkan semua ini.

Edisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan

memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru

kita: mahasiswa anyar 2008. Terdengar basi memang, tapi

lebih basi lagi mendengar teriakan para panitia ospek atau

mendengar ocehan para pentinggi universitas yang dengan

tenangnya kembali menaikan biaya pendidikan (ingat bung!

SPP kita naik 20%, MaBa „08 bayar 2jt). Pa Ganjar kumaha

ieu teh..?? Tos siap kitu mayunan mahasiswa nu ambek...??

Cukup basa-basinya, silahkan menikmati hidangan seadanya

ini...

ISI :

Hal 2 Mahasiswa ?

Hal 4 Sekilas Kampus Biru

Hal 6 Problematika Mahasiswa Rantau

Hal 9 Menyiasati Persiapan Ujian

Hal 11 Kalender Sejarah

Quotation

Bulletin Mahasiswa Sejarah

Pemimpin Redaksi: H.G.Corleone

Redaktur : Bulky Rangga Permana

Wakil Redaktur : Hary G. Budiman

Sidang Redaksi : Teguh V. Andrew,

Yandri, Refki, Rendi, H.G Corleone

Desain Visual : Ashari, Iman Santoso,

Arisa Prabowo, Yayang Heryana, Rizki

Adi, Agung, Wildan, Prasetyanto, Idham,

Komeng

Dokumentasi: Yeni, Dheti, Uni, Hani,

Krisna, Deni, Pramesta, Ferri, Wilman,

Fotografer: Reza Pahlevi, Sari, Hafidz,

Ardi, Rina, Nopida, AM

Pemasaran: Aji Moerdani, Didi, Alang,

Seno, Syamsir, Erik, Nizar, Dona, Reza

Kupret, Dea, Desi, Devita, Hilda, Wina

Penulis: Maul, Fadli, Ade, Yandri, Haq

Alamat Redaksi: Tidak menentu,

seperti tidak menentunya korban Lumpur

Lapindo.

E-mail: [email protected]

MENYEDIAKAN RUANG IKLAN

bag i y ang betm inat hubung i :

081322621927

Page 3: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Bulletin Mahasiswa Sejarah 2

Setiap saat mungkin pernah

terbayang dalam fikiran kita tentang mimpi

kita di masa yang akan datang. Namun sialnya,

kita tidak pernah bisa untuk sekedar sedikit

mencoba merealisasikan mimpi-mimpi kita itu.

Termasuk ketika kita saat ini akan memulai

sebuah perjalanan yang cukup panjang di

tempat yang mungkin terbilang baru untuk

rekan-rekan. Setelah sekitar 3 tahun

berkelut di “masa-masa yang paling

indah”, kini saatnya rekan-rekan

melangkahkan kaki pada sebuah

jalan yang akan menentukan masa

hidup rekan-rekan sekalian.

Saat rekan-rekan untuk

memutuskan melanjutkan hidup di Fakultas

Sastra Unpad, apapun jurusannya, maka itu

merupakan sebuah pilihan hidup yang telah

ditentukan. Secara syariat oleh rekan-rekan

sendiri, namun pada hakikatnya adalah karunia

sekaligus amanah yang telah diberikan Allah

kepada rekan-rekan. Maka dari itu, cobalah

untuk merenungi kembali setiap jengkal dari

langkah rekan-rekan. Karena walau

bagaimanapun setiap pilihan pasti memiliki

resiko yang harus ditanggung oleh pemilihnya.

Itu merupakan sebuah bagian dari hukum alam

yang pasti akan dilalui oleh

Kini saatnya rekan-rekan berusaha untuk

beranjak lebih dewasa. Menjadi mahasiswa pasti

berbeda dengan menjadi (sekedar) siswa. Di SMA,

mungkin rekan-rekan hanya diplot menjadi

seorang pelajar sejati, yang harus mendengarkan

setiap penjelasan guru di kelas, mengikuti aturan-

aturan di sekolah sebagai bagian dari pendidikan

serta mengisi setiap jawaban dengan benar di

waktu ujian. Hal seperti itu mungkin

masih terdapat di masa-masa kuliah.

Namun yang ingin saya tekankan di sini

adalah bagaimana rekan-rekan bisa

berbeda, tampil lebih beda dan lebih

baik dibandingkan ketika rekan-rekan

di SMA dahulu. Bukan kemudian sikap

dan sifat kekanak-kanakan yang (jika ada) dahulu

telah merekat itu kemudian malah semakin

mewarnai kehidupan rekan-rekan di masa-masa

kuliah.

Ada tiga setidaknya peran mahasiswa yang

akan memberikan identitas dan sekaligus

konsekwensi yang harus ditanggung dari

identitasnya sebagai seorang mahasiswa. Pertama,

menjadi mahasiswa berarti menjadi calon generasi

penerus bangsa.

Fungsi pendidikan sebagai pelsjar sejati

haruslah tetap ada, karena mahaiswa

Mahasiswa ??

Kampus

Page 4: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Bulletin Mahasiswa Sejarah 3

harus menjadi motor-motor intelektual bagi

kehidupan berbangsa dan bernegara. Mahasiswa

merupakan iron stock yang kemudian nantinya

akan mengisi pos-pos penting di negeri ini, civil

society atau birokrasi, baik itu sebagai eksekutor

ataupun legislator.

Kedua, mahasiswa harus memiliki fungsi

politis. Mengapa? Karena tanpa mahasiswa, negeri

ini akan berjalan layaknya sebuah rezim yang

berdiri mengangkasa. Mahasiswa harus

menjadi oposisi bagi tirani dan menjadi

director of change bagi perubahan

bangsa ini ke arah yang lebih baik. Jika

mahasiswa tidak bisa menjadi direktur

perubahan, maka pasti negara ini akan

mudah dikendalikan oleh berbagai

pihak yang memiliki kepentingan terhadap tanah

air kita tercinta ini. Jangan biarkan

kepentingan pribadinya yang akhirnya akan

menyengsarakan masyarakat.

Sedangkan untuk fungsi mahasiswa yang ketiga

adalah ia harus bisa menjadi social control di

masyarakat secara langsung. Perbaikan secara

kultural perlu digalakkan. Kita lihat begitu banyak

mahasiswa yang tinggal di Jatinnagor justru tidak

pernah sedikitpun menguntungkan masyarakat

Jatinangor, khususnya bagi masyarakat yang

berada di klasifikasi menengah ke bawah.

Apakah kita masih tetap terdiam? Masih tetap

untuk bungkam? Bangkitlah wahai pemudaku.

Saatnya kini kita berkontribusi secara nyata dan

menjadi pelopor berbagai perbaikan di

masyarakat secara kultural. Jangan sampai justru

kehadiran kita sebagai mahasiswa di sini malah

menajdi beban bagi masyarakat dan menjadi biang

bagi rusaknya tatanan kemasyarakatan, baik itu

dari segi moral, intelektual, ataupun sisi

kehidupan yang lainnya.

Jika kita merasa lebih intelek, ajarkanlah

m e r e k a d e n g a n k e m a m p u a n

intelektualitas kita. Jika kita merasa lebih

cerdas, maka cerdaskanlah mereka yang

masih menutup mata terhadap kondisi

bangsa. Jika kita merasa lebih hebat, maka

harusnya kita berdiri di sini sambil memberikan

manfaat, bukan kemudian kehadiran justru

m e n am b a h k e s u s a h an m a s y a r a k a t .

Juli 2007, Hudzaiyfah

Kampus

Page 5: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Sekilas Kampus Biru

Bulletin Mahasiswa Sejarah 4

Kampus biru. Itulah yang tergambar

dari Fakultas Sastra. Warna biru yang

melambangkan cita-cita dan idealisme,

warna yang membawa jiwa ke tempat yang

jauh dan lambang tanpa batas yang memberi

rasa senang dan damai. Warna biru

merupakan icon tersendiri bagi Fakultas

Sastra dan tentunya bukan hanya lambang

semata, tetapi bisa diresapi dan dimaknai

oleh para mahasiswa yang bergelut di

dalamnya. Mungkin hal itu pula yang

menjadi harapan generasi tua sebelum kita

saat mereka bersusah payah mendirikan

Universitas Padjadjaran beserta Fakultas

Sastra di dalamnya. Adalah Prof. Mr. R.H.

Iwa Koesoemasoemantri, salah satu tokoh

penting yang berandil besar dalan berdirinya

Universitas Padjadjaran, menjadi rektor

pertama sekaligus merangkap Dekan di

beberapa fakultas, termasuk di Fakultas

Sastra sebagai dekan yang pertama.

Fakultas Sastra sendiri memang

memiliki sejarah yang cukup panjang,

didirikan berdasarkan Keputusan Menteri

PP&K no. 6697/UU tanggal 12 Agustus 1960.

Fakultas Sastra pada waktu di buka memiliki

5 jurusan yakni Sastra Indonesia, Sunda,

Inggris, Perancis, dan Sejarah, lambat laun

diperluas dengan Jurusan Sastra Jepang,

Rusia dan Jurusan Antropologi, disusul pula

dengan pembukaan Sastra Cina, Jerman dan

Arab. Kesulitan dalam penyelenggaraan

Sastra Cina, menyebabkan jurusan tersebut

ditutup pada tahun 1965/1966. Pada tahun

1984/1985 jurusan Antropologi secara resmi

pindah ke fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Hingga kini di Fakultas Sastra terdapat

sembilan jurusan. Sejak berdirinya sampai

dengan akhir tahun akademik 2004/2005

Fakultas Sastra telah menghasilkan lulusan

sebanyak 13.258 alumni

Kini Fakultas Sastra dikepalai oleh Dr.

Dadang Suganda, drs.,M.Hum. selaku Dekan

dan dibantu oleh tiga orang Pembantu

Dekan, antara lain: Drs. Reiza D. Dienaputra,

M. Hum; Drs. Maman Sutirman, M.Hum dan

Drs. Budi Rukhyana, M.A. Visi Fakultas

Sastra antara lain: menjadi lembaga

Kampus

Page 6: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Bulletin Mahasiswa Sejarah 5

pendidikan yang diakui secara

internasional dan mempunyai komitmen

terhadap kebenaran dan keunggulan dalam

penguasaan, pengembangan, dan penerapan

ilmu pengetahuan, bahasa dan sastra, dan

kesenian. Sementara Misi Fakultas Sastra

adalah melaksanakan manajemen

pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat sesuai dengan visi

fakultas serta menghasilkan lulusan yang

beriman, cerdas,mandiri, dan berbudaya.

Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut

bukanlah perkara mudah, perlu ditunjang

oleh kondisi yang kondusif, kegiatan

akademik yang berjalan baik ditunjang rasa

tanggung jawab baik dari tenaga pengajar

maupun mahasiswanya, tidak lupa pula

berbagai fasilitas yang mendukung.

Mengenai sarana dan prasarana hingga kini

Fakultas Sastra memiliki 3 gedung utama

penunjang kegiatan perkuliahan, gedung

Dekan, Perpustakaan, Blue Stage untuk

menunjang berbagai kegiatan kesenian,

Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ) yang

digunakan untuk berbagai kegiatan, gedung

tempat sekretariat berbagai lembaga

kemahasiswaan sekaligus Students Centre,

dan lain-lain.

Menjadi hal yang mutlak bahwa

lingkungan kampus Sastra adalah

lingkungan yang heterogen, kaya akan

beragam manusia dengan latar belakang,

budaya, bahasa, bahkan status sosial yang

berbeda pula. Proses sosialisasi dan adaptasi

menjadi suatu keharusan bagi setiap

mahasiswa untuk menunjang berbagai

aktivitasnya di lingkungan Fakultas Sastra.

Butuh proses dan waktu untuk bisa

beradaptasi khususnya bagi para mahasiswa

baru, maka dari itu, setiap tahunnya

diadakan Pengenalan Fakultas Sastra (PFS)

sebagai langkah awal untuk bisa beradaptasi

dan mengenalkan lingkungan Sastra pada

para mahasiswa baru.

(H.G. Corleone)

Gambar: PSBJ, Fakultas Sastra

Page 7: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Bulletin Mahasiswa Sejarah 6

Problematika Mahasiswa Rantau

“Mahasiswa rantau!! makan tak teratur...

Senin makan, selasa puasa

Rabu ngutang, ee... kamis di bayar

Jumat lapar lagi, sabtu makan lagi, minggu ngutang lagi

Senen balik lagi” (PHB– Mahasiswa Rantau)

Mungkin itulah sebagian kutipan dari

salah satu lagu yang menceritakan realitas

kehidupan mahasiswa. Lirik di atas

menggambarkan bagaimana kehidupan mahasiswa

rantau, kadang makan (kalau baru dapat kiriman)

kadang nggak makan, bahkan sering “gali lobang

tutup lobang” demi menyambung kelangsungan

hidup di dunia rantau demi mendapatkan ilmu

dan pengetahuan sebagai bekal dalam kehidupan

masa depan.

Tidak hanya masalah kelangsungan hidup,

dalam artian soal makan, tetapi problem lain

dalam dunia mahasiswa rantau, khususnya di

Universitas Padjadjaran, masih banyak lagi.

Seperti hubungan dengan lingkungan sosial

masyarakat atau hubungan antar mahasiswa

pendatang dengan mahasiswa asli dari daerah

Jawa Barat.

Permasalahan lain yang datang

menghampiri calon sarjana khususnya mahasiswa

yang berasal dari luar daerah Jawa Barat adalah

perbedaan kebudayaan. Bahasa, tradisi, perilaku

sosial, tata krama, dan berbagai norma yang

berbeda menjadi sebagai penghambat proses

adaptasi sang mahasiswa dengan lingkungan

sosialnya dalam menjalani perannya sebagai

mahasiswa di bumi rantau yang jauh dari daerah

asal, keluarga, sanak famili, para sahabat, dan lain

sebagainya. Perbedaan kebudayaan seringkali

terjadinya keterbatasan dalam kehidupan

mahasiswa, sehingga bisa dilihat dalam realita

kehidupan mahasiswa, adanya pengucilan dalam

pergaulan terhadap mahasiswa-mahasiswa yang

berasal dari daerah. Mungkin banyak yang

mengalami hal ini. Sebagai contoh kasus dari

perbedaan kebudayaan yang mengakibatkan

terjadinya pengucilan terhadap calon-calon

sarjana yang berasal dari daerah di luar Jawa

Barat adalah adanya pemikiran yang berkembang

di lingkungan pergaulan mahasiswa bahwa suku

Page 8: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Bulletin Mahasiswa Sejarah 7

bangsa yang berasal dari salah satu daerah

Indonesia adalah suku bangsa yang ahli dalam satu

keahlian tertentu sehingga dalam lingkungan

mahasiswa juga berkembang wacana yang

demikian sehingga dalam pergaulan mahasiswa

yang berasal dari daerah tersebut diidentikkan

dengan keahlian tersebut, padahal kalau kita

berbicara soal keahlian dan pekerjaan, setiap

individu memiliki suatu keahlian yang hanya di

miliki oleh masing-masing personal, dan persepsi

tentang satu suku bangsa yang memiliki keahlian

tersebut seharusnya tidak berkembang dalam

keadaan masyarakat yang majemuk.

Lingkungan sosial yang seperti salah satu

realita kehidupan mahasiswa diataslah yang

menjadi sebuah problematika hidup mahasiswa di

tanah rantau. Permasalahan demikian sebenarnya

bukan merupakan hal yang sangat serius. Tetapi

hal ini bisa menjadi sangat serius apabila tidak ada

toleransi dan saling pengertian sehingga menjadi

sebuah gejala yang merusak hubungan dinamis

antar mahasiswa.

Problem dalam hal kelangsungan hidup,

dalam arti kebutuhan konsumsi, lingkungan sosial

mahasiswa dan lingkungan masyarakat yang

menjadi penghambat realita dalam kehidupan

mahasiswa dalam kehidupan rantau. Permasalahan

ini di tambah lagi dengan tuntutan dalam

menyelesaikan program studi yang di dalami oleh

mahasiswa tersebut dan adanya tuntutan dalam

mengaplikasikan ilmu yang diperdalam di bangku

kuliah oleh sang mahasiswa membuat masalah

personal bagi diri seorang mahasiswa menjadi

masalah yang kompleks.

Seperti lirik lagu diatas, kehidupan

mahasiswa itu naik turun, bergelombang, penuh

dengan riak-riak, tidak hanya dalam lingkungan

sosialnya, dalam hal keuangan mahasiswa juga

mengalami naik turun pasang surut keuangannya

dan hal ini termasuk problem besar para calon

sarjana di dunia rantau. Terkadang mereka

menjadi buronan para penagih hutang dan

terkadang mereka menjadi raja terhadap orang

lain, begitulah dinamika kehidupan mahasiswa

rantau dalam kehidupannya sebagai para calon

sarjana.

Sebagai bahan pembelajaran dalam

lingkungan sosial, calon-calon sarjana yang berasal

dari daerah yang mengalami sebuah dilema dalam

lingkungan sosialnya mungkin harus memiliki

kesabaran tingat tinggi dan bisa mengerti

bagaimana keadaan lingkungannya. Selain itu, para

calon sarjana ini juga harus bisa menempatkan diri

di lingkungannya, baik itu lingkungan kampus

ataupun lingkungan tempat tinggalnya. Apalah

jadinya kalau sang mahasiswa tidak bisa

menyesuaikan dan menempatkan diri dalam

kampus

Page 9: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Bulletin Mahasiswa Sejarah 8

lingkungannya? Mungkin yang terjadi adalah

sebuah kehidupan yang terkucil dari kehidupan

sosial yang memiliki efek terhadap

terhambatnya proses menimba ilmu di

Universitas yang di jalani oleh mahasiswa-

mahasiswa yang berasal dari daerah lain di luar

Jawa Barat. Sebagai solusi dalam menghadapi

permasalahan ini adalah dengan kembali kepada

diri sendiri bagaimana kiat dan upaya dalam

mengatasi permasalahan ini dan satu hal

yang harus kita lakukan adalah selalu berpikir

positif, ambil semua kejadian dan peristiwa yang

kita alami sebagai sebuah pengalaman hidup dan

jadikan sebagai proses belajar untuk menghadapi

kemungkinan-kemungkinan terjadinya kembali

permasalahan yang sama dan yang tidak boleh

dilupakan adalah sikap mengendalikan diri yang

kuat khususnya dalam menghadapi permasalahan

hidup ini.

(Yandri ‘05)

kampus

Page 10: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Menyiasati Persiapan Ujian yang Minim

Kali ini redaksi Oase mencoba memberi solusi atau tips lebih tepatnya bagi temen-temen yang bermasalah dalam

manajemen waktu, khususnya menjelang detik-detik UTS dan UAS. Bukan hal yang aneh jika sebagian besar dari

kita, mengisi “minggu tenang” --yang notabene disiapkan buat menghadapi ujian—dengan hal-hal di luar kuliah.

Entahlah apakah waktu itu dipakai untuk maen, pacaran, kerja, kemping, ah.. apapun itu. Yang jelas kita mencoba

ngasih tips bagi mereka-mereka yang ga sempet belajar (hah belajar?! Kayak yang betul aja..) menjelang detik-detik

ujian.

Jangan melakukan kegiatan belajar yang serius pada saat-saat terakhir ini, usahakan sebelum hari

ujian sudah ada materi yang nyangkut di otak, jika ada materi penting yang belum sempet dipelajari lebih baik

abaikan atau sekedear baca sekilas, karena akan sulit memperoleh hasil yang berarti di saat-saat yang mepet.

Jangan membuat diri terlalu lelah karena belajar sekarang, akibat belajar terlalu banyak, efeknya kita

memang akan tahu lebih banyak, tapi tidak mampu melakukan yang terbaik untuk soal-soal ujian karena terlalu

lelah untuk menjawab dengan baik. Misalnya rangkaian kalimat yang amburadul atau tulisan yang tidak sesuai

EYD sehingga inti jawaban tidak terdeskripsikan dengan baik. Hematlah energi untuk menghadapi ujian itu

sendiri.

Jangan mencoba mempelajari sesuatu yang baru, konsentralilah pada materi yang telah dipelajari

sebelumnya (biar sedikit tapi fokus). Berusaha mempelajari hal baru, apalagi bila materinya cukup sulit, hanya

akan menimbulkan tekanan psikologis alias daya juang yang menurun karena perasaan yang serba tidak

menentu.

Jangan menghabiskan waktu untuk mempelajari materi yang sulit sekarang. Ini juga bisa

menimbulkan tekanan mental. Jika memang melupakan sesuatu yang penting lebih baik ambil point-point yang

masih mungkin untuk bisa dipahami, tapi jika memang terlalu sulit untuk dipahami lebih baik lagi abaikan sama

sekali karena bila terlalu fokus pada hal-hal yang sulit ada kecenderungan materi yang sebelumnya telah kita

kuasai menjadi sedikit buyar atau malah terlupakan. Jika ini sudah terjadi, siap-sial lah menghadapi kemungkinan

terburuk.

Bulletin Mahasiswa Sejarah

9

Page 11: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Lakukan sedikit perbaikan secara perlahan. Pelajari kembali hal-hal yang telah dikuasai dengan baik.

Cobalah mengingat atau memetakan meteri yang telah kita pelajari. Maksudnya biar materi yang dipelajari bisa

lancar melewati otak kita.

Jangan membuka kembali buku teks (buku sumber) yang mencantumkan seluruh materi

kuliah. Membuka kembali buku sumber yang padat akan meteri hanya akan membuat kita semakin bingung,

lebih baik baca buku catatan yang memang isinya singkat, jelas dan padat atau baca bagaian rangkumannya.

Belajar pada menit-menit terakhir adalah saatnya untuk berkonsentrasi pada ikhtisar yang telah dibuat dalam

kuliah selama ini.

Luangkan beberapa menit untuk membuat daftar topik-topik yang menurut kamu sudah

dikuasai dengan sangat baik. Hal ini dimaksudkan untuk memunculkan rasa kepercayaan diri sekaligus

mempermudah dalam menentukan pilihan-pilihan yang lebih baik ketika membaca pertanyaan-pertanyaan

ujian. Disamping itu cara ini berguna untuk mengingatkan diri kita tentang hal-hal yang telah dikuasai.

Jangan menghabiskan waktu terlalu lama untuk membahas satu hal saja. Jangan biarkan pikiran

dipenuhi oleh satu hal saja. Alangkah baiknya jika mempelajari sedikit tentang satu hal, sedikit tentang hal yang

lain, demikian seterusnya. Dengan cara seperti ini, diharapkan beberapa poin yang terkait dengan materi bisa

diingat (minimal terlintas dalam otak). Selanjutnya saat menjawab pertanyaan kita tinggal berimprovisasi dari

poin yang kita ingat tadi. Ya..intinya kalau udah terdesak, pinter-pinter aja mengarang bebas.

Mudah-mudahan tips ini bisa memberi manfaat dan menjadi penerang ditengah kegalauan dan kebingungan

saat menghadapi ujian. Tips ini mungkin bukan jalan yang terbaik, tapi setidaknya bisa memberi sedikit jalan

kemudahan khususnya bagi mereka yang terdesak oleh waktu yang terlampau mepet.

(H.G. Corleone)

Bulletin Mahasiswa Sejarah 10

Page 12: Agustus 2008 5 Edisi # Spesial mahasiswa anyar fileEdisi ini kita mencoba menggelorakan semangat dan memberi sketsa mengenai kampus kepada keluarga baru kita: mahasiswa anyar 2008

Bulletin Mahasiswa Sejarah 11

Peristiwa Bersejarah di Bulan

Agustus —- September

8 Agustus 1967 : Berdirinya ASEAN, di Bangkok

11 Agustus 1976 : Akhir Konfrontasi Indonesia-Malaysia

14 Agustus 1949 : Pemberontakan DI/TII

15 Agustus 1945 : Jepang menyerah pada Sekutu

17 Agustus 1945 : Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

18 September 1948 : Pemberontakan PKI di Madiun

19 September 1945 : Peristiwa Hotel Yamato di Surabaya

21 September 1979 : Pesta Olahraga “Sea Games” di buka di Jakarta

27 September 1950 : Indonesia masuk PBB

30 September 1965 : Peristiwa G 30 S

Quotations

Aku ingin agar mahasiswa-mahasiswa ini, menyadari

bahwa mereka adalah the happy selected few yang dapat kuliah dan karena itu mereka harus menyadari dan melibatkan diri dalam perjuangan bangsanya ...

Dan kepada rakyat aku ingin tunjukkan, bahwa mereka dapat mengharapkan perbaikan-perbaikan

dari keadaan dengan menyatukan diri di bawah

pimpinan patriot-patriot universitas

Soe Hok Gie (1942 – 1962)

The idea that it is necessary to go to a university in order to become a successful writer, or even a man or woman of letters (which is by no means the same thing), is one of those phantasies that surround au-

thorship

Vera Brittain (1893 - 1970)