agt 034 i-xiv hampir siap

210
A. Beberapa batasan yang perlu diperhatikan dalam peran tanaman pangan terhadap perekonomian masyarakat Indonesia antara lain : Ketahanan pangan : kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. I. Peran Tanaman Pangan dalam Swasembada, Kemandirian, Ketahanan, Kedaulatan dan Diversifikasi Pangan.

Upload: phieta-palupi

Post on 13-Sep-2015

47 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

agt

TRANSCRIPT

  • A. Beberapa batasan yang perlu diperhatikan dalam peran

    tanaman pangan terhadap perekonomian masyarakat

    Indonesia antara lain :

    Ketahanan pangan : kondisi terpenuhinya pangan bagi

    rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan

    yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman,

    merata, dan terjangkau.

    I. Peran Tanaman Pangan dalam Swasembada,

    Kemandirian, Ketahanan, Kedaulatan dan

    Diversifikasi Pangan.

  • Swasembada pangan : kemampuan memenuhikebutuhan pangan dari produksi dalam negeri.

    Kemandirian pangan : kondisi terpenuhinyapangan tanpa adanya ketergantungan dari pihakluar dan mempunyai daya tahan tinggi terhadapperkembangan dan gejolak ekonomi dunia.

    Kedaulatan pangan : hak setiap orang masyarakat dan negara untuk mengakses dan mengontrol aneka sumberdaya produktif .

  • B. Prospek PengembanganTanamanPangan

    1. Kebutuhan terus meningkat

    2. Masih luas lahan yang dapatdikembangkan (lahan basah, gambut, dan lahan kering)

    3. Dapat diolah menjadi berbagai macamproduk Industri dan

    4. Terbuka peluang ekspor.

  • C. Hambatan dalam memproduksi pangan antara lain:

    Modal dan keterampilan petaniKurangnya dukungan secara legislasi dan politik yang

    berpihak kepada petani ( konpensasi, subsidi, dll)Hilangnya kesuburan tanah secara cepatRendah nya usaha untuk mempertahan kan kesuburan

    tanah .Erosi

    Hambatan pengembangan pangan dilahan basahSecara umum rawa meruppakan lahan yang suburwalaupun terdapat hambatan berupa keasaman dankebasaan tanah, pengelolaan air.

  • II. Mengenal tanaman secara botani

    dan fisiologi

    Botani dan fisiologi tanaman padi.Taksonomi padiMorfologi tanaman padi

    Bagian vegetatif:AkarBatangDaun

    Bagian generatif:Bunga padi ( sekam tajuk, stamen/benang sari, 2 kepala

    putik, ovul,lodikula, rachila, pedikel)Gabah ( lemma, palea, awn dan pedicle)Beras/ caryopsis ( Perikrap, tegmen, aleoron, endosperm

    dan lembaga)

  • Jumlah anakan perumpun sangat menentukan hasil padi, karena 90% anakan permalai. Jumlah anakan itu ditentukan oleh tindak agronomis pada fase vegetatif aktif.

    Jumlah gabah permalai ditentukan pada fase reproduktif. Jumlah bunga permalai bisa mencapai 300.tetapi jumlah yang berisi sekitar 70 an, karenanya perlu pengaturan akar supaya fase tersebut tidak jatuh di musim hujan

    Rata-rata berat gabah ditentukan pada fase pematangan, karenanya untuk padi 74% dari isian gabah itu diambil dari fotosintesis, hanya 26% yang diambil dari fase sebelumnya/jaringan sebelumnya karenanya fase itu harus jatuh di musim kemarau.

    Padi dimusim kemarau lebih tinggi hasilnya daripada musim hujan.

  • Perbedaan Agronomis Indica dan

    Japonica Indica

    Indica jerami pendek

    Daya rebah tinggi

    Lekas tumbuh

    Cocok untuk tanah yang kurang subur

    Tahan terhadap hama dan penyakit

    Japonica

    Batang/jerami pendek

    Tidak mudah rebah

    Benih tidak lekas tumbuh

    Respon terhadap pemupukan

    Bentuk gabah kebulat-bulatan

  • Taksonomi Padi

    Sistematika tanaman padi (Oryza sativa L.) :Kingdom : PhytaDivisio : SpermatophytaSub division : AngiospermaeClass : MonocotyledoneaeOrde : GraminalesFamily : GramineaeSub family : OryzadaeGenus : OryzaSpesies : Sativa, globerrimaNama ilmiah : Oryza sativa L.

  • Botani dan fisiologi tanaman jagung

    Taksonomi jagung

    Jenis-jenis jagung:

    Menurut umur:

    a. Umur pendek

    b. Berumur sedang

    c. Berumur panjang

    Menurut biji:

    a. Dent corn(jagung gigi kuda)

    b. Flint corn (jagung mutiara)

    c. Sweet corn (jagung manis)

  • d. Pop corn (jagung brondong)e. Flour corn (jagung lunak)f. Pod corn (jgung kulit)g. Way corn

    Morfologi jagung:a. Sistim perakaran b. Batang dan daun

    Botani dan fisiologi tanaman kedelai a. Jenis tanaman b. Kedelai hijau

  • Taksonomi Jagung

    Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

    Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

    Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

    Classis : Monocotyledone (berkeping satu)

    Ordo : Graminales (rumput-rumputan)

    Familia : Gramineae

    Genus : Zea

    Species : mays

    Nama ilmiah : Zea mays L.

  • Taksonomi Kedelai

    Kerajaan : Plantae

    Divisio : Spermatophyta

    Kelas : Dicotyledone

    Ordo : leguminales

    Family : Leguminoseae

    Sub family : papilionoidae

    Genus : Glycine

    Spesies : Glycine max L. ( kedelai hijau)

    Glycine soja L. (kedelai hitam)

  • Morfologi batang dan daun tanaman

    kedelai

  • Morfologi tanaman kedelai ( batang

    bunga, daun dan polong)

  • Morfologi tanaman kedelai ( akar dan

    biji kedelai)

  • Tipe perkecambahan tanaman kedelai

  • Morfologi tanaman jagung

  • Morfologi tanaman jagung ( Bunga

    jantan dan Bunga jantan)

  • Jenis-jenis jagung

    Dent Corn ( Jagung gigi kuda )

    Flint Corn ( Jagung mutiara )

  • Sweet Corn ( Jagung manis )

    Pop Corn ( Jagung Berondong )

  • Flour Corn ( Jagung lunak )

    Waxy Corn

  • B. MorfologiTanaman padi bisa hidup dalam air atau genangan karena tanaman padi mempunyai akar aerenkim (rongga udara).

    Batang padi, berbentuk bulat, berongga dan beruas-ruas. Kalau pertumbuhan ruas dibawah sangat rapat maka makin ke atas makin jarang atau panjang ruasnya. Pertumbuhan ruas rapat disebelah bawah disebabkan karena tempat tumbuh anakan disitu.

    Anakan, anakan padi tumbuh dengan rumus tertentu disebut dengan sinkronisasi/keserempakan tumbuh antara daun dan anakan. Pada rumus ini pembilang ialah daun dan penyebut adalah anakan.

  • Ciri ciri morfologi pada setiap fase

    pertumbuhan dan perkembangan padi

    Fase vegetatif aktif yaitu dari semai sampai anakan maksimum Fase vegetatif lambat, dari anakan maksimum sampai

    premordia (awal pembentukan malai didalam batang padi) Fase reproduktif, dari premordia sampai keluar malai Fase pematangan, dari mekarnya bunga padi sampai

    panen. Hubungan tiap fase dengan hasil. Komponen hasil padi terdiri dari jumlah anakan, jumlah gabah permalai, berat gabah rata-rata.

  • Morfologi Tanaman Padi ( gabah, bagian-

    bagian gabah dan bunga padi)

  • Buka tutupnya bunga padi

    Padi itu buka jam 10 12 pagi.Untuk membuka

    bunga padi lodikula membutuhkan air yang diserap

    dari jaringan disekitarnya.

    Setelah menyerap air dari lingkungan disekitar

    lodikula menjadi tegang, karena dia membesar dan

    memanjang maka lodikula menolak sekam tajuk

    35,kemudian 3 menit stelah membuka jatuhlah serbuk sari ke atas kepala putik. Jatuhnya serbuk sari

    ke kepala putik disebut polinasi (penyerbukan).

  • Morfologi tanaman padi ( malai, dan

    bunga padi)

  • III. Syarat tumbuh tanaman pangan dan

    kesesuaian lahan untuk tanaman pangan

    A. Syarat Tumbuh Tanaman Pangan

    1. PADI Iklim Curah hujan = 280 2000 mm/tahunTemperatur = 20 derajat C 37,7 derajat C

    Aplikasi suhu = 32 34 derjat C ( untuk anakan)15 20 derajat C ( Antesis)

    Fotoperiodesitas = 9 10 jamKecepatan angin = Sepoi - sepoi Intensitas cahaya = 10.000 Flux , pematangan 350

    kal/cm2/hariKelembaban = 70 80 %.Zona agroklimat = B2 ( artinya bulan kering 2 4 bulan).Ketinggian tempat = 0 500 m dpl

  • Tanah

    Kedalaman Efektif = > 75 cm

    Tekstur = halus dominasi liat lebih dari

    60%

    Permeabilitas = lambat

    pH = 5,5 7,5

    Kedalaman pirit = lebih dari 100 cm

    Drainase = lambat

    Salinitas = < 1,500 mm/hos/cm

    Gambut ketebalan lebih kecil dari 50 cm

    Tanpa batuan di permukaan

  • 2. JAGUNG

    Syarat tumbuh jagung1. Iklim Curah hujan = > 1000 mm/ tahun Suhu = 20 26 derajat C Bulan kering= < dari 7,5 bulan penyinaran matahari 150-300

    hari/tahun Ketinggian tempat= 2. Tanah gembur, subur kaya humus. Jenis tanah = andosol, latosol, grumosol, utisol, dll. pH = 5,6 7,5 Kemiringan = kurang dari 8 % KTK = sedang sampai tinggi C organik = > dari 0,8% Salinitas = < dari 2mm/hos/cm.

    Kedalaman sulfidik = lebih dari 100 cm.

  • 3. KEDELAI

    Syarat tumbuh kedelai

    a. Iklim

    Curah hujan = 100 1500 mm/tahun

    Bulan kering = 3 7,5 bulan

    Suhu rata-rata = 23 28 derajat C

    Ketinggian tempat = 0- 500 m dpl

    Untuk kedelai yang berbiji besar 300 500 m

    dpl

    Lama penyinaran = 270 hari / tahun

  • B. tanah

    Entisol, regosol, Grumosol, Latosol, dan Andosol kurang baik

    pada tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung

    pasir kuarsa.

    pH = 5,8 7 ( pH 5,5, pertumbuhan

    bintil akar terhambat)

    Kedalaman efektif = 50 cm

    C organik = 0,8%

    Salinitas = < dari 2,5 mm/hos/cm

    Kedalaman sulfidik = lebih dari 100 cm

    Kemiringan = kurang dari 3 %

    Batuan permukaan = kurang dari 3%

    Singkapan batuan = kurang dari 3 %.

  • Kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai

    ( lihat FAO manual 1976)

  • B. Kesesuian Lahan Untuk Tanaman Pangan

    Lahan paling sesuai untuk padi:

    Sangat sesuai/Very suitable (S1)

    Lahan N1 (tidak sesuai sementara untuk

    padi)

    Lahan yang tidak sesuai selamanya untuk

    padi (N2)

    Lahan cukup sesuai S2

    Lahan S3 (kurang sesuai untuk padi)

  • JAGUNG

    Lahan

    Jagung tidak membutuhkan persyaratan tanah yang khusus agar

    supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan

    kaya humus.

    KEDELAI

    Media tanam

    Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak

    terlalu basah, tetapi air tetap tersedia.

    Ketinggian tempat

    Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan

    dengan ketinggian 0,5 - 300m dpl.

  • IV. Persiapan lahan untuk budidaya

    tanaman pangan

    A. Persiapan Lahan Untuk Budidaya Tanaman Padi

    Penyiapan lahan

    Penebasan rumput belukar

    Pengolahan tanah

    Pelumpuran dan perataan tanah

    Pembuatan drainase

    B. Persiapan Lahan Untuk Budidaya Tanaman Jagung

    Persiapan lahan

    Pembukaan lahan

    Pengolahan tanah

    Pembuatan drainase

  • Pembentukan bedengan

    Pengapuran

    C. Persiapan Lahan Untuk Tanaman Kedelai

    Persiapan lahan

    Pengolahan / penyiapan bedengan

    Pembentukan bedengan menurut panjang lahan

    Pembentukan drainase menurut panjang bedeng

    Pengapuran menurut pH ( 10 ton/ha untuk -1 pH

    normal) pengapuran diulang 3 4 sekali.

    Inokulasi

  • V. Tekhnik persiapan benih, persemaian

    dan pembibitan tanaman pangan

    A. Persiapan Benih Padi Untuk Persemaian Dan Pembibitan

    Benih

    Syarat benih yang dipakai dan perlakuan benih:

    Bermutu tinggi (daya kecembah lebih dari 90)

    Tidak tercampur dengan jenis padi atau biji

    tanaman lain

    Jumlah benih 30 45 kg per hektar jika sebar

    langsung, 25- 30 kg / ha dengan persemaian

    kering dan basah, 15 kg/ha untuk SRI

  • Perlakuan benih

    1. Masukkan benih dalam larutan garam 2% , buang yang

    mengapung ambil yang tenggelam saja.

    2. Cuci 5 6 kali dengan air bersih atau direndam dalam

    air yang mengalir alam goni hingga seluruh larutan

    garam hilang.

    3. Rendam benih selama 24 jam dalam air bersih

    4. Tiriskan dan inkubasi dalam goni basah selama 2 kali 24

    jam.

    5. Benih siap untuk ditabur di persemaian ( ditandai

    dengan sudah keluarnya akar dari benih padi).

  • Tipe Persemaian Padi

    A. Persemaian Basah

    Luas persemaian 3 5 % dari luas penanaman.

    Olah tanah sampai berstruktur lumpur

    Beri pupuk 10 gr Urea + 10 TSP atau 14 gr SP36 + 10 gr KCL

    per meter

    Taburi benih padi yang telah dikecambahkan

    Jaga air tetap macak-macak sampai bibit mencapai 5cm

    tingginya.

    Airi persemaian sebelum dilakukan pencabutan bibit.

    Bibit dicabut umur 25 30 hari setelah semai (tergantung areal

    penanaman padi).

  • B. Persemaian Kering

    Tanah diolah sampai bertektur halus

    Beri pupuk 10 gr Urea + 10 TSP atau 14 gr SP36 + 10

    gr KCL per meter

    Taburi benih padi yang telah dicampur dengan pestisida

    BenlateT20 WP sebanyak 1g/ kg benih.

    Taburi benih padi 150 gr per meter ( 3 genggam)

    Sirami persemaian pagi dan sore hari. Sirami

    persemaian hingga basah sekali sebelum dilakukan

    pencabutan bibit.

    Bibit dicabut umur 25 30 hari setelah semai.

  • C. Persemaian Dapoq (SRI)

    Kebutuhan lahan 3 5 per mil dari luas penanaman

    Olah tanah hingga berstruktur halus, campur dengan kompos

    dengan perbandingan 1:1 tanah diletakkan di atas lapisan kedap

    dengan ketebalan 2 4 cm.

    Taburi benih lebih kurang yang sudah dikecambahkan 450 gr per m2

    per semaian.

    Sirami pagi dan sore hari hingga tanah lembab. Sirami persemaian

    sebelum bibit dibawa kepenanaman.

    Penanaman bibit dilakukan pada umur 7 hari jika dihitung hari

    pertama adalah hari munculnya benih ( hari ke 5 setelah semai atau

    umur 12 hari jika dihitung dari hari pertama benih disemai)

    Penanaman bibit dilakukan dengan mengikut sertakan tanah atau

    kompos yang terangkut oleh akar ( tidak dicuci)

  • Persemaian basah

  • Persemaian kering

  • Persemaian dapoq

  • Tunggu sampai hingga 5 hari hitung daya kecambah dengan

    cara menghitung jumlah kecambah normal dari 100 benih yang

    dikecambahkan.

    B. Persiapan Benih Jagung

    Persyaratan benih

    Daya kecambah diatas 90%, bebas dari varietas lain, sehat.

    Penyiapan benih untuk benih yang diproduksi sendiri perlu dilakukan uji

    pendahuluan untuk melihat daya kecambah

    Untuk benih bersertifikat dapat langsung ditanam

    Perlakuan benih untuk yang tidak bersertifikat perlu dicampiri dengan

    pestida misalnya Marsal untuk melindungi benih dari jamur dan serangga

    sebelum diitanam.

    Untuk benih bersertifikat sudah dicampur lebih dulu dengan pestida

    sebelum dikemas.

  • C. Persiapan Benih Kedelai

    Persyaratan benih

    Daya kecambah diatas 85%, sehat, seragam dan bebas dari

    varietas lain.

    Penyiapan benih

    Sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin

    Kondisi dan lama penyimpanan dapat menurunkan daya

    kecambah benih

    Produksi benih dapat dilakukan sendiri dengan mengikuti pola

    penangkaran benih

    Tujuannya adalah agar benih yang dihasilkan memenuhi standar

    mutu benih kedelai.

  • Teknik penanaman benih

    Benih ditanam 3-4 biji tiap lubang (daya tumbuh agak

    rendah) atau dengan memperpendek jarak tanam (

    untuk varietas determinate)

    2 benih per lubang untuk varietas indeterminate.

    Penanaman dilakukan oleh 3 orang sekali jalan. Satu

    orang untuk menugal, satu orang untuk menaruh

    pupuk dan benih dan satu orang lagi untuk menutupi

    lubang.

  • VI. Teknik penanaman dan pola

    tanaman pangan

    1. PADI

    Penanaman

    Varietas harus sama untuk satu petak tersier ( 400 ha) diganti

    tiap 3 kali musim tanam

    Waktu tanam disesuaikan menurut musim/ keadaan air dilahan

    Jumlah bibit disesuaikan menurut kesuburan tanah, anakan dan

    sistem budidaya

    Jarak tanam/ model baris dan lajur disesuaikan dengan

    kesuburan tanah, varietas ( anakan) dan sistim budidaya.

    Cara penanaman menurut keadaan sawah

    Kedalaman lubang tanam dangkal untuk SRI dan dalam untuk

    konvensional

  • Bentuk penanaman persegi

  • Mesin penanam padi jagung dan

    kedelai

  • 2. JAGUNG

    Jarak tanam

    Pembuatan lubang tanam ditugal atau memakai

    mesin

    Jumlah benih per lubang tanam tergantung jumlah

    tongkol ( varietas)

    Jarak tanam dan model baris/lajur tergantung

    kesuburan, varietas dan pola tanam.

  • Bentuk Penanaman Persegi

  • Cara penanaman dengan menggunakan mesin atau

    secara manual satu orang menugal dan menutup lubang

    tanam, satu orang menaruh benih dan satu orang

    menaruh pupuk.

    Penanaman dilakukan setelah pemanenan padi,

    tergantung keadaan kelembapan tanah dan curah hujan.

    3. KEDELAI

    Jarak tanam tergantung dengan varietas indeterminate

    30-35 cm, determinate 20-25 cm.

    Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan tugal

    atau dengan mesin sedalam maksimum 2 cm.

    Teknik penanaman menanam 2 3 biji per lubang tanam.

  • Penanaman model persegi

    panjang pada tipe indeterminate

  • Untuk Pola Tanaman Pangan :

    a. Curah hujan. Curah hujan merata (irigasi dapat

    diatur, dapat diterapkan pola tanam monokultur dan

    multipe kultur, IP : 300-400)

    b. Pemilahan jenis tanaman berdasarkan curah hujan

    atau keadaan air

    c. Adaptasi agronomis disesuaikan menurut pola curah

    hujan dan jenis tanaman

    d. Pemasaran dan potensinya melalui sistim tataniaga

    formal dan informal

  • Pola tanam tumpangsari kedelai

    indeterminate dengan ubi kayu

  • VII. TEKNIK PEMELIHARAN TANAMAN PANGAN (1)

    A. Teknik Pemupukan Tanaman Pangan

    Pemupukan

    Penentuan Kebutuhan Pupuk

    Tergantung pada (1) tipe tanaman dan hasil yang

    diharapkan, (2) ketersediaan unsur hara dari tanah,

    (3) sumber-sumber unsur hara lainnya, dan (4)

    kehilangan hara.

    Pemupukan untuk tanaman padi perlu memperhatikan tepat

    jenis, dosis, waktu, cara dan lokasi. Hal ini untuk

    menghindari pengaruh buruk dari pemupukan yang tidak

    tepat.

  • Takaran pemupukan untuk

    persemaian padi

  • Pemupukan tanaman padi hibrida

  • Lanjutan...

  • Waktu pemupukan

    Pemupukan ke 1 = sebelum tanam atau pada saat tanam

    dilakukan dengan tujuan untuk memacu

    pertumbuhan awal tanaman. Dilakukan dengan

    pemberian pupuk organik pada saat awal

    pengolahan tanah, atau waktu tanam ditujukan

    untuk memberi kondisi yang tepat untuk

    pertumbuhan akar padi. Sedangkan pemberian

    pupuk anorganik dutujukan untuk mempercepat

    pertumbuhan tanaman padi stelah pindah

    kelapangan, memperbaiki sifat fisik, kimia dan

    biologi tanah

  • Pemupukan ke 2 = 25-30 HST( hari setelah tanam), ditujukan

    untuk merangsang anakan, dapat diberikan

    pupuk anorganik berupa pupuk N saja atau

    dilengkapi dengan P dan K.

    Pemupukan ke 3 = 40-45 HST, ditujukan untuk merangsang

    primodia bunga biasanya diberikan pupuk N

    saja yaitu 1/3 dari dosis total per hektar.

    Waktu pemberian pupuk pada tanaman padi

    selain disesuaikan dengan fase tumbuh juga

    dipengaruhi oleh kadar air dilahan.Waktu

    pemupukan dilakukan pada saat air dilahan

    tidak dalam keadaan tergenang. Hal ini untuk

    menghindari hilangnya pupuk yang mengalir

    kedalam saluran, yang dapat berpengaruh

    buruk bagi lingkungan dan ekosistim.

  • Cara pemupukan

    Cara pemupukan mempengaruhi efektifitas dan efesiensi dari

    pemupukan. Cara yang tepat menyebabkan pupuk dapat

    dimanfaatkan oleh tanaman dalam waktu yang tepat. Ketika

    menabur pupuk air harus serendah mungkin tetapi tidak

    boleh kering.

    Tepat Lokasi.

    Lokasi penanaman padi yang terletak didataran rendah

    maupun didataran tinggi terletak pada satuan peta lahan

    tertentu. Setiap satuan peta lahan mempunyai status hara

    tertentu pula yang mempengaruhi dosis pemupukan

  • Takaran pemupukan menurut lokasi

  • Pemupukan Jagung

    Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat

    bergantung pada kesuburan tanah dan fase tumbuh

    tanaman karenannya diberikan secara bertahap.

    Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300

    kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl =50-100 kg/ha.

    Anjuran untuk pemupukan dilakukan dengan tepat

    dosis, cara, waktu, jenis dan lokasi.

  • Dosis pemupukan jagung adalah pupuk Urea sebanyak

    200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan

    pupuk KCl sebanyak 50-100 kg.

    Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap.

    Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan

    bersamaan dengan waktu tanam.

    Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan

    setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah

    tanam.

    Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan

    setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah

    malai keluar.

  • PEMUPUKAN KEDELAI

    Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan

    dan kondisi tanah

    Pemupukan pada kedelai untuk berbagai kondisi lahan.

    a) Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.

    b) Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha,

    TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.

    c) Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha,

    TSP=75 kg/ha danKCl=100 kg/ha.

    d) Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk

    kandang=2000-5000 kg/ha; Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75

    kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.

  • B.Teknik Pengairan Tanaman Pangan

    Teknik pemberian air untuk tanaman pangan dapat

    dilakukan melalui irigasi permukaan dan bawah

    permukaan tanah.

    Pemberian air untuk tanaman pangan harus di

    berikan secara tepat jumlah, waktu, cara dan kualitas

    air yang digunakan.

  • PADI

    Pengairan untuk tanaman pangan padi secara

    konvensional

    Kebutuhan air (d) atau tinggi kolom air yaitu perbandingan antara

    volume air yang digunakan dibagi dengan luas lahan. Tanaman padi

    rata-rata evapotranspirasi sebesar 6 7 mm/hari atau 600 700

    mm/musim tanam (3 bulan)

    Kebutuhan air dipersemaian 150 200 mm

    Kebutuhan air selama pembibitan 250 450 mm

    Kebutuhan air dari penanaman panen 120 mm 1400 mm

    Kebutuhan air total 1200 1400 mm/musim tanam (3 bulan)

  • LANJUTAN...

    Ada 7 sistem cara pengairan padi secara

    konvensional:

    1. System terus menerus ( continue) statis dangkal 2,5 cm

    2. System terus-menerus statis sedang 2,5- 7,5 cm

    3. System tetus-menerus statis dalam 10 cm

    4. System tetus-menerus dan mengalir

    5. Irigasi bergilir

    6. Irigasi selang-seling

    7. Irigasi tadah hujan

  • Pengaturan Air untuk Padi

    konvensional

  • Pengairan Sistim SRI

    Pada sistem SRI penggenangan tidak melebihi 2 cm dengan

    lama penggenangan tidak lebih dari satu minggu.

    Pengeringan dilakukan hingga tanah retak-retak.

    Pada fase reproduktif dilakukan pengairan dengan ketinggian

    air genangan tidak melebihi 2 cm sampai 10 hari menjelang

    panen.

    Kekurangan air pada fase pengisian bulir yaitu sebulan

    sebelum panen menyebabkan rontoknya bunga, meningkatnya

    persen gabah hampa, menurunkan berat seribu biji.

  • Pengairan sistim SRI

  • Pengairan Sistim SRI

    Keadaan air dilahan sebelum

    tanaman berbunga

    Masa pengeringan padi SRI untuk

    memberi kesempatan tanah beroksidasi

  • Perbaikan fisik, kimia dan biologi

    tanah pada sistim SRI

  • JAGUNG

    Bila curah hujan mencukupi tidak diperlukan

    pemberian air tambahan, asalkan tanah cukup

    lembab terutama pada fase awal pertumbuhan,

    pembungaan dan pengisian tongkol.

    Optimalisasi penggunaan air dapat dilakukan

    dengan penambahan bahan organik persiapan

    lahan, pembuatan saluran draenase dan kemilir,

    serta pemakaian mulsa.

  • Pengairan pada Jagung

  • KEDELAI

    Pada awal pertumbuhan tanah harus dalam

    keadaan lembab

    Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari

    7 hari, tanah harus diairi.

    Caranya tanaman digenangi air selama 30-60 menit (

    bila tidak ada hujan selama 7 hari ) Pengairan seperti ini

    diulangi setiap 7-10 hari.

    Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah

    terisi penuh.

  • Pengairan pada tanaman kedelai

    Pengairan kedelai lewat permukaan melalui alur

  • Pengairan tanaman kedelai

    dengan sprinkler pada lahan kering

  • VIII. TEKNIK PEMLIHARAAN TANAMAN PANGAN

    (LANJUTAN)

    Teknik pemeliharaan tanaman pangan lanjutan meliputi

    1. Penyiangan,

    2. Penjarangan,

    3. Penyulaman,

    4. Pembumbunan,

    5. Pemberian ZPT dan

    6. Vitamin

    Tujuannya adalah untuk menjaga agar tanaman

    mendapatkan kondisi lingkungan biofisik sesuai dengan

    kebutuhan pada setiap fase tumbuh kembang tanaman.

  • Pemeliharaan tanaman padi

    Penyulaman pada tanaman padi.

    Penyulaman pada tanaman padi dilakukan agar tidak ada

    lahan yang kosong.

    Penyulaman pada tanaman padi dilakukan sebelum

    tanaman mencapai umur 2 minggu setelah tanam.

    Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman

    yang mati, berpenyakit, terkena serangan hama dan

    mengganti dengan bibit yang seumur dan sehat.

    Penyiangan

    Pemberian ZPT dan Vitamin

  • Gambar penyiangan pada padi

    Penyiangan padi menggunakan rotary weeder

  • Penyemprotan ZPT dan vitamin pada padi

  • Jagung

    Penjarangan dan PenyulamanTanaman Jagung

    Untuk jarak tanam lebar dipelihara dua tanaman, pada jarak

    tanam sempit hanya satu tanaman saja.

    Hal ini dilakukan untuk memastikan tanaman mendapatkan, air,

    hara, cahaya matahari dan ruang tumbuh yang cukup.

    Penyulaman tanaman jagung

    Penyulaman tanaman jagung dilakukan dengan mencabut

    tanaman yang mati, terserang hama atau penyakit.

    Penyulaman dilakukan untuk menggantikan dengan tanaman

    yang seumur.

  • KEDELAI

    Penyulaman Kedelai

    Benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan

    biji-biji yang baru yang telah dicampur Legin atau bakteri nitrogen.

    Apabila tidak tumbuh mencapai lebih dari 10 %

    Penyiangan

    Penyiangan pada tanaman pangan dilakukan dua atau tiga kali selama

    fase vegetatif

    Penyiangan dilakukan dengan menggunakan tangan atau alat penyiang

    manual maupun mekanis, dapat berupa rotary weeder atau canun

    weeder.

    Penyiangan bertujuan untuk memberantas gulma agar tidak bersaing

    dengan tanaman utama untuk mendapatkan air, hara, sinar matahari

    dan ruang untuk tumbuh

  • A.Teknik PenyianganTanaman Pangan

    Penyiangan padi

    Penyiangan padi dilakukan 2 sampai 3 kali selama fase vegetatif.

    Penyiangan dapat dilakukan secara manual dengan kelompok

    penyiang yang mencapai 20 orang untuk satu hektar lahan atau

    menggunakan rotary atau cano weeder.

    Penyiangan jagung

    Penyiangan jagung dilakukan dengan tujuan untuk mencegah

    gulma bersaing dengan tanaman utama atau menjadi inang bagi

    hama dan penyakit. Penyiangan dapat dilakukan secara manual

    maupun menggunakan mesin penyiang yang dapat di stel

    menurut jarak tanam tanaman

  • Penyiangan kedelai

    Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada

    umur 2-3 minggu.

    Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai

    berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-

    2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2

    (pemupukan lanjutan).

    Penyiangan dapat dilakukan dengan cara menggikis gulma

    yang tumbuh dengan tangan atau kuret

    Apabila lahannya luas,dapat juga dengan menggunakan

    herbisida contoh Lasso untuk gulma berdaun sempit

    dengan dosis 4 liter/ha

  • B. Teknik Pembubunan Tanaman Pangan

    Pembubunan tanaman pangan

    Pembubunan dapat meningkatkan oksidasi tanah untuk aktifitas

    akar dan mikrobia tanah, selain itu pembubunan juga mencegah

    tanaman rusak akibat tergerus tanah oleh air hujan dan air

    siraman.

    Pembumbunan harus dilakukan secara hati-hati.Luka pada akar

    akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

    Tanaman padi tidak dilakukan pembunbunan dalam

    pemeliharaannya. Tetapi fungsi dari pembunbunan seperti

    tanaman jagung dan kedelai dilakukan sekaligus oleh alat

    penyiang seperti rotary weeder dan canue weeder

  • JAGUNG

    Pembumbunan jagung

    Pembumbunan pada tanaman jagung dilakukan sekaligus dengan

    penyiangan yang dilakukan dua sampai tiga kali selama fase

    vegetatif tanaman. Cara pembumbunan tanaman jagung

    dilakukan dengan cara menggemburkan tanah 20 cm dari

    perakaran dan menimbun kearah pangkal batang.

    KEDELAI

    Pembumbunan kedelai

    Pembumbunan tanaman kedelai dilakukakan dengan

    menggemburkan tanah sampai 10 cm dari pangkal batang dan

    menimbun kearah pangkal batang. Pembumbunan dilakukan 2

    sampai 3 kali selama fase vegetatif tanaman. Pembubunan

    dilakukan bersamaan dengan penyiangan

  • C. Teknik Pemeliharaan Lainnya Untuk

    Tanaman Pangan

    PADI

    Pemeliharaan lainnya untuk padi.

    Dalam pemeliharaan tanaman padi dapat diberikan zat pengatur

    tumbuh misalnya sitozim, selain itu juga dianjurkan untuk

    memberikan vitamin.

    JAGUNG

    Pemeliharaan lainnya untuk jagung.

    Pada tanaman jagung hibrida dengan populasi tinggi pemberian

    vitamin dan zat pengatur tumbuh dapat meningkatkan kualitas

    hasil walaupun dengan populasi yang tinggi.

  • KEDELAI

    Pemeliharaan untuk Tanaman Kedelai.

    Tanaman kedelai yang ditanam pada lahan kering

    dengan populasi yang tinggi memerlukan perawatan

    yang intensif

    Tanaman kedelai yang terlindung akan selalu muda

    sehingga proses pembentukan buah kurang baik, dan

    hasilnya akan sedikit, bahkan tidak berbuah sama sekali

    Penanaman yang intensif juga dilakukan penyemprotan

    zat pengatur tumbuh dan vitamin untuk meningkatkan

    hasil.

  • IX. Teknik pengendalian tanaman pangan

    A. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Secara kultur

    teknis

    Dimulai dari tindak agronomis awal sampai pemungutan hasil

    tanaman, yang meliputi:

    1. Persiapan lahan

    2. Menghancurkan tanaman inang yang menjadi vector bagi hama

    tertentu

    3. Tindakan pengairan

    4. Pemberian kapur

    5. Rotasi tanaman: sebaiknya menanam tanaman yang berbeda

    family

    6. Melakukan pengaturan musim tanam

  • B. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Pangan

    Secara Fisik

    Penggunaaan aspek fisika dalam pengendalian hama

    dapat berupa suhu dingin dan panas, cahaya radiasi

    sinar alpha beta dan gama perangkap hama dan lain-

    lain.

    Cara fisik relatif lebih aman dibandingkan dengan cara

    kimia yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan

    akibat resistensi residu untuk jangka panjang.

  • C. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Pangan

    Secara Kimia

    Dalam pengendalian hama dapat berupa kimia organikmaupun anorganik dengan cara kerja sistemik maupun racun

    kontak.

    Pengendalian hama dengan cara kimia relatif lebih cepatdibanding dengan cara lainnya, namun bahan kimia anorganik,

    pengaruhnya terhadap lingkungan sangat lama untuk

    dineralisir.

    Cara yang lebih aman adalah dengan menggunakansenyawa kimia organik

    Penggunaan senyawa kimia organik dapat berupa senyawa-senyawa yang dapat diekstrak dari tumbuhan yang

    mengandung bahan aktif tertentu misalnya daun mengkudu,

    tomat, mahoni, oleander, nimba, dll.

  • D. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Pangan Dengan

    Pemulian Tanaman

    Dalam pengendalian hama berupa penggunaan produk

    hasil pemuliaan misalnya varietas yang tahan terhadap

    hama.

    Untuk menjaga agar varietas tersebut tidak patah

    ketahanannya dengan menyesuaikan diri terhadap

    varietas unggul tersebut dan membentuk biotip yang

    baru

    Varietas yang mulai turun ketahanannya atau sudah

    patah sama sekali ketahanannya harus ditarik dari

    peredaran

  • E. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Pangan Secara Hayati

    Dalam penggunaan tanaman pangan dapatberupa musuh alam, parasit telur, predator danlain-lain.

    Bila jumlah hama dan predator dan musuhalamnya dalam keadaan seimbang maka tidakdilakukan pengendalian.

    Pengendalian dilakukan bila jumlah hama, musuhalam, parasit tidak seimbang.

  • X. Hama Tanaman Pangan dan Cara

    Pengendaliannya

    A. Hama Tanaman Padi dan Pengendaliannya

    Pengendalian hama

    1. Pada saat pengolahan tanah

    2. Penyiangan manual secara rutin mengunakan sabit

    1. Penggunaan pestisida organik dan anorganik

    Jenis-jenis hama padi

    1. Pengerek batang

    2. Ulat grayak

    3. Walang sangit

    4. Tikus

  • 5. Hama putih

    6. Hama putih palsu

    7. Kepending tanah

    8. Keong mas

    B. Hama Tanaman Jagung dan pengendaliannnya

    Pengendalian hama

    1. Hama Lalat bibit

    Pengendaliannya:

    Penanaman serentak, tanaman yang diserang lalat harus segera dicabut, kebersihan disekitar areal harus dijaga.

  • Ulat pemotong

    Pengendaliannnya:

    Tanaman secara serentak pada areal yang luas,

    mencari dan membunuh ulat yang ada dalam tanah,

    disemprot terlebih dahulu sebelum ditanam.

    C. Hama Tanaman Kedelai dan Pengendaliannya

    Hama

    1. Aphis SPP

    Pengendaliannya:

  • Menanam kedelai pada waktunya, membuang bagian

    tanaman yang terserang hama, menggunakan musuh

    alami, penyemprotan insektisida.

    2. Melano agromyza phaseoli, kecil sekali (1,5mm)

    Pengendaliannya: Waktu tanam pada saat tranah masih

    lembab, penyemprotan agrothion 50

    EC.

    3. Kumbang daun tembukur (phaedonia inclusa)

    Pengendaliannya: Penyemprotan agrothion 50EC,

    basudin 50 EC.

  • 4. Ulat polong (Etiela Zinchenella)

    Pengendaliannya:Ditanam tepat waktunya,

    penyemprotan durssban 20 EC

    5. Kepala polong (Riptortis Lincearis)

    Pengendaliannya:Penyemprotan Surecide 25 EC

    6. Lalat kaca (Ophiomyia Phasioli)

    Pengendaliannya:Tanah diberi vuradan 36,

    penyemprotan insectisida Azordin 15

    WSC

  • 7. Kepik hijau (Nezara Viridula)

    Pengendaliannya:Azordin 15 WCS, Dursban 20 EC,

    Fomodol 50 EC.

    8. Ulat grayak (Prodenia Litura)

    Pengendaliannya:Dengan cara sanitasi, disemprotkan

    pada sore/malam hari (saat

    ulat,menyerang tanaman) beberapa

    insektisida yang efektif seperti dursban

    20 EC, Azordin 15 WSC dan Basudin

    50 EC.

  • Hama penggerek batang padi

  • Gambar Ulat Pada Tanaman Padi danHama Walang Sangit

  • Hama Tikus

  • Hama Putih

  • Hama Putih Palsu dan Hama kepik

  • Lalat Bibit pada Jagung dan Ulat

    Pemotong

  • Kutu pada Jagung

  • Siklus hidup lalat

  • Kumbang Daun Kedelai dan Ulat

    Tentara

  • Walang Sangit dan Kepik

  • Ulat Grayak pada Tanaman Kedelai

  • XI. Teknik pengendalian penyakit tanaman

    pangan

    A. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman PanganKulturTeknis

    Pengendalian penyakit tanaman pangan secara kutur teknisdimulai dari:

    Persiapan lahan harus dilakukan dengan cara yang tepat agarpenyakit tidak terakomulasi di lahan.

    Pembuatan saluran draenase juga dapat mencegah penyakityang menyebar melalui sistem irigasi

    Persiapan benih dapat dilakukan pencampuran pestisidadengan benih dan uji benih.

  • Penanaman dan jarak tanam

    pengaturan jarak tanam pada varietas padi beranak

    banyak juga dapat mengurangi penyebaran penyakit.

    Selain itu juga menjaga sanitasi lahan

    Pemeliharaan tanaman

    Rotasi tanaman

    Rotasi tanaman dilakukan dengan menanam tanaman

    yang tidak dalam satu family untuk waktu tertentu

    Penanaman tanaman atractan atau penarik

    dan

    Repellent atau penolak patogen

  • B. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman Pangan Secara Fisik

    Pengendalian penyakit secara fisik, dilakukan dengan aplikasi aspek fisika,

    berupa radiasi, panas, dingin, gaya mekanik, pengaturan kelembapan,

    pengeringan, pengasapan dll.

    Pengendalian penyakit secara fisik pada tanaman pangan dapat dimulai

    sebelum tanam, saat persiapan lahan, pengisian bulir, panen, pasca panen,

    pengolahan hasil, penggudangan.

    1. Persiapan lahan: dilakukan dengan cara membolak-balikan tanah

    2. Penggunaan cahaya ultraviolet yang dapat membunuh penyakit yang ada

    dipermukaan benih

    3. Perendaman dengan air panas dapat mengendalikan penyakit tertentu.

    4. Manajemen penggudangan produk : pengaturan ventilasi gudang,

    kelembaban, temperatur, dll, guna menjamin kualitas produk yang

    disimpan.

  • C. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman

    Pangan Secara Kimia

    Pengendalian penyakit tanaman secara kimia dilakukan dengan

    penggunaan senyawa aktif tertentu yang mempunyai efek

    mempengaruhi , menekan, atau membasmi penyakit.

    Senyawa kimia yang dapat digunakan dapat berupa senyawa

    organik maupun anorganik.

    Senyawa organik adalah senyawa yang berasal dari ekstrak, hasil

    fermentasi dari bahan-bahan organik yang dapat menekan

    perkembangan penyakit.

    Keuntungannya adalah residunya dapat segera diurai oleh mikrobia,

    murah, mudah dalam proses pembuatannya, petani lebih mandiri

    dalam menggendalikan penyakit, dan keamanan produk lebih terjamin

  • D. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman Pangan

    Secara hayati

    Pengendalian penyakit secara biologi dilakukan

    Dengan menggunakan organisme tertentu untuk

    mengendalikan penyakit tertentu pada tanaman,

    Misalnya penggunaan mikoriza pada tanaman

    pangan dapat mengendalikan panyakit tertentu

    pada akar.

    Pemanfaatan mikoriza dapat menghindari

    tanaman dari penyakit fisiologis akibat

    kekeringan

  • XII. Penyakit Tanaman Pangan dan

    Cara Pengendaliannya

    A. Penyakit Tanaman Padi dan cara pengendaliannya

    1. Busuk leher (neck rot)

    Pengendaliannya:

    Diarahkan pada penanaman yang baik, menanam

    varietas yang tahan, membakar sisa-sisa tanaman

    yang diserang, mengurangi pemakaian N yang

    berlebihan

  • 2. Bercak coklat sempit (Cercospora oryzae)

    Pengendaliannya:

    Pengendalian dilakukan dengan 3x penyemprotan

    fungsidan benomil (benlate 50 wp) dan Mankozep

    (dithane M-45)

    3. Hangus palsu

    Pengendaliannya:

    Terhadap penyakit ini tidak dilakukan usaha

    pengendalian yang khusus, karena dianggap kurang

    merugikan skleratum yang cukup besar itu dapat

    dengan mudah dibersihkan.

  • 4. Kerdil hampa

    Pengendaliannya:

    Penanam varietas lahan, mengusahan agar persemaian

    bebas dari vektor, pemakaian insektisida.

    5. Kerdil rumput

    Pengendaliannya:

    Penanaman varietas lahan, pola tanam, sanitasi.

    6. Bercak coklat

    Pengendaliannya:

    Meningkatkan cara bertanam, sanitasi dan pergiliran

    tanaman, perawatan biji, paenanaman varietas tahan,

    penyemprotan.

  • 7. Tungro

    Pengendaliannya:

    Mengendalikan sektor serangga dengan

    insektisida, merendam semai dengan insektisida

    sistemik, menginaktivasi virus dengan ferrulid

    acid atau menekan gejala dengan karbindenzoil.

  • B.Penyakit Tanaman jagung Dan cara

    pengendaliannya

    1. Penyakit bulai (Downy mildew)

    Pengendaliannya:

    Penanaman dilakukan menjelang atau awal musim

    penghujan, pola tanam dan pola pergiliran

    tanaman, penanaman varietas unggul, dilakukan

    pencabutan tanaman yang terserang, Kemudian

    dimusnakan

  • 2. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)

    Pengendaliannya:

    Mengatur kelembaban pada areal tanaman, menanam

    varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap

    penyakit, melakukan sanitasi pada areal pertanaman

    jagung, kimiawi menggunakan pestisida seperti pada

    penyakit bulai dan bercak daun.

    3. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)

    Pengendaliannya:

    Mengatur kelembaban areal pertanaman jagung

  • Dengan cara pengeringan dan irigasi, memotong bagian

    tanaman kemudian dibakar, benih yang akan ditanam

    dicampur dengan fungsida secara merata hingga semua

    permukaan benih terkena.

    4. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji

    Pengendaliannya:

    Menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran

    tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih,

    penyemprotan dengan fungsida setelah ditemukan gejala

    serangan.

  • C. Penyakit Tanaman Kedelai Dan Pengendaliannya

    1. Penyakit layu bakteri (Pseudomonas sp)

    Pengendaliannya:

    Biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu

    dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman

    dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan

    tanaman inang penyakit tersebut. Pembersihan belum ada.

    2. Penyakit layu ( jamur tanah :scerotium rolfsil)

    Pengendaliannya:

    Varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan

  • Penyakit layu, menyemprotkan dithane M 45, dengan

    dosis 2 gram/liter air.

    3. Penyakit sapu (Witches Broom : virus)

    Pengendaliannya:

    Menyemprotkan tetracycline atau tokuthion 500 EC.

    4. Penyakit anthracnose (Cendawan Colletotrichum Glycine

    Mori)

    Pengendaliannya:

    Perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat,

    penyemprotan Antracol 70 WP, Dithane M 45, Copper

    Sandoz.

  • 5. Penyakit karat (Cendawan Phakospora

    Phachyrizi)

    Pengendaliannya: cara menanam kedelai yang

    tahan terhadap penyakit, menyemprotkan Dithane

    M 45.

    6. Penyakit bercak daun bakteri (Xanthomonas

    Phaseoli)

    Pengendaliannya:

    Menyemprotkan Dithane M 45.

  • 7. Penyakit busuk batang (Cendawan Phytium SP)

    Pengendaliannya:

    Memperbaiki drainase lahan, menyemprotkan Dithane

    M45.

    8. Penyakit mosaik (Virus)

    Pengendaliannya:

    Menanam varietas yang tahan terhadap virus,

    menyemprotkan Tokuthion 500 EC.

  • Gejala penyakit blas daun(A), blas batang(B), blas

    buku(C), blas Kolar(D)

  • Gejala penyakit bercak daun

  • Gejala penyakit hangus palsu,

    Kerdil hampa dan Kerdil rumput

  • Bercak Coklat dan Daun padi

    terserang virus tungro

  • Penyakit bulai dan Penyakit bercak

    daun

  • Penyakit karat, Penyakit gosong bengkak dan

    Penyakit busuk tongkol

  • Layu bakteri, Penyakit layu dan

    Penyakit sapu

  • Penyakit anthracnose, Penyaklit karat dan

    Penyakit bercak daun bakteri

  • Penyakit busuk batang dan Virus

    mosaik

  • XIII. Teknik pengendalian gulma tanaman

    pangan

    A. Teknik Pengendalian Gulma Secara Kultur Teknis

    Dimulai dari:

    Persiapan lahan: dilakukan mulai pengolahan tanah sampai

    perataan tanah dengan menggunakan garu.

    Pengaturan jarak tanam:jarak tanam yang tepat sesuai dengan

    daya penutupan tanaman pangan menyebabkan gulma akan

    tertekan pertumbuhannya

    Penanaman varietas indeterminate: mempunyai cabang yang

    banyak menyebabkan penutupan ruang tumbuh lebih rapat

    sehingga sinar matahari yang sampai ke tanah sangat sedikit

    yang menyebabkan pertumbuhan gulma tertekan.

  • Pemilihan bentuk penanaman: Pemilihan bentuk

    penanaman persegi atau persegi panjang akan

    memudahkan pengendalian gulma secara manual,

    mekanik dan mesin

    Pengaturan air di lahan: pada tanaman genangan air yang

    tinggi dapat menekan pertumbuhan gulma.

    Penggunaan mulsa: penggunaan mulsa dapat berupa

    mulsa organik (jerami padi, sekam,dll) dan mulsa

    anorganik (plastik).

    Penyiangan dan penyulaman tanaman: gulma dapat

    dikendalikan secara langsung yaitu dengan melakukan

    penyiangan dan penyulaman tanaman.

  • B. Teknik Pengendalian Gulma Secara Kimia

    Didasarkan pada pengaruh bahan aktif tertentu dalam

    pengendalian gulma.

    Senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma

    disebut herbisida

    Herbisida yang digunakan dapat berupa senyawa organik dan

    anorganik bila dilihat dari stuktur kimiawinya

    Penggunaan herbisida untuk memberantas gulma harus

    memperhatikan fase pertumbuhan gulma dan tanaman utama

    dan pengaruhnya bagi lingkungan.

    Penyemprotan herbisida harus memperhatikan waktu

    pemberian yang tepat, formulasi, kimiawi herbisida, selektifitas,

    efek residu, persistensi dan degradasi herbisida dalam tanah dan

    tubuh tanaman.

  • a. Waktu pemberian yang tepat: waktu yang tepat melakukan penyemprotan

    herbisida adalah pada stadia roset atau sebelum mulai pembungaan.

    b. Formulasi dan kimiawi herbisida : Formulasi dan kimiawi herbisida perlu

    diperhatikan karena menyangkut daya kerjanya pada masing-masing jenis

    gulma dan keamanan tanaman utama dan lingkungan.

    c. selektifitas: Yaitu daya bunuh suatu herbisida pada salah satu jenis

    tumbuhan, dalam hal ini gulma dan relatif tidak merusak tanaman

    budidaya.

    d. Efek residu: yaitu sisa penggunaan herbisida dalam tanah atau dalam tubuh

    tumbuhan akibat kelebihan dosis penggunaan, dan dapat memberikan

    dampak pada peristiwa tumbuhnya tanaman berikutnya.

    e. Persistensi dan degradasi: akibat pemakaian herbisida yang berlebihan,

    dapat merusak tanah karena bahan aktif herbisida tidak dapat terurai untuk

    waktu puluhan tahun

  • C. Teknik Pengendalian Gulma Secara Fisik

    Dilakukan dengan menerapkan aplikasi ilmu fisika dalam

    pengendalian gulma.

    Berupa penggunaan alat-alat yang memudahkan petani

    untuk melakukan pengendalian gulma secara fisik,

    misalnya penggunaan rotary weeder atau cano weeder.

    Keuntungan penggunaan rotary weeder atau cano weeder

    yaitu:

    1. Dapat mengendalikan gulma pada lahan yang luas

    dengan tenaga kerja yang lebih sedikit

    2. Menghemat biaya pengeluaran

  • D. Pengendalian Gulma Secara Hayati

    Dengan menggunakan mikrobia yang

    menghasilkan senyawa-senyawa tertentu yang

    dapat menekan perkecambahan dan pertumbuhan

    gulma pada tanaman pangan.

    Aplikasi mikrobia dengan frekuensi dan intensitas

    tertentu dapat digunakan untuk mengendalikan

    gulma secara hayati.

  • XIV. GULMA TANAMAN PANGAN DAN CARA PENGENDALIANNYA

    A. GulmaTanaman Padi dan Cara Pengendaliannya

    1. Pengendalian Gulma padaTanaman Padi Sawah

    a. Persiapan tanaman atau pengerjaan tanah

    bertujuan untuk menciptakan kondisi fisik tanah yang baik

    untuk pertumbuhan tanaman dan menciptakan kondisi

    persawahan yang bersih dari gulma menjelang tanaman padi

    melalui pelumpuran.

    b. Pengendalian pencegahan

    yaitu menghindari hal-hal yang memungkinkan masuknya biji

    gulma ke daerah persawahan.

    c. Pengendalian secara mekanis

    yaitu dengan menggunakan alat seperti lalandak atau rotary

  • d. Pengendalian dengan tangan (handweeding)

    Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu pada umur 21 dan 24 hari

    setelah tanam. Kelemahan penyiangan dengan tangan yaitu

    diperlukan banyak waktu, tenaga dan biaya yang tinggi.

    e. Pergiliran tanaman

    Contoh pergiliran tanaman dalam satu tahun :Padi padi

    palawija atau Padi palawija padi.

    f. Pengaturan air

    Penggenangan air yang tinggi pada padi konvensional dapat

    menekan pertumbuhan gulma.

    g. Persaingan tanaman

    Mengusahakan tanaman yang dibudidayakan pertumbuhan baik

    sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma.

  • h. Pemupukan

    bila pemupukan N tinggi maka harus disertai dengan

    penyiangan yang baik atau penyiangan mutlak

    diperlukan agar tidak terjadi persaingan antara padi

    dann gulma.

    i. Herbisida

    Cara pemberian herbisida di tanah sawah tergantung

    pada formulasi herbisida.

  • No. Herbisida Dosis

    (kg/ha)

    bahan aktif

    Waktu pemberian (hst)Efektif terhadap

    gulma-golongan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    MCPA

    2,4 D

    Propanil

    Oxadiazon

    Ocsfixon 5 ODS

    Benthiocarb

    Benthiocarb/2,4-D IPE

    Piperophos

    Oxyflourfen G

    Satunil 60 EC

    0,6 - 0,8

    0,6 - 0,8

    1,5 - 3,0

    0,8 - 1,0

    0,25

    2,0 - 4,5

    20 - 25 prod

    0,75 - 1,5

    20 - 25 prod

    4 - 6 prod

    4 atau 28

    4 atau 8

    21 28

    1 4

    4

    1 - 4

    1 - 4

    1 - 4

    1 - 4

    21

    BL

    BL

    BL dan R

    BL dan T

    BL dan T

    BL dan T

    BL dan T

    BL dan T

    BL, T dan R

    BL, T dan R

    Macam-macam herbisida untuk padi sawah

  • 2. Pengendalian Gulma Pada Padi Gogo/Gogo Rancah

    Pertanaman tumpang sari

    Yaitu dengan menanam tanaman lain di antara barisan

    tanaman padi gogo, misalna kacang hijau atau kedelai.

    Pemakaian serasah (mulching)

    Pemakaian serasah ialah menutup permukaan tanah

    diantara baris padi gogo dengan maksud menghalangi

    sinar matahari jatuh ke permukaan tanah.

    Penyiangan secara kimiawi

    Yaitu dengan menggunakan herbisida.

  • X V V X V V V X X X X

    X V V X V V V X X X X

    X V V X V V V X X X X

    X V V X V V V X X X X

    X V V X V V V X X X X

    X V V X V V V X X X X

    X = tanaman padi gogo X = serasah

    a. Tumpangsari b. Pemakaian Serasah

    V = tanaman kedelai/kacang hijau = serasah jerami, alang-alang atau sisa tanaman lainnya

  • Herbisida Dosis ba

    (kg/ha)

    Waktu pemberian

    (hst)

    Efektif terhadap

    gulma golongan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Oxadiazon

    Butachlor

    Rifit

    Benthiocarb/Prometryne

    Benthicarb/Propenil

    Satunil

    0,25 - 0,75

    1,0 - 1,5

    0,75 - 1,0

    7 - 8 prod

    6 - 8 prod

    6 - 8 1/ha prod

    2 - 4

    2 - 4

    2 - 4

    2 - 4

    21 - 28

    21 - 28

    BL

    BL dan R

    R dan BL

    BL dan T

    R dan B

    BL, T dan R

    Keterangan : ba : bahan aktif BL : berdaun lebarProd : produk bahan dagang R : rumputHst : hari setelah tanam padi T : teki

    Jenis herbisida untuk padi gogo/gogo rancah

  • B. Gulma Tanaman Jagung Dan Cara Pengendaliannya

    Pengedalian gulma pada tanaman jagung dapat dilakukan

    dengan berbagai cara, antara lain:

    a. Penyiangan dengan tangan / dengan kored

    Penyiangan dilakukan pada saat tanaman jagung

    berumur 21 dan 42 hari setelah tanam.

    b. Pengolahan tanah dalam baris (strip tillage)

    Pengolahan tanah hanya dikerjakan selebar 40 cm pada

    baris yang ditanami jagung, dan gulma (alang-alang)

    dibabat lalu dipakai sebagai serasah diantara baris

    jagung.

  • c. Tumpangsari

    Yaitu dengan menanam tanaman lain di antara

    barisan tanaman jagung, misalnya tanaman

    kacang hijau atau kedelai

    d. Penyiangan secara kimiawi

    Pemakaian herbisida pra tumbuh, bertujuan

    menggantikan penyiangan dengan tangan.

  • Herbisida

    Dosis prod

    (kg/ha)

    Waktu

    pemberian

    (hst)

    Efektif untuk

    membenamkan

    gulma golongan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Atrazine

    Alachor

    Benthiocarb/Prometryne

    Paraquat

    Dalapon

    Glyphosate

    2 - 6

    4 - 6

    7,5

    2,5

    7 - 8

    2 4

    1

    1

    1

    3 hbt atau 42

    3 hbt

    7 hbt

    BL, T, R

    R, T

    BL, T, R

    BL, T , R

    R

    BL, R, T

    Keterangan : hst = hari setelah tanamhbt = hari sebelum tanamBL = berdaun lebarR = rumputT = tekiProd = produk bahan perdagangan

    Herbisida yang dapat dipakai untuk jagung

  • C. Gulma Tanaman Kedelai Dan Cara

    Pengendaliannya

    Cara pengendalian gulma antara lain:

    a. Penyiangan dengan tangan

    Penyiangan ini dilakukan dua kali, yaitu pada

    saat tanaman berumur 21 dan 42 hari.

    b. Pemakaian serasah jerami padi (pada pertanaman

    bekas padi sawah)

    Pemakaian serasah dapat menekan

    perkecambahan / pertumbuhan biji-biji gulma.

  • c. Penyiangan secara kimiawi

    Pengolahan tanah minimun dan menggunakan

    herbisida paraquat dengan dosis 2,5 L/ha

    d. Herbisida pra tumbuh

    Pengolahan tanah dilakukan seperti biasa

    (normal tillage) atau pengolahan tanah

    minimum, kemudian 1-3 hari setelah tanam

    disemprot dengan herbisida.

  • Herbisida

    Dosis

    (kg/ha)

    Waktu

    Pemberian

    (hst)

    Efektif

    memberantas

    gulma golongan

    Hasil biji

    kering bersih

    (ku/ha)

    1

    2

    3

    4

    5

    Alachor

    Chlorbromuron

    Metalochlor

    Benthiocarb/Prometryne

    Disiang 2 kali

    4

    1,5

    3,0

    7,5

    -

    1

    1

    1

    1

    21 dan 42

    R dan T

    R dan BL

    R dan T

    BL, R, T

    -

    15,29

    14,45

    14,18

    14,58

    12,47

    Pengaruh herbisida terhadap hasil biji kedelai

  • Pengendalian Gulma pada Persawahan Pasang Surut

    Pada umumnya petani daerah pasang surut didalam

    usaha tani padi menekankan pada persiapan tanam

    Proses persiapan tanam ini merupakan bagian yang

    memerlukan banyak waktu, tenaga dan biaya, sebab

    pada periode ini gulma yang tumbuh sangat lebat

    Pembagian herbisida guna mengendalikan gulma

    dilakukan pada saat persiapan tanam yaitu dengan

    menggunakan herbisida pra tanam, seperti Paraquat.

  • Perlakuan persiapan tanam

    Dosis produk

    (kg/ha)

    Waktu aplikasi (hbt) Hasil gabah kering bersih (kg/ha)

    MT 76/77 MT 76/78 MT 76/77MT

    77/78

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    Paraquat

    Paraquat dd paraquat

    Paracol

    Paracol dd paracol

    Dalapon dd paraquat

    Dalapon dd paracol

    Paraquat dd tebas

    Paracol dd tebas

    Dalapon dd paraquat dd tebas

    Dalapon dd paracol dd tebas

    Paraquat + 2,4 D amine, 2 kali

    Paracol + 2,4 D amine, 2 kali

    Tebas-puntal-balik-hampar (kebiasaan

    petani)

    3,0

    1,5 ; 1,5

    3,0

    1,5 ; 1,5

    7,9 ; 3,0

    7,0 ; 3,0

    3,0

    3,0

    7,0 ; 3,0

    7,0 ; 3,0

    (1,5 + 1,0);

    (1,5 + 1,0)

    (1,5 + 1,0);

    (1,5 + 1,0

    3

    10 - 3

    14

    21 - 14

    10 - 3

    21 - 14

    14 - 3

    14 - 3

    21 - 14 - 3

    21 - 14 - 3

    21 - 14

    21 - 14

    50 - 30

    7

    14 7

    14

    21 14

    10 3

    21 14

    14 7

    14 7

    21 - 14 - 7

    21 - 14 - 7

    21 - 14

    (1,5 + 1,0)

    21 - 14

    (1,5 + 1,0)

    15 - 1

    1411

    1711

    2044

    2378

    1778

    2044

    2022

    2289

    2311

    2489

    2556

    2378

    1687

    1766

    1703

    1312

    1172

    1406

    766

    2281

    2016

    2156

    2016

    1719

    2281

    1312

    Keterangan : hbt = hari belum tanamdd = diikuti denganMT = Musim Tanam

    Pengaruh Pemakaian herbisida Pra Tanam Terhadap Hasil padi Sawah Pasang Surut Delta Upang(Palembang)

    Dikutip dari Sudiman dkk. (1979)

  • Gulma Cyperus rotundus

    dan Gulma Agropyron repens (L.)

  • Cyperus rotundus dan Gulma air

    pada padi sawah

  • Gulma Abutilon theophrasti, Gulma Amrosia sp

    dan Gulma Agropyron smithii

  • Gulma Brassica sp, Cynodon

    dactilon dan Cyperus esculentus

  • Gulma Digitaria sanguinalis, Echinochloa

    crusgalli dan Helianthus sp.

  • Gulma Imperata cylindrical, Poa sp

    dan Bidara upas

  • Gulma Portulaca quadrifida L

  • XV. TEKHNIK PEMANENAN TANAMAN PANGAN

    A. Teknik Pemanenan Tanaman Padi

    1. Panen Padi Sawah

    Panen dilakukan pada saat tanaman padi menunjukkan tanda-tanda yaitu

    sebagian besar gabah (90%) sudah berwarna kuning, bila digigit gabah

    patah.

    Panen dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu Sabit bergerigi,

    Reaper, Stripper.

    2. Panen Padi Gogo

    Pemanenan sebaiknya dilakukan pada fase masak panen dengan ciri

    kenampakan 90% gabah sudah menguning.

    Panen dilakukan dengan sabit bergerigi dan perontokan dengan pedal

    tresher.

    Perontokan dengan memukul-mukul batang padi akan menyebabkan

    kehilangan hasil yang cukup besar yaitu sampai 3,4%.

  • No. saat-saat panen % besarnya kehilangan

    a. 1 minggu sebelum masak 0,77

    b Saat masak yang tepat 3,35

    c 1 minggu setelah masak 5,63

    d 2 minggu setelah masak 8,64

    e 3 minggu setelah masak 40,7

    f 4 minggu setelah masak 60,45

    Waktu panen dan kehilangan gabah

  • PROSES PENANGANAN PASCA PANEN PADI

    Penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan

    yaitu:

    a. penentuan saat panen

    Penentuan saat panen dapat dilakukan berdasarkan pengamatan

    visual (dengan cara melihat kenampakan padi) dan pengamatan

    teoritis (melihat deskripsi varietas padi).

    b. Pemanenan

    Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat,

    menggunakan alat dan mesin panen yang memenuhi persyaratan

    teknis, kesehatan, ekonomi, serta menerapkan sistem panen

    yang tepat.

  • Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen

    yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    a. 90 95 % gabah dari malai tampak kuning.

    b.Malai berumur 30 35 hari setelah berbunga

    merata.

    c.Kadar air gabah 22 26 % yang diukur dengan

    moisture tester.

  • Berikut ini adalah cara-cara pemanen padi dengan menggunak

    an ani-ani, sabit biasa/bergerigi, reaper dan stripper

    Cara Panen padi dengan ani-ani

  • Cara Pemotongan padi dengan

    sabit

  • Cara Pemanenan Padi dengan Reaper

  • Cara Pemanenan padi dengan Reaper Binder

  • c. penumpukan dan pengumpulan gabah/padi

    d.perontokan,

    e. pengeringan gabah,

    f. penyimpanan gabah dan penggilingan.

  • B. Teknik Pemanenan Tanaman Jagung

    Pungutan Hasil Panen

    a. Panen Pasca-Panen

    Ciri jagung yang siap dipanen adalah:

    a. Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.

    b. Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering

    yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian

    lembaga.

    c. Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.

    Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum

    bijinya terisi penuh.

    Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu

    Jagung untuk makanan pokok, pakan ternak, benih, tepung dan lain-

    lain dipanen jika sudah matang fisiologis.

  • b. Cara Panen

    Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara

    memutar tongkol berikut kelobotnya.

    Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat

    mesin pemetikan.

    c. Periode Panen

    Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak

    dapat menyebabkan penurunan kualitas

    d. Prakiraan Produksi

    Di Indonesia produksi pada tingkat optimal yang dilakukan oleh

    petani, baru memberikan hasil 17 ton/ha.

  • C. Teknik Pemanenan Tanaman KedelaiPANEN

    Ciri dan Umur Panen

    Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun

    sudah menguning, buah mulai berubah warna dari hijau

    menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, batang

    berwarna kuning agak coklat dan gundul.

    Umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110

    hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat.

    Untuk konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari,

    sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur

    100-110 hari.

  • Cara Panen

    a) Pemungutan dengan cara mencabu

    b) Pemungutan dengan cara memotong

    Periode Panen

    Agar hasil produksinya tidak menurun pemetikan

    sebaiknya dilakukan secara bertahap yaitu beberapa

    kali.

    Prakiraan Produksi

    Produksi kedelai yang dihasilkan para petani Indonesia

    rata-rata 600-700 kg/ha.

  • XVI . TEKHNIK PENGELOLAAN HASIL DAN LIMBAH SERTA

    PEMASARAN TANAMAN PANGAN

    A. Penelolaan Hasl Tanaman Pangan

    Padi

    Pasca panen padi sawah

    Penggelolaan pasca panen padi meliputi:

    Pengumpulan (penumpukan): tahap penanganan pasca panen setelah

    padi dipanen

    Perontokan: tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan,

    penumpukan dan pengumpulan padi

    1) Perontokan padi dengan cara digebot

    2) Perontokan padi dengan pedal thresher

    3) Perontokan padi dengan power thresher

  • Pembersihan Gabah

    Tujuan pembersihan gabah adalah agar gabahnya lebih tahan disimpan,

    mengurangi kerusakan, mempertinggi efisiensi processing dan

    mempertinggi harga jual per satuan berat

    Pengeringan Gabah

    Proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai nilai tertentu

    sehingga siap untuk diolah/digiling.

    1) Pengeringan Padi dengan Cara Penjemuran

    2) Pengeringan Padi dengan Pengering Buatan

    (a) Flat Bed Dryer

    (b) Continuous Flow Dryer

    (c) Solarcell dryer

  • Penyimpanan

    Tindakan untuk mempertahankan gabah/beras agar tetap

    dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu

    1. Penyimpanan Gabah dengan Sistem Curah

    2. Penyimpanan Gabah dengan Kemasan/Wadah

    Penggilingan

    Proses untuk mengubah gabah menjadi beras.

    Proses penggilingan gabah meliputi pengupasan sekam,

    pemisahan gabah, penyosohan, pengemasan dan

    penyimpanan.

  • Jagung

    Pascapanen jagung meliputi:

    Pengupasan

    Dikupas saat masih menempel pada batang, agar kadar air dalam

    tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.

    Pengeringan

    Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga

    kadar air 9% -11 % atau dengan mesin pengering.

    Pemipilan

    Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

  • Penyortiran dan Penggolongan

    Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama

    selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas

    panenan.

    Pengolahan

    Jagung dapat diolah menjadi minyak goreng, gula

    jagung, dextrim, crimer, tepung biskuit, es krim dan

    lain-lain.

  • Kedelai

    Pascapanen kedelai meliputi:

    1. Pengumpulan dan Pengeringan

    Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen

    hendaknya segera dijemur, saat penjemuran sebaiknya

    dilakukan pembalikan berulang kali sampai kandungan

    airnya 10-15%.

    2. Penyortiran dan Penggolongan

    Dilakukan dengan cara memukul-mukul tumpukan

    brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau

    dengan alat pemotong padi

  • Biji yang bersih dijemur sampai kadar air 9-

    11%.

    Penyimpanan dan pengemasan

    kedelai disimpan di tempat kering dalam

    karung.

  • Perontokan padi dengan cara gebot dan

    Perontokan padi dengan pedal thresher

  • Pengeringan padi dengan lantai

    jemur dan Flat bed dryer

  • Pengeringan padi dengan continuous flow dryer

    dan Penyimpanan gabah dengan silo

  • Mesin Pengupas Kulit Gabah dan Mesin Penyosoh

  • Pengemasan dan penyimpanan beras dan Tata Niaga

    Beras antar Provinsi, Pulau dan negara

  • Kehilangan hasil pada proses pasca panen padi

    Kegiatan panen & pascapanen Versi BULOG (%) Versi FAO (%)

    Panen 2 1 3

    Perontokan 2 2 6

    Pengeringan 1,5 1 5

    Pengemasan 3

    Penyimpanan gabah 1 2 6

    Penyimpanan beras 1,5

    Pengolahan 1,5 2 7

    Pengangkutan dari sawah 1 2 10

    Pengangkutan/penjualan 1,5

    Total penyusutan 15 10 37

  • Mutu Gabah

    Komponen Mutu

    Kualitas

    I II III

    Kadar air ( % maksimum ) 14 14 14

    Gabah hampa ( % maksimum ) 1 2 3

    Butir rusak + Butir kuning( % maksimum ) 2 5 7

    Butir mrngapur + Gabah muda ( % maksimum ) 1 5 10

    Butir merah ( % maksimum ) 1 2 10

    Benda asing ( % maksimum ) - 0,5 4

    Gabah Varietas lain ( % maksimum ) 2 5 1

  • Mutu Beras

    No. Komponen MutuSatuan (%)

    I II III IV V

    1Derajat Sosoh 100 100 100 95 85

    2 Kadar Air Maksimum 14 14 14 14 15

    3Beras Kepala 100 95 84 73 60

    4 Butir Utuh Minimum 60 50 40 35 35

    5 Butir Patah 0 5 15 25 35

    6 Butir Manis 0 0 1 2 5

    7 Butir Merah 0 0 1 3 3

    8Butir Kuning/Rusak Maksimum 0 0 1 3 5

    9 Butir Mengapur 0 0 1 3 5

    10Benda Asing 0 0 0,02 0,05 0,2

    11 Butir Gabah (Butir/100kg) 0 0 1 2 3

  • Tahapan pengolahan biji kedelai menjadi produk

    primer, skunder dan tersier.

  • Kedelai hijau (edamame) dan kedelai yang telah diolah

    menjadi susu, tahu dan kecap

  • B. Pengelolaan Limbah Tanaman Pangan

    PADI

    Limbah sisa-sisa panenan padi berupa jerami, kulit gabah, bekatul,

    dedak, abu dapat digunakan untuk pengolaan produk-produk

    tertentu.

    Bekatul sisa penggilingan beras dapat digunakan untuk pakan unggas

    dan ternak yang bermutu sebagai pakan ternak olahan lainnya.

    Dedak sisa penggilangn padi juga dapat digunakan untuk makanan

    ternak, baik ruminansia maupun unggas.

    Abu sisa pembakaran kulir gabah dapat digunakan untuk menaikkan

    pH tanah bila diberikan dilahan pertanian.

    Sisa tanaman padi seperti jerami, merang, dan kulit gabah dapat

    dibuat menjadi pupuk organik padat, cair, dan pestisida organik,

    serta dapat dibuat sebagai bahan bagunan.

  • Limbah padi dapat dibuat silage/silase: Silase adalah

    jerami kering yang digunakan untuk pakan ternak.

    Limbah padi untuk Mulsa: Limbah padi dapat

    digunakan sebagai mulsa organik, dengan cara

    meletakan jerami kering dipermukaan tanah setelah

    diolah sebelum melakukan penananman tanaman.

    Limbah padi berupa jerami, merang dan sekam dapt

    digunakan untuk berbagai media tumbuh tanaman.

  • Limbah tanaman pangan

  • Limbah Tanaman Pangan yang dimanfaatkan

    Untuk Media Tumbuh Jamur

  • JAGUNG

    Limbah jagung dapat berupa daun, batang, dan bunga,

    kelobot, dan sisa tongkol serta tongkol sekunder.

    Limbah yang basah dapat digunakan sebagai pakan ternak

    ruminansia, bahan baku untuk pupuk kompos dll.

    Limbah kering dapat digunakan sebagai mulsa untuk

    menutupi lahan agar dapat menekan evapotranspirasi

    serta dapat digunakan untuk bahan baku kerajinan.

  • KEDELAI

    Limbah kedelai dapat berupa batang , daun,

    polong, kulit biji, dan bungkil kedelai

    Sebagai bahan baku mulsa yang bermutu

    tinggi, juga dapat digunakan dalam industri

    pupuk organik cair

    Limbah kedelai mempunyai sifat tinggi N ,

    tinggi kecernaan, mempunyai bulkdensity.

  • Limbah kedelai sisa pengolahan

    kecap

  • C. Pemasaran Hasil tanaman Pangan

    Teknik pemasaran hasil dan produk

    limbah tanaman pangan.

    Teknik pemasaran: keterampilan

    menggunakan enstrumen pasar untuk

    memperbesar demant (kebutuhna

    konsumen) menjadi kunci kesuksesan

    produk dipasaran.

  • Skema Distribusi beras dari Petani ke

    Konsumen

  • Proyeksi kebutuhan jagung nasional

    2010-2014

  • Contoh Alur Tata Niaga Jagung di

    Beberapa Wilayah

  • Produksi kedelai nasional tahun 2000-

    2009

  • SEKIAN

    TERIMAKASIH