papaer agt tan pangan ii

27
PAPER AGROTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN II PENGARUH BERMACAM – MACAM CARA PENGOLAHAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) DPP/DPJ : 1. Ir. YUSTINA SRI SULASTRI, M.P 2. Dr. DAHLIA SIMANJUNTAK, M.Si ASISTEN : 1. IMMANUEL SITORUS 2. FRANDI SARAGIH OLEH : PARTY CHRISTY VERA SINAGA 130420041 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: febrina-tentaka

Post on 09-Jan-2017

115 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Papaer agt tan pangan ii

PAPER AGROTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN II

PENGARUH BERMACAM – MACAM CARA PENGOLAHAN TANAH

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG

HIJAU (Vigna radiata L.)

DPP/DPJ : 1. Ir. YUSTINA SRI SULASTRI, M.P

2. Dr. DAHLIA SIMANJUNTAK, M.Si

ASISTEN : 1. IMMANUEL SITORUS

2. FRANDI SARAGIH

OLEH :

PARTY CHRISTY VERA SINAGA

130420041

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Page 2: Papaer agt tan pangan ii

PAPER AGROTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN II

PENGARUH KETEBALAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH

(Arachis hypogaea L.)

DPP/DPJ : 1. Ir. YUSTINA SRI SULASTRI, M.P

2. Dr. DAHLIA SIMANJUNTAK, M.Si

ASISTEN : 1. IMMANUEL SITORUS

2. FRANDI SARAGIH

OLEH :

PARTY CHRISTY VERA SINAGA

130420041

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Page 3: Papaer agt tan pangan ii

PAPER AGROTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN II

PENGARUH DOSIS MIKORIZA DAN PENGURANGAN PUPUK POSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG KEDELAI

(Glycine max L.)

DPP/DPJ : 1. Ir. YUSTINA SRI SULASTRI, M.P

2. Dr. DAHLIA SIMANJUNTAK, M.Si

ASISTEN : 1. IMMANUEL SITORUS

2. FRANDI SARAGIH

OLEH :

PARTY CHRISTY VERA SINAGA

130420041

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Page 4: Papaer agt tan pangan ii

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosa yang cukup

penting di Indonesia. Namun, budidaya tanaman ini dikalangan petani rendah

disebabkan oleh hasil panen yang dicapai per hektarnya masih sanagat rendah.

Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal

dan ditanam oleh petani di Indonesia.

Kacang hijau sebagai tanaman rakyat sangat Penting karena merupakan

makanan yang banyak mengandung vitamin B1 disamping itu juga dapat

digunakan pada industri tepung, industri susu dan sebagai tanaman ternak.Sampai

saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnya

perhatian ini mengakibatkan hasil yang dicapai per hektarnya rendah.

Hasil rata-rata kacang hijau dilahan petani dihektarnya rendah. Hasil rata

– rata kacang hijau dilahan petani sekitar 0,7ton/ha, sedangkan ada petak

pereobaan dapat mencapai 2,0ton/ha. Luas panen kacang hijau di Indonesia

setiap tahun ± 300.000 hektar.

Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan

tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu : lebih tahan terhadap kekeringan, hama

dan penyakit relatif sedikit, umur panen tergolong cepat yakni 55-60 hari, cara

tanam dan pengelolaan dilapangan serta perlakuan pasca panen masih mudah,

kegagalan panen total umumnya kecil, harga jual dipasaran stabil serta produk

turunannya mudah diolah untuk kebutuhan sehari – hari .

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk menambah nilai kuis

pada matakuliah praktikum Agroteknologi Tanaman Pangan II.

Page 5: Papaer agt tan pangan ii

II

TINJAUAN PUSTAKA

Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di

daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini

memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan

pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan

ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang

tanah. Berikut merupakan klasifikasi ilmiah kacang hijau,

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Vigna

Spesies : V. radiata

Nama binomial : Vigna radiata (L.) R. Wilczek

Sinonim : Phaeolus aureus Roxb. (Wikipedia, 2016).

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan

merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan

kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium dan

fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga

mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari

konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan

bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.

Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27%

asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak

jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan

jantung.Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan

dan vitalitas pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk

dikonsumsi oleh mereka yang baru menikah.

Page 6: Papaer agt tan pangan ii

Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti

sel mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan

wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya (Anonim,

2016).

SYARAT TUMBUH

a. Tanah

Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase

yang baik. Struktur tanah gembur Ph 5,8 7,0 optimal 6,7

b. Iklim

Curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln Temperatur 25o - 27o C dengan

kelembaban udara 50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari.

TEKNIK BUDIDAYA

a. Benih

Varietas unggul, bebas hama penyakit, toleran penyakit embun tepung

b. Pengelolaan Tanah

Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak dilakukan pengolahan tanah ( TOT ).

Penyiapan lahan yang baik dilakukan sebelum tanam. Pada tanah bertekstur

ringan tidak perlu dilakukan pengolahan tanah.

Pada lahan kering (tegalan) pengolahan tanah dilakukan intensif

dibersihkan dari rumput, dicangkul hingga gembur (untuk tanah tegalan yang

berat pembajakan dilakukan sedalam 15-20 cm), dibuat petakan 3-4 m. Tanah

tegalan bekas tanaman jagung, kedelai atau padi gogo perlu pengolahan tanah

minimal. Pemberian mulsa jerami sekitar 5 ton/ha agar dapat menekan

pertumbuhan gulma, mencegah penguapan air dan perbaikan darainase (Tips Tani,

2014).

c. Penanaman

Waktu Tanam

Pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam pada musim kemarau setelah

padi. Sedangkan dilahan tegalan dilakukan pada awal musim hujan.

Cara Tanam

Benih ditanam dengan cara tugal, dengan jarak 40 cm x 10 cm atau 40 cm x 15

cm, tiap lubang diisi 2 biji.

Page 7: Papaer agt tan pangan ii

d. Pemupukan

Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu dilakukan pemupukan. Pada

lahan kering diperlukan pemupukan dengan NPK. Pada tanah yang kurang subur

dilakukan pemupukan 45 kg Urea + 45 - 90 kg TSP + 50 kg KCL/ha. Penambahan

pupuk organik seperti pupuk kompos, pupuk kandang dapat meningkat kapasitas

menahan air didalam tanah.

e. Pengairan

Tanaman kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap memerlukan pengairan

terutama pada periode kritis pada waktu perkecambahan, menjelang berbungan

dan pembentukan polong.

f. Penyiangan

Penyiangan dilakukan seawal mungkin karena kacang hijau tidak tahan bersaing

dengan gulma. Penyiangan dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu.

g. Pengendalian hama dan penyakit

1. Hama

Hama yang sering menyerang adalah agromyza phaseolli (lalat kacang) meruca

testualitis,spidoptera sp, Plusia chalsites (ulat) dan kutu trips. Pengendalian hama

dilakukan dengan menggunakan varietas unggul yang tahan hama penyakit.

Penggunaan pestisida dilakukan apabila serangan hama tidak dapat dikendalikan

dengan cara biologi.

2. Penyakit

Penyakit kacang hijau yang sering ditemui antara lain Scierotium rolfsii,

Cercospora Canescens (bercak daun). Pengendalian dilakukan dengan menanam

varietas yang tahan penyakit atau dengan menggunakan fungisida.

3. Panen dan Pasca panen

a. Panen

Kacang hijau dipanen sesuai dengan umur varietas, Tanda-tandaq lain bahwa

kacang hijau telah siap untuk di panen adalah berubahnya warna polong dari hijau

menjadi hitam atau coklat dan kering. Keterlambatan panen dapat mengakibatkan

polong pecah saat dilapangan. Panen dilakukan dengan cara dipetik. Panen dapat

dilakukan satu, dua atau tiga kali tergantung varietas. Jarak antara panen kesatu

dan ke dua 3-5 hari.

Page 8: Papaer agt tan pangan ii

b. Pasca Panen

Pengeringan polong dilakukan selama 2-3 hari dibawah sinar matahari. Pembijian

dilakukan secara manual yaitu dipukul-pukul dengan tongkat kayu. Pembijian

dilakukan di dalam kantong atau karung untuk menghindari kehilangan hasil.

Pembersihan niji dari kulit polong dilakukan dengan tampi. Sebelum disimpan biji

kacang hijau di jemur kembali sampai mencapai kering simpan yaitu kadar air 8 -

10 % (Jurnal UNJ,2010)

Penanaman kacang hijau dilakukan pada lahan dengan sistem pengolahan

tanah diantaranya,

1. Pengolahan Lahan Sempurna

Pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh

kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap

untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary.

2. Olah Lahan Minimum

Pegolahan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan( tanah

diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan).

Pada pengolahan tanah ini biasanya banyak dilakukan untuk lahan persawahan.

3. Tanpa Olah Tanah(TOT)

Pengolahan lahan pada system ini hanya meliputi penye,protan guna membunuh

atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian ditungg hingga gulma mati dan

lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya digunakan sisti

tajuk dalam proses penanamannya.

Pengolahan lahan juga tentunya harus memperhatikan topografi dan kontur

keadaan lahan. Semakin curam keadaan maka akan semakin besar tingkat erosi

yang terjadi. Jika tingkat erosi semakin besar maka humus dan zat hara dalam

tanah akan semakain banyak hilang (Anonim, 2013).

Page 9: Papaer agt tan pangan ii

III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa,

1. Kondisi lahan yang yang baik untuk pertumbuhan tanaman biasanya sudah

terpenuhi secara alami dan jika kondisi lahan belum baik maka dilakukan

modifikasi yakni dengan atau tanpa pengolahan tanah

2. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh pada konsidi tanah yang baik maupun

marginal

3. Namun kondisi tanah baik, dengan kandungan bahan organiknya tinggi serta

sesuai dengan kondisi optimum pertumbuhan kacang hijau menghasilkan

produksi yang lebih tinggi

4. Pengolahan tanah sangat baik bagi pertumbuhan kacang hijau, namun

dikondisikan dengan keadaan tanah

5. Penanaman kacang hijau pada lahan marginal umumnya menghasilkan

produksi yang stabil jika dilakukan perawatan yang baik

3.2 Saran

Ada baiknya penuntun praktikum membahas sedikit secara umum kaitan

antara pengolahan tanah dengan pertumbuhan dan produksi kacang hijau, agar

mahasiswa lebih mengerti cara membuat pembahasan berdasarkan praktikum

yang telah dilaksanakan.

Page 10: Papaer agt tan pangan ii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. http://pascauniska-kediri.ac.id/filesPengabdian/KACANG%

20HIJAU.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.

Anonim. 2013. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32216/5/Chap

ter%20I.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.

Tips Tani. 2014. http://www.bp4kkabsukabumi.com/index.php/infotek/pertanian-

tanaman-pangan/118-budidaya-kacang-hijau , diaksese pada 19 Juli 2016.

Jurnal UNJ. 2010. http://eprints.unj.ac.id/9147/3/bab%202%20-09512131004.pdf,

diakses pada 19 Juli 2016.

Wikipedia. 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau, diakses pada 19 Juli

2016.

Page 11: Papaer agt tan pangan ii

PAPER AGROTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN II

PENGARUH KETEBALAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH

(Arachis hypogaea L.)

DPP/DPJ : 1. Ir. YUSTINA SRI SULASTRI, M.P

2. Dr. DAHLIA SIMANJUNTAK, M.Si

ASISTEN : 1. IMMANUEL SITORUS

2. FRANDI SARAGIH

OLEH :

FEBRINA SINAGA

130420017

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Page 12: Papaer agt tan pangan ii

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dibutuhkan sebagai salah satu produk

pertanian tanaman pangan selama setahun masih perlu ditingkatkan sejalan

dengan kenaikan pendapatan dan jumlah penduduk. Terjadinya peningkatan

permintaan dicerminkan dari adanya kecenderungan meningkatnya kebutuhan

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung dan untuk memenuhi kebutuhan

pasokan bahan baku industri hilir, antara lain untuk industri kacang kering,

industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan

kacang maupun dalam campuran makanan.

Faktor yang dapat berperan dalam keberhasilan budidaya kacang tanah

adalah tahap budidaya yang meliputi cara tanam, pemupukan, waktu tanam, cara

pengendalian hama dan penyakit, pengairan, dan pengendalian gulma Tumbuhan

yang bukan dibudidayakan seperti gulma dapat menyaingi tanaman budidaya

dalam hal mendapatkan sinar matahari, ruang gerak dan unsur hara, yang pada

tahap selanjutnya akan mengurangi produksi tanaman yang dibudidayakan

terutama kacang Tanah.

Untuk meningkatkan hasil kacang tanah perlu adanya teknologi yang

dapat menekan pertumbuhan gulma dengan berbagai cara dan penerapannya,

Salah satu cara untuk mengurangi dan menekan pertumbuhan gulma adalah

dengan melakukan penyiangan dan menggunakan mulsa pada tanaman kacang

tanah. Berdasarkan permasalahan diatas, terdapat beberapa hal yang dapat

mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dan hasil kacang tanah, yaitu

penyiangan dan keberadaan mulsa di areal budidaya tanaman Kacang tanah.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk menambah nilai kuis

pada matakuliah praktikum Agroteknologi Tanaman Pangan II.

Page 13: Papaer agt tan pangan ii

II

TINJAUAN PUSTAKA

Sistematika tanaman kacang tanah menurut Marzuki (2007) adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Plant Kingdom

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Klass : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Papilionaceae

Sub family : Leguminosae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis hypogaea L.

Syarat Tumbuh Kacang Tanah

Untuk tumbuh dan berkembang, tanaman kacang tanah memerlukan

persyaratan tumbuh yang meliputi faktor kondisi tanah dan faktor iklim. Kedua

faktor tersebut akan sangat mempengaruhi penetuan saat tanam yang tepat.

a) Keadaan tanah

Kacang tanah tidak terlalu dipengaruhi jenis tanah. Pada lahan berat

(heavyclay / fine textured soil), kacang tanah masih dapat menghasilkan, jika

pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik. Ttanaman kacang tanah dapat

tumbuh optimal pada tanah yang cukup unsur hara. Tanah ringan yang umumnya

gembur memungkinkan akar tumbuh dengan baik, dan lebih banyak polong yang

terbentuk.

Kacang tanah masih mampu tumbuh dengan cukup baik pada tanah asam

(pH 5,0), Keasaman (pH) tanah yang ideal bagi kacang tanah berkisar antara 6,0 –

7,0. Pada pH tanah antara 7,5 – 8,0 , daun akan menguning dan terjadi bercak

hitam pada polong. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas polong akan

menurun (Fachruddin, 2000).

Page 14: Papaer agt tan pangan ii

b) Keadaan Iklim

Kacang tanah umumnya tumbuh di iklim kering, pada daerah (zone) tipe

iklim E (terjadi 3 bulan basah berturut-turut), tipe iklim D 3, (terjadi 3-4 bulan

basah berturut-turut dan 4-6 bulan kering berturut-turut), dan tipe iklim C 3

(terjadi 5-6 bulan basah berturut-turut dan 4-6 bulan kering berturut-turut).

Pada suhu kurang dari 18 ºC, laju perkecambahan rendah. Pertumbuhan

kacang tanah meningkat sejalan dengan peningkatan suhu dari 20 ºC menjadi 30

ºC. Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap produksi

kacang tanah. Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman

dapat berkecambah dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata selama

periode tumbuh akan menjamin keberhasilan pertumbuhan vegetatif (Fachruddin,

2000).

Salah satu teknik konservasi tanah yang mudah diterapkan adalah

penggunaan sisa tanaman sebagai mulsa, karena mulsa dapat diperoleh dari sisa-

sisa hasil tanaman pertanian seperti sisa pemanenan tanaman padi atau jagung.

Mulsa secara langsung melindungi permukaan tanah dari pukulan butir hujan,

sehingga mengurangi energi pukulan hujan, volume, kecepatan aliran permukaan,

meningkatkan aktivitas fauna tanah, dan meningkatkan pembentukan agregat

tanah.

Keunggulan lain dari mulsa antara lain dapat mempertahankan atau

memperbaiki sifat fisik tanah, memperkecil proses dispersi, meningkatkan

stabilitas agregat tanah, dan memperbaiki struktur tanah dan pada tahap

selanjutnya dapat mempercepat laju infiltrasi.

Mulsa adalah setiap bahan yang dipakai untuk menutupi permukaan tanah

yang dapat berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan

dapat menekan pertumbuhan gulma. Bahkan seperti jerami, serbuk gergaji, pupuk

kandang, dedaunan dan bahan tanaman lain yang dapat dianggap sebagai mulsa.

Penggunaan mulsa dari bahan tanaman dapat berguna sebagai pupuk bila telah

terurai dengan tanah, setelah mengalami proses dekomposisi, hal ini tergantung

dari bahan tanaman yang digunakan.

Page 15: Papaer agt tan pangan ii

Mulsa adalah material penutup tanah pada tanaman budidaya untuk

menjaga kelembaban tanah, mengurangi fluktuasi suhu tanah, menekan

pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh

dengan baik (Anonim, 2011).

Salah satu cara untuk mencegah tumbuhnya gulma yang berada dalam

tanah adalah dengan menghalangi cahaya matahari sampai ke permukaan tanah.

Dengan pemberian selapis bahan mulsa dalam jumlah tepat yang ditutupkan di

atas tanah atau di atas gulma yang sudah tumbuh akan sangat berhasil dalam

menghambat pertumbuhan gulma. Jerami padi, alang-alang atau sisa tanaman

yang lain dapat digunakan sebagai mulsa (Radjit, 1992).

Berdasarkan asal bahan mulsa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

mulsa organik dan mulsa anorganik

a) Mulsa organik

Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa

tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa ini mudah dan murah didapatkan.

Keuntungan lainnya adalah mulsa ini dapat terurai sehingga menambah

kandungan bahan organik dalam tanah. Untuk mengganti mulsa yang telah terurai

perlu ditambahkan cacahan jerami / alang-alang / cacahan batang dan daun jagung

atau rumput-rumputan lainnya.

Bahan kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk

gergaji, memiliki C/N rasio antara 50-100. Daun segar memiliki C/N rasio sekitar

10 – 20. Cara pembuatan kompos melalui proses penguraian oleh mikroorganisme

dapat menurunkan C/N rasio suatu bahan kompos (Novizan, 2002).

Penelitian tentang penggunaan jerami padi yang digunakan sebagai mulsa

pada tanaman kacang tanah oleh Anonymous (2004) menunjukkan hasil bahwa

pemberian mulsa (bokashi) jerami padi berpengaruh nyata terhadap berat akar,

index luas daun, jumlah khlorofil, berat biomasa, serapan P, bobot polong isi,

bobot biji kering dan bobot 1000 biji tanaman kacang tanah. Penelitian tentang

ketebalan penggunaan mulsa jerami padi pada tanaman kacang tanah oleh

Page 16: Papaer agt tan pangan ii

Riswandi (1995) menyatakan bahwa mulsa jerami padi dengan ketebalan 20 - 25

cm paling menekan pertumbuhan gulma Echinochloa colona, Cyperus iria,

Cyperus difformis dan Eclipta prostrata, dan masih dapat menekan pertumbuhan

gulma Commelina nudiflora, sehingga dapat diketahui bahwa penggunaan jerami

padi sebagai mulsa pada tanaman kacang tanah dapat menekan pertumbuhan

gulma. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil tertinggi kacang tanah diperoleh

dari perlakuan mulsa jerami padi dengan ketebalan 20 - 25 cm.

Hasil penelitian Damanik dkk (2000) menunjukkan bahwa pemberian

mulsa sampai 2,76 ton/ha tidak berpengaruh nyata terhadap parameter sifat fisik

tanah terutama bobot isi dan ruang pori total. Namun laju infiltrasi minimum

tanah meningkat dengan pemberian mulsa minimal 2,76 ton/ha. Pemberian mulsa

sampai 2,76 ton/ha belum berpengaruh pada peningkatkan produksi. Namun, ada

kecenderungan peningkatan pertumbuhan dan produksi dengan meningkatnya

penggunaan mulsa.

b) Mulsa anorganik

Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar terurai.

Misalnya mulsa plastik hitam perak atau karung. Jika mulsa organik diberikan

setelah tanaman / bibit ditanam, maka mulsa anorganik dipasang sebelum bibit

ditanam. Kemudian mulsa dilubangi sesuai dengan jarak tanam. Hanya saja mulsa

sintetis ini sekarang harganya mahal, terutama mulsa plastik hitam perak. Fungsi

mulsa plastik dapat memantulkan sinar matahari, secara tidak langsung untuk

menghalau hama tungau, thrips dan aphid, selain itu mulsa plastik digunakan

dengan tujuan menaikkan suhu dan menurunkan kelembaban di sekitar tanaman,

sehingga dapat menghambat munculnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri

(Anonim, 2011).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2000) menunjukkan

bahwa faktor pemulsaan, terutama penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat

meningkatkan jumlah ginofora dan bobot polong kacang tanah. Pemulsaan juga

sangat efektif menghambat penyebaran Peanut Stripe Virus (PSTV).

Page 17: Papaer agt tan pangan ii

III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa,

1. Kacang tanah tidak terlalu dipengaruhi jenis tanah. Pada lahan berat

(heavyclay / fine textured soil), kacang tanah masih dapat menghasilkan, jika

pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik

2. Mulsa adalah setiap bahan yang dipakai untuk menutupi permukaan tanah

yang dapat berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan

dan dapat menekan pertumbuhan gulma.

3. Pemberian mulsa (bokashi) jerami padi berpengaruh nyata terhadap berat

akar, index luas daun, jumlah khlorofil, berat biomasa, serapan P, bobot

polong isi, bobot biji kering dan bobot 1000 biji tanaman kacang tanah

4. Pemberian mulsa sampai 2,76 ton/ha belum berpengaruh pada peningkatkan

produksi

3.2 Saran

Adabaiknya dalam melaksanakan praktikum ini, praktikan lebih

memperhatikan bagaimana cara menaruh mulsa yang baik agar tidak menekan

pertumbuhan kacang tanah.

Page 18: Papaer agt tan pangan ii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIIP/article/view/2453,

diakses pada 19 Juli 2016.

Anonim. 2011. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=294089&val=

4122&title=Respons%20Pertumbuhan%20dan%20Produksi%20Tanaman

%20Sorgum%20(Sorghum%20bicolor%20(L.)%20Moenchterhadap%20P

emberian%20Mulsa%20dan%20Berbagai%20Metode%20Olah%20Tanah,

diakses pada 19 Juli 2016.

Damanik, dkk. 2000. http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/06/

Jurnal.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.

Fachruddin. 2000. http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/jurnal_pdf/193/

sumarni_mulsajerami.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.

Marzuki . 2007. http://eprints.uny.ac.id/8190/2/bab%201%20-%20053081

41009.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.

Novizan. 2002. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-323-

1201672397-pengaruh_dosis_pupuk_kascing_dan_bio-urin_sapi%20_

terhadap_pertumbuhan_dan_hasil_tanaman_kacang_tan.pdf , diakses pada

19 Juli 2016.

Radjit. 1992. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1992/A08ira.

pdf;jsessionid=AA40AD0C8EA044E99070ADFE139BBA97?sequence=

4 , diakses pada 19 Juli 2016.

Suryami. 2000. http://biogen.litbang.pertanian.go.id/terbitan/pdf/agrobio_4_2_62

-68.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.