papaer agt tan pangan ii
TRANSCRIPT
PAPER AGROTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN II
PENGARUH BERMACAM – MACAM CARA PENGOLAHAN TANAH
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG
HIJAU (Vigna radiata L.)
DPP/DPJ : 1. Ir. YUSTINA SRI SULASTRI, M.P
2. Dr. DAHLIA SIMANJUNTAK, M.Si
ASISTEN : 1. IMMANUEL SITORUS
2. FRANDI SARAGIH
OLEH :
PARTY CHRISTY VERA SINAGA
130420041
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
PAPER AGROTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN II
PENGARUH KETEBALAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.)
DPP/DPJ : 1. Ir. YUSTINA SRI SULASTRI, M.P
2. Dr. DAHLIA SIMANJUNTAK, M.Si
ASISTEN : 1. IMMANUEL SITORUS
2. FRANDI SARAGIH
OLEH :
PARTY CHRISTY VERA SINAGA
130420041
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
PAPER AGROTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN II
PENGARUH DOSIS MIKORIZA DAN PENGURANGAN PUPUK POSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG KEDELAI
(Glycine max L.)
DPP/DPJ : 1. Ir. YUSTINA SRI SULASTRI, M.P
2. Dr. DAHLIA SIMANJUNTAK, M.Si
ASISTEN : 1. IMMANUEL SITORUS
2. FRANDI SARAGIH
OLEH :
PARTY CHRISTY VERA SINAGA
130420041
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosa yang cukup
penting di Indonesia. Namun, budidaya tanaman ini dikalangan petani rendah
disebabkan oleh hasil panen yang dicapai per hektarnya masih sanagat rendah.
Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal
dan ditanam oleh petani di Indonesia.
Kacang hijau sebagai tanaman rakyat sangat Penting karena merupakan
makanan yang banyak mengandung vitamin B1 disamping itu juga dapat
digunakan pada industri tepung, industri susu dan sebagai tanaman ternak.Sampai
saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnya
perhatian ini mengakibatkan hasil yang dicapai per hektarnya rendah.
Hasil rata-rata kacang hijau dilahan petani dihektarnya rendah. Hasil rata
– rata kacang hijau dilahan petani sekitar 0,7ton/ha, sedangkan ada petak
pereobaan dapat mencapai 2,0ton/ha. Luas panen kacang hijau di Indonesia
setiap tahun ± 300.000 hektar.
Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan
tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu : lebih tahan terhadap kekeringan, hama
dan penyakit relatif sedikit, umur panen tergolong cepat yakni 55-60 hari, cara
tanam dan pengelolaan dilapangan serta perlakuan pasca panen masih mudah,
kegagalan panen total umumnya kecil, harga jual dipasaran stabil serta produk
turunannya mudah diolah untuk kebutuhan sehari – hari .
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk menambah nilai kuis
pada matakuliah praktikum Agroteknologi Tanaman Pangan II.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan
ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang
tanah. Berikut merupakan klasifikasi ilmiah kacang hijau,
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. radiata
Nama binomial : Vigna radiata (L.) R. Wilczek
Sinonim : Phaeolus aureus Roxb. (Wikipedia, 2016).
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan
merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan
kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium dan
fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga
mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari
konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan
bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27%
asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak
jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan
jantung.Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan
dan vitalitas pria. Maka kacang hijau dan turunannya sangat cocok untuk
dikonsumsi oleh mereka yang baru menikah.
Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti
sel mati dan membantu pertumbuhan sel tubuh, oleh karena itu anak-anak dan
wanita yang baru saja bersalin dianjurkan untuk mengkonsumsinya (Anonim,
2016).
SYARAT TUMBUH
a. Tanah
Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase
yang baik. Struktur tanah gembur Ph 5,8 7,0 optimal 6,7
b. Iklim
Curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln Temperatur 25o - 27o C dengan
kelembaban udara 50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari.
TEKNIK BUDIDAYA
a. Benih
Varietas unggul, bebas hama penyakit, toleran penyakit embun tepung
b. Pengelolaan Tanah
Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak dilakukan pengolahan tanah ( TOT ).
Penyiapan lahan yang baik dilakukan sebelum tanam. Pada tanah bertekstur
ringan tidak perlu dilakukan pengolahan tanah.
Pada lahan kering (tegalan) pengolahan tanah dilakukan intensif
dibersihkan dari rumput, dicangkul hingga gembur (untuk tanah tegalan yang
berat pembajakan dilakukan sedalam 15-20 cm), dibuat petakan 3-4 m. Tanah
tegalan bekas tanaman jagung, kedelai atau padi gogo perlu pengolahan tanah
minimal. Pemberian mulsa jerami sekitar 5 ton/ha agar dapat menekan
pertumbuhan gulma, mencegah penguapan air dan perbaikan darainase (Tips Tani,
2014).
c. Penanaman
Waktu Tanam
Pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam pada musim kemarau setelah
padi. Sedangkan dilahan tegalan dilakukan pada awal musim hujan.
Cara Tanam
Benih ditanam dengan cara tugal, dengan jarak 40 cm x 10 cm atau 40 cm x 15
cm, tiap lubang diisi 2 biji.
d. Pemupukan
Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu dilakukan pemupukan. Pada
lahan kering diperlukan pemupukan dengan NPK. Pada tanah yang kurang subur
dilakukan pemupukan 45 kg Urea + 45 - 90 kg TSP + 50 kg KCL/ha. Penambahan
pupuk organik seperti pupuk kompos, pupuk kandang dapat meningkat kapasitas
menahan air didalam tanah.
e. Pengairan
Tanaman kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap memerlukan pengairan
terutama pada periode kritis pada waktu perkecambahan, menjelang berbungan
dan pembentukan polong.
f. Penyiangan
Penyiangan dilakukan seawal mungkin karena kacang hijau tidak tahan bersaing
dengan gulma. Penyiangan dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu.
g. Pengendalian hama dan penyakit
1. Hama
Hama yang sering menyerang adalah agromyza phaseolli (lalat kacang) meruca
testualitis,spidoptera sp, Plusia chalsites (ulat) dan kutu trips. Pengendalian hama
dilakukan dengan menggunakan varietas unggul yang tahan hama penyakit.
Penggunaan pestisida dilakukan apabila serangan hama tidak dapat dikendalikan
dengan cara biologi.
2. Penyakit
Penyakit kacang hijau yang sering ditemui antara lain Scierotium rolfsii,
Cercospora Canescens (bercak daun). Pengendalian dilakukan dengan menanam
varietas yang tahan penyakit atau dengan menggunakan fungisida.
3. Panen dan Pasca panen
a. Panen
Kacang hijau dipanen sesuai dengan umur varietas, Tanda-tandaq lain bahwa
kacang hijau telah siap untuk di panen adalah berubahnya warna polong dari hijau
menjadi hitam atau coklat dan kering. Keterlambatan panen dapat mengakibatkan
polong pecah saat dilapangan. Panen dilakukan dengan cara dipetik. Panen dapat
dilakukan satu, dua atau tiga kali tergantung varietas. Jarak antara panen kesatu
dan ke dua 3-5 hari.
b. Pasca Panen
Pengeringan polong dilakukan selama 2-3 hari dibawah sinar matahari. Pembijian
dilakukan secara manual yaitu dipukul-pukul dengan tongkat kayu. Pembijian
dilakukan di dalam kantong atau karung untuk menghindari kehilangan hasil.
Pembersihan niji dari kulit polong dilakukan dengan tampi. Sebelum disimpan biji
kacang hijau di jemur kembali sampai mencapai kering simpan yaitu kadar air 8 -
10 % (Jurnal UNJ,2010)
Penanaman kacang hijau dilakukan pada lahan dengan sistem pengolahan
tanah diantaranya,
1. Pengolahan Lahan Sempurna
Pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh
kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap
untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary.
2. Olah Lahan Minimum
Pegolahan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan( tanah
diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan).
Pada pengolahan tanah ini biasanya banyak dilakukan untuk lahan persawahan.
3. Tanpa Olah Tanah(TOT)
Pengolahan lahan pada system ini hanya meliputi penye,protan guna membunuh
atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian ditungg hingga gulma mati dan
lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya digunakan sisti
tajuk dalam proses penanamannya.
Pengolahan lahan juga tentunya harus memperhatikan topografi dan kontur
keadaan lahan. Semakin curam keadaan maka akan semakin besar tingkat erosi
yang terjadi. Jika tingkat erosi semakin besar maka humus dan zat hara dalam
tanah akan semakain banyak hilang (Anonim, 2013).
III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa,
1. Kondisi lahan yang yang baik untuk pertumbuhan tanaman biasanya sudah
terpenuhi secara alami dan jika kondisi lahan belum baik maka dilakukan
modifikasi yakni dengan atau tanpa pengolahan tanah
2. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh pada konsidi tanah yang baik maupun
marginal
3. Namun kondisi tanah baik, dengan kandungan bahan organiknya tinggi serta
sesuai dengan kondisi optimum pertumbuhan kacang hijau menghasilkan
produksi yang lebih tinggi
4. Pengolahan tanah sangat baik bagi pertumbuhan kacang hijau, namun
dikondisikan dengan keadaan tanah
5. Penanaman kacang hijau pada lahan marginal umumnya menghasilkan
produksi yang stabil jika dilakukan perawatan yang baik
3.2 Saran
Ada baiknya penuntun praktikum membahas sedikit secara umum kaitan
antara pengolahan tanah dengan pertumbuhan dan produksi kacang hijau, agar
mahasiswa lebih mengerti cara membuat pembahasan berdasarkan praktikum
yang telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. http://pascauniska-kediri.ac.id/filesPengabdian/KACANG%
20HIJAU.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.
Anonim. 2013. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32216/5/Chap
ter%20I.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.
Tips Tani. 2014. http://www.bp4kkabsukabumi.com/index.php/infotek/pertanian-
tanaman-pangan/118-budidaya-kacang-hijau , diaksese pada 19 Juli 2016.
Jurnal UNJ. 2010. http://eprints.unj.ac.id/9147/3/bab%202%20-09512131004.pdf,
diakses pada 19 Juli 2016.
Wikipedia. 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau, diakses pada 19 Juli
2016.
PAPER AGROTEKNOLOGI TANAMAN PANGAN II
PENGARUH KETEBALAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.)
DPP/DPJ : 1. Ir. YUSTINA SRI SULASTRI, M.P
2. Dr. DAHLIA SIMANJUNTAK, M.Si
ASISTEN : 1. IMMANUEL SITORUS
2. FRANDI SARAGIH
OLEH :
FEBRINA SINAGA
130420017
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dibutuhkan sebagai salah satu produk
pertanian tanaman pangan selama setahun masih perlu ditingkatkan sejalan
dengan kenaikan pendapatan dan jumlah penduduk. Terjadinya peningkatan
permintaan dicerminkan dari adanya kecenderungan meningkatnya kebutuhan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung dan untuk memenuhi kebutuhan
pasokan bahan baku industri hilir, antara lain untuk industri kacang kering,
industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan
kacang maupun dalam campuran makanan.
Faktor yang dapat berperan dalam keberhasilan budidaya kacang tanah
adalah tahap budidaya yang meliputi cara tanam, pemupukan, waktu tanam, cara
pengendalian hama dan penyakit, pengairan, dan pengendalian gulma Tumbuhan
yang bukan dibudidayakan seperti gulma dapat menyaingi tanaman budidaya
dalam hal mendapatkan sinar matahari, ruang gerak dan unsur hara, yang pada
tahap selanjutnya akan mengurangi produksi tanaman yang dibudidayakan
terutama kacang Tanah.
Untuk meningkatkan hasil kacang tanah perlu adanya teknologi yang
dapat menekan pertumbuhan gulma dengan berbagai cara dan penerapannya,
Salah satu cara untuk mengurangi dan menekan pertumbuhan gulma adalah
dengan melakukan penyiangan dan menggunakan mulsa pada tanaman kacang
tanah. Berdasarkan permasalahan diatas, terdapat beberapa hal yang dapat
mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dan hasil kacang tanah, yaitu
penyiangan dan keberadaan mulsa di areal budidaya tanaman Kacang tanah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk menambah nilai kuis
pada matakuliah praktikum Agroteknologi Tanaman Pangan II.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika tanaman kacang tanah menurut Marzuki (2007) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plant Kingdom
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Klass : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Sub family : Leguminosae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L.
Syarat Tumbuh Kacang Tanah
Untuk tumbuh dan berkembang, tanaman kacang tanah memerlukan
persyaratan tumbuh yang meliputi faktor kondisi tanah dan faktor iklim. Kedua
faktor tersebut akan sangat mempengaruhi penetuan saat tanam yang tepat.
a) Keadaan tanah
Kacang tanah tidak terlalu dipengaruhi jenis tanah. Pada lahan berat
(heavyclay / fine textured soil), kacang tanah masih dapat menghasilkan, jika
pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik. Ttanaman kacang tanah dapat
tumbuh optimal pada tanah yang cukup unsur hara. Tanah ringan yang umumnya
gembur memungkinkan akar tumbuh dengan baik, dan lebih banyak polong yang
terbentuk.
Kacang tanah masih mampu tumbuh dengan cukup baik pada tanah asam
(pH 5,0), Keasaman (pH) tanah yang ideal bagi kacang tanah berkisar antara 6,0 –
7,0. Pada pH tanah antara 7,5 – 8,0 , daun akan menguning dan terjadi bercak
hitam pada polong. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas polong akan
menurun (Fachruddin, 2000).
b) Keadaan Iklim
Kacang tanah umumnya tumbuh di iklim kering, pada daerah (zone) tipe
iklim E (terjadi 3 bulan basah berturut-turut), tipe iklim D 3, (terjadi 3-4 bulan
basah berturut-turut dan 4-6 bulan kering berturut-turut), dan tipe iklim C 3
(terjadi 5-6 bulan basah berturut-turut dan 4-6 bulan kering berturut-turut).
Pada suhu kurang dari 18 ºC, laju perkecambahan rendah. Pertumbuhan
kacang tanah meningkat sejalan dengan peningkatan suhu dari 20 ºC menjadi 30
ºC. Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap produksi
kacang tanah. Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman
dapat berkecambah dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata selama
periode tumbuh akan menjamin keberhasilan pertumbuhan vegetatif (Fachruddin,
2000).
Salah satu teknik konservasi tanah yang mudah diterapkan adalah
penggunaan sisa tanaman sebagai mulsa, karena mulsa dapat diperoleh dari sisa-
sisa hasil tanaman pertanian seperti sisa pemanenan tanaman padi atau jagung.
Mulsa secara langsung melindungi permukaan tanah dari pukulan butir hujan,
sehingga mengurangi energi pukulan hujan, volume, kecepatan aliran permukaan,
meningkatkan aktivitas fauna tanah, dan meningkatkan pembentukan agregat
tanah.
Keunggulan lain dari mulsa antara lain dapat mempertahankan atau
memperbaiki sifat fisik tanah, memperkecil proses dispersi, meningkatkan
stabilitas agregat tanah, dan memperbaiki struktur tanah dan pada tahap
selanjutnya dapat mempercepat laju infiltrasi.
Mulsa adalah setiap bahan yang dipakai untuk menutupi permukaan tanah
yang dapat berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan dan
dapat menekan pertumbuhan gulma. Bahkan seperti jerami, serbuk gergaji, pupuk
kandang, dedaunan dan bahan tanaman lain yang dapat dianggap sebagai mulsa.
Penggunaan mulsa dari bahan tanaman dapat berguna sebagai pupuk bila telah
terurai dengan tanah, setelah mengalami proses dekomposisi, hal ini tergantung
dari bahan tanaman yang digunakan.
Mulsa adalah material penutup tanah pada tanaman budidaya untuk
menjaga kelembaban tanah, mengurangi fluktuasi suhu tanah, menekan
pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh
dengan baik (Anonim, 2011).
Salah satu cara untuk mencegah tumbuhnya gulma yang berada dalam
tanah adalah dengan menghalangi cahaya matahari sampai ke permukaan tanah.
Dengan pemberian selapis bahan mulsa dalam jumlah tepat yang ditutupkan di
atas tanah atau di atas gulma yang sudah tumbuh akan sangat berhasil dalam
menghambat pertumbuhan gulma. Jerami padi, alang-alang atau sisa tanaman
yang lain dapat digunakan sebagai mulsa (Radjit, 1992).
Berdasarkan asal bahan mulsa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
mulsa organik dan mulsa anorganik
a) Mulsa organik
Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa
tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa ini mudah dan murah didapatkan.
Keuntungan lainnya adalah mulsa ini dapat terurai sehingga menambah
kandungan bahan organik dalam tanah. Untuk mengganti mulsa yang telah terurai
perlu ditambahkan cacahan jerami / alang-alang / cacahan batang dan daun jagung
atau rumput-rumputan lainnya.
Bahan kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk
gergaji, memiliki C/N rasio antara 50-100. Daun segar memiliki C/N rasio sekitar
10 – 20. Cara pembuatan kompos melalui proses penguraian oleh mikroorganisme
dapat menurunkan C/N rasio suatu bahan kompos (Novizan, 2002).
Penelitian tentang penggunaan jerami padi yang digunakan sebagai mulsa
pada tanaman kacang tanah oleh Anonymous (2004) menunjukkan hasil bahwa
pemberian mulsa (bokashi) jerami padi berpengaruh nyata terhadap berat akar,
index luas daun, jumlah khlorofil, berat biomasa, serapan P, bobot polong isi,
bobot biji kering dan bobot 1000 biji tanaman kacang tanah. Penelitian tentang
ketebalan penggunaan mulsa jerami padi pada tanaman kacang tanah oleh
Riswandi (1995) menyatakan bahwa mulsa jerami padi dengan ketebalan 20 - 25
cm paling menekan pertumbuhan gulma Echinochloa colona, Cyperus iria,
Cyperus difformis dan Eclipta prostrata, dan masih dapat menekan pertumbuhan
gulma Commelina nudiflora, sehingga dapat diketahui bahwa penggunaan jerami
padi sebagai mulsa pada tanaman kacang tanah dapat menekan pertumbuhan
gulma. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil tertinggi kacang tanah diperoleh
dari perlakuan mulsa jerami padi dengan ketebalan 20 - 25 cm.
Hasil penelitian Damanik dkk (2000) menunjukkan bahwa pemberian
mulsa sampai 2,76 ton/ha tidak berpengaruh nyata terhadap parameter sifat fisik
tanah terutama bobot isi dan ruang pori total. Namun laju infiltrasi minimum
tanah meningkat dengan pemberian mulsa minimal 2,76 ton/ha. Pemberian mulsa
sampai 2,76 ton/ha belum berpengaruh pada peningkatkan produksi. Namun, ada
kecenderungan peningkatan pertumbuhan dan produksi dengan meningkatnya
penggunaan mulsa.
b) Mulsa anorganik
Mulsa anorganik terbuat dari bahan-bahan sintetis yang sukar terurai.
Misalnya mulsa plastik hitam perak atau karung. Jika mulsa organik diberikan
setelah tanaman / bibit ditanam, maka mulsa anorganik dipasang sebelum bibit
ditanam. Kemudian mulsa dilubangi sesuai dengan jarak tanam. Hanya saja mulsa
sintetis ini sekarang harganya mahal, terutama mulsa plastik hitam perak. Fungsi
mulsa plastik dapat memantulkan sinar matahari, secara tidak langsung untuk
menghalau hama tungau, thrips dan aphid, selain itu mulsa plastik digunakan
dengan tujuan menaikkan suhu dan menurunkan kelembaban di sekitar tanaman,
sehingga dapat menghambat munculnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Anonim, 2011).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2000) menunjukkan
bahwa faktor pemulsaan, terutama penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat
meningkatkan jumlah ginofora dan bobot polong kacang tanah. Pemulsaan juga
sangat efektif menghambat penyebaran Peanut Stripe Virus (PSTV).
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa,
1. Kacang tanah tidak terlalu dipengaruhi jenis tanah. Pada lahan berat
(heavyclay / fine textured soil), kacang tanah masih dapat menghasilkan, jika
pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik
2. Mulsa adalah setiap bahan yang dipakai untuk menutupi permukaan tanah
yang dapat berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui penguapan
dan dapat menekan pertumbuhan gulma.
3. Pemberian mulsa (bokashi) jerami padi berpengaruh nyata terhadap berat
akar, index luas daun, jumlah khlorofil, berat biomasa, serapan P, bobot
polong isi, bobot biji kering dan bobot 1000 biji tanaman kacang tanah
4. Pemberian mulsa sampai 2,76 ton/ha belum berpengaruh pada peningkatkan
produksi
3.2 Saran
Adabaiknya dalam melaksanakan praktikum ini, praktikan lebih
memperhatikan bagaimana cara menaruh mulsa yang baik agar tidak menekan
pertumbuhan kacang tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIIP/article/view/2453,
diakses pada 19 Juli 2016.
Anonim. 2011. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=294089&val=
4122&title=Respons%20Pertumbuhan%20dan%20Produksi%20Tanaman
%20Sorgum%20(Sorghum%20bicolor%20(L.)%20Moenchterhadap%20P
emberian%20Mulsa%20dan%20Berbagai%20Metode%20Olah%20Tanah,
diakses pada 19 Juli 2016.
Damanik, dkk. 2000. http://pustakapertanianub.staff.ub.ac.id/files/2012/06/
Jurnal.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.
Fachruddin. 2000. http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/jurnal_pdf/193/
sumarni_mulsajerami.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.
Marzuki . 2007. http://eprints.uny.ac.id/8190/2/bab%201%20-%20053081
41009.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.
Novizan. 2002. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-323-
1201672397-pengaruh_dosis_pupuk_kascing_dan_bio-urin_sapi%20_
terhadap_pertumbuhan_dan_hasil_tanaman_kacang_tan.pdf , diakses pada
19 Juli 2016.
Radjit. 1992. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1992/A08ira.
pdf;jsessionid=AA40AD0C8EA044E99070ADFE139BBA97?sequence=
4 , diakses pada 19 Juli 2016.
Suryami. 2000. http://biogen.litbang.pertanian.go.id/terbitan/pdf/agrobio_4_2_62
-68.pdf , diakses pada 19 Juli 2016.