agribisnis_ternak_ruminansia_jilid_3_kelas_12_ir_caturto_priyo_nugroho_mm_2008.pdf

Upload: kiki-nurhasanah

Post on 07-Aug-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    1/123

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    2/123 

    Catur Priyo Nugroho 

    AGRIBISNIS

    TERNAK

    RUMINANSIAJILID 3

    SMK

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 

    Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    3/123 

    Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undang

    AGRIBISNIS

    TERNAK

    RUMINANSIAJILID 3

    Untuk SMK 

    Penulis : Catur Priyo Nugroho

    Perancang Kulit : TIM

    Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

    Diterbitkan oleh

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

    Tahun 2008

    NUG NUGROHO, Catur Priyo.a Agribisnis Ternak Ruminansia Jilid 3 untuk SMK oleh

    Catur Priyo Nugroho ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen PendidikanDasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

    vi, 132 hlmDaftar Pustaka : Lampiran. AGlosarium : Lampiran. B

    Daftar Indeks : Lampiran. CISBN : 978-602-8320-00-9ISBN : 978-602-8320-03-0

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    4/123 

    KATA SAMBUTAN

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

    karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakankegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatanpembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

    Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan StandarNasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telahdinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses

    pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

    Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanyakepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luasoleh para pendidik dan peserta didik SMK.

    Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download ),

    digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannyaharus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Denganditayangkan soft copy   ini diharapkan akan lebih memudahkan bagimasyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untukmengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

    Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepadapara peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat

    memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku inimasih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritiksangat kami harapkan.

    Jakarta, 17 Agustus 2008Direktur Pembinaan SMK

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    5/123 

    i

    KATA PENGANTAR

    Buku ini disusun sebagai salah satu buku teks pelajaran siswa SMKPertanian, program keahlian Budidaya Ternak Ruminansia. Isi buku

    membahas aspek teknis budidaya ternak ruminansia besar , dan aspekmanajemen. Aspek teknis budidaya meliputi potensi dan peranpeternakan, dasar-dasar budidaya, kaidah dan aturan K3, memilih bibit,memberi makan, membuat kandang, merawat kesehatan, tatalaksanapemeliharaan, bangunan, dan alat mesin. Aspek manajemen meliputianalsis kelayakan usaha dan pemasaran. Diharapkan buku ini dapatmembekali siswa dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan padakurikulum.

    Tingkat konsumsi susu dan daging di Indonesia masih rendah,

    sedangkan kebutuhan tinggi sehingga terdapat peluang untuk usahapeternakan ruminansia. Ternak ruminansia besar yang utama adalahsapi perah, potong dan kerbau. Produk ternak ruminansia umumnyaterdiri atas daging, susu, kulit, dan bulu. Kontribusi peternakan sebagaisumber protein hewani, sumber tenaga, pemanfaatan hasil limbahpertanian, hasil ikutan pertanian, dan menyerap tenaga kerja.

    Untuk dapat mengelola usaha peternakan perlu menguasai dasarbudidaya. Pengetahuan tentang identifikasi ternak, pemberian pakan,fasilitas, pemcegahan penyakit dan pengelolaan dengan peinsip good

    management practices.

     

    Usaha peternakan perlu dilaksanakan dengan prosedur kesehatan,keselamatan kerja (K3). K3 perlukan untuk keselamatan peternak, ternakdan produknya.

    Keberhasilan agribisnis peternakan banyak ditentukan oleh kualitas bibitternak. Bibit ternak yang tidak baik tidak memberikan hasil produksi yangmaksimal. Untuk dapat memilih bibit yang baik sangat diperlukanpengetahuan tentang jenis-jenis ternak, asal-usul ternak dan performansi

    masing-masing ternak.

    Sistem pemeliharaan ternak di Indonesia dilakukan secara intensif, yangditunjukkan dengan semua kebutuhan ternak disediakan oleh peternak.Pemenuhan kebutuhan nutrisi ternak harus dihitung secara cermat agarternak menghasilkan daging dan susu secara optimal. Pakan yangdiberikan berupa hijauan pakan ternak dan konsentrat. Pakan yangdiberikan ternak harus semurah mungkin dengan tetap memperhatikannutrisinya agar menguntungkan. Penyusunan pakan konsentratmenggunakan pendekatan least cost formula, yaitu formulasi dengan

    harga termurah.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    6/123 

    ii

     Kandang berfungsi sebagai tempat hidup ternak, pelindung ternak dariiklim, dan keamanan. Pembuatan kandang disesuaikan dengan iklim diIndonesia. Peralatan merupakan alat bantu bagi peternak agar dapat

    mengelola ternak. Ketersediaan peralatan yang memadai akanmeningkatkan produktifitas peternak.

    Ternak yang sehat akan memberikan produksi yang baik. Peternak perlumenjaga kesehatan ternak, melakukan pengobatan jika ternak sakit.Biaya pengobatan ternak lebih mahal daripada biaya mencegah penyakit,sehingga moto mencegah lebih baik daripada mengobati diterapkandibidang peternakan. Peternak perlu memahami faktor penyebabpenyakit, menjaga kebersihan dan melakukan upaya - upayapencegahan penyakit. Diagnosa penyakit dianalisa berdasarkan gejala-

    gejala penyakit. Hasil diagnosa dijadikan dasar dalam pengobatanpenyakit.

    Kegiatan pemeliharaan ternak meliputi pemberian pakan, minum,membersihkan kandang, pemeliharaan kesehatan ternak, menanganiternak, mengawinkan ternak, membatu proses kelahiran,mengoperasikan perlatan budidaya, memerah, dll. Pada setiap jenisternak memerlukan cara pemeliharaan yang khusus. Pemeliharaanpejantan, ternak muda, ternak induk, sapi kering, memerlukanpenanganan yang berbeda.

    Sebelum memasarkan suatu produk kita perlu menyusun suatu rencanapemasaran yang berisi strategi, taktik, analisa keuangan danpengendalian pemasaran. Hari Raya Kurban merupakan saat dimanakebutuhan ternak kurban meningkat dengan harga yang tinggi. Saattersebut membuka peluang yang baik untuk memasarkan ternak kurban.

    Sistem pemeliharaan sapi perah dan potong mempunyai potensi ekonomiyang baik. Analisis usaha dilakukan untuk sapi perah. Investasi terdiridari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Analisa usaha dilakukan denganperhitungan analisis laba/rugi, neraca, dan aliran dana (cashflow)

    Pemerintah berupaya memberikan dukungan dalam pengembanganagribisnis peternakan melalui perbaikan regulasi, subsidi pembiayaan,inovasi teknologi dan pengembangan SDM.

    Penggunaan buku ini sebaiknya dikombinasikan dengan modul yangberisi intrusksi kerja yang jelas. Selamat belajar, semoga sukses.

    Penulis

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    7/123 

    iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman JudulKata Pengantar……………………………………………..... i

    Daftar Isi ……………………………………………………… iii

    JILID 1

    BAB 1. POTENSI DAN PERAN SEKTOR PETERNAKAN

    1. Pengantar ……………………………………………………… 1-42. Produk Peternakan …………………………………………… 4-73. Kontribusi Peternakan ……………………………………….. 8-9

    4. Pengolahan Hasil Ternak …………………………………… 9-145. Pemeliharaan Ternak di Indonesia …………………………. 15-166. Pengelolaan Usaha Peternakan ……………………………. 16-207. Tatalaksana Pemeliharaan ………………………………….. 208. Manajemen ……………………………………………………. 209. Kewirausahaan ……………………………………………….. 20-2110. Aspek ekonomi Terna .................................................... 2111. Aplikasi Konsep ............................................................... 2112. Pemecahan Masalah ....................................................... 2213. Pengayaan ....................................................................... 23

    BAB 2. DASAR BUDIDAYA TERNAK RUMINANSIA BESAR  1. Identifikasi Ternak .............................................................. 24-482. Menentukan Umur Ternak ................................................. 49-523. Identifikasi Tingkah Laku Ternak ....................................... 52-544. Prinsip Pemberian Pakan .................................................. 54-815. Prinsip Kandang dan Peralatan ......................................... 82-846. Cara Pencegahan dan Pengobatan Penyakit …………….. 84-1007. Good Management Practices ………………………………. 100-1088. Aplikasi Konsep ................................................................. 1089. Pemecahan Masalah ......................................................... 109

    10. Pengayaan ....................................................................... 109-110BAB 3. MENERAPKAN KAIDAH DAN ATURAN K3

    1. Persyaratan K3 ...................................................................  1112. Kaidah dan Peraturan K3 ...................................................  1123. Dasar Hukum Pelaksanaan K3 .......................................... 112

    4. Penerapan Sistem Manajemen K3 .................................... 113

    5. Memelihara Infrastruktur K3 ............................................... 114

    6. Pedoman Penerapan dan Sistem Manajemen K3 ............ 115

    7. Menyimpan Alat Produksi, Bahan Kimia dan Biologis ........ 117

    8. Aplikasi Konsep .................................................................. 118

    9. Pemecahan Masalah .......................................................... 118

    Diunduh dari BSE.Mahoni.com

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    8/123 

    iv

    10. Pengayaan ........................................................................

    JILID 2

    118-119

    BAB 4. MEMILIH TERNAK UNTUK BIBIT1. Anatomi dan Fisiologi Reproduksi ...................................... 120-1352. Koefisien Teknis ................................................................. 135-1363. Reproduksi/Perkawinan Ternak .......................................... 137-1544. Seleksi Bibit Ternak ............................................................ 155-5.

    5. Pemilihan Bibit Ternak ........................................................ 156-164

    6. Mempebaiki Genetik Terna ............................................... 164-1717. Aplikasi Konsep .................................................................. 1718. Pemecahan Masalah .......................................................... 1719. Pengayaan .......................................................................... 171-173

    BAB 5. MEMBERI PAKAN1. Hijauan Pakan Terna ........................................................ 174-2022. Konsentrat .......................................................................... 203-2393. Peluang Bisnis Pakan ......................................................... 239-2474. Pemecahan Masalah .......................................................... 2475. Aplikasi Konsep .................................................................. 2476. Pengayaan .......................................................................... 248-252BAB 6. KANDANG DAN PERALATAN

    1. Merancang Kandang Ternak ............................................ 253-2602. Menentukan Model/Tipe Kandang ................................... 261-262

    3. Tipe Kandang .................................................................. 262-2644. Peralatan Kandang dan Sarana Pendukungnya .............. 264-267

    5. Gudang Pakan .................................................................. 267

    6. Saluran Air ....................................................................... 2677. Tempat Penampungan Kotoran ........................................ 268

    8. Unit Biogas ........................................................................ 2689. Gudang Alat ...................................................................... 26910. Kandang sapi potong dan Kerbau .................................... 269

    11. Mengoperasikan Sarana Angkut Farm ............................. 27312. Mengukur Suhu dan Kelembaban Ruangan ..................... 275

    13. Timbangan ........................................................................ 27614. Alat Pengangkut ................................................................ 27615. Alat Kebersihan ................................................................. 277

    16. Aplikasi konsep ................................................................. 27817. Pemecahan masalah ........................................................ 278

    18. Pengayaan ........................................................................ 278-280BAB 7. MERAWAT KESEHATAN TERNAK

    1. Diagnosa dan Gejala Ternak Sakit ..................................... 281-2902. Identifikasi Penyakit dan Cara Pengobatannya .................. 290-307

    3. Program Pencegahan Penyakit .......................................... 307-310

    4. Membantu Kelahiran ........................................................... 310-316

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    9/123 

    v

    4. Aplikasi Konsep .................................................................. 3165. Pemecahan Masalah .......................................................... 317

    6. Pengayaan ..........................................................................

    JILID 3

    317-318

    BAB 8. TATA LAKSANA PEMELIHARAAN

    1. Tatalaksana Pemeliharaan Sapi Perah ............................ 319-351

    2. Tatalaksana Penggemukan Sapi Potong ........................... 352-361

    3. Penanganan Ternak ........................................................... 361-374

    4. Aplikasi Konsep .................................................................. 374

    5. Pemecahan Masalah .......................................................... 374

    6. Pengayaan .......................................................................... 374-375BAB 9. PEMASARAN HASIL 

    1. Konsep Pemasaran ............................................................ 376-379

    2. Konsep Perilaku Konsumen ............................................... 379-3833. Konsep Dasar Strategi Bersaing ........................................ 383-384

    4. Strategi Bersaing Generik Porter ........................................ 384-3865. Pengembangan Strategi Bersaing ...................................... 386

    6. Strategi Pemasaran ............................................................ 386-3877. Taktik Pemasaran ............................................................... 387-3938. Jalur Tata Niaga ................................................................. 393-3979. Menyusun Rencana Pemasaran ........................................ 397-406

    10. Memasarkan Hewan Kurban ............................................ 407-40811. Peluang Kerja Pemasaran ................................................ 409-409

    12. Aplikasi Konsep ................................................................ 409

    13. Pemecahan Masalah ........................................................ 409

    14. Pengayaan ........................................................................ 410-411BAB 10. ANALISA KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA

    RUMINANSIA BESAR

    1. Pengantar ...........................................................................  412-413

    2. Data Teknis Sapi Perah ...................................................... 413-415

    3. Biaya Produksi .................................................................... 415-417

    4. Perhitungan Pendapatan ................................................... 4185. Akuntansi Keuangan ........................................................... 419-425

    6. Aplikasi Konsep .................................................................. 425

    7. Pemecahan Masalah .......................................................... 425

    8. Pengayaan .......................................................................... 425-427BAB 11. PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PETERNAKAN

    1. Meningkatkan Koordinasi ................................................... 4282. Meningkatkan Kapasitas Dan Pemberdayaan SDM .......... 428 3. Peningkatan Sarana Dan Prasarana ................................. 428 

    4. Peningkatan Inovasi dan Diseminasi .................................. 428 

    5. Peningkatan Pendidikan ..................................................... 428 

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    10/123 

    vi

    6. Pengembangan Infrastruktur .............................................. 429

    Daftar Pustaka ........................................................................ A

    Glosarium ............................................................................... B

    Daftar index ............................................................................ C

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    11/123

      319

    BAB 8TATALAKSANA PEMELIHARAAN

    1. Tatalaksana Pemeliharaan

    Sapi Perah

    1.1. Pembesaran Anak

    Hasil dari suatu peternakan sapiperah tergantung kepadakeberhasilan programpembesaran anak-anak sapidan sapi dara sebagaireplacement stock   untuk dapatmempertahankan ataupunmenaikkan produksi susu dari

    perusahaan tersebut. Rata-ratapersentase mortalitas anak-anak sapi umur dibawah 3 bulanbisa sampai 20%. Di beberapapeternakan, pada umumnyaadalah lebih ekononis bagiseorang peternak membesarkansendiri anak sapi untukreplacement, walaupun terdapatpula beberapa perkecualian,misalnya pada peternakan sapiperah yang terletak dekat pada

    kota-kota besar, kerap kalimenjual anak sapinya yang barudilahirkan berhubung takadanya tanah untukmembesarkan anak-anak sapitersebut, sehingga harusmembeli sapi-sapi dara daritempat lain.

    Sapi-sapi betina dewasa yang2-3 minggu lagi hendakberanak, haruslah diberikan

    pakan penguat yang jumlahnyalebih dari yang dibutuhkan(challange feeding ) untukmenstimulir produksi susu yang

    tinggi pada masa laktasi

    berikutnya dan menghasilkananak yang kuat. Dua atau tigahari sebelum sapi betinaberanak hendaklah dipisahkandari sapi-sapi lainnya danditempatkan pada kandangtempat beranak yangsebelumnya telah dibersihkandan dihapus hamakan(desinfektir)  serta telah diberialas (bedding ) dari jeramikering.

    Pada umumnya sapi-sapi akanberanak dengan mudah tanpaditolong oleh manusia, tetapiada pula beberapa sapi yangperlu ditolong, bila waktuberanaknya itu lama sekali,guna mencegah kematian darianaknya. Segera setelah sapiitu beranak induk sapi tersebutakan menjilat-jilat anaknya,dengan maksud untuk

    mengeringkan badan anaknyadan menstimulir peredarandarah serta pernafasannya. Bilasapi tersebut tidak menjilatanaknya lendir yang terdapatpada hidung anak sapi tersebutharus dibersihkan dan anak sapitersebut harus dikeringkandengan lap yang bersih dankering. Bila anak yang dilahirkanmendapat kesulitan bernafas,maka haruslah ditolong dengan

    cara pernafasan buatan. Segerasetelah anak sapi bernafaspada tiap-tiap kelahiran, maka,tali pusarnya harus diolesi

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    12/123

    320

    dengan jodium tintur untukmencegah terjadinya infeksipada tali pusarnya.

    Kemudian bersihkan kandangtempat beranak dari jerai-jerami

    yang basah dan diberi jeramiyang kering sebagai kasur untukanak sapi yang baru lahir,sehingga anak sapi itu nendapattempat yang cukup hangat.Disamping ambing induknyadibersihkan dengan air hangatdan kalau memungkinkandicampur dengan air chlooruntuk mencegah terjadinyamastitis.

    Pada umumnya bila anak sapiitu dalam keadaan normal,maka akan menyusu padainduknya 30 menit setelah lahir.Bila anak sapi tidak dapatmenyusu sendiri, makahendaknya dibantu menyusukankepada induknya. Hal ini perlusebab anak sapi tersebut harusmendapat kolostrum dariinduknya, disamping itu supayaanak sapi tersebut memberikan

    rangsangan pada ambinginduknya sehinggamemudahkan pemancaran airsusu.

    Kolostrum sangat diperlukanoleh anak sapi yang baru lahir,karena banyak mengandungantibodi, protein, vitamin-vitamin(terutama vitamin A, B, C, D, E)dan mineral. Kolostrum jugamempunyai sifat mencahar dan

    untuk memacu alat pencernaananak sapi supaya bekerjadengan baik. Sekurang-kurangnya anak sapi harus

    mendapat kalostrum selama 3hari.

    1.2. Pemberian Susu padaAnak Sapi

    Pada umumnya anak sapidibiarkan bersama-samainduknya selama 24 jam sampai48 jam setelah lahir, sesudah itubaru anak sapi dipisahkan dariinduknya dan ditempatkan dikandang anak sapi. Tujuannyaadalah agar anak sapimendapat cukup kolostrumyang mempunyai suhu yangsama dengan induknya. Anaksapi yang menyusu langsung

    pada induknya akanmemberikan rangsangan padaambing induknya untuk nantinyamudah diperah. Dalampemberian air susu pada anaksapi, hendaknya air susu itudiambil dari susu induknyauntuk beberapa hari. Setelah 5-7 hari susu dari induk lain dapatdiberikan pada anak sapitersebut. Bila induk mati atautidak dapat memberikan

    kolostrum pada anaknya dapatdiberi pengganti kolostrumsebagai berikut :

    Pengganti kolostrum :1 butir telur dikocok dengan300 cc air hangat dicampurdengan ½ sendok teh castrol oildan 600 cc susu murni.Diberikan 3 kali sehari selama 4hari. Ditambah antibiotika. Antibiotika untuk Anak Sapi :

    per os 250 mg chlortetracyclinetiap hari selama 5 hari, setelahitu 125 mg chlortetracyclineselama 16 hari, yang terbaik

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    13/123

      321

    sesudah lahir disuntik 200 mgtetracycline (ackromycine) intramuscular (i.m.)

    Pemberian air susu pada anaksapi banyak macam dan

    caranya. Beberapa peternakmenyapih anak sapinya padaumur 4 minggu, terutama padaanak-anak sapi yang besar dankuat, sedangkan peternak-peternak yang lain menyukailepas susu pada umur 12minggu. Cara-cara initergantung pada tenaga danfaktor-faktor biaya yang lain,besarnya anak sapi, dankesempatan tumbuh anak-

    anaknya.

    Sebagai pegangan berapabanyaknya susu yang diberikanpada anak sapi tergantung padaberat lahir anak sapi tersebut,ialah kurang lebih 8, 9, 10, 8dan 5% dari berat lahir masing-masing anak umur minggu

    pertama sampai dengan umur 5minggu seperti tertera padaTabel 38.  Jumlah tersebutdiberikan dibagi dua pagi dansore dan sebaiknya susutersebut diberikan masih hangat

    yang berasal dari perahan padasaat itu.

    Disamping pemberian tersebutdi atas pada umur satu minggutelah mulai diajar makan rumputmuda yang segar dan takberembun. Rumput tersebutdiberikan sedikit demi sedikit.Semakin besar anak sapi itusemakin banyak rumputdiberikan. Pada umumnya anak

    sapi mulai mau makan calfstarter  (makanan penguat) padaumur satu minggu dalam jumlahsedikit.

    Tabel 38. Jumlah Pemberian Susu untuk Pedet Per Hari (Kg),berdasarkan Berat Lahir dan Umur

    Kel Berat Lahir Umur (Minggu)

    1 2 3 4 5

    1. 2,5-28,5 2,25 2,50 2,75 2,25 1,75

    2. 29-33 2,50 2,7; 3,25 2,75 1,75

    3. 33,5-37,5 2,75 3 25 3,75 3,25 1,75

    4. 38 - 42 3,25 3,75 4,60 3,75 2,25

    5. 42,5 - 46,5 3,75 4,00 4,50 3,75 2,25

    6. 47 - 52 4,00 4,50 5,00 4,00 2,25

    7. di atas 52 4,50 5 5,50 5,50 2,25

    Sumber : PT. Taurus Dairy Farm. 2007

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    14/123

    322

    Untuk mulai makan konsentratdapat diajarkan denganmengules-uleskan makananpenguat pada mulutnya ataumenambah sedikit makanan

    penguat tersebut pada embersesudah anak sapi minum susu.Contoh pemeliharaan anak sapitertera pada Gambar 111.

    Gambar 111. Pemeliharaan Anak Sapi

    Sumber : Dokumen Sutarto (2007)

    Sesudah anak sapi dapatmenghabiskan makananpenguat sebanyak ½ kg perhari, maka pemberian susudapat dihentikan. Umur anaksapi dapat menghabiskan jumlah penguat tersebuttergantung pada bangsa sapidan individu anak sapi tersebut.

    Untuk anak-anak sapi yangbesar dan tumbuhnya cepatdicapai pada umur empat atauenam minggu.Makanan penguat untuk anaksapi dapat terdiri dari ½ bagianbungkil kelapa, ¼ bagianbungkil kacang tanah dan ¼bagian jagung, ketiga macambahan makanan itu harusdigiling halus menjadi tepung.Secara rinci dapat dilihat pada

    Tabel 39.

    1.3. Pemeliharaan Anak Sapidi Pasture

    Bila anak-anak sapi hendakdilepas di  pasture  makahendaklah dipisahkan daripasture yang dipakai oleh sapi-sapi dewasa. Hal ini supayaanak-anak sapi tak digangguoleh sapi-sapi yang telah

    dewasa, mencegah anak-anaksapi menyusu pada sapi-sapiyang sedang laktasi dan cacing-cacing dari hewan yang dewasamenular kepada anak-anak sapitersebut.

     Anak-anak sapi yang dilepas dipasture hendaklah sudahberumur 4 bulan lebih. Anak-anak yang lebih muda dari umurtersebut tak tahan terhadap

    lalat, panas matahari danpergerakan yang berlebih-lebihan, karena banyak berlari-lari kesana kemari.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    15/123

      323

    Tabel 39. Cara Pemberian Susu untuk Pedet (Per Hari)

    Umur Macam Susu Banyaknya Pemberian

    2 - 3 hari Kolostrum 2 - 3 per hari

    4 - 6 hari Susu (Kolostrum) 3 x per hari

    7 hari Susu (Kolostrum) 4 x per hari3 Minggu -1 bulan Susu (Kolostrum) 5 - 6 per hari + 0.25 kg konsentrat

    1½ bulan Susu (Kolostrura) 4 - 5 per hari + 0,5 kg konsentrat

    2 bulan Susu (Kolostrum) 3 - 4 per hari + 0.75 kg konsentrat

    2 ½ bulan Susu (Kolostrum) 2 - 3 per hari + 0.90 kg konsentratcone

    3 bulan Susu (Kolostrum) 2 per hari + 1,00 kg konsentrat

    3 ½ bulan Susu (Kolostrum) 1 per hari + 1,00 kg konsentrat

    4 bulan Susu (Kolostrum) d i s a p i h

    Sumber : PT. Taurus Dairy Farm (2007)

    1.4. Pemeliharaan KesehatanAnak Sapi

    Kandang anak sapi harusdibersihkan tiap hari, kandangdijaga tetap kering, cukupcahaya matahari dan cukup baikperedaran udaranya. Ember-ember yang dipergunakan untukmemberi susu dan makananyang cair harus selaludibersihkan dahulu sebelumdipakai.

     Anak-anak sapi yangmenunjukkan tanda-tanda sakit,terutama karena pernyakitmenular haruslah segeradipisahkan dari anak-anak sapiyang sehat dan lekas diobati.Bagi peternakan atau daerah-daerah yang banyak terdapatpenyakit menular, maka perludiadakan vaksinasi terhadap

    penyakit-penyakit tersebut.

    1.5. Pemotongan Kuku

    Kuku yang tidak terpelihara akansangat mengganggu karenadapat mengakibatkankedudukan tulang tracak menjadisalah, sehingga titik berat badan jatuh pada teracak bagianbelakang, bentuk punggungmenjadi seperti busur, mudahterjangkit penyakit kuku, danmengakibatkan kepincanganpada ternak.

    Kuku yang tumbuh panjangdapat menghambat aktivitasternak, seperti naik-turunkandang, berjalan untukmendapatkan makanan danminum, atau berdiri dengan baiksewaktu melakukan perkawinan.Disamping itu menyebabkanternak sulit berjalan dantimpang, sehingga mudah

    terjatuh dan mengalami cedera.Kalau ternak itu sedangmengalami kebuntingan, maka

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    16/123

    324

    dapat mengakibatkankeguguran.

    Upaya untuk menjaga agarkedudukan kuku tetap serasi,maka setiap 3-4 bulan sekali

    dianjurkan untuk melakukanpemotongan kuku secara teratur,terutama kuku kaki bagianbelakang. Sebab kuku kakidepan lebih keras dibandingkanbagian belakang yang selalubasah terkena air kencing dankotoran. Tetapi dari segikecepatan pertumbuhan, kukukaki belakang maupun kakidepan memiliki kecepatantumbuh yang sama, sehingga

    baik kuku belakang maupunkuku kaki depan perlu dilakukanpemotongan secara teratur.

    Tujuan pemotongan kuku adalahuntuk mengatasi masalahpenyakit kuku, menjagakeseimbangan ternak, efisiensipenggunaan ransum, danproduktivitas ternak.Pemotongan kuku dapatdilakukan dengan cara

    merebahkan ternak terlebihdahulu atau dapat pula tanpamerebahkan. Pemotongan kukutanpa merebahkan ternakbiasanya kurang memuaskan.Sebab tidak semua bagian kukuyang hendak dipotong dapatterpotong dengan baik dan akansulit mengerjakannya jika kurangterampil.

    1.6. Pemotongan Tanduk

    (Dehorning)

    Tanduk pada ternak sapiberfungsi sebagai alat

    pertahanan atau bela diri.Namun demikian tanduk seringmelukai peternak dan sapi yanglainnya. Untuk mencegah haltersebut alangkah baiknyatanduk ternak yang masih muda

    dipotong atau dihilangkan.Proses penghilangan tandukdikenal dengan dehorning .Pemotongan ini akanberlangsung mudah dan aman,kalau umur ternak di bawah satubulan. Tujuan pemotongantanduk adalah memudahkanpenaganganan ternak danmencegah timbulnya perlukaanakibat tandukan.

    Dehorning dapat dilakukandengan menggunakan alat yangdisebut dehorner. Jenis-jenis dehorner antara lain  pemotongtanduk elektrik (electricdehorner ), manual dehorner  (pemotong tanduk manual), dandehorner  paste  (pasta untukmerapuhkan tanduk).

    1.6.1 Elektrik Dehorner

    Cara menghilangkan tandukdengan elektrik dehorner adalahsebagai berikut, bulu disekitartanduk digunting bersih, dan cucidaerah tersebut dengan sabun,lalu keringkan dengan kapasbersih.

    Pipa besi dibakar dalam tungkulalu tempelkan bagian yangmerah membara itu sehinggamembakar kulit disekitar tunas

    tanduk. Perlakuan ini sangatcepat, hanya berlangsungsekitar 2 detik saja, janganberlangsung lebih lama, karena

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    17/123

      325

    bisa merusak sel otak. Tunastanduk yang benar-benarterbakar, mudah sekaliterkelupas. Luka akibatpengelupasan, diobati denganbubuk antibiotika. Tunas tanduk

    yang tercabut, tidak akanmenumbuhkan tanduk lagi.

    1.6.2. Manual Dehorner

    Penghilangan tanduk denganmetode manual adalah dengancara memotong tanduk dengangunting atau gergaji. Waktumelakukan pada pedet umur 6-10 bulan. Sapi yang akandipotong tanduknya dijepit

    dengan kandang jepit, kemudianhidungnya dipegang dengan alatseperti tang. Alat pemotongtanduk disebut guilotine.Pemotongan tanduk dilakukanpada pangkal tanduk yangberbatasan dengan kepala.Bekas luka pemotongan diolesidengan aspal atau ter untukmenghentikan pendarahan danmencegah infeksi.

    1.6.2. Penghilangan Tandukdengan Pasta

    Tanduk sapi dapat dihilangkandengan cara membunuh seltumbuh pada ujung tandukdengan bahan kimia. Bahankimia yang sering digunakanadalah soda api. Kulit padasekitar ujung tanduk diolesidengan paselin untuk mencegahbagian lain terkena soda api,

    kemudian oleskan soda api padaujung tanduk sapi. Sel tumbuhpada ujung tanduk akan matidan tanduk tidak tumbuh lagi.

    1.7. Pemberian Marka atauPenandaan(Marking/Branding )

    Pemberian Marka(marking/branding ) merupakan

    salah satu cara untuk melakukanidentifikasi pada ternak yangdipelihara agar memudahkanpencatatan atau recording .Banyak cara dan pilihan untukidentifikasi tersebut, sepertipamasangan anting telinga,tattoo, foto dengan markaberwarna dan paling populeradalah pemberian cap ataubranding . Alat yang dapat digunakan

    dalam penandaan, antara lain:

    1.7.1. Electric tattoo 

    Electric tattoo adalah alat tattooelektrik yang menggunakanlistrik sebagai sumber arus.

    1.7.2. Paint Stick 

    Paint Stick adalah alatpenomoran yang berbentuk

    lipstick untuk menuliskan normoratau tanda tertentu di bagianbadan ternak, penandaan initidak permanen tetapi cukuptahan dan tidak mudah hilangoleh panas maupun hujan.

    1.7.3. Ear tag ,

    Ear tag adalah sejenis antingbernomor yang biasanyadipasangkan pada daun kuping,

    terbuat dari bahan karet, plastik,atau alumunium.Pemasangannya dilakukandengan bantuan alat yang

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    18/123

    326

    disebut ear tag  aplikator   . jenis- jenis aplicator antara lain:

       Applicator tang , adalah alatuntuk memasangkan eartagpada kuping ternak,bentuknya bermacam-

    macam bergantung atas jenis eartag  tertentu.

       Aplicator gun, adalah tangaplikator yang berbentukpistol.

    1.7.4. Rotary tattoo 

    Rotary tattoo  adalah alatpenomoran atau pentatoanberbentuk tang dan memilikinomor-nomor yang dapat diatur

    sesuai dengan kebutuhan. Outfittattoo, adalah alat penomoranatau pentatoan berbentuk tangdengan nomor-nomor yangdapat dipasang dan dikeluarkansesuai dengan kebutuhan

    1.8. Supernumery Teat (Putingyang lebih)

    Kerap kali pada anak-anak sapibetina didapatkan puting yang

     jumlahnya lebih dari empat.Puting yang lebih ini haruslahdihilangkan pada umur empatsampai enam minggu. Carapenghilangan puting yang ekstratersebut ialah pertama-tanadiolesi dengan jodium tinctur,kemudian digunting dengangunting yang dihapus hamakan.Setelah itu luka bekas guntingantadi diolesi dengan jodiumtinctur. Biasanya akan berdarah

    sedikit dan kalau terjadipendarahan yang agak banyaktekanlah tempat yang berdarahitu dengan kapas yang steril,

    maka darah akan berhenti dalambeberapa menit kemudian.

    1.9. Freemartin

    Bila anak sapi dilahirkan dalam

    keadaan kembar seekor jantandan seekor betina, maka yang

    betina tersebut ±  90 % akansteril (mandul), anak betina inidisebut Freemartin. Anak sapibetina yang dalam keadaan iniharus dikeluarkan daripeternakan, karena tak akanmenghasilkan anak. Tanda-tanda anak betina yangFreemartin ialah alat kelaminbetinanya tak tumbuh dengan

    sempurna, demikian alat-alatreproduksi lainnya yang ada didalam tubuh hewan tersebut, Halini disebabkan karena waktu didalam kandungan selaput anakdari anak-anak sapi yangkembar itu menjadi satu, dalamkeadaan ini hormon jantanterbentuk lebih dulu.daripadahormon betina, maka hormon jantan tersebut mempengaruhipertumbuhan alat-alat reproduksi

    anak sapi betina tadi.

    1.10. Pemeliharaan Sapi Dara

    Pertumbuhan sapi-sapi darasebelum beranak yang pertamatergantung sekali pada carapemeliharaan dan pemberianmakanannya. Kerap kali parapeternak mengabaikanpemeliharaan anak-anak sapisetelah anak sapi tersebut tidak

    menerima susu lagi, sehinggadengan demikian pertumbuhansapi-sapi dara akan terhambat.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    19/123

      327

    Sapi-sapi betina muda akantumbuh terus dengan baiksampai umur 5 tahun, bilapemeliharaan dan makananyang diberikan pada masa,pertumbuhan ini tidak baik maka

    pada waktu sapi-sapi betinaberanak untuk pertama kalinyabesar badannya tak dapatmencapai ukuran yang normaldan hewan itu akan tetap kecil,disamping itu umur beranakyang pertamanya akan terlambatsampai umur 3 tahun atau lebihkeadaan ini banyak terdapat diIndonesia. Juga dalam halproduksi susunya tak akansesuai seperti yang diharapkan.

    Karena itu perhatian haruslahbanyak ditujukan pula padapertumbuhan sapi-sapi daradengan selalu memperhatikanmakanannya baik kualitasmaupun kuantitasnya, agarsupaya tetap mempertahankankecepatan tumbuhnya. Selainhijauan anak-anak sapi diberikanpula makanan penguat. Sejakmulai umur 3 bulan calf starteryang mengandung protein kasar

    16-18% secara sedikit demisedikit diganti dengan makananpenguat yang mengandung 12atau 13 protein kasar, tetapi bilahijauan yang diberikanberkualitas sedang, makamakanan tersebut sama dengancalf starter (75% MN) jumlahkonsentrat yang diberikantergantung kualitas dan kuantitashijauan yang diberikan kepadasapi dara tersebut.

    Sapi-sapi dara dapat dikawinkanuntuk pertama kali setelah sapisebut berumur 15-18 bulan danbesar badannya telah cukup

    besarnya dengan berat badan ± 

    300 kg. Hal ini penting supayasapi-sapi dara dapat beranakpada umur 2 tahun.Pada kira-kira 2 bulan sebelumberanak, maka pemberianmakanan penguat harusditambah disesuaikan dengankebutuhan sapi bunting. Contohpemeliharaan sapi dara dengansistem koloni tertera padaGambar 112.

    1.11. Pemeliharaan SapiBetina Dewasa

    Pada pemeliharaan sapi-sapibetina dewasa yang sedangberproduksi pekerjaan rutin,misalnya waktu pemberianmakanan, pemerahan danpekerjaan-pekerjaan lainnyasupaya tetap teratur janganlahdirubah-rubah. Penggantianpekerja-pekerja yang

    memelihara sapi-sapi ituseringkali dapat menurunkanproduksi susunya, terutamatukang perahnya diganti-ganti.Seorang yang tak mempunyaisifat sabar dan sayang kepadahewan janganlah menjadi tukangperah, sebab dapat menurunkanproduksi susu. Contoh gambarpemeliharaan sapi dewasatertera pada Gambar 113.

     

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    20/123

    328

    Gambar 112. Kandang Koloni untuk Sapi DaraSumber : Dokumen Sutarto (2007)

    1.11.1. Gerak Jalan

    Gerak jalan pada sapi-sapi yangsedang laktasi adalah penting

    sekali guna menjaga supayatetap sehat, terutama sapi-sapiyang dipelihara didalamkandang terus-menerus selama24 jam dan tak pernah dilepasdi lapangan rumput. Untuk inisapi-sapinya perlu dilepas dilapangan rumput selama 1-2 jam supaya sehat kukunya danmendapat sinar matahari.Dengan melepas sapi-sapibetina di lapangan rumput juga

    mudah untuk mengetahui sapi-sapi betina yang berahi. Sebabsaat-saat perkawinan yangtepat merupakan kunci suksesagar sapi-sapinya beranak tiap-tiap 12 bulan.

    1.11.2. Pemeliharaan Kuku

    Seperti yang telah disebutkan diatas, sapi-sapi yang dapatberjalan-jalan tiap-tiap harinya

    kukunya akan sehat daripadayang dipelihara di kandangterus-menerus, sapi-sapi yangdisebutkan terakhir ini sering

    mengalani sakit kuku. Hal inidisebabkan bentuk kuku dankualitas kukunya jadi jelek,sehingga berat badan tersebut

    tak ditampung oleh kukunyasecara merata, disamping ituperedaran darah di kaki/kukutidak baik. Untuk memperbaikikeadaan ini perlu diadakanpemotongan kuku. Padapemotongan kuku dimulaidengan memotong pinggir kukukemudian bagian bawah kuku(sol) diratakan dan dibersihkan.

    1.11.3. Membersihkan Sapi

    Sapi-sapi yang sedangdipelihara dan sedangberproduksi hendaknyadibersihkan badannya, selainsupaya menghasilkan susuyang bersih juga sapi-sapisupaya tetap sehat. Sapi-sapibetina yang diperah hendaknyadisikat tiap hari untukmenghilangkan rambut-rambutyang gugur. Rambut-rambut

    yang panjang tumbuh padaambing, kaki bagian belakangdan bagian balakang daridaerah lipat paha hendaklah

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    21/123

      329

    digunting pendek untukmencegah adanya kotoran-kotoran yang menempelpadanya, sehingga menjaga

    kemungkinan adanya kotoranyang dapat jatuh kedalam airsusu pada waktu sapi tersebutdiperah.

    Gambar 113. Pemeliharaan Sapi DewasaSumber : Dokumen Sutarto (2007)

    1.11.4. Pemerahan Sapi

    Sebelum sapi diperah kandangtempat dimana sapi itu hendakdiperah harus dibersihkan ataudicuci dulu dan dihilangkan daribau-bauan, baik yang berasaldari kotoran sapi maupun darimakanan atau hijauan yangberbau (silage). Karena air susuitu mudah sekali menyerap bau-

    bauan yang dapatmempengaruhi kualitas air susu.

    Sebaiknya sapi yang hendakdiperah diberikan makananpenguat lebih dulu, supaya sapitersebut dalam keadaan tenang.Jangan diberikan rumput atauhijauan lainnya sebelum atauselama diperah untuk menjaminair susu yang dihasilkan tetapbersih dan mempunyai kualitasyang baik.

    Sebelum sapi diperahhendaknya bagian badan sapi

    daerah lipat papa dan bagianbelakang dicuci ataudibersihkan untuk mencegahkotoran-kotoran yang menempelpada bagian-bagian tersebut jatuh ke dalam susu pada waktusapi itu diperah. Sebelumambing diperah harus dicuciterlebih dahulu dengan airhangat untuk mengurangitimbulnya kontaminasi bakteri

    pada susu, disamping itu untukmerangsang keluarnya ataumemancarnya susu sehinggaimemudahkan pemerahan.

    Cara pemerahan susu dapatdilakukan dengan dua cara,yaitu pemerahan denganmengunakan alat mesin perahdan pemerahan secara manual.

    Bila terdapat air susu yangabnormal yang dihasilkan dariseekor sapi, maka sapi ini harusdiperah yang terakhir dan airsusunya dipisahkan dari air

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    22/123

    330

    susu yang normal, sehinggatidak merusak kualitas air susuyang normal.

    Pada umumnya sapi-sapidiperah 2 kali sehari yaitu pada

    pagi dan sore hari, tetapi adapula pemerahan yang dilakukanlebih dari 2 kali sehari. Inidikerjakan pada sapi-sapi yangberproduksi susu yang tinggi,misalnya pada sapi yangproduksi susunya 20 liter perhari dapat diperah 3 kali sehari,sedangkan sapi-sapi yangberproduksi susu 25 liter ataulebih dapat diperah 4 kali sehari.

    Pada tiap-tiap mau mulaipemerahan dari tiap-tiap ekorsapi, guna mengetahui adatidaknya mastitis, maka pakailahcangkir atau piring yang bagiandalamnya berwarna hitam,kemudian peraslah dua atautiga tetes air susu ke dalamcangkir/piring tersebut, makabila ada darah atau nanah lekasdiketahui. Dengan demikianambing yang mastitis lekas

    diketahui dan dapat diobati danmencegah terjadinya mastitisyang lebih lanjut. Sebab mastitisyang chronis sulit untuk diobati.

    1.11.5. Kebersihan Susu

    Perlakuan kebersihan susuyang baik akan memberikanhasil susu dan produk-produksusu yang bersih dan sehatdengan memanfaatkan

    peralatan yang kurang lengkapdan pada umumnya ditemuipada peternakan-peternakankecil didaerah tropis.

    Kebersihan susu yang baikakan memberikan hasil-hasilsusu yang sehat untukkonsumsi manusia. Hasil-hasilsusu akan mempunyai kualitasyang baik dalam penyimpanan.

    Kebersihan susu yang tidak baikakan berakibat:  Produk menjadi busuk,

    produk ditolak oleh pembeli,dan tersebarnya beritadikalangan pembeli mengenaihal itu,

      Timbulnya penyakit darimakanan yang busuk,

      Penurunan pendapatanprodusen,

      Penurunan penilaianterhadap produk dan tingkatkebanggaan industriprodusen,

      Tidak dapat diterima olehperaturan/hukum yangberlaku,

      Mikro organisme (bakteri)akan tumbuh dengan cepatdalam susu yang tidak bersih.

    1.11.6. Kesehatan dan

    Kebersihan Petugas/Pemerah

     Ada beberapa hal yang harusdiperhatikan dalam penanganansusu.

    1.11.6.1. Kesehatan PetugasPemerahan

    Orang yang mengalami/menderita penyakit menular

    seperti penyakit pernafasan(contoh : radang saluranpernafasan atau influensa) ataupenyakit pencernaan (contoh :

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    23/123

      331

    diare), akan mengeluarkanbakteri dalam jumlah yang lebihbesar dibandingkan dengandalam keadaan sehat. Olehkarena itu jangan menanganisusu atau menangani sapi

    perah apabila sedang :  Menderita sakit tenggorokan

    atau perut (diare dan/ataumuntah-muntah).

      Peradangan kulit(peradangan kulit danbengkak, jerawat yangterinfeksi, bintik bintik merahpada kulit, dll.

      Influensa berat atau demam

    1.11.6.2. Menghindari

    Pencemaran

    Petugas harus memahamipencemaran susu, untukmenghindari kebiasaan burukyang mengakibatkan kekotoran,dan mencegah perlakuan-perlakuan berikut pada saatmenangani susu danperalatannya, yaitu :

      Menggaruk-garuk pada

    bagian tubuh seperti muka,hidung, mulut, telinga,ataurambut,

      Batuk atau bersin yanglangsung diarahkan kepadasusu atau produk susu,

      Menyentuh, memencet jerawat, bisul atau luka,

      Menggunakan cairanpelumas pada tangan untukmemerah ataumenggunakan salep atau

    krim pelumas,  Mencoba rasa susu atau

    produk susu denganmenggunakan jari atau

    sendok yang berulang kalidigunakan tanpa dicuci.

    1.11.6.3. Kebersihan PetugasPemerahan

    Mencuci tangan adalahsederhana, tetapi biasanya tidakdilakukan dengan benar. Caramencuci tangan dan lengan :  mencuci tangan dengan air

    untuk membuang kotoranyang melekat,

      mencuci denganmenggunakan sabun yangberbusa banyak dan air,

      menyikat/membersihkanbagian bawah kuku,

      kemudian mengeringkandengan kertas tissue sekalipakai,

      Jangan merokok tembakau,atau bahan lainya pada saatmenangani susu. Merokokakan berakibat pencemaranlangsung terhadap makananoleh abu atau puntungrokok, batuk, pencemaranmakanan oleh tangan yangmenyentuh bibir pada saat

    merokok,  Gunakan tutup kepala untuk

    mencegah kotoran rambutdan tangan jatuh kedalamsusu, dan mencegahterjadinya pencemaransilang.

    1.11.6.4. KebersihanLingkungan

    Kebersihan lingkungan

    mencakup lingkungan luar danlingkungan dalam. Lingkunganluar meliputi diluar lokasiproduksi, sedang lingkungan

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    24/123

    332

    dalam mencakup lokasi dimanatempat susu dan produk-produksusu dihasilkan, dibungkus, dandisimpan.

    1.11.6.4.1. Lingkungan Luar

    Perbaikan/pengaspalan jalan,perbaikan drainase danpemangkasan rumput disekitarlokasi produksi dan kandangakan mengurangi pencemarandebu pada lokasi produksi. Airbersih harus tersediasecukupnya untuk pencuciandan air minum ternak.

    Pembasmian tikus dapat

    dilakukan dengan mengurangimakanan dan tempattinggalnya, membuat konstruksibangunan agar mengurangikemungkinan sarangnya,menyediakan perangkap, danmenggunakan racun tikusdengan berhati-hati.

    Lalat, kecoa, dan seranggalainnya adalah pembawa bakteriyang dapat ditularkan dapat

    menyebarkan penyakit pest.Pengontrolan terhadap hewantersebut adalah denganmenghilangkan tempat-tempatberbiaknya dan tempatmakanannya. Serangga akanmenghindari sinar, alat listrikdan pembasmi serangga. Kesetkaki yang tebal merupakantempat seranggal. Pembasmiandengan hanya menggunakaninsektisida (bahan kimia) harus

    dicegah.

    Burung sebagai pembawaSalmonella, akan menularkan

    lewat bangunan dan supply airdimana terdapat kotorannya.Burung tertarik pada lokasi sapiperah karena adanya bahanpakan yang disediakan untukternak tersebut.

    Hewan dan bangunan kandangdapat menjadi sumber utamapencemaran apabila tidakbersih. Penyisiran danpengguntingan bulu hewanadalah penting untukmengurangi pencemaran olehbulu, debu, dll. Hal ini adalahsangat penting dalammelakukan pemerahan dengantangan. Hewan harus ditangani

    dengan tenang dan pelan untukmencegah kegugupan hewan.Hewan yang gugup selalumengakibatkan lebih banyakdebu dan manure. Anak sapiperah, sapi dara muda atauhewan lainnya (itik, ayam d1l)harus tidak dalam kandangyang sama atau disediakan jalan untuk mencapai kandangsapi perah.

    Kebersihan personil/petugastelah dijelaskan diatas. Potensipencemaran yang mungkin daripetugas/pekeda peternakanadalah pada baju, sepatu, danpada orangnya.

    1.11.6.4.2. Lingkungan Dalam

    Perusahaan harus menyediakanbangunan untuk pemerahan.Pada bangunan tersebut tidak

    boleh terdapat bahan pakan,bahan kimia atau obat yangdisimpan, kecuali bahan untukpencuci dan sanitasi. Apabila

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    25/123

      333

    disediakan pakan konsentratpada saat pemerahan makapakan tersebut harus disimpandiluar bangunan pemerahandan dibawa kedalam bangunantersebut sesuai kebutuhan.

    Tidak boleh memberikan pakanhijauan pada saat pemerahankarena bisa menimbulkan debu.Jatuhnya partikel pakantersebut harus dikurangi. Perluadanya perhatian khususterhadap pelaksanaanpemerahan dan lokasipenanganan susu. Lantainyaharus terbuat dari bahan tidakberpori (seperti semen) danterpelihara dengan baik. Lantai

    harus tetap bersih selama dansetelah pemerahan.

    Peralatan dan fasilitaspemerahan seperti tempatpencucian dan rak tempatpengeringan harus dibuat daribahan tidak menyerap air, tidakberkarat contohnya stainlesssteel.

    1.12. Lokasi Pemerahan

    Harus dipastikan bahwa lokasipemerahan bersih. Adalahpenting membersihkan lokasipemerahan. Lantainya harusdisapu dan/atau dicuci denganair sehingga terlihat bersih.

    1.13. Peralatan

    Kain pembersih putting, ember,bangku perah, ember untuk

    sampah, gelas (strip cup),tabung untuk merendam.Putting (teat cup) dan kontainerpenampung susu perlu dibersih-

    kan sebelum dipergunakan.Peralatan yang langsungberhubungan dengan sususeperti ember, mesin pemerahdan tabung penyimpan harusdisanitasi dan dikeringkan

    sekurang kurangnya 15 menitsebelum dipergunakan.

    1.14. Penanganan/PersiapanSapi Perah

    Penanganan dan persiapanyang baik harusdilakukan/dimulai sebelum sapidibawa ke lokasi pemerahan.Penanganan dengan hati hatipada setiap yang dilakukan

    adalah penting dan mungkindiperlukan sedikit penyentuhanapabila akan melakukanpemerahan dengan tangan.Pemukulan hewan dengantangan atau alat seperti tongkatatau ranting kayu harus sangatdikurangi. Perlakuan pemukulanyang terus menerus walaupuntidak terlalu keras akanmengakibatkan hewan menjadiketakutan dan gugup. Hal

    tersebut akan memberikanakibat negatif pada pemerahanyaitu pada reaksi interval turun/mengalirnya susu.

    Penyediaan pakan konsentratadalah cara yang sangat baikuntuk membawa hewan kelokasi pemerahan, namunapabila hal tersebut ternyatasudah dilakukan, maka harusdilakukan seterusnya pada

    setiap pemerahan. Pemberiankonsentrat hanya pada saatsetiap pemerahan. Penyediaandalam jumlah lebih banyak pada

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    26/123

    334

    beberapa hari dan kemungkinandalam jumlah yang kurang padawaktu-waktu yang lain akanberakibat hewan menjadi tidaktenang.

    1.15. Pemerahan Awal

    Pemerahan awal yangditampung pada gelas khusus(strip cup) adalah untukmemeriksa apakah terdapatmastitis atau kelainan lain padasusu. Hal ini harus dilakukansekurangnya satu bulan (lebihlama akan lebih baik) pada faseawal laktasi.

    1.16. Persiapan Puting

    Kebersihan puting adalahpenting sebelum pemerahan. Apabila puting masih kotormaka harus dibersihkansecukupnya. Puting yang kotorharus dicuci dengan airmengalir dengan tekananrendah dan kemudiandikeringkan dengan bersihmenggunakan handuk yang

    hanya untuk sapi tersebut(kertas atau kain).

     Apabila ambing dan puting terusmenerus kotor pada awal setiappemerahan maka lingkunganhewan harus diperhatikan untukmengatasinya.

    1.17. Pemerahan

    Sekurangnya diperlukan waktu

    30 detik untuk membersihkanputting sebelum pemerahandengan tangan dimulai. Hal iniakan memberikan cukup waktu

    untuk timbuInya responturunnya susu. Pemerahanakan selesai dalam 5-7 menit.

    1.17.1. Pemerahan Manual

    Pemerahan manual dilakukandengan tangan harus cepat danlembut dalam pemencetanputing, dan tidak dengankeras/kasar, atau menarik ataumemencet puting. Janganmenggunakan pelumas ataulainnya ketika melakukanpemerahan dengan tangan.Contoh gambar pemerahandengan tangan tertera padaGambar 114.

    Gambar 114. Cara PemerahanSusu Secara ManualSumber : VEDCA, 2007

    1.17.2. Pemerahan denganMesin

    Mesin perah digunakan untukmemanen susu dari sapi betina, jika pemerahan secara manualmemerlukan tenaga kerja yangmahal dan tidak efisien. Mesinberfungsi mengeluarkan susudari ambing sapi. Bentuk mesindirancang menyerupai cakar(Claw ) dengan empat mangkuk

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    27/123

      335

    putting (teatcups)  berbentuktabung yang terbuat dari besidan karet, tabung vakum danpulsator. Fungsi pulsatorsebagai pengatur isapan airsusu, isapan tidak berlangsung

    terus menerus tetapi terputus-putus. Mekanisme terputus inimemberikan kesempatan airsusu turun ke puting danmengembalikan peredarandarah pada puting susu.

    Cara kerja mesin perah berbedadengan pemerahan dengantangan atau penyedotan olehpedet. Pengeluaran susumelalui pengisapan oleh sistem

    vakum mesin, kemudianpulsator akan mengaturmekanisme vakum dan tekananyang terputus setiap detik.Perbandingan antara waktutabung membuka dan menutupdisebut dengan rasio pulsation.

    Susu yang sudah keluar dariputting akan disalurkan ketempat penampungan yangdisebut tabung/ember susu.

    Susu dari ember susu kemudiandipindahkan ke tangki utamamelalui prinsip kerja mekanikpompa. Didalam tangki susukemudian didinginkan untukmenghambat pertumbuhanbakteri.

    Tipe mesin perah terdapatbeberapa jenis, namun penulisakan membahas beberapa jenisyang banyak digunakan. Jenis

     jenis tersebut antara lain:

    1.17.2.1. Tipe Herringbone

    Herring adalah sejenis ikan,sedang bone berati tulang, jadipengaturan sapi seperti bentuktulang ikan hering. Contoh

    seperti tertera pada gambar115. Sudut kemiringan posisisapi antara 30-35º.

    Gambar 115. Layout Herringbone 

    Sapi masuk melalui jalanditengah, dan menempati posisipada kedua sisi. Pemerahbekerja ditengah kedua deretansapi tersebut. Setalah mencuciambing dan putting susu , cupdipasang pada keempat puttingdengan urutan dari depan kebelakang. Pada mesin perahyang besar dapat pemerahan600 sapi dapat dikerjakan oleh 2orang. Pemasangan kup sepertitertera pada Gambar 116.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    28/123

    336

    Gambar 116. PemasanganCup pada Puting

    Sumber: Wikimedia, 2007

    Contoh gambar mesin perahtipe heringbone tertera padaGambar 117 dan Gambar 118.Pada contoh ini penampungsusu dibuat individu dan terbuatdari bahan kaca.

    Gambar 117. Mesin PerahHerringbone

    Sumber: Wikimedia Foundation,2007  

    Gambar 118. Mesin PerahTipe Herringbone dengan

    Tabung Individu.Sumber: Sutarto,2007

    1.17.2.2. Tipe Rotary MilkingSheds

    Rotary milking terdiri dari mejaputar dengan fasilitaspemerahan individu sebanyak

    12-100 unit. Tipe mesin yangbaik dengan jumlah fasilitasantara 24-34 unit dapatdioperasikan oleh 2 orang.Meja putar akan diputar olehmotor elektrik, dengan waktu 1putaran sama dengan waktupemerahan sampai selesai.Sapi yang selesai diperah akankeluar dan sapi yang baru (akandiperah) masuk.

    Mesin perah dilengkapi dengansistem otomatis, setelah sapimendekati pintu keluar makacup akan lepas dengansendirinya secara otomatis.Jenis mesin ini cocok untuk jumlah sapi yang banyak (lebihdari 1000 ekor). Layout mesinperah tipe rotary abreast terterapada Gambar 119 dan 120. sedangkan gambar rotarytandem tertera pada Gambar

    121.

    Gambar 119. Layout MesinPerah Tipe Rotary Abreast

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    29/123

      337

    Gambar 121. Layout MesinPerah Tipe Rotary Tandem

    Gambar 120.Mesin Perah Rotary

    Sumber: Wikimedia, 2007

    1.17.2.3. Mesin Perah Portable

    Mesin perah tipe ini dirancanguntuk peternak yang memilikisapi dalam jumlah sedikit.Rancangan dibuat untuk satusapi sekali pemerahan danportable, yang dilengkapidengan roda. Prinsip kerjanyasama dengan mesin perah tipelain. Contoh gambar mesinperah portable tertera pada

    Gambar 122.

    Gambar 122.Mesin Perah Portable

    Sumber: Milking Machines, Co.UK,2008

    Sapi-sapi yang akan diperahdipindahkan dari kandang ketempat pemerahan. Tempat

    mengumpulkan sapi disebutcow yard atau paddock . Padasaat di cowyard seringdiputarkan musik dari radio atautape. Hasil penelitianmenunjukkan musik dapatmeningkatkan produksi  susu.Suara dari mesin perahmemberikan rangsangan bagisapi untuk menurunkan susu keambing dan puting, jadipemerahan dengan mesin

    perah tidak perlu melakukanpalpasi ambing. Contohpengumpulan sapi tertera padaGambar 123. kemudian sapidigiring masuk ke tempatpemerahan (Milking Parlour), jumlah sapi yang masukdisesuaikan dengan jumlah cupyang tersedia.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    30/123

    338

    Gambar 123. Sapi BetinaAntri Siap DiperahSumber : Dokumen Sutarto, 2007

    1.18. Pasca Pemerahan

    Segera setelah pemerahandengan tangan selesai, susuharus disaring dan ditampungkedalam kontainer yang bersih

    dan steril. Saringan kain yangdipergunakan harus bersih,sempuma, dan dicuci denganmenggunakan deterjen danbahan sanitasi kemudiandijemur di matahari.Penyimpanan/Pendinginan susuPendinginkan susu sampaidibawah 3-40  C, harus se-segera mungkin dilakukansetelah pemerahan.

    Pada peternak kecil yang tanpaperalatan pendingin, susu perluditransportasikan denganberhati hati dan sesegeramungkin setelah selesaipemerahan dan segeradidinginkan di tempatpengumpulan susu (milkcollection center). Udara panas,sinar, goncangan berlebihandan waktu yang lama untukmencapai alat pendingin, dapat

    merusak susu yang dalamkeadaan hangat.

    Kontainer transportasi harusbersih, tersanitasi, dan dapatdisegel dengan pita perekat.Kontainer harus terbuat daribahan berkualitas baik dandapat dicuci dan disanitasi

    dengan sempuma. Suhutransportasi 4-70 C.

    Pencucian dan sanitasi adalahdua pekejaan yang terpisah danberbeda. Kedua pekerjaan ini(mencuci dan sanitasi) harusdilakukan bersama-sama. Apabila hanya dilakukanpencucian tanpa sanitasi,sejumlah besar bakteri akantetap tinggal pada permukaan

    kontainer.

    Pencucian adalah proses untukmembuang sisa susu daripermukaan/ dinding kontainer.Sanitasi yaitu denganpenggunaan bahan kimia ataupemanasan untuk secarasempuma membuang bakteridari permukaan kontainer.

    1.19. Pemeliharaan Sapi

    Kering

    Pada sapi-sapi yang sedangberproduksi dan sekurang-kurangnya sudah bunting 7-7½bulan harus dikeringkan artinyatidak boleh diperah lagi.

    Pengeringan perlu untukmemberikan istirahat pada sel-sel ambing, sehingga akanmenjamin produksi susu yang

    tinggi pada laktasi yang akandatang. Bila tidak diikeringkansekurang-kurangnya 1½ bulansebelum beranak kembali, maka

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    31/123

      339

    produksi susu berikutnya akanmenurun sekali dan dalam halini akan merugikan sekali bagipetemak sendiri. Bila sapi telahbunting 7½ bulan masihmenghasilkan susu yang masih

    tinggi 5 liter per hari, sedangkansapi ini harus dikeringkan makacara-cara mengeringkan sapi-sapi tersebut adalah sebagaiberikut :

    1.19.1. Pemerahan yangBerselang

    Cara ini sapi tersebut dimulaidikeringkan dengan diperahsatu kali sehari untuk beberapa

    hari, kemudian dua hari sekalidiperah untuk beberapa hari.Demikian seterusnya sampaiproduksi susu sapi tersebut 2-3liter per hari yang akhirnyapemerahan dihentikan.

    1.18.2. Pemerahan yang TakLengkap.

    Cara ini dimulai denganpemerahan yang air susunya

    tak semuanya diperah keluaruntuk beberapa hari, misalnyasapi yang masih menghasilkansusu 6 liter per hari, maka yangdiperah keluar hanya 4 liter perhari, sedangkan sisanya yang 2liter dibiarkan di dalam ambing.Setelah pemerahan tak lengkapitu dijalankan untuk beberapahari, kemudian dilanjutkandengan pemerahan berselangyang tak lengkap. Setelah

    produksi susu turun sampai 2-3liter per hari, maka pemerahandapat dihentikan.

    1.19.3. PenghentianPemerahan yangSekonyong-konyong

    Cara ini adalah cara yangterbaik, bila tidak terdapat

    mastitis. Tiga hari sebelumdikeringkan semua makananpenguat harus tidak diberikanpada sapi yang hendakdikeringkin disamping rumputatau hijauan yang diberikanharus dikurangi sampaisepertiga dari jumlah ransumyang biasa diberikan kepadasapi tersebut. Carapengurangan terhadap jumlahmakanan yang diberikan ini,

    akan mengurangi hasil susu.Susu yang tidak diperah akanmengumpul di dalam ambing,sehingga akan mengakibatkansuatu tekanan pada sel-selambing dan air susu tak akankeluar lagi dari sel-sel ambingdan pada akhirnya air susuyang telah ada diabsorbsi olehbadan.

    Cara pengeringan tersebut di

    atas adalah untuk mencegahterjadinya mastitis.

    1.20. Masa Perkawinan SapiBetina

    Periode berahi rata-rata padasapi adalah 21 hari sekali, tetapiterdapat pula sapi-sapi yangperiode berahinya bervariasidari 17 sampai 26 hari. Lamamasa berahi ini berlangsung

    dari 6-36 jam dengan rata-rata18 jam untuk sapi betinadewasa dan 15 jam untuk sapidara.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    32/123

    340

    Tanda-tanda sapi berahi pentingsekali harus diketahui oleh parapeternak sapi perah untukmenjamin berhasilnya setiapperkawinan, sehingga setahunsekali sapi-sapinya beranak.

    Keadaan ini penting gunamenjamin kelangsungandihasilkan susu dalam suatupeternakan sapi perah.Beberapa tanda berahi yangterlihat pada sapi, antara lain:  Melenguh-melenguh atau

    mengeluarkan suara seolah-olah memanggil pejantan(Gambar 124.) 

      Sering gelisah (Gambar125.) 

      Sering kencing sedikitseolah terputus-putus.

      Sering mengerak-gerakkanatau mengangkat pangkalekor sehingga vulvanyaterlihat jelas (Gambar 126.) 

      Terjadinya pembengkakanpada bibir vulva, biasanyaditandai warna kemerah-merahan, terjadinyapeningkatan peredarandarah didaerah tersebut, jika

    diraba terasa hangat, keluarlendir bening dari vulva danmenggantung hingga jatuhdilantai kandang (Gambar127.)

    Gambar 124.Sapi Melenguh-melenguh

    Gambar 125. Sapi Gelisah

    Gambar 126. Sapi Menggerak-gerakkan atau Mengangkat

    Pangkal Ekor

    Gambar 127. MengeluarkanLendir Bening dari Vulva 

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    33/123

      341

    Gambar 128. Sapi Didekatidan Diam Dinaiki Pejantan

    Kadang-kadang betina yangestrus menunjukkan aktivitastidak seperti biasanya, sepertimenggosokkan pantat ke

    dinding kandang, menaiki ternaklain, kadang-kadang terjadipenurunan nafsu makan, kalaudidekati dan dinaiki pejantanakan diam (Gambar 128.)

    Terdapat pula beberapa sapiyang mempunyai sifat-sifatbirahi yang diam (silent heat ),yaitu sapi yang berahi tidakmemperlihatkan gejala-gejalaberahi yang jelas seperti

    tersebut di atas. Keadaan iniakan menyulitkan peternakuntuk mengetahui adanyaberahi.

    Walaupun begitu dapat puladiketahui dengan adanya sapi-sapi jantan yang berdekatandengan sapi betina yang "berahidiam", ialah dengan gejala sapi jantan tersebut ingin mengawinisapi betina itu.

    Sapi harus dikawinkan tepatwaktu, untuk mendapatkansuatu persentase kebuntingan

    yang tinggi. Harus diingatbahwa sapi subur (fertile) bilaada ovum yang dapat dibuahi.Ovum hanya dapat hidup dalam jangka waktu pendek setelahovulasi. Sapi tidak

    mengovulasikan ovumnyahingga estrus berakhir. Hal inimemungkinkan dari 6-18 jamsetelah heat untukmenghasilkan yang kebuntinganoptimum sapi harus dikawinkanpada 2/3 masa berahi ataubeberapa jam setelah tanda-tanda berahi berakhir.

    Secara kasar antara 24 jamperiode setelah awal standing

    heat . Ketepatan pengamatansaat sapi benar-benar berahi inisangat sulit. Oleh karena ituaturan menggunakan jari yangdisebut pagi-sore sudah banyakdipakai. Bila sapi menunjukkanberahi pagi hari, maka sapitersebut dikawinkan soreharinya. Bila sapi menunjukkanbirahi sore hari, maka sapi tsbharus dikawinkan pagi hariberikutnya.

    Bagi sapi-sapi yang baruberanak, hewan tersebut barudapat dikawinkan lagi pada 50-60 hari sesudah beranak, hal iniuntuk mendapatkan persentasekebuntingan yang tinggi. Bilasapi tak dapat bunting pada 90hari sesudah beranak, makadaya reproduksi tersebutmenurun, artinya sulit untukdijadikan sapi tersebut bunting.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    34/123

    342

    1.21. Pemeliharaan Pejantan

    Pemeliharaan anak sapi jantanadalah sama dengan anak sapibetina sampai anak sapi itu

    berumur ± 6 bulan. Sesudah itu

    cara pemeliharaannya berbeda. Anak sapi jantan yang telahberumur 6-8 bulan sudahdewasa kelamin, karena ituharuslah dipisahkan dari anak-anak sapi betina juga dari sapi-sapi betina dewasa yang tidakbunting. Pemisahan tersebutbertujuan untuk menjaga jangansampai mengganggu sapi-sapibetina tersebut.

     Anak sapi jantan harus dilatihuntuk dijinakkan dengan carasetiap hari harus dipegang-pegang walaupun hanyasebentar, dan dibiasakan jugadengan tali leher dan dipegangorang. Setelah anak sapi jantantidak berontak untuk dipegangdan diikat, kemudian dilatihdibawa dengan tali leher ketempat yang jauh, supaya anaksapi tersebut biasa dibawa

    orang.

    Bila sapi jantan itu telahberumur 6-8 bulan, makaharuslah sudah diberi lubangpada hidungnya dan dipasangsebuah cincin logam yangringan yang mempunyaidiameter 3,75 cm dan yang takdapat berkarat (kuningan atautembaga). Jika anak sapitersebut telah berumur 12 bulan

    cincin tadi diganti dengan cinclnyang kuat dengan diameter 7,5cm.

    1.21.1. Pemeliharaan Kuku

    Pemeliharaan kuku sapipejantan adalah penting, sebabbila kaki terutama yangbelakang sakit, maka sapi itu

    tak dapat dipakai untukmengawini seekor betina ataudiambil spermanya untukinseminasi buatan.

    Sapi jantan mempunyai beratbadan bisa sampai 1 ton,sehingga sebaiknya alaskandangnya harus dipasangpapan yang kuat untukmenjamin kondisi kuku sapipejantan tersebut supaya tetap

    baik, kalau tidak pakai papankuku pejantan tersebut seringsakit. Pemotongan kuku perludilakukan bila kuku-kuku sapitersebut telah panjang, keadaanini untuk menjamin letak kakiyang baik, sehingga tidak akanterdapat gangguan pada kakipejantan tersebut.

    Pelepasan pejantan di lapanganadalah perlu sekali untuk

    menjamin kesehatan kuku sapi,disamping itu guna menjagakondisi badan sapi pejantansupaya tetap baik, khususnyabila pejantan tersebut banyakdipakai untuk perkawinan. Sapi-sapi jantan hendaknyadipelihara di kandang terpisahdari sapi-sapi betina untukmencegah hal-hal yang takdiinginkan.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    35/123

      343

    Gambar 129. Pemeliharaan Sapi PejantanSumber : Dokumen Sutarto (2007)

    Seekor sapi jantan dapatdipakai sebagai pejantan bilatelah berumur 15-18 bulan danbadannya telah cukup besar.

    Sapi jantan yang telah berumur18 bulan dapat dipakai untukmengawinkan 2 kali seminggu,pada umur 2 tahun jantandipakai mengawini lebih dari 2-3ekor sapi betina dalamseminggu. Pejantan yang sudahdewasa umur 3-4 tahun dapatdipakai untuk perkawinan 4 kaliseminggu, tetapi perkawinancara tersebut jangan lebih daridua minggu berturut-turut.

    Setelah perkawinan cara yangterakhir ini, sapi pejantan dibericukup istirahat selama 10 hari.Sebaiknya seekor pejantandipakai 2 kali perkawinanseminggu, terlalu seringpejantan dipakai untukmengawini akan menurunkandaya fertilitasnya.

    Seekor pejantan dapat dipakaikawin secara alam 50-60 ekor

    betina setahun dan dapatdipakai sampai berumur 12tahun.

    1.22. Faktor-Faktor yangMempengaruhiKualitas, Kuantitas danSusunan Susu

    1.22.1. Bangsa Sapi

    Telah banyak diketahui bahwatiap-tiap bangsa sapimempunyai sifat-sifat sendiridalam menghasilkan susu yangberbeda dalam jumlah susuyang dihasilkan, kadar lemaksusu dan warna susu. Jumlahsusu yang dihasilkan bangsasapi Fries Holland adalah yang

    tertinggi bila dibandingkandengan bangsa-bangsa sapiperah lainnya baik di daerahsub-tropis maupun di daerahtropis. Bangsa sapi jugamenentukan susunan sususebagai yang tertera pada Tabel40.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    36/123

    344

    Tabel 40. Komposisi Kimiawi Susu Berbagai Bangsa Sapi

    Bangsa Air Protein Lemak%

    Laktosa Abu BahanKering

    Jersey 85.27 3.80 5.14 5.04 0.75 14.73

    Guernsey 85.45 3.84 4.98 4.58 0.75 14.55 Ayrshire 87.10 3.34 3.85 5.02 0.69 12.90

    Friesh Holand 88.01 3.15 3.45 4.65 0.68 11.93

    Shorthorn 87.43 3.32 3.63 4.89 0.73 12.57

    Sumber : Siregar, 1989

    Telah diketahui pula bahwasusu yang banyak mengandunglemak akan banyakmengandung vitamin A dan Dper volume susu, karena

    vitamin-vitamin tersebutberhubungan dengan kadarlemak dalam susu.

    1.22. 2. Lama Bunting(Gestation Period )

    Peternak-peternak telah banyakmengetahui, bahwa sapi yangtelah dikawinkan dan buntingakan menghasilkan susu yanglebih sedikit daripada sapi yang

    tidak bunting, keadaan ini jelasterlihat bila sapi telah bunting 7bulan sampai beranak.

    Suatu hasil penelitianmenunjukkan bahwa makanan-makanan diperuntukkan foetusdan selaputnya adalahequivalen dengan 55-85 kgsusu pada sapi Jersey atau100-135 kg susu pada sapi FH.Suatu penelitian yang lain pada

    sapi FH menunjukkan angkayang lebih besar 240-400 kgsusu. Hal ini menunjukkankebuntingan mempunyai

    pengaruh yang tak langsungterhadap produksi susu.

    1.22. 3. Masa Laktasi

    Masa laktasi adalah masa sapiitu menghasilkan susu antarawaktu beranak dengan masakering. Produksi susu per harimulai menurun setelah laktasi 2bulan. Demikian pula kadarlemak susu mulai menurunsetelah 1-2 bulan masa laktasi,dari 2-3 bulan masa laktasikadar lemak susu mulai konstandan naik sedikit.

    1.22.4. Besarnya Sapi

    Beberapa penelitian telahmenunjukkan bahwa sapi-sapiyang besar badannya akanmenghasilkan susu yang lebihbanyak daripada sapi-sapi yangberbadan kecil dalam bangsadan umur yang sama. Hal inidisebabkan sapi yang badannyabesar akan makan lebih banyak,sehingga menghasilkan susu

    yang lebih banyak. Juga ambingsapi yang besar akan lebihbesar daripada sapi berbadankecil.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    37/123

      345

    1.22.5. Estrus (Berahi)

    Pada waktu sapi berahi terdapatperubahan-perubahan faaliyang mempengaruhi volumedan susunan susu yang

    dihasilkan. Beberapa ekor sapimenunjuk-kan gejala yangnervous (gelisah) dan mudahterkejut sehingga tidak maumakan atau makan sedikit sajayang mengakibatkan hasil susutunun. Terdapat juga sapi yangtidak banyak dipengaruhi olehmasa berahi. Bila hasil susuturun banyak, maka kadarlemak dan susunan susu akanberubah karenanya.

    1.22.6. Umur

    Sapi-sapi yang beranak padaumur tua (3 tahun) akanmenghasilkan susu yang lebihbanyak daripada sapi yangberanak pada umur 2 tahun.Produksi susu akan terusmeningkat denganbertambahnya umur sampaisapi itu berumur 7 tahun atau 8

    tahun. Produksi sususelanjutnya akan menurunsedikit demi sedikit, sampai sapiberumur 11 atau 12 tahunproduksi susu akan menurunsekali.

    Meningkatnya produksi susutiap laktasi dari umur 2 tahunsampai 7 tahun disebabkankarena bertambahnya besarbadan sapi karena pertumbuhan

    dan jumlah tenunan-tenunandalam ambing juga bertambah.

    Munurunnya susu pada sapi-sapi tua disebabkan aktifitaskelenjar-kelenjar ambing sudahberkurang. Kemampuanproduksi susu seekor sapi daratidak hanya dipengaruhi oleh

    pertumbuhan badan, tetapi jugaoleh pertumbuhan ambingnyayang mencapai pertumbuhanmaksimum pada laktasi ke 3dan ke 4.

    1.22. 7. Interval Beranak(Calving Interval) 

    Calving interval   yang optimumadalah 12 dan 13 bulan. Bilacalving interval   diperpendek

    akan menurunkan produksisusu 3,7-9% pada laktasi yangsedang berjalan atau yang akandatang. Bila calving interval  diperpanjang sampai 450 hari,maka laktasi yang sedangberlaku dan laktasi yang akandatang akan menghasilkan susunaik 3,5%, tetapi bila ditinjaudari segi ekonomi akan rugikarena tak sepadan hasil susuyang dihasilkan dibandingkan

    dengan makanan yangdiberikan kepada sapi.

    1.22.8. Masa Kering

    Produksi susu pada laktasikedua dan berikutnyadipengaruhi oleh lamanya masakering yang lalu. Untuk tiapindividu sapi betina produksisusu akan naik dengan tambahmasa kering sampai 7 atau 8

    minggu, tetapi dengan masakering yang lebih lama lagiproduksi susu tak akanbertartambah.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    38/123

    346

    1.22.9. Frekuensi Pemerahan

    Bila sapi diperah dua kali seharidengan jarak waktu yang samaantara pemerahan itu, makasedikit sekali perubahan dari

    susunan susu itu. Bila sapidiperah 4 kali sehari, kadarlemak akan tinggi pada besokpaginya pada pemerahan yangpertama. Makin sering sapi itudiperah hasil susu akan naik juga, seperti pada Tabel 41.yang ditunjukkan oleh penelitiandari Sudono (2003).

    Kenaikan hasil susu tergantungpada kemampuan sapi itu untuk

    berproduksi, pakan danmanajenen. Pada umumnyasapi-sapi diperah 2 kali sehariialah pagi dan sore hari.

    Pemerahan yang dilakukan

    lebih dari 2 kali sehari, hanyadikerjakan pada sapi-sapi yangberproduksi susu tinggi,misalnya pada sapi yangproduksi susunya 20 liter perhari dapat diperah 3 kali sehari;sedangkan sapi-sapi yangberproduksi susu 25 liter ataulebih dapat diperah 4 kali sehari.

    Tabel 41. Hubungan Frekuensi Antara Pemerahan dan Hasil Susu

    Umur Sapi Frekuensi Pemerahan

    3 X sehari 4 X sehari2 tahun 20 % > banyak dari 2 x

    di perah35 % > banyak dari 2 xdi perah

    3 tahun 17 % > banyak dari 2 xdi perah

    30 % > banyak dari 2 xdi perah

    4 tahun 15 % > banyak dari 2 xdi perah

    26 % > banyak dari 2 xdi perah

    Sumber Sudono, 2003

    1.22.10. TatalaksanaPemberian Pakan

    Pada umumnya variasi dalamproduksi susu dan lemak padabeberapa peternakan sapiperah disebabkan olehperbedaan dalam makanan dantatalaksananya. Makanan yangterlalu banyak konsentrat akan

    menyebabkan kadar lemak susurendah.

    Kondisi seekor sapi betina padawaktu beranak mempunyaipengaruh yang besar terhadapproduksi susu dan kadar lemakdari laktasi yang akan datang,terutama bulan-bulan pertamadari laktasi.

    Pemberian pakan yang banyakpada seekor sapi yang

    kondisinya jelek pada waktusapi itu sedang dikeringkandapat menaikkan hasil sususebesar 10-30%. Pemberian air

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    39/123

      347

    adalah penting untuk suatuproduksi susu, karena susu87% terdiri dari air dan 50% daritubuh sapi terdiri dari air.Jumlah air yang dibutuhkantergantung pada produksi susu

    yang dihasilkan oleh seekorsapi, suhu lingkungan dan jenispakan yang diberikan.Perbandingan susu yangdihasilkan dan air yangdibutuhkan adalah 1:3,6. Airyang dibutuhkan untuk tiap-tiaphari bagi seekor sapi berkisarantara 37 dan 45 liter.

    Persentase sapi laktasimerupakan faktor yang penting

    yang tak dapat diabaikan dalamtatalaksana yang baik dalam

    suatu peternakan untukmenjamin pendapatan peternak,hal ini dapat dilihat pada Tabel41. Terlihat pada Tabel 42 bahwa peternakan sapi perahyang mempunyai sapi yang

    laktasi sebanyak 60% lebihadalah yang menguntunkan. 

    Produksi susu rata-rata per ekorsapi mempunyai hubungan eratdengan rasio antarapendapatan dan biaya pakan.Ternyata produksi susu rata-rata per ekor per hari sapisebanyak minimum 6 liter masihmenguntungkan sebagai yangtertera pada Tabel 43.

    Tabel 42. Hubungan antara Persentase Sapi Laktasi dengan Ratioantara Pendapatan dan Biaya Makanan

    Persentase SapiLaktasi (%)

    Rata-rata Ratioantara Pendapatan& Biaya Makanan

    Pendapatan Bersihper Hari (Rp)

    20 - 39 1,35 -840,68

    40 - 59 1,52 2.478,82

    60- 79 2,14 8.580,67

    >80 2,15 12.000,96

    Sumber : Dinas Peternakan DKI jakarta, 2004 

    Tabel 43. Hubungan antara Produksi Susu Rata-rata Per Ekor PerHari dengan Pendapatan Bersih dan Ratio antaraPendapatan dan Biaya Pakan

    Produksi perekor susu rata-

    rata per hari(liter)

    Pendapatan bersihper hari (Rp)

    Rata-rata ratio antarapendapatan dan biaya

    pakan

    3,9 -4.610,24 1,104 – 5,9 4.55,98 1,53

    6 atau lebih 13.110,43 2,66

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    40/123

    348

    1.22.11. Problema dalamTatalaksanaPemeliharaan Sapi

    Pada umumnya produksi sapiperah di Indonesia adalah

    rendah, dengan hasil susu rata-rata per ekor sapi per hariberkisar antara 3 sampai 10liter, tergantung pada kualitaspakan dan bibit sapinya.Produksi susu yang rendah ini,mungkin disebabkan mututernaknya rendah ataupunpakan yang diberikan baikkuantitas ataupun kualitasnyakurang baik

    Untuk keadaan tersebut di atasbaiklah kita meninjau keadaantatalaksana peternakan sapiperah di beberapa perusahaandari beberapa tempat.

    Faktor-faktor yang perludiperha-tikan dalam tatalaksanatersebut guna mencapaiefisiensi produksi susu ialah :  umur beranak pertama  lama laktasi

      masa kering  efisiensi reproduksi (calving

    interval, service perconception, calving percentage, dan service periode).

      peremajaan dan Culling    pemakaian tenaga kerja.

    1.22.12. Umur BeranakPertama

    Berdasarkan data yang didapatdari beberapa survey   danpenelitian, maka pada Tabel 44. terlihat bahwa bila rata-rata

    beranak pertama berumur ±  3tahun hal ini akan menyebabkankenaikan ongkos-ongkosproduksi, sehingga tidak efisienlagi. Sebenarnya sapi FrieshHolland atau keturunannya

    dapat beranak pertama padaurnur 2-2½ tahun asalkantatalaksana dan pemberianpakan pada anak-anak sapi dansapi daranya cukup kuantitasdan kualitasnya. Sapi-sapi darayang mengalami kekuranganpakan badannya kecil-kecil danberakibat adanya gangguanpada alat reproduksinya.

    1.22.13. Lama Laktasi

    Lama laktasi tergantung pada"persistency",  sedangkan persistency   ini banyakdipengaruhi oleh beberapafaktor yang bukan hereditas, jenisnya, umur sapi, kondisi sapiwaktu beranak, lama masakering berikutnya danbanyaknya pakan yangdiberikan pada sapi sedanglaktasi dan lain-lain.

    Dari Tabel 44. tersebut terlihatbahwa peternakan sapi perah diBogor mempunyai lama laktasirata-rata kurang dari 10 bulanyaitu 8,4 bulan. Keadaan inidisebabkan kurangnyapersistensi sapi-sapi yang adadipeternakan tersebut. Sapi-sapi di Baturaden mempunyailama laktasi yang baiksedangkan di tempat-tempat

    lainnya lama laktasinya lebihdari 10 bulan. Hal inidisebabkan adanya gangguanreproduksi, sapi-sapi tersebut

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    41/123

      349

    terlambat jadi bunting kembali,yang umumnya karenatatalaksana yang kurang baik.

    1.23. Masa Kering(Dry Periode)

    Pada Tabel 43 terlihat bahwasapi-sapi perah yang baik masakeringnya ialah peternakan diLembang dan Rawa Seneng ± 2bulan, sedangkan dipeternakan-peternakan lainnyaterlalu lama. Hal ini disebabkanadanya gangguan reproduksiartinya sulit untuk dijadikanbunting kembali. Dalam hal lainmasih banyak terdapat

    perusahaan peternakan sapi

    perah yang masa keringnyakurang dari 6 minggu denganalasan sapinya masihberproduksi banyak ± 5 liter danmerasa sayang atau rugi kalaudikeringkan. Keadaan ini dapat

    menyebabkan terjadinya lamahidup berproduksi (longervity )yang pendek dari sapi-sapi yangmasa keringnya pendek. Sapiyang mempumyai longervityyang panjang akanmenghasilkan susu yang lebihbanyak per unit pakan yangdimakan, dengan demikianalasan lebih efisien dalam biayaproduksi susu.

    Tabel 44. Rata-rata Umur Beranak Pertama, Lama Laktasi j MasaKaring, Calving Interval pada Beberapa Petemakan Sapi Perah

    Tempat peter-nakan

    Jumlah sapibetina dewasa

    (ekor)

    Umur beranakpertama

    (bln)

    Lamalaktasi(bln)

    Masakering

    Calvinginterval

    Pengalengan 29 42 11,6 3 15,5

    Lembang 203 33 12,46 2,83 15,4

    Bogor 44 36 8,4 6,5 15,0

    Baturaden 75 28 10,3 3,5 13,9

    RawaSeneng

    110 - 11,6 2,7 14,3

    Cirebon 34 33 13,41 2,95 15, 66

    Sumber : Sudono, 2003

    1.24. Efisiensi Reproduksi

    Calving interval   yang baikadalah 12-13 bulan. Bila calvinginterval lebih pendek daripada320 hari (±10,7 bulan), makaakan menyebabkan penurunanproduksi susu sebesar 9% per

    hari masa laktasi yang sedangberjalan dan penurunan 2,7%pada laktasi yang akan datang.Bila calving interval

    diperpanjang sampai 15 bulan,produksi susu dari laktasi yangsedang berjalan naik dengan3,5% dan laktasi yang akandatang juga naik kira-kira 3,5%.Bila calving interval makinpanjang dan produksi susu rata-rata per hari dihitung didasarkan

    atas per "calving interval", makarata-rata produksi susu per harimempunyai kecenderunganmenurun. Dengan demikian

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    42/123

    350

    calving interval yangpanjangnya lebih dari 13 bulanadalah tidak ekonomis. Calvinginterval yang panjangdisebabkan karena tatalaksanaperkawinan yang kurang baik

    atau gangguan reproduksi yangdisebabkan oleh pemberianpakan yang kurang sempurna.Keadaan sapi-sapi perah diIndonesia dapat dilihat padaTabel 43. di atas, dimana yangbaik adalah peternakan diBaturaden dan Rawa Seneng.Calving interval merupakankunci sukses dalam usahapeternakan sapi perahdisamping produki susu rata-

    rata yang tinggi.

    Service per conception  yangdidapatkan pada peternakan diRawa Seneng didapatkanangka 2,61. Bila angka serviceper conception lebih dari 1,85pada suatu peternakan, makaperlu adanya perbaikan dalamreproduksi dari sapi-sapinya dipeternakan tersebut. Di Cirebon(1999), service per conception

    2,67 bulan.

    Calving percentage yangdidapatkan berdasarkan dataselama 11 tahun (tahun 1988sampai dengan 1999) padapeternakan di Rawa Senengtiap-tiap tahunnya + 80% darisapi-sapinya yang ada dipeternakan tersebut beranak.Sedangkan service periodenya

    terlalu lama ialah 4 bulan,

    yang baik ialah 2 bulan. Hal inidisebabkan tatalaksana dalamreproduksi / perkawinan kurang

    baik. Di Cirebon (1999) serviceperiodenya 4,20 bulan.

    1.25. Peremajaan dan Culling

    Bila ditinjau pada beberapa sapi

    perah, maka akan terdapatperbandigan yang tidak efisienantara sapi-sapi dewasadengan sapi-sapi replacementstock   (peremajaan), sehinggabiaya pakan yang diberikan danpemeliharaan lainnya relatifterlalu banyak, yaitumembesarkan anak anak sapidara yang belum berproduksi,Kaadaan ini terdapat padaperusahaan sapi perah di

    Lembang yaitu rata-rata pertahun replacement stocknya 7%sedangkan sebaiknyareplacement   per tahun berkisar20-25% dari jumlah sapi betinadewasa. Hal ini sebenarnyadapat dipenuhi dengan memilihsapi-sapi betina dewasasebanyak 55% dari jumlah sapibetina yang ada. Kemudianbetina-betina yang terseleksi inidipakai untuk menghasilkan

    anak-anak sapi betina sebagaireplacement stock , sedangkananak-anak sapi yang tidak baikharus dikeluarkan daripeternakan.

    Culling   dari hewan-hewan yangtidak diternakkan lagi dari suatupeternakan sapi perah diIndonesia umumnya atas dasarsterilitas atau kemajiran. Carayang dilakukan ini adalah tidak

    tepat, karena sterilitas bukanlahsuatu sifat yang banyakdipengaruhi oleh sifat herediter  (menurun), tetapi melainkan

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    43/123

      351

    oleh keadaan lingkungan(pakan, tatalaksana, penyakit,iklim dan lan-lain).

    Keadaan ini terbukti pada suatupeternakan sapi perah yang

    baik di KPBS Bandung yangberdasarkan, bahwa sapi-sapi diculling   rata-rata per tahun23,79% dari jumlah sapi betinadewasa. Dari julmlah tersebut6,92% penjualan biasa, 3,05karena tua, 4,94% sakit kaki,6,73% majir, 0,55% karenamastitis,  0,57% abortus  dan1,12% karena mati.

    Bila data ini dibandingkan

    dengan di Amerika Serikatuntuk kegunaan peternakan5,1%, karena produksi yangrendah 7,3%, mastitis 2,5%,abortus 1,5% steril/majir 1,8%,mati 1,1% karena tua 0,6% dankarena lainnya 1,7%. Dari dataini tampak bahwa culling  berdasarkan produksi susuyang rendah tidak dilakukan.

    1.26. Pemakaian Tenaga Kerja

    Rata-rata 20% dari seluruhbiaya untuk produksi susuadalah untuk tenaga kerja.Zulladari Hasibuan (1999) diKota Madya Bogormendapatkan angka tersebutsebesar 18% dari biayaproduksi. Adisulistijo (1990) diKota Madya Semarangmenunjukkan biaya tersebutsebesar 9,6% dan di daerah

    Ungaran pada peternakanrakyat sebesar 13,6%.

    Efisiensi dalam penggunaantenaga kerja di Indonesiasebaiknya untuk 6-7 ekor sapidewasa dibutuhkan cukupseorang tenaga kerja, makinbanyak sapi yang dipelihara

    dalam suatu peternakan makinefisien tenaga yang dibutuhkan.Survey   yang dilakukan olehHutasoit (1983) pada 16perusahaan peternakan sapiperah di Jawa didapatkan 10perusahaan mempunyai tenagaburuh yang kurang efisien ialah3-4 ekor sapi untuk seorangtenaga kerja. Ternyata dengansistem pemeliharaan out andcarry   dalam pemberian rumput,

    maka seorang tenaga kerjadapat melayani 10-12 ekor sapidewasa.

    1.27. Pemberian Pakan(Feeding) 

    Gambaran keadaan pemberianmakanan pada peternakan-peternakan sapi perah diIndonesia dapat dilihat darihasil studi kasus Peternakan

    sapi perah di daerah-daerahPasar Minggu, Kota MadyaBogor dan Pengalengan, padaumumnya peternakan-peternakan rakyat didapatkankekurangan protein dapatdicerna (Pr.dd.), sehingga untukmengatasi ini dapat diberikanpakan konsentrat lebih banyakpada sapi-sapi yang sedangdiperah.

  • 8/20/2019 Agribisnis_Ternak_Ruminansia_Jilid_3_Kelas_12_Ir_Caturto_Priyo_Nugroho_MM_2008.pdf

    44/123

    352

    2. TatalaksanaPenggemukan SapiPotong

    2.1. Sistem Penggemukan

    2.1.1. Pasture Fattening

    Pasture fattening   merupakansistem penggemukan sapi yangdilakukan dengan caramenggembalakan sapi dipadang penggembahan.Pemberian pakan dalam sistemini adalah denganmenggembalakan, tidak adapenambahan pakan baik berupakonsentrat maupun hijauan.

    Oleh karena itu hijauan yangterdapat di padang peng-gembalaan disamping rumput-rumputan juga harus ditanamileguminosa (kacang-kacangan)agar kualitas hijauan yang adapadang penggembalaan lebihtinggi. Bila hanyamengandalkan rumput-rumputan saja tanpaleguminosa, maka akan sulitdiharapkan pertambahan bobot

    badan sapi yang optimal.

    Padang penggembalaan harusselalu dipelihara dari kerusakanmaupun erosi, sehinggatatalaksana penggembalaansapi yang digemukkan harusbaik. Pada padangpenggembalaan harus dihitungkapasitas tampungnya, hal iniuntuk menghindaripenggembalaan sapi yang

    berlebihan pada suatu petaktertentu atau over grassing. 

    Sapi memerlukan air minumuntuk mempertahankanhidupnya oleh karena itu padatempat-tempat tertentu padapadang penggembalaan perludisediakan tempat-tempat air