agribisnis tanaman pangan

7
Tujuan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (Minggu 2-3) Tujuan Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar kompeten dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Mengelola usaha agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. 2. Mengelola usaha penangkaran benih dan bibit tanaman pangan dan hortikultura. . Mengelola usaha jasa se!a alat mesin budida"a tanaman. #. Mengelola usaha kios sarana produksi tanaman. $. Mengelola usaha pemasaran hasil-hasil tanaman pangan dan hortikultura. %. Melaksanakan teknik budida"a tanaman pangan dan hortikultura. Tujuan Kompetensi Keahlian Agribisnis Pembibitan dan Kultur &aringan Tanaman adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar kompeten dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Mengembangkan sikap pro'esional, khususn"a berkaitan dengan pembibitan dan kultur jaringan tanaman. 2. Mengembangkan diri, khususn"a "ang berkaitan dengan pembibitan dan kultur jaringan tanaman . Mengelola usaha agribisnis pembibitan #. Mengelola usaha pemasaran pembibitan dan hasil kulturjaringan Pendahuluan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) merupakan bidang kejuruan sekolah menengah kejuruan "ang mempelajari tentang agribisnis dalam kaitann"a dengan tanaman pangan dan hortikultura. Agribisnis Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain "ang mendukungn"a, baik di sektor hulu maupun di hilir. Pen"ebutan *hulu* dan *hilir* menga+u pada pandangan pokok bah!a agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan ('ood suppl" +hain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah +ara pandang ekonomi bagi usaha pen"ediaan pangan. ebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budida"a, pen"ediaan bahan baku, pas+apanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. stilah *agribisnis* diserap dari bahasa nggris: agribusiness, "ang merupakan portmanteau dari agri+ulture (pertanian) dan business (bisnis). alam bahasa ndonesia dikenal pula /arian anglisismen"a, agrobisnis. 0bjek agribisnis dapat berupa tumbuhan, he!an, ataupun organisme lainn"a. Kegiatan budida"a merupakan inti (+ore) agribisnis, meskipun suatu perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila produk budida"a (hasil panen) diman'aatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten, dan merupakan kegiatan agribisnis paling primiti'. Peman'aatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Upload: ervan-togatorop

Post on 05-Oct-2015

110 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

iii

TRANSCRIPT

Tujuan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (Minggu 2-3)Tujuan Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar kompeten dalam hal-hal sebagai berikut :

1.Mengelola usaha agribisnis tanaman pangan dan hortikultura.

2.Mengelola usaha penangkaran benih dan bibit tanaman pangan dan hortikultura.

3.Mengelola usaha jasa sewa alat mesin budidaya tanaman.

4.Mengelola usaha kios sarana produksi tanaman.

5.Mengelola usaha pemasaran hasil-hasil tanaman pangan dan hortikultura.

6.Melaksanakan teknik budidaya tanaman pangan dan hortikultura.

Tujuan Kompetensi Keahlian Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar kompeten dalam hal-hal sebagai berikut :

1.Mengembangkan sikap profesional, khususnya berkaitan dengan pembibitan dan kultur jaringan tanaman.

2.Mengembangkan diri, khususnya yang berkaitan dengan pembibitan dan kultur jaringan tanaman

3.Mengelola usaha agribisnis pembibitan

4.Mengelola usaha pemasaran pembibitan dan hasil kulturjaringan

PendahuluanAgribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) merupakan bidang kejuruan sekolah menengah kejuruan yang mempelajari tentang agribisnis dalam kaitannya dengan tanaman pangan dan hortikultura.

AgribisnisAgribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.

Istilah "agribisnis" diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang merupakan portmanteau dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Dalam bahasa Indonesia dikenal pula varian anglisismenya, agrobisnis.

Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme lainnya. Kegiatan budidaya merupakan inti (core) agribisnis, meskipun suatu perusahaan agribisnis tidak harus melakukan sendiri kegiatan ini. Apabila produk budidaya (hasil panen) dimanfaatkan oleh pengelola sendiri, kegiatan ini disebut pertanian subsisten, dan merupakan kegiatan agribisnis paling primitif. Pemanfaatan sendiri dapat berarti juga menjual atau menukar untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Dalam perkembangan masa kini agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja karena pemanfaatan produk pertanian telah berkaitan erat dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.

Tanaman PanganTanaman pangan yaitu segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein. Tamanan pangan pada umumnya merupakan tanaman semusim, namun ada beberapa tanaman pangan yang merupakan tanaman tahunan misalnya tanaman sukun dan sagu. Tanaman pangan ini dapat digolong atas,

1.Serealia (padi, jagung dan gandum);

2.Legum (kacang tanah, kedelai, kacang hijau);

3.Umbi (ubi kayu dan ubi jalar);

HortikulturaHortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern.

Hortikultura merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga (florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah rusak karena segar.

Orang yang menekuni bidang hortikultura dengan profesional disebut sebagai hortikulturis.MODEL DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN AGRIBISNIS (Minggu 3-4)Dalam arti yang sempit pertanian adalah usaha atau kegiatan bercocok tanam. Sedangkan dalam arti luas pertanian adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehutanan. cocok tanam perikananTerkait dengan pertanian, maka dikenal istilahpetani(farmer)danusaha tani(farming).Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh petani tembakau atau petani ikan. Usaha Tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan.

Ruang Lingkup PertanianAda beberapa jenis pertanian berdasarkan perkembangannya yaitu:

a. Pertanian ekstraktif, yaitu pertanian yang dilakukan dengan hanya mengambil atau mengumpulkan hasil alam tanpa upaya reproduksi. Pertanian semacam ini meliputi sektor perikanan dan ekstraksi hasil hutan.

b. Pertanian generatif yaitu corak pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau pembenihan, pengolahan, pemeliharaan dan tindakan agronomis lainnya. Berdasarkan tahapan perkembangannya pertanian generatif dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:1. Perladangan berpindah (shifting cultivation),2. Pertanian menetap (settled agricultured)Selanjutnya berdasarkan ciri ekonomis yang lekat pada masing-masing corak pertanian dikenal dua kategori pertanian yaknipertanian subsistendanpertanian komersial.Pertanian subsisten ditandai oleh ketiadaan akses terhadap pasar. Dengan kata lain produk pertanian yang dihasilkan hanya untuk memenuhi konsumsi keluarga, tidak dijual. Pertanian komersial berada pada sisi dikotomis pertanian subsisten. Umumnya pertanian komersial menjadi karakter perusahaan pertanian(farm)di mana pengelola usahatani telah berorientasi pasar. Dengan demikian seluruh output pertanian yang dihasilkan seluruhnya dijual dan tidak dikonsumsi sendiri.

Pertanian Sebagai Kegiatan EkonomiSebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis.Agribisnisadalahbisnisberbasis usahapertanianatau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha pembibitan,penyediaan input produksi,dan sarana produksi, biasa diistilahkan sebagai aspek hulu. Sementara kegiatan pasca panen seperti ; distribusi, pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek hilir. Sedangkan Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi.

Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandangekonomibagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspekbudidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahappemasaran.

Agribisnisitu adalah suatu sistem yang utuh mulai sub-sistem penyediaan sarana produksi dan peralatan pertanian; sub-sistem usahatani; sub-sistem pengolahan atau agroindustri dan sub-sistem pemasaran. Agar sub-sistem ini bekerja dengan baik maka diperlukan dukungan sub-sistem kelembagaan sarana dan prasarana serta sub-sistem penunjang dan pembinaan.

Agribisnis sebagai suatu sistemAgribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.

Adapun kelima mata rantai atau subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Subsistem Penyediaan Sarana ProduksiSub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan danpenyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.

2. Subsistem Usahatani atau proses produksiSub sistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi terbuka

3. Subsistem Agroindustri/pengolahan hasilLingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, danpeningkatan mutu.

4. Subsistem PemasaranSub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.

5. Subsistem PenunjangSubsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi:

a. Sarana Tataniaga

b. Perbankan/perkreditan

c. Penyuluhan Agribisnis

d. Kelompok tani

e. Infrastruktur agribisnis

f. Koperasi Agribisnis

g. BUMN

h. Swasta

i. Penelitian dan Pengembangan

j. Pendidikan dan Pelatihan

k. Transportasi

l. Kebijakan Pemerintah

Strategi Pengembangan AgribisnisAda beberapa aspek yang dapat ditempuh dalam upaya mengembangkan kegiatan agribisnis diantaranya :

1. Pembangunan Agribisnis merupakan pembangunan industri dan pertanian serta jasa yang dilakukan sekaligus, dilakukan secara simultan dan harmonis.

Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri pengolahan (Agroindustri) berkembang diIndonesia, tapi bahan bakunya dari impor. Dipihak lain,peningkatan produksi pertanian tidak diikuti oleh perkembangan industri pengolahan ( Membangun industri berbasis sumberdaya domestik/lokal). Sehingga perlu pengembangan Agribisnis Vertikal.

1. Membangun Agribisnis adalah membangun keunggulan bersaing diatas keunggulan komparatifDalam arti bahwa membangun daya saing produk agribisnis melalui transformasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan bersaing, yaitu dengan cara:

Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro-kimia) dan pengembangan subsistem hilir yaitu pendalaman industri pengolahan ke lebih hilir dan membangun jaringan pemasaran secara internasional, sehingga pada tahap ini produk akhir yang dihasilkan sistem agribisnis didominasi oleh produk-produk lanjutan atau bersifat capital and skill labor intensive.

Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi. Dengan demikian produk utama dari sistem agribisnis pada tahap ini merupakan produk bersifat Technology intensive and knowledge based.

Perlu orientasi baru dalam pengelolaan sistem agribisnis yang selama ini hanya pada peningkatan produksi harus diubah pada peningkatan nilai tambah sesuai dengan permintaan pasar serta harus selalu mampu merespon perubahan selera konsumen secara efisien..

3.Menggerakkan kelima subsistem agribisnis secara simultan, serentak dan harmonis.

Untuk menggerakkan Sistem agribisnis perlu dukungan semua pihak yang berkaitan dengan agribisnis/ pelaku-pelaku agribisnis mulai dari Petani, Koperasi, BUMN dan swasta serta perlu seorang Dirigent yang mengkoordinasi keharmonisan Sistem Agribisnis.

4.Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading Sector.

Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai bahanbaku(input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan keterkaitan tidak langsung berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahanbaku(input) lain diluar komoditas pertanian, seperti bahan kimia, bahan kemasan, dll. Dalam mengembangkan agroindustri, tidak akan berhasil tanpa didukung oleh agroindustri penunjang lain seperti industri pupuk, industri pestisida, industri bibit/benih, industri pengadaan alat-alat produksi pertanian dan pengolahan agroindustri seperti industri mesin perontok dan industri mesin pengolah lain.

5.Membangun Sistem agribisnis melaluiIndustri PerbenihanIndustri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan atribut produk agribisnis secara keseluruhan.Atribut dasar dari produk agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai (ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut keamanan dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu pestisida, kandungan racun juga ditentukan pada industri perbenihan. Oleh karena itu Pemda perlu mengembangkan usaha perbenihan (benih komersial) berdasar komoditas unggulan masing-masing daerah, yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi industri perbenihan modern.

6.Dukungan Industri Agro-otomotif dalam pengembangan sistem agribisnis.Perlu adanya rental Agro-otomotif yang dilakukan oleh Koperasi Petani atau perusahaan agro-otomotif itu sendiri.

7.Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.

Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan sistem Networking baik vertikal (dari hulu ke hilir) maupun Horisontal (sesama perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan penggabungan perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang terjadi adalah perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah. Oleh karena perusahaan-perusahaan pupuk harus dibiarkan secara mandiri sesuai dengan bisnis intinya dan bersaing satu sama lain dalam mengembangkan usahanya. Sehingga terjadi harmonisasi integrasi dalam sistem agribisnis. Serta perlu dikembangkan pupuk majemuk, bukan pupuk tunggal yang selama ini dikembangkan.

8.Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.

Koperasi perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya terutama menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan usahanya sebagai koperasi agribisnis. Untuk memperoleh citra positif layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan usaha mulai dari hulu sampai ke hilir.

9.Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem informasi agribisnis.

Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah informasi produksi, informasi proses, distribusi, daninformasi pengolahan serta informasi pasar.

10.Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerahPembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan industri berbasis Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan terjadi di setiap daerah.

11.Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di daerah.

Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai lembaga pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim pembiayaan dari perbankan akan sangat menentukan maju mundurnya agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya alokasi kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada on farm agribisnis.

12.Pengembangan strategi pemasaranPengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen.Dari hal tersebut, sekarang sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).

13.Pengembangan sumberdaya agribisnis.

Dalam pengembangan sektor agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta pembangunan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) Agribisnis sebagai aktor pengembangan agribisnis.

14.Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis.

Perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis, potensi perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi.

15.Pengembangan Infrastruktur Agribisnis.Dalam pengembangan pusat pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan pengembangan Infrastruktur seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan udara), jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-lain.

16.Kebijaksanaan terpadu pengembanganAdabeberapa bentuk kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan agribisnis.

a.Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas ditingkat perusahaan.

b.Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan usaha sejenis.

c.Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnis yang mengatur keterkaitan antara beberapa sektor.

d.Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap agribisnis.

17.Pengembangan agribisnis berskala kecil.Ada3 kebijaksanaan yang harus dilakukan adalah:

a.Farming ReorganizationReorganisasi jenis kegiatan usaha yang produktif dan diversifikasi usaha yang menyertakan komoditas yang bernilai tinggi serta reorganisasi manajemen usahatani. Dalam hal ini disebabkan karena keterbatasan lahan yang rata-rata kepemilikan hanya 0,1 Ha.

b.Small-scale Industrial ModernizationModernisasi teknologi, modernisasi sistem, organisasi dan manajemen, serta modernisasi dalam pola hubungan dan orientasi pasar.

c.Services RasionalizationPengembangan layanan agribisnis dengan rasionalisasi lembaga penunjang kegiatan agribisnis untuk menuju pada efisiensi dan daya saing lembaga tersebut. Terutama adalah lembaga keuangan pedesaan, lembaga litbang khususnya penyuluhan.

18.Pembinaan Sumberdaya Manusia untuk mendukung pengembangan agribisnis dan ekonomiDalam era Agribisnis, aktor utama pembangunan agribisnis dan aktor pendukung pembangunan agribisnis perlu ada pembinaan kemampuan aspek bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani serta peningkatan wawasan agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran penyuluhan pertanian yang merupakan lembaga pembinaan SDM petani. Oleh karena itu perlu peningkatan pendidikan penyuluh baik melalui pendidikan formal, kursus singkat, studi banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP yang selama ini sebagai lembaga penyuluhan agro-teknis, menjadiKLINIK KONSULTASI AGRIBISNIS

Referensi Bacaan :Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. Artikel online darihttp://id.shvoong.com/internet-and-technologies/business-economy/1854032-agribisnis-teori-dan-aplikasinya-agribusiness/#ixzz1f1WmTS1w.

R.Hermawan, SP,MP.Membangun Sistem Agribisnis.Artikel online. Makalah Seminar Mahasiswa.tgl.20 Desember 2006. Faperta UGM Yogyakarta.

Wikipedia.com.Pengertian Agribisnis.

Diposkan ol