agribisnis tanaman pangan dan hortikulturasertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/modul...

15
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB IX. PENGENDALIAN GULMA Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Upload: hoangkhanh

Post on 03-Mar-2018

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN

HORTIKULTURA

BAB IX. PENGENDALIAN GULMA

Rizka Novi Sesanti

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

1

BAB IX. PENGENDALIAN GULMA

A. Kompetensi Inti: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu

B. Kompetensi Dasar: Mengendalikan gulma tanaman pangan dan hortikultura

C. Uraian Materi

1. Definisi dan batasan gulma

Gulma merupakan tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum diketahui

manfaatnya yang keberadaannya tidak dikehendaki dan dianggap merugikan bagi

manusia. Kerugian yang dirasakan oleh manusia adalah karena keberadaan gulma dapat

menghambat pertumbuhan tanaman budidaya, mengurahi hasil dan mutu dari tanaman

budidaya, dan menambah biaya pengeluaran dalam budidaya tanaman.

Gulma dianggap sebagai ancaman yang serius dalam budidaya tanaman yang

dilakukan oleh manusia. Terjadinya persaingan lahan antara gulma dengan manusia

merupakan alasan utama mengapa gulma dianggap sebagai ancaman. Gulma serinngkali

tumbuh pada areal budidaya tanaman, padahal pada area budidaya manusia

mengharapkan bersih dari tumbuhan lain selain yang dibudidayakan agar tanaman yanng

dibudidayakan dapat tumbuh optimal dan memberikan hasil sesuai dengan yang

diharapkan.

Gulma dianggap sebagai ancaman yang serius bagi manusia karena gulma mudah

sekali beradaptasi, mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda,

mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi. Selain itu, gulma

dapat bertahan hidup dan tumbuh pada daerah kering sampai daerah yang lembab

bahkan tergenangpun masih dapat bertahan. Dari sisi perkembang biakan, gulma yang

terdiri dari beberapa jenis memiliki kemampuan untuk berkembanbiak dan

memperbanyak diri dengan sangat cepat. Ada kelompok gulma yang dapat

Page 3: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

2

berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara vegetatif dengan

menggunakan bagian-bagian dari gulma, seperti menggunakans stolon, akar, dan

rimpang. Inilah yang memungkinkan gulma unggul dalam persaingan (berkompetisi)

dengan tanaman budidaya.

Gulma juga dapat menghasilkan biji dalam jumlah yang sangat banyak, hal ini

pulalah yang memungkinkan gulma cepat berkembang biak. Dalam berkompetisi dengan

tanaman budidaya tumbuhan gulma juga ada yang mengeluarkan bau dan rasa yang

kurang sedap, bahkan dapat mengeluarkan zat pada sekitar tempat tumbuhnya. Zat itu

berbentuk senyawa kimia seperti cairan berupa toksin (racun) yang dapat mengganggu

atau menghambat pertumbuhan tanaman lain yang ada disekitar gulma tersebut,

(kejadian tersebut dikenal juga dengan peristiwa allelopati).

Terdapat banyak sekali jenis gulma yang ada saat ini yang keberadaannya

dianggap sebagai ancaman bagi manusia. Terdapat beberapa kelompok gulma yang saat

ini telah berhasil diidentifikasi oleh para ahli dibidang gulma, yaitu (1) berdasarkan

habitat, (2) berdasarkan sifat hidup atau umur, (3) berdasarkan daerah asal, (4)

berdasarkan kesamaan respon terhadap herbisida, (5) berdasarkan tempat tumbuh, (6)

berdasarkan sifat gangguannya, (7) berdasarkan kelompok tanaman budidaya, (8)

berdasarkan kondisi (sifat) lahan tempat tumbuh, (9) berdasarkan bentu daun,

a. Berdasarkan habitat

Berdasarkan habitatnya, gulma digolongkan menjadi dua yaitu gulma obligat dan

fakultatif. Gulma obligat yaitu gulma yang hidup pada tempat yang sudah ada campur

tangan manusia, seperti pada daerah pemukiman dan pertanian. Sebagai contoh, gulma

babadotan (Ageratum conyzoides) dan gulma ceplukan (Physalis angulmata) hidup pada

habitat pertanian. Gulma fakultatif adalah gulma yang hidup pada tempat yang sudah

ataupun belum ada campur tangan manusia. Sebagai contoh, gulma bawang liar

(Allium sp.), pakis-pakisan (Ceratoptoris sp.dan Nephrolepsis sp.)

Page 4: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

3

b. Penggolongan Gulma Berdasarkan Sifat Hidup (umur)

Berdasarkan sifat atau umur hidupnya, gulma digolongkan menjadi gulma

semusim (annual), gulma tahunan (perennial), dan gulma dwitahunan (biannual).Gulma

semusim adalah gulma yang siklus hidupnya tidak lebih dari satu tahun (annual),

contohnya gulma gulma babadotan (Ageratum conyzoides). Gulma tahunan adalah gulma

yang dapat hidup lebih dari satu tahun hingga beberapa tahun (perennial),

sepertiChromolaena odorata, Lantana camaradan, Imperata cylindrica. Gulma

dwitahunan adalah gulma yang memiliki siklus hidup dua tahun, umumnyaterdapat di

daerah temperate, contoh: Cyperus iria.

c. Penggolongan Gulma Berdasarkan Daerah Asal

Berdasarkan daerah asal, gulma dibedakan menjadi gulma domestik dan gulma

eksotik. Gulma domestik adalah gulma asli di suatu tempat/daerah, contohnya gulma

alang-alang (Imperata cylindrica) di Indonesia. Gulma eksotik yaitu gulma yang berasal

dari daerah lain,contohnya eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan gulma kiambang

(Salvinia molesta) berasal dari negara lain.

d. Penggolongan Gulma Berdasarkan Kesamaan Respon terhadap Herbisida

Berdasarkan kesamaan respon terhadap herbisida, gulma dibedakan menjadi tiga

golongan yaitu gulma rumput-rumputan (grasses), gulma berdaun lebar (broadleave), dan

gulma teki (sedges). Gulma rumputan atau disebut sebagai gulma berdaun pita

merupakan gulma dari kelompok graminae yang memiliki ciri-ciri tulang daun sejajar

tulang daun utama, panjang dan lebar daun jelas berbeda. Contoh gulma golongan

rumput antara lain Cynodon dactylon, Axonopus compressus, Paspalum conjugatum, dan

masih banyak lagi. Gulma golongan teki merupakan gulma dari famili Cyperaceae dengan

ciri utama penampang batangnya segitiga. Gulma berdaun lebar sebagian besar

merupakan dikotil tetapi ada beberapa golongan monokotil, seperti eceng gondok dan

lidah buaya.

Page 5: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

4

e. Penggolongan Gulma Berdasarkan Tempat Tumbuh

Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma digolongkan menjadi gulma darat

(terestrial) dan gulma air (aquatic), dan menumpang pada tumbhan lain (aerial weeds).

Gulma terrestrial adalah gulma yang tumbuh di daratan, seperti Cyperus rotundus. Gulma

aquatic adalah gulma yang tumbuh di air/perairan, seperti eceng gondok (Eichornia

crassipes),kayu apu (Pistia stratiotes). Gulma aerial weeds bersifat epifit atau parasit

dengan cara tumbuh menempel pada tumbhan lain, seperti tali putri (Cuscua sp.), benalu,

dan sebagainya.

f. Penggolongan Gulma Berdasarkan Sifat Gangguannya (Kompetisinya)

Berdasarkan sifat gangguannya, gulma digolongkan menjadi gulma biasa (common

weed) dan gulma ganas (noxius weed). Gulma biasa (common weed) adalah gulma yang

menyebabkan gangguan kurang nyata pada tanaman budidaya. Gulma ganas (noxious

weed) adalah golongan gulma yang gangguannya nyata. Gulma dianggap memiliki

gangguan yang nyata karena cara perbanyakan vegetatif dan ataupun generatif

berlangsung cepat, laju pertumbuhan vegetatif sangat tinggi, propagulma (alat

perkembangbiakannya) mempunyai dormansi yang ekstrim, mampu bertahan terhadap

keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.

g. Penggolongan Gulma Berdasarkan Kelompok Tanaman Budidaya

Berdasarkan jenis tanaman budidaya yang menjadi tempat tumbuhnya, gulma

digolongkan menjadi gulma tanaman pangan, gulma tanaman hortikultura, gulma

tanaman perkebunan, dan gulma tanaman padi sawah.

2. Persaingan gulma dengan tanaman budidaya

Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat

menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang ditimbulkan gulma

pada lahan tanaman budidaya adalah sebagai berikut:

Page 6: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

5

a. Terjadinya kompetisi

Persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya) dalam hal penyerapan

nutrisi di dalam tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air, dan persaingan ruang

tempat tumbuh.

b. Zat Toksin

Sebagian besar tumbuhan gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang

bersifat toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan menghambat

pertumbuhan tanaman lain disekitarnya. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah

allelopati.

c. Sebagai tempat hidup atau inang

Sebagai tempat hidup maupun tempat berlindung hewan-hewan kecil, insekta dan

hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan

baik. Akibatnya hama tersebut akan menyerang dan memakan tanaman pokok ataupun

tanaman budidaya.

d. Mempersulit pekerjaan

Mempersulit pekerjaan diwaktu panen dan pascapanen maupun pada saat

pemupukan.

e. Menurunkan kualitas produksi

Dapat menurunkan kualitas produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya

dengan tercampurnya biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman budidaya.

3. Gulma pada tanaman pangan dan hortikultura

Berdasarkan jenis tanaman budidaya yang menjadi tempat tumbuhnya, gulma

dapat diglongkan menjadi beberapa golongan, diantaranya adalah gulma pada tanaman

pangan dan hortikultura. Penggolongan tersebut kadang-kadang bersiifat rancu karena

Page 7: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

6

beberapa gulma dapat tumbuh disemua areal tanaman budidaya dan tidak ada yang

spesifik gulma yang hanya tumbuh pada areal tanaman jagung saja atau pada areal

tanaman cabai saja. Namun demikian ada beberapa jenis gulma yang seringkali tumbuh

pada areal budidaya tanaman pangan dan hortikultura, seperti:

a. Gulma pada tanaman pangan

Kehadiran gulma seringkali menjadi permasalahan utama karena gulma dapat

menjadi pesaing tanaman budidaya dalam mendapatkan nutrisi, cahaya matahari, dan

tempat tumbuh. Gulma yang tumbuh pada lahan tanaman padi sawah dapat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi serta dapat menyebabkan

kehilangan hasil. Kompetisi antara gulma dan tanaman padi sawah terjadi mulai tanaman

padi mulai tanam hingga tanaman padi siap untuk dipanen. Persaingan yang terjadi pada

masa pertumbuhan dan pengisian bulir padi akan sangat besar pengaruhnya terhadap

pengurangan hasil padi.

Gulma yang sering ditemukan pada tanaman padi sawah umumnya memiliki

karakter yang tahan terhadap air dan kekeringan. Dengan demikian gulma pada lahan

padi sawah memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pada semua kondisi yang terjadi di

lahan persawahan. Bahkan secara alami gulma pertumbuhannya lebih cepat dari

tanaman yang dibudidayakan.

Secara umum gulma pada lahan padi sawah dapat digolongkan menjadi gulma

berdaun lebar, teki, dan rumput. Gulma berdaun lebar yang sering tumbuh pada areal

lahan padi sawah diantaranya adalah eceng gondok, genjer, kiyambang, dan lainnya.

Gulma jenis teki yang sering tumbuh pada areal lahan padi sawah adalah teki . Sedangkan

gulma jenis rumput yang sering ditemui pada lahan padi sawah adalah padi-padian,

jawan, dan lainnya.

Gulma yang sering ditemui pada lahan tanaman padi adalah sebagai berikut:

Echinochloa crusgalli, Cyperus rotundus, Cyperus irri, Cyperus difformis, Eclipta alba,

Celosia argentia, Dactylotenium aegypticum, Setaria glauca, Scripus spp., Panicum spp.,

Paspalum spp.

Page 8: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

7

Echinochloa colona Ischaemum rugosum

Amaranthus spinosus Ageratum conyzoides L Cyperus iria L.

Sumber: http://agropedia.iitk.ac.in/content/important-weeds-rice

Gambar: beberapa gulma pada tanaman padi

b. Gulma pada tanaman hortikultura

Produk hortikultura merupakan komoditas pertanian yang bernilai tinggi,

penyumbang zat gizi utama dan vitamin mineral pada menu manusia, berumur setahun

atau tahunan. Hampir seluruh manusia memanfaatkan produk hortkultura untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari sayuran, buah-buahan, hingga tanaman hias.

Keberadaan gulma pada pertanaman hortikultura dapat menjadi lebih penting dan perlu

lebih diperhatikan karena sifat tersebut. Persaingan sarana tumbuh yang ditimbulkan

antara gulma dan tanaman akan terasa lebih besar pada tanaman hortikultura.

Page 9: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

8

Gulma yang tumbuh di lahan pertanaman hortikultura tidak spesifik pada setiap

komoditas. Pada umumnya gulma yang menyerang tanaman hortikultura hampir sama

dengan gulma yang tumbuh pada areal penanaman tanaman pangan. Berikut adalah

beberapa jenis gulma yang tumbuh pada areal pertanaman beberapa komoditas

hortikultura:

Bawang merah : Echinochloa colonum, Digitaria spp., Eleusine indica, Cyperus

rotundus, Ageratum conyzoides, Alternanthera sessilis,

Amaranthus spp., Amaranthus spinosus, Cleome rutidospermae,

Portulaca oleraceae

Pisang : Setaria plicata, Panicum repens, Eleusine indica, Ottochloa

nodosa, Paspalum conjugatum, Cyperus spp., Ageratum

conyzoides, Borreria alata, Cleome rutidospermae, Mimosa invisa

Nanas : Axonopus compressus, Cynodon dactylon, Panicum repens,

Eleusine indica, Digitaria spp., Brachiaria eruciformis, Brachiaria

mutica, Cyperus spp. Richardia brasiliensis, Borreria alata,

Elephantropus scaber, Amaranthus spinosus, Chromolena

odorata, Cleome rutidospermae, Commellina diffusa, Euphorbia

spp.

4. Pengendalian gulma

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya adalah

pengendalian gulma secara Mekanis/Fisik, pengendalian gulma secara mekanis,

pengendalian gulma secara kimia.

a. Teknik pengandalian gulma secara fisik

Pengendalian gulma secara fisik adalah cara pengendalian gulma secara manual

dengan menggunakan tangan manusia tanpa menggunakan mesin. Pengandalian gulma

secara fisik dapat dilakukan secara manual dengan mencabut gulma dengan

Page 10: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

9

menggunakan tangan, memotong gulma dengan sabit, mengoret gulma dengan

menggunakan cangkul, atau dengan cara, mencangkul gulma.

Pengendalian gulma dengan cara mencabut gulma secara manual dengan

menggunakan tangan memiliki kelebihan dapat mematikan gulma hingga keakar-akarnya.

Pengendalian gulma dengan cara ini akan efektif jika luas lahan atau gulma yang tumbuh

hanya sedikit, namun jika lahan yang luas serta gulma yang tumbuh sudah sangat banyak

maka pengendalian dengan cara ini menjadi tidak efektif karena akan membutuhkan

tenaga kerja yang banyak dan waktu yang lama.

Pengendalian gulma dengan cara memotong gulma dengan menggunakan sabit

sangat efektif dilakukan untuk mematikan terutama gulma daun lebar, sedangkan untuk

gulma jenis rumput dan teki, pengendalian dengan cara ini hanya bersifat menghambat

pertumbuhan gulma saja, setelah itu gulma akan kembali tumbuh.

Pengendalian gulma dengan cara mengoret atau mencangkul dapat mematikan

gulma secara cepat. Hampir seluruh jenis gulma dapat dikendalikan dengan cara ini.

Namun demikian untuk lahan yang luas pengendalian dengan cara ini akan kurang efektif

karena membutuhkan banyak tenaga kerja dan banyak waktu.

Sumber: http://www.bppjambi.info/dwnpublikasi.asp?id=204

Gambar. Pengendalian gulma secara fisik pada tanaman jagung

b. Pengendalian gulma secara mekanis

Pengendalian gulma secara mekanis adalah pengendalian gulma dengan

menggunakan mesin. Seperti penggunaan mesin pemotong rumput dan traktor untuk

Page 11: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

10

membajak. Pengendalian gulma secara mekanis dengan menggunakan mesin pemotong

rumput dapat dilakukan secara cepat, namun hanya bisa mematikan jenis gulma tertentu,

terutama gulma jenis daun lebar, sedangkan untuk gulma jenis rumput dan teki menjadi

kurang efektif karena gulma tidak mati dan akan segera tumbuh kembali.

Pengendalian gulma secara mekanis dengan menggunakan traktor sangat efektif

dilakukan, tertama untuk gulma yang tumbuh pada lahan yang belum ditanami tanaman

budidaya. Pengendalian gulma dengan cara ini biasanya dilakukan pada saat pengolahan

lahan sebelum ditanami tanaman budidaya. Pengendalian dengan cara ini sangat efektif

mematikan beberapa jenis gulma dan dapat dilakukan secara cepat dan tidak

membutuhkan banyak tenaga kerja. Namun demikian pengendalian gulma secara

mekanis dengan menggunakan traktor tidak dapat diaplikasikan pada lahan yang telah

ditanami tanaman budidaya, terutama tanaman pangan dan hortikultura.

Sumber: http://e-belajaronline2.blogspot.co.id/2014/09/mesin-penyiangan-gulma-atau-

power-weeder.html

Gambar. Penyiangan gulma dengan mesin power weeder

c. Pengendalian gulma secara Kimia

Pengendalian gulma secara kimia adalah dengan cara menggunakan bahan kimia

untuk mematikan gulma. Jenis bahan kimia yang digunakan adalah herbisida, yaitu bahan

kimia yang dapat menghambat pertumbuhan gulma atau mematkan gulma.

Page 12: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

11

Pengendalian gulma secara kimia sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan atau

mematikan gulma, hampir seluruh jenis gulma dapat dikendalikan dengan 1q221

menggunakan herbisida. Namun demikian penggunaan herbisida untuk

mengendalikan gulma harus dilakukan secara hati-hati karena dampak yang ditimblkan

oleh herbisida pada gulma saa dengan yang diterima oleh tanaman budidaya.

Penggunaan herbisida untuk mengendalikan gulma perlu pengetahuan antara lain jenis

gulma yang disemprot, waktu aplikasi yang tepat, dosis yang tepat, teknik penyemprotan

yang tepat pada gulma.

Sumber: http://aslilah.blogspot.co.id/2013/02/identifikasi-metode-pengendalian-

gulma.html

Gambar. Pengendalian gulma secara kimia pada pertanaman kelapa sawit

5. Herbisida, klasifikasi, dan menghitung kebutuhan larutan herbisida

a. Herbisida

Herbisida adalah bahan kimia atau kultur hayati yang dapat menghambat

pertumbuhan atau mematikan gulma. Efek yang ditimbulkan oleh herbisida tidak hanya

berlaku pada gulma semata, namun dapat berlaku juga bagi tanaman yang

dibudidayakan. Pada dosis yanng tinggi herbisida akan mematikan seluruh bagian dan

jenis tumbuhan, sedangkan pda dosis rendah herbisida akan membunuh tumbuhan

tertentu dan tidak merusak tumbuhan lainnya.

Page 13: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

12

b. Klasifikasi herbisida

Herbisida sebagai bahan kimia yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan

atau membunuh gulma digolongkan menjadi berapa golongan, diantaranya adalah (1)

berdasarkan selektivitas, (2) berdasarkan waktu aplikasi, (3) berdasarkan tipe translokasi

herbisida dalam tumbuhan.

1) berdasarkan selektivitas

berdasarkan selektivitasnya herbisida digolongkan menjadi herbisida selektif dan

nonselektif. Herbisida selektif adalah herbisida yang bersifat lebih beracun untuk

tumbuhan tertentu daripada tumbuhan lainnya, diantaranya adalah herbisida

dengan bahan aktif 2,4 D, ametrin, dan diuron. Herbisida nonselektif adalah

herbisida yang beracun bagi semua spesies tumbuhan yang ada. Herbisida yang

masuk kedalam kelompok ini adalah herbisida berbahan aktif glifosat dan

paraquat.

2) Berdasarkan waktu aplikasi

Berdasarkan waktu aplikasinya, herbisida digolongkan menjadi herbisida

pratanam, pratumbuh, dan pascatumbuh. Herbisida pratanam adalah herbisida

yang diaplikasikan sebelum tanaman ditanam, dalam pengaplikasiannya dapat

dilakukan saat gulma telah tumbuh atau sebelum tumbuh. Herbisida pratumbuh

adalah herbisida yang diaplikasikan pada permukaan tanah atau air sebelum

gulma tumbuh. Herbisida yang dapat diaplikasikan sebagai herbisida pratumbuh

diantaranya adalah herbisida yang memiliki bahan aktif ametrin, diuron, dan

2,4D. Kondisi tanaman bisa sebelum tanam atau setelah tanam. Herbisida

pascatumbuh adalah herbisida yang diaplikasikan setelah gulma tumbuh.

Kondisi tanaman bisa sebelum ditanam atau setelah ditanam. Herbisida yang

dapat digunakan sebagai herbisida pascatumbuh diantaranya adalah glifosat dan

paraquat. Pengaplikasian herbisida pasca tumbuh pada kondisi tanaman yang

telah ditanam harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai herbisida yang kita

aolikasikan justru mengenai tanaman yang kita budidayakan.

Page 14: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

13

3) Berdasarkan tipe translokasi herbisida dalam tumbuhan

Berdasarkan tipe translokasi herbisida dalam tumbuhan herbisida dibedakan

menjadi herbisida sistemik dan herbisida kontak. Herbisida sistemik adalah

herbisida yang ditranslokasikan dari tempat terjadinya kontak pertama dengan

herbisida ke bagian lainnya, biasanya akan menuju titik tumbuh karena pada

bagian tersebut metabolisme tumbuh paling aktif berlangsung. Contoh herbisida

sitemik adalah herbisida dengan bahan aktif glifosat. Herbisida sistemik sangat

efektif untuk mengendalikan gulma golongan daun lebar, rumput, dan teki.

Herbisida kontak adalah herbisida yang mematikan gulma dengan cara

mematkan bagian gulma yang terkena / kontak dengan herbisida. Contoh

herbisida kontak adalah herbisida dengan bahan aktif paraquat. Herbisida

kontak sangat efektif untuk mengendalikan gulma golongan daun lebar.

Herbisida yang beredar dipasaran terdapat beberapa bentuk atau formulasi.

Formulasi herbisida tersebut diantaranya adalah berbentuk cairan dan kering.

Herbisida berbentuk cairan digolongkan menjadi herbisida emulsiviable

concentrate (EC, WSC, atau E) atau berbentuk pekatan, herbisida dalam bentuk

solution (S, AS, SL, WSC) atau larutan, dan herbisida berbentuk flowable (F, FW,

atau L). Herbisida dengan formulasi kering dibagi menjadi dua jenis, yaitu

berbentuk granule (G atau WG) atau butiran dan berbentuk wettable powders

(WP, atau W) atau tepung.

c. Menghitung kebutuhan herbisida

Dalam menghitung kebutuhan herbisida harus dipahami kandungan bahan aktif

yang biasanya tertera di kemasan. Sebagai contoh herbisida polaris 240 AS, maka yang

dimaksud dari anggka tersebut 240 adalah jumlah kandungan bahan aktif (g/l), AS

menunjukkan bentuk formulasi herbisida, yaitu herbisida berbentuk solution.

Selain mengetahui kandungan bahan aktif, dalam menghitung kebutuhan

herbisida yang harus diketahui selanjutnya adalah dosis yang dianjurkan untuk

penggunaan herbisida tersebut kemudian dikonversi dengan luas lahan yang akan kita

Page 15: AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Agribisnis... · berkembangbiak secara generatif dengan menggunakan biji atau secara

14

aplikasikan herbisida. Sebagai contoh herbisida Polaris 240 AS dengan dosis anjuran 6

l/ha sedangkan lahan yang dimiliki petani hanya 0,5 ha. Maka herbisida yang dibutuhkan

untuk menyemprot lahan seluas 0,5 ha adalah sebanyak (0,5 ha / 1 ha) x 6 l = 3 l.

Seandainya petani mengharapkan herbisida, namun yang tersedia adalah

herbisida yang dikehendaki tidak ada dan yang ada adalah herbisida lain, maka petani

dapat megkonversi kebutuhan herbisida yang ada dengan herbisida yang diinginkan.

Sebagai contoh petani mengharapkan herbisida Polaris 240 AS, namun yang ada adalah

herbisida Round up 480 AS. Untuk menyemprotkan herbisida pada lahan 0,5 ha, maka

herbisida Round up yang dibutuhkan adalah (240/480) x 6 l = 3 l.