agar tetap sehat sampai tua

7
Agar tetap sehat sampai tua, sejak muda seseorang perlu membiasakan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik/olahraga secara benar dan teratur dan tidak merokok. Hal ini tidak semudah yang dibayangkan. Gaya hidup sehat ini semestinya sudah dilakukan sejak masih muda sehingga ketika memasuki masa lansia seseorang dapat menjalani hidupnya dengan bahagia terhindar dari banyak masalah kesehatan. Demikian halnya dengan gaya hidup yang salah dapat memengaruhi kesehatan antara lain kurang minum air putih, kurang gerak, mengonsumsi makanan yang berkalori tinggi, kebiasaan istirahat yang tidak teratur dan kebiasaan merokok (Sediaoetama, 2004; Santoso, 2004; Darmojo, 1999). Menurut Syumanda (2009), melalui gaya hidup yang tidak baik dapat menimbulkan berbagai penyakit. Perubahan gaya hidup seperti konsumsi makanan cepat saji, pola makan yang tidak baik, kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik, aktivitas fisik yang serba praktis merupakan salah satu pemicu untuk timbulnya penyakit berbahaya seperti Diabetes Mellitus, Tekanan Darah Tinggi (hipertensi), Penyakit Jantung dan Stroke (Bustan, 2007) Bustan MN, 2007, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, Rineka

Upload: jamie-briggs

Post on 15-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sehat

TRANSCRIPT

Page 1: Agar Tetap Sehat Sampai Tua

Agar tetap sehat sampai tua, sejak muda seseorang perlu membiasakan gaya hidup sehat.

Gaya hidup sehat dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang,

melakukan aktivitas fisik/olahraga secara benar dan teratur dan tidak merokok. Hal ini tidak

semudah yang dibayangkan. Gaya hidup sehat ini semestinya sudah dilakukan sejak masih

muda sehingga ketika memasuki masa lansia seseorang dapat menjalani hidupnya dengan

bahagia terhindar dari banyak masalah kesehatan. Demikian halnya dengan gaya hidup yang

salah dapat memengaruhi kesehatan antara lain kurang minum air putih, kurang gerak,

mengonsumsi makanan yang berkalori tinggi, kebiasaan istirahat yang tidak teratur dan

kebiasaan merokok (Sediaoetama, 2004; Santoso, 2004; Darmojo, 1999).

Menurut Syumanda (2009), melalui gaya hidup yang tidak baik dapat menimbulkan

berbagai penyakit. Perubahan gaya hidup seperti konsumsi makanan cepat saji, pola makan

yang tidak baik, kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik, aktivitas fisik yang serba

praktis merupakan salah satu pemicu untuk timbulnya penyakit berbahaya seperti Diabetes

Mellitus, Tekanan Darah Tinggi (hipertensi), Penyakit Jantung dan Stroke (Bustan, 2007)

Bustan MN, 2007, Epidemiologi Penyakit

Tidak Menular, Jakarta, Rineka

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP STATUS KESEHATAN

LANJUT USIA (LANSIA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

DARUSALAM MEDAN

Poniyah Simanullang1, Fikarwin Zuska2, Asfriyati3

1Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keperawatan Darma Agung Medan

2Ketua Departemen Antropologi Fisip USU, Jl. Prof. A. Sofyan, Kampus USU Medan

3Staf Pengajar FKM USU, Jl. Prof. T. Maas No. 1, Kampus USU Medan

Penyebab obesitas sangatlah kompleks, tidak hanya faktor genetik namun juga gaya hidup dan

faktor lingkungan berperan dominan dengan kejadian obesitas. Dari segi gaya hidup, gaya

Page 2: Agar Tetap Sehat Sampai Tua

hidup yang tidak aktif dan perilaku makan yang tidak sehat menjadi penyebab obesitas.

Perilaku makan yang tidak sehat dapat menjadi penyebab penting terjadinya obesitas.

Hubungan Regulasi Diri Dengan Status Gizi pada Remaja Akhir

di Kota Denpasar

A.A. Istri Mira Pramitya dan Tience Debora Valentina (2013)

Obesitas pada remaja penting untuk diperhatikan karena remaja yang mengalami obesitas 80%

berpeluang untuk mengalami obesitas pula pada saat dewasa.2 Selain itu, terjadi peningkatan

remaja obesitas yang didiagnosis dengan kondisi penyakit yang biasa dialami orang dewasa,

seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi. Remaja obesitas sepanjang hidupnya juga berisiko lebih

tinggi untuk menderita sejumlah masalah kesehatan yangserius, seperti penyakit jantung,

stroke, diabetes, asma, dan beberapa jenis kanker.

Penelitian pendahuluan dilakukan di SMAK Santa Agnes Surabaya pada bulan September

tahun 2009 terhadap siswa kelas I dan II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata remaja

yang mengalami obesitas adalah sebesar 10,5% dari total siswa yang ada. Jika dibandingkan

dengan prevalensi obesitas di Surabaya1 yang mencapai angka 7,8%, maka jumlah obesitas di

sekolah tersebut cukup tinggi.

MAKARA, KESEHATAN, VOL. 16, NO. 1, JUNI 2012: 45-50

45

45

PERBEDAAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK

ANTARA REMAJA OBESITAS DENGAN NON OBESITAS

Kartika Suryaputra, Siti Rahayu Nadhiroh*

Page 3: Agar Tetap Sehat Sampai Tua

Sedentary lifestyle adalah sebuah pola hidup dimana manusia tidak terlibat dalam aktifitas yang

cukup seperti pada umumnya yang dianggap hidup sehat. Orang dengan sedentary lifestyle

sering mengabaikan aktivitas fisik atau melakukan kegiatan yang tidak membutuhkan banyak

energi. Hal ini dapat terlihat bahwa saat ini orang lebih suka duduk di depan televisi ataupun

Komputer Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi semua orang. Untuk mencapai hal

tersebut terdapat beberapa cara, salah satunya adalah dengan berolahraga (beraktivitas) serta

mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Seiring perkembangan waktu, banyak tercipta

tekhnologi yang membantu memudahkan manusia dalam berbagai aspek, hal tersebut pada

akhirnya membuat manusia menjadi kurang aktif. Sebagai contoh, di bidang perkantoran,

pekerjaan dipermudah dengan adanya komputer, selain itu penggunaan telefon genggam juga

mengurangi kita dalam hal beraktivitas. Di lain pihak saat ini banyak orang yang mengkonsumsi

makanan cepat saji yang tidak seimbang kadar gizinya. Sehingga tidak tercapai keseimbangan

pola hidup sehat (Lifemojo, 2010).

Antropometri merupakan indikator yang telah lama dan sering digunakan dalam penentuan

status gizi. Indeks antropometri yang biasa digunakan untuk mendeteksi obesitas antara lain

Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP). Penilaiannya mudah

dilakukan sehingga sering dicantumkan dalam semua macam penilaian gizi. Rasio lingkar

pinggang-panggul merupakan suatu indikasi adanya obesitas sentral/android atau juga disebut

obesitas abdominal. Obesitas ini erat kaitannya dengan meningkatnya risiko penyakit jantung

koroner (PJK), hipertensi, dan diabetes mellitus (DM) (Tenta Septiana, 2010).

Hasil penelitian didapatkan prevalensi obesitas pada remaja di Kota Malang sebesar 3,32%,

jenis kelamin laki-iaki lebih banyak mengalami obesitas dibandingkan dengan wanita, yaitu

54,1% : 45,9% (Sargowo, dkk,2009)

Page 4: Agar Tetap Sehat Sampai Tua

pada remaja umur 16-18 tahun secara nasional sebesar 9,4 persen (1,9% sangat kurus dan 7,5% kurus). kecenderungan prevalensi remaja kurus relatif sama tahun pada tahun 2007 dan 2013, namun prevalensi sangat kurus naik menjadi 0,4 persen.

Era globalisasi yang saat ini sedang berjalan membawa perubahan -perubahan dalam kehidupan manusia. Peningkatan ilmu pengetahuan danteknologi di era ini mengakibatkan terjadinya perubahan gaya hidup. Penemuan -penemuan di bidang teknologi seperti lift, escalator, dan lain-lain menjadikanorang-orang menjadi malas untuk aktif bergerak. Perubahan gaya hidup menjadigaya hidup yang santai dan kurang bergerak secara fisik atau biasa disebutsebagai gaya hidup sedentary dapat memberikan efek negatif pada kesehatan.

Era ini juga membawa perubahan dalam pola makan dan kebiasaanmakan seseorang. Jenis-jenis rumah makan atau restaurant yang menawarkanmakanan-makanan yang tinggi kalori dan lemak seperti junkfood lebih banyakdisukai oleh masyarakat pada umumnya sehingga cenderung untukmeninggalkan pola makan yang lama. Perubahan pola konsumsi makan darimakanan yang beragam dan bergizi ke jenis makanan yang memiliki kalori tinggidan serat rendah serta memiliki kandungan lemak tinggi juga dapatmeningkatkan efek negatif terhadap kesehatan. Apabila kedua hal tersebut tidakdiubah tidak mustahil seseorang akan mengalami penyakit degeneratif ataukardiovaskuler sebelum waktunya (Sulviana,2008)

Gaya hidup merupakan perilaku atau kelompok perilaku yang dipilih oleh seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan(Safitri,dkk,2014).

Perubahan perilaku kehidupan modern antara lain konsumsi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi kolesterol, tinggi garam, rendah serat, merokok, minum alkohol dan lain sebagainya. Ditinjau dari pandangan ilmu gizi, perubahan perilaku tersebut dapat meningkatkan peluang terjadinya masalah gizi lebih, obesitas, dan penyakit degenerative. (Baliwati dkk, 2004).

Salah satu faktor yang mempengaruhistatus adalah aktivitas fisik. Asupan energi yangberlebih dan tidak diimbangi denganpengeluaran energi yang seimbang (dengankurang melakukan aktivitas fisik) akanmenyebabkan terjadinya penambahan beratbadan. Perubahan gaya hidup mengakibatkanterjadinya perubahan pola makan masyarakatyang merujuk pada pola makan tinggi kalori,lemak dan kolesterol, dan tidak diimbangidengan aktivitas fisik dapat menimbulkanmasalah gizi lebih (Hidayati dkk, 2010).

Page 5: Agar Tetap Sehat Sampai Tua

Berbagai sarana dan fasilitas memadaimenyebabkan gerak dan aktivitas menjadisemakin terbatas dan hidup semakin santaikarena segalanya sudah tersedia (Hudha, 2006).

Rasio lingkar pinggang terhadap panggul adalah indikatoruntuk menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan caramenghitung perbandingan antara lingkar pinggang (cm) dan lingkarpanggul (cm). Pada wanita usia 70-80 tahun setiap peningkatan 0,1inchi pada rasio lingkar pinggang panggul dapat menjadi faktorpredisposisi peningkatan kematian sebesar 28% (Oviyanti, 2010).

World Health Organization (2000) secara garis besarmenentukan kriteria obesitas berdasarkan rasio lingkar pinggangpanggul jika rasio lingkar pinggang panggul pria > 0,90 dan padawanita > 0,80.2.