tips makanan sehat bagi orang tua

39
Tips Makanan sehat bagi orang tua / lansia Makanan adalah hal mutlak yang harus diperhatikan bagi para lansia atau lanjut usia, mengingat karena faktor usia sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan dari fungsi-fungsi tubuh, sehingga dengan menurunnya fungsi tubuh akan sangat mempengaruhi efek dari menurunnya fungsi tubuh tersebut terutama yang berkaitan erat dengan masalah kesehatan. Sehingga jumlah, maupun diet makanan sangat dianjurkan bagi lansia sehingga tidak memperberat fungsi organ. Beberapa tips makanan sehat bagi orang tua / lansia antara lain: 1. Mengurangi masakan yang dapat menyebabkan gangguan lambung, seperti pedas atau asam. 2. Mengurangi pemakaian garam, yaitu tidak lebih dari 4 gram per hari, untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi. 3. Mengurangi makanan-makan yang banyak mengandung kolesterol seperti daging, jeroan, makanan berlemak dan berminyak 4. Berhati-hati terhadap makanan yang saat ini banyak menggunakan pengawet berbahaya, seperti seafood atau ikan, udang (hasil laut), bakso,mie ayam, ikan asin bahkan buah-buahan seperti melon atau semangka saat ini banyak yang terkontaminasi yang menggunakan zat berbahaya seperti pestisida,formalin, pewarna

Upload: ryan-sahputra

Post on 02-Jan-2016

357 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makanan sehat lansia

TRANSCRIPT

Page 1: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Tips Makanan sehat bagi orang tua / lansia

Makanan adalah hal mutlak yang harus diperhatikan bagi para lansia atau lanjut usia, mengingat

karena faktor usia sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan dari fungsi-fungsi tubuh,

sehingga dengan menurunnya fungsi tubuh akan sangat mempengaruhi efek dari menurunnya

fungsi tubuh tersebut terutama yang berkaitan erat dengan masalah kesehatan. Sehingga jumlah,

maupun diet makanan sangat dianjurkan bagi lansia sehingga tidak memperberat fungsi organ.

Beberapa tips makanan sehat bagi orang tua / lansia antara lain:

1. Mengurangi masakan yang dapat menyebabkan gangguan lambung, seperti pedas atau asam.

2. Mengurangi pemakaian garam, yaitu tidak lebih dari 4 gram per hari, untuk mengurangi risiko

tekanan darah tinggi.

3. Mengurangi makanan-makan yang banyak mengandung kolesterol seperti daging, jeroan,

makanan berlemak dan berminyak

4. Berhati-hati terhadap makanan yang saat ini banyak menggunakan pengawet berbahaya,

seperti seafood atau ikan, udang (hasil laut), bakso,mie ayam, ikan asin bahkan buah-buahan

seperti melon atau semangka saat ini banyak yang terkontaminasi yang menggunakan zat

berbahaya seperti pestisida,formalin, pewarna pakaian, larutan revanol,borax dll. Tentunya

dengan banyaknya racun yang masuk dalam tubuh akan semakin memperberat fungsi dan kerja

organ tubuh.

5. Memperbanyak makanan berserat, seperti sayuran,buah-buahan, agar-agar dll

Page 2: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

6. Mengurangi makanan/minuman yang manis-manis (kadar gula tinggi) dan makanan yang

mengandung karbohidrat tinggi sehingga tidak menaikkan kadar gula dalam darah, khususnya

bagi penderita diabetes

7. Mengurangi goreng-gorengan karena lemak dan kolestrol pasti tinggi selain itu minyak goreng

menghasilkan senyawa yang bersifat oksidan sehingga tidak bagus untuk tubuh, lebih baik

memperbanyak makanan yang direbus atau dipanggang.

8. Usahakan minum air hangat jangan banyak minum es, karena dengan kondisi hangat (suhu

sama dengan tubuh), minuman akan diserap tubuh dengan mudah dan relax. dan minum hangat

merupakan salah satu tips dari orang yang terTUA di dunia

9. Menghindari minum soda dan alkohol serta mengurangi minum kopi, lebih banyak

mengkonsumsi air putih.

10. Berhati-hati jika mengkonsumsi obat, lihat dulu atauran minumnya apakah boleh untuk lansia

atau dosis harus disesuaikan.

Demikian tips makanan sehat bagi lansia / orangtua semoga bisa bermanfaat

TEMPO.CO, Jakarta - Asupan makanan untuk orang lanjut usia (lansia) tentu berbeda dengan

orang yang lebih muda. Selain kemampuan organ pencernaan yang mulai berubah, kebutuhan

nutrisi pun berubah. Maklum, sejumlah potensi penyakit dengan mudah datang di masa tua.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menu makanan bagi lansia,

sebagaimana ditulis dalam situs Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.

Page 3: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

1. Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang, seperti pedas atau asam, karena

dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan.

2. Mengurangi pemakaian garam, yakni tidak lebih dari 4 gram per hari, untuk mengurangi risiko

tekanan darah tinggi.

3. Mengurangi santan, daging yang berlemak, dan minyak agar kolesterol darah tidak tinggi.

Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi, seperti susu dan ikan. Pada orang lanjut usia,

khususnya ibu-ibu yang menopause, sangat perlu mengkonsumsi kalsium untuk mengurangi

risiko keropos tulang.

4. Memperbanyak makanan berserat, seperti sayuran mentah, agar pencernaan lancar dan tidak

sembelit.

5. Mengurangi konsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi agar gula darah

normal, khususnya bagi penderita kencing manis agar tidak terjadi komplikasi lain.

6. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi makanan yang digoreng. Perbanyak

makanan yang diolah dengan dipanggang atau direbus karena makanan tersebut mudah dicerna.

7. Membuat masakan yang lunak dan mudah dikunyah sehingga kesehatan gigi terjaga.

AMIRULLAH

Page 4: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

PEMBINAAN KARANG WERDA

PEMBINAAN KARANG WERDA

DI DESA REJENI KEC. KREMBUNG KAB. SIDOARJO TH. 2011

OLEH : DINSOSNAKER SIDOARJO

Page 5: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Dalam rangka melaksanakan Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Tahun

Anggaran 2011 di Kabupaten Sidoarjo, di desa Rejeni diadakan Pembinaan Karang Werda dalam

upaya Meningkatkan Kualitas Lansia khususnya yang menjadi anggota Karang Werda.

Susunan acara :

1. Pembukaan, oleh kepala desa

2. Sambutan dari wakil kecamatan

3. Sambutan dari Dinsosnaker

4. Acara inti oleh kepala puskesmas

5. Sesi Tanya jawab

6. Pembagian dana sosial

7. Penutup

Sambutan dari perwakilan kecamatan :

Dari 19 desa di kecamatan Krembung rejeni termasuk dalam desa transkota. Tujuan di

adakannya pembinaan  Karang Werda untuk mengadakan perkumpulan lansia dari tiap desa

dengan misi tetap sehat dan sejahtera. Perkumpulan lansia sendiri ada beberapa tingkatan. Dari

tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, bahkan dengan tingkat desa, yang disebut (Karang

Werda).

Page 6: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Ada Undang-undang yang mengatur kesejahteraan lansia yaitu UU No.13 th 1998. Kemudian

ada Undang-undang yang mengatur secara bertahap. Yang pertama PERDA Provinsi, kedua

PERDA Kabupaten. Dari PERDA Kabupaten sidoarjo ada pasal tentang hak dan kewajiban yang

sama, maksudnya lansia yang tidak mampu akan diberikan layanan kesehatan secara gratis.

Pengurus desa adalah wakil dari anggota Karang Werda untuk sarana atau komplain dan untuk

anggota Karang Werda mengajukan keluhan secara terbuka. Yang kemudian akan di uruskan ke

kabupaten dan di salurkan ke puskesmas. Pelayanan yang disediakan secara gratis antara lain:

kursi roda, kenyamanan dalam pelayanan, pelayanan lansia akan diatur secara khusus.

Sasaran : 

Menghidupkan kembali gerakan Karang Werda

Memeberikan kesejahteraan untuk masyarakat lansia

Sambutan dari Dinsosnaker :

Mengingatkan para lansia pada zaman penjajahan dahulu,

1. Mengingantkan tentang Senam TAISHO, Tujuannya untuk mengingatkan memori para

lansia dan menumbuhkan semangat

2. Menyanyi, sebagai hiburan

Page 7: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Apa Karang Werda itu ?

Karang werda adalah satu perkumpulan atau ikatan orang-orang lansia yang memiliki tujuan

yang sama dan kegiatan yang sama didalamnya.

Apa bedanya Karang Werda dengan karang taruna ?

Karang werda itu berisikan anggota para bapak - ibu lansia, sedangkan karang taruna itu

berisikan anggota anak muda atau remaja-remaja.

Awal tahun 70-an pemerintah menggalakkan program KB, agar pertumbuhan penduduk

Indonesia bisa tertata. Saat KB digalakkan ada reaksi pro dan kontra namun setelah tahu

manfaatnya semua jadi setuju terhadap program tersebut. 

Manfaatnya antara lain :

1. Kesehatan keluarga terkontrol

2. Biaya kehidupan tidak terlalu melambung

3. Pendidikan bisa teratur

Isi kegiatan dari Karang werda antara lain :

1. Posyandu lansia

2. Senam sehat lansia

3. Jantung sehat

Tujuan dari kegiatan diatas yaitu para lansia harus menjaga kesehatan karena, jika warga sehat

maka Negara tersebut menjadi tentram.

Isi sambutan dari Puskesmas Krembung :

Page 8: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Lansia sekarang dapat perhatian khusus dari pemerintah. Begitu juga saat dipuskesmas lansia

juga mendapatkan perhatian. Lansia yang beribat ke puskesmas akan mendapatkan kartu khusus

yang berwarna merah muda. Kartu ini yang akan digunakan sebagai syarat berobat secara gratis

dan akan didahulukan pelayanannya. Kartu tersebut diberi foto dan ditandatangani atau cap

jempol. Kalau belum mendapatkan kartu jamkesmas, para lansia harus memenuhi persyaratan

yaitu fotokopy KK(Kartu keluarga) dan fotokopy KTP 3 lembar.

Untuk yang sudah memiliki kartu jamkesmas akan mendapatkan gratis periksa gula darah dan

tensi darah. Kegiatan ini selain dapat dilakukan di puskesmas juga dapat dilaksanakan

diposyandu lansia khususnya di rejeni yang dilaksanakan setiap hari rabu sebulan sekali di balai

desa yang ditangani oleh bidan desa ( ibu nanik). Jumlah para lansia di desa rejeni ada sekitar

900 orang, namun ada 428 yang mengikutinya lainnya tidak. Penyakit para lansia antara lain:

darah tinggi, rabun, linu-linu, bisa berobat di posyandu secara gratis.

Page 9: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Tips menjaga kesehatan para lansia!

Makan sehat

Istirahat cukup

Olahraga

Banyak berdo’a

Sabar

Berfikir positif

Minum yang banyak agar ginjal baik dan buang air lancar.

Pantangan makanan yang harus dihindari para lansia :

Dilarang makan santan

Dilarang makan kacang-kacangan

Dilarang makan jeroan

Dilarang makan makanan yang berlemak.

Page 11: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Santapan Para LansiaKarena fisik lansia mulai mengalami kemunduran dan keterbatasan. Bagaimana memilih danmengolah makanan yang baik bagi mereka? Adakah anggota keluarga Anda di rumah yangtergolong lanjut usia (lansia)? Apakah kondisinya cukup prima pada umurnya yang sudah lanjut itu?Banyak penyakit yang diderita lansia berkaitan erat dengan faktor makanan sehari-hari. Bisa jadimereka menderita penyakit salah gizi (gizi kurang dan gizi lebih), diabetes mellitus, penyakitjantung, tekanan darah tinggi, kanker, anemia, dan penyakit tulang. Untuk mencegah dan menundaterjadi penyakit pada anggota keluarga 'senior' kita, makanan mereka perlu diperhatikan dan sedikitdiatur. Suatu langkah yang tidak merepotkan asal tahu caranya.Ahli Gizi dari Instalasi Gizi RS Dr Sardjito Retno Pangastuti mengatakan, menu untuk lansiasebetulnya tidak berbeda dengan menu untuk dewasa. Namun, karena pada lansia mulai ada

Page 12: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

kemunduran-kemunduran, keterbatasan-keterbatasan, maka biasanya kita harus memperhatikan carapengolahan makanan. Misalnya, karena ada gangguan di gigi geligi otomatis makanan harus empuk,renyah, jangan liat. "Daging sapi sebaiknya dicincang, daging ayam disuwir," kata Retno.Indera pengecap melemahKondisi kesehatan lansia biasanya berbeda. Terkadang ada pantangan makanan atau minumantertentu. Ini biasanya dilihat dari hasil laboratorium yang menunjukkan olesterolnya tinggi, asamurat tinggi, mulai gangguan ginjal, dan hipertensi.Kondisi khusus seperti itu, pada orang dewasa umum sekalipun harus menjalani perlakuan diet yangsama. Dari berbagai kasus tersebut, Retno yang juga ahli gizi di Happy Land Medical Centre inimenyebut, kasus hipertensilah yang banyak terjadi pada lansia.Perlu disadari adalah sebetulnya indera pengecapan pada lansia sudah mulai berkurang. Terutamauntuk rasa asin. Akibatnya, pada makanan dengan rasa asin yang cukup pun sering terasa kurangbagi mereka. Tak heran pada lansia banyak terjadi hipertensi."Sebetulnya hal seperti itu yang kita sampaikan kepada lansia, sehingga dia menyadari bahwapanduan rasa asinnya tidak bisa lagi dipakai sebagai ukuran, karena bila dengan panduan asin darilansia, untuk kita yang belum lansia akan terasa asin sekali," tutur dosen Ilmu Gizi di SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Respati Yogyakarta ini.Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah yang berlemak. Misalnya, jeroan, daging ayam,daging sapi, dan daging kambing yang berlemak. Tapi, itu bukan bukan berarti lansia harusmenghindari lemak."Dalam mengonsumsi lemak harus disesuaikan dengan kemampuan tubuh," jelas Retno. Sebagaicontoh, dalam setiap kali makan, bila sudah ada gorengan, maka jangan sajikan sayur bersantan.http://www.gizi.net -- gaya hidup 2Buatlah sayur bening atau tumis. Jika sayurnya bersantan, maka buatkan lauk yang dibakar,dipanggang, dikukus atau ditim.Perbanyak sayur dan buahSementara itu makanan yang baik atau harus cukup bagi lansia adalah makanan berserat sepertisayuran, buah-buahan. Sebetulnya lansia tidak perlu menambah dari luar misalnya suplemenmakanan, asal setiap kali makan ada sayur dan buah.Untuk buah, utamakan buah yang bisa dimakan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak.Apalagi pada lansia sering banyak keluhan soal buang air besar. Selain mengonsumsi serat, lansiajuga harus banyak minum terutama air putih. Retno mengingatkan konsep minum 'nasgitel' (panaslegi kentel, panas, manis, dan kental) yang umumnya disukai orang Jawa, frekuensinya harusdikurangi. Jika sebelum lansia sehari minum nasgitel sebanyak 2-3 kali, maka setelah lansia cukupsekali saja.Retno mengingatkan, pada lansia itu karena daya tampung makanan sudah terbatas.Konsekuensinya, porsi makan pun tak bisa sama seperti pada waktu sebelum lansia (50 tahun ke

Page 13: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

bawah). Jika seorang lansia mempunyai suatu penyakit yang butuh makan banyak, maka tidak perluberpegang konsep tiga kali makan dalam sehari. Ini bisa disiasati dengan makan 4-5 kali denganporsi yang sedikit-sedikit.Bagaimana jika lansia tersebut kegemukan? Karena aktivitas fisik berkurang sementara aktivitasmakan tetap, kegemukan memang sering terjadi. Cara yang mudah adalah melibatkan seluruhanggota keluarga agar memperhatikan makanannya. Bila membawakan oleh-oleh untuk lansiautamakan buah-buahan. Kalaupun mereka sering membawa oleh-oleh camilan, harus diselangseling.Hari ini pisang rebus, keesokan harinya snack, hari selanjutnya buah.Sumber: http://www.republika.co.id/Koran - Minggu, 18 Januari 2004

. Penuaan dan Kapasitas Kerja, WHO, Penerbit Buku Kedokteran Lina, H. 2001. Mempelajari Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebiasaan makan dan Status gizi lansia di Pedesaan dan Perkotaan [skripsi]. Bogor:IPB Litin, SC. 2007. Family Healtahun Book. Jakarta:Gramedia Nurlaela E. 2006, Analisis Pengelolaan Makanan dan Daya Terima Lansia di Beberapa Panti Werdha di Kota Bgor, Tesis, GMK, Sekolah Pascasarjana, IPB. MB. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG Rusilanti, 2006, Aspek Psikososial, aktivitas Fisik, Konsumsi Makanan, Status Gizi dan Pengaruh Susu Plus Probiotik Enterococcus faecium IS-27526 (MEDP) Terhadap Respons Imun IgA Lansia. Desertasi, GMK, Sekolah Pascasarjana, IPB. Santrock, John W. Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup), Penerbit Erlangga, Jakarta Scholl, DE. 1986. Nutrition and Diet Therapy. Medical Economic Company, New Jersey. Sidiarto Lily Djokosetio, Kusumo Sidiarto, 2003, Memori Anda Setelah Usia 50 Tahun, asosiasi Alzheimer Indonesia, Penerbit UI Pres. Takasihaeng, J. 2000. Hidup Sehat di Usia Lanjut. Penerbit Harian Kompas, Jakarta. Wirakusumah, E.S. 2000, Tetap Bugar di Usia Lanjut. Trubus agriwijaya, Jakarta

Page 14: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

1 Pangan & Gizi Lansia Untuk Menunjang Kesehtan Dan Kebugaran Ellis Endang Nikmawati ([email protected]) - UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KEHIDUPAN PADA MASA USIA LANJUT Proses penuaan berlangsung sejak pembuahan sampai kematian, tanda-tanda munculnya penuaan bisa terlihat sejak usia 30 tahun, terutama akan terlihat pada orang-orang yang hidup dengan kemiskinan, kurangnya akses terhadap kesehatan sehingga penampilan akan terlihat lebih tua dibandingkan dengan usia pada orang-orang yang menjaga kesehatanannya. Di Indonesia, lanjut usia dimulai sejak usia 60 tahun sesuai dengan yang tertera pada Undang-Undang no: 13/1998 tentang Kesejahteraan Lansia. Di Amerika, usia 65 tahun digunakan sebagai benchmarck dalam mengelompokkan penduduk berusia lanjut. WHO membagi umur tua sebagai berikut: usia 60 – 74 tahun disebut umur lanjut (elderly), usia 75 – 90 tahun disebut umur tua (old) dan usia di atas 90 tahun disebut umur sangat tua (very-old). Sedangkan Neugarten (1975) mengelompokkan umur : Young old : 55 – 75 tahun, Old – old : > 75 tahun dan Oldest – old : > 85 tahun. Walaupun ada beberapa perbedaan dalam batasan umur ada yang menyatakan bahwa usia di atas 55 tahun adalah memasuki usia tua terutama di Indonesia pada usia tersebut seseorang untuk pegawai negeri sipil adalah merupakan masa pensiun. Burnside, 1979 mengelompokkan usia lanjut dengan katagorisasi adalah sebagai berikut : Young-Old (60-69 th) adalah Masa Transisi, pendapatan dan keadaan fisik menurun, Middle-Old (70-79 th) adalah : Periode kehilangan, kesehatan menurun, patisipasi formal menurun, rasa gelisah, mudah marah, aktivitas seks menurun, Old-old (80-89 th) yaitu : Sulit beradaptasi, sangat tergantung pada orang lain, Very Old-Old (>90th) yaitu Benar-benar sangat tergantung, kesehatan semakin menurun. Jumlah Lansia pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 1milyar orang dan sebanyak 70% berasal dari negara berkembang. Di Indonesia tahun 1997 berdasarkan data BPS jumlah Lansia sebanyak 8 juta. Tahun 2020 diperkirakan akan berjumlah 28 juta jiwa. Apabila jumlah lansia tidak ditangani dengan baik maka akan menjadi masalah yang serius baik untuk keluarga, masyarakat maunpun Negara. Usia Harapan Hidup penduduk Indonesia berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2000-2025 antara BPS, BAPENAS dan UNFPA, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, satu sisi menunjukkan bahwa makin banyak orang Indonesia yang hidup lebih panjang umur, tetapi disisi lain menjadi akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara apabila kenaikan jumlah Lansia tersebut tidak diimbangi dengan program penanggulangan Lansia baik dari segi fisik, mental maupun financial. Jumlah Penduduk Lansia Indosesia 2006 UHH 66,2 tahun, jumlahnya 19 juta, 2010 diperkirakan UHH 67,4 tahun jumlahnya 23,9 juta dan tahun 2020 diperkirakan UHH 71,1 tahun jumlahnya 28,8 juta. (Deputi I Menkokesra, 2007) Angka UHH Manusia Indonesia : Tahun 1997=65 tahun, (WHO, 1998) dan tahun 2025 = 73 tahun (Wirakusumah, 2000). UHH meningkat selama 20 tahun terjadi di Indonesia, UHH perempuan tahun 1994 : 83 tahun di Jepang 70 tahun, di Singapura 74 tahun, Malaysia 72 tahun, Thailand 69 tahun, dan 65 tahun di Indonesia. Di Indonesia selama dalam 37 tahun meningkat menjadi 6 kalinya. Cepatnya pertumbuhan usia lanjut berdampak pada meningkatkan proporsi penduduk di kelompok tersebut dengan demikian meningkatkan biaya perawatan kesehatan, apabila jumlah usia lanjut tersebut tidak ditangani dengan baik. Teori-teori tentang Aging : 1. Teori Sistim Organ Dasar. Teori ini berdasarkan atas dugaan bahwa adanya hambatan dari organ tertentu dalam tubuh menyebabkan terjadinya proses penuaan. Organ tersebut adalah

Page 15: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

system endokrin dan system imun. Pada proses penuaan kelenjar timus mengecil, hal itu menyebabkan menurunnya fungsi imun. Penurunan system imun mengakibatkan meningkatnya penyakit infeksi pada lansia. 2

Page 16: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

2. Teori kekebalan tubuh yang juga termasuk dalam breakdown tahuneories, memandang proses penuaan terjadi akibat adanya penurunan sistem kekebalan secara bertahap. Sehingga tubuh tidak dapat lagi mempertahankan diri terhadap luka, penyakit. Hal ini terjadi karena hormon-hormon yang dikeluarkan kelenjar timus, yang mengontrol sistem kekebalan tubuh, menghilang dengan bertambahnya usia. 3. Teori kekebalan (autoimmunity), menekankan bahwa tubuh lansia yang mengalami penuaan sudah tidak dapat lagi membedakan antara sel normal dan tidak normal, dan muncul antibodi yang menyerang keduanya yang pada akhirnya menyerang jaringan itu sendiri (Aiken, 1989). Proses penuaan menimbulkan abnormalitas sistem imun yang memberi kontribusi pada sebagian besar penyakit akut dan kronik. Banyak faktor eksternal yang mempengaruhi: gizi, populasi, bahan kimia, sinar ultraviolet, genetik, penyakit yang pernah diderita , pengaruh neuendokrin dan endokrin serta variasi anatomi akan mengganggu fungsi sistem imun ( Subowo, 1993; Alder dkk, 1990). 4. Teori Fisiologik, contohnya teori Adaptasi Stres (Stress Adaptation Tahuneory) menjelaskan proses menua sebagai akibat adaptasi terhadap stres. Stres dapat berasal dari dalam maupun dari luar, juga dapat bersifat fisik, psikologik maupun sosial. Apabila stres tidak ditanggulangi dengan baik maka lansia merasa hidupnya tidak bahagia akibat dari adanya tekanan baik akibat dari penurunan fungsi fisik, psikologis maupun sosial.

Depresi pada lansia Secara umum lansia terpapar pada beberapa faktor resiko depresi. Bertambahnya penyakit-penyakit fisik, faktor-faktor psikososial dan proses penuaan otak, semuanya ikut berkontribusi terhadap tingginya prevalensi depresi pada lansia. Terjadinya depresi pada lansia merupakan interaksi faktor-faktor biologik-psikologik dan sosial. Faktor sosial adalah berkurangnya interaksi sosial, kesepian, berkabung, dan kemiskinan. Faktor psikologi dapat berupa: rasa kurang percaya diri, kurang rasa keakraban dan menderita penyakit fisik, sedangkan faktor biologik yaitu hilangnya sejumlah neuron maupun neurotransmiter di otak, resiko genetik maupun adanya penyakit (Nasrun, 1999) Menurut ICD-10 WHO, 1992/PPDGJ-III, 1993, Diagnosis. Episode Depresi di dasarkan pada pedoman berikut : Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami: suasana perasaan yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan dan berkurangnya energi, mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan suram dan pesimistik, perbuatan yang membahayakan, tidur terganggu dan napsu makan berkurang. Aspek sosial seperti kemiskinan, kurang gizi, perumahan kurang memadai, terbatasnya kesempatan pendidikan, kehilangan akibat kekerasan atau bencana mengurangi peluang hidup dan keterbatasan akses untuk mencapai kehidupan masa tua yang baik/sejahtera (Austin, 1991). Perasaan bahagia yang dimiliki lansia dapat meningkatkan kepuasan diri lansia. Penelitian Jauhari, M (2003) Hal yang membuat lansia bahagia adalah terjaminnya kebutuhan hidup. Keadaan Kesehatan Lansia : Penyakit orang lanjut usia berbeda dengan penyakit orang dewasa muda (Oswari, 1997). Penyakit pd lansia meliputi (Nugroho, 1995): Penyakit sistem pernafasan (TBC, Bronkhitis, radang paru), penyakit. kardiovaskuler dan pembuluh darah seperti PJK, dan stroke, keluhan lambung, perasaan tidak enak di perut, sembelit, penyakit sistem urogenital misalnya peradangan

Page 17: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

kandung kemih, peradangan ginjal, penyakit akibat keganasan kanker, penyakit gangguan metabolik/ endokrin seperti Diabetes Mellitus, gout, penyakit persendian dan tulang atau osteoperosis, dan kepikunan. Hasil penelitian Lina, (2001) Sebanyak 90% lansia di desa dan 93,33% di kota mempunyai keluhan. Jenis keluhan paling banyak 3

Page 18: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

dirasakan; pegal-pegal, sakit kepala, sakit pinggang. Penyakit terbanyak diderita di desa hipertensi, di kota ditambah dengan asam urat. Sebanyak 57,67 % lansia menyatakan keluhan mempengaruhi makan mereka. Pengaruh yang ditimbulkan kurang nafsu makan, makan tidak teratur, sulit makan, dan pantangan makanan tertentu. Masalah yang timbul pada Lansia diantaranya : berkurangnya cairan dalam jaringan-jaringan tubuh, meningkatnya kadar lemak tubuh, meningkatnya kadar zat kapur dalam jaringan otak dan pembuluh darah, penurunan zat kapur dalam tulang, perubahan pada jaringan ikat, menurunnya laju metabolisme basal per satuan berat badan, menurunnya aktivitas hormon, menurunnya aktivitas enzim terutama enzim pencernaan, terbentuknya pigmen ketuaan pada otot jantung, sel-sel saraf, kulit serta berkurangnya frekuensi denyut jantung sehingga menyebabkan berkurangnya peredaran darah dan zat gizi. (Astawan & Wahyuni, 1988). Faktor-faktor penyebab masalah : Gizi, ketika masa pertumbuhan maupun masa tua, lingkungan; fisik, keluarga, pekerjaan, pergaulan yang dapat menekan pikiran yang mengakibatkan stress, gen yang ada dalam tubuh seseorang (Takasihaeng, 2000). Perkembangan Otak Pada Lansia Terjadi perubahan anatomis sel neuron (sel otak) yang tidak sama di berbagai bagian otak. Berturut-turut dari yang paling banyak; bagian otak yang memantau memori adalah daerah pelipis, bagian otak yang memantau kemampuan eksekusi daerah otak depan dan bagian otak yang memantau perasaan tubuh tidak berubah. Puncak perkembangan otak pada usia 18-24 tahun, kemudian merosot perlahan. Secara fisik, otak tidak bertambah berat, jumlah sel neuron tetap, malah berkurang 100 ribu sel per hari, pada umur 70 tahun berat otak turun 150-200 gram, terjadi kemunduran berbagai fungsi diantaranya memori, angka, kreativitas, kosa kata. Mark Rosenweig menjelaskan bila otak selalu distimulasi tidak peduli pada usia berapa akan terjadi pertumbuhan ranting sel akan menambah jumlah jaringan antar sel. Pertumbuhan jaringan antar sel lebih cepat di banding kematian sel. Kematian sel neuron/hari. Manusia yang pandai atau diberi stimulus semasa hidupnya, mempunyai otak serebral yaitu pusat kemampuan intelektual yang lebih tebal. Keadaan Fisiologis Lansia : a) Proses menjadi tua merupakan proses alami secara fisiologis dan biologis yang terjadi pada seluruh organ dan sel tubuh (Astawan & Wahyuni, 1998 dalam Herlina, 2001) b) Berkurangnya kemampuan sensitifitas indera penciuman dan perasa pada lansia mengakibatkan selera makan menurun sehingga menimbulkan masalah kekurangan gizi c) Kekuatan, ketahanan dan kelenturan otot rangka berkurang, mengakibatkan kepala dan leher terfleksi ke depan, ruas tulang belakang mengalami kifosis, panggul dan lutut juga terfleksi sedikit. Keadaan tersebut menyebabkan postur tubuh terganggu (Arisman, 2004)

Perubahan Fisiologi yang Berhubungan dengan Aspek Gizi pada Lansia a) Semakin berkurangnya indera penciuman dan perasa sehingga umumnya lansia kurang dapat menikmati makanan dgn baik. Hal itu sering menyebabkan kurangnya asupan atau penggunaan bumbu, seperti kecap atau garam yang berlebihan berdampak kurang baik bagi kesehatan lansia. (Krause dan Katahunleen (1984) b) Berkurangnya sekresi saliva yang dapat menimbulkan kesulitan dalam menelan dan dapat mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi (Webb & Copeman, 1996) c) Kehilangan gigi. Separuh lansia banyak kehilangan gigi, hal ini mengakibatkan terganggunya kemampuan dalam mengkonsumsi makanan dengan tekstur keras, sedangkan makanan yang

Page 19: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

lunak kurang mengandung vit A, vit C, dan serat sehingga menyebabkan mudah mengalami konstipasi. (Rusilanti , 2006) d) Menurunnya Sekresi HCL. HCL merupakan faktor ekstrinsik yang membantu penyakiterapan vit B 12 dan kalsium, serta utilisasi protein. Kekurangan HCL dapat 4

Page 20: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

menyebabkan lansia mudah terkena osteoporosis, defisiensi zat besi yang menyebabkan anemia, sehingga oksigen tidak dapat diangkut dengan baik. e) Menurunnya sekresi pepsin dan enzim proteolitik yang mengakibatkan pencernaan protein tidak efisien. f) Menurunnya sekresi garam empedu, sehingga mengganggu proses penyakiterapan lemak dan vitamin A,D,E,K. g) Menurunya motilitas usus, sehingga memperpanjang “transit time” dalam saluran gastrointestinal mengakibatkan pembesaran perut dan konstipasi. (Rusilanti , 2006)

Hasil penelitian menunjukkan total konsumsi air putih per hari rata-rata minum 6-7 gelas 51,43% dan kurang dari 5 gelas 21,43% (Suryanto, 2002). Sebaiknya Lansia membatasi konsumsi garam dan gula, karena absorpsi gula yang cepat mengakibatkan perubahan kadar gula dalam darah lebih cepat beresiko terhadap obesitas dan diabetes. Lansia disarankan mengkonsumsi makanan berkualitas, seperti susu tanpa lemak, 2 - 3 gelas sehari (Astawan & Wahyuni, 1989) Perilaku Makan Pada Lansia a) Perubahan fisiologis karena penuaan dapat mengubah perilaku makan. b) Penuaan menyebabkan menurunnya jumlah dan kerja enzim saliva yang diproduksi, serta timbulnya masalah gigi. Akibatnya, perilaku makan berubah dengan kecenderungan memilih makanan yang lebih lembut (Schol, 1986) c) Kemampuan mengindikasikan rasa haus berkurang shg tdk mampu minum air sesuai kebutuhan, padahal peranan air sangat penting pada lansia krn fungsi ginjal menurun.

Penyebab Masalah Gizi pada Lansia (Wirahkusuma, 2000) yaitu : Perubahan kebiasaan makan, penurunan selera makan, penurunan sensifitas indera perasa & penciuman, gangguan pencernaan & pengunyahan dan penyakit degenerative. Makanan yg dikonsumsi kurang baik kuantitas dan kualitas (Hurlock, 1999). Dengan demikian adanya perubahan dan penurunan selera makan apalagi yang dikonsumsinya kurang berkualitas maka akan memperburuk keadaan lansia, karena akan menjadi lemah dan mudah sakit. Gizi dan Kaitannya dengan Berat Badan Pembatasan makan pada hewan percobaan, tikus dapat meningkatkan masa kehidupan hewan Adelman, 1988, Dax, dkk, 1989). Hewan yang dibatasi makanan berkalori, meskipun mendapatkan protein, vitamin, dan mineral yang cukup, hidup 40 % lebih lama dari pada hewan yang memperoleh akses tak terbatas untuk makanan. Penelitian terhadap 19297 alumni Harvard, mereka yang beratnya paling ringan, lebih rendah kemungkinannya untuk meninggal (lee dkk,1993). Meningkatnya Massa tubuh, meningkat pula risiko kematian. Sebagian besar laki-laki kelebihan berat badan memiliki risiko kematian 67 % lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang lebih kurus. (John W. Santrock) Angka kecukupan gizi untuk wanita usia lanjut pada tahun 1998 berdasarkan WKNPG VI adalah 1850 Kkal dan mengalami penurunan sebanyak 250 Kkal jika kita mengacu pada Depkes RI (2005) yaitu menjadi 1600 Kkal. Kecukupan gizi pada lansia prosentase untuk zat gizi makro adalah sebagai berikut: 20 – 25% protein, 20% lemak, 55 – 60% karbohidrat. Asam lemak yang dikonsumsi sebaiknya yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh jamak (poly unsaturated fatty acid) yang tinggi, yaitu asam lemak omega 3 dan omega 9 seperti yang terdapat pada ikan yang hidup di laut dalam (Krause, et al, 1984).

Page 21: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Rata-rata konsumsi energi adalah 1571,54 ± 223,02 Kkal, apabila yang menjadi acuan adalah ketentuan Depkes RI 2005 maka rata-rata konsumsi tersebut sudah bisa dikatagorikan baik yaitu lebih dari 90 % dari angka kecukupan gizi. Rata-rata konsumsi protein lebih dari kecukupan yang dianjurkan. Vitamin B1 (mg) dan vitamin C (mg) masih kurang dari yang dianjurkan. Rata-rata tingkat konsumsi Kalori, protein, dan zat besi lansia 5

Page 22: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

di pedesaan dan lansia di perkotaan kurang dari 80,00% angka kecukupan yang di anjurkan. Pada umumnya lansia kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, beberapa zat gizi seperti Kalsium, Seng, Potasium, Vitamin B6, Magnesium, dan Folat kurang tersedia dalam diet lansia, serta konsumsi karbohidrat kompleks di bawah kecukupan yang dianjurkan (Herlina, 2001). Menurut Oswari (1997), pada orang lanjut usia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan kebiasaan makannya yaitu pengaruh dari gizi yang tidak bermutu karena tidak cukup protein, mineral, dan vitamin yang dimakan dan pengaruh makanan yang salah sebagai akibat salah makan atau terlalu banyak makan. Pada lansia penggunaan energi makin menurun karena proses metabolisme basalnya makin menurun (Wirakusumah, 2000). Sebaliknya konsumsi makanan sumber protein, vitamin, dan mineral perlu ditingkatkan baik jumlah maupun mutunya. Sebaiknya dipilih makanan yang lunak, mudah dikunyah, dan untuk meningkatkan selera makan dapat ditambahkan bumbu (Astawan & Wahyuni,1988). Rekomendasi untuk Lanjut usia yang sehat (Litin, 2007 ) Memiliki pola makan yang baik dengan : meningkatkan serat,memilih makanan padat gizi, minum banyak cairan, mengurangi lemak, kolesterol, garam, batasi alkohol, hindari nikotin, tetap aktif secara fisik, mengendalikan stress, melatih otak, tetap bersosialisasi, mencari nilai-nilai sprituil, memeriksakan kesehatan secara teratur. Persepsi yang benar mengenai “lansia” Orang lanjut usia mereka adalah agen perubahan dan mampu memberikan keuntungan bukan beban masyarakat dan keluarga, mereka merupakan sumberdaya yang tidak terggantikan dalam hal kaya pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman. Faktor gaya hidup yaitu Merokok : karena dapat meningkatkan terjadinya risiko Kardiovaskular, kanker paru dan penyakit saluran pernafasan. Meningkatnya cuti sakit dan cuti kerja, penyebab kematian dan kecacatan. Perokok 1,5 kali kemungkinan rawat inap, banyak dikalangan yang menghadapi stress, dianggap mengurangi ketegangan, menurunkan kemampuan kerja bersama dengan umur, dan obes, serta faktor penting dalam mempengaruhi penurunan kapasitas kerja fisik daripada mental. Tanpa kegiatan fisik pada Lansia; kapasitas kardiorespirasi menurun. Latihan memberi pengaruh positif terhadap; produktifitas, dan tingkat keluar masuk kerja. Aktifitas fisik yang teratur mewujudkan perbaikan fisiologis, penampilan lebih muda dari umur sebenarnya. Perlu dianjurkan untuk melakukan latihan fisik dan ada fasilitas pendukung untuk melakukan latihan fisik secara teratur. William Evans dan Irwin Rosenberg (1991) menjelaskan 50 menit aerobik memperlambat ketuaan : karena masa tubuh yang tidak berlemak, menimbulkan kekuatan, rata-rata metabolisme dasar, persentase lemak dalam tubuh, kapasitas aerobic, tekanan darah, sensitivitas insulin, kepadatan tulang dan regulasi temperatur darah. Keadaan Gizi Lansia apabila kelebihan makanan penyebab kematian utama yang disebabkan penyakit jantung, arteroskeloris dan diabetes. Keadaan malnutrisi dan kurang gizi mengakibatkan penurunan produktifitas kerja. Kurang gizi disebabkan budaya, kemiskinan atau tidak tersedianya asupan makanan yang seimbang. Tanda-tanda Penyakit Alzheimer; sering lupa sesuatu yg bermakna misalnya nama cucu, terkait dengan kemampuan penurunan memberi alasan dan berhitung, informasi hilang, tidak dapat diingat dengan petunjuk, tampak acuh, kemunduran memori untuk semua peristiwa, misalnya informasi baru, lupa telah membuat daftar, mengganggu aktivitas sosial dan professional. Mudah lupa terkait usia; Hanninen (1996) menyatakan bahwa lupa terjadi 39% usia 50-59 tahun, 85% usia 80 tahun, sedangkan Baker (1995) menyatakan bahwa 15.8% usia 50-64 tahun, 24% usia 65 – 79 tahun. Gejala terkait faktor kepribadian, depresi, cemas, gagal menggunakan strategi memori. Lupa nama orang dan lupa menaruh barang merupakan keluhan paling banyak dan dominan sehari-hari. Informasi yang lupa dapat diingat kembali dengan lengkap, dapat

Page 23: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

mengingat jika berminat belajar, lupa dapat diatasi dengan kiat tertentu misalnya dengan membuat daftar atau petunjuk. 6

Page 24: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Sebuah Harapan Lansia Sebagai Individu yang Mandiri dan Produktif Keberadaan Panti werdha ataupun Posbindu akan sangat membantu para Lansia untuk hidup lebih sehat, bahagia, dan panjang umur, juga membantu keluarga yang sibuk sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus Lansia yang ada dalam keluarganya. Dengan demikian perlu adanya dorongan pada Pemerintah untuk dapat menambah baik kuantitas maupun kualitas program di Panti Werdha ataupun Posbindu agar kualitas Lansia semakin meningkat baik fisik maupun mental. Disamping pemerintah, sebaiknya juga melibatkan anggota masyarakat lainnya yang memiliki keahlian khusus yang terkait dengan kebutuhan program di Panti Werdha maupun Posbindu yang berpartisipasi secara sukarela seperti; dokter, ahli gizi, psikolog, perawat agar Lansia memperoleh pelayanan kesehatan baik fisik maupun mental secara rutin, sehingga Lansia dapat hidup dengan sehat lahir dan bathin. Ahli agama seperti ustad untuk yang muslim, pendeta untuk yang beragama Kristen dan lainnya diperlukan kehadirannya ditengah-tengah Lansia, agar kehidupan spiritualnya lebih baik, sehingga Lansia siap lahir dan bathin dalam menghadapi masa tua dan menghadapi kematian. Guru di bidang keterampilan seperti guru keterampilan tata busana, tata boga, pertanian dll, diperlukan agar kegiatan yang dilakukan di Posbindu maupun Panti Werdha tidak membosankan dan para Lansia. Instruktur olah raga, sangat diperlukan agar para Lansia selalu bugar karena mengikuti kegiatan olah raga dengan benar sesuai dengan tahapan usianya. Apabila Lansia yang ada di Indonesia sudah dapat mendiri dan produktif maka tidak seharusnya kita khawatir dengan keberadaannya, tetapi justru bangga akan kehadirannya sebagai seseorang yang dapat dijadikan panutan, agen perubahan yang memiliki sumber daya yang bisa dijadikan contoh oleh generasi seterusnya. DAFTAR PUSTAKA Astawan, M. & M. Wahyuni. 1989, Gizi dan Kesehatan Manula. PT Melton Putra, Jakarta Ari Suryanto, 2002, Perilaku Makan, Status Gizi dan Kesehatan Wanita Usia Lanjut Di Kelurahan Cakung Timur, Jakarta dan Kelurahan Baranangsiang, Bogor. Skripsi Jurusan GMSK, Faperta, IPB Endah Yulia Widaranita, 2004, Latar Belakang, Kondisi Fisik, Mental dan Aktivitas pada Lanjut Usia dio Panti Werdha Sukma Raharja dan Pos Pembinaan Terpadu Kelurahan Situ Gede, Kota Bogor. [skripsi]. Bogor:IPB Doewes M, 1993, Penuaan dan Kapasitas Kerja, WHO, Penerbit Buku Kedokteran Lina, H. 2001. Mempelajari Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebiasaan makan dan Status gizi lansia di Pedesaan dan Perkotaan [skripsi]. Bogor:IPB Litin, SC. 2007. Family Healtahun Book. Jakarta:Gramedia Nurlaela E. 2006, Analisis Pengelolaan Makanan dan Daya Terima Lansia di Beberapa Panti Werdha di Kota Bgor, Tesis, GMK, Sekolah Pascasarjana, IPB. MB. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: ECG Rusilanti, 2006, Aspek Psikososial, aktivitas Fisik, Konsumsi Makanan, Status Gizi dan Pengaruh Susu Plus Probiotik Enterococcus faecium IS-27526 (MEDP) Terhadap Respons Imun IgA Lansia. Desertasi, GMK, Sekolah Pascasarjana, IPB. Santrock, John W. Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup), Penerbit Erlangga, Jakarta Scholl, DE. 1986. Nutrition and Diet Therapy. Medical Economic Company, New Jersey. Sidiarto Lily Djokosetio, Kusumo Sidiarto, 2003, Memori Anda Setelah Usia 50 Tahun, asosiasi Alzheimer Indonesia, Penerbit UI Pres. Takasihaeng, J. 2000. Hidup Sehat di Usia Lanjut. Penerbit Harian Kompas, Jakarta. Wirakusumah, E.S. 2000, Tetap Bugar di Usia Lanjut. Trubus agriwijaya, Jakarta 7

Page 25: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Asuhan Keperawatan (askep) pencernaan pada lansia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Proses penuaan adalah suatu proses fisiologi umum yang sampai saat ini masih sulit untuk dipahami. Ditandai dengan adanya proses degenerasi sel

dan sistem yang dibentuknya secara keseluruhan, perlahan tapi pasti. Proses menua berbeda pada setiap individu. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor

keturunan, nutrisi, gaya hidup dan faktor lingkungan.

Setiap tahun jumlah lansia di seluruh dunia semakin bertambah karena semakin meningkatnya usia harapan hidup. Di negara – negara yang sudah

maju, jumlah lansia rerlatif lebih besar dibanding dengan negara - negara berkembang, karena tingkat perekonomian yang lebih baik dan fasilitas pelayanan

kesehatan sudah memadai. Hal ini juga akan menimbulkan masalah pelayanan kesehatan terutama pada kaum lansia.

Usia harapan hidup di Indonesia saat ini adalah 65 tahun. Sejalan dengan bertambahnya umur mereka, mereka sudah tidak tidak produktif lagi,

kemampuan fisik maupun mental mulai menurun, tidak mampu lagi melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih berat, memasuki masa pensiun, ditinggal

pasangan hidup, stress menghadapi kematian, munculnya berbagai macam penyakit, dan lain - lain. Karena sel-sel mengalami degeneratif maka fungsi dari

sistem organ juga mengalami penurunan. Kulit menjadi keriput, rambut putih dan menipis, gigi berlubang dan tanggal, fungsi penglihatan, pendengaran,

pengecapan atau pencernaan mulai menurun, konstipasi, osteoporosis, gangguan sistem kardiovaskuler dan lain-lain.

Konstipasi merupakan keluhan saluran cerna yang terbanyak pada usia lanjut. Trejadi peningkatan keluhan ini dengan bertambahnya usia, 30-40 %

orang berusia di atas 65 tahun mengeluh konstipasi. Di Inggris, 30 % penduduk berusia di atas 60 tahun merupakan konsumen yang teratur menggunakan obat

pencahar. Suatu penelitian yang melibatkan 3.000 orang berusia di atas 65 tahun menunjukkan sekitar 34 % perempuan dan 26% laki-laki mengeluh mengalami

konstipasi.

BAB II

ISI

2.1   Mekanisme gastro intestinal pada lansia

Pada klien yang sudah memasuki lanjut usia sistem gartro intestinalnya banyak mengalami perubahan akibat adanya proses penuaan, diantaranya :

a.                            rongga mulut, perubahan yang terkait dengan usia :

1.      Hilangnya tulang periosteumdan periodontal, misalnya tanggalnya gigi.

2.    Retraksi dari struktur gusi, misalnya Kesulitan dalam mempertahankan gigi palsu yang   pas.

3.    Hilangnya rasa, misalnya Perubahan sensasi rasa, peningkatan penggunaan garam.

b.               Esofagus, lambung, usus :

1.      Dilatasi Esofagus, misalnya peningkatan resiko aspirasi.

2.   Penurunan reflek muntah

3.   Atrofi mukosa lambung, misalnya mengalami perlambatan mencerna makanan

4.   Rasa lapar menurun, asam lambung menurun

5.   Penurunan motilitas lambung, misalnya Penurunan absorbsi obat- obatan, zat besi, kalsium, vit. B12. konstipasi sering terjadi.

6.   Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.

7.   Daya absorbsi melemah. 

c.    Saluran empedu, hati, kandung empedu, pancreas :

1.      Ukuran hati dan pancreas mengecil, penurunan kapasitas menyimpan, kemampuan mensintesis protein dan enzim-enzim pencernaan, misalnya sekresi insulin

berkurang.

Page 26: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

2.   Perubahan metabolisme asam empedu yang signifikan, misalnya Peningkatan sekresi kolesterol.

2.2.                                          KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA

Setiap   mahluk   hidup   membutuhkan   makanan   untuk   mempertahankan   kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya.   Bagi   lansia   pemenuhan   kebutuhan   gizi   yang   diberikan   dengan   baik   dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya   selain   itu   dapat   menjaga   kelangsungan   pergantian   sel-sel   tubuh   sehingga   dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori  pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori  dasar dari

kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok

besar, yaitu :

1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :a.Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dll, 

selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu, dll.b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangun

Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan olahannya.

3. Kelompok zat pengatur

Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

2.2.1        FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA

LANSIA

1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.

2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.

3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.

4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.

Page 27: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

6. Penyerapan makanan di usus menurun.

2.2.2    MASALAH GIZI PADA LANSIA

1. Gizi berlebih

Gizi  berlebih pada  lansia  banyak terjadi  di  negara-negara barat  dan kota-kota besar.  Kebiasaan makan   banyak   pada   waktu   muda   menyebabkan   berat   badan   berlebih,   apalai   pada   lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

2. Gizi kurang

Gizi  kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social  ekonomi dan  juga karena gangguan penyakit.   Bila   konsumsi   kalori   terlalu   rendah  dari   yang  dibutuhkan  menyebabkan  berat  badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

3. Kekurangan vitamin

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

2.2.3    PEMANTAUAN STATUS NUTRISI

1. Penimbangan Berat Badan

a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali,  waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.

b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :

Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)

Catatan  untuk  wanita  dengan  TB  kurang  dari  150  cm dan  pria  dengan  TBkurang  dari  160  cm, digunakan rumus : Berat badan ideal = TB dalam cm – 100

Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih, jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang

2. Kekurangan kalori protein

Page 28: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat,   sulit   untuk  menyiapkan  makanan,   sering  mangkonsumsi   obat-obatan   yang  mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal

ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.

3. Kekurangan vitamin D

Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

2.2.4    PERENCANAAN MAKANAN UNTUK LANSIA

  Perencanaan makan secara umum

1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan

hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering

dengan porsi yang kecil. Contoh menu :

Pagi : Bubur ayam

Jam 10.00 : Roti

Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya

Jam 16.00 : Nagasari

Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang

3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan,   dan  menghindari   makanan   yang   terlalu   asin   akan  memperingan   kerja   ginjal   serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.

4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega dll.

5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Makanlah makanan yang mudah dicerna

Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan

Page 29: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Bila   kesulitan   mengunyah   karena   gigi   rusak   atau   gigi   palsu   kurang   baik,   makanan   harus lunak/lembek atau dicincang

Makan dalam porsi kecil tetapi sering

Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya

diberikan

6. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

7.  Makanan mengandung  zat  besi   seperti   :   kacang-kacangan,  hati,   telur,  daging   rendah  lemak, bayam, dan sayuran hijau.

8.   Lebih   dianjurkan  untuk  mengolah  makanan  dengan   cara   dikukus,   direbus,   atau  dipanggang kurangi makanan yang digoreng.

  Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna

Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid :

1. Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal.

2. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk melembutkan feses.

3. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena pasien akan menjadi tergantung pada laksatif.

2.2.5    CARA MEMBERI MAKAN MELALUI MULUT (ORAL)

1. Siapkan makanan dan minuman yang akan diberikan

2. Posisikan pasien duduk atau setengah duduk.

3. Berikan sedikit minum air hangat sebelum makan.

4. Biarkan pasien untuk mengosongkan mulutnya setelah setiap sendokan.

5. Selaraskan kecepatan pemberian makan dengan kesiapan pasien, tanyakan

pemberian makan terlalu cepat atau lambat.

6. Perbolehkan pasien untuk menunjukkan perintah tentang makanan pilihan pasien

yang ingin dimakan.

7. Setelah selesai makan, posisi pasien tetap dipertahankan selama ± 30 menit.

2.2.6    CONTOH BAHAN MAKANAN UNTUK SETIAP KELOMPOK MAKANAN

Page 30: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

1. Bahan makanan sumber karbohidrat (zat energi) :

Nasi, bubur beras, nasi jagung, kentang, singkong, ubi, talas, biskuit, roti , crakers, maizena, tepung beras, tepung terigu, tepung hunkwe, mie, bihun.

2. Bahan makanan sumber lemak (zat energi) :

Minyak goreng, minyak ikan, margarin, kelapa, kelapa parut, santan, lemak daging.

3. Bahan makanan sumber protein hewani :

Daging sapi, daging ayam, hati, babat, usus, telur, ikan, udang.

4. Bahan makanan sumber protein nabati :

Kacang ijo, kacang kedelai, kacang merah, kacang tanah, oncom, tahu, tempe.

2.2.7    KEBUTUHAN CAIRAN PADA LANJUT USIA

Manusia   perlu   minum   untuk  mengganti   cairan   tubuh   yang   hilang   setelah  melakukan aktivitas. Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit disaluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal, dll. Air juga   sebagai  pelumas  bagi   fungsi   tulang  dan   sendi.  Manfaat   lain  dari  minum air  putih  adalah mencegah sembelit karena untuk mengolah makanan dalam usus sangat dibutuhkan air, tentu saja tanpa air yang cukup

kerja usus tidak dapat maksimal dan timbullah sembelit.

Air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup dan dianjurkan minimal kita minum air putih 1.5 sampai dengan 2 liter/hari. Minuman seperti kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup bahkan tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari  terutama bagi  para  lansia yang mempunyai  penyakit-penyakit  tertentu seperti kencing manis, darah tinggi, obesitas, dan jantung.

A. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN PADA LANSIA

1. Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya usia,  sedangkan sel-sel lemak mengandung sedikit  air,   sehingga komposisi  air  dalam tubuh  lansia  kurang dari  manusia dewasa yang lebih muda atau anak-anak dan bayi.

2.   Fungsi   ginjal   menurun   dengan   bertambahnya   usia.   Terjadi   penurunan   kemampuan   untuk memekatkan urin, mengakibatkan kehilangan air yang lebih tinggi.

3.   Terdapat   penurunan   asam   lambung,   yang   dapat  mempengaruhi   individu   untuk  mentoleransi makanan-makanan   tertentu.   Lansia   terutama   rentan   terhadap   konstipasi   karena   penurunan pergerakan usus. Masukan cairan yang terbatas, pantangan diit, dan penurunan aktivitas fisik dapat menunjang perkembangan konstipasi. Penggunaan laksatif yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengarah pada masalah diare.

Page 31: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

4.   Lansia  mempunyai   pusat   haus   yang   kurang   sensitif   dan  mungkin  mempunyai  masalah   dalam mendapatkan cairan ( misalnya gangguan dalam berjalan ) atau mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya pasien stroke).

B. MASALAH CAIRAN PADA LANSIA

Masalah  cairan  yang   lebih   sering  dialami   lansia  adalah kekurangan  cairan   tubuh,  hal   ini berhubungan   dengan   berbagai   perubahan-perubahan   yang   dialam   lansia,   diantaranya   adalah peningkatan   jumlah   lemak   pada   lansia,   penurunan   fungsi ginjal   untuk  memekatkan   urin   dan penurunan rasa haus.

2.3        Gangguan Sistem Gastro Intestinal pada Lansia

2.3.1    Konstipasi

Pada umumnya konstipasi sulit didefinisikan secara tegas karena sebagai suatu keluhan terdapat variasi yang berlainan antara individu. Biasanya konstipasi berdasarkan laporan pasien sendiri. Batasan dari konstipasi klinis yang sesungguhnya adalah ditemukannya sejumlah besar feses memenuhi ampula rektum pada colok dubur, dan atau timbunan feses pada kolon, rectum, atau keduanya yang tampak pada foto polos perut.

Suatu batasan dari konstipasi diusulkan oleh Holson, meliputi paling seedikt 2 dari keluhan di bawah ini yang terjadi, yaitu:

1.         Konsistensi feses yang keras,

2.         Mengejan dengan keras saat BAB.

3.         Rasa tidak tuntas saat BAB, meliputi 25% dari keseluruhan BAB.

4.         Frekuensi BAB 2 kali seminggu atau kurang.

Berdasarkan rekomendasi dari Intenational workshop on Constipation, konstipasi  dikategorikan dalam dua golongan yaitu :

a.       Konstipasi fungsional

Konstipasi yang disebabkan waktu perjalanan yang lambat dari feses. Kriterianya meliputi :

  Mengedan keras 25% dari BAB.

  Feses yang keras 25% dari BAB.

  Rasa tidak tuntas 25% dari BAB.

  BAB kurang dari 2 kali/ minggu.

b.      Konstipasi karena penundaan keluarnya feses pada muara rekto-sigmoid.

Page 32: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Konstipasi ini menunjukkan adanya disfungsi anorectal, biasanya ditandai adanya perasaan sumbatan pada anus. Kriteria :

  Hambatan pada anus > 25% BAB.

  Waktu untuk BAB lebih lama.

  Perlu bantuan jari-jari untuk mengeluarkan feses.

A.       Pemeriksaan pada Klien Konstipasi

1.      Pemeriksaan fisik

Pemeriksan fisik pada klen konstipasi meliputi :

a.       Inspeksi : pembesaran abdomen, peregangan atau tonjolan

b.      Palpasi   :  pada permukaan perut untuk menilai  kekuatan otot- otot perut,  palpasi   lebih dalam dapat meraba masa feses di kolon, adanya tumor atau aneurisma aorta

c.       Perkusi : dicari antara lain pengumpulan gas berlebihan, pembesaran organ, asites, adanya masa feses.

d.      Auskultasi : mendengarkan suara gerakan usus besar, normal/ berlebihan missal pada sumbatan usus.

Pada pemeriksaan anus memberikan petunjuk penting misalnya adakah wasir, prolaps, fisura, fistula, dan masa tumor di daerah anus yang dapat mengganggu proses BAB. Pemeriksaan colok dubur harus dikerjakan antara lain untuk mengetahui ukuran dan kondisi rectum serta besar dan konsistensi feses.

2.      Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada klien konstipas :

a.       Pemeriksaan   laboratorium,   dikaitkan   dengan   upaya   mendeteksi   factor-   factor   resiko   penyebab konstipasi. Seperti : BSN/ 2JPP, DL, elektrolit

b.      Anuskopi, dianjurkan dikerjakan secara rutin pada semua pasien dengan konstipasi untuk menemukan adakah fisura, ulkus, wasir, dan keganasan.

c.       Foto   polos   perut   harus   dikerjakan   pada   pasien   konstipasi   terutama   yang   terjadinya   akut.   Dapat mendeteksi adakah impaksi feses yang dapat menyebabkan sumbatan pada kolon.

d.      Sinedefecografi, adalah pemeriksaan radiologis daerah anorektal untuk menilai evakuasi feses secara tuntas, mengidentifikasi kelainan anorektal dan mengevaluasi kontraksi serta relaksasi otot rectal.

e.       Uji manametri, dilakukan untuk menguji tekanan pada rectum dan saluran anus saat istirahat dan pada berbagai rangsang untuk menlai fungsi anorektal.

f.       Elektromiografi, dapat mengukur misalnya tekanan sfingter dan fungsi saraf pudendus, adakah atrofi saraf yang dibuktikan dengan respon sfingter yang terhambat

B.              Faktor Resiko Konstipasi pada Usia Lanjut

Page 33: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

a.       Obat- obatan

b.      Kondisi neurologis

c.       Gangguan metabolic

d.      Kausa psikologis

e.       Penyakit- penyakit saluran cerna

C.    Komplikasi :

a.       Impaksi feses (feses kering dan keras) di rectum 70%, sigmoid 20%, kolon bagian proksimal 10%

b.      Volvolus daerah sigmoid

c.       Prolaps rectum

D.       Pengobatan

1.      Pengobatan Non Farmakologi

a.    Latihan usus besar

b.   Diet

c.    Olah raga

2.      Pengobatan Farmakologis

Dipakai obat- obatan golongan pencahar:

a.       Memperbesar dan melunakkan masa feses: sereal, methyl selulose.

b.               Melunakkan dan melicinkan feses: minyak kastor, golongan decussate

c.                Golongan osmotic yang tidak diserap: sorbitol, gliserin

d.               Merangsang peristaltic usus: bisakodil, fenolptalin

REFERENSI :

Darmojo, R. Boedhi.,dkk.1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Gallo, Joseph.1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta : EGC

Nugroho, Wahjudi.2000. Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC

Page 34: Tips Makanan Sehat Bagi Orang Tua

Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.Jakarta :EGC