agama dan pelayanan sosial (studi komparatif...
TRANSCRIPT
i
AGAMA DAN PELAYANAN SOSIAL
(Studi Komparatif Lembaga Filantropi Dompet Dhuafa
Jogja dan KARINAKAS di Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
ITA FITRI ASTUTI
NIM: 10520020
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
v
MOTTO
“Iman Tanpa Perbuatan Adalah Iman Yang Mati”.
Jika iman tidak disertai perbuatan maka iman itu pada hakikatnya adalah mati.1
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang
yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya
memperoleh pahala yang besar”.2
1 Bertolomeus Bolong, Paradigma Misi Kesejahteraan Islam dan Kristen (Yogyakarta:
San Juan, 2013), hlm.79
2Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya (Surabaya:CV Duta Ilmu, 2008),
hlm. 539.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecil ini aku persembahkan untuk
Ayahanda Eko Khorin R. dan ibunda Siti Khatijah tercinta yang telah berjerih
payah untuk membahagiakanku, mencurahkan kasih sayangnya dalam setiap
detak nafasku dan medoakan dalam setiap langkahku
Adikku Galih Adi Prastyo yang telah memberikan motivasi padaku.
Kakek-nenek serta keluarga besarku yang telah mendoakanku.
Lelaki yang selalu memberikan warna indah dalam hidupku
Teman-teman yang telah mendukungku
Dan yang tak terlupakan
Almamaterku, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vii
ABSTRAK
Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS adalah lembaga filantropi yang
berbasis agama, jika Dompet Dhuafa berbasis Islam sementara KARINAKAS
berbasis Katolik. Berdirinya kedua lembaga tersebut bermula dari respon terhadap
bencana alam yang menimpa Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian wilayah
Jawa Tengah pada tahun 2006 lalu. Jika Dompet Dhuafa Jogja berawal dari
perpanjangan tangan Dompet Dhuafa Republika yang berada di Jakarta sedangkan
KARINAKAS berada di bawah Keuskupan Agung Semarang. Karakteristik dari
lembaga ini adalah pelayanan sosial. Empat bidang yang dilakukan Dompet
Dhuafa Jogja dalam pelayanan sosialnya adalah bidang kesehatan, pendidikan,
ekonomi dan dakwah serta kemanusiaan. Sementara empat bidang pelayanan
sosial yang dilakukan KARINAKAS adalah bidang kesehatan, ekonomi,
pendidikan dan sosial.
Oleh karena itu, penelitian ini akan memfokuskan dua rumusan masalah
yaitu bagaimana hubungan antara paham keagamaan dengan program pelayanan
sosial yang terdapat di Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS dan bagaimana
pertimbangan kedua lembaga tersebut terhadap afiliasi keagamaan penerima
bantuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari
kedua rumusan masalah tersebut. Untuk menjawab permasalaha tersebut, maka
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi untuk mengamati dan
menyelidiki fakta-fakta empiris yang terjadi, wawancara dengan pihak lembaga
dan penerima bantuan dari lembaga serta dokumentasi terhadap data-data terkait.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dengan analisis perbandingan,
pengolahan datanya dilakukan secara kualitatif yang bersifat deskriptif analisis.
Adapun untuk memenuhi keabsahan penulis akan menganalisis dengan teori
rasionalisasi Max Weber.
Dari penelitian ini diperoleh jawaban bahwa antara paham keagamaan
dengan program yang dilakukan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS saling
berkaitan. Di Dompet Dhuafa Jogja keterkaitan tersebut terwujud dalam program
lembaga yang bernuansa Islami karena lembaga tersebut berupaya concern
dengan nass. Sementara dalam KARINAKAS keterkaitan tersebut terwujud
dalam program yang bersifat umum dengan lebih menonjolkan sisi
kemanusiaannya karena ajaran kasih dalam perintah Katolik bersifat global. Hal
ini berdampak pula dalam pelayanan KARINAKAS. Lembaga ini tidak
menjadikan afiliasi keagamaan penerima bantuan sebagai pertimbangan, dalam
pelayanannya KARINAKAS tidak membedakan penerima bantuan berdasarkan
golongan, ras, suku dan agama. Sedangkan dalam pelayanan Dompet Dhuafa
Jogja afiliasi keagamaan penerima bantuan menjadi pertimbangan ketika dana
zakat yang akan dialokasikan, tetapi Dompet Dhuafa Jogja juga melakukan
pelayanan bagi masyarakat luas baik muslim maupun non muslim dengan
menggunakan dana selain zakat seperti dana sedekah, infak, dan lainnya. Adapun
dalam kondisi tertentu dana zakat juga digunakan untuk membantu non muslim
dengan dilakukannya beberapa pertimbangan terlebih dahulu. Meskipun
demikian, pelayanan yang dilakukan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS
untuk masyarakat umum hanya sebatas kemanusiaan.
viii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan, selain rasa syukur kehadirat Allah
SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat, anugerah, hidayah, dan inayah-Nya
kepada setiap hamba-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “AGAMA DAN PELAYANAN SOSIAL (Studi Komparatif Lembaga
Filantropi Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS di Yogjakarta” dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada nabi besar Muhammad
SAW yang telah mengarahkan umatnya menuju kepada jalan kebenaran.
Pada kesempatan ini, ucapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya
penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu, baik secara
materi maupun moral, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pihak-pihak
tersebut antara lain;
1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’ari selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. H. Syaifan Nur, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pamikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Ahmad Muttaqin,S.Ag,M.Ag.,M.A.,Ph.D., selaku Ketua Jurusan
Perbandingan Agama dan Bapak Roni Ismail, S.Th.I., M.SI., selaku
Sekretaris Jurusan Perbandingan Agama
4. Bapak Roma Ulinuha, S.S., M. Hum., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak Ahmad Muttaqin,S.Ag,M.Ag.,M.A.,Ph.D., selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan
pengarahan serta masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Para pengurus lembaga Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS, serta
masyarakat penerima bantuan yang telah mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
penulis.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang luar biasa telah mendukung, memberikan semua
kasih sayang, doa, dan berjuang sekuat tenaga demi tercapainya harapan
penulis.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB 1: PENDAHULUAN……………………………………………………...01
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….01
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..05
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………………………...06
D. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………07
E. Kerangka Teori…………………………………………………………...09
F. Metodologi Penelitian……………………………………………………12
G. Sistematika Pembahasan…………………………………………………15
BAB II: PROFIL DOMPET DHUAFA JOGJA DAN
KARINAKAS…………………...............................................................17
A. Dompet Dhuafa Jogja……………………………………….....................17
1. Letak Geografis………..……………………………………………..17
2. Sejarah………………………………………………………………..17
3. Visi dan Misi ………….……………………………………………..20
xi
4. Struktur Organisasi…………………………………………………...23
5. Kelebihan dan Kekurangan…………………………………………..25
B. KARINAKAS……………………………………………………………26
1. Letak Geografis………………………………………………………..26
2. Sejarah…………………………………………………………………27
3. Visi dan Misi…………………………………………………………..29
4. Struktur Organisasi…………………………………………………….33
5. Kelebihan dan Kekurangan……………………………………………35
BAB III: PAHAM KEAGAMAAN, AFILIASI KEAGAMAAN DAN
PELAYANAN SOSIAL DOMPET DHUAFA JOGJA DAN
KARINAKAS ……….......................………………………………......36
A. Faham Keagamaan……………………………………………………….36
1. Dompet Dhuafa Jogja………………………………………………...37
2. KARINAKAS………………………………………………………..49
B. Program Pelayanan Sosial………………………………………………..56
1. Dompet Dhuafa Jogja………………………………………………...56
2. KARINAKAS………………………………………………………..67
C. Hubungan antara Faham Keagamaan, Afiliasi Keagamaan Penerima
Bantuan dan Pelayanan Sosial…………………………………………...75
1. Dompet Dhuafa Jogja………………………………………………...76
2. KARINAKAS………………………………………………………..81
xii
BAB IV: ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA DOMPET DHUAFA
JOGJA DAN KARINAKAS…….............................................................87
A. Persamaan……………….. ………………………………………………87
1. Dilihat dari segi sejarah………………………………………………87
2. Dilihat dari segi pelayanan sosial…………………………………….87
3. Dilihat dari segi dasar agama…………………………………….......88
B. Perbedaan………………………………………………………………...88
1. Dilihat dari segi sejarah………………………………………………88
2. Dilihat dari segi pelayanan sosial…………………………………….89
3. Dilihat dari segi dasar agama……………………………………...... 90
BAB V: PENUTUP…………………………………………………………….91
A. Kesimpulan……………………………………………………………….91
B. Saran……………………………………………………………………...93
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...94
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………………
CURRICULUM VITAE…………………………………………………………
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Panduan Wawancara Penelitian
Lampiran II : Struktur Kepengurusan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS
Lampiran III : Jumlah Keuangan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS
Lampiran IV : foto penerima bantuan, pengurus lembaga, dan lokasi Dompet
Dhuafa dan KARINAKAS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterpurukan dan himpitan masalah ekonomi yang diderita rakyat
Indonesia masih belum pulih semenjak krisis moneter melanda negeri ini tahun
1997 lalu, dengan indikasi bengkaknya angka pengangguran, sulitnya lapangan
pekerjaan, anak putus sekolah, kejahatan yang meningkat, dan problematika sosial
lain. Kondisi ini belum sempat mengalami pemulihan, kini masyarakat merasakan
kembali kesulitan babak baru sejak pemerintahan mencabut subsidi dengan
menaikan harga BBM pada bulan November 2005 yang mengakibatkan semua
sektor usaha dan industri terpukul, belum lagi PHK terjadi di berbagai wilayah,
sementara harga kebutuhan bahan pokok terus melambung. Yang terjadi angka
kemiskinan di masyarakat semakin meningkat jumlahnya, ditambah muncul kasus
baru seperti anak kurang gizi, lumpuh layu, busung lapar, dan balita mal-nutrisi.
Belum lagi bencana besar yang terus terjadi seperti gelombang tsunami, gempa
bumi, tanah longsong, banjir, demam berdarah, antrax, flu burung, dan lainnya. 1
Fenomena ini menjadi keprihatinan semua kalangan, tidak terkecuali
pemerintah sendiri. Segala upaya pemerintah lakukan untuk mengatasi
problematika yang melanda negeri ini, namun upaya tersebut tidak tercapai secara
maksimal. Sehingga mendorong masyarakat dari berbagai kalangan, komunitas
1Hidayat Nur Wahid, Zakat dan Peran Negara (Jakarta: Forum Zakat (FOZ), 2006), hlm.
168.
2
agama, dan organisasi-organisasi masyarakat ikut andil dalam memperbaiki
keterpurukan tersebut dan berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kondisi keterpurukan yang terjadi di lingkungan masyarakat juga menyebabkan
munculnya lembaga filantropi.
Lembaga filantropi ini berakar dari istilah filantropi yang berasal dari
Yunani yaitu philos yang berarti cinta, dan antropolos yang berarti manusia atau
kemanusiaan. Sedangkan secara terminologi filantropi berarti rasa kecintaan
kepada manusia. Yang wujudnya adalah prilaku berdermawanan dan membangun
relasi sosial baik antara kaya dan miskin. Inti dari kegiatan filantropi adalah untuk
mendorong terciptanya kemaslahatan, public good, dan kesejahteraan bersama.
Di dalam agama-agama juga terdapat ajaran yang memiliki kesamaan
dengan istilah filantropi. Salah satunya dalam tradisi Kristen disebut dengan
karitas, dalam bahasa latin disebut caritas dan dalam bahasa inggris disebut
dengan charity yang dalam bahasa Indonesia diartikan dengan tradisi beramal.
Karitas berkembang menjadi semacam etika atau norma untuk saling tolong
menolong. Dalam tradisi Kristen hal ini tercantum di dalam Alkitab yang
memberikan keterangan tentang anjuran kepada para Murid Yesus untuk berbagi
harta yang mereka miliki, memperluas keramah tamahan dan pelayanan dan
memperhatikan kebutuhan para pengikutnya. Selain itu dalam tradisi Islam juga
memiliki sepadanan dengan istilah karitas yaitu sadaqoh, yang dalam tujuannya
juga untuk membangun kesejahteraan umat manusia.2
2Hilman Latif, “Agama dan Pelayanan Sosial Interpretasi dan Aksi Filantropi dalam
Tradisi Muslim dan Kristen Di Indonesia”, Makalah Kuliah Umum Perbandingan Agama UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, di Treatikal Ushuluddin dan Pemikiran Islam tanggal 14 Mei 2013,
hlm. 02.
3
Dalam praktiknya, di Indonesia filantropi secara umum dan tradisional
telah berkembang dalam bentuk penyediaan pelayanan sosial. Para pelaku
filantropi memandang usaha pelayanan sosial sebagai cara yang baik untuk
menangani masalah ketidakadilan sosial. Namun secara umum kegiatan filantropi
(berderma) yang sudah merupakan tradisi dan kebiasaan masyarakat di Indonesia,
utamanya dilandasi oleh ajaran agama baik dari Kristen, maupun Islam.3 Sehingga
tidak jarang filantropi keagamaan menimbulkan stigma negatif ketika pelayanan
sosial dihubungkan dengan ajaran misi atau dakwah suatu agama. Misalnya saja
peristiwa yang terjadi di Yogyakarta paska gempa Merapi. Pada saat itu, Gereja
Ganjuran menyediakan bantuan berupa posko penampungan untuk para korban
gempa. Karena adanya isu kristenisasi akhirnya terjadi konflik antara pihak Gereja
dengan masyarakat muslim yang khawatir dengan keberadaan umat muslim yang
ditampung di Gereja tersebut .
Peristiwa ini tentu dapat memperburuk perpecahan antara umat muslim
dan umat kristiani. Alhasil disharmonisasin yang akan terjadi ketika antar pihak
tidak saling memahami. Sehingga kesempatan ini penulis berupaya membahas
tentang agama dan pelayanan sosial di lembaga filantropi yang berbasis Islam dan
Kristen yaitu Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS.
Dompet Dhuafa Jogja adalah sebuah lembaga kemanusiaan yang didirikan
karena adanya faktor bencana gempa di Yogyakarta tanggal 27 Mei 2006 silam di
bawah naungan Dompet Dhuafa Republika. Dalam kegiatannya lembaga ini
3Zaim Saidi (dkk.), Kedermawanan untuk Keadilan Sosial (Depok: PIRAMEDIA, 2006),
hlm. 1-3.
4
melakukan penyediaan pelayanan sosial terutama di bidang kesehatan,
pendidikan, ekonomi, dan dakwah serta sosial kemasyarakatan. Segala kegiatan
yang dijalankan Dompet Dhuafa Jogja mengacu pada syariat Islam karena sumber
dana berasal dari dana ZISWAF. Namun, dalam praktiknya pelayanan Dompet
Dhuafa Jogja juga menyediakan bantuan untuk masyarakat umum baik
masyarakat muslim maupun non muslim.4
Sedangkan KARINAKAS merupakan sebuah lembaga sosial yang berdiri
di bawah Keuskupan Agung Semarang. Kemunculan lembaga ini bermula dari
keperihatinan Keuskupan Agung Semarang terhadap bencana gempa pada tahun
2006 yang meluluhlantahkan Yogyakarta dan sebagian wilayah Jawa Tengah.
KARINAKAS melakukan pelayanan sosial di bidang sosial, pendidikan,
kesehatan dan ekonomi. Lembaga ini menjadi tangan Gereja bagi masyarakat
yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Menjadi wajah sosial Gereja adalah
mandat yang terus menerus dihidupkan dan dilaksanakan tanpa dibatasi oleh sekat
agama, suku, etnis dan kepentingan politik. Sehingga lembaga tersebut dengan
sekuat tenaga memberikan pelayanan yang berdasarkan kemanusiaan dan
terinspirasi iman kepada siapa saja yang membutuhkan.5
Penulis memilih dua lembaga tersebut karena lembaga tersebut memiliki
kesamaan di bidang pelayanan sosial namun, di lain sisi kedua lembaga tersebut
memiliki perbedaan dalam aspek religius yaitu Dompet Dhuafa Jogja berbasis
Islam sedangkan KARINAKAS berbasis Katolik. Dengan dilakukannya penelitian
4 Wawancara dengan Bapak Bambang, Manajer Pemberdayagunaan Dompet Dhuafa
Jogja, di Kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta tanggal 10 Februari 2014.
5Wawancara dengan Romo Banu, Direktur KARINAKAS, di Kantor Bela Rasa
KARINAKAS Yogyakarta tanggal 15 April 2014.
5
ini, diharapkan dapat mengetahui persamaan serta perbedaan antara dua lembaga
tersebut. Sehingga penulis berupaya menyajikan data apa adanya sesuai
keterangan yang diperoleh di lapangan yang berkaitan dengan hubungan antara
paham keagamaan dengan program pelayanan sosial di Dompet Dhuafa Jogja dan
KARINAKAS serta pertimbangan lembaga terhadap afiliasi keagamaan penerima
bantuan.
Dengan demikian penelitian ini penting dilakukan, karena penelitian yang
sebelumnya hanya mengupas pelayanan sosial bagi pemberdayaan masyarakat
dari aspek ekonomi dan adapun yang membahas dari aspek agama hanya secara
sepintas saja. Sedangkan Penelitian saat ini lebih memfokuskan pada sisi
keagamaan yang dikaji secara komparatif antara Dompet Dhuafa Jogja dengan
KARINAKAS.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis memfokuskan pada dua rumusan
masalah diantaranya:
1. Bagaimana hubungan antara paham keagamaan dengan program
pelayanan sosial yang terdapat di Dompet Dhuafa Jogja dan
KARINAKAS?
2. Bagaimana pertimbangan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS
terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas yaitu:
a. Mengetahui hubungan antara paham keagamaan dengan program
pelayanan sosial yang terdapat di Dompet Dhuafa Jogja dan
KARINAKAS.
b. Mengetahui pertimbangan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS
terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan.
2. Manfaat Penelitian
Diharapkan penulisan ini memiliki manfaat bagi pembaca, jurusan
maupun penulis sendiri. Adapun manfaat penulisan ini sebagai berikut:
a. Manfaat secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan di
Jurusan Perbandingan Agama mengenai hubungan antara paham keagamaan
dengan program pelayanan sosial serta pertimbangan Dompet Dhuafa Jogja dan
KARINAKAS terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan. Selain itu dapat
menjadi referensi bagi penulis selanjutnya.
b. Manfaat secara praktis
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gelar S.Th.I di Perguruan
Tinggi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Perbandingan Agama.
7
D. Tinjauan Pustaka
Setelah mencari dan membaca beberapa literatur yang ada, penulis
mendapatkan beberapa judul skripsi yang memiliki kesamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan penulis teliti diantaranya:
Hasil penelitian Sutarmizi mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul
Agama dan Perubahan Sosial Studi terhadap Peran Rumah Zakat Indonesia
DSUQ dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Desa Sidoharjo
Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini membahas peran Rumah Zakat Indonesia DSUQ kantor cabang
Yogyakarta dalam perubahan sosial ekonomi masyarakat Sidoharjo, dan peran
tersebut didukung oleh peran sense of religious masyarakat yang menjadi
motivasi masyarakat setempat untuk berusaha keluar dari jeratan kemiskinan.
Selanjutnya hasil penelitian Muhammad Farid Santoso mahasiswa
Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta yang berjudul Agama Dan Kemiskinan Studi Pemberdayaan
Lembaga Sosial Pendampingan Duafa (LSPD) Terhadap Jamaah (Miskin) Di
Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung, mengungkapkan bahwa penelitian
ini menitikberatkan pada peran agama dalam mengatasi dan menemukan solusi
dari kemiskinan. Konsep oleh LSPD dalam rangka pemberdayaan jamaah dengan
menanamkan nilai-nilai agama Islam melalui Kajian Ahad Pagi (KAP) yang
diharapkan mampu memberikan pemahaman keagamaan yang besar dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam, selain itu juga dengan
8
pemberian santunan berupa bantuan pendidikan, pemberian modal cuma-cuma,
beberapa tabungan dan lain-lain. Dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
hidup agar dapat melanjutkan hidup dengan layak secara ekonomi.
Penelitian yang berjudul Peranan Dompet Dhuafa Jogja Republika dalam
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus terhadap Komunitas Batik Wukirsari,
Imogiri, Bantul Yogyakarta karya Jamihur mahasiswa Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, bahwa
penelitian ini memfokuskan pada peranan lembaga dalam proses pemberdayaan
bagi masyarakat Wukirsari, Imogiri, Bantul Yogyakarta dalam bidang ekonomi.
Adapula beberapa buku yang akan menjadi pendukung penelitian yang
akan penulis lakukan, salah satunya buku yang berjudul Paradigma Misi
Kesejahteraan Islam Dan Kristen yang ditulis oleh Dr. Bertolomeus Bolong,
OCD. Dalam buku ini dijelaskan bahwa agama pada hakikatnya bertujuan untuk
mengubah realitas kepada yang lebih baik dan bermartabat serta manusiawi bukan
anti realitas, serta membangkitkan kesadaran atas tanggung jawab sosial dan
moral untuk membangun kebersamaan dan kesejahteraan bersama.
Dari hasil penelitian di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang akan penulis lakukan. Persamaan dengan penelitian pertama dan
kedua yang telah dilakukan di atas yaitu sama-sama mengkaji aspek agama
namun penelitian pertama itu berkaitan dengan peran agama sebagai motivasi
masyarakat dalam perubahan sosial ekonomi dan penelitian kedua berkaitan peran
agama hanya dalam satu aspek yaitu melalui kajian Ahad Pagi (KAP) yang
dilakukan LSDM dalam mengatasi kemiskina dan penelitian ketiga sama-sama
9
membahas lembaga Dompet Dhuafa Jogja namun lebih aspek ekonomi.
Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan lebih memfokuskan pada sisi
keagamaan yang dikaji secara komparatif antara lembaga filantropi Dompet
Dhuafa Jogja dengan KARINAKAS terkait hubungan antara paham keagamaan
dengan program pelayanan sosial yang terdapat di lembaga tersebut serta
pertimbangan lembaga tersebut terhadap afiliasi keagamaan penerima bantuan.
E. Kerangka Teori
Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi. Teori yang digunakan
yaitu teori rasionalisasi Max Weber. Rasionalitas merupakan konsep dasar yang
Weber gunakan dalam klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Weber
memusatkan perhatiannya pada tindakan yang jelas-jelas melibatkan campur
tangan proses pemikiran dan tindakan bermakna yang ditimbulkannya antara
terjadinya stimulus dengan respon. Tindakan dikatakan terjadi ketika individu
meletakkan subyektif pada tindakan mereka. Oleh karena itu, tindakan sosial
adalah tindakan manusia yang mempengaruhi individu-individu lain dalam
masyarakat. Menurut Weber kolektivitas juga dapat menjadi bagian dari tindakan
sosial dengan memperlakukan kolektivitas sebagai individu dalam tindakan yang
dapat dipahami secara subjektif.
Selama ini Weber juga menganalisis sejauh mana agama-agama awal yang
lebih primitif dan agama-agama di sebagian besar belahan dunia bertindak sebagai
penghambat lahirnya rasionalitas. Weber mencatat bahwa yang sakral secara unik
tidak dapat diubah. Kendati dipandang demikian, agama di Barat terbukti dapat
10
berubah, ia rentan terhadap rasionalisasi bahkan memainkan peran kunci dalam
rasionalisasi sektor lain dalam masyarakat
Secara spesifik Weber menganggap kapitalisme yang terjadi di Barat
berasal dari suatu rasionalisasi ide keagamaan dalam Calvinisme sehingga orang
bekerja keras demi panggilan Tuhan. Dalam hal ini agama memainkan peran
kunci dalam rasionalisasi kehidupan ekonomi sekaligus sektor kehidupan lain.
Rasionalisasi tidak terlepas dari adanya motivasi yang bisa dimengerti dan
pemahamannya bisa dianggap sebagai suatu penjelasan dari keyataan
berlangsungnya perilaku.
Dengan demikian Weber membagi tindakan rasional ini kepada empat
jenis atau bentuk.6
1. Rasionalitas sarana-tujuan
Tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap perilaku obyek dalam
lingkungan dan perilaku manusia lain. Harapan-harapan ini digunakan sebagai
syarat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan aktor lewat upaya perhitungan
yang rasional. Contoh, guna menunjang kegiatan belajarnya dan agar bisa
memperoleh nilai yang baik, seseorang memutuskan untuk membeli buku-buku
pelajaran sekolah daripada komik.
2. Rasionalitas nilai
Tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai
perilaku-perilaku etis, estetis, religius atau perilaku lain yang terlepas dari prospek
keberhasilan. Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya.
6George Ritzer dan Dauglas J. Goodman, Teori Sosiologi: dari Teori Klasik sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Pastmodern (Bantul: Kreasi Wacana, 2013), hlm 136-147.
11
Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk
dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di
sekitarnya.
3. Tindakan afektual.
Tindakan yang ditentukan oleh kondisi emosi atau perasaan aktor tanpa
pertimbangan-pertimbangan akal budi. Seringkali tindakan ini dilakukan tanpa
perencanaan matang dan tanpa kesadaran penuh. Jadi dapat dikatakan sebagai
reaksi spontan atas suatu peristiwa. Contohnya seseorang menangis karena
mendapatkan kejutan.
4. Tindakan tradisional
Tindakan yang ditentukan oleh cara bertindakan aktor yang biasa dan telah
lazim dilakukan. Seseorang melakukan tindakan hanya karena kebiasaan yang
berlaku dalam masyarakat tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan
terlebih dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan.
Dengan demikian penelitian tentang agama dan pelayanan sosial studi
komparatif lembaga filantropi Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS akan
penulis jabarkan berdasarkan data di lapangan kemudian akan mengkatagorikan
tindakan dalam lembaga tersebut ke dalam tipe-tipe tindakan rasional menurut
Weber di atas.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dibuat penulis termasuk penelitiaan lapangan yang bersifat
kualitatif. Aplikasi kualitatif adalah konsekuensi metodologis dan penggunaan
12
metode diskriptif. Bogdan dan Taylor mengungkapkan bahwa metode kualitatif
sebagai prosedur penelitian menghasilkan data diskriptif, berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari seseorang dan prilaku yang diamati. Penelitan kualitatif bersifat
induktif karena tidak dimulai hipotesa sebagai generalisasi untuk diuji
kebenarannya melalui pengumpulan data. Dengan kata lain penelitian kualitatif
diarahkan pada latar individu secara utuh (holistik) jadi individu tidak boleh
diisolasikan ke dalam variabel atau hipotesis tetapi memandangnya sebagai
bagian dari keutuhan.7
2. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Subyek penelitian dalam hal ini dimaksudkan sebagai orang yang dapat
memberikan informasi terkait penelitian yang akan diangkat penulis atau dapat
disebut juga dengan informan. Dikesempatan ini yang menjadi informan yaitu
direktur lembaga, anggota pengurus lembaga, serta masyarakat yang mendapat
bantuan sosial. Adapun lokasi penelitian yang digunakan sebagai obyek penelitian
yaitu kantor Dompet Dhuafa Jogja yang berada di Jl. Kyai Mojo No. 97 dan
kantor Bela Rasa KARINAKAS yang berada di Jl. Panuluh 377A, Pringwulung
Condongcatur, Depok Sleman Yogyakarta.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi yaitu metode
pengumpulan data yang menuntut adanya pengamatan dari penulis baik secara
7Sebagaimana dikutip oleh Arief Furchan dalam Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif
(Suatu Pendekatan Fenomenologi Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial) (Surabaya: Usaha Nasional, 1992),
hlm. 21- 22.
13
langsung maupun tidak langsung terhadap objek penulisan. Tepatnya
menggunakan metode observasi partisipasi, metode ini merupakan metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan dimana penulis benar-benar terlibat dalam
keseharian responden.8 Penulis melakukan observasi penelitian dalam kurun
waktu dua bulan dengan mengunjungi lokasi penelitian secara langsung selama
kurang lebih sepuluh kali. Lokasi yang menjadi pengamatan penulis yaitu kantor
Dompet Dhuafa Jogja yang berada di Jl. Kyai Mojo No. 97 Yogyakarta dan
kantor Bela Rasa KARINAKAS yang berada di Jl. Panuluh 377A, Pringwulung
Condongcatur, Depok Sleman Yogyakarta serta lokasi yang digunakan untuk
menjalankan program-program dari Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS
diantaranya di 0 KM (Malioboro) dan Bantul.
b. Wawancara
Menurut Denzim dan Lincoln wawancara adalah percakapan, seni
bertanya dan mendengar. Dalam penulisan kualitatif umumnya dibedakan antara
wawacara umum dan wawancara mendalam. Wawancara umum dilakukan untuk
menggali data yang bersifat deskriftif semata. Sementara itu wawancara
mendalam dilakukan untuk menggali data yang berasal dari seseorang informan
kunci menyangkut data pengalaman individu atau hal-hal khusus dan sangat
spesifik.9 Penulis melakukan wawancara dengan Romo Banu selaku direktur
8Juliansyah Noor, Metodologi Penulisan: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 140.
9Sebagaimana dikutif oleh Moh. Soehadha dalam Metodologi Penulisan Sosiologi Agama
(Kualitatif) (Yogyakarta: Teras, 2008), hlm. 98.
14
KARINAKAS, kemudian wawancara dengan bapak Anang, bapak Karel, bapak
Haris dan lain-lain selaku pengurus KARINAKAS, dan wawancara dengan ibu
Pariadi, ibu Wiwit, bapak Joko dan lain-lain selaku penerima bantuan
KARINAKAS. Penulis juga melakukan hal yang sama dalam menggali data di
Dompet Dhuafa Jogja dengan mewawancarai bapak Bambang, bapak Nur, bapak
Bilal dan lain-lain sebagai pengurus Dompet Dhuafa Jogja, serta bapak Maikel,
bapak Parjo, bapak Sumadi dan lain-lain selaku penerima bantuan Dompet
Dhuafa Jogja.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang sejumlah
besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Bahan
dokumen ini berasal dari memoradum organisasi, catatan program, publikasi,
laporan resmi, catatan harian pribadi, surat-surat, karya-karya artistik, foto, dan
lain-lain.10
Terkait metode ini penulis melakukan pengumpulan data dari brosur,
web, file atau dokumen dan lain-lain yang berkaitan dengan Dompet Dhuafa Jogja
dan KARINAKAS. Selain itu penulis juga melakukan pengambilan gambar atau
foto dari kegiatan yang dilakukan Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS.
4. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
sosiologis, pendekatan yang dilakukan antara hubungan agama dan masyarakat
serta bentuk-bentuk yang terjadi. Menurut pendekatan sosiologis, dorongan,
gagasan, dan lembaga agama mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh kekuatan-
10
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pres, 2012),
hlm 66.
15
kekuatan sosial organisasi dan strafikasi sosial.11
Begitu juga antara agama dan
pelayan sosial yang terdapat di Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS.
5. Metode Analisis Penelitian
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dan
analisis perbandingan. Analisis data ini dilakukan beberapa tahapan yaitu pertama
proses peyatuan dengan penandaan jenis informan (Direktur lembaga, anggota
pengurus lembaga dan Masyarakat yang mendapatkan pelayanan sosial), dan
penandaan teknik pengumpulan data (observasi,wawancara dan dokumentasi)
serta penandaan dengan teori yang digunakan. Kemudian akan dilakukan analisis
perbandingan antara Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS terkait persamaan
dan perbedaan antara kedua lembaga tersebut.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan ini diperlukan suatu rangkaian yang sistematis dan
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menggambarkan
hasil yang maksimal. Untuk itu diperlukan sistematika pembahasan yang disajikan
dalam bab perbab. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai
berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori,
metode penelitian dan sistematika pembahasan. Isi pokok bab ini merupakan
gambaran dari keseluruhan penelitian yang dilakukan sedangkan uraian lebih
rincinya akan dijelaskan pada bab selanjutnya.
11
Koentjaraningrat, Penulisan Masyarakat (Jakarta: PT Gramedia, 1983), hlm. 35.
16
Bab kedua membahas mengenai profil Dompet Dhuafa Jogja dan
KARINAKAS. Pembahasan ini sangat penting karena untuk mengetahui kondisi
eksternal dan internal dalam lembaga tersebut baik dari segi sejarah berdirinya,
struktur organisasi lembaga dan lain sebagainya.
Bab ketiga membahas tentang paham keagamaan, afiliasi keagamaan, dan
pelayanan sosial Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS. Uraian pada bab ini
dimaksudkan untuk menjelaskan secara rinci dan mendalam tentang sejauh mana
agama berperan dalam program Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS serta
sejauh mana afiliasi keagamaan penerima bantuan menjadi pertimbangan lembaga
dalam pelayanan sosialnya.
Bab keempat berisi tentang analisis perbandingan antara Dompet Dhuafa
Jogja dan KARINAKAS. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui persamaan dan
perbedaan yang terdapat di dua lembaga tersebut.
Bab kelima merupakan penutup. Pembahasan pada bab ini berisi
kesimpulan dari pembahasan secara keseluruhan dan saran-saran. Dalam bab ini
akan disimpulkan hasil pembahasan untuk menjelaskan dan menjawab
permasalahan yang ada, memberikan saran-saran dengan mengacu pada hasil
kesimpulan.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang agama dan pelayanan sosial (studi komparatif
lembaga filantropi Dompet Dhuafa Jogja dan KARINAKAS) tersebut dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Diketahui bahwa antara paham keagamaan dan program pelayanan di Dompet
Dhuafa Jogja saling berkaitan, Dompet Dhuafa Jogja yang berkhidmat dalam
bidang ZISWAF berupaya concern dengan nass (memperhatikan ajaran yang
telah ditetapkan dalam Al-Quran dan Hadis). Upaya tersebut diwujudkan
dalam simbol-simbol keagamaan yang terdapat di program lembaga baik yang
sifanya regular maupun event, misalnya program dakwah, program tebar
hewan kurban, program kesehatan dengan metode bekam dan lain sebagainya.
Program-program tersebut terinspirasi dari ajaran Islam sehingga nuansa
Islami lebih tampak di Dompet Dhuafa Jogja. Berdasarkan teori rasionalisasi
Weber, tindakan ini tergolong dalam rasionalitas sarana-tujuan, tindakan ini
menjelaskan tentang tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap perilaku
obyek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain. Harapan-harapan ini
digunakan sebagai syarat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan aktor
lewat upaya perhitungan yang rasional.
Begitu pula di KARINAKAS antara paham keagamaan dan program
pelayanan sosialnya juga saling berkaitan, paham keagamaan lembaga yang
95
mengajarkan kasih dalam wujud global membuat program yang dilakukan
KARINAKAS lebih bersifat umum pula. Ajaran Katolik yang menjadi basis
lembaga hanya menjadi semangat lembaga selebihnya program di
KARINAKAS lebih bernunsa kemanusiaan. Sehingga dapat diterima di
masyarakat dan dapat mewujudan tujuan dari lembaga tersebut. Dalam teori
Weber tentang rasionalisasi, tindakan tersebut termasuk dalam tindakan
rasionalitas nilai. Rasionalitas nilai adalah tindakan yang ditentukan oleh
keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis, religius
atau perilaku lain yang terlepas dari prospek keberhasilan. Tindakan ini
bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak
dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku. Pelaku hanya beranggapan
bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan
benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat di sekitarnya
2. Diketahui bahwa afiliasi keagamaan penerima bantuan menjadi pertimbangan
Dompet Dhuafa Jogja dalam pelayanannya, ketentuan ini berlaku ketika dana
yang akan dialokasikan berasal dari dana zakat sebagaimana ketentuan yang
telah diatur dalam surat at-Taubah 60. Sehingga diluar ketentuan tersebut
Dompet Dhuafa Jogja menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum baik
muslim maupun non muslim dengan dana yang diperoleh dari hasil infak,
sedekah, wakaf dan dana sosial lain. Tetapi, apabila dana tersebut tidak
mencukupi untuk kebutuhan masyarakat non muslim maka Dompet Dhuafa
Jogja akan menutupi kekurangan tersebut dengan dana zakat. Ketentuan
tersebut tentu tidak terlepas dari ajaran Islam, dengan menggali kembali
96
makna muallaf sebagai pihak yang berhak menerima zakat dan
mempertimbangkan sisi sosialnya maka Dompet Dhuafa Jogja mampu
memberikan sumbangan kepada masyarakat non muslim dari dana hasil zakat.
Meskipun demikian yang menjadi prioritas utama pelayanan Dompet Dhuafa
Jogja tetap umat muslim. Terlepas dari semua itu pelayanan yang dilakukan
Dompet Dhuafa Jogja untuk masyarakat luas semata-mata untuk kepentingan
kemanusiaan. Dalam kaitannya dengan teori rasionalisasi Weber, tindakan ini
tergolong dalam Rasionalitas nilai. menurut Weber tindakan ini adalah
Tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai
perilaku-perilaku etis, estetis, religius atau perilaku lain yang terlepas dari
prospek keberhasilan. Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan
manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh
si pelaku. Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu
termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian
masyarakat di sekitarnya.
Sementara di dalam KARINAKAS afiliasi keagamaan penerima bantuan tidak
menjadi pertimbangan lembaga dalam menyediakan pelayanannya, perintah
agama yang bersifat global berupaya digali secara luas. Hingga pada akhirnya
perintah pelayanan dari ajaran Katolik dapat diwujudkan KARINAKAS untuk
masyarakat luas. Dalam pelayanannya KARINAKAS tidak memiliki prioritas
tententu berdasarkan golongan, suku, ras, atau pun agama, lembaga ini lebih
memprioritaskan bagi masyarakat yang membutuhkan terutama difabel. Dan
diketahui dari jumlah penerima bantuan yang selama ini KARINAKAS
97
lakukan lebih banyak berasal dari umat muslim. Meskipun demikian
pelayanan yang dilakukan lembaga murni kemanusiaan. Dalam teori
rasionalisasi Weber tindakan ini tergolong dalam rasionalitas sarana-tujuan.
Rasionalitas tersebut merupakan tindakan yang ditentukan oleh harapan
terhadap perilaku obyek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain.
Harapan-harapan ini digunakan sebagai syarat atau sarana untuk mencapai
tujuan-tujuan aktor lewat upaya perhitungan yang rasional.
Demikian kesimpulan yang dapat penulis paparkan dari hasil penelitian di
lapangan.
B. Saran
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan beberapa saran sebagai
berikut:
Kepada para mahasiswa jurusan Perbandingan Agama, penulis sarankan
untuk meneruskan pengkajian dan wawasan ini karena masih banyak lembaga-
lembaga berbasis agama lain yang melakukan pelayanan sosial dengan tujuan dan
maksud tertentu. Sehingga praduga negatif terhadap pelayanan yang dilakukan
yang belum tentu sesuai dengan kondisi sebenarnya bisa diantisipasi untuk
memperkecil terjadinya konflik agama.
Kepada KARINAKAS maupun Dompet Dhuafa Jogja sebaiknya jaringan
informasi di media cetak dan media elektronik lebih di up to deat kembali
sehingga masyarakat luas dapat mengetahui info-info terbaru yang ada di lembaga
tersebut. Selain itu, sebaiknya lembaga-lembaga yang berbasis agama baik Islam
maupun Kristen dapat bekerjasama dengan lebih baik sehingga kinerja lembaga
98
dapat dirasakan oleh masyarakat luas yang membutuhkan dan resiko terhadap isu-
isu keagamaan dapat teratasi.
Kepada masyarakat penerima bantuan, diharapkan dapat mencari
informasi terlebih dahulu terkait lembaga yang memberikan bantuan tersebut.
sehingga masyarakat tidak mudah terprovokasi dan dapat mengantisipasi ketika
tujuan dari pemberian bantuan tersebut berkaitan dengan masalah keagamaan.
99
DAFTAR PUSTAKA
Bolong, Bertolomeus. Paradigma Misi Kesejahteraan Islam dan Kristen.
Yogyakarta: San Juan. 2013.
Bolong, Bertolomeus dan Fredrik Y.A. Doeka. Mencintai Perbedaan: Renungan
Lintas Iman Pluralisme dan Kerukunan. NTT: Bonet Pinggupir. 2013.
Bolong, Berholomeus. dan Irwan S. Lesmana. Agama-Kemiskinan-Pembebasan.
Yogyakarta: Amara Books. 2012.
Buletin Inspirazi Dompet Dhuafa Jogja Jogja edisi November 2013, hlm 05.
Departemen Agama. Al-Quran dan Terjemahannya. Surabaya: CV Duta Ilmu.
2008.
Dompet Dhuafa Jogja “Sejarah Dompet Dhuafa Jogja” dalam
www.dompetdhuafa.org. Diakses tanggal 30 April 2014.
Dompet Dhuafa Jogja “Visi-Misi Dompet Dhuafa Jogja” dalam
www.dompetdhuafa.org. Diakses tanggal 30 April 2014.
Dokumen Dhompet Dhuafa Jogja.
Dokumen KARINAKAS.
Dokumen Anual Report 2012 Dompet Dhuafa Jogja.
Dokumen Laporan Tahunan 2011 KARINAKAS.
Data dari Brosur Dompet Dhuafa Jogja tentang Program Pemberdayaan Ekonomi.
Data dari Brosur Dompet Dhuafa Jogja tentang Program Pemberdayaan
Kesehatan.
Data dari Brosur Dompet Dhuafa Jogja tentang Program Pemberdayaan Dakwah
dan Kemanusiaan.
Data dari Brosur Dompet Dhuafa Jogja tentang Program Pemberdayaan
Pendidikan.
100
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pres.
2012.
Furchan, Arief. Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif (Suatu Pendekatan
Fenomenologi Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial). Surabaya: Usaha Nasional.
1992.
Khasanah, Umrotul. Manajemen Zakat Modern: Instrumen Pemberdayaan
Ekonomi Umat. Malang: UIN Maliki Press. 2010.
Koentjaraningrat. Penulisan Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia. 1983.
KARINAKAS “Sejarah KARINAKAS ”dalam www.karinakas.org. Diakses
tanggal 12 Mei 2014.
Latif, Hilman. “Agama dan Pelayanan Sosial Interpretasi dan Aksi Filantropi
dalam Tradisi Muslim dan Kristen Di Indonesia”. Makalah Kuliah Umum
Perbandingan Agama UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Di Treatikal
Ushuluddin dan Pemikiran Islam tanggal 14 Mei 2014.
Muhammad, Syaikh bin Shalih Al-Utsaimin. Fiqih Zakat Kontemporer terj.
Ghazali Mukri. Solo: Al-Qowam. 2011.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penulisan: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.
Pranowo, Handoko.“Program Tindaklanjut Pemberdayaan Ekonomi Studi Kasus
Dompet Dhuafa Jogja Yogyakarta”. Skripsi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. 2013.
Pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif Hidayatullah. Berderma untuk Semua
Wacana dan Praktik Filantropi Islam. Jakarta: Teraju. 2003.
Para mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Teologi Logika
Berteologi dari Konteks. NTT: Arnoldus Ende. 1986.
Ritzer, George dan Dauglas J. Goodman. Teori Sosiologi: dari Teori Klasik
sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Pastmodern. Bantul: Kreasi
Wacana. 2013.
Saidi, Zaim (dkk.). Kedermawanan untuk Keadilan Sosial. Depok: PIRAMEDIA.
2006.
Soehadha, Moh. Metodologi Penulisan Sosiologi Agama (Kualitatif). Yogyakarta:
Teras. 2008.
101
Shihab, Alwi. Islam Inklusif. Bandung: Mizan. 1997.
Setiawan, Nur kholid (dkk.). Merajut Perbedaan Membangun Kebersamaan.
Yogyakarta: Dialogue Center Press. 2011.
Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. Dokumen Deus Caritas Est:
Allah adalah Kasih Terj. R.P Piet Go, O. Carm. Jakarta: Grafika Mardi
Yuana. 2007.
Wahid, Hidayat Nur. Zakat Dan Peran Negara. Jakarta: Forum Zakat (FOZ).
2006.
Wawancara dengan Bapak Bambang. Manajer Pemberdayagunaan Dompet
Dhuafa Jogja. Di Kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta tanggal 10 Februari
2014.
Wawancara dengan Romo Banu. Direktur KARINAKAS. Di Kantor Bela Rasa
KARINAKAS Yogyakarta tanggal 15 April 2014.
Wawancara dengan Bapak Nur. Supervisor Ekonomi Dompet Dhuafa Jogja. Di
Kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta tanggal 02 Mei 2014.
Wawancara dengan Bapak Bilal. Pengurus Divisi Dakwah Dompet Dhuafa Jogja
Jogja Di Kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta tanggal 06 Mei 2014.
Wawancara dengan Bapak Anang. Koordinator Program Manager KARINAKAS.
Di Kantor Bela Rasa Yogyakarta tanggal 15 April 2014.
Wawancara dengan Mariati. Pengurus Lapangan KARINAKAS. Di Kantor Balai
Desa Trirenggo Bantul Yogyakarta tanggal 07 Mei 2014.
Wawancara dengan Bapak Haris Manager CBR (Rehabilitas Bersumberdaya
Masyarakat) KARINAKAS. Di Kantor Bela Rasa Yogyakarta tanggal 28
April 2014.
Wawancara dengan Bapak Bayu. Manager Community Development
(Pengembangan Masyarakat Mandiri) KARINAKAS. Di Kantor Bela
Rasa Yogyakarta tanggal 24 April 2014.
Wawancara dengan Bapak Maikel. Penerima Bantuan Dompet Dhuafa Jogja. Di
Nol KM Malioboro Yogyakarta tanggal 23 Juni 2014.
Wawancara dengan Bapak Sumardi. Penerima Bantuan Dompet Dhuafa Jogja. Di
Nol KM Malioboro Yogyakarta tanggal 26 Juni 2014.
102
Wawancara dengan Ibu Upik. Pengurus KARINAKAS. Di Balai Desa Canden
Bantul Yogyakarta tanggal 02 Mei 2014.
Wawancara dengan Ibu Pariadi. Penerima bantuan KARINAKAS. Di Rumahnya
Trirenggo Bantul Yogyakarta tanggal 09 Mei 2014.
Wawancara dengan Bapak Joko. Penerima bantuan KARINAKAS. Di Rumahnya
Trirenggo Bantul Yogyakarta tanggal 09 Mei 2014.
Yasin, Ahmad Hadi. Panduan Zakat Praktis. Hak Cipta Dompet Dhuafa Jogja
Republika.
Zahrah, Muhammad Abu. Zakat dalam Perspektif Sosial. Jakarta: Pustaka
Firdaus. 1995.
Lampiran I
PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA
A. Pertanyaan untuk pengurus lembaga Dompet Dhuafa dan KARINAKAS
1. Bagaimana sejarah awal berdirinya lembaga tersebut?
2. Apakah saja program-program yang digagas lembaga tersebut?
3. Siapa saja yang menjadi donatur di lembaga tersebut?
4. Bagaimana proses pelayanan yang dilakukan lembaga tersebut?
5. Bagaimana respon masyarakat terhadap pelayanan yang dilakukan lembaga
tersebut?
6. Apa dasar agama yang melandasi lembaga tersebut?
7. Adakah hubungan antara dasar agama dengan program pelayanan sosial dan
pelayanan yang dilakukan lembaga tersebut?
8. Bagaimana cara menanggapi isu-isu keagamaan terkait pelayanan yang
dilakukan lembaga tersebut?
9. Bagaiman konsep dasar pelayanan yang dipahami lembaga tersebut?
10. Adakah kendala dalam melakukan pelayanan tersebut?
11. Adakah harapan timbal balik terhadap pelayanan yang dilakukan lembaga
tersebut?
12. Bagaimana cara lembaga menentukan wilayah sasaran?
13. Siapa saja mitra kerja lembaga tersebut?
14. Adakah tujuan lain dibalik pelayanan yang dilakukan lembaga tersebut?
15. Bagaimana tanggapan lembaga terhadap isu kristenisasi atau islamisasi?
Adakah kaitannya antara pelayanan yang dilakukan lembaga dengan isu
tersebut?
16. Bagaimana cara lembaga merespon umat diluar keyakinannya yang
membutuhkan bantuan?
B. Pertanyaan untuk Penerima bantuan dari Dompet Dhuafa dan
KARINAKAS
1. Bagaimana latar belakang dari penerima bantuan?
2. Apakan saudara mengenal atau mengetahu tentang lembaga tersebut?
3. Senjak kapan saudara menerima bantuan dari lembaga tersebut?
4. Apakah yang memotivasi saudara menerima bantuan dari lembaga tersebut?
5. Bagaimana tanggapan anda mengenai basis lembaga tersebut, adakah
kekhawatiran saudara terkait isu-isu keagamaan?
6. Bantuan apa yang saudara terima dari lembaga tersebut?
7. Adakah manfaat yang saudara rasakan dari bantuan yang diberikan lembaga
tersebut?
8. Adakah timbal balik yang diharapkan lembaga tersebut setelah memberikan
bantuan kepada saudara?
9. Apa yang ada ketahui tentang ajaran Islam atau Kristen yang berkaitan dengan
lembaga tersebut?
10. Adakah program-program yang dilakukan lembaga bernuansa keagamaan?
11. Apa harapan kedepan saudara dari lembaga tersebut?
12. Apa kekurangan dari lembaga tersebut?
Lampiran II:
Struktur Kepengurusan Dompet Dhuafa
Pimpinan cabang: Ajeng R.
I
a Administrasi & keuangan: Anita Dian E
General Affair: Yulius Eko S Drive: Slamet
Manager SDK: M. Zahron Ar. Manager Pemberdayagunaan: Bambang Edi P.
Fundasing: Andi Putra W
MarKom: Hamidah P.
CRM: Renni Sudarti
SPV Ekonomi: Nuryanto Hari Murti
Pendamping Ekonomi : Satyo J.
SPV Kesehatan: Zakia Sekarpratiwi
Staf General Sehat: Tim LKC
SPV Pendidikan: Mulatsih
Pendampingan pendidikan: Widya
O.
SPV Dakwah: Bilal Imsyah M
Pendampingan Dakwah : Ust. Imam P
Struktur Kepengurusan KARINAKAS
DANA TERSALUR DAN PENERIMA MANFAAT BULANANCabang: Yogyakarta
JUMLAH JUMLAHDANA
TERSALURPENERIMA MANFAAT
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
DANA TERSALURPENERIMA MANFAAT
11 Pos Sehat Kulon Progo 3.397.800 235 4.291.700 147 3.860.000 228 4.097.300 208 2.161.600 324 3.659.600 125 2.900.000 103 6.139.430 84 3.141.200 124 3.143.600 117 2.240.500 126 2.983.200 119 42.015.930 1.940 2 Pos Sehat Maguwo 3.457.000 400 2.300.000 155 3.337.200 112 3.360.000 111 2.131.500 85 2.408.800 12 2.410.000 19 2.366.700 82 2.444.100 76 2.141.000 62 2.267.300 57 2.145.300 73 30.768.900 1.244 3 Thibbun Nabawi 7.336.668 127 4.451.392 50 9.872.750 100 3.000.000 200 2.953.245 0 7.790.405 0 7.244.700 0 2.000.000 97 9.816.684 75 8.530.650 68 62.996.494 717
6.854.800 635 6.591.700 302 14.533.868 467 11.908.692 369 14.165.850 509 9.068.400 337 8.263.245 122 16.296.535 166 12.830.000 200 7.284.600 276 14.324.484 258 13.659.150 2602
1 Beastudi Prestatif (55) 1.208.550 flat 1.857.700 flat 13.162.450 flat 13.500.000 flat 4.666.500 flat 13.260.900 flat 5.887.800 flat 10.150.000 flat 9.004.000 flat 10.500.000 flat 12.000.000 flat 13.042.500 flat 108.240.400 55 flat2 Lamusta 3.481.100 90 2.705.800 134 1.186.000 92 4.472.290 1.365 3.589.030 116 3.581.870 278 3.320.350 203 3.794.995 159 ‐ ‐ 6.435.345 625 3.100.000 413 3.163.690 481 38.830.470 3.956 3 PAUD 1.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 1.225.000 flat 1.000.000 flat 5.871.000 flat 3.740.000 flat 10.836.450 flat 7.484.900 flat 2.021.205 flat 4.515.600 flat 40.694.155 40 flat4 Litbang Pendayagunaan 1.700.000 0 1.800.800 0 1.700.000 0 3.310.000 1 1.700.000 0 1.700.000 0 1.700.000 ‐ ‐ 227.000 750.000 0 ‐ ‐ 14.587.800 1 5 Beasiswa Sahabat Bintang 3.989.000 flat 1.890.000 flat 3.796.500 flat 8.369.000 flat 4.839.000 flat 2.025.000 flat 1.530.000 flat 5.595.000 flat 3.840.000 flat 4.200.000 flat 4.350.000 flat 3.290.000 flat 47.713.500 53 flat6 Seragam Oentoek Sahabat ‐ ‐ ‐ ‐ 2.829.000 60 ‐ 0 3.800.000 76 6.930.000 87 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0 ‐ ‐ ‐ ‐ 13.559.000 223
11.378.650 9.254.300 20.844.950 33.480.290 16.019.530 25.367.770 25.239.150 23.279.995 23.907.450 29.370.245 21.471.205 24.011.790 3
1 Warung Beres (200) 2.824.600 flat 9.509.000 flat 16.200.000 flat 1.700.000 flat 12.701.600 flat 7.232.000 flat 21.700.000 flat 1.700.000 flat 14.301.400 flat 6.701.100 flat 9.699.600 flat 7.295.000 flat 111.564.300 200 flat2 Sakofa 1.133.500 flat 31.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 2.531.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 2.380.000 flat 3.425.600 flat 37.000.000 flat 1.000.000 flat 83.470.100 200 flat3 Bakpaw Tangguh ‐ 0 ‐ 0 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 4 Kelompok Ternak (40) ‐ flat 167.000 flat ‐ flat 7.004.000 flat ‐ flat 50.269.500 flat ‐ flat ‐ flat 1.856.500 flat ‐ flat ‐ flat ‐ flat 59.297.000 40 flat5 Desa Wisata (120) ‐ flat ‐ flat ‐ flat 1.000.000 flat 8.762.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 11.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 4.499.500 flat 30.261.500 120 flat6 Bina Remaja Mandiri (100) 1.200.700 flat 1.000.000 flat 2.960.000 flat 8.500.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 3.140.200 flat 1.000.000 flat 2.102.000 flat 1.000.000 flat 24.902.900 100 flat7 Institut Mentas Unggul (80) 1.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 1.000.000 flat 7.730.905 flat 403.700 flat 2.741.200 flat ‐ flat 1.894.700 flat ‐ flat 1.550.200 flat 1.197.800 flat 19.518.505 80 flat
6.158.800 42.676.000 21.160.000 20.204.000 31.194.505 62.436.200 27.441.200 4.700.000 34.572.800 12.126.700 51.351.800 14.992.300 4
1 Bina Masyarakat Madani 2.750.000 flat 3.137.745 flat 4.586.400 flat 6.659.350 flat 4.000.000 60 5.004.000 63 13.533.000 flat 3.000.000 27 6.016.050 flat 4.981.500 flat 2.000.000 flat 13.649.800 flat 69.317.845 787 2 Rumah Tahfiz ‐ flat 926.000 flat 54.300 flat ‐ flat 6.000.000 flat 3.999.850 flat 4.000.000 flat 2.030.000 flat 3.000.500 flat 4.005.200 flat ‐ flat ‐ flat 24.015.850 5 flat3 Lamusta 3.481.100 2.705.800 1.186.000 4.472.290 3.589.030 3.581.870 0 3.320.350 ‐ 3.794.995 ‐ 6.435.345 0 3.100.000 ‐ 3.163.690 ‐ 38.830.470 4 Tetirah Dzikir flat flat flat flat flat flat flat 5.000.000 flat 5.000.000 flat 5.000.000 flat 5.000.000 flat 5.000.000 flat 25.000.000 45 flat
6.231.100 6.769.545 5.826.700 11.131.640 13.589.030 12.585.720 20.853.350 13.824.995 14.016.550 20.422.045 10.100.000 21.813.490 5 KEBENCANAAN
1 Respons Bencana ‐ 0 ‐ 0 ‐ 0 3.874.250 317 ‐ ‐ ‐ 0 ‐ ‐ 4.708.000 ‐ 0 5.232.350 400 2.400.000 117 16.214.600 834
11 Gerai Sehat LKC 33.996.352 654 36.382.699 571 36.891.910 722 77.953.873 719 55.366.152 322 78.079.496 401 50.275.701 445 35.929.911 119 36.213.815 570 41.619.783 418 38.760.297 513 38.477.025 479 559.947.014 5.933
21 Lantas Berdaya 3.500.000 236 2.189.950 500 5.689.950 736
1 Program pusat insidental ‐ ‐ ‐ ‐ 4.531.100 48 956.350 16 1.066.400 150 3.700.000 10 1.012.100 0 ‐ 0 ‐ 0 13.056.400 2 18.569.130 45 5.000.000 1 47.891.480 272 ‐ ‐ ‐ ‐ Jml flat
98.743.052 169.155.739 166.154.046 236.233.717 206.370.382 300.695.676 214.881.691 152.132.961 211.575.415 193.083.363 257.056.755 194.830.485 1.515.328.163 17.581 1.476.497.693
38.830.470
DANA TERSALUR
PENERIMA MANFAAT
11 Pelatihan fundraiser 3.377.200 212 Wayang on the street 9.204.700 5003 Seminar sehat ala Rasulullah 9.458.300 1774 Operasional belanja pengrajin genteng 1.144.300 5 Operasional belanja jasa gendong 2.323.900 6 Operasional Ramadhan Vaganza 989.300 7 DD goes to school 698.000 4378 Sewa sound system accoustic 1.400.000
21 Paket pend Ramadhan Vaganza Solo 5.033.440 1502 Tasaruf Iqro' 500.000 100
31 Paket buka Ramadhan Vaganza Solo 2.975.200 1502 Tasaruf fidyah feat Al Kindy 3.000.000 1203 Paket buka feat PKU Bantul 1.716.000 100
41 Tasaruf seragam Ramadhan Vaganza 6.930.000 100
51 Tebar takjil 1 3.776.700 24502 Tebar takjil 2 2.761.000 3 Tebar takjil 3 3.955.500 4 Tebar takjil 4 3.470.000
61 Buppati 1 3.313.000 2 Buppati 2 482.500 362
71 Voucher belanja pengrajin genteng 10.000.000 502 Voucher belanja jasa gendong 10.000.000 503 Kafalah ust n moderator Positive Parenting 1.000.000 4 Operasional Ust. Fachuri 533.000
81 Zakat fitrah 1 tasaruf beras fia Cordofa 5.000.000 6502 Zakat fitrah 2 tasaruf beras fia Cordofa 8.000.000 3 Zakat fitrah 3 tasaruf fia Mas Bill 4.500.000 444 Zakat fitrah 4 tasaruf fia amil DDJ 5.500.000 68
111.042.040 5.529
Suber dana dari Dana Zakat
Sumber dana dari Dana Zakat Fitrah
JUMLAH
Sumber dana dari Dana Event
Sumber dana dari Dana Infak Terikat Pendidikan
Sumber dana dari Dana Fidyah/kafarat
Sumber dana dari Dana Seragam Sahabat
Sumber dana dari Dana Tebar Takjil
Sumber dana dari Dana Buka Bareng
DAKWAH
INSIDENTAL PUSAT
JUMLAH
Ctrl
NO EVENTRamadhan 2013
KESEHATAN
Agust‐13 Sep‐13 Okt‐13 Nop‐13
KESEHATAN
PENDIDIKAN DAN SOSIAL
EKONOMI
DAKWAH
CHANELING PUSAT
Des‐13
INISIASI LOKAL
NO PROGRAMJan‐13 Feb‐13 Mar‐13 Apr‐13 Mei‐13 Jun‐13 Jul‐13
NO NO. PROJECT YEAR PROJECT TITLE DONOR BUDGET BENEFID1 007/PK‐YK/V/2014 Juni 2014 ‐ Mei 2015 Biogas Karina KWI IDR 620,000,000 120 KK
2 KK.01‐007/2011 1 Juli 2011 – 30 Juni 2013 Rehabilitasi Masyarakat Terdampak Erupsi MerapiKeuskupan Agung Semarang Rp 1.733.052.713,50
25 Klpok tani @ 30 orang
3 KK.006‐007/2013 01 JULI 2013 ‐ 31 DESEMBER 2013BUDGET PROGRAM REHABILITASI MASYARAKAT TERDAMPAK ERUPSI MERAPI II
Keuskupan Agung Semarang extension
4 10 Januari s/d 31 Mei 2011
Program Tanggap Darurat dan Pemulihan Awal bagi Masyarakat terdampak Erupsi Merapi di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 2011
Sr. Barbara ‐ FRANZISKANERINNEN VON REUTE
€ 30.000.00 or IDR 350.954.604.00
pembuatan jaringan air bersih 1 Desa Sleman, Turi
5 Januari 2010 – Desember 2012 Educational Fund Program for Poor Children Stichting MICARA 54,300,361 IDR 20 Anak
6 416‐010/2012 July 2013 ‐ August 2013
The Strengthening and Empowering Community and Parish Capacity through Community Managed‐Disaster Risk Reduction and Emergency Response Management CARITAS GERMANY € 51,500 2 Desa
7 416‐011/2013 Sept‐ Maret 2009‐2012
The Strengthening and Empowering Community and Parish Capacity through Community Managed‐Disaster Risk Reduction and Emergency Response Management CARITAS GERMANY € 100,000 4 Desa
8 P.416‐023/2008 July 1st , 2009 – December 31st, 2012COMMUNITY BASED REHABILITATION / AID FOR DISABLED PEOPLE IN CENTRAL JAVA ‐ INDONESIA CARITAS GERMANY € 411,000
3 Kabupaten Bantul,Klaten, Sukaharjo
9 P.416.011.2012January 2013 ‐ December 2015
Community Based Rehabilitation The action to improve the participation of disabled people in the community in Bantul, Klaten and Sukoharjo District, Indonesia CARITAS GERMANY 245.957 €
3 Kabupaten Bantul,Klaten, Sukaharjo
10 TVMR 2012 1 Dec 2011 ‐ 31 Dec 2012 REHABILITATION FOR MERAPI SURVIVORS CIMO's € 115,269.71 3 Desa di Klaten
11 EA 19/201026thNovember2010 – 16th February 2011
Mount Merapi Eruption – ER and Early Recovery Phase, Central Java & Yogyakarta Provinces, Indonesia
KARINA‐KWI (Caritas Indonesia)
IDR 4,928,837,600 or € 428,594.57 76.000 jiwa
12 P.416‐019/2009 1 October 2009 – 31 December 2010 CAPACITY BUILDING AND TRAINING FOR KARINA KAS CARITAS GERMANY € 56,500Staf KARINAKAS Manager
13 Januari 2011 ‐ Feb 2012 CAPACITY BUILDING AND TRAINING FOR KARINA KAS CARITAS GERMANY extensionStaf KARINAKAS Manager
14 P.416‐015/2010 1 May 2011 ‐ 28 April 2012 Stuctural Supporting Program of Karina KAS CARITAS GERMANY € 44,700Staf KARINAKAS Manager
15 416‐ 012/2009 July 1st , 2009 – December 31st, 2012LIVELIHOOD & SUPPORTING ACTIVITIES FOR DISABLED PEOPLE IN ARCHDIOCESE OF SEMARANG CARITAS GERMANY 29.000 € Bantul dan Klaten
16 Tahun 2012 Perpustakaan Keliling Yayasan Murti Bunanta Training4 SD di Gantiwango, Klaten
17 P.416‐016/2008CBDRR Through Community Radio Program for People in Sumber, Muntilan, Merapi CARITAS GERMANY
1 Desa, sumber Talun Magelang
PROGRAM KARINAKAS
Lampiran IV:
Foto penerima bantuan program ekonomi dari KARINAKAS
Foto penerima bantuan program ekonomi dari KARINAKAS
Foto penerima bantuan program event Ramadhan dari Dompet Dhuafa Jogja
Foto penerima bantuan program event Ramadhan dari Dompet Dhuafa Jogja
Foto pengurus KARINAKAS
Foto lokasi KARINAKAS
Foto lokasi Dompet Dhuafa Jogja
CURICULUM VITAE
Nama : Ita Fitri Astuti
Nama Panggilan : Ita
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/tangal lahir : Ratna Chaton, 10 April 1992
Alamat : Ratna Chaton, RT 09 RW 03 Kecamatan Seputih Raman, Lampung
Tengah, Lampung.
Hp : 085643982062
Nama Ayah : Eko Khoirin R.
Nama Ibu : Siti Khatijah
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1997-2004 SD Negeri 01 Ratna Chaton
Tahun 2004-2007 SMP Negeri 01 Seputih Raman
Tahun 2007-2010 MAN 01 Metro Lampung timur
Tahun 2010-2014 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Jurusan
Perbandingan Agama
Pengalaman Organisasi:
1. Anggota BEM Jurusan Perbandingan Agama Periode 2010-2012.
2. Anggotan organisasi PMII Ushuluddin dan Pemikirian Islam.
3. Penari Emprak Pondok Kaliopak, Klenggotan, Srimulyo, Piyungan.