agama 2 faisal setiawan 141211132031

Upload: faisal-setiawan

Post on 06-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

buat tugas agama

TRANSCRIPT

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    Penjelasan seorang sarjana muslim dapat memberikan manfaat bagi dirinya, keluarga dan

    lingkungan sekitar

    Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh

    seorang pelajar muslim. Pelajar muslim lebih diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi

    orang lain, bukan hanya mencari manfaat dari orang atau memanfaatkan orang lain. Ini adalah

    bagian dari implementasi konsep Islam yang penuh cinta, yaitu memberi. Sebaik-baik manusia

    adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan

    Al Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah). Sedangkan menurut firman ALLAH SWT dalam

    Quran disebutkan Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian

    sendiri (QS. Al Isra :7).

    Bagi seorang mahasiswa, mendapatkan ilmu yang bermanfaat adalah sebuah dambaan.

    Maksud dari ilmu yang bermanfaat di sini adalah ilmu yang menjadikan pemiliknya semakin

    dekat dengan Allah SWT. Ilmu yang bermanfaat akan menjadikan pemiliknya menuju kepada

    kejayaan dunia akhirat. Sedangkan ilmu yang tidak bermanfaat hanya akan menjadikan

    pemiliknya menjadi santapan neraka. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa kelak di neraka

    ada orang yang berkeliling dengan usus terburai akibat siksa yang didapatkannya.

    Keikhlasan menjadi dasar pertama dalam setiap amal perbuatan manusia. Tak terkecuali

    bagi seorang mahasiswa. Lebih khusus lagi bagi mereka yang menuntut ilmu agama Islam.'

    Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya. Dan

    seseorang itu hanya akan memperoleh dari apa yang diniatkannya." (Hadits Shahib). Karena itu,

    seorang mahasiswa hendaklah meniatkan pencarian ilmunya semata-mata menaati perintah Allah

    (lillah) dan menyadari bahwa segala aktivitas belajarnya karena pertolongan Allah semata-mata

    (billah). Bukan untuk yang lain dan bukan karena pertolongan selain Allah.

    Niat mencari ilmu ini sangat penting agar aktivitas belajar membuahkan kebaikan dan

    terhindar dari keburukan dan kehancuran dunia akhirat. Rasulullah SAW

    bersabda:"Barangsiapayang belajar ilmu yang seharusnya hanya digunakan untuk meraih ridha

    Allah (ilmu agama), dia tidak mencarinya kecuah hanya untuk mendapatkan harta dunia, maka ia

    tidak akan merasakan bau surga di hari kiamat. " (HR. Abu Dawud dengan sanadyang shahih).

    Dalam sebuah hadits lain, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapayang menuntut ilmu untuk

    menghina orang-orang bodoh, atau untuk saling menyombongkan diri terbadap para Ulama atau

    untuk memalingkan wajah-wajah manusia kepadanya, maka hendaklah ia mencari tempat

    duduknya di neraka. " (HR. At Turmudzi).

    Syaikh Az Zarnuji memberikan keterangan tentang hadits-hadits keikhlasan didalam

    belajar, "Kecuall jika ia mencari jabatan untuk memerintahkan kebaikan dan mencegah

    kemungkaran (amar ma'ruf nahi munkar), merealisasikan nilai-nilai kebenaran, dan memuliakan

    agama, bukan untuk dirinya sendiri -atau hawa nafsunya. Maka yang demikian itu boleh sesuai

    dengan kadar amar ma'ruf nahi munkar." Tentunya semuanya harus dengan niat lillah-billah.

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    Ketika seseorang belajar dengan niat menegakkan agama Allah dan dilandasi dengan niat lillah-

    billah, maka ia akan dipermudah urusan belajarnya oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana janji

    Allah SWT dalam firmannya "Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama)

    Allah, maka Allah akan menolong kalian dan akan mengokohkan telapak kaki kalian," (QS.

    Muhammad: 7).

    Setelah seseorang berniat secara benar sesuai dengan ajaran agama, maka tahap berikutnya bagi

    seorang penuntut ilmu adalah memilih pengetahuan yang benar dan tepat. Ilmu yang benar dan

    tepat mengandung dua hal yaitu

    1. ilmu yang diperlukan setiap saat dalam hidupnya. Misalnya ilmu akidah. Ilmu ini

    membahas tentang keyakinan-keyakinan atau lebih spesifik tentang ma'rifat billah

    (mengenal Allah). Syaikh Ibnu Ruslan berkata: "Kewajiban pertama bagi manusia adalah

    mengenal Allah dengan seyakin-yakinnya. Selanjutnya, seseorang hendaklah

    mempelajari kewajiban-kewajiban syariat, seperti puasa, shalat, dan jika ia telah mampu,

    hendaknya ia mempelajari hukum-hukum zakat dan haji. Demikianlah, maka hendaknya

    ia mempelajari ilmu-ilmu agama yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban hidup

    sehari-hari.

    2. ilmu yang berkaitan dengan posisi dimana ia berada. jika seseorang menjadi seorang

    guru, maka hendaknya ia mempelajari bagaimana menjadi guru yang baik dalam sudut

    pandang Islam. Jika ia seorang politisi, maka hendaknya ia belajar bagaimana etika

    politik dalam Islam dan konsep-konsep politik Islam. Jika ia seorang pengusaha,

    hendaknya ia mempelajari etika usaha dalam Islam dan konsep usaha dalam Islam.

    Demikianlah, maka hendaknya seseorang memfokuskan kajian kepada bidang-bidang

    yang ditekuninya.

    Seorang pelajar muslim hendaknya memiliki etika dalam mencari ilmu agar ilmu tersebut

    menjadi bermanfaat dan membawa berkah bukan justru menhhujatnya dihari kiamat. Adapun 13

    kiat dalam mencari ilmu sehingga dapat menuai berkah yaitu

    IKHLAS KARENA ALLAH

    Hal utama yang harus dimiliki oleh seorang pencari ilmu adalah ikhlas karena Allah

    SUBHANAHU WA TAALA dalam berbicara dan beramal.Rasullulah shallallahu alaihi wa

    sallam, menjelaskan bahwa diterimanya amal sholeh tergantung pada niat dan keikhlasan

    dalam tujuan. Jadi, apabila seorang pelajar muslim selalu ikhlas, ia pasti meraih pahala yang

    besar dan selalu diberkahi dalam usahanya. Imam Al-Ghazali berkata Beberapa malam

    telah kau hidupkan dengan mengulang-ulang belajar dan menelaah berbagai buku, dan

    beberapa malam kau haramkan dirimu untuk tidur. Aku tidak tau apa motivasi yang

    mendorong mu berbuat itu?. Jika niatmu untuk meraih materi duniawi, menarik serpihannya,

    dan memperoleh kedudukan, lalu berbangga diri dihadapan kawan-kawan dan orang-orang

    sesamamu, maka celakalah engkau. Celakalah engkau! Namun, jika maksudmu adalah demi

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    menghidupkan syariat nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan menyucikan

    akhlakmu, serta mengalahkan jiwamu yang selalu memrintahkan kejahatan, maka

    beruntunglah engkau. Beruntunglah engkau!

    AMALKAN ILMU JAUHI MAKSIAT

    Dari Malik bin Dinar Rahimahullah, ia berkata: seseorang yang berilmu namun tidak

    mengamalkannya, maka nasehatnya selalu meleset dari hati, seperti tetesan air meleset dari

    batu yang licin. Banyak dalil dari kitab dan sunnah juga pandangan ulama tentang

    mengamalkan ilmu dan peringatan terhadap ilmu tanpa amal, sekaligus ucapan yang tak

    disertai dengan perbuatan (Q.S.As-Shaff: 2-3) dan (Q.S Al-Baqarah:44). Ilmu yang

    bermanfaat adalah ilmu yang pengaruhnya dapat dilihat oleh orang lain dalam diri si

    empunya ilmu, sebagai cahaya di wajahnyadan rasa takut kepada Allah dalam hatinya,

    istiqomah dalam tingkah lakunya, jujur kepada Allah dan kepada sesama manusia dan

    kepada dirinya sendiri. Serta ilmu itu disertai amal dan itulah ilmu yang tak terputus. Sebuah

    hadist berbunyi Apabila mati anak adam terputuslah amalnya keculai 3 perkara, yaitu :

    shodaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh. Seorang pelajar harus

    berjuang melawan dirinya sendiri dengan meninggalkan maksiat, untuk menolongnya

    mendapatkan keberkahan ilmu dan cahayanya. Karena maksiat adalah kegegelapan dalam

    hati., dan hati yang gelap tidak memiliki tempat untuk cahaya ilmu didalamnya, kecuali

    dengan bertaubat dan bersikap jujur bersama Allah SUBHANAHU WA TAALA. Oleh

    sebab itu, pencari ilmu harus mengontrol keadaan dirinya, senantiasa melakukan intropeksi

    diri dan memohon diri ketika berhasrat melakukan maksiat. Selain itu, ia harus berhatimu-

    hati terhadap tipu daya nafsu dan bisikan setan.

    TAWADHUK

    Allah memerintahkan rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam untuk bersikap tawadhuk,

    merendahkan hati dan berlemah lembut. Dan rendakanlah hatimu bagi orang-orang yang

    mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman (QS. Asy-Syuara:215). Dari Mujahid

    rahimahullah, ia berkata, Tidak akan bisa belajar seorang pemalu dan seorang yang

    sombong . Dari Fudhail bin Iyaah rahimahullah, ia berkata. Sesungguhnya Allah

    Subhanahu wa taala mencintai orang pandai yang tawadhuk dan membeci orang pandai

    yang arogan. Barang siapa bertawadhuk karena Allah niscaya Allah wariskan kepadanya

    Ilmu hikmah. Dari Masna rahimahullah, ia berkata : cukuplah seseorang disebut berilmu

    dengan takut kepada Allah dan disebut bodoh karena bangga dengan ilmunya.

    HORMATILAH ULAMA DAN MAJELIS ILMU

    Apabila penuntut ilmu mendengar dari gurunya sebuah hadist atau suatu masalah yang sudah

    ia ketahui, seharusnya ia tidak ikut berbicara dalam meriwayatkannya, akan tetapi diamlah

    dan dengarkanlah. Rasulullah memperingatkan kita agar menjahui debat, jika tak dilakukan

    dengan lebih baik, sebagaimana sabda-nya : Tidaklah suatu kaum tersesat setelah meraih

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    hidayah kecuali karena mereka suka berdebat. Imam Malik rahimahullah berkata Berdebat

    tentang ilmu membuat hati menjadi besar menjadi besar dan memancing caci-maki .

    Bertanya adalah kunci ilmu. Akan tetapi bertanya hanya untuk tujuan mendapatkan

    pengetahuan dan pemahaman sekalgus mendapatkan kebenaran. Imam Ghazali berkata

    Barangsiapa melontarkan pertanyaan dan sanggahan dengan perasaan hasad dan benci,

    maka meskipun setiap kali kamu jawab dengan jawabaan terbaik, terbenar, dan terjelas pun

    tidak menambahkan kepadanya selain kebencian dan permusuhan. Karena itu, janganlah

    kamu repot-repot menjawabnya. Hasan bin Ali berkata kepada putranya, Hai anakku, jika

    kamu bergaul dengan ulama, maka jadilah kamu orang yang lebih suka mendengarkan

    dengan baik dan janganlah kamu memutuskan pembicaraan seseorang meskipun ia berbicara

    panjang, sehingga ia berhenti berbicara.

    BERSABAR

    Perbuatan taat yang lebih membutuhkan kesabaran adalah mencari ilmu untuk meraih ilmu

    untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa taala, lebih-lebih karena jiwa cenderung kepada

    perilaku santai dan bermalas-malas. Usaha mencari ilmu membutuhkan pengorbanan besar,

    bersusah payah, sedikit tidur, meninggalkan aneka kenikmatan dunia, mendatangani para

    ulama, belajar ulang, berfikkir, mengikuti pelajaran dan sebagainya. Al-Hafizh Ibnu Abdil

    Barr meriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir, bahwa ia berkata : Aku mendengar ayah

    berkata : Ilmu tidak bisa diraih dengan santai. Said bin Jubair rahimahullah berkata,

    seseorang tetap menjadi orang berilmu selama ia tetap belajar. Jika ia meninggalkan belajar

    dan mengira bahwa dirinya sudah cukup dengan apa yang dimiliki, maka ketika itulah ia

    menjadi orang bodoh.

    TERUSLAH MENCARI

    Bertanya adalah kunci ilmu. Bertambahnya ilmu dengan berusaha mencari dan diraihnya

    ilmu dengan bertanya. Ilmu diperoleh dengan lisan yang pandai bertanya dan hati yang selalu

    berfikir dan berdzikir. Berambisilah mendapatkan ilmu. Seorang penyair berkata: Sebaik-

    baik penghibur dan teman adalah buku. Seperti hadist yang berbunyi Saudaraku, takkan

    kau capai ilmu kecuali dengan 6 hal, kan ku beritahu kepadamu rinciannya dengan jelas :

    Cerdas, bersemangat, bersungguh-sungguh, bekal materi, bersama guru, dan waktu yang

    panjang. Al-Khatib Al-Baghdadi meriwayatkan dari Al-Junaid bahwa ia berkata : Tak

    seorang pun yang mencari sesuatu dengan sungguh-sungguh dan jujur kecuali ia pasti

    mendapatkannya. Kalau pun tidak meraih semuanya, maka sebagiannya.

    JUJUR DAN AMANAH

    Ada beberapa masalah yng harus dtegaskan agar pelajar muslim tidak terjerumus dalam

    pengkhianatan dan kebohongan. Siaga dan Perhatikan Saat Menerima Ilmu : Dalam hal ini

    pelajar diharapkan memiliki sifat amanah dlam mencari ilmu agar benar-benar siaga dalam

    mencari ilmu. Kembali kepada kebenaran ketika salah : Jika menyampaikan suatu pendapat

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    kemudian disanggah oleh orang yang lebih tinggi ilmunya, atau sejajar, atau dibawahnya,

    sehingga ia tahu bahwa pendapatnya salah dan yang benar adalah pendapat sahabatnya, maka

    ia menarik kembali pendapatnya dan berterima kasih kepada sahabatnya. Menjauhi

    kecurangan dalam ujian dan karya ilmiah. Pelajar yang amanah memiliki kedudukan

    terhormat dan tinggi, sehingga banyak orang mengambil manfaat dari ilmunya, bahkan

    jumlah orang yang mengambil manfaat darinya semakin banyak.

    SEBARKAN DAN AJARKAN

    Dhahak bin Muzahim rahimahullah berkta : Pintu pertama ilmu adalah diam, yang ke-2

    mendengarkannya, yang ke-3 mengamalkannya dan yang ke-4 menyebarkan dan

    mengajarkannya. Abdullah bin Mubarak rahimatulah berkata, orang yang bakhil akan

    terkena tiga musibah dia mati kemudian ilmunya hilang, dia melupakannya dan dia

    mengekor pada penguasa.

    ZUHUD TERHADAP DUNIA

    Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, menjauhi apa yang ada di dalamnya, menjauhi

    manusia dan memakai pakaian yang kasar, compang-camping. Melainkan mengambil dari

    dunia segala sesuatu yang mendukung untuk taat kepada Tuhan, menjadikan dunia, harta dan

    perhiasan hanya ditanganmu saja bukan di hatimu dan menjadikan usahamu dalam dunia

    untuk membantu ketaatan di akhirat. Allah tidak menjadikan 2 hati dalam rongga dada

    manusia. Oleh karena itu tidak akan bertemu dalam hati seorang muslim, yaitu dalam 2 hal :

    Semangat mencari ilmu dan mencintainya dan Semangat memburu dunia serta

    memperebutkan kesenangannya.

    MENJAGA DAN MEMANFAATKAN WAKTU

    Belajar diwaktu muda dengan pikiran yang sempurna dan otak yang segar membuat hapalan

    lebih mudah melekat dengan kuat. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, jauhilah

    sikap suka menunda-nunda (taswif), sebab engkau hidup dihari ini bukan dihari esok. Jika

    esok masih ada, bersikaplah seperti hari ini. Waktu pagi adalah waktu yang baik untuk

    belajar karena pada waktu itu, kondisi kita luang, pikiran masih jernih dan tubuh masih segar.

    Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Waktu utama adalah waktu sahur

    (menjelang subuh), sebab merupakan waktu istijabah (pengabulan doa) dan waktu turunnya

    rahmat. Dari Ismail bin Uwais, ia berkata : Jika engaku ingin mengahapal sesuatu, maka

    tidurlah. Lalu bangunlah menjelang subuh, nyalakan lampu dan perhatikan tulisan niscaya

    engaku tidak melupakannya. Insya Allah. Sebaik-baik waktu adalah waktu sebelum

    subuh/saat zuhur), pertengahan siang, waktu petang sebelum Isya. Menghafal dimalam hari

    lebih baik dari pada menghapal di siang hari. Imam Ibnu Jamaah rahimahullah berkata,

    Janganlah belajar ketika lapar, haus, sedih, marah, mengantuk dan stress. Jangan pula

    belajar dalam kondisi dangat dingin dan terik yang sangat menyengat, sebab akan

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    mengganggu. Jangan Lupa Berdoa : Ya Allah berkahilah umurmu dan jadikanlah umur itu

    penuh kebahagian karena ketaatan kepada Mu.

    KAJILAH ILMU BERULANG-ULANG

    Dari Az-Zuhri berkata : Yang bisa menghilngkan ilmu itu hanya lupa dan tidak mengulang

    (mudzakarah). Dari Abu Abdillah Jafar bin Muhammad bahwa ia berkata : Hati itu

    laksana tanah, ilmu adalah tanamannya dan mudzakarah adalah airnya, ketika siraman air

    terputus dari tanah, maka keringlah tanamannya.

    SOPAN DAN MEMILIKI RASA MALU

    Al- Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata, Orang yang berilmu dan ahli berfatwa, tidak

    ada sesuatu yang lebih ia butuhkan dari sikap santun, tenang dan sopan. Itulah kelambu bagi

    ilmuny dab perhiasannya. apabila ia kehilangn itu, maka ilmunyaseperti badan yang

    telanjang tanpa busana. Sopan dan punya rasa malu adalah sifat yang harus dimiliki oelh

    setiap pelajar, agar berbeda dari teman-teman dan para tetangganya. Karena itu, seorang

    pelajar idak boleh bersenda gurau bersama mereka, dan tidak menyibukkab diri denga urusan

    remeh sebab hal itu akan menghilangkan kemuliaan dan kedudukannya. Sesungguhnya

    Allah mencintai perkara-perkara yang luhur dan mulia dan membenci perbuatan yang hina .

    Malik berkata, orang yang mencari ilmu harus memiliki sifat sopan, takut kepada Allah dan

    menelusuri jejak orang-orang sebelumnya. Banyak bercanda dan tertawa akan menurunkan

    wibawa dan menghilangkan muniah (harga diri).

    BERSAHABAT DENGAN ORANG SALEH

    Seseorang tergantung kepada agama teman akrabnya, karena itu, hendaklah seseorang

    memperhatikan siapakah yang akan dijadiakan teman akrab. Sahabat merupakan penarik

    kalau ia saleh maka ia akan menggandengmu kepada kebaikan, namun kalau tidak baik maka

    ia akan merusak agama dan duniamu, serta menyibukkanmu dengan urusan dunia, sehingga

    engkau terhalang dari belajar, berprestasi dan ilmu yang bermanfaat. Ali bin Abu Thabib r.a,

    berkata, janganlah bergaul dengan orang yang bodoh jauhkan dirimu darinya dan dia darimu.

    Betapun banyak orang penyantun binasa karena bergaul dengan orang bodoh. Seseorang

    dinilai dari sahabatnya sebab seseorang sama dengan sahabatnya

    Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mumin dari berbagai kesulitan2 dunia, Allah

    akan menyelesaikan kesulitan2nya di hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang

    sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat (HR. Muslim).

    Setelah mendapatkan pengetahuan selama belajar baik secara intern maupun ekstern langkah

    selanjutnya bagaimana cara agar menjadi mahasiswa yang bermanfaat? Berikut langkah langkah

    menjadi mahasiswa yang bermanfaat yaitu

    a. Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat Adalah Kemauan

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    Kuncinya adalah kemauan, kemauan kita memberikan manfaat kepada orang lain. Jika kita

    punya harta, kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan harta. Jika kita punya

    ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain. Jika kita punya tenaga, kita bisa

    memberikan manfaat dari tenaga kita kepada orang lain. Ini adalah langkah awal, mahasiswa

    harus memiliki kemauan untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Bagaimana pun

    kondisinya. Jangan malah mencari-cari cara untuk mendapatkan manfaat dari orang lain

    bahkan memanfaatkan orang lain.

    b. Take Action Now

    Apa yang bisa mahasiswa lakukan sekarang untuk memberikan manfaat kepada orang

    lain?.Lihat sekitar Anda, adakah yang bisa Anda bantu. Adakah yang bisa Anda lakukan

    untuk memperbaiki lingkungan, rumah, atau kantor Anda? Akan banyak yang bisa Anda

    lakukan untuk memberikan manfaat kepada orang lain.

    c. Biasakanlah Memberikan Manfaat, Jadikan Gaya Hidup Anda

    Jika memberikan manfaat kepada orang sudah menjadi kebiasaan, maka mahasiswa tersebut

    sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat. Pada langkah 2, mahasiswa baru disebutkan

    melakukan kebaikan (belum menjadi akhlaq), namun jika sudah menjadi kebiasaan dan

    menjadi gaya hidup Anda, maka Anda sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat. Ini

    yang kada dilupakan orang. Banyak yang hanya membahas sampai melakukan kebaikan

    dengan cara membantu orang orang lain. Namun itu belum menjadi kepribadian, baru sebatas

    mau melakukan. Sebuah tindakan, akan menjadi sebuah akhlaq saat Anda sudah melakukan

    dengan biasa tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Anda memberi, belum tentu kepribadian

    Anda. Namun jika Anda sudah biasa memberi dan menjadi gaya hidup Anda, barulah disebut

    kepribadian.

    d. Tingkatkan Manfaat Diri Anda

    Harus ditingkatkan? Tentu saja, sebab menurut hadits diatas tidak hanya mengatakan menjadi

    pribadi yang bermanfaat, tetapi ada kata superalif yaitu paling. Artinya Anda ditantang untuk

    menjadi juara dalam kebaikan. Anda harus menjadi yang paling memberikan manfaat kepada

    orang lain. Bukan sekedar memberikan manfaat.

    Demikianlah, selanjutnya, jika seseorang sudah berilmu, beramal dengan ilmunya dan ikhlas

    didalam amalnya, maka sebentar lagi kejayaan akan datang.

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    Penjelasan Sikap Sarjana Muslim Terhadap Budaya Istiadat dan Kemajuan Teknologi

    Sesuai Kaidah Islam

    Kata budaya merupakan kata majemuk dari budi dan daya, yang berarti hasil yang

    diperoleh dari cipta, karsa, dan rasa. Secara lebih luas kebudayaan mengandung pengertian

    meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, dan adat istiadat dan pembawaan

    lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat(Munandar Soelaiman, 1992 dalam Zakky

    Mubarak, 2010).

    Kebudayaan atau peradaban yang berdasarkan pada nilai nilai ajaran islam disebut

    kebudayaan islam. Dalam pandangan ajaran islam, aktivitas kebudayaan manusia harus

    memperoleh bimbingan agama yang diawayuhkan oleh Allah SWT melalui para nabi dan rasul

    Nya. Dengan demikian, agar kebudayaan terlepas dari ajaran yang sesat dan sebaliknya

    mengikuti jalan yang benar dan terpuji yang dilandasi oleh ajaran agama. Islam mengajarkan

    kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang

    diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi

    kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai pendorong manusia untuk

    berbudaya. Dan dalam satu waktu Islamlah yang meletakkan kaidah, norma dan pedoman.

    Oleh karena itu, mungkin bisa dikatakan bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama.

    Kebudayaan Islam adalah peradaban yang berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam.

    Motivasi Islam dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Iptek atau Ilmu

    Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam

    kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu

    anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk

    yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan

    berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik

    pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu

    pengetahuan itu sendiri. Wahyu Allah berfungsi sebagai sinyal dan dorongan kepada manusia

    untuk mendalami pemahaman sehingga mampu membaca setiap perubahan zaman dan

    pergantian masa.Beberapa motivasi islam dalam pengembangan Iptek yang terdapat didalam Al-

    Quran yaitu

    1. Yang mengetahui pengertian ayat-ayat mutasyabihat hanyalah Allah dan orang- orang

    yang dalam ilmunya (QS.2:7)

    2. Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (QS.3:18)

    3. Di atas orang berilmu, masih ada lagi yang Maha Tahu (QS.12:76)

    4. Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu, (QS.16:43, dan 21:7)

    5. Jangan engkau turuti apa-apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu

    (QS.17:36)

    6. Kamu hanya mempunyai ilmu tentang ruh sedikit sekali (QS.17:85)

    7. Memohonlah kepada Allah supaya ilmu bertambah (QS.20:114)

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    8. Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran agama) tidak sampai tentang akhirat

    (QS.27:66)

    9. Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa mengerti (QS.29:43)

    10. Yang takut kepada Tuhan hanyalah orang-orang berilmu (QS.35:28)

    Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam hendaknya

    memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah untuk memperoleh

    kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah

    sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kesimpulanya,motivasi-motivasi islam

    yang termuat dalam Al-quran,Al-Hadist dan sunnah harus dijadikan sebagai pemicu atau

    penyemangat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan ajaran islam.

    Perspektif Al Quran dan As Sunnah tentang Iptek Menjadikan aqidah Islam sebagai

    landasan pemikiran (qaidah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi

    aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi

    segala ilmu pengetahuan. Dengan jelas kita tahu bahwa Rasulullah Saw telah meletakkan aqidah

    Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan, sebab beliau menjelaskan, bahwa fenomena alam adalah

    tanda keberadaan dan kekuasaan Allah,Bukan semata-mata karena hasil pemikiran manusia.

    Kedua, menjadikan syariah Islam (yang lahir dari aqidah Islam) sebagai standar bagi

    pemanfaatan Iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya

    yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang

    ada sekarang. Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan Iptek, didasarkan

    pada ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan

    Iptek jika telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek Iptek dan telah

    diharamkan oleh syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia

    menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kesimpulanya, menurut

    perspektif islam,ilmu pengetahuan yang sesuai dengan aqidah dan telah di sahkan syariah islam

    dapat diterima,diamalkan dan dikembangkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib

    ditolak dan tidak boleh diamalkan. Konsep Pengembangan Iptek Agama islam adalah agama

    yang sangat memperhatikan ilmu pengetahuan. Islam mendorong umatnya agar terus menuntut

    ilmu dalam segala aspek kehidupan. Islam adalah agama yang selalu sesuai dengan

    perkembangan zaman dan dapat diterapkan dalam segala tempat. Allah memerintahkan hamba-

    Nya melalui ayat Al-Quran untuk terus meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Dalam Surat

    Taha (144) Allah berfirman:Tuhanku tambahkanlah ilmu pengetahuanku. Rasulullah dalam

    sabdanya menyatakan:Ada dua keinginan yang tidak pernah terpuaskan, yaitu keinginan untuk

    mencari ilmu dan mencari harta. (M. Quraihs Shihab, 1996: 447). Ilmu pengetahuan

    menyediakan suatu cara untuk meneliti alam semesta dan segala isinya guna menyingkap

    kehebatan Allah, sehingga pengetahuan tersebut disampaikan pada seluruh manusia. Dengan

    demikian agama mendorong ilmu pengetahuan.

    Banyak hikmah yg dapat di ambil dari Al Quran, Al Quran mempunyai multifungsi

    bagi umat manusia, yg terlihat pd ayat-ayatnyadan dikuatkan oleh hadits, yang menyebutkan

  • Tugas E- Learning Agama Islam II Faisal Setiawan (141211132031/BP-C)

    bahwa Al Quran adalah sebagai berikut: 1.Pedoman hidup yg harus dipegang erat oleh kaum

    muslimin. 2.Petunjuk bagi umat manusia. 3.Pembeda antara yang benar dan yang salah Bacaan

    utama yang bernilai ibadah. 4.Inspirator dan pemacu terhadap kemajuan Iptek. 5.Penyembuh

    bagi orang-orang mumin. 6.Rahmat bagi orang-orang mukmin. 7.Pemberi peringatan bagi orang-

    orang yg lalai Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin berkembang. Di

    eraglobalisasi seperti sekarang ini, manusia memang perlu mengembangkan Iptek dalam

    kehidupan yang semakin modern. Perkembangan Iptek dapat memperbaiki kualitas hidup

    manusia. Berbagai saran modern industri, komunikasi dan transportasi, misalnya terbukti sangat

    bermanfaat. Namun, di sisi lain Iptek tidak jarang berdampak negatif karena merugikan dan

    membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Disinilah peran Al Quran menjadi sangat

    penting dengan menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup agar tidak terjerumus pada hal-hal

    negatif sebagai dampakberkembangnya Iptek. Al Quran dan agama harus senantiasa kita jadikan

    sebagai tuntunan untuk menjalani kehidupan. Jika manusia menjadikan aqidah islam sebagai

    landasan Iptek, bukan berarti bahwa konsep Iptek wajib bersumber kepada Al Quran dan Al-

    Hadits, artinya bukan berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan lainsebagainya,

    harus didasarkan pd ayat tertentu dalam Al Quran, tetapi yang dimaksud adalah konsep Iptek

    wajib berstandar pada Al-Quran dan Al-Hadits. Iptek tidak boleh bertentangan dengan Al

    Quran. Pentingnya ilmu menurut islam, dorongan serta kewajiban mencari dan menuntut ilmu

    telah menjadikan dunia islam pada suatu masa di zaman lampau telah menjadi pusat

    pengembangan ilmu dan kebudayaan. Pada masa yang akan datang kejayaan tersebutakan

    berulang jika pemeluk agama islam menyadari makna bahwa umat Nabi Muhammad S.A.W.

    merupakan umat yang terbaik, Insyaallah.