advokasi gizi

3
Advokasi Gizi 1.Pengertian Advokasi gizi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan sosial untuk memperoleh komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu program atau kegiatan khususnya di bidang gizi.( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.) 2.Tujuan Melakukan perubahan, terutama dalam hal gizi dan kesehatan (http://requestartikel.com/prinsip-prinsip-advokasi-201101413.html ) Meningkatkan perhatian publik terhadap kesehatan, dan meningkatkan alokasi sumber daya untuk kesehatan. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.) Komitmen Politik ( Political Comitment ), komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik kekuasaan eksekutif maupun legislatifsangat diperlukan terhadap permasalahan kesehatan dan upaya pemecahan permasalahan kesehatan. Seberapa jauh komitmen politik para eksekutif maupun legislatif terhadap masalah kesehatan dipengaruhi oleh pemahaman mereka terhadap masalah – masalah kesehatan. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.) Dukungan Kebijakan ( Policy Support ), dukungan kebijakan ini dapat berupa undang – undang, peraturan pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik pemerintah maupun swasta, instruksi atau surat edaran dari para pemimpin lembaga/ institusi, dsb. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.) Dukungan Masyarakat ( Social Acceptance ), dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh sasaran program tersebut yakni masyrakat, terutama tokoh masyarakat. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.) Dukungan Sistem ( System Support ), agar suatu program atau kegiatan berjalan dengan baik, perlu adanya sistem, mekanisme, atau prosedur kerja yang

Upload: garnish-nur-septyaning-baity

Post on 24-Apr-2017

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Advokasi Gizi

Advokasi Gizi1. Pengertian Advokasi gizi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan sosial untuk memperoleh

komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu

program atau kegiatan khususnya di bidang gizi.( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta: Rineka Cipta.)

2. Tujuan Melakukan perubahan, terutama dalam hal gizi dan kesehatan (http://requestartikel.com/prinsip-prinsip-

advokasi-201101413.html )

Meningkatkan perhatian publik terhadap kesehatan, dan meningkatkan alokasi sumber daya untuk kesehatan. (

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

Komitmen Politik ( Political Comitment ), komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik

kekuasaan eksekutif maupun legislatifsangat diperlukan terhadap permasalahan kesehatan dan upaya

pemecahan permasalahan kesehatan. Seberapa jauh komitmen politik para eksekutif maupun legislatif

terhadap masalah kesehatan dipengaruhi oleh pemahaman mereka terhadap masalah – masalah kesehatan.

( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

Dukungan Kebijakan ( Policy Support ), dukungan kebijakan ini dapat berupa undang – undang, peraturan

pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik pemerintah maupun swasta,

instruksi atau surat edaran dari para pemimpin lembaga/ institusi, dsb. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

Dukungan Masyarakat ( Social Acceptance ), dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh

sasaran program tersebut yakni masyrakat, terutama tokoh masyarakat. ( Notoatmodjo, Soekidjo.

2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

Dukungan Sistem ( System Support ), agar suatu program atau kegiatan berjalan dengan baik, perlu adanya

sistem, mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungnya. ( Notoatmodjo, Soekidjo.

2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

3. Sasaran Sasaran utama advokasi adalah para pembuat atau penentu kebijakan ( policy makers ) dan para pembuat

keputusan ( decision makers ) pada masing – masing tingkat administrasi pemerintah, dengan maksud agar mereka

menyadari bahwa kesehatan merupakan aset sosial, politik, ekonomi dsb. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

4. Metode Lobi politik ( political lobying ), lobi adalah berbincang – bincang secara informal dengan para pejabat untuk

menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan dilaksakan. ( Notoatmodjo,

Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

Seminar dan atau presentasi, seminar atau presentasi yang dihadiri oleh pejabat lintas program dan lintas

sektoral. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

Media massa. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

Page 2: Advokasi Gizi

Perkumpulan ( asosiasi ) peminat, perkumpulan profesi juga merupakan bentuk advokasi. ( Notoatmodjo,

Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

5. Nara sumber Ahli gizi

Tokoh masyarakat

Pengambil keputusan

Pembuat kebijakan

6. Tempat Dinas kesehatan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan

dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

7. Sarana Advokasi gizi dapat dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik, permasalahan kesehatan disajikan

baik dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat, dsb. Hal ini karena media massa mempunyai

kemampuan yang kuat untuk membentuk opini publik ( public opinion ) yang dapat mempengaruhi bahkan

merupakan tekanan terhadap para penentu kebijakan dan para pengambil keputusan. ( Notoatmodjo, Soekidjo.

2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.).

8. Suasana Sasaran komunikasi atau komunikannya secara struktural lebih tinggi daripada komunikator, atau paling tidak

yang setingkat sehingga suasana yang dibangun haruslah resmi. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan

dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)

9. Materi Materi yang ditawarkan atau ajukan itu harus meyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Agar

program tersebut dapat meyakinkan harus didukung dengan data, dan sumber yang dapat dipercaya. Hal ini berarti

bahwa program tersebut harus didasari dengan permasalahan yang utama dan faktual, artinya masalah tersebut

memang ditemukan di lapangan dan penting untuk segera ditangani.