advokasi gizi
TRANSCRIPT
Advokasi Gizi1. Pengertian Advokasi gizi adalah kombinasi antara pendekatan atau kegiatan individu dan sosial untuk memperoleh
komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan adanya sistem yang mendukung terhadap suatu
program atau kegiatan khususnya di bidang gizi.( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.)
2. Tujuan Melakukan perubahan, terutama dalam hal gizi dan kesehatan (http://requestartikel.com/prinsip-prinsip-
advokasi-201101413.html )
Meningkatkan perhatian publik terhadap kesehatan, dan meningkatkan alokasi sumber daya untuk kesehatan. (
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
Komitmen Politik ( Political Comitment ), komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik
kekuasaan eksekutif maupun legislatifsangat diperlukan terhadap permasalahan kesehatan dan upaya
pemecahan permasalahan kesehatan. Seberapa jauh komitmen politik para eksekutif maupun legislatif
terhadap masalah kesehatan dipengaruhi oleh pemahaman mereka terhadap masalah – masalah kesehatan.
( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
Dukungan Kebijakan ( Policy Support ), dukungan kebijakan ini dapat berupa undang – undang, peraturan
pemerintah atau peraturan daerah, surat keputusan pimpinan institusi baik pemerintah maupun swasta,
instruksi atau surat edaran dari para pemimpin lembaga/ institusi, dsb. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
Dukungan Masyarakat ( Social Acceptance ), dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh
sasaran program tersebut yakni masyrakat, terutama tokoh masyarakat. ( Notoatmodjo, Soekidjo.
2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
Dukungan Sistem ( System Support ), agar suatu program atau kegiatan berjalan dengan baik, perlu adanya
sistem, mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungnya. ( Notoatmodjo, Soekidjo.
2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
3. Sasaran Sasaran utama advokasi adalah para pembuat atau penentu kebijakan ( policy makers ) dan para pembuat
keputusan ( decision makers ) pada masing – masing tingkat administrasi pemerintah, dengan maksud agar mereka
menyadari bahwa kesehatan merupakan aset sosial, politik, ekonomi dsb. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
4. Metode Lobi politik ( political lobying ), lobi adalah berbincang – bincang secara informal dengan para pejabat untuk
menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan dilaksakan. ( Notoatmodjo,
Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
Seminar dan atau presentasi, seminar atau presentasi yang dihadiri oleh pejabat lintas program dan lintas
sektoral. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
Media massa. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
Perkumpulan ( asosiasi ) peminat, perkumpulan profesi juga merupakan bentuk advokasi. ( Notoatmodjo,
Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
5. Nara sumber Ahli gizi
Tokoh masyarakat
Pengambil keputusan
Pembuat kebijakan
6. Tempat Dinas kesehatan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
7. Sarana Advokasi gizi dapat dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik, permasalahan kesehatan disajikan
baik dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat, dsb. Hal ini karena media massa mempunyai
kemampuan yang kuat untuk membentuk opini publik ( public opinion ) yang dapat mempengaruhi bahkan
merupakan tekanan terhadap para penentu kebijakan dan para pengambil keputusan. ( Notoatmodjo, Soekidjo.
2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.).
8. Suasana Sasaran komunikasi atau komunikannya secara struktural lebih tinggi daripada komunikator, atau paling tidak
yang setingkat sehingga suasana yang dibangun haruslah resmi. ( Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.)
9. Materi Materi yang ditawarkan atau ajukan itu harus meyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Agar
program tersebut dapat meyakinkan harus didukung dengan data, dan sumber yang dapat dipercaya. Hal ini berarti
bahwa program tersebut harus didasari dengan permasalahan yang utama dan faktual, artinya masalah tersebut
memang ditemukan di lapangan dan penting untuk segera ditangani.