adrenalin-akhmad ahdiyat b-0318011002-085789814546
TRANSCRIPT
Absorpsi
Pada pemberian per oral à epinefrin tidak mencapai dosis terapi karena sebagian besar dirusak oleh enzim COMT dan MAO yang banyak terdapat pada dinding usus dan hati.
Pada pemberian parenteral subkutan à absorbsi lambat karena terjadi vasokonstriksi lokal, dapat dipercepat dengan memijat tempat suntikan.
Absorpsi yang lebih cepat terjadi dengan penyuntikan intramuscular.
Pada pemberian lokal secara inhalasi à efeknya terbatas terutama pada saluran napas, tetapi efek sistemik dapat terjadi, terutama bila digunakan dosis besar.
Distribusi
Setelah diabsorpsi, obat didistribusikan keseluruhan jaringan melalui sirkulasi sistemik.
Epinefrin stabil dalam darah
Biotransformasi dan Ekskresi
Degradasi Epinefrin terutama terjadi dalam hati yang banyak mengandung kedua enzim COMT dan MAO, tetapi jaringan lain juga dapat merusak zat ini.
Sebagian besar Epinefrin mengalami biotransformasi, mula-mula dirusak oleh COMT dan MAO, kemudian terjadi oksidasi, reduksi dan atau konjugasi, menjadi metanefrin, asam 3-metoksi-4-hidroksimandelat, 3-metoksi-4-hidroksifeniletilenglikol, dan bentuk konjugasi glukuronat dan sulfat.
Metabolit-metabolit ini bersama Epinefrin yang tidak diubah dikeluarkan melalui urine.
Pada orang normal, jumlah Epinefrin yang utuh dalam urine hanya sedikit.
Pada penderita feokromositoma, urine mengandung Epinefrin dan NE utuh dalam jumlah besar bersama metabolitnya.
Penggunaan Klinis Adrenalin/Epinefrin
Mengurangi Spasme Bronkus – b2
Untuk terapi asma bronkhial akut (sekarang digunakan b2 stimulan).
Mengurangi Hipersensitivitas – b2
Merangsang b2 di membran sel mast sehingga release histamin dihambat (membran stabilizer).
Histamin penyebab hipersensitivitas :
Ringan : alergi, asma bronkhial ringan
Berat : syok anafilaktik
Meningkatkan Efek Anestesi Infiltrasi
Untuk melokalisir anestesi : mengakibatkan vasokonstriksi jaringan sekitar sehingga anestesi tidak cepat masuk ke sirkulasi sistemik dan duration of action menjadi lama.
Hemostatik Topikal
Untuk menutup luka, misal : setelah pencabutan gigi.
Menyebabkan vasokonstriksi peningkatan aktivitas faktor V sehingga terjadi pembekuan darah (agregasi trombosit) luka tertutup.
Cardiac Arrest adrenalin IV
Heart Block isoprenalin
Cardiogenic Shock dopamine
Efek Yang Merugikan Pada Penggunaan Adrenalin/Epinefrin
Selain memberikan manfaat, adrenalin/epinefrin juga memiliki efek samping, antara lain :
Menimbulkan rasa takut, cemas, dan gelisah.
Sakit kepala
Tremor
Palpitasi
Cardiac Arrhythmia
Penyakit Angina Pectoris
Berbagai Cara Pemberian Adrenalin/Epinefrin Dan Alasanya Penggunaannya
Per Oral
Keuntungan :
Mudah, aman, dan murah.
Bila terjadi keracunan dapat dikeluarkan.
Kerugian :
Iritasi saluran cerna.
Kontra indikasi untuk penderita non-kooperatif, tidak sadar, mudah muntah.
Mula kerja obat (onset of action) lama.
Bioavailabilitas kurang dari 100%, karena ada metabolisme lintas pertama.
Tidak effektif karena mudah dirusak oleh MAO dan COMT, sehingga duration of action pendek.
Topikal
Karena absorbsinya mudah, biasanya berupa tampon yang dibasahi dengan adrenalin.
Digunakan untuk menghentikan pendarahan akibat pencabutan gigi. Sehingga pembuluh darah disekitar jaringan akan mengalami vasokontriksi dan menghentikan pendarahan lokal.
Parenteral
Per Infusum
Digunakan melalui injeksi pada saluran infus.
Subkutan
Absorbsi lambat namun konstan karena terjadi vasokonstriksi pada jaringan sekitar, sehingga perlu dilakukan pemijatan.
Infiltrasi atau Nerve Block
Digunakan untuk anastesi lokal.
Per Inhalasi
Absorbsinya cepat, karena permukaan absorbsi luas. Tetapi obat cepat menguap dan sukar untuk mengatur dosisnya. Digunakan untuk mengurangi bronkokonstriksi.
Intra Muscular
Merupakan cara pemberian obat yang paling effektif untuk penanganan pasien yang mengalami syok anaphilaktik. Mula kerja obat cepat, karena absorbsi terjadi melalui celah antar sel endothel kapiler tanpa mengalami vasokonstriksi jaringan sekitar.
Obat-obat resusitasi jantung-paru dan obat-obat perbaikan sirkulasi
o oksigen
o meningkatkan TD : epinefrin/adrenalin, vasopresin, dopamin
o meningkatkan denyut jantung/nadi (HR : Heart Rate) : atropin
o menurunkan/mengatasi aritmia ventrikel : amiodaron, lidokain/lignokain, prokainamid, magnesium sulfat
o menurunkan/mengatasi aritmia supraventrikel : adenosin, diltiazem, amiodaron
o obat-obat untuk IMA : morfin, nitrogliserin, aspirin, fibrinolitik
II. Lain-lain
OBAT RESUSITASI JANTUNG-PARU (RJP)
Obat Indikasi Sediaan Dosis dewasa dan cara
pemberian
Perhatian
Epinefrin/adrenalin
Henti jantung : fibrilasi ventrikel (VF), takikardi ventrikel tanpa denyut nadi (pulselessVT), asistol, PEA (Pulseless Electrical Activity)
bradikardia simtomatis
hipotensi berat
anafilaksis, reaksi alergi berat : kombinasi bersama sejumlah besar cairan, kortikosteroid, antihistamin
Ampul 1 ml = 1 mg
IV/IO : 1 mg diberikan/diulang setiap 3 – 5 menit
Endotrakeal : 2 – 2,5 mg (2 – 2,5 kali dosis IV/IO), dilarutkan dalam 10 ml PZ/NS
Infus kontinyu :1 mg dilarutkan dalam 500 ml NS atau D5%, kecepatan inisial 1 µg/menit dititrasi sampai mencapai efek
peningkatan tekanan darah dan frekuensi nadi dapat menyebabkan iskemia miokard, angina, dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard
dosis besar tidak meningkatkan perbaikan kesudahan (outcome) status neurologis, bahkan bisa menyebabkan disfungsi miokard post-resusitasi
Amiodaron henti jantung tak respon (refrakter) terhadap RJP, shock, dan vasopresor
aritmia ventrikel berulang mengancam nyawa (VF atau VT dengan hemodinamik tak stabil)
Ampul 3 ml = 150 mg
henti jantung : 300 mg (dalam 20 ml – 30 ml D5%) IV/IO bolus, diikuti 150 mg IV bolus dalam 3 sampai 5 menit
aritmia ventrikel :150 mg IV
waktu paruh sangat panjang (sampai 40 hari)
interaksi obat yang kompleks dan multipel
hipotensi (pada pemberian berulang)
dalam 10 menit (15 mg/menit)
Maintenance :
1 mg/menit IV dalam 6 jam, kemudian
0,5 mg/menit IV dalam 18 jam
dosis maksimal : 2,2 g/hari
Lidokain Alternatif amiodaron pada henti jantung karena VF/VT
Obat pilihan utama untuk PVC (Paroxismal Ventrikel Contraction) berbahaya /mengancam nyawa :
- multipel
- multifokal
- bigemini
- salvo/run
- R on T
VT stabil dengan ventrikel kiri yang baik
Ampul 2 ml = 40 mg
Henti jantung karena VF/VT :dosis inisial 1 – 1,5 mg/kg IV/IO bolus
VF refrakter :0,5 – 0,75 mg/kg IV bolus, diulang tiap 5 – 10 menit; maksimal 3 kali pemberian (3 mg/kg)
Endotrakeal :
2 – 4 mg/kg
Hati-hati pada penderita :
- Syok kardiogenik
- Dekompensasi kordis
- Usia > 70 tahun
- Penyakit liver
Stop pemberian jika ada efek samping :
- somnolen
- gatal-gatal
- konvulsi
- bicara kabur/tak jelas
bradikardia simtomatis
blok AV node selagi menunggu pemasanganpacemaker
Ampul 1 ml = 0,25 mg
Asistol/PEA : 1 mg IV/IO bolus, diulang tiap 3 – 5 menit; maksimal 3 kali pemberian (3 mg)
memperburuk iskemia miokard
menyebabkan bradikardia paradoksal pada dosis < 0,5 mg
obat pilihan kedua untuk asistol atau PEA (setelah epinefrin/vasopresor)
intoksikasi organofosfat
Bradikardia : 0,5 mg IV/IO tiap 3 – 5 menit; maksimal 3 mg
Endotrakeal : 2 – 3 mg dilarutkan dalam 10 ml NS
Dibutuhkandosis yang sangat besar untuk intoksikasi organofosfat
tidak berguna untuk blok AV node derajat 2 tipe II dan derajat 3
OBAT PERBAIKAN SIRKULASI
Obat Indikasi Sediaan Dosis dewasa dan cara pemberian
Perhatian
Dopamin obat pilihan kedua untuk bradikardia simtomatis (setelah atropin)
hipotensi (TDS 70 – 100 mmHg)
Ampul 5 ml = 200 mg
5 – 20 µg/kg/menit, titrasi sampai respon tercapai
Turunkan bertahap (tapering)
Janganmencampur/melarutkan dengan natrium bikarbonat, lakukan pengenceran dengan D5%, D5 1/2 NS, D10 0,18 NS; RL
Diberikan dengansyringe pump atauinfusion pump, harusselalu drip, bukan IV bolus
Bisa menyebabkan takiaritmia, vasokonstriksi yang eksesif
Dobutamin Dipertimbangkan untuk
Ampul 10 ml = 250
Laju pemberian yang lazim 2 – 20
kasuspump problems(gagal jantung kongestif, sembab paru/congestive pulmonum) dengan TDS 70 – 100 mmHg dan tidak ada tanda-tanda syok
mg µg/kg per menit, titrasi sehingga HR tidak sampai meningkat 10 % daribaseline
Untuk penggunaan yang optimal, disarankan memonitor hemodinamik
respon untuk pasien usia tua menurun signifikan
Cegah pemberian pada TDS < 100 mmHg dan ada tanda-tanda syok
Menyebabkan takiaritmia
Tidak bolehmencampur dengan natrium bikarbonat
Noradrenalin Syok kardiogenik berat dan secara hemodinamik : hipotensi signifikan (TDS < 70 mmHg) dengan resistensi perifer keseluruhan rendah
Ampul 4 ml = 4 mg
Diberikanhanya melalui jalur IV
Campurkan 4 mg atau 8 mg noradrenalin ke dalam 250 ml D5%, D5NS (bukan NS), janganmemasukan pada jalur yang sama dengan larutan alkalis
Dibutuhkan dosis yang lebih besar untuk meningkatkan perfusi yang adekuat pada kasus drug-induced hypotension
Meningkatkanoxygen demand miocard,
TD dan HR
Bisa menginduksi aritimia. Hati-hati penggunaan pada pasien iskemia akut; monitor cardiac output
Ekstravasasi obat menimbulkan nekrosis jaringan, jika terjadi : campur phentolamin 5 – 10 mg ke dalam 10 – 15 ml NS, infiltrasikan ke area ekstravasasi
LAIN-LAIN
Obat Indikasi Sediaan Dosis dewasa dan cara pemberian
Perhatian
Furosemid Terapi ajuvan untuk edema paru akut (ALO :Acute Lung Oedem) pada pasien dengan TDS > 90 mmHg (tanpa gejala dan tanda syok)
Hipertensi emergensi
Peningkatan tekanan intrakranial
Ampul 2 ml = 20 mg
0,5 – 1 mg/kg diberikan 1 – 2 menit, jika tidak respon : 2 mg/kg diberikan pelan 1 – 2 menit (pemberian lazim dengan drip/memakaisyringe pump)
Dehidrasi
Hipovolemia
Hipotensi
Hipokalemia atau gangguan keseimbangan elektrolit lainnya
Morfin Chest paindengan Acute Coronary Syndrome (ACS) yang tak respon dengan nitrat
Edema paru akut kardiogenik
Ampul 1 ml = 10 mg
Dosis inisial : 2 – 4 mg IV dalam 1 – 5 menit, setiap 5 sampai 30 menit
Dosis ulangan : 2 – 8 mg pada interval 5 sampai 15 menit
Masukkan pelan-pelan dan titrasi
(bila TD adekuat)
sampai tercapai efek
Bisa menyebabkan depresi napas
Menyebabkan hipotensi (pada pasien dengan deplesi volume cairan)
Gunakan dengan hati-hati/perhatian penuh pada kasus infark ventrikel kanan
Antidotum : nalokson (0,4 – 2 mg IV)
EPHINEPRINE / ADRENALIN
Pada umumnya tidak lagi di rekomendasikan pada pengobatan serangan asma, kecuali
bilamana tidak ada obat–obat ß2 agonis selektif2,3. Terutama diberikan bila ada reaksi anafilaksis atau
angioedema2. Dapat diberikan secara subkutan atau inhalasi aerosol3. Dosis subkutan larutan 1 :
1000 (1 mg/ml), 0,01 ml/kg BB maksimum 0,3 ml dapat diberikan tiap–tiap 20 menit 3 kali.
Pemberian dengan aerosol larutan racemic ( dl ) ephineprine 2,25% dapat diberikan dengan
nebuliser. Adrenalin subkutan mempunyai onset 5–15 menit, efek puncak 30 – 120 menit, durasi
efek 2 – 3 jam. Efek samping oleh karena selain stimulasi reseptor adrenergik ß2 juga terjadi stimulasi
reseptor ß1 dan reseptor α, bisa didapatkan sakit kepala, gelisah, palpitasi, takiaritmia, tremor,
hipertensi. Pemberian aerosol ephineprine efeknya kurang menguntungkan karena durasi efek
bronkodilatatasinya hanya 1 – 1,5 jam dan efek samping terutama pada jantung dan CNS3.
METHYL XANTHINE ( Short acting theophyline )
Efek bronkodilatasinya setara dengan inhalasi ß2 agonis tetapi karena efek sampingnya lebih
banyak dan safety marginnya yang sempit dianjurkan hanya setelah kombinasi ß2 agonis dengan anti
kolinergik dan steroid tidak ada – kurang respon pada serangan asma sedang, juga diberikan pada
serangan asma berat / status asmatikus2. Konsentrasi serum terapetik harus dijaga sekitar 10 sampai
20 mcg/ml8. Dosis yang diberikan aminophilin diberikan secara intavena bila pasien belum mendapat
aminophillin sebelumnya diberikan dosis awal (inisial)7 : 4 – 6 mg/kg BB dilarutkan dalam dektrose
5% atau garam fisiologis sebanyak 20 ml diberikan dalam 20 – 30 menit. Jika pasien sudah mendapat
aminophilin sebelumnya kurang dari 4 jam dosis diberikan setengahnya. Selanjutnya aminophilin
dosis rumatan diberikan sebesar 0,5 – 1 mg/kg BB/jam. Oleh karena pengaruh umur terhadap kinetik
theophillin yang berbeda – beda maka ada yang menganjurkan starting dose untuk aminophilin
berbeda sesuai umur12:
Umur 1 – 6 bulan : 0,5 mg/kg BB/jam
Umur 6 – 11 bulan : 1,0 mg/kg BB/jam
Umur 1 – 9 tahun : 1,2 – 1,5 mg/kg BB/jam
Umur > 10 tahun : 0,9 mg/kg BB/jam
Efek samping mual, muntah, sakit kepala pada konsentrasi lebih tinggi bisa terjadi kejang,
takikardia dan aritmia. Secara teori keuntungan theophylin pada serangan asma selain sebagai
bronkodilator juga sebagai stimulan dari pusat nafas, dan meningkatkan kontraktilitas otot – otot
nafas3.
Epinephrin
Indikasi : henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA) , bradikardi, reaksi atau syok anfilaktik, hipotensi.
Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3–5 menit, dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt
Pemberian dimaksud untuk merangsang reseptor α adrenergic dan meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung
Lidokain (lignocaine, xylocaine)
Pemberian ini dimaksud untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF, VT, Ventrikel Ekstra Sistol yang multipel, multifokal, konsekutif/salvo dan R on T
Dosis 1 – 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 – 5 menit sampai dosis total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam
dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena
Kontra indikasi : alergi, AV blok derajat 2 dan 3, sinus arrest dan irama idioventrikuler
Sulfas Atropin
Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki sistim konduksi AtrioVentrikuler
Indikasi : asistole atau PEA lambat (kelas II B), bradikardi (kelas II A) selain AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hati-hati pemberian atropine pada bradikardi dengan iskemi atau infark miokard), keracunan organopospat (atropinisasi)
Kontra indikasi : bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III.
Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg.
dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena diencerkan menjadi 10 cc
Dopamin
Untuk merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar kontraktilitas miokard, curah jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat
Dosis 2-10 μg/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2 ampul dopamine dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk orang dewasa
Magnesium Sulfat
Direkomendasikan untuk pengobatan Torsades de pointes pada ventrikel takikardi, keracunan digitalis.Bisa juga untuk mengatasi preeklamsia
Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam
Morfin
Sebagai analgetik kuat, dapat digunakan untuk edema paru setelah cardiac arrest. Dosis 2-5 mg dapat diulang 5 – 30 menit
Kortikosteroid
Digunakan untuk perbaikan paru yang disebabkan gangguan inhalasi dan untuk mengurangi edema cerebri
Natrium bikarbonat
Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia (kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik.
Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya.
Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.
Kalsium gluconat/Kalsium klorida
Digunakan untuk perbaikan kontraksi otot jantung, stabilisasi membran sel otot jantung terhadap depolarisasi. Juga digunakan untuk mencegah transfusi masif atau efek transfusi akibat darah donor yang disimpan lama
Diberikan secara pelahan-lahan IV selama 10-20 menit atau dengan menggunakan drip
Dosis 4-8 mg/Kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/Kg BB untuk Kalsium klorida. Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah yang masuk diberikan 1 ampul Kalsium gluconat
Furosemide
Digunakan untuk mengurangi edema paru dan edema otak Efek samping yang dapat terjadi karena diuresis yang berlebih adalah hipotensi,
dehidrasi dan hipokalemia
Dosis 20 – 40 mg intra vena
Diazepam
Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan tetanus Efek samping dapat menyebabkan depresi pernafasan
Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.
Dosis pada anak-anak
Epinephrin Dosis 0,01/Kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0,01 mg/KgBB iv (1:1000)
Atropin Dosis 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1 mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali maksimal 1mg
Lidokain Dosis 1 mg/KgBB iv
Natrium Bikarbonat
Dosis 1 meq/KgBB iv
Kalsium Klorida Dosis 20-25 mg/KgBB iv pelan-pelan
Kalsium Glukonat
Dosis 60–100 mg/KgBB iv pelan-pelan
Diazepam Dosis 0,3-0,5 mg/Kg BB iv bolus
Furosemide Dosis 0,5-1 mg/KgBB iv bolus