adiksi game online

23
A. PENDAHULUAN Salah satu pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia adalah adanya internet. Penggunaan internet dari masa ke masapun semakin banyak, bahkan penggunaan internet tidak mengenal usia. Semua orang dapat mengakses internet baik orang tua maupun anak muda/remaja. Perkembangan internetpun menyuguhkan penawaran-penawaran yang menarik didalamnya seperti sosial media, berita, edukasi, informasi, hiburan, dll yang dapat diakses melalui web browsing. Dari penggunaan internet terdapat sisi positif dan sisi negatif di dalamnya dan kali ini penulis akan fokus terhadap sisi negatif yang didapatkan dari penggunaan internet khususnya kaum remaja. Salah satu efek buruk dari penggunaan internet yang penulis angkat adalah maraknya remaja yang kecanduan (adiksi) akan game online. Dengan dalih ingin menyelesaikan tugas dari sekolah, kenyataanya justru para remaja menggunakan momen tersebut untuk pergi ke warnet dan bermain game online. Sebenarnya bermain game pada remaja/anak-anak merupakan hal yang wajar, tetapi jika mereka bermain game secara terus menerus tanpa pengawasan orang tua dan melupakan segala sesuatu serta lingkungan sekitar dan berdampak pada kecanduan/adiksi, itulah yang akan menjadikan masala h dikemudian hari. Tak jarang juga orang tua tidak peka terhadap keadaan anaknya yang suka bermain dengan game online, dan memberikan kebebasan 1

Upload: ratih-aini

Post on 27-Jan-2017

247 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Adiksi Game Online

A. PENDAHULUAN

Salah satu pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia adalah adanya internet.

Penggunaan internet dari masa ke masapun semakin banyak, bahkan penggunaan internet

tidak mengenal usia. Semua orang dapat mengakses internet baik orang tua maupun anak

muda/remaja. Perkembangan internetpun menyuguhkan penawaran-penawaran yang menarik

didalamnya seperti sosial media, berita, edukasi, informasi, hiburan, dll yang dapat diakses

melalui web browsing.

Dari penggunaan internet terdapat sisi positif dan sisi negatif di dalamnya dan kali ini

penulis akan fokus terhadap sisi negatif yang didapatkan dari penggunaan internet khususnya

kaum remaja. Salah satu efek buruk dari penggunaan internet yang penulis angkat adalah

maraknya remaja yang kecanduan (adiksi) akan game online.

Dengan dalih ingin menyelesaikan tugas dari sekolah, kenyataanya justru para remaja

menggunakan momen tersebut untuk pergi ke warnet dan bermain game online. Sebenarnya

bermain game pada remaja/anak-anak merupakan hal yang wajar, tetapi jika mereka bermain

game secara terus menerus tanpa pengawasan orang tua dan melupakan segala sesuatu serta

lingkungan sekitar dan berdampak pada kecanduan/adiksi, itulah yang akan menjadikan

masala h dikemudian hari. Tak jarang juga orang tua tidak peka terhadap keadaan anaknya

yang suka bermain dengan game online, dan memberikan kebebasan sepenuhnya dengan

anaknya. Realitanya pengunaan game-online secara terus menerus dapat mengganggu

perkembangan anak-anak dan remaja, waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar dan

mengerjakan tugas sekolah justru lebih banyak digunakan untuk bermain-main dengan game

online.

Penggunaan game onlinepun semakin meningkat, hal tersebut didukung dengan

adanya warung-warung internet di berbagai daerah yang menyediakan jasa game online.

Harga perjamnya pun disesuaikan dengan penggunanya, bahkan rata-rata biaya yang harus

dikeluarkan sangat murah yakni Rp. 3.000,00/jam. Belum lagi paket-paket yang disediakan

oleh pengelola warnet, dan fasilitas-fasilitas yang ada di internet sebagai salah satu cara

menarik pelangan.

1

Page 2: Adiksi Game Online

B. KATEGORI DAN PENYEBAB1. Pengertian

Kecanduan sebagai kata bentukan di dalam bahasa Indonesia digunakan untuk

menunjukkan suatu keadaan dimana seseorang mengalami ketergantungan

kepada candu (opium).1 Adiksi adalah suatu gangguan yang sifatnya kumat-

kumatan atau kronis, ditandai dengan perbuatan kompulsif yang dilakukan

seseorang secara berulang-ulang untuk mendapatkan kepuasaan pada aktivitas

tertentu. Istilah adiksi juga digunakan untuk menyebut ketergantungan pada

permasalahan sosial seperti judi, kompulsif makan, adiksi shopping, bahkan

internet khususnya game online.2 Pada intinya addiction berkaitan dengan

ketergantungan seseorang untuk menghabiskan waktunya pada sesuatu yang

dilakukan secara berulang-ulang dan tidak mampu mengontrol kegiatan yang

dilakukannya serta akan menimbulkan efek berupa melalaikan tugas-tugasnya.

Game online merupakan permainan yang dimainkan melalui koneksi internet.3

Sedangkan menurut Sanditaria, Fitri, Mardhiyah4 dalam penelitiannya yang

berjudul Adiksi Bermain Game Online Pada Anak Usia Sekolah di Warung

Internet Penyedia Game Online Jatinangor Sumedang, pengertian game online

adalah game yang berbasis elektronik dan visual. Game online berbeda dengan

game biasanya karena sang pemain game-online dapat bermain dengan orang

disebelahnya bahkan dengan orang yang jauh sekalipun dan aplikasi

permainannya berupa petualangan, pengaturan strategi, simulasi, dll yang

mempunyai aturan-aturan tertentu dan tingkatan-tingkatan yang berbeda. Jadi

game online dapat diartikan sebagai game yang dimainkan dengan menggunakan

internet sebagai perantaranya, dimana sang pemain dapat bermain dengan orang

yang ada di sebelahnya maupun yang berbeda tempat dan bersifat maya.

Pengertian dari perilaku adiksi game online dapat diartikan sebagai perilaku

yang bersifat kronis dan kompulsif untuk memuaskan diri pada permainan yang

1 Soetjipto, Helly P. Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Jurnal Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Volume 32, No. 2, 74-91. hal 75.2 Christy, Andayani and Karyanta. Perilaku Adiksi Game-Online Ditinjau dari Efikasi Diri Akademik dan Keterampilan Sosial pada Remaja di Surakarta. Surakarta: Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. hal 2. pdf3 Ibid., hal 3. pdf4 Sanditaria, Fitri, and Mardhiyah. Adiksi Bermain Game Online Pada Anak Usia Sekolah di Warung Internet Penyedia Game Online Jatinangor Sumedang. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. hal 2. pdf.

2

Page 3: Adiksi Game Online

dimainkan dengan koneksi internet hingga menimbulkan masalah dalam hidup

sehari-hari.5 Sedangkan menurut Suciati dalam jurnalnya bimbingan konseling

yang berjudul Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan

Bermain Game6, kecanduan game sendiri dapat diartikan sebagai suatu tingkah

laku yang tidak dapat dikontrol atau tidak mempunyai kekuatan untuk

menghentikan bermain game dan berlaku secara berulang-ulang yang dapat

mengakibatkan melalaikan kegiatan lain maupun lingkungan sekitar. Jadi adiksi

game online dapat diartikan sebagi kegiatan bermain game dengan menggunakan

internet dimana sang gamers (pemain game) selalu merasa ingin terus bermain

game dan mengabaikan berbagai hal yang ada disekitarnya.

2. Kategori dan karakter kecanduan/adiksi game online

Indikator seseorang yang kecanduan game online menurut Young (1996:

Imanuel, 2009) yang dikutip dari skripsi Theresia Lumban Gaol7 adalah sebagai

berikut:

a. Merasa terikat dengan game online (memikirkan mengenai aktivitas bermain

game online sebelumnya atau mengharapkan sesi bermain game online

berikutnya).

b. Merasakan kebutuhan untuk bermain game online dengan jumlah waktu yang

terus meningkat untuk mencapai sebuah kepuasaan

c. Secara berulang membuat upaya-upaya untuk mengendalikan, mengurangi,

atau berhenti bermain game online namun tidak berhasil

d. Merasa gelisah, mutung, depresi atau lekas marah ketika mencoba untuk

mengurangi atau berhenti bermain game online

e. Terancam bahaya ketika relasi signifikan yang disebabkan oleh bermain game

online

f. Terancam bahaya kehilangan pekerjaan, kesempatan karir atau kesempatan

pendidikan yang disebabkan oleh game online

g. Berbohong terhadap anggota keluarga, terapis atau orang lain untuk

menyembunyikan seberapa jauh keterlibatan dengan game online

5 Christy, Andayani and Karyanta. Perilaku Adiksi Game-Online Ditinjau dari Efikasi Diri Akademik dan Keterampilan Sosial pada Remaja di Surakarta. Surakarta: Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. hal 3. pdf6 Suciati. 2013. Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan Bermain Game. Jurnal Bimbingan Konseling. Semarang: Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. hal 129.7 Theresia Lumban Gaol. Hubungan Kecanduan Game Online dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. hal 12-13. Skripsi tidak diterbitkan.

3

Page 4: Adiksi Game Online

h. Bermain game online sebagai suatu cara untuk melarikan diri dari masalah-

masalah atau untuk mengurangi suatu kondisi perasaan yang menyusahkan

(misal perasaan-perasaan tidak berdaya, bersalah, cemas, depresi)

Freitag dan Weaver (2002) menyatakan gejala‐gejala dari kecanduan internet

yang dikutip dalam Jurnal Psikologi Helly P Soetjipto adalah8:

a. Keasyikan dengan internet dan selalu memikirkannya selagi off‐line (internet

preoccupation)

b. Selalu menambah waktu online.

c. Tidak mampu untuk mengontrol penggunaan internet.

d. Lekas marah dan gelisah bila tidak sedang online.

e. Menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah.

f. Membohongi keluarga atau teman mengenai jumlah waktu yang digunakan

untuk online.

g. Kehilangan teman, pekerjaan,ataupun kesempatan pendidikan dan karir

karena penggunaan internet.

h. Terus menggunakan internet walaupun dana untuk online menipis.

i. Depresi, kemurungan, kegelisahan, dan kecemasan meningkat jika tidak

menggunakan internet.

j. Mengalami gangguan tidur atau perubahan pola tidur akibat penggunaan

internet.

k. Merasa bersalah dan penyesalan yang dalam akibat penggunaan internet.

Adapun jenis-jenis perilaku kecanduan internet adalah9:

a. jenis euphoria

Jenis euphoria adalah seseorang merasakan mendapatkan kesenangan dalam

aktivitas bermain game online. Gejala-gejalanya yakni karena pusing dengan

tugas-tugas sekolah dan game online membuat mereka terhibur, gamers

merasa senang apabila memenangkan permainan, merasa senang apabila

menemukan permainan baru, gamers selalu tersenyum dan tertawa saat

memainkan game online.

8 Soetjipto, Helly P. Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Jurnal Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Volume 32, No. 2, 74-91. hal 78-79.9 Santoso, Trecy Whitny dan Suharso, DYP Sugiharto. Perilaku Kecanduan Permainan Internet dan Faktor Penyebabnya pada Siswa Kelas VIII. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application. Semarang: Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. hal 61.

4

Page 5: Adiksi Game Online

b. Jenis tolerance

Yakni aktivitas bermain game online mengalami peningkatan secara progresif

selama rentang periode untuk mendapatkan efek kepuasan. Gejala-gejalanya

yakni sang pemain akan meningkatkan intensitas bermainnya selama 5-10

menit.

c. Jenis withdrawal

Yakni perasaan tidak menyenangkan pada saat tidak memainkan aktivitas

game online. Gejala-gejalanya yakni sang pemain game online akan merasa

gelisah jika tidak bermain game online.

d. Jenis relapse and reinstatement

Yakni kecenderungan untuk melakukan pengulangan terhadap pola-pola wal

tingkah laku kecanduan atau bahkan lebih parah walupun setelah bertahun-

tahun hilang dan dikontrol. Gejala-gejalanya adalah adanya peningkatan jam

bermain. Contohnya seorang remaja/anak pada awalnya bermain game online

hanya 1 jam, lalu meningkat intensitasnya menjadi 3 jam.

e. Jenis cognitive salience

Yakni dominasi aktivitas bermain game online pada level pikiran. Contohnya

permainan dewa poker yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan membuat

pemain lupa dengan hal yang ada disekitarnya misalnya lupa makan.

f. Jenis intrapersonal conflict

Yakni konflik yang terjadi dengan orang-orang sekitar. Gejala-gejalanya

adalah sang gamers jarang membantu orang tua, membantah perkataan orang

tua.

Pada kondisi khusus sebenarnya bermain game online mempunyai beberapa

manfaat bagi perkembangan anak, dengan catatan dalam bermain game online

harus di dampingi dengan orang tua dan mempunyai batasan-batasan waktu yang

telah ditentukan dalam bermainnya. Beberapa alasan anak boleh bermain game

(beberapa jam dalam seminggu) adalah; (1) video games melatih problem

solving; (2) memberi penguatan yang positif; (3) melatih anak berpikir strategis;

(4) melatih anak membangun jaringan (network); dan (5) membantu

meningkatkan koordinasi tangan-mata.10 Namun pada kondisi umum yang ada di

lapangan para pemain game online tidak bisa mengatur waktunya dengan sebaik-

10 Suciati. 2013. Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan Bermain Game. Jurnal Bimbingan Konseling. Semarang: Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. hal 131.

5

Page 6: Adiksi Game Online

baiknya, dan dalam bermain game online tersebut si anak tidak mendapatkan

pengawasan oleh orang tua dan peraturan yang tegas dalam keluarga sehingga

lama-kelamaan dengan bermain game online si anak akan merasakan suatu

kepuasaan yang akan berdampak pada kecanduan/adiksi terhadap game onlien.

Ada beberapa kasus bahwa dalam bermain game online si anak tidak

memberitahu/menceritakan kepada orang tua bahwa mereka bermain game

online, biasannya mereka pamit kepada orang tua ingin bermain di luar bersama

teman atau berdalih ingin mengerjakan tugas di warung internet.

3. Faktor penyebab munculnya kecanduan/adiksi game online

Suatu kebiasaan yang dilakukan anak-anak terhadap permainan game online

akan menimbulkan sebuah kebudayaan baru di anak tersebut yakni kebudayaan

digital, dan inilah yang menjadi penyebab dari kecanduan game online. Seperti

seorang anak yang menangis dan oleh orang tuanya diberikan game sebagai alat

menenangkan si anak dan apabila cara tersebut dilakukan secara berulang-ulang

sang anak akan terbiasa dengan permainan game (budaya baru anak akibat dari

suatu hal yang dilakukan secara terus-menerus). Selain itu ada beberapa penyebab

seseorang kecanduan/adiksi terhadap game online yaitu:

kurang perhatian dari orang tua

Contohnya orang tua tidak peduli terhadap kegaiatan anak dan anak

merasa tidak diperhatikan, anak hidup jauh dengan orang tua, orang tua

terlalu sibuk dengan pekerjaannya, tidak adanya komunikasi antara orang

tua dan anak sehingga hubungan antara anak dan orang tua tidak dekat.

stres atau depresi

Contohnya anak yang mempunyai masalah dan tidak mendapatkan tempat

untuk mengeluarkan keluh kesahnya dan mendapatkan solusi akan

cenderung untuk mencari tempat pelampiasan yang membuatnya senang

dan bahagia. Seperti dengan bermain game online.

kurang kontrol

Contohnya pemberian fasilitas-fasilitas dari orang tua seperti; gadget;

tablet; jaringan internet dan komputer; dll, tanpa adanya pengawasan

tanpa orang tua akan menimbulkan dampak.

6

Page 7: Adiksi Game Online

kurang kegiatan

Kurang kegiatan dari sang anak akan menimbulkan efek bosan dengan

rutinitas yang ada. Efeknya sang anak akan mencari kegiatan yang lain dan

apabila si anak tidak disalurkan ke dalam kegiatan yang positif seperti

ekstrakulikuler sang anak akan mencari kegiatan yang lain yang

berdampak negatif seperti bermain game online.

lingkungan

Misalnya sang anak yang terpengaruh dari lingkungan di sekolah yang

teman-temannya seorang pemain game online, letak warung internet dekat

dengan rumah dan memudahkan untuk diakses.

pola asuh

Misalnya pola asuh yang ada di rumah seperti tidak pernah menengur satu

sama lain akan membuat sang anak merasa tidak dianggap oleh keluarga

dan pada akhirnya game online menjadi tempat pelariaan.

Sedangkan menurut Yee (dalam Lee, Yu & Lin, 2007) yang dikutip dalam

penelitian Andayani Christy dan Karyanta dalam judulnya Perilaku Adiksi Game-

Online Ditinjau dari Efikasi Diri Akademik dan Keterampilan Sosial pada

Remaja di Surakarta hal 3 menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi

seseorang menjadi pecandu game online yaitu atraksi dan motivasi. Menurut

Theresia Lumban Gaol dalam skripsinya tentang Hubungan Kecanduan Game

Online dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas

Indonesia hal 26-27, faktor yang mempengaruhi game online adalah:

gender

Beberapa penelitian menyatakan bahwa seorang laki-laki lebih mudah

kecanduan game online dan menghabiskan banyak waktu berada dalam

toko game elektronik dari pada wanita.

kondisi psikologis

Pemain menyatakan dirinya termotivasi bermain karena bermain game itu

menyenangkan dan memberi kesempatan untuk bereksperimen. Pemain

juga tanpa sadar termotivasi karena bermain game memberikan

kesempatan mengekspresikan dirinya karena jenuh terhadap kehidupan

nyata mereka.

7

Page 8: Adiksi Game Online

jenis game

Pemain dapat menjadi kecanduan karena permainan yang baru atau

permainan yang menantang. Hal ini menyebabkan pemain semakin sering

termotivasi untuk memainkannya.

Game online memberikan dampak pada perkembangan dan tumbuh kembang

anak/remaja karena waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar,

bersosialisasi, bermain dengan teman sebaya, istirahat, atau mengerjakan tugas-

tugas dari sekolah justru dibuang-buang dengan bermain game online. Dalam

Surat Al-Asr Allah SWT berfirman tentang bagaimana seharusnya manusia dapat

memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, karena orang yang menyia-nyiakan

waktu/masa termasuk dalam golongan orang yang merugi.

Artinya: 1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam

kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan

nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya

menetapi kesabaran. Sedangkan dampak negatif dari permainan game online yang

telah menyebabkan penggunanya kecanduan adalah:

tidak peka terhadap lingkungan disekitar

Pecandu game online akan menghabiskan waktunya dengan bermain saja,

dan merasa tidak perlu berhubungan dengan orang lain dan lebih memilih

melakukan kegiatannya dengan teknologi atau lebih menyukai kehidupan

maya, dampaknya pecandu game online akan kurang bersosialisasi

dengan masyarakat sekitar atau bahkan dengan teman. Padahal interaksi

sosial pada anak dan remaja sangatlah penting, karena hal ini tidak lepas

dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial yakni tidak dapat hidup

sendiri dan bergantung pada orang lain.

menurunya nilai akademis di sekolah

Hal ini bisa terjadi ketika tingkat kecanduan pada game online sudah

semakin parah. Mereka akan rela mengorbankan waktu tidurnya demi

dapat bermain game online, belum lagi jika dalam game tersebut sedang

mengadakan lomba antar pemainnya. Kurangnya waktu tidur tersebut

menyebabkan kelelahan yang berlebihan seringkali membuat fungsi

akademis menurun, karena saat di kelas pasti anak tersebut akan merasa

kantuk dan tidak bisa berkonsentrasi secara optimal. Selain itu mereka

8

Page 9: Adiksi Game Online

juga lupa untuk mengerjakan tugas rumah, belajar, dan tingkat konsentrasi

menurun karena di fikirannya hanya ada game.

menurunnya sistem kekebalan tubuh

Pada kasus extrem dalam pecandu game online adalah apabila hidup sang

gamers sudah dikuasai oleh game, dia rela tidak tidur sampai beberapa

hari hanya untuk bermain game online tersebut. Akibatnya sistem

kekebalan tubuhnya dapat menurun, dikarenakan tubuh membutuhkan

waktu tidur yang cukup. Efeknya antara lain seperti pusing, insomnia.

Contohnya dalam kasus seorang pria bernama Xiao Qiang yang

ditemukan sekarat setelah bermain game non-stop selama tiga hari tiga

malam. Pihak dokter mengumumkan bahwa Xiao Qiang mengalami

pendarahan otak karena terlalu kelelahan dan kekurangan waktu tidur, dan

akibatnya Xiao Qiang akan menderita kelumpuhan.11

boros

Contohnya saja dalam bermain sang gamers online membutuhkan uang

untuk membayar game center atau warung internet yang digunakan untuk

bermain. Waktu yang digunakan dalam bermain juga tidak hanya 1 jam

saja, jika dalam warung internet memasang tarif Rp 3.000,00/jam dan

rata-rata sang anak dapat bermain hingga 3-5 jam/hari. Maka uang yang

harus dikeluarkan maka Rp 3.000,00 x 5 = Rp 15.000,00/hari. Jika dalam

1 bulan maka Rp 15.000,00 x 30 = Rp 450.000,00. Begitu seterusnya.

Belum lagi voucher yang harus dibeli untuk memperoleh nyawa dalam

bermain game online, yang harganya berkisar Rp 100.000,00. Sehingga

dengan nyawa tersebut gamers dapat menambah waktu bermainnya.

Dalam sebuah kasus berita yang disiarkan oleh Liputan 6 SCTV, seorang

bocah berusia 12 tahun dilaporkan menghabiskan uang ibunya hingga

7.000 poundsterling atau sekitar Rp 135 juta hanya untuk bermain game

Clash of Clans melalui perangkat genggamnya dan sang ibu terpaksa

menjual mobilnya untuk menutupi hutang. Nasib hal serupa juga menimpa

seorang anak asal Ilfracombe, Inggris yang kecanduan game Xbox hingga

menghabiskan hampir 3.000 poundsterling atau sekitar Rp 58 juta hanya

11 http://tekno.liputan6.com/read/2059109/ngegame-3-hari-non-stop-xiao-qiang-pendarahan-otak. Di akses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.

9

Page 10: Adiksi Game Online

untuk sebuah game, dan sang anak menggunakan kartu kredit keluarga

untuk membayar game online yang dimainkannya.12

tindak kriminal

Contohnya saja kasus pasangan muda yang belum menikah tetapi sudah

mempunyai dua anak, rela menjual anaknya ke sindikat perdagangan anak

karena sang ayah kecanduan membeli item perangkat dalam game online.

Contoh lainnya yakni seorang ayah muda yang rela menghabisi nyawa

anaknya yang baru berusia 5 minggu karena sang bayi tak berhenti

menangis ketika ia bermain game online Assassin's Creed 3.13 Selain itu di

Florida seorang ayah tega membekap anaknya yang masih berusia 16

bulan demi memuaskan hasratnya dalam bermain video game. Saat itu

sang ayah merasa frustasi karena ia merasa terganggu oleh tangisan

bayinya yang keras ketika ia tengah asik bermain online game di Xbox.14

Menurut Theresia Lumban Gaol dalam skripsinya tentang Hubungan Kecanduan

Game Online dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas Teknik

Universitas Indonesia hal 14, pengaruh kecanduan game online berdampak pada:

psikis

Yakni apabila game yang dimainkan berisi adegan kekerasan, akan

meningkatkan pikiran agresif, perasaan, dan perilaku pada

anak-anak/remaja. Serta mereka akan terus-menerus memikirkan game

online.

sosial

Contohnya renggangnya hubungan remaja dengan keluarga dan teman.

Hal ini disebabkan karena kurangnya waktu berinteraksi dengan

lingkungan. Kecanduan pada game online juga menyebabkan

remaja/anak-anak menjadi bersikap kasar dan agresif karena terpengaruh

dengan permainan yang dimainkan di game online.

12http://tekno.liputan6.com/read/2099277/main-game-clash-of-clans-bocah-habiskan-rp-135-juta . Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.13 http://tekno.liputan6.com/read/2076308/demi-game-pasangan-muda-rela-jual-2-anak. Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.14 http://tekno.liputan6.com/read/2039312/demi-main-game-ayah-bekap-bayi-hingga-tewas. Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.

10

Page 11: Adiksi Game Online

akademis

Remaja yang kecanduaan akan game online akan mengalami penurunan

prestasi. Pikirannya pun akan lebih tertuju pada perkembangan

permainannya dibandingkan dengan perkembangan belajarnya. Selain itu

remaja akan cenderung bolos sekolah karena saat bermain game online dia

tiak mengenal waktu. Atau karena bermain sampai pagi, menyebabkan

siswa malas untuk pergi ke sekolah dan lebih memilih membolos. Selain

itu game online menyebabkan siswa sulit berkonsentrasi saat belajar atau

ujian, sehingga dari segi akademik akan tertinggal.

fisik

Pancaran radiasi komputer yang dapat merusak saraf mata dan otak

remaja. Selain itu kerja jantung, ginjal, dan lambung menurun karena

banyak duduk, kurang minum, dan kurang olahraga. Dampak lainnya

dapat turunnya berat badan, carpal tunnel syndrom, nyeri pinggang dan

kurang tidur akibat kelelahan bermain game online.

C. PERAN PENYULUH DALAM PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN, PEMBERDAYAAN PECANDU/ADIKSI

GAME ONLINE1. Preventif/pencegahan

o Penyuluh dapat memberikan penyuluhan/konseling kepada siswa/anak,

tentang bahayanya game online dan adiksi

o Memberikan diskusi yang berkaitan dengan tanda-tanda seseorang

mulai kecanduan game online, agar dapat segala ditangani

o Mengarahkan siswa/anak untuk dapat memanejemen dirinya sendiri

yakni dengan cara mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.

Seperti ikut kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, ikut kegitan sosial di

masyarakat, dsb

o Mengadakan penyuluhan kepada orang tua untuk memantau aktivitas

anak khususnya dalam penggunaan internet dan game online serta

menerapkan peraturan-peraturan dan hukuman yang berlaku di rumah.

o Mengadakan konseling keluarga model i-CACHO-e. model konseling

ini disarkan pada Identification (identifikasi) untuk mengetahui kondisi

11

Page 12: Adiksi Game Online

awal; Communication (komunikasi); Awarenness (membangun

kesadarn diri); Choice (menentukan/ menguatkan tujuan) dan

evaluation (Evaluasi).15

2. Rehabilitatif/Resos/pemulihan

o Mengadakan dikuski kepada orang tua, agar mulai mengatur jam-jam

bermain (game online) dan setiap beberapa jangka waktu, mengurangi

jam bermainnya. Gunakan sanksi yang tegas apabila melanggar.

o Memberikan support/dukungan dalam kehidupan sosial di dunia nyata,

begitu juga dengan keluarganya juga harus memberikan dukungan

kepada si anak.

3. Represif/penyembuhan

o Mengadakan Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yakni perawatan

yang didasarkan bahwa pikiran menentukan perasaan.16

o Pada anak usia sekolah teknik yang bisa dilakukan adalah family

therapy. Yakni metode Brief Strategic Family Therapy (BSFT) adalah

terapi jangka pendek dan berfokus pada intervensi terapeutik. Teknik

ini berfokus pada beberapa bidang utama yaitu terdiri dari; Mendidik

keluarga tentang bagaimana timbulnya adiksi internet; mengurangi

perilaku menyalahkan bermain game online pada anak; meningkatkan

komunikasi terbuka pada keluarga; mendorong anak untuk

menemukan hobi baru; mengambil waktu liburan lebih lama untuk

anak bersama orang tua; mendengarkan curahan hati perasaan anak.

4. Pemberdayaan

o Mengadakan workshop terhadap masyarakat luas, untuk

memberdayakan anak/remaja di masyarakat untuk pembangunan desa.

15 Suciati. 2013. Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan Bermain Game. Jurnal Bimbingan Konseling. Semarang: Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. hal 135.16 Sanditaria, Fitri, and Mardhiyah. Adiksi Bermain Game Online Pada Anak Usia Sekolah di Warung Internet

Penyedia Game Online Jatinangor Sumedang. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.

pdf. hal 12.

12

Page 13: Adiksi Game Online

D. PENUTUPPengaruh globalisasi dalam kehidupan membawa dampak positif dan dampak

negatif. Salah satu adanya globalisasi yakni game online. Game online

menyuguhkan permainan yang dari segi animasi mempunyai keunggulan. Game

online dapat membawa pengaruh positif dan negatif bagi penggunanya. Salah satu

sisi positif dari penggunaan game online yakni sebagai sarana hiburan dalam

melepas kepenatan/kejenuhan, sebagi tempat ajang kreativitas, dll. Akan tetapi

apabila penggunaan game online dilakukan secara terus menerus, akan berdampak

pada kecanduan/adiksi yang akan menimbulkan dampak negatif. Seperti

menurunnya nilai akademis, meningkatnya kasus kriminal, boros, dll.

Seseorang dapat dikatakan sebagai pecandu game online apabila ia saat

bermain sudah tidak dapat mengontrol hidupnya, dan mengabaikan segala hal.

Seorang pecandu game online akan merasa bahwa hidupnya gelap, hampa apabila

tidak memainkan game. Untuk itu diperlukan kerjasama dari segala pihak untuk

mencegah anak kecanduan game online dengan memperbanyak workshop/diskusi

dengan orang tua dan anak, yakni dengan memberikan pengenalan secara dini

tentang adiksi pada game online. Begitu juga pada fase penyembuhan, segala

pihak harus ikut andil dalam membantu sang pacandu game online agar dapat

lepas dari lingkaran game online seperti dengan memberikan terapi-terapi

padanya. Pada tahap pemulihan sang pecandu harus mendapatkan

support/dukungan dalam menghadapi realita kenyataan, bersosialisasi dan tahap

pemberdayaan

13

Page 14: Adiksi Game Online

DAFTAR PUSTAKA

Soetjipto, Helly P. Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Jurnal

Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Volume 32, No.

2, 74-91.

Christy, Andayani and Karyanta. Perilaku Adiksi Game-Online Ditinjau dari Efikasi

Diri Akademik dan Keterampilan Sosial pada Remaja di Surakarta. Surakarta:

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. pdf

Sanditaria, Fitri, and Mardhiyah. Adiksi Bermain Game Online Pada Anak Usia

Sekolah di Warung Internet Penyedia Game Online Jatinangor Sumedang. Bandung:

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. pdf.

Suciati. 2013. Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan Bermain

Game. Jurnal Bimbingan Konseling. Semarang: Bimbingan Konseling, Program

Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. hal 129.

Theresia Lumban Gaol. Hubungan Kecanduan Game Online dengan Prestasi

Akademik Mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. hal 12-13. Skripsi

tidak diterbitkan.

Santoso, Trecy Whitny dan Suharso, DYP Sugiharto. Perilaku Kecanduan Permainan

Internet dan Faktor Penyebabnya pada Siswa Kelas VIII. Indonesian Journal of

Guidance and Counseling: Theory and Application. Semarang: Jurusan Bimbingan

dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

http://tekno.liputan6.com/read/2059109/ngegame-3-hari-non-stop-xiao-qiang-

pendarahan-otak. Di akses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.

http://tekno.liputan6.com/read/2099277/main-game-clash-of-clans-bocah-habiskan-

rp-135-juta. Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.

http://tekno.liputan6.com/read/2076308/demi-game-pasangan-muda-rela-jual-2-anak .

Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.

http://tekno.liputan6.com/read/2039312/demi-main-game-ayah-bekap-bayi-hingga-

tewas. Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.

14