ade rahardja plt. deputy inda kpk jakarta, 4 maret 2010

21
EFISIENSI DALAM PENGADAAN EFISIENSI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH : BARANG/JASA PEMERINTAH : PERSPEKTIF PENCEGAHAN KORUPSI PERSPEKTIF PENCEGAHAN KORUPSI Disampaikan Pada Disampaikan Pada One Day Workshop Procurement Efficiency One Day Workshop Procurement Efficiency Perusahaan Listrik Negara (PLN) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

Upload: edythe

Post on 01-Feb-2016

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010. EFISIENSI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH : PERSPEKTIF PENCEGAHAN KORUPSI Disampaikan Pada One Day Workshop Procurement Efficiency Perusahaan Listrik Negara (PLN). PENGERTIAN KORUPSI. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

EFISIENSI DALAM PENGADAAN EFISIENSI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH :BARANG/JASA PEMERINTAH :

PERSPEKTIF PENCEGAHAN KORUPSI PERSPEKTIF PENCEGAHAN KORUPSI

Disampaikan Pada Disampaikan Pada One Day Workshop Procurement Efficiency One Day Workshop Procurement Efficiency

Perusahaan Listrik Negara (PLN)Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Ade RahardjaPlt. Deputy INDA KPKJakarta, 4 Maret 2010

Page 2: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

PENGERTIAN KORUPSIPENGERTIAN KORUPSI• Arti harfiah adalah kebusukan, keburukan,

kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.

• Menurut perspektif hukum, definisi korupsi dijelaskan dalam 13 Pasal (UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001) merumuskan 30 bentuk/jenis tindak pidana korupsi, yang dikelompokkan sbb.:1. Kerugian keuangan negara2. Suap-menyuap3. Penggelapan dalam jabatan4. Pemerasan5. Perbuatan curang6. Benturan kepentingan dalam pengadaan7. Gratifikasi

Page 3: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

3

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (ps. 1 butir 3)(ps. 1 butir 3)adalahadalah

serangkaian tindakan untuk serangkaian tindakan untuk mencegahmencegah dandan memberantasmemberantas TPK TPK melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-

penyidikan-penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan penyidikan-penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan dengan peran serta masyarakat.peran serta masyarakat.

Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan

bebas dari pengaruh kekuasaan manapun (pasal 3)

Koordinasi(Pasal 7)

TUGAS KPK

Supervisi(Pasal 8)

Penyelidikan, Penyidikan & Penuntutan(Pasal 11)

Pencegahan(Pasal 13)

Monitoring(Pasal 14)

1. networking counterpartner

2. tidak memonopoli tugas dan wewenang lid-dik-tut;

3. trigger mechanism

Page 4: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

JENIS PERKARA TPKJENIS PERKARA TPK

Page 5: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

2. Pembentukan Panitia lelang

1. Perencanaan Pengadaan

3. Prakualifikasi Perusahaan

4.Penyusunan Dokumen Lelang

5. Pengumuman

Lelang

6.Pengambilan dokumen lelang

7.Harga perkiraan sendiri8.

Penjelasan (aanwijzing)

9.Penyerahan Penawaran Harga dan Pembukaan

Penawaran

10. Evaluasi Penawaran

11. Pengumuman

Harga Penawaran

12.Sanggahan Perserta

13.Pengumuman Pemenang

Lelang

14.Penandatangan Kontrak

15.Penyerahan Barang/Jasa

15 TAHAPAN PENGADAAN BARANG

DAN JASA PEMERINTAH

Page 6: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

MODUS PENYIMPANGAN PBJ MODUS PENYIMPANGAN PBJ PERSPEKTIF UU TIPIKORPERSPEKTIF UU TIPIKOR

Page 7: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

MODUS PENYIMPANGAN PBJ MODUS PENYIMPANGAN PBJ PERSPEKTIF UU TIPIKORPERSPEKTIF UU TIPIKOR

Page 8: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PBJKONFLIK KEPENTINGAN DALAM PBJ

Konflik Kepentingan : Situasi dimana seorang PN yang mendapatkan kekuasaan dan kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan memiliki atau diduga memiliki kepentingan pribadi atas setiap penggunaan wewenang yang dimilikinya sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja yang seharusnya.

Faktor Penyebab Konflik Kepentingan :1. Kekuasaan dan kewenangan PN2. Perangkapan jabatan3. Hubungan afiliasi4. Gratifikasi5. Kelemahan sistem organisasi6. Kepentingan pribadi

Page 9: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

Konflik kepentingan sangat berpotensi terjadi dalam PBJ, antara lain sebagai berikut :

1. PN (panitia PBJ) melakukan diskresi kewenangan yang dimilikinya

2. PN (panitia PBJ) mempunyai hubungan afiliasi dengan rekanan

3. PN (panitian PBJ) menerima gratifikasi dari rekanan/pihak-pihak yang berkepentingan

TINDAK PIDANA KORUSPI

KONFLIK KEPENTINGAN DALAM PBJKONFLIK KEPENTINGAN DALAM PBJ

Page 10: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

INDIKASI KEBOCORANINDIKASI KEBOCORAN

• Banyaknya proyek pemerintah yang tidak tepat waktu, tidak tepat sasaran, tidak tepat kualitas dan tidak efisien;

• Banyaknya alat yang dibeli tidak bisa dipakai;

• Pengadaan barang/jasa tidak sungguh dibutuhkan karena direncanakan bukan berdasarkan kebutuhan yang nyata;

• Ambruknya bangunan gedung dan pendeknya umur konstruksi (masa pakainya hanya mencapai 30-40 %);

• Sejumlah persen komisi (fee) yang harus disetor oleh Kontraktor, Panitia Pengadaan dan PPK (Pimpro) kepada atasan, dengan dalih untuk belanja organisasi;

• Perbedaan HPS barang sejenis yang cukup menyolok antara satu instansi dengan instansi lain

Page 11: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

• Kebocoran dana pengadaan barang/jasa pemerintah dapat mencapai 30-50% (Prof. Sumitro Djojohadikusumo).

• Laporan Bank Dunia (Country Procurement Assesment Report) bahwa kebocoran dalam pengadaan barang/jasa pemerintah berkisar antara 10-50 persen, terutama di sektor konstruksi.

• Tahun 2005 sampai 2009, KPK menangani 44 perkara yang menunjukkan adanya kerugian negara melalui proses pengadaan barang dan jasa sebesar Rp 689,195 M atau rata-rata sekitar 35% dari total nilai proyek

INEFISIENSI PBJINEFISIENSI PBJ

Page 12: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

PERKARA TPK TERKAIT PLN PERKARA TPK TERKAIT PLN

1. Perkara TPK atas nama terdakwa HARIADI SADONO sehubungan dengan Pengadaan Outsourcing Pengelolaan Sistem Manajemen Pelanggan (Customer Management System) berbasis Teknologi Informasi pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Tahun 2004 - 2008 (tahap persidangan);

2. Perkara TPK atas nama terdakwa R. SALEH ABDUL MALIK, ACHMAD FATHONY ZAKARIA dan ARTHUR PELUPESSY yaitu orang yang bersama-sama atau turut serta pada perkara TPK dalam pengadaan Outsourcing Pengelolaan Sistem Manajemen Pelanggan (Customer Management System) berbasis teknologi Informasi pada PT PLN (Persero) distribusi Jawa Timur Tahun 2004 – 2008 (tahap persidangan).

Page 13: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

GAP PENGADAAN TRAVO PLN JAWA-BALIGAP PENGADAAN TRAVO PLN JAWA-BALITAHUN 2008TAHUN 2008

Gap Pengadaan Travo PLN 2008(Selisih Harga Kontrak – Harga Agen)

N0Nomor Kontrak

1 001.PJ / 611/ RJ TB/ 2008 tanggal 11-02-2008 4,431,914,300 31%

2 003.PJ / 611/ RJ TB/ 2008 tanggal 11-04-2008 1,589,500,000 24%

3 003.PJ / 611/ RJ TB/ 2008 tanggal 19-02-2008 3,575,055,000 42%

4 009.PJ / 611/ RJ TB/ 2008 tanggal 26-02-2008 3,592,600,000 42%

5 011.PJ / 611/ RJ TB/ 2008 tanggal 26-02-2008 2,241,948,803 31%

6 012.PJ / 611/ RJ TB/ 2008 tanggal 27-02-2008 2,274,360,000 31%

7 15.PJ / 611/ RJ TD/ 2008 tanggal 27-06-2008 911,994,600 11%

8 045.PJ / 611/ RJ TB/ 2008 tanggal 19-12-2008 2,181,300,000 30%

9 048.PJ / 610/ RJ BR/ 2008 tanggal 23-06-2008 775,500,000 14%

10 140.PJ / 611/ P3B/ 2008 tanggal 22-07-2008 17,488,417,650 41%

Total 39,062,590,353Rata – rata 3,906,259,035 34%

Selisih Harga Kontrak-

Harga Agen (Rp)

%Selisih

Harga

Sumber : diolah KPK

Page 14: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

UPAYA PENCEGAHAN TPKUPAYA PENCEGAHAN TPK

Sistem yang diharapkan mampu:• Mewujudkan efisiensi;• Menghilangkan/meminimalkan KKN;• Mewujudkan persaingan sehat yang dapat

mendorong daya saing bangsa.

Upaya Pencegahan dilakukan melalui:• Perbaikan/penyempurnaan aturan Perundang-

undangan (Regulatory Framework);• Perbaikan sistem dan kelembagaan;• Peningkatan kualitas/kapasitas SDM.

Page 15: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

Mengembangkan sistem e-procurement • Single windows for public procurement (membuka

kesempatan seluas-luasnya)

• Online transaction (meminimalisasi human error)

• Layanan tanya jawab/pemberian informasi secara online (menghindari tatap muka)

Penyusunan standard operational procedure (SOP)

• Alur/prosedur yang sederhana/ringkas

• Penetapan jangka waktu yang jelas

• Informasi biaya resmi (tidak ada biaya tambahan)

• Pihak yang dihubungi tersedia

UPAYA PENCEGAHAN TPKUPAYA PENCEGAHAN TPK

Page 16: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

Penyusunan kode etik yang bersifat “khusus” untuk petugas PBJ

• Petugas tidak memiliki afiliasi secara langsung/tidak langsung dengan peserta tender

• Tidak bertemu/membahas proses tender dengan peserta tender di luar pertemuan yang telah ditetapkan/pertemuan resmi

• Petugas tidak boleh menerima pemberian apapun dari peserta tender

Mekanisme pengawasan internal Penggunaan whistle blower

Pengawasan oleh masyarakat Pengaduan online oleh masyarakat (bagian dari

sistem e-proc) terkait perilaku petugas dan jejak rekam calon pemenang

UPAYA PENCEGAHAN TPKUPAYA PENCEGAHAN TPK

Page 17: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

PASAL 2 UU NO. 31 TAHUN 1999PASAL 2 UU NO. 31 TAHUN 1999

Setiap orang :- Pejabat PLN, Panitia Lelang, dll

Secara melawan hukum - Melanggar ketentuan Keppres No. 80 Tahun 2003 - Melanggar ketentuan peraturan PLN yang berlaku

Perbuatan memperkaya - Diri sendiri :

Tidak boleh menerima pemberian/janji yang berhubungan dengan pengadaan

- Orang lain/korporasi : membuat HPS tidak benar

Page 18: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

Setiap orang :– Pejabat PLN, Panitia Lelang, dll

Dengan tujuan menguntungkan – Diri sendiri :

Tidak boleh menerima pemberian/janji yang berhubungan dengan pengadaan

– Orang lain/korporasi : Membuat HPS tidak benar

Menyalahgunakan wewenang, kesempatan, atau sarana karena jabatan atau kedudukan

Melakukan perbuatan di luar kewenangan yang ada padanya

PASAL 3 UU NO. 31 TAHUN 1999PASAL 3 UU NO. 31 TAHUN 1999

Page 19: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

EFISIENSI PENGADAAN TA 2010EFISIENSI PENGADAAN TA 2010

• Evaluasi anggaran dan perencanaan pengadaan tahun 2010• Membentuk tim evaluasi harga

satuan • Pengawasan dalam proses

pengadaan• Membentuk Tim Evaluasi kualitas

barang

Page 20: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010

• TELP : 021 – 2557 8389 • FAX : 021 – 5289 2454• SMS : 08558.575.575• PO BOX : 575 Jakarta 10120• SURAT : Jl. HR Rasuna Said Kav. C-1

Jakarta 12920• EMAIL : [email protected]

[email protected]

www.kpk.go.id

Page 21: Ade Rahardja Plt. Deputy INDA KPK Jakarta, 4 Maret 2010