ada beberapa tanda bahaya kehamilan diantaranya

Upload: adithea-geovandi

Post on 06-Jul-2015

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ada beberapa tanda bahaya kehamilan diantaranya : 1. 2. 3. 4. Perdarahan dari jalan lahir Nyeri kepala yang sangat hebat Gangguan pada penglihatan Nyeri perut yang sangat hebat

Selain itu ada 18 hal yang harus diwaspadai dan sebaiknya bagi yang mengandung mempunyai beberapa faktor di bawah diharuskan melahirkan di rumah sakit (bukan di bidan) yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pernah di operasi seksio sesaria (operasi caesar). Perdarahan dari jalan lahir selain lendir bercampur darah. Persalinan kurang dari 37 minggu (kurang bulan) Ketuban pecah disertai dengan keluar mekonial kental (cairan warna keruh) Ketuban pecah disertai tidak terasa gerakan janin Ketuban telah pecah lebih dari 24 jam atau ketuban pecah pada kemanilan kurang bulan. Ada tanda gejala infeksi : Suhu tubuh tinggi, menggigil, nyeri perut dan cairan ketuban yang berbau. 8. Tekanan darah lebih dari 160/110. 9. Tinggi fundus 41 cm atau lebih kehamilan kembar. 10. Ada tanda gerakan janin berkurang ( kurang lebih 10 gerakan dalam 1 hari). 11. Kepala janin belum masuk panggul pada masa persalinan. 12. Letakk sungsang, lintang/malang. 13. Bagian terendah bukan kepala saja, tapi ada bagian lain misalnya tangan/lengan. 14. Tali pusat keluar sebelum bayi lahir. 15. Adanya perasaan syok. 16. Mempunyai anemia. 17. Sakit Kuning (hepatitis) 18. Kehamilan kembar Jika mendapati bahaya seperti segera pergi kerumah sakit terdekat, dan bidan Anda pun pasti sudah bisa memprediksi akan hal ini, Bidanku.com (Tanda bahaya kehamilan) Your browser does not support iframes. Artikel lainnya di : Kesehatan Ibu

Konsep Tanda-Tanda Bahaya KEHAMILANPosted on April 5, 2009 by ayurai Konsep Tanda-Tanda Bahaya 2.3.3.1 Pengertian Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam

keadaan bahaya. 2.3.3.2 Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan 1. Sakit kepala yang hebat 2. Masalah penglihatan 3. Bengkak pada muka dan tangan 4. Nyeri abdomen yanga hebat 5. Gerakan janin berkurang 6. Perdarahan pervaginam

2.3.3.3 Pengertian dari 6 tanda bahaya 1. Sakit kepala yang hebat Sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. 2. Masalah penglihatan Perubahan visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak.

3. Bengkak pada muka dan tangan Masalah serius jika pada muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah istirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. 4. Nyeri abdomen yang hebat Masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,menetap dan tidak hilang setelah istirahat. 5. Gerakan janin berkurang Gerakan janin sudah dirasakan oleh ibu pada kehamilan 10 minggu.Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam.gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. 6. Perdarahan pervaginam Perdarahan dari vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa awal sekali

kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spooting disekitar waktu pertama terlambat haid. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini nirmal terjadi. Pada waktu yang lain kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari serviks yang rapuh (erosi). Perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu disertai nyeri.

2.3.3.4 Gejala 6 tanda bahaya 1. Sakit kepala yang hebat Ibu akan menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. 2. Masalah penglihatan Perubahan visual misalnya pandangan kabur atau berbayang dan ibu akan sakit kepala yang

hebat dan mungkin merupakan suatu tanda pre eklamsia. 3. Bengkak pada muka dan tangan Merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia. 4. Bengkak pada muka dan tangan Anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia.

5. Gerakan janin berkurang Ibu merasa tidak ada gerakan janin dan detak jantung janin tidak ada. 6. Perdarahan pervaginam Merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri (Buku Panduan Maternal Neonatal, 2002).

Pustaka Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Pusdiknakes. Jakarta. Difiori, Judi. 2004. Pregnancy Fitness. Prestasi Pustaka Raya.Jakarta. Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.

Tanda-tanda1. 2. 3. 4. 5. 6.

bahayakepala atau muka perut

kehamilanpervaginam hebat penglihatan kabur dan tangan hebat

Perdarahan Sakit Gangguan penglihatan Bengkak pada Nyeri Gerakan janin berkurang

Perdarahan pervaginam ??? a. Perdarahan kehamilan kurang dari 20 minggu

Abortus Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram. Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen, rasa mulas atau rasa nyeri. Terkadang disertai syok. Kehamilan ektopik Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium atau di luar rahim Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua dan umumnya sedikit, nyeri perut, uterus terasa lembek. Molahydatidos (Hamil Anggur)

Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hidrofik. Tanda-tandanya : perdarahan berulang, berwarna coklat, nyeri perut, TFU lebih besar dari usia kehamilan, tidak teraba bagian janin, tidak terdengar DJJ janin

b.

Perdarahan

kehamilan

lebih

dari

20

mingguPrevia

Plasenta

Plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada SBR sehingga dapat menutup sebagian/ seluruh permukaan jalan lahir. Tanda-tandanya : perdarahan vaginam tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang, darah bersifat merah segar. Perdarahan yang banyak akan tampak anemi dan sampai syok. Biasanya bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul, ada kelainan letak Solusio Plasenta Lepasnya plasenta sebelum bayi lahir. Tanda-tandanya : perdarahan disertai nyeri tekan uterus,warna darah kehitamhitaman

Sakit kepala hebat, Bengkak pada muka dan tangan, Penglihatan kabur???

Dapat diduga preeklampsi, namun perlu adanya pemeriksaan tekanan darah dan proteinuria yang positif. Preeklampsi dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi. Preeklampsi ringan bila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dan preeklampsi berat bila tekanan darah lebih dari atau sam dengan 160/110 mmHg

Nyeri

Kejadian perdarahan kehamilan sangat sering diikuti adanya nyeri perut yang hebat. Sehingga dapat membahayakan ibu dan janin.

Perut

Hebat

Bayi kurang bergerak seperti

biasanya???Bila bayi kurang bergerak seperti biasanya menunjukan kondisi yang membahayakan janin ( asfiksia )

Ada

Tanda-Tanda

Bahaya

Kehamilan

???

Segera periksakan ke bidan atau petugas kesehatan.

. Panggul terdiri atas 1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang 2. Bagian yang lunak dibentuk oleh otot otot dan ligamentum B. Bagian Keras Panggul Tulang panggul terdiri atas empat tulang : 1. 2 tulang pangkal paha (ossa coxae) 2. 1 tulang kelangkang (os sacrum) 3. 1 tulang tungging (os coccygis) C. Tulang pangkal paha (ossa coxae) terdiri dari a. Tulang usus (os ilium) 1. Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang dari panggul. 2. Bagian atas merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut crista iliaca. 3. Ujung depan maupun belakang dari crista iliaca menonjol disebut spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior superior. 4. Sedikit dibawah spina iliaca anterior superior terdapat tonjolan tulang lagi ialah spina iliaca anterior inferior, sedangkan sebelah bawah spina iliaca posterior superior terdapat spina iliaca posterior inferior. 5. Dibawah spina iliaca posterior inferior terdapat tekik (lekuk) yang disebut incisura ischiadica mayor.

6. Pada os ilium terdapat lajur ialah linea innominata (linea terminalis) yang menjadi batas antara panggul besar dan panggul kecil. b. Tulang duduk (os ischium) 1. Terdapat sebelah bawah dari tulang usus 2. Pinggir belakang berduri disebut Spina Ischiadica 3. Dibawah spina ischiadica terdapat incisura ischiadica minor. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk dan disebut tuber ischiadicum. c. Tulang kemaluan (os pubis) 1. Terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus. Dengan tulang duduk, tulang ini membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul yang disebut foramen obturatorium. 2. Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut rasmus superior ossis pubis. 3. Sedangkan yang berhubungan dengan tulang duduk disebut rasmus inferior ossis pubis. 4. Rasmus inferior kiri dan kanan membentuk arcus pubis. D. Tulang kelangkang (os sacrum) 1. Berbentuk segitiga 2. Melebar diatas dan meruncing kebawah 3. Terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha 4. Terdiri dari 5 ruas tulang bersenyawa 5. Permukaan depannya cekung dari atas kebawah maupun dari samping ke samping 6. Kiri dan kanan dari garis tengah nampak lima buah lobang disebut foramina sacralia anteriora. 7. Lubang ini dilalui urat urat syaraf yang akan membentuk flexus dan pembuluh darah kecil 8. Flexus sacralis ini melayani tungkai, oleh karena itu kadang-kadang penderita merasa nyeri atau kejang di kaki, kalau flexus sacralis ini tertekan pada waktu kepala turun ke dalam rongga panggul. 9. Permukaan belakang tulang kelangkang gembung dan kasar. Di garis tengahnya terdapat deretan duri disebut crista sacralis 10. Ke atas tulang kelangkang berhubungan dengan ruas ke 5 tulang pinggang 11. Bagian atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol ke depan disebut promontorium. E. Tulang tungging (os coxigis) 1. Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu 2. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar

F. Ruang Panggul (Pelvis Cavity) (1) Pelvis major (false pelvis) (2) Pelvis minor (true pelvis) Pevis major terletak di atas linea terminalis yang di bawah disebut pelvis minor. G. Pintu Panggul (1) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis. (2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet (3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet (4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet. H. Inklinasi panggul / miring panggul yaitu sudut antara pintu atas panggul dengan bidang sejajar tanah, pada wanita yang berdiri sudut ini 55 derajad. I. Menentukan ukuran panggul Ukuran panggul dapat ditentukan secara: 1. Klinik (pelvimetri klinik) 2. Rontgen pelvimetri 1. Pelvimetri Klinik Pintu atas panggul Ukuran terpenting dari pintu atas panggul adalah konjugata vera yang dapat diukur secara tidak langsung yaitu dengan mengukur konjugata diagonalis dengan pemeriksaan dalam: 1,5 2 cm (CV = CD 1,5) Pada panggul yang normal promontorium tidak dapat diraba dengan pemeriksaan dalam karena konjugata diagonalis cukup panjang. Sedangkan pada panggul yang sempit promotorium dapat diraba. Pintu atas panggul dianggap normal bila: a. CD > 11,5 cm b. Multigravida dengan riwayat obstetric yang baik c. Pada primigravida setelah kehamilan 36 minggu, kepala sudah masuk pintu atas panggul Ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul 1. Pemeriksaan luar: Leopold IV divergen 2. Pemeriksaan dalam: Jarak bidang pintu atas panggul sampai spina iskhiadika adalah 5 cm, jarak bidang biparietal adalah 3-4 cm. Maka jika bagian terendah kepala sudah mencapai spina

iskhiadika atau lebih rendah, berarti ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul. J. Ukuran ukuran panggul Ukuran-ukuran luar tak dapat dipergunakan untuk penilaian,apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat memberikan petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit. Ukuran luar yang terpenting ialah: 1. Distantia spinarum : Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind. 23, Er. 26), kurang lebih 24 26 cm 2. Distantia cristarum : Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kira (Ind. 26, Er. 29), kurang lebih 28 30 cm. 3. Conjugata externa (Baudeloque) : Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Ind. 18, Er. 20), 18 cm. 4. Ukuran lingkar panggul : Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat tempat yang sama di pihak yang lain (Ind. 80, Er. 90), kurang lebih 10,5 cm. Ukuran dalam panggul : Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis 1. konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm 2. konjugata transversa 12-13 cm 3. konjugata obliqua 13 cm 4. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium K. Jenis Panggul Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul : (1) Ginekoid : paling ideal, panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat : 45% (2) Android : panggul pria, PAP segitiga, diameter transversa dekat dengan sacrum. segitiga : 15% (3) Antropoid : agak lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. (4) Platipeloid : picak, diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior, menyempit arah muka belakang : 5%

L. Perbedaan bentuk panggul pria dan wanita 1. Pada wanita, dinding pelvis spurium dangkal, SIAS menghadap ke ventral. Pada pria, dinding pelvis spurium tajam / curam, SIAS menghadap ke medial. 2. Pada wanita, apertura pelvis superior berbentuk oval. Pada pria, apertura pelvis superior berbentuk heart-shaped, lengkung, dengan promontorium os sacrum menonjol ke anterior. 3. Pada wanita, pelvis verum merupakan segmen pendek suatu kerucut panjang. Pada pria, pelvis verum merupakan segmen panjang suatu kerucut pendek. 4. Pada wanita, ukuran-ukuran diameter rongga panggul lebih besar (perbedaan sampai sebesar 0.5-1.5 cm) dibandingkan ukuran-ukuran diameter rongga panggul pria. 5. Pada wanita, apertura pelvis inferior berbentuk bundar, diameter lebih besar. Pada pria, apertura pelvis inferior berbentuk lonjong dan kecil. 6. Pada wanita, angulus subpubicus adalah sudut lebar / besar. Pada pria, angulus subpubicus merupakan sudut tajam / kecil. M. Sumbu Panggul Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus) Bidang-bidang : (1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium (2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis. (3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri. (4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis N. Bagian Lunak Panggul Terdiri atas otot, ligamentum dan fascia, yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah (dasar panggul) 1. Lapisan luar. M.sfingter ani ekternus, yang mengelilingi anus. M. Bulbokavernosus, yang mengelilingi vulva. M. Transversus parinea suferfisialis. 2. Lapisan tengah M. Transversus parinea profundus. M. Stingfer uretra. 3. Lapisan dalam (diafragma pelvis) M. Pubokoksigeus. M. Iliokoksigeus. M. Koksigeus.

Anatomi Jalan Lahir Jalan lahir dibagi menjadi bagian keras dan bagian lunak. Bagian keras terdiri dari tulang-tulanng panggul dan sendi. Sedang bagian lunak meliputi otot-otot, jaringan, dan ligamen. Tulang-tulang panggul terdiri atas os coxae (os ilium, os ischium, os pubis), os sacrum, dan os coxygeus. Antara os ilium dengan os sacrum terbentuk persendian articulatio sacroiliacum. Antara os sacrum dengan os coxygeus terbentuk persendian articulatio sacrocoxygeus. Simfisis pubis adalah persendian yang dibentuk oleh dua os pubis yang saling bertemu. Di luar kehamilan pergerakan sendi sangat sedikit. Saat kehamilan terjadi sedikit perenggangan. Pelvis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pelvis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor terletak di sebelah cranial dari aditus pelvis (di atas linea terminalis). Pelvis minor disebut pula sebagai pelvis sejati karena dindingnya dibentuk oleh tulang yang lebih sempurna, terletak di sebelah caudal aditus pelvis (di bawah linea terminalis). Bentuk pelvis minor berupa saluran dengan sumbu melengkung ke depan (sumbu Carus). Bidang atas berbentuk bulat dibatasi pintu atas panggul (pelvic inlet). Bidang bawah dibatasi pintu bawah panggul (pelvic outlet) dan di antara kedua bidang terdapat pelvic cavity. Pintu atas panggul berbentuk bulat oval, dengan dibatasi oleh promontorium, sakrum, linea inominata, ramus superior ossis pubis, dan tepi atas simfisis. Ada 3 ukuran penting yang melibatkan pintu atas panggul, yaitu conjugata vera anatomica, conjugata vera obstretica, diameter transversa, dan diameter obliqua. Conjugata vera anatomica diukur dari promontorium ke tepi atas simfisis ossis pubis, panjang normal rata-rata 11 cm. Conjugata vera obstretica diukur dari promontorium ke tempat yang paling menonjol dari facies posterior simfisis ossis pubis, panjang rata-rata 10,5 cm. Diameter transversa adalah jarak terjauh yang ditarik pada linea terminalis antara dua titik yang sama, panjang rata-rata 13,5 cm. Diameter obliqua diukur dari articulatio sacroiliaca ke pecten ossis pubis sisi yang berlawanan, panjang rata-rata 12,5 cm. Bidang tengah panggul adalah bidang dengan ukuran terkecil, terletak setinggi pinggir bawah simfisis, spina iskiadika kiri-kanan dan memotong sakrum sekitar 1-2 cm di atas ujung sakrum. Sulit pengukuran secara klinik. Kesempitan pintu bawah panggul biasanya disertai kesempitan mid-pelvic. Pintu bawah panggul terdiri atas 2 bidang segitiga dengan dasar garis yang menghubungkan kedua tuber iskiadikum kiri-kanan, dan puncak segitiga: ujung os sakrum, sisi : lig. sakrotuberosum. Segitiga depan : dibatasi oleh arkus pubis. Terdapat 3 ukuran, yaitu : conjugata diagonalis, conjugata recta, dan diameter transversa. Conjugata diagonalis diukur dengan vaginal toucher dari tepi bawah simfisis ke promontorium, panjang rata-rata 12-12,5 cm. Conjugata recta membentang dari tepi bawah simfisis samapai ujung os coxygeus, panjang 911,5 cm. Diameter transversa adalah jarak antara kedua tepi dorsal tuber ischiadicum, panjang rata-rata 11 cm. Bidang hodge adalah bidang khayalan dalam panggul untuk menentukan berapa jauh bagian terendah janin turun ke dalam rongga panggul. Empat bidang Hodge sejajar satu sama lain : H I :

sama dengan PAP, H II : melalui pinggir bawah simfisis, H III : melalui spina iskiadika, H IV : melalui ujung os koksigis (dasar panggul). Bagian lunak jalan lahir terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah. Yang membentuk dasar panggul : diafragma pelvis,pars muskularis (m. levator ani), dan pars membranacea (Budianto, 2005; . Fisiologi Persalinan Pada sebagian besar masa kehamilan, uterus mengalami episode periodik kontraksi lemah dan lambat yang disebut kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi ini secara progresif semakin kuat menjelang akhir kehamilan, kemudian kontraksi ini berubah secara tiba-tiba, dalam beberapa jam, menjadi kontraksi yang sangat kuat sehingga mulai meregangkan serviks dan selanjutnya mendorong bayi melalui jalan lahir, dengan demikian menyebabkan persalinan. Kontraksi persalinan mengikuti semua prinsip umpan balik positif. Sekali kekuatan kontraksi menjadi lebih besar dari nilai kritisnya, setiap kontraksi akan menyebabkan kontraksi berikutnya menjadi semakin kuat sampai efek maksimum tercapai. Ada dua jenis umpan balik positif yang diketahui meningkatkan kontraksi uterus selama persalinan. Regangan serviks membuat seluruh korpus uteri berkontraksi, dan kontraksi ini lebih meregangkan serviks karena dorongan kepala bayi ke arah bawah. Regangan serviks juga menyebabkan kelenjar hipofisis mensekresikan oksitosin yang merupakan cara lain untuk meningkatkan kontraksi uterus (Guyton, 1997). Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi di hipotalamus dan diangkut lewat aliran aksoplasmik ke hipofisis posterior yang jika mendapatkan stimulasi yang tepat hormon ini akan dilepas kedalam darah. Impuls neural yang terbentuk dari perangsangan papilla mammae merupakan stimulus primer bagi pelepasan oksitosin sedangkan distensi vagina dan uterus merupakan stimulus sekunder. Estrogen akan merangsang produksi oksitosin sedangkan progesterone sebaliknya akan menghambat produksi oksitosin. Selain di hipotalamus, oksitosin juga disintesis di kelenjar gonad, plasenta dan uterus mulai sejak kehamilan 32 minggu dan seterusnya. Konsentrasi oksitosin dan juga aktivitas uterus akan meningkat pada malam hari. Mekanisme kerja dari oksitosin belum diketahui pasti, hormon ini akan menyebabkan kontraksi otot polos uterus sehingga digunakan dalam dosis farmakologik untuk menginduksi persalinan. Sebelum bayi lahir pada proses persalinan yang timbul spontan ternyata rahim sangat peka terhadap oksitosin. Didalam uterus terdapat reseptor oksitosin 100 kali lebih banyak pada kehamilan aterm dibandingkan dengan kehamilan awal. Jumlah estrogen yang meningkat pada kehamilan aterm dapat memperbesar jumlah reseptor oksitosin. Begitu proses persalinan dimulai serviks akan berdilatasi sehinga memulai refleks neural yang menstimulasi pelepasan oksitosin dan kontraksi uterus selanjutnya. Faktor mekanik seperti jumlah regangan atau gaya yang terjadi pada otot, mungkin merupakan hal penting (Azrianti, 2009). Persalinan Normal Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, dengan presentasi belakang kepala, terdapat keseimbangan antara

diameter kepala bayi dan panggul ibu, lahir spontan dengan tenaga ibu sendiri dan proses kelahiran berlangsung dalam kurang lebih 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. Sebagian besar persalinan adalah persalinan normal, hanya 12-15% merupakan persalinan patologis (Abkar, 2009). Persalinan imatur adalah persalinan saat kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin antara 5001000 gr. Persalinan prematur adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin antara 1000-2500 gr. Gejala dan Tanda Persalinan 1. Keluarnya cairan lendir bercampur darah (bloody show) melalui vagina. 2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) 3. Penipisan dan pembukaan serviks. Fase-Fase Persalinan Proses persalinan dibagi menjadi 4 kala : 1. Kala I Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I dibagi menjadi fase laten dan fase aktif. Fase laten berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm, berlangsung sekitar 8 jam. Fase aktif : pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (10 cm), berlangsung sekitar 6 jam. Kontraksi pada fase aktif dianggap memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selam 40 detik. Kecepatan pembukaan serviks rata-rata 1 cm per jam (nulipara) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm perjam (multipara). Fase aktif terbagi atas : fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm. Selama persalinan berlangsung dilakukan pemantauan kondisi ibu dan janin. Hasil pemantauan dicatat dalam partograf. Hal-hal yang perlu dipantau : kemajuan persalinan, keadaan ibu, dan keadaan janin. His dikontrol tiap 30 menit pada fase aktif, pemeriksaan dalam tiap 4 jam, dan pemeriksaan luar tiap 2 jam. Keadaan ibu meliputi tanda vital, status kandung kemih, dan asupan makan, dikontrol tiap 4 jam. Keadaan janin diperiksa dengan memeriksa DJJ tiap 30 menit (Kampono dan Moegni, 2008). 2. Kala II Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap. Berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering (4-5 kali dalam 10 menit), lebih lama (40-50 detik), sangat kuat. Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2. Peristiwa penting : Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul (di Hodge III). Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik) Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.

Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi). Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam 3. Kala III Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap. Berakhir dengan lahirnya plasenta. Kala III merupakan periode paling kritis untuk mencegah perdarahan postpartum. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri. Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah. Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir. 4. Kala IV Sampai dengan 1 jam postpartum, dilakukan observasi. Sebelum meninggalkan wanita postpartum, harus diperhatikan beberapa hal, yaitu kontraksi uterus harus baik, tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genital lainnya, plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap, kandung kemih harus kosong, luka-luka perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematom, bayi dan ibu dalam keadaan baik. Kelainan pada Kehamilan dan Persalinan Preeklamsia Eklamsia Preeklamsia dan eklamsia merupakan suatu rangkain penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan. Yang dimaksud dengan rangkain penyakit ialah bahwa eklamsia merupakan peningkatan lebih berat dari preeklamsia. Pada dasarnya kedua penyakit tersebut adalah sama. Patofisiologi Penyebab preeklamsia maupun eklamsia belum dapat diketahui dengan pasti. Teori yang sedang dikembangkan saat ini adalah mengenai adanya imunologik maladaptation. Pada preeklamsia berat, tubuh dan organ akan mengalami kelainan patologi anatomi, berupa perdarahan, infark, nekrosis, dan trombosis pembuluh darah kecil. Keadaan ini diyakini akibat adanya vasospasmus arteriola. Akibat dari perubahan tersebut , fungsi organ seperti plasenta, gunjal, hati, otak, mata, paru, dan adrenal akan menurun dan akan mengakibatkan morbiditas bahkan mortalitas ibu dan janin meningkat. Penegakan Diagnosis Kriteria diagnostik pre eklampsia ringan :

1. Desakan darah 140/90 160/110 mmHg; kenaikan darah sistolik 30 mmHg atau lebih dan kenaikan darah diastolik 15 mmHg atau lebih, tidak dimasukkan dalam kriteria diagnostik pre eklampsia tetapi perlu observasi yang cermat. 2. Proteinuria 300 mg/24 jam atau lebih jumlah urin atau dipstick +1 atau lebih. 3. Edema Kriteria diagnostik pre eklampsia berat Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Kriteria diagnostik eklamsia Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia. Penatalaksanaan Perawatan obstetri pasien pre eklampsia ringan : Kehamilan preterm (kurang 37 minggu) Bila desakan darah mencapai normotensif selama perawatan, persalinan ditunggu sampai aterm. Bila desakan darah turun tetapi belum mencapai normotensif selama perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada umur kehamilan 37 minggu atau lebih. Kehamilan aterm (37 minggu atau lebih) Persalinan ditunggu sampai terjadi onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan persalinan pada taksiran tanggal persalinan. Cara persalinan Persalinan dapat dilakukan secara spontan. Bila perlu memperpendek kala II. Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre eklampsia berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi : Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medisinal. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medisinal. Tujuan pengobatan eklamsia : Untuk menghentikan dan mencegah kejang Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi baik preeklamsia maupun eklamsia : 1. Solutio plasenta, lebih sering pada preeklamsia berat. 2. Hipofibrinogenemia 3. Hemolisis, ditandai dengan warna kulit penderita berwarna kuning. 4. Perdarahan otak 5. Kelainan pada mata 6. Edem paru 7. Nekrosis hati 8. Sindrom HELLP 9. Kelainan ginjal 10. Prematuritas, dismatur, kematian janin dalam rahim