ada 3 tahap diagnosis adb
TRANSCRIPT
Ada 3 tahap diagnosis ADB:
• Menentukan adanya anemia dengan mengukur kadar Hb dan Ht
• Memastikan adanya defisiensi besi
• Menentukan penyebab dari defisiensi besi yang terjadi
Pemeriksaan Laboratoriumn ADB
• Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit.
– Hb ↓ ringan-berat.
– MCV,MCHC,MCH ↓
– RDW ↑ Anisositosis ↑
GDT :
– Anemia hipokromik mikrositer
– Anisositosis
– Poikilositosis
– Ring cell, pencil cell, sel target jika terjadi hipokromia dan mikrositosis
ekstrim.
– Leukosit trombosit normal.
– Granulositopenia ringan ADB yang berlangsung lama.
– Eosinofilia ADB karena infeksi cacing tambang.
– Trombositosis ADB dengan episode perdarahan akut.
Konsentrasi besi serum dan TIBC
– Kadar besi serum < 50 ul/dl
– TIBC > 350 ul/dl
– Saturasi transferin < 15%
Kadar feritin serum
feritin serum merupakan indikator cadangan besi yang sangat baik, kecuali pada keadaan
inflamasi dan keganasan tertentu.
– Kadar feritin serum < 20 ul/dl.
Protoporfirin
def. besi sintesis heme terganggu protoporfirin menumpuk pada eritrosit.
– Protoporfirin > 100mg/dl
– Normalnya < 30 mg/dl
Kadar reseptor transferin
Untuk membedakan ADB dgn anemia akibat penyakit kronik.
– ADB < 1,5
– Anemia akiibat penyakit kronik > 1,5
Sumsum tulang
– Hiperplasia normoblastik ringan – sedang dengan normoblas kecil-kecil.
– aspirasi sumsum tulang dengan pewarnaan Prussian-blue cadangan besi negatif
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menentukan penyebab :
– Pemeriksaan feses --) untuk cacing tambang
– Sebaiknya dilakukan pemeriksaan semikuantitatif (Kato-Katz)
– Pemeriksaan darah samar dlm feses, endoskopi, barium intake/barium inloop