acuan promkes nila nasih

24
ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN Definisi menurut bebrapa ahli yaitu * Victoria Health Foundation, 1996 : PROMKES adl Suatu program yg dirancang utk merubah perilaku, organisasi masyarakat & lingkunya. * Green & Ottoson, 1998: Kombinasi berbagai dukungan menyangkut penddkn, organisasi, kebijakan & peraturan perundangan utk perubahan lingkungn & perilaku yg menguntungkan keshtn. * Pusat Promosi Kesehatan : Proses pemberdayaan masyarkat agar mampu memelihara & meningktkan keshtya * Kesimpulan : PROMKES adl Upaya yg dirancang utk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompk, masyrkt shingga berperilaku yg kondusif utk Kesehatan. Etika dlm Promosi Kesehatan Pnting : - Sebagai dasar dlm menentukan langkah dlm mencapai tujuan yg berorientasi pd masyarakat, - Mengetahui masing2 peran baik sebagai tugas keshatan atau masyarakat Langkah-langkah dalam Etik PROMKES A. Analisa Masalah Kesehatan & perilaku : 1. Identifikasi Masalah (4) : a. Latar Belakang Masyarakat 1) Letak Geografis :Iklim, Keadaan tanah, (Bukit, Laut, Gunung), Lokasi. 2) Mata Pencaharian (petani, nelayan, buruh, pekerja

Upload: nilaw39

Post on 21-Feb-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

promkes

TRANSCRIPT

Page 1: Acuan Promkes Nila Nasih

ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN

Definisi menurut bebrapa ahli yaitu

* Victoria Health Foundation, 1996 : PROMKES adl Suatu program yg dirancang utk merubah perilaku, organisasi masyarakat & lingkunya.

* Green & Ottoson, 1998: Kombinasi berbagai dukungan menyangkut penddkn, organisasi, kebijakan & peraturan perundangan utk perubahan lingkungn & perilaku yg menguntungkan keshtn.

* Pusat Promosi Kesehatan : Proses pemberdayaan masyarkat agar mampu memelihara & meningktkan keshtya

* Kesimpulan :

PROMKES adl Upaya yg dirancang utk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompk, masyrkt shingga berperilaku yg kondusif utk Kesehatan.

Etika dlm Promosi Kesehatan Pnting :

- Sebagai dasar dlm menentukan langkah dlm mencapai tujuan yg berorientasi pd masyarakat,

- Mengetahui masing2 peran baik sebagai tugas keshatan atau masyarakat

Langkah-langkah dalam Etik PROMKES

A. Analisa Masalah Kesehatan & perilaku :

1. Identifikasi Masalah (4) :

a. Latar Belakang Masyarakat

1) Letak Geografis :Iklim, Keadaan tanah, (Bukit, Laut, Gunung), Lokasi.

2) Mata Pencaharian (petani, nelayan, buruh, pekerja

3) Karakteristik demografi (Pendidikan, sosbud, sos ekonomi, agama)

4) Perilaku kesehatan masyarakat (Kebiasaan buang air besar, kebiasaan merokok, dll )

b. Status kesehatan Masyarakat dapat dilihat dr Vital Statistik (angka kematian, angka kelahiran, fertilitas & angka kesakitan/ morbiditas baik penyakit infeksi dan non infeksi

c. Sistem layanan kesehatan Masyarakat :

- Ketersediaan SDM Kesehatan

Page 2: Acuan Promkes Nila Nasih

- Sarana Prasarana (Rumah sakit, Puskesmas, balai pengobatan baik negeri maupun swasta

- Keterjangkaun dari jarak tempuh

d. Sistem sosial masyarakat

- Pola partisipasi masyarakat

- Organisasi sosial

- Organisasi Keagamaan

2. Menetapka Masalah dan Perilaku :

a. Langkah-Langkah :

- Tentukan status Perilaku

- Tentukan Pola Pelayanan Kesehatan.

- Tentukan Hub antar status & yan kesh

b. Hal yg perlu dipertimbangkan :

- Beratnya masalah

- Akibat yg ditimbulkan

- Sumber daya yg ada di masyarakat.

c. Sumber Data :

- Dokumen

- Langsung dari masyarakat

- Petugas lapangan

- Tokoh masyarakat formal & informal

d. Cara Pengumpulan Data :

- Key Informan Approach : indepth interview

- Community form approach: Forum diskusi

- Sample Survey Approach: wwcara & Observasi

Page 3: Acuan Promkes Nila Nasih

B. Menetapkan Tujuan

Syarat 7-an dlm Kegiatn PROMKES:

* Jelas

* Realistis

* Dapat diukur

* Sesuai

* Logis

* layak

* Dapat diamati

Macam-macam Tujuan :

* Tujuan Program (Jangka Panjang)

* Tujuan Pendidikan (Jangka Menengah)

* Tujuan Perilaku (Jangka Pendek)

C. Menetapkan Sasaran (ada 2) :

1. Sasaran Langsung (Primer)

Sasaran yg nantinya akan melaksnakan kebiasaan atau perilaku baru dr kegiatan PROMKES (Bumil, Ibu, Balita).

2. Sasaran Tidak Langsung (Skunder & Tersier)

* Sasaran Sekunder - Sasaran yg mempunyai Pengaruh thdp sasaran primer ( Keluarga, Kerabat, Petugas kesh, Tokoh Masy, tokoh Agama

* Sasaran Tersier – Sasaran yg mmpnyai pengaruh trhdp keberhasilan program (Pengambil keputusan, penyandang dana)

D. Menetapkan Pesan Pokok :

Syarat :

Page 4: Acuan Promkes Nila Nasih

1. Pesan dibuat sederhana mngkin sehingga mudah dipahami oleh sasaran.

2. Pesan dibuat Menggunakan gambar & bahasa setempat, shngga sasaran mudah memahaminya.

E. Menetapkan Metode & Saluran Komunikasi

3 Aspek yg harus dipenuhi Al:

Ø Aspek Pengethuan Model yg akan digun (Poster, radio, spanduk, leafleat)

Ø Aspek Sikap Metode yg digun (Foto, film, slide, drama)

Ø Aspek ketrampilan Metode yg digun (Simulasi, demonstrasi)

F. Menetapkan Saluran Operasional

Kegiatan Operasional hrs dpt menjawb pertanyaan Al:

* Apa yg akan dikerjakan

* Siapa penanggung jwb

* Siapa yg terlibat

* Dmn kegiatanakan dilaksankan

* Kpn Kegiatan dilaksanakan

* Siapa Sasarannya (primer, sekunder, dn tersier)

* Bagaimana cara pelaksanaanya

* Bagaimana monioring evaluasinya

G. Menetapka Monev (Monitoring Evaluasi)

ü Apa yg harus dipantau

ü Siapa yg memantau

ü bagaimana cara pemantauan

ü Diaman dilakukan pemantauan

Etika Promosi Kesehatan

Page 5: Acuan Promkes Nila Nasih

Kesehatan Masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh rakyat masyarakat Indonesia, pemerintag dan swasta bersama – sama. Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu promosi kesehatan?

2. Apa itu etika dalam promosi kesehatan?

3. Bagaimana Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku dalam promosi kesehatan?

4. Bagaimana Menetapkan Sasaran dalam promosi kesehatan?

5. Bagaimana Menetapkan Tujuan dalam promosi kesehatan?

6. Bagaimana Menetapkan Pesan Pokok dalam promosi kesehatan?

7. Bagaimana Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi dalam promosi kesehatan?

8. Menetapkan Kegiatan Operasional dalam promosi kesehatan?

Page 6: Acuan Promkes Nila Nasih

9. Bagaimana Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi dalam promosi kesehatan?

10. Pertimbangan-pertimbangan Etis dalam promosi kesehatan?

11. Bagaimana hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan?

12. Bagaimana kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap kesehatan dalam etika promosi kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui promosi kesehatan.

2. Untuk mengetahui etika dalam promosi kesehatan.

3. Untuk mengetahui Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku dalam promosi kesehatan.

4. Untuk mengetahui Menetapkan Sasaran dalam promosi kesehatan.

5. Untuk mengetahui Tujuan dalam promosi kesehatan.

6. Untuk mengetahui Pesan Pokok dalam promosi kesehatan.

7. Untuk mengetahui Metode dan Saluran Komunikasi dalam promosi kesehatan.

8. Untuk mengetahui Kegiatan Operasional dalam promosi kesehatan.

9. Untuk mengetahui Pemantauan dan Evaluasi dalam promosi kesehatan.

10. Untuk mengetahui Pertimbangan-pertimbangan Etis dalam promosi kesehatan.

11. Untuk mengetahui hubungan dengan klien dalam etika promosi kesehatan.

12. Untuk mengetahui kepedulian dengan determinan sosial dan hubungan terhadap kesehatan dalam etika promosi kesehatan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu”Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika

Page 7: Acuan Promkes Nila Nasih

biasanyaberkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa latin, yaitu”Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral kurang lebih sama pengertiaannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan. Moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Dengan kata lain, pengertian etika sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang terbaik .

Terdapat dua macam etika (Keraf,1991) yaitu etika deskriptif dan etika normative. Etika deskriptif yaitu etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa dinilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis. Etika normativ, etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi, etika normativ merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventive.

Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia serta 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

2.2 Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku

Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Suatu masalah adalah suatu masalah atau kendala yang membuatnya sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, objektif atau tujuan. Ini mengacu pada situasi, kondisi, atau masalah yang belum terselesaikan. Dalam arti luas, sebuah masalah ada ketika seorang individu menjadi sadar akan perbedaan yang signifikan antara apa yang sebenarnya dan apa yang diinginkan. Dalam melakukan upaya promkes masalah yang ada perlu dianalisis secara cermat agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Analisis masalah kesehatan merupakan upaya sistematis untuk mengidentifikasi masalah yang hendak ditanggulangi, dengan mengumpulkan data dasar, membuat rumusan masalah, mencari “akar” masalah dan

Page 8: Acuan Promkes Nila Nasih

prioritas masalah sehingga hasil analisis harus dapat dirumuskan secara jelas. Perilaku, promosi kesehatan sebagai proses perubahan perilaku. Tujuan promosi kesehatan adalah mengubah perilaku individu, kelompok, dan masyarakat menuju hal-hal positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan perilaku mencakup tiga ranah perilaku, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Melalui promosi kesehatan (perilaku sehat) akan terjadi emosi yang positif, pengetahuan yang baik, pikiran sehat, keinginan yang realistis, dan lain sebagainya yang selanjutnya perilaku tersebut di aplikasikan secara nyata oleh tiap-tiap individu dalam lingkungan keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.3 Menetapkan Sasaran

Sasaran perlu ditetapkan agar promosi kesehatan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Missal sasaran pada ibu hamil, balita, lansia, penyakit khusus dengan resiko tinggi. Juga menyangkut strategi individu, kelompok, dan masyarakat. Kelompok sasaran: jelas,realistis,dan bisa diukur. Telah di sebutkan di atas bahwa tujuan akhir atau visi promosi kesehatan adalah kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Dari visi ini jelas bahwa yang menjadi sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat, khususnya lagi perilaku masyarakat. Namun demikian, karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah maupun swasta itu, langsung di alamatkan kepada masyarakat. Oleh sebab itu perlu di lakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan. Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran di bagi dalam 3 kelompok sasaran yaitu sasaran primer, sekunder dan tersier.

2.4 Menetapkan Tujuan

Begitu juga tujuan yang diharapkan harus dirumuskan pula secara jelas. Apa akan dicapai dalam jangka pendek,menengah atau jangka panjang. Tujuan utama promosi kesehatan adalah menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri,memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, serta memutuskan kegiatan yang paling tepat guna meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahtaraan masyarakat. Sedangkan tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat ,bangsa,dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,adil,dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan biasanya merupakan hal yang paling penting dalam proses dan produk. “Proses” promosi kesehatan mencakup cara individu mendapatkan informasi dan wawasannya, serta bagaimana kemampuan pengambilan keputusan mengalami kemajuan sejak menggunakan atau membuang informasi yang ia anggap tepat. “Produk” promosi kesehatan atau hasil akhir, seringkali tidak dapat dihitung sehingga sulit untuk di ukur, tanpa memerhatikan secara signifikan jumlah sampel, dan jutaan faktor lain yang dapat menyebabkan efek yang tidak diperhitungkan (Crafter, 1997).

Page 9: Acuan Promkes Nila Nasih

Kehamilan remaja adalah contoh yang baik untuk menformulasikan tujuan aktifitas promosi kesehatan. Dalam konteks proses, bidan dapat memutuskan mengarahkan tujuan yang di tetapkan untuk meningkatkan kesadaran masalah seksual di antara ibu remaja pertama kali, dan memfasilitasi suatu forum tempat membahas dan menggali secara terbuka metode kontrasepsi, nilai personal, dan menjalin hubungan. Tujuan produk setelah aktivitas seperti ini mungkin meningkatkan jarak waktu antara bayi pertama dan bayi kedua.

Tujuan dari aktivitas atau proyek promosi kesehatan sebaiknya mencerminkan kebutuhan pengguna, bukan kebutuhan bidan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran tentang masalah seksual pada remaja, beberapa di antaranya memilih untuk merencanakan kehamilan mereka yang tampak menjadi momok kondisi sosialnya, meskipun dapat di perdebatkan bahwa hal ini mengenai faktor pendidikan dan sosioekonomi yang buruk, bukan pada pilihan yang sesungguhnya (Teenage Pregnancy Unit [TPU] 2003). Mungkin sulit bagi bidan untuk menerima keputusan individu mengenai hidupnya, tetapi ini bukan berarti tidak memperbolehkan bidan untuk menentukan apa yang baik lagi wanita muda tersebut. Ibu usia remaja sendiri juga harus menentukan masalah karena mereka yang mengetahui dengan baik tekanan, masalah dan realitas dalam kehidupan mereka, dan mereka menjadi kunci bagaimana area ini dapat menjadi target yang baik (Social Exclucion Unit [SEU], Health Develompment Agency, 2004).

Bidan yang baik menyadari bahwa hanya dengan perempuan orang per orang atau satu orang dengan kelompok kecil akan member dampak yang lebih sedikit terhadap alasan mengapa ibu usia remaja yang hamil pertama kali akan cepat mengandung anak yang ke dua. Berbagai kasus dalam contoh ini akan lebih baik di bahas pada tingkat komunitas dibandingkan per individu mengarah pada masalah pendidikan dan sosioekonomi yang memengaruhi ibu baru usia remaja (SEU 1999, TPU 2003). Oleh sebab itu, aktivitas promosi kesehatan kebidanan akan bekerja sama dengan lembaga lain, sebagai contoh Sure Start. The Sure Start dan program Sure Start Plus, merupakan lembaga tempat banyak bidan Inggris Raya berkecimpung di dalamnya, dan menggambarkan dengan sangat baik bagaimana contoh – contoh di atas dapat diterapkan dalam praktik melalui kerja mandiri dan bekerja sama dengan lembaga lain. Sure Start telah memberikan peggunanya pedoman yang sama dalam setiap proyeknya, telah membawa bidan menjadi salah satu praktisi yang terlibat dan memperlihatkan kemampuan bidan untuk bekerja sama (Doh 1999b, Wiggins et al. 2003).

2.5 Menetapkan Pesan Pokok

Pesan adalah informasi yang dikirimkan. Dapat berupa kata-kata, gerakan tubuh atau ekspresi wajah. Pesan yang akan disampaikan dalam promosi kesehatan adalah pesan yang terus diingat, dapat juga digunakan sewaktu-waktu oleh sasaran, cara penyampaian menarik, menggunakan kata-kata yang baik serta ekspresi wajah dan intonasi yang membuat klien nyaman. Penyebab alasan sasaran lupa pesan yang disampaikan meliputi alasan psikologis, merasa kurang tertarik dengan pesan yang disampaikan, ingatan (fading), pesan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama, blocking, serta banyak pesan-pesan baru, sedangkan pesan lama belu melekat secara mantap. Pesan dalam program pembangunan dikelompokkan dalam pokok-pokok program yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sector lain yang memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat. Ada tujuh program pembangunan kesehatan yaitu (Depkes, 1999):

Page 10: Acuan Promkes Nila Nasih

1. Program perilaku dan pemberdayaan masyarakat;

2. Program lingkungan sehat;

3. Program upaya kesehatan;

4. Program pembangunan sumber daya kesehatan;

5. Program pengawasan obat, makanan dan obat berbahaya;

6. Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan;

7. Program pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

Untuk meningkatkan percepatan perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang dinilai penting untuk mendukung keberhasilan program pembangunan nasional ditetapkan sepuluh program unggulan kesehatan (Depkes,1999):

1. Program kebijakan kesehatan,pembiayaan kesehatan dan hukum kesehatan;

2. Program perbaikan gizi;

3. Program pencegahan penyakit menular termasuk imunisasi;

4. Program peningkatan perilaku hidup sehat dan kesehatan mental;

5. Program lingkungan pemukiman, air da sehat;

6. Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi, dan keluarga berencana;

7. Program kesehatan dan kesehatan kerja;

8. Program anti tembakau, alcohol dan madat;

9. Program pengawasan obat,bahan berbahaya, makanan dan minuman;

10. Program pencegahan kecelakaan dan keselamatan lalu lintas.

2.6 Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi

Metode dan teknik promosi kesehatan adalah suatu kombinasi antara cara – cara atai metode alat – alat bantu atau media yang di gunakan dalam setiap pelaksanaan promosi kesehatan. Dengan perkataan lain, metode dan teknik promosi kesehatan, adalah dengan cara dan alat apa yang di gunakan oleh pelaku promosi kesehatan untuk menyampaikan pesan – pesan kesehatan atau mentransformasikan perilaku kesehatan kepada sasaran atau masyarakat. Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik promosi kesehatan di bagi menjadi 3 yaitu :

a. Metode promosi kesehatan individual

Metode ini di gunakan apabila promoter kesehatan dan sasaran atau kliennya dapat berkomunikasi langsung, baik bertatap muka (face to face) maupun melalui sasaran komunikasi lainnya, misalnya

Page 11: Acuan Promkes Nila Nasih

telepon. Cara ini paling efektif, karena antara petugas kesehatan dengan klien dapat saling dialog, saling merespons dalam waktu yang bersamaan. Dalam menjelaskan masalah kesehatan bagi kliennya petugas kesehatan dapat menggunakan alat bantu peraga yang relevan dengan masalahnya. Metode dan teknik promosi kesehatan, antara lain:

1. Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Councelling)

Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

2. Wawancara (interview)

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

b. Metode promosi kesehatan kelompok

Teknik dan metode promosi kesehatan kelompok ini di gunakan untuk sasara kelompok. Sasaran kelompok di bedakan menjadi dua, yakni kelompok kecil dan kelompok besar. Disebut kelompok kecil kalau kelompok sasaram terdiri antara 6 – 15 orang, sedang kelompok besar bila sasaran di atas 15 sampai dengan 50 orang. Oleh sebab itu, metode promosi kesehatan kelompok juga di bedakan menjadi 2 yaitu :

1) Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok kecil, misalnya : diskusi kelompok, metode curah pendapat (brain storming), bola salju (snow ball), bermain peran (role play), kelompok kecil (buzz group) metode permainan simulasi (simulation game), dan sebagainya. Untuk mengefektifkan metode ini perlu di bantu dengan alat bantu atau media, misalnya : lembar balik (flip chart), alat peraga, slide, dan sebagainya.

2) Metode dan teknik promosi kesehatan untuk kelompok besar, misalnya : metode ceramah yang di ikuti atau tanpa di ikuti dengan Tanya jawab, seminar, loka karya, dan sebagainya. Untuk memperkuat metode ini perlu di bantu pula dengan alat bantu misalnya, overhead projector, slide projector, film, sound system, dan sebagainya.

c. Metode promosi kesehatan massa

Apabila sasaran promosi kesehatan adalah massal atau public, maka metode – metode dan teknik promosi kesehatan tersebut tidak akan efektif, karena itu harus di gunakan metode promosi kesehatan massa. Merancang metode promosi kesehatan massal memang paling sulit, sebab sasaran publik sangat hiterogen, baik di lihat dari kelompok umur, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, sosio – budaya dan sebagainya. Kita memahami masing – masing kelompok sasaran sangat

Page 12: Acuan Promkes Nila Nasih

variatif tersebut berpengaruh terhadap cara merespons, cara mempersepsikan dan pemahaman terhadap pesan – pesan kesehatan. Padahal kita harus merancang dan meluncurkan pesan – pesan kesehatan tersebut kepada massa tersebut dengan metode, teknik, dan isi yang sama. Metode dan teknik promosi kesehatan untuk massa yang sering di gunakan adalah :

1) Ceramah umum (public speaking), misalnya di lapangan terbuka dan tempat – tempat umum (public place).

2) Penggunaan media massa elektronik, seperti radio dan televise. Penyampaian pesan melalui radio dan TV ini dapat di rancang dengan berbagai bentuk, misalnya : sandiwara (drama), talk show, dialog interaktif, simulasi, spot dan sebagainya.

3) Penggunaan media cetak, seperti Koran, majalah, buku, leaflet, selebaran, poster, dan sebagainya. Bentuk sajian dalam media cetak ini juga bermacam – macam, antara lain : artikel, Tanya jawab, komik, dan sebagainya.

4) Penggunaan media di luar ruangan, misalnya : billboard, spanduk, umbul – umbul dan sebagainya.

Selanjutnya Saluran Komunikasi atau Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik, dan media luar ruang sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan.

1. Tujuan media promosi kesehatan

Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan antara lain:

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi

c. Dapat memperjelas informasi

d. Media dapat mempermudah pengertian

e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik

f. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata

g. Memperlancar komunikasi, dll

2. Penggolongan media promosi kesehatan berdasarkan cara produksinya, yaitu:

a. Media cetak, yaitu media yang mengutamakan pesan-pesan visual umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Macam-macam dari media cetak antara lain: poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet.

Page 13: Acuan Promkes Nila Nasih

b. Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektonika. Adapun macamnya antara lain televise, radio, video, slide, flim, cassette, CD dan VCD.

c. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruang secara umum, misalnya papan reklame, spanduk, banner dan TV layar lebar.

2.7 Menetapkan Kegiatan Operasional

Penetapan kegiatan operasional menyangkut waktu,tempat,dan jadwal pelaksanaan. Untuk mencapai taraf kesehatan bagi semua,yang terpenting adalah menetapkan kegiatan operasional yang harus tercakup dalam pelayanan kesehatan dasar:

1. Pendidikan tentang masalah kesehatan umum,cara pencegahan,dan pemberantasannya;

2. Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi;

3. Penyediaan air minum dan sanitasi dasar;

4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana;

5. Imunisasi;

6. Pengobatan dan pengadaan obat.

Pelayanan kesehatan dasar merupakan kunci untuk mencapai derajat kesehatan yang layak bagi semua, maka perencanaan, pengorganisasian, dan penyelenggaraan yang efisien mutlak diperlukan di samping harus berdasarkan hal-hal berikut:

1. Perikemanusiaan, kesehatan sebagai hak asasi, pemberdayaan, dan emandirian masyarakat.

2. Pengutamaan upaya kesehatan promotif dan upaya kesehatan preventive.

3. Pelayanan kesehatan perorangan yang sesuai kebutuhan.

4. Dukungan sumber daya kesehatan.

5. Misi pembangunan kesehatan.

6. Strategi pembangunan kesehatan.

2.8 Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi

Kamus Oxford Concise Dictionary of Current English (Allen 1993) mendefinisikan evaluasi sebagai “suatu proses pengkajian dan penilaian”. Evaluasi merupakan proses yang kita lakukan setiap hari, baik oleh profesional maupun individu. Jika evaluasi dikaitkan dengan pengkajian dan penilaian kelayakan suatu aktivitas, berarti kita melakukan proses tersebut untuk merefleksikan tindakan kita dan kemudian memperbaiki tindakan tersebut atau melanjutkannya (Katz dan Perberdy 2001).

Page 14: Acuan Promkes Nila Nasih

Dalam promosi kesehatan evaluasi diselenggarakan dalam praktik dan ditujukan untuk merefleksikan atau membentuk praktik promosi kesehatan secara eksplisit. Tones dan Tilford (1994, hlm. 49) menyatakan bahwa:

Evaluasi berfokus pada pengkajian suatu aktivitas terhadap nilai dan tujuan dalam beberapa cara yang hasilnya dapat berkontribusi dalam pembuatan keputusan dan/ suatu kebijakan di masa datang....

Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan mencakup hal-hal berikut:

1. Memperkenalkan kepada masyarakat gagasan dan teknik perilaku program promosi kesehatan melelui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular melalui perubahan perilaku masyarakat secara luas. Program ini dimulai dari apa yang diketahui,diinginkan dan dilakukan masyarakat. Perencanaan suatu program promosi hygiene untuk masyarakat dilakukan berdasarkan jawaban atau pertanyaan di atasa atau bekerja sama dengan pihak yang terlibat, untuk diperlukan pesan-pesan sederhana,positif,dan menarik yang dirancang untuk dikomunikasikan lewat sarana local seperti poster, leaflet.

2. Mengidentifikasikan perubahan perilaku masyarakat. Identifikasi perilaku beresiko dilakukan pada tahap ini melalui pengamatan terstruktur. Dengan demikian, cara pendekatan baru terhadap perbaikan hygiene dapat ditemukan.

3. Memotivasi perubahan perilaku masyarakat. Langkah-langkah memotivasi orang untuk menerapkan perilaku hygiene, termasuk memilih beberapa perubahan perilaku yang diharapkan.

4. Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai perilaku tersebut melalui diskusi terfokus,wawancara dan uji coba perilaku

5. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan perubahan perilaku.

6. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan apa yang disukai kelompok sasaran.

2.9 Hubungan Dengan Klien

Pendidikan pasien merupakan hubungan terapeutik yang harus difokuskan terhadap kebutuhan spesifik klien. Klien memiliki nilai yang unik, kepercayaan atau agama, kemampuan kognitif, dan pilihan cara untuk belajar yang memengaruhi hasil akhir dari proses pendidikan pasien. Oleh karena itu, seorang bidan haruslah mengizinkan klien untuk berbagi (sharing) mengenai apa yang menjadi kepercayaannya dan apa yang menjadi pilihannya. Dengan begitu, bidan akan mengerti lebih baik lagi tentang keunikan setiap individu dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh klien pada saat proses belajar berlangsung. Tenaga kesehatan masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam mengubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat. PHBS atau promosi hygiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit menular melalui pengabdosian perubahan perilaku oleh masyarakat luas. Program ini dimulai dengan apa yang diketahui,diinginkan,dan dilakukan masyarakat setempat dan mengembangkan program

Page 15: Acuan Promkes Nila Nasih

berdasarkan informasi tersebut (Curtis V,dkk.1997;UNICEF,WHO). Program promosi PHBS harus dilakukan secara profesional oleh individu dan kelompok yang mempunyai kemampuan dan komitmen terhadap kesehatan masyarakat serta memahami tentang lingkungan dan mampu melaksanakan komunikasi, edukasi, dan menyampaikan informasi secara tepat dan benar yang sekarang disebut dengn promosi kesehatan. Tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu mengambil bagian dalam promosi PHBS sehingga dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS. Tenaga kesehatan masyarakat telah mempunyai bekal yang cukup untuk dikembangkan dan pada waktunya disumbangkan kepada masyarakat dimana mereka bekerja.

2.10 Kepedulian terhadap Determinan Sosial dan Hubungannya dengan Kesehatan

Bagi orang yang berbeda, kesehatan adalah hasil interaksi berbagai faktor,baik faktor internal (fisik dan psikis) maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya). Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar masalah kesehatan itu sendiri. Menurut Henrik L.Blum (1974)seperti dikutip Azwar (1983), terdapat empat faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan yang saling memengaruhi. Perilaku adalah resultan antarstimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku ini disebut determinan. Dalam bidang perilaku kesehatan ada tiga teori yang sering menjadi acuan dalam penelitian kesehatan.

1. Teori Lawrence Green

Ada dua determinan masalah kesehatan tersebut yaitu faktor perilaku (behavioural factor) dan faktor nonperilaku (non behavioural factor). Faktor-faktor tersebut ditentukan oleh tiga faktor utama. Pertama, faktor-faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Kedua, faktor-faktor pemungkin, yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku serta tindakan. Ketiga faktor-faktor penguat,yaitu faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

2. Teori Snehandu B.Karr

Mengidentifikasikan adanya lima determinan perilaku, yaitu adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus diluar dirinya, adanya dukungan dari masyarakt sekitar (social support), terjangkaunya informasi yaitu tersediannya informasi-informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang., adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan, dan adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan.

3. Teori perilaku menurut WHO

Page 16: Acuan Promkes Nila Nasih

Ada empat determinan yaitu pemikiran dan perasaan yang merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku, adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercaya, sumber daya yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat, dan sosiobudaya yang merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang.

2.11 Determinan Sosial Berkaitan dengan Kesehatan

Kini makin disadari kesehatan dipengaruhi oleh determinan sosial dan lingkungan, fisik dan biologi. Ada sepuluh determinan sosial yang dapat memengaruhi kesehatan.

1. Kesenjangan Sosial

Masyarakat dengan kelas sosial ekonomi lemah, biasanya sangat rentan dan beresiko terhadap penyakit, serta memiliki harapan hidup yang rendah.

2. Stress

Stress merupakan keadaan psikologis/jiwa yang labil. Kegagalan menanggulangi stress, baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan di lingkungan kerja, akan memengaruhi kesehatan seseorang.

3. Pengucilan Sosial

Kehidupan di pengasingan atau perasaan terkucil akan menghasilkan perasaan tidak nyaman, tidak berharga, kehilangan harga diri,akan memengaruhi kesehatan,fisik,dan mental.

4. Kehidupan dini

Kesehatan masa dewasa ditentukan oleh kondisi kesehatan di awal kehidupan. Pertumbuhan fisik yang lambat, serta dukungan emosi yang kurang baik pada awal kehidupan akan memberi dampak pada kesehatan fisik,mental dan kemampuan intelektual masa dewasa.

5. Pekerjaan

Stress ditempat kerja meningkatkan resiko terhadap penyakit dan kematian. Syarat-syarat kesehatan ditempat kerja akan membantu meningkatkan derajat kesehatan.

6. Pengangguran

Pekerjaan merupak penopang biaya kehidupan. Jaminan pekerjaan yang mantap akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, bagi diri dan keluarganya.

7. Dukungan Sosial

Hubungan sosial termasuk diantaranya adalah persahabatan serta kekerabatan yang baik dalam keluarga dan juga ditempat kerja.

8. Penyalahgunaan Napza

Page 17: Acuan Promkes Nila Nasih

Pemakaian napza merupakan faktor memperburuk kondisi kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan. Napza atau pemakaian narkoba, alcohol, dan merokok akan memberikan dampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

9. Pangan

Ketersediaan pangan, pendayagunaan penghasilan keluarga untuk pangan, serta cara makan berpengaruh terhadap kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Kekurangan gizi maupun kelebihan gizi berdampak terhadap kesehatan dan penyakit.

10. Transportasi

Transportasi yang sehat, mengurangi waktu berkendara,dan meningkatkan aktivitas fisik yang memadai akan baik bagi kebugaran dan kesehatan. Selain itu, mengurangi waktu berkendara dan jumlah kendaraan akan mengurangi polusi pada manusia.

2.12 Pertimbangan-pertimbangan Etis

Etika pada umunya mengajarkan bahwa setiap pribadi manusia mempunyai otonomi moral. Manusia mempunyai hak kewajiban untuk menentukan sendiri tindakan-tindakannya, serta mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan. Keberadaan etika dalam strata kehidupan sosial tidak terlepas dari system kemasyarakatan. Manusia terdiri atas aspek jasmaniah dan aspek rohaniah. Etika bertujuan sebagai alat bantu utnuk mengukur perilaku dan moral, menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat dan profesi bidan. Menurut Americans Ethic Commission Bureau on Teaching, tujuan etika profesi adalah:

1. Mampu mengenal dan mengidentifikasi unsure moral dalam praktek kebidanan;

2. Manganalisis masalah moral dalam praktik kebidanan;

3. Dapat dipertanggungjawabkan kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan Tuhan

Pertimbangan-pertimbangan etis yang perlu kita lakukan dan pikirkan yaitu petugas kesehatan tidak boleh secara sengaja menunda pelayanan atau informasi peningkatan status pengetahuan klien dapat bermanfaat terhadap pengembangan promosi kesehatan kepada klien tersebut;petugas kesehatan menghargai kerahasiaan informasi klien kecuali atas permintaan hukum atau demi kepentingan klien;dan petugas kesehatan yang tidak kompeten tidak boleh mengerjakan kegiatan promosi kesehatan.

Page 18: Acuan Promkes Nila Nasih

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaian baik atau buruk (Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berada.

3.2 Saran

1. Seorang bidan perlu mengetahui tentang isu etika maupun moral dalam lingkungan kebidanannya.

2. Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit berkaitan dengan etika.

3. Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidanan seringkali muncul masalah atau isu di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.