accidental sampling

14
BAB III METODE PENELITIAN I. Jenis Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian yang bersifat deskriptif analitis. Dalam Sutrisno Hadi (1992 : 10) penelitian deskriptif analitis merupakan penelitian penelitian yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalah-masalah aktual yang ada pada masa sekarang dengan jalan mengumpulkan data, menganalisa dan mengintepretasikan arti data tersebut. Metode ini dipilih karena meberikan tempat yang seimbang terhadap proses deskriptif dan analisa yang merupakan hakekat dari suatu penelitian. Dengan metode deskriptif analitis ini di kumpulkan, disusun dan diintepretasikan data yang berkenaan dengan masalah penelitian sehingga persoalan-persoalan dalam penelitian dapat terjawab. II. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan obyek penelitian adalah rumah Makan Mbok Berek yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, Kalibanteng Semarang. III. Populasi dan Sampel Setiap mengadakan penelitian terlebih dahulu menentukan obyek yang akan dijadikan penelitian tersebut dan siapa yang akan menjadi populasinya. Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen-elemen dalam hal ini diartikan sebagai obyek penelitian (J. Supranto, 1990 : 38). Dalam

Upload: jo

Post on 17-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

accidental sampling

TRANSCRIPT

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    I. Jenis Penelitian

    Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian yang bersifat

    deskriptif analitis. Dalam Sutrisno Hadi (1992 : 10) penelitian deskriptif

    analitis merupakan penelitian penelitian yang memusatkan perhatian pada

    pemecahan masalah-masalah aktual yang ada pada masa sekarang dengan

    jalan mengumpulkan data, menganalisa dan mengintepretasikan arti data

    tersebut. Metode ini dipilih karena meberikan tempat yang seimbang

    terhadap proses deskriptif dan analisa yang merupakan hakekat dari suatu

    penelitian. Dengan metode deskriptif analitis ini di kumpulkan, disusun

    dan diintepretasikan data yang berkenaan dengan masalah penelitian

    sehingga persoalan-persoalan dalam penelitian dapat terjawab.

    II. Lokasi Penelitian

    Lokasi yang dijadikan obyek penelitian adalah rumah Makan

    Mbok Berek yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, Kalibanteng

    Semarang.

    III. Populasi dan Sampel

    Setiap mengadakan penelitian terlebih dahulu menentukan obyek

    yang akan dijadikan penelitian tersebut dan siapa yang akan menjadi

    populasinya. Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen-elemen dalam

    hal ini diartikan sebagai obyek penelitian (J. Supranto, 1990 : 38). Dalam

  • penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah konsumen Rumah

    Makan Mbok Berek Semarang.

    Sedangkan sampel menurut Sutrisno Hadi (1992 : 45) adalah

    bagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu dan jumlahnya

    lebih kecil dari populasi. Cara pengambilan sampel atau teknik sampling

    secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu probability

    sampling dan non probability sampling. Menurut Irawan Soehartono (2001

    : 59) probability sampling merupakan cara pemngambilan sampel yang

    pengambilannya dilakukan secara acak atau random. Sedangkan non

    probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana

    kemungkinan atau peluang seseorang untuk terpilih menjadi anggota

    sampel tidak diketahui. Yang termasuk non probability sampling antara

    lain acciental sampling, quota sampling purposive sampling dan snowball

    sampling. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Dengan

    pertimbangan bahwa populasinya bervariasi, berbeda-beda karakternya

    dan bersifat heterogen, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah 100 orang responden dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel

    tersebut cukup representatif untuk mewakili populasi. Pengambilan sampel

    sebanyak 100 respon dihitung menggunakan rumus sebagai berikut

    (Hussein, 1997 : 66).

  • n = 2

    0.20 Z.1/2.0,05

    Keterangan :

    n = 2

    0.201.96

    E = 0,20 (error of estimate)

    = 0,05

    Z = tabel distribusi normal sampel

    n = 96,04

    n = 100 (pembulatan)

    Digunakan rumus ini karena populasi belum diketahui. Sedangkan

    teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    accidental sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1992 : 46) accidental sampling

    merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan terhadap responden

    yang secara kebetulan ditemui pada obyek penelitian ketika observasi sedang

    berlangsung.

    IV. Definisi Operasional Variabel

    Dalam melaksanakan suatu penelitian untuk dapat mengukur masing

    masing konsep yang telah terdefinisi, maka di perlukan konsep operasional

    variabel. Adapun definisi operasional dari masing masing variabel adalah

    sebagai berikut :

  • Variabel Denifisi Operasional Indikator

    Sikap Konsumen

    Merupakan penilaian konsumen

    terhadap produk dan merupakan

    proses belajar konsumen yang

    belajar dari pengalamannya untuk

    memberikan penilaian baik atau

    tidak baik terhadap suatu produk

    dan kecenderungan tidnakan

    kearah obyek atau gagasan

    tertentu

    1. Variabel keyakinan

    Membeli

    Merupakan tanggapan konsumen

    sebelum membeli dengan melihat

    atribut produk yang selama ini

    telah menjadi perhatian konsumen

    melalui informasi dan pengalaman

    yang mereka lihat selama ini

    Sikap ramah dan sopan tenga penyaji makanan.

    Harga yang terjangkau Harga yang sesuai dengan

    kualitas gizi makanan.

    Tampilan dan penyajian menu makanan yang menarik

    Aroma dan rasa makanan yang mengundang rasa

    2. Variabel Evaluasi

    Merupakan tanggapan setelah

    mengkonsumsi suatu produk

    dengan membandingkan apa yang

    dilihat suatu produk dengan

    membandingkan apa yang dilihat

    dan dialami sebelum membeli

    suatu produk. Kemudian

    Sikap ramah dan sopan tenga penyaji makanan.

    Harga yang terjangkau Harga yang sesuai dengan

    kualitas gizi makanan.

    Tampilan dan penyajian menu makanan yang menarik

  • konsumen akan memberikan sikap

    terhadap atribut atribut produk

    Aroma dan rasa makanan yang mengundang rasa

    3. Variabel Keyakinan

    Normatif

    Merupakan pengaruh orang lain

    terhadap seseorang dalam

    membeli suatu produk. Dalam

    membeli suatu produk tentu saja

    konsumen dapat bertindak sebagai

    intiator, user, influencer, decider

    ataupun sebagai buyer.

    Pengaruh anggota keluarga Pengaruh orang lain Pengaruh teman sebaya Pengaruh tenaga penjual

    4. Variabel Motivasi

    Merupakan bentuk dorongan yang

    ada dalam diri konsumen untuk

    melakukan sesuatu yang dapat

    memuaskan kebutuhan dan

    keinginannya. Dalam melakukan

    pembelian suatu produk terdapat

    adanya kemungkinan bahwa

    konsumen termotivasi untuk

    membeli karena pengaruh orang

    lain.

    Pengaruh anggota keluarga Pengaruh orang lain Pengaruh teman sebaya Pengaruh tenaga penjual

  • V. Metode Pengumpulan Data

    Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai keadaan serta

    memperoleh kesimpulan dari persoalan, maka diperlukan data. Data yang

    diperlukan dalam memecahkan masalah diatas diperoleh melalui :

    1. Data Primer

    Merupakan data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian,

    dicatat dan diamati untuk pertama kalainya. Metode yang dipakai dalam

    pengumpulan data primer pada penelitian ini diantaranya adalah :

    a) Kuesioner

    Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

    memberikan daftar pertanyaan yang diajukan pada responden.

    Daftar pertanyaan dibuat secara lengkap mengenai hal-hal yang

    berhubungan dengan masalah yang diteliti.

    VI. Metode Analisis Data

    Setelah data dikumpulkan dari lapangan, peneliti perlu menyusun

    rencana analisis data. Analisis data adalah sebagai dasar dalam suatu

    pengambilan keputusan yang berupa kesimpulan dengan harapan

    responden akan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.

    Untuk menguji hipotesis riset, masing masing variabel diukur

    dengan menggunakan instrument dalam bentuk kuesioner. Tanggapan

    konsumen terhadap variabel variabel penelitian diukur dengan

    menggunakan Skala Likert dengan menggunakan klasifikasi skor 3 sampai

  • dengan -3 yang terdiri dari atribut atribut : sikap ramah dan sopan tenaga

    penyaji makanan, menu makanan dan minuman yang bervariasi, harga

    yang terjangkau, harga yang sesuai dengan kulitas gizi makanan, tampilan

    dan penyajian menu makanan yang bergengsi, dam roma dan rasa

    makanan yang mengundang selera.

    Klasifikasi penilaian dengan menggunakan skore 3 sampai dengan

    -3 dapat dijelaskan sebagai berikut :

    Indikator Bobot Penilaian

    Sangat setuju 3

    Setuju 2

    Agak setuju 1

    Netral 0

    Agak tidak setuju -3

    Tidak setuju -2

    Sangat tidak setuju -1

    A. Model Sikap Feishbein

    Model sikap yang ditemukan oleh Feishbein ini digunakan untuk

    melihat efek secara hierarki dari suatu produk terhadap pangsa pasar

    potensialnya. Dalam Hussein Umar (1997 : 280) model sikap Feishbein

    dirumuskan sebagai berikut :

  • ))(( 11

    1 ebAn

    iB

    ==

    Dimana :

    AB = sikap total individu terhadap obyek tertentu

    b1 = kekuatan keyakinan konsumen bahwa obyek memiliki atribut 1

    e1 = evaluasi kepercayaan individu mengenai atribut 1

    n = jumlah criteria atribut yang relevan

    Untuk mengetahui besarnya nilai b1 dan e1 digunakan metode

    ratarata tertimbang sesuai dengan jawaban responden berdasarkan

    kuesioner mengenai atribut atribut produk. Setelah jawaban responden

    diketahui, data data tersebut diolah sedemikian rupa dalam suatu tabel

    untuk mendapat kan nilai b1 dan e1.

    Tabel 3.1

    Perhitungan Nilai Rata rata Tertimbang Feishbein

    Sangat

    Setuju Setuju Netral

    Tidak

    Setuju

    Sangat

    Tidak

    Setuju Atribut

    5 4 3 2 1

    Jumlah

    Bobot

    Nilai

    a

    Jumlah

    Sampel

    b

    Rata Rata

    Tertimbang

    a / b

  • Jumlah

    Sumber : Hussein Umar, 1997,280

    Setelah jawaban responden dikelompokkan seperti tabel diatas

    dan dihitung pula nilai rata rata tertimbang, selanjutnya dilakukan

    perhitungan nilai Ab. Nilai Ab yang diperoleh setelah dilakukan

    perhitungan seperti tabel di atas merupakan nilai maksimum dan

    minimum yang dibedakan ke dalam nilai +/- Ab. Nilai + Ab merupakan

    nilai maksimum. Karena rentang skor penilaian adalah -3 sampai dengan

    3 dan berisikan 7 indikator penilaian maka nilai Ab tersebut

    diklasifikasikan ke dalam interval sebagai berikut

    Indikator penilaian yang dimaksud setelah dimasukkannya niali AB

    ke dalam interval diatas adalah sebagai berikut :

    Sikap Bobot Penilaian

    Sangat baik 3

    Baik 2

    Agak Baik 1

    Netral 0

    X X X X X X X

    -3 -2 0 -1 1 2 3

    -AB -2/3AB 0 -1/3AB 1/3AB 2/3AB AB

  • Agak tidak Baik -1

    Tidak Baik -2

    Sangat tidak Baik -3

    Hal ini juga berlaku sama diantara variabel-veriabel dalam

    penelitian ini yaitu tanggapan konsumen dalam keyakinan membeli,

    evalusai membeli, variabel keyakinan normatif dan variabel motivasi.

    Yang membedakannya hanyalah jumlah atribut masing-masing variabel

    sesuai dengan definisi operasional variabel.

    Setelah jawaban responden dikelompokkan seperti tabel diatas

    dan dihitung pula nilai rata rata tertimbang, selanjutnya dilakukan

    perhitungan nilai AB seperti pada tabel berikut ini.

  • Tabel 3.2

    Perhitungan Sikap Total Konsumen Terhadap Obyek

    Tertentu

    Atribut Keyakinan ( b1) Evaluasi ( e1) Total

    AB = ( b1) x ( e1)

    Jumlah

    Sumber : Hussein Umar, 1997,280

    B. Model Maksud Perilaku Feishbein

    Dimaksud untuk mengetahui kesadaran konsumen akan

    keberadaan produk tersebut dipasar. Setelah konsumen sadar terhadap

    keberadaan produk tersebut, diharapkan pasar potensial tertarik dengan

    produk tersebut.

    Nilai AB telah dihitung dengan menggunakan rata-rata tertimbang

    seperti tabel 3.1 dan 3.2, sedangkan nilai norma subyektif (SN) juga

  • dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Hussein Umar,

    1997 : 280) :

    SN = =

    m

    jNB

    1( J)(MC J)

    Dimana :

    SN = norma subyektif

    NBJ = keyakinan normatif individu

    MCJ = motivasi konsumen

    m = banyaknya referen yang relevan

    Selanjutnya dengan menggunakan tabel rata-rata tertimbang seperti

    tabel 3.1 dan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut

    dimasukkan dalam tabel seperti berikut ini :

    Tabel 3.3

    Norma Subyektif Berdasarkan Sikap Konsumen

    Atribut Keyakinan Normatif

    (1)

    Motivasi

    (2)

    Total

    SN = (1)x(2)

    Jumlah

  • Sumber : Hussein Umar, 1997,280

    Dalam Hussein Umar (1997, Hal : 280) model maksud perilaku

    Feishbein dirumuskan sebagai berikut :

    B BI = W1 (AB) + W2 (SN) Dimana :

    B = perilaku

    BI = maksud perilaku

    AB = sikap terhadap pelaksana perilaku B

    SN = norma subyektif

    W1.W2 = bobot yang ditentukan secara empiris yang menggambarkan

    pengaruh relatif dari komponen. Koefisien W1 dan W2 nilai

    totalnya adalah 1.

    Dengan telah diketahuinya nikai AB W1 W2 dan SN maka dapat

    diketahui nilai maksud perilaku konsumen model Feishbein dengan

    menggunakan rumus diatas. Nilai tersebut kemudian dijadikan pedoman

    untuk membuat kesimpulan bagaimana sikap konsumen dalam membeli

    suatu produk.

    C. Rangking

    Dalam menyusun rangking aribut-atribut produk Restoran Mbok

    Berek didasarkan pada urutan kepentingan konsumen terhadap atribut.

    Atribut yang dinilai paling penting berdasarkan penilain konsumen diberi

  • nilai paling tinggi sesuai dengan jumlah atribut dan instumen pengukuran

    yang ditentukan dalam kuesioner. Selanjutnya jawaban dari responden

    diberi bobot secara berurutan berdasarkan nilai yang diberikan. Langkah

    berikutnya adalah dijumlah untuk masing-masing atribut dan dari sini

    sudah diketahui rangkingnya.