accidental sampling
DESCRIPTION
accidental samplingTRANSCRIPT
-
BAB III
METODE PENELITIAN
I. Jenis Penelitian
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian yang bersifat
deskriptif analitis. Dalam Sutrisno Hadi (1992 : 10) penelitian deskriptif
analitis merupakan penelitian penelitian yang memusatkan perhatian pada
pemecahan masalah-masalah aktual yang ada pada masa sekarang dengan
jalan mengumpulkan data, menganalisa dan mengintepretasikan arti data
tersebut. Metode ini dipilih karena meberikan tempat yang seimbang
terhadap proses deskriptif dan analisa yang merupakan hakekat dari suatu
penelitian. Dengan metode deskriptif analitis ini di kumpulkan, disusun
dan diintepretasikan data yang berkenaan dengan masalah penelitian
sehingga persoalan-persoalan dalam penelitian dapat terjawab.
II. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan obyek penelitian adalah rumah Makan
Mbok Berek yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, Kalibanteng
Semarang.
III. Populasi dan Sampel
Setiap mengadakan penelitian terlebih dahulu menentukan obyek
yang akan dijadikan penelitian tersebut dan siapa yang akan menjadi
populasinya. Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen-elemen dalam
hal ini diartikan sebagai obyek penelitian (J. Supranto, 1990 : 38). Dalam
-
penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah konsumen Rumah
Makan Mbok Berek Semarang.
Sedangkan sampel menurut Sutrisno Hadi (1992 : 45) adalah
bagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu dan jumlahnya
lebih kecil dari populasi. Cara pengambilan sampel atau teknik sampling
secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu probability
sampling dan non probability sampling. Menurut Irawan Soehartono (2001
: 59) probability sampling merupakan cara pemngambilan sampel yang
pengambilannya dilakukan secara acak atau random. Sedangkan non
probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana
kemungkinan atau peluang seseorang untuk terpilih menjadi anggota
sampel tidak diketahui. Yang termasuk non probability sampling antara
lain acciental sampling, quota sampling purposive sampling dan snowball
sampling. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling. Dengan
pertimbangan bahwa populasinya bervariasi, berbeda-beda karakternya
dan bersifat heterogen, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 100 orang responden dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel
tersebut cukup representatif untuk mewakili populasi. Pengambilan sampel
sebanyak 100 respon dihitung menggunakan rumus sebagai berikut
(Hussein, 1997 : 66).
-
n = 2
0.20 Z.1/2.0,05
Keterangan :
n = 2
0.201.96
E = 0,20 (error of estimate)
= 0,05
Z = tabel distribusi normal sampel
n = 96,04
n = 100 (pembulatan)
Digunakan rumus ini karena populasi belum diketahui. Sedangkan
teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
accidental sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1992 : 46) accidental sampling
merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan terhadap responden
yang secara kebetulan ditemui pada obyek penelitian ketika observasi sedang
berlangsung.
IV. Definisi Operasional Variabel
Dalam melaksanakan suatu penelitian untuk dapat mengukur masing
masing konsep yang telah terdefinisi, maka di perlukan konsep operasional
variabel. Adapun definisi operasional dari masing masing variabel adalah
sebagai berikut :
-
Variabel Denifisi Operasional Indikator
Sikap Konsumen
Merupakan penilaian konsumen
terhadap produk dan merupakan
proses belajar konsumen yang
belajar dari pengalamannya untuk
memberikan penilaian baik atau
tidak baik terhadap suatu produk
dan kecenderungan tidnakan
kearah obyek atau gagasan
tertentu
1. Variabel keyakinan
Membeli
Merupakan tanggapan konsumen
sebelum membeli dengan melihat
atribut produk yang selama ini
telah menjadi perhatian konsumen
melalui informasi dan pengalaman
yang mereka lihat selama ini
Sikap ramah dan sopan tenga penyaji makanan.
Harga yang terjangkau Harga yang sesuai dengan
kualitas gizi makanan.
Tampilan dan penyajian menu makanan yang menarik
Aroma dan rasa makanan yang mengundang rasa
2. Variabel Evaluasi
Merupakan tanggapan setelah
mengkonsumsi suatu produk
dengan membandingkan apa yang
dilihat suatu produk dengan
membandingkan apa yang dilihat
dan dialami sebelum membeli
suatu produk. Kemudian
Sikap ramah dan sopan tenga penyaji makanan.
Harga yang terjangkau Harga yang sesuai dengan
kualitas gizi makanan.
Tampilan dan penyajian menu makanan yang menarik
-
konsumen akan memberikan sikap
terhadap atribut atribut produk
Aroma dan rasa makanan yang mengundang rasa
3. Variabel Keyakinan
Normatif
Merupakan pengaruh orang lain
terhadap seseorang dalam
membeli suatu produk. Dalam
membeli suatu produk tentu saja
konsumen dapat bertindak sebagai
intiator, user, influencer, decider
ataupun sebagai buyer.
Pengaruh anggota keluarga Pengaruh orang lain Pengaruh teman sebaya Pengaruh tenaga penjual
4. Variabel Motivasi
Merupakan bentuk dorongan yang
ada dalam diri konsumen untuk
melakukan sesuatu yang dapat
memuaskan kebutuhan dan
keinginannya. Dalam melakukan
pembelian suatu produk terdapat
adanya kemungkinan bahwa
konsumen termotivasi untuk
membeli karena pengaruh orang
lain.
Pengaruh anggota keluarga Pengaruh orang lain Pengaruh teman sebaya Pengaruh tenaga penjual
-
V. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai keadaan serta
memperoleh kesimpulan dari persoalan, maka diperlukan data. Data yang
diperlukan dalam memecahkan masalah diatas diperoleh melalui :
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian,
dicatat dan diamati untuk pertama kalainya. Metode yang dipakai dalam
pengumpulan data primer pada penelitian ini diantaranya adalah :
a) Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan daftar pertanyaan yang diajukan pada responden.
Daftar pertanyaan dibuat secara lengkap mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
VI. Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dari lapangan, peneliti perlu menyusun
rencana analisis data. Analisis data adalah sebagai dasar dalam suatu
pengambilan keputusan yang berupa kesimpulan dengan harapan
responden akan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Untuk menguji hipotesis riset, masing masing variabel diukur
dengan menggunakan instrument dalam bentuk kuesioner. Tanggapan
konsumen terhadap variabel variabel penelitian diukur dengan
menggunakan Skala Likert dengan menggunakan klasifikasi skor 3 sampai
-
dengan -3 yang terdiri dari atribut atribut : sikap ramah dan sopan tenaga
penyaji makanan, menu makanan dan minuman yang bervariasi, harga
yang terjangkau, harga yang sesuai dengan kulitas gizi makanan, tampilan
dan penyajian menu makanan yang bergengsi, dam roma dan rasa
makanan yang mengundang selera.
Klasifikasi penilaian dengan menggunakan skore 3 sampai dengan
-3 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Indikator Bobot Penilaian
Sangat setuju 3
Setuju 2
Agak setuju 1
Netral 0
Agak tidak setuju -3
Tidak setuju -2
Sangat tidak setuju -1
A. Model Sikap Feishbein
Model sikap yang ditemukan oleh Feishbein ini digunakan untuk
melihat efek secara hierarki dari suatu produk terhadap pangsa pasar
potensialnya. Dalam Hussein Umar (1997 : 280) model sikap Feishbein
dirumuskan sebagai berikut :
-
))(( 11
1 ebAn
iB
==
Dimana :
AB = sikap total individu terhadap obyek tertentu
b1 = kekuatan keyakinan konsumen bahwa obyek memiliki atribut 1
e1 = evaluasi kepercayaan individu mengenai atribut 1
n = jumlah criteria atribut yang relevan
Untuk mengetahui besarnya nilai b1 dan e1 digunakan metode
ratarata tertimbang sesuai dengan jawaban responden berdasarkan
kuesioner mengenai atribut atribut produk. Setelah jawaban responden
diketahui, data data tersebut diolah sedemikian rupa dalam suatu tabel
untuk mendapat kan nilai b1 dan e1.
Tabel 3.1
Perhitungan Nilai Rata rata Tertimbang Feishbein
Sangat
Setuju Setuju Netral
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Atribut
5 4 3 2 1
Jumlah
Bobot
Nilai
a
Jumlah
Sampel
b
Rata Rata
Tertimbang
a / b
-
Jumlah
Sumber : Hussein Umar, 1997,280
Setelah jawaban responden dikelompokkan seperti tabel diatas
dan dihitung pula nilai rata rata tertimbang, selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai Ab. Nilai Ab yang diperoleh setelah dilakukan
perhitungan seperti tabel di atas merupakan nilai maksimum dan
minimum yang dibedakan ke dalam nilai +/- Ab. Nilai + Ab merupakan
nilai maksimum. Karena rentang skor penilaian adalah -3 sampai dengan
3 dan berisikan 7 indikator penilaian maka nilai Ab tersebut
diklasifikasikan ke dalam interval sebagai berikut
Indikator penilaian yang dimaksud setelah dimasukkannya niali AB
ke dalam interval diatas adalah sebagai berikut :
Sikap Bobot Penilaian
Sangat baik 3
Baik 2
Agak Baik 1
Netral 0
X X X X X X X
-3 -2 0 -1 1 2 3
-AB -2/3AB 0 -1/3AB 1/3AB 2/3AB AB
-
Agak tidak Baik -1
Tidak Baik -2
Sangat tidak Baik -3
Hal ini juga berlaku sama diantara variabel-veriabel dalam
penelitian ini yaitu tanggapan konsumen dalam keyakinan membeli,
evalusai membeli, variabel keyakinan normatif dan variabel motivasi.
Yang membedakannya hanyalah jumlah atribut masing-masing variabel
sesuai dengan definisi operasional variabel.
Setelah jawaban responden dikelompokkan seperti tabel diatas
dan dihitung pula nilai rata rata tertimbang, selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai AB seperti pada tabel berikut ini.
-
Tabel 3.2
Perhitungan Sikap Total Konsumen Terhadap Obyek
Tertentu
Atribut Keyakinan ( b1) Evaluasi ( e1) Total
AB = ( b1) x ( e1)
Jumlah
Sumber : Hussein Umar, 1997,280
B. Model Maksud Perilaku Feishbein
Dimaksud untuk mengetahui kesadaran konsumen akan
keberadaan produk tersebut dipasar. Setelah konsumen sadar terhadap
keberadaan produk tersebut, diharapkan pasar potensial tertarik dengan
produk tersebut.
Nilai AB telah dihitung dengan menggunakan rata-rata tertimbang
seperti tabel 3.1 dan 3.2, sedangkan nilai norma subyektif (SN) juga
-
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Hussein Umar,
1997 : 280) :
SN = =
m
jNB
1( J)(MC J)
Dimana :
SN = norma subyektif
NBJ = keyakinan normatif individu
MCJ = motivasi konsumen
m = banyaknya referen yang relevan
Selanjutnya dengan menggunakan tabel rata-rata tertimbang seperti
tabel 3.1 dan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut
dimasukkan dalam tabel seperti berikut ini :
Tabel 3.3
Norma Subyektif Berdasarkan Sikap Konsumen
Atribut Keyakinan Normatif
(1)
Motivasi
(2)
Total
SN = (1)x(2)
Jumlah
-
Sumber : Hussein Umar, 1997,280
Dalam Hussein Umar (1997, Hal : 280) model maksud perilaku
Feishbein dirumuskan sebagai berikut :
B BI = W1 (AB) + W2 (SN) Dimana :
B = perilaku
BI = maksud perilaku
AB = sikap terhadap pelaksana perilaku B
SN = norma subyektif
W1.W2 = bobot yang ditentukan secara empiris yang menggambarkan
pengaruh relatif dari komponen. Koefisien W1 dan W2 nilai
totalnya adalah 1.
Dengan telah diketahuinya nikai AB W1 W2 dan SN maka dapat
diketahui nilai maksud perilaku konsumen model Feishbein dengan
menggunakan rumus diatas. Nilai tersebut kemudian dijadikan pedoman
untuk membuat kesimpulan bagaimana sikap konsumen dalam membeli
suatu produk.
C. Rangking
Dalam menyusun rangking aribut-atribut produk Restoran Mbok
Berek didasarkan pada urutan kepentingan konsumen terhadap atribut.
Atribut yang dinilai paling penting berdasarkan penilain konsumen diberi
-
nilai paling tinggi sesuai dengan jumlah atribut dan instumen pengukuran
yang ditentukan dalam kuesioner. Selanjutnya jawaban dari responden
diberi bobot secara berurutan berdasarkan nilai yang diberikan. Langkah
berikutnya adalah dijumlah untuk masing-masing atribut dan dari sini
sudah diketahui rangkingnya.