acara_iv[1]

5
Laporan Praktikum Pemetaan Topografi dan Survei Toponimi – Acara IV ACARA IV I. JUDUL Penggambaran Garis Kontur II. TUJUAN 1. Memahami cara penyajian variasi relief dalam bentuk peta 2. Memahami tentang penggambaran garis kontur dan penentuan interval kontur 3. Melatih dalam mengimplementasikan berbagai tipe garis kontur III. ALAT DAN BAHAN 1. Peta titik-titik ketinggian daerah dengan perbedaan relief yang kontras 2. Kalkulator 3. Penggaris 4. Alat tulis IV. CARA KERJA Ayuni Nur Fitriani 13/348088/GE/07567 Menghubungkan titik-titik dengan ketinggian Menyiapkan Alat dan Membesarkan interval kontur Membuat layout peta yang memuat peta kontur Mengecilkan interval kontur Melakukan interpolasi linear titik-titik Membandingkan kerapatan garis kontur pada Menggunakan dua interval kontur untuk merepresentasikan topografi

Upload: tsaniyaintan

Post on 02-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ptt

TRANSCRIPT

Page 1: ACARA_IV[1]

Laporan Praktikum Pemetaan Topografi dan Survei Toponimi – Acara IV

ACARA IV

I. JUDUL

Penggambaran Garis Kontur

II. TUJUAN

1. Memahami cara penyajian variasi relief dalam bentuk peta

2. Memahami tentang penggambaran garis kontur dan penentuan interval kontur

3. Melatih dalam mengimplementasikan berbagai tipe garis kontur

III. ALAT DAN BAHAN

1. Peta titik-titik ketinggian daerah dengan perbedaan relief yang kontras

2. Kalkulator

3. Penggaris

4. Alat tulis

IV. CARA KERJA

Ayuni Nur Fitriani13/348088/GE/07567

Menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang

sama (Ci 25 m)

Menyiapkan Alat dan Bahan

Membuat ulasan singkat mengenai hasil praktikum

Membesarkan interval kontur menjadi 50 m

Melakukan interpolasi linear titik-titik ketinggian

Mengecilkan interval kontur menjadi 12,5 m

Membuat layout peta yang memuat peta kontur terakhir

Membandingkan dan mengamati kenampakan relief hasil A dan D

Membandingkan kerapatangaris kontur pada hasil 1, 2,

dan 3.

Menggunakan dua interval kontur untuk merepresentasikan topografi daerah yang

dikaji (Ci 12,5 dan 25 m)

Page 2: ACARA_IV[1]

Laporan Praktikum Pemetaan Topografi dan Survei Toponimi – Acara IV

V. HASIL PRAKTIKUM

Hasil praktikum terlampir berupa:

1. Peta kontur daerah kajian dengan Ci 12,5 meter

2. Peta kontur daerah kajian dengan Ci 25 meter

3. Peta kontur daerah kajian dengan Ci 50 meter

4. Peta kontur daerah kajian dengan Ci 12,5 dan 25 meter (layout)

5. Perhitungan

VI. PEMBAHASAN

Peta dasar baik RBI maupun topografi memiliki unsur atau informasi yang

penting, salah satunya adalah informasi mengenai tinggi suatu tempat atau yang sering

disebut dengan kontur. Kontur memberikan informasi ketinggian suatu tempat secara

kontinyu dengan menggunakan bantuan garis sehingga dapat diketahui perbedaan

ketinggiannya. Hal ini dapat dilihat dari kerapatan garis, apabila garisnya saling

berdekatan maka menunjukkan ketinggian tempat yang terjal dan apabila garisnya

renggang maka menunjukkan wilayah yang landai atau relatif datar.

Garis kontur memiliki nilai yang direpresentasikan dengan garis tebal yaitu kontur

indeks, selain itu juga terdapat kontur antara dan kontur bantu. Pada praktikum kali ini

membahas mengenai pembuatan garis kontur. Garis kontur yang dibuat memiliki

interval kontur 12,5 m, 25 m, 50 m, dan kombinasi antaran 12,5 m dan 25 m.

Pembuatan garis kontur ini menggunakan teknik interpolasi yaitu menghubungkan titik-

titik ketinggian yang sudah diketahui nilainya dengan menggunakan bantuan segitiga

apabila secara manual dan menggunakan tools topo to raster dan contour apabila secara

digital. Pada pembuatan peta kontur dengan interval kontur 12,5 m hasilnya tidak terlalu

bagus. Hal ini karena terjadi overcrowding atau antar garis kontur sangat rapat bahkan

terlihat saling menumpuk atau bertampalan pada wilayah yang terjal. Sehingga ci 12,5

m ini lebih cocok digunakan untuk daerah yang reliefnya landai.

Kontur dengan interval kontur atau ci 25 m hasilnya terlihat lebih rapi daripada

peta kontur dengan ci 12,5 m dan relief yang dibentuk oleh garis kontur sudah cukup

menggambarkan kenampakannya. Kemudian peta kontur dengan ci 50 m hasilnya tidak

terlalu bagus. Hal ini dikarenakan garis kontur yang dibentuk terlalu renggang sehingga

tidak begitu menggambarkan kenampakan reliefnya. Padahal wilayah yang

digambarkan memiliki relief yang terjal pada bagian barat, sedangkan dengan ci 50

wilayah tersebut terlihat landai.

Ayuni Nur Fitriani13/348088/GE/07567

Page 3: ACARA_IV[1]

Laporan Praktikum Pemetaan Topografi dan Survei Toponimi – Acara IV

Daerah kajian praktikum ini adalah perbukitan Menoreh dan memiliki relief yang

terjal pada bagian barat dan landai pada bagian timur sehingga dapat menggunakan

kombinasi dua ci, yaitu ci yang cocok untuk wilayah terjal seperti ci 50 m dan ci untuk

wilayah landai atau datar yaitu ci 25 m. Tujuan dari menggabungkan dua interval kontur

pada praktikum ini adalah untuk menyeimbangkan antara kontur yang landai dan kontur

yang terjal karena apabila hanya satu inteval kontur yang digunakan maka pada salah

satu kenampakan relief tidak akan terwakili ketinggiannya.

VII. KESIMPULAN

1. Garis kontur digunakan untuk merepresentasikan relief muka bumi karena

memberikan informasi ketinggian secara kontinyu.

2. Semakin kecil nilai kontur interval jarak dua garis kontur semakin rapat dan detail

relief semakin jelas dan sebaliknya.

3. Interval kontur ditentukan berdasarkan karakteristik ketinggian yang dimiliki suatu

wilayah.

4. Wilayah dengan perbedaan relief yang tinggi dapat menggunakan kombinasi interval

kontur agar dapat menyeimbangkan dan menampilkan kenampakan reliefnya.

Ayuni Nur Fitriani13/348088/GE/07567

Page 4: ACARA_IV[1]

Laporan Praktikum Pemetaan Topografi dan Survei Toponimi – Acara IV

DAFTAR PUSTAKA

Kamal, Muhammad. 2010. Petunjuk Praktikum Pemetaan Topografi dan Survey

Toponimi. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM

Sinaga, Maruli. 1998. Pemetaan Topografi (Topographic Mapping). Yogyakarta:

Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

Ayuni Nur Fitriani13/348088/GE/07567