acara pengolahan
DESCRIPTION
PENGOLAHAN TANAHTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMTEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN TAHUNAN
ACARA IPENGOLAHAN LAHAN
Oleh :Devi Purnama Sary
NIM A1L013039
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2015
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia secara langsung atau tidak langsung sangat
tergantung pada kehidupan tanaman. Pengaruh langsung tanaman pada
manusia antara lain tanaman sebagai sumber pangan, bahan bakar, bahan
bangunan, dan berbagai macam bahan menyah industri. Untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman untuk memenuhi kebutuhan
manusia, maka manusia berupaya untuk mengembangkan tanaman dengan
cara bercocok tanam . Dalam rangka mensukseskan bercocok tanam maka
perlu dibekali dengan ilmu yang mendukung cara-cara bercocok tanam yang
baik dengan benar. Agronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
pengelolaan lapang produksi meliputi pengolahan tanah, pemilihat bibit,
penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan sehingga dapat menghasilkan
produksi maksimum. Produksi maksimum yang dimaksud baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Cara pengelolaan tersebut dilakukan pada berbagai tingkatan,
tingkatan cara pengelolaan sejak dari yang sederhana misalnya pemanenan
hasil tanaman yang sudah ada. Tingkatan yang sudah cukup maju misalnya
pembudidayaan secara buster dalam ruamah kaca pada seluruh kehidupan
tanaman. Tingkat efisiensi cara pengelolaan tanaman dan lingkungannya
sangat dipengaruhi oleh tingkat kebudayaan manusia. Pertanian sebagai
salah satu sektor perekonomian adalah penerapan akal dan karya manusia
melalui pengendalian proses produksi biologi tumbuh-tumbuhan sehingga
tumbuh-tumbuhan tersebut menjadi lebih bermanfaat bagi
manusia.Pertanian dapat diibaratkan sebagai industri yang mampu
mengkonversikan karbondioksida dari udara air dan unsur unsur hara
tanaman dari tanah dengan bantuan energi matahari menjadi bahan organik
yang berguna bagi manusia. Bahan tersebut antara lain komponen pangan
berupa karbohidrat, protein , lemak, vitamin dan mineral .
Di negara negara yang sedang berkembang kegagalan mencapai taraf
hidup yang tinggi, pada umumnya berkaitan dengan sistem produksi dan
distribusi tanaman yang tidak efisien. Kemajuan pertanian di suatu negara
cenderung merembes keluar dan mempengaruhi kemajuan negara lain,
bahkan sering barang kali berkembang pesat bukan di negara
asalnya. Perbaikan teknologi di bidang pertanian mampu meningkatkan
produksi hasil pertanian. Perbaikan teknologi pertanian bisa dilakukan
dengan cara memperbaiki kulaitas lat-lat pertanian yang sudah ada ,
penemuan-penemuan baru tentang bibit unggul, dan lain-lain. Dengan
adanya perbaikan teknologi dibidang pertanian diharapkan kualitas dan
kuantitas tanaman hasil pertanian dapat semakin baik dan dapat mencukupi
kebutuhan manusia yang semakin meningkat.
B. Tujuan
Mengetahui teknik-teknik pengolahan lahan untuk tanaman karet
II TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman karet berupa pohon yang tingginya bisa mencapai 25 meter
dengan diameter batang cukup besar. Umumnya batang karet tumbuh lurus
ke atas dengan percabangan dibagian atas. Dibatang inilah terkandung getah
yang lebih terkenal dengan nama lateks (Setiawan dan Andoko, 2005).
Daun berselang-seling, tangkai daun panjang, 3 anak daun yang licin
berkilat. Petiola tipis, hijau dan berpanjang 3,5 – 30 cm. Helaian anak daun
bertangkai pendek dan berbentuk lonjong oblong (Sianturi, 2001). Tanaman
karet adalah tanaman berumah satu (monoecus). Pada satu tangkai bunga
yang berbentuk bunga majemuk terdapat bunga betina dan bunga jantan
(Setyamidjaja, 1999).
Produksi karet dipengaruhi oleh beberapa hal seperti iklim dan cuaca.
Pada musim rontok produktivitas pohon karet menurun, dan dengan asumsi
harga pasar luar negeri stabil, harga di tingkat petani pun menjadi lebih baik.
Cuaca juga berpengaruh terhadap produksi karet. Pada musim hujan petani
tidak bisa menyadap karena lateks yang keluar tidak bisa ditampung karena
lateks mengencer dan jatuh di sekeliling batang. Begitu juga hujan pada
waktu dinihari karena batang masih dalam kondisi basah, sehingga pada
musim hujan produksi karet petani turun (Suswatiningsih, 2008).
Produksi lateks dari tanaman karet selain ditentukan oleh keadaan
tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik
dan manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat
terpenuhi, maka diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah
memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila
keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah
mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi
kriteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap dipanen (Anwar, 2001).
Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan,
kesesuaian lahan, agro-klimatologi, pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan, sistem dan manajemen sadap. Asumsi bahwa pengelolaan
kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteria yang telah dikemukakan
dalam kultur teknis karet di atas, maka estimasi produksi dapat dilakukan
dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas
Perkebunan setempat atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan
(Anwar, 2001).
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet
meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit
tanaman. Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM)
maupun tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti
alang-alang (Imperata cylindrica), Mikania micrantha, eupatorium
(Eupatorium sp), sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik (Anwar,
2001).
Pemberian pupuk tidak dilakukan pada waktu hujan karena akan cepat
tercuci oleh air hujan. Pemberian pupuk dilakukan pada pergantian musim
hujan ke musim kemarau. Cara pemupukan tanaman karet ada dua macam
yaitu dengan cara manual circle dan chemical strip weeding. Pemupukan
dengan cara manual dilakukan dengan membuat saluran melingkar di sekitar
pohon dengan jarak disesuaikan dengan umur tanaman. Umur 3-5 bulan
saluran dibuat melingkar dengan jarak 20-30 cm dari tanaman. Umur 6-10
bulan jarak dari tanaman 20-45 cm. Pemupukan dengan cara chemical strip
dilakukan dengan cara meletakkan pupuk diluar jarak 1-1,5 meter dari
barisan tanaman ( Sugito, 2007).
Penyakit karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan
karet. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya berupa kehilangan hasil
akibat kerusakan, tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya
pengendaliannya. Oleh karena itu, langkah-langkah pengendalian secara
terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat penyakit tersebut
perlu dilakukan. Lebih dari 25 jenis penyakit menimbulkan kerusakan di
perkebunan karet. Penyakit tersebut dapat digolongkan berdasarkan nilai
kerugian ekonomis yang ditimbulkan (Anwar, 2001).
Tanaman kacangan merupakan tanaman penutup tanah (Cover Crop)
yang sangat berguna untuk mencegah erosi dan melindungi tanah dari sinar
matahari yang terlalu terik dan dapat juga melindungi permukaan tanah dari
air hujan dan mengurangi erosi terutama pada tanaman yang permukaannya
miring, curam, atau bergelombang sehingga mengurangi kehilangan unsur
hara akibat pencucian, serta berfungsi mengembalikan unsur hara yang
tercuci dari lapisan dalam dan permukaan tanah. Tanaman kacangan yang
telah menutup tanah juga dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga
biaya untuk pengendalian gulma dapat ditekan (Arsyad, 2006).
III METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini antaralain
tanaman karet belum menghasilkan, tanaman karet sudah menghasilkan,
buku, papan jalan, alat tulis dan kamera.
B. Prosedur Kerja
1. Sebelum pemberangkatan, praktikan berkumpul di kampus untuk
mendapatkan pengarahan dari dosen dan asisten.
2. Setelah diberi pengarahan, praktikan berangkat bersama-sama sesuai
kloter pemberangkatan
3. Sesampainya di PTPN IX kebun Krumput, praktikan melaksanakan
serangkaian acara praktikum, yaitu dengan mendengarkan penjelasan
dari ahli kebun dan melakukan praktek dengan bimbingan ahlinya.
4. Praktikan membuat catatan dari materi dan informasi yang di dapat.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Teknik pengolahan di kebun KRUMPUT antara lain: Polybag ukuran
20 x 40 dipersiapkan, tanah dicangkul dan dibuat haluskan, setelah itu
campurkan pupuk kandang, fosfat, belerang beserta tanah hingga menjadi
homogen. Campuran tanah dan pupuk dimasukkan kedalam polybag ,
mengisi diharuskan untuk ditekan, agar tanah menjadi rapat dan tidak ada
serangga yang masuk atau terserang penyakit.
B. Pembahasan
Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai
umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi
tanaman dapat mencapai 15-20 meter. Modal utama dalam pengusahaan
tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3 meter dimana terdapat
pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengolahan tanaman karet ini adalah
bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mengkin.
Produksi karet dipengaruhi oleh beberapa hal seperti iklim dan cuaca.
Pada musim rontok produktivitas pohon karet menurun, dan dengan asumsi
harga pasar luar negeri stabil, harga di tingkat petani pun menjadi lebih baik.
Cuaca juga berpengaruh terhadap produksi karet. Pada musim hujan petani
tidak bisa menyadap karena lateks yang keluar tidak bisa ditampung karena
lateks mengencer dan jatuh di sekeliling batang. Begitu juga hujan pada
waktu dinihari karena batang masih dalam kondisi basah, sehingga pada
musim hujan produksi karet petani turun .
Produksi lateks dari tanaman karet selain ditentukan oleh keadaan
tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik
dan manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat
terpenuhi, maka diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah
memenuhi kriteria matang sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila
keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah
mencapai minimum 45 cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi
kriteria tersebut, maka areal pertanaman sudah siap dipanen.
Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan,
kesesuaian lahan, agro-klimatologi, pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan, sistem dan manajemen sadap. Asumsi bahwa pengelolaan
kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteria yang telah dikemukakan
dalam kultur teknis karet di atas, maka estimasi produksi dapat dilakukan
dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas
Perkebunan setempat atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan.
V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pengolahan lahan didam polybag:
2. Saat memasukkan tanah dan pupuk di polybag lalu polibag ditekan-
tekan hingga padat
C. Saran
Praktikum dilaksanakan jangan pada hari libur kuliah
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala. 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
Anwar, C., 2001. Pusat penelitian karet, Mig Crop: Medan
BPPP, 1997. 5 Tahun Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1992-1996.
Departemen Pertanian,Jakarta.
Schery, R. W., 1961. Plants for Man. Prentice Hall Inc, New York.
Setyamidjaja, D., 1999. Karet. Kanisius, Yogyakarta.
Tim Penulis PS, 2008. Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya, Jakarta.
BIODATA
◦ NAMA : Devi Purnama Sary
◦ NIM : A1L013039
◦ NO HP. : 082227175394