abstrak spesiasi dan bioavailabilatas … ringkasan spesiasi dan bioavailabilatas logam berat dalam...

25
viii ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI Sayuran merupakan sumber serat alami dan mengandung mineral, vitamin, karbohidrat, dan protein sehingga sangat penting dalam diet. Sebagian besar sayuran telah dilaporkan terkontaminasi logam berat terutama yang dihasilkan dari tanah tercemar akibat aplikasi agrokimia dan aktivitas manusia lainnya. Konsentrasi, jenis, bioavailabilitas, dan mobilitas logam berat dalam tanah menjadi faktor pengendali terakumulasinya di dalam sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat aman konsumsi sayuran yang dihasilkan dari sentra produksi sayuran Candikuning, Bedugul berdasarkan spesiasi, bioavailabilitas, mobilitas logam berat dalam tanah serta logam berat total dalam tanah dan sayuran. Metode ekstraksi bertahap (sequential extraction method) dan metode digesti (digestion method) digunakan untuk memfraksinasi dan mengekstraksi logam Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn untuk penentuan spesiasi dan logam total. Analisis kandungan logam berat diukur menggunakan AAS-Nyala (flame-Atomic Absorption Spectrometer). Tanah untuk budidaya tomat, selada, prei, kentang, dan wortel di daerah Candikuning, Bedugul tidak tercemar oleh Pb, Cr, dan Zn, tetapi tercemar oleh Cu dan Cd. Kandungan logam Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn total dalam berbagai tanah sayuran tersebut berturut-turut pada kisaran 27,95 ± 0,91 102,25 ± 1,31 mg/kg, 112,76 ± 2,49 179,66 ± 3,18 mg/kg, 4,59 ± 0,38 16,20 ± 0,25 mg/kg, 5,51 ± 0,84 36,47 ± 0,92 mg/kg, dan 110,29 ± 9,36 238,50 ± 13,56 mg/kg untuk tanah sebelum penanaman dan 18,33 ± 0,81 63,05 ± 1,60 mg/kg, 81,19 ± 2,30 140,06 ± 1,89 mg/kg, 4,59 ± 0,38 10,32 ± 0,32 mg/kg, 3,52 ± 0,65 18,07 ± 1,25 mg/kg, dan 84,83 ± 6,54 69,23 ± 6,77 mg/kg untuk tanah saat panen sayuran. Kandungan logam berat total dalam tanah sebelum penanaman lebih tinggi daripada saat panen sayuran. Logam berat tersebut dominan sebagai spesies terikat pada bahan organik dan berpotensi bioavailable, kecuali Zn. Bioavailabilitas dan mobilitas berbeda antar logam berat dan logam yang paling bioavailable adalah Pb dan Cr, sedangkan yang paling kurang bioavailable adalah Cu. Semakin tinggi kandungan logam total dalam tanah, semakin banyak logam tersebut yang bioavailable, kecuali Cu. Begitu juga, semakin banyak logam yang bioavailable, semakin tinggi akumulasinya dalam tanaman, kecuali Zn dan Cu. Edible part sayuran tomat, selada, prei, kentang, dan wortel mengakumulasi Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn berturut-turut pada kisaran 0,43 ± 0,01 19,64 ± 0,04 mg/kg, 6,56 ± 0,15 17,47 ± 0,02 mg/kg, 0,09 ± 0,01 0,46 ± 0,00 mg/kg, 0,54 ± 0,01 1,72 ± 0,01 mg/kg, dan 14,16 ± 0,30 82,08 ± 0,11 mg/kg. Kandungan logam Pb, Cd, dan Cr dalam edible part sayuran tersebut melebihi batas maksimum yang ditetapkan oleh FAO/WHO, sedangkan Cu dan Zn masih jauh di bawah batas maksimum yang diperbolehkan. Tingkat aman konsumsi sayuran relatif tinggi dengan nilai HRI total <1, kecuali selada yang sangat berisiko terhadap kesehatan (HRI total >1) akibat pengaruh akumulasi logam Pb, sehingga tidak aman untuk dikonsumsi. Kata Kunci: bioavailabilitas, logam berat, mobilitas, sayuran, spesiasi, tingkat aman konsumsi

Upload: truongtuong

Post on 10-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

viii

ABSTRAK

SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH

DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR

PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

Sayuran merupakan sumber serat alami dan mengandung mineral, vitamin,

karbohidrat, dan protein sehingga sangat penting dalam diet. Sebagian besar sayuran

telah dilaporkan terkontaminasi logam berat terutama yang dihasilkan dari tanah

tercemar akibat aplikasi agrokimia dan aktivitas manusia lainnya. Konsentrasi, jenis,

bioavailabilitas, dan mobilitas logam berat dalam tanah menjadi faktor pengendali

terakumulasinya di dalam sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat

aman konsumsi sayuran yang dihasilkan dari sentra produksi sayuran Candikuning,

Bedugul berdasarkan spesiasi, bioavailabilitas, mobilitas logam berat dalam tanah

serta logam berat total dalam tanah dan sayuran.

Metode ekstraksi bertahap (sequential extraction method) dan metode digesti

(digestion method) digunakan untuk memfraksinasi dan mengekstraksi logam Pb, Cu,

Cd, Cr, dan Zn untuk penentuan spesiasi dan logam total. Analisis kandungan logam

berat diukur menggunakan AAS-Nyala (flame-Atomic Absorption Spectrometer).

Tanah untuk budidaya tomat, selada, prei, kentang, dan wortel di daerah

Candikuning, Bedugul tidak tercemar oleh Pb, Cr, dan Zn, tetapi tercemar oleh Cu

dan Cd. Kandungan logam Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn total dalam berbagai tanah sayuran

tersebut berturut-turut pada kisaran 27,95 ± 0,91 – 102,25 ± 1,31 mg/kg, 112,76 ±

2,49 – 179,66 ± 3,18 mg/kg, 4,59 ± 0,38 – 16,20 ± 0,25 mg/kg, 5,51 ± 0,84 – 36,47 ±

0,92 mg/kg, dan 110,29 ± 9,36 – 238,50 ± 13,56 mg/kg untuk tanah sebelum

penanaman dan 18,33 ± 0,81 – 63,05 ± 1,60 mg/kg, 81,19 ± 2,30 – 140,06 ± 1,89

mg/kg, 4,59 ± 0,38 – 10,32 ± 0,32 mg/kg, 3,52 ± 0,65 – 18,07 ± 1,25 mg/kg, dan

84,83 ± 6,54 – 69,23 ± 6,77 mg/kg untuk tanah saat panen sayuran. Kandungan logam

berat total dalam tanah sebelum penanaman lebih tinggi daripada saat panen sayuran.

Logam berat tersebut dominan sebagai spesies terikat pada bahan organik dan

berpotensi bioavailable, kecuali Zn. Bioavailabilitas dan mobilitas berbeda antar

logam berat dan logam yang paling bioavailable adalah Pb dan Cr, sedangkan yang

paling kurang bioavailable adalah Cu. Semakin tinggi kandungan logam total dalam

tanah, semakin banyak logam tersebut yang bioavailable, kecuali Cu. Begitu juga,

semakin banyak logam yang bioavailable, semakin tinggi akumulasinya dalam

tanaman, kecuali Zn dan Cu. Edible part sayuran tomat, selada, prei, kentang, dan

wortel mengakumulasi Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn berturut-turut pada kisaran 0,43 ± 0,01

– 19,64 ± 0,04 mg/kg, 6,56 ± 0,15 – 17,47 ± 0,02 mg/kg, 0,09 ± 0,01 – 0,46 ± 0,00

mg/kg, 0,54 ± 0,01 – 1,72 ± 0,01 mg/kg, dan 14,16 ± 0,30 – 82,08 ± 0,11 mg/kg.

Kandungan logam Pb, Cd, dan Cr dalam edible part sayuran tersebut melebihi batas

maksimum yang ditetapkan oleh FAO/WHO, sedangkan Cu dan Zn masih jauh di

bawah batas maksimum yang diperbolehkan. Tingkat aman konsumsi sayuran relatif

tinggi dengan nilai HRItotal<1, kecuali selada yang sangat berisiko terhadap kesehatan

(HRItotal>1) akibat pengaruh akumulasi logam Pb, sehingga tidak aman untuk

dikonsumsi.

Kata Kunci: bioavailabilitas, logam berat, mobilitas, sayuran, spesiasi, tingkat aman

konsumsi

Page 2: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

ix

ABSTRACTS

SPECIATION AND BIOAVAILABILITY OF HEAVY METALS IN SOILS

AND THEIR ACCUMULATION IN VEGETABLES AS A BASIC IN

DETERMINING THE CONSUMPTION SAVE LEVELS

Vegetables are a source of natural fibers and contain minerals, vitamins,

carbohydrates, and protein, so that they play an important role in fulfilling the human

dietary needs. Most vegetables have been reported to be contaminated by heavy

metals, especially the vegetables produced from polluted soils or from the soils that

are frequently treated with agrochemicals. Concentrations, types, bioavailability, and

mobility of heavy metals in the soils are the factors controlling the accumulation of

the metals in the edible part of vegetables. This study aimed to determine the safe

level consumption of vegetables produced from the vegetable production center of

Candikuning, Bedugul based on the speciation, bioavailability, and mobility of heavy

metals in soils, as well as the total concentrations in the soils and in various selected

vegetables.

Sequential extraction and digestion methods were applied for fractionation and

extraction of Pb, Cu, Cd, Cr, and Zn from the soils for determining the species of the

metals as well as the total metals. The analysis of the metals was performed by the use

of flame-AAS (Atomic Absorption Spectrometer).

The soils for cultivating tomatoes, lettuce, leek, potatoes, and carrots in

Candikuning area of Bedugul were not polluted by Pb, Cr, and Zn, but they were

polluted by Cu and Cd. The total of Pb, Cu, Cd, Cr, and Zn contained in the soils

before vegetables planting were found in the ranged of 27.95±0.91 – 102.25±1.31

mg/kg, 112.76±2.49 – 179.66±3.18 mg/kg, 4.59±0.38 – 16.20±0.25 mg/kg, 5.51±0.84

– 36.47±0.92 mg/kg, and 110.29±9.36 – 238.50±13.56 mg/kg, respectively, whereas

at the time of vegetables harvesting were in the range of 18.33±0.81 – 63.05±1.60

mg/kg, 81.19±2.30 – 140.06±1.89 mg/kg, 4.59±0.38 – 10.32±0.32 mg/kg, 3.52±0.65

– 18.07±1.25 mg/kg, and 84.83±6.54 – 169.23±6.77 mg/kg, respectively. The total

heavy metals contents found were higher in the soil before planting than those in the

soils at the harvesting time. Generally, the heavy metals in the soils were dominated

by the species bound to organic matter which was potentially bioavailable, except Zn.

Bioavailability and mobility of single metal was different. Pb and Cr were found to be

the most bioavailable metals, while Cu was the least. With the exception of Cu, the

higher the concentration of heavy metal in the soil, the more the metal bioavailable

was. Likewise, the more the bioavailable metal, the higher the accumulation in plant

was, except for Zn and Cu. The edible part of tomatoes, lettuce, leek, potatoes, and

carrots accumulated Pb, Cu, Cd, Cr, and Zn in the range of 0.43±0.01 – 19.64±0.04

mg/kg, 6.56±0.15 – 17.47±0.02 mg/kg, 0.09±0.01 – 0.46±0.00 mg/kg, 0.54±0.01 –

1.72±0.01 mg/kg, and 14.16±0.30 – 82.08±0.11 mg/kg, respectively. All metals

except Cu and Zn in the edible parts of the vegetables exceeded the maximum limit

recommended by FAO/WHO. The consumption safe level of vegetables was

relatively high with the value of HRItotal < 1, except for lettuce was the most unsafe

(HRItotal > 1) and very risky to health resulted from the effect of Pb accumulation.

Keywords: bioavailability, heavy metals, mobility, safe level, speciation, vegetables.

Page 3: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

x

RINGKASAN

SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH

DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR

PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

Sayuran merupakan sumber serat alami dan mengandung mineral, vitamin,

karbohidrat, dan protein sehingga sangat penting dalam diet. Sebagian besar sayuran

dilaporkan telah tercemar bahan-bahan kimia berbahaya yang berasal dari

pencemaran lingkungan, sehingga keamanan konsumsi sayuran perlu mandapat

perhatian agar tidak membahayakan kesehatan manusia. Logam berat merupakan

salah satu racun yang sering mengkontaminasi sayuran yang dihasilkan baik dari

pertanian yang tercemar maupun pertanian yang mengaplikasikan agrokimia.

Konsentrasi, jenis, bioavailabilitas, dan mobilitas logam berat dalam tanah menjadi

faktor kendali terjadinya akumulasi logam berat dalam tanaman seperti sayuran.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat aman konsumsi sayuran yang

dihasilkan dari sentra produksi sayuran Candikuning, Bedugul berdasarkan spesiasi,

bioavailabilitas, mobilitas logam berat dalam tanah serta logam berat total dalam

tanah dan sayuran.

Penentuan spesiasi, bioavailabilitas, dan mobilitas logam Pb, Cu, Cd, Cr, dan

Zn digunakan metode ekstraksi bertahap (sequential extraction method), sedangakan

penentuan logam total digunakan metode digesti (digestion method) dengan reverse

aqua regia yaitu campuran asam klorida dan asam nitrat (1:3) dalam ultrasonic bath

(60oC, 45 menit) dan dilanjutkan dengan pemanasan di atas hotplate (140

oC, 45

menit). Analisis kandungan logam berat dilakukan dengan pengukuran pada AAS-

nyala (flame-Atomic Absorption Spectrometer) Merk Shimadzu AA-7000.

Tanah untuk budidaya tomat, selada, prei, kentang, dan wortel dari tanah

pertanian Candikuning, Bedugul tidak tercemar oleh Pb, Cr, dan Zn, tetapi agak

tercemar oleh Cu dan tercemar hingga sangat tercemar oleh logam Cd. Kandungan

logam Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn total dalam berbagai tanah sayuran tersebut berturut-

turut pada kisaran 27,95 ± 0,91 – 102,25 ± 1,31 mg/kg, 112,76 ± 2,49 – 179,66 ± 3,18

mg/kg, 4,59 ± 0,38 – 16,20 ± 0,25 mg/kg, 5,51 ± 0,84 – 36,47 ± 0,92 mg/kg, dan

110,29 ± 9,36 – 238,50 ± 13,56 mg/kg untuk tanah sebelum penanaman dan 18,33 ±

0,81 – 63,05 ± 1,60 mg/kg, 81,19 ± 2,30 – 140,06 ± 1,89 mg/kg, 4,59 ± 0,38 –10,32 ±

0,32 mg/kg, 3,52 ± 0,65 – 18,07 ± 1,25 mg/kg, dan 84,83 ± 6,54 – 169,23 ± 6,77

mg/kg untuk tanah saat panen sayuran. Kandungan logam berat total dalam tanah

sebelum penanaman lebih tinggi daripada saat panen sayuran.

Secara umum, logam berat dalam tanah tersebut dominan terikat pada bahan

organik sebagai spesies oxidisable dan berpotensi bioavailable, kecuali Zn.

Bioavailabilitas dan mobilitas berbeda antar logam berat dan logam yang paling

bioavailable adalah Pb dan Cr (27 dan 29%), sedangkan yang paling bioavailable

adalah Cu (20%). Semakin tinggi kandungan logam total dalam tanah, semakin

banyak logam tersebut yang bioavailable, kecuali Cu. Begitu juga, semakin banyak

logam yang bioavailable, semakin tinggi akumulasinya dalam tanaman, kecuali Zn

dan Cu. Edible part sayuran tomat, selada, prei, kentang, dan wortel mengakumulasi

Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn berturut-turut 0,43 ± 0,01 – 19,64 ± 0,04, mg/kg, 6,56 ± 0,15 –

17,47 ± 0,02 mg/kg, 0,09 ± 0,01 – 0,46 ± 0,00 mg/kg, 0,54 ± 0,01 – 1,72 ± 0,01

mg/kg, dan 14,16 ± 0,30 – 82,08 ± 0,11 mg/kg. Kandungan logam Pb, Cd, dan Cr

dalam edible part sayuran tersebut melebihi batas maksimum yang ditetapkan oleh

Page 4: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xi

FAO/WHO, sedangkan Cu dan Zn masih jauh di bawah batas maksimum yang

diperbolehkan. Tingkat aman konsumsi sayuran relatif tinggi dengan nilai HRItotal<1,

kecuali selada yang sangat berisiko terhadap kesehatan (HRItotal>1) akibat pengaruh

akumulasi logam Pb, sehingga tidak aman untuk dikonsumsi.

Page 5: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM …………………………………………………………...... i

PRASYARAT GELAR ………………………………………………………… ii

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………… iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI …………………………………………… iv

HALAMAN SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT …………………... v

UCAPAN TERIMAKASIH …………………………………………………… vi

ABSTRAK ……………………………………………………………………... viii

ABSTRACT ……………………………………………………………………. ix

RINGKASAN ………………………………………………………………….. x

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL …...…………………………………………………………. xvi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………... xvii

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH …………….. .. xix

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xxi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 9

1.3.1 Tujuan Umum ...................................................... 9

1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 10

1.4.1 Manfaat Akademik ............................................... 10

1.4.2 Manfaat Praktis .................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 12

2.1 Pencemaran Tanah pertanian ............................................. 12

2.2 Logam Berat …………………………………………….. 15

2.2.1 Logam Berat Timbal (Pb)………………………. 17

2.2.2 Logam Berat Kadmium (Cd) …………………... 19

2.2.3 Logam Berat Tembaga (Cu) …………………... 21

2.2.4 Logam Berat Kromium (Cr) …………………... 23

2.2.5 Logam Berat Seng (Zn) ………………………… 25

2.3 Bioavailabilitas dan Spesiasi Logam Berat ……………... 27

2.3.1 Bioavailabilitas Logam Dalam Tanah …………. 30

2.3.2 Spesiasi Logam Berat Dalam Tanah ...…………. 33

2.4 Sayuran …………………………….................................. 37

2.4.1 Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)………... 39

2.4.2 Wortel (Daucus corata L) ……………………… 42

2.4.3 Kentang (Solanum tuberosum, L) ........................ 44

2.4.4 Selada (Lactuca sativa L.) .................................... 46

2.4.5 Prei atau Bawang Daun (Allium fistulosum L.) … 47

Page 6: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xiii

2.5 Metode Digesti (Digestion method) Logam Berat ……… 49

2.6 Tingkat Aman Konsumsi Sayuran ……………………… 51

2.6.1 Asupan Logam Perhari (DIM, daily intake of

metals) …………………………………………..

52

2.6.2 Indeks Risiko Kesehatan (HRI, health risk

index). ………………………...............................

52

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ……………………………………………………..

53

3.1 Kerangka Berpikir............................................................... 53

3.2 Konsep Penelitian .............................................................. 57

3.3 Hipotesis ............................................................................ 59

BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………………… 61

4.1 Rancangan Penelitian …………………………................ 61

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................. 63

4.2.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat

Penelitian ..............................................................

63

4.2.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian …………………. 64

4.3 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………. 65

4.4 Penentuan Sumber Data …………………………………. 65

4.4.1 Populasi dan Sampel …………………………… 65

4.4.2 Kriteria Sampel .................................................... 65

4.4.3 Besar Sampel ………............................................ 66

4.4.3.1 Besar sampel tanah …………………. 66

4.4.3.2 Besar sampel Sayur ………………… 67

4.4.4 Teknik Pengambilan sampel …………………… 68

4.5 Variabel Penelitian ……………………………………… 68

4.5.1 Identifikasi dan Klasifikasi Variabel 68

4.5.2 Definisi Operasional Variable 68

4.6 Bahan Penelitian ………………………………………… 70

4.6.1 Bahan Sampel …………………………………. 70

4.6.2 Bahan Kimia …………………………………… 71

4.7 Instrumen Penelitian …………………………………….. 71

4.8 Prosedur Penelitian ……………………………………… 71

4.8.1 Observasi Pendahuluan ………………………… 71

4.8.2 Tahap Persiapan Penelitian …………………….. 72

4.8.3 Pengambilan Sampel …………………………… 72

4.8.3.1 Pengambilan sampel tanah I ……….. 72

4.8.3.2 Pengambilan sampel tanah II 73

4.8.3.3 Pengambilan sampel tanaman

sayuran………………………………

73

4.8.3.4 Pengumpulan data pendukung ……... 74

4.8.4 Perlakuan Sampel ………………………………. 77

4.8.5 Penyiapan Sampel ................................................ 78

4.8.5.1 Analisis logam total pada tanah dan

Page 7: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xiv

sayuran ............................................... 78

4.8.5.2 Ekstraksi bertahap (sequential

extraction) …………………………..

79

4.8.6 Penentuan Konsentrasi Logam Pb, Cd, Cu, Cr,

dan Zn Dengan AAS ……………………………

80

4.9 Analisis Data …………………………………………….. 80

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………….. 83

5.1 Karakteristik Fisiko-Kimia Tanah dan Kandungan

Logam Berat Total dalam Berbagai Tanah Sayuran

Candikuning, Bedugul …………………………………...

83

5.1.1 Karakteristik Fisiko-kimia Tanah ……………… 83

5.1.2 Kandungan Logam Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn Total

dalam Tanah Sebelum Penanaman dan Saat

Panen Sayuran…………………………………...

87

5.1.3 Perbedaan Kandungan Logam Total Sebelum

penanaman dan Saat Panen Sayuran ……………

100

5.2 Spesiasi Logam Berat dalam Berbagai Tanah Sayuran

Sebelum dan Saat Panen Sayuran ………………………..

104

5.2.1 Spesiasi Logam Berat dalam Tanah Sebelum

Penanaman Sayuran …………………………….

105

5.2.2 Spesiasi Logam Berat dalam Tanah Saat Panen

Sayuran ………………………………………….

113

5.3 Bioavailabilitas Logam Berat dalam Berbagai Tanah

Sayuran …………………………………………………..

115

5.3.1 Bioavailabilitas logam Pb dalam tanah sayuran .. 116

5.3.2 Bioavailabilitas logam Cu dalam tanah sayuran... 118

5.3.3 Bioavailabilitas logam Cd dalam tanah sayuran... 119

5.3.4 Bioavailabilitas logam Cr dalam tanah sayuran… 120

5.3.5 Bioavailabilitas logam Zn dalam tanah sayuran... 122

5.4 Mobilitas Logam Berat Dalam Berbagai Tanah Sayuran .. 126

5.5 Hubungan Antara Bioavailabilitas Logam Berat Dengan

Logam Total Dalam Tanah dan Tanaman Sayuran ……...

133

5.5.1 Hubungan antara bioavailabilitas logam Pb, Cu,

Cd, Cr, dan Zn dengan logam total dalam tanah

sayuran…………………………………………..

133

5.5.2 Hubungan antara bioavailabilitas logam Pb, Cu,

Cd, Cr, dan Zn dengan logam total dalam

tanaman sayuran ………………………………...

136

5.6 Kandungan Logam Berat Dalam Edible Part Berbagai

Jenis Sayur Hasil Pertanian di Daerah Candikuning,

Bedugul ………………………………………………….

141

5.7 Tingkat Aman dan Batas Maksimum Konsumsi Sayuran

yang Dihasilkan Dari Sentra Produksi Sayuran

Candikuning, Bedugul …………………………………...

153

5.7.1 Tingkat Aman Konsumsi Sayuran ……………... 153

Page 8: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xv

5.7.2 Batas Maksimum Konsumsi Sayuran (g/hari)

Berdasarkan Berat Badan ……………………….

156

5.8 Pembahasan Umum……………………………………… 158

Kebaruan (Novelty) Hasil Penelitian ……………………. 162

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 163

6.1 Simpulan ………………………………………………… 163

6.2 Saran ……………...……………………………………... 164

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 166

LAMPIRAN- LAMPIRAN ……………………………………………………. 176

Page 9: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Kandungan Logam Berat Dalam Pupuk Anorganik dan Organik………. 15

2.2 Kandungan Logam Berat Total Dalam Beberapa Jenis Sayuran Hasil

Pertanian Sentra Produksi Sayuran Wilayah Candikuning, Bedugul …...

40

2.3 Kandungan Zat Gizi Buah Tomat Masak Tiap 100 g ............................... 40

2.4 Komposisi Kimia Wortel Tiap 100 g Bahan ............................................ 43

2.5 Komposisi Kimia Umbi Kentang Tiap 100 g Bahan ............................... 46

2.6 Kandungan Kimia Selada Tiap 100 g Bahan ............................................ 48

2.7 Kandungan Kimia Bawang Daun/Prei Tiap 100 g Bahan ........................ 49

4.1 Daftar Larutan Pengekstrak yang Digunakan pada Setiap Tahap Dalam

Ekstraksi Bertahap dan Fase Tanah yang Terekstraksi ...........................

79

5.1 Karakteristik Fisiko-kimia Tanah Pertanian Sebelum dan Saat Panen

Sayur …………………………………………………………………….

84

5.2 Pesen Perolehan Kembali Logam Berat dalam SRM (AGAL-10) ……... 87

5.3 Kandungan Logam Berat Total dalam Berbagai Tanah Sayuran ………. 90

5.4 Kandungan Rata-rata Logam Berat dalam Pupuk, Pestisida, dan Air

Irigasi ………………………………………………………………...….

92

5.5 Kandungan Logam Berat Total (mg/kg) dalam Seluruh Bagian

Tanaman Sayuran dan Selisih Konsentrasi Logam Berat dalam Tanah

Sebelum Penanaman dan Saat Panen Sayuran ………………………….

103

5.6 Deskripsi dan Kekuatan Ikatan Logam Berat Dalam Fase Tanah Setiap

Fraksi ……………………………………………………………………

105

5.7 Spesiasi Logam Berat dalam Tanah Sebelum Penanaman Sayuran …. 107

5.8 Signifikansi Korelasi Logam Berat Total dan Logam Bioavailable ……. 133

5.9 Signifikansi Korelasi Logam Berat Dalam Sayuran dan Logam

Bioavailable ……………………………………………………………..

138

5.10 Kandungan Logam Berat Dalam Edible Part Berbagai Jenis Sayuran …

142

5.11 Pola Penyebaran dan Akumulasi Logam Berat dalam Tanah dan

Sayuran ………………………………………………………………….

152

5.12 Nilai HRI Orang Dewasa dan Anak-anak terhadap Akumulasi Logam

Berat Dalam Edible Part Berbagai Jenis Sayuran ………………………

155

Page 10: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1 Skema Kerangka Berpikir …………………………..……………….. 58

3.2 Konsep penelitian …………………………...……………………….. 60

3.3 Diagram Alir Aktivitas Penelitian Laboratorium …….……………… 60

4.1 Skema Tahapan Penelitian …………….…………………………….. 62

4.2 Peta Lokasi Pengambilan Sampel …………………………………… 64

4.3 Teknik Pengambilan Sampel Tanah Lahan Sayur ………………….... 67

5.1 Linieritas dan Koefisien Regresi Analisis Logam Berat Dalam SRM

AGAL-10) …………………………………………………………….

88

5.2.a Kandungan Logam Berat Pb Dalam Tanah Sebelum Penanaman dan

Saat Panen Sayuran …………………………………………………...

92

5.2.b Kandungan Logam Berat Cu Dalam Tanah Sebelum Penanaman dan

Saat Panen Sayuran …………………………………………………...

95

5.2.c Kandungan Logam Berat Cd Dalam Tanah Sebelum Penanaman dan

Saat Panen Sayuran …………………………………………………...

96

5.2.d Kandungan Logam Berat Cr Dalam Tanah Sebelum Penanaman dan

Saat Panen Sayuran …………………………………………………...

98

5.2.e Kandungan Logam Berat Zn Dalam Tanah Sebelum Penanaman dan

Saat Panen Sayuran …………………………………………………...

100

5.3 Fraksinasi Logam Berat Dalam Tanah Sebelum Penanaman Sayuran

………………………………………...................................................

108

5.4 Spesiasi Logam Berat Dalam Berbagai FaseTanah Sebelum

Penanaman Sayuran ………………………………………..................

111

5.5 Spesiasi Logam Berat Dalam Tanah Saat Panen Sayuran …….……... 115

5.6 Bioavailabilitas Logam Pb Dalam Berbagai Tanah Sayuran ………… 117

5.7 Bioavailabilitas Logam Cu Dalam Berbagai Tanah Sayuran………… 119

5.8 Bioavailabilitas Logam Cd Dalam Berbagai Tanah Sayuran ………... 121

5.9 Bioavailabilitas Logam Cr Dalam Berbagai Tanah Sayuran ………… 121

5.10 Bioavailabilitas Logam Zn Dalam Berbagai Tanah Sayuran ………... 123

5.11 Bioavailabilitas Logam Berat Dalam Berbagai Tanah Sayuran

Sebelum Penanaman dan Saat Panen Sayuran ……………………….

125

5.12 Potensi Bioavailabilitas Logam Berat Dalam Berbagai Tanah

Sayuran Sebelum Penanaman dan Saat Panen Sayuran ……………...

127

5.13 Mekanisme Pembentukan Kompleks Logam-organik Antara Ion

Logam Dengan Gugus Fungsi pada Zat-zat Humat ………………….

127

5.14 Mobilitas Logam Berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn Dalam Berbagai

Tanah Sayuran ………………………………………………………..

129

5.15 Hubungan Antara Logam Total Dengan Bioavailabilitas Logam Berat

Page 11: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xviii

Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn Dalam Berbagai Tanah Sayuran ……………. 134

5.16 Hubungan Antara Logam Total Dalam Tanaman Sayuran Dengan

Bioavailabilitas Logam Berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn Dalam

Berbagai Tanah Sayuran ……………………………………………...

138

5.17 Kandungan Logam Pb Dalam Ebible Part Berbagai Sayuran yang

Dihasilkan Dari Sentra Produksi Sayuran Candikuning, Bedugul …...

145

5.18 Kandungan Logam Cu dan Zn Dalam Ebible Part Berbagai Sayuran

yang Dihasilkan Dari Sentra Produksi Sayuran Candikuning,

Bedugul ……………………………………………………………….

148

5.19 Kandungan Logam Cd dan Cr Dalam Ebible Part Berbagai Sayuran

yang Dihasilkan Dari Sentra Produksi Sayuran Candikuning,

Bedugul ……………………………………………………………….

152

5.20 Batas Maksimum Konsumsi Sayuran Menurut Berat Badan ………... 157

Page 12: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xix

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN

AAS : Atomic Absorption Spectrophotometer

Bio : Bioavailable

BMR : Batas Maksimum Residu

BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan

C : Carbon (Karbon)

Dfi : Daily food intake

DIM : Daily Intake Metals

dpl : di atas permukaan laut

EDTA : Ethilen Diamine Tetra Acetate

EFLE : Easily, Freely, Leachable, and Exchangeable

F1-F4 : Fraksi 1-Fraksi 4

FAO : Food Association Organozation

FRG : Federal Republic of Germany

g : gram

GLC : Greater London Council

HCl : Hydrogen chloride

Ha : Hektar

Ho : Hipotesis nol

HRI : Health Risk Index

IB : Indeks Bioavailabilitas

ICRP : International Commission on Radiological Protection

K : Kalium

KA : Kadar Air

KB : Kejenuhan Basa

kg : kilogram

KTK : Kapasitas Penukar Kation

KU : Kering udara

Lb : Lempung berpasir

Llb : Lempung liat berpasir

m : meter

mg : milligram

mg/h : miligram per hari

mm : milimeter

N : Nitrogen

NB : Non Bioavailabel

NOEL : No Effect Limits

P : Posfor

Page 13: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xx

PB : Potensial Bioavailabel

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

PVC : PolyVinil Chloride

SB : Sertamerta Bioavailabel

SD : Standar Deviasi

SEPA : The State Environmental Protection Administration

SRM : Standard Reference Material

T : Tanah

TpD : Tanah pertanian di berbagai belahan Dunia

UK : United Kingdom

USA : United State of America

WHO : World Health Organzation

Lambang

µ untuk menyatakan satuan mikro

< menunjukkan nilai di sebelah kiri lebih rendah daripada nilai sebelah

kanan

> menunjukkan nilai di sebelah kiri lebih tinggi daripada nilai sebelah kanan

≤ menunjukkan nilai di kiri lebih rendah atau sama dengan nilai di kanan

≈ menunjukkan nilai di kiri dan di kanan setara

± menunjukkan nilai lebih kurang

Page 14: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tahapan Penelitian ....................................................................... 176

Lampiran 2 Skema Preparasi sampel .............................................................. 177

Lampiran 3 Analisis Logam Total Dalam Tanah ............................................ 179

Lampiran 4 Skema digesti sampel tanah dan/atau sayur ................................. 181

Lampiran 5 Ekstraksi Bertahap (sequential extraction) .................................. 183

Lampiran 6 Skema Ekstraksi bertahap (sequential extraction) .......………… 185

Lampiran 7 Analisis Logam Berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn …..……………... 186

Lampiran 7a Analisis Keragaman Kandungan Logam Berat Antar Petak dan

Antar Lahan …………………………….....................................

188

Lampiran 7b Analisis Keragaman Kandungan Logam Berat Antar Lahan …. 192

Lampiran 8 Kandungan Logam Berat dalam Berbagai Pupuk Anorganik dan

Pestisida Sintetis Serta Air Irigasi ………………………….......

194

Lampiran 8a Bahan Agrokimia dan Frekuensi Penggunaannya pada Setiap

Jenis Tanaman Selama Produksi Sayuran ……………………...

197

Lampiran 9 Spesiasi Logam Berat Dalam Tanah Sayuran …………………. 198

Lampiran 10 Kandungan Logam Berat dalam Bagian Tanaman Berbagai

Sayuran …………………………………....................................

201

Lampiran 11 Perbedaan Bioavailabilitas Logam Berat dalam Berbagai Tanah

Sayuran Sebelum Penanaman …….............................................

202

Lampiran 12 Perbedaan Mobilitas Logam Berat dalam Berbagai Tanah

Sayuran …………………………………………………………

204

Lampiran 13 Hubungan Logam Berat Total dalam Tanah dengan Logam

Bioavailable …..………………………………………………...

208

Lampiran 14 Hubungan Logam Berat dalam Tanaman Sayuran dengan

Logam Bioavailable ……..……………………………………..

211

Lampiran 15 Kandungan Logam Berat Dalam Edible Part Berbagai Jenis

Sayuran dan Uji Anovanya ……………………………………..

214

Lampiran 16 Indeks Risiko Kesehatan (HRI, Health Risk Index) .................... 219

Page 15: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sayuran merupakan sumber serat alami dan mengandung mineral, vitamin,

karbohidrat, dan protein. Kandungan tersebut yang menjadikan sayuran

mempunyai peran penting dalam melengkapi kebutuhan gizi dan diet di

masyarakat. Melihat pentingnya peran sayuran dalam diet, maka perlu mandapat

perhatian agar sayuran yang dikonsumsi tidak membahayakan kesehatan manusia

terutama akibat dari kontaminasi cemaran bahan-bahan kimia berbahaya yang

umumnya berasal dari tanah pertanian atau perkebunan yang tercemar.

Kawasan Bedugul, meliputi Desa Pancasari dan Candikuning, merupakan

daerah penghasil sayur-sayuran yang cukup besar di Bali dan sayuran yang

diproduksi di wilayah ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan baik industri

pariwisata maupun pasar tradisional dan modern. Dengan semakin meningkatnya

kebutuhan sayuran tersebut, maka para petani berusaha meningkatkan

produksinya secara kuantitatif dengan aplikasi agrokimia (pupuk anorganik dan

pestisida sintetis) secara terus menerus dan intensif tanpa memperhatikan

dampaknya terhadap kualitas tanah dan produknya serta kesehatan masyarakat

yang mengkonsumsi produksi sayuran tersebut.

Peningkatan penggunaan pupuk anorganik dan pestisida sintetis dapat

menyebabkan tanah dan tanaman tercemar oleh zat-zat kimia, termasuk logam

berat seperti As, Pb, Cd, Cu, Co, Cr, Mo, Sr, Ti, V, Mn, Fe, Ni, Hg, Ba, Sc, dan

Zn, namun beberapa dari unsur-unsur tersebut seperti Cu, Co, Zn, Mn, dan Fe

Page 16: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

2

dalam konsentrasi rendah adalah sebagai unsur hara mikro (Alloway, 1990;

Gimeno-Garcia, et al., 1996; Taylor and Percival, 2001; Curtis and Smith, 2002;

He et al., 2005; Papafilippaki et al., 2007; Karyadi, 2008). Cemaran yang terdapat

pada air irigasi, tanah, dan udara seperti gas buangan dari industri dan kendaraan

bermotor serta limbah yang dimanfaatkan sebagai pupuk merupakan sumber lain

yang juga memberi kontribusi pada terkontaminasinya tanaman produksi

pertanian. Tanaman budidaya seperti sayuran yang diirigasi dengan air limbah

secara terus menerus dapat meningkatkan kandungan logam berat dalam edible

partnya (Khan et al., 2007; Arora et al., 2008). Tanaman selada yang diberi pupuk

anorganik (NPK) dan tanpa pupuk organik mengalami peningkatan kandungan Pb

dari 0,110 ppm menjadi 0,140 ppm pada daunnya dan dari 0,120 ppm menjadi

0,248 ppm pada akarnya (Hayati, 2010). Astawan (2008) menemukakan bahwa,

sayuran yang ditanam di tepi jalan raya terakumulasi oleh cemaran Pb cukup

tinggi yaitu rata-rata 28,78 mg/kg dan ini jauh di atas batas aman yang diijinkan

Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan (2 mg/kg).

Tanaman yang tumbuh pada lingkungan yang tercemar akan

mengakumulasi logam berat relatif tinggi sehingga menyebabkan risiko yang

serius terhadap kesehatan manusia jika mengkonsumsinya (Alloway, 1990;

Voutsa et al., 1996). Okoronkwo et al. (2005) melaporkan bahwa konsentrasi

rata-rata logam Pb pada akar dan daun singkong yang dihasilkan dari tanah

dengan timbunan limbah berturut-turut 111,75 dan 76,63 mg/kg dan ini

menunjukkan bahwa bagian akar dan daun singkong dapat mengakumulasi Pb

sangat tinggi. Begitu juga, sayuran yang tumbuh pada tanah tercemar dari

Page 17: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

3

berbagai sumber, mengandung logam Cd dalam edible part sayuran kubis, wortel,

selada, dan lobak berturut-turut: 15,7; 8,71; 18,04; dan 5,51 mg/kg (Alloway et al.

(1990)). Temuan ini dapat menyarankan bahwa edible part dari sayuran yang

berasosiasi dengan akar dan daun mampu mengakumulasi logam Cd relatif tinggi.

Tanaman sayuran yang ditanam pada tanah tercemar seperti tanah dekat peleburan

logam dan tanah pertanian yang dialiri air limbah sebagai irigasi, cendrung

mengandung logam berat relatif tinggi karena adanya emisi dan distribusi logam-

logam berat ke dalam tanah pertanian tersebut (Kachenko and Singh, 2004; Cui et

al., 2004; Behbahaninia and Mirbagheri, 2008). Hindersah et al. (2004) juga

melaporkan bahwa tanaman tomat yang ditanam pada lahan dengan campuran

lumpur limbah domestik menunjukkan adanya hubungan yang positif antara

akumulasi logam Pb dan Cd dalam buah tomat dengan dosis lumpur yang

diaplikasikan pada lahan tanaman tomat tersebut. Dengan demikian, dosis input

yang mengandung logam berat dapat mempengaruhi akumulasi logam tersebut

dalam tanaman.

Logam-logam berat di lingkungan daerah pertanian merupakan ancaman

bagi kesehatan manusia dan hewan mengingat sifatnya yang persisten atau

bertahan dan bioakumulatif (Yap et al., 2009). Logam berat yang berada dalam

tanah pertanian berpotensi untuk diserap oleh tanaman yang tumbuh pada tanah

tersebut dan terakumulasi dalam bagian-bagian tanaman seperti buah, daun,

batang, dan akar sesuai dengan daya akumulasi masing-masing bagian tanaman

tersebut. Akumulasi logam Pb pada tanaman kangkung lebih tinggi terdapat pada

bagian akarnya dibandingkan dengan bagian lainnya (Kohar et al., 2005).

Page 18: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

4

Alloway (1995) menyatakan bahwa konsentrasi, jenis, dan mobilitas logam dalam

tanah menjadi faktor pengendali terakumulasinya logam-logam tersebut di dalam

tanaman. Tanaman seperti sayuran yang tercemar logam berat melebihi batas

toleransi dapat menyebabkan keracunan bila dikonsumsi oleh manusia maupun

hewan (Widowati, 2011). Keracunan akibat mengkonsumsi sayuran yang

tercemar, merupakan isu yang sangat penting sehingga menyita perhatian para

peneliti terhadap risiko-risiko yang berkaitan dengan konsumsi sayur-sayuran

yang terkontaminasi oleh pestisida, logam berat, dan atau toksin (Khan et al.,

2009).

Informasi di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam mewaspadai

sayuran yang dihasilkan dari pertanian/perkebunan di kawasan Bedugul, terutama

di sentra produksi sayuran Candikuning. Sayuran yang dihasilkan tersebut ada

kecendrungan terakumulasi logam-logam berat, karena menurut keterangan ketua

kelompok tani di wilayah tersebut, pupuk anorganik (seperti pupuk KCl, super

fosfat, dan lain-lain) dan pestisida (seperti fungisida dan insektisida) sintetis selalu

diaplikasikan selama proses produksi. Adanya cemaran pestisida, logam berat,

nitrat, nitrit, dan sulfat dalam danau seperti hasil penelitian Arthana (2007) dan

Manuaba (2009) terhadap air Danau Buyan, mengindikasikan bahwa cemaran

tersebut sebagian besar berasal dari residu agrokimia yang hanyut dari tanah

pertanian dan tertampung dalam danau tersebut. Cemaran ini juga

mengindikasikan bahwa petani sayuran yang ada di daerah tersebut sudah biasa

atau lumrah mengaplikasikan bahan agrokimia selama proses produksi.

Page 19: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

5

Dalam studi awal didapatkan bahwa kandungan logam berat Pb, Cu, Cr,

dan Zn dalam bagian tanaman yang dikonsumsi (edible parts) dari sepuluh jenis

sayuran yang dihasilkan di sentra produksi sayuran Candikuning, Bedugul relatif

tinggi yaitu berturut-turut dengan kisaran 4,34-150,15 mg/kg, 11,11-347,54

mg/kg, tidak terdeteksi (ND)-152,82 mg/kg, dan 5,12-90,69 mg/kg. Secara umum,

kandungan Pb dan Cr dalam edible parts seluruh jenis sayuran melebihi batas

maksimum yang diperbolehkan menurut FAO/WHO (Food Association

Organozation/World Health Organzation) yaitu 0,3 mg/kg untuk Pb dan 0,05

mg/kg untuk Cr, dengan perkecualian bahwa Cr dalam sayuran kentang dan

seledri (tidak terdeteksi). Kandungan Cu hanya dalam sayuran kubis (150,15

mg/kg) dan sawi (76,70 mg/kg) yang melebihi batas maksimum (40 mg/kg) yang

diperbolehkan (Codex, 2001). Dari laporan hasil penelitian pendahuluan tersebut

dapat diprediksi bahwa tanah pertanian tersebut sudah tercemar terutama oleh

logam Pb dan Cr (Siaka et al., 2014).

Aman dan tidaknya mengkonsumsi sayuran yang terkontaminasi logam

berat, dapat ditentukan dari nilai Health Risk Index-nya (HRI) atau indeks risiko

kesehatan. Jika nilai HRI < 1, sayuran tersebut aman untuk dikonsumsi, tapi jika

HRI > 1, konsumsi sayuran sangat berisiko terhadap kesehatan (IRIS, 2003). HRI

tersebut dapat dihitung dengan membagi nilai Daily Intake of Metals (DIM) atau

asupan logam per hari dengan nilai reference oral dose (RfD) atau referensi dosis

oral, sedangkan nilai DIM merupakan hasil kali dari konsentrasi logam berat

dalam sayuran, faktor konversi (berat sayuran segar ke berat kering), dan asupan

sayuran setiap hari (daily intake of vegetables) per berat badan (IRIS, 2003).

Page 20: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

6

Pengaruh toksik yang disebabkan oleh kelebihan konsentrasi logam berat

dalam tubuh manusia dapat menyebabkan anemia, kerusakan ginjal, mandul,

keterbelakangan mental, tulang rapuh, kanker (paru-paru, prostat, ginjal), dan

bahkan menyebabkan kematian. (Radojević and Bashkin, 1999).

Penyerapan logam berat oleh tanaman sangat bergantung pada spesies

(bentuk-bentuk logam dalam tanah) dan bioavailabilitas (ketersediaan untuk biota)

logam berat tersebut di dalam tanah. Logam dalam bentuk ion atau molekul ion

dan yang mempunyai mobilitas tinggi di dalam tanah akan sangat bioavailable

(dapat tersedia). Logam berat yang ada dalam tanah tidak semuanya bersifat

bioavailable karena tidak semua logam berada dalam bentuk ion atau sebagian

berada dalam bentuk-bentuk terikat pada komponen tanah.

Bioavailabilitas logam dipengaruhi oleh pH, redoks, dan alkalinitas tanah

(Delft Hydraulics Laboratory, 1984). Mobilitas logam berat semakin tinggi pada

tanah yang pHnya semakin rendah (semakin bersifat asam), sehingga dapat

menyebabkan bioavailabilitas logam berat dalam tanah meningkat yang

mengakibatkan logam tersebut terakumulasi cukup tinggi pada tanaman seperti

sayuran daun yang tumbuh pada tanah tersebut (Kachenko and Singh, 2004;

Takáč et al., 2009). Pada dasarnya, logam-logam berat dalam tanah berada dalam

bentuk karbonat atau sulfida seperti besi-sulfida/Mn-sulfida atau dalam bahan

organik (sisa-sisa jasad organisme), dan ada juga yang terikat dalam mineral

seperti silikat. Bentuk-bentuk seperti ini dapat bersifat bioavailable dan non-

bioavailable (resistant). Logam-logam yang berada dalam bentuk berbeda

memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda pula (Tessier and Campbell, 1988),

Page 21: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

7

sehingga ada yang bioavailable (bentuk ion), berpotensi bioavailable (bentuk

yang reducible dan oxidizable), dan yang non-bioavailable (logam yang

terperangkap/terikat dalam silikat atau mineral primer yang sangat stabil).

Perbedaan konsentrasi logam berat dalam tanah sebelum penanaman dan

saat panen sayuran dapat digunakan sebagai acuan untuk memprediksi adanya

logam berat tersebut yang terakumulasi dalam tanaman sayuran. Akan tetapi,

kandungan logam berat total saja tidak dapat memberikan informasi yang

memadai tentang potensi bioavailabilitas logam tersebut, sehingga tidak dapat

menjelaskan seberapa banyak logam berat tersebut yang terserap oleh sayuran.

Dengan demikian, spesiasi terhadap keberadaan logam-logam tersebut dalam

tanah diperlukan sebelum memahami interaksinya, baik dengan komponen biotik

atau abiotik, dalam lingkungan. Untuk tujuan ini, pengetahuan tentang partisi

(pemisahan) logam-logam tersebut akan sangat bermanfaat untuk mengetahui

spesies dan ketersediaannya untuk tanaman (biological availability) (Tessier and

Campbell, 1988). Beberapa peneliti menyarankan agar menggunakan teknik

ekstraksi kimia secara bertahap (sequential chemical extraction technique) untuk

menspesiasi logam-logam yang berada dalam berbagai fase kimia di dalam tanah

(Tessier et al., 1979; Salomons and FÖrstner, 1980; Florence, 1982; Batley, 1987;

Gunn et al., 1988; Hanna, 1992; Noller, 1994; Aydinalp, 2009). Hasil yang

diperoleh selanjutnya diinterpretasikan untuk menyediakan informasi tentang

mobilitas dan bioavailabilitas logam berat tersebut.

Berdasarkan laporan dan informasi di atas, dipandang perlu untuk

melakukan penelitian mengenai analisis kandungan logam Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn

Page 22: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

8

pada sayur-sayuran yang dihasilkan dari sentra produksi sayuran Candikuning,

Bedugul untuk mengetahui tingkat aman konsumsi sayuran tersebut. Begitu juga,

perlu diteliti konsentrasi logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn total yang ada dalam

tanah pertanian tersebut, serta menentukan fase kimia (spesies-spesies) logam

berat tersebut untuk menentukan mobilitasnya sehingga dapat diketahui

bioavailabilitasnya terhadap berbagai jenis sayuran yang dibudidayakan di tanah

pertanian Candikuning.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diajukan rumusan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kandungan logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn total

dalam tanah sebelum penanaman dan saat panen sayuran pada tanah

pertanian Candikuning, Bedugul?

2. Bagaimanakah spesiasi, bioavailabilitas, dan mobilitas logam berat

Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn dalam tanah pertanian Candikuning, Bedugul?

3. Bagaimanakah hubungan antara bioavailabilitas logam berat (Pb, Cu,

Cd, Cr, dan Zn) baik dengan logam total dalam tanah maupun

akumulasinya dalam berbagai jenis sayuran yang dihasilkan dari

tanah pertanian Candikuning, Bedugul?

4. Bagaimanakah kandungan logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn dalam

berbagai jenis sayuran yang dihasilkan dari tanah pertanian

Candikuning, Bedugul?

Page 23: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

9

5. Bagaimanakah tingkat aman konsumsi sayuran berdasarkan

akumulasi logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn dalam edible part

berbagai jenis sayuran yang dihasilkan dari tanah pertanian

Candikuning, Bedugul?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menentukan tingkat aman

konsumsi sayuran berdasarkan hasil analisis dari spesiasi dan bioavailabilitas

logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn dalam tanah pertanian dan kandungan logam

berat tersebut dalam berbagai jenis sayuran yang dihasilkan dari tanah pertanian di

sentra produksi sayuran Candikuning, Bedugul.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengevaluasi kandungan logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn total

dalam tanah sebelum penanaman dan saat panen sayuran pada tanah

pertanian Candikuning, Bedugul.

2. Untuk mengidentifikasi spesies, bioavailabilitas, dan mobilitas logam

berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn dalam tanah pertanian Candikuning,

Bedugul.

3. Untuk menganalisis hubungan antara bioavailabilitas logam berat (Pb, Cu,

Cd, Cr, dan Zn) baik dengan logam total dalam tanah maupun

Page 24: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

10

akumulasinya dalam berbagai jenis sayuran yang dihasilkan dari tanah

pertanian Candikuning, Bedugul.

4. Untuk mengevaluasi kandungan logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn dalam

berbagai jenis sayuran yang dihasilkan dari tanah pertanian Candikuning,

Bedugul.

5. Untuk menganalisis tingkat aman konsumsi sayuran berdasarkan

akumulasi logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn dalam edible part berbagai

jenis sayuran yang dihasilkan dari tanah pertanian Candikuning, Bedugul.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Manfaat penelitian yang diharapkan dari pandangan akademik adalah:

1. Sebagai sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya mengenai spesiasi, mobilitas, dan bioavailabilitas logam

berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn dalam tanah pertanian di Daerah

Candikuning, Bedugul.

2. Memperkaya khasanah Ilmu Pengetahuan tentang hubungan

bioavailabilitas logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, dan Zn dengan logam

berat total baik dalam tanah maupun dalam berbagai jenis sayuran.

3. Sumber data tingkat aman konsumsi sayuran dapat digunakan sebagai

acuan dalam menetapkan tingkat aman konsumsi sayuran yang

diproduksi baik di Bali maupun Indonesia.

1.4.2 Manfaat Praktis

Page 25: ABSTRAK SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS … RINGKASAN SPESIASI DAN BIOAVAILABILATAS LOGAM BERAT DALAM TANAH DAN AKUMULASINYA DALAM SAYURAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT AMAN KONSUMSI

11

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Informasi dan pengetahuan mengenai spesiasi, bioavailabilitas, dan

mobilitas logam berat dalam tanah bermanfaat sebagai dasar

kebijakan untuk pengembangan pertanian sayur-sayuran di wilayah

Candikuning, Bedugul.

2. Data kandungan logam berat dalam tanah pertanian dan sayuran yang

dihasilkannya, dapat disosialisasikan kepada masyarakat khususnya

petani di kawasan Bedugul, agar mereka mengurangi penggunaan

agrokimia dalam memproduksi sayuran.

3. Data kandungan logam berat dalam bagian tanaman yang dikonsumsi

(edible part) dari sayuran dapat digunakan untuk menentukan tingkat

aman konsumsi sayuran tersebut.