abstrak - sinta.unud.ac.id€¦ · simpulan : ekstrak etanol daun hoya carnosa dalam formulasi...
TRANSCRIPT
viii
ABSTRAK
EKSTRAK ETANOL DAUN HOYA CARNOSAMENURUNKAN EKSPRESI INTERLEUKIN 1 BETA, TUMOR
NECROSIS FACTOR ALFA DAN JUMLAH KOLONI BAKTERIPADA MUKOSA TELINGA TENGAH MENCIT BALB/c DENGAN
OTITIS MEDIA AKIBAT BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA
Otitis media masih merupakan masalah kesehatan telinga yangmengakibatkan beban keuangan yang cukup tinggi bagi masyarakat.Pseudomonas aeruginosa merupakan penyebab utama otitis media supuratifkronis (OMSK) dengan tingkat resistensi dan kemampuan pembentukan biofilmyang tinggi. Daun Hoya carnosa atau “don tebel-tebel” dalam bahasa Bali, sudahcukup lama dikenal masyarakat Bali di pelosok desa untuk mengatasi OMSK.Telah dilakukan beberapa uji terhadap kandungan fitofarmaka, formulasi,efektivitas dan toksisitas ekstrak daun Hoya carnosa terhadap Pseudomonasaeruginosa dengan hasil yang mendukung potensinya sebagai antibakteri.
Rancangan penelitian ini adalah The randomized post test only controlgroup design. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol daun Hoyacarnosa dalam formulasi tetes suspensi 1 % sebanyak 0,1 ml transtimpanimengakibatkan rerata jumlah koloni bakteri pada kelompok perlakuan adalah 72,963,1 jauh lebih kecil dibandingkan rerata jumlah koloni pada kelompok kontroladalah sebesar 377,3 121,7. Pada kelompok perlakuan rerata ekspresi TNF-skor 0 adalah 25,2 7,6, pada kelompok kontrol adalah 0,4 0,8. Pada kelompokperlakuan rerata ekspresi TNF- skor 1 adalah 12,374,4, pada kelompok kontroladalah 9,03,7. Pada kelompok perlakuan rerata ekspresi TNF- skor 2 adalah2,9 1,7, pada kelompok kontrol adalah 416,3. Pada kelompok perlakuan rerataekspresi TNF- skor 3 adalah 0,00,1, pada kelompok kontrol adalah 0,91,2.Proporsi ekspresi sedang TNF- pada kelompok perlakuan sebesar 5,56 %sedangkan pada kelompok kontrol 100 %. Perbedaan tersebut menunjukkanekspresi TNF- sedang pada kelompok perlakuan lebih rendah daripada kontrol.Perbedaan tersebut secara statistik bermakna dengan nilai p<0,05. Pada kelompokperlakuan rerata ekspresi IL-1 β skor 0 adalah 1,70,6, pada kelompok kontroladalah 0,00,2. Pada kelompok perlakuan rerata ekspresi IL-1 β skor 1 adalah 1,10,6, pada kelompok kontrol adalah 0,40,5. Pada kelompok perlakuan rerataekspresi IL-1 β skor 2 adalah 0,40,5, pada kelompok kontrol adalah 1,40,6.Pada kelompok perlakuan rerata ekspresi IL-1 β skor 3 adalah 0,00,1, padakelompok kontrol adalah 1,50,5. Perbedaan tersebut secara statistik bermakna.Proporsi ekspresi kuat IL-1 β pada kelompok kontrol sebesar 72,22 % sedangkanpada kelompok perlakuan 0 %. Perbedaan tersebut menunjukkan ekspresi IL-1 βkuat pada kelompok perlakuan tidak ada. Perbedaan tersebut secara statistikbermakna dengan nilai p<0,05. Berdasarkan analisis jalur dapat disimpulkanbahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh menekan jumlah koloni kuman
ix
sebesar 85 % dan jumlah koloni berpengaruh terhadap ekspresi TNF- sebesar 41% sedangkan jumlah koloni tidak berpengaruh terhadap ekspresi IL-1 β. Antarvariabel tergantung TNF- dan IL-1 β tidak memiliki hubungan bermakna dilihatdari nilai koefisien korelasi sebesar – 0,153 dan nilai p = 0,103
Simpulan : Ekstrak etanol daun Hoya carnosa dalam formulasi tetes 1 %memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa yang dibuktikandengan jumlah koloni bakteri, ekspresi TNF- dan ekspresi IL-1 β yang lebihrendah pada kelompok mencit BALB/c yang diberi perlakuan.
Kata kunci : Ekstrak daun Hoya carnosa, otitis media, Pseudomonasaeruginosa, koloni bakteri, ekspresi TNF- , ekspresi IL-1 β
x
ABSTRACT
ETHANOL EXTRACT OF HOYA CARNOSA LEAVES REDUCEDEXPRESSION OF INTERLEUKIN 1 BETA, TUMOR NECROSIS FACTORALFA AND NUMBER OF BACTERIAL COLONY IN MIDDLE EAR OF
MICE BALB / c WITH OTITIS MEDIA DUE TOPSEUDOMONAS AERUGINOSA BACTERIA
Otitis media is still an ear health problem which results in a high financialburden for the community. Pseudomonas aeruginosa is a major cause of chronicsuppurative otitis media (CSOM) with a high level of resistance and ability toform biofilm. Hoya carnosa leaves or "don tebel-tebel" in Balinese, have longbeen known by Balinese people in remote villages to overcome CSOM. Severaltests were carried out on the phytopharmaca content, formulation, effectivenessand toxicity of extract of Hoya carnosa leaves on Pseudomonas aeruginosa withresults that support their potential as antibacterial.
The design of this study was the randomized post test only control groupdesign. The results showed that the ethanol extract of Hoya carnosa leaves in 1%emulsion formulation was 0.1 ml trans tympanic resulted in the mean number ofcolonies in the treatment group was 72.963.1 much smaller than the mean numberof colonies in the control group was 377.3 121.7. In the treatment group, themean expression of TNF- score 0 was 25.2 7.6, in the control group was 0.40.8. In the treatment group, the mean expression of TNF- score 1 was 12.374.4, in the control group was 9.0 3.7. In the treatment group, the meanexpression of TNF- score 2 was 2.9 1.7, in the control group was 41 6.3. Inthe treatment group, the mean expression of TNF- score 3 was 0.0 0.1, in thecontrol group was 0.9 1.2. The proportion of moderate expression of TNF- inthe treatment group was 5.56% while in the control group 100%. The differenceshowed that TNF- expression was lower in the treatment group than the control.This difference is statistically significant with a value of p <0.05. In the treatmentgroup, the mean expression of IL-1 β score 0 was 1.7 0.6, in the control groupwas 0.0 0.2. In the treatment group, the mean expression of IL-1β score 1 was1.1 0.6, in the control group was 0.4 0.5. In the treatment group, the meanexpression of IL-1 β score 2 was 0.4 0.5, in the control group was 1.4 0.6. Inthe treatment group, the mean expression of IL-1 β score 3 was 0.0 0.1, in thecontrol group was 1.5 0.5. This difference is statistically significant. Theproportion of strong expression of IL-1 β in the control group was 72.22% whilein the treatment group 0%. This difference shows strong expression of IL-1β inthe treatment group does not exist. This difference is statistically significant witha value of p <0.05. Based on path analysis it can be concluded that the treatmentgiven has the effect of suppressing the number of bacteria colonies by 85% andthe number of colonies affecting the expression of TNF- by 41% while thenumber of colonies has no effect on the expression of IL-1 β. Between variables
xi
depending on TNF- and IL-1 β do not have a significant relationship seen fromthe value of the correlation coefficient of - 0.153 and the value of p = 0.103
Conclusion: Ethanol extract of Hoya carnosa leaves in 1% dropformulation has antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa asevidenced by the lower number of bacterial colonies, TNF- expression and IL-1β expression in treated BALB / c mice groups.
Keywords: Hoya carnosa leaves extract, otitis media, Pseudomonasaeruginosa, bacterial colonies, TNF- expression, IL-1 β expression
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM --------------------------------------------------------- iHALAMAN PENGESAHAN ----------------------------------------------- iiiPANITIA PENGUJI UJIAN TERTUTUP ------------------------------ ivSURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ---------------------------- vUCAPAN TERIMA KASIH ------------------------------------------------ viABSTRAK ------------------------------------------------------------------ viiiABSTRACT ------------------------------------------------------------------- xDAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------- xiiDAFTAR GAMBAR ---------------------------------------------------------- xvDAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------- xviDAFTAR SINGKATAN ------------------------------------------------- xviiDAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------- xviiiBAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------- 1
1.1 Latar belakang ---------------------------------------- 11.2 Rumusan masalah ---------------------------------------- 51.3 Tujuan penelitian ---------------------------------------- 6
1.3.1 Tujuan umum ---------------------------------------- 61.3.2 Tujuan khusus --------------------------------------- 6
1.4 Manfaat penelitian ---------------------------------------- 71.4.1 Manfaat akademis ------------------------------- 71.4.2 Manfaat praktis ------------------------------- 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ------------------------------------------------- 82.1 Otitis media ------------------------------------------------- 8
2.1.1 Definisi otitis media ------------------------------- 82.1.2 Histopatologi otitis media ---------------------- 82.1.3 Epidemiologi otitis media ---------------------- 102.1.4 Etiopatogenesis otitis media ---------------------- 122.1.5 Penatalaksanaan otitis media ---------------------- 14
2.2 Tanaman Hoya carnosa ------------------------------- 152.3 Deskripsi mekanisme flavonoid,
tanin, saponin dan alkaloid ------------------------------ 192.4 Bakteri Pseudomonas aeruginosa ---------------------- 24
2.4.1 Karakteristik umum ------------------------------- 242.4.2 Faktor virulensi Pseudomonas aeruginosa ---- 262.4.3 Patogenitas oleh Pseudomonas aeruginosa ---- 292.4.4 BALB/c------------------------------------------------ 362.4.5 Tetes telinga ---------------------------------------- 38
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DANHIPOTESIS PENELITIAN ------------------------------------------------- 40
3.1 Kerangka berpikir ---------------------------------------- 403.2 Konsep penelitian ---------------------------------------- 433.3 Hipotesis penelitian ---------------------------------------- 43
xiii
BAB IV METODE PENELITIAN ---------------------------------------- 454.1 Rancangan penelitian ---------------------------------------- 454.2 Lokasi dan waktu penelitian ------------------------------- 46
4.2.1 Lokasi penelitian ------------------------------- 464.2.2 Waktu penelitian ------------------------------- 47
4.3 Populasi, sampel dan besar sampel penelitian ---- 474.3.1 Populasi target ------------------------------- 474.3.2 Populasi terjangkau ------------------------------- 474.3.3 Sampel penelitian ------------------------------- 47
4.3.3.1 Kriteria inklusi ---------------------- 474.3.3.2 Kriteria drop out ---------------------- 484.3.3.3 Besar sampel ------------------------------- 484.3.3.4 Randomisasi ------------------------------- 49
4.4 Variabel penelitian dan hubungan antar variabel ---- 494.4.1 Variabel bebas ------------------------------- 494.4.2 Variabel tergantung ------------------------------- 494.4.3 Variabel kendali ------------------------------- 494.4.4 Hubungan antar variabel ---------------------- 50
4.5 Definisi operasional variabel ------------------------------- 504.6 Bahan penelitian ---------------------------------------- 534.7 Instrumen penelitian ---------------------------------------- 544.8 Prosedur penelitian ---------------------------------------- 55
4.8.1 Pembuatan simplisia daun Hoya carnosa ---- 554.8.2 Pembuatan ekstrak daun Hoya carnosa --------- 564.8.3 Pembuatan larutan tetes telinga dengan ekstrak
Hoya carnosa 1% ------------------------------- 564.8.4 Perlakuan hewan coba ---------------------- 574.8.5 Prosedur inokulasi bakteri ---------------------- 574.8.6 Prosedur pemeriksaan imunohistokimia ---- 59
4.8.6.1 Persiapan bahan-bahan pengecatan ---- 594.8.6.2 Pembuatan sediaan histologis ---- 594.8.6.3 Pengecatan imunohistokimia TNF- ---- 604.8.6.4 Analisis ekspresi TNF- ------------- 614.8.6.5 Pengecatan imunohistokimia IL-1 β ---- 614.8.6.6 Analisis ekspresi IL-1 β ------------- 63
4.8.7 Metoda penghitungan koloni bakteri------------- 634.9 Alur penelitian ---------------------------------------- 654.10 Analisis data ------------------------------------------------- 66
BAB V HASIL PENELITIAN ---------------------------------------- 695.1 Distribusi subjek penelitian ------------------------------- 705.2 Pengaruh pemberian larutan tetes ekstrak
daun Hoya carnosa 1 % terhadap koloni bakteri ---- 725.3 Pengaruh pemberian larutan tetes ekstrak daun Hoya
carnosa 1 % terhadap rerata skor dan kategoriekspresi TNF- ------------------------------------------------ 74
5.4 Pengaruh pemberian larutan tetes ekstrak daun Hoya
xiv
carnosa 1 % terhadap rerata skor dan kategoriekspresi IL-1 β berdasarkan kelompok --------------- 76
5.5 Analisis jalur hubungan secara langsung dantidak langsung antar variabel penelitian --------------- 78
BAB VI PEMBAHASAN --------------------------------------------------- 836.1 Senyawa fitokimia ekstrak etanol
Daun Hoya carnosa--------------------------------------------- 836.2 Jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa
setelah pemberian larutan tetes ekstrak etanol daunHoya carnosa 1 % ------------------------------------------- 84
6.3 Ekspresi TNF- setelah pemberian larutan tetesekstrak etanol daun Hoya carnosa 1 % ---------------- 88
6.4 Ekspresi IL-1β setelah pemberian larutan tetes ekstraketanol daun Hoya carnosa 1 % ------------------------- 90
6.5 Korelasi antara jumlah koloni bakteri, ekspresi TNF-dan IL-1β setelah pemberian larutan tetes ekstrak etanoldaun Hoya carnosa 1 % ---------------------------------- 91
6.6 Kebaharuan penelitian ---------------------------------- 92BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ------------------------------------- 94
7.1 Simpulan --------------------------------------------------- 947.2 Saran ------------------------------------------------------------ 95
DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------- 96LAMPIRAN --------------------------------------------------------------------- 104
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Histopatologi mukosa pada OMSK -------------------- 10Gambar 2.2 Tanaman Hoya carnosa -------------------------------------- 16Gambar 2.3 Mekanisme kerja Flavonoid sebagai antiinflamasi ------- 21Gambar 2.4 Mekanisme efek antisitokin Flavonoid -------------------- 22Gambar 2.5 Dinding sel bakteri -------------------------------------- 28Gambar 2.6 Beberapa virulence factor Pseudomonas aeruginosa -- 29Gambar 2.7 Adhesi Pseudomonas aeruginosa -------------------- 30Gambar 2.8 Invasi Pseudomonas aeruginosa -------------------- 30Gambar 2.9 Mekanisme sekresi IL-1 β ----------------------------- 34Gambar 2.10 Bula timpani mencit -------------------------------------- 37Gambar 3.1 Kerangka berpikir -------------------------------------- 42Gambar 3.2 Konsep penelitian -------------------------------------- 43Gambar 4.1 Rancangan penelitian -------------------------------------- 45Gambar 4.2 Hubungan antar variabel -------------------------------------- 50Gambar 4.3 Tahapan inokulasi bakteri ----------------------------- 58Gambar 4.4 Alur penelitian ----------------------------------------------- 65Gambar 5.1 Metoda hitung cawan koloni ----------------------------- 73Gambar 5.2 Hasil analisis jalur -------------------------------------- 79Gambar 5.3 Ekspresi TNF- -------------------------------------- 82Gambar 5.4 Ekspresi IL-1β ----------------------------------------------- 83
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Karakteristik subjek penelitian ----------------------- 71Tabel 5.2 Perbandingan jumlah koloni berdasarkan
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol -------------- 74Tabel 5.3 Perbandingan rerata skor ekspresi TNF- berdasarkan
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol -------------- 75Tabel 5.4 Distribusi kategori ekspresi TNF- berdasarkan
kelompok penelitian ---------------------------------------- 76Tabel 5.5 Perbandingan rerata skor ekspresi IL-1 β berdasarkan
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ------------- 77Tabel 5.6 Distribusi kategori ekspresi IL-1 β berdasarkan
kelompok penelitian ---------------------------------------- 78Tabel 5.7 Hasil analisis jalur hubungan secara langsung
(Direct effect) antar variabel penelitian -------------- 80Tabel 5.8 Hasil analisis jalur hubungan secara tidak langsung
(indirect effect) antar variabel penelitian -------------- 81
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AP-1 : Activating protein-1ATCC : American type cell cultureCFU : Colony forming unitCOX : CycloxygenaseIFN : Interferon GammaIL-1 β : Interleukin 1 betaIL-6 : Interleukin 6LPS : LipopolisakaridaNADPH : Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADPH)NF-kB : Nuclear factor kappa betaNO : Nitric oxideOM : Otitis mediaOMA : Otitis media akutOMSK : Otitis media supuratif kronisMIC : Minimal inhibitory capacityNADPH : Nicotinamide adenine dinucleotide phosphateNF-kB : Nuclear factor kappa BPUFA : Polyunsaturated fatty acidsPAMPS : Patogen ascociated molecular patternPG : ProstaglandinROS : Reactive oxygen speciesSPC : Standar plate countTLR : Toll like receptorTNF-α : Tumor necroting factor alfaTLR4 : Toll like receptor4WHO : World health organizationQE : Quarcetin equivalentGAE : Gallic acid equivalentTAE : Tannic acid equivalentGAEAC : Gallic acid equivalent antioxidant capacity
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Persetujuan pelaksanaan penelitian 103Lampiran 2 Keterangan Kelaikan Etik 104Lampiran 3 Hasil Determinasi Tumbuhan Hoya carnosa 105Lampiran 4 Hasil Identifikasi Tumbuhan Hoya carnosa 106Lampiran 5 Analisis Laboratorium 107Lampiran 6 Tehnik pembuatan ekstrak 109Lampiran 7 Tehnik pembuatan larutan tetes 110Lampiran 8 Pembuatan koloni bakteri 111Lampiran 9 Tehnik animal model, inokulasi bakteri dan ekstrak 113Lampiran 10 Tehnik pengambilan jaringan 115Lampiran 11 Bahan dan tehnik pemeriksaan hitung koloni 116Lampiran 12 Bahan, instrumen pengecatan dan pemeriksaan IHK 118Lampiran 13 Analisis statistik 119
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otitis media merupakan masalah kesehatan telinga di masyarakat yang
masih sulit dalam penanganannya. Otitis media atau yang disingkat dengan OM
adalah peradangan yang mengenai seluruh komponen telinga tengah dan kavum
mastoid ditandai adanya sekret encer atau kental, bening atau berupa nanah yang
berlangsung akut (OMA) maupun kronik (OMSK) berdasarkan batasan waktu,
kerusakan patologis pada mukosa telinga tengah dan bakteri sebagai penyebab.
Prevalensi otitis media cukup tinggi di negara berkembang seperti Indonesia.
Hal ini bila dibiarkan akan berkembang menjadi otitis media supuratif kronik
(OMSK). Otitis media supuratif kronik (OMSK) terutama mengenai anak-anak usia
dibawah 5 tahun dan usia produktif (Verhoeff et al., 2005; Mittal et al., 2015;
Saranya et al., 2015). Kondisi ini berpengaruh terhadap kehidupan psikososial,
ekonomi, fungsi pendengaran bahkan mengancam jiwa pada tipe berbahaya.
Prevalensi OMSK di dunia diperkirakan sekitar 65 sampai 300 juta orang (Morris,
2012). Prevalensi OMSK tertinggi dilaporkan berada di Alaska, Canada, Greenland,
American Indians, Australian aborigin berkisar 7 % sampai 46 %(Verhoeff et
al.,2006). Survey epidemiologi tahun 2014 untuk mencari kejadian otitis media dan
komplikasinya pada anak usia 6-15 tahun serta perbedaan antara desa dan kota
menghasilkan data 0,5 % kejadian OMA, 0,4 % kejadian OMSK serta kejadian
timpanosklerosis sebesar 2,6% (Anggraeni et al., 2014).
2
Otitis media terutama dalam bentuk OMSK dapat menimbulkan berbagai
dampak mulai ringan sampai berat, jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak
ringan berupa gangguan aktivitas dan kualitas hidup sehari-hari akibat otore dan bau
yang ditimbulkan serta menyebabkan gangguan pendengaran derajat sedang
berkisar 20 sampai 60 dB di beberapa negara berkembang (Morris, 2012). Dampak
berat OMSK berupa terbentuknya kolesteatoma dan perluasan infeksi ke intrakranial
yang mengakibatkan kematian (Morris, 2012). OMSK diperkirakan sebagai
penyebab 3599 kematian pada tahun 2002 dan 90% terjadi di negara berkembang
(WHO, 2002).
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri terbanyak dari hasil kultur
sekret OMSK diikuti oleh Staphylococcus aureus (Maji et al.,2007; Morris, 2012;
Prakash et al.,2013; Renukananda et al., 2014). Pseudomonas aeruginosa
merupakan bakteri gram negatif yang bersifat ganas karena enzim yang dihasilkan
bersifat osteolitik sehingga menimbulkan kerusakan yang lebih dalam pada struktur
telinga tengah dan mastoid bahkan menginvasi struktur sekitar termasuk intrakranial.
Tubuh berespon melepaskan mediator inflamasi seperti TNF-α, IL-1β, IL-6 dan lain-
lain dalam usaha mengatasi infeksi oleh bakteri. Bila infeksi teratasi maka kadar
sitokin tersebut rendah dalam jaringan dan darah.
Pilihan utama pengobatan OMSK adalah obat topikal. Kondisi mukosa
telinga tengah dengan vaskularisasi yang buruk menyulitkan antibiotika sistemik
mencapai daerah infeksi (Bluestone, 2001; Sharma et al., 2010). Couzos et al. (2007)
membuktikan pemakaian topikal tetes telinga sangat efektif untuk mengatasi OMSK.
Antibiotika topikal golongan tertentu bersifat ototoksik terhadap sel rambut koklea.
3
Penelitian yang mengukur dampak perendaman sel rambut koklea oleh antibiotika
topikal menunjukkan bahwa preparat dengan kandungan polimiksin dan neomisin
paling toksik dan paling cepat menimbulkan kerusakan sel rambut koklea disusul
oleh ofloksasin dan ciprofloksasin (Russel et al.,2001).
Penelitian yang dilakukan Lee et al. (2012) antara tahun 2001 sampai dengan
tahun 2008 menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan resistensi bakteri
Pseudomonas aeruginosa dan penurunan sensitivitas terhadap antibiotika golongan
aminoglikosida, sefalosporin, penicillin, imipenem dan kuinolon. Vlastarakos et al.
(2007) juga menemukan adanya resistensi Pseudomonas aeruginosa sebesar 18 %
terhadap golongan kuinolon. Jang et al.(2007) menemukan adanya hubungan antara
resistensi antibiotika dengan terbentuknya biofilm oleh Pseudomonas aeruginosa
pada OMSK.
Keterbatasan pilihan antibiotika topikal yang aman untuk telinga tengah dan
meningkatnya resistensi terhadap antibiotika membuat sulitnya dalam penanganan
OMSK terlebih lagi masalah kesulitan ekonomi di negara berkembang. Obat
berbahan dasar utama herbal sudah dipakai sejak jaman dahulu terutama di negara
Asia. Keracunan atau efek samping yang terjadi akibat pemakaian ekstrak tanaman
juga sangat minimal. Gupta et al memakai bahan tradisional seperti asam asetat
untuk irigasi telinga pada OMSK dan terbukti efektif walau tanpa pemakaian
antibiotika topikal dan sistemik (Gupta et al.,2014). Asam asetat merusak biofilm
sehingga bakteri tereradikasi. Moulari et al.(2007) memakai ekstrak daun
Harungana madagascariensis Lam. Ex Poir (Hypericaceae) untuk mengatasi
4
patogen telinga seperti M. pachydermatis, S. pseudinter- medius dan
Pseudomonas species.
Masyarakat Bali pada jaman dahulu secara empiris menggunakan tetes
telinga dari ekstrak daun Hoya carnosa, yang lebih dikenal dengan nama daerah
“Don tebel-tebel” yang berarti daunnya tebal atau sering juga disebut dengan “Don
curek” untuk mengobati radang telinga bagian tengah atau OMSK yang dalam
bahasa daerah Bali disebut dengan “curek”.
Daun tebel-tebel memiliki nama latin Hoya carnosa. Hoya carnosa
merupakan spesies suku Asclepiadaceae, masuk dalam daftar tanaman obat cina
yang memiliki kandungan komponen fenolik seperti alkaloid fenolik, asam fenolik,
flavonoid, tannin, fenolik terpenoid, quinones, stilbenes, volatile dan komponen
alifatik (Huang, 2008). Sebagian besar kandungan tanaman Hoya carnosa adalah
flavonoid (Huang, 2008).
Hasil uji analisis senyawa aktif yang dilakukan Yulli et al.(2016) pada
ekstrak daun Hoya carnosa mendapatkan kandungan flavonoid paling besar yaitu
8,6 % b/v, dan senyawa lain yaitu tanin 1,29 %b/v, saponin 4,52 % b/v dan alkaloid
4,90 % b/v.
Hasil uji in vitro aktivitas antibakteri ekstrak Hoya carnosa menunjukkan
bahwa ekstrak Hoya carnosa dengan konsentrasi 80 % dan 100 % memiliki daya
hambat kuat terhadap Staphylococcus aureus, Streptococcus sp dan Pseudomonas
aeruginosa (Yulli, 2016). Hasil uji in vitro larutan tetes telinga ekstrak Hoya
carnosa menunjukkan bahwa larutan tetes emulsi 1 % Hoya carnosa memiliki nilai
MIC lebih kecil dibandingkan konsentrasi lain dan bentuk suspensi (Lolik, 2017).
5
Uji toksisitas akut dan subkronis ekstrak daun “tebel-tebel “(Hoya carnosa) untuk
menilai keamanan sebagai alternatif terapi OMSK aktif tipe benigna mendapatkan
bahwa ekstrak etanol Hoya carnosa sangat aman untuk digunakan topikal (Dwi,
2018).
Berdasarkan hasil uji aktivitas antibakteri in vitro, uji toksisitas dan beberapa
teori, perlu dilakukan uji in vivo pada mencit BALB/c percobaan untuk memperkuat
hasil penelitian sebelumnya tentang kemampuan daun Hoya carnosa sebagai
antibakteri dalam mengatasi infeksi mukosa telinga tengah akibat bakteri
Pseudomonas aeruginosa.
Pada penelitian ini digunakan mencit BALB/c karena secara genetik
mempunyai karakteristik dan peran yang sama dengan mamalia lainnya termasuk
manusia. Walaupun manusia dan hewan menunjukkan perbedaan tetapi secara
anatomi dan fisiologis adalah mirip (Alexandru, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, maka dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apakah pemberian ekstrak etanol daun Hoya carnosa dapat mengakibatkan
jumlah koloni bakteri pada mukosa telinga tengah mencit BALB/c dengan
otitis media akibat bakteri Pseudomonas aeruginosa lebih rendah
dibandingkan kontrol?
1.2.2 Apakah pemberian ekstrak etanol daun Hoya carnosa dapat mengakibatkan
ekspresi IL-1β pada sel makrofag di mukosa telinga tengah mencit BALB/c
6
dengan otitis media akibat bakteri Pseudomonas aeruginosa lebih rendah
dibandingkan kontrol?
1.2.3 Apakah pemberian ekstrak etanol daun Hoya carnosa dapat mengakibatkan
ekspresi TNF-α pada sel limfosit di mukosa telinga tengah mencit BALB/c
dengan otitis media akibat bakteri Pseudomonas aeruginosa lebih rendah
dibandingkan kontrol?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk memperkuat hasil penelitian sebelumnya tentang kemampuan daun
Hoya carnosa sebagai antibakteri, antiinflamasi dan antioksidan.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak etanol daun Hoya carnosa
dapat mengakibatkan jumlah koloni bakteri pada mukosa telinga tengah
mencit BALB/c dengan otitis media akibat bakteri Pseudomonas aeruginosa
lebih rendah dibandingkan kontrol.
1.3.2.2 Untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak etanol daun Hoya carnosa
dapat mengakibatkan ekspresi IL-1β pada sel makrofag mukosa telinga
tengah mencit BALB/c dengan otitis media akibat bakteri Pseudomonas
aeruginosa lebih rendah dibandingkan kontrol.
1.3.2.3 Untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak etanol daun Hoya carnosa
dapat mengakibatkan ekspresi TNF-α pada sel limfosit mukosa telinga
tengah mencit BALB/c dengan otitis media akibat bakteri Pseudomonas
aeruginosa lebih rendah dibandingkan kontrol.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademis
Untuk menambah wawasan ilmiah tentang manfaat dari ekstrak daun Hoya
carnosa sebagai antibakteri, antioksidan dan antiinflamasi dalam mengatasi infeksi
mukosa telinga tengah akibat bakteri Pseudomonas aeruginosa.
1.4.2 Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam
memanfaatkan daun Hoya carnosa sebagai terapi adjuvan topikal dalam penanganan
infeksi mukosa telinga tengah akibat bakteri Pseudomonas aeruginosa.