abstrak - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...halaman daftar...
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Lutfi Riezqi Prasetyo. 107015000873. Pendidikan IPS. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Implementasi Variasi Metode Pembelajaran Di SMP
Darul Ma’arif Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan
variasi metode pembelajaran dalam proses pembelajaran IPS di SMP Darul Ma’arif
Jakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai instrumennya.
Penelitian ini dimulai pada bulan juni-agustus 2011. Yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh guru IPS yang berjumlah tiga orang guru. Adapun teknik
pengolahan dan analisis data yang penulis gunakan adalah reduksi data, display data,
serta penyimpulan atau pembuktian.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa implementasi variasi metode pembelajaran di SMP darul Ma’arif
sudah berlangsung dengan baik.
ABSTRACT
Lutfi Riezqi Prasetyo. 107015000873. Education Of Social Studies. Faculty
Of Tarbiyah and Teaching Science. Variation Learning Methods In The Process
Of Learning Social Studies In Junior High School Darul Ma’arif Jakarta. This
study aims to determine the use of a variation learning methods in the process of
learning social studies in Junior High School Darul Ma’arif Jakarta. Qualitative
approach by using observation, interviews and documentations as his instruments.
This study, starting in june-august 2011. That be sampled in this study were all social
studies teachers, amounting to three teachers. The processing techniques and data
analisis that the autors use is data reduction, data display, and the inference or
evidentiary.
Based on the results research by the author, so that we can conclude the
implementation of the variation in school learning methods has been progressing well
in Junior High School Darul Ma’arif.
IMPLEMENTASI VARIASI METODE PEMBELAJARAN IPS DI
SMP DARUL MA’ARIF JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Lutfi Riezqi Prasetyo
NIM :107015000873
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M / 1432 H
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan variasi metode
pembelajaran dalam proses pembelajaran IPS di SMP Darul Ma’arif Jakarta.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai instrumennya.
Penelitian ini dimulai pada bulan juni-agustus 2011. Yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh guru IPS yang berjumlah tiga orang guru. Adapun teknik
pengolahan dan analisis data yang penulis gunakan adalah reduksi data, display data,
serta penyimpulan atau pembuktian.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa implementasi variasi metode pembelajaran di SMP darul Ma’arif
sudah berlangsung dengan baik.
ABSTRACT
This study aims to determine the use of a variation learning methods in the
process of learning social studies in Junior High School Darul Ma’arif Jakarta.
Qualitative approach by using observation, interviews and documentations as his
instruments. This study, starting in june-august 2011. That be sampled in this study
were all social studies teachers, amounting to three teachers. The processing
techniques and data analisis that the autors use is data reduction, data display, and the
inference or evidentiary.
Based on the results research by the author, so that we can conclude the
implementation of the variation in school learning methods has been progressing well
in Junior High School Darul Ma’arif.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Implementasi Variasi Metode
Pembelajaran Di SMP Darul Ma’arif Jakarta”. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah pada baginda alam, Rasululloh dan junjungan Nabi besar Muhammad
Saw, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak menerima saran, petunjuk,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar serta tepat
pada waktu dan prosedurnya.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan segalanya bagi peneliti hingga
peneliti dapat diselesaikan dengan baik. Semua pengorbanannya tidak
akan dapat penulis dibalas oleh apapun.
3. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bpk. Nurochim selaku ketua jurusan yang telah membimbing penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA sebagai pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi, bapak telah memberikan
inspirasi dan motivasi bagi penulis. Semoga Allah senantiasa memberi
perlindungan dan keberhasilan bagi bapak.
6. Ibu Dra. Ulfah Fajarini, M.Si sebagai dosen penasehat akademik yang
begitu baik dan selalu mengerti kesulitan mahasiswa.
7. Seluruh dosen yang telah mengajarkan berbagai ilmu kepada penulis.
Semoga Allah membalas dengan karunianya.
ii
8. Bpk. H. Mudiono, SW selaku Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Jakarta
Selatan. Terima kasih untuk bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
9. Teman-teman satu perjuangan dan satu almamater PIPS angkatan 2007,
sahabat-sahabat penulis dikampus irfan dan syukur yang memperindah
masa-masa kuliah penulis selama ini, terimakasih untuk raga, uci dan
shindy yang banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini,
teristimewa untuk Siti Sugesti Pramitha yang selalu memberikan bantuan
dalam bentuk apapun dan memberikan motivasi bagi peneliti sehingga
sekripsi ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menyumbangkan sesuatu
yang bermanfaat bagi para pembaca, khususnya kepada penulis sebagai calon
guru.
Jakarta, 10 Agustus 2011
Penulis
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Implementasi Variasi Metode
Pembelajaran Di SMP Darul Ma’arif Jakarta”. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah pada baginda alam, Rasululloh dan junjungan Nabi besar Muhammad
Saw, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak menerima saran, petunjuk,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar serta tepat
pada waktu dan prosedurnya.
2. Orang tua penulis yang telah memberikan segalanya bagi peneliti hingga
peneliti dapat diselesaikan dengan baik. Semua pengorbanannya tidak
akan dapat penulis dibalas oleh apapun.
3. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bpk. Nurochim selaku ketua jurusan yang telah membimbing penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA sebagai pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi, bapak telah memberikan
inspirasi dan motivasi bagi penulis. Semoga Allah senantiasa memberi
perlindungan dan keberhasilan bagi bapak.
6. Ibu Dra. Ulfah Fajarini, M.Si sebagai dosen penasehat akademik yang
begitu baik dan selalu mengerti kesulitan mahasiswa.
7. Seluruh dosen yang telah mengajarkan berbagai ilmu kepada penulis.
Semoga Allah membalas dengan karunianya.
ii
8. Bpk. H. Mudiono, SW selaku Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Jakarta
Selatan. Terima kasih untuk bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
9. Teman-teman satu perjuangan dan satu almamater PIPS angkatan 2007,
sahabat-sahabat penulis dikampus irfan dan syukur yang memperindah
masa-masa kuliah penulis selama ini, terimakasih untuk raga, uci dan
shindy yang banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini,
teristimewa untuk Siti Sugesti Pramitha yang selalu memberikan bantuan
dalam bentuk apapun dan memberikan motivasi bagi peneliti sehingga
sekripsi ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menyumbangkan sesuatu
yang bermanfaat bagi para pembaca, khususnya kepada penulis sebagai calon
guru.
Jakarta, 10 Agustus 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ........................................................................ 6
E. Tujuan dan Signifikansi .................................................................. 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KONSEP TENTANG
IMPLEMENTASI VARIASI METODE
PEMBELAJARAN IPS ...................................................................... 8
A. Deskripsi Teoritis ........................................................................... 8
1. Konsep Tentang Metode Pembelajaran ................................... 8
a. Pengertian Metode ............................................................ 8
b. Pengertian Pembelajaran .................................................. 10
iv
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran ........................................... 13
d. Pengertian Metode Pembelajaran ..................................... 14
e. Macam-macam Metode Pembelajaran ............................. 16
f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Metode Pembelajaran ....................................................... 21
g. Hakikat Variasi Metode Pembelajaran ............................. 22
2. Konsep Tentang IPS ................................................................ 24
a. Pengertian IPS .................................................................. 24
b. Tujuan Pembelajaran IPS ................................................. 26
B. Kerangka Konseptual ..................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 30
B. Desain Penelitian ............................................................................ 30
C. Populasi dan Sampel....................................................................... 31
D. Instrumen Penelitian ....................................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 32
F. Teknik Pengolahan Analisis Data .................................................. 33
G. Pendekatan Data dan Keilmuan...................................................... 35
H. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ............................... 35
v
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 37
A. Gambaran Umum Sekolah ............................................................. 35
B. Deskripsi Data ................................................................................ 47
C. Implementasi Variasi Metode Pembelajaran
Di SMP Darul Ma’arif .................................................................... 48
D. Perspektif Peneliti Mengenai Implementasi Variasi
Metode Pembelajaran Di SMP Darul Ma’arif ................................ 60
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 62
A. Kesimpulan ..................................................................................... 62
B. Rekomendasi .................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Analisis Data
Tabel 2 : Tingkat Pendidikan Guru
Tabel 3 : Distribusi Tugas Mengajar
Tabel 4 : Keadaan Siswa-siswi
Tabel 5 : Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Gedung SMP Darul Ma’arif Jakarta
Gambar 2 : Siswa siswi SMP Darul Ma’arif Jakarta
Gambar 3 : Perpustakaan SMP Darul Ma’arif Jakarta
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 : Kerangka Konseptual
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Peliputan Data
Lampiran 2 : Pedoman Pengumpulan Data Dokumen/Arsip
Lampiran 3 : Pedoman Observasi
Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara Dengan Guru
Lampiran 6 : Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah
Lampiran 7 : Hasil Wawancara Dengan Guru
Lampiran 8 : Hasil Observasi
Lampiran 9 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Guru IPS
Lampiran 10 : Surat Keterangan Izin Penilitian
Lampiran 11 : Surat Keterngan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 12 : Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara
Lampiran 13 : Lembar Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas
pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran ini
merupakan tanggungjawab guru dalam mengembangkan segala potensi yang
ada pada siswa.
Pembelajaran merupakan kombinasi aktifitas yang dilakukan peserta
didik dan guru. Dalam pembelajaran diperlukan adanya rencana pembelajaran
yang matang dan terperinci, sehingga dapat memberi peluang tercapainya
keberhasilan guru yang diketahui dari hasil belajar peserta didik yang
semakin baik dan meningkat.
Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional diterangkan bahwa “pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar”.1
Berdasarkan pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran yang layak adalah pembelajaran yang didalamnya terdapat
1 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-undang dan
Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan.2006,h.7
2
komunikasi dan hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Maka dalam
mewujudkan suasana belajar mengajar yang membawa keaktifan siswa dan
membimbingnya kearah kedewasaan, seorang guru harus memilih metode
mengajar yang digunakan. Karena penggunaan metode harus sesuai dan
selaras dengan karakteristik siswa, materi, dan kondisi lingkungan
pengajaran.
Menurut Wina Sanjaya metode adalah “cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.”2
Seorang guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap
upaya pendidikan. Agar dapat mengajar dengan efekif, seorang guru harus
meningkatkan mutu mengajarnya. Sedangan dalam meningkatkan kualitas
dalam mengajar hendaknya guru mampu menggunakan metode pembelajaran
yang sesuai dengan materi pelajaran serta mampu menerapkannya dalam
bentuk interaksi belajar-mengajar. Metode yang dipergunakan oleh guru
harus sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam melaksanakan tugas, guru
sangat jarang menggunakan satu metode, tapi selalu memakai lebih dari satu
metode, karena karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan kelemahan
menuntut guru untuk menggunakan metode yang bervariasi.
“Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.”3 Banyak terdapat berbagai
macam metode yang didalam penggunaannya perlu disesuaikan dengan
karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan di mana proses pembelajaran
berlangsung, sarana dan prasarana yang digunakan, kemampuan guru sendiri
sebagai pelaksana metode serta tingkat kemampuan murid yang kesemuanya
itu disesuaikan dengan tujuan yang hendak di capai.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus menguasai metode dan teknik
2 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.(Jakarta :
Kencana Prenada Media Group), Ed.1, Cet.5, h. 147 3 M. Arifin, Filsafat Pendidikan islam, (Jakarta: Bina Aksara,1987), h. 97
3
pembelajaran,memahami materi atau bahan ajar yang cocok dengan
kebutuhan belajar dan berprilaku membelajarkan peserta didik.guru berperan
untuk memotivasi mengarahkan, memfasilitasi dan membimbing peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan peserta didik berperan untuk
mempelajari kembali, memecahkan masalah guna meningkatkan taraf hidup
dengan berfikir dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mendidik disamping sebagai ilmu juga sebagai seni, seni mendidik disini
di maksud adalah kehlian di dalam menyampaikan pendidikan (metode
pembelajaran). Tujuan pokok proses pembelajaran adalah untuk mengubah
tingkah laku siswa berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan disusun
oleh guru sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru pada
umumnya menggunakan metode belajar yang monoton, sehingga
menyulitkan siswa dalam menerima pelajaran. Faktor itulah yang
menyebabkan ketidak berhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Komunikasi guru-siswa di kelas selama ini kebanyakan hanya satu arah,
dari guru ke siswa, guru dominan dan siswa resisten, guru pemain dan siswa
penonton, guru mengajar dan bukan membelajarkan siswa, bukan
pembelajaran melainkan pengajaran (instruksional). Dalam pelaksanaan
pembelajaran sekarang ini guru masih mendominsai kelas, siswa pasif
(datang, duduk, dengar, lihat, berlatih, dan lupa). Guru memberitahukan
konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian pula dalam progam latihan,
dari waktu ke waktu soal yang diberikan adalah soal yang itu-itu juga tidak
bervariasi. Soal hanya berkisar pada aspek mengingat dan memahami konsep
yang sudah jadi dengan pertanyaan apa, berapa, tentukan, selesaikan, atau
jawablah. Jarang sekali bertanya yang sifatnya pengembangan kreativitas,
soal jarang sekali menggunakan kata mengapa, bagaimana, darimana,
selidiki, temukan, atau generalisasikan. Jadi sekolah tak ubahnya seperti
tempat pelatihan. Di samping itu, untuk mengikuti pelajaran di sekolah,
kebanyakan siswa tidak siap terlebih dulu dengan membaca bahan yang akan
dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan siap.
4
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat
belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap
(aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta
didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan guru saja. Namun, seringkali guru kurang memperhatikan kondisi
dan situasi peserta didik, juga pemilihan metode pembelajaran yang tidak
sesuai dengan materi peajaran sehingga hasil belajar tidak efektif, siswa
merasa jenuh, bosan, dan tidak berkembang. Tidaklah berlebihan apabila
dikatakan bahwa guru yang siap mengajar dianggap sanggup dan mampu
memilih pelajaran yang digunakan pada waktu mengajar. Sebaliknya guru
yang belum siap dan tidak mampu memilih suatu metode pembelajarn yang
tepat guna berarti belum sanggup melaksanakan proses pembelajaran yang
dilakukannya.
Metode pembelajaran yang tidak efektif akan menjadi penghambat
kelancaran proses pembelajaran sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang
sia-sia oleh karena itu, metode yang diterapkan oleh seorang guru akan
berdaya guna dan berhasil jika mampu dipergunakan dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
Dalam proses pembelajaran dikelas tidak terkecuali pembelajaran IPS
harus terus diupayakan peningkatan-peningkatan kearah berkembangnya
kemampuan siswa baik yang berupa kemampuan kognitif atau kemampuan
afektif. Pembelajaran tradisional yang tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk aktif dan kreatif segera ditinggalkan dan diganti dengan
pendekatan-pendekatan atau metode-metode pembelajaran yang berpusat
kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan ilmu pengetahuan
yang semakin pesat.
Peran strategi pendidikan IPS adalah memperkuat kemampuan
intelektual SDM yang berkualitas. Persoalannya bagaimana mengembangkan
pendidikan IPS untuk mnjadi pendidikan intelektual yang handal dan
5
dirasakan manfaatnya oleh peserta didik dan masyarakat. Oleh karena itu
diperlukan peningkatan produktiitas guru, siswa, dan kurikulum. Karena
ketiga komponen ini merupakan komponen utama untuk berlangsungnya
pendidikan disekolah.
Metode pembelajaran dapat dipergunakan secara variatif, yaitu dengan
menggabungkan beberapa metode pembelajaran dalam suatu bahan pelajaran.
Dengan hanya menggunakan satu metode saja, akibatnnya materi pelajaran
yang terus-menerus diajarkan menjadi suatu proses yang membosankan bagi
siswa, ini membuat siswa menjadi pasif. Penggunaan metode tanpa
memvariasikannya membuat proses pembelajran menjadi kurang baik.
Apabila dalam mengajar guru hanya berprinsip yang penting materi telah
selesai disampaikan, akibatnya siswa menjadi tidak peduli sehingga tidak
dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Keberhasilan penggunaan suatu metode merupakan keberhasilan proses
pembelajaran yang pada akhirnya berfungsi sebagai detrminasi kualitas
pendidikan. Sehingga metode pembelajaran yang dikehendaki akan
membawa kemajuan pada semua bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Secara fungsional dapat merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung
dalam tujuan pendidikan. Oleh karena itu, penggunaan variasi metode sebagai
konteks proses belajar-mengajar yang bertujuan mengatasi kejenuhan yang
mengakibatkan kebosanan pada diri siswa, sehingga dalam suatu kegiaan
belajar-mengajar siswa mempunyai ketekunan, keantusiasan, serta berperan
aktif. Sehingga dapat dipahami bahwa dalam proses belajar-mengajar
diperlukan adanya suatu perubahan-perubahan dalam menentukan metode
pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan
mengefektifkan proses pemebelajaran itu sendiri.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis bermaksud untuk meneliti lebih
jauh mengenai masalah ini, dengan judul “IMPLEMENTASI VARIASI
METODE PEMBELAJARAN IPS DI SMP DARUL MA’ARIF
JAKARTA”.
6
B. Identifikasi Masalah
1. Guru mata pelajaran IPS masih menggunakan metode pembelajaran yang
monoton sehingga peserta didik tidak dapat menerima pelajaran dengan
baik.
2. Masih terbatasnya penguasaan guru terhadap metode pembelajaran.
3. Sarana dan prasarana yang kurang memadai sehingga menghambat
keberhasilan guru dalam menerapkan berbagai macam metode
pembelajaran.
4. Minimnya dukungan dari pihak-pihak yang berada disekolah sekolah
sehingga guru kurang maksimal dalam menerapkan metode pembelajaran
yang bervariasi.
5. Adanya keterbatasan jam pelajaran sehingga guru kurang optimal dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mencegah agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka
penulis membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu implementasi variasi
metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru IPS SMP Darul Ma’arif
Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana implementasi variasi metode pembelajaran yang diterapkan
oleh guru IPS di SMP Darul Ma’arif Jakarta?
E. Tujuan dan Signifikansi
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mendeskripsikan fakta, data, teori dan filosofi tentang
implementasi variasi metode pembelajaran di SMP Darul Ma’arif.
7
b. Untuk memberikan rekomendasi tentang penggunaan variasi metode
pembelajaran di SMP Darul Ma’arif.
c. Untuk menyumbangkan kajian ilmu pendidikan tentang pelaksanaan
pembelajaran IPS. Dengan demikian dapat memperkaya khazanah
kepustakaan dalam menyelenggarakan pendidikan IPS disekolah.
2. Signifikansi
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi,
referensi, dan bahan perbandingan bagi peneliti lain dalam penulisan
karya ilmiah yang terkait.
b. Menjadi dasar bagi guru dan sekolah melalui pembuatan regulasi dan
program perbaikan yang terkait dengan variasi metode pembelajaran
yang diterapkan pada proses pembelajaran IPS.
8
BAB II
Deskripsi Teoritis dan Konsep Tentang Implementasi Variasi Metode
Pembelajaran IPS
A. Deskripsi Teoritis
1. Konsep Tentang Variasi Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode
Secara harfiah, kata “metode berasal dari bahas Greek (Yunani)
yang terdiri dari kata “Metha” yang berarti melalui dan “hodos” yang
berarti jalan, cara atau gaya.”1 Jadi methodos berarti mengikuti,
menuruti jalan yang telah lalu, dan method berarti jalan yang telah
lalu. Sedangkan, secara terminologi atau secara istilah menurut
mulyono sumardi, metode adalah “rencana yang menyeluruh yang
berhubungan dengan penyajian mata pelajaran secara teratur dan tidak
saling bertentangan dan didasarkan atas suatu approach.”2
Dalam pelaksanaan pembelajaran didalam kelas guru akan
menyampaikan pesan-pesan yang terkait dengan materi pembelajaran,
1 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi aksara, 2001),Cet.V, h. 89
2 Muljanto sumardi, Pengajaran bahasa asing, (jakarta: PN Bulan Bintang, 2000), Cet. I,
h. 12
9
untuk menyampaikan pesan itu guru seringkali menggunakan berbagai
cara atau teknik tertentu agar siswa merasa tertarik dengan pesan atau
materi yang disampaikannya, disinilah guru membutuhkan metode
yang tepat sebagai media penyampai pesan. Imam barnadib
mengatakan bahwa metode adalah “suatu sarana untuk menemukan,
menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan
disiplin tertentu.”3 Alat yang dimaksud disini adalah suatu cara yang
mampu digunakan untuk menjembatani seseorang (guru) untuk
menganalisis dan mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia, metode berarti
“cara yg teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud.”4 Menurut Winarno surakhmad, metode adalah “cara yang
didalam fungsinya merupakanalat untuk mencapai suatu tujuan.”5
“Metode mengandung implikasi bahwa proses penggunaannya
bersifat konsisten dan sistematis, mengingat sasaran metode tersebut
adalah manusia yang sedang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.”6 Jadi penggunaan metode dalam proses kependidikan
pada hakikatnya adalah pelaksanaan sikap hai-hati dalam pekerjaan
mendidik atau mengajar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa metode
adalah seperangkat teknik, dan suatu cara yang harus dimiliki dan
digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan pelajaran untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan yang diinginkan.
3 Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan, sistem, dan metode, ( Yogyakarta : Yayasan
Penerbit IKIP Yogyakarta, 1990), Cet. VI, hal. 85 4 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
( Jakarta : Pusat Bahasa, 2008 ) Cet. I, h. 929 5 Winarno surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung : Jemmars, 1980),
h. 75 6 M. Arifin. Filsafat Pendidikan...,h. 98
10
b. Pengertian Pembelajaran
Pengertian umum dari belajar adalah suatu upaya yang
dimaksudkan untuk menguasai sejumlah pengetahuan. Belajar
memiliki arti yang berhubungan dengan perubahan yang meliputi
tingkah laku, mental emosional, spiritual, dan seseorang dikatakan
belajar jika dirinya telah mengikuti proses kegiatan yang
mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
“Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pada pengalaman dan latihan.”7 Sedangkan mengajar berarti
“menyerahkan atau menyampaikan ilmu pengetahuan ataupun
keterampilan dan lain sebagainya dengan menggunakan cara-cara
tertentu, sehingga pengetahuan atau keterampilan dan sebagainya itu
dapat menjadi milik orang tersebut.”8
Pembelajaran pada hakikatnya adalah kegiatan guru dalam
membelajarkan siswa, ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah
membuat atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Siswa dalam
kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui indikator aktivitas
yang dilakukan, yaitu perhatian fokus, antusias, bertanya, menjawab,
berkomentar, presentasi, diskusi, mencoba, menduga, atau
menemukan. Sebaliknya siswa dalam kondisi tidak belajar adalah
kontradiksi dari aktivitas tersebut, mereka hanya berdiam diri,
beraktivitas tak relevan, pasif, atau menghindar. Menurut muhaimin
yang dikutip oleh yatim riyanto mengatakan bahwa “pembelajaran
adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan
7 Oemar Hamalik, Metodologi Pegajaran Ilmu Pendidikan berdasarkan pendekatan
kompetensi,(Bandung : Mandar Maju, 1989), h. 60 8 Amir Daien indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional.
1973), h.28.
11
pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara
efektif dan efisien.”9
Menurut Zurinal Z, yang dimaksud dengan kegiatan
pembelajaran adalah “satu usaha yang dilakukan secara sadar dengan
mengacu pada tujuan (Pembentukan Kompetensi), yang dengan
sistematik dan terarah pada terwujudnya perubahan tingkah laku.”10
Konsep diatas memandang bahwa tujuan pada dasarnya
merupakan rumusan tingkah laku (pengalaman belajar)dan
kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan
pengalaman serta pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik
agar dapat belajar denga baik. Proses pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar
mendapat pengetahuan, keterampilan, dan juga pembentukan sikap.
Margaret mengambarkan secara umum bahwa pembelajaran
dilukiskan sebagai “upaya seseorang yang tujuannya ialah membantu
orang belajar” yang artinya ialah dalam pembelajaran yang
dilakakukan bukan hanya mengajar saja, sebab titik beratnya ialah
pada semua kejadian yang membuat kita bisa berpengaruh secara
langsung terhadap orang yang sedang belajar.11
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat
seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Menurut Oemar
Hamalik Pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun
9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2009), Cet.I, h.131 10
Zurinal Z, Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan “Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan
pendidikan”,(Jakarta : LP UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006), h. 117 11
Margaret, Belajar dan Membelajarkan, (PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta, 1994),
h. 205
12
meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”12
Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan
tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur.
Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan
audio visual, komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktek, belajar ujian dan sebagainya.
Pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik.Proses pembelajaran mengandung dua aktivitas
yaitu belajar dan mengajar. Menurut Sardiman AM, pembelajaran
adalah “proses pemberian bimbingan/bantuan kepada siswa dalam
melakukan proses belajar mengajar.”13
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang dilakukan secara
sengaja antara guru dan siswa untuk mengelola lingkungan agar
memungkinkan anak untuk belajar dan memberikan respon terhadap
situasi tersebut. Tugas guru dalam profesinya bahwa guru sebagai
pendidik dan sebagai pengajar. Akan tetapi dari kedua peran tersebut
sehingga dapat terjadi karena pembelajaran yang dengan tujuan bahwa
guru dapat menciptakan suasana yang dan situasi yang dapat diterima
dalam belajar. Guru memainkan multi peran dalam proses
pembelajaran yang menyelenggarakan dengan tugas yang amat
bervariasi. Jika seorang guru telah berpegang dengan ketentuan dan
amat bervariasi sehingga di dapatkan guru dapat mewujudkan suasana
yang belajar dan mengajar.
12
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.57 13
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 1994 ), Cet. V, h. 5
13
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Prinsip belajar adalah “landasan berpikir, landasan berpijak dan
sumber motivasi, dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan
tumbuhnya proses belajar antar peserta didik dan pendidik yang
dinamis dan terarah.”14
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat
mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran,
pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu
guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru dapat terhindar dari
tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tapi nyatanya tidak berhasil
meningkatkan proses belajar mengajar, ia memiliki dan
mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan
belajar siswa.
Terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat
kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik siswa yang
perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
meningkakan mengajarnya.
Proses pembelajaran itu sangat kompleks dengan hal-hal yang
terkait dengannya, tapi pada kenyataannya masih bisa dianalisa dan
diklarifikasi dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal
ini perlu kita ketahui agar agar kita memiliki pedoman dan tehnik
dalam belajar mengajar yang baik.
Beberapa prinsip umum belajar
1) Belajar merupakan dari perkembangan.
2) Belajar berlangsung seumur hidup
3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor
bawaan, faktur lingkungan, kemetangan serta usaha dari
individu itu sendiri.
4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan.
5) Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan
waktu.
6) Belajar berlangsung dengan guru atau tanpa guru.
14
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai …, h.62
14
7) Belajar yang berencana dan sengaja menuntut
motivasiyang tinggi.
8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang peling sedrhana
sampai dengan yang sangat kompleks
9) Dalam belajar terjadi hambatan-hambatan
10) Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan
atau bimbingan dari orang lain.15
Dari keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran
siswa dituntut untuk ikut berpartisipasi secara aktif, artinya siswa
tidak hanya mengandalkan guru sebagai mediator dan fasilitator,
tetapi murid secara aktif mencari referensi lainnya sebagai
penyempurnaan dan pengajaran terhadap materi yang bersangkutan,
hal tersebut menjadikan hubungan erat antara kegiatan belajar
mengajar sehinggga terjadi suatu kondisi yang saling berkaitan, saling
interaksi, dan saling mempengaruhi. Dalam hal ini guru juga harus
bisa membangkitkan minat dan memotivasi siswa agar tujuan
pendidikan yang diharapkan dapat terealisasi.
d. Pengertian Metode Pembelajaran
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan
yang wajib untuk dilakukan karena ia merupakan kunci sukses unutk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa
dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya
akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama.
Berdasarkan dari pengertian metode dan pembelajaran diatas
dapat diisyaratkan bahwa suatu metode pembelajaran tidak dapat
dipisahkan dari sebuah sistem pendidikan, karena untuk mencapai
suasana belajar yang baik, kondusif dan efektif tentu diperlukan cara
dan formula yang disesuaikan dengan materi dan situasi belajar yang
selalu berubah-ubah, sesuai dengan pernyatan Winarno surakhmad
yang menyatakan “khusus mengenai metode mengajar didalam kelas
15
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan psikologi proses pendidikan, (Bandung : PT
Remaja Rosda karya. 2000), Cet. IV, h.165
15
selain dari faktor tujuan, juga faktor murid, situasi, dan faktor guru
ikut menentukan efektif tidaknya sebuah metode.”16
Metode mengajar adalah “alat yang dapat merupakan bagian dari
perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar
mengajar.”17
Sedangkan Aminuddin Rasyad mengemukaan
metodologi pembelajaran sebagai “cara atau seperangkat cara atau
jalan yang dilakukan dan ditempuh tempuh guru secara sistematis
melakukan melakukan upaya pembelajaran yang telah diolah.”18
Pendapat diatas menjabarkan bahwa dalam setiap proses
pembelajaran, terdapat metode pembelajaran sebagai suatu cara yang
ditempuh untuk mencapai suatu pembelajaran secara bertahap
menurut tingat urutan yang logis, artinya bahwa penerapan metode
dalam pembelajaran harus disesuaikan terhadap kebutuhan
pemahaman objek atau peserta didik.
Basyiruddin usman berpendapat bahwa metode pengajaran
merupakan “suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai
tujuan yang diterapkan.”19
Dari pengertian tersebut dapat terlihat
bahwa dalam proses pembelajaran, seorang guru membutuhkan sarana
berupa media yang dapat mengantarkan atau memfasilitasi materi
yang hendak disampaikan dengan cara menggunakan metode
pembelajaran yang tepat, sehingga tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan dapat tercapai dengan baik.
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
16
Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional...,. h. 75 17
JJ. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1995), Cet. VI, h. 3 18
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : UHAMKA PRESS,
2003), Cet. IV, h. 110 19
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat
Pers, 2002), h. 31.
16
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
e. Macam-macam Metode Pembelajaran
Dalam mencapai tujuan instruksional, pendidik perlu mengetahui
dan memahami macam-macam metode pembelajaran. Disamping itu
pendidik juga perlu memilih dan menetapkan metode yang dipandang
tepat untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
Metode yang diterapkan dalam kegiatan mengajar dan mendidik harus
bersumberkan pada pemikiran sejauh mana metode tersebut dapat
mendorong terciptanya situasi belajar yang mantap serta situasi
komunikatif murid dengan guru melalui materi pelajaran yang
disajikan.
Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang
efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses
belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak
membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran
efektif yang bisa diterapkan :
1) Metode Ceramah
Metode ceramah ialah cara penyampaian bahan pelajaran
dengan komunikasi lisan. Metode ceramah efektif untuk keperluan
penyampaian informasi dan pengertian. Kelemahannya adalah
siswa cenderung pasif, dan cenderung menepatkan pengajar
sebagai otoritas terakhir.20
2) Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu proses pengelihatan dua atau lebih
individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan
muka mengenai tujuan atau sasran yang sudah tertentu melalui
20
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar …, h.13
17
tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau
pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan
pelajarandimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa
(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan suatu
perbincangan ilmiah guna mengumpumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atau
suatu masalah.
Langkah-langkah yang harus dipahami dan dijadikan pedoman
untuk menuntun diskusi:
a) apakah masalah atau perihal yang harus dihadapi.
b) soal-soal penting manakah terdapat dalam masalah itu.
c) kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagai
manakah dapat dirumuskan oleh kelompok diskusi
terdapat suatu masalah.
d) hal apakah dan manakah telah diterima oleh suara
terbanyak sebagai persetujuan
e) tindakan apakah yang sudah direncanakan.
f) siapakah yang melaksanakan, dan bilamana.21
3) Metode Demonstrasi
Dalam penggunaan metode pembelajaran, ceramah dan diskusi
saja belum tentu cocok untuk semua proses pembelajaran. Untuk
itu mata pelajaran tertentu, guru perlu mengadakan demonstrasi di
kelas. Adapun menurut slameto metode demonstrasi adalah
“penyajian bahan pelajaran oleh guru kepada siswa dengan
menunjukkan model atau benda asli, atau dengan menunjukkan
urutan prosedur pembuatan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu
untuk mencapai tujuan pengajaran.”22
21
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, pengentar didaktik metodik
kurikulum PBM, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), Cet. V, h. 40 22
Slameto, Proses Pembelajaran Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta : Bumi
Aksara, 1991), h. 112
18
Berdasarkan pengertian tersebut Jelas kiranya bahwa ilustrasi
yang didemonstrasikan ada kalanya jauh lebih efisien daripada
deskripsi verbal semata. Ceramah dan diskusi saja belum tentu
cocok untuk semua proses pembelajaran. Untuk itu mata pelajaran
tertentu, guru perlu mengadakan demonstrasi di kelas. Jelas kiranya
bahwa ilustrasi yang didemonstrasikan ada kalanya jauh lebih
efisien daripada deskripsi verbal.
Tidak ada buruknya mengadakan demonstrasi, tetapi ada
kecenderungan aktivitas siswa menjadi berkurang karena tidak
semua siswa bisa terlibat dalam demonstrasi tersebut dan
barangkali juga efektifitas belajar mereka. Sebelum mengadakan
demonstrasi yang kompleks, guru seharusnya bertanya pada diri
apakah tujuan intruksionalnya dapat dipertanggungjawabkan atau
tidak. Seperti dalam diskusi, siswa-siswa sebaiknya diminta
membuat laporan tertulis terhadap topic-topik tertentu yang agak
kompleks setelah demonstrasi berakhir, agar perhatian dan sikap
responsive mereka meningkat.
4) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pengajaran oleh
guru dengan memberikan pertanyaan dan meminta jawaban kepada
siswa. Metode Tanya jawab dapat merangsang siswa untuk dapat
mengemukakan pendapat dan pikiran masing-masing.23
Cara lain yang lazim digunakan didialam kelas yaitu guru
bertanya kepada siswa. Guru dapat menggunakan haknya yang
istimewa ini, dan berasumsi bahwa pertanyaan akan dapat jawaban.
Selama ceramah, demonstrasi dan tentu saja selama diskusi,
pertanyaan dapat menjadi alat guna untuk merangsang kegiatan
23
Connie Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses : bagaimana mengaktifkan siswa
dalam belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1992), h. 76
19
berpikir siswa. Pertanyaan dapat juga berfungsi sebagai “pengatur”.
Pertanyaan, yang diajukan sebelumceramah atau demonstrasi
dimulai, dapat membantu siswa memusatkan perhatiannya pada
hal-hal terpenting. Bentuk pertanyaan hemdaknya berpedoman
pada tujuan yang hendak dicapai.
5) Metode Resitasi
Metode resitasi adalah “penyajian bahan pelajaran dengan
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal
sekolah dalam rentang waktu tertentu dan hasilnya harus
dipertanggung jawabkan (dilaporkan) kepada guru.”24
Metode ini dilakukan apabila guru mengharapkan pengetahuan
yang diterima siswa lebih mantap dan mengaktifkan mereka dalam
mencari atau mempelajari suatu masalah dengan lebih banyak
membaca, mengerjakan sesuatu secara langsung.
6) Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama adalah “suatu drama tanpa naskah yang
akan dimainkan oleh sekelompok orang. Biasanya permasalahan
cukup diceritakan dengan singkat dalam waktu dua atau tiga menit
kemudian anak-anak memerankannya.”25
7) Metode Latihan Siap (Drill)
Metode latihan siap (drill) adalah “suatu metode dalam
pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran
yang sudah diberikan. Dan, biasanya digunakan pada pelajaran-
pelajaran yang bersifat motoris.”26
24
Slameto. Proses Pembelajaran Dalam Sistem Kredit..., h. 115 25
Engkoswara. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. (Jakarta : Bina Aksara. 1988), Cet.
Ke-2, h. 58 26
Connie Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses : bagaimana...., h. 80
20
8) Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah ialah “suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan jalan melatih siswa untuk menghadapi masalah-
masalah dari yang paling sederhana sampai masalah yang sulit.”27
Didalam proses pembelajaran, metode ini sangat bermanfaat
sekali untuk memantapkan pengetahuan yang diajarkan oleh guru.
Karena dengan cara ini bahan pelajaran disajikan dalam bentuk
problema (masalah) yang dihadapkan kepada murid untuk
dipecahkan.
9) Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah “metode pengajaran yang
dilakukan dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk
mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya
dengan pokok pembahasan.”28
Jelaslah bahwa dengan karyawisata atau studi lapangan,
murid-murid akan dapat mengembangkan penghayatan dan
pengalaman konkrit tentang kegiatan usaha dalam masyarakat
nyata yang akan menambah gairah kegiatan belajar lebih lanjut. Di
samping itu dengan kunjugan semacam ini program pembelajran
dapat diintegrasikan dalam kenyataan praktis sehingga murid juga
memperoleh kesempatan untuk mencoba serta mempraktekkan
sendiri teori-teori yang diterima di sekolah. Dan murid diberi tugas
membuat karya atau laporan ntang hal-hal yang telah dipelajari di
lapangan.
27
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional “Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan,(Bandung : PT Remaja Rosda karya. 2006) Cet. IV, h. 111 28
M. Basyiruddin Usman. Metodologi …, h.53
21
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Pembelajaran
Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap pertemuan
kelas tidak bisa sembarangan memakainya, tetapi harus melalui
seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan instruksional khusus.
Jarang sekali guru merumuskan hanya dengan satu rumusan, tetapi
guru harus lebih dari satu tujuan, karenanya guru selalu menggunakan
metode yang lebih dari satu.
Titik sentral yang harus dicapai dalam kegiatan belajar mengajar
adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk
perangkat program pembelajaran, dituntut secara mutlak untuk
menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar
dengan kemalasan. Anak didik diwajibkan mempunyai kreatifitas
yang tinggi dalam belajar, bukan menanti perintah dari guru.
Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena
ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu kegiatan
yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan
metode yang seperti apa yang akan digunakan untuk menapai tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu pemakaian metode harus sesuai dan
selaras dengan karakteristik siswa, materi dan kondisi lingkungan
dimana proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata laian,
perbedaan penggunaan atau pemilihan suatu metode pembelajaran
disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang harus dipertimbangkan,
antara lain :
1) Tujuan ; setiap bidang studi mempunyai tujuan, bahkan dalam
setiapa topic pembahasan, tujuan pembelajran ditetapkan lebih
terinci dan spesifik sehingga dapat dipilih metode pembelajaran
yang bagaimanakah yang cocok dengan pembahasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
22
2) Situasi dan kondisi ; tingkat sekolah, geografis, sosiokultural,
menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode yang
digunakan sesuai dengan kondisi dan situasi yang beerlangsung.
3) Perbedaan pribadi dan kemampuan guru ; dalam memilih metode
pembelajaran, guru
4) harus memperhatikan kemampuannya sehingga metode
pembelajaran yang dipilih dan dilaksanakan oleh guru mencapai
hasil yang maksimal.
Sesuai dengan faktor-faktor diatas, syaiful bahri dan aswa zain
mengungkapkan :
Metode apapun yang akan digunakan hendaknya dapat
membawa suasana interaksi atau pembelajaran yang edukatif,
menempatkan peserta didik pada keterlibatan aktif belajar
maupun menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar
serta membangkitkan semangat belajar dan menghidupkan
proses pembelajaran yang sedang berlangsung.29
g. Hakikat Variasi Metode Pembelajaran
1) Pengertian Variasi Metode
Jika dilihat dari definisi-definisi yang diungkapkan oleh para
tokoh tentang metode pembelajaran yang dimaksud adalah cara
yang teratur yang harus dilalui oleh guru untuk menyampaikan
materi pelajaran kepada anak didik.
Adapun pengertian dari kata variasi berdasarkan kamus besar
bahasa indonesia adalah :
Tindakan, keadaan, atau hasil :perubahan dari keadaan
semula; perubahan; selingan; dua bentuk (rupa) yang lain;
yang berbeda bentuk rupa. Bila mendapat awalan ber-
menjadi bervariasi yang berarti mempunyai berbagai bentuk
(rupa, jenis, dsb); ada selingannya. Bila ditambahkan awalan
me- dan akhiran –kan menjadi memvariasikan yang berarti
menyelang-nyeling.30
29
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta. 2002), h. 85 30
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa...., h. 1605
23
Dengan demikian, Secara singkat, variasi adalah bermacam-
macam atau beragam, maka variasi metode mengajar adalah
bermacam atau beragamnya penggunaan cara guru dalam
menyajikan materi pelajaran kepada siswa, seperti kombinasi
penggunaan metode ceramah dengan tanya jawab, metode
ceramah dengan diskusi, metode pemberian tugas dan
demonstrasi, dan sebagainya.
Dalam penggunaan variasi metode mengajar harus tersusun
berdasarkan rencana yang jelas dan didasarkan pada rujukan
tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan tersebut maka
seorang guru dituntut kearifan dalam menggunakan variasi
metode mengajarnya. Beberapa landasan untuk mewujudkan
kearifan tersebut diantaranya sebagai berikut:
a) Variasi metode pengajaran yang diselenggarakan harus
menunjang dan dalam rangka merealisasikan tujuan
pembelajaran.
b) Penggunaan variasi metode mengajar harus lancar dan
berkesinambungan, tidak mengganggu proses belajar
mengajar dan anak didik akan lebih memperhatikan
berbagai proses pembelajaran secara utuh.
c) Penggunaan variasi metode mengajar harus terstruktur,
terencana dan sistematik.
d) Penggunaan variasi metode mengajar harus luwes (tidak
kaku) sehingga kehadiran variasi itu makin
mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Di samping
itu penggunaannya bersifat spontan dan merupakan umpan
balik.31
31 http://rindu-rawaku.blogspot.com/2007/12/variasi-metode-mengajar.html, 11 Agustus
2011, 12.05 WIB
24
2) Tujuan Penggunaan Variasi Metode Pembelajaran
Penggunaan variasi metode pembelajaran adalah untuk
menarik perhatian para anak didik agar lebih berkonsentrasi
kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Tujuan variasi metode
pembelajaran mencakup empat aspek, yaitu :
a) Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi
standar yang relevan.
b) Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat
peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam
pembelajaran.
c) Memupuk perilaku positif peserta didik terhadap
pembelajaran.
d) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar
sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemapuannya.32
2. Konsep Tentang IPS
a. Pengertian IPS
Istilah IPS di indonesia mulai dikenal sejak tahun1970-an sebagai
hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai
digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975.
Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama
mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Mata pelajaran IPS merupakan “sebuah nama mata
pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, dan
sosiologi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.”33
Penjelasan diatas mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan sosial
merupakan sebuah bidang studi yang terdiri dari serangkaian ilmu-
ilmu sosial yang dikemas secara terpadu.
Social studies atau ilmu pengetahuan sosial (IPS) menurut Ali
Amran Udin adalah “ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk
tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan
32
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional “Menciptakan ..., h. 78 33
Sapriya, Pendidikan IPS konsep dan pembelajaran, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya. 2009), hal. 7
25
menengah (elementary and secondary school).”34
Dari pengertian ini
tergambar bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah hasil
penyederhanaan dari berbagai macam disiplin ilmu sosial yang ada.
Penyederhanaan yang dimaksud lebih tertuju kepada penyesuaian
dengan kurikulum yang akan diterapkan disekolah, karena pada
dasarnya sifat dari disiplin ilmu sosial hampir serupa yakni
mempelajari manusia dan gejala sosial yang dialaminya.
Pengertian IPS ditingkat sekolah mempunyai perbedaan makna,
khususnya antara IPS untuk sekolah dasar (SD), dengan IPS untuk
sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas
(SMA). Pengertian IPS di sekolah tersebut ada yang berarti program
pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada
yang berarti gabungan (paduan) dari sejumlah mata pelajaran atau
displin ilmu. Perbedaan ini dapat pula diidentifikasi dari perbedaan
pendekatan yang ditetapkan pada masing-masing jenjang sekolah
tersebut.
Pembelajaran IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan
untk mempersiapkan para siswa sebagai warga negara yang
menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang dapat
digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi
atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan masyarakat agar menjadi
warga negara yang baik.
IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar
sejarah, seperti konsep peristiwa atau kejadian waktu dan
tempat. Geografi terdiri dari konsep lokasi, posisi (kedudukan),
situasi, tempat, distribusi dan perancangan. Dalam ilmu
ekonomi terdiri dari konsep kelangkaan, spesialisasi, saling
ketergantungan, pasar, dan konsep kebijaksanaan umum. Pada
sosiologi mengkaji konsep keanggotaan dalam kelompok
perilaku, tujuan, norma, nilai, peran, keluwesan dan lokasi.
Sedangkan adat istiadat, etika, tradisi, hukum, dan keyakinan.
34
Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta : Rineka Cipta. 1990), Cet. II, hal.2
26
Dalam psikologi sosial terkandung konsep-konsep
kemandirian, motif, sikap, persepsi interpersonal, kelompok,
konflik dan sebagainya. Akhirnya dalam ilmu politik
terkandung terkandung pula konsep negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijaksanaan, pembagian kekuasaan,
demokrasi, dan lain-lain.35
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu-ilmu
sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi perlu dicermati bahwa
tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat menjadi
bahan/pokok bahasan dalam IPS karena dalam penerapannya dalam
proses pembelajaran, ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dalam bentuk
IPS harus sesuai dengan karakteristik dan jenjang pendidikan siswa.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu
maupun sebagai sosial budaya.36
Oleh karena itu IPS di tingkat
sekolah pada dasarnya bertujuan untk mempersiapkan para siswa
sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk
memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan
mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
masyarakat agar menjadi warga negara yang baik. Dari rumusan
tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
a) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.
b) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang
35
Sapriya, Susilawati, dan Sadjarudin Nurdin, Konsep Dasar IPS, (Bandung : UPI
PRESS.2006), hal. 51 36
Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran yang…, h. 24
27
kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial.
c) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
d) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,
serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu
mengambil tindakan yang tepat.
e) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung
jawab membangun masyarakat.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran IPS di sekolah adalah untuk mentransformasikan
pengetahuan serta pemahaman tentang disiplin ilmu sosial seperti :
sejarah, sosiologi, ekonomi, antropologi, geografi, dan ilmu sosial
lainnya dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai sosial dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga peserta didik
diharapkan memliki karakter sebagai warga negara yang baik.
B. Kerangka Konseptual
Metode merupakan dasar yang paling meyakinkan demi menigkatkan
kualitas suatu pembelajaran. Karena kesesuaian metode dengan materi yang
diajarkan akan membantu siswa dalam memahami materi yang sedang
diajarkan, sehingga peran metode sangat penting dalam menunjang proses
keberhasilan pembelajaran.
Pemilihan metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan belajar harus dilakukan dalam rangka pembaharuan pendidikan,
hendaknya guru mampumelibatkan siswanya secara akif dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat meningkatkan daya kreativitas dan berfikir kritis
siswa sehingga dapat memperkuat motivasi mereka untuk belajar.
28
Dalam proses belajar mengajar IPS, seorang guru harus mampu
melibatkan siswa secara aktif walaupun siswa mempunyai kemampuan yang
berbeda-beda. Dengan kemampuan yang berbeda ini dapat menanamkan dan
menumbuhkan sifat sosial pada siswa, diantaranya mendorong siswa untuk
saling membantu, bekerja sama, dan bertanggung jawab dalam memecahkan
suatu masalah. Oleh karena dibutuhkan relevansi antara materi yang
diajarkan dengan metode yang diterapkan, dengan harapan siswa akan lebih
mudah dan antusias dalam menerima materi yang diajarkan sehingga tujuan
dari pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.
Dari teori dan penjelasan konsep-konsep tersebut, dapat digambarkan
kerangka konseptual, yaitu sebagai berikut :
29
Bagan 1
Proses Pembelajaran IPS
Metode Pembelajaran
Pasif Aktif
Aktif Berdiskusi
Melancarkan Komunikasi
Timbal Balik
Bertanya Pada Guru
Mengerjakan Tugas
Individu/Kelompok
Siswa
Variatif
Monoton
Mengobrol Saat Belajar
Malas Mengerjakan
Tugas
Tidak Memperhatikan
Mengantuk
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan disekolah menengah pertama (SMP) Darul
Ma’arif yang beralamat di Jl. RS. Fatmawati No.45 Cipete Jakarta Selatan.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Juni sampai
dengan 12 Agustus 2011.
B. Desain Penelitian
Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan
dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian, penulis menggunakan
penelitian deskriptif analisis melalui metode penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan, kedua penelitian ini akan diungkapkan sebagai berikut.
1. Penelitian kepustakaan
Melalui penelitian kepustakaan ini penulis mengkaji buku-buku yang
berkaitan dengan judul diatas dalam rangka menyusun kerangka teori
penelitian.
2. Penelitian lapangan
Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke obyek penelitian,
karena penelitian ini memerlukan data-data dan fakta yang valid agar
dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Dalam penelitian lapangan
31
ini penulis akan melakukan teknik pengumpulan data, menentukan
populasi dan sampel serta teknik analisa data.
Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kualitatif
yang terdiri dari data primer dan data sekunder.
Adapun data sekunder yang diambil berupa gambaran umum atau
profil makro sekolah serta data atau keterangan-keterangan dari berbagai
literature lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
“Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai
karakteristik umum yang sama”.1 Jadi, populasi adalah wilayah yang
terdiri dari subyek dan obyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya
dan merupakan keseluruhan dari obyek penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru di
SMP Darul Ma’arif yang berjumlah tiga puluh satu orang guru.
2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran
IPS yang berjumlah tiga orang guru.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data yang paling utama
adalah diri peneliti sendiri, namun untuk memperjelas dan membantu peneliti
untuk fokus pada apa yang diteliti, maka dikembangkan instrumen penelitian
sederhana yang dapat mempertajam serta melengkapi data hasil penelitian
menggunakan wawancara untuk para guru IPS, wawancara kepada kepala
sekolah yang bersifat umum, dan observasi.
1 Ibnu HajarDasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan,( Jakarta :
PT. RajaGrafindo Persada, 1999), h. 133
32
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang obyektif berdasarkan kebenaran yang
terjadi di lapangan, maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Observasi, yang dimaksud dengan observasi adalah pengamatan dan
pencatatan tentang fenomena yang diselidiki.
Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mengetahui gambaran umum
lokasi, keadaan gedung, sarana dan prasarana, jumlah siswa, struktur
organisasi, kegiatan proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lain yang
berlangsung di SMP Darul Ma’arif.
2. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Metode ini untuk mendapatkan data dan informasi yang
obyektif. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru
mata pelajaran IPS. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan
guru IPS, kepala sekolah dan siswa. Wawancara ini dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Wawancara informal-deskriptif, peneliti mengajukan pertanyaan
umum yang sifatnya deskriptif dengan meminta informan memberikan
gambaran atau melukiskan secara naratif mengenai gambaran umum
tentang implementasi variasi metode pembelajaran di SMP Darul
Ma’arif.
b. Wawancara terstruktur, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti yang telah disusun sebelumnya untuk mendapatkan gambaran
yang lebih mendalam dan rinci tentang implementasi variasi metode
pembelajaran di SMP Darul Ma’arif.
33
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, buletin, prasasti,
notulen rapat, legger, agendan dan sebagainya. Studi dokumentasi yang
peneliti lakukan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yaitu
Implementasi variasi metode pembelajaran di SMP Darul Ma’arif.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data pada penelitian kualitatif adalah “ upaya yang dilakukan
dengan jalan berbagai data, mengorganisasikan data, memilah milah data
menjadi satu kesatuan data yang dapat diperoleh, mensintensiskannya,
mencari dan menentukan pola, menentukan apa yang diceritakan kepada orang
lain”.2 Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
terkumpul dari berbagai sumber yang diperoleh dari kegiatan wawancara,
pengamatan lokasi dan dokumentasi. Kemudian data yang telah terkumpul,
dianalisis ditafsirkan dan disimpulkan kedalam bahasa yang mudah dipahami
dan logis sesuai dengan penelitian yang dibahas.
Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui penerapan variasi metode
pembelajaran guru IPS di SMP Darul Ma’arif, maka data yang disebarkan
diolah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Reduksi data
Yaitu, kegiatan menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan,
dan mentransformasikan data yang muncul pada catatan lapangan.
Reduksi yang dilakukan berupa penulisan ringkasan, penajaman,
pengkodean, pemfokusan, pembuangan dan penyusunan data sehingga
kesimpulan dapat ditarik, dibuktikan dan dipertanggungjawabkan.
2 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remadja Karya, 1989),
h. 29
34
2. Display data
Yaitu kategorisasi dengan menyusun sekumpulan data berdasar pola
pikir, pendapat, dan kriteria tertentu untuk menarik kesimpulan. Display
data membantu untuk memahami peristiwa dan apa yang harus dilakukan
untuk analisa lebih jauh dan lebih dalam, berdasar pemahaman terhadap
peristiwa tersebut.
“Analisis kualitatif harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang
menunjuk pada pernyataan keadaan, ukuran kualitas. Oleh karena itu hasil
penilaian dari suatu tolok ukur harus berupa predikat.”3 Tolok ukur dan
predikat dalam penelitian ini penulis kategorikan sebagai berikut :
Tabel 1
Analisis Data
Jumlah Penggunaan Variasi Metode
Dalam Proses Pembelajaran Nilai Predikat
Lebih Dari Tiga Metode 4 Sangat Bervariasi
Tiga Metode 3 Bervariasi
Dua Metode 2 Cukup Bervariasi
Satu Metode 1 Tidak Bervariasi
3. Penyimpulan atau pembuktian
Yaitu menafsirkan berdasarkan kategori yang ada dan
menggabungkan dengan melihat hubungan semua data yang ada, sehingga
dapat diketahui tentang proses pembelajaran dan sistem evaluasi pada
mata pelajaran IPS di SMP darul ma’arif jakarta dengan utuh, holistik, dan
komprehensif.
3 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), Cet. IX, h.
269
35
G. Pendekatan Data dan Keilmuan
1. Pendekatan ilmu pendidikan
Berkenaan dengan jenis spesialisasi dan interest, maka tentu saja
bidang ilmu yang diteliti banyak sekali ragamnya menurut siapa yang
mengadakan penelitian. Ragam penelitian ditinjau dari bidangnya adalah
penelitian terhadap pendidikan, lanjutnya adalah mencocokan antara teori
ilmu pendidikan dengan temuan lapangan.
Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan
menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan, sekaligus
untuk memperbaiki nasip dan peradapan manusia yang bisa dilakukan
sejak masih didalam kandung sang ibu
2. Pendekatan data kualitatif
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
H. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1. Definisi Konseptual
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses transformasi
pengetahuan yang dikirim oleh guru dan lingkungan belajar kepada siswa
dengan tujuan siswa mampu menerima informasi yang diperoleh dengan
baik demi terwujudnya perubahan tingkah laku dan proses berpikir siswa
kearah yang lebih baik. Demi tercapainya tujuan ini seorang guru
diharapkan mampu menemukan cara atau metode yang baik dan variatif
dalam mengajar, sehingga suasana belajar yang kondusif dapat tercipta.
2. Definisi Operasional
Dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran seorang guru tentu
harus benar-benar sudah menguasai metode yang akan digunakannya,
terutama dalam mengkombinasikan dan mengatur penggunaan metode
sesuai dengan materi pembahasan yang akan diajarkannya, sehingga siswa
akan merasa mudah dalam menerima materi dikarenakan penggunaan
36
metode yang tepat dan sesuai dengan materi dan situasi pembelajaran.
Langkah-langkah operasional yang dilakukan guru dalam menerapkan
metode pembelajaran adalah :
a. Persiapan Sebelum Pelaksanaan Pembelajaran
1) Persiapan sebelum masuk kelas
2) Persiapan setelah didalam kelas
b. Pelaksanaan Awal Pembelajaran
1) Apersepsi
2) Pemberian motivasi
3) Pemberian penguatan
4) Mengulas ulang materi pelajaran pertemuan sebelumnya
c. Penerapan Metode Pembelajaran Yang Bervariasi Dalam Proses
Pembelajaran
1) Kesesuaian penggunaan metode dengan materi yang diajarkan
2) Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi
3) Penggunaan media/alat bantu pembelajaran dalam penerapan
metode
4) Penguasaan guru terhadap berbagai macam metode pembelajaran
yang digunakan.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Darul Ma’arif
Pendirian SMP Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan tidak bisa
dilepaskan dari peran besar seorang tokoh bangsa ini, yakni K.H. Dr. (HC)
Idham Chalid. Beliau adalah seorang ulama, pendidik sekaligus politisi
yang tidak hanya dikenal luas dan disegani di negeri sendiri melainkan
juga di dunia internasional. Pada tahun 1967, lewat Yayasan Darul Ma’arif
yang beliau gagas dan kembangkan, unit SMP secara resmi berdiri di atas
lahan perguruan seluas 1200 meter persegi dengan luas bangunan 800
meter persegi, dan dioperasikan pada tahun 1977.
Meskipun sekolah ini didirikan oleh seorang tokoh Nahdlatul Ulama
(NU), bukan berarti yang boleh bersekolah di lembaga ini hanya orang-
orang dari golongan NU, tetapi semua golongan dapat mengenyam
pendidikan di lembaga ini. Hal ini sesuai dengan tujuan pendirian sekolah
yaitu untuk semua golongan dengan dilandasi semangat pendirinya untuk
berperan aktif membantu orang tua dan pemerintah dalam mendidik anak
bangsa sesuai dengan Tujuan Nasional Bangsa Indonesia yaitu
”Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” seperti yang tertuang dalam
38
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu karena adanya
keinginan pendiri untuk memberikan kesempatan dan memfasilitasi
masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah yang mempunyai
semangat belajar yang tinggi.
Berdirinya SMP Darul Ma’arif adalah buah dari perjuangan yang
panjang dari para pendirinya dan juga masyarakat, khususnya umat Islam,
yang mendambakan sebuah lembaga pendidikan yang tidak hanya
mengajarkan ilmu-ilmu duniawi saja tetapi juga ilmu-ilmu agama.
Masa yang terus berganti turut mendewasakan SMP Darul Ma’arif
menjadi sebuah lembaga pendidikan swasta yang cukup dikenal di
kawasan Jakarta Selatan. Terbukti dengan status akreditasi “A” pada tahun
2007 sampai sekarang, juga dengan terus meningkatnya para calon siswa
yang mendaftarkan diri untuk bersekolah di SMP ini.
Saat ini, SMP Darul Ma’arif menempati lantai 2 dan 3 dari bangunan
Perguruan Darul Ma’arif, berdampingan dengan sejumlah unit pendidikan
lainnya, yaitu SD Islam, MTs, SMP dan MA.
Fungsi pengembangan SMP Darul Ma’arif adalah mengakses,
menginterpretasi, mengkritik, mengkreasi dan mengembangkan kapasitas
para peserta didiknya. Kelima fungsi tersebut dibingkai dalam suasana
yang Islami, sehingga diharapkan setelah lulus dari SMP Darul Ma’arif,
para peserta didik tersebut bisa menghadapi tantangan zaman dengan tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai luhur agama Islam.
Sistem pendidikan yang digunakan di SMP Darul Ma’arif adalah
sistem pendidikan dengan jenjang belajar tiga tahun. Dalam masa tersebut
para siswa harus dapat mengikuti tata tertib yang berlaku di SMP Darul
Ma’arif, termasuk dalam hal ini mereka diharuskan untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, baik intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler.
Pembelajaran di SMP Darul Ma’arif dilaksanakan setiap hari Senin
sampai Sabtu, dengan rincian sebagai berikut:
39
a. Hari Senin sampai Kamis masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul
14.00 WIB.
b. Hari Jumat masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 11.00 WIB.
c. Hari Sabtu masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 10.30 WIB.
Sementara itu, setiap siswa diwajibkan memakai seragam sekolah
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu:
a. Hari Senin memakai celana panjang/rok panjang putih dan kemeja putih
lengkap dengan topi dan dasi berwarna biru berlogo Darul Ma’arif.
b. Hari Selasa sampai Kamis memakai celana panjang/rok panjang
bermotif hijau garis-garis dan kemeja putih lengkap dengan rompi
bermotif serupa.
c. Hari Jumat memakai celana panjang/rok panjang putih dan pakaian
takwa/koko (bagi siswi wajib mengenakan jilbab).
d. Hari Sabtu memakai celana panjang/rok panjang bermotif hijau garis-
garis dan kemeja putih lengkap dengan rompi bermotif serupa.
Gambar 1
Gedung SMP Darul Ma’arif Jakarta
40
Selain kegiatan pembelajaran di kelas, SMP Darul Ma’arif juga
menyelenggarakan sejumlah kegiatan ekstrakurikuler yang bisa diikuti
siswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka, yaitu sebagai
berikut:
a. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
b. Palang Merah Remaja (PMR)
c. Paduan suara
d. Band
e. Seni hajir marawis
f. Seni qasidah
g. Seni tari tradisional
h. Futsal
i. Bola voli
j. Bola basket
k. Tenis meja
l. Taekwondo
2. Visi dan Misi SMP Darul Ma’arif
Dalam upaya memfokuskan tujuan serta mengembangkan aspek-
aspek yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan, maka SMP Darul
Ma’arif menetapkan visi dan misi sebagai berikut:
Visi: “Membentuk manusia yang unggul dalam bidang Iptek, Imtaq,
pelayanan dan pengamalan.”
Misi:
a. Membentuk insan yang berwatak mulia dan islami dengan
memperkuat iman dan taqwa.
b. Mempersiapkan peserta didik agar dapat berkompetisi sesuai
dengan bakat dan minat.
c. Membekali peserta dengan keterampilan dasar sesuai
perkembangan Iptek.
41
3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
a. Keadaan Guru
Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga
pendidikan. Karena figur seorang guru baik dalam ruang geraknya
maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh sebab itu,
guru adalah salah satu faktor yang menunjang keberhasilan program
pendidikan.
Adapun jumlah guru yang bertugas di SMP Darul Ma’arif Cipete
Jakarta Selatan pada tahun pembelajaran 2011/2012 ini berjumlah 31
orang, dengan jumlah guru laki-laki sebanyak 15 orang dan guru
perempuan sebanyak 16 orang. Berikut ini data lebih lanjut tentang
guru di SMP Darul Ma’arif:
Tabel 2
Tingkat Pendidikan Guru
No. Tingkat Pendidikan L P Jumlah
1.
2.
3.
Sarjana (S1)
Diploma (D1 & D2)
Madrasah Aliyah
13
1
1
15
1
-
28
2
1
Jumlah 15 16 31
42
Tabel 3
Distribusi Tugas Mengajar
No. Nama Guru Bidang Studi Kelas Jml
Jam
1. H. Mudjiono SW PKn IX 5
2. Dra. Rahmi Dwi Arsih PLKJ IX, VIII C 12
3. H. Bukrani Syarkani,
S.Pd. Bhs. Inggris VII D-E 12
4. H.M. Said Bahasa Arab VII, VIII, IX 30
5. Sukadarmini PLKJ VIII D-E 4
6. Sutarjo, S.Pd. Bhs. Inggris IX 24
7. M. Agus Budiyarto,
S.Pd. Penjaskes IX 10
8. Drs. M. Rafi’i Bhs. Indonesia VII 25
9. Ir. Slamet Riyadi Matematika IX 35
10. Masruni, S.Ag. PAI (Akidah), al-
Qur'an VIII, IX 20
11. Bakhrani, S.Ag. Al-Qur'an VII, VIII 20
12. Imam Gozali DS, S.H. PKn VII, VIII, IX 30
13. Royanti, S.Pd. Matematika VIII D-E 14
14. Siti Robiatul
Adawiyah, S.Ag. IPS, PAI (Akidah) IX, VII 40
15. Junaedah HW, S.Ag. PAI (Akidah), BK IX 32
16. Sari Rahaena W, S.E. IPS VII, VIII D-E 42
17. Rosyidul Anam, S.Pd. IPA IX 30
18. Rizal Fauzi, S.Sos. BP, Konseling VII 22
43
19. Nurainy Khumairoh,
S.Pd. IPA VIII 30
20. Rini Retnowati, S.Si. Bhs. Inggris, IPA IX, VII 40
21. Endah Meitri, S,Pd. Bhs. Inggris VIII 24
22. Drs. Abdul Basith PAI (Fiqih) VII, VIII, IX 30
23. Arie Respati Ajie,
S.Pd. Penjaskes VII, VIII 20
24. Siti Aisyah, S.Pd. PLKJ, Bhs. Inggris VII, VII A-B-
C 34
25. Dyah Lestari, S.Sos. IPS VIII A-B-C 18
26. Wahyu Suyanti, S.Pd. Bhs. Indonesia,
PLKJ IX, VIII A-B 29
27. Siti Nurjanah, S.Pd. Bhs. Indonesia, Seni
Budaya
IX, VII dan
IX 45
28. Bambang Puri
Baskoro, S.Kom. TIK, Seni Budaya
VII-VIII-IX,
VIII 40
29. Rosaeni Rodiah, S.Psi. BK, Konseling VIII-IX, VII-
VIII 44
30. Ami Inayati, S.Pd. Matematika VII 35
31. Kurniawati, S.Pd. Matematika VIII A-B-C 21
b. Keadaan Siswa-siswi
Jumlah siswa-siswi SMP Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan pada
tahun pembelajaran 2010/2011 ini adalah 528 orang yang terdiri dari
tiga angkatan dengan masing-masing angkatan terdiri atas lima
rombongan belajar. Data selengkapnya adalah sebagai berikut:
44
Tabel 4
Keadaan Siswa-siswi
Kelas Siswa Siswi Jumlah
VII 101 73 174
VIII 58 43 101
IX 105 90 195
Jumlah 264 206 470
Gambar 2
Siswa siswi SMP Darul Ma’arif Jakarta
c. Keadaan Karyawan
Keberadaan karyawan sangat diperlukan dalam suatu lembaga
pendidikan, karena dapat membantu terlaksananya proses belajar-
mengajar yang baik dan kondusif. Bisa dibayangkan, seandainya tidak
ada orang-orang yang menangani masalah di luar pengajaran yang
45
khusus, maka kegiatan pendidikan di suatu sekolah tidak akan berjalan
dengan baik dan terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.
Jumlah karyawan di SMP Darul Ma’arif berjumlah 6 orang, terdiri
dari 3 orang sebagai karyawan tata usaha dan 3 orang lainnya sebagai
office boy.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang
keberadaannya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lain. Berdasarkan
observasi yang dilakukan penulis selama kegiatan PPKT ini, fasilitas yang
ada di SMP Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan meliputi:
Tabel 5
Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
No. Nama Ruangan Kondisi
1. Ruang kepala sekolah Baik
2. Ruang wakil kepala sekolah bidang kurikulum Baik
3. Ruang wakil kepala sekolah bidang kesiswaan Baik
4. Ruang guru Baik
5. Ruang tata usaha Baik
6. Ruang bimbingan dan konseling Baik
7. Ruang kelas (total: 15 lokal) Baik
8. Laboratorium IPA Baik
9. Laboratorium komputer Baik
10. Ruang audio visual Baik
11. Ruang OSIS Baik
12. Ruang UKS Baik
13. Lapangan upacara/olahraga Baik
46
14. Perpustakaan Baik
15. Masjid Baik
16. Studio musik Baik
17. Toilet guru Baik
18. Toilet siswa dan siswi Baik
19. Pantry Baik
20. Gudang Baik
Gambar 3
Perpustakaan SMP Darul Ma’arif Jakarta
47
5. Prestasi Siswa dan Guru
1. Juara 2 Qasidah Putra tinggat Jakarta Selatan (LOKETA)
2. Juara 2 Qasidah Putri tingkat Jakarta Selatan (LOKETA)
3. Juara 3 MTQ Putra tingkat Jakarta Selatan (LOKETA)
4. Juara 1 Bulu Tangkis Putri tingkat Jakarta Selatan (PORSENI)
5. Juara 1 Bulu Tangkis Putri tingkat DKI Jakarta (PORSENI)
6. Juara 3 Catur Putra HUT PGRI ke 60 tingkat Kecamatan Cilandak
7. Juara 3 MTQ Putri HUT PGRI tingkat Kecamatan Cilandak
8. Juara 2 Tenis Meja Putra HUT PGRI tingkat Kecamatan Cilandak
9. Juara 1 Gerak Jalan Putra HUT PGRI tingkat Kecamatan Cilandak
10. Juara 2 Marawis tingkat Jakarta Selatan (LOKETA)
11. Juara 3 Nasyid Putri tingkat Jakarta Selatan
12. Juara 1 Tari Betawi Modern tingkat Kecamatan Cilandak (PORSENI)
13. Juara 2 Sepak Bola tingkat Kecamatan Cilandak (PORSENI)
14. Juara 3 Tari Daerah HUT RI ke 62 di D’Best Fatmawati
B. Deskripsi Data
Data-data penelitian tentang implementasi variasi metode pembelajaran
IPS di SMP Darul Ma’arif Jakarta penulis peroleh melalui, observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Berikut deskripsi data berdasarkan instrumen
yang penulis gunakan:
1. Observasi, penulis melakukan pengamatan dan pencatatan melalui data-
data meliputi :
a) Perencanaan pembelajaran IPS
b) Pelaksanaan pembelajaran IPS
c) Implementasi Variasi Metode Pembelajaran IPS
2. wawancara, penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah dan
guru IPS guna mengetahui bagaimana peranan pihak sekolah dan guru
dalam variasi metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran.
3. Dokumentasi, penulis merekam dan mendokumentasikan segala bentuk
dokumen sesuai dengan kebutuhan data yang penulis butuhkan.
48
Data yang terkumpul melalui observasi proses pembelajaran dilakukan
pada kelas VII,VIII dan IX. Pada saat terjadi proses pembelajaran dikelas,
penulis mencatat melalui check list setiap variasi yang dilakukan oleh guru
dalam proses pembelajaran.
C. Implementasi Variasi Metode Pembelajaran IPS Di SMP Darul Ma’arif
Berdasarkan data yang telah diperoleh, penulis akan membahas
mengenai hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS
terkait sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembelajaran
Sebelum menggunakan suatu metode, seorang guru tentu
membutuhkan perencanaan yang matang agar metode yang diharapkan
untuk mengaktifkan dan mengefektifkan proses pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan fungsinya. Begitu pula yang dilakukan oleh guru
IPS di SMP Darul Ma’arif.
Berdasarkan data hasil wawancara yang dilakukan pada guru mata
pelajaran IPS tergambar perencanaan yang dilakukan oleh guru IPS
sebelum masuk kelas adalah merujuk pada pengembangan silabus
kedalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyesuaikan
penggunaan metode dengan alokasi waktu dan materi yang hendak
disampaikan. Selanjutnya adalah mempersiapkan alat bantu atau media
yang akan digunakan dalam penyampaian metode.1
2. Pelaksanaan Awal Pembelajaran
Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru diharuskan mampu
mempersiapkan kondisi kelas dan menciptakan kondisi awal
pembelajaran yang baik, sehingga dalam kegiatan inti pembelajaran para
siswa sudah siap untuk mengikuti pelajaran dengan seksama.
Persiapan utama yang dilaksanakan utamanya adalah dengan
melakukan apersepsi yang dapat dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
1 Hasil Wawancara Pada Guru Mata Pelajaran IPS Tanggal 28 Juli 2011
49
dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik, kemudian
dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMP Darul Ma’arif Jakarta,
persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan pembelajaran
sudah cukup baik. Persiapan yang biasa dilakukan oleh salah satu guru
IPS kelas VII adalah dengan cara :
Membuka pertemuan dengan mengucapkan salam pembuka,
selanjutnya guru memeriksa kondisi kelas seperti kerapihan,
kebersihan, dan ketertiban siswa dan dilanjutkan dengan
mengabsen siswa. Tahap selanjutnya adalah guru memberikan
motivasi berupa pernyataan-pernyataan agar siswa mengikuti
proses belajar dengan baik. Yang terakhir guru menanyakan
materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya untuk
memastikan bahwa siswa telah siap untuk melanjutkan materi
berikutnya. Setelah siswa dipastikan telah paham, guru mulai
mengawali kegiatan pembelajarannya.2
3. Penerapan Metode Pembelajaran Yang Bervariasi Dalam Proses
Pembelajaran
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan
kelebihan, dan guru harus siap mengelola sebuah metode sebaik mungkin
sesuai dengan kekurangannya. Salah satu caranya adalah dengan
mengkombinasikan berbagai metode dalam sautu proses pembelajaran,
sehingga kekurangan pada satu metode akan tertutupi dengan metode
yang lain. Berikut contoh konsep penerapan dan penggunaan variasi
metode menurut slameto :
a) Bangkitkan minat siswa, ceramah, tanyajawab, penutup.
b) Bangkitkan minat siswa, ceramah, tanya jawab, diskusi
kelompok, laporan, tanya jawab, kesimpulan, tes.
c) Bangkitkan minat siswa, ceramah, demonstrasi, tanya jawab
praktek, umpan balik, pemberian tugas, seminar hasil revisi,
umpan balik.
d) Bangkitkan minat siswa, ceramah (1), tanya jawab, ceramah (2)
tanya jawab, diskusi kelompok, laporan, umpan balik.3
2 Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 16 juni 2011 3 Slameto, Proses Pembelajaran Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta : Bumi
Aksara, 1991), h.129
50
Berdasarkan data yang diperoleh pada temuan lapangan, tergambar
beberapa fakta mengenai implementasi variasi metode pembelajaran
yang diterapkan oleh guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPS.
a. Metode-metode pembelajaran yang digunakan guru IPS di SMP
Darul Ma’arif Jakarta
Berikut adalah macam-macam metode yang diterapkan oleh guru
IPS. Data ini penulis dapatkan dari hasil observasi dan wawancara
dengan guru IPS. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
1) Penerapan variasi metode pembelajaran oleh guru IPS kelas VII-
VIII, Sari Rahaena, SE :
a) Ceramah
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru
bidang studi IPS, metode ceramah merupakan salah satu
metode yang paling sering digunakan oleh guru IPS.4 Hal
ini dikarenakan banyaknya materi yang membutuhkan
penjelasan-penjelasan yang mendalam dikarenakan kondisi
siswa SMP yang masih belum mengerti konsep-konsep
yang ada pada buku mata pelajaran yang mereka miliki.
Dalam penerapan metode ceramah kelas VII dan VIII
ini, penulis masih melihat banyak siswa yang merasa bosan
dan tidak memperhatikan, banyak siswa yang lebih senang
mengobrol dengan teman sebangkunya dibandingkan
mendengarkan penjelasan guru. Namun penulis mencatat
guru IPS sudah cukup baik menerapkan metode ceramah
ini, dikarenakan guru IPS tidak sekedar berceramah dan
menjelaskan saja, guru IPS sering menggunakan gambar-
gambar yang menarik untuk mendukung penjelasan materi
yang dijelaskannya.5
4 Hasil Wawancara Pada Guru Mata Pelajaran IPS Kelas VII-VIII Tanggal 28 Juli 2011
5 Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 23 juni 2011
51
b) Tanya Jawab
Tanya jawab adalah salah satu model interaksi antara
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru IPS
biasanya mengunakan metode tanya jawab yang
dikombinasikan dengan metode-metode yang lain, seperti
ketika sedang menggunakan metode ceramah ataupun
diskusi.
Guru IPS biasa menggunakan metode tanya jawab saat
menjelang akhir penyampaian materi pelajaran. Hal ini
dilakukan sebagai proses evaluasi terhadap siswa, dengan
Tanya jawab ini guru IPS dapat mengetahui apakah materi
yang disampaikan telah dapat dipahami siswa. Dalam
penerapan metode Tanya jawab ini penulis melihat guru IPS
sudah cukup baik dalam memberikan pertanyaan dan
pemberian kesempatan bertanya kepada siswa.6
c) Diskusi
Penggunaan metode diskusi yang dilakukan guru IPS
biasanya digabungkan dengan kuis yang dapat merangsang
keaktifan siswa. Guru IPS menggunakan metode diskusi ini
bila ada pembahasan materi yang membutuhkan aktifitas
sosial siswa dalam menyikapi persoalan-persoalan yang
dibahas dalam materi, seperti pada pembahasan materi sub-
pokok sosiologi dan ekonomi.
Dalam penerapan metode disuksi ini penulis melihat
guru IPS mengalami kesulitan dalam mengontrol siswa.
Sebagaimana hasil wawancara dengan guru IPS kelas VII
yang mengungkapkan saat menerapkan metode diskusi dan
kuis guru merasa kesulitan karena anak terlalu senang
bermain, kurang terkontrol dan sulit untuk diarahkan.
6 Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 23 juni 2011
52
Sehingga kurang serius dalam menangkap pesan yang
disampaikan.7
d) Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode pemberian tugas digunakan guru saat ingin
mengetahui ketercapaian tujuan dari pembelajaran telah
diterapkannya. Dari hasil observasi penulis melihat
penggunaan metode resitasi yang dilakukan guru IPS sudah
tepat dan sesuai dengan konteks pembelajaran yang sedang
berlangsung. Tugas yang diberikan guru IPS meliputi
pemberian soal-soal latihan yang di kerjakan langsung
disekolah ataupun sebagai pekerjaan rumah.8
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa Guru IPS kelas VII-
VIII telah menggunakan empat variasi metode dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
guru IPS kelas VII-VIII telah melaksanakan pembelajaran
dengan “sangat bervariasi”.
2) Penerapan variasi metode pembelajaran oleh guru IPS kelas
VIII-IX, Siti Robiatul Adawiyah, S.Ag :
a) Ceramah
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru
bidang studi IPS, hampir setiap proses pembelajaran guru
selalu menggunakan metode ceramah. Setiap awal
pemberian materi guru selalu menjelaskan dahulu materi
tersebut kemudian setelah dirasa siswa sudah cukup
mengerti, guru akan meggunakan metode-metode yang
lain.9
7 Hasil Wawancara Pada Guru Mata Pelajaran IPS Kelas VII dan VIII Tanggal 28 Juli
2011 8 Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 23 juni 2011 9 Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 23 juni 2011
53
Dalam penerapan metode ceramah yang dilakukan guru
IPS kelas VIII-IX ini, penulis mencatat bahwa pada setiap
guru mulai menjelaskan siswa seringkali tidak bersemangat.
Oleh karena itu guru seringkali menyelipkan pertanyaan-
pertanyaan saat sedang berceramah.10
Adapun kekurangan yang penulis lihat dalam penerapan
metode ceramah ini adalah guru kurang memperhatikan
sikap keseluruhan siswa, umumnya siswa yang
memperhatikan hanya siswa yang berada di posisi depan
saja sedangkan siswa yang berada dibarisan belakang masih
banyak yang tidak memperhatikan.
b) Tanya Jawab
Metode tanya jawab biasa diterapkan oleh guru untuk
memperkuat materi yang sudah disampaikan melalui
ceramah ataupun diskusi. Dari hasil observasi, penulis
melihat guru IPS kelas VIII-IX seringkali menggunakan
metode tanya jawab ini sebagai evaluasi dan biasanya
dilaksanakan di tengah dan diakhir proses pembelajaran.11
c) Diskusi
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPS kelas
VIII-IX bahwa guru IPS akan menggunakan metode diskusi
jika membahas materi yang terkait dengan peristiwa-
peristiwa sosial guna menumbuhkan aktifitas siswa.12
Adapun kesulitan yang penulis lihat dalam penerapan
metode disuksi ini guru IPS seringkali kurang tegas dalam
10
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 23 juni 2011 11
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 23 juni 2011 12
Hasil Wawancara Pada Guru Mata Pelajaran IPS Kelas VIII-IX Tanggal 28 Juli 2011
54
mengatur siswa-siswanya sehingga proses diskusi memakan
waktu yang cukup lama.13
d) Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode pemberian tugas digunakan guru saat ingin
mengetahui ketercapaian tujuan dari pembelajaran telah
diterapkannya. Dari hasil observasi, guru IPS menggunakan
metode resitasi ini hampir pada setiap pertemuan karena
metode resitasi ini juga digunakan sebagai alat evaluasi
pada setiap pertemuannya.14
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa Guru IPS kelas VIII-
IX telah cukup sukses menggunakan empat variasi metode
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa guru IPS kelas VIII-IX telah melaksanakan
pembelajaran dengan “sangat bervariasi”.
3) Penerapan variasi metode pembelajaran oleh guru IPS kelas
VIII, Dyah Lestari, S.Sos :
a) Ceramah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis
dengan guru bidang studi IPS kelas VIII, hampir memiliki
kesamaan dengan kedua guru yang lain bahwa proses
pembelajaran akan dimulai dengan motivasi lalu membahas
permulaan materi dengan berceramah kemudian dilanjutkan
dengan penggunaan metode yang lain.15
Guru IPS kelas VIII mendapat respon yang baik dari
siswa ketika sedang menggunakan metode ceramah
seperti siswa dengan seksama mendengarkan dan
memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh
13
Hasil Wawancara Pada Guru Mata Pelajaran IPS Kelas VII dan IX Tanggal 28 Juli
2011 14
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 25 juni 2011 15
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 25 juni 2011
55
guru, hal ini terkait dengan penggunaan berbagai
macam media ketika guru sedang berceramah.16
b) Tanya Jawab
Setelah menggunakan metode ceramah guru IPS akan
melanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan siswa untuk
membangun komunikasi dengan siswa.17
c) Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode pemberian tugas digunakan guru saat ingin
mengetahui ketercapaian tujuan dari pembelajaran telah
diterapkannya. Dari hasil observasi, setelah pemberian
materi selesai, guru IPS akan memberikan tugas berupa soal
latihan kepada siswa sebagai evaluasi tentang tercapainya
tujuan pembelajaran pada materi yang telah dibahas.18
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa Guru IPS kelas
menggunakan tiga variasi metode dalam suatu proses
pembelajaran. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa guru
IPS kelas VIII telah melaksanakan pembelajaran dengan
kategori “bervariasi”.
b. Kesesuaian Penggunaan Metode dengan materi yang diajarkan
Banyak teknik dan cara yang dapat digunakan sebagai alat
untuk menciptakan suatu kondisi belajar yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, namun dalam penggunaan suatu metode harus
disesuaikan dengan konteks pembelajaran yang akan dilakukan.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan
gaya pembelajaran.
Dengan demikian, teknik pembelajarandapat diatikan sebagai
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
16
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 25 juni 2011 17
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 25 juni 2011 18
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 25 juni 2011
56
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada
kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong
aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini,
guru IPS telah mampu mensiasati penggunaan suatu metode sesuai
dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan tujuan yang
diharapkannya.19
Penggunaan suatu metode harus sesuai dengan materi isi
pelajaran dan indikator-indikator yang terdapat dalam pembahasan
materi tersebut. Berikut langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru IPS di SMP Darul Ma’arif Jakarta :
a) Pembelajaran klasikal, digunakan apabila materi
pembelajarannya lebih bersifat fakta atau informatif. Terutama
ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar
dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu guru cenderung
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.
b) Pembelajaran diskusi kelompok, digunakan apabila materi
pelajarannya lebih mengembangkan konsep/sub-pokok bahasan
yang harus mengembangkan aktivitas sosial.
c) Pembelajaran diluar kelas atau karyawisata, pembelajaran
karyawisata ini dilakukan apabila materi pelajarannya
membutuhkan analisa dan banyak sumber yang dapat
mendukung terjadinya proses pembelajaran.
d) Metode resitasi atau pemberian tugas. Metode ini dilakukan
apabila guru mengharapkan pengetahuan yang diterima siswa
lebih mantap dan mengaktifkan mereka dalam mencari atau
19
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 08 juli 2011
57
mempelajari suatu masalah dengan lebih banyak membaca,
mengerjakan sesuatu secara langsung diluar lingkungan
sekolah.20
c. Penggunaan media/alat bantu pembelajaran dalam penerapan
metode
Dalam penerapan suatu metode biasanya dibutuhkan media
sebagai penunjang pelaksanaan metode yang digunakan.
Media yang digunakan guru IPS kelas VII-VIII dalam proses
pembelajaran :
a) Media Visual, media visual ini sering digunakan sebagai
sarana pendukung saat guru menggunakan metode ceramah
pada materi geografi dan sejarah karena pada materi tersebut
terdapat banyak gambar-gambar yang harus dijelaskan.21
b) Media Audio, dari hasil observasi penulis, guru IPS kelas VII
di SMP Darul Ma’arif tidak pernah menggunakan media audio
ini dalam proses pembelajaran IPS.
c) Media Audio-Visual, media audio visual merupakan media
yang sangat mendukung selama penerapan variasi metode
pembelajaran, karena media ini dapat mendukung hampir
semua metode pembelajaran. Guru IPS kelas VII di SMP Darul
Ma’arif menggunakan media ini saat ingin menggunakan
metode diskusi dimana siswa diajak menonton cuplikan film
atau peristiwa sosial yang terekam kemudian diminta untuk
berdiskusi dan memetik kesimpulan dari film atau peristiwa
sosial yang telah diputar. 22
Media yang digunakan guru IPS kelas VIII dalam proses
pembelajaran :
20
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 18 Juli 2011 21
Hasil Wawancara Pada Guru Mata Pelajaran IPS Kelas VII-VIII Tanggal 28 Juli 2011 22
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 21 Juni 2011
58
a) Media Visual, guru IPS kelas VIII kerap menggunakan media
ini sebagai sarana pendukung dalam penggunaan metode
ceramah, tanya jawab dan diskusi. Media visual sangat
membantu guru dalam mentransformasikan ide-ide yang
terkandung dalam suatu materi.23
b) Media Audio, dari hasil observasi penulis, guru IPS kelas VII
di SMP Darul Ma’arif tidak pernah menggunakan media audio
ini dalam proses pembelajaran IPS.
c) Media Audio-Visual, media audio visual merupakan media
yang digunkan guru IPS bila membutuhkan suatu penjelasan
lebih lanjut kepada siswa terkait suatu fenomen atau peristiwa
yang terekam yang sesuai dengan materi seperti sejarah
sosiologi dan geografi.24
Media yang digunakan guru IPS kelas VIII-IX dalam proses
pembelajaran :
a) Media Visual, guru IPS kelas VIII-IX menggunakan media
visual berupa peta, atlas, globe dan gambar-gambar yang
relevan dengan materi.25
b) Media Audio, dari hasil observasi penulis, guru IPS kelas VII
di SMP Darul Ma’arif tidak pernah menggunakan media audio
ini dalam proses pembelajaran IPS.
c) Media Audio-Visual, guru kelas VIII-IX termasuk guru yang
paling sering menggunakan media audio visual. Hal ini
dikarenakan materi pada kelas IX banyak yang membutuhkan
pemahaman lebih dalam.26
23
Hasil Wawancara Pada Guru Mata Pelajaran IPS Kelas VIII-IX Tanggal 28 Juli 2011 24
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 22 Juni 2011 25
Hasil Wawancara Pada Guru Mata Pelajaran IPS Kelas VII Tanggal 28 Juli 2011 26
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 22 Juni 2011
59
d. Penguasaan guru terhadap berbagai macam metode pembelajaran
yang digunakan
Sangat penting menciptakan kondisi pembelajaran yang
memancing minat dan rasa ingin tahu siswa untuk belajar. Maka
dari itu, dibutuhkan pula penguasaan terhadap macam-macam
metode pembelajaran. Aspek yang yang dapat dilihat dari
penguasaan guru terhadap metode pembelajaran adalah :
a) Professionalisme Guru, guru IPS di SMP Darul Ma’arif telah
melewati jenjang strata-1, data ini diperkuat oleh pernyataan
dari kepala sekolah, bahwa 99% guru di SMP Darul Ma’arif
sudah bersikap professional dalam pelaksanaan pembelajaran
dikarenakan mata pelajaran yang mereka pegang sesuai dengan
latar belakang pendidikan mereka, namun dari hasil
dokumentasi penulis mencatat bahwa salah satu guru IPS ada
yang bergelar S.Ag, yang berarti bahwa guru tersebut mengajar
bidang studi yang tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikannya.27
b) Kompetensi Guru, salah satu indikator kesuksesan proses
pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola kelas
kedalam proses pembelajaran yang kreatif. Untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maka seorang
guru harus mempunyai sejumlah kompetensi atau menguasai
sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terkait
dengan bidang tugasnya. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru dapat mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
Guru yang mempunyai kompetensi profesional akan terlihat
dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah
tempat ia bekerja. Dari hasil observasi penulis, guru sudah
27
Hasil Wawancara Pada Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Jakarta Tanggal 28 Juli
2011
60
cukup baik dan variatif dalam menggunakan metode mengajar
pada masing-masing materi pelajaran. Hal ini tercatat dari
seringnya guru berganti-ganti metode pelajaran dari pertemuan
yang satu dengan pertemuan berikutnya.28
Dari ketiga media tersebut, media audio adalah media yang
tidak pernah digunakan oleh ketiga guru IPS, hal ini mungkin
dikarenakan materi pelajaran IPS lebih membutuhkan sarana media
visual dan audio visual karena terdapat banyak materi yang
membutuhkan sarana penjelasan gambar atau video, sedangkan
media audio kurang mampu untuk menjelaskan sebuah fenomena
sosial yang banyak terdapat dalam materi pelajaran IPS.
D. Perspektif Peneliti Mengenai Implementasi Variasi Metode
Pembelajaran Di SMP Darul Ma’arif
Sesuai hasil penelitian lapangan melalui wawancara kepada guru dan
kepala sekolah, dan siswa. Penulis berusaha memberikan perspektif terkait
dengan implementasi variasi metode pembelajaran yang berlangsung di SMP
Darul Ma’arif.
Dari penelitian ini penulis dapat melihat bahwa ternyata tugas guru
dalam menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan efektif tidaklah
mudah. Tugas guru dalam profesinya mengandung unsur sebagai pendidik
dan sebagai pengajar. Akan tetapi kedua peran tersebut dapat terjadi karena
pembelajaran bertujuan bahwa guru dapat menciptakan suasana dan situasi
yang dapat diterima dalam belajar. Guru memainkan multi peran dalam
proses pembelajaran yaitu menyelenggarakan tugas mengajarnya dengan
bervariasi. Jika seorang guru telah berpegang dengan ketentuan dan sudah
melaksanakan tugas dengan bervariasi, maka akan di dapatkan guru yang
mampu mewujudkan suasana belajar dan mengajar yang kondusif.
28
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Pada Tanggal 5 Agustus 2011
61
Guru perlu merencanakan metode apa yang hendak digunakan pada
pertemuan yang akan datang, perencanaan yang matang akan membantu guru
dalam penerapannya pada proses pembelajaran. kemudian dalam
implementasinya pada proses pembelajaran dikelas, guru harus ikut
berpartisipasi dalam pelaksanaan metode pembelajaran yang sedang
digunakannya, selanjutnya guru juga harus mampu membimbing siswa dalam
proses penerapan suatu metode agar efektifitas pembelajaran dapat tercapai.
Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegerasikan dengan
komponen sekolah, seperti kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa. Kinerja
guru akan bermakna bila ditunjang dengan niat dan etos kerja yang baik.
Sebagai alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas,
dalam menyusun RPP, penulis berpendapat untuk digunakan suatu metode
atau pendekatan pembelajaran sehingga siswa belajar lebih bermakna dengan
melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya
sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya
berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali
siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian
proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru
dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan
prinsip membelajarkan dan memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
Dengan prinsip pembelajaran seperti itu, pengetahuan bukan lagi seperangkat
fakta, konsep, dan aturan yang siap diterima siswa, melainkan harus
dikontruksi (dibangun) sendiri oleh siswa dengan fasilitasi dari guru.
Dengan data dan hasil penelitian ini penulis melihat secara umum guru
IPS di SMP Darul Ma’arif jakarta sudah “bervariasi” dalam penggunaan
metode saat memberikan materi pelajaran.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan dan dianalisis,
maka dapat disimpulkan bahwa implementasi variasi metode pembelajaran
IPS di SMP Darul Ma’arif Jakarta tergambar sebagai berikut :
1. Proses Perencanaan Pembelajaran IPS
Sebelum guru mengajar dan mengaplikasikan sebuah metode
pembelajaran, guru terlebih dahulu membuat dan mempersiapkan
rumusan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan perencanaan
pembelajaran, guru IPS SMP Darul Ma’arif Jakarta menyusun silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran diawal tahun ajaran untuk
program satu tahun.
2. Pelaksanaan Awal Pembelajaran
Persiapan utama yang dilaksanakan utamanya adalah dengan
melakukan apersepsi yang dapat dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
63
dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik, kemudian
dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas.
3. Implementasi Variasi Metode Pembelajaran IPS di SMP Darul Ma’arif
Jakarta
a. Metode-metode pembelajaran yang digunakan guru IPS di SMP Darul
Ma’arif Jakarta:
1) Metode Ceramah
2) Metode Tanya Jawab
3) Metode Diskusi
4) Metode Resitasi
Dua dari tiga guru IPS di SMP Darul Ma’arif telah menggunakan
keempat metode tersebut sebagai suatu kombinasi metode dalam
proses pembelajaran. Sedangkan satu guru lainnya menggunakan tiga
metode. Hal ini menjelaskan bahwa penerapan variasi metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Darul Ma’arif
Jakarta telah berjalan dengan baik.
b. Kesesuaian Penggunaan Metode dengan materi yang diajarkan
Banyak teknik dan cara yang dapat digunakan sebagai alat
untuk menciptakan suatu kondisi belajar yang sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, namun bukan berarti semua metode dapat
digunakan sesukanya. Penggunaan suatu metode harus sesuai
dengan materi isi pelajaran dan indikator-indikator yang terdapat
dalam pembahasan materi tersebut.
c. Penggunaan media/alat bantu pembelajaran dalam penerapan
metode
Dalam penerapan suatu metode biasanya dibutuhkan media
sebagai penunjang pelaksanaan metode yang digunakan. Dalam
penggunaan media, semua guru IPS telah menggunakan media
visual dan audio-visual, namun media audio tidak pernah
64
digunakan oleh guru IPS karena tidak relevannya materi pelajaran
IPS dengan penggunaan media audio.
d. Penguasaan guru terhadap berbagai macam metode pembelajaran
yang digunakan
Sangat penting menciptakan kondisi pembelajaran yang
memancing minat dan rasa ingin tahu siswa untuk belajar. Maka
dari itu, dibutuhkan pula penguasaan terhadap macam-macam
metode pembelajaran.
B. Rekomendasi
1. Kepada pihak sekolah, terutama pemegang kebijakan agar lebih
meningkatkan mutu pemebelajaran dengan pembuatan regulasi yang
tepat.
2. Kepada guru bidang studi IPS terpadu, agar lebih meningkatkan
professionalismenya sebagai guru bidang studi IPS terpadu, menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai pemanfaatan berbagai macam
metode pembelajaran yang menyesuaikan suasana kelas dan
perkembangan psikologis siswa.
3. Kepada Dinas Pendidikan terkait untuk melakukan upaya evaluatif
sebagai aspek fundamental untuk merealisasikan program-program
pengembangan dan peningkatan sumber daya pendidikan secara
berkelanjutan dan terarah.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. 1990.
Akhmadi, Abu, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2001.
AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 1994.
Arifin, M, Filsafat Pendidikan islam, Jakarta : Bina Aksara, 1987
Barnadib, Imam, Filsafat Pendidikan, sistem, dan metode, Yogyakarta : Yayasan
Penerbit IKIP Yogyakarta, 1990.
Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
PT. Rineka Cipta. 2002.
Engkoswara. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bina Aksara. 1988.
Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan,
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. 1999.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hasibuan JJ. dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 1995.
Indrakusuma, Daien, Amir. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya : Usaha
Nasional. 1973.
Margaret, Belajar dan Membelajarkan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1994.
Nurdin, Syafruddin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman
Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : PT.
Ciputat Press. 2005.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Pusat Bahasa, 2008.
Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UHAMKA
PRESS, 2003
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan
Berkualitas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009.
66
Sapriya, Susilawati, dan Sadjarudin Nurdin, Konsep Dasar IPS. Bandung : UPI
PRESS.2006.
Sapriya. Pendidikan IPS konsep dan pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya. 2009.
Semiawan, Connie, Pendekatan Keterampilan Proses : bagaimana mengaktifkan
siswa dalam belajar, Jakarta : PT. Gramedi, 1992.
Slameto. Proses Pembelajaran Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta :
Bumi Aksara, 1991.
Sudjana, H. D, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung : Falah
Production, 2001.
Sudjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Rajawali Persada, 1994.
Sumardi, Muljanto, Pengajaran bahasa asing, jakarta: PN Bulan Bintang, 2000.
Surakhmad, Winarno Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung : Jemmars,
1980.
Syaodih, Sukmadinata, Nana. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung :
PT Remaja Rosda karya.
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, pengentar didaktik metodik
kurikulum PBM, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Usman, Basyirudin, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat Pers,
2002.
Z, Zurinal, Sayuti, Wahdi, Ilmu Pendidikan “Pengantar & Dasar-dasar
Pelaksanaan pendidikan”. Jakarta : LP UIN Jakarta dan UIN Jakarta
Press, 2006.
Mulyasa, E, Menjadi Guru Professional “Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan,Bandung : PT Remaja Rosda karya. 2006.
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 2007.
Moleong, J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya, 1989.
http://rindu-rawaku.blogspot.com/2007/12/variasi-metode-mengajar.html,
Pedoman Peliputan Data
Implementasi Variasi Metode Pembelajaran Di Smp Darul Ma’arif Jakarta
BAB Sub
BAB Aspek Kajian Data Yang Diperoleh Sumber Data
Lembaga
Instansi Wilayah
Metode
Contains
Analisis Interview Observasi Doc
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Filosofis Buku
Pendidikan
Perpustakaan
UIN Ciputat + - - -
Pendidikan
2. Teori Pembelajaran Buku
Pendidikan
Perpustakaan
UIN Ciputat + - - -
B. Permasalahan Pertanyaan Penelitian Lingkungan
Sekolah Sekolah SMP Jakarta - - + -
C. Hipotesis Dugaan Sementara Hasil Penelitian Kajian Teori + - - -
D
Tujjuan dan
Signifikansi + - - -
BAB II
A
Konsep Tentang
Metode
Pembelajaran
Pengertian Metode,
Pengertian Pembelajaran,
Prinsip-prinsip
Pembelajaran, Macam-
macam Metode
Pembelajaran, Faktor-
faktor yang
Mempengaruhi Metode
Pembelajaran.
Buku teori
pendidikan,
buku teori
metode
pembelajaran,
buku psikologi
pendidikan
Perpustakaan
UIN Ciputat + - - -
B Kerangka
Konseptual
BAB III
A Tempat dan Waktu
Penelitian Hasil Penelitian
Perpustakaan
Tarbiyah Ciputat + - - -
B Desain Penelitian Buku Penelitian Perpustakaan
Tarbiyah Ciputat + - - -
C Populasi dan Sampel
Buku Penelitian
dan Hasil
Penelitian
Perpustakaan
UIN Ciputat + - - -
D Instrumen Penelitian Buku Penelitian Perpustakaan
Tarbiyah Ciputat + - - -
E Teknik
Pengumpulan Data Buku Penelitian
Perpustakaan
UIN Ciputat + - - -
F Teknik Pengolahan
Analisis Data
Buku Penelitian
dan Hasil
Penelitian
Perpustakaan
UIN Ciputat + - - -
G Pendekatan Data dan
Keilmuan Kajian Teori
Perpustakaan
UIN Ciputat + - - -
H
Definisi Konseptual
dan Definisi
Operasional
Buku Penelitian
dan Hasil
Penelitian
Perpustakaan
Tarbiyah Ciputat + - - -
BAB IV
A Gambaran Umum
Sekolah
Sejarah latar belakang
sekolah, visi dan misi
sekolah,keadaan guru,
karyawan, dan siswa,
prestasi siswa dan guru
Hasil penelitian SMP Darul
Ma’arif - + + +
B
Implementasi variasi
metode
pembelajaran di
SMP Darul Ma’arif
Data bukti uraian
penelitian Hasil penelitian - + + -
C Deskripsi Data Data bukti uraian
penelitian Hasil penelitian
BAB I &
BAB IV + - - -
D
Perspekif peneliti
tentang
implementasi variasi
metode
pembelajaran di
SMP darul ma’arif
Data bukti uraian
penelitian Hasil penelitian
SMP Darul
Ma’arif
Jakarta
Fatmawati + - - -
BAB V
penutup
A Kesimpulan Ringkasan BAB I, II, III,
dan IV
Kesimpulan
BAB I, II, III,
dan IV
BAB I, II,
III, dan IV + - - -
B Rekomendasi Saran-saran Hasil penelitian BAB I, II,
III, dan IV + - - -
Pedoman pengumpulan data dokumen/arsip
No Dokumen/Arsip Sekolah Ada Tidak Keterangan
1 Sejarah Sekolah
2 Visi, Misi Sekolah
3 Data Ruang Sekolah
4 Data Jumlah Guru
5 Data Julah Tenaga
Administrasi
6 Data Jumlah Siswa
7 Data Sarana Dan Prasarana
8 Contoh Panduan Silabus
Dan RPP Mata Pelajaran IPS
PEDOMAN OBSERVASI
Implementasi Variasi Metode DalamKegiatan Pembelajaran IPS
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Kelas/Semester : VII/Satu
Observer : Lutfi Riezqi Prasetyo
Hari Tanggal : Kamis 23 Juni 2011
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang diobservasi Ket Nilai
Tanggapan
Ada Tidak SB B C K SK
1.
Mengkondisikan situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
2. Apersepsi
3. Membangkitkan minat atau rasa ingin
tahu siswa (motivasi)
4. Penguasaan terhadap metode
pembelajaran yang digunakan
5.
Penggunaan media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam penerapan
metode
6. Menggunakan metode yang sesuai
dengan materi
7. Pemusatan perhatian siswa terhadap
proses pembelajaran
8. Penggunaan metode yang
merangsang keaktifan siswa
9. Penerapan metode ceramah
10. Penerapan metode diskusi
11. Penerapan metode tanya jawab
12. Penerapan metode demonstrasi
13. Penerapan metode resitasi
14. Penerapan metode sosiodrama
15. Penerapan metode problem solving
16. Penerapan metode karyawisata
17.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran
dengan metode pembelajaran yang
variatif
18. Bimbingan kepada kelompok
19. Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk berpikir
20.
Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan mengungkapkan
jawaban
21. Keterampilan memformulasikan
metode dengan situasi belajar
22. Mengamati kesulitan dan kemajuan
belajar siswa
23.
Keterampilan memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah penyampaiam
materi
24.
Kemampuan memberikan evaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai
Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah
SMP Darul Ma’arif Jakarta
Nama : H. Mudjiono, SW
Jabatan : Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Jakarta
Tempat : Kantor Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Jakarta
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Juli 2011
Waktu : Pukul 08.30-09.30
1. Latar belakang pendidikan kepala sekolah SMP Darul Ma’arif
2. Sejarah/latar belakang berdirinya sekolah SMP Darul Ma’arif
3. Visi dan misi SMP Darul Ma’arif sebagai lembaga formal
4. Langkah kongkrit pihak sekolah untuk merealisasikan visi dan misi tersebut
5. Keefektifan penerapan strategi pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Darul
Ma’arif.
6. Upaya yang tepat yang harus dilakukan untuk mengefektifkan pembelajaran
7. Prosedur pembelajaran yang dilaksanakan disekolah
8. Sarana dan prasarana penunjang variasi pembelajaran
9. Profesionalisme staff pengajar dalam mengefektifkan kegiatan pembelajaran
10. Usaha-usaha yang dilakukan pihak sekolah untuk terus memacu motivasi
belajar siswa
Pedoman Wawancara
Dengan Guru IPS SMP Darul Ma’arif Jakarta
Interviewer : Lutfi Riezqi Prasetyo
NIM : 107015000873
Responden : Sari Rahaena, SE
Tempat Wawancara : SMP Darul Ma’arif
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Juli 2011
Waktu : Pukul 07.00-08.00
1. Awal mula bapak/ibu mengajar disekolah SMP Darul Ma’arif
2. Buku-buku yang digunakan bapak/ibu dalam mengajar IPS sebagai referensi
untuk disampaikan kepada siswa
3. Persiapan bapak/ibu sebelum menggunakan suatu metode dalam pembelajaran
4. Kesulitan yang bapak/ibu hadapi dalam mengajar mata pelajaran IPS
5. Usaha bapak/ibu untuk mengaktifkan proses pembelajaran
6. Pendapat bapak/Ibu tentang variasi metode dalam proses pembelajaran
7. Metode yang biasa bapak/ibu terapkan dalam proses pembelajaran
8. Kesulitan yang bapak/ibu temukan dalam menggunakan variasi metode saat
penyampaian materi
9. Pada pembahasan materi apa bapak/ibu biasanya menggunakan metode ceramah?
10. penerapan variasi metode dalam proses pembelajaran IPS ditunjang
dengan..sarana dari sekolah
Pedoman pengumpulan data dokumen/arsip
No Dokumen/Arsip Sekolah Ada Tidak Keterangan
1 Sejarah Sekolah √
2 Visi, Misi Sekolah √
3 Data Ruang Sekolah √
4 Data Jumlah Guru √
5 Data Jumlah Tenaga
Administrasi √
6 Data Jumlah Siswa √
7 Data Sarana Dan Prasarana √
8 Data Prestasi Siswa dan
Guru √
LEMBAR OBSERVASI
Implementasi Variasi Metode DalamKegiatan Pembelajaran IPS
Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif
Tahun Pelajaran : 2011/2012
Kelas/Semester : VII/Satu
Observer : Lutfi Riezqi Prasetyo
Hari Tanggal : Kamis 23 Juni 2011
Keterangan :
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang diobservasi Ket Nilai
Tanggapan
Ada Tidak SB B C K SK
1.
Mengkondisikan situasi pembelajaran
dan kesiapan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
√ √
2. Apersepsi √ √
3. Membangkitkan minat atau rasa ingin
tahu siswa (motivasi) √ √
4. Penguasaan terhadap metode
pembelajaran yang digunakan √ √
5.
Penggunaan media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam penerapan
metode
√ √
6. Menggunakan metode yang sesuai
dengan materi √ √
7. Pemusatan perhatian siswa terhadap
proses pembelajaran √ √
8. Penggunaan metode yang
merangsang keaktifan siswa √ √
9. Penerapan metode ceramah √ √
10. Penerapan metode diskusi
11. Penerapan metode tanya jawab
12. Penerapan metode demonstrasi
13. Penerapan metode resitasi
14. Penerapan metode sosiodrama
15. Penerapan metode problem solving
16. Penerapan metode karyawisata
17.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran
dengan metode pembelajaran yang
variatif
18. Bimbingan kepada kelompok √ √
19. Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk berpikir √ √
20.
Pemberian kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan mengungkapkan
jawaban
√ √
21. Keterampilan memformulasikan
metode dengan situasi belajar √ √
22. Mengamati kesulitan dan kemajuan
belajar siswa √ √
23.
Keterampilan memberikan kegiatan
tindak lanjut setelah penyampaiam
materi
√ √
24.
Kemampuan memberikan evaluasi
pembelajaran yang sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai
√ √
Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolah
SMP Darul Ma’arif Jakarta
Nama : H. Mudjiono, SW
Jabatan : Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Jakarta
Tempat : Kantor Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Jakarta
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Juli 2011
Waktu : Pukul 08.30-09.30
1. Latar belakang pendidikan kepala sekolah SMP Darul Ma’arif
Jawaban :
Saya pernah mengenyam pendidikan SGA (Sekolah Guru Atas) setingkat
dengan SMA yang dilanjutkan dengan PGSLP (Pendidikan Guru Sekolah
Lanjutan Pertama) yang setara dengan sarjana muda.
2. Sejarah/latar belakang berdirinya sekolah SMP Darul Ma’arif
Jawaban :
Pendirian SMP Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan tidak bisa dilepaskan
dari peran besar seorang tokoh bangsa ini, yakni K.H. Dr. (HC) Idham Chalid.
Beliau adalah seorang ulama, pendidik sekaligus politisi yang tidak hanya
dikenal luas dan disegani di negeri sendiri melainkan juga di dunia
internasional. Pada tahun 1967, lewat Yayasan Darul Ma’arif yang beliau
gagas dan kembangkan, unit SMP secara resmi berdiri di atas lahan perguruan
seluas 1200 meter persegi dengan luas bangunan 800 meter persegi, dan
dioperasikan pada tahun 1977.
3. Visi dan misi SMP Darul Ma’arif sebagai lembaga formal
Jawaban :
Visi: “Membentuk manusia yang unggul dalam bidang Iptek, Imtaq,
pelayanan dan pengamalan.”
Misi:
a) Membentuk insan yang berwatak mulia dan islami dengan
memperkuat iman dan taqwa
b) Mempersiapkan peserta didik agar dapat berkompetisi sesuai
dengan bakat dan minat
c) Membekali peserta dengan keterampilan dasar sesuai
perkembangan Iptek
4. Langkah kongkrit pihak sekolah untuk merealisasikan visi dan misi tersebut
Jawaban :
Kami menerapkan sistem pendidikan yang berorientasi keilmuan dan
pembinaan ahlak agar semua lulusan dari SMP darul Ma’arif memiliki
kompetensi dari segi ilmu pengetahuan dan memiliki ahlak yang baik.
5. Keefektifan penerapan strategi pembelajaran yang dilaksanakan di SMP Darul
Ma’arif.
Jawaban :
Penerapan strategi dalam proses pembelajaran disekolah ini sudah
berlangsung dengan baik dan sesuai dengan kriteria dan prinsip pendidikan.
6. Upaya yang tepat yang harus dilakukan untuk mengefektifkan pembelajaran
Jawaban :
Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan sosialisasi kepada siswa
dan wali murid tentang kebutuhan bahwa ilmu itu penting dan mahal
harganya
7. Prosedur pembelajaran yang dilaksanakan disekolah
Jawaban :
Pembagian tugas guru sesuai dengan bidang masing-masing, kesanggupan
guru mengajar dengan alokasi waktu yang ditetapkan kemudian baru disusun
jadwal mengajar.
8. Sarana dan prasarana penunjang variasi pembelajaran
Jawaban :
Buku-buku pelajaran, perpustakaan, laboratorium, dan media lain yang
menunjang implementasi variasi metode pembelajaran yang akan diterapkan
oleh guru.
9. Profesionalisme staff pengajar dalam mengefektifkan kegiatan pembelajaran
Jawaban :
99% guru disini sudah bersikap professional dalam pelaksanaan pembelajaran
dikarenakan mata pelajaran yang mereka pegang sesuai dengan latar belakang
pendidikan mereka dan semua guru disini sudah lulus S1.
10. Usaha-usaha yang dilakukan pihak sekolah untuk terus memacu motivasi
belajar siswa
Jawaban :
Mengadakan suatu kegiatan rutin yang memacu semangat belajar siswa, serta
menyediakan sarana dan media yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran
agar siswa dapat dengan mudah menangkap materi yang diajarkan.
Hasil Berita Wawancara
Dengan Guru IPS SMP Darul Ma’arif Jakarta
Interviewer : Lutfi Riezqi Prasetyo
NIM : 107015000873
Responden : Sari Rahaena, SE
Tempat Wawancara : SMP Darul Ma’arif
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Juli 2011
Waktu : Pukul 07.00-08.00
1. Awal mula bapak/ibu mengajar disekolah SMP Darul Ma’arif?
Jawaban :
Saya mulai mengajar di SMP Darul Ma’arif pada tahun 2000
2. Buku-buku yang digunakan bapak/ibu dalam mengajar IPS sebagai referensi
untuk disampaikan kepada siswa?
Jawaban :
Buku paket, buku latihan soal (LKS), modul, dan buku-buku lainnya yang
mampu menunjang proses belajar siswa
3. Persiapan bapak/ibu sebelum menggunakan suatu metode dalam pembelajaran?
Jawaban :
Persiapan yang dilakukan biasanya adalah menysusun rencana pembelajaran dan
menyesuaikan penggunaan metode dengan alokasi waktu dan materi yang
hendak disampaikan.
4. Kesulitan yang bapak/ibu hadapi dalam mengajar mata pelajaran IPS?
Jawaban :
Kesulitannya adalah jika menghadapi anak-anak yang sering kurang konsentrasi
atau kurang fokus dalam belajar yang disebabkan oleh masalah pribadi si anak
sendiri atau sifat si anak yang masih senang bermain sehingga kurang serius
dalam belajar.
5. Usaha bapak/ibu untuk mengaktifkan proses pembelajaran?
Jawaban :
Kita menggunakan berbagai macam variasi dalam pembelajaran agar anak
merasa senang dan tidak bad mood dikarenakan cara mengajar yang itu-itu saja.
6. Pendapat bapak/Ibu tentang variasi metode dalam proses pembelajaran?
Jawaban :
Saya rasa perlu ada variasi dalam penerapan metode pembelajaran agar siswa
tidak merasa jenuh serta untuk mengetahui perbedaan respon anak terhadap
penerapan suatu metode dengan metode yang lain
7. Metode yang biasa bapak/ibu terapkan dalam proses pembelajaran?
Jawaban :
Ceramah, Tanya jawab, diskusi kelompok, dan kuis
8. Kesulitan yang bapak/ibu temukan dalam menggunakan variasi metode saat
penyampaian materi?
Jawaban :
Ada, terutama saat menerapkan metode kuis karena anak terlalu senang bermain
sehingga kurang serius dalam menangkap pesan yang disampaikan.
9. Pada pembahasan materi apa bapak/ibu biasanya menggunakan metode ceramah?
Jawaban :
Saya biasanya menggunakan metode ceramah pada materi geografi dan sejarah
karena terdapat banyak gambar-gambar yang harus dijelaskan dan saat
menggunakan metode caramah biasanya saya menggunakan gambar-gambar
yang dapat mempermudah pemahaman anak saat dijelaskan.
10. penerapan variasi metode dalam proses pembelajaran IPS ditunjang
dengan..sarana dari sekolah?
Jawaban :
Ada, seperti peta, atlas, globe, dan lain-lain
Hasil Berita Wawancara
Dengan Guru IPS SMP Darul Ma’arif Jakarta
Interviewer : Lutfi Riezqi Prasetyo
NIM : 107015000873
Responden : Siti Robiatul Adawiyah, S.Ag.
Tempat Wawancara : SMP Darul Ma’arif
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Juli 2011
Waktu : Pukul 08.00-09.00
1. Awal mula bapak/ibu mengajar disekolah SMP Darul Ma’arif?
Jawaban :
Saya mulai mengajar di sekolah ini paada tahun 2002
2. Buku-buku yang digunakan bapak/ibu dalam mengajar IPS sebagai referensi
untuk disampaikan kepada siswa?
Jawaban :
Selain buku paket saya juga menggunakan buku-buku lain sebagai penunjang
proses pembelajaran, seperti buku-buku yang dipinjam dari perpustakaan sekolah
serta artikel-artikel yang bisa digunakan dan dibaca oleh siswa
3. Persiapan bapak/ibu sebelum menggunakan suatu metode dalam pembelajaran?
Jawaban :
Pada dasarnya setiap akan dimulai suatu periode pembelajaran disekolah, saya
dan guru lain disini sudah menyusun rancangan silabus dan RPP untuk
perencanaan selama satu tahun pembelajaran, jadi dari situlah persiapan dimulai.
4. Kesulitan yang bapak/ibu hadapi dalam mengajar mata pelajaran IPS?
Jawaban :
Kondisi kelas yang kurang kondusif, ketidakseiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran sehingga membuat mereka tidak fokus dan konsentrasi dalam
belajar.
5. Usaha bapak/ibu untuk mengaktifkan proses pembelajaran?
Jawaban :
Menggunakan metode yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi belajar
siswa
6. Pendapat bapak/Ibu tentang variasi metode dalam proses pembelajaran?
Jawaban :
Sangat perlu karena, seperti yang saya bilang tadi, bahwa dengan menggunakan
metode pembelajaran yang baik dan benar dapat meningkatkan semangat dan
motivasi belajar siswa
7. Metode yang biasa bapak/ibu terapkan dalam proses pembelajaran?
Jawaban :
Ceramah, Tanya jawab, diskusi kelompok, dan kuis interaktif dengan siswa
8. Kesulitan yang bapak/ibu temukan dalam menggunakan variasi metode saat
penyampaian materi?
Jawaban :
Ada beberapa metode yang untuk mempersiapkannya membutuhkan waktu yang
cukup lama, dan penerapannya pun cukup lama sehingga alokasi waktu yang
disediakan pihak sekolah tidak mencukupi
9. Pada pembahasan materi apa bapak/ibu biasanya menggunakan metode ceramah?
Jawaban :
Saya biasa menggunakan metode ceramah saat membahas materi-materi yang
bersifat naratif seperti materi pelajaran sejarah.
10. penerapan variasi metode dalam proses pembelajaran IPS ditunjang
dengan..sarana dari sekolah?
Jawaban :
Banyak sarana seperti peta, atlas, globe, dan lain-lain
Hasil Berita Wawancara
Dengan Guru IPS SMP Darul Ma’arif Jakarta
Interviewer : Lutfi Riezqi Prasetyo
NIM : 107015000873
Responden : Dyah Lestari, S.Sos.
Tempat Wawancara : SMP Darul Ma’arif
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Juli 2011
Waktu : Pukul 09.00-10.00
1. Awal mula bapak/ibu mengajar disekolah SMP Darul Ma’arif?
Jawaban :
Saya mulai mengajar di sekolah ini paada tahun 1998
2. Buku-buku yang digunakan bapak/ibu dalam mengajar IPS sebagai referensi
untuk disampaikan kepada siswa?
Jawaban :
Saya menggunakan buku-buku pelajaran dari sekolah, tetapi tidak jarang saya
juga mencari buku-buku pelajaran ditoko-toko buku ataupun saya mengunakan
buku-buku yang saya miliki pribadi yang sesuai dengan materi dan kurikulum
yang berlaku.
3. Persiapan bapak/ibu sebelum menggunakan suatu metode dalam pembelajaran?
Jawaban :
Sebelumnya saya mambaca materi yang akan diajarkan dikelas dan memilih
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan dikelas
4. Kesulitan yang bapak/ibu hadapi dalam mengajar mata pelajaran IPS?
Jawaban :
Kesulitan yang saya hadapi, apabila ada materi pelajaran yang membutuhkan
contoh-contoh yang relevan namun sulit mencari contoh-contoh tersebut, seperti
materi tentang geografi yang tidak mungkin membawa contoh fisik kedalam
kelas, karena tidak semua materi geografi terdapat gambar dan contohnya
didalam buku
5. Usaha bapak/ibu untuk mengaktifkan proses pembelajaran?
Jawaban :
Memberikan motivasi kepada siswa diawal pembelajaran dan menggunakan
metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa
6. Pendapat bapak/Ibu tentang variasi metode dalam proses pembelajaran?
Jawaban :
Variasi metode dalam proses pembelajaran, sangat diperlukan agar siswa tidak
merasa jenuh dengan cara mengajar monoton
7. Metode yang biasa bapak/ibu terapkan dalam proses pembelajaran?
Jawaban :
Ceramah, Tanya jawab, diskusi kelompok, pemecahan masalah dan kuis
8. Kesulitan yang bapak/ibu temukan dalam menggunakan variasi metode saat
penyampaian materi?
Jawaban :
Kesulitan yang saya hadapi adalah anak-anak kurang terkontrol dan sulit untuk
diarahkan saat penggunaan metode yang saya terapkan, seperti saat
mengggunakan metode diskusidan kuis dimana kondisi kelas bisa sangat gaduh
9. Pada pembahasan materi apa bapak/ibu biasanya menggunakan metode ceramah?
Jawaban :
Metode ceramah biasa saya terapkan pada pembahasan materi yang butuh
banyak penjelasan mengenai teori-teori dan cerita-cerita
10. penerapan variasi metode dalam proses pembelajaran IPS ditunjang
dengan..sarana dari sekolah?
Jawaban :
Banyak sarana seperti peta, atlas, globe, dan lain-lain