bagus cahyadi hendstyo putra -...
TRANSCRIPT
PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI, PREFERENSI, DAN TINGKAT PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERILAKU
KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL DI KAWASAN PEMUKIMAN JAKARTA SELATAN
Bagus Cahyadi Hendstyo Putra 1110092000080
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015 M/ 1436 H
PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI, PREFERENSI, DAN TINGKAT PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERILAKU
KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL DI KAWASAN PEMUKIMAN JAKARTA SELATAN
Bagus Cahyadi Hendstyo Putra Nim: 1110092000080
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1436 H
SURAT PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Jakarta, Januari 2015
BAGUS CAHYADI HENDSTYO PUTRA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Bagus Cahyadi Hendstyo Putra
Alamat : Jl. Rusa 2 RT 04/04 No.15, Jurang Mangu
Pondok Ranji, Ciputat-Tangerang Selatan
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 1 Maret 1991
Kewarganegaraan : Indonesia
Hobby : Futsal, skateboarding, bermain musik, adventure
e-mail : [email protected]
PENDIDIKAN • 1995-1996 : TK Aisyah KPU, Tangerang
• 1996-2002 : SDN 2 KPU, Tangerang
• 2002-2005 : SMPN 2 Ciputat, Tangerang
• 2005-2009 : SMAN 4 Ciputat, Tangerang
• 2010-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN KERJA • Desember 2014 : Magang di UPT. Balai Benih Induk Hortikultura
PRESTASI • 2007 : Juara 1 Kompetisi Band dan Video Pamulang
• 2010 : Drummer terbaik inagurasi UIN Jakarta
• 2011 : Guest Star Band Acara Ultah Jawa Timur Madiun
• 2013 : Band featuring di Acara Unplugged TVRI
• 2013 : Band Featuring di Acara Keren TVRI
RINGKASAN
BAGUS CAHYADI HENDSTYO PUTRA, Kesadaran, Persepsi, Preferensi, dan Tingkat Pendapatan Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal Di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan. Di bawah bimbingan LILIS IMAMAH ICHDAYATI dan SITI ROCHAENI. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dalam mempertahankan hidup. Oleh karena itu, masalah pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakat menjadi sasaran utama kebijakan pangan bagi pemerintahan di suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk sangat besar yaitu 253.609.643 jiwa masih menghadapi masalah dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Salah satunya, pangan hortikultura yaitu buah-buahan yang sebenarnya melimpah tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan buah-buahan masyarakatnya. Dengan disahkannya Asian Free Trade Agreement (AFTA) yang dilanjutkan dengan penandatanganan China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1999, buah-buahan impor semakin berpeluang untuk memasuki pasar Indonesia. Sesuai data ekspor impor dari BPS yang diolah oleh Direktur Jenderal Hortikultura pada tahun 2013 bahwa nilai impor buah yang masuk ke Indonesia sebesar US$ 816.541.098, sedangkan nilai ekspor buah Indonesia sangat jauh perbandingannya yang hanya sebesar US$ 172.361.476 (BPS, 2014:1). Data tersebut telah membuktikan bahwa tingginya volume buah-buahan impor di Indonesia dapat menggeser keberadaan buah lokal di pasaran Indonesia, terutama di pusat Kota DKI Jakarta yang juga merupakan Ibukota Negara Indonesia. Keberadaan buah lokal semakin menurun drastis di pasaran, sedangkan disisi lain buah impor kini dapat masuk ke pasar Indonesia khususnya kota Jakarta Selatan dengan mudah, dikarenakan konsekuensi Indonesia terlibat oleh kerjasama AFTA dan CAFTA dan ketersediaan buah lokal yang belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Hal itu memberikan dampak khusus pada perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kota Adm Jakarta Selatan yang kini bergeser dari buah lokal ke buah impor. Tujuan penelitian ini adalah: 1). Menganalisis pengaruh kesadaran konsumen di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. 2). Menganalisis pengaruh persepsi konsumen di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. 3). Menganalisis pengaruh preferensi konsumen di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. 4). Menganalisis pengaruh tingkat pendapatan konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. 5). Menganalisis pengaruh kesadaran konsumen, persepsi konsumen, preferensi, dan tingkst pendapatan konsumen di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan terhadap perilaku mengkonsumsi buah lokal. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). Pertimbangan memilih kota Jakarta Selatan sebagai tempat penelitian bahwa wilayah Jakarta Selatan merupakan salah satu kota dengan tingkat kepadatan
vi
kependudukan yang cukup tinggi dan tingkat kemakmuran kota Jakarta Selatan juga cukup tinggi. Jenis data ini menggunakan data primer dengan metode wawancara dan dibantu alat instrumen kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda, Uji F, Uji t, R2, Uji Asumsi Klasik. Diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1). Secara parsial variabel kesadaran (X1) berpengaruh positif nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan dengan tanggapan responden terhadap variabel kesadaran berada pada level sedang. 2). Secara parsial variabel persepsi (X2) berpengaruh positif nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan dengan tanggapan responden terhadap variabel persepsi berada pada level tinggi. 3). Secara parsial variabel preferensi (X3) berpengaruh positif nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan dengan tanggapan responden terhadap variabel preferensi berada pada level tinggi. 4). Secara parsial variabel dummy tingkat pendapatan (D1,..D4) berpengaruh positif tidak nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan. 5). Secara bersama-sama atau simultan, variabel bebas (kesadaran, persepsi, preferensi, dan tingkat pendapatan) memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan. Terdapat nilai R2 sebesar 78,1% yang menunjukkan bahwa variabel yang diteliti mampu memberikan penjelasan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal sebesar 78,1%, sedangkan sisanya 21,9% dijelaskan oleh variabel lain. Kata Kunci: Perilaku Konsumen, Jakarta Selatan, Buah-buahan lokal, Dummy
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji serta syukur penulis sampaikan
kehadirat Ilahi Rabbi Allah ‘Azza Wajalla. Dengan Rahmat, petunjuk,
pertolongan, dan izin-Nya jugalah saya selaku penulis akhirnya mampu
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa saya haturkan ke hadirat
baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada Beliau dan Kepada umat-umat Beliau hingga
akhirat kelak, amin ya robbal ‘alamin. Sebagai seorang mahasiswa yang hendak
memperoleh gelar sarjana, maka sudah menjadi kewajiban kiranya untuk
mempersembahkan sebuah karya ilmiah hasil dari buah pikirannya sebagai wujud
sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Sejalan dengan itu pulalah
maka skripsi ini disusun, yaitu dalam rangka memenuhi tugas akhir dalam meraih
gelar sarjana S1 pada Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yaitu bapak
Endar Suhendar, S.Pd dan Ibu Kunmarlistyo Rini A, sebagai wujud pengabdian
dan ketaatan saya kepada mereka. Begitu besar perjuangan dan ketegaran mereka
walau dengan beribu tetesan air mata demi kesuksesan saya. Semoga semua ini
menjadi amal ibadah bagi saya, serta amal jariyah bagi kedua orang tua saya. Doa
dari pembaca yang budiman untuk kesuksesan saya sangatlah saya harapkan.
Semoga semua ini bermanfaat bagi kita semua.
vii
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi
tersebut dapat diatasi.
Ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Sebuah Penghargaan saya sembahkan untuk Ibu Dr. Lilis Imamah
Ichdayati selaku pembimbing 1 dan Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku
pembimbing 2 yang telah sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan
saran – saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun
skripsi.
2. Bapak Drs. Acep Muhib, MMA selaku Ketua Prodi Studi Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM
selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi
yang selalu memberi masukan-masukan dan juga membantu mahasiswa
jurusan Agribisnis.
3. Bapak dan Ibu seluruh Dosen dan Staff Program Studi Agribisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Juang Subakti HP dan Jaka Romadhona HP, selaku kakak-kakak penulis
yang juga selalu membantu penulis dengan doa dan bantuan materi
lainnya. Serta Dandy Perkasa HP selaku adik kandung penulis yang masih
menyelesaikan sekolah di SMP Negeri 3 Tangsel yang juga memberi
dorongan kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
viii
5. Semua rekan – rekan seperjuangan Agribisnis 2010 Ubaidillah, Teguh,
Inay, Deni, Ridwan, Mulki, Nailul, dan Nira yang selalu memberikan
motivasi serta masukan baik selama dalam perkuliahan maupun dalam
penulisan skripsi ini.
6. Dicha fermani selaku teman terdekat saya yang selalu mengingatkan dan
memberikan doa, support serta semangat, perhatian kepada saya demi
terselesaikan skripsi ini.
7. Pihak – pihak lain yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu,yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan sksripsi ini.
Semoga segala support dan bantuan dari berbagai pihak tersebut menjadi
amal jariyah di sisi Allah SWT, amin.
Jakarta, Januari 2014
Bagus Cahyadi Hendstyo Putra
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
2.1 Perilaku Konsumen .......................................................................... 9
2.2 Kesadaran ......................................................................................... 14
2.3 Persepsi .............................................................................................. 17
2.4 Preferensi ........................................................................................... 19
2.5 Proses Keputusan Konsumen ............................................................ 22
2.5.1 pembelian ................................................................................. 25
2.5.2 konsumsi .................................................................................. 26
2.6 Pendapatan ........................................................................................ 26
2.7 Buah - Buahan Lokal ........................................................................ 27
2.8 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 31
2.9 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 36
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 36
3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................................... 36
3.3 Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 37
xi
3.4 Validasi Data ..................................................................................... 40
3.4.1 Uji Validitas ............................................................................. 40 3.4.2 Uji Reliabilitas .......................................................................... 40 3.4.3 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 41
3.5 Identifikasi Variabel ............................................................................ 43
3.6 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 44
3.7 Definisi Operasional Variabel ........................................................... 46
3.8 Alat Penelitian dan Skala Pengukuran .............................................. 48
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN ............................................. 53
4.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan ............................................ 53
4.1.1 Letak Geografi, Topografi, dan Klimatologi ........................... 53 4.1.2 Visi dan Misi ............................................................................ 54
4.2 Potensi Kota Jakarta Selatan ............................................................. 56
4.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Selatan .................................... 57
4.4 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012 dan Sektor Pertanian ............... 58
4.5 PDRB Per Kapita .............................................................................. 60
4.6 Gambaran Umum Responden ........................................................... 61
4.6.1 Responden Menurut Jenis Kelamin ......................................... 61 4.6.2 Responden Menurut Usia ......................................................... 62 4.6.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan ................................. 63 4.6.4 Responden Menurut Status Pernikahan ................................... 63 4.6.5 Responden Menurut Jenis Pekerjaan ....................................... 64
4.7 Identifikasi Responden Terhadap Variabel ....................................... 65
4.7.1 Identifikasi Variabel Kesadaran (X1) ...................................... 65 4.7.2 Identifikasi Variabel Persepsi (X2) .......................................... 67 4.7.3 Identifikasi Variabel Preferensi (X3) ....................................... 68 4.7.4 Identifikasi Variabel Tingkat Pendapatan (Dummy) ............... 70 4.7.4 Identifikasi Variabel Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) ............................................. 71 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 74
5.1 Pengaruh Kesadaran Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan ............................................................................................ 76
5.2 Pengaruh Persepsi Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan ............................................................................................ 77
xii
5.3 Pengaruh Preferensi Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan ............................................................................................ 79
5.4 Pengaruh Tingkat Pendapatan (Variabel Dummy) Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan ............................................ 80
5.5 Pengaruh Kesadaran, Persespsi, Preferensi, dan Tingkat Pendapatan Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan .............................................................................................. 85
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 88
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 87
6.2 Saran ........................................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 94
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Volume dan Nilai Ekspor Impor Buah DKI Jakarta Tahun 2014 ............. 2
2. Jumlah Penduduk Jakarta Selatan .............................................................. 3
3. Agregat PDRB dan PDRB Per Kapita ....................................................... 5
4. Produksi Jenis Buah-Buahan Tahun 1995-2013........................................ 30
5. Konsep Alat Penelitian .............................................................................. 50
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 61
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .............................................. 62
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 63
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ......................... 64
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................. 64
11. Identifikasi Responden Terhadap Variabel Kesadaran (X1) ..................... 66
12. Identifikasi Responden Terhadap Variabel Persepsi (X2)......................... 67
13. Identifikasi Responden Terhadap Variabel Preferensi (X3) ...................... 69
14. Identifikasi Responden Terhadap Variabel Tingkat Pendapatan (Dummy).................................................................................................... 70
15. Identifikasi Responden Terhadap Variabel Perilaku Konsumen
Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) ..................................................... 72 16. Parameter Dugaan Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal Di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014 .......... 74
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Model Hierarki Efek .................................................................................. 14
2. Model Lima Tahap Proses Keputusan Konsumen..................................... 24
3. Skema Kerangka Pemikiran ...................................................................... 32
4. Lambang Kota Jakarta Selatan .................................................................. 53
5. Trend Laju Pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Selatan ............ 58
6. Laju Pertumbuhan PDRB PerSektor Jakarta Selatan ................................ 59
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................. 95
2. Tabulasi Data Variabel Kesadaran Di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan .......................................................................................... 98
3. Tabulasi Data Variabel Persepsi Di Kawasan Pemukiman Jakarta
Selatan....................................................................................................... 101 4. Tabulasi Data Variabel Preferensi Di Kawasan Pemukiman
Jakarta Selatan .......................................................................................... 104 5. Tabulasi Data Variabel Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal Di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan .............................. 107 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 110
7. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 111
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia
dalam mempertahankan hidup dan karenanya kecukupan pangan merupakan
salah satu hak asasi yang layak dipenuhi. Oleh karena itu, masalah pemenuhan
kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakat menjadi sasaran utama kebijakan
pangan bagi pemerintahan di suatu negara. Menurut Detik Finance, (2014:1) yang
mengutip Departemen Perdagangan AS melalui biro sensusnya, Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak no. 4 di dunia yaitu
253.609.643 jiwa. Dikenal sebagai salah satu negara dengan penduduk terbanyak
tersebut ternyata masih menghadapi masalah dalam memenuhi kebutuhan pangan
penduduknya. Salah satunya, pangan hortikultura yaitu buah-buahan yang masih
tidak mampu memenuhi kebutuhan buah-buahan masyarakatnya.
Seiring dengan perkembangan zaman dalam era globalisasi yang
mengarah pada pasar bebas, berbagai produk luar negeri semakin memenuhi pasar
tanah air. Dengan disahkannya Asian Free Trade Agreement (AFTA) yang
dilanjutkan dengan penandatanganan China-ASEAN Free Trade Agreement
(CAFTA) oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1999, buah-buahan impor
semakin berpeluang untuk memasuki pasar Indonesia. Sesuai data ekspor impor
dari BPS yang diolah oleh Direktur Jenderal Hortikultura pada tahun 2013 bahwa
nilai impor buah yang masuk ke Indonesia sebesar US$ 816.541.098, sedangkan
nilai ekspor buah Indonesia sangat jauh perbandingannya yang hanya sebesar US$
172.361.476 (BPS, 2014:1).
2
Data tersebut telah membuktikan bahwa tingginya nilai buah-buahan
impor di Indonesia dapat menggeser keberadaan buah lokal di pasaran Indonesia,
terutama di pusat Kota DKI Jakarta yang juga merupakan Ibukota Negara
Indonesia. Hal itu ditandai dengan adanya data dari Kementrian Pertanian RI
(2014:1) yang menunjukkan bahwa buah impor yang masuk ke DKI Jakarta lebih
tinggi dibanding buah ekspor seperti yang terdapat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Volume dan Nilai Impor dan Ekspor Komoditas Buah-Buahan DKI Jakarta tahun 2014
Komoditi Ekspor Impor
Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)
Nenas 60,463 153,439 118,104 158,867
Jeruk 493,241 142,397 33,719,268 47,312,850
Apel 58,226 51,889 20,816,232 33,902,622
Pir 0 0 1,230,562 1,872,075
strawberry 5,971 20,97 3,673 8,966
Durian 0 0 7,495,897 11,410,582
Anggur 49,684 143,711 13,891,760 40,271,468
Buah lainnya 1,144,471 1,769,931 9,141,699 11,672,739
Jumlah 667,585 512,406 121,777 167,833 Sumber : Kementan, (2014:1)
Tingginya volume dan nilai buah impor masuk ke DKI Jakarta
menyebabkan masyarakat DKI Jakarta kini lebih banyak yang mengkonsumsi
buah impor dibanding buah lokal. Hal ini karena kualitas produk buah lokal
belum memenuhi standar ditandai dengan jumlah dan kontinuitas ketersediaan
buah lokal masih belum bisa stabil memenuhi kebutuhan pasar, baik pasar
domestik maupun pasar internasional (Anonim, 2014:1). Berdasarkan Tabel 1
terlihat terjadi gejala pergeseran perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah,
dari buah lokal yang musiman ke buah impor yang tersedia sepanjang tahun.
Terjadinya pergeseran perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah
merupakan indikasi adanya pergeseran persepsi konsumen mengenai buah-buahan
3
lokal yang terjadi di Kota DKI Jakarta, khususnya Kota Jakarta Selatan. Jakarta
Selatan merupakan salah satu kota dari 5 Kota adm Jakarta memiliki karakteristik
sebagai kawasan pemukiman. Kota Jakarta Selatan memiliki 10 kecamatan
dengan jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Data
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Jumlah penduduk Jakarta Selatan pada tahun 2013
Nama Kecamatan Sex Rasio Jumlah Rumah Tangga
Kepadatan Rumah Tangga per km2
JAGAKARSA 104,26 78.474 12475,02
PASAR MINGGU 104,00 71.767 13263,22
CILANDAK 99,24 49.046 10427,95
PESANGGRAHAN 104,01 52.650 15737,53
KEBAYORAN LAMA 102,02 73.858 17542,73
KEBAYORAN BARU 99,18 37.686 10963,74
MAMPANG PRAPATAN
105,88 37.709 18349,61
PANCORAN 102,16 37.886 17984,18
TEBET 98,88 51.448 23136,55
SETIA BUDI 104,37 42.363 14558,00
KOTA JAKARTA SELATAN
102,47 532.887 14227,00
Sumber: BPS, (2013:1)
Tabel 2 menjelaskan bahwa jumlah rumah tangga di Kota Jakarta Selatan
cukup tinggi yakni sebesar 532.887 rumah tangga dengan kepadatan rumah tangga
14227/km2. Dengan demikian kebutuhan pangan khususnya buah-buahan bagi
rumah tangga di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan menjadi tinggi. Kota
Jakarta Selatan selain dikenal dengan kota yang memiliki kepadatan pemukiman,
juga dikenal sebagai kota yang kaya diantara kota administrasi Jakarta lainnya.
Secara visual terlihat pada beberapa kecamatan yang memiliki pemukiman-
pemukiman elit seperti Kecamatan Setiabudi, Kebayoran Baru, Mampang
Prapatan, Tebet, Cilandak, dll yang juga di tempat tinggali oleh beberapa tokoh-
tokoh pejabat negara dan juga artis-artis terkenal. Begitu juga menurut Profil
4
Perekonomian DKI Jakarta (2014:1) bahwa kontribusi nyata yang diberikan setiap
wilayah dalam pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta, sumber pertumbuhan terbesar
berasal dari Wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Kedua Wilayah tersebut
menyumbang 1,78 persen dan 1,52 persen dari laju pertumbuhan ekonomi DKI
Jakarta sebesar 6,49 persen. Struktur perekonomian DKI Jakarta yang dihitung
dari PDRB atas dasar harga berlaku, menunjukkan sekitar 49 persen
perekonomian Jakarta masih terkonsentrasi di kota Jakarta Selatan dan Jakarta
Pusat pada tahun 2012. Kedua Wilayah tersebut memberikan rata-rata kontribusi
terhadap total PDRB kabupaten/kota se-DKI Jakarta masing-masing sebesar 26,58
persen (Rp 92,56 triliun) dan 22,30 persen (Rp 245,50 triliun) dari total PDRB
kabupaten/kota yang sebesar 1.100,84 triliun rupiah.
Untuk memberikan gambaran kemakmuran suatu wilayah secara umum
dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita. Nilai PDRB per kapita Kota
Administrasi Jakarta Selatan atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai
116,16 juta rupiah per kapita peningkatan terjadi dari 104,16 juta rupiah per kapita
atau 11,52 persen bila dibanding tahun 2011. Sedangkan PDRB per kapita atas
dasar harga konstan meningkat 5,42 persen dari 45,52 juta rupiah pada tahun 2011
menjadi 47,88 juta rupiah pada tahun 2012, seperti yang dijelaskan pada Tabel 3
berikut:
5
Tabel 3. Agregat PDRB dan PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 wilayah Jakarta Selatan
Lapangan Usaha 2011*) 2012*) perubahan%
AtasDasarHargaBerlaku
1 ProdukDomestik Regional Bruto MenurutHargaPasar (JUTA RUPIAH)
217.519.410
245.503.080
12,86
2 ProdukDomestik Regional Bruto Per Kapita (RUPIAH)
104.157.805
116.161.742
11,85
AtasDasarHargaDasarKonstan 2000
1 ProdukDomestik Regional Bruto MenurutHargaPasar (JUTA RUPIAH)
94.851.738
101.196.173
6,69
2 ProdukDomestik Regional Bruto Per Kapita (RUPIAH)
45.419.274
47.881.777
5,42
JumlahPendudukPertengahanTahun (Ribu Orang)
2.088,38
2.113,46
1,20
Sumber: BPS Kota Adm Jakarta Selatan (2013:1)
Dari data tersebut menguraikan bahwa tingkat kemakmuran masyarakat
Jakarta Selatan meningkat dari tahun 2011 hingga tahun 2012. Dengan kepadatan
penduduk yang cukup tinggi menyebabkan secara kuantitas buah yang dibutuhkan
untuk dikonsumsipun akan semakin banyak. Selain itu sejalan dengan
meningkatnya pendapatan masyarakat Kota Jakarta Selatan, meningkat pula
kesadaran masyarakat akan kebutuhan komposisi gizi yang seimbang. Salah satu
pemenuhannya yang bersumber dari buah-buahan. Kesadaran tersebut akan
menggiring konsumen untuk membangun sebuah persepsi terhadap produk buah-
buahan. Kemudian kesadaran dan persepsi akan membentuk sikap konsumen
dalam memilih buah mana yang akan dikonsumsinya, baik itu buah lokal maupun
buah impor. Konsumen pada umumnya akan melihat dengan cermat apa yang
mereka harapkan berdasarkan pengalamannya. Dalam pemasaran umumnya
konsumen akan mempersepsikan suatu produk berdasarkan pengalamannya
terhadap produk tersebut atau produk sejenis yang relatif mirip dengan produk
6
yang sedang diamati. Produk yang dipilih untuk dikonsumsi merupakan produk
yang lebih disukai oleh konsumen berdasarkan preferensi konsumen tersebut.
Berdasarkan keterangan diatas diketahui bahwa keberadaan buah lokal
semakin menurun drastis di pasaran, sedangkan disisi lain buah impor kini dapat
masuk ke pasar Indonesia khususnya Jakarta Selatan dengan mudah, dikarenakan
konsekuensi Indonesia terlibat oleh kerjasama AFTA dan CAFTA dan
ketersediaan buah lokal yang belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Hal itu memberikan dampak khusus pada perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal di Kota Jakarta Selatan yang kini bergeser dari buah
lokal ke buah impor.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, telah diketahui bahwa berbagai
masalah buah-buahan baik buah lokal maupun buah impor telah menjadi ancaman
serius saat ini, ditambah lagi terjadinya pergeseran perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah dari buah lokal ke buah impor sehingga menjadikan
tantangan yang berat bagi pemerintah untuk menjaga dan memperjuangkan
keberadaan buah lokal.
Dengan demikian, maka beberapa pertanyaan permasalahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh kesadaran konsumen dikawasan pemukiman Jakarta
selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal?
2. Bagaimana pengaruh persepsi konsumen di kawasan pemukiman Jakarta
selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal?
7
3. Bagaimana pengaruh preferensi konsumen di kawasan pemukiman Jakarta
selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal?
4. Bagaimana pengaruh tingkat pendapatan konsumen di kawasan pemukiman
Jakarta selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal?
5. Bagaimana pengaruh kesadaran, persepsi, preferensi dan tingkat pendapaatan
konsumendi kawasan pemukiman di Jakarta Selatan terhadap perilaku
mengkonsumsi buah-buahan lokal?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh kesadaran konsumen di kawasan pemukiman
Jakarta selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah
lokal.
2. Menganalisis pengaruh persepsi konsumen di kawasan pemukiman Jakarta
selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal.
3. Menganalisis pengaruh preferensi konsumen di kawasan pemukiman
Jakarta selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsibuah
lokal.
4. Menganalisis pengaruh tingkat pendapatan konsumen di kawasan
pemukiman Jakarta Selatan terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal.
5. Menganalisis pengaruh kesadaran konsumen, persepsi konsumen,
preferensi, dan tingkat pendapatan konsumen di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan terhadap buah-buahan lokal.
8
1.4.Ruang Lingkup Penelitian
Agar permasalahan terfokus dan terarah, maka peneliti membatasi ruang
lingkup penelitian denganresponden yang bertempat tinggal di kawasan
pemukiman Jakarta Selatan dan sudah berrumah tangga atau berkeluarga
yang memiliki pendapatan berbeda-beda yang sudah ditentukan secara
purposive.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa
Melalui penelitian ini penulis akan menerapkan teori-teori yang di dapat
selama kuliah untuk menemukan dan memecahkan masalah yang ada di
dalam penelitian.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Dapat menjadi bahan referensi dan informasi bagi peneliti-
penelitiselanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Konsumen
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam
gerakan (sikap), tidak saja badan atau ucapan (KBBI, 2005:671).
Sumarwan (2011:5) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah semua
kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut
pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan
produk dan jasa setelah melakukan kegiatan mengevaluasi.
Schiffman dan Kanuk (2010:7) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
berikut “The term consumer behavior refers to the behavior that consumers
display in searching for, puschasing, using, evaluating, and disposing of product
and services that they expect will satisfy their needs.” Artinya istilah perilaku
konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan
jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.
Menurut Soeharno (2006:18) memberikan pengertian konsumsi adalah
kegiatan memanfaatkan barang-barang atau jasa-jasa dalam memenuhi kebutuhan
hidup. Barang-barang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup ini
tergantung dari pendapatan yang diperoleh.
Engel dalam Mangkunegara (2002:3) mengemukakan bahwa perilaku
konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa
10
ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang
atau jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari perilaku
konsumen yaitu: proses pengambilan keputusan, dan menggunakan barang atau
jasa secara ekonomis (Sunyoto, 2013:66).
Menurut Simamora (2008:6), faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah:
a. Faktor budaya, terdiri dari
1) Budaya. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar.
2) Sub-budaya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok, ras dan
daerah demografis.
3) Kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen
dan permanen, yang tersusun hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-
nilai, minat dan perilaku yang serupa.
b. Faktor sosial, terdiri dari :
1) Kelompok acuan. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok
yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang.
11
2) Keluarga. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang
berpengaruh.
3) Peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan
oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-orang
memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di
masyarakat.
c. Faktor pribadi, terdiri dari :
1) Usia dan tahap siklus hidup. Orang membeli barang dan jasa yang bebeda
sepanjang hidupnya.
2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi
pola konsumsinya dan pilihan produk sangat dipengaruhi oleh kedaan
ekonomi seseorang.
3) Gaya hidup. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang
berinteraksi dengan lingkungannya.
4) Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian berkaitan dengan konsep diri yang
meliputi konsep diri aktual seseorang (bagaimana seseorang memandang
dirinya), konsep diri ideal seseorang (ingin memandang dirinya seperti apa)
dan konsep diri orang lain (bagaimana seseorang menganggap orang lain
memandang dirinya).
d. Faktor psikologis, terdiri dari:
1) Motivasi. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu
kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat
intensitas yang memadai.
12
2) Persepsi. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seseorang individu
untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan masukan-masukan
informasi guna mencapai gambaran dunia yang memiliki arti.
Adapun model hierarki tanggapan konsumen yang diklarifikasi oleh Kotler
dan Amstrong (2008:178) salah satu nya adalah Teori Model Hierarki Efek
(Hierarchy Effects Model) yang merupakan tahapan-tahapan respon pelanggan
sampai ke proses pembelian. Hal ini dijelaskan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1 Kesadaran (Awareness)
Hal ini dilakukan jika sebagian besar target pasar (pelanggan) belum sadar
akan merek yang ditawarkan. Tugas komunikator adalah membangun
kesadaran pelanggan akan keberadaan merek tersebut melalui berbagai media.
2 Pengetahuan (Knowledge)
Sebagian besar pelanggan mungkin telah sadar akan keberadaan merek, tetapi
pelanggan hanya sadar dan belum memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai sebuah merek. Pada kondisi seperti ini pemasar dapat menentukan
tujuan dengan fokus pada pengetahuan mengenai merek kepada target
pelanggan.
3 Kesukaaan (Liking)
Pada tahap ini pemasar harus menemukan strategi komunikasi yang dapat
mendorong kesukaan terhadap merek, sehingga pelanggan ataupun calon
menyukai merek tersebut.
13
4 Pilihan Preferensi (Preference)
Preference berarti pelanggan lebih menyukai suatu merek dibandingkan
merek lainnya. Cara yang bisa ditempuh agar konsumen lebih menyukai
merek tertentu adalah dengan mengkomunikasikan keunggulan merek
tersebut, sehingga akan membuat pelanggan lebih menyukai keunggulan yang
ditawarkan oleh merek tersebut.
5 Keyakinan (Conviction)
Pada tahap ini merek lebih dari sekedar disukai, tetapi pelanggan belum
memiliki cukup keyakinan untuk mengkonsumsinya. Tugas komunikator
selanjutnya adalah membangun keyakinan agar pelanggan segera bertindak,
meyakinkan konsumen bahwa mengkonsumsi merek yang ditawarkan
merupakan tindakan yang tepat.
6 Pembelian (Purchase)
Meskipun telah memiliki keyakinan yang kuat, pelanggan belum tentu sampai
pada tindakan membeli merek. Salah satu faktornya adalah mungkin karena
konsumen masih menunggu informasi tambahan atau merencanakan tindakan
selanjutnya karena pertimbangan tertentu. Komunikasi harus terus dilanjutkan
untuk mendorong konsumen melakukan langkah akhir dengan menerapkan
strategi komunikasi yang sesuai agar keputusan membeli merek benar-benar
terjadi.
14
Model Hierarki Efek tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
Tahapan Konsumen Model Hierarki Pelanggan
Kesadaran
Kognitif pengetahuan
Menyukai
Perasaan Kesukaan
Keyakinan
perilaku pembelian
Gambar 1. Model Hierarki Efek Sumber: Kotler dan Amstrong (2008:178)
2.2 Kesadaran
Kesadaran dapat dikatakan sebagai tahap pertama dari proses adopsi
terhadap suatu produk atau ide baru. Kesadaran adalah suatu keadaan ketika
konsumen menyadari keberadaan suatu produk. Kesadaan produk hanya sebatas
kesadaran konsumen atas keberadaan suatu produk, namun informasi yang
diketahui seputar produk tersebut masih sedikit (Kotler dan Amstrong, 2008:
157).
Perangkat kesadaran (awareness set) merupakan suatu subperangkat dari
seluruh merek potensial di alam semesta dan produk yang tersedia. Pada tingkat
minimum, suatu perusahaan ingin agar mereknya menjadi bagian dari perangkat
15
kesadaran setiap konsumen, karena apabila suatu konsumen tidak menyadari suatu
merek dan produknya, mereka tidak akan memperhatikan merek dan produk
tersebut (Mowen dan Minor, 2008:20).
Kesadaran adalah proses dimulai saat pembeli atau konsumen menyadari
adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara
yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya
rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah
belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang
diketahuinya akan memuaskan dorongan ini (Simamora, 2008:16).
Kesadaran merupakan tahap awal dalam mengambil keputusan pembelian.
Pada tahap awal konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan
menuntut untuk dipenuhi. Konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara
apa yang dialaminya dengan yang diharapkan. Kesadaran akan perlunya
memenuhi kebutuhan ini terjadi karena adanya rangsangan dari dalam maupun
dari luar. Misalnya rasa haus (dari dalam), karena bau roti yang enak yang ada di
food court suatu pusat pembelanjaan (Suryani, 2008:17).
Kebutuhan konsumen muncul karena konsumen merasakan
ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang
sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan (felt needs) seringkali
dibedakan berdasarkan kepada manfaat yang diharapkan dari pembelian dan
penggunaan produk. Perilaku (tindakan) adalah berorientasi tujuan (goal oriented
behavior). Artinya untuk memenuhi kebutuhannya, seseorang konsumen harus
16
memiliki tujuan akan tindakannya. Tujuan adalah suatu cara untuk memenuhi
kebutuhannya (Sumarwan, 2011:35).
Menurut Maslow dalam Sumarwan (2011:26) menyatakan bahwa terdapat
lima kebutuhan mendasar manusia berdasarkan tingkat kepentingannya dari yang
paling rendah, yaitu kebutuhan fisiologis (physiogical or biogenic needs) sampai
yang paling tinggi yaitu kebutuhan psikogenik (psychogenics needs). Kebutuhan
fisiologis (physiogical or biogenic needs) adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu
kebutuhan tubuh manusia untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan tersebut
meliputi makanan, minuman, udara, rumah, pakaian, dan seks.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki oleh
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya
yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan
dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen akan mempegaruhi
keputusan pembelian (Sumarwan, 2011:163).
Pengetahuan konsumen terbagi ke dalam tiga macam, yaitu:
1. Pengetahuan produk
Kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk
2. Pengetahuan pembelian
Kumpulan berbagai macam informasi mengenai pembelian, dimana ia
membeli dan kapan akan membelinya.
3. Pengetahuan pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk
tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.
17
Dapat disimpulkan bahwa kesadaran konsumen merupakan proses dimana
konsumen menyadari kebutuhannya, dan juga mengetahui berbagai macam
informasi-informasi mengenai produk tersebut.
2.3 Persepsi
Persepsi pada hakekatnya merupakan proses psikologis yang kompleks
yang juga melibatkan aspek fisiologis. Proses psikologis penting yang terlibat
dimulai dari adanya aktivitas memilih, mengorganisasi dan menginterpretasikan
sehingga konsumen dapat memberikan makna atas suatu obyek.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 214) menyebutkan persepsi
merupakan proses yang dialami seseorang dalam memilih, mengorganisasi dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti
mengenai suatu objek (dunia).
Simamora (2008: 102) menyebutkan bahwa persepsi didefinisikan sebagai
suatu proses, dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan
menginterpretasi stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan
menyeluruh.
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk
memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli kedalam gambar yang berarti dan
masuk akal mengenai dunia (Schiffman dan Kanuk, 2004:137).
Engel, Blackwell, dan Miniard mengutip pendapat William McGuire
dalam Sumarwan (2011:95) yang menyatakan bahwa ada lima proses persepsi
(the information-processing model), yaitu:
18
1. Pemaparan (Eksposure) pemaparan stimulus, yang menyebabkan konsumen
menyadari stimulus tersebut melalui pancaindranya.
2. Perhatian (Attention) kapasitas pengolahan yang dialokasikan konsumen
terhadap stimulus yang masuk.
3. Pemahaman (Comprehension) interpretasi terhadap ,makna stimulus.
4. Penerimaan (acceptance) dampak persuasif stimulus kepada konsumen.
5. Retensi (Retention) pengalihan makna stimulus dan persuasi ke ingatan jangka
panjang (long-term memory).
Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2011:96) mendefinisikan sebagai
“perception is defined as the process by which an individual selects, organize, and
interprets stimuli into a meaningful and coherent picture of the world”.
Bagaimana seorang konsumen melihat realitas diluar dirinya atau dunia
sekelilingnya, itulah yang disebut sebagai persepsi seorang konsumen.
Menurut Robbin (1996:124) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan
elemen-elemen kesan-kesan indera mereka agar memberi makna bagi lingkungan
mereka.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Persepsi adalah
proses secara kognitif yang dialami oleh konsumen dalam memberi makna
terhadap apa yang diketahui, tentunya lewat panca indera mereka untuk memberi
makna bagi lingkunganya.
Menurut Simamora (2008:106) persepsi akan sesuatu berasal dari
interaksi antara dua jenis faktor :
19
1. Faktor internal, yang termasuk proses didalamnya bukan hanya pada panca
indra akan tetapi juga pada proses pengalaman, kebutuhan, pertahanan diri,
dan adaptasi yang serupa dan dorongan utama serta harapan dari individu itu
sendiri.
2. Faktor stimulus, yaitu karakteristik secara fisik seperti ukuran, warna, posisi,
dan keunikan. Tampilan suatu produk baik kemasan maupun karakteristik
akan mampu menciptakan suatu rangsangan pada indra manusia, sehingga
mampu menciptakan sesuatu persepsi mengenai produk yang dilihatnya.
Dapat disimpukan bahwa persepsi merupakan pengamatan manusia
terhadap suatu keadaan dan menginterpretasikan stimulus yang diterima tersebut.
Meskipun stimulus yang diterima oleh konsumen sama namun akan memiliki arti
yang berbeda-beda pada masing-masing individu, kemudian akan mempengaruhi
perilaku dan tindakan untuk mempengaruhi perilaku dan tindakan untuk memilih
suatu hal atau produk.
2.4 Preferensi
Preferensi berasal dari bahasa Inggris, prefer yang berarti lebih suka atau
melebihkan, sedangkan preference bisa diartikan pilihan (Echols dan Shadily,
1992: 443).
Preferensi adalah pilihan, kesukaan, kecenderungan, atau hal untuk
didahulukan, diprioritaskan, dan diutamakan dari yang lain (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005 : 894).
20
Preferensi konsumen menurut Simamora (2003: 87) adalah konsep abstrak
yang menggambarkan peta peningkatan kepuasan yang diperoleh dari kombinasi
barang dan jasa sebagai cerminan dari selera pribadinya. Dengan kata lain
preferensi konsumen adalah merupakan gambaran tentang kombinasi barang dan
jasa yang lebih disukai konsumen apabila ia memiliki kesempatan untuk
memperolehnya. Hal ini berarti preferensi merupakan syarat keharusan agar suatu
jenis barang dan jasa yang dikonsumsi konsumen, sebagai contoh konsumen
suatu rumah tangga tidak mengkonsumsi buah baik buah lokal maupun buah
impor walaupun kesempatan ada karena keluarga tersebut tidak menyukainya
berarti tidak ada preferensinya.
Menurut Lilien, Kotler, dan Moriarthy dalam Simamora (2003: 88),
terdapat beberap langkah yang harus dilalui oleh konsumen hingga membentuk
preferensi, yaitu:
a. Konsumen diasumsikan untuk melihat produk sebagai sekumpulan atribut.
Sebagai contohnya sebotol teh siap minum merupakan sekumpulan atribut
yang terdiri dari rasa, harga, kemasan, volume, promosi, aroma, dan
ketersediaan produk/distribusi. Tiap-tiap konsumen memiliki persepsi yang
berbeda tentang atribut yang relevan dengan kepentingan masing-masing.
b. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda
dalam menilai atribut yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi.
21
c. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada
setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut brand
image.
d. Tingkat kepuasan kensumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan
perbedaan atribut.
e. Konsumen selanjutnya sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda
melalui prosedur evaluasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa preferensi konsumen merupakan
kecenderungan untuk memilih kombinasi produk yang lebih disukainya dan
sesuai dengan keinginan, kepentingan dan seleranya. Dalam hal ini, seorang
konsumen diasumsikan mampu membedakan setiap produk yang akan
dihadapinya, serta mampu membuat daftar preferensinya (rank preference) atas
seluruh produk tersebut. Preferensi konsumen bersifat subyektif, dimana
preferensi antara konsumen satu dengan konsumen lainya akan berbeda.
Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kepentingan dikarenakan banyak
faktor.
Menurut Nicholson yang diadopsi pada Wijaya (2008:22) bahwa terdapat
banyak aksioma untuk menerangkan tingkah laku individu dalam masalah
penetapan pilihan terhadap suatau produk. Hubungan preferensi biasanya
diasumsikan memiliki tiga faktor dasar, yaitu:
1. Kelengkapan (completeness)
Kelengkapan mengandung pengertian jika A dan B merupakan dua kondisi
atau situasi, maka setiap orang harus selalu bisa menspesifikasikan apakah:
22
• A lebih disukai daripada B
• B lebih disukai daripada A, atau
• A dan B sama-sama disukai
Tiap orang diasumsikan tidak bingung dalam menentukan pilihan mengacu
dasar ini sebab setiap orang tahu mana yang baik dan mana yang buruk,
dengan demikian, selalu bisa menjatuhkan pilihan diantara dua alternatif.
2 Transitivitas (transitivity)
Transitivitas yaitu jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B,
dan lebiih menyyukai B daripada C. Dengan demikian, seseorang tidak bisa
mengartikulasikan preferensi yang saling bertentangan.
3 Kontinuitas (continuity)
Kontinuitas yaitu jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B ini
berarti segala kondisi dibawah pilihan A tersebut disukai dari pada kondisi
dibawah pilihan B.
Diasumsikan preferensi tiap orang akan mengikuti dasar diatas. Dengan
demikian, setiap orang akan selalu dapat membuat atau menyusun rangking
hingga pada semua situasi ataupun kondisi mulai dari yang paling disukai
hingga yang paling tidak disukai dari berbagai macam barang dan jasa yang
tersedia.
2.5 Proses Keputusan Konsumen
Menurut Amirullah (2002:61) “pengambilan keputusan merupakan suatu
proses dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-
23
kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling
menguntungkan.”
Menurut Amirullah (2002:62) tingkatan pengambilan keputusan konsumen
ada tiga, yaitu:
1. Extensive Problem Solving
Pada tingkatan ini konsumen sangat membutuhkan lebih banyak informasi
untuk lebih banyak meyakinkan keputusan yang akan diambilnya ini
melibatkan keputusan multi pilihan dan upaya kognitif serta perilaku yang
cukup besar.
2. Limited Problem Solving
Pada tingkatan ini konsumen begitu banyak memerlukan informasi, akan
tetapi konsumen tetap perlu mencari-cari informasi untuk lebih memberikan
keyakinan. Konsumen pada tingkatan ini biasanya membanding-bandingkan
merek atau barang dan sedikit alternatf yang dipertimbangkan.
3. Routinized Respone Behavior
Karena konsumen telah memiliki banyak pengalaman membeli, maka
informasi biasanya tidak diperlukan lagi atau mungkin hanya untuk
membandingkan saja. Perilaku pembelian rutin membutuhkan sangat sedikit
kapasitas kognitif atau kontrol dasar.
Menurut Sunyoto (2013:86) bahwa dalam melakukan pembelian dari
sebelum sampai setelah melakukan pembelian, proses pembelian konsumen
melewati tahap-tahap membeli, yang dikonseptualisasikan dalam model lima
tahap proses membeli. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
24
Gambar 2. Model Lima Tahap Proses Keputusan Konsumen Sumber: Sunyoto, 2013:87
1. Pengenalan masalah
Proses pembelian yang dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat digerakkan oleh rangsangan baik dari
dalam maupun dari luar diri pembeli, dimana pembeli tersebut merasakan
adanya perbedaan antara keadaannya yang nyata dengan keadaan yang
diinginkan.
2. Pencarian informasi
Setelah timbul masalah berupa kebutuhan yang digerakkan oleh rangsangan,
konsumen akan mencari informasi tentang obyek yang bisa memuaskan
keinginannya. Pencarian informasi tersebut tergantung oleh kuat lemahnya
kebutuhan banyaknya informasi yang telah dimilikinya kemudian mengadakan
penilaian terhadap informasi yang dimilikinya.
3. Penilaian alteratif
Dari informasi yang diperoleh konsumen, digunakan untuk memperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapi serta
daya tarik masing masing alternatif. Untuk mengetahui proses evaluasi yang
dilakukan konsumen terlebih dahulu harus dipahami beberapa konsep dasar
yaitu: atribut golongan produk, keyakinan merek dagang, pembeli
kemungkinan besar beranggapan bahwa kepuasan dapat diperoleh dari tiap
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Penilaian Alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku Setelah Membeli
25
produk berubah-ubah, dengan berubahnya tingkat alternatif dari tiap atribut,
dan konsumen menentukan sikap terhadap merek melalui proses evaluasi.
4. Keputusan pembelian
Tahap evaluasi berakibat bahwa konsumen membentuk preferensi diantara
alternatif-alternatif merek barang. Biasanya barang dengan merek yang
disukainya adalah barang yang akan dibelinya. Disamping sikap masih ada
dua faktor yang memperngaruhi nilai seseorang untuk membeli yaitu: faktor
sosial dan faktor-faktor situasi.
5. Perilaku setelah pembelian
Setelah melakukan pembelian konsumen akan merasakan kepuasan atau
mungkin ketidakpuasan. Ini menarik bagi produsen untuk memperhatikan
tindakan konsumen setelah melakukan pembelian. Konsumen dalam
memenuhi keinginannya, mempunyai pengharapan agar bisa terpuaskan.
Pengharapan konsumen tersebut itu timbul dari pesan-pesan yang diterima
(Sunyoto, 2013:87).
Terdapat tiga prose keputusan konsumen menurut Sumarwan (2011:377) ,
yaitu: pembelian, konsumsi, dan kepuasan konsumen.
2.6.1 Pembelian
Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih dan
mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia (konsumen) akan melakukan
pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli,
apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara
membayarnya (Sumarwan, 2011:377).
26
2.6.2 Konsumsi
Tahap berikutnya dari proses keputusan adalah konsumsi. Setelah
konsumen membeli dan memperoleh produk dan jasa, biasanya akan diikuti oleh
proses konsumsi atau penggunaan produk. Istilah konsumsi memiliki arti yang
luas dan arti ini terkait dengan jenis atau kategori produk dan jasa yang di beli
atau dipakai (Sumarwan, 2011:381). Dalam penelitian ini adalah konsumsi buah,
yang memiliki arti konsumsi dimakan.
Menurut Sumarwan (2011:382-383) ntuk mengetahui konsumsi produk
atau penggunaan produk (product use) yang lebih mendalam, maka seorang
pemasar harus mengetahui 3 hal, yaitu:
1. Frekuensi konsumsi
Frekuensi konsumsi menggambarkan seberapa sering suatu produk dipakai
atau dikonsumsi.
2. Jumlah konsumsi
Jumlah konsumsi menggambarkan kuantitas produk yang digunakan oleh
konsumen.
3. Tujuan konsumsi
Tujuan konsumsi menggambarkan situasi pemakaian oleh konsumen.
2.7 Pendapatan
Pendapatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 236) bahwa
pendapatan adalah hasil kerja (usaha), jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan
27
bersih seseorang merupakan keseluruhan jumlah penghasilan yang diterima oleh
seseorang sebagai balas jasa atas hasil.
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) pendapatan adalah seluruh
penghasilan yang diterima baik sektor formal maupun non formal yang terhitung
dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan
suatu rumah tangga.
Menurut Rahardja dalam Nurhikmah (2009:8) bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga salah satunya
adalah faktor ekonomi yaitu pendapatan rumah tangga (Household Income) yang
amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Besar kecilnya tingkat
pendapatan yang diperoleh rumah tangga akan mempengaruhi pengeluaran
konsumsi rumah tangga. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat
konsumsi semakin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat,
kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi
semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-
tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.
2.7 Buah – Buahan Lokal
Menurut Kotler dalam Sunyoto (2013:8) bahwa produk adalah segala
sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta,
dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau
kebutuhan.
28
Atribut produk merupakan unsur-unsur yang ada pada produk tersebut dan
dipandang penting oleh konsumen serta dijadikan sebagai dasar pengambilan
keputusan (Tjiptono, 1996:147)
Atribut suatu produk dibedakan kedalam atribut fisik dan atibut abstrak.
Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk, misalnya ukuran.
Sedanglan atibut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari produk
berdasarkan persepsi konsumen (Sumarwan, 2011: 150).
Banyak jenis buah-buahan tropis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia.
Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar lokal hanya pada
saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasar swalayan atau
pasar dunia (internasional). Jenis buah-buahan tropis yang dipasarkan dipasaran
internasional pada saat ini adalah pisang, nanas, mangga, alpukat, rambutan,
markisa, sirsak, jambu biji, belimbing, dan manggis.
Menurut Rai dan Poerwanto 2008:24 bahwa buah-buahan merupakan
salah satu bahan pangan sumber gizi, mineral dan vitamin bagi manusia. Buah-
buahan sudah menjadi komoditas perdagangan internasional. Hal itu
berkonsekuensi impor produk buah-buahan tidak dapat dihindari. Posisi geografis
Indonesia yang strategis, terletak di wilayah katulistiwa di antara 608 LU hingga
110 LS serta di garis bujur antara 94045 hingga 1410 bujur timur, dikaruniai
ratusan bahkan ribuan jenis tanaman buah. Lingkungan tropika dengan iklim
bervariasi menyebabkan jenis tanaman buah-buahan Indonesia sangat banyak.
Dengan beranekaragamnya jenis, ketersediaan buah di pasaran terjadi sepanjang
tahun (all year round) karena musim panen masing-masing jenis buah berbeda
29
waktu. Terdapat dua kelompok berbeda dalam musim panen buah di Indonesia,
yaitu buah yang panennya sepanjang tahun, seperti belimbing, jambu biji, pepaya,
pisang dan jeruk; dan buah yang musim panennya hanya pada bulan-bulan
tertentu, seperti duku, mangga dan manggis. Sebenarnya jenis buah yang panen
hanya pada bulan-bulan tertentu itu lebih memnggambarkan pada ketersediannya
yang sangat sedikit dibulan yang lain. Hal ini bisa terjadi karena panjangnya
wilayah Indonesia, dari barat sampai ke timur, yang memungkinkan berbagai jenis
buah dipanen pada waktu berbeda sepanjang tahun. Buah-buahan bersifat
musiman tersebut, walaupun tersedia sepanjang tahun, namun eksportir akan
mengalami kesulitan dalam menjaga kontinuitas pengiriman ke luar negeri.
Produk yang dihasilkan tersebar di Indonesia dengan volume produksi yang kecil
menyebabkan proses pengumpulan dan pengangkutan menjadi mahal, belum lagi
sepesifikasi buahnya yang belum tentu seragam.
Potensi hortikultura berasal dari kekuatan (strength) yang dapat
mendukung pengembangan hortikultura yaitu, iklim dan agroekosistem yang
sesuai. Kondisi iklm dan agroekosistem Indonesia sangat sesuai untuk budidaya
berbagai komoditas hortikultura, terutama hortikultura tropis. Budidaya
hortikultura dapat dilakukan sepanjang tahun di seluruh wilayah tanpa
terpengaruh perbedaan musim yang terlalu signifikan. Sementara variasi
agroekosistem yang dimiliki Indonesia juga memungkinkan budidaya bermacam-
macam hortikultura dilakukan di berbagai wilayah di seluruh Indonesia.
Tersedianya sumberdaya genetik yang melimpah, Indonesia dikenal sebagai salah
satu negara mega biodiversity di dunia. Berbagai sumberdaya genetik yang
30
merupakan potensi usaha hortikultura tersedia di wilayah Indonesia. (Direktorat
Jenderal Hortikultura 2014).
Produksi jenis buah-buahan menunjukkan kecenderungan meningkat,
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Produksi jenis buah-buahan Tahun 2008-2013 Tahun Manggis Jambu
Biji
Jambu
Air
Salak Mangga Jeruk Pepaya Pisang
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
2008 78674 212260 111495 862465 2105085 2467632 717899 6004615
2009 105558 220202 104885 829014 2243440 2131768 772844 6373533
2010 84538 204551 85973 749876 1287287 2028904 675801 5755073
2011 117595 211836 103156 1082125 2131139 1818949 958251 6132695
2012 190294 208151 104392 1035407 2376339 1611784 906312 6189052
2013*) 118909 170810 81610 991762 2058609 1411229 871282 5359126
Sumber : BPS (Direktorat Jenderal Hortikultura), 2014
Data tersebut menjelaskan bahwa produksi buah-buahan di negara
Indonesia mengalami pertumbuhan secara fluktuatif yang lebih dominan
meningkat, namun walaupun diiringi peningkatan produksi buah-buahan disetiap
jenisnya buah-buahan lokal tersebut masih kalah bersaing dengan buah impor
dalam kegiatan ekspor buah seperti yang dijelaskan pada Tabel 1 hal 2.
Tingkat konsumsi buah di Indonesia terbilang rendah. Indonesia termasuk
negara yang penduduknya pengkonsumsi santapan tinggi lemak, berkalori tinggi
dan rendah serat. Tark urung memicu berbagai macam penyakit yang akan
mengancam kesehatan. Kemungkinan dari sekian banyak orang tidak sadar akan
pentingnya mengkonsumsi buah-buahan. Tingkat konsumsi buah di Indonesia
hanya 34,55 kg/tahun, kurang dari rekomendasi FAO dan WHO untuk
mengkonsumsi buah sebanyak 73 kg/tahun (Anonim 2014:1).
31
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sebuah
barang beserta pelayanannya (Swastha, 2001:147). Menurut Tjiptono (2004:151)
harga buah yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas buah yang dijual. Namun
dengan kebutuhan buah dalam negeri tidak bisa dipenuhi melalui kegiatan
produksi, maka harus dilakukan impor buah. Pada umumnya ketika harga buah
impor lebih rendah daripada harga lokal, maka kecenderungan yang terjadi pada
umumnya adalah peningkatan masuknya jumlah buah impor ke pasar lokal.
Menurut Rai dan Poerwanto ( 2008:3) harga buah lebih ditentukan oleh mutu,
bukan onggokan atau kuantitas. Misalnya harga mangga satu pohon tidak
ditentukan oleh berapa kuintal hasilnya, melainkan oleh mutu buahnya yaitu besar
– besar dan manis atau kecil tetapi asam.
2.8 Kerangka Pemikiran
Pada zaman era globalisasi yang mengarah kepada pasar bebas kini buah-
buahan impor semakin membanjiri pusat perdagangan buah di kota-kota besar
khususnya kota Jakarta Selatan. Jakarta Selatan memiliki kepadatan penduduk
cukup tinggi dan juga dikenal sebagai kota dengan pemukiman-pemukiman elit.
Masyarakat Kota Jakarta Selatan kini telah terjadi pergeresan perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah dari buah lokal ke buah impor. Hal tersebut
dikarenakan buah impor lebih mudah diperoleh dipasaran, walaupun buah-buahan
lokal selalu mengalami peningkatan produksi tetapi masih belum tersedia secara
merata yang mengakibatkan kalah saing dengan buah impor. Gejala-gejala
pergeseran perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah tersebut akan dilihat
32
dari perilaku konsumen pada tahap-tahap dalam proses pembelian hingga
konsumsi, antara lain melalui kesadaran, persepsi, preferensi dan juga faktor kelas
sosial yaitu tingkat pendapatan rumah tangga di Kawasan Pemukiman Jakarta
Selatan terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. Secara
skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran
Mengkonsumsi buah lokal di Wilayah Jakarta selatan
Kawasan pemukiman Jakarta Selatan
Persepsi
Mengkonsumsi Buah lokal
Konsumen/rumah tangga
Kesadaran Preferensi Variabel Dummy Tingkat pendapatan
Identifikasi dan analisis regresi berganda
Kebutuhan dan
pengetahuan
Faktor internal
dan faktor stimulus
Atribut buah: rasa
buah, warna buah,
tampilan buah
1. <Rp.2.400.000 2. Rp.2.400.001-
Rp.5.000.000 3. Rp.5.000.001-
Rp.10.000.000 4. Rp.10.000.001-
Rp.20.000.000 5. >Rp20.000.000
33
2.9 Penelitian Terdahulu
Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti
terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan serta referensi dalam
mengkaji penelitian ini, adapun penelitian terdahulu dengan topik yang sama
yaitu sebagai berikut:
Azizah (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Persepsi
dan Preferensi Konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal (studi pada
Lailai Market Buah Malang). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Departemen
Pertanian (Deptan) RI menyatakan keprihatinannya atas keterpurukan
hortikultura di Indonesia. Keterputukan itu bisa dilihat dari konsumsi buah lokal
dengan buah impor. Masyarakat kini lebih banyak yang menyukai buah impor
dibandingkan dengan buah dalam negeri. Ini karena kualitas produk yang belum
memenuhi standar. Jumlah dan kontinuitas tanam juga masih belum bisa stabil
memenuhi kebutuhan pasar. Di sisi lain harga di tingkat petani sangat rendah
hingga mereka enggan menanam buah.
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh persepsi dan
preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai Market
Buah Malang 2) Untuk mengetahui pengaruh yang dominan di antara tingkat
persepsi dan tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah
lokal di Lailai Market Buah Malang.
Lokasi penelitian pada Lailai Market Buah Malang, besarnya sampel 96
responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental
34
sampling. Teknik pengukuran data menggunakan skala likert. Alat analisis data
menggunakan analisis regresi linier berganda, Uji F, Uji t, Uji Asumsi Klasik.
Hasil penelitian menunjukkan : 1). Terdapat pengaruh tingkat persepsi dan
tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai
Market Buah Malang. 2). Terdapat pengaruh yang dominan diantara tingkat
persepsi dan tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah
lokal di Lailai Market Buah Malang yaitu Variabel kejiwaan (X7) karena
diperoleh signifikansi sebesar 47% yang memberikan kontribusi terbesar
dibanding variabel lain.
Riska (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis Preferensi
Konsumen Pasar Tradisional Terhadap Pembelian Buah Jeruk Lokal Dan Buah
Jeruk Impor Di Kabupaten Kudus. Penelitian ini bertujuan mengkaji atribut buah
jeruk lokal dan buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen di Kabupaten
Kudus, mengkaji atribut yang paling dipertimbangkan konsumen dalam keputusan
membeli buah jeruk lokal dan buah jeruk impor di Kabupaten Kudus. Lokasi
penelitian ini dilakukan secara sengaja di Toko Buah Sumber, Pasar Kliwon,
Pasar Bitingan, Hypermart, Ramayana Mall, Ada Swalayan di Kabupaten Kudus
dengan responden sebanyak 96 orang. Metode analis data yang digunakan adalah
analisis Chi Square (X2) dan analisis Multi Atribut Fishbean.
Hasil penelitian menunjukkan responden yang membeli buah jeruk lokal
maupun jeruk impor didominasi oleh perempuan dengan mayoritas kisaran usia
produktif yaitu antara 20 hingga 40 tahun (77,08%). Tingkat pendidikan
mayoritas SLTA (39,58%). Pekerjaan mayoritas adalah pegawai swasta
(29,17%). Tingkat pendapatan mayoritas adalah Rp 1.500.000 – Rp 2.499.000
35
(26,04%). Jumlah anggota keluarga mayoritas 4-5 orang (54,17%). Berdasarkan
analisis Chi Square terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap semua
atribut-atribut yang ada pada buah jeruk lokal dan jeruk impor, kecuali pada
atribut warna buah jeruk impor. Buah jeruk lokal yang menjadi preferensi
konsumen di Kabupaten Kudus adalah yang mempunyai rasa manis sedikit asam,
warna buah kuning kehijauan, ukuran buah sedang (8-9 buah/kg), dan aroma buah
segar. Sedangkan buah jeruk impor yang menjadi preferensi konsumen di
Kabupaten Kudus adalah yang mempunyai rasa manis, warna buah oranye,
ukuran buah sedang (8-9 buah/kg), dan aroma buah segar. Berdasarkan analisis
Multriabut Fishbein atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan
pembelian buah jeruk lokal maupun buah jeruk impor di Kabupaten Kudus
berturut-turut adalah rasa buah, warna, ukuran buah, dan aroma buah.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu, dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kawasan pemukiman Jakarta Selatan, dengan
mengambil lima lokasi sebagai tempat penelitian yaitu diKecamatan Setia Budi,
Kebayoran Lama, Pesanggrahan, Jagakarsa, dan Mampang. Pemilihan lokasi
penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa
tempat tersebut ditempati oleh rumah tangga yang mengkonsumsi buah dan
memiliki tingkat pendapatan yang berbeda, yakni tingkat pendapatan dibedakan
menjadi lima level, yaitu a). pendapatan <Rp.2.400.000, b). pendapatan
Rp.2.400.001-Rp5.000.000, c). pendapatan Rp.5.000.001-Rp10.000.001,
pendapatan d). Rp.10.000.001-Rp20.000.000 dan e). pendapatan Rp>20.000.000.
Alasan lain yang mendukung pemilihan lokasi tersebut dengan pertimbangan
bahwa Jakarta Selatan adalah kota yang memiliki kepadatan penduduk cukup
tinggi dan sebagai kota yang cukup kaya atau makmur. Hal tersebut mendukung
kemudahaan untuk mendapatkan responden. Pengambilan data dilakukan pada
bulan Juni 2014 sampai bulan Juli 2014.
3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan data
Jenis Jenis data berdasarkan sumber yang digunakan dalam penelitian ini ada
dua macam, yaitu:
1. Data primer
Data primer yang digunakan pada peneitian ini yaitu:
37
• Metode Kuesioner
Metode ini dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian kepada konsumen yang berada di
kawasan pemukiman Jakarta Selatan sebagai responden yang dipilih
sehingga diperoleh data yang akurat tentang perilaku konsumen khususnya
masalah kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap buah lokal
di kawasan pemukiman Jakarta selatan.
• Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara lisan
dengan responden, metode ini digunakan untuk melengkapi kuesioner.
2. Data sekunder
Data sekunder dari penelitian ini yaitu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengolah pustaka-pustaka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
BPS, internet, dan Informasi-informasi yang bersifat umum.
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang dipilih adalah non-probability
sampling. Metode ini dipilih karena tidak semua anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi responden (Simamora, 2004:38). Metode
non-probability sampling yang digunakan adalah convenience sampling.
Convenience sampling adalah metode penarikan sampel berdasarkan
kebutuhan. Kelemahan dari metode ini adalah peluang dari anggota populasi
yang akan menjadi sampel tidak sama. Dengan metode pengambilan sampel ini,
responden dapat langsung dipilih di lokasi penelitian pada saat penelitian
38
dilakukan. Kriteria untuk responden yang dipilih adalah responden yang sudah
berrumah tangga atau konsumen buah dikawasan pemukiman Jakarta Selatan
yang memiliki tingkat pendapatan berbeda.
Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui teknik wawancara.
Responden yang dipilih adalah orang yang pernah membeli dan mengkonsumsi
buah-buahan baik buah lokal maupun yang sudah pernah mengkonsumsi buah
impor di daerah Jakarta Selatan, dan bersedia diwawancarai. Setelah responden
dipilih dan ditentukan, maka selanjutnya dilakukan wawancara berstruktur, yaitu
teknik pengumpulan data melalui pertanyaan-pertanyaan berdasarkan panduan
kuisioner. Wawancara yang dilakukan dengan 20 responden untuk setiap tingkat
pendapatan, dari jumlah total 100 responden.
Paket kuisioner yang digunakan untuk keperluan wawancara terdiri dari
dua bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan identitas responden. Bagian kedua memuat pertanyaan/pernyataan yang
berhubungan dengan kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terdahap
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar. Pertanyaan/pernyataan yang dimuat
dalam kuisioner bersifat tertutup, dimana responden memilih jawaban yang sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan dan memilih sesuai tanggapan yang tersedia
dengan menggunakan skala likert.
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara perhitungan statistik
yaitu dengan menggunakan Rumus menurut Slovin dalam Umar, 2003:146.
Rumus Slovin digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari populasi jumlah
rumah tangga Jakarta Selatan yang diketahui jumlahya yaitu sebanyak 532.887
39
rumah tangga dan untuk tingkat toleransi yang ditetapkan dalam penentuan
sampel adalah 10%.
n=�
���(�)� =
�.��
���.�� (��%)� = 99,98
Dimana:
n = ukuran sample
N = ukuran populasi yaitu jumlah rumah tangga di Jakarta Selatan sebanyak
532.887 rumah tangga
e = proses kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, sebesar 10%.
n = 99,98 (di bulatkan menjadi 100 responden
100 responden tersebut ditemui di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan
Kebayoran Lama, Pesanggrahan, Jagakarsa, Setia Budi dan Mampang, sebagai
berikut:
1. Kebayoran lama : 39 Responden
2. Pesanggrahan : 17 Reponden
3. Jagakarsa : 20 Reponden
4. Setia Budi : 13 Reponden
5. Mampang : 11 Responden
Cara mendapatkan responden tersebut dengan menggunakan metode Snowball
Sampling yang berarti metode penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua
40
orang, kemudian orang ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel begitu seterusnya (Sugiyono, 2004:78).
3.4 Validasi Data
Validasi merupakan langkah yang penting dalam pemodelan. Tujuan dari
validasi data adalah untuk mengukur sejauh mana hasil data mendekati kondisi
sebenarnya. Semakin dekat hasil data dengan kondisi lapangan, semakin valid
data tersebut dalam menggambarkan populasi penduduk Jakarta Selatan.
3.4.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid, apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan (Umar 2003 : 179). Item pernyataan (indikator)
secara empiris dikatakan valid jika korelasi product moment (r) ≥ ������. Cara
menentukan valid atau tidaknya instrumen dengan cara menentukan df (degree of
fredom) derajat bebas yang sesuai dengan jumlah sampel dikurang 2, berarti 100-2
= 98 dengan tingat signifikansi 0,05%. Untuk menguji validitas dan reliabilitas
menggunakan analisis pearson pada software SPSS versi 18.0.
Menurut Umar (2003:194) bahwa reliabilitas adalah suatu angka-angka
indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
suatu gejala yang sama. Untuk menguji alat instrumen peneliti menggunakan
software SPSS versi 18.0. Validitas dan reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat
pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Statistics. Instrumen
dapat dikatakan reliabel apabila nilai croncbach’s alpha melebihi 0,60 dan
sebaliknya.
41
Berdasarkan Lampiran 6 Halaman 108 menjelaskan bahwa semua indikator
(observed) adalah valid, hal ini ditandai dengan nilai Corrected Item – Total
Correlation > r tabel (0,197) didapat dari df 100-2= 98 dengan tingkat signifikansi
0,05%. Pembuktian ini menunjukkan bahwa semua indikator (observed) layak
digunakan sebagai indikator dari konstruk (laten variabel). Koefisien alpha
(Cronbach alpha) memiliki nilai diatas atau melebihi 0,60 sehingga dapat
dijelaskan bahwa variabel – variabel penelitian (konstruk) yang berupa variabel
kesadaran, persepsi, preferensi, dan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
buah lokal adalah reliabel atau memiliki reliabilitas yang tinggi, sehingga
mempunyai ketepatan yang tinggi untuk dijadikan variabel (konstruk) pada
sumber penelitian.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Metode anallisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis
data dilakukan dengan bantuan SPSS versi 18.0. Peneliti melakukan uji asumsi
klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu Uji
Normalitas, Uji Multikolinieritas, dan Uji Heteroskedaktisitas. Untuk meliahat
hasil uji asumsi klasik terdapat pada Lampiran 7 Halaman 109.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi, Variabel
dependen, Variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal (Santoso, 2001:212).
42
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang
diteliti normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji nomalitas
melalui normal probability plot dengan menggunakan SPSS 18.0. Pada
prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal atau dari grafik atau dengan melihat histogram
residualnya. Dasar pengambilan keputusan:
• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
• Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen karena akan mengurangi
keyakinan dalam pengujian signifikansi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
gejala multikolinieritas didalam model regresi ini dengan melihat nilai
Variance Inflation Factor (VIF), nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai VIF > 10. Apabila nilai
Vif < 10 berarti tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2006:92).
c. Uji heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
43
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedaktisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik plot antar
prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Dasar analisis heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedaktisitas,
• Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi hetroskedaktisitas
atau homoskedaktisitas.
3.5 Identifikasi Variabel
Menurut Sugiyono (2004:182) analisis ini dilakukan untuk mengetahui
tanggapan konsumen terhadap variabel – variabel penelitian yang digunakan.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan skala likert yang berarti skoring,
untuk menggambarkan tanggapan responden atas item-item pertanyaan yang
diajukan. Teknik skoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah minimum 1
dan maksimum 5. Dari angka tersebut dapat diketahui sejauh mana derajat
tanggapan responden atas variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini.
Rentang dari jumlah skor dari pengisian pertanyaan setiap variabel yang diteliti
yang ditentukan dengan 5 level yaitu:
1 = Sangat rendah 3 = Sedang 5 = Sangat tinggi 2 = Rendah 4 = Tinggi
44
Penentuan level tersebut ditentukan dengan cara = (rentang dari jumlah skor per
variabel + 1) / 5. Penentuan level ini ditujukan untuk mencari atau
menggambarkan rata-rata dari jawaban responden.
3.6 Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Metode ini digunakan untuk menentukan ketetapan prediksi dan untuk
melengkapi analisis sejauh mana variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat. Alat bantu mengolah data tersebut berupa software SPSS versi 18.0.
Regresi ini menggunakan 3 variabel bebas kuantitatif dan 1 variabel kualitatif
(variabel dummy). Variabel dependent pada dasarnya tidak hanya dapat
dipengaruhi oleh variabel independent kuantitatif, tetapi juga dimungkinkan oleh
variabel kualitatif. Variabel kualitatif tersebut harus dikuantitatifkan atributnya
(cirinya). Untuk mengkuantitatifkan atribut variabel kualitatif, dibentuk variabel
dummy dengan nilai 1 dan 0 (Algifari, 2013:93).
Dalam penelitian ini persamaan regresi Perilaku Konsumen Dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal sebagai berikut:
Y = b0 + b� D1 + b2 D2 + b3 D3 +b4 D4 + b5 X1 + b�X2 + b X3 + e
Hipotesis = b1 > 0, b2 > 0, b3 > 0, b4 > 0, b5 > 0, b6 > 0, b7 > 0
Keterangan :
Y = variabel terikat yaitu perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
buah lokal
b0 = bilangan konstanta
b1,.. b7 = besar kontribusi (koefisien)
D1 = Dummy 1 (pendapatan Rp 2.400.001-Rp 5.000.000)
45
D2 = Dummy 2 (pendapatan Rp 5.000.001-Rp 10.000.000)
D3 = Dummy 3 (pendapatan Rp 10.000.001-Rp 20.000.000)
D4 = Dummy 4 (pendapatan Rp >20.000.000)
X1 = kesadaran
X2 = persepsi
X3 = preferensi
e = kesalahan
Analisis regresi perlu dilakukan untuk mengaplikasikan model regresi
yaitu sebagai berikut :
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen. Semakin
tinggi nilai koefisien determinasi (R2) mendekati 1 berarti model dugaan yang
diperoleh semakin akurat untuk meramal variabel dependen. Sebaliknya, jika
semakin rendah mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan
tidak dapat menjelaskan variabel dependen.
2. Uji Signifikansi Penduga yang digunakan adalah uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah regresi linier berganda berikut
perhitungan koefisien regresinya menunjukkan ada pengaruh signifikan atau
tidak maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian dengan analisis F hitung
(Sugiyono, 2004:196). Nilai Ftabel untuk pengujian ini didapat dengan cara (n-
k), dimana n (sampel) = 100 dan jumlah k (variabel) = 8 sebagai df penyebut,
dan k-1 = 8-1 sebagai df pembilang.
Hipotesis yang digunakan yaitu :
46
HO ditolak apabila : Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu
HA diterima apabila : Fhitung > Ftabel , derajat bebas tertentu
3. Uji untuk Masing-masing Parameter yang digunakan adalah Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah suatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian dengan
tingkat signifikansi (α) = 0,05. Nilai thitung untuk pengujian ini didapat dengan
cara n-k, dimana n (sampel) = 100 dan jumlah k (variabel) = 7 ditentukan
sebagai berikut :
HO : b1,.. b7 = 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas dalam model
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
HA : bi,.. b7 ≠ 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas dalam model
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
3.7 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap
tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk
menguji kesempurnaan definisi operasional variabel perlu ditentukan item-item
yang dituangkan dalam instrumen penelitian.
Sugiyono (2012:59) mendefinisikan variabel penelitian sebagai suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Sedangkan dalam bahasa Singarimbun dan Sofyan (Umar,
2003:42) variabel adalah sesuatu yang memiliki variasi nilai sebagai
operasionalisasi dari konsep sehingga dapat diteliti secara empiris. Bertolak dari
47
kedua argumen diatas maka variabel merupakan dimensi konsep yang memiliki
variasi nilai dan menjadi pokok yang berperan dalam objek yang diteliti.
Dalam penelitian umumnya terdapat dua variabel, yaitu:
a) Variabel Terikat
Variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal (Y) didefinisikan sebagai perbuatan memakai atau menggunakan
buah yang dihasilkan petani/produsen di dalam negeri.
b) Variabel Bebas
Variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel bebas
dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Kesadaran (X1)
Kesadaran atas suatu produk dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan
tentang produk.
2. Variabel Persepsi (X2)
Persepsi adalah suatu proses dengan berbagai stimuli dipilih, diorganisir,
dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna.
3. Variabel Preferensi (X3)
Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu).
4. Variabel dummy tingkat pendapatan (X4)
Yaitu Variabel kualitatif yang harus dikuantitatifkan atributnya (cirinya).
Untuk mengkuantitatifkan atribut variabel kualitatif, dibentuk variabel
dummy dengan nilai 1 dan 0. Variabel yang isinya berupa kode-kode yang
berfungsi untuk membedakan data yang berada pada variabel-variabel
48
tertentu pada kelompok-kelompoknya. Untuk menentukan variabel dummy
yang digunakan agar tidak terjadi perfect colinierity atau hubungan linier
maka caranya adalah m-1, dimana m adalah jumlah kategori (Algifari,
2013: 93 dan 101).
Dalam penelitian ini variabel pendapatan merupakan variabel,
dibuat ,menjadi 4 variabel, yaitu:
1. D1 = 1 (Rp 2.400.001-Rp 5.000.000)
D1 = 0 (lainnya)
2. D2 = 1 (Rp 5.000.001-Rp 10.000.000)
D2 = 0 (lainnya)
3. D3 = (Rp 10.000.001-Rp 20.000.000)
D3 = 0 (lainnya)
4. D4 = 1 (> Rp 20.000.000)
D4 = 0 (lainnya).
3.8 Alat Penelitian dan Skala Pengukuran
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan di tinjauan pustaka, setiap
variabel yang telah di definisikan, dikembangkan menjadi sub variabel dan
indikator. Setiap indikator yang diperoleh disusun menjadi beberapa atribut yang
menjadi pertanyaan-pertanyaan tertutup. Setiap pertanyaan tertutup dilengkapi
jawaban berdasarkan Skala Likert. Dengan demikian variabel kesadaran memiliki
10 atribut, variabel persepsi memiliki 12 atribut, variabel preferensi memiliki 7
atribut, variabel perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal memiliki 10
atribut dan variabel tingkat pendapatan menggunakan variabel dummy.
49
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah Skala
pengukuran Likert. Sugiyono (2004:86) mengemukakan Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
masyarakat tentang fenomena sosial. Penelitian fenomena sosial ini telah
diterapkan secara spesifik, yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dengan
skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi komponen yang dapat
diukur untuk menyusun item instrumen dapat berupa pertanyaan yang kemudian
dijawab responden. Jawaban setiap item intrumen yang digunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa
kata-kata, dan secara kuantitatif maka jawaban itu diberi skor, antara lain:
1. Sangat setuju : 5
2. Setuju : 4
3. Ragu-ragu : 3
4. Tidak setuju : 2
5. Sangat tidak setuju : 1
Secara rinci susunan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
terdapat pada Tabel 5 berikut:
Tabel. 5 Konsep Alat Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Atribut Kode Pertanyaan
kesadaran (X1)
Kebutuhan kebutuhan fisiologis
mengkonsumsi buah-buahan lokal membuat tubuh sehat
A1, A2
buah-buahan lokal mampu memenuhi kebutuhan gizi dan vitamin
Pengetahuan
Produk
mengetahui daerah asal produksi buah local
A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10
50
mampu membedakan jenis buah lokal dengan impor
buah-buahan lokal tidak mengandung bahan kimia
Pembelian membeli buah setiap hari membeli buah di pasar modern
Manfaat mengkonsumsi buah lokal membuat sehat mengkonsumsi buah lokal dapat membantu pendapatan petani buah-buahan lokal dapat membantu devisa Negara melalui kegiatan ekspor
persepsi (X2)
Internal Harapan buah-buahan lokal mudah diperoleh dipasaran
B1, B2, B3, B4, B5
buah lokal mampu bersaing dengan buah impor mengkonsumsi buah-buahan lokal membuat bangga buah-buahan lokal sudah terjamin kebersihannya
pengalaman masa lalu
Mengkonsumsi buah lokal karena mempunyai pengalaman mengkonsumsi produk buah lokal
Stimulus warna
penampilan buah-buahan lokal sangat menarik
B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12
warna buah-buahan lokal sangat menarik
Rasa rasa buah-buahan lokal sangat enak rasa buah-buahan lokal cocok dengan lidah saya
Penampilan Ukuran buah lokal lebih besar merata Buah lokal tidak dilapisi lilin
51
Merek produk buah lokal lebih dikenal
preferensi (X3)
atribut fisik Rasa memilih konsumsi buah lokal karena memiliki rasa yang lebih enak
C1, C2, C3
kandungan memilih konsumsi buah lokal karena memiliki rasa yang unik memilih konsumsi buah lokal karena tidak mengandung bahan kimia
atribut abstrak
Harga memilih konsumsi buah lokal karena harga yang terjangkau
C4, C5, C6, C7
ketersediaan memilih konsumsi buah lokal karena harga yang lebih murah dari buah impor
Pelayanan memilih konsumsi buah lokal karena mudah diperoleh dipasaran memilih konsumsi buah lokal karena pelayanan yang baik
pendapatan (variabel dummy)
gaji perbulan rumah tangga
< Upah minimum regional , > Rp 20.000.000
<Rp 2.400.000
Rp 2.400.001 - Rp 5.000.000
Rp 5.000.001 - Rp 10.000.000
Rp 10.000.001 - Rp 20.000.000
>Rp 20.000.000
konsumsi (Y)
frekuensi konsumsi
Seberapa sering konsumen mengkonsumsi buah
mengkonsumsi buah-buahan lokal setiap hari
D1, D2, D3
mengkonsumsi buah-buahan lokal 1 bulan 1 kali mengkonsumsi buah-buahan lokal 1 tahun 1 kali
jumlah konsumsi
Jumlah kuantitas buah yang dikonsumsi
mengkonsumsi buah-buahan lokal sesuai dengan standar WHO yaitu 200 gr/ hari
D4, D5
mengkonsumsi buah-buahan lokal sesuai
52
dengan jumlah keluarga sehari
tujuan konsumsi
Tujuan mengkonsumsi buah
mengkonsumsi buah lokal dalam bentuk segar
D6, D7, D8, D9, D10
mengkonsumsi buah lokal untuk diolah mengkonsumsi buah lokal agar daya tahan tubuh kuat mengkonsumsi buah lokal agar tubuh sehat
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kota Jakarta Selatan
Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan salah satu dari 5 (lima)
wilayah kota administrasi yang ada di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Gambar 4 Lambang kota Jakara Selatan (Kota Adm. JakSel) Sumber: Selatan.Jakarta.go.id
Lambang Kota Administrasi Jakarta Selatan berbentuk perisai lima
(Gambar 5) didalamnya terlukis pohon Rambutan dan buah Rambutan Rapiah
(Flora) serta burung Gelatik (Fauna) yang mengandung arti alam lingkungan yang
hijau dan teduh yang melambangkan persatuan, kekuatan dan ketenangan serta
kebersamaan.
4.1.1 Letak Geografi, Topografi, dan Klimatologi
Kota Jakarta Selatan terletak pada 106’22’42 BT - 106’58’18 BT (Bujur
Timur), dan 5’19’12 Lintang Selatan (LS). Luas Wilayah sesuai dengan
Keputusan Gubernur DKI Nomor 1815 tahun 1989 adalah 145,37 km2 atau
22,41% dari luas DKI Jakarta. Kota Jakarta Selatan terbagi menjadi 10 kecamatan
dan 65 kelurahan, berada di belahan selatan banjir kanal dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut:
54
Sebelah Utara : Banjir Kanal Jl. Jenderal Sudirman Kecamatan Tanah
Abang, Jl. Kebayoran Lama dan Kebun Jeruk
SebelahTimur : Kali Ciliwung
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kota Administrasi Depok
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Ciledug, Kota
Administrasi Tangerang
Topografi Wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan
sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%. Ketinggian
tanah rata-rata mencapai 5-50 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian
selatan, banjir kanal relatif merupakan daerah perbukitan jika dibandingkan
dengan wilayah bagian utara.
Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata pertahun 27°C dengan
tingkat kelembaban berkisar antara 80-90%. Arah angin dipengaruhi angin Muson
Barat terutama pada bulan Mei-Oktober setiap tahun (Anonim, 2014:1)
4.1.2 Visi dan Misi
Visi
Kota Administrasi Jakarta Selatan yang berbudaya, berorientasi pada pelayanan
publik dan berwawasan lingkungan
MISI
1. Menjaga karakteristik Budaya Betawi dan mengembangkan Pusat
Perkampungan Betawi;
2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan ketahanan budaya;
3. Meningkatkan dan mengendalikan pelayanan publik kota administrasi;
55
4. Meningkatkan koordinasi dan pengendalian pelayanan kesejahteraan sosial
dan pemberdayaan masyarakat;
5. Meningkatkan koordinasi dan pengendalian pelayanan pendidikan mental
spiritual;
6. Meningkatkan koordinasi dan pembinaan wilayah kerja kota administrasi,
kompetensi aparatur dan kesadaran hukum aparatur;
7. Menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik;
8. Meningkatkan koordinasi dan pengendalian ekonomi kota serta
melakukan pengelolaan keuangan, aset serta ketatausahaan yang efisien,
efektif, transparan dan aktual;
9. Mewujudkan wilayah bagian utara jakarta selatan sebagai pusat niaga;
10. Meningkatkan koordinasi dan pengendalian kualitas pemanfaatan ruang
dan lingkungan hidup;
11. Mempertahankan wilayah Jakarta Selatan sebagai resapan air;
12. Meningkatkan koordinasi dan pengendalian sarana dan prasarana serta
utilitas kota.
Jakarta Selatan merupakan salah satu pusat kota pemukiman di Provinsi
DKI Jakarta yang terdiri dari 10 kecamatan dengan jumlah rumah tangga 532.887
unit. Jumlah rumah tangga terpadat berada di Kecamatan Jagakarsa dan yang
terjarang adalah Kecamatan Kebayoran Baru. Distribusi rumah tangga tiap
kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3 hal 5 (Anonim 2014:1).
4.2 Potensi kota
Jakarta Selatan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah DKI
Jakarta yang juga menjadi Ibukota Negara Indonesia dituntut untuk terus menerus
56
mengembangkan dirinya sesuai dengan dinamika pembangunan yang berkembang
dan semakin maju. Jakarta Selatan dihadapkan pada berbagai persoalan ekonomi,
sosial kependudukan, dan sarana prasarana kota yang memadai.
Jakarta Selatan merupakan daerah pemukiman. Masih banyak ditemukan
perkampungan alami yang terdiri dari mayoritas komunitas budaya asli Betawi.
Dengan kondisi lingkungan yang hijau, teduh dan tenang, menjadikan wilayah ini
sebagai pilihan golongan ekonomi kaya dan warga asing untuk bermukim. Hal ini
terlihat dari munculnya pemukiman golongan elit di berbagai bagian wilayah
Jakarta Selatan, seperti Setiabudi, Pondok Indah, Permata Hijau, Kebayoran Baru,
dan Kemang.
Fenomena di atas telah mendorong tumbuh pesatnya sektor ekonomi.
Berbagai pusat perbelanjaan berkembang dengan pesat, seperti International Trade
Centre (ITC) Fatmawati, Gandaria City, Kawasan Kemang, Poins Square dan
Carefour di kawasan Lebak Bulus, dan lainnya. Munculnya pusat perbelanjaan ini
semakin melengkapi pusat perbelanjaan sebelumnya, yaitu kawasan Blok M
menjadi icon belanja warga dan seluruh warga Jakarta, bahkan luar kota.
Jakarta Selatan juga memiliki potensi pengembangan industri kecil bahkan
sampai dengan pangsa ekspor, di antaranya sentra konveksi pakaian di Mampang
dan Kebayoran Lama. Potensi lainnya adalah sektor wisata alam. Jakarta Selatan
memenuhi syarat sebagai pusat wisata lingkungan, flora, dan fauna, karena kaya
akan situ dan danau, kolam pemancingan, pohon dan buah langka yang masih
produktif (rambutan rapiah, nangka lande, krendang, pohon kapuk, kemuning,
melinjo, pepaya, pisang, jambu, dukuh, tanaman anggrek).
57
Potensi wisata ini semakin besar dengan kekayaan budaya tradisional
Betawi. Ragam budaya asli ini sudah diinventarisir, diantaranya seni tradisional
Qasidah, Marawis, Keroncong, Gambang Kromong, Lenong, Gambus, Pencak
Silat, dan berbagai tarian Betawi. Festival-festival seni dan budaya juga semakin
gencar dilakukan di Jakarta Selatan untuk melestarikan budaya Betawi dan
memperkaya khasanah budaya Jakarta, seperti Festival Kemang dan Festival
Palang Pintu.
Disamping sebagai pusat kegiatan ekonomi, Jakarta Selatan juga kondusif
sebagai pusat pendidikan. Berbagai perguruan tinggi internasional berdiri di
wilayah Jakarta Selatan, antara lain Jakarta International School (JIS), Sekolah
Perancis, dan sekolah kedutaan asing lainnya. Tidak ketinggalan juga pendidikan
lokal bertaraf nasional dan internasional bermunculan di wilayah ini, antara lain
Perguruan Al-Azhar, Al-Izhar, Al-Ikhlas, Universitas Moestopo, Universitas
Pancasila, ISTN, dan Universitas Nasional, UIN Jakarta, UMJ.
Perkembangan pembangunan Jakarta Selatan yang sangat pesat, di
samping menimbulkan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, juga
menimbulkan dampak negatif, seperti narkoba, kemacetan transportasi, dan
sebagainya. Permasalahan ini terus menjadi perhatian dan pekerjaan rumah bagi
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan untuk terus memperbaiki diri
seiring perkembangan zaman yang semakin modern dan maju (Anonim 2014:1).
4.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Selatan
Trend laju pertumbuhan ekonomi Jakarta selatan selama 10 tahun, yaitu
dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012 selalu mengalami pertumbuhan yang
58
positif. Setelah lima tahun berturt-turut mengalami kenaikan pertumbuhan
ekonomi, pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Jakarta Selatan turun ke level
6,21 persen, kemudian pada tahun 2009 turun kembali menjadi 5,34 persen dan
merupakan pertumbuhan terendah dalam satu dekade terakhir. Dua tahun
kemudian pertumbuhan ekonomi meningkat kembali masing-masing sebesar 6,55
persen dan 6,97 persen. Akan tetapi untuk tahun 2012 pertumbuhan ekonomi di
Jakarta Selatan turun kembali menjadi sebesar 6,69 persen. Menurunnya
pertumbuhan ekonomi di Jakarta Selatan pada tahun 2012 didorong oleh
melebarnya sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan, serta sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Trend laju pertumbuhan ekonomi Jakarta Selatan
dapat dilihat pada Gambar 3 berikut :
Gambar 5. Trend Laju Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Selatan Sumber : BPS 2013
4.4 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012 dan Sektor Pertanian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Jakarta
Selatan pada tahun 2012 sebesar 101,20 triliun tupiah atau tumbuh sebesar 6,69
persen jika dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 94,85 triliun rupiah. Dengan
demikian, bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2011 yang sebesar 6,97
per
sen
tase
59
persen, pertumbuhan ekonomi Jakarta Selatan turun sebesar 0,28 persen. Hal
tersebut terjadi terutama disebabkan menurunnya pertumbuhan tiga sektor
dominan yaitu sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; serta
sektor pengangkutan dan komunikasi, laju pertumbuhan PDRB per sektor Jakarta
selatan tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat pada Gambar 4. berikut:
Gambar 6. Laju Pertumbuhan PDRB PerSektor Jakarta Selatan Sumber : BPS 2013:1
Keterangan :
1. Pertanian 5. Bangunan 2. Pertambangan dan penggalian 6. Perdagangan, hotel dan restoran 3. Industri pengolahan 7. Pengangkutan dan komunikasi 4. Listrik gas dan air bersih 8. Keuangan, persewaan, dan jasa
9. Jasa jasa
Menurut BPS 2013:1 bahwa terdapat beberapa subsektor dari pertanian di
Kota Jakarta Selatan antara lain pertanian, perikanan, dan peternakan.
1. Pertanian
Produksi tanaman jagung tahun 2008 sekitar 31 ton dan ubiu kayyu 20
ton, kacang tanah 17 ton. Komoditi eksppor tanaman hias jenis anggrek
merupakan produksi unggulan. Produksi tanaman anggerk segala jenis
mecapai 140.700 tangkai dengan nilai mencapai 562 juta lebih.
60
2. Perikanan
Produksi ikan darat selama tahun 2008 sebanyak 375,47 kg. Luas lahan
budidaya perikanan terdiri dari budidaya ikan hias 151.922 m2 dan budidaya
ikan konsumsi 19.935 m2.
3. Peternakan
Produksi daging tahun 2008 sebanyak 1.881.575, produksi telur
9.325.750, susu 2.741.150, tulang 456.654, kulit kambing/domba 35.957.
Walaupun mengalami pelemahan, sektor pengangkutan dan komunikasi tetap
merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi. Sektor ini tumbuh
sebesar 12,88 persen pada tahun 2012. Tingginya pertumbuhan ini ditopang oleh
tingginya pertumbuhan pada sub sektor komunikasi. Subsektor tersebut tumbuh
sebesar 14,05 persen pada tahun 2012, sektor yang mengalami pertumbuhan
tertinggi kedua adalah sektor bangunan yaitu sebesar 6,85 persen.
4.5 PDRB Per Kapita
Untuk memberikan gambaran kemakmuran suatu wilayah secara umum
dapat dilihat dari PDRB per kapita. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
kota Jakarta Selatan dapat dilihat pada Tabel 4 hal 5. PDRB per kapita atas dasar
harga berlaku menggambarkan besarnya rata-rata nilai tambah yang dihasilkan per
penduduk Jakarta Selatan. Tahun 2012 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku
untuk Jakarta Selatan sebesar Rp. 116.161.742 per tahun, sedangkan perkapita
PDRB atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp. 47.881.777 per tahun, dari
besarnya rata-rata PDRB perkapita atas harga berlaku untuk Jakarta Selatan
tersebut di bagi 12 bulan didapat rata-rata pendapatan perbulan sebesar Rp
61
10.000.000 yang menunjukkan kota Jakarta Selatan termasuk kota yang makmur
(BPS 2013:1).
4.6 Gambaran Umum Responden
Berdasarkan karakteristik dari 100 responden yang dipilih dan bersedia
mengisi kuesioner dilihat gambaran sebaran karakteristik responden menurut jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan jenis pekeerjaan sebagai
berikut:
4.6.1 Responden Menurut Jenis kelamin
Karakteristik responden menurut jenis kelamin pada penelitian ini akan
memberikan gambaran jenis kelamin responden di kawasan Pemukiman Jakarta
Selatan yang ditemui di Kecamatan Setia Budi, Pesanggrahan, Jagakarsa,
Kebayoran Lama, dan Mampang Prapatan. Karakteristik jenis kelamin responden
tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No. Jenis Kelamin Tanggapan responden Orang %
1 Laki-laki 39 39 2 Perempuan 61 61 Total 100 100 Berdasarkan Tabel 6 yakni karakteristik responden menurut jenis kelamin
responden, maka dari 100 orang responden yang menjadi sampel penelitian ini
jenis kelamin responden yang mendominasi adalah responden dengan jenis
kelamin perempuan yakni 61%, jumlah ini didapat karena peneliti mengambil
sampel dari rumah ke rumah, dan yang paling sering ditemui oleh peneliti yaitu
perempuan. Hal ini juga menunjukkan bahwa rata-rata konsumen buah lokal di
62
kawasan pemukiman Jakarta Selatan di dominasi oleh perempuan bila
dibandingkan dengan laki-laki
4.6.2 Responden Menurut Usia
Karakteristik responden menurut usia pada penelitian ini akan memberikan
gambaran usia responden diKawasan Pemukiman Jakarta Selatan yang ditemui di
Kecamatan Setia Budi, Pesanggrahan, Jagakarsa, Kebayoran Lama, dan Mampang
Prapatan. Karakteristik usia responden tersebut dapat dilihat pada Tabel 7
berikut:
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No. Usia Tanggapan responden Orang %
1 19-26 8 8,0 2 27-34 14 14,0 3 35-42 17 17,0 4 43-50 40 40,0 5 51-58 21 21,0 Total 100 100,0
Berdasarkan Tabel 7 yakni karakteristik responden menurut usia, maka
dari 100 orang responden dalam penelitian ini usia yang mendominasi adalah
responden dengan usia 43-50 tahun, hal ini didapat karena pada saat peneliti
mengambil sampel, responden yang paling sering ditemui adalah responden yang
berusia 43-50 atau responden yang sudah berumah tangga, sehingga dapat
disimpulkan bahwa konsumen buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan
adalah responden yang berusia 43-50 tahun. Usia dibatasi dari 19 – 58 tahun
karena didapat dari responden yang mengisi kuesioner termuda adalah 19 tahun
dan yang tertua adalah 58 tahun.
63
4.6.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan pada penelitian ini
akan memberikan gambaran tingkat pendidikan resonden di Kawasan Pemukiman
Jakarta Selatan yang ditemui di Kecamatan Setia Budi, Pesanggrahan, Jagakarsa,
Kebayoran Lama, dan Mampang Prapatan. Karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 8. Berikut ini:
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No. Tingkat Pendidikan Tanggapan responden
Orang % 1 SD 0 0% 2 SMP 2 2% 3 SMA 13 13% 4 SARJANA 60 60% 5 PASCASARJANA 25 25% Total 100 100
Berdasarkan Tabel 8 mengenai hasil karakteristik responden menurut
tingkat pendidikan, nampak bahwa sebagian besar responden yang mengisi
kuesioner ini lebih banyak memiliki jenjang pendidikan sebagai sarjana yakni
60%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan terakhir
konsumen buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan adalah responden
yang mempunyai tingkat pendidikan sarjana.
4.6.4 Responden Menurut Status Pernikahan
Karakteristik responden menurut status pernikahan akan memberikan
gambaran status pernikahan responden diKawasan Pemukiman Jakarta Selatan
yang ditemui di Kecamatan Setia Budi, Pesanggrahan, Jagakarsa, Kebayoran
Lama, dan Mampang Prapatan. Karakteristik status pernikahan responden dapat
dilihat pada Tabel 9 berikut:
64
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No. Status pernikahan Tanggapan responden Orang %
1 Belum menikah 19 19% 2 Menikah 81 81% Total 100 100%
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 100 responden yang
menjadi sampel pada penelitian ini didominasi oleh responden yang sudah
menikah yaitu sebesar 81%. Responden yang ditemui oleh peneliti dari rumah ke
rumah dan yang membeli serta mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan adalah responden yang didominasi oleh responden yang sudah ber
rumah tangga atau sudah menikah.
4.6.5 Responden Menurut Jenis Pekerjaan
Karakteristik responden menurut jenis pekerjaan akan memberikan
gambaran jenis pekerjaan yang dimiiki oleh responden di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan yang ditemui di Kecamatan Setia Budi, Pesanggrahan, Jagakarsa,
Kebayoran Lama, dan Mampang Prapatan. Dalam penelitian ini jenis pekerjaan
responden dikelompokkan menjadi 5 kategori jenis pekerjaan dapat dilihat pada
Tabel 10 berikut ini:
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No. Jenis pekerjaan Tanggapan responden Orang %
1 Mahasiswa/pelajar 2 2% 2 Ibu rumah tangga 8 8% 3 PNS 15 15% 4 Pegawai 62 62% 5 Wiraswasta 13 13%
Total 100 100%
65
Berdasarkan Tabel 10 di atas, nampak bahwa sebagian besar jenis
pekerjaan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pegawai
swasta, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden yang membeli dan
mengkonsumsi buah lokal di kawasan Jakarta Selatan adalah responden yang
mempunyai pekerjaan sebagai pegawai swasta dan tidak ada satupun responden
yang bekerja sebagai petani.
4.7 Identifikasi Responden Terhadap Variabel
Berdasarkan identifikasi dari 100 responden yang dipilih dan bersedia
mengisi kuesioner dilihat gambaran sebaran tanggapan responden terhadap
variabel bebas yang ada dalam penelitian ini yakni, variabel kesadaran, persepsi,
preferensi, dan tingkat pendapatan konsumen di kawasan pemukiman Jakarta
Selatan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan cluster berdasarkan
lima tingkat pendapatan sehingga tangggapan responden diuraikan berdasarkan
leveling dari tingkat pendapatan sebagai berikut:
4.7.1 Identifikasi Responden Terhadap Variabel Kesadaran (X1)
Terdapat 10 butir pertanyaan dari variabel kesadaran, yang telah diisi oleh
100 responden terpilih yang berada diKawasan Pemukiman Jakarta Selatan.
Tanggapan responden terhadap variabel kesadaran dibagi dalam lima tingkat
kesadaran. Tingkat kesadaran tersebut didapat dari perhitungan selisih dari jumlah
skoring terkecil dan jumlah skoring terbesar. Jumlah skoring terkecil yaitu 21 dan
jumlah skoring terbesar yaitu 50, didapat hasil nilai rentang sebesar 29.
Kemudian ditetapkan jumlah tingkat atau level kesadaran, dalam penelitian ini
terdapat lima level. Selanjutnya dihitung rentang setiap level dengan cara nilai
66
rentang ditambah satu dibagi lima(level), (29+1)/5 = 6 (selisih leveling).
Tanggapan responden terhadap variabel kesadaran dapat dilihat pada Tabel 11
berikut:
Tabel 11. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kesadaran di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
Level Tingkat level
Tanggapan responden
Pendapatan <Rp.
2.400.000
Pendapatan Rp.
2.400.001-Rp.
5.000.000
Pendapatan Rp.
5.000.001-Rp.10.000.0
00
Pendapatan Rp.10.000.0
00-Rp.20.000.0
00
Pendapatan >Rp.
20.000.000
F % F % F % F % F % F %
1 21-26 4 4% 1 5% - - - - 1 1% 2 10%
2 27-32 10 10% 2 10% - - 3 15% 2 2% 2 10%
3 33-39 44 44% 7 30% 7 40% 7 35% 12 12% 15 75%
4 40-45 30 30% 6 25% 9 45% 9 45% 4 4% 1 5%
5 46-50 12 12% 4 20% 4 15% 1 5% 1 1% - -
Total 100 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100%
Berdasarkan identifikasi di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 100
responden ditemukan skor rata-rata jawaban terhadap variabel kesadaran adalah
37,82. Skor rata-rata ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan berada pada level sedang yang terdapat pada level 3 sebesar 44%.
Namun apabila identifikasi kesadaran terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan ditindak lanjuti
sesuai dengan masing-masing pendapatan yang sudah ditetapkan masing-masing
sebanyak 20 responden, ternyata terdapat perbedaan tingkat kesadaran.
Kesadaran yang dimiliki oleh responden pada pendapatan <Rp. 2.400.000,
responden pada pendapatan Rp. 10.000.001-Rp. 20.000.000, dan responden pada
pendapatan >Rp. 20.000.000 memiliki keselarasan rata-rata kesadaran yang sama
yaitu berada pada tingkat level sedang terhadap perilaku mengkonsumsi buah
lokal. Sedangkan kesadaran yang dimiliki oleh responden pada pendapatan Rp.
67
2.400.001-Rp. 5.000.000, dan responden pada pendapatan Rp. 5.000.001-Rp.
10.000.000 memiliki kesadaran yang berada pada tingkat level tinggi terhadap
perilaku mengkonsumsi buah lokal.
4.7.2 Identifikasi Persepsi (X2)
Terdapat 12 butir pertanyaan dari variabel persepsi, yang telah diisi oleh
100 responden terpilih yang berada diKawasan Pemukiman Jakarta Selatan.
Tanggapan responden terhadap variabel persepsi dibagi dalam lima tingkat
persepsi. Tingkat persepsi tersebut didapat dari perhitungan selisih dari jumlah
skoring terkecil dan jumlah skoring terbesar. Jumlah skoring terkecil yaitu 19 dan
jumlah skoring terbesar yaitu 58, didapat hasil nilai rentang sebesar 39.
Kemudian ditetapkan jumlah tingkat atau level persepsi, dalam penelitian ini
terdapat lima level. Selanjutnya dihitung rentang setiap level dengan cara nilai
rentang ditambah satu dibagi lima(level), (39+1)/5 = 8 (selisih leveling).
Tanggapan responden terhadap variabel persepsi dapat dilihat pada Tabel 12
berikut:
Tabel 12. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Persepsi di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
Level Tingkat level
Tanggapan respponden
Pendapatan <Rp.
2.400.000
Pendapatan Rp.
2.400.001-Rp.
5.000.000
Pendapatan Rp.
5.000.001-Rp.10.000.0
00
Pendapatan Rp.10.000.0
00-Rp.20.000.0
00
Pendapatan >Rp.
20.000.000
F % F % F % F % F % F %
1 19-26 2 2% - - - - - - 1 5% 2 10%
2 27-34 6 6% 3 15% - - 3 15% 8 40% 6 20%
3 35-42 25 25% 4 20% 3 15% 13 70% 9 45% 11 60%
4 43-50 55 55% 10 50% 11 60% 4 15% 2 10% 2 10%
5 51-58 12 12% 3 15% 6 25% - - - - - -
Total 100 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 20%
Berdasarkan identifikasi di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 100
responden ditemukan skor rata-rata jawaban terhadap variabel persepsi adalah
68
44,02. Skor rata-rata ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan berada pada level tinggi yang terdapat pada level 4 sebesar 55%.
Begitu pula apabila identifikasi persepsi terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan ditindak lanjuti
sesuai dengan masing-masing pendapatan yang sudah ditetapkan masing-masing
sebanyak 20 responden ternyata terdapat perbedaan tingkat persepsi, yakni
persepsi yang dimiliki oleh responden pada pendapatan <Rp. 2.400.000, dan pada
pendapatan Rp. 2.400.001-Rp. 5.000.000 memiliki persepsi yang berada di tingkat
level tinggi terhadap perilaku mengkonsumsi buah lokal. Sedangkan persepsi
yang dimiliki oleh responden pada pendapatan Rp. 5.000.001-Rp. 10.000.000,
responden pada pendapatan Rp. 10.000.001-Rp. 20.000.000, dan responden pada
pendapatan >Rp. 20.000.000, memiliki persepsi yang berada di tingkat level
sedang terhadap perilaku mengkonsumsi buah lokal.
4.7.3 Identifikasi Preferensi (X3)
Terdapat 7 butir pertanyaan dari variabel preferensi, yang telah diisi oleh
100 responden terpilih yang berada diKawasan Pemukiman Jakarta Selatan.
Tanggapan responden terhadap variabel preferensi dibagi dalam lima tingkat
preferensi. Tingkat preferensi tersebut didapat dari perhitungan selisih dari jumlah
skoring terkecil dan jumlah skoring terbesar. Jumlah skoring terkecil yaitu 11 dan
jumlah skoring terbesar yaitu 36, didapat hasil nilai rentang sebesar 24.
Kemudian ditetapkan jumlah tingkat atau level preferensi, dalam penelitian ini
terdapat lima level. Selanjutnya dihitung rentang setiap level dengan cara nilai
rentang ditambah satu dibagi lima(level), (24+1)/5 = 5 (selisih leveling).
69
Tanggapan responden terhadap variabel preferensi dapat dilihat pada Tabel 13
berikut:
Tabel 13. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Preferensi di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
Level Tingkat
level Tanggapan respponden
Pendapatan <Rp.
2.400.000
Pendapatan Rp.
2.400.001-Rp.
5.000.000
Pendapatan Rp.
5.000.001-Rp.10.000.0
00
Pendapatan Rp.10.000.0
00-Rp.20.000.0
00
Pendapatan >Rp.
20.000.000
F % F % F % F % F % F %
1 11-15 2 2% - - - - - - 2 10% - -
2 16-21 7 7% 2 10% 2 10% 1 5% 2 10% 2 10%
3 22-26 29 29% 6 30% 3 15% 9 45% 6 30% 10 50%
4 27-31 47 47% 9 45% 11 60% 8 40% 9 45% 8 40%
5 32-36 15 15% 3 15% 4 15% 2 10% 1 5% - -
Total 100 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100%
Berdasarkan identifikasi di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 100
responden ditemukan skor rata-rata jawaban terhadap variabel preferensi adalah
26,48. Skor rata-rata ini menunjukkan bahwa preferensi konsumen terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan berada pada level tinggi yang terdapat pada level 4 sebesar 47%.
Begitu pula apabila identifikasi preferensi terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan ditindak lanjuti
sesuai dengan masing-masing pendapatan yang sudah ditetapkan masing-masing
sebanyak 20 responden ternyata terdapat perbedaan tingka preferensi, yakni
preferensi yang dimiliki oleh responden pada pendapatan <Rp. 2.400.000, Rp.
2.400.001-Rp. 5.000.000, dan responden pada pendapatan Rp. 10.000.001-Rp.
20.000.000 memiliki preferensi yang berada di tingkat level tinggi terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal, sedangkan preferensi yang
dimiliki oleh responden pada pendapatan Rp. 5.000.001-Rp. 10.000.000, dan
70
responden pada pendapatan >Rp. 20.000.000, memiliki preferensi yang berada di
tingkat level sedang terhadap perilaku mengkonsumsi buah lokal.
4.7.4 Identifikasi Responden Terhadap Variabel Tingkat Pendapatan
(Variabel Dummy) Identifikasi responden terhadap variabel tingkat pendapatan dalam
penelitian ini dari 100 responden yang dipilih secara purposive dan kemudian
bersedia untuk mengisi kuesioner diclusterkan menurut tingkat pendapatan yang
sudah ditentukan. Dalam penelitian ini tingkat pendapatan responden
dikelompokkan menjadi 5 level yang dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini:
Tabel 14. Identifikasi Responden Terhadap Variabel Tingkat Pendapatan di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No. Usia Tanggapan responden
Orang % 1 <2.400.000 20 20% 2 2.400.001-5.000.000 20 20% 3 5.000.001-10.000.000 20 20% 4 10.000.001-20.000.000 20 20% 5 >20.000.000 20 20% Total 100 100%
Berdasarkan Tabel 14 di atas, karena sampel yang dijadikan responden
diambil secara purposive dan di clusterkan dari tingkat pendapatan yang dimulai
dari dibawah UMR atau < Rp. 2.400.000 sampai dengan > Rp. 20.000.000, maka
sesuai dengan tingkat pendapatan yang sudah ditentukan jumlah nya yaitu
masing-masing 20 responden yang di temui di Kecamatan Setia Budi,
Pesanggrahan, Jagakarsa, Kebayoran Lama, dan Mampang Prapatan. Dengan
demikian didapat lima level tingkat pendapatan, kemudian variabel dummy
tersebut di beri nilai 1 dan 0.
1. D1 = 1 (Rp 2.400.001-Rp 5.000.000)
D1 = 0 (lainnya)
71
2. D2 = 1 (Rp 5.000.001-Rp 10.000.000)
D2 = 0 (lainnya)
3. D3 = (Rp 10.000.001-Rp 20.000.000)
D3 = 0 (lainnya)
4. D4 = 1 (> Rp 20.000.000)
D4 = 0 (lainnya).
4.7.5 Idendtifikasi Responden Terhadap Variabel Perilaku Mengkonsumsi Buah Lokal Di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
Terdapat 7 butir pertanyaan dari variabel perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal, yang telah diisi oleh 100 responden terpilih yang
berada di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan. Tanggapan responden terhadap
variabel tersebut dibagi dalam lima tingkatan perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal. Tingkat perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
buah lokal tersebut didapat dari perhitungan selisih dari jumlah skoring terkecil
dan jumlah skoring terbesar. Jumlah skoring terkecil yaitu 12 dan jumlah skoring
terbesar yaitu 50, didapat hasil nilai rentang sebesar 38. Kemudian ditetapkan
jumlah tingkat atau level perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal,
dalam penelitian ini terdapat lima level. Selanjutnya dihitung rentang setiap level
dengan cara nilai rentang ditambah satu dibagi lima(level), (38+1)/5 = 5 (selisih
leveling). Tanggapan responden terhadap variabel preferensi dapat dilihat pada
Tabel 15 berikut:
72
Tabel 15. Identifikasi Responden Terhadap Variabel Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
Level Tingkat level
Tanggapan respponden
Pendapatan <Rp.
2.400.000
Pendapatan Rp.
2.400.001-Rp.
5.000.000
Pendapatan Rp.
5.000.001-Rp.10.000.0
00
Pendapatan Rp.10.000.0
00-Rp.20.000.0
00
Pendapatan >Rp.
20.000.000
F % F % F % F % F % F %
1 12-19 2 2% 1 1% - - - - 1 10% - -
2 20-27 7 7% 1 1% 1 10% 1 5% 3 10% 1 10%
3 28-36 39 39% 6 6% 5 15% 10 45% 5 30% 14 50%
4 37-44 43 43% 6 45% 11 60% 8 40% 11 50% 5 40%
5 45-52 9 9% 6 15% 3 15% 2 10% - - - -
Total 100 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100%
Berdasarkan identifikasi di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 100
responden ditemukan skor rata-rata jawaban terhadap variabel perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal adalah 37,81. Skor rata-rata ini menunjukkan
bahwa perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan
Pemukiman Jakarta Selatan berada pada level tinggi yang terdapat pada level 4
sebesar 43%. apabila identifikasi variabel preferensi terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan ditindak
lanjuti sesuai dengan masing-masing pendapatan yang sudah ditetapkan masing-
masing sebanyak 20 responden ternyata terdapat perbedaan perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal, yakni perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
buah lokal yang dimiliki oleh responden pada pendapatan <Rp. 2.400.000, Rp.
2.400.001-Rp. 5.000.000, dan responden pada pendapatan Rp. 10.000.001-Rp.
20.000.000 memiliki perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal yang
berada di tingkat level tinggi, sedangkan perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal yang dimiliki oleh responden pada pendapatan Rp.
5.000.001-Rp. 10.000.000, dan responden pada pendapatan >Rp. 20.000.000,
73
memiliki perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal yang berada di
tingkat level sedang.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum data dapat dianalisis dengan analisis regresi linier berganda data
tersebut harus valid dan reliabel, sebaran data tersebut harus berdistribusi normal,
tidak terjadi heteroskedastisitas dan tidak terjadi hubungan yang kuat antar
variabel (tidak terjadi multikolinieritas). Data yang digunakan pada penelitian ini
sudah lolos uji valid dan reliabel dan sudah lolos uji asumsi klasik sehingga data
tersebut dapat digunakan ketahap berikutnya yaitu dianalisis menggunakan regresi
linier berganda. Hasil uji validitas dan uji asumsi klasik dapat dilihat pada
Lampiran 3 dan Lampiran 4 Halaman 107-108.
Metode regresi linier berganda membantu dalam mengetahui besarnya
pengaruh variabel independen yaitu kesadaran, persepsi, preferensi, dan tingkat
pendapatan konsumen terhadap variabel dependen yang dalam penelitian ini yaitu
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. Berdasarkan data primer
yang telah didapatkan melalui wawancara dengan 100 responden menggunakan
kuisioner di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan kemudian diolah dengan
menggunakan software SPSS versi 18.0.
Parameter dugaan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di
Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan terdapat pada Tabel 16 yang merupakan
hasil regresi pengaruh kesadaran, persepsi, preferensi dan tingkat pendapatan
konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di
Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan.
75
Tabel 16. Parameter Dugaan Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal DiKawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
Model Unstandardized Coefficients T Sig.
B Std. Error
(Constant) -7,481 2,659 -1,631 0,106
Kesadaran 0,355 0,077 4,630 0,000
Persepsi 0,205 0,083 2,479 0,015
Preferensi 0,693 0,117 5,909 0,000
Fixed Factor
D1 0,755 1,003 -,753 0,453
D2 1,370 0,986 -1,389 0,168
D3 0,487 0,993 -,490 0,625
D4 0,532 1,011 -,526 0,600
F 46,823
0,000
0,781
0,764
Sig (Prob)
R Square
Adjust R Square
Berdasarkan Tabel 16 dapat diperoleh persaman model perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal sebagai berikut:
Y = -7,481 + 0,755 D1 + 1,370 D2 + 0,487 D3 + 0,532 D4 + 0,342 X1 + 0,186
X2 + 0,716 X3
Dari model perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di atas
diperoleh nilai konstanta sebesar -7,481. Artinya, jika variabel Perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal (Y) tidak dipengaruhi oleh variabel bebasnya
atau bila Kesadaran (X1), Persepsi (X2), Preferensi (X3), dan variabel dummy
Tingkat Pendapatan (D1,..D4) bernilai nol, maka Perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal akan bernilai -7,481.
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel. Semakin tinggi nilai
76
koefisien determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Bila nilai koefisien
determinasi R2 adalah nol atau bernilai kecil berarti kemampuan variabel –
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Bila nilai koefisien determinasi R2 yang mendekati satu berarti variabel – variabel
inpenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksikan variasi variabel dependen.
Dari hasil output SPSS versi 18.0 pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa nilai
koefisien determinasi atau R square sebesar 0,781 atau 78,1 %. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel dependen yang diteliti memberikan penjelasan
terhadap perilaku mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta
Selatan sebesar 78,1% sedangkan sisanya sebesar 21,9% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti.
5.1 Pengaruh Kesadaran Terhadap Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan
Berdasarkan hasil analisis parsial, variabel kesadaran yang terdiri dari
indikator kebutuhan fisiologis, pengetahuan terhadap produk, manfaat, dan
pembelian mempunyai pengaruh nyata (signifikan) terhadap perilaku
mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan. Hal tersebut
diperoleh pada tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 (Tabel 16). Hasil dugaan
pengaruh kesadaran terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah
sebesar 0,342 (Tabel 16). Nilai koefisien regresi tersebut bertanda positif dan
lebih dari 0 yang berarti HO ditolak dan HA diterima. Hal tersebut menguraikan
bahwa jika tingkat kesadaran naik satu satuan, maka akan menyebabkan
77
bertambahnya peluang perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di
kawasan pemukiman Jakarta Selatan sebesar 0,342 satuan dengan menganggap
variabel yang lain konstan.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa responden dikawasan pemukiman
Jakarta Selatan sudah memiliki kesadaran yang cukup mempengaruhi perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal, sesuai dengan hasil identifikasi
responden terhadap variabel kesadaran, masyarakat dikawasan pemukiman
Jakarta Selatan rata-rata berada pada tingkat sedang. Hal ini berarti masyarakat
dikawasan pemikiman Jakarta Selatan sudah memiliki kesadaran akan kebutuhan
fisiologis terhadap buah, pengetahuan produk buah lokal, pengetahuan pembelian
buah lokal, dan juga pengetahuan manfaat buah lokalyang cukup mendorong
masyarakat tersebut untuk membeli dan mengkonsumsi buah lokal.
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Kotler dan Amstrong (2008:157)
Kesadaran dapat dikatakan sebagai tahap pertama dari proses adopsi terhadap
suatu produk atau ide baru. Kesadaran adalah suatu keadaan ketika konsumen
menyadari keberadaan suatu produk. Kesadaan produk hanya sebatas kesadaran
konsumen atas keberadaan suatu produk, namun informasi yang diketahui seputar
produk tersebut masih sedikit.
5.2 Pengaruh Persepsi Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan
Berdasarkan hasil analisis parsial, variabel persepsi yang terdiri dari faktor
internal dan faktor stimulus yaitu berupa atribut buah mempunyai pengaruh secara
nyata (signifikan) terhadap perilaku mengkonsumsi bual lokal dikawasan
pemukiman Jakarta Selatan. Hal tersebut diperoleh pada tingkat signifikansi 0,023
78
< 0,05 (Tabel 16). Hasil dugaan pengaruh persepsi terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal sebesar 0,186 (Tabel 16). Nilai koefisien regresi
tersebut bertanda positif lebih dari 0 yang berarti HO ditolak dan HA diterima. Hal
tersebut mengurraikan bahwa jika tingkat persepsi naik satu satuan, maka akan
menyebabkan bertambahnya peluang perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan sebesar 0,186 satuan dengan
menganggap variabel yang lain konstan.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa responden di kawasan Jakarta
Selatan sudah memiliki persepsi untuk menggambarkan buah lokal dari faktor
internal yang terdiri dari pengalaman dan harapan konsumen dan juga faktor
stimulus yang terdiri dari atribut fisik buah lokal segar tersebut melalui warna,
ukuran, tampilan,dan juga rasa yang cukup untuk membeli dan mengkonsumsi
buah lokal. Hal ini sesuai dengan hasil identifikasi responden terhadap variabel
persepsi, masyarakat di kawasan pemukiman Jakarta Selatan rata-rata memiliki
persepsi yang berada pada tingkat level tinggi terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal. Hal ini berarti gambaran buah lokal segar sudah
cukup bagus bagi masyarakat dikawasan pemukiman Jakarta Selatan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Simamora (2008: 102) menyebutkan
bahwa persepsi didefinisikan sebagai suatu proses, dimana seseorang menyeleksi,
mengorganisasikan, dan mengintreprestasi stimuli kedalam suatu gambaran dunia
yang berarti dan menyeluruh.
79
5.3 Pengaruh Preferensi Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan
Berdasarkan hasil analisis parsial, variabel preferensi yang terdiri dari
artibut buah mempunyai pengaruh nyata (signifikan) terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan. Hal
tersebut diperoleh pada tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 (Tabel 16). Hasil dugaan
pengaruh preferensi terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
sebesar 0,716 (Tabel 16). Nilai koefisien regresi tersebut bertanda positif lebih
dari 0 yang berarti HO ditolak dan HA diterima. Hal tersebut menguraikan bahwa
jika tingkat preferensi naik satu satuan maka akan menyebabkan bertambahnya
peluang perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan
pemukiman Jakarta Selatan sebesar 0,716 satuan dengan menganggap variabel
yang lain konstan.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa responden dikawasan pemukiman
Jakarta Selatan sudah memiliki preferensi yang cukup untuk memilih membeli
dan mengkonsumsi buah loka lberdasarkan atribut buah yang terdiri dari rasa,
kandungan, tampilan buah dan harga buah lokal yang cocok, pelayanan yang baik,
dan kepuasan yang dirasakan oleh responden untuk memilih buah lokal. Hal ini
sesuai dengan hasil identifikasi responden terhadap variabel preferensi, dimana
masyarakat dikawasan pemukiman Jakarta Selatan rata-rata memiliki tingkat
preferensi yang berada pada tingkat tinggi terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal. Hal ini berarti harga buah lokal dan juga pelayanan
buah lokal dikawasan pemukiman Jakarta Selatan sudah cukup sesuai dengan
80
selera masyarakat tersebut. Sehingga masyarakat dikawasan pemukiman Jakarta
Selatan dapat memilih membeli dan mengkonsumsi buah lokal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Simamora (2003: 87) preferensi adalah
konsep abstrak yang menggambarkan peta peningkatan kepuasan yang diperoleh
dari kombinasi barang dan jasa sebagai cerminan dari selera pribadinya. Dengan
kata lain preferensi konsumen adalah merupakan gambaran tentang kombinasi
barang dan jasa yang lebih disukai konsumen apabila ia memiliki kesempatan
untuk memperolehnya.
5.4 Pengaruh Tingkat Pendapatan (Variabel Dummy) Terhadap Perilaku
Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan
1) Responden yang memiliki pendapatan sebesar D1 yakni Rp 2.400.001-Rp
5.000.000 memiliki nilai dugaan pengaruh terhadap perilaku mengkonsumsi
buah lokal yang bertanda positif sebesar 0,755 (sebesar b1), nilai koefisien
regresi tersebut tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden
yang memiliki pendapatan sebesar D3 antara Rp 10.000.001-Rp 20.000.000,
dan D4 pendapatan sebesar Rp > 20.000.000 dan lebih kecil bila
dibandingkan dengan D2 pendapatan sebesar antara Rp 5.000.001-Rp
10.000.000. Namun pada uji parsial variabel D1 tidak nyata (signifikan)
karena nilai sig pada variabel D1 sebesar 0,453 > 0,05.Berarti dapat
disimpulkan bahwa responden yang memiliki pendapatan sebesar variabel D1
berpengaruh tidak nyata (signifikan) terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal dikawasan pemukiman Jakarta Selatan.
81
Berdasarkan identifikasi responden terhadap variabel,responden dengan
pendapatan sebesar variabel D1rata-rata memiliki keselarasan tingkat level
yang sama pada setiap variabel. Responden di kawasan pemukiman Jakarta
Selatan yang memiliki pendapatanRp 2.400.001-Rp 5.000.000 rata-rata
memiliki kesadaran (X1), persepsi (X2) dan preferensi (X3)pada tingkatan
level tinggi.
2) Responden yang memiliki pendapatan sebesar D2 yakni Rp 5.000.001-Rp
10.000.000 memiliki nilai dugaan pengaruh terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal yang bertanda positif yaitu sebesar 1,370
(sebesar b2), nilai koefisien regresi tersebut lebih tinggi bila dibandingkan
dengan responden yang memiliki pendapatan sebesar D1 yaitu antara Rp
2.400.001-Rp 5.000.000, D3 pendapatan sebesar antara Rp 10.000.001-Rp
20.000.000, dan D4 pendapatan sebesar Rp > 20.000.000. Namun pada uji
parsial variabel D2 tidak nyata (signifikan) karena nilai sig pada variabel D2
sebesar 0,168 > 0,05. Berarti dapat disimpulkan bahwa responden yang
memiliki pendapatan sebesar variabel D2 berpengaruh tidak nyata
(signifikan) terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
dikawasan pemukiman Jakarta Selatan.
Berdasarkan identifikasi responden terhadap variabel,respondendengan
sebesar D2rata-rata memiliki perbedaan tingkat level pada setiap variabel.
Responden dikawasan pemukiman Jakarta Selatan yang memiliki pendapatan
antara Rp 5.000.001-Rp 10.000.000 rata-rata memiliki kesadaran (X1) pada
level tinggi, sedangkan persepsi (X2) dan preferensi (X3) berada pada level
sedang.
82
3) Responden yang memiliki pendapatan sebesar D3 yakni Rp 10.000.001-Rp
20.000.000 memiliki nilai dugaan pengaruh terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal yang bertanda positif yaitu sebesar 0,487
(sebesar b3), nilai koefisien regresi tersebut paling kecil bila dibandingkan
dengan D1 pendapatan sebesar antara Rp 2.400.001-Rp 5.000.000, D2
pendapatan sebesar antara Rp 5.000.001-Rp 10.000.000, dan D4 pendapatan
sebesar Rp > 20.000.000. Namun pada uji parsial variabel D3 tidak
signifikan karena nilai sig pada variabel D3 sebesar 0,625 > 0,05.Berarti
dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki pendapatan sebesar
variabel D3 berpengaruh tidak nyata (signifikan) terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan pemukiman Jakarta Selatan.
Berdasarkan identifikasi responden terhadap variabel,responden dengan
pendapatan sebesar D3 reta-rata memiliki perbedaan tingkat level pada setiap
variabel. Responden dikawasan pemukiman Jakarta Selatan yang memiliki
pendapatan antaraRp 10.000.001-Rp 20.000.000 memiliki kesadaran (X1),
dan persepsi (X2) pada level sedang, sedangkan preferensi (X3) berada pada
level tinggi.
4) Responden yang memiliki pendapatan sebesar D4 yakni Rp > 20.000.000
memiliki nilai dugaan pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokalyang bertanda positif yaitu sebesar 0,532 (sebesar
b4), nilai koefisien regresi tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan
responden yang memiliki D3 pendapatan sebesar antara Rp 10.000.001-Rp
20.000.000 namun lebih kecil bila dibandingkan dengan D1 pendapatan
sebesar antara Rp 2.400.001-Rp 5.000.000, dan D2 pendapatan sebesar Rp
83
5.000.001-Rp 10.000.000. Namun pada uji parsial variabel D4 tidak
signifikan karena nilai sig pada variabel D4 sebesar 0,600 > 0,05.Berarti
dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki pendapatan sebesar
variabel D4 berpengaruh tidak nyata (signifikan) terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan pemukiman Jakarta Selatan.
Berdasarkan identifikasi responden terhadap variabel,responden dengan
pendapatan D4 memiliki keselarasan tingkat level yang sama pada setiap
variabel. Responden dikawasan pemukiman Jakarta Selatan yang memiliki
pendapatan sebesar>Rp 20.000.000 memiliki kesadaran (X1), persepsi (X2),
dan preferensi (X3) pada level sedang.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Rahardja yang diadopsi pada
Nurhikmah (2009:8) bahwa banyak faktor yang mempengaruhi besarnya
konsumsi rumah tangga salah satunya adalah faktor ekonomi yaitu pendapatan
rumah tangga (Household Income) yang amat besar pengaruhnya terhadap tingkat
konsumsi. Besar kecilnya tingkat pendapatan yang diperoleh rumah tangga akan
mempengaruhi pengeluaran konsumsi rumah tangga. Biasanya makin baik
tingkat pendapatan, tingkat konsumsi semakin tinggi. Karena ketika tingkat
pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka
kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup
menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang
baik.
Dalam analisis ini telah dibuktikan bahwa telah terjadi perbedaan pada
identifikasi variabel kesadaran, persepsi maupun preferensi yang dilakukan sesuai
dengan tingkat pendapatan yang sudah ditentukan sebanyak masing-masing 20
84
responden memiliki perbedaan tingkatan level. Dan pada hasil koefisien regresi
pun membuktikan bahwa berapapun besaran tingkat pendapatan yang diterima
oleh responden di kawasan pemukiman Jakarta Selatan tidak berpengaruh
terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. Hal ini terjadi
karena buah-buahan merupakan konsumsi pokok atau kebutuhan yang menjadi
bahan pokok pada suatu rumah tangga yang bersifat berlawanan arah, dimana
apabila pendapatan naik atau tinggi maka konsumsi buah justru akan menurun
atau kecil.
Dari penjelasan pada variabel bebas yang terdiri dari kesadaran, persepsi,
preferensi, dan tingkat pendapatan konsumen memiliki perbedaan tingkatan
level, dimana kesadaran berada di tingkat level sedang, sementara persepsi, dan
preferensi berada pada tingkat level tinggi. Pada penelitian ini diantara variabel
kesadaran, persepsi, dan preferensi yang memiliki pengaruh dominan adalah
variabel preferensi dengan hasil dugaan pengaruh preferensi terhadap perilaku
mengkonsumsi buah lokal sebesar 0,716 di kawasan pemukiman Jakarta Selatan.
Hal ini berarti masyarakat dikawasan pemukiman Jakarta Selatan membeli dan
mengkonsumsi buah lokal berdasarkankepuasan yang diperoleh dan yang lebih
disukai oleh masyarakat di kawasan pemukiman Jakarta Selatan untuk
memperolehnya. Hal tersebut menjadi faktor yang paling mempengaruhi
masyarakat dikawasan pemukiman Jakarta Selatan untuk membeli dan
mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan.
Bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu Azizah (2008) bahwa
analisis persepsi, dan preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah
lokal di Lailai Market Buah Malang memiliki keselarasan hasil yang sama, yakni
85
variabel bebas persepsi dan preferensi sama-sama memiliki pengaruh yang nyata.
Namun perbedaannya adalah pada penelitian Azizah variabel yang paling
dominan berpengaruh yaitu variabel kejiwaan, berbeda dengan penelitian ini
dimana variabel yang paling dominan mempengaruhi adalah variabel preferensi
konsumen.
5.5 Pengaruh Kesadaran, Persepsi, Preferensi, dan Tingkat Pendapatan
Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan
Uji signifikansi secara bersama-sama atau uiji F digunakan untuk
menunjukkan semua variabel independen yang dimasukkan kedalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Berdasarkan output pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar
46,823. Adapun nilai F-tabel pada taraf signifikansi 5% dapat diperoleh dari
derajat bebas (df) penyebut yaitu sebesar n-k dimana n= sampel dan k = variabel
yaitu 100-8= 92, dan df regression (perlakuan) yaitu sebesar k-1 yaitu 8-1= 7
sebagai derajat pembilang. Dengan demikian diperoleh nilai F tabel sebesar 2,11
karena F hitung (46,823) > f tabel (2,11). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas (kesadaran, persepsi, preferensi, dan tingkat pendapatan) berpengaruh
terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal secara bersama-
sama atau simultan yang berarti HO ditolak dan HA diterima. Berdasarkan nilai
signifikan, terlihat pada kolom sig yaitu 0,000 itu berarti probabilitas 0,000 <
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel
independen memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel
dependen.
86
Hal ini sesuai dengan Teori Model Hierarki Efek (Hierarchy Effects
Model) yang merupakan tahapan-tahapan respon pelanggan sampai ke proses
pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008:178). Hal ini dijelaskan melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut:
1 Kesadaran (Awareness)
Hal ini dilakukan jika sebagian besar target pasar (pelanggan) belum sadar
akan merek yang ditawarkan. Tugas komunikator adalah membangun kesadaran
pelanggan akan keberadaan merek tersebut melalui berbagai media.
2 Pengetahuan (Knowledge)
Sebagian besar pelanggan mungkin telah sadar akan keberadaan merek,
tetapi pelanggan hanya sadar dan belum memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai sebuah merek. Pada kondisi seperti ini pemasar dapat menentukan
tujuan dengan fokus pada pengetahuan mengenai merek kepada target pelanggan.
3 Kesukaaan (Liking)
Pada tahap ini pemasar harus menemukan strategi komunikasi yang dapat
mendorong kesukaan terhadap merek, sehingga pelanggan ataupun calon
menyukai merek tersebut.
4 Pilihan Preferensi (Preference)
Preference berarti pelanggan lebih menyukai suatu merek dibandingkan
merek lainnya. Cara yang bisa ditempuh agar konsumen lebih menyukai merek
tertentu adalah dengan mengkomunikasikan keunggulan merek tersebut, sehingga
akan membuat pelanggan lebih menyukai keunggulan yang ditawarkan oleh
merek tersebut.
87
5 Keyakinan (Conviction)
Pada tahap ini merek lebih dari sekedar disukai, tetapi pelanggan bekum
memiliki cukup keyakinan untuk mengkonsumsinya. Tugas komunikator
selanjutnya adalah membangun keyakinan agar pelanggan segera bertindak,
meyakinkan konsumen bahwa mengkonsumsi merek yang ditawarkan merupakan
tindakan yang tepat.
6 Pembelian (Purchase)
Meskipun telah memiliki keyakinan yang kuat, pelanggan belum tentu
sampai pada tindakan membeli merek. Salah satu faktor nya adalah mungkin
karena konsumen masih menunggu informasi tambahan atau merencanakan
tindakan selanjutnya karena pertimbangan tertentu. Komunikasi harus terus
dilanjutkan untuk mendorong konsumen melakukan langkah akhir dengan
menerapkan strategi komunikasi yang sesuai agar keputusan membeli merek
benar-benar terjadi.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang terdapat pada bab sebelumnya,
responden di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan yang didominasi oleh
responden wanita yang telah menikah memiliki usia 43-50 tahun dengan tingkat
pendidikan sarjana dan pekerjaan sebagai pegawai, didapat kesimpulan sebagai
berikut:
1. Secara parsial variabel kesadaran (X1) berpengaruh positif nyata terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan. Berdasarkan identifikasi responden terhadap variabel,
tanggapan responden terhadap variabel kesadaran berada pada level sedang.
2. Secara parsial variabel persepsi (X2) berpengaruh positif nyata terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan. Berdasarkan identifikasi responden terhadap variabel,
tanggapan responden terhadap variabel persepsi berada pada level tinggi.
3. Secara parsial variabel preferensi (X3) berpengaruh positif nyata terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan. Berdasarkan identifikasi responden terhadap variabel,
tanggapan responden terhadap variabel preferensi berada pada level tinggi.
4. Secara parsial variabel dummy tingkat pendapatan (D1,..D4) berpengaruh
positif tidak nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah
lokal di kawasan pemukiman Jakarta Selatan. Berdasarkan identifikasi
89
responden terhadap variabel, responden dengan masing-masing tingkat
pendapatan memiliki perbedaan level disetiap variabel.
5. Analisis pengaruh kesadaran, persepsi, preferensi dan tingkat pendapatan
terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan
pemukiman Jakarta Selatan:
a. Secara bersama-sama atau simultan, variabel bebas (kesadaran, persepsi,
preferensi, dan tingkat pendapatan) memiliki pengaruh yang sangat nyata
terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan
pemukiman Jakarta Selatan.
b. Kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel kesadaran, persepsi,
preferensi, dan tingkat pendapatan terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal sebesar 78,1% sedangkan sisanya 21,9%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
6.2 Saran
Penulis menyadari terdapat keterbatasan yang muncul dalam pelaksanaan
penelitian ini. Oleh karena itu hasil penelititan ini belum dikatakan sempurna.
Namun dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hal yang harus dilakukan lebih diantaranya,
antara lain:
a. Dari sisi akademis
� Variabel kesadaran, persepsi, dan preferensi tetap dipertahankan dalam
penelitian selanjutnya karena variabel tersebut berpengaruh sangat nyata
90
terhadap perilaku mengkonsumsi buah lokal segar di kawasan pemukiman
Jakarta Selatan.
� Variabel dummy tingkat pendapatan diganti dengan variabel lain, karena
tingkat pendapatan berpengaruh tidak nyata terhadap perilaku mengkonsumsi
buah lokal segar di kawasan pemukiman Jakarta Selatan.
� Dalam melakukan penelitian hendaknya dilakukan di berbagai banyak tempat
atau kota sehingga dapat di bandingkan.
b. Dari sisi pembaca (konsumen)
Konsumen hendaknya dapat meningkatkan kesadaran, persepsi, juga
preferensi terhadap buah lokal, karena dalam penelitian ini aktifitas atau juga
perilaku konsumen sebelum membeli dan mengkonsumsi buah lokal
berpengaruh signifikan terhadap perilaku mengkonsumsi buah lokal. Dengan
meningkatkan kesadaran, persepsi, dan preferensi tersebut maka konsumen
akan terdorong untuk dapat membeli dan mengkonsumsi buah lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Online http://hortikultura. Litbang.deptan.go.id/. 2014
______. Tingkat Konsumsi Sayur Dan Buah Masyarakat Indonesia Masih
Rendah. http://www.pikiran-rakyat.com/node/116025. 2014 ______. Prosedur Analisis Regresi Dengan Variabel Dummy.
http://blog.ugm.ac.id/2010/11/24/prosedur-analisis-regresi-dengan-variabel-dummy/. 2014
______. Profil Perekonomian Kabupaten Kota di DKI Jakarta http://www.jakarta.go.id/web/news/2013/11/. 2013
Algifari. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta: BPFE. 2013
Amirullah. Perilaku Konsumen. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. 2002
Azizah, Imarotul. Analisis Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Buah Lokal. [Skripsi]. Malang. Universitas Islam Negeri Malang. Fakultas Ekonomi. 2008
BPS. Ekonomi dan Perdagangan. BPS Kota Jakarta Selatan. 2014
____. Ekspor dan Impor Hortikultura. 2014
____. Kota Administrasi Jakarta Selatan 2014. BPS Kota Jakarta Selatan. 2014
____. Kota Jakarta Selatan. 2014
____. Provinsi DKI Jakarta. Jakarta.bps.go.id. 2014
Departemen Perdagangan . Indonesia Termasuk Negara Penduduk Terbanyak http://finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-dengan-penduduk-terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar. 2014
Direktorat Jenderal Hortikultura.Produksi Buah Menurut Komoditi Indonesia http://horti.pertanian.go.id/article. 2014
Direktorat Jenderal Hortikultura. Ekspor & Impor Buah 2013 Indonesia. horikultura.pertanian.go.id. 2014
Direktorat Jenderal Hortikultura. Ekspor Impor Buah 2014 DKI Jakarta. http://database.pertanian.go.id/eksim2012/hasilEksporKomPel.php. 2014
Echols, John, M dan Teasanm shadly, Kamus Inggris-Indonesia. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. 1992
Ghozali, Imam. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005
92
Ghozali, Imam. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2006
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. 2001
________________________. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. 2005
________________________. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. 2006
Kementrian Pertanian. Database Subsektor Hortikultura. www.pertanian.go.id. 2014
Kementrian Pertanian. Ekspor Buah. www.pertanian.go.id. 2014
_________________. PUSDATIN. aplikasi2.pertanian.go.id
Kotler P, Armstrong G. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid ke-1. Ed ke-12. Sabran B, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. 2008
Kotler, Philip & Gary Amstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan, Jilid 2. Jakarta : Erlangga. 2001
Mangkunegara, Anwar Prabu, Perilaku Konsumen, Edisi Revisi, Penerbit PT. Refika Aditama, Bandung. 2002
Mowen JC dan Minor M. Perilaku Konsumen, Edisi Kelima, Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2008
Nurhikmah. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (Skripsi). Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi. 2009
Pemerintah Kota Jakarta Selatan. Geografi. http://selatan.jakarta.go.id/gkmvj/page/profil/Geografi.html. 2014
______. Potensi Kota. http://selatan.jakarta.go.id/gkmvj/page/profil/Potensi-Kota.html. 2014
______. Visi-Misi. http://selatan.jakarta.go.id/gkmvj/page/pemerintahan/Visi-dan-Misi.html. 2014
Rai, Nyoman. dan Poerwanto Roedhy. Memproduksi Buah Diluar Musim, Penerbit Lily Pubisher, Yogyakarta. 2008
Riska, Isni Yuniar. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Buah Jeruk Impor Di Kabupaten Kudus [Skripsi].Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Fakultas Pertanian. Surakarta. 1012
93
Robbin, Stephent. Perilaku Organisasi. Penerbit Binapura Bakti Wakaf. Yogyakarta. 1996
Santoso. Singgih. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Alex Media
Komputindo. Jakarta. 2001 Schiffman LG dan Kanuk LL.Consumer Behavior Tenth Edition. New Jersey:
Pearson Education. 2010
Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Prentice Hall. Jakarta. 2004
Simamora. Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2008
Simamora, Bilson. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 2003 Simamora. Bilson. Riset Pemasaran. Gramedia Utama. Jakarta. 2004 Sugiyono. Metode penelitian bisnis, Penerbit Alfa Beta, Bandung. 2004
_______. Metode penelitian bisnis, Penerbit Alfa Beta, Bandung. 2008
_______. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA. 2012
Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Edisi Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. 2011
Sunyoto, Danang. Teori, Kuesioner & Analisis Data Untuk Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Graha Ilmu, Yogyakarta. 2013
Suryani, Tatik. Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. 2008
Tjiptono, Fandy. Strategi Bisnis dan Manajemen. Yogyakarta: Andi. 1996
Umar. Husain. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Utama. 2003
Wijaya, Marissa Arum. Analisis Preferensi Konsumen Dalam Membeli Daging Sapi Di Pasar Tradisional Kabupaten Purworejo [Skripsi]. Surakarta. Fakultas Pertanian. 2008
LAMPIRAN - LAMPIRAN
95
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Kuesioner ini Digunakan Sebagai Instrumen Penelitian
KESADARAN, PERSEPSI DAN PRFERENSI KONSUMEN TERHADAP
KONSUMSI BUAH LOKAL SEGAR
BERDASARKAN TINGKAT PENDAPATAN DI WILAYAH JAKARTA SELATAN
Bagus Cahyadi Hendstyo Putra
Program Studi Agribisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Mohon kesediaan Sdr/i untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini secara lengkap
dan benar. Semua kerahasiaan responden akan aman dan terjaga.
Terima kasih atas bantuannya.
Lampiran 1. lanjutan
IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk : *) lingkari salah satu
1. Nama : ………………………………………………..…...
2. Jenis Kelamin* : L / P
3. Usia : ………. tahun
4. Status Pernikahan* : a) Belum menikah b) Menikah
5. Status Tingkat Pendidikan : a) SD c) SMU b) SMP d) Sarjana e) Pasca Sarjana
6. Pekerjaan* : 1) Mahasiswa/pelajar 5) Pegawai swasta 2) Ibu rumah tangga 6) Wiraswasta
3) PNS/swasta 7. Pendapatan (Gaji) /bulan :
a) < Rp. 2.400.000 c) Rp 5.000.000 – Rp. 10.000.000 b) Rp.2.400.000 – Rp 5.000.000 d) Rp. 10.000.000 – Rp. 20.000.000 e) > Rp. 20.000.000 8. Rutinitas Pendapatan (Gaji) :
a) Per Jam c) Mingguan b) Harian d) Bulanan
e) Tahunan
No. Kuesioner : ……..........
Tanggal : …/…/…….
Enumerator : …………...
96
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( √ ) pada kolom jawaban yang paling sesuai menurut Anda Ket : SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju R = Ragu – ragu
A. KOMPONEN KESADARAN PADA PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
B. KOMPONEN PERSEPSI PADA PERILAKU KONSUMEN DALAM
MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. buah-buahan 96ocal mudah diperoleh dipasaran
2. buah 96ocal mampu bersaing dengan buah impor
3. mengkonsumsi buah-buahan 96ocal membuat bangga
4. buah-buahan 96ocal sudah terjamin kebersihannya
5. Mengkonsumsi buah 96ocal karena mempunyai pengalaman mengkonsumsi produk buah lokal
6. penampilan buah-buahan 96ocal sangat menarik
7. warna buah-buahan 96ocal sangat menarik
8. rasa buah-buahan 96ocal sangat enak
9. rasa buah-buahan lokal cocok dengan lidah saya
10. Ukuran buah lokal lebih besar dan merata
11. Buah lokal tidak dilapisi lilin
12. Merek produk buah lokal lebih dikenal
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. mengkonsumsi buah-buahan lokal membuat tubuh saya tetap sehat
2. buah-buahan lokal mampu memenuhi kebutuhan gizi dan vitamin
3. Saya mengetahui daerah asal produksi buah local
4. Saya mampu membedakan jenis buah lokal dengan impor
5. Buah-buahan lokal tidak mengandung bahan kimia
6. Saya membeli buah lokal setiap hari
7. Saya membeli buah lokal di pasar modern
8. mengkonsumsi buah lokal membuat tubuh saya sehat
9. Dengan mengkonsumsi buah lokal dapat membantu pendapatan petani buah
10. Buah-buahan lokal dapat membantu devisa Negara melalui kegiatan ekspor
97
C. KOMPONEN PREFERENSI PADA PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
D. KOMPONEN PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI
BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. Saya mengkonsumsi buah-buahan lokal setiap hari
2. Saya mengkonsumsi buah-buahan lokal 1 bulan 1 kali
3. Saya mengkonsumsi buah-buahan lokal 1 tahun 1 kali
4. Saya mengkonsumsi buah lokal agar tubuh sehat
5. Saya mengkonsumsi buah-buahan lokal sesuai dengan standar WHO yaitu 200 gr/ hari
6. Mengkonsumsi buah-buahan lokal sesuai dengan jumlah keluarga sehari
7. Saya mengkonsumsi buah lokal dalam bentuk segar
8. Saya mengkonsumsi buah lokal untuk diolah
9 Saya mengkonsumsi buah lokal agar daya tahan tubuh kuat
10. Saya mengkonsumsi buah lokal ketika sakit
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. Saya memilih konsumsi buah lokal karena memiliki rasa yang lebih enak
2. Saya memilih konsumsi buah lokal karena memiliki rasa yang unik
3 Saya memilih konsumsi buah lokal karena buah lokal tidak mengandung bahan kimia
4. Saya memilih konsumsi buah lokal karena harga yang terjangkau
5. Saya memilih konsumsi buah lokal karena harga yang lebih murah dari buah impor
6. Saya memilih konsumsi buah lokal karena mudah diperoleh dipasaran
7. Saya memilih konsumsi buah lokal karena pelayanan yang baik
Lampiran 2. Tabulasi Data Variabel Kesadaran di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No nama Butir pertanyaan Skor Sort Level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 reni 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 48 21
2 fitri 4 3 4 5 4 5 5 5 4 3 42 22 level 1
3 sugiarni 4 4 4 4 3 5 4 4 2 2 36 25
4 solekha 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 38 26
5 mirhan 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 28
6 abdullah 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 47 28
7 masdar 1 2 2 4 4 4 5 3 2 3 30 29
8 laly 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 38 29 level 2
9 islamiah 1 3 2 2 2 2 4 2 2 2 22 29
10 andry 3 4 2 5 5 5 5 5 4 4 42 30
11 jennifer 1 3 1 4 4 5 4 4 1 1 28 30
12 anest 4 3 4 4 4 5 5 5 4 2 40 31
13 rifanny 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 43 31
14 arumi 4 4 3 3 3 5 5 5 1 1 34 32
15 yade 4 4 4 5 5 5 5 5 4 2 43 33
16 dewi 3 3 4 4 4 4 4 5 2 4 37 33
17 zainal 4 4 4 4 4 4 5 3 1 1 34 33
18 ato 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 47 33
19 abdul 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 34
20 sidup 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 37 34
21 nur aini 4 4 5 5 4 5 5 5 2 2 41 34
22 suprapto 5 3 5 5 5 5 5 5 5 2 45 34
23 suryani 4 4 5 5 4 5 5 5 2 2 41 34
24 wati 5 5 5 5 4 5 5 5 2 2 43 34
25 tri 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 47 34
26 ahmad 5 4 5 5 4 3 5 5 1 2 39 35
27 irawan 3 5 4 5 4 5 5 5 4 4 44 35
28 enty 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 44 35
29 hamidin 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 42 36
30 didi 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3 39 36
31 nafira 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 46 36
32 nurjaya 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 42 36
33 adrian 4 4 3 4 2 5 4 4 3 3 36 36 level 3
34 Widy 4 3 3 4 4 5 4 5 3 1 36 36
35 eka 4 4 4 5 4 5 5 5 2 4 42 36
36 suryadi 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 46 36
98
Lanjutan Lampiran 2. Tabulasi Data Variabel Kesadaran No Nama Butir pertanyaan Total sort level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
37 ayu 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 47 36
38 mulyana 4 3 5 4 5 5 4 4 4 1 39 36
39 irma 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 34 36
40 rokemba 4 3 3 4 4 5 5 4 3 4 39 36
41 yodi 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38 37
42 hendri 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4 45 37
43 adi 4 3 5 5 5 4 4 4 2 2 38 37
44 yani 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 36 37
45 rizky 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37 37
46 santy 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39 37
47 didit 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 46 37
48 maryuni 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 40 38
49 dirin 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 40 38
50 ino 5 5 4 4 4 5 5 4 3 3 42 38
51 suryani 5 5 4 4 4 4 5 4 3 3 41 38
52 triel 4 4 4 4 4 5 5 4 3 3 40 38
53 hadi 5 5 4 5 5 5 5 4 3 3 44 38
54 dika 1 1 4 3 3 5 5 5 2 2 31 38
55 anwar 4 4 3 5 4 5 5 4 2 2 38 38
56 eka 1 4 4 4 4 4 4 4 1 1 31 38
57 priyanti 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 36 39
58 sanchai 1 1 2 3 3 5 5 5 2 2 29 39
59 tasya 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 37 39
60 faisal 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 44 39
61 hamdan 3 4 4 4 4 5 4 4 3 3 38 39
62 arif 3 1 1 1 1 4 4 1 4 1 21 39
63 afif 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 42 40
64 rifka 1 5 1 5 5 5 5 5 1 1 34 40
65 rohmani 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 36 40
66 rosihan 5 4 4 4 3 5 5 5 3 4 42 40
67 anwar 2 4 4 4 3 4 3 4 1 1 30 40
68 mahatir 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 29 40
69 rafiudin 3 4 4 5 5 5 5 5 3 4 43 41
70 haryani 3 4 4 4 4 4 4 4 2 1 34 41
71 mutiara 2 2 4 3 3 5 5 5 2 2 33 41
72 riri 3 4 4 5 5 5 5 5 1 1 38 42
73 permata 3 3 3 4 4 5 5 4 4 3 38 42
74 siska 2 3 3 5 5 5 5 4 1 1 34 42
75 rudi 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 46 42
99
Lanjutan Lampiran 2. Tabulasi Data Skor Variabel Kesadaran No Nama Butir Pertanyaan Skor Sort Level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
76 aulan 4 4 4 4 4 5 5 4 1 2 37 42
77 solehah 4 3 3 4 4 5 5 4 2 2 36 42 level 4
78 puspita 3 4 5 5 5 5 5 4 2 2 40 42
79 dila 3 4 3 4 4 4 4 5 1 1 33 42
80 dien 3 1 1 4 4 4 5 5 1 1 29 42
81 trihat 4 4 4 4 4 5 5 5 1 1 37 43
82 era 4 3 4 3 4 5 4 3 2 2 34 43
83 edi 1 1 1 4 3 5 5 4 4 4 32 43
84 joko 1 1 4 4 4 4 4 4 1 1 28 43
85 supri 3 3 2 4 4 5 5 5 2 2 35 44
86 yunita 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 36 44
87 aldo 2 2 3 3 2 4 4 4 1 1 26 44
88 iswanto 4 4 5 4 4 4 4 4 2 1 36 44
89 fikri 4 4 3 4 4 5 4 4 2 2 36 45
90 frista 3 3 4 4 3 4 4 5 1 2 33 45
91 aldio 1 1 3 3 3 4 4 4 1 1 25 46
92 jesi 1 2 4 3 4 5 4 5 2 3 33 46
93 robert 3 3 3 4 4 5 5 5 3 3 38 46
94 mariska 5 4 4 4 1 4 5 4 2 2 35 46 level 5
95 mulki 5 3 3 4 4 5 4 4 2 2 36 47
96 deni 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 39 47
97 shandy 4 4 5 5 4 5 4 5 2 4 42 47
98 ratih 3 4 3 4 2 5 3 5 4 2 35 47
99 dicha 4 4 3 5 3 5 3 4 3 2 36 48
100 frenska 4 3 4 4 4 5 5 4 2 2 37 50
3782
37,82 level 3
100
Lampiran 3. Tabulasi Data Variabel Persepsi di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No Nama Butir Pertanyaan Skor Sort Level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 reni 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 56 19 level1
2 fitri 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 53 23
3 Sugiarni 3 4 4 4 5 5 5 4 5 3 3 4 49 31
4 solekha 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 44 31 level 2
5 mirhan 2 4 3 3 5 5 5 1 5 1 1 5 40 32
6 Abdullah 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 46 32
7 masdar 1 2 3 4 3 3 5 2 4 3 2 2 34 34
8 laly 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 47 34
9 Islamiah 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 32 35
10 andry 2 2 2 2 4 5 5 5 5 2 4 5 43 36
11 Jennifer 2 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 3 31 37
12 anest 3 3 4 4 4 4 3 5 4 3 3 3 43 38
13 rifanny 3 4 2 3 3 4 5 3 5 4 3 3 42 39
14 arumi 3 3 3 3 4 4 5 4 5 3 3 4 44 39
15 yade 4 4 2 2 4 4 5 5 5 2 3 4 44 39
16 dewi 4 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 2 39 39
17 zainal 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 50 39
18 ato 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53 39 level 3
19 abdul 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 42 39
20 Sidup 3 4 3 5 4 5 5 5 4 3 3 4 48 39
21 nur aini 4 4 5 5 4 5 5 5 2 2 2 2 45 39
22 Suprapto 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 2 2 51 40
23 suryani 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 3 4 45 40
24 wati 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 43 40
25 tri 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 54 40
26 ahmad 3 3 3 3 4 4 5 3 5 3 3 4 43 40
27 irawan 3 4 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 45 41
28 enty 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 54 41
29 hamidin 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 49 42
30 didi 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 39 42
31 nafira 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 54 42
32 nurjaya 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 52 42
33 adrian 3 4 4 4 5 5 4 4 5 3 3 2 46 42
34 Widy 2 3 3 3 3 3 3 5 5 3 3 3 39 43
35 eka 4 3 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 51 43
36 suryadi 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 2 3 46 43
37 ayu 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 50 43
38 mulyana 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 49 43
39 irma 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 39 43
101
Lampiran 3. Lanjutan Tabulasi Data Skor Variabel Persepsi No Nama Butir Pertanyaan Skor Sort Level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
40 Rokemba 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 43
41 yodi 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 41 43
42 hendri 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 57 43
43 adi 5 5 4 4 2 5 5 4 5 4 5 2 50 44
44 yani 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 42 44
45 rizky 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 46 44 level 4
46 santy 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 40 44
47 didit 3 2 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 45 44
48 maryuni 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 50 44
49 dirin 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 48 44
50 ino 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 48 44
51 suryani 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 55 45
52 triel 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 50 45
53 hadi 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 48 45
54 dika 1 3 3 3 3 3 5 4 5 3 3 3 39 45
55 anwar 3 5 3 4 4 4 5 4 5 3 2 2 44 45
56 eka 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 2 3 44 45
57 Priyanti 3 4 3 3 4 4 5 3 4 2 2 3 40 45
58 sanchai 3 2 1 1 3 3 4 3 4 2 2 3 31 45
59 tasya 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 40 45
60 faisal 4 4 4 4 5 5 5 3 5 4 4 3 50 45
61 hamdan 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 41 46
62 arif 1 2 2 1 2 1 1 1 4 2 1 1 19 46
63 afif 2 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 52 46
64 rifka 1 5 1 1 5 5 5 1 5 1 1 1 32 46
65 rohmani 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 44 46
66 rosihan 3 3 4 3 5 4 5 4 5 3 3 4 46 46
67 anwar 1 2 1 1 4 4 4 1 2 1 1 1 23 46
68 mahatir 2 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 38 46
69 Rafiudin 3 4 3 4 4 5 5 3 3 5 3 3 45 47
70 haryani 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 39 47
71 mutiara 3 3 3 3 3 3 5 4 5 4 5 2 43 48
72 riri 2 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 1 49 48
73 permata 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 43 48
74 siska 3 3 3 4 4 5 3 4 4 3 3 3 42 48
75 rudi 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 51 48
76 aulan 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 49 48
77 solehah 3 3 4 4 4 4 4 3 5 2 3 4 43 49
78 puspita 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 45 49
102
Lanjutan Lampiran 3 .Tabulasi Data Skor Variabel Persepsi No Nama Butir Pertanyaan Skor Sort Level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
79 dila 3 5 5 4 2 4 5 4 3 4 4 2 45 49
80 dien 4 4 3 4 5 5 5 4 3 2 2 2 43 49
81 trihat 3 3 2 2 4 3 3 2 4 3 3 3 35 49
82 era 3 3 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 34 50
83 edi 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 39 50
84 joko 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 50
85 supri 3 3 2 4 4 4 5 5 5 3 2 2 42 50
86 yunita 3 4 4 3 5 5 5 4 5 3 3 2 46 50
87 aldo 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 45 50
88 iswanto 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 43 51
89 fikri 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 44 51
90 frista 3 5 4 4 4 4 5 4 5 3 3 2 46 51
91 aldio 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 39 52
92 jesi 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3 3 45 52
93 robert 3 3 4 4 5 4 5 4 5 3 3 3 46 53
94 mariska 4 3 2 2 4 4 4 3 2 4 4 3 39 53 level 5
95 mulki 2 3 3 3 5 5 5 4 5 3 3 3 44 54
96 deni 2 2 3 3 4 4 5 3 3 2 4 2 37 54
97 shandy 2 2 1 2 4 4 4 5 3 3 4 2 36 54
98 ratih 2 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 3 40 55
99 dicha 4 4 3 3 4 5 5 4 5 4 4 2 47 56
100 frenska 3 3 4 4 5 5 5 4 5 3 4 3 48 57
4402
44,02 level 4
103
Lampiran 4. Tabulasi Data Variabel Preferensi di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No Nama Butir Pertanyaan total sort Level
1 2 3 4 5 6 7
1 reni 5 5 5 5 5 5 5 35 11 level1
2 fitri 5 3 2 5 5 5 5 30 15
3 Sugiarni 4 4 5 4 5 3 4 29 18
4 solekha 4 3 4 5 4 3 4 27 18
5 mirhan 5 5 5 1 5 5 5 31 19 level 2
6 Abdullah 5 4 5 5 5 3 2 29 19
7 masdar 2 2 3 2 4 3 2 18 19
8 laly 4 4 4 4 4 4 3 27 20
9 Islamiah 1 4 2 3 3 2 4 19 20
10 andry 2 2 3 4 4 3 4 22 21
11 Jennifer 4 3 3 4 4 3 4 25 21
12 anest 4 2 4 4 4 2 5 25 21
13 rifanny 3 3 3 4 4 3 4 24 22
14 arumi 4 3 3 4 4 4 4 26 22
15 yade 4 4 4 5 5 3 4 29 22
16 dewi 4 4 4 3 4 4 4 27 23
17 zainal 1 1 4 5 4 4 4 23 23
18 ato 5 5 5 5 5 5 5 35 23
19 abdul 5 4 5 5 5 3 4 31 23
20 Sidup 5 5 5 4 5 5 5 34 24
21 nur aini 4 4 4 5 4 2 5 28 24 level 3
22 Suprapto 5 5 5 5 5 2 5 32 24
23 suryani 4 4 4 5 4 3 5 29 24
24 wati 4 2 4 3 4 3 4 24 24
25 tri 4 4 4 5 5 5 5 32 24
26 ahmad 4 4 3 4 4 5 3 27 24
27 irawan 4 3 5 4 4 3 4 27 24
28 enty 4 4 4 4 4 3 4 27 24
29 hamidin 4 4 4 4 4 3 4 27 24
30 didi 2 3 2 2 4 3 3 19 25
31 nafira 5 5 5 5 5 5 5 35 25
32 nurjaya 5 4 5 5 4 4 4 31 25
33 adrian 4 4 5 4 4 3 4 28 25
34 Widy 3 4 3 3 4 3 4 24 25
35 eka 5 5 5 5 5 5 4 34 25
36 suryadi 4 2 2 4 4 2 4 22 25
37 ayu 4 3 5 5 5 4 4 30 25
38 mulyana 5 5 4 4 4 4 5 31 25
39 irma 2 2 2 3 3 3 3 18 26
104
Lanjutan Lampiran 4. Tabulasi Data Variabel Preferensi No Nama Butir Pertanyaan Total Sort Level
1 2 3 4 5 6 7
40 Rokemba 4 4 4 4 4 3 4 27 26
41 yodi 3 3 3 4 4 3 4 24 26
42 hendri 5 5 5 4 5 5 5 34 26
43 adi 4 5 2 4 5 5 5 30 26
44 yani 3 3 4 4 3 4 4 25 26
45 rizky 4 4 4 3 4 3 4 26 26
46 santy 3 3 3 4 4 3 5 25 27
47 didit 5 5 5 4 5 5 3 32 27
48 maryuni 4 4 4 4 4 4 4 28 27
49 dirin 4 4 4 4 4 4 4 28 27
50 ino 4 4 4 4 4 4 4 28 27
51 suryani 5 4 4 4 4 4 4 29 27
52 triel 4 4 4 4 4 4 4 28 27
53 hadi 4 4 4 4 4 4 4 28 27
54 dika 3 3 3 3 3 3 3 21 27
55 anwar 4 4 4 4 5 2 4 27 27
56 eka 4 4 2 4 4 2 4 24 27
57 Priyanti 3 4 4 2 3 2 2 20 27
58 sanchai 3 3 3 4 2 4 4 23 27
59 tasya 3 4 3 3 4 4 3 24 28
60 faisal 5 4 4 5 5 5 4 32 28
61 hamdan 3 3 3 2 4 3 4 22 28
62 arif 1 2 1 2 2 1 2 11 28
63 afif 5 5 5 5 5 5 4 34 28
64 rifka 1 1 1 5 5 5 5 23 28
65 rohmani 3 3 3 4 4 3 4 24 28
66 rosihan 4 4 4 5 5 3 4 29 28
67 anwar 1 4 3 1 4 1 1 15 28
68 mahatir 3 3 3 2 2 3 3 19 28
69 Rafiudin 4 4 4 5 5 3 4 29 28
70 haryani 3 3 3 3 3 3 3 21 29
71 mutiara 4 4 4 5 4 4 4 29 29
72 riri 3 3 3 4 4 3 4 24 29
73 permata 4 4 4 4 4 3 3 26 29 level 4
74 siska 4 4 4 5 4 4 4 29 29
75 rudi 4 4 4 4 5 4 5 30 29
76 aulan 4 4 4 4 4 4 4 28 29
77 solehah 4 4 4 3 4 4 3 26 29
78 puspita 4 4 3 4 4 5 3 27 29
105
Lanjutan Lampiran 4. Data Variabel Preferensi No Nama Butir Pertanyaan Skor Sort Level
1 2 3 4 5 6 7
79 dila 5 4 4 4 4 4 4 29 29
80 dien 4 4 5 4 4 3 5 29 29
81 trihat 3 4 4 3 4 3 3 24 30
82 era 3 3 2 3 3 2 4 20 30
83 edi 4 4 4 4 4 3 2 25 30
84 joko 4 4 4 4 4 3 3 26 30
85 supri 4 2 4 4 4 4 3 25 30
86 yunita 4 4 4 4 4 4 4 28 31
87 aldo 4 3 4 5 5 5 4 30 31
88 iswanto 4 3 4 5 4 3 5 28 31
89 fikri 4 3 4 4 4 4 4 27 31
90 frista 3 3 4 4 4 3 4 25 32 level 5
91 aldio 4 3 4 5 5 3 4 28 32
92 jesi 3 3 4 4 4 3 4 25 32
93 robert 3 4 4 4 5 3 3 26 32
94 mariska 4 4 4 4 3 4 4 27 34
95 mulki 4 4 4 4 4 3 3 26 34
96 deni 4 2 4 4 3 4 3 24 34
97 shandy 4 2 2 4 3 4 2 21 34
98 ratih 4 3 4 4 4 3 3 25 35
99 dicha 4 4 4 3 4 2 2 23 35
100 frenska 4 5 4 4 4 3 3 27 35
2648
26,48 level
4
106
Lampiran 5. Tabulasi Data Variabel Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah lokal di Kawasan Pemukiman Jakarta Selatan Tahun 2014
No Nama Butir Pertanyaan Skor Sort level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 reni 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 47 12 level 1
2 fitri 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 46 19
3 Sugiarni 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 36 20
4 solekha 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38 22
5 mirhan 5 5 5 5 5 5 2 5 5 2 44 25 level 2
6 Abdullah 4 2 4 4 4 4 4 4 2 5 37 26
7 masdar 2 3 1 4 2 1 2 4 2 1 22 26
8 laly 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 37 27
9 Islamiah 2 1 1 1 2 1 2 3 2 4 19 27
10 andry 4 3 2 4 3 3 2 4 4 4 33 28
11 Jennifer 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 34 29
12 anest 4 2 3 4 4 4 2 4 2 4 33 29
13 rifanny 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38 29
14 arumi 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 29
15 yade 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 46 30
16 dewi 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 35 30
17 zainal 4 4 2 4 1 2 4 4 4 4 33 30
18 ato 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 47 31
19 abdul 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38 31
20 Sidup 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 45 31
21 nur aini 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 40 32
22 Suprapto 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 33 level 3
23 suryani 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 40 33
24 wati 4 3 3 4 4 2 2 4 4 4 34 33
25 tri 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 43 33
26 ahmad 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 40 33
27 irawan 4 3 3 4 5 4 2 4 4 4 37 33
28 enty 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42 33
29 hamidin 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 33
30 didi 4 3 3 4 2 2 2 3 3 3 29 33
31 nafira 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 45 33
32 nurjaya 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 45 34
33 adrian 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 32 34
34 Widy 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 33 34
35 eka 4 3 3 4 4 2 4 5 5 5 39 34
36 suryadi 4 4 4 4 5 2 2 4 4 4 37 34
37 ayu 4 4 4 5 5 3 3 4 4 5 41 34
38 mulyana 5 4 3 5 4 3 3 3 5 3 38 34
107
Lanjutan Lampiran 5. Tabulasi Data Variabel Perilaku Konsumen dalam mengkonsumsi Buah lokal
No Nama Butir Pertanyaan Skor Sort Level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
39 irma 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 27 34
40 rokemba 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 37 34
41 yodi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 35
42 hendri 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49 36
43 adi 2 4 4 4 5 2 4 2 4 5 36 36
44 yani 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 34 36
45 rizky 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 38 36
46 santy 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 36
47 didit 4 2 3 5 5 5 4 5 4 4 41 36
48 maryuni 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 36 36
49 dirin 4 3 3 5 4 4 3 4 4 4 38 37
50 ino 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 34 37
51 suryani 5 3 3 4 4 3 3 5 3 4 37 37
52 triel 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 36 37
53 hadi 5 3 3 4 4 3 3 5 3 4 37 37
54 dika 3 2 2 4 4 4 3 3 3 3 31 37
55 anwar 4 1 4 2 4 2 2 3 4 4 30 37
56 eka 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 37 37
57 priyanti 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31 37 level 4
58 sanchai 2 1 1 2 3 3 3 4 4 4 27 37
59 tasya 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 36 37
60 faisal 5 3 3 5 5 3 3 5 4 5 41 37
61 hamdan 4 4 1 4 4 3 3 4 4 3 34 37
62 arif 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 38
63 afif 4 3 3 4 5 4 5 5 5 5 43 38
64 rifka 1 5 1 5 5 1 1 5 1 1 26 38
65 rohmani 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 37 38
66 rosihan 4 4 4 4 5 3 3 4 4 3 38 38
67 anwar 1 4 3 2 2 1 1 4 1 1 20 38
68 mahatir 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 25 38
69 rafiudin 4 3 3 4 4 3 4 4 5 5 39 38
70 haryani 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 33 38
71 mutiara 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 41 38
72 riri 3 4 3 4 4 4 3 5 5 4 39 39
73 permata 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 34 39
74 siska 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 41 39
75 rudi 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 42 39
76 aulan 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 34 39
108
Lanjutan Lampiran 5. Tabulasi Data Variabel Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal
No Nama Butir Pertanyaan Skor Sort Level
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
77 solehah 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38 40
78 puspita 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 37 40
79 dila 4 3 5 4 4 3 3 4 1 2 33 40
80 dien 3 1 1 4 4 2 2 4 4 5 30 40
81 trihat 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 29 40
82 era 3 3 2 3 2 2 2 4 3 2 26 41
83 edi 4 2 2 4 4 4 2 4 4 3 33 41
84 joko 4 3 1 4 4 3 3 4 4 3 33 41
85 supri 4 3 2 3 4 3 2 5 4 4 34 41
86 yunita 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 37 41
87 aldo 3 2 2 4 3 2 4 4 4 5 33 42
88 iswanto 3 3 3 4 4 3 5 4 4 4 37 42
89 fikri 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 37 43
90 frista 3 2 2 4 4 1 3 4 3 3 29 43
91 aldio 3 2 2 4 3 2 3 4 3 3 29 44
92 jesi 3 2 2 4 3 2 3 4 4 4 31 45
93 robert 3 3 5 3 4 3 3 4 3 3 34 45
94 mariska 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 40 45
95 mulki 4 3 5 4 4 2 3 4 4 3 36 46
96 deni 2 1 4 3 3 4 2 3 2 4 28 46 level 5
97 shandy 4 2 2 4 3 4 2 4 4 4 33 47
98 ratih 4 4 4 3 4 5 3 4 5 4 40 47
99 dicha 4 4 4 4 4 5 2 3 4 2 36 49
100 frenska 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 38 50
3581
35,81 level 4
109
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted Kesadaran 140,6000 387,758 ,511 ,945 Kesadaran 140,5400 394,372 ,422 ,945 Kesadaran 140,3800 387,066 ,602 ,944 Kesadaran 139,9500 392,553 ,662 ,944 Kesadaran 140,2100 393,238 ,551 ,944 Kesadaran 139,5400 402,291 ,395 ,945 Kesadaran 139,6000 402,242 ,405 ,945 Kesadaran 139,7600 395,457 ,568 ,944 Kesadaran 141,4900 395,141 ,339 ,947 Kesadaran 141,4100 388,487 ,451 ,946 Persepsi 140,9100 389,901 ,552 ,944 Persepsi 140,4700 394,959 ,473 ,945 Persepsi 140,7800 389,284 ,570 ,944 Persepsi 140,6100 389,230 ,606 ,944 Persepsi 140,1700 397,920 ,468 ,945 Persepsi 140,0400 392,786 ,632 ,944 Persepsi 139,8500 396,250 ,456 ,945 Persepsi 140,3100 394,337 ,476 ,945 Persepsi 139,8500 401,240 ,327 ,946 Persepsi 140,7700 390,502 ,570 ,944 Persepsi 140,7800 389,749 ,564 ,944 Persepsi 141,0000 393,253 ,480 ,945 Preferensi 140,3700 382,741 ,756 ,943 Preferensi 140,5200 392,878 ,514 ,945 Preferensi 140,3800 389,491 ,599 ,944 Preferensi 140,1800 391,866 ,547 ,944 Preferensi 140,0200 393,717 ,654 ,944 Preferensi 140,6500 391,664 ,518 ,945 Preferensi 140,3100 394,155 ,510 ,945 Konsumsi 140,3100 388,357 ,685 ,943 Konsumsi 140,9500 394,775 ,420 ,945 Konsumsi 141,0000 386,707 ,597 ,944 Konsumsi 140,2700 390,361 ,691 ,944 Konsumsi 140,2800 387,315 ,727 ,943 Konsumsi 140,9100 389,234 ,551 ,944 Konsumsi 140,9300 387,621 ,624 ,944 Konsumsi 140,1000 394,879 ,579 ,944 Konsumsi 140,3600 385,223 ,683 ,943 Konsumsi 140,3800 386,036 ,664 ,944
110
Lampiran 7. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Heteroskedastisitas
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
(Constant) 3,498 1,515 2,308 ,023
x1 -,066 ,041 -,221 -1,604 ,112
x2 -,032 ,045 -,121 -,715 ,476
x3 ,112 ,063 ,284 1,759 ,082
Pendapatan -,032 ,129 -,027 -,248 ,805
Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF
(Constant)
Kesadaran ,536 1,864 Persepsi ,346 2,893 Preferensi ,383 2,609 Pendapatan ,893 1,119