abstrak dampak keberadaan pusat pemerintahan … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang...

23
ix ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG PADA PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN SEMPIDI Keberadaan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung di Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi secara tidak langsung membawa dampak terhadap perubahan keruangan di Kelurahan Sempidi. Kecenderungan perubahan pemanfaatan ruang di Kelurahan Sempidi tumbuh dari kawasan perdesaan menjadi kawasan perkotaan sejak adanya puspem. Salah satu perubahan yang terlihat adalah meningkatnya kebutuhan ruang untuk kawasan permukiman dan perdagangan-jasa, serta menurunnya kegiatan pada sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena perubahan pemanfaatan ruang di Kelurahan Sempidi yang dituangkan ke dalam tiga rumusan masalah, (1) mengidentifikasi karakteristik pemanfaatan ruang kawasan permukiman, perdagangan-jasa dan pertanian berdasarkan sebaran fungsi-fungsinya; (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi ruang pada kawasan permukiman dan perdagangan-jasa; dan (3) mengetahui dampaknya terhadap keberlanjutan ruang terbuka pada kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Metode ini dipilih untuk menggambarkan kecenderungan perubahan pemanfaatan ruang pada suatu kawasan, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya, serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. Penelitian ini dilakukan melalui proses tahapan pengumpulan data sekunder, survey pemanfaatan ruang eksisting kawasan permukiman, perdagangan-jasa dan kawasan pertanian, serta pengumpulan data-data primer dengan menggunakan teknik wawancara. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah, (1) karakteristik pemanfaatan ruang kawasan permukiman berdasarkan sebaran fungsinya terdiri dari permukiman lama, dan semi yang tersebar secara linier, dan permukiman baru yang tersebar dengan pola terpusat. Karakteristik pemanfaatan ruang kawasan perdagangan-jasa di Kelurahan Sempidi tersebar pada jalan-jalan utama dengan pola ribbons karena pertimbangan aksesibilitas. Karakteristik pemanfaatan ruang kawasan pertanian cenderung berada pada bagian tengah dari kawasan permukiman atau dikelilingi kawasan permukiman, kecuali pada kawasan yang ditetapkan sebagai jalur hijau. (2) Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi-fungsi pada kawasan permukiman dan perdagangan-jasa di Kelurahan Sempidi adalah faktor fisik dan non fisik yang terdiri dari faktor lokasi, aksesibilitas kawasan, ketersediaan jaringan infrastruktur, nilai investasi lahan dan kurang mengikatnya awig-awig desa terhadap penduduk pendatang. (3) Keberadaan Puspem Kabupaten Badung secara tidak langsung mendorong pertumbuhan fungsi pada kawasan permukiman dan perdagangan-jasa. Hal ini selanjutnya berdampak pada berkurangnya ruang terbuka dalam kawasan pertanian dan menyebabkan kecenderungan terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang berujung pada pembangunan tidak berkelanjutan. Kata kunci : Dampak Puspem Badung, Pemanfaatan Ruang, Kelurahan Sempidi.

Upload: hamien

Post on 13-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

ix

ABSTRAK

DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN

KABUPATEN BADUNG PADA PEMANFAATAN RUANG

DI KELURAHAN SEMPIDI

Keberadaan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung di Kelurahan

Sempidi, Kecamatan Mengwi secara tidak langsung membawa dampak terhadap

perubahan keruangan di Kelurahan Sempidi. Kecenderungan perubahan pemanfaatan

ruang di Kelurahan Sempidi tumbuh dari kawasan perdesaan menjadi kawasan perkotaan

sejak adanya puspem. Salah satu perubahan yang terlihat adalah meningkatnya kebutuhan

ruang untuk kawasan permukiman dan perdagangan-jasa, serta menurunnya kegiatan

pada sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena perubahan

pemanfaatan ruang di Kelurahan Sempidi yang dituangkan ke dalam tiga rumusan

masalah, (1) mengidentifikasi karakteristik pemanfaatan ruang kawasan permukiman,

perdagangan-jasa dan pertanian berdasarkan sebaran fungsi-fungsinya; (2) mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi ruang pada kawasan permukiman

dan perdagangan-jasa; dan (3) mengetahui dampaknya terhadap keberlanjutan ruang

terbuka pada kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

deskriptif. Metode ini dipilih untuk menggambarkan kecenderungan perubahan

pemanfaatan ruang pada suatu kawasan, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahannya,

serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. Penelitian ini

dilakukan melalui proses tahapan pengumpulan data sekunder, survey pemanfaatan ruang

eksisting kawasan permukiman, perdagangan-jasa dan kawasan pertanian, serta

pengumpulan data-data primer dengan menggunakan teknik wawancara.

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah, (1) karakteristik pemanfaatan

ruang kawasan permukiman berdasarkan sebaran fungsinya terdiri dari permukiman lama,

dan semi yang tersebar secara linier, dan permukiman baru yang tersebar dengan pola

terpusat. Karakteristik pemanfaatan ruang kawasan perdagangan-jasa di Kelurahan

Sempidi tersebar pada jalan-jalan utama dengan pola ribbons karena pertimbangan

aksesibilitas. Karakteristik pemanfaatan ruang kawasan pertanian cenderung berada pada

bagian tengah dari kawasan permukiman atau dikelilingi kawasan permukiman, kecuali

pada kawasan yang ditetapkan sebagai jalur hijau. (2) Faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan fungsi-fungsi pada kawasan permukiman dan perdagangan-jasa di

Kelurahan Sempidi adalah faktor fisik dan non fisik yang terdiri dari faktor lokasi,

aksesibilitas kawasan, ketersediaan jaringan infrastruktur, nilai investasi lahan dan kurang

mengikatnya awig-awig desa terhadap penduduk pendatang. (3) Keberadaan Puspem

Kabupaten Badung secara tidak langsung mendorong pertumbuhan fungsi pada kawasan

permukiman dan perdagangan-jasa. Hal ini selanjutnya berdampak pada berkurangnya

ruang terbuka dalam kawasan pertanian dan menyebabkan kecenderungan terjadinya

penurunan kualitas lingkungan yang berujung pada pembangunan tidak berkelanjutan.

Kata kunci : Dampak Puspem Badung, Pemanfaatan Ruang, Kelurahan Sempidi.

Page 2: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

x

ABSTRACT

THE IMPACT OF THE PRESENCE

OF THE CENTRAL GOVERNMENT OF BADUNG REGENCY

ON THE SPACE UTILIZATION IN KELURAHAN SEMPIDI

The existence of the central government (Puspem) of Badung Regency in

Kelurahan Sempidi, Mengwi District indirectly impacts on the spatial changes in

Kelurahan Sempidi. Changing trends of space utilization in Kelurahan Sempidi grew

from rural areas into urban areas since the existence of puspem. Some of the visible

changes are the increasing need of space for residential areas as well as trade and service

areas and the decrease in the agricultural sector. This research aims to determine the

phenomenon of the space utilization changes in Kelurahan Sempidi poured into three

statement of problems, (1) identifying the characteristics of the space utilization in

settlement area, trade and service, and agricultural area based on their distribution

functions, (2) determining the factors that influence the development of space function of

the residential, trade and service areas, and (3) understanding its impacts on the

sustainability of open spaces in the agricultural areas in Kelurahan Sempidi.

This research uses descriptive qualitative method, which is chosen to describe

the tendency of changes of space utilization in a certain area, factors that influence the

changes, and the negative effects it has on the surrounding spaces. This research was

conducted through secondary data collection, surveys the utilization of the existing space

of residential, trade and service, and agricultural areas, and primary data collection

through interviews.

The conclusions obtained from this study are (1) the characteristics of the

residential area of space utilization based on distribution function consists of the old

settlement, and semi scattered linearly, and new settlements are scattered with centralized

pattern. Characteristics of spatial use of trade-services in Sub Sempidi scattered on the

main streets with ribbons pattern for accessibility considerations. Characteristics of

spatial use agriculture tends to be in the middle of a residential area or surrounded by

residential areas, except in areas designated as green belt. (2) Factors affecting the growth

of the functions in the residential area and trade-services in Kelurahan Sempidi is

physical and non-physical consisting of location factors, the park's accessibility,

availability of the network infrastructure, the investment value of land and less tied awig

awig (the rule of Desa Pekraman) against immigrant. (3) The existence of Puspem

Badung indirectly encourage the growth of functions in residential areas and trade-

services. This in turn led to a reduction in the agricultural areas of open space and cause a

tendency for environmental degradation that leads to unsustainable development.

Keywords: Impact of Badung’s Central Government, Space Utilization, Kelurahan

Sempidi.

Page 3: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xi

RINGKASAN

DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN

KABUPATEN BADUNG PADA PEMANFAATAN RUANG

DI KELURAHAN SEMPIDI

Kelurahan Sempidi merupakan satu dari sembilan desa/kelurahan yang

menjadi bagian dari wilayah administratif ibukota Kabupaten Badung, Mangupura.

Lokasi Kelurahan Sempidi di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung secara

geografis berada di tengah-tengah Kabupaten Badung. Hal tersebut membuat

Kelurahan Sempidi strategis untuk ditetapkan sebagai lokasi pembangunan kantor

Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung dilihat dari segi aksesibitas

kawasan. Kecenderungan pemanfaatan ruang di Kelurahan Sempidi pasca keberadaan

Puspem Kabupaten Badung secara perlahan mengalami perubahan keruangan secara

fisik, dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi sebuah kawasan dengan ciri

perkotaan.

Sebagai pusat kantor pemerintahan dan pusat pelayanan publik di Kabupaten

Badung, keberadaan Puspem Kabupaten Badung secara tidak langsung menyebabkan

kawasan sekitar menjadi pusat tarikan pergerakan masyarakat. Hal ini mempercepat

terwujudnya fungsi kawasan menjadi kawasan perkotaan. Perkembangan keruangan

di Kelurahan Sempidi secara perlahan mengalami perubahan yang terlihat dari

fenomena yang terjadi, antara lain meningkatnya kebutuhan ruang permukiman yang

berimplikasi kepada berkurangnya kawasan tidak terbangun menjadi terbangun, laju

pertumbuhan penduduk relatif tinggi, adanya pergerakan lokal yang berakibat pada

kepadatan lalu-lintas pada jalan-jalan utama, dan menurunnya kegiatan pada sektor

pertanian yang beralih pada sektor perdagangan- jasa.

Page 4: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xii

Kecenderungan perubahan pemanfaatan ruang kawasan di Kelurahan

Sempidi terus mengarah menjadi kawasan perkotaan. Pembangunan di Kelurahan

Sempidi sebagian besar pada kawasan permukiman dan kawasan perdagangan-jasa,

sementara kawasan pertanian terus berkurang menjadi kawasan permukiman.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka penelitian terkait Dampak Keberadaan

Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung Pada Pemanfaatan Ruang di Kelurahan

Sempidi dirasa perlu untuk diteliti dengan mencari jawaban atas rumusan masalah

penelitian yaitu 1). Bagaimana karakteristik berdasarkan lokasi sebaran fungsi-fungsi

pada pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman, perdagangan-jasa dan kawasan

pertanian di Kelurahan Sempidi; 2). Apa faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan fungsi-fungsi pada pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman dan

perdagangan-jasa di Kelurahan Sempidi; 3). Bagaimana dampak pertumbuhan fungsi

pada kawasan permukiman dan perdagangan-jasa terhadap keberlanjutan ruang

terbuka pada kawasan pertanian.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dimaksudkan untuk

memaparkan kajian terhadap fenomena perubahan pemanfaatan ruang yang terjadi

pada kawasan permukiman, perdagangan-jasa serta pertanian akibat keberadaan

Puspem Kabupaten Badung di Kelurahan Sempidi. Lokasi penelitian dilakukan di

wilayah administratif Kelurahan Sempidi dengan pertimbangan bahwa lokasi Puspem

Kabupaten Badung berada di Kelurahan Sempidi. Teknik pengumpulan data yang

digunakan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi.

Berdasarkan analisis, pertumbuhan pemanfaatan ruang kawasan terbangun di

Kelurahan Sempidi sejalan dengan adanya aktivitas pelayanan publik di pusat

pemerintahan Kabupaten Badung. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

Kostof (1992) yang menyatakan bahwa keberadaan pusat pemerintahan dan

Page 5: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xiii

perkembangannya selalu diiringi dengan perkembangan kota sebagai pusat

perdagangan. Dikatakan bahwa pada umumnya pusat pemerintahan dan perdagangan

terletak pada satu lokasi yang memiliki keuntungan sama dan keduanya menjadi

karakteristik keberadaan suatu kota.

Menurut Pontoh dan Kustiwan (2009), ciri fisik suatu kawasan perkotaan

adalah pembangunan permukiman yang pesat, infrastruktur relatif lebih lengkap,

tersedianya tempat-tempat untuk fungsi kegiatan ekonomi atau perdagangan-jasa,

serta tersedianya sarana prasarana pelayanan pemerintahan dan pelayanan sosial.

Kelurahan Sempidi sudah memiliki ciri fisik sebagai kawasan perkotaan terlihat dari

berkurangnya kegiatan pada sektor pertanian dan pesatnya pertumbuhan kawasan

permukiman dan kawasan perdagangan-jasa.

Pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya yang terdapat di Kelurahan

Sempidi terdiri dari kawasan terbangun maupun kawasan tidak terbangun di luar

kawasan lindung. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, kawasan terbangun di

Kelurahan Sempidi didominasi oleh kawasan permukiman. Kesimpulan yang

diperoleh dari hasil penelitian adalah karakteristik kawasan permukiman berdasarkan

lokasi sebaran fungsi-fungsinya di Kelurahan Sempidi terdiri dari a). Permukiman

lama tersebar secara linier pada lapis kedua di sepanjang jalan utama Kelurahan

Sempidi, b). Permukiman semi merupakan pengembangan dari permukiman lama

dengan fungsi campuran dari hunian dan perdagangan-jasa tersebar secara linier di

sepanjang jalan utama, dan c). Permukiman baru tersebar mengelompok membentuk

unit-unit kecil secara terpusat di bagian dalam melalui akses jalan lingkungan. Hal ini

sesuai dengan pola permukiman yang dikemukakan oleh Bintarto (1983), bahwa

terdapat tiga jenis pola permukiman yaitu linier, terpusat dan tersebar.

Page 6: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xiv

Karakteristik pemanfaatan ruang kawasan perdagangan-jasa di Kelurahan

Sempidi berdasarkan lokasi sebaran fungsi-fungsinya termasuk pola ribbons yaitu

kawasan perdagangan-jasa yang tumbuh di sepanjang koridor jalan utama. Terdapat

tiga karakteristik kawasan perdagangan-jasa sesuai dengan lokasi dan skala pelayanan

menurut Yeates dan Garner (1980), yaitu nucleatios merupakan daerah pusat-pusat

perdagangan yang berkelompok; ribbons yaitu daerah perdagangan sepanjang jalan;

dan specialized areas yaitu daerah-daerah perdagangan khusus. Pertumbuhan fungsi-

fungsi perdagangan-jasa di sepanjang jalan utama Kelurahan Sempidi disebabkan

karena pertimbangan aksesibilitas kepada masyarakat yang ingin dilayani.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi-fungsi pada

pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman dan perdagangan-jasa di Kelurahan

Sempidi dapat dibagi dua yaitu faktor fisik dan non fisik, sesuai teori yang

dikemukakan Catanese (1996) bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan suatu

kota berupa faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik yang mempengaruhi pertumbuhan

fungsi ruang pada kawasan permukiman di Kelurahan Sempidi terdiri dari a). Faktor

lokasi yaitu kedekatan kawasan dengan pusat kegiatan perekonomian maupun pusat

pelayanan perkotaan dalam hal ini Puspem Kabupaten Badung; b). Aksesibilitas

kawasan; c). Ketersediaan sarana prasarana yaitu jaringan infrastruktur kawasan.

Faktor non fisik terdiri dari a). Nilai investasi lahan; dan b). Kurang mengikatnya

awig-awig atau pararem (peraturan adat) Desa Pekraman yang berlaku di Kelurahan

Sempidi terhadap penduduk pendatang. Peraturan adat yang berlaku di Kelurahan

Sempidi tidak mengikat bagi penduduk pendatang yang tinggal menetap di Kelurahan

Sempidi untuk ikut melaksanakan setiap kegiatan adat yang ada, seperti kegiatan adat

di pura kahyangan tiga, banjar maupun di setra (kuburan).

Page 7: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xv

Pada pemanfaatan ruang dalam kawasan perdagangan-jasa, faktor fisik yang

mempengaruhi pertumbuhan fungsi ruangnya terdiri dari a). Jumlah penduduk

pendukung, sejalan dengan pertumbuhan kawasan permukiman, jumlah penduduk

semakin meningkat dan menyebabkan peningkatan permintaan akan pemenuhan

kebutuhan hidup masyarakat; b). Aksesibilitas kawasan yaitu kemudahan pencapaian

penduduk ke lokasi perdagangan dan jasa. Sedangkan faktor non fisik terdiri dari

keterkaitan spasial yaitu kedekatan kawasan dengan Puspem Kabupaten Badung yang

menyebabkan peningkatan mobilitas masyarakat sehingga memicu pertumbuhan

ekonomi kawasan dan mendorong tumbuhnya fungsi-fungsi perdagangan-jasa di

Kelurahan Sempidi.

Aktifitas pembangunan tentu akan menghasilkan suatu dampak, baik dampak

positif maupun dampak negatif terhadap manusia ataupun lingkungan (Soemarwoto,

2001). Menurut Wardhana (2001), dampak pembangunan terhadap manusia adalah

meningkat atau menurunnya kualitas hidup manusia sedangkan dampak bagi

lingkungan yaitu meningkat atau menurunnya daya dukung alam yang mendukung

kelangsungan hidup manusia. Dalam pemanfaatan ruang dan lahan untuk

pembangunan pada kawasan pertanian atau kawasan terbuka yang tidak terkontrol

dengan baik, akan menimbulkan sejumlah dampak negatif terhadap lingkungan seperti

berkurangnya daerah resapan air, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim mikro

atau peningkatan suhu udara kawasan.

Pertumbuhan fungsi-fungsi pada kawasan permukiman dan perdagangan-jasa

akibat keberadaan Puspem Kabupaten Badung di Kelurahan Sempidi selanjutnya

membawa dampak terhadap keberlanjutan tersedianya ruang terbuka yang berupa

lahan sawah di Kelurahan Sempidi. Lahan sawah cenderung sulit dipertahankan

keberadaanya karena sangat rentan mengalami alih fungsi menjadi kawasan

Page 8: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xvi

terbangun, kecuali pada kawasan pertanian yang ditetapkan sebagai jalur hijau. Terus

berkurangnya ruang terbuka pada kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi

selanjutnya akan berdampak terhadap terjadinya degradasi lingkungan atau

ketimpangan aspek lingkungan di Kelurahan Sempidi seperti masalah banjir. Hal ini

berujung pada tidak terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan, karena konsep

pembangunan berkelanjutan adalah menciptakan hubungan yang harmonis antara

aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat

sehingga tercipta kondisi yang sustainable (Brundtland, 1987).

Page 9: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xvii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL LUAR ........................................................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ....................................................................................... ii

PERSYARATAN GELAR ................................................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................ vi

UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................................... ix

ABSTRACT ........................................................................................................................ x

RINGKASAN ..................................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xx

DAFTAR GAMBAR & DIAGRAM .................................................................................. xxi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................... xxii

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................................ xxiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

1.4.1 Manfaat Akademis ............................................................................. 7

1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, LANDASAN

TEORI DAN MODEL PENELITIAN ............................................................... 8

2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................. 8

2.1.1 Kajian Terhadap Perkembangan Pembangunan Perumahan di

Sekitar Puspem Badung ..................................................................... 8

2.1.2 Dampak Kebijakan Pembangunan Kota Baru Lampung Terhadap

Perubahan Sosial Budaya Masyarakat ............................................... 9

Page 10: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xviii

2.1.3 Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun

Terhadap Perkembangan Wilayah Kecamatan Raya ......................... 10

2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 13

2.3 Konsep Penelitian ........................................................................................ 15

2.3.1 Dampak Keberadaan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung ......... 15

2.3.2 Pemanfaatan Ruang di Kelurahan Sempidi ....................................... 17

2.4 Landasan Teori ............................................................................................ 19

2.4.1 Kota .................................................................................................... 20

2.4.2 Perkembangan Wilayah ..................................................................... 22

2.4.3 Pemanfaatan Ruang ........................................................................... 24

2.4.4 Alih Fungsi Lahan ............................................................................. 32

2.4.5 Pembangunan Berkelanjutan ............................................................. 34

2.5 Model Penelitian ......................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 40

3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................. 40

3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 42

3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 44

3.3.1 Jenis data ........................................................................................... 44

3.3.2 Sumber data ....................................................................................... 44

3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 46

3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 46

3.6 Populasi dan Sampel ................................................................................... 49

3.6.1 Teknik Sampling ................................................................................ 49

3.6.2 Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 50

3.7 Analisis Data ............................................................................................... 51

3.8 Penyajian Hasil Analisis Data ..................................................................... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 54

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 54

4.1.1 Aspek Geografis ................................................................................ 55

4.1.2 Aspek Demografis ............................................................................. 56

4.2 Karakteristik Pemanfaatan Ruang Kawasan Budidaya di Kelurahan

Sempidi ........................................................................................................ 57

Page 11: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xix

4.2.1 Pemanfaatan Ruang Kawasan Permukiman ...................................... 57

4.2.2 Pemanfaatan Ruang Kawasan Perdagangan-Jasa .............................. 63

4.2.3 Pemanfaatan Ruang Kawasan Pertanian ........................................... 68

4.3 Analisis Faktor Pedorong Pertumbuhan Pemanfaatan Ruang Kawasan

Permukiman dan Perdagangan-Jasa di Kelurahan Sempidi ........................ 71

4.3.1 Analisis Faktor Pendorong Pertumbuhan Fungsi Ruang Pada

Kawasan Permukiman ....................................................................... 72

4.3.2 Analisis Faktor Pendorong Pertumbuhan Fungsi Ruang Pada

Kawasan Perdagangan-Jasa ............................................................... 77

4.4 Analisis Dampak Perubahan Pemanfaatan Ruang Pasca Keberadaan

Puspem Kabupaten Badung Terhadap Keberlanjutan Kawasan Pertanian

di Kelurahan Sempidi .................................................................................. 82

4.5 Hasil Penelitian ........................................................................................... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 92

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 92

5.2 Saran ............................................................................................................ 95

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... xxv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xxix

Page 12: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xx

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kedudukan Penelitian yang Dilakukan dengan Penelitian Sebelumnya ............ 12

Tabel 3.1 Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data,

Instrumen Penelitian ........................................................................................... 48

Tabel 4.1 Penduduk di Kelurahan Sempidi Tahun 2009-2014 ........................................... 56

Tabel 4.2 Pengembangan Perumahan di Kelurahan Sempidi oleh Developer ................... 59

Page 13: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xxi

DAFTAR GAMBAR & DIAGRAM

Halaman

Diagram 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 14

Diagram 2.2 Model Penelitian........................................................................................... 39

Gambar 2.1 Model Pola Keruangan Kota ........................................................................ 24

Gambar 2.2 Skema Pembangunan Berkelanjutan ............................................................ 35

Gambar 3.1 Administrasi Kawasan Penelitian ................................................................. 43

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 43

Gambar 3.3 Bagan Teknik Sampling Snowball ............................................................... 50

Gambar 4.1 Lokasi Kelurahan Sempidi ........................................................................... 55

Gambar 4.2 Diagram Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ........................ 57

Gambar 4.3 Diagram Kawasan Terbangun dan Tidak Terbangun

di Kelurahan Sempidi ................................................................................... 58

Gambar 4.4 Permukiman Lama ....................................................................................... 60

Gambar 4.5 Permukiman Semi ........................................................................................ 61

Gambar 4.6 Permukiman Baru ......................................................................................... 61

Gambar 4.7 Sebaran Kawasan Permukiman di Kelurahan Sempidi ................................ 62

Gambar 4.8 Diagram Luas Kawasan Terbangun di Kelurahan Sempidi ......................... 64

Gambar 4.9 Perubahan Fungsi pada Kawasan Perdagangan-Jasa ................................... 65

Gambar 4.10 Sebaran Kawasan Perdagangan dan Jasa di Kelurahan Sempidi ................. 66

Gambar 4.11 Analisis Sistem Transportasi di Kelurahan Sempidi .................................... 67

Gambar 4.12 Kawasan Jalur Hijau di Kelurahan Sempidi................................................. 68

Gambar 4.13 Diagram Luas Kawasan Tidak Terbangun di Kelurahan Sempidi ............... 69

Gambar 4.14 Sebaran Kawasan Pertanian di Kelurahan Sempidi ..................................... 71

Gambar 4.15 Pola Sebaran Kawasan Perdagangan-Jasa .................................................... 79

Gambar 4.16 Kecenderungan Perubahan Pemanfaatan Ruang Kawasan

di Kelurahan Sempidi ................................................................................... 88

Page 14: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xxii

DAFTAR SINGKATAN

BAPPEDA : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

BPS : Badan Pusat Statistik

DCK : Dinas Cipta Karya

LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

PERUM : Perumahan

PP : Peraturan Pemerintah

PUSPEM : Pusat Pemerintahan

RDTR : Rencana Detail Tata Ruang

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

RTH : Ruang Terbuka Hijau

RTRK : Rencana Teknik Ruang Kawasan

RTRWK : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Page 15: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xxiii

DAFTAR ISTILAH

Kawasan : Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait padanya dengan batas dan sistemnya ditentukan

berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri

tertentu/spesifik/khusus.

Kawasan Perkotaan : Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman,

pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,

pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Kawasan Lindung : Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

kelestarian lingkungan yang mencakup sumber daya alam.

Kawasan Budidaya : Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

dibudidayakan berdasarkan kondisi potensi sumber daya alam

dan sumber daya manusia.

Kawasan Terbangun : Ruang dalam kawasan perkotaan yang mempunyai ciri

dominasi penggunaan lahan secara terbangun atau lingkungan

binaan untuk mewadahi kegiatan perkotaan.

Kawasan Pertanian : Kawasan budidaya yang memiliki fungsi utama sebagai lahan

pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

Kawasan Permukiman : Kawasan budidaya yang memiliki fungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau lingkungan hunian

Kawasan Perdagangan-Jasa : Kawasan budidaya yang diperuntukkan untuk kegiatan

perdagangan dan jasa yang mampu mendatangkan keuntungan

bagi pemiliknya dan memberi nilai tambah pada satu kawasan

perkotaan.

Fungsi Ruang : Gambaran dari kegiatan pada suatu kawasan yang

membutuhkan tempat atau ruang untuk keberlangsungannya.

Pemanfaatan Ruang : Penggunaan lahan untuk mengakomodir fungsi-fungsi ruang

pada kawasan budidaya.

Pertumbuhan Kawasan : Perubahan ukuran/besaran kawasan ditinjau dari aspek fisik.

Page 16: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

xxiv

Infrastruktur : Sistem fisik yang menyediakan sarana transportasi, drainase,

pengairan, bangunan gedung serta fasilitas publik lainnya yang

dibutuhkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar

manusia baik kebutuhan ekonomi maupun social.

Pembangunan Berkelanjutan : Pembangunan yang harmonis antara aspek ekonomi, sosial

dan ekologi/lingkungan tanpa merugikan salah satu aspek

yang ada.

Ruang Terbuka Hijau : Ruang-ruang dalam kota dalam bentuk kawasan maupun area

memanjang dengan penggunaan yang bersifat terbuka dan

tanpa bangunan.

Jalur Hijau : Ruang terbuka hijau berupa kawasan pertanian yang

ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan atau

lahan pertanian abadi.

Alih Fungsi Lahan : Perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari

fungsinya semula menjadi fungsi lain yang berdampak negatif

terhadap lingkungan.

Page 17: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan menjabarkan tentang latar belakang penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Pada bagian latar belakang akan

diuraikan permasalahan dalam penelitian secara umum yang berkaitan dengan topik,

didukung dengan fakta dan data empirik. Berdasarkan latar belakang akan dirumuskan

permasalahan penelitian yang merupakan fokus penelitian dan akan dijawab dalam

penelitian ini. Tujuan penelitian menjelaskan hal yang ingin dicapai pada penelitian,

dan manfaat penelitian berisi uraian tentang hal baru yang dihasilkan, berupa manfaat

akademik dan manfaat praktis bagi pemecahan masalah keruangan di masyarakat.

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Bali

yang pada mulanya berada dalam satu kesatuan wilayah dengan Kota Denpasar.

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No 1 Tahun 1992 tentang Pembentukan

Kota Madya (Kodya) Daerah Tingkat II Denpasar, Kabupaten Badung kemudian

mengalami pemekaran menjadi dua wilayah yaitu Kabupaten Badung dan Kota

Madya Denpasar (kini Kota Denpasar). Akibat pemekaran tersebut Kabupaten

Badung selanjutnya membangun Pusat Pemerintahan (Puspem) Dharma Praja di

Lumintang, Denpasar sebagai pusat kegiatan pemerintahannya. Pada perkembangan

selanjutnya, tahun 1996 Pemerintah Kabupaten Badung membuat rencana

membangun Puspem baru, yang terintegrasi dalam satu kawasan (tidak terpencar),

serta berlokasi di wilayah administratif Kabupaten Badung.

Perencanaan pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung (Puspem

Kabupaten Badung) pertama kali ditetapkan pada tahun 1996 melalui Keputusan

Page 18: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

2

Bupati Badung No. 262 Tahun 1996 tentang Pengaturan Peruntukan dan Penggunaan

Tanah Lokasi Rencana Pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung.

Ditetapkan luas Puspem Kabupaten Badung saat itu sekitar 110 hektar dan berlokasi

di Kelurahan Lukluk yaitu sebelah barat jalan jurusan Lukluk-Penarungan antara km

12.278 s.d. km 13.080. Dalam perkembangan selanjutnya, diputuskan lokasi Puspem

Kabupaten Badung dipindah ke Kelurahan Sempidi (sebelah utara Balai Diklat

Kabupaten Badung) seluas 46,677 hektar termasuk seluruh lahan yang dimiliki

Pemerintah Kabupaten Badung saat itu (seluas 11,225 hektar). Hal itu berdasarkan

rekomendasi DPRD Badung yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Badung

No. 362 Tahun 2004 tentang penetapan lokasi Puspem Kabupaten Badung.

Lokasi pembangunan kantor Puspem Kabupaten Badung yang berada di

Kelurahan Sempidi didasarkan atas beberapa pertimbangan, salah satunya adalah

pertimbangan aksesibilitas. Posisi Kelurahan Sempidi yang strategis berada tepat

ditengah-tengah Kabupaten Badung dilihat dari arah utara-selatan maupun arah timur-

barat pada bentang alam dengan topografi relatif datar mengakibatkan pencapaian ke

lokasi Puspem Kabupaten Badung dapat dijangkau dengan lebih mudah dari berbagai

kecamatan di Kabupaten Badung.

Jalur menuju Puspem Kabupaten Badung dapat dicapai dari jaringan jalan

arteri primer dan kolektor primer melalui enam jalur utama yang telah ada, yaitu dua

jalur ke arah utara menuju wilayah Kecamatan Mengwi bagian utara, Abiansemal dan

Petang, dua jalur ke arah timur menuju wilayah Kecamatan Abiansemal, dan dua jalur

ke arah selatan menuju wilayah Kecamatan Mengwi bagian Selatan, Kecamatan Kuta

Utara, Kecamatan Kuta dan Kecamatan Kuta Selatan (Penyesuaian RTRK Ibukota

Kabupaten Badung, 2011).

Page 19: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

3

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Daerah

Tingkat II Badung Nomor 29 Tahun 1995 (yang berlaku sepuluh tahun hingga 2005),

lokasi Puspem Kabupaten Badung saat itu masih ditetapkan sebagai kawasan

pertanian. Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Badung pada tahun 2004 melakukan

revisi RTRWK dan dikeluarkan Keputusan Bupati Badung Nomor 533 tahun 2004

tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Mengwi, diputuskan bahwa lokasi

Puspem Kabupaten Badung di Kelurahan Sempidi ditetapkan sebagai kawasan pusat

kantor pemerintahan.

Sebagai pusat kantor pemerintahan dan pusat pelayanan publik di Kabupaten

Badung, keberadaan Puspem Kabupaten Badung secara tidak langsung mendorong

kawasan pada lokasi puspem menjadi pusat tarikan pergerakan masyarakat. Hal ini

mempercepat terwujudnya fungsi kawasan tersebut menjadi kawasan perkotaan.

Dalam Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, disebutkan bahwa

kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan

dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Dengan demikian suatu kota atau kawasan perkotaan adalah kawasan yang memiliki

pemusatan jumlah penduduk lebih tinggi dari kawasan sekitarnya yang ditandai

dengan adanya pusat kegiatan sosial dan ekonomi.

Kawasan perkotaan di Kabupaten Badung ditetapkan berdasarkan Peraturan

Pemerintah (PP) No 67 Tahun 2009 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Badung

dari Wilayah Kota Denpasar ke Wilayah Kecamatan Mengwi. Kawasan perkotaan

tersebut selanjutnya merupakan wilayah yang berperan sebagai ibukota kabupaten,

dengan nama ibukota diganti dari Denpasar menjadi Mangupura. Wilayah

administratif Kawasan Perkotaan Mangupura dibentuk dari sembilan desa/kelurahan

Page 20: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

4

yang terdapat di Kecamatan Mengwi, meliputi Desa Mengwi, Desa Gulingan, Desa

Mengwitani, Desa Kekeran, Kelurahan Kapal, Kelurahan Abianbase, Kelurahan

Lukluk, Kelurahan Sading dan Kelurahan Sempidi. Pembentukan kawasan perkotaan

Mangupura dilatarbelakangi oleh kecenderungan dan arah pengembangan kawasan

tersebut menjadi suatu perkotaan. Hal ini didukung oleh beberapa fungsi pelayanan

regional yang telah ada, antara lain Terminal Type A Mengwi, pusat pelayanan

kesehatan RSUD Badung, pasar umum Beringkit, serta kawasan perkantoran Kodim

dan Polres Badung.

Kelurahan Sempidi sebagai bagian dari wilayah kawasan perkotaan

Mangupura merupakan lokasi dibangunnya Puspem Kabupaten Badung. Bagian utara

Kelurahan Sempidi berbatasan dengan Kelurahan Lukluk, bagian selatan berbatasan

dengan Desa Dalung dan Kota Denpasar. Bagian tengah merupakan lokasi berdirinya

kantor Puspem Kabupaten Badung, berbatasan dengan Desa Sading di sebelah Timur,

dan Kelurahan Abianbase di sebelah Barat (BPS Kabupaten Badung, 2015).

Pemanfaatan ruang kawasan di Kelurahan Sempidi pada mulanya masih

memiliki karakteristik sebagai kawasan perdesaan, selanjutnya terus berkembang

tumbuh alami menjadi sebuah kawasan perkotaan baru. Kecenderungan

perkembangan keruangan di Kelurahan Sempidi secara perlahan mengalami

perubahan-perubahan pasca dibangunnya Puspem Kabupaten Badung di Kelurahan

Sempidi. Hal ini terlihat dari fenomena yang terjadi, diantaranya meningkatnya

kebutuhan ruang/lahan untuk permukiman, pemanfaatan ruang kawasan yang

didominasi oleh aktivitas perdagangan dan jasa, laju pertumbuhan penduduk relatif

tinggi dengan rata-rata 1,56% per tahun dengan kepadatan penduduk 1.590

orang/km2, adanya peningkatan pergerakan masyarakat yang berakibat pada

kepadatan lalu-lintas, serta menurunnya kegiatan pada sektor pertanian yang beralih

Page 21: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

5

pada sektor perdagangan dan jasa. Menurut data statistik, jumlah hunian (rumah

tinggal) di Kelurahan Sempidi hingga akhir tahun 2014 tercatat sebanyak 1.195 rumah

dan jumlah toko/perdagangan sebanyak 352 unit, sementara lahan pertanian/subak

terus berkurang rata-rata 11,7% hingga 12% per tahun (BPS Kabupaten Badung,

2015).

Berdasarkan kondisi perubahan-perubahan fisik maupun non fisik yang terjadi

di Kelurahan Sempidi, maka penelitian terkait Dampak Keberadaan Pusat

Pemerintahan Kabupaten Badung Pada Pemanfaatan Ruang di Kelurahan Sempidi

dirasa perlu untuk diteliti. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran

secara utuh mengenai fenomena perubahan pemanfaatan ruang yang terjadi pada

kawasan budidaya di Kelurahan Sempidi pasca dibangun Puspem Kabupaten Badung.

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi pada

pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman dan perdagangan-jasa, serta

mengetahui dampak yang ditimbulkan pada kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi.

Selanjutnya dapat diberikan saran terkait penataan pemanfaatan ruang dalam

mengakomodir fungsi-fungsi baru yang muncul di masa yang akan datang, sehingga

tidak lebih jauh merusak lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dirumuskan 3 (tiga) permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

a. Bagaimana karakteristik pemanfaatan ruang pada kawasan permukiman, kawasan

perdagangan-jasa dan kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi pasca keberadaan

Puspem Kabupaten Badung berdasarkan lokasi sebaran fungsinya?

Page 22: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

6

b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi ruang pada kawasan

permukiman dan kawasan perdagangan-jasa di Kelurahan Sempidi pasca

keberadaan Puspem Kabupaten Badung?

c. Apa dampak pertumbuhan fungsi pada kawasan permukiman dan kawasan

perdagangan-jasa terhadap keberlanjutan ruang secara fisik pada kawasan

pertanian di Kelurahan Sempidi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan

masalah yang dijabarkan. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi karakteristik pemanfaatan ruang pada kawasan permukiman,

kawasan perdagangan-jasa dan kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi pasca

keberadaan Puspem Kabupaten Badung berdasarkan lokasi sebaran fungsi-fungsi

ruangnya.

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungsi-fungsi pada

pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman dan kawasan perdagangan-jasa

di Kelurahan Sempidi pasca keberadaan Puspem Kabupaten Badung.

c. Mengetahui dampak pertumbuhan fungsi-fungsi pada kawasan permukiman dan

perdagangan-jasa pasca keberadaan Puspem Kabupaten Badung terhadap

keberlanjutan ruang fisik pada kawasan pertanian di Kelurahan Sempidi.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang berisi uraian tentang

pentingnya penelitian ini dilakukan, yaitu berupa manfaat akademik dan manfaat

praktis bagi pemecahan masalah di masyarakat.

Page 23: ABSTRAK DAMPAK KEBERADAAN PUSAT PEMERINTAHAN … · 2017-04-01 · serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap ruang sekitarnya. ... dari kawasan yang memiliki ciri perdesaan menjadi

7

1.4.1 Manfaat Akademis

a. Bagi dunia ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan bisa memperkaya

teori perkembangan suatu wilayah akibat dibangunnya suatu pusat kegiatan baru.

Untuk penelitian berikutnya dapat mengembangkan lebih jauh lagi, khususnya

yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kawasan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan di bidang

perencanaan manajemen pembangunan desa dan kota.

c. Sebagai bahan/referensi untuk membuat rencana penataan ruang di daerah lain

yang memiliki permasalahan sama terkait dampak keberadaan suatu pusat

kegiatan baru terhadap keberlanjutan ruang terbuka dalam kawasan tersebut.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah Kabupaten Badung diharapkan dapat digunakan sebagai salah

satu acuan dalam perencanaan penataan ruang di sekitar kawasan Puspem

Kabupaten Badung khususnya Kelurahan Sempidi untuk mengakomodir fungsi-

fungsi spasial yang muncul di masa akan datang.

b. Memberikan informasi tentang dampak yang terjadi akibat keberadaan suatu

pusat pemerintahan baru pada pemanfaatan ruang kawasan serta pengaruhnya

terhadap keberlanjutan kawasan pertanian di sekitar lokasi pusat pemerintahan

tersebut.

c. Sebagai referensi terkait rencana pengembangan pemanfaatan ruang kawasan

yang ideal di Kelurahan Sempidi, selanjutnya untuk mencegah terjadinya

pertumbuhan pembangunan yang tidak terkontrol, alih fungsi lahan pertanian

serta perusakan terhadap lingkungan.