repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak...

70
1

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

1

Page 2: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

2

Page 3: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

3

Page 4: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

4

Page 5: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

5

Page 6: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

6

Page 7: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peristiwa banjir pada umumnya merupakan interaksi dari kejadian alam dan

pengaruh perbuatan manusia, merupakan sebuah dilema yang pada umumnya sulit

dipecahkan dan cenderung semakin meningkat, sejalan dengan tingkat perkembangan

masyarakat. Untuk mengurangi kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh banjir

diperlukan tindakan-tindakan penanganan banjir (flood damage mitigation) baik yang

bersifat phisik (structural measures) atau corrective measures karena bersifat

memperbaiki alam dan tindakan yang bersifat non phisik (non- structural measures)

atau preventive measures karena bersifat pencegahan terjadinya kerugian/bencana

(Volcanic Sabo Technical Centre, 1993).

Pengertian banjir menurut Hehanusa (2001) Banjir dapat didefinisikan sebagai

1) kenaikan paras air di sungai secara cepat yang biasanya disusul oleh penurunan

yang berlangsung lambat, 2) aliran dengan luah (debit) yang relatif tinggi

dibandingkan dengan keadaan biasa. Pendapat lainnya seperti Kodoatie (2005) banjir

terjadi ketika suatu volume air tidak lagi tertampung dalam wadah yang seharusnya

sehingga menggenangi daerah atau kawasan lain, atau karena penurunan daya

tampung (threshold value) di sungai, saluran drainase atau pembuang air yang

disebabkan sedimentasi dan adanya kerusakan tanggul serta meningkatnya limpasan

air permukaan. Banjir atau genangan air yang terjadi di suatu lokasi dapat diakibatkan

oleh beberapa penyebab antara lain:

1) Perubahan tata guna lahan (land-use) di daerah aliran sungai (DAS)

2) Pembuangan sampah

3) Erosi dan sedimentasi

4) Kawasan kumuh di sepanjang sungai/drainase

5) Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat

Page 8: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

8

6) Curah hujan

7) Pengaruh fisiografi dan geofisik sungai

8) Kapasitas sungai dan drainase yang tidak memadai

9) Pengaruh air pasang

10) Bendung dan bangunan air

11) Kerusakan bangunan pengendali banjir

Kota Denpasar yang memiliki kondisi permukaan relatif landai juga sebagai

pusat perkotaan di Provinsi Bali, perlu didukung dengan fasilitas infrastruktur

perkotaan salah satu diantaranya adalah fasilitas sistem jaringan drainase yang

memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang

ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

yang sangat pesat dan kurang terkontrol yang dapat berdampak langsung terhadap

peningkatan limpasan permukaan yang berpotensi sebagai daerah genangan banjir.

Disamping itu berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi atas

meningkatnya debit banjir. Pada daerah permukiman dimana telah padat dengan

bangunan sehingga tingkat resapan air kedalam tanah berkurang, jika terjadi hujan

dengan curah hujan yang tinggi sebagian besar air akan menjadi aliran air permukaan

yang langsung masuk kedalam sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya

terlampaui dan mengakibatkan banjir.

Secara geograpis, Wilayah Kota Madya Denpasar terletak di daerah dataran rendah

pada bagian selatan Pulau Bali. Kota Madya Denpasar juga merupakan Ibu kota

Propinsi Bali dan terletak berkisar antara 08.35’.31’’ sampai dengan 08.44’.49’’

Lintang Selatan dan antara 115.10’.23’’ sampai dengan 115.16’.27’’ Bujur Timur.

Kota Madya Denpasar, secara keseluruhan mempunyai luas 127.78 Km2, serta

Denpasar Selatan adalah 49.99 Km2.

Wilayah Kota Madya Denpasar secara keseluruhan bertopograpi relatif datar dengan

kelandaian berkisar antara 0 sampai 5%, mulai dari elevasi 0.00 hingga + 0.75 meter

di atas permukaan air laut. Hanya sebagian kecil wilayah yang mempunyai

kemiringan lebih dari 5% yaitu Depasar Barat dan Denpasar Timur bagian utara,

Page 9: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

9

sedangkan Kecamatan Denpasar Selatan adalah daerah kawasan pesisir dengan

kelandaian kurang dari 5%, bahkan kurang dari 2%.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar tahun 2006

jumlah total penduduk Kota Madya Denpasar adalah 574.955 jiwa dengan

ukuran rumah tangga rata-rata 4.2 jiwa setiap kepala keluarga, serta rata-rata

kepadatan 4500 jiwa setiap Km2, untuk wilayah kecamatan Denpasar Selatan

mempunyai luas wilayah 49,99 km2 dan jumlah penduduk 163 138 jiwa

dengan kepadatan per km2 3263 jiwa.

Mata pencaharian penduduk sebagian besar bertumpu pada sektor perdagangan,

industri dan pemerintahan dan jasa-jasa. Hal ini akan sangat berpotensial untuk terus

memicu arus urbanisasi, sehingga pertambahan penduduk di kota Denapsar akan terus

bertambah, dan akan berpengaruh pada permintaan penyediaan berbagai prasarana

antara lain: perumahan, transportasi, air bersih dan sebagainya, sehingga akan sangat

berpengaruh terhadap pola penggunaan lahan serta pada ahkirnya akan berpengaruh

terhadap siklus hidrologi seperti: pola aliran pemukaan, permintaan air bersih,

pembuangan sampah/ limbah serta pencemaran.

Keberadaan jaringan drainase Kota Denpasar tumbuh dan berkembang dari

jaringan irigasi yang telah ada sebelumnya. Konsep pengembangan Kota Denpasar

dengan sistem konsolidasi lahan (LC), mengakibatkan banyaknya jaringan yang

hilang dan munculnya jaringan drainase baru. Konsep drainase yang bertolak

belakang dengan konsep irigasi memunculkan permasalahan dari segi dimensi saluran

maupun bangunan fasilitasnya. Hal ini berdampak secara langsung terhadap tidak

optimalnya fungsi sistem drainase kota Denpasar (Karma, 2008)

Menurut Dinas PU Kota Denpasar (2008) menghadapi permasalahan banjir dan

genangan air, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pekerjaan Umum telah

melakukan berbagai upaya penanganan sektor drainase kota antara lain menyusun

program dan rencana kegiatan pengendalian banjir. Penanganan jaringan irigasi dan

drainase di Kota Denpasar baik perencanaan, penanganan perbaikan dan pengelolaan

Page 10: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

10

ditangani oleh berbagai pihak dan instansi terkait, baik penanganan di Tingkat

Kabupaten/Kota, Tingkat Provinsi, Tingkat Pusat, Lembaga Kemasyarakatan (Subak)

dan organisasi sosial lainnya.

Menururt Karma (2008) tujuan perencanaan sistem jaringan drainase kota

Denpasar terkait dengan penanganan banjir adalah untuk membuat suatu pola

pengaliran air buangan yang dapat melayani seluruh kota dengan baik, lancar dan

merata dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Membagi kota dalam beberapa sistem drainase yang jelas, terarah dan

merata sehingga dapat memecahkan permasalahan banjir dan genangan air

yang terjadi pada saat terjadi hujan/musim hujan

2) Membuat pola aliran dalam sistem dan sub sistem alian yang terdiri dari

saluran primer, sekunder dan tersier dengan batas-batas daerah layanan yang

jelas

3) Mempermudah dalam menentukan elemen-elemen sistem dan susbsistem

seperti daerahlayanan, arah aliran, dimensi saluran dan sebagainya.

Berdasarkan kondisi exiting sistem jaringan drainase yang ada di wilayah Kota

Denpasar, dapat dibagi menjadi 5 ( lima ) sistem utama (Arthacons,2007) yaitu :

1) Sistem I : Sistem Tukad Badung

2) Sistem II : Sistem Tukad Ayung

3) Sistem III : Sistem Tukad Mati

4) Sistem IV : Sistem Niti Mandala – Suwung dan sekitarnya

5) Sistem V : Sistem Pamogan

Wilayah pembagian sistem drainase kota Denpasar seperti pada Gambar 1.1.

Menurut Suripin (2005) saat ini sistem drainase sudah menjadi salah satu

infrastruktur perkotaan yang sangat penting. Kualitas manajemen suatu kota dapat

dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada. Pembangunan sistem drainase yang

baik dapat membebaskan kota dari genangan air serta meningkatkan kualitas

lingkungan serta kesehatan masyarakat. Banjir merupakan kata yang sangat populer

di Indonesia, khususnya pada saat musim hujan, mengingat hampir semua kota di

Page 11: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

11

Indonesia mengalami bencana banjir. Peristiwa terjadinya banjir setiap tahun selalu

berulang, namun sampai saat ini permasalahan penanganan banjir belum

terselesaikan, bahkan cenderung makin meningkat, baik frekuensinya, luasannya,

kedalamannya, maupun durasinya.

Selanjutnya dinyatakan permasalahan penanganan banjir juga diakibatkan

oleh belum mengakarnya kesadaran terhadap hukum dan kaidah-kaidah yang berlaku

serta belum konsistennya pelaksanaan hukum menambah komplek masalah yang

dihadapi. Kecenderungan ini timbul karena proses pembangunan khususnya

infrastruktur drainase yang selama ini berlangsung kurang melibatkan peran serta

atau partisipasi masyarakat secara aktif (Suripin, 2005)

Persoalan terjadinya banjir merupakan masalah yang sangat komplek, namun

berdasarkan kondisi existing dapat diketahui seperti menurunnya efektifitas saluran,

meningkatnya koefisen pengaliran akibat dari pengembangan permukiman,

banyaknya street inlet yang tertutup perkerasan aspal, tidak jelasnya pola aliran,

dimensi saluran yang tidak sesuai dengan kapasitas yang dialirkan serta banyak

bangunan fasilitas drainase yang memerlukan penataan kembali (Norken dkk, 2005)

Menurut pendapat Hall, 1994 dalam Norken (2005), menyatakan bahwa

perubahan tata guna lahan di daerah aliran sungai dari daerah pedesaan menjadi

daerah perkotaan dengan menutup permukaan lahan-lahan terbuka secara dramatik

dapat menyebabkan peningkatan limpasan permukaan secara sangat tajam pula.Juga

disebutkan dalam uraian Australian Advisory Team (1987) dalam (Norken, 2005)

diuraikan tentang beberapa penyebab banjir di daerah perkotaan antara lain:

1) Penampang saluran yang tidak memadai

2) Belum adanya satu sistem drainase

3) Pendangkalan saluran akibat sampah atau sedimentasi

4) Pembangunan jalan atau kawasan permukiman baru tanpa diikuti dengan

perencanaan dan pembuatan saluran drainase

5) Peningkatan koefisien limpasan akibat perubahan tata guna lahan.

Page 12: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

12

Gambar 1.1

Pembagian Sistem Jaringan Drainase Wilayah DenpasarSumber: Bappeda Kota

Denpasar, 2008

Page 13: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

13

Sedangkan untuk wilayah Kota Denpasar seperti diuraikan dalam Veygasi

Disain (1995) mengenai permasalahan banjir disebabkan oleh beberapa hal antara

lain:

1) Perubahan tata guna lahan seperti: permukiman yang padat, sempitnya

sempadan sungai bahkan tidak memiliki sempadan sungai/saluran.

2) Lingkungan sosial-budaya seperti: pembuangan sampah pada saluran,

3) Topografi sangat landai

4) Saluran irigasi yang juga digunakan untuk saluran drainase

5) Perencanaan dan pembangunan jaringan yang belum menyeluruh

6) Operasioanal dan pemeliharaan yang masih terbatas.

Peristiwa terjadinya bencana banjir di wilayah Kota Denpasar mendapat

tanggapan yang beraneka ragam seperti buruknya sistem drainase, berkurangnya

daerah resapan air dan tingginya curah hujan yang tidak dapat diatasi oleh jaringan

drainase serta kecenderungan masyarakat membuang sampah /limbah rumah tangga

ke saluran/sungai.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut :

1) Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan jaringan drainase di

Denpasar selatan

2) Adakah pengaruh signifikan faktor pengetahuan dan partisipasi masyarakat ,

terhadap sikap masyarakat dalam pemeliharaan jaringan drainase di Denpasar

selatan

3) Manakah diantara faktor-faktor pengetahuan masyarakat dan sikap masyarakat

yang berpengaruh dominan terhadap partisipasi masyarakat dalam

pemeliharaan jaringan drainase di enpasar selatan

Page 14: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

14

14

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan jaringan

drainase di denpasar selatan

2) Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan faktor pengetahuan,

sikap masyarakat , terhadap partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan

jaringan drainase di denpasar selatan

3) Untuk mengetahui diantara faktor-faktor pengetahuan masyarakat dan sikap

masyarakat terhadap partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan jaringan

drainase di denpasar selatan

1.4 Hipotesis

Berdasarkan rurmusan pokok masalah yang menggunakan dua variabel

tersebut pengetahuan masyarakat , sikap masyarakat terhadap partisipasi masyarakat

dalam pemeliharaan jaringan drainase , berdasarkan atas kajian kepustakaan maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1) Partisipasi petani belum optimal dalam pemeliharaan jaringan drainase di wilayah

Denpasar selatan

2) Terdapat pengaruh yang signifikan faktor-faktor pengetahuan , partisipasi

terhadap sikap masyarakat dalam pemeliharaan jaringan drainase di wilayah

Denpasar Selatan

3) Faktor sikap masyarakat berpengaruh dominan terhadap pemeliharaan jaringan

drainase di Wilayah Denpasar Selatan

1.5 Batasan Penelitian

Batasan wilayah penelitian hanya meliputi Sub Sistem Tukad Punggawa,

dengan daerah layanan meliputi; Sebagian besar kelurahan Sida Karya, Sebagian

kelurahan Panjer, dan Sebagian kelurahan Renon.

Page 15: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

15

15

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Permasalahan Drainase Perkotaan

Menurut Karma (2008) permasalahan drainase perkotaan bukanlah hal yang

sederhana, banyak factor yang mempengaruhi baik masalah perencanaan,

pelaksanaan maupun operasional dan pemeliharaannya seperti, 1) peningkatan debit,

2) penyempitan dan pendangkalan saluran, 3) reklamasi, 4) amblesan tanah, 5)

limbah, 6) sampah dan 7) pasang surut air laut.

Penyebab utama lainnya adalah : 1) perubahan tata guna lahan yang selalu

terjadi akibat perkembangan kota dapat mengakibatkan peningkatan aliran

permukaan dan debit puncak banjir, 2) manajemen sampah yang kurang baik

memberi kontribusi percepatan pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai

akibatnya efektifitas saluran menjadi menurun, 3) terjadinya amblesan tanah (land

subsidence) akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa

bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.Kondisi ini akan mengganggu

system drainase grafitasi terutama pada saat air laut pasang. Berdasarkan atas kondisi

permasalahan tersebut diatas diperlukan dalam penanganan banjir sangat diperlukan

usaha-usaha konprehensif dan integrative yang meliputi seluruh proses baik yang

bersifat structural maupun non structural seperti disajikan dalam Gambar 2.1

Page 16: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

16

16

Gambar 2.1

Hubungan timbal balik faktor-faktor permasalahan drainase perkotaan

Sumber: Karma, 2008

Kebutuhan

tempat tinggal

Pertumbuhan

penduduk

Produksi sampah Lahan untuk

usaha, pertanian,

perkebunan dl

Pertumbuhan

tata guna lahan Manajemen sampah tidak

baik

Pembuangan sampah ke

saluran

Erosi lahan

meningkat

Debit banjir

meningkat

Sedimentasi

saluran

Penurunan kapasitas

saluran

Debit banjir

meningkat

Permasalahan

drainase

perkotaan Genangan

lokal

Kebutuhan

air bersih

Amblesan

tanah

Pengambilan air tanah

berlebihan

Pasang

surut

Page 17: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

17

17

Permasalahan yang dihadapi dalam implementasi pembangunan dan penanganan

sistem jaringan drainase di perkotaan (Karma,2008) pada umumnya mengikuti

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Mempelajari sistem drainase yang sudah ada saat ini

2) Merumuskan rencana perbaikan sistem drainase

3) Perencanaan fasilitas drainase, seperti saluran drainase, tanggul, gorong-

gorong dll

4) Pelaksanaan pekerjaan

5) Operasi dan pemeliharaan fasilitas drainase

Daerah perkotaan pada umumnya menderita banjir atau genangan disebabkan oleh :

1) Limpasan air banjir dari sungai utama biasa disebut dengan banjir kiriman

2) Limpasan air dari saluran drainase biasa disebut banjir lokal

3) Pengaruh air balik dari sungai induk pada saat muka air tingi akibat banjir dan

/ atau air pasang

4) Banjir akibat air pasang yang masuk langsung ke daratan maupun lewat

saluran-saluran drainase yang ada sering disebut sebagai banjir rob

Dalam rangka menangani permasalahan banjir maka perlu dilakukan

perbaikan dan/atau penataan sistem drainase, dengan harapan dapat meminimalisasi

berbagai risiko dan konskuensi yang ditimbulkan.

2.2 Aspek Sosial Budaya

Menurut Suripin (2005) untuk meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki

dari masyarakat terhadap penanganan fasilitas drainase perlu diperhatikan aspek

sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini perlu untuk menghindari terjadinya

pertentangan tujuan antara kehendak pemerintah (penyedia fasilitas) dan kehendak

masyarakat.Untuk menghindari penolakan produk pembangunan oleh masyarakat,

maka pemerintah perlu melakukan sosialisasi, melibatkan masyarakat dalam

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi sehingga hasil pembangunan

memberikan kepuasan pada masyarakat luas.Sistem pelaksanaan pembangunan

sebaik mengikuti pola seperti Gambar2.2

Page 18: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

18

18

Ada beberapa sebab partisipasi masyarakat dalam pengendalian banjir bersifat

strategis menurut Susskind (1997) dalam (sunaryo, 2005) antara lain:

1) Dengan diketahuinya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki scara lokal

di dalam masyarakat, maka dapat dihindari kemungkinan membuat kesalahan

dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dari suatu kegiatan (error

detection) dan pengalaman. Selain menghilangkan kemungkinan

berkembangnya kontroversi, hal-hal tersebut dapat mengantisipasi penolakan

secara politis (political opposition) yang secara keseluruhan meningkatkan

biaya.

2) Dengan melibatkan masyarakat, maka suatu keputusan yang diambil

pemerintah akan lebih mudah diterima oleh masyarakat (public legitimation).

Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak hanya mempermasalahkan hal-hal

yang bersifat teknis dalam pengambilan keputusan, namun lebih

mempersoalkan keadilan dan konsekuensi dari setiap keputusan.

3) Tujuan akhir yang dapat dicapai dari usaha menyertakan masyarkat dalam

pengambilan keputusan yakni tumbuhnya aliansi strategis antara pemerintah

dan masyarakat (strategic partnership).

Sumber Daya

Proses Pelaksanaan

pembangunan

Produk

Pelaksanaan

pembangunan

Proses

Penilaian

Penerimaan

produk

Produk

penilaian

Dinyatakan dapat

diterima

Oleh Pemerintah atau

Masyarakat

Oleh Masyarakat

Pasti dinyatakan

dapat diterima

Gambar 2.2

Pelaksanaan pembangunan yang melibatkan masyarakat

Sumber: Suripin, 2005

Page 19: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

19

19

2.3 Tahap Operasioanal Dan Pemeliharaan

Pemeliharaan sungai-sungai/saluran drainase pada dasarnya bertujuan untuk

mempertahankan kapasitas alir dan kapasitas tampung dari semua sistem tata air

sungai yang berada di daerah pengaliran sungai beserta semua bangunan air yang

terdapat pada sistem tersebut.

Penurunan terhadap penampang basah sungai akibat proses sedimentasi di dasar

sungai ditambah dengan permasalahan pemukiman liar yang berdiri di bantaran

sungai yang secara langsung akan mengurangi kapasitas alir dari sungai

Menurut Hidayat (2003) pemeliharaan sungai dibagi dalam dua bagian

utama, yang pertama ialah pemeliharaan terhadap bangunan pengendali banjir

yaitu bangunan yang berfungsi untuk pengaturan aliran air. Pemeliharaan

terhadap bangunan pengatur aliran seperti bendung, pintu air, dan lain-lain

dimaksudkan agar bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik pada saat

diperlukan. Pemeliharaan terhadap bangunan pengaturan air perlu dilaksanakan

secara rutin agar dapat siap berfungsi pada saat diperlukan. Pemeliharaan

bangunan pengendali banjir dapat dilakukan oleh Dinas yang terkait atau

melibatkan partisipasi masyarakat yang berada di daerah permukiman.

Kedua, pemeliharaan saluran pengendali banjir atau saluran drainase untuk

mempertahankan kapasitas alir dan tampung sungai-sungai dan atau saluran

drainase sebagai satu kesatuan sistem dengan bangunan pengendali banjir. Seperti

yang diuraikan di atas berkurangnya kapasitas alur dan tampung disebabkan oleh

tumbuhnya pemukiman liar di bantaran sungai, pengendapan sampah, dan

sedimen hasil erosi di hilir.

Penyelesaian masalah pemukiman liar di bantaran merupakan problema

khusus dan membutuhkan pendekatan sosial masyarakat, untuk itu diperlukan

waktu serta anggaran biaya yang memadai. Masalah ini tidak dapat secara

langsung dimasukan kedalam pemeliharaan rutin akan tetapi harus ditangani

secara khusus dengan melibatkan berbagai instansi yang terkait.

Page 20: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

20

20

Penyempitan kapasitas sungai akibat adanya endapan sampah dan sedimen

dapat dilakukan dengan dua hal yaitu pengelontoran secara rutin dan pengerukan.

Pengelontoran dapat dilakukan apabila sistem drainase mempunyai kemiringan

yang memadai sehingga air dapat mengalir secara grafitasi, sehingga endapan

dapat terbawa aliran ke arah muara.

Pengerukan merupakan pekerjaan yang bertujuan mengeluarkan material

padat dari sungai atau saluran drainase. Pengeluaran material ini dimaksudkan

untuk mengembalikan penampang sungai sesuai dengan kapasitas rencana sungai

atau bahkan memperbesar kapasitas alir apabila memungkinkan. Mempelajari

jumlah sedimentasi yang terjadi setiap tahunnya di sungai-sungai sebagai akibat

erosi di daerah hulu dan juga sampah yang masuk ke badan air, maka pekerjaan

pengerukan harus dilakukan secara berkala pada jangka waktu tertentu

berdasarkan hasil survey di lapangan.

Kegiatan Operasioanal dan Pemeliharaan untuk menjaga fungsi fasilitas sitem

drainase agar sesuai dengan tujuan dan umur yang direncanakan (Sunaryo, 2005)

dapat dilakukan dengan:

1) Pemeliharaan secara preventif, berupa pemeliharaan rutin, berkala, dan

perbaikan kecil untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah pada

fasilitas drainase.

2) Pemeliharaan Korektif, yang mencakup perbaikan besar, rehabilitasi, dan

rektifikasi dalam rangka mengembalikan dan meningkatkan fungsi fasilitas

drainase sesuai dengan kemampuan finansial yang ada.

3) Pemeliharaan darurat, sebagai perbaikan sementara yang harus dilakukan

secepatnya karena kondisi mendesak (misalnya darurat karena ancaman

banjir)

4) Pengelolaan lingkungan sungai (river environment) untuk menjaga fungsi

bangunan fasilitas drainase melalui pengendalian penggunaan lahan daerah

sempadan sungai, yaitu dengan malakukan : 1) menyusun garis sempadan

Page 21: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

21

21

sungai dan rencana peruntukan bagi penggunaan lahan daerah sempadan

sungai sebagai pengamanan langsung terhadap fungsi sungai, 2) melakukan

penertiban penggunaan lahan (terutama di daerah sempadan sungai) bersama

2.4 Partisipasi Masyarakat

Dalam program pelaksanaan pembangunan pertanian sangat diperlukan

adanya gerakan partisipasi aktif baik masyarakat petani maupun masyarakat

pedesaan , yang difasilitasi oleh pemerintah dengan tujuan dapat meningkatkan

kesejahteraan petani. Pengertian tentang partisipasi oleh Dusseldorf ( dalam Agung

:2007 ) yang menulis tentang partisipasi di tingkat masyarakat pedesaan. Dikatakan

bahwa partisipasi adalah suatu bentuk interaksi dan komunikasi khas , yaitu berbagi

dalam kekuasaan dan tanggung jawab. Pandangan tersebut mengandung arti bahwa

partisipasi sebagai bagian dalam kegiatan bersama ( taking part in joint action ).

Namun demikian partisipasi bukan berarti hanya ikut serta secara fisik namun juga

sekejiwaan , seperti yang dikemukakan oleh Davis ( dalam Agung : 2007 ) yang

mengrtikan partisipasi sebagai keterlibatan mental , pikiran dan perasaan seseorang

didalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan atau

bantuan kepada kelompok tersebut dalam usaha mencapai tujuan bersama dan turut

bertanggung jawab terhadap usaha uyang bersangkutan.

Dalam uraian pendapat dari Mubyarto ( 1984:35 ) menyatakan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan pedesaan harus diartikan sebagai kesediaan untuk

membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orng tanpa harus

mengorbankan kepentingan diri sendiri. Selanjutnya disebutkan bahwa dalam

keadaan yang paling ideal keikut sertaan masyarakat merupakan ukuran tingkat

partisipasi rakyat. Semakin besar kemampuan mereka untuk menentukan nasibnya

sendiri , maka semakin besar pula kemampuan mereka dalam pembangunan. Dalam

(Karwan 2003: 102 ) pendekatan pembangunan masyarakat pedesaan dapat dilakukan

dengan metode PRA ( Partisipatory Rural Apraisal ) yang cukup efektif menunjang

pertanian berkelanjutan dan pembangunan pedesaan ( PBPP ) dan implementasinya

cukup teruji di beberapa negara sedang berkembang. PRA merupakan sekumpulan

Page 22: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

22

22

pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta

meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka sendiri , agar dapat

merencanakan dan melaksanakannya. Metode PRA sangat efektif untuk

menumbuhkan dan mengembangkan kemandirian masyarakat desa dalam mengelola

sistem pertanian yang berkelanjutan , karena proses pemberdayaan masyarakat lahir

dari kesadaran kolektif yang dimotivasi oleh peran fasilisator yang ada di lapangan.

Pendekatan PRA dikatakan lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan top down

yang diterapkan pada masa lalu , karena menurut( Faoqi, M dkk dalam Karwan 2003

) disebutkan: 1)masyarakat kurang dilibatkan dalam program , Masyarakat cenderung

sebagai pelaksana , 3)prakarsa selalu datang dari pusat , 4) keterampilan dalam

perencanaan , pelaksanaan , monitoring , dan evaluasi tetap dikuasai oleh pemerintah

pusat.

Menurut pandangan Santoso Sastropoetro dalam ( Pedoman Naskah

Akademik Perda Partisipatif , 2007 ) sehubungan dengan partisipasi efektif

menyatakan bahwa masyarakat dapat bergerak untuk lebih berpartisipasi apabila : 1)

partisipasi itu dilakukan melalui organisasi – organisasi yang sudah dikenal atau yang

sudah ada ditengah – tengah masyarakat yang bersangkutan , 2) partisipasi itu

memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan , 3) manfaat

yang diperoleh melalui partisipasi itu memenuhi keinginan masyarakat setempat , 4)

dalam proses partisipasi masyarakat menjamin adanya kontrol yang dilakukan

masyarakat.Partisipasi masyarakat ternyata berkurang jika mereka tidak atau kurang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Dalam (Pedoman Naskah Akademik Perda Partisipatif , 2007) dijelaskan tujuan dasar

dari peran serta masyarakat adalah untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang

berguna warga negara dan masyarakat yang berkepentingan ( public interest ) dalam

rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan , karena dengan melibatkan

masyarakat yang potensial terkena dampak akibat kebijakan dan kelompok

kepentingan ( interest groups ) , para pengambil keputusan dapat menangkap

Page 23: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

23

23

pandangan , kebutuhan dan pengharapan dari masyarakat dan kelompok tersebut ,

untuk kemudian menuangkannya kedalam suatu konsep.

2.5 Pengetahuan Masyarakat

Perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat yang satu dengan

masyarakat lainnya , akan menimbulkan perbedaan pandangan dan kesadaran akan

kebutuhan teknologi sebagai sarana menuju perbaikan kehidupan dalam mengatasi

berbagai permasalahan yang ada ditengah – tengah masyarakat tersebut. Suatu

masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi biasanya dibarengi dengan

kesadaran akan kebutuhan hidup yang tiggi pula . Dengan adanya kesadaran akan

kebutuhan tuntutan hidup yang tinggi ( lebih baik ) , timbul kesadaran akan

pentingnya suatu teknologi yang dapat menciptakan perbaikan – perbaikan dalam

kehidupan. Dengan demikian , suatu masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang

tinggi akan lebih mudah menyerap suatu teknologi yang diperkenalkan dan atau

ditengah – tengah lingkungannya ( Dikti 1990: 23 ). Pandangan umum lainnya

tentang pengetahuan adalah hasil belajar baik formal maupun non formal yang

diperoleh dari hasil interaksi dengan masyarakat. Disebutkan pula luasnya cakrawala

pengetahuan seseorang tidak terlepas dari pengetahuannya dalam hidup masyarakat.

Akibatnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tidaklah berbeda jauh dengan

warga lainnya apabila pengetahuan yang didapat semata – mata berasal dari interaksi

sosial sesama warga tempat ia hidup (Depdibud 2000:9 ).Kemiskinan dalam ilmu

pengetahuan akan menjadi salah satu penyebab mundurnya tingkat keberlanjutan

proses pembangunan. Dampaknya adalah penduduk yang relatif miskin ilmu

pengetahuan akan menjadi kurang peduli dan memiliki kesadaran rendah terhadap

lingkungannya serta semakin tertutup akan adanya inovasi – inovasi teknologi. Untuk

itu , dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia anggota masyarakat yang

tercermin dari tingkat pengetahuan yang dimiliki.

2.6 Sikap Masyarakat

Faktor sikap masyarakat sangat menentukan tingkat keberhasilan penerapan

suatu teknologi, sebagai contoh pada masyarakat tradisional yang apatis , memiliki

Page 24: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

24

24

sikap sukar merubah baik kebiasaan aktifitasnya maupun pola pikir

mereka.Masyarakat demikian memerlukan berbagai penerangan atau penyuluhan

yang dapat merubah cara berpikir mereka untuk melakukan dan menerima teknologi

yang baik bagi mereka. Jelaslah disini , faktor kebiasaan dan tingkah laku sosial

masyarakat berpengaruh terhadap kebutuhan teknologi ( Depdibud, 1990 ).

Sikap masyarakat dapat dilihat dari pernyataan evaluatif petani yang

dicerminkan oleh setuju tidaknya terhadap suatu kegiatan pembangunan yang

dilaksanakan , orang – orang yang terlibat kegiatan dan organisasi kelompok atau

aktifitas yang terjadi dilingkungannya sendiri, serta kecenderungan untuk bertindak.

Dimana sikap tersebut terlihat dalam : 1) sikap kerja keras dan antusiasme

masyarakat dalam kegiatan pemeliharaan jaringan drainase yang memberikan

manfaat , 2) pengalaman masyarakat dalam bekerjasama ,3) manfaat yang diperoleh

oleh masyarakat, 4) ketekunannya dalam aktifitas pemeliharaan jaringan , 5) persepsi

masyarakat dalam menyikapi kebijakan pemerintah dalam O&P jaringan drainase

Berdasarkan atas beberapa pendapat/pandangan seperti tersebut diatas , maka

dapat disimpulkan bahwa sikap pada prinsipnya merupakan tanggapan atau penilaian

seseorang terhadap suatu hal atau obyek tertentu , sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak . Tindakan atau

perilaku seseorang terhadap suatu hal , apakah setuju atau tidak , mendukung atau

tidak , dalam batas skala sikap tertentu.

Page 25: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

25

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada sub sitem tukad Punggawa di Kecamatan

Denpasar Selatan, adalah kawasan yang cenderung berpotensi sebagai derah banjir,

dimana salurannya masih berfungsi ganda yaitu untuk irigasi dan drainase .

3.2 Identifikasi variabel

Berdasarkan uraian hipotesis dan tujuan penelitian yang ingin dicapai , maka

dapat dilakukan identifikasi baik terhadap varabel terikat ( dependen variabel) yaitu

sikap masyarakat dalam pemeliharaan jaringan drainase maupun variabel bebas (

independen variabel ) yaitu : 1) pengetahuan masyarakat , 2) partisipasi masyarakat

Identifikasi terhadap variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Partisipasi masyarakat meliputi :

a) Prakarsa masyarakat

b) Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan

c) Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan

d) Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan evaluasi

e) Keterlibatan masyarakatdalam operasional dan pemeliharaan

2) pengetahuan masyarakat meliputi

a) Perolehan pengetahuan keutuhan profil saluran

b) Pengetahuan fungsi saluran drainase

c) Perolehan pengetahuan potensi banjir

d) Perolehan pengetahuan operasional dan pemeliharaan

e) pengetahuan kesadaran masyarakat

3) Sikap masyarakat meliputi

a) Sikap kerja keras dan antusiasme masyarakat

c) Pengalaman masyarakat dalam bekerjasama dg pemerintah

d) Keterlibatannya dalam pembangunan saluran drainase

Page 26: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

26

26

e) Tanggapan masyarakat dalam menyikapi kebijakan pemerintah

f) Kepedulian masyarakat akan fungsi optomal jaringan

3.3 Definisi Operasional Variabel

Untuk melihat dimensi variabel penelitian maka sebelumnya dibuat

operasional konsep variabel menjadi definisi operasional , sehingga jelas dimensi

yang diukur dari masing – masing variabel sebagai berikut :

1) Partisipasi Masyarakat

Yang dimaksud dengan partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat

secara langsung dalam melaksanakan kegiatan baik secara individu maupun

kelompok , keaktiofan dalam dalam pembangunan mulai dari perencanaan ,

pelaksanaan dan pengawasan .

Definisi operasional dari partisipasi masyarakat dapat dilihat dari dimensi berikut :

a) Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan , diukur dari keaktifannya

dalam penyusunan rencana kerja / usaha dan rencana pengembangan

kawasan

b) Keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan , diukur dari keaktifannya

dalam semua kegiatan pembangunan wilayah jaringan drainase

c) Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan evaluasi , diukur dari

kepeduliannya terhadap segala kegiatan yang menyangkut O&P jaringan

drainase

d) Kepedulian masyarakat terhadap operasioanal dan pemeliharaan , diukur

dari kepeduliannya terhadap segala kegiatan yang menyangkut kebersihan

saluran drainase

e) Keterlibatan petani dalam operasional dan pemeliharaan jaringan , diukur

dari kesungguhan petani terhadap segala kegiatan yang menyangkut O&P

jaringan drainase

Page 27: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

27

27

2) Pengetahuan Masyarakat

Yang dimaksud dengan pengetahuan petani adalah pemahaman masyarakat

tentang pemahaman tentang perkembangan teknologi , pemahaman tentang

operasional dan pemeliharaan jaringan drainase

Definisi operasional dari pengetahuan masyarakat dapat dilihat dari dimensi :

a) Diukur dari latar belakang pendidikan yang mempengaruhi

pengetahuannya dalam bertani

b) Pengetahuan masyarakat pentingnya kebersihan jaringan, diukur dari

tingkat pemahamannya terhadap fungsi jaringan drainase

c) Pengetahuan masyarakat tentang kontinyuitas aliran diukur dari

pengetahuannya tentang efektifitas profil saluran drainase

d) pengetahuan masyarakat tentang operasional dan pemeliharaan jaringan

irigasi diukur dari kemampuan masyarakat dapat memanfaat secara

optimal fasilitas jaringan drainase

e) Pengetahuan petani tentang sistim pemasaran , diukur dari pendapatan

petani

3) Sikap Masyarakat

Sikap masyarakat adalah pernyataan evaluatif masyarakat yang dicerminkan

oleh setuju tidaknya terhadap kegiatan pengembangan pembangunan jaringan

drainase , orang – orang yang terlibat dalam kegiatan atau aktifitas yang terjadi

dilingkungannya itu sendiri , serta kecenderungannya untuk bertindak.

Definisi operasional dari sikap masyarakat dapat dilihat dari dimensi

a) Sikap masyarakat dalam bekerja keras dan antusias dalam aktifitas

pemeliharaan jaringan drainase diukur dari persepsi masyarakat sejauh

mana kegiatan O&P jaringan drainase memberikan manfaat.

b) Sikap masyarakat yang selalu konsisten dalam pemeliharaan jaringan

drainase , diukur dari persepsi masyarakat sejauh mana akan dapat

meningkatkan fungsi saluran secara optimal

c) Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan jaringan drainase dapat

Page 28: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

28

28

diukur dari besarnya perhatian mereka dan sering terlibat dalam

pengelolaan O&P jaringan drainase

e) Sikap masyarakat dalam menyikapi kebijakan pemerintah dapat diukur

dari persepsi masyarakat sejauhmana kebijakan tersebut memihak

masyarakat

f) Sikap ketekunan masyarakat dalam aktifitas O&P jaringan drainase diukur

dari rutinitas aktifitas dalam melaksanakan aktifitas pemeliharaan

3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 1999:72 ).Populasi

kecamatan Denpasar Selatan adalah sebanyak 163138 orang

3.4.1 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (1999: 76) ) teknik sampling daerah digunakan untuk

menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, untuk

menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data , maka pengambilan

sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.Teknik sampling

daerah ini digunakan melalui dua tahapan , tahapan pertama menentukan sampel

daerah dilakukan dengan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Tahapan kedua menentukan jumlah sampel yang ada pada

daerah itu, penentuan jumlah sampel dari populasi kecamatan Denpasar Selatan

adalah sebanyak 163138 orang dengan taraf kesalahan 10% maka ukuran sampel

yang diperoleh adalah 99,94 dibulatkan ukuran sampel penelitian yang dipilih adalah

sebanyak 100 orang yang tersebar diseluruh lokasi penelitian.

Dalam hal ini ukuran sample yang diperlukan dihitung berdasarkan

rumus Slovin (Husein Umar, 2005) sebagai berikut:

2Ne1

Nn

…………………………………….........…. 1)

Page 29: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

29

29

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

3.4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka seperti jumlah penduduk , luas

wilayah kota Denpasar.

2) Data kualitatf yaitu data yang berupa pernyataan responden dan pertanyaan

yang diberikan dalam bentuk kuisioner.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Data primer adalah data yang bersumber dari hasil wawancara terhadap

responden dengan menggunakan kuisioner penelitian yang telah disiapkan ,

yaitu anggota masyarakat yang telah dipilih.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa instansi pemerintah

terkait yang terlibat dalam program O&P jaringan drainase

3.4.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1) Kuisioner / angket

Dalam pengumpulan data dipergunakan daftar kuisioner yang disebarkan kepada

seluruh responden dengan tujuan memperoleh data tentang pengetahuan

masyarakat, sikap masyarakat, operasional dan pemeliharaan, dan partisipasi

masyarakat dalam O&P jaringan drainase di kota Denpasar.

2) Observasi

Pengumpulan data melalui observasi dilakukan di Dinas Pekerjaan Umum kota

Denpasar

Page 30: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

30

30

3.4.4 Teknik Analisis Data

1) Uji validitas dan reliabilitas

Untuk mengetahui kelayakan dari instrumen penelitian (questionair) yang akan

dipakai dalam penelitian ini, sebelumnya dilakukan uji coba instrumen pada 40

responden di kawasan Denpasar.

Menutur Lerbin R (2005) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat.

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara

bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan

setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir,

dengan rumus Pearson Product Moment adalah :

2222 ...

.

YYnXXn

YXXYnrhitung

Dimana :

rhitung = Koefisien korelasi

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Selanjutnya, dihitung dengan Uji-t dengan rumus :21

2

r

nrthitung

Dimana :

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2)

Kaidah keputusan : Jika thitung > ttabel berarti valid, sebaliknya

Page 31: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

31

31

jika thitung < ttabel berarti tidak valid

Untuk menghitung tingkat validitasnya dilakukan dengan menggunakan alat

bantu program SPSS for window sehingga dapat diketahui nilai dari kuesioner

pada setiap variabel bebas.

Selanjutnya terhadap skor jawaban tiap item dilakukan uji reliabilitas dengan

tujuan menunjukkan sejauh mana pengukuran itu memberikan hasil yang relative

tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama

mengenai kemantapan, keandalan/stabilitas dan keadaan tidak berubah dalam

waktu pengamatan pertama dan selanjutnya. Menurut Sugiyono (2007),

instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Uji reliabilitas dilakukan secara eksternal dengan test-retest yaitu dengan cara

mencobakan instrumen yang sama dua kali pada responden yang sama dalam

waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan

pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan significant

maka instrument tersebut dinyatakan reliable.

Uji reliabilitas dilakukan secara internal, yaitu dengan menganalisis

data yang berasal dari satu kali pengjian kuesioner. Reliabilitas diukur dari

koefisien Alpha (Malhotra, 1999). Bila koefisien alpha (Cronbach's Alpha)

> 0,6 maka instrument tersebut dinyatakan reliabel. Nilai koefisien alpha

dihitung dengan rumus sebagai berikut (Bilson, 2004).

2

2

11 11

rt

b

k

k

.......................................................................... 5)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan

b2 = jumlah varians butir

t2 = varians total

Page 32: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

32

32

3.4.5 Uji Signifikansi Koefisien Regresi

Untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan,

dapat dilakukan dengan uji signifikansi koefisien regresi

3.4.5.1 Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara simultan

Untuk melihat signifikan tidaknya pengaruh variabel bebas secara

simultan terhadap variabel terikat, langkah-langkah pengujiannya dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut (Nata Wirawan,2002):

(1) Merumuskan hipotesis

0: 6543210

Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan

dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hi : Minimal salah satu dari 0i dimana i = (1,2,........,5,6)

Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari

seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

(2) Menentukan taraf nyata yaitu α = 0.05

(3) Statistik uji dan daerah kritis seperti gambar 3.1

Gambar 3.1

Pengujian Hipotesis Pengaruh Simultan

Sumber: Nata Wirawan, 2002

2 tabel

f(2)

Daerah

Penolakan H0

Page 33: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

33

33

4) Menghitung statistik uji berdasarkan initial -2 log Likehood rasio (χ2)

(Imam Ghozali,2005)

5). Menarik kesimpulan/keputusan pengujian

3.4.5.2 Uji signifikansi koefisien regresi secara parsial

Untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing

variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikatnya, digunakan

uji t.

Dengan langkah- langkah pengujian berikut ini (Nata Wirawan,2002)).

(1) Merumuskan hipotesis

H0 : βi = 0

Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari masing-

masing variabel bebas terhadapvariabel terikat dimana (i=1,2,3,4,5,6)

Hi : βi > 0

Artinya ada pengaruh positif yang signifikan secara parsial dari

masing-masing variabel bebas terhadapvariabel terikat.

(2) Menentukan nilai t tabel tingkat signifikan α = 0.05 dengan derajat

kebebasan dk = n-k dimana n adalah jumlah observasi, k adalah

jumlah variabel (Sugiyono, 2004).

(3) Statistik Uji dan Daerah Kritis

Statistik uji dan daerah kritis disesuikan dengan arah pengujian

hipotesis yang dipergunakan (uji satu sisi kiri atau uji sisi kanan). Bila

pengujiannya menggunakan uji satu sisi kanan maka dapat

dgambarkan seperti Gambar 3.2

Page 34: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

34

34

Gambar 3.2

Pengujian Hipotesis Pengaruh Parsial

Sumber: Nata Wirawan,2002

(4) Menghitung statistik uji

Nilai statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh parsial

variabel bebas terhadap variabel terikat adalah Wald statistik. Nilai

statistik Wald koefisien regresi sebuah variabel bebas dihitung

dengan rumus sebagai berikut (Imam Ghozali,2005).

Wald = (/s.e )2 .................................................................................................... 9)

Nilai statitik Wald adalah nilai kuadrat dari statistik t hitung

Selanjutnya nilai t hitung dapat dicari dengan rumus berikut.

ticWaldstatist

(5) Menarik kesimpulan / mengambil keputusan pengujian

a) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya variabel bebas yang diuji

secara parsial mempunyai pengaruh yang bermakna atau signifikan

terhadap variabel terikat.

b) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya variabel bebas yang diuji

secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang bermakna atau

signifikan terhadap variabel terikat.

t tabel 0

Daerah

Penerimaan H0

Daerah

Penolakan H0

Page 35: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

35

35

Kerangka Alur Berpikir

Ide

Latar belakang dan permasalahan

Kajian Pustaka

Kerangka konsep penelitian

Data Skunder Data Primer

Pengumpulan dan tabulasi data

Analisis Data

Uji Validitas Data

Uji Reliabilitas Data

Uji Normalitas Data

Hasil Penelitian

Pembahasan

Hipotesis penelitian

Analisis Kualitatif

Simpulan Dan Saran

Gambar 3.3 Kerangka Alur Berpikir

Page 36: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

40

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Partisipasi masyarakat

(X1)

Pengetahuan

Masyarakat (X2)

Sikap masyarakat dalam

pemeliharaan jatringan

drainase (Y)

Pengaruh Parsial

Pengaruh Simultan

Gambar 3.4 Kerangka Konsep Penelitian

Page 37: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

41

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu instrumen dalam penelitian dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang ingin diukur dan dikatakan reliabel jika dapat mengukur

gejala yang sama secara tetap atau konsisten. Suatu instrumen dikatakan valid

apabila memiliki koefisien korelasi antara butir dengan skor total dalam instrumen

tersebut lebih besar dari 0,300 dengan tingkat kesalahan Alpha 0,05. Suatu

instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien Alpha Cronbach minimal

0,600. Untuk analisis validitas dan reliabilitas diselesaikan dengan menggunakan

program Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows versi 13.0

pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Hasil uji validitas instrumen dalam penelitian

ini seperti terlihat dalam Tabel 4.1

Tabel 4.1

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Koefisien

Korelasi

(r)

Sig. (2-

tailed)

Keterangan

Partisipasi x1.1 0.856 0.000 Valid

x1.2 0.810 0.000 Valid

x1.3 0.695 0.000 Valid

x1.4 0.873 0.000 Valid

x1.5 0.772 0.000 Valid

x1.6 0.715 0.000 Valid

x1.7 0.789 0.000 Valid

Page 38: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

42

42

Pengetahuan x2.1 0.928 0.000 Valid

x2.2 0.685 0.000 Valid

x2.3 0.777 0.000 Valid

x2.4 0.877 0.000 Valid

x2.5 0.811 0.000 Valid

Sikap Y1.1 0.738 0.000 Valid

Y1.2 0.834 0.000 Valid

Y1.3 0.871 0.000 Valid

Y1.4 0.754 0.000 Valid

Y1.5 0.823 0.000 Valid

Y1.6 0.864 0.000 Valid

Sumber : Hasil Analisis Lampiran 4

Dari Tabel 1 dapat dijelaskan semua instrumen penelitian yang

digunakan untuk mengukur variabel Partisipasi, Pengetahuan dan Sikap

adalah valid karena memiliki nilai koefisien korelasi (r) > 0,30.

Uji Reliabilitas terhadap instrumen penelitian ini menggunakan nilai

Alpha Cronbach, yakni untuk mengetahui unidimensionalitas butir-butir

pernyataan terhadap variabel laten yang diteliti (Partisipasi, Pengetahaun dan

Sikap). Nilai Alpha Cronbach dinyatakan reliabel jika nilainya lebih besar atau

sama dengan 0,60 (Ghozali, 2004). Rekapitulasi uji reliabilitas instrumen

penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Rekapitulasi Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No Variabel Alpha Keterangan

1 Partisipasi 0,898 Reliabel

2 Pengetahuan 0,877 Reliabel

3 Sikap 0,898 Reliabel

Sumber: Hasil Analisis Lampiran 5

Page 39: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

43

43

4.2 Deskriptif Variabel Penelitian

Berikut ini disajikan analisis secara deskriptif terhadap variabel – variabel

penelitian yaitu variabel Partisipasi, Pengetahuan dan Sikap. Ketiga variabel

penelitian direfleksikan dengan indiktor-indikator yang diukur dengan skala

Likert dengan rentangan nilai 1 sampai dengan 4. Kecenderungan dan variasi dari

variabel dapat ditentukan berdasarkan distribusi frekuensi (Lampiran 3).

Penentuan distribusi frekuensi didasarkan pada nilai intervalnya, sehingga untuk

memperoleh distribusi frekuensi tersebut, terlebih dahulu harus ditentukan nilai

intervalnya dengan formulasi sebagai berikut :

Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Interval = ---------------------------------------

Jumlah Kelas

Mengingat skor untuk masing-masing alternatif jawaban untuk variabel penelitian

adalah minimal 1 dan maksimal 4, maka dapatlah dihitung interval dengan

menggunakan rumus diatas adalah sebagai berikut.

4 -1

Interval = ------ = 0,75

4

Untuk mengetahui kondisi variabel-variabel penelitian secara menyeluruh akan

dilihat dari rata-rata skor dengan kriteria sebagai berikut :

1,00 – 1,75 = Sangat tidak baik

1,76 – 2,50 = Tidak baik

2,51 – 3,25 = Baik

3,26 – 4,00 = Sangat baik

4.2.1 Partisipasi Masyarakat

Variabel Partisipasi diukur dengan tujuh (7) indikator. Penilaian

responden terhadap variabel Partisipasi ditunjukkan seperti pada

Tabel 3

Page 40: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

44

44

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Tentang Variabel Partisipasi

Indikator Skor Jawaban Total Rata-

1 2 3 4 Skor Rata

x1.1 0 14 23 63 349 3.49

x1.2 0 10 30 60 350 3.5

x1.3 0 12 32 56 344 3.44

x1.4 0 15 26 59 344 3.44

x1.5 0 16 20 64 348 3.48

x1.6 0 7 31 62 355 3.55

x1.7 0 11 27 62 351 3.51

Rata-rata 3.49

Sumber: Hasil Analisis Lampiran 3

Tabel 3 menunjukkan rata-rata penilaian responden terhadap variabel

Partisipasi adalah adalah 3,49 yang tergolong sangat baik.

4.2.2 Pengetahuan Masyarakat

Penilaian responden terhadap variabel Pengetahuan diukur dengan

lima (5) indikator. Penilaian responden terhadap variabel

Pengetahuan ditunjukkan pada Tabel 4.

Page 41: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

45

45

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Tentang Variabel Pengetahuan

Indikator Skor Jawaban Total Rata-

1 2 3 4 Skor Rata

x2.1 0 14 31 55 341 3.41

x2.2 0 10 44 46 336 3.36

x2.3 0 12 21 67 355 3.55

x2.4 0 12 34 54 342 3.42

x2.5 0 14 26 60 346 3.46

Rata-rata 3.44

Sumber:Hasil Analisis Lampiran 3

Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata penilaian responden terhadap

variabel Pengetahuan adalah sebesar 3,44 yang tergolong sudah

sangat baik.

4.2.3 Sikap Masyarakat

Penilaian responden terhadap variabel sikap masyarakat diukur

dengan enam (6) indikator. Penilaian responden terhadap variabel

sikap ditunjukkan pada Tabel 5.

Page 42: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

46

46

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Tentang Variabel Sikap

Indikator Skor Jawaban Total Rata-

1 2 3 4 Skor Rata

y1 0 2 35 63 361 3.61

y2 0 16 12 72 356 3.56

y3 0 15 27 58 343 3.43

y4 0 9 31 60 351 3.51

y5 0 14 28 58 344 3.44

y6 0 15 26 59 344 3.44

Rata-rata 3.50

Sumber: Hasil Analisis Lampiran 3

Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata penilaian responden terhadap

variabel Sikap adalah sebesar 3,50 yang tergolong sudah sangat baik.

4.3 Pengaruh Partisipasi dan Pengetahuan Terhadap Sikap Masyarakat

Model regresi akan lebih tepat digunakan dan menghasilkan perhitungan

yang lebih akurat, apabila beberapa asumsi berikut dapat terpenuhi. Uji asumsi

klasik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear sederhana antara lain Uji

Normalitas dan Uji Heterokedastisitas.

4.3.1 Uji Normalitas Data

Merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam

residual dari model regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi residual yang

normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini Uji Normalitas

dilakukan dengan menguji normalitas residual dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov, yaitu dengan membandingkan distribusi komulatif

relatif hasil observasi dengan distribusi komulatif relatif teoritisnya. Jika

probabilitas signifikansi nilai residual lebih besar dari 0,05 berarti residual

terdistribusi dengan normal. Demikian pula sebaliknya, jika probabilitas

signifikansi residual lebih rendah dari 0,05 berarti residual tidak terdistribusi

Page 43: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

47

47

secara normal. Berdasarkan hasil analisis pada Lampiran 8 didapat nilai

signifikansi sebesar 0,498 seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 6. Karena

nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov di atas 0,05 maka didapat

disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

Tabel 6 Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

100

.0000000

.51433819

.083

.056

-.083

.829

.498

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unst.

Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Sumber: Hasil Analisis Lampiran 8

4.3.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang

baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF kurang

dari 10, maka dapat dikatakan model telah bebas dari multikolinearitas.

Berdasarkan analisis data (Lampiran 6) didapat nilai VIF variabel Partisipasi

sebesar 2,434 dan nilai VIF variabel Pengetahuan sebesar 2,434. Karena

nilai VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan model telah bebas dari

multikolinearitas

Page 44: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

48

48

4.3.2 Uji Heterokedastisitas

Merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak

mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang

homogen. Utuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan

dengan uji Glejser, dengan meregres variabel bebas terhadap absolut

residual. Jika variabel bebas yang diteliti tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap residual absolut, berarti model regresi tidak mengandung

gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan uji Heteroskedastisitas pada

Lampiran 7 didapat nilai signifikansi uji t variabel Partisipasi = 0,423 dan

variabel Pengetahuan = 0,671. Karena nilai signifikansi uji t pada uji

Heteroskedastisitas di atas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak

mengandung heteroskedastisitas.

Setelah semua asumsi klasik terpenuhi, maka berdasarkan hasil analisis data pada

Lampiran 6 maka dapat dilaporkan hasil analisis regresinya sebagai berikut:

Persamaan Regresi: Y = 0,000 + 0,456X1 + 0,457X2

Std Error : 0,000 0,081 0,081

T hitung : 0,000 5,593 5,603

Sig uji t : 1,000 0,000 0,000

R square = 0,735

Fhitung = 134,834

Ftabel(0,05; 2;97) = 3,0902

Sig Uji F = 0,000

Berdasarkan persamaan garis regresi yang diperoleh dapat dijelaskan

bahwa variabel bebas Partisipasi (X1) dan Pengetahuan (X2) memiliki pengaruh

positif untuk koefisien regresinya dengan nilai signifikansi uji t semuanya di

bawah 0,05. Hal ini berarti jika variabel Partisipasi dan Pengetahuan mengalami

Page 45: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

49

49

perubahan (meningkat), maka variabel Sikap juga akan meningkat secara

signifikan.

4.4 Uji Ketepatan Model Regresi

Uji ketepatan model regresi untuk memprediksi pengaruh variabel

Partisipasi dan Pengetahuan terhadap Sikap diuji dengan menggunakan Uji F.

Langkah-langkah melakukan Uji F adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan Formulasi Hipotesis

Ho : β1= β2 = 0; tidak ada pengaruh secara simultan dari variabel

Partisipasi dan Pengetahuan terhadap Sikap

Hi : β1,β2 > 0; ada pengaruh secara simultan dari variabel Partisipasi dan

Pengetahuan terhadap Sikap

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan adalah 5 persen, = 0,05, df pembilang = k-1 (3-1) =

2, dan df penyebut = (n-k) = 100- 3 = 97 nilai F tabel = 3,0902 (Lampiran 9)

3) Merumuskan Kriteria Pengujian

Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak

Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima

4) Analisis Data

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS diperoleh nilai Fhitung

sebesar 76,044 (Lampiran 6)

5) Menarik Kesimpulan

Nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 134,834 jauh lebih besar dari Ftabel 3,0902

maka Ho ditolak sehingga Hi diterima dengan uraian ada pengaruh secara

simultan dari variabel Partisipasi dan Pengetahuan terhadap Sikap. Besarnya

pengaruh variabel bebas tersebut ditunjukkan oleh niai R Square sebesar

0,735. Hal ini berarti bahwa 73,5% perubahan Sikap dipengengaruhi oleh

variabel Partisipasi dan Pengetahuan sedangkan sisanya sebesar 26,5%

ditentukan oleh variabel di luar model. Pengujian ketepatan model regresi

diperlihatkan pada gambarkan seperti Gambar 2.

Page 46: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

50

50

Gambar 2. Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk Uji F

Gambar 2 menunjukkan bahwa besarnya nilai Fhitung jatuh pada daerah

penolakan Ho sehingga Hi diterima dengan uraian ada pengaruh secara

simultan dari variabel Partisipasi dan Pengetahuan terhadap Sikap.

4.4.1 Pengaruh Variabel Partisipasi dan Pengetahuan Terhadap Sikap

Masyarakat

Pengaruh variabel Partisipasi dan Pengetahuan terhadap Sikap diuji dengan

menggunakan Uji t. Langkah-langkah melakukan Uji t untuk masing-masing

variabel bebas dijelaskan seperti berikut ini.

a) Pengaruh variabel Partisipasi terhadap Sikap

1) Merumuskan Formulasi Hipotesis

Ho : β1 <= 0; tidak ada pengaruh positif variabel Partisipasi terhadap Sikap

Hi: β1 > 0; ada pengaruh positif variabel Partisipasi terhadap Sikap

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan adalah 95 persen, = 0,05, df pembilang (n-k-1) =

(100 – 2 – 1) = 97 dengan ttabel = 1,661 (Lampiran 8)

3) Merumuskan Kriteria Pengujian

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak

Page 47: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

51

51

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima

4) Analisis Data

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS diperoleh nilai thitung

variabel Partisipasi sebesar 5,593 (Lampiran 6)

5) Menarik Kesimpulan

Nilai thitung yang diperoleh sebesar 5,593 lebih besar dari ttabel 1,661 maka Ho

ditolak sehingga Hi diterima dengan uraian ada pengaruh positif variabel

Partisipasi terhadap Sikap. Pengujian pengaruh variabel Partisipasi terhadap

Sikap dapat digambarkan seperti Gambar 3.

Gambar 3 Pengujian Pengaruh Variabel Partisipasi terhadap Sikap

Gambar 3 menunjukkan bahwa besarnya nilai t hitung jatuh pada daerah

penolakan Ho sehingga Hi diterima uraian ada pengaruh positif variabel

Partisipasi terhadap Sikap.

b) Pengaruh variabel Pengetahuan terhadap Sikap Masyarakat

1) Merumuskan Formulasi Hipotesis

Ho : β1 <= 0; tidak ada pengaruh positif variabel Pengetahuan terhadap

Sikap

Hi: β1 > 0; ada pengaruh positif variabel Pengetahuan terhadap Sikap

Page 48: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

52

52

2) Menentukan Tingkat Kepercayaan

Tingkat kepercayaan adalah 95 persen, = 0,05, df pembilang (n-k-1) =

(100 – 2 – 1) = 97 dengan ttabel = 1,661 (Lampiran 8)

3) Merumuskan Kriteria Pengujian

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak

Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima

4) Analisis Data

Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS diperoleh nilai thitung

variabel Pengetahuan sebesar 5,603 (Lampiran 6)

5) Menarik Kesimpulan

Nilai thitung yang diperoleh sebesar 5,603 lebih besar dari ttabel 1,661 maka Ho

ditolak sehingga Hi diterima dengan uraian ada pengaruh positif variabel

Pengetahuan terhadap Sikap. Pengujian pengaruh variabel Pengetahuan

terhadap Sikap dapat digambarkan seperti Gambar 4.

Gambar 4 Pengujian Pengaruh Variabel Pengetahuan terhadap Sikap

Masyarakat

Page 49: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

53

53

Gambar 4 menunjukkan bahwa besarnya nilai t hitung jatuh pada daerah

penolakan Ho sehingga Hi diterima uraian ada pengaruh positif variabel

Pengetahuan terhadap Sikap.

4.4.2 Variabel Bebas Yang Berpengaruh Dominan

Variabel bebas yang memiliki nilai beta yang distandarisasi tertinggi

merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap Sikap. Berdasarkan

analisis regresi berganda yang telah dilakukan hasilnya dirangkum pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil Analisis Koefisien Beta Standardized

No Variabel Beta Standardized Ranking

1 Partisipasi 0,456 II

2 Pengetahuan 0,457 I

Sumber : Hasil Analisis Lampiran 6

Tabel 7 menunjukkan bahwa koefisien beta standardized tertinggi dimiliki oleh

variabel Pengetahuan dengan nilai sebesar 0,457. Dengan demikian variabel

Pengetahuan masyarakat adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap

Sikap masyarakat

Page 50: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

54

54

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan atas hasil analisis seperti yang telah diuraikan diatas maka dapat

diambil beberapa kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Penilaian masyarakat/responden terhadap variabel penelitian sikap

masyarakat, pengetahuan masyarakat dan partisipasi masyarakat adalah sangat

baik dengan nilai skor rata – rata yang diperoleh berada diantara 3,26 – 4,00

2. Variabel pengetahuan Dengan nilai koefisien beta standardized tertinggi yaitu

0,457 menunjukkan bahwa variabel pengetahuan masyarakat yang paling

berpengaruh dominan terhadap sikap masyarakat dalam pemeliharaan jaringan

drainase

3. Nilai thitung yang diperoleh sebesar 5,603 lebih besar dari ttabel 1,661, dapat

dijekaskan bahwa ada pengaruh positif variabel Pengetahuan terhadap Sikap

masyarakat.

4. Nilai thitung yang diperoleh sebesar 5,593 lebih besar dari ttabel 1,661 dapat

dijelaskan bahwa ada pengaruh positif variabel Partisipasi terhadap Sikap.

5. Nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 134,834 jauh lebih besar dari Ftabel 3,0902

maka Ho ditolak sehingga Hi diterima dengan uraian ada pengaruh secara

simultan dari variabel Partisipasi dan Pengetahuan terhadap Sikap. Besarnya

pengaruh variabel bebas tersebut ditunjukkan oleh niai R Square sebesar

0,735. Hal ini berarti bahwa 73,5% perubahan Sikap dipengengaruhi oleh

variabel Partisipasi dan Pengetahuan sedangkan sisanya sebesar 26,5%

ditentukan oleh variabel di luar

Page 51: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

55

55

5.2 Saran

1. Perlu melakukan penelitian lanjutan dengan jumlah indepeden bebas yg

lebih banyak agar dapat memberikan hasil yang lebih konfrehensif dan

lebih obyekti.

2. Pengembangan penelitian ini kedepan perlu dilakukan pada daerah

daerah dengan kondisi subak yang masih terjaga nilai nilai religius dan

jumlah subak yg utuh, guna dapat memberikan penyuluhan penyuluhan

yang sesuai agar tidak terjadi alih fungsi lahan dimasa masa yang akan

dating.

Page 52: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

56

56

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1997.Analisis Regresi , BPFE , Yogyakarta

Bappeda Kota Denpasar,Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, Denpasar Dalam

Angka 2006

Ghozali, 2004, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:

BP-Undip.

Imam Ghozali.2005. Model Persamaan Struktural Konsep Dan Aplikasi Dengan

Program AMOS VER 5.0 , Universitas Diponegoro.

Jazim Hamidi. 2007. Pedoman Naskah Akademik Perda Partisipatif, Kreasi Total

Media ( KTM )

Karwan .A. Salikin.2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan, Kanisius, Yogyakarta.

Lerbin.R. Aritonang.R. 2005. Kepuasan Pelanggan, Pengukuran Dan

Penganalisaan Dengan SPSS, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Mudrajat Kuncoro.2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi.

Rosady Ruslan. 2003. Metode Penelitian, Pubilc Relations Dan Komunikasi, Raja

Grafindo Persada Jakarta.

Robert. J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air

Terpadu , Andi Yogyakarta.

Santoso, Singgih. 2004. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariate, Cetakan

Ketiga, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Sugiyono.2006. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta Bandung.

Sugiyono.2007. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D, Alfabeta

Bandung.

Page 53: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

57

57

LAMPIRAN KUISIONER PENELITIAN

1.SIKAP MASYARAKAT

Pada bagian ini Bapak/Ibu/Saudara diminta menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan keikutsertaan/partisipasi petani dalam partisipasi masyarakat dalam

pemeliharaan saluran drainase

Mohon diberikan jawaban dengan memberikan tanda (X) dari pernyataan berikut:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No PERNYATAAN SS S TS STS

1 Masyarakat selalu bekerja keras dan antusias

dalam aktifitas pemeliharaan saluran drainase

2 Pembinaan dari pemerintah membuat

masyarakat sadar akan pentingnya menjaga

keutuhan profil saluran

3 Masyarakat senantiasa termotivasi dalam

mempertahankan kebersihan saluran

4 Masyarakat senantiasa termotivasi dalam

mewujudkan daerah bebas banjir

5 Berkurangnya kebiasaaan masyarakat untuk

membuang sampah ke saluran drainase

6 Anggota masyarakat merasakan kebijakan

pemerintah perlu mendapatkan dukungan

Page 54: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

58

58

2.PARTISIPASI MASYARAKAT

Pada bagian ini Bapak/Ibu/Saudara diminta menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan keikutsertaan/partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase

Mohon diberikan jawaban dengan memberikan tanda (X) dari pernyataan berikut:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya diberikan kebebasan mengeluarkan

ide/prakarsa/pendapat dalam setiap pertemuan

berkaitan dengan kegiatan O&P jaringan

drainase

2 Saya senantiasa dilibatkan dalam penyusunan

rencana kerja/ usaha dan rencana pengembangan

kawasan bebas banjir

3 Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan

evaluasi terhadap segala kegiatan yang

menyangkut kebersihan saluran drainase

4 Keterlibatan masyarakat dalam operasional dan

pemeliharaan terhadap segala kegiatan yang

menyangkut kapasitas saluran drainase

5 Keterlibatan masyarakatdalam operasional dan

pemeliharaan terhadap segala kegiatan yang

menyangkut fungsi jaringan drainase

6 Keterlibatan petani dalam operasional dan

pemeliharaan terhadap segala kegiatan yang

menyangkut fungsi bangunan fasilitas drainase

7 Saya senantiasa dilibatkan dalam pelaksanaan

pembangunan pengembangan jeringan

drainasebeserta bangunan fasilitasnya

Page 55: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

59

59

3.PENGETAHUAN MASYARAKAT

Pada bagian ini Bapak/Ibu/Saudara diminta menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan keikutsertaan/partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan jaringan drinase

Mohon diberikan jawaban dengan memberikan tanda (X) dari pernyataan berikut:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

No PERNYATAAN SS S TS STS

1 Masyarakat mampu terlibat secara optimal

dalam pemeliharaan saluran drainase

2 Masyarakat memiliki pemahaman yang

memadai terhadap proses tata kelola terkait

dengan O&P jaringan drainase

3 Meningkatnya kemampuan bekerjasama sesama

dalam masyarakat dalam O&P jaringan drainase

4 Adanya kerjasama yang baik antara masyarakat

dengan instansi terkait dalam mengatasi

kebersihan saluran drainase

5 Meningkatnya pemahaman anggota masyarakat

tentang pentingnya optimalisasi funsi jaringan

drainase secara terpadu

Page 56: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

60

60

Statistik Deskriptif

Variabel N Mean Std.

Error of

Mean

Median Mode Std.

Deviat

ion

Varian

ce

Range Minim

um

Maxi

mum

Sum

y1 100 3.61 0.05 4 4 0.53 0.28 2 2 4 361

y2 100 3.56 0.08 4 4 0.76 0.57 2 2 4 356

y3 100 3.43 0.07 4 4 0.74 0.55 2 2 4 343

y4 100 3.51 0.07 4 4 0.66 0.43 2 2 4 351

y5 100 3.44 0.07 4 4 0.73 0.53 2 2 4 344

y6 100 3.44 0.07 4 4 0.74 0.55 2 2 4 344

Sikap 100 20.99 0.34 22 23 3.40 11.57 11 13 24 2099

x1.1 100 3.49 0.07 4 4 0.73 0.54 2 2 4 349

x1.2 100 3.50 0.07 4 4 0.67 0.45 2 2 4 350

x1.3 100 3.44 0.07 4 4 0.70 0.49 2 2 4 344

x1.4 100 3.44 0.07 4 4 0.74 0.55 2 2 4 344

x1.5 100 3.48 0.08 4 4 0.76 0.58 2 2 4 348

x1.6 100 3.55 0.06 4 4 0.63 0.39 2 2 4 355

x1.7 100 3.51 0.07 4 4 0.69 0.47 2 2 4 351

Partisipasi 100 24.41 0.39 26 27 3.90 15.21 12 16 28 2441

x2.1 100 3.41 0.07 4 4 0.73 0.53 2 2 4 341

x2.2 100 3.36 0.07 3 4 0.66 0.43 2 2 4 336

x2.3 100 3.55 0.07 4 4 0.70 0.49 2 2 4 355

x2.4 100 3.42 0.07 4 4 0.70 0.49 2 2 4 342

x2.5 100 3.46 0.07 4 4 0.73 0.53 2 2 4 346

Pengetahuan100 17.20 0.28 18 19 2.85 8.12 10 10 20 1720 Frequency Table

y1

2 2.0 2.0 2.0

35 35.0 35.0 37.0

63 63.0 63.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 57: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

61

61

y2

16 16.0 16.0 16.0

12 12.0 12.0 28.0

72 72.0 72.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

y3

15 15.0 15.0 15.0

27 27.0 27.0 42.0

58 58.0 58.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

y4

9 9.0 9.0 9.0

31 31.0 31.0 40.0

60 60.0 60.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

y5

14 14.0 14.0 14.0

28 28.0 28.0 42.0

58 58.0 58.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

y6

15 15.0 15.0 15.0

26 26.0 26.0 41.0

59 59.0 59.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 58: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

62

62

Sikap

2 2.0 2.0 2.0

12 12.0 12.0 14.0

2 2.0 2.0 16.0

3 3.0 3.0 19.0

1 1.0 1.0 20.0

9 9.0 9.0 29.0

11 11.0 11.0 40.0

11 11.0 11.0 51.0

27 27.0 27.0 78.0

22 22.0 22.0 100.0

100 100.0 100.0

13

14

15

18

19

20

21

22

23

24

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x1.1

14 14.0 14.0 14.0

23 23.0 23.0 37.0

63 63.0 63.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x1.2

10 10.0 10.0 10.0

30 30.0 30.0 40.0

60 60.0 60.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x1.3

12 12.0 12.0 12.0

32 32.0 32.0 44.0

56 56.0 56.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 59: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

63

63

x1.4

15 15.0 15.0 15.0

26 26.0 26.0 41.0

59 59.0 59.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x1.5

16 16.0 16.0 16.0

20 20.0 20.0 36.0

64 64.0 64.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x1.6

7 7.0 7.0 7.0

31 31.0 31.0 38.0

62 62.0 62.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x1.7

11 11.0 11.0 11.0

27 27.0 27.0 38.0

62 62.0 62.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 60: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

64

64

Partisipasi

7 7.0 7.0 7.0

6 6.0 6.0 13.0

2 2.0 2.0 15.0

3 3.0 3.0 18.0

3 3.0 3.0 21.0

5 5.0 5.0 26.0

1 1.0 1.0 27.0

5 5.0 5.0 32.0

12 12.0 12.0 44.0

14 14.0 14.0 58.0

22 22.0 22.0 80.0

20 20.0 20.0 100.0

100 100.0 100.0

16

17

18

19

21

22

23

24

25

26

27

28

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x2.1

14 14.0 14.0 14.0

31 31.0 31.0 45.0

55 55.0 55.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x2.2

10 10.0 10.0 10.0

44 44.0 44.0 54.0

46 46.0 46.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x2.3

12 12.0 12.0 12.0

21 21.0 21.0 33.0

67 67.0 67.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 61: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

65

65

x2.4

12 12.0 12.0 12.0

34 34.0 34.0 46.0

54 54.0 54.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

x2.5

14 14.0 14.0 14.0

26 26.0 26.0 40.0

60 60.0 60.0 100.0

100 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Pengetahuan

2 2.0 2.0 2.0

6 6.0 6.0 8.0

4 4.0 4.0 12.0

6 6.0 6.0 18.0

3 3.0 3.0 21.0

7 7.0 7.0 28.0

5 5.0 5.0 33.0

23 23.0 23.0 56.0

28 28.0 28.0 84.0

16 16.0 16.0 100.0

100 100.0 100.0

10

11

12

13

15

16

17

18

19

20

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 62: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

66

66

Correlations

Correlations

1 .586** .669** .327 .463** .658** .738**

.001 .000 .078 .010 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30

.586** 1 .696** .607** .509** .647** .834**

.001 .000 .000 .004 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30

.669** .696** 1 .575** .664** .643** .871**

.000 .000 .001 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30

.327 .607** .575** 1 .623** .536** .754**

.078 .000 .001 .000 .002 .000

30 30 30 30 30 30 30

.463** .509** .664** .623** 1 .738** .823**

.010 .004 .000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30

.658** .647** .643** .536** .738** 1 .864**

.000 .000 .000 .002 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30

.738** .834** .871** .754** .823** .864** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

y1

y2

y3

y4

y5

y6

Sikap

y1 y2 y3 y4 y5 y6 Sikap

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlations

Correlations

1 .834** .691** .894** .420* .384* .469** .856**

.000 .000 .000 .021 .036 .009 .000

30 30 30 30 30 30 30 30

.834** 1 .557** .757** .424* .352 .521** .810**

.000 .001 .000 .020 .056 .003 .000

30 30 30 30 30 30 30 30

.691** .557** 1 .524** .344 .422* .370* .695**

.000 .001 .003 .062 .020 .044 .000

30 30 30 30 30 30 30 30

.894** .757** .524** 1 .564** .462* .555** .873**

.000 .000 .003 .001 .010 .001 .000

30 30 30 30 30 30 30 30

.420* .424* .344 .564** 1 .697** .781** .772**

.021 .020 .062 .001 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30 30

.384* .352 .422* .462* .697** 1 .667** .715**

.036 .056 .020 .010 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30 30

.469** .521** .370* .555** .781** .667** 1 .789**

.009 .003 .044 .001 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30 30

.856** .810** .695** .873** .772** .715** .789** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x1.1

x1.2

x1.3

x1.4

x1.5

x1.6

x1.7

Partisipasi

x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 Partisipasi

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Page 63: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

67

67

Reliability

Case Processing Summary

30 100.0

0 .0

30 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.898 6

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3.47 .571 30

3.43 .817 30

3.30 .794 30

3.30 .702 30

3.37 .765 30

3.40 .770 30

y1

y2

y3

y4

y5

y6

Mean Std. Deviation N

Item-Tota l Sta tistics

16.80 10.372 .652 .892

16.83 8.833 .741 .878

16.97 8.723 .798 .868

16.97 9.757 .649 .891

16.90 9.128 .733 .879

16.87 8.878 .790 .869

y1

y2

y3

y4

y5

y6

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Sta tistics

20.27 13.099 3.619 6

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 64: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

68

68

Reliability

Case Processing Summary

30 100.0

0 .0

30 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.898 7

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3.37 .809 30

3.43 .728 30

3.37 .615 30

3.43 .774 30

3.37 .809 30

3.53 .681 30

3.50 .682 30

x1.1

x1.2

x1.3

x1.4

x1.5

x1.6

x1.7

Mean Std. Deviation N

Item-Tota l Sta tistics

20.63 11.344 .785 .873

20.57 12.047 .732 .880

20.63 13.206 .602 .894

20.57 11.426 .812 .870

20.63 11.895 .668 .888

20.47 12.809 .616 .893

20.50 12.397 .711 .883

x1.1

x1.2

x1.3

x1.4

x1.5

x1.6

x1.7

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Sta tistics

24.00 16.276 4.034 7

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 65: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

69

69

Reliability

Case Processing Summary

30 100.0

0 .0

30 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.877 5

Cronbach's

Alpha N of Items

Item Statistics

3.33 .802 30

3.23 .626 30

3.50 .682 30

3.33 .758 30

3.37 .809 30

x2.1

x2.2

x2.3

x2.4

x2.5

Mean Std. Deviation N

Item-Total Statistics

13.43 5.289 .872 .807

13.53 6.947 .549 .885

13.27 6.409 .659 .862

13.43 5.702 .794 .829

13.40 5.834 .681 .859

x2.1

x2.2

x2.3

x2.4

x2.5

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Scale Sta tistics

16.77 9.151 3.025 5

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 66: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

70

70

Correlations

Correlations

1 .595** .756** .775** .655** .928**

.001 .000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30

.595** 1 .283 .557** .438* .685**

.001 .130 .001 .015 .000

30 30 30 30 30 30

.756** .283 1 .600** .531** .777**

.000 .130 .000 .003 .000

30 30 30 30 30 30

.775** .557** .600** 1 .637** .877**

.000 .001 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30

.655** .438* .531** .637** 1 .811**

.000 .015 .003 .000 .000

30 30 30 30 30 30

.928** .685** .777** .877** .811** 1

.000 .000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

x2.1

x2.2

x2.3

x2.4

x2.5

Pengetahuan

x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 Pengetahuan

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tai led).**.

Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tai led).*.

Regression

Descriptive Statistics

.0000000 1.00000000 100

.0000000 1.00000000 100

.0000000 1.00000000 100

Sikap

Partisipasi

Pengetahuan

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .806 .806

.806 1.000 .768

.806 .768 1.000

. .000 .000

.000 . .000

.000 .000 .

100 100 100

100 100 100

100 100 100

Sikap

Partisipasi

Pengetahuan

Sikap

Partisipasi

Pengetahuan

Sikap

Partisipasi

Pengetahuan

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Sikap Partisipasi Pengetahuan

Page 67: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

71

71

Variables Entered/Removedb

Pengetahu

an,

Partisipasia

. Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Sikapb.

Model Summaryb

.858a .735 .730 .51961359 .735 134.834 2 97 .000 1.873

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statist ics

Durbin-

Watson

Predic tors: (Constant), Pengetahuan, Partis ipas ia.

Dependent Variable: Sikapb.

ANOVAb

72.810 2 36.405 134.834 .000a

26.190 97 .270

99.000 99

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predic tors: (Constant), Pengetahuan, Partisipasia.

Dependent Variable: Sikapb.

Coefficientsa

.000 .052 .000 1.000 -.103 .103

.456 .081 .456 5.593 .000 .294 .617 .806 .494 .292 .411 2.434

.457 .081 .457 5.603 .000 .295 .618 .806 .494 .293 .411 2.434

(Constant)

Partisipasi

Pengetahuan

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeffic ients

Beta

Standardized

Coeffic ients

t Sig. Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Sikapa.

Coefficient Correlationsa

1.000 -.768

-.768 1.000

.007 -.005

-.005 .007

Pengetahuan

Partisipasi

Pengetahuan

Partisipasi

Correlations

Covariances

Model

1

Pengetahuan Partisipasi

Dependent Variable: Sikapa.

Page 68: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

72

72

Collinearity Diagnosticsa

1.768 1.000 .00 .12 .12

1.000 1.330 1.00 .00 .00

.232 2.758 .00 .88 .88

Dimension

1

2

3

Model

1

Eigenvalue

Condit ion

Index (Constant) Partisipasi Pengetahuan

Variance Proportions

Dependent Variable: Sikapa.

Residuals Statisticsa

-1.97080 .8678740 .0000000 .85758745 100

-1.76834 1.480568 .00000000 .51433819 100

-2.298 1.012 .000 1.000 100

-3.403 2.849 .000 .990 100

Predicted Value

Residual

Std. Predicted Value

Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Sikapa.

Lampiran 7 – Uji Heteroskedastisitas Regression-Uji Heteroskedastisitas

Variables Entered/Removedb

Pengetahu

an,

Partisipasia

. Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Abs. Unst. Residualb.

Coefficientsa

.387 .033 11.605 .000

-.042 .052 -.125 -.805 .423

-.022 .052 -.066 -.427 .671

(Constant)

Partisipasi

Pengetahuan

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeffic ients

Beta

Standardized

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: Abs. Unst . Residuala.

Lampiran 8 – Uji Normalitas

Page 69: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

73

73

NPar Tests-Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

100

.0000000

.51433819

.083

.056

-.083

.829

.498

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unst.

Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 70: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · memadai. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari perkembangan pembangunan fisik khususnya permukiman

74

74