jam'iyyah ta'lim wal mujahadah krapyak yogyakarta dalam mengantisipasi kenakalan...

162
JAM’IYYAH TA’LIM WAL MUJAHADAH KRAPYAK YOGYAKARTA DALAM MENGANTISIPASI KENAKALAN REMAJA (Tinjauan Metode Dakwah) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam dalam Ilmu Dakwah Disusun Oleh : WIDIANA 00210195

Upload: anggun-kirana-part-ii

Post on 28-Jul-2015

210 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

JAM’IYYAH TA’LIM WAL MUJAHADAH KRAPYAK YOGYAKARTA

DALAM MENGANTISIPASI KENAKALAN REMAJA(Tinjauan Metode Dakwah)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam dalam Ilmu Dakwah

Disusun Oleh :

WIDIANA00210195

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAMFAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA

2004

Page 2: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

M. Fajrul Munawir, M.Ag.

Dosen Fakultas DakwahIAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

NOTA DINAS

Hal : Skripsi Saudari Widiana Kepada

Yth. Bapak DekanFakultas DakwahIAIN Sunan KalijagaDi Yogyakarta

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Setelah membaca, meneliti dan mengadakan perubahan serta perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing memutuskan bahwa :

Nama : WidianaNIM. : 00210195Jurusan : KPIJudul : Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam

Mengantisipasi Kenakalan Remaja (Tinjauan Metode Dakwah)

Telah dapat diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam pada Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Harapan kami dalam waktu dekat ini dapat dipanggil untuk mempertanggungjawabkan skripsinya dalam sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 28 Juni 2004Pembimbing

M. Fajrul Munawir, M.Ag.NIP. 150 289 205

ii

Page 3: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul

JAM’IYYAH TA’LIM WAL MUJAHADAH KRAPYAK YOGYAKARTA

DALAM MENGANTISIPASI KENAKALAN REMAJA(Tinjauan Metode Dakwah)

Yang Disusun Oleh :

WIDIANA00210195

Telah dimunaqosyahkan di depan sidang munaqosyah pada hari Kamis tanggal 08 Juli 2004, dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam

Panitia Munaqosyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. H.M. Wasjim Bilal Drs. Moh. Sahlan, M.Si.NIP. 150 169 830 NIP. 150 260 462

Penguji I/Pembimbing

M. Fajrul Munawir, M.Ag.NIP. 150 289 205

Penguji II Penguji III

Drs. H. Mashudi, BBA, M.Si. Nurul Haq, M.Hum.NIP. 150 028 175 NIP. 150 291 018

Yogyakarta, 08 Juli 2004Dekan Fakultas Dakwah

IAIN Sunan KalijagaYogyakarta

Drs. Afif Rifai, MS.NIP. 150 222 293

iii

Page 4: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

MOTTO

وقعودا قياما فاذكروالله الّص لوة قضيتم فإذاجنوبكم... و على

(103: )النساء

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu

berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring...." (QS. An-Nisa : 103) 1

ما ذين المؤمنون إّن قلوبهم وجلت ذكرالله إذا ال هم و على إيماّنا زادتهم أيته، عليهم تليت وإد رب

لون. )االّنفال (2: يتوك"Sehingga orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama

Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya

bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah

mereka bertawakal." (QS. Al-Anfal : 2) 2

1 ? Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah,Al-Qur'an, 1971), hlm. 138.2 ? Ibid, hlm. 260

iv

Page 5: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Dua orang terkasih :

Bapak Drs. H. Muslani Nurhadi

Ibu Sri Nuryati

dan

Saudara-saudaraku tersayang :

Mbak Kuni Fashihah, S.Pd.,

Dik Anika Lutfia

v

Page 6: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

KATA PENGANTAR

حيم الر حمن الله بسم الر على ّنستعين وبه العـالمين رّب الحـمدلله

على والس الم والـدين. والّص الة الد ّنيا امور محمد وموالّنا سيدّنا والمرسلين األّنبياء اشرفبعد. أجمعين. أما وصحبه اله وعلى

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas

segala rahmat-Nya yang telah dilimpahkan. Berkat rahmat Allah penulis dapat dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan

Nabi Besar Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis sadari hal ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak, baik materiil maupun immateriil yang telah diberikan

kepada penulis. Untuk itu penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Afif Rifa'i, MS, selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Hamdan Daulay, M.Si dan Bapak Mustofa, S.Ag, M.Si., selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan KPI.

3. Bapak M. Fajrul Munawir, M.Ag., selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

vi

Page 7: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

4. KH. Chaidar Muhaimin Affandi, selaku pengasuh Jam'iyyah beserta segenap

ustadz dan pengurus, yang telah ikut membantu dengan memberikan

keterangan serta data untuk penulisan skripsi ini.

5. Teman-temanku, Yuis, Nurul, Ina yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, serta menemaniku dalam suka dan duka.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan secara rinci yang telah turut

memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Mudah-mudahan amal kebaikan dan jerih payah mereka mendapatkan

imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih banyak kekurangan, hal ini karena terbatasnya kemampuan penulis.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis harapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan dan perbaikan, agar nantinya skripsi ini lebih

bermanfaat sebagaimana mestinya. Amin.

Yogyakarta, 29 Juni 2004

Penulis

Widiana

vii

Page 8: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN NOTA DINAS................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii

HALAMAN MOTTO........................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ v

KATA PENGANTAR........................................................................................... vi

DAFTAR ISI......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul............................................................................. 1

B. Latar Belakang Masalah................................................................ 5

C. Rumusan Masalah.......................................................................... 10

D. Tujuan Penelitian........................................................................... 11

E. Kegunaan Penelitian...................................................................... 11

F. Kerangka Teori.............................................................................. 11

1. Tinjauan tentang Kenakalan Remaja ...................................... 11

2. Tinjauan tentang Metode Dakwah........................................... 21

G. Metode Penelitian ......................................................................... 32

1. Penentuan Subyek dan Obyek Penelitian ............................... 32

2. Metode Pengumpulan Data .................................................... 33

viii

Page 9: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

3. Metode Analisa Data............................................................... 34

BAB II GAMBARAN UMUM JAM’IYYAH TA’LIM WAL

MUJAHADAH KRAPYAK YOGYAKARTA

A. Letak Geografis.............................................................................. 36

B. Sejarah Pendirian........................................................................... 37

C. Tujuan Pendirian............................................................................ 40

D. Struktur Organisasai...................................................................... 41

E. Kegiatan Jam’iyyah....................................................................... 46

F. Perkembangan Organisasi.............................................................. 49

G. Sarana Prasarana............................................................................ 53

BAB III METODE DAKWAH JAM’IYYAH TA’LIM WAL

MUJAHADAH KRAPYAK YOGYAKARTA DALAM

MENGANTISIPASI KENAKALAN REMAJA

A. Metode Ceramah ........................................................................... 57

B. Metode Mujahadah ....................................................................... 64

1. Sholat Tasbih............................................................................. 66

2. Dzikir......................................................................................... 69

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 86

B. Saran.............................................................................................. 87

C. Kata Penutup.................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA

ix

Page 10: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

LAMPIRAN

x

Page 11: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keadaan Pendidikan Ustadz Jam’iyyah Tahun 2003-2004 ............... 45

Tabel 2 Jadwal Kegiatan Pengurus Jam’iyyah Tahun 2004 ........................... 48

Tabel 3 Jumlah Jamaah Jam’iyyah ................................................................. 50

Tabel 4 Keadaan Pendidikan Jama’ah Jam’iyyah Tahun 2003-2004 ............ 51

xi

Page 12: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

xii

Page 13: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

xiii

Page 14: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

BAB IPENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami

skripsi yang berjudul “Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Krapyak

Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja (Tinjauan Metode

Dakwah)”, maka dipandang perlu adanya penegasan terhadap istilah-istilah yang

ada dalam judul tersebut, yaitu :

2. Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah Krapyak Yogyakarta

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah Krapyak Yogyakarta merupakan

majelis dzikrullah yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Munawwir

Krapyak Yogyakarta, diasuh oleh KH Chaidar Muhaimin Affandi. Jam’iyyah

ini bernama lengkap Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Jum’at Pon (JTMJP)3

dan sejak bulan Oktober 2003 dilengkapi menjadi Jam’iyyah Ta’lim Wal

Mujahadah Jum'at Pon (JTMJP) "Padang Jagad" Krapyak Yogyakarta.4

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah ini merupakan lembaga

pendidikan non formal yang bergerak di bidang sosial keagamaan yang

anggotanya terdiri dari santri dan masyarakat umum (remaja dan dewasa).

3 ? Tim Pengurus, AD-ART Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Jumat Pon (Yogyakarta: PP Al-Munawwir, 1996), hlm.1.

4 ? Wawancara dengan Armen M Siregar, Sekretaris Umum JTMJP "Padang Jagad", tanggal 18 Februari 2004.

xiv

Page 15: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Kegiatan dari Jam’iyyah ini berupa pengajian, sholat tasbih dan dzikir bersama.

Pengajian dilaksanakan supaya jamaah memiliki tambahan pengetahuan dan

wawasan berkaitan dengan ajaran agamanya dan meningkatkan kualitas taqwa

mereka. Sedangkan sholat tasbih dan dzikir untuk mendekatkan diri kepada

Allah dan menenangkan jiwa jamaahnya.

Selain kegiatan tersebut, Jam’iyyah juga mengadakan kegiatan berupa

pengelolaan hewan qurban dan terapi, baik terapi jiwa maupun terapi obat-

obatan.

3. Antisipasi

Antisipasi adalah perhitungan tentang hal-hal yang akan (belum)

terjadi. Mengantisipasi adalah membuat perhitungan (ramalan, dugaan) tentang

hal-hal yang belum (akan) terjadi, upaya pencegahan.5

Jadi yang dimaksud mengantisipasi dalam penelitian ini adalah upaya

pencegahan yang dilakukan oleh Jam'iyyah dalam menanggulangi kenakalan

remaja yang belum terjadi dan berusaha memperbaiki akhlak yang sudah

terlanjur rusak.

4. Kenakalan Remaja

a. Kenakalan

Kenakalan adalah tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma

dan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat.6 Kenakalan tersebut

antara lain membolos sekolah, meninggalkan sholat lima waktu, berkelahi 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Tim

Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka,1988), hlm. 43.6 ? Ibid., hlm. 607.

xv

Page 16: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

atau tawur antar kelompok, keluyuran, minum minuman keras, narkoba

dan lain-lain.

b. Remaja

Remaja adalah seorang yang berusia 13-21 tahun, pada masa ini

terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan

fungsi-fungsi rokhaniah dan jasmaniah terutama fungsi seksual.7

Jadi, kenakalan remaja adalah tingkah laku oleh remaja yang berumur antara 13-21 tahun, yang mana tingkah laku tersebut menyalahi norma dan hukum yang berlaku di masyarakat sehingga dianggap sebagai problem sosial.

Adapun yang dimaksud kenakalan remaja dalam penelitian ini adalah tindakan pelanggaran norma yang dilakukan oleh remaja anggota Jam’iyyah, seperti membolos sekolah, meninggalkan sholat lima waktu, keluyuran, menipu orang tua (minta uang untuk membeli minuman keras dan narkotika tanpa sepengetahuan orang tua), minum minuman keras dan narkotika, duduk-duduk di pinggir jalan yang bisa meresahkan masyarakat, tawur antar kelompok dan lain-lain.

5. Metode Dakwah

a. Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik

untuk Metode

mencapai suatu maksud.8

b. Dakwah

Dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah

kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.9 Menurut Ali

Mahfuzh dalam Hidayatul Mursyidin, sebagaimana yang dikutip Masyhur

Amin, dakwah adalah:

7 Kartini Kartono, Psikologi Anak (Bandung: Mandar Maju, 1995), hlm. 148.8 WJS Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, Depdikbud, PN Balai Pusataka, 1984), hlm. 649.9 Hamzah Ya’qub, Publisistik Islam (Bandung: CV Diponegoro, 1981), hlm.13.

xvi

Page 17: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

اس حّث واالمــر والهــدى الخير على الن هى بالمعروف ليفوزوا المنكر عن والن

واالجل. العاجل بسعادة“Mendorong (memotivasi) umat manusia melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat makruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.”10

Jadi, dakwah adalah mengajak manusia agar termotivasi dalam mengikuti

petunjuk Allah dan Rasul-Nya sehingga mereka memperoleh

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Adapun yang dimaksud dengan metode dakwah adalah suatu cara yang

dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain

agar termotivasi dalam mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya untuk

mengubah sikap, pendapat atau perilaku sehingga mereka memperoleh

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode dakwah adalah

suatu cara yang dilakukan oleh untuk menyampaikan suatu pesan dari

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah kepada jamaahnya agar termotivasi untuk

mengikuti pengajian, sholat tasbih dan dzikir sehingga jamaah tidak

melakukan pelanggaran norma-norma dalam masyarakatnya dan tidak

terpengaruh orang lain yang mengajak melakukan pelanggaran tersebut.

Berdasarkan penegasan terhadap istilah-istilah yang sudah dipaparkan di

atas maka yang dimaksud dengan judul "Jam'iyyah Ta'lim Wal Mujahadah

10 Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral (Yogyakarta: al Amin Press, 1997), hlm.10.

xvii

Page 18: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja (Tinjauan

Metode Dakwah)" adalah penelitian tentang upaya pencegahan yang dilakukan

oleh Jam'iyyah Ta'lim Wa al-Mujahadah Krapyak Yogyakarta dalam mengajak

remaja yang bertingkah laku menyimpang dari norma-norma masyarakat untuk

ikut dalam kegiatannya, dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku yang rusak

menjadi tingkah laku yang positif sesuai dengan ajaran Islam.

B. Latar Belakang Masalah

Islam adalah rohmatan lil ‘alamin untuk segenap makhluk diseluruh alam

raya ini, oleh karena itu harus disebarluaskan dengan cara dakwah. Dakwah

merupakan upaya untuk mengajak manusia dari kondisi kegelapan, kekafiran serta

amoral untuk dialihkan kepada kondisi yang penuh limpahan cahaya, keimanan

serta nuansa akhlaqul karimah. Upaya itu harus dilaksanakan secara maksimal

untuk mencapai perubahan ke arah kebaikan.

Dakwah merupakan komunikasi ajaran-ajaran Islam dari seorang da’i

kepada umat manusia. Pada pelaksanaan dakwah, di dalamnya terjadi proses

komunikasi, sebab unsur-unsur yang ada dalam dakwah telah memenuhi

persyaratan untuk dikatakan komunikasi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

dalam setiap proses dakwah terdapat komunikasi, akan tetapi tidak semua proses

komunikasi terdapat aktivitas dakwah.11 Adapun yang menjadi titik perbedaan

adalah terletak pada isi dan orientasi pada keduanya. Pada komunikasi, isi

pesannya bersifat umum bisa juga berupa ajaran agama, sementara orientasi

11 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm.13.

xviii

Page 19: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

pesannya adalah pencapaian tujuan dari komunikasi itu sendiri yaitu timbulnya

effek berupa perubahan tingkah laku. Sedang pada dakwah, isi pesannya jelas

berupa ajaran Islam dan orientasinya adalah pada penggunaan metode yang benar

menurut ukuran Islam.

Pada dasarnya manusia sendiri adalah makhluk suci. Fitrah yang dibawa

manusia akan berkembang dengan baik manakala dibina dengan baik pula,

sehingga dengan adanya pembinaan itu manusia akan menjadi taat beragama dan

mendasari semua tindakannya pada aturan Islam. Namun sebaliknya bila benih

fitrah yang dibawanya tidak dibina dengan baik, maka akan melahirkan manusia

yang jauh dari agama.

Kurangnya pengetahuan agama akan berpengaruh terhadap kesadaran

manusia dalam melaksanakan amal ibadah dan beragama. Norma dan aturan yang

sudah ada sulit diterapkan dalam hidupnya sebagai disiplin diri, kesemua itu dapat

terjadi karena kurangnya penanaman sejak kecil, atau bisa pula karena pengaruh

lingkungan sekitarnya yang jauh dari nilai-nilai agama, sehingga seringkali dalam

sikap dan tingkah lakunya ada yang kurang sesuai dengan ajaran agama yang

berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah.12

Melihat kondisi yang demikian, maka perlu adanya suatu tindakan atau

upaya pembenahan kembali nilai-nilai Islam pada kehidupannya. Nilai dan ajaran

Islam tersebut bukan hanya dikenal dan dimengerti akan tetapi harus

dilembagakan dan dibudidayakan agar berlaku dalam kehidupan sehari-hari,

12 Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 47.

xix

Page 20: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

karena nilai dan ajaran Islam mampu menjadi kendali dan pedoman dalam

kehidupan manusia.

Masuknya iman kedalam hati manusia adalah atas petunjuk atau hidayah

yang datang dari Allah, dan petunjuk Allah itu tidak akan datang dengan

sendirinya tanpa adanya suatu usaha untuk mendapatkannya. Dalam hal inipun

dakwah bukanlah merupakan jaminan akan turunnya hidayah atau dapatnya

hidayah seseorang dari Allah akan tetapi hanya sebagai sarana untuk mengajak

manusia mencari hidayah Allah, di dalam mengajak manusia sudah barang tentu

membutuhkan suatu cara yang mengena terhadap obyek dakwah.13

adalah masa yang kritis dalam usia pertumbuhan fisik maupun psikis.

Remaja menempati posisi yang penting untuk kelangsungan hidup

masyarakatnya. Mereka merupakan penerus yang akan melanjutkan proses

pembangunan dan upaya Salah satu obyek dakwah yang menarik adalah remaja,

karena usia remaja memajukan bangsanya. Pada pundak merekalah tampuk

kepemimpinan masyarakat dan bangsa ini akan diestafetkan. Sehingga manakala

generasi muda dari suatu bangsa mengalami kebrobokan mental dan lemah

keahlian dan ketrampilannya, maka akan bobrok dan lemah pula bangsanya.

Oleh karena itu, maka menjadi kewajiban bagi para generasi tua untuk

menyiapkan dan membekali mereka dengan ketrampilan dan keahlian yang

bermanfaat bagi kehidupan masa depan mereka, dan yang paling penting lagi

adalah membina mereka agar mempunyai akhlaqul karimah. Sehingga pada

13 Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), hlm. 11.

xx

Page 21: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

akhirnya mereka akan mampu memikul amanah atas bangsa ini dengan baik

sesuai dengan tuntunan yang diajarkan agama Islam.

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah merupakan majelis dzikrullah yang

dilaksanakan setiap malam Jumat Pon di Pondok Pesantren Al-Munawwir

Krapyak Yogyakarta. Pengasuh kegiatan ini adalah KH Chaidar Muhaimin

Affandi.

Tujuan berdirinya Jam’iyyah ini tidak lepas dari tujuan amar ma’ruf nahi

munkar dengan jalan bil hikmah wa al-mauidlah al-hasanah dengan dasar

rohmatan lil ‘alamin. Para jamaah berasal dari berbagai macam kalangan baik

strata sosial ataupun golongan dan tidak berafiliasi pada salah satu partai politik

manapun.14 Bahkan ada warga non muslim yang mengikuti kegiatan ini, karena

majelis ini mempunyai misi dakwah.

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah dalam gerak dakwahnya lebih banyak

menekankan pada kalangan remaja sebagai suatu usaha menjawab dan

memecahkan permasalahan yang dihadapi remaja guna mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat. Di antara remaja yang mengikuti Jam’iyyah ini banyak

yang dulunya merupakan remaja nakal yang memerlukan sentuhan agama sebagai

benteng pertahanan kemerosotan moral yang terjadi akhir-akhir ini.

Untuk menanggulangi semakin merajalelanya perbuatan tak berakhlak di

kalangan remaja, harus dilaksanakan upaya yang lebih intensif. Selain itu

dukungan dan peran serta keluarga dan masyarakat dengan menciptakan situasi 14

? Chaidar Muhaimin, Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Jum'at Pon (Yogyakarta: PP Al-Munawwir, t.,th.), hlm. III.

xxi

Page 22: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

dan kondisi sosial ekonomi serta adat yang mendukung di tempat tinggal mereka

sangat dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis oleh Zakiah Daradjat

bahwa pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dengan keadaan

sosial ekonomi serta agama dan adatnya sangat menentukan dalam pembinaan

remaja yang tumbuh dalam keluarga dan masyarakat tersebut.15

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah sebagai lembaga pendidikan non

formal membantu memecahkan tidak hanya menghilangkan, mengendalikan dan

mengantisipasi gejala permasalahan atau penyakit emosional belaka, akan tetapi

bertujuan untuk memperbaiki pola tingkah laku dan meningkatkan perkembangan

kepribadian yang positif.

Majelis Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah sebagai wadah pendidikan

non formal keagamaan yang mempunyai tujuan meluruskan kepada para remaja

menuju jalan yang diridlai Allah dengan menampilkan berbagai macam amaliyah

keagamaan yang tentunya sesuai dengan kaidah ajaran Islam.

Kegiatan amaliyah tersebut dilaksanakan secara kontinyu dan berjamaah

setiap tiga puluh lima hari sekali (selapanan). Metode dakwah yang digunakan

berupa pengajian, sholat tasbih berjamaah di masjid, dan dzikir bersama.

Pengajian dilaksanakan supaya jamaah memiliki tambahan pengetahuan dan

wawasan berkaitan dengan ajaran agamanya dan meningkatkan kualitas taqwa

mereka. Sedangkan sholat tasbih dan dzikir untuk mendekatkan diri kepada

Allah dan menenangkan jiwa jamaahnya.

15 Zakiah Daradjat, op.,cit., hlm. 27.

xxii

Page 23: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Metode sangat penting sekali dalam sebuah proses dakwah, karena agama

sekalipun apabila tidak didukung dengan metode dan pendekatan yang handal dan

tepat dalam penyampaian agama tersebut akan sulit sekali mencapai suatu hasil

yang baik. Akan tetapi, bila metode penyampaian tepat serta terorganisir dengan

baik, sekalipun ajaran itu salah, maka akan mencapai tujuan yang diharapkan.16

Perlu diketahui bahwa penulis merasa tertarik dengan obyek Jam’iyyah

Ta’lim Wa al-Mujahadah karena keberhasilan pengasuh dalam membina murid-

muridnya, sehingga banyak muridnya yang sadar dan kembali ke jalan yang

benar. Di samping itu juga semakin hari muridnya semakin bertambah. Hal ini

merupakan keberhasilan pengasuhnya dalam berdakwah lewat wadah Jam’iyyah

tersebut.

Berangkat dari sinilah, penulis tertarik untuk meneliti metode dakwah

yang dilaksanakan oleh Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah dalam upaya

mengembangkan dakwah Islamiyah, khususnya dalam mengantisipasi kenakalan

remaja.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan metode dakwah oleh Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah Krapyak Yogyakarta dalam mengantisipasi kenakalan remaja ?

D. Tujuan Penelitian

16 Hafi Anshari, op.,cit., hlm.15.

xxiii

Page 24: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Tujuan yang hendak dicapai dalam kajian ini adalah: Untuk mengetahui pelaksanaan metode dakwah Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah dalam mengantisipasi kenakalan remaja.

E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Akademis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi

pengembangan disiplin ilmu dakwah dan pengembangan penelitian dibidang

dakwah, khususnya dalam aktivitas dakwah yang dilaksanakan Jam’iyyah

Ta’lim Wa al-Mujahadah Krapyak Yogyakarta dalam mengantisipasi

kenakalan remaja.

2. Kegunaan Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi

pengurus Jam'iyyah dalam meningkatkan pelaksanaan dakwah Islamiyah

khususnya dan kegiatan dakwah pada umumnya.

F. Kerangka Teori

Tinjauan tentang Kenakalan Remaja

a. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan Remaja atau Juvenile Delinquency terdiri dari dua kata

yaitu Juvenile yang berasal dari bahasa Latin ‘juvenilis’ yang artinya anak-

anak,anak muda (yang berusia antara 13-21 tahun), ciri karakteristik pada

masa muda, sifat-sifat pada periode remaja. Delinquent berasal dari kata

Latin ‘delinquere’ yang artinya menjadi jahat, asosial, kriminal, pelanggar

xxiv

Page 25: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

aturan, pembuat ribut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi,

durjana,dursila, dan lain-lain.17

Menurut Simanjuntak, sebagaimana yang dikutip oleh Sudarsono,

suatu perbuatan disebut delinquency apabila perbuatan-perbuatan tersebut

bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dimana ia

hidup atau suatu perbuatan yang anti sosial dimana didalamnya terkandung

unsur-unsur anti normatif.18

Jadi, kenakalan remaja adalah perbuatan-perbuatan pelanggaran

yang dilakukan oleh anak remaja berusia antara 13-21 tahun, yang bersifat

melanggar hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi norma agama.

b. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja

Berbicara masalah kenakalan remaja yang setiap saat berbeda dalam

versinya karena pengaruh lingkungan kebudayaan dan sikap mental

masyarakat maka untuk menentukan apakah tingkah laku remaja semata-

mata merupakan kelainan tingkah laku sesuai dengan taraf perkembangan

yang dialami atau tidak maka Y. Singgih D Gunarsa dan Singgih D Gunarsa

menyatakan bahwa bentuk-bentuk kenakalan remaja digolongkan menjadi

dua, yaitu :

2) Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial serta tidak dapat diatur dalam

Undang-Undang sehingga sulit digolongkan pelanggaran hukum seperti :

a) Berbohong 17 Kartini Kartono, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003), hlm. 6.18 Sudarsono, Kenakalan Remaja (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.10.

xxv

Page 26: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

b) Membolos

c) Kabur, keluyuran

d) Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain

e) Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk

f) Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan

g) Membaca buku-buku cabul dan kebiasaan menggunakan bahasa tidak

sopan

h) Secara berkelompok makan di rumah makan, tanpa membayar atau

naik bis tanpa membeli karcis

i) Turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan tujuan

kesulitan ekonomis maupun tujuan lainnya

j) Berpakaian tidak pantas dan minum-minuman keras atau menghisap

ganja sehingga merusak dirinya maupun orang lain.19

3) Kenakalan yang dianggap melanggar hukum diselesaikan melalui hukum

dan acapkali bisa disebut dengan istilah kejahatan. Kejahatan ini dapat

diklasifikasikan sesuai dengan berat ringannya pelanggaran tersebut,

misalnya :

a) Perjudian

b) Pencurian, penggelapan barang

c) Penipuan dan pemalsuan

19

? Y. Singgih D Gunarsa dan Singgih D Gunarsa, Psikologi Remaja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991), hlm. 20.

xxvi

Page 27: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

d) Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno dan film

porno, pemerkosaan

e) Tindakan anti sosial : perbuatan yang merugikan milik orang lain

f) Penganiayaan, percobaan pembunuhan

g) Pengguguran kandungan.20

Sedangkan Hasan Basri mengutip pendapat Wright, membagi jenis-

jenis kenakalan remaja dalam beberapa keadaan, yaitu :

1) Neurotic deliquency; remaja bersifat pemalu, terlalu perasa, suka

menyendiri, gelisah dan mengalami perasaan rendah diri. Mereka

mempunyai dorongan kuat untuk melakukan suatu kenakalan, seperti :

a) Mencuri sendirian

b) Melakukan tindakan agresif secara tiba-tiba tanpa alasan karena

dikuasai oleh khayalan dan fantasinya sendiri.

2) Unsocilized delinquent; suatu sikap yang suka melawan kekuasaan

seseorang, rasa bermusuhan dan pendendam. Mereka tidak pernah

merasa bersalah dan tidak pula menyesali perbuatan yang pernah

dilakukannya. Sering melemparkan kesalahan dan tnggung jawab kepada

orang lain.

3) Pseudo social delinquent; remaja atau pemuda yang mempunyai

loyalitas yang tinggi terhadap kelompok atau 'gank' sehingga sikapnya

tampak patuh, setia dan kesetiakawanannya baik. Jika melakukan sesuatu

tindakan kenakalan bukan atas dasar kesadaran diri sendiri tetapi karena

20 Ibid., hlm. 21.

xxvii

Page 28: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

didasari anggapan bahwa ia harus melaksanaakan sesuatu kewajiban

kelompok yang telah digariskan.21

c. Ciri-ciri Kenakalan Remaja

Agar bisa membedakan kenakalan remaja dari aktivitas yang menunjukkan ciri khas remaja, perlu diketahui beberapa ciri-ciri pokok dari kenakalan remaja :

1) Dalam pengertian kenakalan, harus terlihat adanya

perbuatan tingkah laku yang bersifat pelanggaran hukum yang berlaku

dan pelanggaran nilai-nilai moral.

2) Kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang asosial yakni

dengan perbuatan atau tingkah laku tersebut ia bertentangan dengan nilai

atau norma sosial yang ada di lingkungan hidupnya.

3) Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh seorang remaja

saja, atau dapat juga dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok

remaja.22

d. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Berbicara masalah kenakalan remaja tidak akan terlepas dari

pembicaraan mengenai faktor-faktor yang menimbulkan kenakalan

tersebut. Yang dimaksud dengan faktor-faktor tersebut adalah hal-hal yang

melatarbelakangi, mendorong dan menguatkan timbulnya kenakalan remaja

yang dikarenakan oleh sebab-sebab tertentu.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi kenakalan remaja adalah :

21

? Hasan Basri, Remaja Berkualitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 16.22 Y. Singgih D Gunarsa dan Singgih D Gunarsa, op.,cit., hlm. 19.

xxviii

Page 29: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

1) Faktor dari individu anak.

Yaitu faktor penyebab yang memang sudah ada dalam diri anak

itu sendiri, tanpa pengaruh dari luar atau adanya unsur bawaan ataupun

keturunan yang dibawa sejak lahir.

a) Teori Biologis

Tingkah laku sosiopatik atau delinkuen pada anak-anak dan

remaja dapat muncul karena faktor-faktor fisiologis dan struktur

jasmaniah yang dibawa sejak lahir.

b) Teori Psikogenis

Teori ini menekankan sebab-sebab tingkah laku delinkuen

anak-anak dari aspek psikologis atau isi kejiwaannya. Antara lain

faktor intelegensi, ciri kepribadian, motivasi, sikap-sikap yang salah,

fantasi, rasionalisasi, internalisasi diri yang keliru, konflik batin,

emosi yang kontroversial, kecenderungan psikopatologis dan lain-

lain.23

2) Faktor rumah tangga (keluarga)

Keluarga sebagai tempat kehidupan yang pertama dan tempat

pendidikan yang pertama dan utama merupakan dasar fundamental bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.

23 Kartini Kartono, op.,cit., hlm. 25.

xxix

Page 30: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Kualitas rumah tangga atau kehidupan keluarga jelas mempunyai

peranan paling besar dalam membentuk kepribadian remaja delinkuen.

Misalnya, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah

atau ibu, perceraian diantara bapak dengan ibu, hidup terpisah, poligami,

keluarga yang diliputi konflik keras, semua itu merupakan sumber yang

subur untuk memunculkan delinkuensi remaja. Sebabnya antara lain :

b) Anak kurang mendapat perhatian, kasih sayang dan tuntunan

pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan

ibunya masing-masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik

batin sendiri.

c) Kebutuhan fisik maupun psikis anak-anak remaja menjadi tidak

terpenuhi. Keinginan dan harapan anak-anak tidak bisa tersalur

dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya.

d) Anak-anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang

sangat diperlukan untuk hidup susila. Mereka tidak dibiasakan dengan

disiplin dan kontrol diri yang baik.24

Sebagai akibat ketiga bentuk pengabaian diatas, anak menjadi

bingung, risau, sedih, malu, sering diliputi perasaan dendam benci,

sehingga anak menjadi kacau dan liar. Di kemudian hari mereka mencari

kompensasi bagi kerisauan batin sendiri di luar lingkungan keluarga,

yaitu menjadi anggota dari gang kriminal, lalu melakukan banyak

perbuatan berandalan dan kriminal.

24 Ibid., hlm. 59.

xxx

Page 31: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

3) Faktor dari masyarakat

Keadaan masyarakat dan kondisi lingkungan dalam berbagai

corak dan bentuknya akan berpengaruh baik langsung maupun tidak

langsung terhadap anak-anak remaja dimana mereka hidup berkelompok.

Hal yang demikian itu karena hidup saling membutuhkan dan saling

ketergantungan antara satu dengan yang lainnya.

Agar semua pengaruh baik dari luar ataupun dalam suatu

masyarakat tidak membawa pengaruh yang negatif, maka perlu adanya

penjaringan dalam proses aktualisasi, misal dengan memberikan

wawasan yang luas tentang kebudayaan, pendidikan yang lebih maju dan

yang paling penting adalah penanaman ajaran agama.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa faktor yang berpengaruh

terhadap munculnya kenakalan remaja yang berasal dari masyarakat

adalah :

a) Kurangnya pelaksanaan agama secara konsekuen.

b) Minimnya pendidikan bagi masyarakat, sehingga tidak bisa menilai

pengaruh dari luar secara lebih selektif.

c) Kurangnya perhatian dan pengawasan terhadap kegiatan remaja.

d) Munculnya norma-norma baru di dalam masyarakat sebagai akibat

dari perkembangan peradaban dan kemajuan teknologi.

e. Usaha Mengantisipasi Kenakalan Remaja

Juvenile Delinquency muncul sebagai masalah sosial yang semakin

gawat pada masa modern sekarang, baik yang terdapat di negara-negara

xxxi

Page 32: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

dunia ketiga yang baru merdeka maupun di negara-negara yang sudah maju.

Kejahatan anak remaja ini teristimewa sekali erat kaitannya dengan

modernisasi, industrialisasi, urbanisasi, taraf kesejahteraan dan

kemakmuran.

Kenakalan yang dilakukan oleh remaja itu sangat mengganggu dan

meresahkan masyarakat. Oleh karena itu perlu upaya untuk

menanggulanginya. Usaha-usaha preventif lebih baik dari usaha

memperbaiki kondisi yang terlanjur rusak dan membahayakan.

Oleh karena itu perlu adanya usaha-usaha sebagai berikut :

1) Membina dan meningkatkan kualitas keluarga. 25

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan

pondasi primer bagi perkembangan anak. Kualitas rumah tangga atau

kehidupan keluarga mempunyai peranan paling besar dalam membentuk

kepribadian remaja. Orang tua harus membina dan mengembangkan

akhlak anak-anak mereka dengan baik dan membahagiakan. Waktu

kedua orang tua dirumah perlu diintensifkan penggunaannya terutama

dalam berkomunikasi dengan anak-anaknya supaya rasa kasih sayang,

perhatian dan pengarahan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

2) Usaha mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja.26

Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja, kesulitan-kesulitan apa saja yang biasa menjadi sebab timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan.

25 Hasan Basri, op.,cit., hlm. 18.26

? Y Singgih D Gunarsa dan Singgih D Gunarsa, op.,cit., hlm. 140.

xxxii

Page 33: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

3) Usaha pembinaan remaja, meliputi :

a) Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan

persoalan yang dihadapinya.

b) Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan

pengetahuan dan ketrampilan melainkan pendidikan mental dan

pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etika.

c) Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal

demi perkembangan pribadi yang wajar.27

Adapun dalam penanggulangan kenakalan remaja menurut ajaran

Islam juga dilaksanakan dalam bentuk preventif atau pencegahan.

Pencegahan ini berupa nasehat-nasehat yang diambil dari QS. Luqman : 13-

19, yang isi ringkasannya adalah :

1) Menanamkan jiwa Tauhid

2) Menghargai dan menghormati kedua orang tua

3) Memelihara dan memperlakukan orang tua dengan baik,

sebagaimana sifat dan tindakan mereka terhadap anak

4) Kejujuran

5) Agar mendirikan sholat (ibadah)

6) Mengajak kepada perbuatan baik dan mencegah yang munkar

7) Supaya bersabar

8) Melarang keangkuhan dan kesombongan

27 Ibid., hlm. 141.

xxxiii

Page 34: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

9) Sederhana dalam bersikap, berjalan dan berbicara. 28

Tinjauan tentang Metode Dakwah

a. Pengertian Metode Dakwah

Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai suatu maksud.29 Sedangkan dakwah adalah ajakan, dorongan

(motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima

ajaran agama dengan penuh kesadaran untuk kepentingan pribadinya sendiri

bukan untuk kepentingan juru dakwah atau penerang.30

Jadi, metode dakwah adalah suatu cara yang dilakukan untuk

menyampaikan ajakan, dorongan, rangsangan dan bimbingan kepada orang

lain baik dalam bentuk tulisan ataupun lisan yang dilakukan dalam usaha

untuk mempengaruhi orang lain baik secara individu ataupun kelompok

supaya timbul pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran

agama yang disampaikan tanpa adanya unsur paksaan.

Seorang muballigh atau da’i dalam menentukan strategi dakwahnya

sangat memerlukan pengetahuan dan kecakapan di bidang metodologi.

Selain itu bila pola berpikir yang dipakai berangkat pada pendekatan sistem,

dimana dakwah merupakan suatu sistem dan metode merupakan salah satu

unsur atau komponennya, maka metode mempunyai peranan dan kedudukan

yang sejajar dengan unsur-unsur lainnya, seperti; tujuan dakwah, subyek

dan obyek dakwah.31

28 Zakiah Daradjat, op.,cit., hlm. 53.29 WJS Poerwodarminto, loc.,cit.30 M. Arifin, Psikologi Dakwah (Jakarta: Bumi Aksara,1997), hlm. 6.31 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hlm. 99.

xxxiv

Page 35: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Dalam penggunaan metode perlu diperhatikan bagaimana hakekat

metode itu, karena hakekat metode merupakan pedoman pokok yang harus

dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaannya. Selain

itu dengan memahami hakekatnya, pemakai metode tidak mudah secepatnya

memuja terhadap suatu metode tertentu, karena keberhasilannya. Begitu

juga sebaliknya, tidak akan tergesa-gesa menyisihkan suatu metode karena

kegagalannya.

Hakekat metode tersebut antara lain ;

1)Metode hanyalah satu pelayan, suatu jalan atau alat saja

2)Tidak ada metode yang seratus persen baik

3)Metode yang paling sesuai-pun belum menjamin hasil yang baik dan

otomatis

4)Suatu metode yang sesuai bagi seorang da’i, belum tentu sesuai dengan

da’i yang lain

5)Penerapan metode tidak dapat berlaku untuk selamanya.32

Kelima hakekat metode tersebut, harus diperhatikan oleh seorang

da’i dalam pemilihan dan penggunaan suatu metode dakwah. Hal ini

bertujuan agar para da’i atau muballigh dalam memilih dan menggunakan

metode dakwah tidak terpancang pada satu metode saja, yang terpenting

adalah menggunakan metode dakwah yang efektif dan efisien.

Dalam berdakwah juga harus melihat obyek dakwah yang terdiri

dari beraneka ragam tingkat kemampuan berpikir dan pengalaman

32 Ibid., hlm. 101.

xxxv

Page 36: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

keagamaan, oleh karena itu metode yang harus dipakai harus disesuaikan

pula dengan situasi dan kondisi obyek dakwah tersebut.

Dalam Al-Qur'an, Allah menerangkan tentang bagaimana metode

dakwah yang harus dilakukan untuk menyeru orang atau umat kejalan

Allah, yang merupakan metode terbaik dan merupakan prinsip dasar. Seperti

tercantum dalam QS. An-Nahl :125;

ــبيل الى ادع ك س ــ ــة رب ــو بالحكم والم هي بـــال تى وجـــادلهم الحســـنة عظـــة بمن اعلم هو رب ك ان قلىاحسن عن ضل

بالمهتــدين. )النحــل: اعلم وهــو ســبيله125)

“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl: 125) 33

Pada ayat di atas, dapat dilihat bahwa metode mengajak atau menyeru manusia kejalan Allah swt, secara garis besar ada tiga cara yaitu : hikmah, al-mauidhah al-hasanah dan mujadalah bi al-lati hiya ahsan.

Ketiga metode dakwah itulah yang dijadikan sandaran yang akan

ditempuh oleh para da'i, yang penyampaiannya disesuaikan dengan obyek

dakwah, baik keadaan, tempat dan waktu.

1) Metode Hikmah

Hikmah menurut Al-Maraghi dalam kitab Tafsirnya, sebagaimana

yang dikutip oleh Masyhur Amin, yaitu perkataan yang tepat lagi tegas 33 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penterjemah Al-Qur'an, 1971), hlm. 421.

xxxvi

Page 37: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

yang dibarengi dengan dalil-dalil yang dapat menyingkap kebenaran dan

melenyapkan keserupaan.34 Sedangkan menurut Toha Jahja Omar seperti

yang dikutip oleh Hasanuddin, hikmah adalah bijaksana, artinya

meletakkan sesuatu pada tempatnya dan kitalah yang harus berpikir,

berusaha, menyusun, mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada

keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang

oleh Tuhan.35

Kata hikmah mengandung tiga unsur, yaitu :

a) Unsur ilmu, yaitu adanya ilmu yang shahih yang dapat

memisahkan antara yang hak dan yang bathil, berikut tentang rahasia,

faedah dan seluk-beluk sesuatu.

b) Unsur jiwa, yaitu terhujamnya ilmu tersbut ke dalam jiwa sang

ahli hikmah, sehingga ilmu tersebut mendarah daging dengan

sendirinya.

c) Unsur amal perbuatan, yaitu ilmu pengetahuannya yang

terhujam ke dalam jiwanya itu mampu memoivasi dirinya untuk

berbuat. Dengan perkataan lain, perbuatannya itu dimotori oleh

ilmunya yang terhujam ke dalam jiwanya itu.36

Jadi al-dakwah bi al-hikmah mempunyai arti kemampuan seorang

da'i di dalam melaksanakan dakwah dengan jitu karena pengetahuannya

yang tuntas dan tepat tentang liku-liku dakwah. Ia tahu benar tentang

34 Masyhur Amin, Metode Dakwah Islam dan Beberapa Keputusan Pemerintah tentang Aktivitas Keagamaan (Yogyakarta: Sumbangsih, 1980), hlm. 28.

35 Hasanuddin, Hukum Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm. 36.

36 Masyhur Amin, op.,cit., hlm. 29.

xxxvii

Page 38: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

waktu, tempat dan keadaan manusia yang dihadapi sehingga ia dapat

memilih cara yang tepat untuk menyampaikan materi dakwah yang

hendak diberikan kepada mereka. Ia juga tahu benar tentang tujuan yang

hendak dicapai, sehingga ia dapat memilih materi yang tepat yang

hendak dicapai sesuai dengan tujuan itu.

2) Metode al-Mauidzah al-Hasanah

Al-mauidzah al-hasanah menurut Ibn Sayyidihi, sebagaimana dikutip oleh Masyhur Amin, adalah;

وعقاّب. ثواّب من قلبه بمايلين لالّنسان تذكيرك“Memberi ingat (yang dilakukan) olehmu kepada orang lain dengan pahala dan siksa yang dapat menjinakkan hatinya.”

Jadi, al-mauidzah al-hasanah adalah memberi nasehat dan

memberi ingat (memperingatkan) kepada orang lain dengan bahasa yang

baik yang dapat menggugah hatinya sehingga pendengar mau menerima

nasehat tersebut.37 Sebab, kelemah lembutan dan menasehati (al-

mauidzah) sering kali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan

kalbu yang liar. Bahkan, lebih mudah melahirkan kebaikan ketimbang

larangan dan ancaman.

Menurut Hasanuddin, mengutip pendapat dari M.A. Mahfoeld,

al-mauidzah al-hasanah adalah diukur dari segi dakwah itu sendiri.

Hasanah dalam dakwah adalah sebagai krida ibadah kepada Allah swt,

dan di dalamnya mengandung :

37 Ibid., hlm. 34.

xxxviii

Page 39: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

a) Didengar orang, lebih banyak lebih baik suara

panggilannya

b) Diturut orang, lebih banyak lebih baik maksud

tujuannya,sehingga

c) Menjadi lebih besar kuantitas manusia yang kembali ke

jalan Tuhannya, jalan Allah swt.38

3) Metode al-Mujadalah bi al-lati Hiya Ahsan

Metode al-mujadalah bi al-lati hiya ahsan yaitu bertukar pikiran

dengan menggunakan dalil atau alasan yang sesuai dengan kemampuan

berpikirnya.39

Seorang da'i harus terbuka, dapat mengendalikan emosi,

menghargai pendapat orang lain apabila sedang berdebat atau berdiskusi,

tidak hanya asal mengeluarkan argumentasi yang hanya membela diri

saja karena merasa malu jika argumentasinya dikalahkan pihak lain.

Namun di sini yang penting adalah mencari titik temu yang bisa diterima

dengan akal atau logis.

Metode dakwah adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang

muballigh (komunikator) untuk mencapai suatu tujuan tertentu atas dasar

hikmah dan kasih sayang. Dengan kata lain, pendekatan dakwah harus

bertumpu pada suatu pandangan human oriented menempatkan

penghargaaan yang mulia atas diri manusia.40

38 Hasanuddin, op.,cit., hlm. 37.39 Ibid., hlm. 39.40 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1987), hlm.43.

xxxix

Page 40: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Dengan demikian metode dakwah berdiri di atas landasan yang

demokratis dan persuasif. Demokratis yang dimaksudkan, bahwa seorang

komunikator pada akhirnya menghargai keputusan final yang akan dipilih

atau dilakukan oleh pihak komunikannya. Muballigh sebagai komunikator

dalam proses dakwah tidak ada satu niat sedikitpun untuk memaksakan

kehendaknya, kendati hal itu mungkin saja dilakukannya.

Dalam kedudukannya sebagai juru penerang, maka seorang

mubaligh itu benar-benar menyampaikan suatu fakta (statement of fact)

terhadap audiens-nya, dan tidak ada kewajiban bagi dirinya untuk

memaksa,41 seperti firman Allah dalam QS An-Nahl : 82 ;

وا فإن ما تول (82المبين. )اّنحل: البلغ عليك فإّن“Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”. (QS.An-Nahl : 82)42

Dan QS. Ar-Rad :40 ;

ما الحســاّب. )الرعــد: وعلينــا البلغ عليك .... فإّن

40)

“… karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisap amalan mereka.” (QS. Ar-Rad : 40)43

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan beberapa prinsip metode dakwah sebagai berikut :

41 Ibid., hlm. 45.42 Departement Agama RI, op.,cit., hlm. 414.43 Ibid., hlm. 376.

xl

Page 41: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

1) Metode dakwah senantiasa memperhatikan dan menempatkan

penghargaan yang tinggi atas manusia dengan menghindari prinsip-

prinsip yang akan membawa kepada sikap pemaksaan kehendak.

2) Peranan hikmah dan kasih sayang merupakan hal yang paling

dominan dalam proses penyampaian ide-ode dalam komunikasi dakwah

tersebut.

3) Metode dakwah yang bertumpu pada human oriented menghargai

keputusan final yang diambil oleh pihak komunikan, oleh karena itu

dakwah merupakan penyampaian dan penerimaan ide-ide secara

demokratis.

4) Metode dakwah yang berdasarkan hikmah dan kasih sayang dapat

memakai segala alat yang dibenatkan menurut hukum sepanjang hal

tersebut tetap menghargai hak-hak manusia.44

b. Unsur-Unsur yang Menjadikan Terlaksananya Metode Dakwah

Metode merupakan salah satu perangkat dalam berdakwah. Cukup

banyak metode yang telah dikemukakan oleh para da'i dalam

menyampaikan dakwahnya, seperti ceramah, diskusi, bimbingan dan

penyuluhan, nasehat dan sebagainya. Semuanya dapat diterapkan sesuai

dengan kondisi yang dihadapi. Tetapi harus digarisbawahi bahwa metode

yang baik sekalipun tidak menjamin hasil yang baik secara otomatis, karena

metode bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan. Tetapi, keberhasilan

44 Toto Tasmara, op.,cit., hlm. 46.

xli

Page 42: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

dakwah ditunjang dengan seperangkat syarat, baik dari pribadi da'i, materi

yang dikemukakan, obyek dakwah ataupun lainnya.

Adapun unsur-unsur yang menjadikan terlaksananya metode dakwah adalah :

1) Subyek Dakwah

Subyek dakwah adalah orang yang melaksanakan dakwah atau

yang sering disebut dengan muballigh. Di dalam berdakwah tidak hanya

bersifat individu, akan tetapi dapat dilaksanakan juga oleh sekelompok

orang disesuaikan dengan obyeknya. Dakwah tidak akan terlaksana jika

tidak ada pelaksana dakwah walaupun faktor yang lain ada.

Untuk mencapai tujuan dakwah tidaklah mudah karena dalam

berdakwah dibutuhkan berbagai sarana dan prasarana yang memadai.

Begitu juga seorang juru dakwah harus mempunyai kriteria yang baik

sehingga misi dakwah benar-benar bisa tercapai sesuai tujuan.

2) Obyek Dakwah

Obyek dakwah yaitu orang yang dituju oleh suatu kegiatan

dakwah, baik dalam bentuk individu maupun masyarakat.

3) Materi Dakwah

Materi dakwah adalah ajaran-ajaran Islam yang wajib

disampaikan kepada umat manusia dan mengajak mereka agar mau

menerima dan mengikutinya. Pada dasarnya materi dakwah Islam

tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara

xlii

Page 43: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok,

yaitu :

a) Keyakinan / keimanan (aqidah)

Aqidah merupakan fundamen bagi setiap muslim. Aqidah

inilah yang menjadi dasar dan memberi arah bagi hidup dan

kehidupan seorang muslim. Aqidah dalam Islam adalah bersifat i'tiqad

bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya

dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukkan

oleh Rasullullah saw, dalam sabdanya ;

ــان ــؤمن ان اإليم ــه ت ــه بالل ومالئكت وتــؤمن اآلخــر واليــوم ورسله وكتبهه. )رواه خيره بالقدر مسلم( وشر

“Iman adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk. (HR. Muslim)”.45

Bidang aqidah ini tidak hanya membahas masalah-masalah

yang wajib di-imani, akan tetapi juga masalah yang dilarang sebagai

lawannya, misalnya syirik, ingkar dengan adanya Tuhan dan

sebagainya.

b)Keislaman (ibadah)

45 Asmuni Syukir, op.,cit., hlm. 61.

xliii

Page 44: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Ibadah disini berarti hukum-hukum Islam yang mengatur

peraturan-peraturan agama Islam baik dalam hal ibadah kepada Allah

maupun muamalah, misalnya peraturan-peraturan pelaksanaan sholat,

puasa, zakat, peraturan rumah tangga, cara bermasyarakat dan

sebagainya.

c) Akhlak, moral (ikhsan)

Akhlak atau moral merupakan pendidikan agar jiwa seseorang

dapat menjadi bersih dari sifat-sifat tercela dan dihiasi dengan sifat-

sifat terpuji, seperti rasa persaudaraan dan saling tolong menolong

antar sesama manusia, sabar, tabah, pemurah dan sifat terpuji lainnya.

Akhlak yang mulia ini merupakan buah dari iman dan amal

perbuatannya. Pendidikan jiwa ini sangat penting, sebab jiwa ini

merupakan sumber dari perilaku manusia. Jika jiwa seseorang baik

niscaya akan baik pula perilakunya dan jika jiwa seseorang buruk

akan buruk pula perilakunya.46

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian

yang tidak mengadakan perhitungan, maksudnya data yang dikumpulkan tidak

berwujud angka tetapi kata-kata.47

46 Masyhur Amin, op.,cit., hlm. 19.47

? Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6.

xliv

Page 45: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Untuk memperoleh data yang obyektif dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa metode dengan rincian sebagai berikut :

1. Penentuan Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dapat disebut sebagai istilah untuk menjawab

siapa sebenarnya yang akan diteliti dalam sebuah penelitian atau dengan

kata lain subyek penelitian disini adalah orang yang memberikan informasi

atau data. Orang yang memberikan informasi ini disebut sebagai informan.

Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini adalah : pengasuh, ustadz,

pengurus dan jamaah Jam'iyyah.

b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah istilah-istilah untuk menjawab apa yang

sebenarnya akan diteliti dalam sebuah penelitian atau data yang akan dicari

dalam penelitian. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah : metode

dakwah yang terjadi di Jam'iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah dalam

mengantisipasi kenakalan remaja.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Interview (wawancara)

Data utama dalam penelitian ini adalah interview. Metode

Interview (wawancara) adalah suatu metode pengumpulan data dengan

tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berdasarkan

xlv

Page 46: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

pada tujuan penelitian.48 Pewawancara (interviewer) mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.49

Adapun tehnik interview yang digunakan adalah interview bebas

terpimpin yaitu penulis menyiapkan catatan pokok agar tidak menyimpang

dari garis yang telah ditetapkan untuk dijadikan pedoman dalam

mengadakan wawancara yang penyajiannya dapat dikembangkan untuk

memperoleh data yang lebih mendalam dan dapat divariasikan sesuai

dengan situasi yang ada, sehingga kekakuan selama wawancara berlangsung

dapat dihindarkan.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari

informan yang memberikan informasi tentang persoalan-persoalan yang

berkaitan dengan penelitian ini, seperti: sejarah berdirinya, perkembangan

organisasi, metode yang digunakan dalam mengantisipasi kenakalan remaja,

respon anggota terhadap kegiatan ini.

b. Metode Observasi

Metode Observasi atau pengamatan yang dimaksud disini adalah

observasi yang dilakukan secara sistematis. Dalam observasi ini penulis

mengusahakan untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat

data itu apa adanya dan tidak ada upaya untuk memanipulasi data-data yang

48

? Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Yogyakarta: Andi Offset,1987), hlm. 193.49 Lexy J Moleong, op.,cit., hlm. 135.

xlvi

Page 47: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

ada di lapangan.50 Metode ini digunakan untuk mengecek kesesuaian data

dari interview dengan keadaan sebenarnya.

Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi, dalam

pelaksanaannya peneliti akan mengamati letak geografis, sarana prasarana

dan upaya-upaya Jam'iyyah dalam mengantisipasi kenakalan remaja.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, rapat agenda dan sebagainya.51 Tujuan dari penggunaan metode ini

adalah untuk memudahkan memperoleh data secara tertulis tentang

kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan hal-hal yang berkaitan dengan

aktivitas Jam'iyyah. Metode ini digunakan dalam upaya melengkapi dan

mengecek kesesuaian data yang diperoleh dari interview dan observasi.

3. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang dipakai adalah metode kualitatif secara induktif.52 Artinya : mula-mula data dikumpulkan, disusun dan diklasifikasikan ke dalam tema-tema yang akan disajikan kemudian dianalisis dan dipaparkan dengan kerangka penelitian lalu diberi interpretasi sepenuhnya dengan jalan dideskripsikan apa adanya.

Dengan demikian secara sistematis langkah-langkah analisa tersebut adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil interview,

observasi dan data dokumen.

50 Ibid., hlm. 125.51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka

Cipta, 1996), hlm. 234.52 Lexy J Moleong, op.,cit., hlm. 5.

xlvii

Page 48: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

b. Menyusun seluruh data yang diperoleh sesuai dengan urutan pembahasan

yang telah direncanakan.

c. Melakukan interpretasi secukupnya terhadap data yang telah disusun untuk

menjawab rumusan masalah sebagai kesimpulan.

xlviii

Page 49: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

BAB II GAMBARAN UMUM JAM’IYYAH TA’LIM WAL MUJAHADAH

KRAPYAK YOGYAKARTA

Letak Geografis

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah Jum'at Pon (JTMJP) "Padang Jagad"

Krapyak Yogyakarta adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang

sosial keagamaan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Munawwir

Komplek K Krapyak Yogyakarta. Lokasi tersebut dijadikan sebagai sekretariat

yang merupakan pusat kegiatan dan kendali organisasi.

Jam’iyyah ini terletak di tengah-tengah atau pusat Pondok Pesantren

Krapyak yang menempati areal seluas 150 m2, dengan batas-batas sebagai

berikut:

1. Utara : Dibatasi oleh Toko Annisa

2. Timur : Dibatasi oleh komplek R atau rumah Bpk. KH. Zaenal Abidin

Munawwir

3. Selatan : Dibatasi oleh Masjid Besar PP. Al Munawwir

4. Barat : Dibatasi oleh komplek F dan Kopontren.53

Dilihat dari segi geografis tersebut, letak Jam’iyyah dapat dikatakan

strategis karena berlokasi di dekat jalan raya, sehingga mudah dijangkau dengan

alat-alat transportasi dan dapat memperlancar pelaksanaan kegiatan.

Karena kegiatan ini dilaksanakan di halaman rumah pengasuh, maka

suasana berlangsungnya aktivitas Jam’iyyah bisa leluasa, santai dan khidmad,

53 Observasi tanggal 01 Maret 2004

xlix36

Page 50: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

serta mudah diikuti oleh masyarakat dari segala penjuru dalam jumlah yang

banyak. Lokasi tersebut kira-kira berjarak 100 meter dari jalan raya, sehingga

tidak terlalu bising oleh suara kendaraan bermotor.

Sejarah Pendirian

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah Jum'at Pon (JTMJP) "Padang Jagad"

dirintis ama kurang lebih 100 hari. Pada hari terakhir riyadhah-nya beliau

mempunyai ide untuk mendirikan jamaah mujahadah yang besar yang tidak

membeda-bedakan golongan dan kelompok atau lapisan masyarakat. Sehingga

beliau memiliki kesempatan yang luas untuk melakukan dakwahnya kepada

masyarakat luas.

Pada tahun 1992, kegiatan mujahadah dihidupkan lagi, diawali dengan

melakukan mujahadah di maqbaroh para sesepuh Pondok Pesantren Al

Munawwir. Kemudian, pada bulan Agustus 1993 didirikanlah Jam’iyyah yang

pokok kegiatannya adalah mujahadah dengan tempat tetap di makam KH. M.

Munawwir.54 pada tahun 1984 oleh KH Chaidar Muhaimin Affandi

54. Pada masa kecilnya, beliau dikenal sebagai anak yang agak nakal,

dalam arti kurang tekun belajar kitab. Namun, dalam persoalan ibadah tidak

pernah ditinggalkan, karena dipantau langsung oleh KH. Ali Maksum. Setelah

KH. Ali Maksum wafat, Chaidar Muhaimin belajar agama secara autodidak.

Sejak masa remaja, Chaidar Muhaimin dikenal sebagai sosok yang suka

bergaul dengan siapa saja. Bahkan dengan anak-anak nakal (orang yang rusak

akhlaknya). Oleh karena itu, ia memiliki banyak teman dari berbagai kelompok.

l

Page 51: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Dari waktu ke waktu, peserta mujahadah bertambah semakin banyak.

Sehingga tempat tersebut menjadi penuh sesak dengan jamaah. Oleh karena itu,

sejak tahun 1994 kegiatan dialihkan tempatnya ke halaman PP.Al-Munawwir

(depan rumah Chaidar Muhaimin), agar bisa menampung jamaah yang

jumlahnya terus meningkat tersebut.

Manfaat lain yang diperolehnya adalah pengetahuan dan pengalamannnya

semakin luas. Dari lingkungan pergaulan yang demikian itulah, beliau terdorong

untuk mengajak teman-temannya kembali kepada Islam dan menuju jalan yang

benar, dengan didukung bekal pengetahuan agamanya yang diperoleh dari

pesantren. Sifat karismatik pada dirinya mulai muncul sehingga dipercaya oleh

teman-temannya. Mereka sering datang ke rumah beliau untuk konsultasi dan

berdiskusi tentang berbagai masalah atau persoalan terutama masalah agama.

Awal mulanya Jam’iyyah ini berbentuk kelompok dzikir, yasinan, dan

nariyahan, dengan anggota awal berjumlah antara 10-25 orang. Kelompok dzikir

ini pada awalnya mengambil tempat di makam KH. M. Munawwir.

Pada tahun 1990, kelompok ini bisa dikatakan mati. Penyebabnya adalah

karena pengasuh sibuk untuk melakukan pendekatan terhadap anak-anak nakal

agar mereka kembali sadar dan menempuh cara hidup yang benar. Hal ini

merupakan sebuah usaha yang cukup berat dan penuh resiko. Ada banyak cibiran

yang diperolehnya atau juga upaya-upaya penggagalan dari orang-orang yang

tidak menyukainya. Namun demikian, Chaidar tidak pernah surut dalam

usahanya tersebut, hingga akhirnya banyak remaja dan orang-orang nakal

li

Page 52: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Bagi Chaidar Muhaimin, Jam’iyyah merupakan sebuah cita-cita.

Jam’iyyah merupakan sebuah aktualisasi hati. Sebelumnya beliau sama sekali

tidak membayangkan bahwa Jam’iyyah akan sampai sebesar ini. Chaidar

Muhaimin melihat hal ini sebagai sebuah bukti bahwa masyarakat, terutama

remaja membutuhkan ketenangan hati.

Pada tanggal 23 Agustus 1996, Jam’iyyah ini secara resmi didirikan

dengan nama Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Jum'at Pon (JTMJP) Krapyak

Yogyakarta.55 Akan tetapi, secara resmi Jami’iyyah ini baru di daftarkan di

kantor notaris dan ditanda tangani pada tanggal 16 Maret 2001, dalam bentuk

yayasan, dengan nama Yayasan Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Jum'at Pon.

Dan sejak bulan Oktober 2003 nama Jam’iyyah ini dilengkapi lagi menjadi

Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Jum'at Pon (JTMJP) "Padang Jagad"

Krapyak Yogyakarta.56

Selanjutnya dalam mengelola Jam'iyyah yang diasuhnya, Chaidar

Muhaimin dibantu oleh beberapa orang pengurus dan ustadz. Mereka membantu

baik dibidang yang sifatnya fisik seperti pengadaan sarana kegiatan, publikasi

sebelum pelaksanaan kegiatan, penggalian dana, tugas kesekretariatan,

keamanan, maupun non fisik seperti pembinaan jamaah dan dakwah. Selain itu

juga bertanggung jawab terhadap terselenggaranya kegiatan dengan lancar.

mengikuti jejaknya kembali ke jalan yang benar.

Pada tahun 1991, Chaidar Muhaimin melakukan riyadhah? berupa bertapa di makam KH. M. Munawwir sel? Chaidar Muhaimin, op.,cit., hlm. II.

55 Tim Pengurus, loc.,cit.56 Wawancara dengan Armen M Siregar, Sekretaris Umum JTMJP "Padang Jagad", tanggal

18 Februari 2004.

lii

Page 53: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Dalam melestarikan hubungan antara pengurus, ustadz dan jamaah,

Chaidar Muhaimin selalu mengajarkan arti penting ukhuwah islamiyah, sikap

saling menasehati, saling berbagi rasa untuk menumbuhkan sikap saling terbuka

antara satu anggota dengan anggota lainnya. Di samping itu, beliau selalu

memotivasi anggotanya agar semangat hidupnya tumbuh kembali yaitu dengan

mengajarkan :

1. Bahwa orang hidup itu harus optimis sukses, bahkan beliau menganjurkan

agar kepandaian yang dimiliki muridnya melebihi kepandaiannya.

2. Bahwa segala kemaksiatan itu akan sirna dengan adanya keikhlasan pada

Allah swt.

3. Larangan saling bermusuhan.57

Tujuan Pendirian

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah diresmikan dengan tujuan

membentuk insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

menuju terciptanya akhlaqul karimah serta mempererat tali ukhuwah islamiyah

dengan ajaran agama Islam yang senantiasa mendapat ridlo Allah di dunia dan

akhirat.58

Selain tujuan di atas, Jam’iyyah ini secara rinci juga memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Berusaha membentuk insan yang beriman dan bertaqwa.

57 Wawancara dengan Chaidar Muhaimin, Pengasuh JTMJP "Padang Jagad", tanggal 26 Juni 2004.

58 Tim Pengurus, op.,cit., hlm. 2.

liii

Page 54: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

2. Memupuk dan membina anggotanya untuk menuju tercapainya akhlaqul

karimah.

3. Menghimpun dan membina insan untuk menuju tercapainya akhlaqul

karimah yang senantiasa mendapatkan ridlo Allah di dunia dan akhirat.

4. Memasyarakatkan olah raga dan seni yang bernafaskan Islam dan kegiatan-

kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan tujuan Jam’iyyah Ta’lim Wa

al-Mujahadah.59

5. Memperbaiki orang-orang yang rusak akhlaknya dan mengobati orang-orang

sakit jiwa dengan izin Allah.60

Struktur Organisasi

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah Jum'at Pon "Padang Jagad" adalah

suatu organisasi yang telah memiliki struktur kepengurusan yang mengacu pada

AD-ART yang telah ada. Dalam bab VI pasal 13 disebutkan bahwa ketua dan

pengurus pusat dipilih dan disahkan oleh muktamar yang merupakan

musyawarah tertinggi dari Jam’iyyah.61

Berikut ini adalah struktur kepengurusan Jam'iyyah Ta'lim Wa al-

Mujahadah Jum'at Pon "Padang Jagad" :

Bagan 1 : Struktur Organisasi

Jam'iyyah Ta'lim Wa al-Mujahadah Jum'at Pon "Padang Jagad"59 Memasyarakatkan olah raga dan seni disini maksudnya, mengadakan pelatihan seni bela

diri, hadrah dll, kegiatan ini hanya dilaksanakan di cabang. Sedangkan yang dimaksud kegiatan lain seperti penyembelihan hewan qurban, pendirian badan usaha, dll (wawancara dengan Chaidar Muhaimin, pengasuh JTMJP "Padang Jagad", tanggal 26 Juni 2004).

60 Tim Pengurus, op.,cit., hlm.3.61 Ibid., hlm. 4.

liv

Page 55: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Sumber : Monografi Pengurus Jam'iyyah Ta'lim Wa al-Mujahadah Jum'at Pon

"Padang Jagad"

Adapun susunan personalia pengurus periode 2004-2007 adalah:

Pelindung : 1. Sri Sultan Hamengkubuwono X

2. Danrem 072 Pamungkas

3. Kapolda Yogyakarta

Penasehat : 1. H. Ridwan Em Nur

2. H. Hilmi Muhammad H

3. Ir. H. Isdiarto

Pengasuh : KH. Chaidar Muhaimin Affandi

lv

Pelindung

Penasehat

Pengasuh

Ketua

Sekretaris Bendahara

Seksi-seksi

Humas Keamanan

Ta'lim

Perlengkapan

Usaha

Keputrian

Pembantu Umum

Page 56: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Ketua Umum : Agus Muhammad Tanwir

Ketua I : Ahmad Daldiri

Ketua II : M. Atho'illah

Sekretaris Umum : Armen M Siregar

Sekretaris I : M. K. Zamzami Alwi

Sekretaris II : Izzu El-Wafir

Bendahara Umum : Sadiran

Bendahara I : Abdul Majid

Bendahara II : Amrul Hakim

Seksi-seksi :

1. Hubungan Masyarakat

Irfan (koordinator) Heri Kristanto

Iwan Miftakhul Khoiri

Ibrahim M. Toyyib

Dan semua Ketua Cabang

2. Ta'lim

H. Zaky Muhammad H. (koordinator) Agus Munawwar Ahmad

Sulhan HP Drs. Muharits

3. Perlengkapan

Syah Johan Ali N (koordinator) Khoirul Munif

Ainul Yaqin Mas'un M

Farid Wijil M Muhisom

4. Usaha

lvi

Page 57: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

H. Ijtabahu Robbuhu

H. Zoe Harun

Budi Santoso. SH

5. Keamanan

Johari (koordinator) Darmadi

M. Mudzakkir Tanwir Abdul Haris

Silahudin Taufiq

6. Keputrian/konsumsi

Lilik (koordinator) Haryati

Ibu Sahra Ibu Tija

Lestari Wiwin

7. Pembantu Umum

Saiyan (koordinator) Sartun

H. Samari Satimun

Irwanto, SE. Agus Makfi Muhaimin A.

Agus Asid Masyhuri Masyhuri, S.Ag.62

Sedangkan ustadz yang saat ini masih aktif, selain pengasuh adalah :

1. Masyhuri

2. Aenal Ghani

3. Mustofa.63

62 Dokumentasi diambil dari Surat Keputusan tentang Pengangkatan Pengurus Pusat Jam'iyyah Ta'lim Wa al-Mujahadah Jum'at Pon "Padang Jagad", tanggal 06 April 2004.

63 Wawancara dengan Masyhuri, Pembantu Umum JTMJP "Padang Jagad", tanggal 03 April 2004.

lvii

Page 58: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Mereka adalah jamaah senior yang aktif mengikuti kegiatan di Jam’iyyah

dan memiliki kualifikasi untuk menjadi da’i di Jam’iyyah ini. Untuk lebih

jelasnya mengenai keadaan pendidikan ustadz dapat dilihat dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel 1

Keadaan Pendidikan Ustadz Jam'iyyah Tahun 2003-2004

No. Nama Pendidikan1. Masyhuri SD

SMP

MAN

IAIN dan Ma’had Aly

2. Aenal Ghani SD

MTsN

MAN

IAIN dan Ma’had Aly

3. Mustofa SD

SMP

MAN

IAIN

Sumber : Dokumentasi Pengurus Jam'iyyah

Para ustadz tersebut, memiliki tanggung jawab utama saat menjelang

acara mujahadah dimulai. Jika tidak mengundang da’i dari luar, biasanya

pengasuh langsung menunjuk salah satu dari ketiga ustadz itu untuk mengisi

pengajian pada malam Jumat Pon dan juga malam lainnya di cabang-cabang.

lviii

Page 59: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Kegiatan Jam’iyyah

Keseluruhan kegiatan Jam’iyyah meliputi pengajian, mujahadah,

pengelolaan hewan qurban. Di samping itu kegiatan Jam’iyyah juga

melaksanakan terapi jiwa dan terapi obat-obatan. Bentuk terapi jiwa berupa

pembinaan rohani disampaikan dalam bentuk pengajian dan dialog. Sedangkan

terapi obat-obatan berupa air putih yang telah diberi do’a dan juga telur yang

digoreng sampai keluar minyaknya.

Selain itu pada malam Jumat Pon sebagian dari jamaah ada yang membawa

botol-botol air mineral yang diisi air, ada yang membawa ikat pinggang, tongkat

pendek, tasbih dan lain-lain, yang mereka maksudkan agar didoakan (diisi do’a)

oleh pengasuh beserta para ustadz dan pengurusnya. Selanjutnya, oleh

pemiliknya barang-barang tersebut nantinya akan digunakan untuk dijadikan

“wasilah” (perantaraan) bagi tercapainya maksud-maksud dan tujuan kebaikan

yang mereka kehendaki, seperti untuk obat dan lain-lain.

Kegiatan lainnya adalah pendekatan terhadap remaja-remaja nakal agar

mereka ikut dalam Jam’iyyah, dan bisa kembali kejalan yang benar (memiliki

akhlaqul karimah). Sebagian kelebihan dakwah yang dilakukan adalah bahwa

pengasuh dan pengurus mendatangi langsung terhadap seseorang yang perlu

dibina dan diantar jemput ketika anggota baru tersebut mengikuti kegiatan di

Jam’iyyah.

Anggota Jam’iyyah terdiri dari dua kelompok, yaitu remaja dan dewasa.

Setiap malam Jumat Pon kedua kelompok tersebut berkumpul untuk

lix

Page 60: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

mendapatkan bimbingan rohani dan mengikuti mujahadah bersama. Berarti setiap

tiga puluh lima hari sekali. Karena rentang waktu yang terlalu jauh itulah,

muncul sebuah usulan agar jarak waktunya dipersempit, sehingga jamaah akan

lebih sering bertemu, dan lebih banyak diadakan siraman rohani dan diskusi

keagamaan. Usulan tersebut diwujudkan dengan adanya penambahan waktu,

yaitu pada malam Rabu untuk dewasa dan malam Minggu untuk remaja. Tetapi

kegiatan tersebut sekarang sudah ditiadakan, karena pengasuh dan pengurus

sudah cukup padat kegiatannya pada beberapa malam Pon, yaitu kegiatan

dimasing-masing cabang.64 Untuk lebih jelasnya mengenai jadwal kegiatan

Jam’iyyah, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2

Jadwal Kegiatan Pengurus Jam'iyyah Tahun 2004

No. Waktu Kegiatan Tempat

1. Malam Senin Pon Ceramah dan dzikir Mangunan

2. Malam Selasa Pon Ceramah dan dzikir Kodama

3. Malam Rabu Pon Ceramah dan dzikir Sanden

4. Malam Kamis Pon Ceramah dan dzikir Bambanglipuro

5. Malam Jum’at Pon Ceramah, sholat tasbih dan

dzikir

PP. Al-Munawwir

6. Malam Ahad Pon Ceramah dan dzikir Sorowajan

64 Wawancara dengan Chaidar Muhaimin, Pengasuh JTMJP "Padang Jagad", tanggal 26 Junil 2004.

lx

Page 61: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

7. Tanggal 10

Muharram

Ceramah, sholat tasbih dan

dzikir

PP. Al-Munawwir

8. Rabu Wekasan Ceramah, sholat tasbih dan

dzikir

PP. Al-Munawwir

Sumber : Dokumentasi Jadwal Petugas pada Kegiatan Selama Tahun 2004

Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menunjang effektifitas

kegiatan utama dalam mencapai tujuan pendirian Jam’iyyah. Dengan jumlah

peserta yang sedikit setelah dibagi dalam waktu yang berbeda, maka pemantauan

terhadap perkembangan perilaku jamaah akan lebih merata. Selain itu, dengan

adanya kegiatan tambahan akan memberikan semangat tambahan bagi para

peserta dan menambah pemahaman ajaran agama mereka.

Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah Jum'at Pon "Padang Jagad" Krapyak

Yogyakarta, merupakan salah satu Jam’iyyah Ta’lim yang memiliki ciri khusus

yang tidak didapat pada Jam’iyyah lain, seperti :

1. Melatih jamaah secara langsung mempraktekkan sholat tasbih.

2. Melakukan pengobatan terhadap remaja nakal dengan metode dzikrullah.

3. Membantu jamaah yang bermasalah (terutama secara psikologi) untuk

menyelesaikannya.

4. Melatih jamaah untuk senantiasa berdzikir kepada Allah secara istiqomah.

lxi

Page 62: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Perkembangan Organisasi

Jumlah anggota Jam’iyyah ini dari tahun ke tahun semakin bertambah.

Peserta yang dulunya lebih banyak didominasi oleh warga sekitar Krapyak

menjadi semakin banyak dengan kehadiran peserta dari daerah-daerah lain.

Cabang-cabang Jam’iyyah ini mulai bermunculan, baik di wilayah

Yogyakarta ataupun di daerah lain seperti; Palembang, Demak, Bogor, Cilacap,

Kebumen, Klaten, Purbalingga, Pemalang, Jakarta, bahkan di luar negeri yaitu

Belanda. Walaupun yang di Jakarta kemudian berhenti dan yang di Belanda tidak

bisa dipantau lagi keberadaannya. Adapun cabang-cabang yang berada di

Yogyakarta adalah:

Mangunan Imogiri : Kegiatan dilaksanakan pada malam Senin Pon

Masjid Jami’ Kodama : Kegiatan dilaksanakan pada malam Selasa Pon

Sanden Bantul : Kegiatan dilaksanakan pada malam Rabu Pon

Bambanglipuro : Kegiatan dilaksanakan pada malam Kamis Pon

Sorowajan : Kegiatan dilaksanakan pada malam Ahad Pon

Selain itu setiap tanggal 10 Muharram dan malam Rabu Wekasan juga

dilaksanakan kegiatan ini di sekretariat (PP. Al-Munawwir).65

Adapun yang termasuk cabang-cabang dalam kegiatan ini pengasuh

memberi wewenang kepada beberapa anggota yang senior untuk mendirikan

Jam’iyyah ini ke masing-masing daerah. Biasanya dilakukan oleh anggota setelah

65 Wawancara dengan Armen M Siregar, Sekretaris Umum JTMJP "Padang Jagad", tanggal 18 Februari 2004.

lxii

Page 63: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

anggota tersebut sudah tidak bertempat tinggal lagi di Yogyakarta. Mereka

mendirikan Jam’iyyah ini atas izin dari pengasuh.

Jumlah jamaah dari Jam’iyyah semakin bertambah, hingga saat ini jumlah

jamaah dari semua cabang sudah mencapai kurang lebih 7000 orang.66

Sedangkan jumlah jamaah di JTMJP “Padang Jagad” pusat mencapai 500 orang.

Untuk lebih jelasnya mengenai kenaikan jumlah jamaah tiap tahun, dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Tabel 3

Jumlah Jama'ah Jam'iyyah

No. Tahun Jumlah Jamaah

1. 1996 100

2. 1998 185

3. 2000 290

4. 2002 350

5. 2004 505

Sumber : Dokumentasi Pengurus Jam'iyyah

Jumlah jamaah tersebut berasal dari berbagai kalangan, baik dari segi

usia, latar belakang pendidikan, ekonomi dan tempat tinggal. Kegiatan ini tidak

terbatas pada sasaran kaum remaja saja, melainkan sudah menjadi kegiatan

dengan sasaran umum. Walaupun demikian jumlah terbesar dari jamaahnya

adalah remaja, seperti dalam tabel berikut :

Tabel 4

66 Chaidar Muhaimin, loc.,cit.

lxiii

Page 64: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Keadaan Pendidikan Jama'ah Jam'iyyah Tahun 2003-2004

Status Jumlah Prosentase

SMP 45 9 %

SMU 97 19 %

Mahasiswa 163 32 %

Lain-lain 205 40 %

Jumlah 505 100 %

Sumber : Dokumentasi Pengurus Jam'iyyah

Pada saat ini Jam'iyyah sedang merencanakan kegiatan-kegiatan

tambahan yang berhubungan dengan ekonomi, yaitu mendirikan badan usaha

yang bekerjasama dengan beberapa departement, seperti departement peternakan

dan pertanian. Tetapi kegiatannya lebih difokuskan pada kegiatan utama, karena

tujuan utama pendirian Jam'iyyah ini adalah untuk mengajak masyarakat agar

mau bermujahadah sebagai salah satu upaya untuk menenangkan jiwa. 67

Pada sisi lain, jika dilihat dari perkembangan kepengurusannya,

Jam’iyyah ini selalu mengalami dinamisasi. Hal ini terjadi dengan adanya

pergantian pengurus yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Akan tetapi, jika

dibandingkan dengan kepengurusan organisasi lainnya, kepengurusan Jam’iyyah

tidak seprofesional organisasi-organisasi tersebut. Hal ini disebabkan karena

orientasi Jam’iyyah adalah sebuah kegiatan yang mengarah pada bentuk ibadah

yang lebih mengedepankan keikhlasan para pengurus dan ustadz serta relawan-

relawannya. Mereka hanya mengharapkan adanya imbalan yang lebih mulia dari

67 Wawancara dengan Chaidar Muhaimin, Pengasuh JTMJP "Padang Jagad", tanggal 26 Juni 2004.

lxiv

Page 65: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Allah swt. Sehingga ketua atau bahkan pengurus tidak bisa memaksa pengurus

atau ustadz tertentu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu dengan

kualifikasinya pula.68

Di samping itu, secara struktural kepengurusan tersebut kurang begitu berjalan

sesuai job masing-masing. Karena sebagian besar pengurus tidak tinggal di satu

tempat, tetapi di beberapa tempat yang berbeda dalam jarak tempuh yang cukup

jauh. Namun demikian, secara umum mereka tetap solid, dalam arti setiap

menjelang kegiatan dan pada saat pelaksanaanya mereka hadir dan membantu

penyelenggaraan kegiatan dengan aktif.69 Sehingga persoalan tersebut tidak

mempengaruhi perkembangan organisasi.

Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana adalah segala peralatan dan tempat yang dimiliki

atau digunakan Jam’iyyah dalam setiap kegiatannya.

1. Tempat

Sebenarnya tempat untuk mengadakan kegiatan di Jam’iyyah kurang

memadai. Hal ini karena di sana tidak ada ruang khusus untuk mengadakan

kegiatan berupa pengajian, mujahadah dan juga terapi terhadap kliennya.

Untuk sementara ini Jam’iyyah menggunakan rumah pengasuh sebagai

tempat konsultasi atau terapi dan halaman rumahnya sebagai tempat

mujahadah dan pengajian.

68 Wawancara dengan Masyhuri, Pembantu Umum JTMJP "Padang Jagad", tanggal 03 April 2004.

69

? Wawancara dengan Badrun, Pengurus JTMJP "Padang Jagad", tanggal 15 April 2004.

lxv

Page 66: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Tempat merupakan faktor penting dalam setiap proses kegiatan,

karena tempat yang mendukung akan membawa suasana yang lebih tenang

sehingga proses kegiatan yang diadakan oleh Jam’iyyah dapat berjalan

dengan lancar dan baik. Walaupun di Jam’iyyah tidak memiliki tempat yang

layak, namun kegiatannya dapat berjalan dengan sukses, terbukti sekitar 80

persen remaja nakal kembali sadar dan meninggalkan kemaksiatan menuju

jalan yang benar.70

Sebagai program selanjutnya, Jam’iyyah merencanakan pembangunan

gedung yang dipergunakan sebagai tempat kegiatan yang diadakan oleh

Jam’iyyah terutama untuk terapi khusus bagi remaja yang membutuhkan

penanganan khusus, misalnya bagi remaja yang kecanduan narkoba.

Sehingga diharapkan kegiatan di Jam’iyyah dapat berjalan lebih baik.

2. Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh Jam’iyyah dalam mendukung

terselenggaranya kegiatan di Jami’yyah cukup memadai, hal ini dapat dilihat

dari jumlah peralatan yang dimiliki dapat memenuhi kebutuhan jamaah

dalam setiap kegiatannya. Namun, dalam penggunaan peralatan-peralatan

yang dimiliki Jam’iyyah kurang maksimal, karena dalam menggunakan

peralatan itu hanya sewaktu-waktu yaitu ketika ada acara tertentu, seperti

acara pengajian dan mujahadah, sehingga perawatan terhadap alat-alat

tersebut kurang diperhatikan. Adapun peralatannya adalah sebagai berikut :

a. Tikar dan karpet

70 Wawancara dengan Armen M Siregar, Sekretaris Umum JTMJP "Padang Jagad", tanggal 18 Februari 2004.

lxvi

Page 67: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

b. Sound System

c. Meja

d. Lampu neon

e. Gelas, piring dan sendok

f. Kotak amal.71

3. Sumber Dana

Biaya adalah faktor penting yang mendominasi dalam organisasi.

Jam’iyyah dalam melaksanakan kegiatannya memperoleh dana dari donatur

tetap, sumbangan sukarela dari para jamaahnya dan subsidi dari badan-badan

resmi pemerintah atau swasta yang dilakukan secara tetap. Bagi jamaah yang

menjadi donatur tetap, mereka membayar minimum Rp. 5000,00 setiap

malam Jum'at Pon di sekretariat Jam'iyyah. Dana tersebut digunakan untuk

biaya operasional, bisaroh penceramah, membantu biaya haul

KH.M Munawwir, biaya perlengkapan, dana sosial (misalnya : memberikan

bantuan bagi jamaah yang sedang sakit dan untuk biaya takziah), dan untuk

mencetak kitab. Sedangkan untuk biaya konsumsi pada saat pengajian dan

mujahadah menggunakan dana dari pengasuh.72

71 Observasi tanggal 01 Maret 2004.72 Pengumuman pengurus Jam'iyyah, pada saat kegiatan malam Jum'at Pon, tanggal 24 Juni

2004.

lxvii

Page 68: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

BAB III

METODE DAKWAH JAM'IYYAH TA'LIM WAL MUJAHADAH

KRAPYAK YOGYAKARTA DALAM MENGANTISIPASI

KENAKALAN REMAJA

Metode dakwah yang digunakan Jam'iyyah Ta'lim Wa al-Mujahadah Jum'at

Pon "Padang Jagad" dalam mengantisipasi kenakalan remaja berupa pengajian

(ceramah), mujahadah, terapi jiwa dan terapi obat-obatan. Bentuk terapi jiwa berupa

pembinaan rohani yang disampaikan dalam bentuk pengajian dan dialog langsung.

Sedangkan terapi obat-obatan berupa air putih yang telah diberi do’a dan telur yang

digoreng sampai keluar minyaknya dan diberi do’a. Tetapi pada penelitian ini hanya

memfokuskan pada metode ceramah, dan mujahadah yang terdiri dari sholat tasbih

dan dzikir.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada malam Jum'at Pon, jamaah

yang hadir bisa mencapai 500 orang. Mereka datang dari berbagai daerah, baik dari

wilayah Yogyakarta maupun dari luar wilayah Yogyakarta. Sehingga halaman

sekretariat menjadi ramai dan penuh oleh kehadiran para jamaah yang akan

mengikuti kegiatan ini.

Sebagian dari jamaah, ada yang membawa botol-botol air mineral yang telah

diisi air, ada yang membawa ikat pinggang, tongkat pendek, tasbih, dan lain-lain,

yang mereka maksudkan agar dido'akan (diisi do'a) oleh pengasuh beserta ustadz.

Pada sekitar pukul 20.30 WIB, setelah diberikan beberapa pengantar dan

pengumuman, kegiatan secara resmi dimulai. Kegiatan diawali dengan ceramah

lxviii56

Page 69: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

yang disampaikan oleh ustadz Jam'iyyah sendiri maupun da'i dari luar, bertempat di

halaman depan rumah pengasuh.

Setelah pengajian yang berlangsung selama kurang lebih satu jam tersebut,

kemudian para jamaah dipersilahkan untuk berwudlu guna bersiap-siap

melaksanakan sholat tasbih berjamaah. Sholat tasbih dilaksanakan di Masjid Pondok

Pesantren Al-Munawwir. Bertindak sebagai imam adalah KH. Chaidar Muhaimin.

Setelah selesai melaksanakan sholat tasbih, jamaah membaca beberapa kalimat

thoyyibah dan berdo'a, kemudian dilanjutkan dengan salaman bersama. Amaliyah

selanjutnya setelah melaksanakan sholat tasbih adalah dzikir bersama yang

dilaksanakan di halaman depan rumah pengasuh.

Pelaksanaan pengajian/ceramah, sholat tasbih dan dzikir bersama tidak

dibedakan sasarannya antara jamaah remaja (baik remaja nakal ataupun tidak) dan

jamaah yang tua. Selain itu juga tidak ada pemisahan antara jamaah laki-laki dan

perempuan. Jadi, metode yang digunakan diseragamkan secara umum. Tetapi bagi

remaja-remaja nakal, mereka terlebih dahulu mengikuti pembinaan agama dari

pengasuh dan pengurus dan mengikuti terapi obat-obatan, kemudian baru mengikuti

kegiatan ini.73

A. Metode Ceramah

Ceramah merupakan salah satu metode dakwah yang dilaksanakan

dengan menggunakan lisan, yang disampaikan oleh penceramah (seorang da'i)

73

? Wawancara dengan Chaidar Muhaimin, Pengasuh JTMJP "Padang Jagad", tanggal 26 Juni 2004.

lxix

Page 70: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

kepada obyek dakwah. Dasar pelaksanaan metode ceramah ini seperti yang

tercantum dalam QS. Al- Fushilat: 33 ;

وعمل الله إلى دعآ م م ن قوال أحسن ومنــالحا ــال صـ نى و قـ ــ ــلمين. من إّنـ المسـ(33: )فّصلت

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: “Sesungguhya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Fushilat :33)74

QS Ali Imran : 110 ;

اس اخــرجت امــة خير كنتم ــ مــرون تــأ للن وتؤمنون المنكر عن وتنهون بالمعروف

(110: عمران بالله.... )آل“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman

kepada Allah....” (QS. Ali Imran : 110)75

Hadits ;

ره منكرا راىمنكم من ــإن فليغي لم بيده, ف يســـتطع لم فبلســـاّنه, فـــإن يســـتطع

ــك ــه, وذل ــعف فبقلب ــان. )رواه اض االيممسلم(

“Barang siapa diantara kamu sekalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, bila ia tidak mampu maka hendaklah ia merubahnya dengan lisannya, bila ia tidak mampu maka hendaklah ia merubahnya dengan hatinya, dan yang (terakhir) itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).76

74 Departemen Agama RI, op.,cit., hlm.77875 Ibid., hlm. 94.76 Muslich Shabir, Terjemah Riyadlus Shalihin I (Semarang : CV. Toha Putra, 1989), hlm.

189.

lxx

Page 71: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Tujuan diterapkannya metode ceramah adalah memberikan penerangan

terhadap jamaah tentang pengetahuan agama, baik yang bersifat teoritis maupun

praktis, agar para jamaah mengetahui tentang hukum yang ada dalam ajaran

Islam dan mengetahui tentang praktek ibadah, agar diamalkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Kegiatan ceramah ini dilaksanakan pada malam Jumat Pon di halaman

rumah pengasuh, sebelum melaksanakan kegiatan mujahadah. Yaitu pada sekitar

pukul 20.30 WIB.77 Sebelum ceramah dimulai biasanya diberikan beberapa

pengantar dan berbagai pengumuman. Pemberian ceramah pada awal acara

merupakan waktu dan kesempatan yang tepat. Karena pada saat itu jamaah

berkumpul dalam jumlah yang banyak, juga karena diberikannya pada waktu

yang tidak terlalu malam, maka jamaah masih segar dan belum mengantuk.

Sehingga diharapkan jamaah dapat menyimak isi ceramah dengan baik, dan

diterapkan dalam kehidupan mereka. Kegiatan ceramah ini disampaikan oleh

ustadz Jam'iyyah, yaitu :

1. K.H. Chaidar Muhaimin

2. Masyhuri

3. Aenal Ghani

4. Mustofa.

Selain ustadz-ustadz tersebut, kadang-kadang pengurus juga mengundang

ustadz dari luar.

77 Observasi tanggal 01 Maret 2004.

lxxi

Page 72: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Tujuan dari kegiatan pengajian atau ceramah adalah :

1. Tujuan untuk perorangan, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang

mempunyai iman yang kuat, berperilaku sesuai dengan hukum-hukum yang

disyariatkan Allah swt dan mempunyai akhlaqul karimah.

2. Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya keluarga yang bahagia, penuh

ketentraman dan cinta kasih antar anggota keluarga.

3. Tujuan untuk masyarakat, yaitu masyarakat sejahtera yang penuh dengan

suasana ke-Islaman.

4. Tujuan untuk manusia di seluruh dunia, yaitu terbentuknya masyarakat dunia

yang penuh kedamaian dan ketenangan dengan tegaknya keadaaan,

persamaan hak dan kewajiban, tidak adanya diskriminasi dan eksploitasi,

saling menolong dan hormat-menghormati. 78

Pengasuh Jam'iyyah sangat mempertimbangkan dalam memberikan

materi keagamaan pada remaja anggota Jam'iyyah, karena masih minim ilmu

agamanya. Agar tidak menimbulkan kejenuhan, kebosanan dan agar ilmu yang

disampaikan dapat diterima maka dibutuhkan materi yang sesuai dengan tingkat

pemikiran dan pemahaman mereka. Diberikan hukum agama yang tidak

memberatkan bagi mereka, karena jika diberlakukan hukuman yang

memberatkan bagi mereka, maka mereka akan merasa terbebani bahkan tidak

mau mengikuti kegiatan di Jam'iyyah lagi.

Untuk mengantisipasi hal itu, pengasuh memilih tema-tema yang tepat

dan menyenangkan mereka. Adapun tema-tema yang disampaikan dalam

78 Masyhur Amin, op.,cit., hlm. 22.

lxxii

Page 73: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

ceramah yang dijadikan salah satu cara untuk menyadarkan remaja nakal

meliputi:

Tauhid.

Tauhid ini dikaitkan dengan keyakinan tentang adanya Allah dan

segala ciptaan-Nya, dengan maksud untuk memberi kemantapan dan

keyakinan kepada para remaja dalam menganut agama Islam dan meyakini

akan kebesaran Allah swt. Selain itu juga untuk menyadarkan remaja dan

sebagai sugesti keimanan kepada remaja bahwa cobaan itu datang dari Allah,

menumbuhkan rasa kesabaran dan tabah dalam menghadapi cobaan yang

datang dari Allah dan meyakinkan kepada remaja bahwa setiap orang yang

dicoba oleh Allah sesuai dengan kemampuannya, dan Allah tidak akan

mencoba orang dengan cobaan yang tidak sanggup orang itu untuk

memikulnya, serta menyiapkan mental yang agamis.

Ibadah

Dalam konteks ini ibadah yang dimaksud terbagi dua yaitu : ibadah

mahdhah (ibadah khas) seperti : syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji. Dan

ibadah umum (muamalah) yaitu hubungan dengan manusia.

Adapun yang lebih ditekankan disini berkaitan dengan ibadah

mahdhah adalah sholat (sholat wajib dan sholat sunnah), dan puasa (terutama

puasa sunnah Senin dan Kamis). Tujuan dari ditekankan ibadah ini adalah

untuk membina kedisiplinan, kejujuran dan ketaatan kepada Allah serta

pembinaan mental spiritual karena dimensi ini berorientasi pada hubungan

vertikal dengan Allah.

lxxiii

Page 74: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Sedangkan ibadah umum berorientasi pada hubungan horizontal

dengan manusia, sering pula disebut dengan muamalah. Adapun tujuan

diberikannya materi ini adalah bagaimana remaja bisa menciptakan hubungan

dengan sesama manusia, contohnya bergaul dengan orang lain, bernegara,

jual beli dan perkawinan. Tujuan yang lain adalah menumbuhkan kesadaran

bahwa kita hidup itu perlu saling tolong menolong antar sesamanya dan tidak

terlepas dari orang lain yang ada disekitar kita.

Akhlak

Pembahasannya mengenai tingkah laku, amal perbuatan dan sopan

santun, baik itu sebagai hamba Allah maupun sebagai warga masyarakat.

Adapun tujuan secara umum diberikannya materi akhlak adalah untuk

menumbuhkan kesadaran bagi remaja tentang kewajiban-kewajiban yang

harus dipenuhi oleh remaja, termasuk kewajibannya beribadah kepada Allah

dengan tidak berprasangka buruk kepada Allah, karena menimpakan masalah

kepadanya (remaja), berbuat baik kepada sesamanya termasuk juga berbuat

baik kepada teman-teman, keluarga dan juga mematuhi segala peraturan

negara yang sudah ditetapkan.

Peranan generasi muda muslim

Pembahasannya berupa tuntunan agar para remaja berakhlak mulia,

mempunyai ilmu pengetahuan yang memadai dan bermanfaat, membina taraf

keimanan dan ketaqwaan, serta memberikan petunjuk agar remaja

mempunyai kesediaan bekerja keras mencari nafkah dengan halal dan baik.

lxxiv

Page 75: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Karena remaja merupakan penerus generasi tua untuk melanjutkan proses

pembangunan dan upaya memajukan bangsa kita.

Minuman keras, narkotika dan bahayanya

Pembahasannya mengenai bahaya yang dapat mengakibatkan

gangguan mental (jiwa) karena zat-zat tersebut bila masuk kedalam tubuh

langsung bereaksi dengan sel-sel saraf pusat (otak) dan menimbulkan

gangguan pada alam pikir, perasaan dan perilaku.79

Tema-tema yang disampaikan tidak harus terpancang pada tema-tema di

atas, akan tetapi dapat diperluas sendiri oleh pembicara disesuaikan dengan

situasi dan kondisi remaja pada saat itu.

Dengan adanya ceramah ini, diharapkan para remaja juga memiliki

tambahan pengetahuan dan wawasan berkaitan dengan ajaran agamanya dan

meningkatkan kualitas taqwa mereka, di samping mereka menempa jiwa dengan

mujahadahnya. Dan hal ini memang terbukti, karena proses kegiatan ceramah

telah membawa keberhasilan yang cukup berarti terutama bagi remaja yang aktif.

Yaitu dengan adanya peningkatan pemahaman mereka tentang hukum-hukum

agama, sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh, jamaah yang dulunya tidak melaksanakan sholat lima waktu,

sekarang melaksanakannya. Para remaja yang dulunya senang duduk-duduk di

pinggir jalan bersama teman-temannya, sekarang mengurangi intensitas kegiatan

tersebut. Jamaah yang dulunya senang minum-minuman keras, setelah

79 Wawancara dengan Aenal Ghani, Ustadz JTMJP "Padang Jagad", tanggal 19 April 2004.

lxxv

Page 76: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

mendapatkan terapi ditambah dengan mendengarkan ceramah dari ustadz

Jam'iyyah, mereka menjadi sadar akan bahaya minuman keras.80

B. Metode Mujahadah

Kata mujahadah ditinjau dari sudut bahasa merupakan salah satu bentuk

masdar dari fi’il madli jaahada yang artinya berusaha dengan sungguh-

sungguh.81 Kata jaahada mempunyai tiga bentuk masdar yaitu : mujaahadatan

(mujahadah), jihaadan (jihad) dan jiihaadan. Jadi, sebenarnya kata jihad dan

mujahadah mempunyai arti yang sama yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh.

Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya pemaknaan keduanya menjadi

berbeda, mujahadah diartikan dengan perang melawan hawa nafsu, sedangkan

jihad cenderung diartikan perang fisik untuk mengalahkan orang-orang non

muslim.

Jadi, mujahadah adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dengan

mencurahkan segala kemampuan dan mengeluarkan seluruh tenaga untuk

memperoleh sesuatu yang terpuji atau melawan obyek yang tercela. Pengertian

jihad yang senada juga diungkapkan oleh Mujab Mahalli dengan mengutip dari

kitab Bidayatul Hidayah, ia menyebutkan :

وء هاجر من جر المها جاهــد من والمجاهــد الســّنفسه.

80 Wawancara dengan Masyhuri, Pembantu Umum JTMJP "Padang Jagad", tanggal 03 April 2004.

81 Adib Bisri dan Munawwir A Fatah, Kamus Al-Bisri (Surabaya : Pustaka Progressif, 1999), hlm.88.

lxxvi

Page 77: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

“Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan segala

kejahatan, sedangkan orang yang berjihad (berperang) adalah orang

yang berjihad (memerangi) terhadap hawa nafsunya.”82

Ada beberapa metode yang dapat ditempuh untuk menjalankan

mujahadah, salah satunya ialah cara yang ditempuh al-Junaid yang tediri dari

delapan syarat, yaitu : membiasakan berwudlu, membiasakan berpuasa,

membiasakan diam, membiasakan berkhalwat, membiasakan berdzikir, yaitu

ucapan Laa Ilaaha Illa Allah…83

Akan tetapi, sebenarnya yang lebih utama dalam melaksanakan

mujahadah adalah dengan mendahulukan menjalankan kewajibannya dan

berusaha menyempurnakan ibadah-ibadah wajib. Sehingga tidak tepat sekiranya

mujahadah yang dilakukan justru mengakibatkan sunnah-sunnah muakkadnya

dilalaikan. Oleh karena itu, akan sangat sesat jika sampai meninggalkan ibadah

wajibnya.

Metode mujahadah yang dilaksanakan oleh Jam'iyyah Ta'lim Wa al-

Mujahadah adalah sholat tasbih dan berdzikir. Pelaksanaan prosesi mujahadah

dari sholat tasbih hingga dzikir tentu memiliki beberapa dasar dan pertimbangan

tertentu. Dalam hal ini salah satu dasar utama dilaksanakannya mujahadah adalah

QS Al-Ankabut : 69;

ذين هم لنهــد افينا جاهدو وال وإن ج ســبلنا ين(69: المـحسنين. )العنكبوت لمع الله

82 Mujab Mahalli, Pembinaan Moral di Mata Al-Ghazali (Yogyakarta : BPFE, 1984), hlm. 09.

83 Al-Ghazali, Pilar-Pilar Ruhani (Jakarta : PT. Lentera Basitama, 1998), hlm.16.

lxxvii

Page 78: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut : 69) 84

Dari ayat ini lantas diambil pemahaman bahwa Allah menjanjikan akan

memberikan petunjuk-Nya bagi mereka yang mau bermujahadah dengan

berbagai cara. Jika seseorang telah mendapatkan petunjuk dari Allah, maka ia

akan terselamatkan dari jurang kesesatan dan kemungkaran atau dalam arti lain ia

akan memiliki akhlaqul karimah. Sehingga cukup sesuai antara tujuan Jam'iyyah

dengan metode yang ditempuh dalam mencapai tujuannya.

1. Sholat Tasbih

Sholat tasbih adalah sholat sunnah empat rakaat yang boleh

dilaksanakan dengan satu ataupun dua salam. Jika dikerjakan pada siang hari,

maka sebaiknya dilakukan dengan satu salam, tetapi jika dilakukan pada

malam hari, maka dengan dua salam.85 Adapun dasar pelaksanaan sholat

tasbih adalah sebuah hadits yang artinya sebagai berikut :

“Rasulullah saw, bersabda kepada Abbas bin Abdul Muthalib : “Wahai Abbas, pamanku, sukakah paman kuberi, kukaruniai, kuberi hadiah istimewa, kuajari sepuluh macam perbuatan yang dapat menghapus sepuluh macam dosa. Jika paman mengerjakan itu, maka Allah mengampuni dosa-dosa paman, baik awal dan yang akhir, yang lama dan yang baru, yang tanpa sengaja dan yang disengaja, yang kecil dan yang besar, yang sembunyi dan yang terang-terangan. Sepuluh kelakuan itu ialah sembahyang empat rakaat, tiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surat, selesai membaca itu dalam rakaat pertama lalu bacalah dikala masih berdiri : “Subhanaallah walhamdulillah wa laa ilaha illallahu allahu akbar” lima belas kali, kemudian ruku’ dan dalam ruku’ ini membaca seperti yang di atas sepuluh kali, i’tidal dari ruku’ dan baca lagi sepuluh kali, turun untuk mengerjakan sujud dan baca lagi sepuluh kali,

84 Departemen Agama RI, op.,cit., hlm.63885 Al-Ghazali, Rahasia-Rahasia Sholat (Bandung : Karisma, 2003), hlm.200.

lxxviii

Page 79: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

angkat kepala dari sujud dan baca pula sepuluh kali, sujud lagi dan baca pula sepuluh kali, angkat kepala dari sujud (sebelum berdiri) dan di waktu duduk membaca itu pula sepuluh kali. Jadi jumlahnya ada tujuh puluh lima kali dalam setiap rakaat. Sedemikian itulah yang harus dikerjakan dalam setiap rakaat dari empat rakat itu. Jikalau dapat mengerjakan sekali dalam sehari kerjakanlah. Jikalau tidak dapat, bolehlah se-Jumat sekali, kalau tidak dapat pula setahun sekali dan kalau masih tidak juga, maka sekali dalam seumur hiduppun boleh.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu Huzaimah dalam kitab Shahihnya dan juga oleh Thabrani).86

Dalam melaksanakan sholat tasbih tidak disunnahkan berjamaah.

Maksud tidak disunnahkan berjamaah adalah walaupun dilakukan secara

berjamaah, orang yang shalat itu tidak mendapatkan pahala jamaah. Jadi

pahala yang diperoleh sama dengan pahala sholat sendirian.

Sholat tasbih pada Jam'iyyah ini dilaksanakan di Masjid Pondok

Pesantren Al-Munawwir. Dilaksanakan secara berjamaah, bertindak sebagai

imam adalah KH. Chaidar Muhaimin selaku pengasuh. Sholat ini dimulai

pada pukul 22.00 WIB dan berlangsung cukup lama, hal ini karena

dibacakannya bacaan tasbih sebanyak tiga ratus kali, sehingga memakan

waktu kurang lebih satu jam.

Dilaksanakannya sholat tasbih secara berjamaah adalah karena untuk

mempermudah koordinasi pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Dengan jumlah

jamaah yang mencapai ratusan orang, maka akan lebih baik jika sholatnya

dilaksanakan secara berjamaah. Karena akan nampak lebih kuat syi’arnya,

lebih kompak dan juga untuk membantu para jamaah yang mungkin belum

tahu caranya melaksanakan sholat tasbih dan juga bisa membantu menambah

86 Sayyid Sabiq, penterjemah Mahyuddin Syaf, Fiqh Sunnah 2 (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1986), hlm.72.

lxxix

Page 80: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

kekhusu’an sholatnya. Selain itu juga akan mempermudah dalam

mengkoordinasi menjelang pelaksanaan dzikir bersama.

Tata cara pelaksanaan sholat tasbih yang diajarkan di Jam'iyyah ini

adalah sholat dilaksanakan empat rakaat dengan dua salam. Pada setiap rakaat

tasbih dibaca sebanyak tujuh puluh lima kali dengan perincian sebagai

berikut :

a. 15 kali pada saat berdiri, yakni setelah membaca surat

b. 10 kali pada saat ruku', yakni setelah membaca do’a ruku’

c. 10 kali pada saat i'tidal, yakni setelah membaca do’a i’tidal

d. 10 kali pada saat sujud, yakni setelah membaca do’a sujud

e. 10 kali pada saat duduk diantara dua sujud, yakni setelah membaca do’a

duduk diantara dua sujud

f. 10 kali pada saat sujud kedua, yakni setelah membaca do’a sujud

g. 10 kali pada saat duduk istirahat (duduk setelah bangun dari sujud kedua

sebelum berdiri).

Pada rakaat kedua, jumlah tasbih dan waktu bacaannya adalah sama

dengan rakaat pertama, hanya bedanya karena rakaat kedua tidak ada duduk

istirahat karena hendak salam, maka membacanya adalah bisa sebelum

bacaan tahiyat ataupun sesudahnya sebelum membaca salam. Pada dua rakaat

selanjutnya (rakaat kedua dan ketiga) caranya adalah sebagaimana rakaat

pertama.

Bunyi bacaan tasbihnya yaitu :

lxxx

Page 81: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

اكبر. والله الله اال اله وال والحمدلله الله سبحان"Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain

Allah, Allah Maha Besar".

Diantara fadlilah sholat tasbih adalah :

a. Diampuni dosa-dosanya yang telah lewat dan yang baru atau yang akan

datang

b. Terhindar dari segala perbuatan tercela

c. Pahala yang luar biasa banyaknya.87

2. Dzikir

Dzikir berasal dari kata ,yang artinya menyebut, mengucapkanدكر

mengingat.88 Dari segi istilah, Thohuri Muh. Said mengutip pendapat Al

Alim Sayyid Sabiq menyebutkan : “Dzikir atau mengingat Allah adalah

segala apa yang dilaksanakan oleh hati dan lisan berupa tasbih atau

mensucikan Allah Ta’ala, memuji dan menyanjung-Nya, menyebut sifat-sifat

kebesaran dan keagungan serta sifat-sifat keindahan dan kesempurnaan yang

telah dimiliki-Nya”.89 Sedangkan pengertian yang lebih luas menyebutkan

bahwa dzikir adalah semua kegiatan yang diniatkan karena Allah swt.90

Oleh karena itu, jika mendasarkan pada pengertian ini , dzikir bisa

dilaksanakan dalam segala kondisi dan waktu apapun dan tidak terbatas pada

saat membaca tasbih, tahmid tahlil dan takbir. Jadi, apapun kegiatannya, dan

kapanpun dilaksanakan dan dimanapun, jika kegiatan itu dilaksanakan dalam

87 Tim Penyusun, “Brosur Panduan Sholat Tasbih” pada saat Mujahadah 10 Muharram 1424 H.

88 Adib Bisri dan Munawwir A Fatah, op.,cit., hlm. 221.89 Thohuri Muh. Said, Melerai Duka dengan Dzikir Malam (Bandung : PT Al-Ma’arif,

1983), hlm. 11.90 Ashad Kusuma Jaya, Risalah Kekuatan Jiwa (Yogyakarta : Media Insani, 2001), hlm.6.

lxxxi

Page 82: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

rangka untuk taat kepada Allah, maka semuanya termasuk dzikir. Sehingga

dzikir menjadi alat komunikasi antara manusia dengan Tuhannya, agar

manusia selalu berada dalam limpahan rahmat dan ampunan Tuhan. Hal ini

sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ali Imran : 191;

ذين وعلى وقـعودا قياما الله يذكـرون ال(191: عمران جنوبـهم... )آل

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau

duduk atau dalam keadaan berbaring …” (QS. Ali Imran : 191)91

Dzikir merupakan sarana bagi manusia untuk melatih diri dan

berjuang melawan nafsu, serta mendekatkan diri kepada Allah. Dzikir

dijadikan salah satu usaha keagamaan yang diterapkan oleh Jam'iyyah, karena

dengan dzikir manusia akan terbiasa menghindarkan diri dari perbuatan-

perbuatan tercela.

Pelaksanaan dzikir pada Jam'iyyah ini dilaksanakan setelah para

jamaah melaksanakan sholat tasbih. Setelah jamaah melaksanakan sholat

tasbih, jamaah kembali ke halaman depan rumah pengasuh untuk

melaksanakan dzikir besama yang dipimpin langsung oleh pengasuh. Waktu

pelaksanaan dzikir kurang lebih dua jam, dari pukul 23.00-01.00 WIB.92 Oleh

banyak orang, dzikir bersama ini disebut sebagai inti mujahadahnya, sehingga

muncul opini masyarakat bahwa yang dinamakan mujahadah adalah dzikir itu

sendiri, bukan sholat sunahnya ataupun yang lain.

91

? Departemen Agama RI, op.,cit., hlm. 11092 Observasi tanggal 01 Maret 2004.

lxxxii

Page 83: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Dalam kitab suci Al-Qur'an, hadits maupun keterangan ulama, banyak

sekali terdapat perintah, anjuran dan penjelasan tentang keutamaan berdzikir.

Oleh karena itu, melaksanakan dzikir tentunya merupakan suatu keharusan

bagi umat muslim. Diantara manfaat dzikir secara umum adalah diberikannya

ketenangan jiwa. Dengan ketenangan jiwa inilah maka akan membantu

terbinanya akhlaqul karimah. Diantara dasar pelaksanaan dzikir yaitu :

QS. Ar-Rad : 28;

ذين اللــه بذكـــر قلــوبهم وتطمئن أمنـوا الــر قلى ــ ــه أالبذكـ ــ ــوّب. تطمئن الل ــ القل

عد (28: )الر“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram

dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-

lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Rad : 28)93

QS Al Ahzab : 41;

ها يآ ذين اي : )األحــزاّب.كثيرا ذكرا اذكرالله امنوا ال41)

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut

nama) Allah,dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab : 41)94

Hadits :

وجــل اللــه مجلســايذكرون قوم ماجلس عز حف ت حمـــة وغشـــيتهم المالئكـــة بهم اال الر

ــم ــه وذكرهـ ــالى الل ــده. )رواه فيمن تع عنـمسلم(

93 Departemen Agama RI, op.,cit., hlm. 373.94 Ibid., hlm. 674

lxxxiii

Page 84: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

“Manakala suatu kelompok duduk bersama, seraya berdzikir kepada Allah swt, niscaya para malaikat akan mengelilingi mereka dan merekapun akan diliputi rahmah, dan Allah swt akan menyebut mereka diantara siapa saja yang berada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)95

Adapun tata cara pelaksanaannya adalah dengan membaca dzikir yang

tercantum dalam buku yang telah diterbitkan oleh Jam’iyyah, dibaca dengan

menggunakan suara yang agak keras (dzikir jahr), secara bersama-sama oleh

pengasuh dan jamaah. Jadi, tidak secara bergantian jamaah menirukan

imamnya, kecuali pada saat tawasul, dimana jamaah hanya membaca surat

Al-Fatihahnya saja dan pada saat berdo’a jamaah hanya tinggal mengamini

saja.96 Hal ini karena bacaannya banyak, sedangkan waktu yang tersedia

cukup sempit. Selain itu, juga untuk menuntun jamaah yang belum bisa

membaca ataupun kurang lancar dan untuk mengurangi rasa kantuk para

jamaah.

Dalam buku Jam’iyyah Ta’lim Wal Mujahadah Jumat Pon, disebutkan

beberapa fadlilah yang Insya Allah akan diperoleh dengan perantara

membaca do’a-do’a yang terkandung dalam buku tersebut. Fadlilah-fadlilah

tersebut yaitu : keselamatan, ketentraman, kedamaian, mencerdaskan pikiran

(bagi pelajar maupun yang sedang menghafal Al-Qur’an), pengobatan segala

penyakit, memudahkan rizqi, bahagia beserta keluarganya dan dapat

mengasma’ benda atau azimat apapun sesuai hajatnya.97

Adapun bacaan-bacaan dzikirnya adalah :

a. Tawakkalu ‘ala Allah, syahadat 3 kali, sholawat 3 kali, istighfar 3 kali

95 Al-Ghazali, Rahasia Dzikir dan Do’a (Bandung : Karisma, 1999), hlm.19.96 Observasi tanggal 01 Maret 2004.97 Chaidar Muhaimin, op.,cit., hlm.V.

lxxxiv

Page 85: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

b. Tawasul dengan membaca surat Al-Fatihah, untuk mengharap ridlo Allah,

untuk nabi, para ulama, para malaikat dan permohonan hajat dibaca

sebanyak 76 kali

c. Surat al-ikhlas 11 kali, Al-Falaq 7 kali, An-Nas 7 kali, Ayat Kursi 7 kali,

ayat 81-82 surat Al-Isra 7 kali, ayat 58 surat Yasin 7 kali, ayat 13 surat

As-Shaf 21 kali. Bacaan-bacaan ini bertujuan untuk memohon kasih

sayang Allah, agar diberkahi dengan akhlak mulia, dijauhkan dari godaan

syetan, dijaga dari gangguan orang-orang dzalim, agar mendapat

kewibawaan dan mendapat pertolongan dari Allah

d. Sholawat Alfiyah, bertujuan agar mendapatkan keselamatan, dimudahkan

segala urusan, mudah mencari rizki, jauh dari angkara murka dan untuk

kesaktian

e. Sholawat Masyisyiiyah, tujuannya agar dijauhkan dari bala’, afat dan

diberi ketentraman hati

f. Sholawat Lisayyidii Syekh Mustofa al-Bakr, memiliki keagungan

sebanding dengan 70 kali dalail dan untuk mendapatkan keutamaan dari

Allah

g. Sholawat Ismu A'dzam, tujuannya agar menjadi kekasih Allah di dunia

dan akhirat

h. Do’a 'Asr (Kanzul 'Arsy) adalah do’anya malaikat Jibril yang

dimaksudkan untuk menghilangkan gangguan roh jahat dan agar

dikabulkan do’anya

lxxxv

Page 86: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

i. Asma’ul Husna, adalah nama-nama Allah yang memiliki faedah dari

setiap nama-nama yang ada sesuai dengan bacaannya

j. Asma jaljaluut, bertujuan untuk mendekatkan diri pada malaikat dan

malaikat membantunya juga mempercepat terkabulnya hajat

k. Do’a penutup asma jaljaluut

l. Wirid al-Mubarak

m. Tahlil 1000 kali

n. Yaa Lathiifu 129 kali

o. Yaa Kaafii 111 kali

p. Yaa Khaliimu 88 kali

q. Yaa Mujiibu 55 kali

r. Yaa Salaamu 131 kali

s. Yaa Khafiidzu 998 kali

t. Sholawat dan menyebutkan permohonan hajatnya

u. Do’a

v. Ar-Ratibul Mansub li Sayyidina Imam Ahmad bin Muhammad al-

Muchdlori

w. Do’a seperti pada do’a sebelumnya.98

Bacaan-bacaan do’a tersebut merupakan bacaan-bacaan dan do’a

pilihan yang disusun oleh Chaidar Muhaimin selaku pengasuh dan pendiri

Jam’iyyah dengan mengikuti ajaran dan keterangan dari ayat-ayat Al-Qur’an,

hadits-hadits nabi dan petunjuk para Salafu as Shalikh.99

98 Bacaan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.99 Wawancara dengan Masyhuri, Pembantu Umum JTMJP "Padang Jagad", tanggal 03 April

2004.

lxxxvi

Page 87: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Mujahadah sebagai bagian dari aktivitas ibadah mempunyai banyak

manfaat yang akan dihasilkan, baik manfaat jangka pendek (duniawi) maupun

jangka panjang (ukhrawi). Diantara manfaat tersebut adalah adanya perubahan

akhlak dari akhlak tercela menjadi akhlak terpuji. Karena orang yang

bermujahadah jiwanya akan menjadi tenang, bersih dan suci, terhindar dari

kesusahan dan kesesatan, sebagai balasan yang diberikan oleh Allah berupa

diberinya petunjuk kepada jalan-Nya.

Sholat sunat tasbih sebagai salah satu aktivitas mujahadah, dapat digali

makna yang terkandung didalamnya setidaknya dari dua segi. Pertama, dari segi

ritual sholat itu sendiri, sedangkan yang kedua adalah dari bacaan tasbihnya yang

dibaca sebanyak 300 kali.

Ditinjau dari pelaksanaannya, gerakan sholat tasbih sebagaimana sholat-

sholat yang lain mengandung beberapa aspek yang sangat bermanfaat bagi

manusia. Diantaranya dari aspek olah raga, gerakan sholat mulai dari takbir

hingga mengucapkan salam, mengandung unsur-unsur olah raga. Karena

gerakan-gerakan sholat berguna bagi kesehatan jasmaniah dan akan membawa

efek pula pada kesehatan mental atau rohaniah seseorang.

Apabila seseorang telah mampu memenuhi sholatnya secara sempurna,

atau setidak-tidaknya senantiasa untuk memenuhinya maka niscaya orang

tersebut akan terjaga kesehatannya, baik secara fisik ataupun mental dan

perilaku, seperti janji Allah dalam QS. Al-Ankabut : 45 ;

الفخشـــــــآء عن تنهى الّصـــــــلوة ...إن(45والمنكر...)العنكبوت:

lxxxvii

Page 88: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

“… Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan

munkar…” (QS. Al-Ankabut : 45)100

Selanjutnya, dari segi bacaan, dalam sholat tasbih yang dibacakan 300

bacaan tasbih adalah sebuah ungkapan pengakuan atas kesucian dzat Allah dari

segala macam noda, segala macam sifat-sifat yang menempel pada makhluk-Nya

dan sekaligus sebagai ungkapan pengakuan dan kesadaran bahwa diri kita

merupakan sosok makhluk yang tidak pernah lepas dari kesalahan, kekurangan

dan noda-noda yang mencemari keikhlasan ibadah kita kepada-Nya. Oleh karena

itu, semakin banyak orang membaca tasbih, diharapkan akan semakin dalam ia

tunduk dalam menyatakan ketaqwaan kepada Allah, dengan senantiasa berusaha

mengurangi dan menghilangkan noda-noda yang mengotorinya.

Sedangkan pada dzikir, terdapat banyak keterangan yang menjelaskan

manfaat berdzikir kepada Allah. Dari keterangan-keterangan tersebut, ada yang

menerangkan secara terperinci berdasarkan bacaan yang dibaca dalam dzikirnya,

misalnya : tahlil, istighfar, tahmid, tasbih, sholawat dan lain-lain. Tetapi ada juga

yang menyampaikan manfaat dzikir secara umum, diantaranya yaitu :

menghasilkan rahmat dan inayah dari Allah, menegakkan dan menguatkan iman,

mendapatkan ampunan dan ridla Allah, mengusir dan mengalahkan syetan,

menghilangkan rasa susah dan kegelisahan hati, membuat hati menjadi senang,

gembira dan tenang, dapat menghapus dan menghilangkan dosa-dosa dan untuk

mengobati kekerasan hati.101

100 Departemen Agama RI, op.,cit., hlm. 635.101 Ahmad Soetjipto, Dzikrullah (Yogyakarta : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat IAIN

Sunan Kalijaga, 1986), hlm.7.

lxxxviii

Page 89: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Dari uraian tersebut, maka bisa diyakini bahwa orang yang senantiasa

berdzikir akan mendapati dirinya menjadi orang yang mempunyai akhlaqul

karimah. Karena ia terhindar dari bujuk rayu syetan yang mengajak kepada

kesesatan, jiwanya tenang sehingga dapat menghadapi hidup ini dengan hati yang

jernih, merasa gembira yang merupakan salah satu kebutuhan penting dalam

hidup, terhapus dosa-dosanya yang akan mendorongnya tetap memiliki harapan

hidup dan harapan masa depan secara optimis, terhindar dari kekerasan hati,

sehingga ia bisa berlaku lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap sesama

manusia dan sesama makhluk Allah.

Tetapi, seseorang yang berdzikir tidak cukup seandainya hanya sekedar

membaca bacaan-bacaan tertentu, melainkan harus mengerti dan memahami

makna bacannya, baik makna yang tersurat maupun yang tersirat, dan berusaha

mengimplementasikan makna bacaan tersebut dalam perilakunya sehari-hari.

Metode mujahadah ini dilaksanakan sebagai sandaran vertikal, artinya

upaya yang dilakukan Jam'iyyah selain pembinaan langsung juga dilakukan

mujahadah dengan sholat tasbih dan dzikir bersama memohon pertolongan dan

keridho'an Allah swt.

Mujahadah di samping sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah,

juga sebagai terapi bagi remaja yang terbiasa menggunakan obat-obat terlarang.

Mujahadah inilah yang menjadi daya tarik utama untuk merekrut jamaah, karena

jamaah yakin dengan melaksanakan mujahadah mereka akan mendapatkan

kekuatan. Hal ini diyakini karena melihat pengasuh yang dianggap memiliki

kekuatan.

lxxxix

Page 90: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Jumlah anggota Jam'iyyah dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

yang cukup pesat. Mereka terdiri dari latar belakang yang berbeda, baik dari segi

ekonomi, politik, sosial dan pendidikan. Perbedaan latar belakang tersebut tidak

menghalangi mereka dalam menjalin tali persaudaraan yang terjalin dalam suatu

wadah organisasi dalam bidang keagamaan yaitu Jam'iyyah Ta'lim Wa al-Mujahadah

Jum'at Pon "Padang Jagad".

Para jamaah mempunyai motivasi yang berbeda-beda dalam mengikuti

kegiatan ini, diantaranya adalah remaja nakal, seperti remaja yang mempunyai

ketergantungan obat-obat terlarang, mereka mengikuti mujahadah untuk lebih

mendapatkan ketenangan dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Remaja-remaja tersebut berasal dari keluarga tingkat ekonomi menengah ke

atas. Namun karena sebab-sebab tertentu, seperti kurangnya perhatian orang tua,

mereka terjerumus melakukan perbuatan anti sosial. Adanya unsur paksaan orang tua

terhadap anak mengakibatkan mereka lari dari paksaan atau kekangan dan mencari

tempat-tempat yang lebih bebas agar dapat berbuat semaunya. Mereka berkumpul

dengan teman-temannya yang mengalami nasib yang sama dan membentuk sebuah

"gang" anak-anak nakal. Mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal seperti

membolos sekolah, minta uang kepada orang tua dengan paksa hanya untuk

bersenang senang yang tidak berguna, membeli narkoba, mencuri, dan sebagainya.

Melihat keadaan yang demikian itu, pengurus ikut terjun langsung

didalamnya kemudian berusaha memberi penerangan dan senantiasa menasihati

mereka agar kembali kejalan yang benar. Dari pendekatan-pendekatan yang

dilakukan pengurus, maka anak-anak nakal tersebut berhasil dikumpulkan untuk

xc

Page 91: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

disembuhkan dari penyakit mentalnya agar tidak melakukan tindakan amoral lagi

dan agar bisa kembali kejalan yang benar (mempunyai akhlaqul karimah).102

Sedangkan untuk menangani remaja yang melakukan molimo,103 dapat

dikatakan agak ganjil, salah satu contoh adalah untuk mereka yang suka minum

minuman keras, pengurus memberika minuman yang mereka sukai. Tetapi

sebenarnya minuman itu telah diberi do'a. Menurut penuturan pengasuh, lama

kelamaan dan dengan izin Allah, akhirnya mereka sadar. Contoh yang lain pada saat

mengajak remaja yang melakukan judi, terlebih dahulu pengurus juga mengikuti

judi, kemudian uangnya dikembalikan. Setelah mendapatkan banyak teman,

pengurus tidak mau berjudi lagi. Kemudian orang-orang itu mengajak pengurus

berjudi, namun ditolaknya dengan alasan orang-orang itu tidak pernah mau

mengikuti kegiatan yang dilakukan pengurus. Setelah diadakan pendekatan, akhirnya

mereka mau mengikuti kegiatan di Jam'iyyah dan kembali kejalan yang benar.104

Jadi, metode yang digunakan Jam'iyyah dalam menarik remaja nakal untuk

ikut dalam kegiatannya adalah dengan cara al-mauidzah al-hasanah atau dengan

nasehat-nasehat yang baik dengan cara yang halus. Dengan cara tersebut, mereka

menjadi tidak tersinggung dan akhirnya mereka mau mengikuti kegiatan di

Jam'iyyah.

Selain remaja nakal ada juga jamaah yang mengikuti Jam’iyyah ini karena

semata-mata beribadah kepada Allah. Beberapa diantara jamaah dalam kelompok ini

102 Wawancara dengan Chaidar Muhaimin, Pengasuh JTMJP "Padang Jagad", tanggal 26 Juni 2004.

103 Molimo : orang yang melkukan 5M, yaitu madon (zina), main (judi), mabuk (minum minuman keras), maling (mencuri/merampas hak orang lain dengan paksa), madat (sabu-sabu, narkotika).

104 Wawancara dengan Chaidar Muhaimin, Pengasuh JTMJP "Padang Jagad", tanggal 26 Juni 2004.

xci

Page 92: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

adalah mereka yang memiliki latar belakang agama yang cukup lumayan atau bahkan

di atas rata-rata jamaah lain. Diantara mereka ada yang memiki latar belakang dunia

pesantren dan ada yang memang sebelumnya sudah pernah atau bahkan sering

mengikuti kegiatan mujahadah di tempat lain.

Motivasi yang lain adalah motivasi untuk tercapainya keinginan duniawi

secara lebih jelas, di samping juga ingin tercapainya tujuan akhirat mereka. Pada

kelompak jamaah ini, biasanya tujuan mereka bersesuaian dengan keadaan yang

mereka hadapi atau sesuatu yang mereka butuhkan. Maksudnya, bagi mereka yang

kebetulan sebagai pedagang ingin mendapatkan keuntungan dagang yang banyak,

bagi pasangan yang belum memiliki anak ingin segera mendapatkan anak, bagi yang

mau ujian, ingin lulus dan mendapatkan nilai yang baik, dan lain-lain.105

Pada sebagian kelompok jamaah, ada juga yang lebih mementingkan untuk

mengisikan barang-barang tertentu, seperti ; air, ikat pinggang, tongkat pendek dan

barang lainnya untuk dijadikan sebagai wasilah untuk mempermudah mereka

mencapai tujuan-tujuan yang mereka harapkan, misalnya ; untuk pengobatan,

keamanan, penglaris dan sebagainya. Oleh karena itu, kelompok jamaah ini biasanya

senantiasa membawa barang-barang tersebut pada setiap kali mengikuti kegiatan di

Jam’iyyah.106

Berdakwah, bukanlah hanya semata-mata menyenangkan komunikan

(khalayak atau jamaah), bukan hanya semata-mata meminta tepukan dan pujian,

tetapi yang paling penting dari komunikasi dakwah adalah sejauh mana pesan-pesan

105 Wawancara dengan Makfi Muhaimin, Pembantu Umum JTMJP "Padang Jagad", tanggal 25 Mei 2004.

106 Wawancara dengan Watik, jamaah JTMJP "Padang Jagad", tanggal 20 Mei 2004.

xcii

Page 93: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

yang disampaikan tersebut, mampu merangsang suatu tindakan nyata dari

komunikannya sesuai dengan pesan–pesan komunikasi tersebut.

Jadi, dapat dikatakan bahwa tujuan dari melakukan dakwah adalah terjadinya

perubahan tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan

Al-Qur’an dan hadits. Jadi, kunci sukses sebuah dakwah adalah umpan balik (feed

back) atau pengaruh (effect). Tanpa adanya umpan balik dari jamaah maka tidak akan

diketahui sukses tidaknya dakwah tersebut.

Pengaruh dari kegiatan ini bagi para jamaahnya yaitu adanya manfaat yang

mereka rasakan setelah mengikuti kegiatan ini. Dengan terlibat aktifnya para jamaah,

maka secara sederhana dapat dipersepsikan bahwa mereka memang tahu akan

adanya manfaat yang akan mereka peroleh. Pada saat penulis melakukan wawancara

dengan beberapa jamaah, para jamaah tersebut menyatakan keyakinan mereka

tentang manfaat tersebut. Hanya saja pendapat yang disampaikan berbeda-beda antar

jamaah. Bahkan ada juga yang yakin bahwa kegiatan itu bermanfaat, tetapi mereka

tidak bisa menyebutkan manfaat apa, karena ketidaktahuan mereka.107

Keyakinan jamaah tentang manfaat ini, dipengaruhi oleh pengetahuan dan

pengalaman agama mereka yang juga mempengaruhi motivasi mereka. Sebagian

pendapat menyatakan bahwa mereka akan memperoleh manfaat di akhirat nanti,

sebagai balasan yang diberikan oleh Allah. Sehingga, mereka tidak mempedulikan

tentang manfaatnya bagi kehidupan duniawi. Sebagian yang lain merasakan adanya

ketenangan setelah lebih dari tiga kali mengikuti kegiatan ini, tanpa bisa

menyebutkan ritual yang mana yang bisa menimbulkan ketenangan. Dan ada pula

yang menyatakan pengalamannya ketika ia memperoleh kenikmatan berupa

107 Wawancara dengan beberapa jamaah, tanggal 15 April 2004.

xciii

Page 94: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

tercapainya keinginanya selama ini setelah lima kali mengikuti kegiatan ini dan

sebagian lagi menyatakan lebih dari itu.

Berbeda dengan pendapat-pendapat tersebut, ada pendapat lain dari jamaah.

Sebagian jamaah yang lain menyatakan bahwa manfaat tidak disebabkan karena

mengikuti kegiatan ini. Oleh karena itu, jamaah ini menyatakan bahwa agar tercapai

keinginannya maka seseorang harus berusaha sekuat tenaga dengan menempuh cara-

cara yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.

Tentang manfaat berupa ketenangan, mereka menyatakan bahwa ketenangan

akan muncul kalau manusia mempunyai optimisme hidup.108 Orientasi hidup

seorang muslim adalah kebahagiaan dunia akhirat. Oleh karena itu, optimisme

yang dibangun harus sejalur dengan orientasi hidup tersebut. Dicontohkannya,

misalnya kegelisahan seseorang disebabkan karena kurang terpenuhinya kebutuhan

dasar, maka yang harus dilakukan adalah berusaha untuk memenuhi kebutuhan

dasar tersebut menggunakan cara-cara yang paling tepat dan yang mampu ia

laksanakan. Lalu orang tersebut memasrahkan semuanya kepada Allah swt.

Ketenangan hidup yang lain dalam kaitannya dengan persoalan kehidupan

akhirat, bisa diperoleh seseorang dengan menjalankan ajaran-ajaran agama dengan

benar. Selain itu, dengan memahami makna yang terkandung dalam bacaan maupun

gerakan ritual ibadah yang dilaksanakan misalnya dalam bermujahadah. Lalu dari

pemahaman tersebut, dijadikan sebagai pembimbing dalam perilaku kehidupan

sehari-hari.

108 Wawancara dengan beberapa jamaah, tanggal 20 Mei 2004.

xciv

Page 95: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Dalam hubungannya antara aktivitas Jam’iyyah dalam upaya perbaikan

akhlak (mengantisipasi kenakalan remaja), jamaah juga yakin bahwa dengan rajin

mengikuti kegiatan di Jam’iyyah, seseorang akan berubah akhlaknya menjadi lebih

baik dari sebelumnya, asalkan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan benar.

Dalam hal ini, pendapat para jamaah juga dengan pola pikir mereka yang kemudian

mendasari motivasi dan keyakinan mereka.

Diantara jamaah ada yang mencontohkan manfaat kegiatan ini dalam upaya

mengantisipasi kenakalan remaja, seperti contoh yang diberikan oleh salah seorang

jamaah berkaitan dengan perubahan drastis yang terjadi pada temannya yang dulunya

hampir tidak pernah sholat dan senantiasa berkawan dengan anak-anak nakal lain,

setelah beberapa kali ia diajak untuk mengikuti kegiatan di Jam’iyyah ini, ia melihat

temannya berubah dengan cepat. Temannya tersebut menjadi rajin sholat dan

kebiasaannya berkawan dengan anak-anak nakal sudah tidak pernah lagi.109

Selain contoh tersebut, ada juga yang mencontohkan pengalaman pribadinya.

Dulunya ia seorang yang sangat awam dan asing dengan aktivitas keagamaan

walaupun ia beragama Islam. Oleh salah seorang temannya, ia diajak mengikuti

kegiatan di Jam’iyyah. Awalnya ia enggan, namun kemudian ia mau dan merasakan

ada kecocokan. Setelah beberapa kali ia mengikuti kegiatan di Jam’iyyah ini, ia

lantas merasa malu kalau mengulangi perbuatan maksiatnya dulu. Ia berfikir sungguh

sangat ironis jika seseorang sudah rajin mengikuti pengajian dan bermujahadah tetapi

masih sering melakukan maksiat dan meninggalkan kewajiban agamanya.110

109 Wawancara dengan Ikhwan, jamaah JTMJP "Padang Jagad" (data sekunder), tanggal 20 Mei 2004.

110 Wawancara dengan Bekti, jamaah JTMJP "Padang Jagad" (remaja nakal), tanggal 15 April 2004.

xcv

Page 96: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Ada juga jamaah yang sebelumnya sering melakukan molimo, setelah

mengikuti kegiatan di Jam’iyyah secara istiqomah, akhirnya jiwanya selalu

terkontrol dalam melakukan suatu maksiat, termasuk terbebas dari melakukan

molimo.111 Karena dengan mengikuti kegiatan ini secara rutin, seseorang akan

mendapatkan cahaya Ilahiyah, lebih dekat dengan Allah, sehingga perilakunya

mendapatkan bimbingan dari sang khalik.112

Jadi dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh Jam’iyyah Ta’lim Wa

al-Mujahadah, ada beberapa implikasinya yang berkaitan dengan proses

mengantisipasi kenakalan remaja, yaitu :

1. Bahwa setelah jamaah mengikuti kegiatan secara terus-menerus, akhirnya

mereka mendapatkan ketenangan jiwa, berpikir jernih ketika menyelesaikan

berbagai permasalahan yang dihadapinya, sehingga perilakunya selalu terkontrol

dan terhindar dari menyakiti orang lain.

2. Dengan adanya perubahan yang positif setelah mengikuti kagiatan di Jam’iyyah

ini, secara tidak langsung bisa menjadi contoh bagi keluarganya ataupun

masyarakat terdekat. Sehingga dapat menarik masyarakat sekitarnya untuk ikut

serta dalam kegiatan ini. Hal itu sudah terbukti dengan adanya peningkatan

jumlah jamaah setiap tahunnya.

111 Observasi tanggal 22 April 2004.112 Wawancara dengan Agus, jamaah JTMJP "Padang Jagad" (pelaku molimo), tanggal 15

April 2004.

xcvi

Page 97: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

xcvii

Page 98: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian secara seksama terhadap proses metode

dakwah pada Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah Jumat Pon (JTMJP) “Padang

Jagad” Krapyak Yogyakarta dalam mengantisipasi kenakalan remaja. Kemudian

setelah dilakukan analisa terhadap data-data yang diperoleh dari proses

penelitian tersebut, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1. Jamaah dari Jam’iyyah ini terdiri dari dewasa dan remaja, tetapi mayoritas

jamaahnya adalah remaja.

2. Metode yang digunakan Jam’iyyah dalam mengantisipasi kenakalan remaja

adalah metode ceramah dan mujahadah yang terdiri dari sholat tasbih dan

dzikir bersama, pelaksanaan metode tersebut tidak dibedakan antara jamaah

remaja dan jamaah dewasa.

3. Metode ceramah diterapkan untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang

berkaitan dengan pengetahuan keagamaan baik secara teoritis maupun

praktis.

4. Metode mujahadah diterapkan Jam’iyyah dalam mengantisipasi kenakalan

remaja sebagai salah satu cara untuk melatih diri, berjuang melawan nafsu

dengan menghindari perbuatan yang dilarang oleh Allah swt.

5. Adanya anjuran-anjuran dari pengasuh Jam’iyyah tentang faedah-faedah

melakukan amalan-amalan rutinitas itu akan memudahkan kita dalam

xcviii86

Page 99: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

mencapai apa yang kita cita-citakan, sehingga hal itu akan menjadi motivasi

bagi jamaah untuk mengikuti kegiatan di Jam’iyyah ataupun melaksanakan

amalan-amalan tersebut di rumahnya masing-masing.

6. Hasil yang dicapai oleh Jam’iyyah Ta'lim Wa al-Mujahadah Jum'at Pon

"Padang Jagad" dalam mengantisipasi kenakalan remaja adalah :

a. Adanya perubahan dari para jamahnya, jamaah yang dulunya melakukan

kemaksiatan sekarang dapat menghindarinya, di samping itu pikirannya

menjadi jernih dalam melakukan aktivitas karena terbiasa melakukan

latihan jiwa melalui mujahadah.

b. Adanya perubahan positif bagi jamaah Jam’iyyah yang terpancar dari

perilakunya sehari-hari sehingga menjadi contoh bagi keluarga dan

tetangganya serta mendatangkan rasa simpati yang pada akhirnya akan

menarik mereka untuk ikut dalam kegiatan di Jam’iyyah ini, hal ini

terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah jamaah setiap tahunnya.

c. Dibukanya cabang di beberapa tempat baik itu di wilayah Yogyakarta

ataupun di luar wilayah Yogyakarta menunjukkan keberhasilan

Jam’iyyah dalam berdakwah.

B. Saran

Setelah mengetahui beberapa data yang berkaitan dengan pelaksanaan

komunikasi dakwah yang terjadi di Jam’iyyah dalam mengantisipasi kenakalan

remaja dan tanggapan yang diberikan para jamaah remaja, ditambah dengan hasil

xcix

Page 100: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

observasi dan dokumentasi yang penulis lakukan, maka penulis menyarankan

kepada :

1. Jam’iyyah Ta’lim Wa al-Mujahadah

a. Hendaknya diusahakan gedung khusus sebagai sarana untuk melakukan

kegiatan di Jam’iyyah terutama untuk melakukan terapi obat-obatan,

sehingga kegiatan dapat berhasil dengan lancar dan mencapai tingkat

keberhasilan yang maksimal.

b. Hendaknya ada ustadz yang mampu berkiprah sebagaimana pengasuh

sehingga anggota tidak hanya menggantungkan segala persoalan pada

pengasuh.

c. Pemanfaatan kegiatan di tiap cabang, harap dioptimalkan untuk

memantau perkembangan atau perubahan tingkah laku dan juga untuk

memberikan bimbingan secara lebih intensif.

d. Diperlukan suatu manajemen organisasi yang rapi terutama yang

berkaitan dengan administrasi sehingga dapat memudahkan dalam

memantau perkembangan anggotanya.

e. Kedisiplinan waktu dalam pelaksanaan kegiatan harap ditingkatkan.

2. Jamaah

a. Hendaknya mensyukuri nikmat Allah berupa ketenangan setelah

mengikuti kegiatan di Jam’iyyah, salah satunya dengan mengajak orang

lain melakukan hal yang sama.

c

Page 101: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

b. Para jamaah jangan sampai meremehkan ibadah yang wajib atau sunnah

yang muakkad, dengan mementingkan kegiatan mujahadah di Jam’iyyah

ini.

c. Keyakinan terhadap adanya manfaat yang ada dalam barang-barang yang

diisikan jangan sampai merusak keimanan. Tetapi, manfaat tersebut harus

benar-benar dipahami sebagai pemberian Allah untuk dijadikan alat untuk

membantu meraih sesuatu.

3. Pembaca dan Masyarakat

a. Kegiatan yang dilakukan oleh Jam’iyyah adalah kegiatan positif yang

patut didukung dan dikembangkan, karena usaha yang dilakukan di

Jam’iyyah itu bermotif memperbaiki akhlak sekaligus amar ma’ruf nahi

munkar dan bertujuan untuk kemaslahatan hidup umat Islam. Oleh karena

itu warga masyarakat sebaiknya mendukung keberadaan dan aktivitas

Jam’iyyah.

b. Mujahadah telah dirasakan sebagai salah satu kegiatan yang

mendatangkan ketenangan, oleh karena itu bagi yang ingin mendapatkan

ketenangan dan petunjuk Allah, maka bermujahadahlah dengan cara yang

bisa dilakukan. Jadi, tidak terpaku pada satu metode saja. Hanya saja,

harus tetap pada jalan yang telah ditunjukkan Allah dan rasul-Nya juga

para sahabat, ulama serta para pengikutnya.

c. Hendaknya pembaca benar-benar mau membaca kondisi dan kiprah

perjuangan Jam’iyyah sehingga tergerak hatinya untuk memberi kritik

ci

Page 102: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

dan usulan yang membangun dan akhirnya ikhlas untuk memberi bantuan

material dan spiritual dalam peningkatan Jam’iyyah.

C. Kata Penutup

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, atas

limpahan rahmat, hidayah dan ma’unah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Namun demikian, penulis menyadari bahwa

dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Hal ini

disebabkan oleh keterbatasan penulis, baik dalam pengetahuan maupun

pengalaman lapangan.

Dengan menyadari adanya keterbatasan tersebut, maka penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penulis jadikan bekal

untuk perbaikan skripsi ini dan peningkatan pada pelaksanaan tugas lainnya.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat dimanfaatkan dan

menjadi perantara untuk melakukan kebaikan dan Allah swt meridloi sebagai

salah satu bentuk amal ibadah. Amien.

cii

Page 103: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Djamalul, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, Jakarta: Gema Insani Press, 1996

Al-Ghazali, Pilar-Pilar Ruhani, Jakarta : PT. Lentera Basitama, 1998.

----------, Rahasia Dzikir dan Do’Al-Qur'an, Bandung : Karisma, 1999.

----------, Rahasia-Rahasia Sholat, Bandung : Karisma 2003.

Amin, Masyhur, Metode Dakwah Islam dan Beberapa Keputusan Pemerintah tentang Aktivitas Keagamaan, Yogyakarta: Sumbangsih, 1980.

----------, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Yogyakarta: al-Amin Press, 1997.

Anshari, Hafi, Pemahaman dan Pengamalan Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas, 1993

Arifin, Muhammad, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1996

Basri, Hasan, Remaja Berkualitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Bisri, Adib dan Munawwir A Fatah, Kamus Al-Bisri, Surabaya : Pustaka Progressif, 1999.

Daradjat, Zakiah, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang,1975

----------, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang,1976

----------, Kesehatan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1982

De Vito, Joseph A, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta: Professional Books,1997

ciii

Page 104: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an,1971

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka,1988.

Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Metodologi Dakwah pada Kehidupan Remaja, Jakarta: Proyek Penerangan, Bimbingan dan Dakwah/Khutbah Agama Islam Pusat, 1993

Fadlullah, Muhammad Husain, Metodologi Dakwah dalam Al-Qur'an, Jakarta: Lentera,1997

Gunarsa, Y Singgih Gunarsa dan Singgih D Gunarsa, Psikologi Remaja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II, Yogyakarta : Andi Offset, 1987.

Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Jaya, Ashad Kusuma, Risalah Kekuatan Jiwa, Yogyakarta : Media Insani, 2001.

Kartono, Kartini, Psikologi Anak,Bandung: Mandar Maju,1995

----------, Patologi Sosial 2 : Kenakalan Remaja, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003.

Mahalli, Mujab, Pembinaan Moral di Mata Al-Ghazali, Yogyakarta : BPFE, 1984.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002.

Muhaimin, Chaidar, Jam'iyyah Ta'lim wal Mujahadah Jum'at Pon, Yogyakarta : PP. Al-Munawwir, t.th.

civ

Page 105: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

Poerwadarminto, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, PN Balai Pustaka, 1984.

Sabiq, Sayyid, penterjemah Mahyuddin Syaf, Fiqh Sunnah 2, Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1986.

Said, Thohuri Muh., Melerai Duka dengan Dzikir Malam, Bandung : PT Al-Ma’arif, 1983.

Shabir, Muslich, Terjemah Riyadlus Shalihin I, Semarang : CV. Toha Putra, 1989.

Shaleh, Abd. Rosyad, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1977.

Soetjipto, Ahmad, Dzikrullah, Yogyakarta : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat IAIN Sunan Kalijaga, 1986.

Sudarsono, Kenakalan Remaja, Jakarta : Rineka Cipta, 1991.

Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya : Al-Ikhlas, 1983.

Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakrta : Gaya Media Pratama, 1987.

Tim Pengurus, AD-ART Jam'iyyah Ta'lim wal Mujahadah Jum'at Pon, Yogyakarta : PP. Al-Munawwir, 1996

Tim Penyusun, “Brosur Panduan Sholat Tasbih” pada saat Mujahadah 10 Muharram 1424 H.

Ya’qub, Hamzah, Publisistik Islam, Bandung: CV. Diponegoro, 1981.

cv

Page 106: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

INTERVIEW GUIDE

A. Untuk Ustadz

1. Metode apa saja yang digunakan Jam’iyyah dalam mengantisipasi kenakalan

remaja ?

2. Materi apa saja yang diberikan oleh Jam’iyyah ?

3. Bagaimana pelaksanan metode dakwah yang diterapkan Jam’iyyah dalam

mengantisipasi kenakalan remaja ?

4. Bagaimana respon jamaah terhadap kegiatan ini ?

5. Bagaimana perbandingan antara remaja sebelum mengikuti kegiatan di

Jam’iyyah dengan remaja setelah mengikuti kegiatan di Jam’iyyah ?

B. Untuk Pengurus

1. Bagaimana sejarah berdirinya Jam’iyyah ?

2. Apa latar belakang berdirinya Jam’iyyah ini ?

3. Apa tujuan berdirinya Jam’iyyah ini ?

4. Sejauhmana perkembangan Jam’iyyah sejak berdirinya sampai sekarang ?

5. Bagaimana susunan pengurusnya ?

6. Berapa jumlah para da’i dan siapa saja ?

7. Darimana sumber dana Jam’iyyah dan bagaimana pengelolaannya?

8. Apa saja bentuk-bentuk kenalan remaja di Jam’iyyah ?

9. Berapa jumlah anggota Jam’iyyah ?

10. Program apa saja yang direncanakan ?

cvi

Page 107: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

C. Untuk Jamaah

1. Darimana anda mengetahui kegiatan ini ?

2. Apa motivasi anda mengikuti kegiatan ini ?

3. Bagaimana menurut anda metode yang diterapkan Jam'iyyah?

4. Apakah anda rajin mengikuti kegiatan ini ?

5. Apa manfaat yang diperoleh dari mengikuti kegiatan ini ?

cvii

Page 108: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

DAFTAR INFORMAN

A. Pengurus

1. KH. Chaidar Muhaimin Affandi

2. Armen M Siregar

3. Badrun

4. Masyhuri

5. Aenal Ghani

6. Makfi Muhaimin

B. Jamaah

1. Agus

2. Andika

3. Anwar

4. Arifah

5. Bekti

6. Gina

7. Hendro

8. Ikhwan

9. Irfan

10. Nita

11. Patianto

12. Safitri

13. Yuni

14. Yuli

15. Watik

16. Wawan

17. Ibu Daroyah

18. Ibu Ramlan

19. Ibu Murfi'ah

20. Ibu Robi'ah

cviii

Page 109: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

CURRICULUM VITAE

Nama : Widiana

Tempat, Tanggal Lahir : Bantul, 13 Januari 1982

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Krapyak Kulon 271 Yogyakarta 55188

Nama Orang Tua :

Ayah : Drs. H. Muslani Nurhadi

Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri

Ibu : Sri Nuryati

Pekerjaan : Wirausaha

Alamat : Krapyak Kulon 271 Yogyakarta 55188

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Jageran II Sewon Bantul, tamat pada tahun 1994.

2. SLTP Negeri 2 Bantul, tamat tahun 1997.

3. MAN Yogyakarta I, tamat tahun 2000.

4. Tercatat sebagai mahasiswa Program S-1 pada Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarat sejak

tahun 2000.

Penulis

Widiana

cix

Page 110: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

cx

Page 111: Jam'Iyyah Ta'Lim Wal Mujahadah Krapyak Yogyakarta Dalam Mengantisipasi Kenakalan Remaja-00210195

cxi