abstrak · 2017. 6. 8. · vii abstrak penelitian ini berjudul “penerjemahan majas hiperbola...
TRANSCRIPT
vii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Penerjemahan Majas Hiperbola dalam Novel Kazemachi No Hito Karya Ibuki Yuki”. Penerjemahan majas diangkat sebagai topik
pembahasan karena dalam proses penerjemahan tidak menutup kemungkinan adanya perubahan baik makna ataupun pemilihan kata karena umumnya majas
mengandung makna kiasan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai majas hiperbola dan strategi penerjemahan.
Penelitian ini menganalisis tentang majas hiperbola dan strategi
penerjemahan dalam novel Kazemachi No Hito. Data dikumpulkan dengan metode simak dan dilanjutkan dengan teknik catat. Data dianalisis melalui dua tahap, yakni pertama mengenai jenis-jenis majas hiperbola menurut Sato (1978) dan kedua
mengenai strategi penerjemahan berdasarkan pendapat dari Larson (1984). Berdasarkan hasil analisis, terdapat lima jenis majas hiperbola. Total
jumlah data yakni 80 data, di antaranya yaitu 32 data hiperbola ungkapan kias, 16 data hiperbola ungkapan kebohongan, 9 data hiperbola yang mengacu pada bagian tubuh, 14 data hiperbola yang mengacu pada perasaan, dan 9 data hiperbola
ungkapan logis. Strategi penerjemahan yang digunakan untuk masing-masing jenis majas hiperbola tersebut bervariasi. Terdapat lima strategi penerjemahan yang
digunakan penerjemah yaitu: penerjemahan majas hiperbola menjadi hiperbola yang sama, penerjemahan majas hiperbola menjadi hiperbola yang berbeda, penerjemahan majas hiperbola menjadi simile, penerjemahan majas hiperbola
menjadi kalimat tidak bermajas, dan hiperbola yang tidak diterjemahkan. Pemilihan strategi pemindahan yang paling tepat dan kemampuan
mempertahankan gaya bahasa serta isi pesan sangat dibutuhkan oleh penerjemah untuk menghasilkan terjemahan yang baik. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti mengenai ungkapan kias serta makna yang terkandung di dalamnya.
Kata kunci: majas hiperbola, strategi penerjemahan, kesepadanan makna
viii
要旨
論文の話題は「伊吹有喜の作品『風待ちのひと』における誇張
法の翻訳」である。比喩的な意味を持っている修辞を翻訳する際に語義や
措辞の変化が可能である。本論文の目的は誇張法と翻訳ストラテジーにつ
いての知識を伝えることである。
本論文は『風待ちのひと』における誇張法と翻訳ストラテジー
についてを分析した。研究データは熟読方法を収集し、記録技法で継続す
る。研究データは二段階で分析し、第一段階では Sato (1978)による誇張法
の分類を分析し、第二段階では Larson (1984)による誇張法の翻訳ストラア
テジーを分析した。
分析結果によると五つの誇張法の分類がある。総計は 80データ
で、それは直喩な誇張法が 32箇所、うその誇張法が 16箇所、身体的な誇
張法が 9箇所、心情な誇張法が 14箇所、論理的な誇張法が 9箇所であっ
た。それぞれの誇張法には様々な翻訳ストラテジーを使用する。翻訳者は
五つの翻訳ストラテジーを使用している。それは原語の誇張法はそのまま
目標言語の誇張法に翻訳される、原語の誇張法は目標言語の異なる誇張法
に翻訳される、原語の誇張法は比喩に翻訳される、原語の誇張法は比喩で
はない表現に翻訳される、原語の誇張法は翻訳されない。
翻訳者は良い翻訳を作るために正確な翻訳ストラテジーの選択
と文体と内容物を守る能力が最も必要である。そして、比喩的な表現と意
味内容について研究できる次の発見を希望される。
キーワード―:誇張法、翻訳ストラテジー、相当語句の意味
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN i
PRASYARAT GELAR ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
PENETAPAN PANITIA UJIAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vii
要旨 viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR SINGKATAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.3.1 Tujuan Umum 6
1.3.2 Tujuan Khusus 6
1.4 Manfaat Penelitian 6
1.4.1 Manfaat Teoretis 6
1.4.2 Manfaat Praktis 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 8
x
2.1 Kajian Pustaka 8
2.2 Konsep 13
2.2.1 Penerjemahan 13
2.2.2 Proses Penerjemahan 13
2.2.3 Hiperbola 15
2.2.4 Kesepadanan Makna 16
2.3 Kerangka Teori 17
2.3.1 Hiperbola 17
2.3.2 Penerjemahan Majas 21
BAB III METODE PENELITIAN 23
3.1 Rancangan Penelitian 23
3.2 Jenis dan Sumber Data 23
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 23
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data 24
3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis 25
BAB IV PENERJEMAHAN MAJAS HIPERBOLA DALAM NOVEL
KAZEMACHI NO HITO KARYA IBUKI YUKI 26
4.1 Hiperbola Ungkapan Kias (Chokuyu Na Kochouhou) 27
4.1.1 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Hiperbola yang Sama 28
4.1.2 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Hiperbola yang Berbeda 30
4.1.3 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Simile 33
4.1.4 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Kalimat Tidak Bermajas 35
4.1.5 Hiperbola yang Tidak Diterjemahkan 38
xi
4.2 Hiperbola Ungkapan Kebohongan (Uso No Kochouhou) 41
4.2.1 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Hiperbola yang Sama 41
4.2.2 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Kalimat Tidak Bermajas 43
4.2.3 Hiperbola yang Tidak Diterjemahkan 45
4.3 Hiperbola yang Mengacu Pada Bagian Tubuh atau Keadaan Fisik (Shintaiteki
Na Kochouhou) 46
4.3.1 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Hiperbola yang Sama 47
4.3.2 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Hiperbola yang Berbeda 49
4.3.3 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Kalimat Tidak Bermajas 50
4.4 Hiperbola yang Mengacu Pada Perasaan (Shinjou Na Kochouhou) 52
4.4.1 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Hiperbola yang Sama 53
4.4.2 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Hiperbola yang Berbeda 56
4.4.3 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Kalimat Tidak Bermajas 57
4.5 Hiperbola Ungkapan Logis (Ronriteki Na Kochouhou) 58
4.5.1 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Hiperbola yang Sama 58
4.5.2 Penerjemahan Majas Hiperbola Menjadi Kalimat Tidak Bermajas 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 63
5.1 Simpulan 63
5.1.1 Jenis-jenis Majas Hiperbola 63
5.1.2 Strategi Penerjemahan Majas Hiperbola 64
5.2 Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 66
DAFTAR KAMUS 67
xii
DAFTAR UNDUHAN 68
LAMPIRAN 69
CURRICULUM VITAE
DATA VERIFIKATOR
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.2.2 Proses Penerjemahan Menurut Nida 14
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
4.1 Jenis-jenis Majas Hiperbola 26 4.2 Strategi Penerjemahan 27
xv
DAFTAR SINGKATAN
AK = Akusatif
BSa = Bahasa sasaran
BSu = Bahasa sumber
GEN = Genetif
HNK = Hyaku-kai Naku Koto
KBBI = Kamus Besar Bahasa Indonesia
KNH = Kazemachi No Hito
KOP = Kopula
LOK = Lokatif
ND = Ninshou daimeishi
NOM = Nominatif
ONO = Onomatope
PART = Partikel
SET = Setsuzokushi
SHU = Shuujoshi
TOP = Topik
TSa = Teks sasaran
TSu = Teks sumber
TTJ = Toritatejoshi
TWLTL = The Wind Leading To Love
SD = Shiji daimeishi
TJ = Teidaijoshi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya bahasa merupakan bentuk retorik yang mencakup penggunaan
kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau memengaruhi
penyimak dan pembaca. Gaya bahasa berupa bahasa indah digunakan untuk
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu
benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain (Tarigan, 2009:4-5). Penggunaan
gaya bahasa pada novel umumnya memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda
tergantung dari pengarang yang menciptakannya. Ada pengarang yang
menggunakan gaya bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami dan ada juga
pengarang menggunakan gaya bahasa yang cukup rumit dengan menggunakan
berbagai gaya bahasa dan ungkapan kias.
Seorang pengarang dalam menciptakan suatu karya biasanya
menggunakan gaya bahasa yang imajinatif berupa majas untuk menimbulkan nila i
rasa dan menciptakan citra tertentu dalam pikiran pembaca. Pengertian majas dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu cara melukiskan sesuatu dengan jalan
menyamakannya dengan sesuatu yang lain; kiasan. Majas merupakan media yang
sering digunakan oleh pengarang untuk menciptakan suatu karya yang sarat makna.
Penggunaan majas dalam novel bukan semata-mata digunakan untuk mempersulit
pemahaman pembaca mengenai isi novel, tetapi lebih kepada peningkatan unsur
estetis sehingga ceritanya menjadi lebih indah dan menarik untuk dibaca.
2
Sebuah novel yang sarat makna dengan berbagai ungkapan kias apabila
diterjemahkan ke dalam bahasa lain akan menimbulkan tantangan bagi penerjemah
dalam mencari padanan yang tepat dalam bahasa sasaran. Penerjemahan novel
berbeda dengan penerjemahan teks biasa. Perbedaan itu terletak pada pemakaian
berbagai gaya bahasa dan ungkapan kias yang hampir tidak dijumpai di dalam teks
biasa. Bahasa sastra cenderung bersifat konotatif dan banyak mengandung majas,
sedangkan teks biasa (bahasa sains) bersifat denotatif yang mudah untuk dipahami.
Penerjemahan dilakukan dengan mengubah teks bahasa sumber ke dalam bahasa
sasaran dengan mempertimbangkan makna kedua bahasa sehingga diusahakan
semirip-miripnya dan yang tidak kalah pentingnya adalah terjemahan harus
mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa sasaran. Ada dua aspek
penting yang harus diperhatikan dalam menerjemahkan, yaitu makna yang sepadan
dan gaya bahasa. Tidak menutup kemungkinan ada perubahan dalam
menerjemahkan baik dalam makna ataupun gaya bahasanya karena umumnya gaya
bahasa mengandung makna kiasan yang sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa
sasaran karena dilatarbelakangi oleh kebudayaan yang berbeda.
Berdasarkan hal tersebut, penerjemahan karya sastra khususnya majas
menjadi suatu kegiatan yang menantang bagi penerjemah. Alasan dipilihnya majas
hiperbola sebagai topik penelitian adalah belum banyak penelitian yang
menganalisis tentang gaya bahasa pertentangan, khususnya majas hiperbola dalam
bidang terjemahan, khususnya lagi dalam penerjemahan teks sumber bahasa Jepang
ke dalam bahasa Indonesia. Pada umumnya majas yang digunakan oleh pengarang
dalam menciptakan karya-karyanya adalah gaya bahasa perbandingan berupa majas
3
metafora, simile, personifikasi dan sebagainya, sehingga penelitian ini
menitikberatkan pada majas hiperbola.
Perbedaan pola pikir dan latar belakang kebudayaan antara bahasa
sumber dan bahasa sasaran membuat penerjemahan karya sastra menjadi sulit
mencari padanan kata yang sesuai. Begitu pula dalam penerjemahan majas
hiperbola, seringkali ditemukan kesulitan dalam menerjemahkan ke dalam bahasa
sasaran. Majas hiperbola digunakan oleh pengarang untuk memberikan efek
melebih-lebihkan suatu keadaaan sehingga dapat menciptakan karya sastra yang
dramatis sekaligus dapat meningkatkan keindahan dari karyanya tersebut. Adanya
efek melebih- lebihkan suatu hal dari teks sumber apabila diterjemahkan secara
harfiah ke dalam bahasa sasaran dapat menyebabkan adanya kesan aneh dan kurang
berterima karena istilah tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan dan kaidah-kaidah
bahasa sasaran. Maka dari itu diperlukan pemilihan kata yang tepat dan perhatian
khusus untuk menerjemahkan majas hiperbola sehingga pesan yang ingin
disampaikan dan efek yang ingin ditonjolkan oleh pengarang teks sumber dapat
tetap dipertahankan setelah diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Ketepatan
memilih kata sangat diperlukan dalam penerjemahan agar gagasan yang
disampaikan tepat dan sesuai dengan maksud yang diharapkan. Berikut ini adalah
contoh penerjemahan majas hiperbola yang terdapat dalam novel Hyaku-kai Naku
Koto karya Nakamura Kou dan terjemahannya yang berjudul Crying 100 Times
yang telah diterjemahkan oleh Khairun Nisak.
1) TSu : あの ときな、 たぶん 私ら の 顔
Ano tokina, tabun watashira no kao Itu saat, barangkali kami GEN wajah
4
を 見て 点火したん や
wo mite tenka shitan ya AK melihat membakar PART
と 思う わ。 母親 は
to omou wa. Hahaoya wa PART pikir SHU. Ibu TOP
‘点火’ と いう 言葉 を
‘tenka’ to iu kotoba wo
‘pembakaran’ dengan berkata kata AK
使った。
tsukatta.
menggunakan. (HNK, 2007:5-6)
TSa : ‘Barangkali saat itu, setelah melihat wajah kami, dia menjadi berapi-api. Ibu berkata dengan menggunakan kata “berapi-api”.’
(CHT, 2013:6)
Tokoh ‘dia’ adalah seekor anjing yang bernama Book milik keluarga
Fujii. Dikisahkan bahwa Book yang merupakan anjing yang dipungutnya empat
tahun lalu itu sedang dalam keadaan sekarat. Pada contoh tersebut mengandung
majas hiperbola yang ditandai oleh kata ‘tenka shitan’. Suatu keadaan sadarnya
seekor anjing yang sudah lemas tak berdaya itu dipertegas dengan kata ‘tenka
shitan’. Secara harfiah pengertian dari kata ‘tenka’ yaitu ‘penyalaan atau
pembakaran’ (Nelson, 2001:227). Penggunaan majas hiperbola ini bertujuan untuk
memberikan tekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperheba t,
meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Penerjemah harus pandai mencari padanan
kata sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat dipahami. Untuk tetap
mempertahankan unsur keindahannya, sebaiknya penerjemah tetap menerjemahkan
majas dari TSu menjadi majas pula pada TSa. Namun terkadang ada kendala yang
5
ditemukan oleh penerjemah dalam menemukan padanan yang tepat dalam bahasa
sasaran. Permasalahan mengenai pemilihan kata dan gaya bahasa inilah yang
menjadi tantangan bagi para penerjemah dalam menerjemahkan majas, khususnya
majas hiperbola.
Penelitian ini menganalisis tentang jenis-jenis majas hiperbola yang
terdapat dalam novel Kazemachi No Hito karya Ibuki Yuki dan terjemahannya yang
berjudul The Wind Leading To Love yang telah diterjemahkan oleh Mohammad Ali.
Penelitian ini menggunakan pendapat dari Sato (1978) untuk mengetahui jenis-jenis
majas hiperbola dan Larson (1984) untuk mengetahui strategi penerjemahan majas
hiperbola.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, masalah pokok yang
dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah jenis-jenis majas hiperbola yang terdapat dalam novel
Kazemachi No Hito karya Ibuki Yuki?
2. Bagaimanakah strategi penerjemahan majas hiperbola yang terdapat dalam
novel Kazemachi No Hito dan terjemahannya pada novel The Wind Leading
To Love karya Ibuki Yuki?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
6
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah khasanah
penelitian penerjemahan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai penerjemahan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia.
Selain dapat menambah wawasan pembaca, penelitian ini diharapkan sekaligus
dapat memperkenalkan karya sastra Jepang serta gaya bahasanya untuk menambah
pengetahuan pembaca.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan jenis-jenis majas hiperbola yang terdapat dalam novel
Kazemachi No Hito dan terjemahannya dalam novel The Wind Leading To
Love.
2. Mendeskripsikan strategi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah
dalam menerjemahkan majas hiperbola dalam novel The Wind Leading To
Love terjemahan dari novel Kazemachi No Hito.
1.4 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian tentu memiliki manfaat yang ingin dicapai, baik
teoretis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan tambahan
mengenai jenis-jenis majas hiperbola berdasarkan pendapat Sato (1978). Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai strategi
7
penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah agar dapat menghasilkan
terjemahan yang baik sehingga penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan
untuk penerjemah lainnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai masukan bagi pembaca. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi
referensi bagi pembaca, khususnya yang sedang meneliti tentang penerjemahan
novel. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk penelit ian
lainnya yang berkaitan dengan majas hiperbola.