abses prostat epid patfis

4
ABSES PROSTAT Epidemiologi patofisiologi prognosis EPIDEMIOLOGI Prostatitis adalah salah satu penyakit yang paling umum dalam praktek urologi di Amerika Serikat, hampir 2 juta kunujungan serta rawat jalan pertahun, terdapat prostatitis bakteri kronis dan sindrom nyeri pinggang kronis yang paling terdiagnosis. Dari hasil diagnosis prostatitis terdapat sekitar 25 % dari pasien laki – laki menunjukkan gejala genitourinary. Insidensi prostatitis bakteri, menyebar bersamaan dengan penyakit, meningkat di negara – negara terbelakang. Daerah dengan tingkat penyakit seksual yang tinggi memiliki insidensi terkena prostatitis yang lebih tinggi dengan prostatitis bakteri akut. 1,2,3,5 1. Mortalitas / Morfibilitas. Prostatitis sangat rentan pada Pasien yang memiliki keadaan khusus diantaranya mereka yang memiliki riwayat Diabetes Millitus, pasien Dialysis untuk Gagal Ginjal Kronis, pasien yang Immunocompromised, dan pasien pasca oprasi yang memiliki instrumentasi uretra. Pada pasien ini, prostatitis dapat meyebabkan Urosepsis dengan kematian terkait signifikan. 2 2. Seks. Prostatitis hanya menyerang laki – laki saja. 2

Upload: albert-ivan

Post on 15-Feb-2016

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

abses prostat epidemiologi patfis

TRANSCRIPT

Page 1: Abses Prostat Epid Patfis

ABSES PROSTAT

Epidemiologi patofisiologi

prognosis

EPIDEMIOLOGI

Prostatitis adalah salah satu penyakit yang paling umum dalam praktek urologi

di Amerika Serikat, hampir 2 juta kunujungan serta rawat jalan pertahun, terdapat

prostatitis bakteri kronis dan sindrom nyeri pinggang kronis yang paling terdiagnosis.

Dari hasil diagnosis prostatitis terdapat sekitar 25 % dari pasien laki – laki

menunjukkan gejala genitourinary.

Insidensi prostatitis bakteri, menyebar bersamaan dengan penyakit, meningkat

di negara – negara terbelakang. Daerah dengan tingkat penyakit seksual yang tinggi

memiliki insidensi terkena prostatitis yang lebih tinggi dengan prostatitis bakteri

akut.1,2,3,5

1. Mortalitas / Morfibilitas.

Prostatitis sangat rentan pada Pasien yang memiliki keadaan khusus

diantaranya mereka yang memiliki riwayat Diabetes Millitus, pasien Dialysis untuk

Gagal Ginjal Kronis, pasien yang Immunocompromised, dan pasien pasca oprasi yang

memiliki instrumentasi uretra. Pada pasien ini, prostatitis dapat meyebabkan

Urosepsis dengan kematian terkait signifikan.2

2. Seks.

Prostatitis hanya menyerang laki – laki saja.2

3. Usia.

Pada pasien yang usianya < 35 tahun, varian yang paling umum dari sindrom

ini adalah prostatitis bakteri akut.

Pasien usia muda sering terkait dengan Penyakit HIV 2,4

Epidemiologi

Insidensi prostatik abses menurun tajam karena penggunaan antibiotik yang meluas dan penurunan angka kejadian uretritis gonokokal dan kaitannya dengan stenosis uretral yang menyebabkan infeksi kronis. Sebelum penggunaan terapi antibiotik, 75% abses prostat dilihat seperti gonokokus dan angka kematian sekeitasr 6% dan 30%. Data di literatur menunjukkan bahwa abses prostat terdiagnosis hanya pada 0.2% pasien dengan gejala urologi dan 0.5-2.5% pasien rawat inap untuk gejala prostat.

Page 2: Abses Prostat Epid Patfis

Diferensial diagnosis antara bakteri akut prostatitis dan abses prostat sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik.

Trapnell J, Roberts M. Prostatic abscess. Br J Sug 1987;57:565-569Meares EM Jr. Prostatitis and related disorders, In: WalshPC, Retik AB, Stamey TA, eds. Campbell’s urology, 5th ed. Philadelphia: Saunders,1986:807-823

Patofisiologi

The pathogenesis of the disease has been thought to involve two distinct mechanisms: The first mechanism occurs in older individuals with pre-existing bladder outlet obstruction, in whom a prostatic abscess develops secondary to a lower urinary tract infection. The abscess is caused by E. coli or other coliform bacteria in this group. The second mechanism involves a much smaller group of patients with a wide age distribution. The causative organism is usually staphylococcus, as a result of metastatic abscess in the prostate from a focus of infection elsewhere.3 Predisposing factors for the development of a prostatic abscess are diabetes mellitus, urethral catheterisation/instrumentation and chronic bacterial prostatits.4 Chronic dialysis patients with prostatic inflammation have frequent abscess collections. A relatively new group of patients at risk are those with suppressed immune system, caused by AIDS, chemotherapy, etc.5

Pathogenesis penyakit melewati dua mekanisme : mekanisme pertama terjadi pada orang tua dengan obstruksi kandung kemih sebelumnya, pada abses prostat yang berkembang menjadi infeksi saluran kemih sekunder. Abses disebabkan oleh E.Coli atau bakteri koliform lain pada grup ini. Mekanisme kedua meliputi stafilokokus, sebagai hasil abses metastatic pada prostat dari focus infeksi tempat lain. Faktor predisposisi abses prostat yaitu diabetes mellitus, kateter uretra/instrumentasi dan prostatitis bacterial kronik. Dialysis kronik pasien dengan inflamasi prostat mempunyai abses yang banyak. Risiko pasien relative pada system imun yang menurun, disebabkan oleh AIDS, kemoterapi.

http://ispub.com/IJS/23/2/8122

telah diperkirakan bahwa aliran retrograde dari urin yang terkontaminasi di dalam prostat saat mikturisi adalah factor pathogen yang paling sering.

9. Trauzzi SJ, Kay CJ, Kaufman DG, Lowe FC: Management of prostatic abscess in patients with human immunodeficience syndrome. Urology 1994; 43: 629-33.

Beberapa penulis memperkirakan bahwa abses prostat adalah komplikasi dari bakteri prostatitis, akut atau kronis, tetapi insidensi dan frekuensi aktual dari kejadian ini masih tidak diketahui. Penyebaran bakteri hematogenus dari fokus yang jauh juga ditemukan, seperti dari pernapasan (bronchitis, otitis),

Page 3: Abses Prostat Epid Patfis

pencernaan (apendiksitis, diverticulitis) dan saluran kemih (abses perirenal), dan dari kulit (furuncle dan abrasi). Pada kasus ini, kuman seperti S. aureus, M. tuberculosis, E. Coli, E. candida sp. juga dapat ditemukan.

10. Jameson RM: Prostatic abscess and carcinoma of the prostate. Br J Urol. 1968; 40: 288-92.