about me… smak lampung diploma iii analis kesehatan sigit … · 2021. 1. 30. · no reg pntp....

43
About Me… Sigit Mariyanto, S.ST,M.Si No Reg PNTP. A-0010/06/2019 08127923404 @sigitmariyanto Sigit Mariyanto SMAK Lampung Diploma III Analis Kesehatan AAK Bandar Lampung Diploma IV Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bandung S2 Magister Kimia FMIPA Universitas Lampung PENGALAMAN KERJA Kepala Ruang Laboratorium Patologi klinik RSUD dr H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Dosen Tidak Tetap Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, PRODI Teknologi Laboratorium Medis Asesor Kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi PATELKI Ketua DPW PATELKI Lampung Periode I Tahun 2014 – 2018 Periode II Tahun 2018 - 2022

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • About Me…

    Sigit Mariyanto, S.ST,M.SiNo Reg PNTP. A-0010/06/2019

    08127923404

    @sigitmariyanto

    Sigit Mariyanto

    SMAK LampungDiploma III Analis Kesehatan

    AAK Bandar LampungDiploma IV Analis Kesehatan

    Poltekkes Kemenkes Bandung

    S2 Magister Kimia

    FMIPA Universitas Lampung

    PENGALAMAN KERJA

    ▪ Kepala Ruang Laboratorium Patologi klinik RSUD dr H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung

    ▪ Dosen Tidak Tetap Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang,PRODI Teknologi Laboratorium Medis

    ▪ Asesor Kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi PATELKI

    • Ketua DPW PATELKI LampungPeriode I Tahun 2014 – 2018

    Periode II Tahun 2018 - 2022

    mailto:[email protected]

  • Sigit Mariyanto, S.ST., M.Si

  • PANDEMI GLOBAL COVID 19

  • ATLMPengambilan sample Swab

    Penanganan & Pengiriman Sampel

    Pemeriksaan PCR SARS CoV-2

    Pada Masa PandemiGlobal Covid-19

  • Apa Itu K3 ?

    Upaya Untuk Memberikan Jaminan Keselamatan Dan Meningkatkan Derajat Kesehatan Para Pekerja/Buruh Dengan Cara Pencegahan Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja, Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja, Promosi Kesehatan, Pengobatan Dan Rehabilitasi

    KMK 1087/2010 (STANDAR K3) KMK 432/2007 (PEDOMAN K3)

  • TIM K3

    UPAYA PERBAIKAN

    IDENTIFIKASI

    PENGAWASAN

    PELAKSANAAN

    PERENCANAAN

    -ALUR PROSES & CARA KERJA-BAHAN/MEDIA/REAGEN -LIMBAH-SPESIMEN -EFEK KESEHATAN-SARANA & PRASARANA -PETUGAS POTENSI TERPAPAR

    -ANALISIS SITUASI-IDENTIFIKASI MASALAH-ALTERNATIF RENCANA UPAYA PENANGGULANGAN

    -SOSIALISASI -KOORDINASI-PROTAP PELAKSANAAN K3 PEM. KES &

    IMUNISASI-KERJASAMA ANTAR PERSONIL-LAPORAN PELAKSANAAN KOORDINASI

    -PENGAWASAN &PENGENDALIAN PELAKSANAAN K3-PENYELIDIKAN INSIDEN-MELAPORKAN INSIDEN-MENCATAT INSIDEN / MASALAH K3

    -MENETAPKAN KEBUTUHAN TAHUN DEPAN-MEMPERBAIKI SISTEM, PROSEDUR & MANAJEMEN

    Bagaimana K3 Dilaksanakan ?

  • HEP B HIV & AIDS HEP C

    27-37% 0,1-0,4% 3-10%

    COVID-19

    ?

  • KEWASPADAAN STANDAR(STANDARD PRECAUTION)

    Merupakan metode pengendalian infeksi terhadap Darah dan cairan tubuh lainnya yang dianggap sebagai bahan infeksius

    Penerapan Kewaspadaan Standar diharapkan dapat menurunkan risiko penularan patogen melalui darah dan cairan tubuh lain

    Penerapan ini merupakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang harus rutin dilaksanakan terhadap semua pasien dan di semua fasilitas pelayanan kesehatan (FPK).

  • Hand Hygiene

  • Seperangkat alat yang

    digunakan oleh tenaga kerjauntuk melindungi seluruh / sebagian tubuhnya terhadapkemungkinan adanya potensibahaya/kecelakaan kerja.

  • Face

    Shield

    Masker

    Handscoon

    Goggle

    Penutup

    Kepala

    Sepatu

    Jas lab/

    Hazmat

  • • Enak dipakai.

    • Tidak mengganggukerja.

    • Memberikanperlindungan efektifsesuai dengan jenisbahaya di tempat kerja.

    • Harus selalu tersedia dan siap digunakan

    • Kemampuan perlindungan yang kurang sempurna

    – Tidak tepat

    – Salah cara penggunaan

    – Kualitas APD

    • Sering APD tidak dipakai karena kurang nyaman.

    • Mengganggu penampilan dll

  • Sequence* for Donning PPE

    *Combination of PPE will affect sequence – be practical

    PPE Use in Healthcare Settings

  • Sequence* for Removing PPE

    *Combination of PPE will affect sequence – be practical

    PPE Use in Healthcare Settings

  • APD LEVEL 3

  • DESINFEKSI TEKNIK ASEPTIK

    DISPOSSIBLE SAFETY BOX

  • Pembersihan dan desinfeksi ruangan secara rutin

    Penggunaan desinfektan yang sesuai

    REAGEN KADAR AKTIF TERHADAP

    FUNGI BAKTERI MYCOBACTERIUM

    SPORA LIPID COATED VIRUS

    NON LIPID COATED VIRUS

    HIPOKLORIT 1-10% + +++ ++ ++ + +

    ETHANOL 70-80% 0 +++ +++ 0 + +-

    ISOPROPANOL 70% 0 +++ +++ 0 + +-

    IODOFORM 0,1-2% +++ +++ +++ + + +

  • Peralatan yang digunakan ulang dipastikan dalam keadaan

    bersih sebelum digunakan untuk pasien lain

    Peralatan yang digunakan ulang dipastikan dirawat

    sesuai petunjuk pabrikan

  • Waspada terhadap pasien dan keluarganya yang menunjukkan

    tanda-tanda dan gejala infeksi pernafasan

    Memberikan masker kepada pasien dan keluarganya

    Menggunakan masker standar (N95)

    Menyediakan petunjuk batuk/bersin yang benar (cough etiquette)

  • PENGELOLAAN LIMBAH

  • Limbah medis Tidak boleh :• Mencampur limbah cair dan limbah padat• Mencampur limbah medis dan non medis• Mencampur limbah tajam dan non tajam

    Harus dilakukan :• Memisahkan limbah cair dan padat• Bedakan warna plastik untuk limbah medis

    dan non medis• Tempelkan stiker “biohazard” untuk limbah

    medis• Sediakan wadah tahan tusuk yang sudah diisi

    hipoklorit (2/3 penuh)

    ST

    AN

    DA

    RD

    P

    RE

    CA

    UT

    IO

    NS

  • LIMBAH TAJAM

    Pada lanset/jarum/siring,

    tidak boleh

    • Mematahkan

    • Menekuk

    • Memasang kembali penutup

    • Memakai ulang

    Jangan mengocok

    • Wadah benda tajam (berusaha memuat jarum lebih banyak)

    UN

    IV

    ER

    SA

    L P

    RE

    CA

    UT

    IO

    NS

    WADAH JARUM.mov

  • SPILL KITbahan dan peralatan yang digunakan untuk menangani bahan infeksius

    Komponen :

    – APD sekali pakai(sarung tangan, jas lab, masker dll)

    – Desinfektan(Na. Hipoklorit 0,5% dll)

    – Bahan penyerap(tissu, lap, underpad dll)

    – Wadah pembuangan(plastik kuning)

  • SPILL KIT

    Prosedur :

    o Pasang tanda pengaman bertuliskan “AWAS, TUMPAHAN BAHAN INFEKSIUS”

    o Pakai APDo Siapkan 2 kantong plastik kuning dalam keadaan terbukao Genangi atau taburi tumpahan dengan Na. Hipoklorit dan biarkan

    selama 2 menito Letakkan bahan penyerap diatasnya sampai semua tumpahan

    terserapo Ambil penyerap dan masukkan ke kantong plastik pertamao Genangi bekas tumpahan dengan air, letakkan penyerap, ambil

    dan masukkan ke kantong plastik pertamao Lepaskan APD dan masukkan ke kantong plastik keduao Jangan lupa cuci tangan

  • TATALAKSANA PAPARAN INFEKSIUS

  • Jika terpapar bahan infeksius

    1. P3K

    - CUCI LUKA DENGAN AIR SABUN

    - BIARKAN DARAH MENGALIR

    - JANGAN DITUTUP

    - BILA KENA MATA, HIDUNG, MULUT &LAPISAN MUKOSA, BILAS DENGAN AIR MENGALIR MINIMAL 10 MENIT

    2. TENTUKAN RESIKO- JENIS CAIRAN : MISAL DARAH, CAIRAN NAMPAK ADA DARAH- JENIS PAPARAN : CEDERA PERMUKAAN, TUSUKAN YANG DALAM

    3. EVALUASI POTENSI SUMBER PAPARAN- MENILAI RESIKO INFEKSI DARI INFORMASI YANG TERSEDIA- MENGUJI SUMBER INFEKSI, BILA MUNGKIN; DENGAN

    PERSETUJUAN

  • STATUS IMUNISASI HBV Tindakan Pasca Pajanan

    - TIDAK ADA VAKSINASI VAKSINASI HBV dan HBIg

    - SEBELUMNYA DIVAKSINASI(RESPON ANTI HBsAg POSITIF)

    TIDAK PERLU

    - SEBELUMNYA DIVAKSINASI(TIDAK ADA RESPON)

    VAKSINASI HBV dan HBIg

    - RESPON ANTIBODI TIDAK DIKETAHUI

    LAKUKAN TESJIKA RESPON ANTIBODI

  • PASCA TERPAPAR untuk HIV

    Selain P3K dan evaluasi paparan dan risiko, Pasca Terpapar untuk HIV termasuk konseling, tes HIV berdasarkan informed consent, dan tergantung pada penilaian risiko - penyediaan terapi singkat (28 hari) dari antiretroviral (ARV), dengan tindak lanjut dan dukungan.

    MANAJEMEN INDIVIDU TERPAPAR

    HBV & HIV

  • PASCA TERPAPAR untuk HIV

    Pengujian dan konselingJika pengujian tersedia, orang terkena harus ditawari untuk diuji anti-HIV dan menerima konseling yang tepat. Melakukan tes anti-HIV pada awal, dan pada 6-12 minggu dan 6 bulan setelah paparan. Jika antibodi HIV reaktif, harus dirujuk untuk pengobatan, perawatan dan dukungan.Bila mungkin, pasien sumber infeksi juga harus diuji, dengan persetujuannya.Konseling harus mencakup penyediaan informasi tentang pentingnya mengikuti pengobatan, dan informasi tentang pencegahan HIV secara umum dan di tempat kerja.

  • ARV untuk profilaksis pasca pajanan

    Obat ARV harus dimulai sesegera mungkin, dalam waktu 72 jam dari paparan.

    Obat-obatan harus diberikan terus menerus selama 28 hari.

    Tidak harus menunggu hasil tes sebelum pemberian PEP.

    Jika hasil tes menunjukkan bahwa sumber infeksi negatif, profilaksis dapat dihentikan.

  • PASCA TERPAPAR untuk COVID 19

    (tanpa APD Lengkap)

    • Melakukan pemeriksaan swab PCR, 3 hari pasca Terpapar

    • Bila bergejala Covid-19, segera periksakan diri ke fasilitas

    pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan swab PCR,

    Lakukan isolasi sampai dinyatakan negatif Covid-19 atau

    sesuai standar penanganan Covid

    • Tetap Lakukan Protokol Kesehatan

  • KESELAMATAN PASIEN

    PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011TENTANGKESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

    Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

  • Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien

    Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.

    Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.

  • Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.

    Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius

    Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

  • Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

    Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi

    SASARANKeselamatan Pasien

  • 1. hak pasien

    2. mendidik pasien dan keluarga

    4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

    3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

    5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

    6. mendidik staf tentang keselamatan pasien

    7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

    KESELAMATAN PASIENSTANDAR

  • membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;

    memimpin dan mendukung staf;

    mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

    mengembangkan sistem pelaporan;

    mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;

    melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;

    belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;

    Langkah

  • YANG BISA DILAKUKAN DI LABORATORIUM MEDIK

    1. Identifikasi dan menulis identitas pasien dengan benar (label, formulir dll)

    2. Memastikan kondisi pasien (puasa dll)

    3. Menggunakan peralatan yang sesuai dan sekali pakai (alkohol swab, needle, tabung dll)

    4. Membangun komunikasi dengan pasien dan pihak lain yang berkepentingan

  • Sebagai ATLMyang masih terus berjuang

    menghadapiCOVID-19

    Di Garda Manapun kita beradaTeruslah lakukan yang kita

    mampu, tak perlu sempurnaKarena apapun yang membuatmu berbeda

    itu yang menjadikan mu Istimewa