abk dan penangannya di sekolah inklusi

72
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN PENANGAN DI SEKOLAH INKLUSI RATNA WIDIASTUTI, S.Psi., M.A., Psi. BK-FKIP-UNIVERSITAS LAMPUNG

Upload: ratna-widiastuti

Post on 30-Jul-2015

187 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN PENANGAN DI SEKOLAH INKLUSI

RATNA WIDIASTUTI, S.Psi., M.A., Psi.BK-FKIP-UNIVERSITAS LAMPUNG

Page 2: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Mengapa harus segera ditangani?

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 2

• Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan berbagai bentuk gangguan emosional (psikiatrik) yang akan berdampak buruk bagi perkembangan kualitas hidupnya di kemudian hari

Sekolah memegang peran penting dalam pembentukan well being pada warga negara

• PENGEMBANGAN KARIR – BK KURIKULUM PEMINATAN vocational

Page 3: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 3

Peran sekolah

• peluang terjadinya transfer informasi tentang berbagai gangguan perkembangan anak pencatatan - pengamatan terhadap perkembangan anak dan perubahan dalam lingkungannya.

• perhatian pada peserta didik dengan kebutuhan khusus misalnya,perkembangan anak dengan kesulitan berbahasa,rentang konsentrasi, rendah, perkembangan motorik halus dan motorik kasar terlambat/terhambat

Page 4: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 4

TEMUAN ABK TERUTAMA TERJADI DI MASA SEKOLAH

AWAL• LIHAT KISAH

THOMAS ALVA EDISON, EINSTEIN

Page 5: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

LAYANAN PENDIDIKAN KHUSUS – ( IDEAI, 2004)

IDEAI: Individuals with Disabilities Education Improvement Act

AUTISMEKERUSAKAN ORTOPEDIK

KERUSAKAN KESEHATAN LAINNYA

TUNA GRAHITA-- MENTAL RETARDASI

TUNA RUNGU

TUNA NETRA-TUNA RUNGU

KERUSAKAN BAHASA

KESULITAN BELAJAR KHUSUS

KESULITAN GANDA

Page 6: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Anak berkebutuhan khusus (ABK)

Page 7: Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Page 8: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 8

CONTOH: GANGGUAN PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK

• cerebral palsy, polio• motor disornized disorder :

hendaya (gangguan) berat dalam perkembangan koordinasi motorik, yang TIDAK DISEBABKAN OLEH RETARDASI MENTAL, gangguan neurologis yg didapat, maupun kongenital.

• anak tampak aneh dalam berjalan, sering jatuh, tersandung, dan menabrak, sulit dalam pelajaran or/penjaskes

Page 9: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

HOW TO DO

• MELAKUKAN ASESMEN

• PROGRAM PEMBELAJARAN INVIDIDUAL – BRAM NORWICH, 1993 -- DIFERENSIASI BERDASAR TUGAS PERKEMBANGAN YG DICAPAI ANAK

• MEMBUAT RENCANA PEMBELAJARAN INDIVIDUAL

• GUNAKAN TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU : REWARD, MODELLING, SHAPING, CHAINING, TOKEN ECONOMY

Page 10: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 10

PANDUAN UMUM PENANGANAN ABK

• Kenali tugas perkembangan sesuai usia anak

• Penilaian baik-buruknya perkembangan anak tergantung pada tercapainya tuntutan atau tugas perkembangan sesuai usianya

• Pemenuhan tugas perkembangan merupakan patokan umum yang seharusnya dicapai

• GUNAKAN ASESMEN LENGKAP DARI SKRINING AWAL. TES MID, TES AKHIR DENGAN INSRUMEN PENGUKURAN YG SAMA data diolah dan dilaporkan pd ortu

Page 11: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

MEMULAI PROSES PEMBELAJARAN PADA ABK

• ADA INFORMASI DARI ORANG TUA TENTANG PANDANGAN ANAK TERHADAP PERILAKU, KESEHATAN, PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK, PERKEMBANGAN DALAM PEMBELAJARAN, DAN KONTRIBUSI YG DAPAT DILAKUKAN ORANG TUA PADA PROSES PEMBELAJARAN ANAK

• PENTINGNYA PERSEPSI ANAK TERHADAP KEMAMPUAN DIRINYA SENDIRI TERUTAMA BERKAITAN DENGANKESUTUHAN KHUSUS DAN KESULITANNYA

• ADA LEMBAR PERSETUJUAN PRTU TERHADAP KURIKULUM PEMBELAJARAN ANAK

Page 12: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Tim PPI:

a. Harus sudah mempersiapkan gambaran umum masing-masing siswa yang diperoleh berdasarkan hasil asesmen untuk dikonfirmasikan lebih lanjut kepada Tim (orang tua)

b. Menyiapkan kuesioner mengenai harapan-harapan orang tua dan gambaran umum mengenai putra-putrinya, data mengenai keberadaan kondisi anak di rumah sangat penting untuk menindak lanjuti PBM di sekolah sehingga di akhir pertemuan diharapkan dicapai kesepakatan mengenai prioritas dan sasaran yang akan ditetapkan dalam PPI, menyiapkan instrumen dan format isian seperti:

data riwayat hidup, perkembangan bahasa, motorik dan

perilaku untuk melihat kebutuhan belajar & hambatan belajar mereka

Page 13: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

observasi

melalui kelas (guru), observasi di rumah (Ortu) mengenai riwayat hidup siswa, perilaku yang ditunjukkan, bantuan yang sering/pernah dilakukan Ortu ketika belajar, berkomunikasi, memberi respon atas perintah dan

kebiasaan tertentu yang sering diperlihatkan

• Tim seyogyanya membuat instrumen (format isian)mengenai daftar riwayat hidup, perkembangan akademik, sensorimotor, menolong diri, dan perilaku (adaptif) siswa

• Informasi kebutuhan siswa selanjutnya dikembangkan dalam merumuskan tujuan pembelajaran siswa

Page 14: Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Page 15: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

KEGIATAN ABK SEKOLAH

• STRATEGI SEPERTI MEMASANGKAN ABK DENGAN ANAK YG SUDAH LEBIH BAIK DALAM MENCAPAI TUGAS PERKEMBANGAN

• MENGELOLA SISWA LAIN YG SEKIRANYA BERISIKO MENGANGGU PEMBELAJARAN

• KURIKULUM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL SESUAI DENGAN PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGANNYA

Page 16: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

PEMBEDAAN PENDEKATAN PENGAJARAN

• BEDA MINAT• BEDA AKTIVITAS PRESENTASI• BEDA RESPONTERHADAP

TUGAS• BEDA PENGELOMPOKAN • BEDA KECEPATAN LANGKAH

DALAM PENGUASAAN MATERI• BEDA VARIASI TUGAS• BEDA DUKUNGAN (TEKNOLOGI,

GURU BANTU, GURU PENDAMPING, TERAPIS)

Page 17: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

B. Kurikulum

Penyelenggaraan pendidikan inklusif pada dasarnya menggunakan kurikulum sekolah umum. Namun dalam implementasinya , kurikulum tersebut perlu dilakukan modifikasi (penyelarasan).

Tim Pengembang kurikulum :

1. Kepala Sekolah

2. Guru Mata Pelajaran

3. Guru Pendidikan Khusus

4. Guru BK /KONSELOR/PSIKOLOG

5. dan Ahli lain (misal dokter puskesmas).

bersama peserta didik serta orang tua

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 17

Page 18: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 18

KOMPONEN-KOMPONEN PPI

(Mercer & Mercer, 1989:22), :* Tarap kemampuan siswa saat ini

* Tujuan umum yang akan dicapai (annual goal)

* Tujuan pembelajaran khusus (short-term

objectives)

* Deskripsi tentang pelayanan pembelajaran

* Waktu dimulainya kegiatan dan lamanya

diberikan

* Evaluasi

Page 19: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Tarap kemampuan siswa saat ini

• Mengetahui gambaran tingkat keadaan (disposisi) dan karakteristik perilaku dan pribadi siswa pada saat mereka akan memasuki dan memulai kegiatan pembelajaran yang akan diselenggarakan

• Diperoleh melalui asesmen yang tepat mengetahui kesiapan (readiness), kematangan (maturation) serta tingkat penguasaan (mastery) dari pengetahuan dan keterampilan dasar (fundamental skills and knowledge) sebagai landasan (prerequisite) Bagi penyajian bahan baru

• Dapat digunakan utk dipertimbangkan materi, prosedur, metode, teknik, dan alat bantu pelajaran yang sesuai

Page 20: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Tujuan umum yang akan dicapai (annual goal)

• Merupakan suatu pernyataan tentang apa yang dapat

dilakukan siswa setelah ia menyelesaikan satu bidang

pengajaran dalam jangka waktu satu semester (cawu)

• Tujuan ini menggambarkan kognitif, afektif, dan

psikomotor yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat

dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk

perilaku

• Bertitik tolak pada kebutuhan siswa yang diperoleh

melalui asesmen

• Tujuan ini bersifat umum, yang akan dijabarkan menjadi

sejumlah tujuan pembelajaran khusus

Page 21: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Tujuan pembelajaran khusus (short-term objectives)

• Merupakan suatu pernyataan tentang apa yang dapat

dilakukan siswa setelah siswa menyelesaikan satu unit

atau satu satuan bahasan pembelajaran

• Merupakan penjabaran dari tujuan umum yang

dinyatakan dengan rumusan yang operasional, khusus,

dapat diamati, dan dapat diukur serta menunjukkan

perubahan perilaku.

Page 22: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Tenbrink (1977); perumusantujuan pembelajaran khusus:

• Berorientasi pada siswa, yaitu memberikan tekanan pada apa yang dilakukan siswa, bukan apa yang dilakukan guru. Misal: Siswa dapat membaca lambang bilangan

• Bersifat menguraikan hasil belajar dan bukan proses belajar. Misal: Siswa dapat mengurutkan kumpulan benda berdasarkan banyaknya benda (hasil belajar) – Siswa berlatih mengurutkan … dst (proses belajar)

• Jelas dan dapat dipahami (expliciteness), tidak mempunyai arti ganda, jadi hanya memuat satu perubahan perilaku dan menggambarkan ukuran keberhasilan minimal.

Misal: Siswa dapat menuliskan lambang bilangan 1 sampai 5

• Menggunakan kata-kata operasional,rumusan menggambarkan perilaku yang dapat diamati dan dapat diukur (observable dan measurable) yang menyatakan dapat tidaknya siswa melakukan pekerjaan.

Misal: Siswa dapat menunjukkan …

Page 23: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Deskripsi tentang pelayanan pembelajaran

Pernyataan tentang pelayanan dan

perlengkapan materi secara khusus yang

meliputi:

a. Materi apa yang diberikan

b. Bagaimana prosedur strategi/metode yang

digunakan untuk menyampaikan materi

tersebut

c. Alat bantu pengajaran apa yang digunakan

untuk mempermudah pemahaman pengajaran

Page 24: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Waktu dan lamanya diberikanpelayanan

• Pernyataan tentang kapan dimulainya kegiatan pembelajaran

• Berapa lama waktu yang digunakan untuk memberikan pelayanan

• Estimasi tentang pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

Page 25: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Evaluasi Pembelajaran

• penilaian acuan patokan (PAP) : mempertimbangkan taraf keberhasilan siswa dengan membandingkan prestasi yang dicapainya dengan kriteria yang telah ditetapkan lebih dulu

• Kriteria yang dimaksud adalah ukuran minimal perilaku yang dapat diterima seperti yang dinyatakan dalam TPK

Page 26: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

•Penilaian PPI harus bersifat:

a. menyeluruh : menyangkut semua aspek kepribadian siswa, yang meliputi : kognitif, afektif, dan psikomotor. Juga harus mencakup aspek proses dan hasil belajar

b. Berkesinambungan : penilaian dilakukan secara Berencana, bertahap, dan

terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perubahan perilaku pada siswa sebagai hasil KBM

c. Akan terjadi siklus dalam pelaksanaan PPI, yang secara kontinyu membentuk sebuah spiral yang semakin lama semakin mengembang

Page 27: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Evaluasi

• Kemajuan belajar diukur secara teratur dan periodik (setiap hari) dan menggunakan hasil evaluasi untuk mengambil keputusan dalam merencanakan program pembelajaran selanjutnya

• Keberhasilan atau kegagalan siswa dalam belajar merupakan input dalam merumuskan kembali tujuan pembelajaran, aktivitas (KBM), metode, dan media

• Data evaluasi dicatat dalam prosedur yang sederhana: Misalnya, mencatat jumlah jawaban lisan yang benar/salah, mencatat frekuensi perilaku yang sesuai dengan tujuan

• Evaluasi lebih bersifat observatif terhadap perilaku

Page 28: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PPI

• Kitano & Kirby (Mulyono, 1995) terdapat lima langkah utama dalam penyusunan PPI, yaitu:

a. Pembentukan Tim PPI

b. Menilai Kebutuhan

c. Mengembangkan tujuan pembelajaran

d. Merancang metode dan prosedur pembelajaran

e. Menentukan alat evaluasi kemajuan

Page 29: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Mengembangkan tujuan pembelajaran

• Tujuan : tujuan jangka panjang (TU) dan Tujuan jangka pendek (TPK)

• TU merupakan pernyataan tentang apa yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa pada bidang tertentu dalam satu semester atau satu tahun.

• Rumusan TU terkait dengan kurikulum yang belum terlihat dengan jelas hubungannya dengan data hasil asesmen; masih bersifat luas, dan baru dapat dicapai setelah TPK-TPK diselesaikan , mirip

dengan tujuan kurikuler yang terdapat dalam GBPP

Page 30: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Mengembangkan tujuan pembelajaran

• TPK; pernyataan-pernyataan yang bersifat spesifik yang didasarkan pada kebutuhan siswa hasil asesmen, namun tetap terkait dengan TU.

• TPK akan memberi arah yang konkret dan jelas dalam proses pembelajaran, sehingga mudah diukur ketika akan melihat perubahan (kemajuan} yang terjadi pada siswa

• Rumusan TPK memuat 4 indikator: pelaku (siswa), perilaku, kondisi (proses yang menggambarkan situasi untuk melakukan perilaku, dan kriteria (menggambarkan batasan-batasan dari perubahan perilaku yang diharapkan).

Page 31: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Contoh TPK:

(1) Ketika diberi bacaan, siswa mampu membaca 5 kata

dengan ketepatan 100%;

(2) Ketika melakukan tugas, siswa dapat duduk dengan tenang selama 10 menit;

(3) ketika diminta, siswa dapat menyusun 5 uang logam berdasarkan urutan nilai dari yang terkecil hingga yang paling besar; (4) Ketika berhadapan, siswa mampu melakukan kontak mata sekurang-kurangnya 2 detik terhadap stimulus yang diberikan.

Page 32: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Contoh TPK:

• TPK dan TU tidak terisolasi, tetap berkesinambungan berada dalam lingkup dan konteks bidang tertentu

• Tujuan seyogyanya relevan dan fungsional untuk setiap siswa, dan cukup rasional untuk dapat dicapai selama periode tertentu

• Relevan , sesuai dengan kebutuhan siswa

• Fungsional , dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

• Rasional , ada pertimbangan waktu dan bobot materi

Page 33: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Merancang metode dan prosedur pembelajaran

Mampu menggambarkan bagaimana setiap TPK akan dan dapat dicapai

• guru memilih pendekatan pembelajaran yang memudahkan siswa dalam belajar.

• Pendekatan tidak terpaku pada satu metode atau teknik tertentu, gunakan berbagai metode sesuai dengan kondisi siswa (motivasi, temperamen, perhatian, atau konsentrasi); karakteristik materi; dan situasi atau gaya belajar siswa

• Pendekatan pembelajaran tidak hanya menggambarkan bagaimana bahan ajar itu harus disampaikan, tetapi secara aktif harus merancang lingkungan belajar yang sesuai untuk meningkatkan PBM dalam mencapai tujuan

Page 34: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Lingkungan belajar

• meliputi materi, media dan aktivitas pembelajaran

• Materi pembelajaran, pada umumnya sama dengan materi sekolah biasa, misal SD, namun terdapat materi yang secara khusus dirancang untuk membantu dan atau sebagai prasyarat dalam mengikuti materi pembelajaran di SD seperti: pre akademik, menolong diri, dan perilaku adaptif

• Media hendaknya relevan dengan tujuan dan memiliki keragaman (berbentuk audio, video tape, model atau benda nyata) dan berfungsi: (1) memberi kemudahan untuk memahami apa yang diajarkan, sehingga segera terbentuk perilaku yang diharapkan; (2) mampu membangkitkan minat/motivasi belajar siswa, seyogyanya sepadan dengan perkembangan usia dan tahap kemampuan siswa

Page 35: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Media pembelajaran

• sebaiknya dibuat oleh guru, karena diasumsikan akan lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa

Buatlah media yang bersifat multi-fungsi untuk

mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor; jika memungkinkan berfungsi pula sebagai alat rehabilitasi

• KBM dalam konteks PPI dapat dilakukan dalam tiga setting: (1) individual (seorang guru mengajar seorang siswa, (2) kelompok kecil (seorang guru mengajar dua/ tiga orang siswa dalam satu kelompok, dan (3) kelompok besar/klasikal (seorang guru mengajar 5-12 orang

siswa (bersama-sama dengan anak-anak pada umumnya)

Page 36: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Media pembelajaran

• Setting layanan bergantung pada kondisi, kemampuan dan tujuan pembelajaran. Misalnya: untuk melatih kontak mata (individual), melatih gerak motorik kasar (kelompok kecil/besar), untuk kesenian (musik, suara, atau lukis) dapat dilayani secara klasikal

• KBM hendaknya dilakukan secara variatif, melibatkan unsur gerak, suara, main peran atau simulasi; mampu mebangkitkan minat dan motivasi belajar siswa; memberikan kesempatan kepada siswa untuk merespon secara aktif stimulus-stimulus yang diberikan guru; terkait

dengan realita, tidak terisolasi, ada kesesuaian antara aktivitas belajar dengan kehidupan nyata, sehingga KBM menjadi bermakna dan fungsional.

Page 37: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

TAHAPAN KEGIATAN PPI (Mercer & Mercer, 1989)

• I. Penyajian (Presentation)• Guru menciptakan kesiapan belajar siswa dengan

menimbulkan motivasi/perhatian siswa; memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan, materi yang akan diajarkan, alternatif kegiatan belajar yg akan ditempuh, menunjukkan manfaat materi yang dipelajari; membuat kaitan; meminta siswa mengemukakan pengalaman yg berkaitan dgn materi yg akan dibahas

• Guru dengan hati-hati menjelaskan setiap langkah kegiatan yang harus dilakukan dan mendemonstrasikan keterampilan/subketerampilan yg dibahas kepada siswa tersebut.

Page 38: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

TAHAPAN KEGIATAN PPI (Mercer & Mercer, 1989)

• II. Praktek dengan Pengawasan (Controlled practice)• Siswa mempraktekan tugas yang dipilih (keterampilan

atau subketerampilan) dengan bimbingan (instruksi-instruksi, isyarat, prompts) dari guru. Guru memberikan penguatan dan umpan balik yang bersifat korektif.

• Siswa mempraktekan tugas yang dipilih (keterampilan atau sub keterampilan) dengan controlled melalui suatu criteria yang ditetapkan. Guru memberikan penguatan dan umpan balik yang bersifat korektif

Page 39: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

TAHAPAN KEGIATAN PPI (Mercer & Mercer, 1989)

III. Praktek secara Mandiri (Independent practice)• Siswa mempraktekan keseluruhan tugas dengan suatu

criteria yang ditetapkan. Guru memberikan penguatan dan umpan balik yang bersifat korektif.

• Siswa mempraktekan tugas yang disajikan dalam berbagai materi dan buku kerja, dan dalam berbagai seting (ruang sumber, kelas regular, dan rumah) dengan suatu criteria yang ditentukan. Guru memberikan penguatan dan umpan balik yang bersifat korektif.

Page 40: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Menentukan alat evaluasi kemajuan

• Mengukur derajat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam setiap TPK

• Melihat terjadinya perubahan perilaku pada diri siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan

• Metode evaluasi dapat dilakukan melalui tes tertulis, lisan, atau perbuatan yang ditampilkan siswa dan dicatat melalui observasi guru

• Evaluasi dilakukan dari aspek proses dan hasil

• Laporan hasil evaluasi kemajuan siswa bersifat kualitatif akan memberikan gambaran secara nyata, riel dan tidak akan mengaburkan gambaran kemampuan yang sesungguhnya dicapai siswa

Page 41: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

PPI• hendaknya diperbaiki terus menerus yang merujuk pada

pencapaian tujuan yang telah dan sedang diselesaikan, serta temuan-temuan yang diperoleh berdasarkan observasi selama PBM berlangsung

• Perubahan jangan diartikan sebagai kegagalan, melainkan sebagai kemajuan program di dalam melakukan perubahan-perubahan tujuan yang lebih positif dan realistis sejalan dengan kebutuhan anak yang senantiasa berubah-ubah

• PPI jangan dianggap sebagai kontrak yang baku dan kaku, melainkan sangat fleksible

• Hasil modifikasi harus dikomunikasikan kepada TIM PPI untuk memperoleh persetujuan dan mengakomodasi harapan baru, serta mengkomunikasikan tugas-tugas yang harus dilakukan para orang tua di dalam membantu keberhasilan belajar anaknya

Page 42: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

CONTOH FORMAT PPI UNTUK TIAP-TIAPBIDANG PENGAJARAN

(Turnbull et al dalam Mercer & Mercer 1989:21)• Nama Siswa : • Bidang Pengajaran:• Taraf Kemampuan Saat ini: • Guru :• Tujuan Umum :

Tgl.Dimulai

TPK MATERI EVALUASI TGL DICAPAI KOMENTAR

Page 43: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

SILABUS

• Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi

dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian.

• Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab pertanyaanpertanyaan

sebagai berikut:

1. apa kompetensi yang harus dicapai siswa yang dirumuskan dalam

standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok;

2. bagaimana cara mencapainya yang dijabarkan dalam pengalaman

belajar beserta alokasi waktu dan alat sera sumber belajar yang

diperlukan; dan

3. bagaimana mengetahui pencapaian kompetensi yang ditandai

dengan penyusunan indikator sebagai acuan dalam menentukan

jenis dan aspek yang akan dinilai.

Page 44: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

KOMPONEN-KOMPONENSILABUS

• Silabus memuat sekurang-kurangya komponenkomponen

berikut ini:

1. Identifikasi

2. Standar Kompetensi

3. Kompetensi Dasar

4. Materi Pokok

5. Pengalaman Belajar

6. Indikator

7. Penilaian

8. Alokasi Waktu

9. Sumber/Bahan/Alat

Page 45: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Contoh Model SilabusFormat 1

SILABUS

• Nama Sekolah : Diisi nama sekolah tempat siswa belajar

• Mata Pelajaran : Diisi nama mata pelajaran

• Kelas/semester : Diisi kelas berapa SK tsb harus dicapai

melalui proses pembelajaran

• Standar Kompetensi : Diisi rumusan SK yang ada dalam

kurikulum

• Kompetensi Dasar : Diisi rumusan KD yang telah dirumuskan

dlm kurikulum

• Alokasi Waktu : 12 x 35 Menit

Page 46: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

CONTOH FORMAT PPI UNTUK TIAP-TIAP BIDANG PENGAJARAN(MODIFIKASI MODEL SILABUS KTSP 2008)NAMA SISWA: SEKOLAH:TANGGAL LAHIR: KELAS:TARAF KEMAMPUAN SISWA: TGL.DIMULAI:TUJUAN UMUM: TUJUAN KHUSUS

MateriPokok/Pembelajaran

KegiatanPembelajaran

Indikator Penilaian AlokasiWaktu

SumberBelajar

MemuatmateripembelajaranhasilpenjabaranMasing-masingKDyang telahditumuskan

Memuatalternatifpengalamanbelajar siswayang terpilihyang dapatdigunakanuntukmencapaipenguasaanKD

Memuatkarakteristik, ciri-ciri,perbuatan, ataurespons yangditunjukkan ataudilakukan olehpeserta didik yangdikembangkan darikompetensi dasardenganmenggunakan KKO(sekurang-kurangnya2 buah)

Memuatjenistagihan/jenis ujianyangdigunakan

Memuatalokasiwaktu yangdiperlukanuntukmenguasaiMasing-masingKD

Memuatjenissumberbahan/alatyangdigunakan

Page 47: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN

• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan

penjabaran dari silabus yang telah disusun pada

langkah sebelumnya.

• RPP disusun untuk setiap kali pertemuan.

• Di dalam RPP tercermin kegiatan yang dilakukan guru

dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah

ditetapkan.

• RPP merupakan pegangan bagi guru dalam

melaksanakan pembelajaran baik di kelas,

laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap

Kompetensi dasar.

Page 48: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

RPP

• Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP

memuat hal-hal yang langsung berkait dengan

aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian

penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

• Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan

Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi

Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya.

• Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan

pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode

Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan

pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian

Page 49: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

RPP

• RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

• Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan

Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan

pendidikan

• Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu

kompetensi dasar yang bersangkutan, yang

dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya

pertemuan.

• Oleh karena itu, waktu untuk mencapai suatu

kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau

beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik

kompetensi dasarnya.

Page 50: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

KOMPONEN RPP

• Komponen minimal sebuah RPP adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan Pembelajaran

2. Materi Ajar

3. Metode Pembelajaran

4. Sumber Belajar

5. Penilaian Hasil Belajar

Page 51: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Contoh Format RPP

• Nama sekolah : ...

• Mata Pelajaran : ...

• Kelas/Semester : ...

• Pertemuan Ke- : ...

• Alokasi Waktu : ...

• Standar Kompetensi : ...

• Kompetensi Dasar : ...

• Indikator :

============================================

1. Tujuan Pembelajaran

2. Materi Ajar (Materi Pokok)

3. Metode Pembelajaran

4. Langkah-langkah Pembelajaran

5. Alat/Bahan/Sumber Belajar

6. Penilaian

Page 52: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Tujuan Pembelajaran

• Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi

yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran.

• Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk

pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar.

• Apabila rumusan kompetensi dasar sudah

operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan

dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau

beberapa tujuan.

Page 53: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Materi Pembelajaran

• Materi pembelajaran adalah materi yang

digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

• Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu

pada materi pokok yang ada dalam silabus.

D. Mencantumkan Metode Pembelajaran

• Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode,

tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau

pendekatan pembelajaran, bergantung pada

karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

Page 54: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

• Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus

dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap

pertemuan.

• Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat

unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup. Akan tetapi, dimungkinkan

dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan

karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan

sintaks sesuai dengan modelnya.

• Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada

dalam setiap pertemuan.

Page 55: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Sumber Belajar

• Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.

• Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan.

• Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

Page 56: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Penilaian

• Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data.

• Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal.

• Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

Page 57: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Tugas Guru Mata Pelajaran

(1) Menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga anak merasa nyaman belajar di kelas/ Sekolah.(2) Menyusun dan melaksanakan asesmen pada semua anak untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhannya.(3) Menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI) bersama-sama dengan Guru Pembimbing Khusus (GPK).(4) Melaksanakan kegiatan Belajar Mengajar dan mengadakan penilaian kegiatan belajar mengajar untuk mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. (5) Memberikan Program Perbaikan (remedial teaching),pengayaan /percepatan bagi peserta didik yang membutuhkan.

Page 58: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Tugas Guru Pendidikan Khusus :

(1) Menyusun instrumen asesmen pendidikan bersama-sama dengan Guru Mata Pelajaran.

(2) Membangun sistem koordinasi antara Guru, pihak sekolah, dan orang tua siswa.

(3) Melaksanakan pendampingan ABK pada KegiatanPembelajaran bersama-sama dengan Guru Mata Pelajaran(4) Memberikan bantuan layanan khusus bagi ABK yang

mengalami hambatan dalam mengikuti pembelajaran di kelas(5) Memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan

membuat catatan khusus selama mengikuti kegiatan Pembelajaran.

(6) Memberi bantuan (berbagi pengalaman) pada guru mapel agar memberi pelayanan pendidikan kepada ABK.

Page 59: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Penilaian

Penilaian dalam setting inklusif mengacu pada model pengembangan kurikulum.

a. Model kurikulum reguler penuh, penilaiannya menggunakan sistem sekolah reguler.

b. Model kurikulum reguler dengan modifikasi,penilaian menggunakan sistem reguler yang telah dimodifikasi.

c. Model Kurikulum PPI, penilaiannya bersifat Individual dan didasarkan pada kemampuan dasar.

Page 60: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Sistem Kenaikan Kelas

(1) Siswa yang menggunakan Model kurikulum Reguler ,sistem kenaikan kelas mengacu reguler.

(2) Siswa yang menggunakan Kurikulum Reguler yang dimodifikasi ,kenaikan kelasnya menggunakan alternatif :- Didasarkan usia kronologis.

- Sistem kenaikan kelas reguler.

(3) Siswa yang menggunakan Model Kurikulum PPI, Sistem kenaikan kelasnya didasarkan usia kronologis.

Page 61: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Laporan Hasil Belajar

(1) Siswa yang menggunakan Kurikulum Reguler penuh, raport menggunakan reguler.

(2) Siswa yang menggunakan Kurikulum Reguller yang dimodifikasi model raportnya, raport reguler yang dilengkapi dengan diskripsi (narasi) tentang kualitas kemajuan belajarnya.

(3) Siswa yang menggunakan Kurikulum PPI, Model raport kuantitatif yang dilengkapi dengan diskripsi (narasi). Penentuan nilai kuantitatif didasarkan pada kemampuan dasar (base line anak).

Page 62: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

• RAPOR DI SEKOLAH ADALAH BERISIKAN KEMAHIRAN DALAM PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN YANG TELAH DIDAPAT ANAK

• Menggunakan panduan: tugas perkembangan (psikologi perkembangan)

• PENTINGNYA ASESMEN

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 62

PENANGANAN ABK DI SEKOLAH

Page 63: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Sertifikasi

Sertifikasi adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada siswa yang telah berhasil mencapai prestasi bidang akademik maupun non akademik ( bidang seni, olah raga, komputer, mekanik otomotif, salon kecantikan, dan jenis ketrampilan lainnya.

Page 64: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 64

Pengembangan Kurikulum.

a. Membantu siswa dalam mengembangkan potensi dan mengatasi hambatan belajar siswa dalam setting inklusif.b. Membantu Guru dan orang tua dalam mengembangkan program pendidikan ABK di Sekolah , di luar Sekolah dan di rumah.c. Menjadi pedoman bagi Sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan , menilai dan menyempurnakan Program Pendidikan Inklusif.

Page 65: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 65

Model Pengembangan Kurikulum.

a. Model Kurikulum Reguler

Peserta didik yang berkebutuhan khusus mengikuti kurikulum reguler ,sama seperti teman-teman lainnya di dalam kelas yang sama. Program layanan khususnya lebih diarahkan kepada proses pembimbingan belajar, motivasi dan ketekunan belajar.

Page 66: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

• b. Model Kurikulum Reguler dengan ModifikasiGuru melakukan modifikasi pada stategi pembelajaran, jenis penilaian, maupun program tambahan yang mengacu pada kebutuhan ABK.

C. Model Kurikulum PPIGuru mempersiapkan Program Pembelajaran Individual (PPI) yang dikembangkan bersama tim pengembang Kurikulum Sekolah. Model ini diperuntukan bagi siswa yang tidak memungkinkan mengikuti kurikulum reguler.

Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A.,Psi. 66

Page 67: Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Page 68: Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Page 69: Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Page 70: Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Page 71: Abk dan penangannya di sekolah inklusi
Page 72: Abk dan penangannya di sekolah inklusi

TERIMA

KASIH