ab iminen

19
PRESENTASI KASUS KURETASE ATAS INDIKASI ABORTUS IMINENS PADA PASIEN MULTIGRAVIDA Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kandungan dan Kebidanan di RSUD Muntilan Disusun oleh : Dimas Aji Prasetyo Diajukan Kepada Yth: dr. Hari S, Sp.OG Disusun Oleh: Dimas Aji Prasetyo 20080310215 Diajukan Kepada Yth: dr. Hari Sasongko, Sp.OG KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: dimas-ajie-prasetyo

Post on 12-Aug-2015

34 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: AB iminen

PRESENTASI KASUS

KURETASE ATAS INDIKASI ABORTUS IMINENS PADA PASIEN

MULTIGRAVIDA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Ilmu

Kandungan dan Kebidanan di RSUD Muntilan

Disusun oleh :

Dimas Aji Prasetyo

Diajukan Kepada Yth:

dr. Hari S, Sp.OG

Disusun Oleh:

Dimas Aji Prasetyo 20080310215

Diajukan Kepada Yth:

dr. Hari Sasongko, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

RSUD MUNTILAN

2013

Page 2: AB iminen

KASUS

I. Identitas Pasien

Nama Pasien : Ny. N

Umur : 35 th

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Wiraswata

Alamat : Secang, Muntilan

Masuk RS tgl 25/12/2012

II. Anamnesis

Pasien baru datang lewat UGD dengan G3P2A1 merasa hamil 3 bulan. Ibu mengeluhkan

adanya perdarahan pervaginam dengan darah yang keluar berupa prongkol-prongkol

HPHT : 13/10/2012

HPL : 20/07/2012

R. menstruasi : 14 tahun

R. menikah : 25 tahun (1x)

R.obstetrik : I. Laki – laki 15 tahun, persalinan di RS, BB : 3100 gr.

II. Perempuan 10 tahun, persalinan di RS, BB : 3000 gr

R.KB : (-)

R.PD : (-)

R.PK : (-)

Page 3: AB iminen

III. Pemeriksaan Fisik dan Obstetri- Gynekologi

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

TD : 120/80 mmHg

TB : 150 cm

Kepala : CA -/-

Pemeriksaan obstetric (Leopold) :

LI : TFU tidak teraba

LII : -

LIII : -

LIV : -

Pemeriksaan Dalam

- Vulva/ vagina : tenang, dbn

- Dinding vagina : licin

- Promontorium : tidak teraba

- Potio : utuh mencucu

IV. Assessment

G3P2A0 hamil aterm 7+3 minggu dengan abortus iminens

V. Planning

- Pertahankan kehamilan

- Asam mefenamat 3 x 500mg

- Prenastan 3 x 1

- Asam folat 1 x 1

TGL 25/12/12

Dx : Abortus imminens

Tx :

Page 4: AB iminen

- bed rest

- paracetamol 3x 500 mg

- prenastan 3 x 1

TGL 26/12/12

Dx : Abortus imminens

Tx :

- bed rest

- paracetamol 3x 500 mg

- prenastan 3 x 1

Px : USG radiologi

TGL 27/12/12

S : Keluar cairan bening encer, keluar darah seperti menstruasi, lemes (+), pusing (-),

makan/minum = + / +, mual/muntah = + / +

O : KU : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

TD : 120/80 mmHg N/S = 85/36C

Palpasi abdomen :

TFU tidak teraba

Nyeri tekan (-)

A : G3P2A0 hamil aterm 7+3 minggu dengan abortus iminens

P : - bed rest

- prenastan 3 x 1

- asam folat 3 x 1

Page 5: AB iminen

- paracetamol 3 x 1

TGL 28/10/12

08.00 : Telah dilakukan USG radiologi dengan hasil menunjukkan gambaran abortus insipiens,

pro kuretase.

09.00 : Keluar darah bergumpal disertai jaringan dari jalan lahir

17.00 : Telah dilakukan kuretase atas indikasi abortus inkomplet, sondase 7 cm, keluar jaringan

10 ml, keluar cairan 10 ml.

Terapi post kuretase :

Amoxicillin 3 x 500 mg

Asam mefenamat 3 x 500 mg

Metergin tab 3 x 1

TGL 29/10/12

S : Perdarahan pervaginam (+), ganti pembalut 2x, nyeri perut di bagian bawah pusar.

O : - KU : baik, CM

- Konjungtiva anemis -/-

- TD :119/85 mmHg, N: 66 x/mnt, RR : 22x/mnt

- Palp. Abdomen : Nyeri tekan (-)

A : G3P2A0 hamil aterm 7+3 minggu dengan post kuretase atas indikasi abortus iminens

P : - Bed rest

- Amoxicillin 3 x 500 mg

- Asam mefenamat 3 x 500 mg

- Metergin tab 3 x 1 tab

Page 6: AB iminen

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Abortus adalah kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur kehamilan di bawah

20 minggu, atau berat fetus yang lahir ≤500 gram atau keluarnya janin sebelum mencapai

viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya kurang dari 500

gram.WHO merekomendasikan viabilitas apabila masa gestasi telah mencapai 22 minggu

atau lebih dan berat janin 500 gram atau lebih.

Berdasarkan proses terjadinya abortus dapat digolongkan dalam dua golongan, yaitu :

Abortus spontan

Merupakan abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau dengan

tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, malainkan disebabkan

oleh faktor-faktor alamiah.

Abortus provokatus

Adalah abortus yang disengaja tanpa indikasi medis, baik dengan memakai obat-

obatan maupun dengan alat-alat.

Abortus ini terbagi lagi menjadi:

o Abortus medisinalis (abortus therapeutica)

Yaitu abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan

dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).

Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.

o Abortus kriminalis

Yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau

tidak berdasarkan indikasi medis.

Pembagian abortus secara klinis adalah sebagai berikut :

Abortus imminens atau abortus mengancam.

Terjadi perdarahan dari uterus, hasil konsepsi masih berada di dalam uterus, tanpa

adanya dilatasi serviks.

Page 7: AB iminen

Abortus Insipiens

Terjadi perdarahan dari uterus dengan disertai dilatasi serviks yang meningkat,

rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah tetapi hasil

konsepsi masih berada di dalam uterus.

Abortus Servikalis

Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang

tidak membuka, sehingga hasil konsepsi terkumpul di dalam kanalis servikalis

dan serviks uteri menjadi lebih besar dengan dinding yang menipis.

Abortus Incompletus

Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi. Pada pemeriksaan vaginal, kanalis

servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-

kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum, dapat menyebabkan

perdarahan yang banyak sehingga menyebabkan syok. Perdarahan tidak akan

berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan.

Abortus Kompletus

Seluruh hasil konsepsi sudah dikeluarkan, ostium uteri menutup dan uterus

mengecil.

Missed Abortion

Keadaan dimana janin sudah meninggal, tetapi tetap berada dalam rahim dan

tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.

Abortus Habitualis

Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut- turut.

Abortus Infeksiosus

Abortus yang disertai infeksi pada genetalia

Abortus Septik

Abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksinke dalam per-

edaran darah atau peritoneum.

B. Penyebab Abortus

Secara umum abortus dapat disebabkan oleh :

Page 8: AB iminen

Wanita itu sendiri (maternal) yaitu : abnormalitas traktus genitalis, trauma, infeksi

rubella, infeksi chlamydia, penyakit-penyakit vaskular, kelainan endokrin, penyakit

sistemik, faktor imunologis, dimana jika kondisi ini tidak terkontrol dengan baik dapat

meningkatkan resiko keguguran.

Kejadian abortus meningkat pada wanita hamil yang berumur 30 tahun atau 35 tahun,

hal ini disebabkan meningkatnya kelainan genetik seperti mutasi dan kelainan maternal

pada usia tersebut. Frekuensi abortus juga meningkat bersamaan dengan meningkatnya

angka graviditas. Apabila terdapat riwayat abortus, maka kemungkinan terjadi abortus

pada kehamilan yang selanjutnya akan meningkat.

Janin : seperti kelainan kromosom, kelainan ovum, blighted ovum, abnormalitas

pembentukan plasenta.

Sperma : sperma yang mengalami translokasi kromosom apabila berhasil menembus

zona pellusida dari ovum akan menghasilkan zigot yang memiliki material kromosom

yang tidak normal sehingga dapat menyebabkan keguguran. Penyebab eksternal: radiasi,

obat-obatan dan bahan kimia.

Penyebab lain dari abortus diantaranya :

Faktor genetik :

o Mendelian

o Multifaktorial

o Robertsonian

o Resiprokal

Kelainan kongenital uterus

o Anomali duktus Mulleri

o Septum uterus

o Uterus bikornis

o Inkompetensi serviks uterus

o Mioma uteri

o Sindroma Asherman

Page 9: AB iminen

Autoimun

o Aloimun

o Mediasi imunitas humoral

o Mediasi imunitas seluler

Defek fase luteal

o Faktor endokrin eksternal

o Antibodi antitiroid hormon

o Sintesis LH yang tinggi

Infeksi

Hematologik

Lingkungan

C. Patogenesis

Pada awal abortus terjadi pendarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti oleh

nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap

benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda

asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu vili korialis belum menembus

desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan

8 sampai 14 minggu penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan

sempurna dan menimbulkan banyak pendarahan. Pada kehamilan lebih 14 minggu, janin

dikeluarkan lebih dahulu dari pada plasenta. Pendarahan tidak banyak jika plasenta

segera dilepas dengan lengkap.

D. Diagnosis

1. Anamnesis

a) Adanya amenore pada masa reproduksi.

b) Perdarahan pervaginam disertai jaringan hasil konsepsi.

c) Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dalam untuk melihat apakah terjadi dilatasi servik atau tidak, apakah

terjadi pembukaan servik, dan adakah jaringan yang teraba.

3. Pemeriksaan penunjang:

Page 10: AB iminen

a) Pemeriksaan USG (Ultrasonografi). Hal ini membantu dokter

untuk memeriksa detak jantung janin dan menentukan apakah embrio

berkembang normal.

b) Pemeriksaan darah. Jika mengalami keguguran, pengukuran hormon kehamilan,

HCG beta, kadang-kadang bisa berguna dalam menentukan apakah Anda telah

benar-benar melewati semua jaringan plasenta.

c) Pemeriksaan jaringan. Jika telah melewati jaringan, dapat dikirim ke laboratorium

untuk mengkonfirmasi bahwa keguguran telah terjadi dan bahwa gejala tidak

berhubungan dengan penyebab lain dari perdarahan kehamilan.

Diagnosis Gejala dan Tanda

Perdarahan Servik Besar uterus Gejala lain

Abortus

Iminens

Sedikit sedang Tertutup Sesuai umur

kehamilan

Plano test (+)

Kram

Uterus lunak

Abortus

Insipiens

Sedang banyak Terbuka Sesuai umur

kehamilan atau

lebih kecil

Kram

Uterus lunak

Abortus

Inkomplet

Sedang banyak Terbuka Lebih kecil

dari umur

kehamilan

Kram

Keluar

jaringan uterus

lunak

Abortus

Komplit

Sedikit atau tidak

ada

Lunak

(tertutup

atau

terbuka)

Lebih kecil

dari umur

kehamilan

Sedikit/kram

(-)

Uterus kenyal

Missed Aborsi Sedikit atau warna

kehitaman

Agak

kenyal

dan

tertutup

Lebih kecil

dari umur

kehamilan

Gejala

kehamilan

menghilang

Uterus tidak

membesar

Page 11: AB iminen

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan abortus tergantung dari penyebabnya, namun secara umum

penatalaksanaan pada abortus adalah sebagai berikut :

- Istirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam

pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke

uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.

- Pada kehamilan lebih dari 12 minggu diberikan infus oksitosin dimulai 8

tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus.

- Bila pasien syok karena pendarahan berikan infus ringer laktat dan

lakukan tranfusi segera

Medikamentosa:

1. Simptomatik : Analgesic (asam mefenamat 3x500mg)

2. Antibiotik : Amoksilin 3x500mg

3. Surgical therapy : Kuretase

F. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul adalah:

a) Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan tertinggal,

diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera pasca tindakan,

dapat pula timbul lama setelah tindakan.

b) Syok hemoragik

c) Perforasi karena kuretase

d) Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi

memerlukan waktu.

PEMBAHASAN

Page 12: AB iminen

Pada kasus ini penegakan diagnosis abortus diperoleh setelah dilakukan USG, hal ini

sesuai dengan sumber yang penulis peroleh yang mengatakan bahwa penegakan

diagnosis dalam aborsi dengan menggunakan USG sangat penting untuk melihat sejauh

mana keadaan janin yang ada dan keadaan plasenta apakah sudah terjadi pelepasan atau

belum.

Tindakan kuretase pada abortus imminens pada kasus ini dilakukan setelah

memperoleh hasil USG radiologi yang menunjukkan abortus telah memasuki fase klinis

abortus insipiens disusul dengan keluarnya darah beserta jaringan dari jalan

lahir.Keluarnya darah disertai jaringan ini menunjukkan terjadinya perubahan fase klinis

dari abortus insipiens menjadi abortus inkomplet. Pada abortus inkomplet terjadi

perdarahan yang bias menyebabkan pasien jatuh kedalam kondisi syok hemoragik

sebelum sisa jaringan dikeluarkan. Pemeriksaan USG pada abortus inkomplet hanya

dilakukan apabila ada keraguan dalam mendiagnosis secara klinis.

KESIMPULAN

Page 13: AB iminen

Abortus adalah kehamilan yang berhenti prosesnya pada umur kehamilan di

bawah 20 minggu, atau berat fetus yang lahir ≤500 gram atau keluarnya janin sebelum

mencapai viabilitas, dimana masa gestasi belum mencapai 22 minggu dan beratnya

kurang dari 500 gram. Berdasarkan proses terjadinya abortus dibagi menjadi dua yaitu

abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus secara klinis dapat dibagi menjadi

abortus imminens, servikaslis, insipiens, inkomplit, komplot, missed abortion, habitualis,

infeksious, dan septic.

Penegakan diagnosis pada kasus abortus dapat diperoleh dari anamnesis, sampai

peneriksaan penunjang. Terapi penatalaksanaan pada abortus tergantung dari penyebab

dan gejala klinisnya, dimulai dari tirah baring, sampai kuretase pada umur kehamilan

kurang dari 14 minggu atau dilatasi dan evakuasi pada usia kehamilan lebih dari 16

minggu.

Komplikasi yang sering terjadi pada abortus adalah perdarahan, anemia, syok

hemoragik, dan sepsis.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: AB iminen

1. Cunningham G, Leveno JK, William Obstetrics 22nd Edition, Mc Graw Hill,

2005

2. Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Edisi kedua, Jakarta, 2002

3. Mochtar R, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Penerbit Buku EGC, Jakarta, 1998

4. http://web.ebscohost.com/dynamed/detail?sid=0b2d4e02-d359-49c2-879f-

a37b02ca9f7d

%40sessionmgr110&vid=2&hid=127&bdata=JnNpdGU9ZHluYW1lZC1saXZlJnNjb3BlP

XNpdGU%3d#db=dme&AN=115505