aanalisa putusan dasar peringan pidana

8

Click here to load reader

Upload: daniel-samosir

Post on 12-Aug-2015

324 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aanalisa Putusan Dasar Peringan Pidana

NAMA : Daniel Samosir 3009210138

Vius Didit Saputra 3009210338

Alfin Febriyan Karim 3009210028

Ikrar Dianis Pratama P. 3009210235

Irwan Saifrino 3010210191

Kelas : D

Page 2: Aanalisa Putusan Dasar Peringan Pidana

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hukum pidana adalah hukum positif yang menentukan tentang perbuatan pidana dan

menentukan tentang kesalahan bagi si pelanggarnya (substansi hukum pidana) dan

menentukan tentang pelaksanaan substansi hukum pidana (hukum acara pidana). Tujuan

hukum pidana merupakan suatu aturan yang dibuat oleh pejabat berwenang yang

berhubungan dengan ketertiban, ketenangan, keamanan, perlindungan kepentingan tertentu,

menghindari tindakan main hakim sendiri dari pihak penduduk atau masyarakat secara

perseorangan, serta setiap saat harus detagakkan kebenarannya agar terciptanya kehidupan

yang sejahtera bernegara. Hukum pidana berlaku pada masarakat dan badan-badan negara

lain karena tidak ada yang kebal terhadap hukum yang berlaku(hukum positif)

Hukum pidana mempunyai ketentuan-ketentuan terhadap tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh masyarakat,tindakan mana yang dapat dipidana dan mana yang tidak dapat

dipidana,dan mana yang tidakan mendapat suatu penghapus,peringan dan pemberat

pidana.Hal ini disebut dengan Dasar Penghapus,Peringan dan pemberat pidana.

Adapun dari tiga dasar pidana tersebut merupakan suatu ketentuan-ketentuan yang

ada dalam sistem hukum pidana,dalam kesempatan ini kami akan membahas mengenai

Dasar Peringan Pidana.

Page 3: Aanalisa Putusan Dasar Peringan Pidana

PEMBAHASAN

Teori

Dasar Peringan Pidana

1. Umum

 

Usia belum dewasa diatur dalam UU No. 3/ 1997 tentang Pengadilan Anak mengganti

Pasal 45- 47 KUHP. Asas- asas umum dan aturan- aturan lain dalam KUHP serta

KUHAP tetap dipergunakan sepanjang tidak diatur secara khusus oleh UU No.3/ 1997.

 

2. Khusus

Delik yang diperingan (diprevilisir)

Terdapat berbagai batasan usia anak dalam kategori masih di bawah umur:

a. UU No. 23/ 2002 tentang Perlindungan Anak yang belum berusia18 tahun termasuk

anak dalam kandungan.

Khusus untuk anak yang melakukan tindak pidana berlaku UU No. 3/ 1997 tentang

PengadilanAnak. 

b. Mereka yang belum berusia 18 tahun dan belum pernah kawin dapat diajukan ke

sidang anak 

 

c. Jika melakukan tindak pidana belum berusia 18 tahun tetapi telah kawin maka tunduk

pada KUHP

Dasar-dasar yang memperingan pidana ditentukan secara umum dalam pasal 45, 47,

53, 56, dan57 KUHP. Pasal 45 dan 47 KUHP mengenai anak-anak di bawah umur / belum

dewasa. Batas usia dewasa menurut KUHP adalah 16 tahun. Hukumannya dapat berupa:

1. Dikembalikan kepada orangtuanya tanpa pidana apapun.

2. Diserahkan kepada pemerintah sampai batas anak berumur 18 tahun.

Page 4: Aanalisa Putusan Dasar Peringan Pidana

3. Dipidana dengan maksimum pidana pokok dikurangi sepertiga

Pasal 53 KUHP mengenai percobaan pembunuhan dimana ancaman pidana pokoknya

dikurangi sepertiga dan jikaancaman pidana pokoknya adalah hukuman mati atau penjara

seumur hidup, maka untuk percobaan pembunuhan diubah menjadi ancaman pidana lima

belas tahun penjara. Pasal 56 dan 57 KUHP mengenai pembantuan dalam tindak pidana

dimana intensitas pelaku pembantuan dalam melakukan tindak pidana dianggap lebih rendah

atau kurang.

Ancaman pidana pokoknya dikurangi sepertiga dan jika ancaman pidana pokoknya

adalah hukuman matiatau penjara seumur hidup maka ancamannya untuk pembantuan diubah

menjadi lima belastahun penjara.Ada juga hal khusus yang memperingan pidana, yaitu delik

yang diprevilisir. Contohnya adalah pasal 308 KUHP, yaitu seorang ibu yang membuang

anaknya dalam keadaan-keadaan tertentu.

Kasus Posisi

Pada har i Senin tanggal 26 Apr i l 2010 sek i r a pukul 19.00 WIB di Perumdam RT.

04 Kel. Kandang Mas Kec. Kampung Melayu Kota Bengkulu , terdakwa mengambi l 1 (satu)

pasang sandal merk Converse;saat kejad ian saksi jalan ke Perumdam bersama Terdakwa dan

saksi WAHY, saat itu saksi tidak memakai sandal danTerdakwa mengatakan kepada saksi

“Ban kau tu ngapain nggak pakai sandal? Carilah sandal ! ” lalu ketika tiba di depan rumah

saksi korban, terdakwa melihat ada sandal jepit yang terletak di teras depan pintu yang

sedang tertutup, dan rumah ter sebut tidak berpagar lalu , te rdakwa berkata kepada saksi “ itu

nan Ban sandal ! ” sambil menunjuk kearah sandal tersebut, namun saksi tidak berani

mengambilnya lalu Terdakwa mendekati sandal jepit tersebut lalu langsung mengambi lnya.

Sedangkan saksi dan WAHYU hanya menunggu dari jauh di jalan, setelah sandal jepit

tersebu t didapatkan lau Terdakwa pakai, sedangkan sandal jepit milik Terdakwa diberikan

kepada saksi, kemudiansaksi bersama WAHYU dan Terdakwa lalu kabur meninggalkan

rumah korban.

Page 5: Aanalisa Putusan Dasar Peringan Pidana

Analisa Putusan

Menurut analisa kelompok kami bahwa putusan diatas telah sesuai dengan teori yang

ada,dimana hakim dalam membutuskan kasus diatas sesuai dengan apa yang menjadi

ketentuan dasar peringan pidana walaupun anak tersebut terbukti dalam melakukan tindak

pidana pencuriam (pasal 362 KUHP) , dimana terdakwa masih berumur 15 tahun.

”Umum” Usia belum dewasa diatur dalam UU No. 3/ 1997 tentang Pengadilan Anak.

Khusus untuk anak yang melakukan tindak pidana berlaku UU No. 3/ 1997 tentang

PengadilanAnak. Mereka yang belum berusia 18 tahun dan belum pernah kawin dapat

diajukan ke pengadilan anak .

Page 6: Aanalisa Putusan Dasar Peringan Pidana

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Bambang Poernomo, S.H., Asas-asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia,1994.

Bisri, ilhami, Sistem Hukum Indonesia, Jatinangor : PT. Raja Grafindo 2004.

Kitab Undang-undang Hukum pidana (KUHP) dan Kitab Undang-undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP), Puataka yistisa Yogyakarta cetakan II 2010.

http://sultra.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNO23TH2002PerlindunganAnak.pdf

UU No. 3/ 1997 tentang Pengadilan Anak. www.hukumonline.com