a1c308024.pdf

16
 ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SYSTEMATIC APP RO ACH T O P ROBLEM S OLVI NG  UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA DI KELAS X MIA 3 SMAN 3 MUARO JAMBI OLEH : 1. Chriskal Erisal 2. Drs. Menza Hendri, M.Pd 3. Nova Susanti, S.Pd, M.Si FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER 2014

Upload: mukhammad-baihaqi

Post on 11-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 1/16

 

ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SYSTEMATICAPPROACH TO PROBLEM SOLVING   UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

FISIKA SISWA DI KELAS X MIA 3

SMAN 3 MUARO JAMBI

OLEH :

1. 

Chriskal Erisal2. Drs. Menza Hendri, M.Pd

3. Nova Susanti, S.Pd, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 

UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER 2014

Page 2: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 2/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 1

Artikel ilmiah berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Systematic Approach

To Problem Solving   Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Fisika Siswa Di

Kelas X MIA 3 SMAN 3 Muaro Jambi yang disusun oleh Chriskal Erisal

A1C308024 telah diperiksa dan disetujui.

Jambi, Desember 2014

Pembimbing I

Drs. Menza Hendri, M.Pd

 NIP. 19600929 198403 1 001 

Jambi, Desember 2014

Pembimbing II

 Nova Susanti, S.Pd, M.Si

 NIP. 19821123 200604 2 003

Page 3: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 3/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 2

Penerapan Strategi Pembelajaran Systematic Approach To Problem Solving  

Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Fisika Siswa

Di Kelas X MIA 3 SMAN 3 Muaro Jambi 

Chriskal Erisal, Drs. Menza Hendri, M.Pd, Nova Susanti, S.Pd, M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai fisika siswa di SMA Negeri 3 Muaro Jambi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu aktivitas siswa

dalam belajar dan kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan yang masih

kurang terutama dalam menyelesaikan soal yang terdapat banyak hitungan. Hal ini

disebabkan antara lain siswa kekurangan buku pelajaran fisika yang berkaitan denganmateri yang akan dipelajari dan siswa malu untuk bertanya pada guru walaupun

 belum mengerti dengan materi yang sedang dipelajari. Untuk itu peneliti mencoba

menerapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan tersebut,yaitu Strategi pembelajaran Systematic Approach To Problem Solving   yang

menekankan pada penyelesaian soal secara sistematis. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah penerapan strategi pembelajaran pemecahan

masalah sistematis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa dikelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Muaro Jambi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan

sebanyak tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaantindakan, observasi, evaluasi, analisis, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan

 bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Hal

ini dapat dilihat dari peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu

 pada siklus I rata-rata aktifitas siswa adalah 61,03%, terjadi peningkatan pada siklus

II menjadi 71,60% dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 90,46%. Peningkatanhasil belajar pada aspek penilaian pengetahuan yang didapat siswa tiap akhir

siklusnya, dimana siklus I nilai rata-ratanya 2,56, pada siklus II adalah 2,57 danmeningkat pada siklus III menjadi 3,11. Aspek sikap sosial didapat siklus I nilai rata-

ratanya 2,39, pada siklus II adalah 2,98, dan pada siklus III menjadi 3,23. Untuk sikap

spiritual nilai yang didapat siswa dari siklus I, II, dan III persentase sikapnya selalu100%. Hasil belajar aspek keterampilan didapat nilai rata-ratanya pada siklus I adalah

2,42, pada siklus II meningkat menjadi 2,72 dan meningkat lagi pada siklus III

menjadi 3,12.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan bahwadengan penerapan Strategi Pembelajaran Systematic Approach To Problem Solving  

dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa di Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Muaro Jambi pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus.

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Systematic Approach To Problem Solving  

Page 4: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 4/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 3

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu bagian ilmu pengetahuan alam yang berawal dari

fenomena alam. Bidang ilmu fisika tidak hanya merupakan kumpulan fakta tetapi juga merupakan serangkaian proses ilmiah untuk mendapatkan fakta. Dalam konteks

sekolah, belajar fisika merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh siswa. Keaktifan

siswa dalam pembelajaran fisika sangat penting sebab pembelajaran haruslah berpusat pada siswa, bukan pada guru.

Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara penulis dengan guru fisika di

Kelas X MIA SMA Negeri 3 Muaro Jambi diperoleh keterangan bahwa permasalahan dalam pembelajaran di kelas X MIA  3 antara lain siswa sulit

memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh kemampuan

daya ingat serta kemampuan dasar berhitung yang dimiliki siswa masih kurang.

Permasalahan yang lain adalah siswa kurang mempunyai buku pelajaran fisika yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, sehingga siswa mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan hanya menunggu penyelesaian

soal tersebut dari guru tanpa mau berusaha sendiri. Guru juga jarang melakukan

 percobaan dikarenakan keterbatasan alat dan waktu sehingga kemampuan psikomotornya kurang terlatih.

Setelah beberapa kali penulis melakukan observasi pada saat proses

 pembelajaran fisika berlangsung, diketahui bahwa pembelajaran masih terpusat padaguru, sehingga berakibat siswa menjadi kurang aktif di kelas. Siswa juga kurang

antusias saat pembelajaran berlangsung, hal ini dapat diketahui dari sedikitnya siswa

yang berperan aktif bertanya ataupun menjawab pertanyaan guru. Siswa juga

kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan konsep. Siswa hanya menerima konsepyang diberikan oleh guru.

Strategi yang tepat digunakan adalah strategi pemecahan masalah sistematis,

karena strategi ini dapat membimbing siswa dalam menyelesaikan masalahkhususnya latihan soal menurut Wena (2011) pemecahan masalah sistematis adalah

 petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang

dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Penggunaan pemecahan masalah

sistematis dalam menyelesaikan suatu masalah dilengkapi dengan key relation chart  (KR chart), yaitu lembaran yang berisi catatan tentang persamaan, rumus, dan hukum

dari materi yang dipelajari.  KR chart  digunakan untuk memudahkan mengingat dan

memunculkan kembali hubungan yang diperlukan untuk menyelesaikan latihan soalyang sedang dihadapi. Secara umum pemecahan masalah sistematis terdiri dari empat

fase utama, yaitu analisis soal, perencanaan proses penyelesaian soal, operasi

 perhitungan, dan pengecekan jawaban serta interpretasi hasil.

Sesuai dengan permasalahan dan paparan di atas maka yang menjadi arah ataufokus penelitian ini adalah menerapkan strategi pembelajaran Systematic Approach

To Problem Solving   untuk meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa di kelas X

MIA 3 SMAN 3 Muaro Jambi melalui desain penelitian tindakan kelas.

Page 5: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 5/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 4

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan strategi

 pembelajaran pemecahan masalah sistematis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

 belajar fisika siswa di kelas X MIA3 SMAN 3 Muaro Jambi.

Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi

 pembelajaran pemecahan masalah sistematis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

 belajar fisika siswa di kelas X MIA3 SMAN 3 Muaro Jambi.

Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.  Materi yang diajarkan dalam penerapan strategi pembelajaran ini adalah materiKinematika pada siswa kelas X MIA3  semester ganjil SMAN 3 Muaro Jambi

Tahun Ajaran 2014/2015.

2.  Untuk melihat aktivitas siswa saat proses pembelajaran maka digunakan lembar

observasi aktivitas siswa. 3.  Hasil belajar siswa yang diteliti ada 3 aspek yaitu hasil belajar siswa pada aspek

kognitif dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda, aspek sikap dan aspekketerampilan dengan menggunakan rubrik. 

Manfaat Penelitian

Secara teoritis hendaknya hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan serta wawasan keilmuan bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Definisi Operasional 

1. 

Proses mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungandengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

2.  Strategi pembelajaran  systematic approach to problem solving   adalah petunjukuntuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang

dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

3.  Aktivitas belajar sebagai suatu proses yang harus melibatkan seluruh aspek psikofisis siswa, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan

 perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan

dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar dan PembelajaranProses belajar dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses

 balajar secara alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan oleh

setiap orang dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Proses belajar yang

direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas dan telahdirencanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 6: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 6/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 5

Menurut Slameto (2010), beranggapan bahwa “Belajar adalah suatu prosesusaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang

 baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan”. Menurut Sardiman (2012) “Belajar adalah sebagai suatu proses interaksi

antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta,konsep ataupun teori.

Beberapa makna belajar di atas merupakan definisi belajar menurut pandangan

 para ahli pendidikan. Berdasarkan definisi belajar tersebut dapat disimpulkan belajarmerupakan perubahan prilaku seseorang melalui kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tertentu. Dengan belajar seseorang dapat

mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan ke arah yang lebih baik.Selain istilah belajar ada pula istilah lainnya yang juga sering didengar yaitu

 pembelajaran. Pada dasarnya pembelajaran mempunyai kesan yang mirip dengan

 pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Adapun pendapat ahli

mengenai pembelajaran diantaranya. Menurut Yamin (2012) menyatakan bahwa“Pembelajaran adalah kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien

terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan pembelajaran, sehingga

menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang

 berlaku. Komponen tersebut adalah guru, siswa, pembina sekolah, sarana/prasaranadan proses pembelajaran. Sementara itu pembelajaran adalah upaya untuk

membelajarkan siswa dengan kegiatan memilih, menetapkan mengembangkan

metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan (Hamzah, 2012).Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada dasarnya

adalah suatu proses pengelolaan seluruh komponen yang ada di sekolah untuk

mencapai hasil yang diinginkan. Proses ini dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk

siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidikan untuk membantusiswa melakukan kegiatan belajar.

Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Hamalik (2013) mengemukaan beberapa faktor-faktor belajar yang efektif

sebagai berikut: 1.

 

Siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan, baik kegiatan neural system, seperti

melihat, mendengar, merasakan, berfikir, kegiatan motoris, maupun kegiatan-

kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan,

dan minat. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan

ulangan secara kontinu di bawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan belajar

menjadi labih efisien.

2. 

Belajar memerlukan latihan baik dengan cara relearning,  recalling , dan reviewing  

agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.

3. 

Belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkankepuasaanya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.

4.  Siswa yang belajar perlu mengatahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya.

Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar lebih baik.

5.  Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar

antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan, sehingga

menjadi satu kasatuan pengalaman.

Page 7: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 7/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 6

6. 

Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang telah

dimiliki oleh siswa besar peranannya dalam proses belajar. Pengalaman dan

 pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru dan

 pengertian-pengertian baru.

7.  Siswa yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah

dan lebih berhasil. Faktor kesiapan ini erat hubunganya dengan masalahkematangan, minat, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan.

8. 

Belajar dengan minat akan mendorong siswa lebih baik daripada belajar tanpa

minat. Minat ini timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan

kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna

 bagi dirinya. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar

 juga sulit untuk berhasil.

9. 

Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh dalam proses belajar. Badan

yang lemah ataupun lelah akan menyebabkan perhatian tidak mungkinakan

melakukan kegiatan belajar yang sempurna. Karena itu faktor fisiologis sangat

menentukan berhasil atau tidaknya siswa yang belajar.

10. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah

menangkap dan memahami pelajaran. Siswa yang cerdas akan lebih berfikir kratif

dan lebih cepat mengambil keputusan.

Faktor-faktor di atas merupakan faktor penting yang nantinya akan

mempengaruhi proses belajar seorang siswa dalam mempelajari suatu materi

atau bahan ajar. Dengan cara mengoptimalisasikan kesepuluh faktor tersebut

seorang guru dapat meningkatkan keefektifan belajar siswa sehingga dapatmeningkatkan kompetensi siswa.

Aktivitas Belajar

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadimelakukan kegiatan. Tidak ada hasil belajar kalau tidak ada aktivitas belajar.

Aktivitas dapat diartikan sebagai suatu perbuatan, baik jasmani maupun rohani yang

menghendaki gerakan fungsi otot-otot individu. Oleh karena itu aktivitas merupakan

 prinsip-prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rousseau dalam (Sardiman, 2012), “Segala

 pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,

 penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”. Menunjukkan bahwa setiap siswa yang belajar

harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas maka proses belajar tidak akan mungkin

terjadi. Menurut Hanafiah (2009) aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai

tambah (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut: 1.  Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya

motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.

2. 

Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapatmemberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.

3.  Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.

4.  Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di

kalangan peserta didik.

5. 

Pembelajaran dilaksanakan secara kongkret sehingga dapat menumbuh kembangkan

 pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

6. 

Menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik sehingga sekolah

menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Page 8: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 8/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 7

Begitu banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah, makadari itu Paul dalam Sardiman (2012), membagi aktivitas belajar dalam enam

kelompok, yaitu: 1.

 

Visual activities, yang didalamnya membaca, memperlihatkan perkerjaan orang lain.

2. 

Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, diskusi.3.   Listening activities, sebagai contoh mendengarkan, percakapan diskusi.

4.  Writing activities, seperti misalnya: menyalin.

5.   Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan

soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

6.   Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,

 bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Jadi aktivitas belajar adalah segala bentuk perbuatan yang dilakukan oleh siswa

yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung, untuk itu belajar sangat

diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar mengajar tidak mungkin

 berlangsung dengan baik.

Pengertian Strategi Pembelajaran Pemilihan Strategi pembelajaran yang tepat sangat tergantung pada pemahaman

guru terhadap karakteristik siswa. Di dalam sebuah kelas terdapat berbagai macam

karakteristik siswa. Disini dituntut peran guru lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran.

Dengan mengutip pemikiran Trianto (2012), secara umum strategi mempunyai

 pengertian garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaranyang telah ditentukan. Dihubungkan dalam belajar mengajar, strategi merupakan

sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Menurut Aqib (2013) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah cara-

cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akandigunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan

mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Berdasarkan pengertian beberapa ahli maka diperoleh kesimpulan bahwa

strategi pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam mengelola

kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa. Pemilihan strategiyang tepat dapat membuat siswa lebih cepat mengerti materi yang disampaikan oleh

guru.

Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis

Setiap orang dihadapkan pada berbagai permasalahan yang harus dipecahkan, baik yang bersifat teoritis keilmuan maupun praktis dalam kehidupan. Oleh sebab itu

setiap orang dituntut supaya memiliki sebuah strategi pemecahan masalah, salahsatunya adalah strategi pemecahan masalah sistematis. Menurut Wena (2011),

Strategi pemecahan masalah sistematis (systematic approach to problem solving) 

adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantuseseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan tahapan-tahapan

Page 9: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 9/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 8

sebagai berikut: Analisis Soal, Transformasi Soal, Operasi Perhitungan,Pengecekandan Interpretasi.

Penyusunan pemecahan masalah sistematis memperhatikan beberapa prosedur

seperti yang dikemukakan oleh Giancoli dalam Wena (2011) berikut ini : a.  Baca masalah secara menyeluruh dan hati-hati sebelum mencoba untuk

memecahkannya.

 b.  Tulis apa yang diketahui atau yang diberikan, kemudian tuliskan apa yang

ditanyakan.

c. 

Pikirkan tentang prinsip, definisi, dan persamaan hubungan besaran yang

 berkaitan. Sebelum mengerjakannya yakinkan bahwa prinsip, definisi, dan

 persamaan tersebut valid. Jika ditemukan persamaan yang hanya memuat

kuantitas yang diketahui dan satu tidak diketahui , selesaikan persamaan

tersebut secara aljabar.

d. 

Pikirkanlah dengan hati-hati tentang hasil yang diperoleh, apakah masuk akal

atau tidak masuk akal.

e. 

Suatu hal yang sangat penting adalah perhatikan satuan, serta cek

 penyelesaiannya.

Strategi pemecahan masalah sistematis digunakan dalam pembelajaran ketika:1.

 

Guru ingin siswa mencapai pemahaman yang mendalam dari materi ajar,

daripada hanya mengingat

2.  Guru ingin mengembangkan keterampilan berpikir dan bernalar siswa,

kemampuan menganalisa situasi, menerapkan pengetahuan yang ada kepadasituasi baru, menyimpulkan perbedaan antara fakta dan opini, dan membuat

 penilaian objektif.

3.  Guru ingin siswa menjadi mampu mencari informasi.

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Hasil belajar

dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu hasil dan

 belajar. Pengertian hasil menunjukan perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitasatau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.

Menurut R.M Gagne dalam (Suprijono, 2010) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran adalah berupa kecakapan manusia yang meliputi: (a) Informasi verbal,

(b) Kecakapan intelektual terdiri dari diskrimasi, konsep konkrit, konsep abstrak,

aturan, aturan yang lebih tinggi, (c) Strategi kognitif, (d) Kecakapan motorik, dan (e)Sikap.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010) hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajaradalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

 belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan

untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Page 10: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 10/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 9

METODE PENELITIAN 

Rancangan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka desain penelitian

ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga

siklus yang terdiri dari siklus I, II, dan III. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasamadengan guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas tersebut. Pada setiap siklusmemiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yaitu:

1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3) observasi

(pengamatan) dan evaluasi, 4) analisis dan refleksi (reflecting).

Tempat Peneli tian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X MIA 3 SMAN 3 Muaro

Jambi semester 1 tahun ajaran 2014/2015.

Subjek Peneli tian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 SMAN 3 Muaro Jambiyang berjumlah 33 siswa.

Instrumen Penelitian

Lembar Observasi

Pada penelitian ini dilakukan observasi proses pembelajaran menggunakan

strategi pembelajaran Systematic Approach To Problem Solving terhadap pelaksanaan

 pembelajaran dan aktivitas siswa. Lembar observasi dibuat berdasarkan sintak pembelajaran yang ada di RPP. Sebelum melakukan observasi maka pengamat harus

memahami betul kriteria dalam menganalisa gejala yang terlihat pada objek sehingga

tidak keliru dalam mengambil keputusan. Selain itu agar hasil observasi dapat lebih

objektif maka observasi dilakukan pada setiap proses pembelajaran yang dilakukanoleh guru pengamat.

Tes Hasil Belajar

Dalam penelitian ini digunakan instrumen tes berupa tes objektif dengan

alternatif pilihan yang memenuhi syarat standar soal yaitu validitas, taraf kesukaran,

reliabilitas dan daya beda. Agar soal tes yang digunakan berkualitas, soal dilakukan

analisis sebagai berikut: a. Validitas Tes 

Validitas tes adalah tingkat ketepatan tes. Sehubung dengan penelitian ini maka

validitas yang digunakan adalah validitas isi. Tujuan digunakan validitas isi yaitu

untuk menguji ketepatan isi dan keabsahan soal sebagai instrumen penelitiansehingga data yang diperoleh dari hasil tes tersebut dapat dipercaya kebenarannya.

Oleh sebab itu penulis membuat kisi-kisi soal dan soal tes yang sesuai dengan materi

yang telah diberikan berdasarkan kurikulum 2013 SMA. b. Tingkat Kesukaran 

Menghitung tingkat kesukaraan tes soal adalah mengukur seberapa besar

kesukaran butir-butir soal tes jika suatu tes soal memiliki tingkat kesukaran seimbang

Page 11: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 11/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 10

maka soal tes tersebut baik. Dengan kata lain suatu butir soal hendaknya tidak terlalusukar dan tidak terlalu mudah.

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2013),yaitu:

 Js

 B P  

 Dengan :

P = Indeks KesukaranB = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

Js = Jumlah siswa peserta tes

Arikunto (2013) mengklasifikasikan indeks kesukaran soal di bawah ini sebagai berikut:

0.00<P≤0.30 = Soal Sukar

0.30<P≤0.70 = Soal sedang

0.70<P≤1.00 = Soal mudah

c. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang

 pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan

rendah). Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus yang dikemukakan olehArikunto (2013), sebagai berikut:

 JB

 BB

 JA

 BA D  

 Dengan

D = Daya pembeda

BA= Banyak perserta atas yang menjawab benar

BB = Banyak peserta bawah yang menjawab benar

JA = Banyak peserta kelompok atasJB = Banyak peserta kelompok bawah

Besar daya pembeda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00 dan mengenal tandanegative (-) dengan ketentuan menurut Arikunto (2013), besar daya pembada suatu

soal, maka setiap soal dapat dikategorikan sebagai berikut :

0.00< D ≤0.20 = Jelek

0.20< D ≤0.40 = Cukup

0.40< D ≤.70 = Baik

0.70< D ≤1.00 = Baik sekali

D : negative ( semuanya tidak baik, jadi semua soal yang mempunyai nilai D

negative sebaiknya dibuang).

d. Reliabilitas SoalReliabilitas tes menunjukkan apakah suatu tes dapat mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat menghasilkan tes yang tetap.Sugiyono (2013), mengatakan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang

 bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Sejalan dengan pendapat di atas Arikunto (2010), mengungkapkan

Page 12: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 12/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 11

 bahwa “Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan pada objek yangsama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat dari kesejajaran hasil”.

Untuk menentukan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus  Kuder-

 Richardson (K-R21) yang dikemukakan oleh Arikunto (2010), yaitu:

 

  

   

 

  

 

kVt 

 M k  M 

k r  1 

111

 

Dengan, N 

 X  M 

   

 N 

 N 

 X  X 

 

2

2

 

Ket: r 11 = Reliabilitask = Banyaknya butir soal

M = Skor rata-rata

Vt = Varian totalX = Jumlah skor yang dijawab seluruh siswa yang benar

 N = Jumlah peserta tes

Koefisien reliabilitas tes berkisar antara 0,00-1,00 dengan perincian korelasi :

0,00  r 11  0,20 = sangat rendah

0,20  r 11  0,40 = rendah

0,40  r 11  0,60 = cukup

0,60  r 11  0,80 = tinggi

0,80  r 11  1,00 = sangat tinggi

Pengumpulan Data

Jenis Data

1.  Data kualitatif, yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar

mengajar.2.  Data kuantitatif adalah data tentang hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh

dari 3 aspek penilaian yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek

keterampilan di kelas X MIA 3.

Cara Pengambilan Data

Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar

 pengamatan aktivitas siswa dan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaranselama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data tentang hasil belajar siswa pada

aspek pengetahuan diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan setiap akhir

siklus pembelajaran. Selanjutnya untuk menilai aspek sikap dan keterampilan dengancara observasi yang dilaksanakan setiap pertemuan dalam satu siklus yang dilakukan

Page 13: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 13/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 12

oleh guru dengan menggunakan lembar penilaian sikap dan keterampilan yangdilengkapi rubrik penilaian.

Analisis Data

Analisis kuantitatif untuk hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pemberian tes pada tahap evaluasi dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh Arikunto

(2013), dengan menggunakan persamaan berikut :

1n

W  RS 

 Keterangan : S = Skor

R = Jumlah jawaban yang benar

W = Jumlah jawaban yang salah

n = Jumlah option (banyaknya pilihan jawaban)

Selanjutnya penilaian sikap dan penilaian keterampilan dilakukan setiap siklussaat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar format penilaian

sikap dan keterampilan yang dilengkapi rubrik penilaian dengan menggunakan ratingskala 1-4 untuk penilaian keterampilan dan penilaian sikap. Nilai akhir untuk penilaian keterampilan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh

Kurniasih (2013), sebagai berikut:

= ℎ

4

Analisis kualitatif diambil dari data hasil observasi tentang situasi belajar

mengajar, menurut Arikunto (2013) untuk data hasil observasi aktivitas siswa

dihitung dengan menggunakan rumus :

  = N 

 N a 100%

Keterangan : A= Aktivitas siswa

 = Jumlah siswa yang aktif N = Jumlah siswa keseluruhan

Dimana perhitungan penilaian sebagai berikut :0 –  20 = Tidak aktif

21 –  40 = Kurang aktif

41 –  60 = Cukup aktif61 –  80 = Aktif

81 –  100 = Sangat aktif

Indikator KeberhasilanIndikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang

dilakukan adalah keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar

dilihat berdasarkan peningkatan proses aktivitas belajar siswa yang diambil dari hasildata lembar observasi aktivitas siswa dan tes hasil belajar. Jika kriteria tersebut

terpenuhi, maka penerapan strategi pembelajaran Systematic Approach To Problem

Solving dalam memahami materi pelajaran khususnya pada materi kinematika gerak

Page 14: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 14/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 13

lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan dapat dijadikan untukmeningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini dari 36 soal yang diujicobakan, setelah dianalisis tingkat

kesukaran didapatkan 9 pada kategori soal mudah , 14 pada kategori sedang dan 13soal pada kategori soal sukar. Setelah dianalisis daya beda terdapat 10 soal pada

kategori baik, 13 soal pada kategori cukup dan 13 soal pada kategori jelek. Soal-soal

yang daya bedanya pada kategori jelek dibuang sehingga soal yang dipakai adalah 23soal. Setelah disesuaikan dengan indikator pembelajaran dan materi maka didapatkan

9 soal untuk evaluasi siklus I, 8 soal untuk evaluasi siklus II dan 6 soal untuk evaluasi

siklus III. setelah dianalisis reliabilitas didapatkan reliabilitas r 11=0.67. Sehingga

dapat dikatakan bahwa soal yang diujicobakan memiliki reliabilitas tinggi.Gambaran mengenai peningkatan aktivitas siswa yang diperoleh dari penerapan

dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:Tabel 4.1 Rata-rata peningkatan persentase aktivitas siswa dalam setiap siklus

Variabel yang diamatiJumlah/ persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus III

Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa 61,03 70,28 90,46

Dari tabel 4.1 dapat dilihat rata-rata peningkatan aktivitas siswa dalam proses

 pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada siklus I, rata-rata persentase aktivitas siswamasih berada pada kategori aktif tapi belum memuaskan. Selanjutnya pada siklus II

mengalami peningkatan rata-rata aktivitas siswa menjadi aktif. Selanjutnya pada

siklus III rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat lagi menjadi sangat aktif.Kemudian gambaran mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang dilihat dari

3 aspek yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan.

Tabel 4.2 Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap siklus

Variabel yang diamatiJumlah/ persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus III

Rata-rata nilai siswa pada aspek pengetahuan

Rata-rata nilai siswa pada aspek sikap

Rata-rata nilai siswa pada aspek keterampilan

2,56

2,39

2,42

2,57

2,98

2,72

3,11

3,23

3,12

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat peningkatan hasil belajar yang terjadi

 pada setiap siklus. Pelaksanaan tindakan pada siklus I, nilai siswa pada 3 aspek

tersebut masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dimana di SMA Negeri

3 Muaro Jambi KKM-nya yaitu ≥ 2,66. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata siswamengalami peningkatan, hanya pada aspek pengetahuan yang belum mencapai KKM.

Selanjutnya pada siklus III nilai rata-rata siswa sudah di atas KKM semua.

PENUTUP 

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi

Page 15: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 15/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 14

 pembelajaran Systematic Approach To Problem Solving   pada mata pelajaran fisikakelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Muaro Jambi dapat meningkatkan aktivitas siswa. 

Kemudian dengan menerapkan strategi pembelajaran Systematic Approach To

 Problem Solving   pada mata pelajaran fisika kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Muaro

Jambi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dinilai dari aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan pada materi Kinematika Gerak

Lurus di kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Muaro Jambi.

SaranBerdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas serta untuk lebih meningkatkan

hasil belajar fisika siswa, maka penulis menyarankan beberapa hal: 1.  Diharapkan kepada guru fisika agar dapat menerapkan strategi pembelajaran

Systematic Approach To Problem Solving   sebagai alternatif dalam

 pembelajaran khususnya pada materi yang memerlukan banyak hitungan nya.

2.  Penelitian ini juga terbatas pada materi Gerak Lurus, jadi diharapkan adanyalanjutan penelitian pada materi yang berbeda atau bahkan pada mata pelajaran

yang lain.

3.  Diharapkan apabila menggunakan strategi pembelajaran Systematic Approach

To Problem Solving guru dapat mengalokasikan dan mengefektifkan waktudengan baik untuk setiap kegiatan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan optimal.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka

Cipta

 _________,. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Aqib, Zainal. 2013.  Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(Inovatif). Bandung : Yrama Widya.

Dimyati & Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar . Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hanafiah, Dkk. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Refika Aditama

Kurniasih, I. & Sani, B. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 : Konsep & Penerapan.

Surabaya : Kata Pena.Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sardiman, A.M. 2012.  Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali

Pers.

Slameto. 2010.  Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.  Jakarta : Rineka

Cipta.Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM :  PustakaPelajar

Trianto. 2012.  Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. 

Surabaya : Prestasi Pustaka Publisher.

Page 16: A1C308024.pdf

7/23/2019 A1C308024.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/a1c308024pdf 16/16

Chriskal Erisal : S1 Pendidikan Fisika Universitas Jambi  Page 15

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan

 Konseptual Operasional. Jakarta : Bumi Aksara