a07aha
DESCRIPTION
trdsgfdgdsTRANSCRIPT
-
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH KENTANG
BERSERTIFIKAT DI HARRY FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT
Oleh : AL HARIS A07400088
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2007
-
RINGKASAN Al Haris. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pengembangan Usaha Benih Kentang Bersertifikat di Harry Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Di bawah bimbingan YUSMAN SYAUKAT.
Jawa Barat sebagai sentral produksi kentang memiliki kebutuhan benih yang besar. Kebutuhan benih ini ditutup dengan benih kentang bersertifikat, benih kentang impor, dan benih kentang hasil panen musim tanam sebelumnya. Kebutuhan benih kentang bermutu untuk daerah Jawa Barat tercukupi baru mencapai 4,9 persen total kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh jumlah pengusaha dan penangkar benih kentang sampai saat ini masih terbatas.
Harry Farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi kentang dan memiliki program untuk mengembangkan produksi benih kentang bersertifikat. Industri penangkaran benih kentang banyak dipengaruhi oleh faktor faktor lingkungan bisnis yang berasal dari pemerintah, masyarakat, maupun dari para penangkar benih yang selalu berubah ubah dari waktu kewaktu. Perubahan lingkungan bisnis ini mempengaruhi arah perjalanan bisnis benih kentang bersertifikat Harry Farm. Untuk menemukan gambaran bisnisnya ke depan Harry Farm harus memiliki strategi sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis pendapatan usahatani benih kentang bersertifikat yang diperoleh Harry Farm, (2) Menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal Harry Farm, (3) Merumuskan strategi pengembangan usaha benih kentang bersertifikat pada Harry Farm. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini analisis Ratio Penerimaan dan Biaya untuk usahataninya sedangkan untuk pengembangan usahanya menggunakan analisis IFE dan EFE, matriks IE, analisis SWOT.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan (R/C) usahatani Harry Farm sudah efisiein dan perlu peningkatan lagi, sedangkan strategi untuk mengembangkan usahataninya Harry Farm harus menerapkan beberapa strategi. Berdasarkan hasil analisis matriks EFI dan matriks EFE, strategi yang dapat dilakukan berdasarkan analisis SWOT adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu produk dan mempertahankan pelanggan yang ada dan menarik pelanggan potensial, memperluas wilayah pemasaran terutama wilayah diluar Jawa Barat, memberikan pelayanan purna jual dan mempertahan dan meningkatkan product image, mempertahan dan meningkatkan delivery on time (Strategi S-O). Strategi W-O antara lain, pembenahan sistem manajemen SDM, mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan profisionalisme, meningkatkan program promosi secara efektif dan efisien serta kinerja divisi pemasaran. Strategi S-T yaitu, meningkatkan keunggulan produk dan citra produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan produk subtitusi, meningkatkan efisiensi produksi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Sedangkan strategi W-T yaitu, mengoptimalkan kegiatan produksi, meningkatkan kerjasama dengan distributor dan pemasok untuk menjaga kontinuitas produksi.
-
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH KENTANG
BERSERTIFIKAT DI HARRY FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT
Oleh : AL HARIS A07400088
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2007
-
Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Dan Pengembangan Usaha Benih Kentang Bersertifikat Di Harry Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat
Nama : AL HARIS NRP : A07400088
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. YUSMAN SYAUKAT, MEc
NIP. 131 804 162
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698
Tanggal Lulus :
-
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENGEMBANGAN USAHA
BENIH KENTANG BERSERTIFIKAT DI HARRY FARM, PANGALENGAN,
BANDUNG, JAWA BARAT BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA
PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN UNTUK TUJUAN
MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA
MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA
SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG
PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI
SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2007
AL HARIS A07400088
-
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta, tanggal 29 Januari 1981,
yang merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan orang tua
Bapak Drs. Hasan Agus Salim dan Ibu Nusrawaty Toweran.
Penulis menjalani jenjang pendidikan dasar dan menengah di Medan.
Tahun 1993 menamatkan pendidikan dasar dari SD Negeri 060797 Medan,
melanjutkan ke SMP Al Ulum Medan yang lulus pada tahun 1996, dan lulus dari
SMU Negeri 1 Medan pada tahun 1999. Pada tahun 2000 penulis diterima di
Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN pada Program Studi Manajemen
Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.
-
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih terbesar, penulis tujukan kepada Allah SWT karena
atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini,
ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, MEc selaku Dosen Pembimbing Skripsi
sekaligus Dosen Moderator dalam seminar skripsi penulis, atas bimbingan dan
pengarahannya selama penulis menyusun skripsi, serta telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai di Departemen Agribisnis dan
Fakultas Pertanian.
3. Kedua orang tuaku yang tercinta : Bapak & Ibu atas semua doa-doanya
selama hidupku sampai saat ini dan atas kepercayaan, pengorbanan, cinta dan
kasih sayang serta harapan yang tidak pernah putus-putus selama penulis
menjalani dan menyelesaikan kuliah.
4. Gus Dwi Atmoko, SP atas dukungan kepada penulis selama menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala yang kau
berikan dengan yang lebih baik, dan segala cita-cita, harapan, serta
impianmu dapat dikabulkan oleh-NYA...Amin. Saya bangga punya kawan
seperti kau Bro..
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis diberikan petunjuk dan kekuatan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi yang berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Dan Pengembangan
Usaha Benih Kentang Bersertifikat Di Harry Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa
Barat menggunakan analisis pendapatan usahatani, analisis matriks IE, analisis
IFE dan EFE, dan analisis SWOT.
Hasil analisis ini digunakan untuk menentukan pendapatan usahatani
usaha benih kentang bersertifikat, dan menentukan strategi apa yang dapat
diimplementasikan perusahaan Harry Farm dalam rangka pengembangan usaha
benih kentang bersertifikat. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pertanian (SP) di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dr. Ir. Yusman Syaukat, MEc selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi
ini, serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil
selama proses penyusunan skripsi maupun selama penulis menjalankan kuliah di
Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari betul bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi pihak petani budidaya keramba jaring
apung, dan pembaca pada umumnya, serta dapat memenuhi apa yang diharapkan.
Bogor, Januari 2007
Penulis
-
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................x
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 5
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Usahatani ................................................................................ 6 2.2 Konsep Pendapatan Usahatani ............................................................ 7 2.3 Strategi dan Manajemen Strategi ........................................................ 8 2.4 Proses Manajemen Strategi ................................................................12 2.5 Lingkungan Organisasi .......................................................................14 2.6 Penelitian Terdahulu............................................................................17 2.7 Kerangka Pemikiran Penelitian ...........................................................19 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................22 3.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................................22 3.3 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................23 3.3.1 Analisis Usahatani .....................................................................24 3.3.1.1 Analisis Pendapatan Usahatani .......................................24 3.3.1.2 Analisis Ratio Penerimaan dan Biaya .............................25 3.3.2 Analisis Eksternal Perusahaan ....................................................25 3.3.3 Analisis Internal Perusahaan.......................................................26 33.4 Matriks IFE dan Matriks EFE.....................................................26 3.3.5 Matriks SWOT............................................................................30 3.3.6 Matriks Internal-Eksternal (IE)...................................................31
IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ..............................................33 4.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ......................................................34 4.3 Struktur Organisasi ..............................................................................35 4.4 Analisis Lingkungan Internal ..............................................................35 4.4.1 Faktor Sumberdaya Manusia ......................................................36 4.4.2 Sumberdaya Produksi ................................................................36
-
4.4.3 Sumberdaya Penelitian dan Pengembangan ...............................37 4.4.4 Sumberdaya Pemasaran .............................................................38 4.4.5 Sumberdaya Keuangan ..............................................................39 4.5 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................40 4.5.1 Lingkungan Mikro ......................................................................40 4.5.2 Lingkungan Makro ......................................................................42
V ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 5.1 Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Benih
Kentang Bersertifikat G3 dan G4 .......................................................51 5.1.1 Penerimaan Usahatani ...............................................................51 5.1.2 Biaya Tunai ...............................................................................52 5.1.3 Biaya Tidak Tunai .....................................................................54 5.1.4 Pendapatan Usahatani ................................................................54
VI ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA ............................................... 6.1 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Bagi Perusahaan ...........................................................................................56 6.2 Formulasi strategi ...............................................................................65 6.2.1 Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) ..................................66 6.2.2 Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE) ..............................67 6.2.3 Matriks Internal Eksternal (IE) ..................................................68 6.2.4 Matriks SWOT (Strenght-Weakness-Oppurtunity-Threat) ........70
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ....................................................................................... 77 7.2 Saran ................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80
LAMPIRAN ...................................................................................................... 83
-
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang di Indonesia Tahun 2002 2005..................................................................... 2
2 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang di Provinsi
Jawa Barat, Tahun 2005.................................................................................. 3 3 Analisis PEST (Politik-Ekonomi-Sosial Budaya-Teknologi).........................17 4 Jenis dan Sumber Data yang Dikumpulkan ....................................................23 5 Alat Bantu Analisis Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi........................26 6 Alat Bantu Analisis Fungsional ......................................................................26 7 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan....................................27 8 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan .................................28 9 Matriks EFE ....................................................................................................29 10 Matriks IFE .....................................................................................................29 11 Matriks SWOT................................................................................................30 12 Penetapan Harga Jual Benih Kentang Bersertifikat ........................................44 13 Kebutuhan Benih Kentang Tahun 2005..........................................................45 14 Hasil Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Benih
Kentang G3 dan G4 di Harry Farm per 1 Ha per periode Tanam Tahun 2005 .....................................................................................................51
15 Faktor Strategi Internal Harry Farm................................................................66 16 Faktor Strategi Eksternal Harry Farm.............................................................67 17 Alternatif Strategi Berdasarkan Setiap Fungsional .........................................72
viii
-
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Proses Manajemen Strategis...........................................................................13 2 Lingkungan Eksternal dan Internal Perusahaan .............................................15 3 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................................21 4 Matriks Internal-Eksternal (IE) ......................................................................32 5 Posisi Perusahaan Harry Farm pada Matriks I-E............................................69 6 Matriks SWOT ...............................................................................................71
ix
-
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Struktur Organisasi Harry Farm...................................................................... 83 2 Jumlah Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap di Harry Farm ......................... 84 3 Perkiraan Nilai Sisa dalam 1 tahun (2 musim tanam) Usahatani
Benih Kentang Bersertifikat Kelas G3 dan G4............................................... 84 4 Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Benih Kentang
Bersertifikat G3 Harry Farm per Hektar per Periode...................................... 85 5 Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Benih Kentang
Bersertifikat G4 Harry Farm per Hektar per Periode...................................... 86 6 Impor Benih Kentang Tahun 1999 Sampai Agustus 2002.............................. 87 7 Bagan Pola Perbanyakan Benih Kentang Bermutu (One
Generation Flow) ............................................................................................ 88 8 Pedoman Teknis Produksi Benih Kentang Bermutu....................................... 89 9 Tugas dan Kelengkapan Institusi Pelaksana Sistem Perbenihan
Kentang ........................................................................................................... 96 10 Penilaian Rating Skor Faktor Strategis Internal.............................................. 97 11 Penilaian Bobot Skor Faktor Strategis Internal............................................... 97 12 Penilaian Rating Skor Faktor Strategis Eksternal ........................................... 98 13 Penilaian Bobot Skor Faktor Strategis Eksternal ............................................ 98 14 Penilaian Bobot Strategis Internal................................................................... 99 15 Penilaian Bobot Strategis Internal................................................................... 103
x
-
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2005
mencapai 216 juta jiwa dengan angka pertumbuhan 1.7 persen per tahun (BPS,
2005). Angka tersebut mengidentifikasikan besarnya bahan pangan yang harus
tersedia. Salah satu peran strategis sektor pertanian adalah penghasil bahan
pangan bagi seluruh penduduk Indonesia dan merupakan bagian integral dari
sistem pembangunan nasional yang semakin penting dan strategis sejalan dengan
arah perubahan lingkup nasional dan internasional. Dengan demikian sektor
pertanian perlu ditempatkan sebagai sektor andalan dan penggerak pembangunan
nasional serta diyakini dapat memenuhi prakondisi pembangunan ekonomi
berkelanjutan (Sudaryanto dkk, 2002).
Salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran besar dalam memenuhi
kebutuhan pangan nasional dan menambah pendapatan negara adalah holtikultura.
Usaha peningkatan produksi telah banyak dilakukan untuk mencukupi kebutuhan
pasar domestik. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura menyebutkan
bahwa pengembangan komoditas sayuran di Indonesia diarahkan kepada: (1)
Memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan dalam rangka memenuhi gizi
masyarakat; (2) Mengurangi fluktuasi yang tajam dalam rangka turut
mempertahankan stabilitas ekonomi; (3) Mengurangi impor dan menaikkan
ekspor; (4) Memperluas kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan petani
(Dirjen Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2004)
Salah satu komoditas hortikultura yang mendapat perhatian untuk
dikembangkan adalah kentang (Solanum tuberosum). Komoditas ini memiliki
potensi untuk dikembangkan sebagai sumber karbohidrat yang berguna untuk
menunjang program diversifikasi pangan non beras yang bernilai gizi tinggi,
disamping dapat juga dijadikan bahan baku untuk industri olahan makanan.
-
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Bina
Produksi Hortikultura (2005) memberikan gambaran perkembangan luas panen,
produksi, dan produktivitas kentang di Indosesia yang mengalami fluktuasi dari
tahun ke tahun selama tahun 2002 2005.
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang
di Indonesia Tahun 2002 2005
LUAS PANEN PRODUKSI PRODUKTIVITAS TAHUN (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
2002 2003 2004 2005
62.776 73.068 55.971 57.332
924.058 977.349 831.140 893.824
14,72 13,38 14,85 15,59
Sumber: BPS dan Dirjen Bina Produksi Hortikultura, 2005
Produksi kentang terbesar terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 977.349
ton dan pada tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 831.140 ton. Namun
produksi kentang pada tahun 2005 mengalami peningkatan dibandingkan dengan
tahun 2004 menjadi 893.824 ton. Produktivitas kentang lebih cenderung
meningkat dari tahun 2003 sampai 2005, walaupun jumlah produksi dan luas
lahan dari tahun 2003 ke 2004 mengalami penurunan.
Peningkatan produktivitas juga didukung oleh penyediaan benih kentang
yang bermutu oleh pemerintah maupun pihak swasta. Benih sebagai sumber
pertanaman mengemban dua misi. Pertama, mengamankan keseimbangan
lingkungan melalui keanekaragaman demi ketangguhan dan keberlanjutan
kehidupan hayati. Kedua, keseragaman untuk mencapai efisiensi proses produksi
demi kesejahteraan rakyat. Benih kentang banyak didatangkan dari luar Indonesia
karena permintaan benih yang tinggi dan tidak mencukupinya pasokan dari dalam
negeri sendiri. Ditinjau dari keadaan iklimnya, Indonesia mempunyai peluang dan
sumberdaya alam dalam komoditas hortikultura baik untuk tujuan konsumsi
dalam negeri maupun luar negeri. Industri benih tanaman hortikultura masih harus
mengejar ketinggalan dari negara-negara lain karena masih sedikitnya sumber
bagi komoditas hortikulutura.
2
-
Ketersediaan benih bermutu sangat menentukan keberhasilan dalam
usahatani. Penanaman benih kentang bermutu, tepat waktu, dan tepat umur
fisiologis adalah faktor utama penentu keberhasilan produksi kentang. Benih
kentang impor sering tiba tidak tepat dengan musim tanam kentang dan umur
fisiologis benih juga sering terlampau muda atau tua. Untuk itu produksi benih
kentang memiliki prospek yang cerah untuk memenuhi kebutuhan permintaaan
dalam negeri dengan tidak ketergantungan dengan benih impor.
1.2 Perumusan Masalah
Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi kentang di Indonesia dan
di Pulau Jawa dengan dengan total produksi pada tahun 2005 sekitar 46,39 persen
(382.433 ton) terhadap total produksi kentang Indonesia (824.275 ton) dan sekitar
72 persen terhadap total produksi Pulau Jawa (530.386 ton). Kabupaten Bandung
memiliki nilai produksi terbesar di Jawa Barat bila dibandingkan dengan
kabupaten-kabupaten lainnya sebagaimana terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang di Provinsi Jawa
Barat, Tahun 2005
LUAS PANEN PRODUKSI PRODUKTIVITAS NO KABUPATEN (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10.
Bandung Garut Majalengka Cianjur Sumedang Sukabumi Kuningan Subang Bogor Tasikmalaya
13.1844.9321.165
19125095342164
227.84197.39226.1715.7843.7991.427
44825016352
17,2819,7522,4630,2815,2015,0213,1811,9027,1713,00
Sumber: Dinas Pertanian Jawa Barat, 2005
Berdasarkan tabel di atas tingkat produktivitas tanaman kentang di daerah
Bandung belum mencapai tingkat optimal dengan rata rata produktivitasnya
17,28 ton/ha, sedangkan tingkat produktivitas optimal tanaman kentang sekitar 35
ton/ha (Pitojo, 2004). Lahan yang luas yang dimiliki Bandung menjadikannya
3
-
daerah sentra produksi kentang di Jawa Barat yang memiliki prospek yang cukup
baik untuk dikembangkan. Pengembangan usahatani kentang selama ini banyak
mengalami hambatan yang sangat memberatkan petani seperti mahalnya harga
input di tingkat petani yang berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi.
Salah satu input yang sangat berpengaruh pada keberhasilan usahatani kentang
adalah benih kentang. Benih kentang yang bermutu sangat diperlukan untuk
mendapatkan tingkat produktivitas yang tinggi. Selama ini dalam memenuhi
kebutuhan benih petani mengandalkan pada benih impor dan benih bersertifikat
yang diproduksi dalam negeri (BPSBTPH, 2005). Rendahnya pengetahuan para
petani dalam hal penggunaan benih kentang bermutu dimanfaatkan oleh beberapa
pihak dalam penyediaan benih kentang palsu, sehingga sering terjadinya beberapa
praktek penjualan benih kentang bersertifikat palsu dengan harga yang lebih
murah daripada yang asli. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan mengalami
kerugian karena beberapa petani beralih ke produk yang palsu. Di sisi lain para
petani yang menggunakan benih palsu akan mengalami kerugian karena
penurunan produktivitasnya. Kertergantungan bahan baku juga menjadi hambatan
bagi para penangkar benih kentang bersertifikat karena hal ini berdasarkan
peraturan pemerintah, penangkar yang diperkenankan untuk melaksanakan
penangkaran benih induk kentang generasi nol, generasi satu dan generasi dua
adalah Lembaga Penelitian, Universitas, Balai Induk Benih Kentang yang telah
mampu dan diberi kewenangan atau perusahaan yang telah terakreditasi karena
memenuhi persyaratan.
Harry Farm salah satu penangkar benih kentang bersertifikat di
Pangalengan, Bandung, Jawa Barat yang semenjak tahun 1995 telah bergerak di
bidang pertanian. Keikutsertaannya diproduksi benih kentang dari tahun 2002
memberikan dampak baik dalam hal penyediaan benih kentang bersertifikat.
Usahatani benih bersertifikat merupakan program unggulan Harry Farm di masa
mendatang namun dalam menjalankan usahatani benih bersertifikat Harry Farm
belum memiliki kejelasan mengenai penerimaan usahatani yang diperoleh dan
bagaimana strategi untuk pengembangan usahataninya dimasa akan datang
Dari uraian tersebut maka perumusan masalah yang diangkat dalam
penelitian ini yaitu :
4
-
1. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani benih kentang bersertifikat yang
diperoleh Harry Farm.
2. Faktor faktor internal dan eksternal apa saja yang menentukan keberhasilan
pengembangan perusahaan Harry Farm.
3. Bagaimana alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan Harry Farm dengan
kondisi lingkungan seperti ini.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pendapatan usahatani benih kentang bersertifikat yang diperoleh
Harry Farm.
2. Menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal Harry Farm
3. Merumuskan strategi pengembangan usaha benih kentang bersertifikat pada
Harry Farm.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai bahan masukan bagi
perusahaan dalam melaksanakan usahatani benih kentang bersertifikat dan bahan
pertimbangan dalam pengembangan usahanya. Masyarakat juga dapat
menggunakannya sebagai bahan tambahan rujukan bagi pengembangan ilmu
manajemen strategi perusahaan. Kegunaan lainnya yaitu sebagai bahan acuan bagi
peneliti-peneliti lain dalam melakukan studi lanjutan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Produk perusahaan yang dibahas dalam skripsi ini dibatasi pada produk
kentang bersertifikat saja, karena produk ini merupakan produk potensial dan
unggulan Harry Farm.
5
-
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Usahatani
Usahatani adalah satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana
terdapat unsur lahan yang mewakili alam, unsur tenaga kerja yang bertumpu pada
anggota keluarga tani, unsur modal yang beraneka ragam jenisnya, dan unsur
pengelolaan dan manajemen yang perannya dibawakan seseorang yang di sebut
petani (Tjakrawalaksana dan Soriaatmaja, 1983).
Makeham dan Malcolm (1991) mendefinisikan usahatani sebagai cara
bagaimana mengelola kegiatan kegiatan pertanian dengan petani sebagai
pengelolanya. Ukuran dan jenis usahatani mungkin berkisar dari sebidang kecil
usahatani subsisten dengan luas areal kurang dari 1 ha sampai perusahaan
pertanian negara yang meliputi semua lahan dari beberapa desa. Usahatani
mungkin dilaksanakan oleh seseorang penggarap atau pemilik, seseorang manajer,
seseorang manajer yang dibayar oleh sebuah koperasi (atau perusahaan negara),
atau oleh seseorang pemilik yang tingal jauh dari lahan yang dimilikinya.
Umumnya adalah usahatani pemilik penggarap, semi-subsisten.
Keberhasilan suatu usahatani sebenarnya tidak terlepas dari faktor faktor
lingkungan yang mempengaruhinya yang bisa dibedakan menjadi dua faktor
utama, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor faktor
produksi yang pengaruhnya dapat dikendalikan oleh petani seperti penggunaan
lahan, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi, kemampuan petani mengalokasi
penerimaaan keluarga, dan jumlah keluarga petani. Sedangkan faktor ekstern
adalah faktor faktor produksi yang tidak dapat di kontrol dan berada di luar
jangkuan petani, seperti faktor iklim, cuaca, ketersedian sarana, angkutan dan
komunikasi, aspek aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan input usahatani,
fasilitas kredit, penyuluhan bagi petani, dan perubahan harga.
-
2.2 Konsep Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan
usahatani dan perternakan setiap tahun (Makeham dan Malcolm, 1991).
Pendapatan usahatani adalah keuntungan yang diperoleh petani dengan
mengurangkan biaya yang di keluarkan selama proses produksi dengan
penerimaan usahatani. Tujuan utama dari analisis pendapatan adalah
menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan
keadaan yang datang dari perencanaan dan tindakan. Faktor faktor yang
mempengaruhi pendapatan usahatani adalah luas usahatani, efisiensi kerja, dan
efisiensi produksi. Luas usahatani yang sempit dapat mengakibatkan produksi
persatuan luas yang tinggi tidak dapat tercapai. Sementara efisiensi kerja dan
efisensi produksi yang tinggi meneyebabkan pendapatan petani semakin tinggi.
Menurut Soerkartawi (1986), penerimaan usahatani adalah suatu nilai
produk total dalam jangka waktu tertentu, baik untuk di jual maupun unutuk
dikonsumsi sendiri. Penerimaan ini mencakup semua produk yang dijual,
konsumsi rumah tangga petani, untuk pembayaran dan untuk disimpan.
Penerimaan usahatani kentang dalam penelitian ini adalah nilai poduk diperoleh
dari produk total dikali dengan harga jual di tingkat petani.
Pengeluaran atau biaya usahatani merupakan nilai pengunaan sarana
produksi dan lain lain yang dibebankan pada produk bersangkutan. Selain biaya
tunai yang harus dikeluarkan ada pula biaya yang diperhitungkan, yaitu nilai
pemakaian barang dan jasa yang dihasilkan dari usaha itu sendiri.
Biaya yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa
sebenarnya pendapatan kerja petani kalau modal dan nilai kerja keluarga
diperhitungkan. Menurut Hermanto dalam Ferdiansyah (2004) biaya produksi
dalam usahatani dapat dibedakan berdasarkan :
1. Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan terdiri dari
a. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada
besarnya kecilnya produksi, misalnya : pajak tanah, sewa tanah,
penyusutan bangunan pertanian, dan bunga pinjaman.
7
-
b. Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi,
misalnya : pengeluaran untuk benih, pupuk, obat obatan, dan biaya
tenaga kerja.
2. Berdasarkan biaya yang langsung dikeluarkan dan diperhitungkan terdiri dari :
a. Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang di bayar tunai.
Biaya tetap misalnya : pajak tanah dan bunga pinjaman, sedangkan biaya
variabel misalnya pengeluaran untuk benih, pupuk, obat obatan, dan
tenaga kerja luar keluarga. Biaya tunai ini berguna untuk melihat
pengalokasian modal yang dimiliki petani.
b. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) adalah biaya penyusutan alat alat
pertanian, sewa lahan milik sendiri (biaya tetap), dan tenaga kerja dalam
keluarga (biaya variabel).
Pendapatan usahatani yang diterima seorang petani dalam satu tahun
berbeda dengan pendapatan yang diterima petani lainnya. Perbedaaan pendapatan
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor ini ada yang masih dapat diubah
dalam batasan batasan kemampuan petani dan ada faktor yang tidak dapat
diubah yaitu iklim dan tanah.
Pendapatan yang besar tidak selalu menunjukan efisiensi yang tinggi,
karena ada kemungkinan pendapatan yang besar itu diperoleh dari investasi yang
berlebihan. Oleh karena itu, analisis pendapatan usahatani selalu diikuti dengan
pengukuran efisiensi. Ukuran efisiensi pendapatan dapat dihitung melalui
perbandingan penerimaaan dengan biaya yang dikeluarkan (rasio R/C) yang
menunjukan berapa penerimaan yang diterima petani untuk setiap biaya yang
dikeluarkan petani dalam proses produksi.
2.3 Strategi dan Manajemen Strategis
Konsep strategi banyak didefinisikan dengan pendekatan sudut pandang
yang berbedabeda. Konsep strategi pertama kali dikemukan oleh Chandler dalam
Rangkuti (1998) merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas
8
-
alokasi sumberdaya. Konsep strategi menurut Earned, Cristensen, dan Guth dalam
Rangkuti (1998) strategi merupakan alat untuk mencapai keunggulan bersaing.
Dengan demikian salah satu fokus strategi untuk memutuskan apakah bisinis
tersebut harus ada atau tidak. Strategi adalah pendekatan pemakaian sumber di
dalam kendala iklim kompetitif agar seperangkat sasaran dapat dicapai (Hayden,
1997). Jauch dan Glueck (1998) menyatakan strategi adalah rencana yang
disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi
perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa
tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan
alokasi atau relokasi tanggung jawab dan sumberdaya yang ditimbulkan.
Menurut Andrews dan Chaffe dalam Rangkuti (1998) strategi adalah
kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti debtholders, manajer, karyawan,
konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya, yang baik secara langsung
maupun tidak langsung menerima keuntugan atau biaya yang ditimbulkan oleh
semua tindakan yang dilakukan perusahaan. Menurut David (1998) strategi
merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi menggunakan
pendekatan proaktif ketimbang reaktif dalam industri, dan berjuang untuk
mempengaruhi, mengantisipasi, dan mengawali dan bukannya bereaksi terhadap
peristiwa.
Menurut Hamel dan Prahalad (1995) strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari
apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan
kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di
dalam bisnis yang dilakukan.
Menurut Pearce dan Robinson (1997) strategi diartikan sebagai rencana
manajer yang berskala besar dan berorientasi kemasa depan untuk berinteraksi
dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran sasaran perusahaan.
Meskipun rencana tidak secara persis merinci semua pemanfaatan sumberdaya
9
-
manusia, keuangan dan bahan bahan di masa mendatang, ia memberikan
kerangka untuk keputusan keputusan manajerial. Strategi mencerminkan
kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, apa, dan dimana ia harus
bersaing, melawan siapa, dan maksud apa.
Berdasarkan definisi diatas, secara ringkas strategi mengandung
pengertian sebagai suatu cara mengelola perusahaan untuk menetapkan arah
tujuan dan sasaran yang harus di capai serta memfasilitasi tindakan antisipasi
terhadap perubahan lingkungan. David (1998) membagi strategi menjadi tiga
tingkatan, sebagai berikut.
a. Strategi tingkat perusahaan (korporat), menggambarkan arah yang menyeluruh
bagi perusahaan dalam pertumbuhan dan pengelolaan dalam berbagai bidang
usaha untuk mencapai keseimbangan produk atau jasa yang dihasilkan.
Strategi tingkat perusahaan biasanya dibuat sebagai arahan dasar berbagai
strategi pada unit usaha dan strategi funsional yang disusun.
b. Strategi tingkat unit bisinis, menekankan pada usaha peningkatan daya saing
perusahaan dalam suatu industri atau segman pasar.
c. Strategi tingkat fungsional, menciptakan kerangka kerja untuk manajemen
fungsi seperti produksi, pemasaran, keuangan dan sumberdaya.
Manajamen strategi juga sering didefinisikan secara berbeda. David (1998)
mendefinisikan manajemen strategi sebagai suatu seni atau ilmu dalam hal
pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating)
keputusan keputusan strategi antar fungsi yang memungkinkan sebuah
organisasi dalam mencapai tujuannya dimasa mendatang. Manajemen strategis
memadukan manajemen pemasaran, keuangan, produksi/operasi, informasi,
penelitian dan pengembangan dalam mencapai keberhasilan organisasi. Definisi
diatas berorientasi pada proses yang dilakukan dalam manajemen strategi yakni
formulasi, impelmentasi, dan evaluasi strategi.
Menurut Jauch dan Glueck (1998), manajemen strategi adalah sejumlah
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi yang
efektif untuk mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi ialah cara
10
-
dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil
keputusan.
Hayden (1997) menyatakan manajemen strategi merupakan pengelolaan
keunggulan kompetitif mencakup mengidentifikasikan sasaran dan menganalisis
lingkungan, mengenali ancaman dan kesempatan, kemudian merumuskan strategi
untuk melindungi diri terhadap ancaman dan mengambil manfaat dari
kesempatan, penerapan strategi dan memantaunya agar keungulan kompetitif
dapat berlanjut meskipun harus menghadapi perubahan lingkungan, sedangkan
menurut Pearce dan Robinson (1997) manajemen strategi adalah sekumpulan
keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana
rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran sasaran perusahaan.
Manajemen strategi terdiri dari sembilan hal yang sangat penting yaitu ;
1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumus umum, tentang maksud
keberadaan (purpose), filosofi, dan tujuan.
2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan
kapasibilitasnya.
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, melipuiti baik pesaing maupun
faktor faktor konstektual umum.
4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumberdaya dengan
lingkungan ekstern.
5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setipa
opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.
6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum yang akan
mencapai pilihan yang paling dikehendaki.
7. Mengimplemetasikan pilihan strategi dengan cara mengalokasikan
sumberdaya anggaran yang menekankan pada kesusaian tugas, SDM, struktur,
teknologi, dan sistem imbalan.
8. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi pengambilan
keputusan dimasa yang kan datang.
11
-
Jauch dan Glueck (1998) juga telah menyatakan bahwa penerapan
manajemen strategis memberikan manfaat bagi organisasi sebagai berikut :
a Manajemen strategi memungkinkan perusahaan mengantisipasi kondisi yang
selalu berubah ubah.
b Manajemen strategis menyediakan sasaran dan arah yang jelas bagi karyawan.
c Manajemen strategis membantu mendidik para manajer agar menjadi
pengambil keputusan yang lebih baik dan membantu meneliti masalah pokok
perusahaan.
d Manajemen strategis membantu meningkatkan komunikasi perusahaan,
kordinasi proyek perorangan, alokasi sumberdaya, dan perencanaan jangka
pendek seperti penyusunan anggaran.
Selain itu, manajemen strategis juga dapat membantu perusahaan untuk
melihat lebih dulu ancaman dan peluang di masa depan, menyediakan sasaran
yang jelas serta arah untuk masa depan perusahaaan yang selalu berubah.
Manajemen strtategis adalah satu paket komitmen , keputusan dan langkah yang
diharapkan bagi sebuah perusahan untuk memiliki daya saing strategis dan
menghasilkan laba diatas rata rata.
2.4 Proses Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis merupakan cara yang digunakan oleh para
perencana strategi untuk menentukan sasaran, kebijakan, dan kegiatan
pengambilan keputusan perusahaan. Manajemen strategis merupakan suatu proses
yang terdiri dari rangkaian tahapan tahapan, yang disederhanakan seperti terlihat
pada Gambar 1.
12
-
Mengembangkan Pern
yataan Misi
Melakukan Audit
Eksternal
Melakukan Audit
Internal
Menerapkan Sasaran Jangka Panjang
Menghasilkan, Mengevaluasi dan Memilih
Strategi
Menerapkan Kebijakan
dan Sasaran Tahunan
Mengalokasi Sumber
Daya
Mengukur dan Mengevaluasi
Prestasi
Gambar 1. Proses Manajemen Strategis
Sumber : David (1998)
Secara garis besar, tahapan manajemen strategis diatas dapat
dikelompokan menjadi tiga tahap yaitu formulasi strategi, impelementasi strategi,
dan evaluasi strategi (David, 1998).
Formulasi strategi meliputi penyusunan misi bisnis, identifikasi ancaman
dan peluang eksternal organisasi, penentuan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi, penyusunan tujuan jangka panjang, penyusunan strategi alternatif dan
pemilihan strategi yang akan dijalankan. Implementasi strategis merupakan
tindakan dalam manajemen strategis yang antara lain menetapkan sasaran atau
tujuan tahunan dan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumberdaya secara efektif. Evaluasi strategis merupakan tahap akhir dalam
manajemen strategis. Terdapat tiga kegiatan utama dalam evaluasi strategis
sebagai berikut :
a. Mengevaluasi faktor internal dan eksternal yang didasarkan pada strategi saat
ini.
b. Mengukur kinerja.
c. Mengadakan perbaikan dari kegiatan yang telah dilakukan.
13
-
Proses manajemen strategis menurut Pearce dan Robinson (1997) dengan
perumusan dan implemetasi strategi secara berurutan. Proses dimulai dengan
pengembangan atau re-evaluasi misi perusahaan. Langkah ini dikaitkan dengan
profil perusahaan dan penilaian atas lingkungan eksternal perusahaan. Kemudian
mengikuti secara berurutan pilihan strategi, penetapan sasaran jangka panjang,
rencana strategi umum, penetapan sasaran jangka pendek, rancangan straegi
operasional, pelembagaan strategi, serta tinjauan dan evaluasi.
Proses manajemen strategis dirumuskan dengan pernyataan misi
organisasi selanjutnya setiap tahapan yang dilakukan harus disesuaikan dengan
pernyataan misi tersebut. Pernyataan misi menyatakan tentang bisnis apa yang
akan dijalankan perusahaan (what is our business) dan menjawab pertanyaan
mengapa perusahaan ada (the reason for being). Pernyataan misi berfungsi
sebagai inspirasi bagi seluruh anggota organisasi dan membantu perusahaan
memfokuskan perhatian pada arah yang jelas (Karim dan Handono, 1999).
Proses manajemen strategis menjalani penilaian dan pemuthiran terus
menerus. Meskipun elemen elemen dasar manajemen strategis jarang sekali
berubah, penekanan relatif terhadap setiap elemen ini akan berbeda beda
menurut pengambil keputusan yang menggunakan model ini serta menurut situasi
lingkungan perusahaan mereka.
2.5 Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi merupakan kumpulan semua faktor yang terdapat
baik di dalam maupun di luar organisasi yang dapat mempengaruhi kemajuan
perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Adaptasi dengan perubahan
lingkungan merupakan inti dari manajemen strategis. Adaptasi ini menuntut
pemahaman perubahan lingkungan (Certo dan Peter, 1990).
Menurut Umar (2001), lingkungan ekstern perusahaan dibagi manjadi tiga
kategori yang saling berkaitan, yaitu : lingkungan jauh (remote), lingkungan
industri, dan lingkungan operasional. Secara bersama sama, faktor ini
merupakan landasan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam
14
-
lingkungan bersaingnya. Faktor faktor yang mempengaruhi lingkungan dapat di
lihat pada Gambar 2.
Lingkungan Jauh
Lingkungan Internal Perusahaan
- Aspek Keuangan - Aspek SDM - Aspek Pemasaran - Aspek Operasional - Aspek Manajemen
- Aspek Ancaman Pendatang Baru
- Aspek Daya Tawar Pemasok
- Aspek Ketersediaan Produk/Jasa Subtitusi
- Aspek Persaingan dalam Industri
- Aspek Daya Tawar Pembeli
- Faktor Sosial - Faktor Ekonomi
- Faktor Politik - Faktor Teknologi
Lingkungan Industri
Gambar 2. Lingkungan Eksternal dan Internal Perusahaan Sumber : Umar (2003)
Lingkungan jauh terdiri dari faktor faktor yang bersumber dari luar,
biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional perusahaan tertentu.
Lingkungan ini memberikan peluang, ancaman dan kendala bagi perusahaan.
Faktor faktor lingkungan jauh yang mempengaruhi perusahaan, yaitu :
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat
suatu perusahaan beroperasi. Faktor ekonomi mengacu kepada variabel variabel
yang mempengaruhi arah perekonomian dimana perusahaan beroperasi. Variabel
15
-
dari faktor ekonomi antara lain siklus ekonomi, tingkat inflasi, kebijakan monoter,
fiskal, tingkat suku bunga, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi.
2. Faktor Sosial Budaya
Faktor sosial budaya yang mempengaruhi perusahaan meliputi keyakinan,
nilai sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang orang dalam
lingkungan organisasi. Faktor sosial biasanya dikembangkan dari faktor kultural,
ekologis, pendidikan, dan kondisi etnis. Perubahan pada faktor sosial dapat
mengubah permintaan pada berbagai produk/jasa aktivitas.
3. Faktor Politik dan Hukum
Arah dan stabilitas faktor faktor politik merupakan pertimbangan penting
bagi para manjer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor faktor politik
mencerminkan peluang dan ancaman kunci untuk organisasi besar maupun kecil.
Faktor politik dan hukum mendefinisikan parameter parameter hukum, meliputi
peraturan peraturan, undang undang, kebijakan pemerintah baik pada tingkat
nasionsal, propinsi, maupun daerah dan bagaimana pengaturan harus beroperasi.
4. Faktor Teknologi
Faktor teknologi perlu diperhatikan sehubungan dengan telah sedemikian
berkembangnya dan telah lahirnya berbagai temuan dan terobosan, baik di bidang
perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemajuan tekonologi secara pesat telah
mengubah produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pelanggan, pesaing, proses
manufaktur, praktek praktek pemasaran dan posisi persaingan. Inovasi
tekonologi perusahaan dapat memberikan dua manfaat yaitu mengurangi biaya
dan meningkatkan sistem organisasi.
Keempat faktor lingkungan umum diatas dapat dianlisa dengan
menggunakan pendekatan analisis PEST (Poltik-Ekonomi-Sosial-Budaya-
Teknologi) pada Tabel 3 dibawah ini.
Lingkungan operasional merupakan lingkungan eksternal perusahaan yang
dibangun oleh komponen komponen yang biasanya mempunyai implikasi yang
relatif spesifik dan lebih langsung dapat dirasakan pengaruhnya terhadap
pengelolaan sebuah organisasi. Komponen utama dari lingkungan ini adalah
16
-
lingkungan industri (pelanggan, pesaing, pemasok), tenaga kerja, dan masalah
masalah internasional (Certo dan Peter, 1990).
Tabel 3. Analisis PEST (Politik-Ekonomi-Sosial Budaya-Teknologi)
POLITIK
Situasi politik negara Kebijakan politik luar negeri Regulasi dan deregulasi pemerintah Peraturan pajak, tarif dan bea Kebijakan subsidi Peraturan anti monopoli Kebijakan fiskal dan monoter Peraturan tenaga kerja Kebijakan ekspor dan lain lain
SOSIAL BUDAYA & DEMOGRAFI
Perkembangan budaya Perkembangan media Pertumbuhan penduduk Jumlah penduduk Perilaku terhadap pemerintah Perilaku menabung Perilaku berbelanja Dan lain lain
EKONOMI
Tingkat inflasi GNP Ketersedian kredit Pola konsumsi Kurs mata uang Tingkat pajak Situasi pasar modal Trend pertumbuhan ekonomi Dan lain lain
TEKNOLOGI
Perkembangan teknologi informasi Kecendrungan pengembangan
teknologi yang unik dalam industri Perkembangan teknologi dasar Perkembangan prilaku masyarakat
terhadap teknologi
Sumber : Certo dan Peter, 1990
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengembangan usaha telah dilakukan oleh Iriana
(2004) dengan mengambil komoditas teh sebagai bahan penelitiannya. Tujuan
penelitian pengembangan usaha bisnis teh pada Perkebunan Gedeh PTPN VIII,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat adalah memformulasikan strategi bisnis yang tepat
bagi perusahaan supaya dapat meningkatkan daya saingnya melalui identifikasi
faktor internal-eksternal dan memformulasikan suatu strategi komprehensif bagi
Perkebunan Gedeh.
Perumusan strategi bisnis dalam proses manajemen diawali dengan
penetapan misi bisnis Perkebunan Gedeh. Misi bisnis Perkebunan Gedeh adalah
17
-
Kualitas adalah Tradisi Kami, misi ini sangat tepat karena berkaitan dengan
permasalahan mendasar yang sedang dihadapi oleh perusahaan, yaitu memenuhi
tuntutan pasar dalam hal kualitas produk.
Faktor internal dapat digolongkan menjadi kekuatan dan kelemahan.
Kekuatan utama Perkebunan Gedeh adalah iklim kerja yang kondusif. Kelemahan
utamanya adalah pemeliharaan kebun yang belum optimal dan manajemen
pemetikan yang belum tepat. Faktor eksternal dapat digolongkan menjadi peluang
dan ancaman. Peluang utama Perkebunan Gedeh adalah perkembangan teknologi
mekanisasi dan pengolahan. Ancaman utamanya yaitu kelangkaan pasokan pupuk.
Hasil analisis matirk I-E menunjukkan bahwa Perkebunan Gedeh berada
pada kondisi internal rata-rata dan respon Perkebunan Gedeh terhadap faktor-
faktor eksternal yang dihadapinya tergolong sedang. Strategi yang sebaiknya
diambil adalah mempertahankan dan memelihara. Alternatif strategi yang
disarankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Imamudin (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Strategi
Perusahaan dan Pemasaran Benih Kentang PT.DaFa Teknoagro Mandiri bertujuan
untuk mengidentifikasi, memformulasi, dan memilih strategi pemasaran untuk
meningkatakan volume penjulan benih kentang perusahaan. Dalam penelitian ini
menggunakan analisis: (1) analisis lingkungan internal, dengan menggunakan
matrik IFE, (2) analisis lingkungan eksternal, dengan menggunakan matrik EFE,
dan (3) analisis posisi perusahaan dengan matrik IE, dan (4) analisis matrik
TOWS untuk mendapatkan formulasi implementasi strategi perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan total nilai matrik EFE sebesar 2,762
memperlihatkan bahwa posisi strategis eksternal rata-rata untuk mengatasi
ancaman dan memanfaatkan peluang dibandingkan pesaing utama. Total nila i
matrik IFE sebesar 2,878. Hal ini menggambarkan posisi strategis internal yang
sedang untuk mengatasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki
dibandingkan dengan pesaing utama. Berdasarkan masing-masing total skor dari
faktor internal dan faktor eksternal, maka dipetakan kedalam matrik I-E, posisi
perusahaan berada pada kotak kuadran V, yang berarti inti strategi yang
ditetapkan perusahaan adalah strategi pertumbuhan.
18
-
Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan pihak manajemen
perusahaan dan denga melihat kondisi lingkungan perusahaan melalui analisis
matrik IFE, EFE, I-E, dan analisis TOWS, maka dapat ditetapkan prioritas
operasional strategi pemasaran yang dapat diterapkan (1) Pada produk, strategi
premium, dengan meningkatkan mutu planlet kentang. (2) Untuk mendukung
strategi premium, maka harga yang ditetapkan adalah harga yang tinggi. (3) Pada
promosi, adalah meningkatkan promosi langsung ke petani kentang dan para
penangkar benih dan lebih fokus untuk sentra-sentra kentang di wilayah Jawa
Barat. (4) Pada distribusi adalah distribusi yang lancar, ketepatan waktu produksi,
dan pelayanan yang baik untuk mendukung strategi positioning produk benih
kentang perusahaan.
Penelitian mengenai usahatani kentang telah dilakukan oleh Ferdiansyah
(2004) dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Kentang
(Kasus di Desa Argamukti Kec. Argapura Kab. Majalengka, Jawa Barat). Hasil
penelitian di Desa Argamukti menunjukkan bahwa petani responden dibedakan
atas petani pengguna benih impor, petani pengguna benih lokal bersertifikat, dan
petani pengguna benih lokal tidak bersertifikat dengan hasil panen Februari dan
maret 2003. Besarnya rasio R/C atas biaya total dan biaya tunai yaitu untuk petani
pengguna benih impor adalah 1,90 dan 1,76, petani pengguna benih lokal
bersertifikat adalah 1,89 dan 2,07 dan petani pengguna benih lokal tidak
bersertifikat adalah 1,69 dan 1,90. hasil rasio R/C menunjukkan bahwa petani
pengguna benih lokal bersertifikat lebih tinggi artinya penggunaan benih lokal
bersertifikat lebih menguntungkan.
2.7 Kerangka Pemikiran Penelitian
Dalam mengkaji suatu perusahaan maka yang perlu dilihat terlebih dahulu
yaitu visi, misi dan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan adalah terus
memperluas usaha atau setidaknya bertahan ditengah ketatnya persaingan bisnis.
Setiap perusahaan memiliki kebijakan kebijakan yang berbeda satu dengan
lainnya dalam mewujudkan tujuannya. Kebijakan kebijakan tersebut diambil
dan diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan dalam
19
-
memperhatikan faktor internal dan eksternal perusahaan. Kebijakan kebijakan
tersebut meliputi kebijakan SDM, kebijakan produksi, kebijakan finansial dan
kebijakan pemasaran.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi perusahaan terhadap rendahnya
produktivitas kentang yang terjadi di Pangelengan yang tidak sesuai standar
produksi, maka penelitian ini memberikan gambaran bagaimana mengatasi
permasalahan tersebut sehingga dapat memberikan informasi tambahan bagi
perusahaan yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahataninya.
Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui
gambaran umum perusahaan sehingga dapat diketahui permasalahannya baik
secara internal maupun eksternal perusahaan. Identifikasi permasalahan ini
selanjutnya dianalisis dengan analisis usatani untuk mengetahui tingkat
pendapatan usahataninya, sedangkan dalam mengembangkan usahataninya
peneliti menggunakan analisis SWOT untuk memilih strategi alternatif
pengembangan usahataninya. Dari kedua analisis tersebut memberikan informasi
tambahan sehingga perusahaan dapat menjalankan usahataninya lebih maju dari
sekarang. Adapun bagan alur kerangka pemikiran penelitian yang akan
dilaksanakan oleh penulis dalam penelitian ini disajikan dalam Gambar 3 :
20
-
Rendahnya Produktivitas Tanaman Kentang akibat pemakaian benih tidak berkualitas dan ketidaktersediaan benih kentang berkualitas
Usahatani Benih Kentang Bersertifikat
Harry Farm
Identifikasi Usahatani dan Pengembangan Usaha Harry Farm
Upaya Pengembangan Usahatani Benih Kentang
Bersertifikat
Analisis Pendapatan Usahatani Harry Farm
Analisis Identifikasi
MasalahMasalah Analisis Identifikasi
Pemilihan Strategi Alternatif Usahatani Benih Kentang Bersertifikat
Peningkatan Pendapatan Usahatani di Harry Farm
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian
21
-
III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Harry Farm Jl
Citere No 11, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Pemilihan tempat penelitian
dilakukan dengan sengaja, dengan pertimbangan bahwa Harry Farm merupakan
salah satu produsen benih kentang terbesar di Jawa Barat dan dalam menjalankan
usahanya belum memiliki sistem manajerial yang bagus. Pertimbangan lainnya
adalah kesediaan perusahaan dan ketersediaan data dan informasi yang diperlukan
dalam penelitian. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, dimulai pada bulan
April hingga Mei 2006.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan data primer dan sekunder baik data
kualitatif maupun data kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan
pengamatan langsung di lapangan (Harry Farm) dan wawancara dengan berbagai
narasumber dari pihak perusahaan. Pemilihan narasumber dilakukan dengan
secara sengaja dengan pertimbangan bahwa nara sumber adalah orang yang ahli
dalam bidangnya yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu dengan para
manajer fungsional dari Harry Farm.
Data sekunder diperoleh dari hasil laporan perusahaan dan dokumen
perusahaan yang berkaitan dengan topik penelitian. Selain dari perusahaan, data
sekunder juga diperoleh dari bahan-bahan rujukan seperti: literatur, jurnal, artikel,
dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.
Data sekunder berupa data analisis eksternal diperoleh dari dokumen
perusahaan, makalah-makalah seminar, dan data-data statistik dari instansi terkait
seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian Jawa Barat, dan Direktorat
Jendral Bina Produksi dan Hortikultura. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan
tersebut disajikan pada Tabel 4 di bawah ini.
-
Tabel 4. Jenis dan Sumber Data yang Dikumpulkan
DATA TUJUAN JENIS SUMBER METODE ANALISIS
1. Mengetahui Tingkat Pendapatan Usahatani Benih Kentang Bersertifikat di Harry Farm.
Tingkat pendapatan usahatani
Perusahaan
Analisis Ratio Penerimaan dan Biaya
2. Mengetahui Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan
Visi dan Misi Perusahaan
Struktur Organisasi Kebijakan Perusahaan Operasional Pemasaran Litbang dan Sistem
Informasi Operasional Produksi Keuangan Perusahaan Lingkungan Eksternal
Perusahaan
Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Instansi
Terkait Jurnal, BPS, Majalah
Analisis Internal Perusahaan
Analisis
Eksternal Perusahaan
3. Merumuskan Strategi
Perusahaan.
Kekuatan, Kelemahan,
Peluang dan Ancaman Perusahan
Perusahaan,
Jurnal, Majalah, Intansi Terkait
Analisis
SWOT
3.3 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian (data primer, sekunder, maupun
informasi-informasi pendukung lainnya diolah secara manual, dianalisa dengan
menggunakan analisis usahtani hal ini untuk mengetahui tingkat pendapatan
usahataninya dan analisis internal dan eksternal perusahaan untuk memberikan
informasi kepada perusahaan tentang faktor faktor yang mempengaruhi kinerja
perusahaannya. Dari kedua analisis tersebut maka akan dirumuskan suatu strategi
pengembangan usaha benih kentang bersertifikat di Harry Farm.
23
-
3.3.1 Analisis Usahatani
Salah satu indikator keberhasilan program peningkatan produksi benih
kentang adalah meningkatnya pendapatan melalui usahatani yang dilakukan oleh
petani. Dalam analisis ini digunakan dua indikator, yaitu :
3.3.1.1 Analisis Pendapatan Usahatani
Penerimaan usahatani merupakan nilai produksi yang diperoleh dari
produk total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani. Jumlah total disini
menggambarkan hasil penjulan produk yang akan dijual juga hasil penjualan
produk sampingan (Tjakrawiralaksana,1983).
Pengeluaran atau biaya usahatani adalah nilai penggunaan sarana produksi
dan lain-lain yang mungkin diperoleh dengan membeli, sehingga pengeluaran atau
biayanya berbentuk tunai tetapi ada pula sarana produksi yang digunakan itu
berasal dari hasil usahatani sendiri, sehingga pada keadaan demikian pengeluaran
atau biaya itu merupakan nilai yang diperhitungkan.
Biaya tunai merupakan pengeluaran tunai usahatani yang dilakukan oleh
petani sendiri. Pengeluaran tunai usahatani ini secara umum meliputi biaya tetap
(fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap adalah biaya untuk
sarana produksi yang dipakai proses produksi yang tidak langsung mempengaruhi
jumlah produksi dan sifat penggunaannya tidak habis terpakai dalam satu kali
proses produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya untuk sarana produksi
yang dipakai dalam proses produksi yang langsung mempengaruhi jumlah
produksi dan sifat penggunaannya habis terpakai dalam satu kali proses produksi.
Pendapatan usahatani didapatkan dengan menghitung selisih antara
penerimaaan usahatani dengan biaya selama proses produksi. Dalam
perhitungannya terdapat dua jenis pendapatan usahatani berdasarkan biaya
produksi, yaitu pendapatan usahatani tunai dan pendapatan usahatani total yang
secara sederhana dapat diturunkan dari rumus (Tjakrawiralaksana dan
Soeriaatmadja, 1983) :
24
-
cr T T Tunai = ( )ccr CT T Total +=
Dimana : Tunai = Pendapatan Bersih Atas Biaya Tunai Total = Pendapatan Bersih Atas Biaya Total Tr = Penerimaan Usahatani
Tc = Biaya Tunai
Cc = Biaya Diperhitungkan
3.3.1.2 Analisis Ratio Penerimaan dan Biaya
Untuk mengukur efisiensi masing-masing usahatani terhadap setiap
penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh ratio antara jumlah
penerimaan dengan jumlah biaya yang secara sederhana dapat diturunkan dari
rumus (Tjakrawiralaksana, 1983):
Tunai BiayaPenerimaan tunaiR/C Rasio = ;
Total BiayaPenerimaan totalR/C Rasio =
Jika nilai R/C ratio di atas satu maka hal ini menunjukkan bahwa setiap
satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sehingga
penerimaan meningkat lebih dari satu rupiah.
3.3.2 Analisis Eksternal
Analisis eksternal perusahaan terbagi atas dua bagian yaitu analisis
lingkungan jauh dan analisis lingkungan industri. Analisis lingkungan jauh
dilaksanakan dengan menggunakan alat Analisis PEST (Politik Ekonomi
Sosial - Teknologi). Sedangkan untuk menganalisis lingkungan industri
perusahaan digunakan model lima kekuatan Porter. Alat Analisis PEST dapat
dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
25
-
Tabel 5. Alat Bantu Analisis Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi
ANALISIS PEST PELUANG ANCAMAN Faktor Politik Faktor Ekonomi Faktor Sosial Faktor Teknologi
3.3.3 Analisis Internal
Analisis internal digunakan untuk mengetahui berbagai kelemahan dan
kekuatan perusahaan. Pada analisis internal ini digunakan pendekatan fungsional
yang diarahkan pada bagian fungsional perusahaan yaitu pemasaran, produksi-
operasi, sumber daya manusia, keuangan, dan sistem informasi manajemen. Alat
bantu analisis internal perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Alat Bantu Analisis Fungsional
ANALISIS FUNGSIONAL KEKUATAN KELEMAHAN Pemasaran Keuangan Produksi Sumber Daya Manusia Penelitian dan Pengembangan
3.3.4 Matriks IFE dan EFE
Matriks IFE ditujukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal
dan mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
Sedangkan Matriks EFE ditujukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan
eksternal dan mengukur sejauh mana peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Tahap-tahap yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
lingkungan dalam Matriks IFE dan Matriks EFE adalah sebagai berikut
(Rangkuti, 2000) :
1. Identifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan (lingkungan
internal) dan peluang serta ancaman (lingkungan eksternal) dalam Kolom 1.
26
-
Penentuan faktor-faktor tersebut melalui diskusi antara pihak perusahaan
dengan penulis.
2. Beri bobot pada setiap faktor tersebut (Kolom 2) dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Pemberian bobot ini berdasarkan
pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan dalam
industri. Jumlah seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan satu.
Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor
strategis internal dan eksternal tersebut kepada pihak manajemen perusahaan
dengan menggunakan metode Paired Comparison (Kinnear, 1991). Metode
tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor
penentu internal dan eksternal. Setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3
untuk menentukan bobot. Skala yang digunakan untuk menentukan bobot
adalah :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8 di bawah
ini.
Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan
Faktor Strategis Internal A B C D ... TOTALA XiB C D ...
TOTAL
=
n
iiX
1
27
-
Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
Faktor Strategis Eksternal A B C D ... TOTALA XiB C D ...
TOTAL
=
n
iiX
1
Menurut Kinnear (1991), bobot setiap variabel diperoleh dengan
menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel
dengan menggunakan rumus :
=
= ni
i
ii
X
X
1
Dimana : i = bobot variabel ke-i = nilai variabel X iX
= Jumlah data n
3. Berikan rating atau peringkat (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating kekuatan pada matriks IFE dengan skala
yang digunakan yaitu : 1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 = kuat, dan 4 = sangat
kuat. Sedangkan untuk faktor yang menjadi kelemahan pemberian nilai rating
dilakukan sebaliknya.
Pemberian nilai rating peluang pada matriks EFE dengan skala yang
digunakan yaitu : 1 = rendah (respon kurang), 2 = sedang (respon sama
dengan rata-rata), 3 = tinggi (respon di atas rata-rata), dan 4 = sangat tinggi
(respon di atas rata-rata). Sedangkan untuk faktor yang menjadi ancaman
pemberian nilai rating dilakukan sebaliknya.
28
-
4. Kalikan setiap bobot (kolom 2) dengan rating kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan (kolom 4). Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding)
sampai dengan 1,00 (poor).
5. Jumlahkan skor Pembobotan (kolom 4) untuk memperoleh total skor bagi
perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal dan
internalnya. Total skor pembobotan bernilai antara 1 4.
Pada Matriks EFE, Nilai 2,5 menunjukkan bahwa situasi internal perusahaan
berada pada tingkat rata-rata. Nilai 1 menunjukkan perusahaan tidak dapat
memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada. Sedangkan Nilai
4 menunjukkan perusahaan merespon peluang dan ancaman yang ada dengan
baik.
Adapun format penyusunan matriks EFE dan matriks IFE terlihat pada Tabel
9 dan Tabel 10 di bawah ini.
Tabel 9. Matriks EFE
Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Peluang 1 10 Ancaman 1 10 Total 1.00
Tabel 10. Matriks IFE
Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Kekuatan 1 10 Kelemahan 1 10 Total 1.00
29
-
3.3.5 Matriks SWOT
Matriks SWOT digunakan untuk menetapkan strategi berdasarkan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Matriks ini menggambarkan
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya untuk mendapatkan
alternatif-alternatif strategi yang mungkin diterapkan. Melalui Matriks SWOT
akan dihasilkan empat tipe strategi yaitu Strategi SO (menggunakan kekuatan
internal untuk memanfaatkan peluang eksternal), Strategi WO (memperbaiki
kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal), Strategi ST (menggunakan
kekuatan organisasi untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal), serta Strategi WT (mengurangi kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal (David, 2002).
Bagan mengenai alat analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11 . Matriks SWOT
KEKUATAN (S)
Tentukan faktor-faktor
kekuatan internal
KELEMAHAN (W)
Tentukan faktor-faktor
kelemahan internal
PELUANG (O)
Tentukan faktor-faktor
peluang eksternal
Strategi S-O
Gunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
Strategi W-O
Meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang
ANCAMAN (T)
Tentukan faktor-faktor
ancaman eksternal
Strategi S-T
Gunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi W-T
Meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
Langkah-langkah untuk menyusun Matriks SWOT :
1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.
2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.
3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.
30
-
4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.
5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan Strategi SO dalam sel yang tepat.
6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan Strategi WO dalam sel yang tepat.
7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan Strategi ST dalam sel yang tepat.
8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan Strategi WT dalam sel yang tepat.
3.3.6 Matriks Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE merupakan matriks portofolio yang menempatkan berbagai
divisi dalam suatu organisasi dalam diagram yang sistematis. Matriks ini
menggabungkan informasi yang diperoleh dari matriks EFE dan matriks IFE
untuk mendapatkan informasi mengenai posisi atau kekuatan perusahaan berdasar
kondisi internal dan eksternal organisasi (David, 2002).
Sumbu horizontal pada matriks IE menunjukkan skor total IFE
sedangakan pada sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE. Pada sumbu
horizontal skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah.
Skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan rata-rata, sedangkan skor 3,00 sampai 4,00
menunjukkan posisi internal yang kuat. Begitu juga pada sumbu vertikal yang
menunjukkan pengaruh eksternal.
Sel-sel pada matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama dengan
implikasi strategi yang berbeda-beda. Daerah pertama terdiri dari sel I, II, dan IV
dapat digambarkan dengan growth and build. Strategi yang cukup mewakili antara
lain strategi intensif dan strategi integratif. Daerah kedua terdiri dari sel III, V, dan
VII. Strategi yang terbaik adalah hold and maintain. Daerah ketiga terdiri dari VI,
VIII, dan IX lebih baik menggunakan strategi harvest or divest.
31
-
Total Nilai EFI yang Diberi Bobot
Kuat Rata-rata Lemah 3,0 2,0 1,04,0
Gambar 4. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Total Nilai EFE yang
Diberi Bobot
1,0
2,0
I II III
3,0
IV V VI
VII VIII IX
32
-
IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Harry Farm adalah perusahaan keluarga yang telah lebih dari 10 tahun
bergerak dalam bidang agribisnis usahatani kentang. Perusahaan terletak didaerah
pertanian Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Daerah Pengalengan
merupakan salah satu sentra produksi sayuran seperti kentang, kubis, kol, wortel.
Usaha ini sudah dimulai sekitar tahun 1995 oleh Bapak H. Harry bersama
dengan anggota keluarga lainnya dengan bidang usaha pertaniaan dan perternakan
dan selama perkembangannya usaha perternakan dijadikan usaha sampingan
karena memanfaatkan lahan yang memadai dan iklim yang sesuai. Usaha ini
dilakukan oleh Bapak Harry dan keluarga berdasarkan pengalaman dibidang
pertanian secara turun temurun disamping memiliki lahan pribadi cukup luas dan
bekerja sama dengan penduduk setempat yang juga memiliki kemampuan bertani.
Hal ini yang mendorong Bapak Harry dan keluarga untuk terjun dibidang
pertanian. Pemilihan tanaman kentang manjadi produk utama di Harry Farm
sendiri dikarenakan pasar yang sudah terbentuk dan luas dan memiliki kontribusi
keuntungan yang baik dan tenaga kerja yang terdidik dan terampil.
Tingginya tingkat permintaan konsumen setiap tahunnya, Harry Farm
bekerja sama dengan masyarakat setempat dengan pola kemitraan untuk dapat
memenuhi permintaan konsumen. Sehingga dari tahun 2002 sampai 2005 Harry
Farm sudah mampu memasarkan produk kentangnya selain di Jawa Barat, Jakarta
juga di pasarkan di Sumatra.
Kentang merupakan produk utama Harry Farm dan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu ; produksi kentang komsumsi dan produksi kentang bersertifikat.
Harry Farm terdaftar sebagai produsen dan pedagang benih kentang bersertifikat
sesuai dengan Surat Keputusan Pedagang Benih Nomor :
076/BPSBTPH/HAT/Prod/II/2003. Harry Farm memproduksi, memproses, dan
memasarkan benih kentang yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan
petani kentang. Pelanggan merupakan para petani kentang yang sebagian besar
-
sudah menjadi pelanggan selama bertahun-tahun dan terus diperluas kepelanggan
baru. Benih kentang bersertifikat merupakan produk unggulan Harry Farm serta
menjadi produk yang potensial untuk dikembangkan.
4.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Visi adalah kondisi ideal perusahaan yang hendak dicapai dimasa yang
akan datang dan mencerminkan citi-cita yang akan dicapai dengan
mempertimbangkan seluruh sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Visi Harry
Farm dalam menjalankan usahanya adalah membangun kepercayaan dan
pelayanan kepada pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
Misi adalah penjabaran mengenai visi agar mudah di mengerti atau jelas
untuk dilaksanakan. Untuk mencapai visi tersebut Harry Farm telah merumuskan
misi bisnisnya, yaitu :
1. Menghasilkan produk sesuai keinginan pelanggan.
2. Menjadi yang terdepan dalam kreatifitas dan inovasi dalam mengembangkan
produk dan pelayanan.
3. Melakukan kerjasama team dan jaringan (network) dalam mencapai tujuan
perusahaan.
4. Memelihara dan mempertahankan citra perusahaan dengan meningkatkan
kepercayaan dan pelayanan kepada pelanggan.
Selain itu sebagai perusahaan yang memiliki wawasan ke depan, Harry
Farm memiliki tujuan jangka panjang untuk berusaha mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pelayanan dengan tetap menitikberatkan pada profibilitas.
Diantaranya dengan menambah skala usaha dan investasi secara selektif yang
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, sehingga diharapkan Harry Farm akan
tetap menjadi perusahaan agribisnis yang memiliki posisi terdepan dalam
komoditas kentang, baik kentang konsumsi maupun benih kentang bersertifikat.
Untuk mencapai tujuan diatas, maka perusahaan menetapkan beberapa kebijakan,
yaitu :
34
-
1. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dengan pelatihan
berkelanjutan, seminar, dan kursus singkat serta program pasca sarjana untuk
manajer profesional.
2. Investasi dalam produk dan fasilitas produk baru.
3. Kerjasama internasional dengan prinsip win-win solution.
Harry Farm dalam menjalankan usahanya juga senantiasa menjalankan
manajemen yang tangguh dan selalu melakukan langkah perbaikan dalam proses
bisnisnya.
4.3 Struktur Organisasi
Sebagai perusahaan yang bergerak secara profesional, maka Harry Farm
telah berupaya menciptakan manajemen perusahaan yang diyakini dapat
mendukung visi dan misi perusahaan. Salah satunya dengan menerapkan struktur
organisasi/manajemen seperti pada lampiran 1.
a. H. Harry Muslim, memimpin perusahaan secara keseluruhan.
b. Sukardi, menangani pergudangan dan pemasaran benih kentang.
c. Wawan Setyawan, memiliki latar belakang pendidikan pertanian, menangani
operasional perusahaan.
d. Dina Sulistiowati, memiliki latar belakang pendidikan teknologi industri
pertanian, menangani keuangan.
e. Wahyu Nur Hakim, memiliki latar belakang pendidikan manajemen,
menangani pemasaran.
4.4 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada didalam
organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan
khusus pada perusahaan. Analisis ini mengkaji faktor sumberdaya manusia,
produksi, penelitian, dan pengembangan, pemasaran, dan keuangan.
35
-
4.4.1 Faktor Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi
perusahaan. Setiap faktor sumberdaya dan karyawan dapat menambah
kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan. Untuk meningkatkan
sumberdaya manusia perusahaan banyak melakukan pelatihan dan pengembangan
kemampuan karyawan dan dilakukan terus menerus baik di dalam perusahaan
maupun diluar perusahaan. Kesejahteraan karyawan juga menjadi perhatian
perusahaan, selain mendapat gaji, perusahaan juga memberikan jaminan
kesehatan dan memberikan bonus dan hadiah pada hari-hari besar seperti Iedul
Fitri atau hajatan seperti perkawinan anggota keluarga karyawan, sebagai
penghargaan dan menjaga loyalitas karyawan pada perusahaan.
Tenaga kerja yang ada pada Harry Farm terdiri dari tenaga kerja tetap dan
tidak tetap. Tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga harian/ lepas serta
borongan. Kebanyakan tenaga kerja tidak tetap merupakan pekerja lapangan yang
hanya aktif bekerja pada saat diperlukan saja yaitu pada kegiatan pengolahan
tanah, pemupukan, penanaman, pemeliharaan serta pada saat pemanenan. Tenaga
kerja tidak tetap diperoleh dari masyarakat disekitar lahan pertanian sehingga
lebih efisien dalam bekerja dan menghemat biaya operasional.
Hari kerja karyawan kebun adalah 6 hari, dengan hari liburnya Jumat.
Waktu kerjanya adalah 6 jam perhari dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai pukul
13.00 WIB dengan istirahat selama setengah jam saat pukul 09.00 WIB.
Karyawan kantor mendapat libur pada hari minggu, dengan waktu kerja sepuluh
jam sehari dimulai pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Waktu
istirahat untuk karyawan kantor lebih lama yaitu selama satu jam pada pukul
12.00 WIB.
4.4.2 Sumberdaya Produksi
Harry Farm memiliki kapasitas dan fasilitas produksi yang sarana dan
prasarana penunjang untuk menyediakan dan memenuhi harapan pelanggan.
Harry Farm meletakan tradisi pertaniannya pada kajian penelitian ilmiah yang
syarat teknologi dan inovasi. Perusahaan selalu merencanakan dalam
36
-
pengembangan produk dan fasilitas produksi secara selektif berdasarkan
kompetensi inti untuk mencapai efisiensi secara terus menerus.
Pada saat ini Harry Farm memfokuskan usahanya pada produksi kentang
segar dan bibit kentang bersertifikat sebagai produk utamanya (core bussiness).
Adapun untuk produk kubis, jagung ataupun sayuran lain seperti petsai (sawi
cina) dan wortel dijadikan sebagai tanaman rotasi yang mampu ditampung pasar
traditional Pengalengan.
Varietas utama yang di usahakan Harry Farm yaitu kentang Gronola L,
selain itu terdapat varietas lain seperti Atlantik, Panda dan Pinky namun masih
dalam jumlah kecil. Harry Farm telah memasarkan bibit dari tiga kelas benih
bersertifikat yaitu G-2, G-3, G-4 masih dari varietas Granola. Adapun alasan
membudidayakan mayoritas varietas granola karena kentang jenis ini banyak
disukai penduduk Indonesia untuk kentang sayur, selain itu produktifitasnya
tinggi rata-rata 25 ton/hektar, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Varietas lain
masih dalam uji coba budidaya dan tanggapan pasarnya.
Harry Farm mengelola sekitar 100 hektar kebun sayur dan kentang, yang
semuanya terletak di Kabupaten Bandung, dengan kapasitas produksi 1250
ton/tahun untuk kentang konsumsi dan 425 ton/tahun untuk benih kentang, yang
lebih dari setengahnya merupakan benih kentang bersertifikat.
Dengan kapasitas sebesar itu Harry Farm ditunjang dengan fasilitas
produksi antara lain sistem irigasi springkle (25 hektar), gudang permanen I untuk
bibit dengan kapasitas 1000 ton (2100 m2 2 lantai ), gudang permanen II untuk
kentang konsumsi (250 m2), dan screen house pembibitan. Untuk sarana
transportasi yang dimiliki antara lain lima unit truk dengan daya angkut empat ton
kentang setiap truk, 4 pick up, empat jeep, tiga mobil station wagon dan sepuluh
sepeda motor rally.
4.4.3 Sumberdaya Penelitian dan Pengembangan
Harry Farm memiliki perhatian yang besar pada penelitian dasar dan
terapan terhadap tanaman sayuran. Selama ini perusahaan mengembangkan
reputasinya pada tradisi pertanian yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan kajian
37
-
ilmiah. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan bekerjasama dengan
pihak balai penelitian dan perguruan tinggi seperti Institut Pertanian Bogor (IPB),
Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Balai Penelitian Sayuran (Balitsa)
Lembang.
4.4.4 Sumberdaya Pemasaran
Analisis sumberdaya pemasaran berhubungan dengan analisis bauran
pemasaran (marketing mix) yang meliputi analisis terhadap produk, harga,
distribusi, dan promosi.
a. Bauran Produk
Salah satu bidang usaha dari Harry Farm adalah perbenihan dengan lini
produk benih kentang bersertifikat. Varietas yang diproduksi untuk benih kentang
bersertifikat adalah benih granola dengan kelas benih G2, G3, G4. Kelas benih G4
paling banyak diproduksi oleh Harry Farm karena paling diminati oleh petani.
Untuk menjaga kualitas dari benih kentang dalam pemasarannya dalam
sebuah peti kayu dan tolok. Peti kayu digunakan apabila pasar yang dituju dalam
jarak jauh, dan peti kayu tersebut dibuat berlubang untuk menghindari terjadinya
pembusukan dalam perjalanan. Sedangkan tolok digunakan apabila pasar yang
dituju jarak dekat.
b. Bauran Harga
Harga penjualan benih kentang yang ditetapkan disesuaikan dengan harga
pasar yang berlaku dan berdasarkan biaya produksi dan ekspektasi keuntungan.
Walaupun kadang-kadang Harry Farm menetapkan harga jual diatas harga pasar
dengan alasan produknya memiliki mutu yang lebih bagus, permintaan akan benih
kentang tidak mengalami penurunan. Kebanyakan petani telah mengetahui
kualitas kentang yang dihasilkan oleh Harry Farm dan tidak mengambil resiko
untuk mencoba produk lain. Tujuan penetapan harga ini adalah untuk
kelangsungan produksi, memaksimalkan laba, dan meraih kepemimpinan atas
kualitas produk.
38
-
Umumnya untuk benih kedua (G2) harganya bisa mencapai Rp 9.000 - Rp
10.000 /kg, generasi ketiga (G3) harganya bisa mencapai Rp 7.000 Rp 8.000/kg,
dan generasi keempat (G4) Rp 5.000 Rp 6.000/kg. Semakin tua generasi yang
diturunkan maka semakin murah harga benih tersebut, karena kualitas kentang
yang dihasilkan sudah menurun baik dari jumlah maupun dari besarnya umbi.
Disamping itu semakin tua generasinya maka semakin rentang terhadap hama dan
penyakit.
c. Bauran Distribusi
Pendistribusian benih kentang sangat penting agar benih kentang tepat
waktu sampai ketangan konsumen. Harry F