a07aha

119
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH KENTANG BERSERTIFIKAT DI HARRY FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : AL HARIS A07400088 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Upload: riki-maulana-yusup

Post on 10-Sep-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

trdsgfdgds

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH KENTANG

    BERSERTIFIKAT DI HARRY FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

    Oleh : AL HARIS A07400088

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

    2007

  • RINGKASAN Al Haris. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pengembangan Usaha Benih Kentang Bersertifikat di Harry Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Di bawah bimbingan YUSMAN SYAUKAT.

    Jawa Barat sebagai sentral produksi kentang memiliki kebutuhan benih yang besar. Kebutuhan benih ini ditutup dengan benih kentang bersertifikat, benih kentang impor, dan benih kentang hasil panen musim tanam sebelumnya. Kebutuhan benih kentang bermutu untuk daerah Jawa Barat tercukupi baru mencapai 4,9 persen total kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh jumlah pengusaha dan penangkar benih kentang sampai saat ini masih terbatas.

    Harry Farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi kentang dan memiliki program untuk mengembangkan produksi benih kentang bersertifikat. Industri penangkaran benih kentang banyak dipengaruhi oleh faktor faktor lingkungan bisnis yang berasal dari pemerintah, masyarakat, maupun dari para penangkar benih yang selalu berubah ubah dari waktu kewaktu. Perubahan lingkungan bisnis ini mempengaruhi arah perjalanan bisnis benih kentang bersertifikat Harry Farm. Untuk menemukan gambaran bisnisnya ke depan Harry Farm harus memiliki strategi sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik.

    Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Menganalisis pendapatan usahatani benih kentang bersertifikat yang diperoleh Harry Farm, (2) Menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal Harry Farm, (3) Merumuskan strategi pengembangan usaha benih kentang bersertifikat pada Harry Farm. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini analisis Ratio Penerimaan dan Biaya untuk usahataninya sedangkan untuk pengembangan usahanya menggunakan analisis IFE dan EFE, matriks IE, analisis SWOT.

    Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan (R/C) usahatani Harry Farm sudah efisiein dan perlu peningkatan lagi, sedangkan strategi untuk mengembangkan usahataninya Harry Farm harus menerapkan beberapa strategi. Berdasarkan hasil analisis matriks EFI dan matriks EFE, strategi yang dapat dilakukan berdasarkan analisis SWOT adalah mempertahankan dan meningkatkan mutu produk dan mempertahankan pelanggan yang ada dan menarik pelanggan potensial, memperluas wilayah pemasaran terutama wilayah diluar Jawa Barat, memberikan pelayanan purna jual dan mempertahan dan meningkatkan product image, mempertahan dan meningkatkan delivery on time (Strategi S-O). Strategi W-O antara lain, pembenahan sistem manajemen SDM, mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan profisionalisme, meningkatkan program promosi secara efektif dan efisien serta kinerja divisi pemasaran. Strategi S-T yaitu, meningkatkan keunggulan produk dan citra produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan produk subtitusi, meningkatkan efisiensi produksi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Sedangkan strategi W-T yaitu, mengoptimalkan kegiatan produksi, meningkatkan kerjasama dengan distributor dan pemasok untuk menjaga kontinuitas produksi.

  • ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENGEMBANGAN USAHA BENIH KENTANG

    BERSERTIFIKAT DI HARRY FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

    Oleh : AL HARIS A07400088

    SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

    Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR 2007

  • Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Dan Pengembangan Usaha Benih Kentang Bersertifikat Di Harry Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat

    Nama : AL HARIS NRP : A07400088

    Menyetujui,

    Dosen Pembimbing

    Dr. Ir. YUSMAN SYAUKAT, MEc

    NIP. 131 804 162

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Pertanian

    Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, M.Agr

    NIP. 130 422 698

    Tanggal Lulus :

  • PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

    ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENGEMBANGAN USAHA

    BENIH KENTANG BERSERTIFIKAT DI HARRY FARM, PANGALENGAN,

    BANDUNG, JAWA BARAT BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA

    PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN UNTUK TUJUAN

    MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA

    MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA

    SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG

    PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI

    SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

    Bogor, Januari 2007

    AL HARIS A07400088

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta, tanggal 29 Januari 1981,

    yang merupakan anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan orang tua

    Bapak Drs. Hasan Agus Salim dan Ibu Nusrawaty Toweran.

    Penulis menjalani jenjang pendidikan dasar dan menengah di Medan.

    Tahun 1993 menamatkan pendidikan dasar dari SD Negeri 060797 Medan,

    melanjutkan ke SMP Al Ulum Medan yang lulus pada tahun 1996, dan lulus dari

    SMU Negeri 1 Medan pada tahun 1999. Pada tahun 2000 penulis diterima di

    Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN pada Program Studi Manajemen

    Agribisnis, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

  • UCAPAN TERIMA KASIH

    Ucapan terima kasih terbesar, penulis tujukan kepada Allah SWT karena

    atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini,

    ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada yang terhormat :

    1. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, MEc selaku Dosen Pembimbing Skripsi

    sekaligus Dosen Moderator dalam seminar skripsi penulis, atas bimbingan dan

    pengarahannya selama penulis menyusun skripsi, serta telah memberikan

    kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

    2. Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai di Departemen Agribisnis dan

    Fakultas Pertanian.

    3. Kedua orang tuaku yang tercinta : Bapak & Ibu atas semua doa-doanya

    selama hidupku sampai saat ini dan atas kepercayaan, pengorbanan, cinta dan

    kasih sayang serta harapan yang tidak pernah putus-putus selama penulis

    menjalani dan menyelesaikan kuliah.

    4. Gus Dwi Atmoko, SP atas dukungan kepada penulis selama menyusun dan

    menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala yang kau

    berikan dengan yang lebih baik, dan segala cita-cita, harapan, serta

    impianmu dapat dikabulkan oleh-NYA...Amin. Saya bangga punya kawan

    seperti kau Bro..

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT

    karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis diberikan petunjuk dan kekuatan

    sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

    Skripsi yang berjudul Analisis Pendapatan Usahatani Dan Pengembangan

    Usaha Benih Kentang Bersertifikat Di Harry Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa

    Barat menggunakan analisis pendapatan usahatani, analisis matriks IE, analisis

    IFE dan EFE, dan analisis SWOT.

    Hasil analisis ini digunakan untuk menentukan pendapatan usahatani

    usaha benih kentang bersertifikat, dan menentukan strategi apa yang dapat

    diimplementasikan perusahaan Harry Farm dalam rangka pengembangan usaha

    benih kentang bersertifikat. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam

    memperoleh gelar Sarjana Pertanian (SP) di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

    Bogor.

    Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

    Dr. Ir. Yusman Syaukat, MEc selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi

    ini, serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil

    selama proses penyusunan skripsi maupun selama penulis menjalankan kuliah di

    Institut Pertanian Bogor.

    Penulis menyadari betul bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari

    sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh

    pihak yang membutuhkan, khususnya bagi pihak petani budidaya keramba jaring

    apung, dan pembaca pada umumnya, serta dapat memenuhi apa yang diharapkan.

    Bogor, Januari 2007

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR TABEL ..............................................................................................viii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................x

    I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 5

    II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Usahatani ................................................................................ 6 2.2 Konsep Pendapatan Usahatani ............................................................ 7 2.3 Strategi dan Manajemen Strategi ........................................................ 8 2.4 Proses Manajemen Strategi ................................................................12 2.5 Lingkungan Organisasi .......................................................................14 2.6 Penelitian Terdahulu............................................................................17 2.7 Kerangka Pemikiran Penelitian ...........................................................19 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................22 3.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................................22 3.3 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................23 3.3.1 Analisis Usahatani .....................................................................24 3.3.1.1 Analisis Pendapatan Usahatani .......................................24 3.3.1.2 Analisis Ratio Penerimaan dan Biaya .............................25 3.3.2 Analisis Eksternal Perusahaan ....................................................25 3.3.3 Analisis Internal Perusahaan.......................................................26 33.4 Matriks IFE dan Matriks EFE.....................................................26 3.3.5 Matriks SWOT............................................................................30 3.3.6 Matriks Internal-Eksternal (IE)...................................................31

    IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ..............................................33 4.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ......................................................34 4.3 Struktur Organisasi ..............................................................................35 4.4 Analisis Lingkungan Internal ..............................................................35 4.4.1 Faktor Sumberdaya Manusia ......................................................36 4.4.2 Sumberdaya Produksi ................................................................36

  • 4.4.3 Sumberdaya Penelitian dan Pengembangan ...............................37 4.4.4 Sumberdaya Pemasaran .............................................................38 4.4.5 Sumberdaya Keuangan ..............................................................39 4.5 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................40 4.5.1 Lingkungan Mikro ......................................................................40 4.5.2 Lingkungan Makro ......................................................................42

    V ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 5.1 Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Benih

    Kentang Bersertifikat G3 dan G4 .......................................................51 5.1.1 Penerimaan Usahatani ...............................................................51 5.1.2 Biaya Tunai ...............................................................................52 5.1.3 Biaya Tidak Tunai .....................................................................54 5.1.4 Pendapatan Usahatani ................................................................54

    VI ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA ............................................... 6.1 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Bagi Perusahaan ...........................................................................................56 6.2 Formulasi strategi ...............................................................................65 6.2.1 Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) ..................................66 6.2.2 Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE) ..............................67 6.2.3 Matriks Internal Eksternal (IE) ..................................................68 6.2.4 Matriks SWOT (Strenght-Weakness-Oppurtunity-Threat) ........70

    VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ....................................................................................... 77 7.2 Saran ................................................................................................. 79

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 83

  • DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1 Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang di Indonesia Tahun 2002 2005..................................................................... 2

    2 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang di Provinsi

    Jawa Barat, Tahun 2005.................................................................................. 3 3 Analisis PEST (Politik-Ekonomi-Sosial Budaya-Teknologi).........................17 4 Jenis dan Sumber Data yang Dikumpulkan ....................................................23 5 Alat Bantu Analisis Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi........................26 6 Alat Bantu Analisis Fungsional ......................................................................26 7 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan....................................27 8 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan .................................28 9 Matriks EFE ....................................................................................................29 10 Matriks IFE .....................................................................................................29 11 Matriks SWOT................................................................................................30 12 Penetapan Harga Jual Benih Kentang Bersertifikat ........................................44 13 Kebutuhan Benih Kentang Tahun 2005..........................................................45 14 Hasil Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Benih

    Kentang G3 dan G4 di Harry Farm per 1 Ha per periode Tanam Tahun 2005 .....................................................................................................51

    15 Faktor Strategi Internal Harry Farm................................................................66 16 Faktor Strategi Eksternal Harry Farm.............................................................67 17 Alternatif Strategi Berdasarkan Setiap Fungsional .........................................72

    viii

  • DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1 Proses Manajemen Strategis...........................................................................13 2 Lingkungan Eksternal dan Internal Perusahaan .............................................15 3 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................................21 4 Matriks Internal-Eksternal (IE) ......................................................................32 5 Posisi Perusahaan Harry Farm pada Matriks I-E............................................69 6 Matriks SWOT ...............................................................................................71

    ix

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1 Struktur Organisasi Harry Farm...................................................................... 83 2 Jumlah Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap di Harry Farm ......................... 84 3 Perkiraan Nilai Sisa dalam 1 tahun (2 musim tanam) Usahatani

    Benih Kentang Bersertifikat Kelas G3 dan G4............................................... 84 4 Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Benih Kentang

    Bersertifikat G3 Harry Farm per Hektar per Periode...................................... 85 5 Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Benih Kentang

    Bersertifikat G4 Harry Farm per Hektar per Periode...................................... 86 6 Impor Benih Kentang Tahun 1999 Sampai Agustus 2002.............................. 87 7 Bagan Pola Perbanyakan Benih Kentang Bermutu (One

    Generation Flow) ............................................................................................ 88 8 Pedoman Teknis Produksi Benih Kentang Bermutu....................................... 89 9 Tugas dan Kelengkapan Institusi Pelaksana Sistem Perbenihan

    Kentang ........................................................................................................... 96 10 Penilaian Rating Skor Faktor Strategis Internal.............................................. 97 11 Penilaian Bobot Skor Faktor Strategis Internal............................................... 97 12 Penilaian Rating Skor Faktor Strategis Eksternal ........................................... 98 13 Penilaian Bobot Skor Faktor Strategis Eksternal ............................................ 98 14 Penilaian Bobot Strategis Internal................................................................... 99 15 Penilaian Bobot Strategis Internal................................................................... 103

    x

  • I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kebutuhan akan produk pertanian semakin meningkat sejalan dengan

    bertambahnya jumlah penduduk. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2005

    mencapai 216 juta jiwa dengan angka pertumbuhan 1.7 persen per tahun (BPS,

    2005). Angka tersebut mengidentifikasikan besarnya bahan pangan yang harus

    tersedia. Salah satu peran strategis sektor pertanian adalah penghasil bahan

    pangan bagi seluruh penduduk Indonesia dan merupakan bagian integral dari

    sistem pembangunan nasional yang semakin penting dan strategis sejalan dengan

    arah perubahan lingkup nasional dan internasional. Dengan demikian sektor

    pertanian perlu ditempatkan sebagai sektor andalan dan penggerak pembangunan

    nasional serta diyakini dapat memenuhi prakondisi pembangunan ekonomi

    berkelanjutan (Sudaryanto dkk, 2002).

    Salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran besar dalam memenuhi

    kebutuhan pangan nasional dan menambah pendapatan negara adalah holtikultura.

    Usaha peningkatan produksi telah banyak dilakukan untuk mencukupi kebutuhan

    pasar domestik. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura menyebutkan

    bahwa pengembangan komoditas sayuran di Indonesia diarahkan kepada: (1)

    Memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan dalam rangka memenuhi gizi

    masyarakat; (2) Mengurangi fluktuasi yang tajam dalam rangka turut

    mempertahankan stabilitas ekonomi; (3) Mengurangi impor dan menaikkan

    ekspor; (4) Memperluas kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan petani

    (Dirjen Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2004)

    Salah satu komoditas hortikultura yang mendapat perhatian untuk

    dikembangkan adalah kentang (Solanum tuberosum). Komoditas ini memiliki

    potensi untuk dikembangkan sebagai sumber karbohidrat yang berguna untuk

    menunjang program diversifikasi pangan non beras yang bernilai gizi tinggi,

    disamping dapat juga dijadikan bahan baku untuk industri olahan makanan.

  • Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Bina

    Produksi Hortikultura (2005) memberikan gambaran perkembangan luas panen,

    produksi, dan produktivitas kentang di Indosesia yang mengalami fluktuasi dari

    tahun ke tahun selama tahun 2002 2005.

    Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang

    di Indonesia Tahun 2002 2005

    LUAS PANEN PRODUKSI PRODUKTIVITAS TAHUN (Ha) (Ton) (Ton/Ha)

    2002 2003 2004 2005

    62.776 73.068 55.971 57.332

    924.058 977.349 831.140 893.824

    14,72 13,38 14,85 15,59

    Sumber: BPS dan Dirjen Bina Produksi Hortikultura, 2005

    Produksi kentang terbesar terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 977.349

    ton dan pada tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 831.140 ton. Namun

    produksi kentang pada tahun 2005 mengalami peningkatan dibandingkan dengan

    tahun 2004 menjadi 893.824 ton. Produktivitas kentang lebih cenderung

    meningkat dari tahun 2003 sampai 2005, walaupun jumlah produksi dan luas

    lahan dari tahun 2003 ke 2004 mengalami penurunan.

    Peningkatan produktivitas juga didukung oleh penyediaan benih kentang

    yang bermutu oleh pemerintah maupun pihak swasta. Benih sebagai sumber

    pertanaman mengemban dua misi. Pertama, mengamankan keseimbangan

    lingkungan melalui keanekaragaman demi ketangguhan dan keberlanjutan

    kehidupan hayati. Kedua, keseragaman untuk mencapai efisiensi proses produksi

    demi kesejahteraan rakyat. Benih kentang banyak didatangkan dari luar Indonesia

    karena permintaan benih yang tinggi dan tidak mencukupinya pasokan dari dalam

    negeri sendiri. Ditinjau dari keadaan iklimnya, Indonesia mempunyai peluang dan

    sumberdaya alam dalam komoditas hortikultura baik untuk tujuan konsumsi

    dalam negeri maupun luar negeri. Industri benih tanaman hortikultura masih harus

    mengejar ketinggalan dari negara-negara lain karena masih sedikitnya sumber

    bagi komoditas hortikulutura.

    2

  • Ketersediaan benih bermutu sangat menentukan keberhasilan dalam

    usahatani. Penanaman benih kentang bermutu, tepat waktu, dan tepat umur

    fisiologis adalah faktor utama penentu keberhasilan produksi kentang. Benih

    kentang impor sering tiba tidak tepat dengan musim tanam kentang dan umur

    fisiologis benih juga sering terlampau muda atau tua. Untuk itu produksi benih

    kentang memiliki prospek yang cerah untuk memenuhi kebutuhan permintaaan

    dalam negeri dengan tidak ketergantungan dengan benih impor.

    1.2 Perumusan Masalah

    Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi kentang di Indonesia dan

    di Pulau Jawa dengan dengan total produksi pada tahun 2005 sekitar 46,39 persen

    (382.433 ton) terhadap total produksi kentang Indonesia (824.275 ton) dan sekitar

    72 persen terhadap total produksi Pulau Jawa (530.386 ton). Kabupaten Bandung

    memiliki nilai produksi terbesar di Jawa Barat bila dibandingkan dengan

    kabupaten-kabupaten lainnya sebagaimana terlihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang di Provinsi Jawa

    Barat, Tahun 2005

    LUAS PANEN PRODUKSI PRODUKTIVITAS NO KABUPATEN (Ha) (Ton) (Ton/Ha)

    1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

    10.

    Bandung Garut Majalengka Cianjur Sumedang Sukabumi Kuningan Subang Bogor Tasikmalaya

    13.1844.9321.165

    19125095342164

    227.84197.39226.1715.7843.7991.427

    44825016352

    17,2819,7522,4630,2815,2015,0213,1811,9027,1713,00

    Sumber: Dinas Pertanian Jawa Barat, 2005

    Berdasarkan tabel di atas tingkat produktivitas tanaman kentang di daerah

    Bandung belum mencapai tingkat optimal dengan rata rata produktivitasnya

    17,28 ton/ha, sedangkan tingkat produktivitas optimal tanaman kentang sekitar 35

    ton/ha (Pitojo, 2004). Lahan yang luas yang dimiliki Bandung menjadikannya

    3

  • daerah sentra produksi kentang di Jawa Barat yang memiliki prospek yang cukup

    baik untuk dikembangkan. Pengembangan usahatani kentang selama ini banyak

    mengalami hambatan yang sangat memberatkan petani seperti mahalnya harga

    input di tingkat petani yang berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi.

    Salah satu input yang sangat berpengaruh pada keberhasilan usahatani kentang

    adalah benih kentang. Benih kentang yang bermutu sangat diperlukan untuk

    mendapatkan tingkat produktivitas yang tinggi. Selama ini dalam memenuhi

    kebutuhan benih petani mengandalkan pada benih impor dan benih bersertifikat

    yang diproduksi dalam negeri (BPSBTPH, 2005). Rendahnya pengetahuan para

    petani dalam hal penggunaan benih kentang bermutu dimanfaatkan oleh beberapa

    pihak dalam penyediaan benih kentang palsu, sehingga sering terjadinya beberapa

    praktek penjualan benih kentang bersertifikat palsu dengan harga yang lebih

    murah daripada yang asli. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan mengalami

    kerugian karena beberapa petani beralih ke produk yang palsu. Di sisi lain para

    petani yang menggunakan benih palsu akan mengalami kerugian karena

    penurunan produktivitasnya. Kertergantungan bahan baku juga menjadi hambatan

    bagi para penangkar benih kentang bersertifikat karena hal ini berdasarkan

    peraturan pemerintah, penangkar yang diperkenankan untuk melaksanakan

    penangkaran benih induk kentang generasi nol, generasi satu dan generasi dua

    adalah Lembaga Penelitian, Universitas, Balai Induk Benih Kentang yang telah

    mampu dan diberi kewenangan atau perusahaan yang telah terakreditasi karena

    memenuhi persyaratan.

    Harry Farm salah satu penangkar benih kentang bersertifikat di

    Pangalengan, Bandung, Jawa Barat yang semenjak tahun 1995 telah bergerak di

    bidang pertanian. Keikutsertaannya diproduksi benih kentang dari tahun 2002

    memberikan dampak baik dalam hal penyediaan benih kentang bersertifikat.

    Usahatani benih bersertifikat merupakan program unggulan Harry Farm di masa

    mendatang namun dalam menjalankan usahatani benih bersertifikat Harry Farm

    belum memiliki kejelasan mengenai penerimaan usahatani yang diperoleh dan

    bagaimana strategi untuk pengembangan usahataninya dimasa akan datang

    Dari uraian tersebut maka perumusan masalah yang diangkat dalam

    penelitian ini yaitu :

    4

  • 1. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani benih kentang bersertifikat yang

    diperoleh Harry Farm.

    2. Faktor faktor internal dan eksternal apa saja yang menentukan keberhasilan

    pengembangan perusahaan Harry Farm.

    3. Bagaimana alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan Harry Farm dengan

    kondisi lingkungan seperti ini.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

    1. Menganalisis pendapatan usahatani benih kentang bersertifikat yang diperoleh

    Harry Farm.

    2. Menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal Harry Farm

    3. Merumuskan strategi pengembangan usaha benih kentang bersertifikat pada

    Harry Farm.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai bahan masukan bagi

    perusahaan dalam melaksanakan usahatani benih kentang bersertifikat dan bahan

    pertimbangan dalam pengembangan usahanya. Masyarakat juga dapat

    menggunakannya sebagai bahan tambahan rujukan bagi pengembangan ilmu

    manajemen strategi perusahaan. Kegunaan lainnya yaitu sebagai bahan acuan bagi

    peneliti-peneliti lain dalam melakukan studi lanjutan.

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian

    Produk perusahaan yang dibahas dalam skripsi ini dibatasi pada produk

    kentang bersertifikat saja, karena produk ini merupakan produk potensial dan

    unggulan Harry Farm.

    5

  • II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Usahatani

    Usahatani adalah satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana

    terdapat unsur lahan yang mewakili alam, unsur tenaga kerja yang bertumpu pada

    anggota keluarga tani, unsur modal yang beraneka ragam jenisnya, dan unsur

    pengelolaan dan manajemen yang perannya dibawakan seseorang yang di sebut

    petani (Tjakrawalaksana dan Soriaatmaja, 1983).

    Makeham dan Malcolm (1991) mendefinisikan usahatani sebagai cara

    bagaimana mengelola kegiatan kegiatan pertanian dengan petani sebagai

    pengelolanya. Ukuran dan jenis usahatani mungkin berkisar dari sebidang kecil

    usahatani subsisten dengan luas areal kurang dari 1 ha sampai perusahaan

    pertanian negara yang meliputi semua lahan dari beberapa desa. Usahatani

    mungkin dilaksanakan oleh seseorang penggarap atau pemilik, seseorang manajer,

    seseorang manajer yang dibayar oleh sebuah koperasi (atau perusahaan negara),

    atau oleh seseorang pemilik yang tingal jauh dari lahan yang dimilikinya.

    Umumnya adalah usahatani pemilik penggarap, semi-subsisten.

    Keberhasilan suatu usahatani sebenarnya tidak terlepas dari faktor faktor

    lingkungan yang mempengaruhinya yang bisa dibedakan menjadi dua faktor

    utama, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor faktor

    produksi yang pengaruhnya dapat dikendalikan oleh petani seperti penggunaan

    lahan, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi, kemampuan petani mengalokasi

    penerimaaan keluarga, dan jumlah keluarga petani. Sedangkan faktor ekstern

    adalah faktor faktor produksi yang tidak dapat di kontrol dan berada di luar

    jangkuan petani, seperti faktor iklim, cuaca, ketersedian sarana, angkutan dan

    komunikasi, aspek aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan input usahatani,

    fasilitas kredit, penyuluhan bagi petani, dan perubahan harga.

  • 2.2 Konsep Pendapatan Usahatani

    Pendapatan usahatani adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan

    usahatani dan perternakan setiap tahun (Makeham dan Malcolm, 1991).

    Pendapatan usahatani adalah keuntungan yang diperoleh petani dengan

    mengurangkan biaya yang di keluarkan selama proses produksi dengan

    penerimaan usahatani. Tujuan utama dari analisis pendapatan adalah

    menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan menggambarkan

    keadaan yang datang dari perencanaan dan tindakan. Faktor faktor yang

    mempengaruhi pendapatan usahatani adalah luas usahatani, efisiensi kerja, dan

    efisiensi produksi. Luas usahatani yang sempit dapat mengakibatkan produksi

    persatuan luas yang tinggi tidak dapat tercapai. Sementara efisiensi kerja dan

    efisensi produksi yang tinggi meneyebabkan pendapatan petani semakin tinggi.

    Menurut Soerkartawi (1986), penerimaan usahatani adalah suatu nilai

    produk total dalam jangka waktu tertentu, baik untuk di jual maupun unutuk

    dikonsumsi sendiri. Penerimaan ini mencakup semua produk yang dijual,

    konsumsi rumah tangga petani, untuk pembayaran dan untuk disimpan.

    Penerimaan usahatani kentang dalam penelitian ini adalah nilai poduk diperoleh

    dari produk total dikali dengan harga jual di tingkat petani.

    Pengeluaran atau biaya usahatani merupakan nilai pengunaan sarana

    produksi dan lain lain yang dibebankan pada produk bersangkutan. Selain biaya

    tunai yang harus dikeluarkan ada pula biaya yang diperhitungkan, yaitu nilai

    pemakaian barang dan jasa yang dihasilkan dari usaha itu sendiri.

    Biaya yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa

    sebenarnya pendapatan kerja petani kalau modal dan nilai kerja keluarga

    diperhitungkan. Menurut Hermanto dalam Ferdiansyah (2004) biaya produksi

    dalam usahatani dapat dibedakan berdasarkan :

    1. Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan terdiri dari

    a. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada

    besarnya kecilnya produksi, misalnya : pajak tanah, sewa tanah,

    penyusutan bangunan pertanian, dan bunga pinjaman.

    7

  • b. Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi,

    misalnya : pengeluaran untuk benih, pupuk, obat obatan, dan biaya

    tenaga kerja.

    2. Berdasarkan biaya yang langsung dikeluarkan dan diperhitungkan terdiri dari :

    a. Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang di bayar tunai.

    Biaya tetap misalnya : pajak tanah dan bunga pinjaman, sedangkan biaya

    variabel misalnya pengeluaran untuk benih, pupuk, obat obatan, dan

    tenaga kerja luar keluarga. Biaya tunai ini berguna untuk melihat

    pengalokasian modal yang dimiliki petani.

    b. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) adalah biaya penyusutan alat alat

    pertanian, sewa lahan milik sendiri (biaya tetap), dan tenaga kerja dalam

    keluarga (biaya variabel).

    Pendapatan usahatani yang diterima seorang petani dalam satu tahun

    berbeda dengan pendapatan yang diterima petani lainnya. Perbedaaan pendapatan

    ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor ini ada yang masih dapat diubah

    dalam batasan batasan kemampuan petani dan ada faktor yang tidak dapat

    diubah yaitu iklim dan tanah.

    Pendapatan yang besar tidak selalu menunjukan efisiensi yang tinggi,

    karena ada kemungkinan pendapatan yang besar itu diperoleh dari investasi yang

    berlebihan. Oleh karena itu, analisis pendapatan usahatani selalu diikuti dengan

    pengukuran efisiensi. Ukuran efisiensi pendapatan dapat dihitung melalui

    perbandingan penerimaaan dengan biaya yang dikeluarkan (rasio R/C) yang

    menunjukan berapa penerimaan yang diterima petani untuk setiap biaya yang

    dikeluarkan petani dalam proses produksi.

    2.3 Strategi dan Manajemen Strategis

    Konsep strategi banyak didefinisikan dengan pendekatan sudut pandang

    yang berbedabeda. Konsep strategi pertama kali dikemukan oleh Chandler dalam

    Rangkuti (1998) merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

    kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas

    8

  • alokasi sumberdaya. Konsep strategi menurut Earned, Cristensen, dan Guth dalam

    Rangkuti (1998) strategi merupakan alat untuk mencapai keunggulan bersaing.

    Dengan demikian salah satu fokus strategi untuk memutuskan apakah bisinis

    tersebut harus ada atau tidak. Strategi adalah pendekatan pemakaian sumber di

    dalam kendala iklim kompetitif agar seperangkat sasaran dapat dicapai (Hayden,

    1997). Jauch dan Glueck (1998) menyatakan strategi adalah rencana yang

    disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi

    perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa

    tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan

    alokasi atau relokasi tanggung jawab dan sumberdaya yang ditimbulkan.

    Menurut Andrews dan Chaffe dalam Rangkuti (1998) strategi adalah

    kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti debtholders, manajer, karyawan,

    konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya, yang baik secara langsung

    maupun tidak langsung menerima keuntugan atau biaya yang ditimbulkan oleh

    semua tindakan yang dilakukan perusahaan. Menurut David (1998) strategi

    merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi menggunakan

    pendekatan proaktif ketimbang reaktif dalam industri, dan berjuang untuk

    mempengaruhi, mengantisipasi, dan mengawali dan bukannya bereaksi terhadap

    peristiwa.

    Menurut Hamel dan Prahalad (1995) strategi merupakan tindakan yang

    bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan

    berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di

    masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari

    apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya

    kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan

    kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di

    dalam bisnis yang dilakukan.

    Menurut Pearce dan Robinson (1997) strategi diartikan sebagai rencana

    manajer yang berskala besar dan berorientasi kemasa depan untuk berinteraksi

    dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran sasaran perusahaan.

    Meskipun rencana tidak secara persis merinci semua pemanfaatan sumberdaya

    9

  • manusia, keuangan dan bahan bahan di masa mendatang, ia memberikan

    kerangka untuk keputusan keputusan manajerial. Strategi mencerminkan

    kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, apa, dan dimana ia harus

    bersaing, melawan siapa, dan maksud apa.

    Berdasarkan definisi diatas, secara ringkas strategi mengandung

    pengertian sebagai suatu cara mengelola perusahaan untuk menetapkan arah

    tujuan dan sasaran yang harus di capai serta memfasilitasi tindakan antisipasi

    terhadap perubahan lingkungan. David (1998) membagi strategi menjadi tiga

    tingkatan, sebagai berikut.

    a. Strategi tingkat perusahaan (korporat), menggambarkan arah yang menyeluruh

    bagi perusahaan dalam pertumbuhan dan pengelolaan dalam berbagai bidang

    usaha untuk mencapai keseimbangan produk atau jasa yang dihasilkan.

    Strategi tingkat perusahaan biasanya dibuat sebagai arahan dasar berbagai

    strategi pada unit usaha dan strategi funsional yang disusun.

    b. Strategi tingkat unit bisinis, menekankan pada usaha peningkatan daya saing

    perusahaan dalam suatu industri atau segman pasar.

    c. Strategi tingkat fungsional, menciptakan kerangka kerja untuk manajemen

    fungsi seperti produksi, pemasaran, keuangan dan sumberdaya.

    Manajamen strategi juga sering didefinisikan secara berbeda. David (1998)

    mendefinisikan manajemen strategi sebagai suatu seni atau ilmu dalam hal

    pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating)

    keputusan keputusan strategi antar fungsi yang memungkinkan sebuah

    organisasi dalam mencapai tujuannya dimasa mendatang. Manajemen strategis

    memadukan manajemen pemasaran, keuangan, produksi/operasi, informasi,

    penelitian dan pengembangan dalam mencapai keberhasilan organisasi. Definisi

    diatas berorientasi pada proses yang dilakukan dalam manajemen strategi yakni

    formulasi, impelmentasi, dan evaluasi strategi.

    Menurut Jauch dan Glueck (1998), manajemen strategi adalah sejumlah

    keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi yang

    efektif untuk mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi ialah cara

    10

  • dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil

    keputusan.

    Hayden (1997) menyatakan manajemen strategi merupakan pengelolaan

    keunggulan kompetitif mencakup mengidentifikasikan sasaran dan menganalisis

    lingkungan, mengenali ancaman dan kesempatan, kemudian merumuskan strategi

    untuk melindungi diri terhadap ancaman dan mengambil manfaat dari

    kesempatan, penerapan strategi dan memantaunya agar keungulan kompetitif

    dapat berlanjut meskipun harus menghadapi perubahan lingkungan, sedangkan

    menurut Pearce dan Robinson (1997) manajemen strategi adalah sekumpulan

    keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana

    rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran sasaran perusahaan.

    Manajemen strategi terdiri dari sembilan hal yang sangat penting yaitu ;

    1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumus umum, tentang maksud

    keberadaan (purpose), filosofi, dan tujuan.

    2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan

    kapasibilitasnya.

    3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, melipuiti baik pesaing maupun

    faktor faktor konstektual umum.

    4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumberdaya dengan

    lingkungan ekstern.

    5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setipa

    opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.

    6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum yang akan

    mencapai pilihan yang paling dikehendaki.

    7. Mengimplemetasikan pilihan strategi dengan cara mengalokasikan

    sumberdaya anggaran yang menekankan pada kesusaian tugas, SDM, struktur,

    teknologi, dan sistem imbalan.

    8. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi pengambilan

    keputusan dimasa yang kan datang.

    11

  • Jauch dan Glueck (1998) juga telah menyatakan bahwa penerapan

    manajemen strategis memberikan manfaat bagi organisasi sebagai berikut :

    a Manajemen strategi memungkinkan perusahaan mengantisipasi kondisi yang

    selalu berubah ubah.

    b Manajemen strategis menyediakan sasaran dan arah yang jelas bagi karyawan.

    c Manajemen strategis membantu mendidik para manajer agar menjadi

    pengambil keputusan yang lebih baik dan membantu meneliti masalah pokok

    perusahaan.

    d Manajemen strategis membantu meningkatkan komunikasi perusahaan,

    kordinasi proyek perorangan, alokasi sumberdaya, dan perencanaan jangka

    pendek seperti penyusunan anggaran.

    Selain itu, manajemen strategis juga dapat membantu perusahaan untuk

    melihat lebih dulu ancaman dan peluang di masa depan, menyediakan sasaran

    yang jelas serta arah untuk masa depan perusahaaan yang selalu berubah.

    Manajemen strtategis adalah satu paket komitmen , keputusan dan langkah yang

    diharapkan bagi sebuah perusahan untuk memiliki daya saing strategis dan

    menghasilkan laba diatas rata rata.

    2.4 Proses Manajemen Strategis

    Proses manajemen strategis merupakan cara yang digunakan oleh para

    perencana strategi untuk menentukan sasaran, kebijakan, dan kegiatan

    pengambilan keputusan perusahaan. Manajemen strategis merupakan suatu proses

    yang terdiri dari rangkaian tahapan tahapan, yang disederhanakan seperti terlihat

    pada Gambar 1.

    12

  • Mengembangkan Pern

    yataan Misi

    Melakukan Audit

    Eksternal

    Melakukan Audit

    Internal

    Menerapkan Sasaran Jangka Panjang

    Menghasilkan, Mengevaluasi dan Memilih

    Strategi

    Menerapkan Kebijakan

    dan Sasaran Tahunan

    Mengalokasi Sumber

    Daya

    Mengukur dan Mengevaluasi

    Prestasi

    Gambar 1. Proses Manajemen Strategis

    Sumber : David (1998)

    Secara garis besar, tahapan manajemen strategis diatas dapat

    dikelompokan menjadi tiga tahap yaitu formulasi strategi, impelementasi strategi,

    dan evaluasi strategi (David, 1998).

    Formulasi strategi meliputi penyusunan misi bisnis, identifikasi ancaman

    dan peluang eksternal organisasi, penentuan kekuatan dan kelemahan internal

    organisasi, penyusunan tujuan jangka panjang, penyusunan strategi alternatif dan

    pemilihan strategi yang akan dijalankan. Implementasi strategis merupakan

    tindakan dalam manajemen strategis yang antara lain menetapkan sasaran atau

    tujuan tahunan dan kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan

    sumberdaya secara efektif. Evaluasi strategis merupakan tahap akhir dalam

    manajemen strategis. Terdapat tiga kegiatan utama dalam evaluasi strategis

    sebagai berikut :

    a. Mengevaluasi faktor internal dan eksternal yang didasarkan pada strategi saat

    ini.

    b. Mengukur kinerja.

    c. Mengadakan perbaikan dari kegiatan yang telah dilakukan.

    13

  • Proses manajemen strategis menurut Pearce dan Robinson (1997) dengan

    perumusan dan implemetasi strategi secara berurutan. Proses dimulai dengan

    pengembangan atau re-evaluasi misi perusahaan. Langkah ini dikaitkan dengan

    profil perusahaan dan penilaian atas lingkungan eksternal perusahaan. Kemudian

    mengikuti secara berurutan pilihan strategi, penetapan sasaran jangka panjang,

    rencana strategi umum, penetapan sasaran jangka pendek, rancangan straegi

    operasional, pelembagaan strategi, serta tinjauan dan evaluasi.

    Proses manajemen strategis dirumuskan dengan pernyataan misi

    organisasi selanjutnya setiap tahapan yang dilakukan harus disesuaikan dengan

    pernyataan misi tersebut. Pernyataan misi menyatakan tentang bisnis apa yang

    akan dijalankan perusahaan (what is our business) dan menjawab pertanyaan

    mengapa perusahaan ada (the reason for being). Pernyataan misi berfungsi

    sebagai inspirasi bagi seluruh anggota organisasi dan membantu perusahaan

    memfokuskan perhatian pada arah yang jelas (Karim dan Handono, 1999).

    Proses manajemen strategis menjalani penilaian dan pemuthiran terus

    menerus. Meskipun elemen elemen dasar manajemen strategis jarang sekali

    berubah, penekanan relatif terhadap setiap elemen ini akan berbeda beda

    menurut pengambil keputusan yang menggunakan model ini serta menurut situasi

    lingkungan perusahaan mereka.

    2.5 Lingkungan Organisasi

    Lingkungan organisasi merupakan kumpulan semua faktor yang terdapat

    baik di dalam maupun di luar organisasi yang dapat mempengaruhi kemajuan

    perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Adaptasi dengan perubahan

    lingkungan merupakan inti dari manajemen strategis. Adaptasi ini menuntut

    pemahaman perubahan lingkungan (Certo dan Peter, 1990).

    Menurut Umar (2001), lingkungan ekstern perusahaan dibagi manjadi tiga

    kategori yang saling berkaitan, yaitu : lingkungan jauh (remote), lingkungan

    industri, dan lingkungan operasional. Secara bersama sama, faktor ini

    merupakan landasan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam

    14

  • lingkungan bersaingnya. Faktor faktor yang mempengaruhi lingkungan dapat di

    lihat pada Gambar 2.

    Lingkungan Jauh

    Lingkungan Internal Perusahaan

    - Aspek Keuangan - Aspek SDM - Aspek Pemasaran - Aspek Operasional - Aspek Manajemen

    - Aspek Ancaman Pendatang Baru

    - Aspek Daya Tawar Pemasok

    - Aspek Ketersediaan Produk/Jasa Subtitusi

    - Aspek Persaingan dalam Industri

    - Aspek Daya Tawar Pembeli

    - Faktor Sosial - Faktor Ekonomi

    - Faktor Politik - Faktor Teknologi

    Lingkungan Industri

    Gambar 2. Lingkungan Eksternal dan Internal Perusahaan Sumber : Umar (2003)

    Lingkungan jauh terdiri dari faktor faktor yang bersumber dari luar,

    biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional perusahaan tertentu.

    Lingkungan ini memberikan peluang, ancaman dan kendala bagi perusahaan.

    Faktor faktor lingkungan jauh yang mempengaruhi perusahaan, yaitu :

    1. Faktor Ekonomi

    Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat

    suatu perusahaan beroperasi. Faktor ekonomi mengacu kepada variabel variabel

    yang mempengaruhi arah perekonomian dimana perusahaan beroperasi. Variabel

    15

  • dari faktor ekonomi antara lain siklus ekonomi, tingkat inflasi, kebijakan monoter,

    fiskal, tingkat suku bunga, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi.

    2. Faktor Sosial Budaya

    Faktor sosial budaya yang mempengaruhi perusahaan meliputi keyakinan,

    nilai sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang orang dalam

    lingkungan organisasi. Faktor sosial biasanya dikembangkan dari faktor kultural,

    ekologis, pendidikan, dan kondisi etnis. Perubahan pada faktor sosial dapat

    mengubah permintaan pada berbagai produk/jasa aktivitas.

    3. Faktor Politik dan Hukum

    Arah dan stabilitas faktor faktor politik merupakan pertimbangan penting

    bagi para manjer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor faktor politik

    mencerminkan peluang dan ancaman kunci untuk organisasi besar maupun kecil.

    Faktor politik dan hukum mendefinisikan parameter parameter hukum, meliputi

    peraturan peraturan, undang undang, kebijakan pemerintah baik pada tingkat

    nasionsal, propinsi, maupun daerah dan bagaimana pengaturan harus beroperasi.

    4. Faktor Teknologi

    Faktor teknologi perlu diperhatikan sehubungan dengan telah sedemikian

    berkembangnya dan telah lahirnya berbagai temuan dan terobosan, baik di bidang

    perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemajuan tekonologi secara pesat telah

    mengubah produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pelanggan, pesaing, proses

    manufaktur, praktek praktek pemasaran dan posisi persaingan. Inovasi

    tekonologi perusahaan dapat memberikan dua manfaat yaitu mengurangi biaya

    dan meningkatkan sistem organisasi.

    Keempat faktor lingkungan umum diatas dapat dianlisa dengan

    menggunakan pendekatan analisis PEST (Poltik-Ekonomi-Sosial-Budaya-

    Teknologi) pada Tabel 3 dibawah ini.

    Lingkungan operasional merupakan lingkungan eksternal perusahaan yang

    dibangun oleh komponen komponen yang biasanya mempunyai implikasi yang

    relatif spesifik dan lebih langsung dapat dirasakan pengaruhnya terhadap

    pengelolaan sebuah organisasi. Komponen utama dari lingkungan ini adalah

    16

  • lingkungan industri (pelanggan, pesaing, pemasok), tenaga kerja, dan masalah

    masalah internasional (Certo dan Peter, 1990).

    Tabel 3. Analisis PEST (Politik-Ekonomi-Sosial Budaya-Teknologi)

    POLITIK

    Situasi politik negara Kebijakan politik luar negeri Regulasi dan deregulasi pemerintah Peraturan pajak, tarif dan bea Kebijakan subsidi Peraturan anti monopoli Kebijakan fiskal dan monoter Peraturan tenaga kerja Kebijakan ekspor dan lain lain

    SOSIAL BUDAYA & DEMOGRAFI

    Perkembangan budaya Perkembangan media Pertumbuhan penduduk Jumlah penduduk Perilaku terhadap pemerintah Perilaku menabung Perilaku berbelanja Dan lain lain

    EKONOMI

    Tingkat inflasi GNP Ketersedian kredit Pola konsumsi Kurs mata uang Tingkat pajak Situasi pasar modal Trend pertumbuhan ekonomi Dan lain lain

    TEKNOLOGI

    Perkembangan teknologi informasi Kecendrungan pengembangan

    teknologi yang unik dalam industri Perkembangan teknologi dasar Perkembangan prilaku masyarakat

    terhadap teknologi

    Sumber : Certo dan Peter, 1990

    2.6 Penelitian Terdahulu

    Penelitian mengenai pengembangan usaha telah dilakukan oleh Iriana

    (2004) dengan mengambil komoditas teh sebagai bahan penelitiannya. Tujuan

    penelitian pengembangan usaha bisnis teh pada Perkebunan Gedeh PTPN VIII,

    Kabupaten Cianjur, Jawa Barat adalah memformulasikan strategi bisnis yang tepat

    bagi perusahaan supaya dapat meningkatkan daya saingnya melalui identifikasi

    faktor internal-eksternal dan memformulasikan suatu strategi komprehensif bagi

    Perkebunan Gedeh.

    Perumusan strategi bisnis dalam proses manajemen diawali dengan

    penetapan misi bisnis Perkebunan Gedeh. Misi bisnis Perkebunan Gedeh adalah

    17

  • Kualitas adalah Tradisi Kami, misi ini sangat tepat karena berkaitan dengan

    permasalahan mendasar yang sedang dihadapi oleh perusahaan, yaitu memenuhi

    tuntutan pasar dalam hal kualitas produk.

    Faktor internal dapat digolongkan menjadi kekuatan dan kelemahan.

    Kekuatan utama Perkebunan Gedeh adalah iklim kerja yang kondusif. Kelemahan

    utamanya adalah pemeliharaan kebun yang belum optimal dan manajemen

    pemetikan yang belum tepat. Faktor eksternal dapat digolongkan menjadi peluang

    dan ancaman. Peluang utama Perkebunan Gedeh adalah perkembangan teknologi

    mekanisasi dan pengolahan. Ancaman utamanya yaitu kelangkaan pasokan pupuk.

    Hasil analisis matirk I-E menunjukkan bahwa Perkebunan Gedeh berada

    pada kondisi internal rata-rata dan respon Perkebunan Gedeh terhadap faktor-

    faktor eksternal yang dihadapinya tergolong sedang. Strategi yang sebaiknya

    diambil adalah mempertahankan dan memelihara. Alternatif strategi yang

    disarankan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

    Imamudin (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Strategi

    Perusahaan dan Pemasaran Benih Kentang PT.DaFa Teknoagro Mandiri bertujuan

    untuk mengidentifikasi, memformulasi, dan memilih strategi pemasaran untuk

    meningkatakan volume penjulan benih kentang perusahaan. Dalam penelitian ini

    menggunakan analisis: (1) analisis lingkungan internal, dengan menggunakan

    matrik IFE, (2) analisis lingkungan eksternal, dengan menggunakan matrik EFE,

    dan (3) analisis posisi perusahaan dengan matrik IE, dan (4) analisis matrik

    TOWS untuk mendapatkan formulasi implementasi strategi perusahaan.

    Berdasarkan hasil perhitungan total nilai matrik EFE sebesar 2,762

    memperlihatkan bahwa posisi strategis eksternal rata-rata untuk mengatasi

    ancaman dan memanfaatkan peluang dibandingkan pesaing utama. Total nila i

    matrik IFE sebesar 2,878. Hal ini menggambarkan posisi strategis internal yang

    sedang untuk mengatasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki

    dibandingkan dengan pesaing utama. Berdasarkan masing-masing total skor dari

    faktor internal dan faktor eksternal, maka dipetakan kedalam matrik I-E, posisi

    perusahaan berada pada kotak kuadran V, yang berarti inti strategi yang

    ditetapkan perusahaan adalah strategi pertumbuhan.

    18

  • Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan pihak manajemen

    perusahaan dan denga melihat kondisi lingkungan perusahaan melalui analisis

    matrik IFE, EFE, I-E, dan analisis TOWS, maka dapat ditetapkan prioritas

    operasional strategi pemasaran yang dapat diterapkan (1) Pada produk, strategi

    premium, dengan meningkatkan mutu planlet kentang. (2) Untuk mendukung

    strategi premium, maka harga yang ditetapkan adalah harga yang tinggi. (3) Pada

    promosi, adalah meningkatkan promosi langsung ke petani kentang dan para

    penangkar benih dan lebih fokus untuk sentra-sentra kentang di wilayah Jawa

    Barat. (4) Pada distribusi adalah distribusi yang lancar, ketepatan waktu produksi,

    dan pelayanan yang baik untuk mendukung strategi positioning produk benih

    kentang perusahaan.

    Penelitian mengenai usahatani kentang telah dilakukan oleh Ferdiansyah

    (2004) dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Kentang

    (Kasus di Desa Argamukti Kec. Argapura Kab. Majalengka, Jawa Barat). Hasil

    penelitian di Desa Argamukti menunjukkan bahwa petani responden dibedakan

    atas petani pengguna benih impor, petani pengguna benih lokal bersertifikat, dan

    petani pengguna benih lokal tidak bersertifikat dengan hasil panen Februari dan

    maret 2003. Besarnya rasio R/C atas biaya total dan biaya tunai yaitu untuk petani

    pengguna benih impor adalah 1,90 dan 1,76, petani pengguna benih lokal

    bersertifikat adalah 1,89 dan 2,07 dan petani pengguna benih lokal tidak

    bersertifikat adalah 1,69 dan 1,90. hasil rasio R/C menunjukkan bahwa petani

    pengguna benih lokal bersertifikat lebih tinggi artinya penggunaan benih lokal

    bersertifikat lebih menguntungkan.

    2.7 Kerangka Pemikiran Penelitian

    Dalam mengkaji suatu perusahaan maka yang perlu dilihat terlebih dahulu

    yaitu visi, misi dan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan adalah terus

    memperluas usaha atau setidaknya bertahan ditengah ketatnya persaingan bisnis.

    Setiap perusahaan memiliki kebijakan kebijakan yang berbeda satu dengan

    lainnya dalam mewujudkan tujuannya. Kebijakan kebijakan tersebut diambil

    dan diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan dalam

    19

  • memperhatikan faktor internal dan eksternal perusahaan. Kebijakan kebijakan

    tersebut meliputi kebijakan SDM, kebijakan produksi, kebijakan finansial dan

    kebijakan pemasaran.

    Berdasarkan permasalahan yang dihadapi perusahaan terhadap rendahnya

    produktivitas kentang yang terjadi di Pangelengan yang tidak sesuai standar

    produksi, maka penelitian ini memberikan gambaran bagaimana mengatasi

    permasalahan tersebut sehingga dapat memberikan informasi tambahan bagi

    perusahaan yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahataninya.

    Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui

    gambaran umum perusahaan sehingga dapat diketahui permasalahannya baik

    secara internal maupun eksternal perusahaan. Identifikasi permasalahan ini

    selanjutnya dianalisis dengan analisis usatani untuk mengetahui tingkat

    pendapatan usahataninya, sedangkan dalam mengembangkan usahataninya

    peneliti menggunakan analisis SWOT untuk memilih strategi alternatif

    pengembangan usahataninya. Dari kedua analisis tersebut memberikan informasi

    tambahan sehingga perusahaan dapat menjalankan usahataninya lebih maju dari

    sekarang. Adapun bagan alur kerangka pemikiran penelitian yang akan

    dilaksanakan oleh penulis dalam penelitian ini disajikan dalam Gambar 3 :

    20

  • Rendahnya Produktivitas Tanaman Kentang akibat pemakaian benih tidak berkualitas dan ketidaktersediaan benih kentang berkualitas

    Usahatani Benih Kentang Bersertifikat

    Harry Farm

    Identifikasi Usahatani dan Pengembangan Usaha Harry Farm

    Upaya Pengembangan Usahatani Benih Kentang

    Bersertifikat

    Analisis Pendapatan Usahatani Harry Farm

    Analisis Identifikasi

    MasalahMasalah Analisis Identifikasi

    Pemilihan Strategi Alternatif Usahatani Benih Kentang Bersertifikat

    Peningkatan Pendapatan Usahatani di Harry Farm

    Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian

    21

  • III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Harry Farm Jl

    Citere No 11, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Pemilihan tempat penelitian

    dilakukan dengan sengaja, dengan pertimbangan bahwa Harry Farm merupakan

    salah satu produsen benih kentang terbesar di Jawa Barat dan dalam menjalankan

    usahanya belum memiliki sistem manajerial yang bagus. Pertimbangan lainnya

    adalah kesediaan perusahaan dan ketersediaan data dan informasi yang diperlukan

    dalam penelitian. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, dimulai pada bulan

    April hingga Mei 2006.

    3.2 Jenis dan Sumber Data

    Dalam penelitian ini digunakan data primer dan sekunder baik data

    kualitatif maupun data kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan

    pengamatan langsung di lapangan (Harry Farm) dan wawancara dengan berbagai

    narasumber dari pihak perusahaan. Pemilihan narasumber dilakukan dengan

    secara sengaja dengan pertimbangan bahwa nara sumber adalah orang yang ahli

    dalam bidangnya yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu dengan para

    manajer fungsional dari Harry Farm.

    Data sekunder diperoleh dari hasil laporan perusahaan dan dokumen

    perusahaan yang berkaitan dengan topik penelitian. Selain dari perusahaan, data

    sekunder juga diperoleh dari bahan-bahan rujukan seperti: literatur, jurnal, artikel,

    dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian.

    Data sekunder berupa data analisis eksternal diperoleh dari dokumen

    perusahaan, makalah-makalah seminar, dan data-data statistik dari instansi terkait

    seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian Jawa Barat, dan Direktorat

    Jendral Bina Produksi dan Hortikultura. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan

    tersebut disajikan pada Tabel 4 di bawah ini.

  • Tabel 4. Jenis dan Sumber Data yang Dikumpulkan

    DATA TUJUAN JENIS SUMBER METODE ANALISIS

    1. Mengetahui Tingkat Pendapatan Usahatani Benih Kentang Bersertifikat di Harry Farm.

    Tingkat pendapatan usahatani

    Perusahaan

    Analisis Ratio Penerimaan dan Biaya

    2. Mengetahui Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan

    Visi dan Misi Perusahaan

    Struktur Organisasi Kebijakan Perusahaan Operasional Pemasaran Litbang dan Sistem

    Informasi Operasional Produksi Keuangan Perusahaan Lingkungan Eksternal

    Perusahaan

    Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Instansi

    Terkait Jurnal, BPS, Majalah

    Analisis Internal Perusahaan

    Analisis

    Eksternal Perusahaan

    3. Merumuskan Strategi

    Perusahaan.

    Kekuatan, Kelemahan,

    Peluang dan Ancaman Perusahan

    Perusahaan,

    Jurnal, Majalah, Intansi Terkait

    Analisis

    SWOT

    3.3 Pengolahan dan Analisis Data

    Data yang diperoleh dari penelitian (data primer, sekunder, maupun

    informasi-informasi pendukung lainnya diolah secara manual, dianalisa dengan

    menggunakan analisis usahtani hal ini untuk mengetahui tingkat pendapatan

    usahataninya dan analisis internal dan eksternal perusahaan untuk memberikan

    informasi kepada perusahaan tentang faktor faktor yang mempengaruhi kinerja

    perusahaannya. Dari kedua analisis tersebut maka akan dirumuskan suatu strategi

    pengembangan usaha benih kentang bersertifikat di Harry Farm.

    23

  • 3.3.1 Analisis Usahatani

    Salah satu indikator keberhasilan program peningkatan produksi benih

    kentang adalah meningkatnya pendapatan melalui usahatani yang dilakukan oleh

    petani. Dalam analisis ini digunakan dua indikator, yaitu :

    3.3.1.1 Analisis Pendapatan Usahatani

    Penerimaan usahatani merupakan nilai produksi yang diperoleh dari

    produk total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani. Jumlah total disini

    menggambarkan hasil penjulan produk yang akan dijual juga hasil penjualan

    produk sampingan (Tjakrawiralaksana,1983).

    Pengeluaran atau biaya usahatani adalah nilai penggunaan sarana produksi

    dan lain-lain yang mungkin diperoleh dengan membeli, sehingga pengeluaran atau

    biayanya berbentuk tunai tetapi ada pula sarana produksi yang digunakan itu

    berasal dari hasil usahatani sendiri, sehingga pada keadaan demikian pengeluaran

    atau biaya itu merupakan nilai yang diperhitungkan.

    Biaya tunai merupakan pengeluaran tunai usahatani yang dilakukan oleh

    petani sendiri. Pengeluaran tunai usahatani ini secara umum meliputi biaya tetap

    (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap adalah biaya untuk

    sarana produksi yang dipakai proses produksi yang tidak langsung mempengaruhi

    jumlah produksi dan sifat penggunaannya tidak habis terpakai dalam satu kali

    proses produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya untuk sarana produksi

    yang dipakai dalam proses produksi yang langsung mempengaruhi jumlah

    produksi dan sifat penggunaannya habis terpakai dalam satu kali proses produksi.

    Pendapatan usahatani didapatkan dengan menghitung selisih antara

    penerimaaan usahatani dengan biaya selama proses produksi. Dalam

    perhitungannya terdapat dua jenis pendapatan usahatani berdasarkan biaya

    produksi, yaitu pendapatan usahatani tunai dan pendapatan usahatani total yang

    secara sederhana dapat diturunkan dari rumus (Tjakrawiralaksana dan

    Soeriaatmadja, 1983) :

    24

  • cr T T Tunai = ( )ccr CT T Total +=

    Dimana : Tunai = Pendapatan Bersih Atas Biaya Tunai Total = Pendapatan Bersih Atas Biaya Total Tr = Penerimaan Usahatani

    Tc = Biaya Tunai

    Cc = Biaya Diperhitungkan

    3.3.1.2 Analisis Ratio Penerimaan dan Biaya

    Untuk mengukur efisiensi masing-masing usahatani terhadap setiap

    penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh ratio antara jumlah

    penerimaan dengan jumlah biaya yang secara sederhana dapat diturunkan dari

    rumus (Tjakrawiralaksana, 1983):

    Tunai BiayaPenerimaan tunaiR/C Rasio = ;

    Total BiayaPenerimaan totalR/C Rasio =

    Jika nilai R/C ratio di atas satu maka hal ini menunjukkan bahwa setiap

    satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sehingga

    penerimaan meningkat lebih dari satu rupiah.

    3.3.2 Analisis Eksternal

    Analisis eksternal perusahaan terbagi atas dua bagian yaitu analisis

    lingkungan jauh dan analisis lingkungan industri. Analisis lingkungan jauh

    dilaksanakan dengan menggunakan alat Analisis PEST (Politik Ekonomi

    Sosial - Teknologi). Sedangkan untuk menganalisis lingkungan industri

    perusahaan digunakan model lima kekuatan Porter. Alat Analisis PEST dapat

    dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.

    25

  • Tabel 5. Alat Bantu Analisis Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi

    ANALISIS PEST PELUANG ANCAMAN Faktor Politik Faktor Ekonomi Faktor Sosial Faktor Teknologi

    3.3.3 Analisis Internal

    Analisis internal digunakan untuk mengetahui berbagai kelemahan dan

    kekuatan perusahaan. Pada analisis internal ini digunakan pendekatan fungsional

    yang diarahkan pada bagian fungsional perusahaan yaitu pemasaran, produksi-

    operasi, sumber daya manusia, keuangan, dan sistem informasi manajemen. Alat

    bantu analisis internal perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.

    Tabel 6. Alat Bantu Analisis Fungsional

    ANALISIS FUNGSIONAL KEKUATAN KELEMAHAN Pemasaran Keuangan Produksi Sumber Daya Manusia Penelitian dan Pengembangan

    3.3.4 Matriks IFE dan EFE

    Matriks IFE ditujukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan internal

    dan mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.

    Sedangkan Matriks EFE ditujukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan

    eksternal dan mengukur sejauh mana peluang dan ancaman yang dihadapi

    perusahaan. Tahap-tahap yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

    lingkungan dalam Matriks IFE dan Matriks EFE adalah sebagai berikut

    (Rangkuti, 2000) :

    1. Identifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan (lingkungan

    internal) dan peluang serta ancaman (lingkungan eksternal) dalam Kolom 1.

    26

  • Penentuan faktor-faktor tersebut melalui diskusi antara pihak perusahaan

    dengan penulis.

    2. Beri bobot pada setiap faktor tersebut (Kolom 2) dengan skala mulai dari 1,0

    (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Pemberian bobot ini berdasarkan

    pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan dalam

    industri. Jumlah seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan satu.

    Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor

    strategis internal dan eksternal tersebut kepada pihak manajemen perusahaan

    dengan menggunakan metode Paired Comparison (Kinnear, 1991). Metode

    tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor

    penentu internal dan eksternal. Setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3

    untuk menentukan bobot. Skala yang digunakan untuk menentukan bobot

    adalah :

    1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

    2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal

    3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

    Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8 di bawah

    ini.

    Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan

    Faktor Strategis Internal A B C D ... TOTALA XiB C D ...

    TOTAL

    =

    n

    iiX

    1

    27

  • Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan

    Faktor Strategis Eksternal A B C D ... TOTALA XiB C D ...

    TOTAL

    =

    n

    iiX

    1

    Menurut Kinnear (1991), bobot setiap variabel diperoleh dengan

    menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel

    dengan menggunakan rumus :

    =

    = ni

    i

    ii

    X

    X

    1

    Dimana : i = bobot variabel ke-i = nilai variabel X iX

    = Jumlah data n

    3. Berikan rating atau peringkat (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor

    dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

    berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

    bersangkutan. Pemberian nilai rating kekuatan pada matriks IFE dengan skala

    yang digunakan yaitu : 1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 = kuat, dan 4 = sangat

    kuat. Sedangkan untuk faktor yang menjadi kelemahan pemberian nilai rating

    dilakukan sebaliknya.

    Pemberian nilai rating peluang pada matriks EFE dengan skala yang

    digunakan yaitu : 1 = rendah (respon kurang), 2 = sedang (respon sama

    dengan rata-rata), 3 = tinggi (respon di atas rata-rata), dan 4 = sangat tinggi

    (respon di atas rata-rata). Sedangkan untuk faktor yang menjadi ancaman

    pemberian nilai rating dilakukan sebaliknya.

    28

  • 4. Kalikan setiap bobot (kolom 2) dengan rating kolom 3 untuk memperoleh

    faktor pembobotan (kolom 4). Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

    masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding)

    sampai dengan 1,00 (poor).

    5. Jumlahkan skor Pembobotan (kolom 4) untuk memperoleh total skor bagi

    perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana

    perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal dan

    internalnya. Total skor pembobotan bernilai antara 1 4.

    Pada Matriks EFE, Nilai 2,5 menunjukkan bahwa situasi internal perusahaan

    berada pada tingkat rata-rata. Nilai 1 menunjukkan perusahaan tidak dapat

    memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada. Sedangkan Nilai

    4 menunjukkan perusahaan merespon peluang dan ancaman yang ada dengan

    baik.

    Adapun format penyusunan matriks EFE dan matriks IFE terlihat pada Tabel

    9 dan Tabel 10 di bawah ini.

    Tabel 9. Matriks EFE

    Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Peluang 1 10 Ancaman 1 10 Total 1.00

    Tabel 10. Matriks IFE

    Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Kekuatan 1 10 Kelemahan 1 10 Total 1.00

    29

  • 3.3.5 Matriks SWOT

    Matriks SWOT digunakan untuk menetapkan strategi berdasarkan

    kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Matriks ini menggambarkan

    bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi disesuaikan

    dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya untuk mendapatkan

    alternatif-alternatif strategi yang mungkin diterapkan. Melalui Matriks SWOT

    akan dihasilkan empat tipe strategi yaitu Strategi SO (menggunakan kekuatan

    internal untuk memanfaatkan peluang eksternal), Strategi WO (memperbaiki

    kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal), Strategi ST (menggunakan

    kekuatan organisasi untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman

    eksternal), serta Strategi WT (mengurangi kelemahan internal dan menghindari

    ancaman eksternal (David, 2002).

    Bagan mengenai alat analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.

    Tabel 11 . Matriks SWOT

    KEKUATAN (S)

    Tentukan faktor-faktor

    kekuatan internal

    KELEMAHAN (W)

    Tentukan faktor-faktor

    kelemahan internal

    PELUANG (O)

    Tentukan faktor-faktor

    peluang eksternal

    Strategi S-O

    Gunakan kekuatan untuk

    memanfaatkan peluang

    Strategi W-O

    Meminimalkan kelemahan

    untuk memanfaatkan peluang

    ANCAMAN (T)

    Tentukan faktor-faktor

    ancaman eksternal

    Strategi S-T

    Gunakan kekuatan untuk

    mengatasi ancaman

    Strategi W-T

    Meminimalkan kelemahan

    dan menghindari ancaman

    Langkah-langkah untuk menyusun Matriks SWOT :

    1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.

    2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.

    3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.

    30

  • 4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.

    5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

    resultan Strategi SO dalam sel yang tepat.

    6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

    resultan Strategi WO dalam sel yang tepat.

    7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

    resultan Strategi ST dalam sel yang tepat.

    8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

    resultan Strategi WT dalam sel yang tepat.

    3.3.6 Matriks Internal-Eksternal (IE)

    Matriks IE merupakan matriks portofolio yang menempatkan berbagai

    divisi dalam suatu organisasi dalam diagram yang sistematis. Matriks ini

    menggabungkan informasi yang diperoleh dari matriks EFE dan matriks IFE

    untuk mendapatkan informasi mengenai posisi atau kekuatan perusahaan berdasar

    kondisi internal dan eksternal organisasi (David, 2002).

    Sumbu horizontal pada matriks IE menunjukkan skor total IFE

    sedangakan pada sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE. Pada sumbu

    horizontal skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah.

    Skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan rata-rata, sedangkan skor 3,00 sampai 4,00

    menunjukkan posisi internal yang kuat. Begitu juga pada sumbu vertikal yang

    menunjukkan pengaruh eksternal.

    Sel-sel pada matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama dengan

    implikasi strategi yang berbeda-beda. Daerah pertama terdiri dari sel I, II, dan IV

    dapat digambarkan dengan growth and build. Strategi yang cukup mewakili antara

    lain strategi intensif dan strategi integratif. Daerah kedua terdiri dari sel III, V, dan

    VII. Strategi yang terbaik adalah hold and maintain. Daerah ketiga terdiri dari VI,

    VIII, dan IX lebih baik menggunakan strategi harvest or divest.

    31

  • Total Nilai EFI yang Diberi Bobot

    Kuat Rata-rata Lemah 3,0 2,0 1,04,0

    Gambar 4. Matriks Internal-Eksternal (IE)

    Total Nilai EFE yang

    Diberi Bobot

    1,0

    2,0

    I II III

    3,0

    IV V VI

    VII VIII IX

    32

  • IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

    Harry Farm adalah perusahaan keluarga yang telah lebih dari 10 tahun

    bergerak dalam bidang agribisnis usahatani kentang. Perusahaan terletak didaerah

    pertanian Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Daerah Pengalengan

    merupakan salah satu sentra produksi sayuran seperti kentang, kubis, kol, wortel.

    Usaha ini sudah dimulai sekitar tahun 1995 oleh Bapak H. Harry bersama

    dengan anggota keluarga lainnya dengan bidang usaha pertaniaan dan perternakan

    dan selama perkembangannya usaha perternakan dijadikan usaha sampingan

    karena memanfaatkan lahan yang memadai dan iklim yang sesuai. Usaha ini

    dilakukan oleh Bapak Harry dan keluarga berdasarkan pengalaman dibidang

    pertanian secara turun temurun disamping memiliki lahan pribadi cukup luas dan

    bekerja sama dengan penduduk setempat yang juga memiliki kemampuan bertani.

    Hal ini yang mendorong Bapak Harry dan keluarga untuk terjun dibidang

    pertanian. Pemilihan tanaman kentang manjadi produk utama di Harry Farm

    sendiri dikarenakan pasar yang sudah terbentuk dan luas dan memiliki kontribusi

    keuntungan yang baik dan tenaga kerja yang terdidik dan terampil.

    Tingginya tingkat permintaan konsumen setiap tahunnya, Harry Farm

    bekerja sama dengan masyarakat setempat dengan pola kemitraan untuk dapat

    memenuhi permintaan konsumen. Sehingga dari tahun 2002 sampai 2005 Harry

    Farm sudah mampu memasarkan produk kentangnya selain di Jawa Barat, Jakarta

    juga di pasarkan di Sumatra.

    Kentang merupakan produk utama Harry Farm dan dibagi menjadi dua

    bagian, yaitu ; produksi kentang komsumsi dan produksi kentang bersertifikat.

    Harry Farm terdaftar sebagai produsen dan pedagang benih kentang bersertifikat

    sesuai dengan Surat Keputusan Pedagang Benih Nomor :

    076/BPSBTPH/HAT/Prod/II/2003. Harry Farm memproduksi, memproses, dan

    memasarkan benih kentang yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan

    petani kentang. Pelanggan merupakan para petani kentang yang sebagian besar

  • sudah menjadi pelanggan selama bertahun-tahun dan terus diperluas kepelanggan

    baru. Benih kentang bersertifikat merupakan produk unggulan Harry Farm serta

    menjadi produk yang potensial untuk dikembangkan.

    4.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

    Visi adalah kondisi ideal perusahaan yang hendak dicapai dimasa yang

    akan datang dan mencerminkan citi-cita yang akan dicapai dengan

    mempertimbangkan seluruh sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Visi Harry

    Farm dalam menjalankan usahanya adalah membangun kepercayaan dan

    pelayanan kepada pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.

    Misi adalah penjabaran mengenai visi agar mudah di mengerti atau jelas

    untuk dilaksanakan. Untuk mencapai visi tersebut Harry Farm telah merumuskan

    misi bisnisnya, yaitu :

    1. Menghasilkan produk sesuai keinginan pelanggan.

    2. Menjadi yang terdepan dalam kreatifitas dan inovasi dalam mengembangkan

    produk dan pelayanan.

    3. Melakukan kerjasama team dan jaringan (network) dalam mencapai tujuan

    perusahaan.

    4. Memelihara dan mempertahankan citra perusahaan dengan meningkatkan

    kepercayaan dan pelayanan kepada pelanggan.

    Selain itu sebagai perusahaan yang memiliki wawasan ke depan, Harry

    Farm memiliki tujuan jangka panjang untuk berusaha mempertahankan dan

    meningkatkan kualitas pelayanan dengan tetap menitikberatkan pada profibilitas.

    Diantaranya dengan menambah skala usaha dan investasi secara selektif yang

    sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, sehingga diharapkan Harry Farm akan

    tetap menjadi perusahaan agribisnis yang memiliki posisi terdepan dalam

    komoditas kentang, baik kentang konsumsi maupun benih kentang bersertifikat.

    Untuk mencapai tujuan diatas, maka perusahaan menetapkan beberapa kebijakan,

    yaitu :

    34

  • 1. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dengan pelatihan

    berkelanjutan, seminar, dan kursus singkat serta program pasca sarjana untuk

    manajer profesional.

    2. Investasi dalam produk dan fasilitas produk baru.

    3. Kerjasama internasional dengan prinsip win-win solution.

    Harry Farm dalam menjalankan usahanya juga senantiasa menjalankan

    manajemen yang tangguh dan selalu melakukan langkah perbaikan dalam proses

    bisnisnya.

    4.3 Struktur Organisasi

    Sebagai perusahaan yang bergerak secara profesional, maka Harry Farm

    telah berupaya menciptakan manajemen perusahaan yang diyakini dapat

    mendukung visi dan misi perusahaan. Salah satunya dengan menerapkan struktur

    organisasi/manajemen seperti pada lampiran 1.

    a. H. Harry Muslim, memimpin perusahaan secara keseluruhan.

    b. Sukardi, menangani pergudangan dan pemasaran benih kentang.

    c. Wawan Setyawan, memiliki latar belakang pendidikan pertanian, menangani

    operasional perusahaan.

    d. Dina Sulistiowati, memiliki latar belakang pendidikan teknologi industri

    pertanian, menangani keuangan.

    e. Wahyu Nur Hakim, memiliki latar belakang pendidikan manajemen,

    menangani pemasaran.

    4.4 Analisis Lingkungan Internal

    Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada didalam

    organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan

    khusus pada perusahaan. Analisis ini mengkaji faktor sumberdaya manusia,

    produksi, penelitian, dan pengembangan, pemasaran, dan keuangan.

    35

  • 4.4.1 Faktor Sumberdaya Manusia

    Sumberdaya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi

    perusahaan. Setiap faktor sumberdaya dan karyawan dapat menambah

    kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan. Untuk meningkatkan

    sumberdaya manusia perusahaan banyak melakukan pelatihan dan pengembangan

    kemampuan karyawan dan dilakukan terus menerus baik di dalam perusahaan

    maupun diluar perusahaan. Kesejahteraan karyawan juga menjadi perhatian

    perusahaan, selain mendapat gaji, perusahaan juga memberikan jaminan

    kesehatan dan memberikan bonus dan hadiah pada hari-hari besar seperti Iedul

    Fitri atau hajatan seperti perkawinan anggota keluarga karyawan, sebagai

    penghargaan dan menjaga loyalitas karyawan pada perusahaan.

    Tenaga kerja yang ada pada Harry Farm terdiri dari tenaga kerja tetap dan

    tidak tetap. Tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga harian/ lepas serta

    borongan. Kebanyakan tenaga kerja tidak tetap merupakan pekerja lapangan yang

    hanya aktif bekerja pada saat diperlukan saja yaitu pada kegiatan pengolahan

    tanah, pemupukan, penanaman, pemeliharaan serta pada saat pemanenan. Tenaga

    kerja tidak tetap diperoleh dari masyarakat disekitar lahan pertanian sehingga

    lebih efisien dalam bekerja dan menghemat biaya operasional.

    Hari kerja karyawan kebun adalah 6 hari, dengan hari liburnya Jumat.

    Waktu kerjanya adalah 6 jam perhari dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai pukul

    13.00 WIB dengan istirahat selama setengah jam saat pukul 09.00 WIB.

    Karyawan kantor mendapat libur pada hari minggu, dengan waktu kerja sepuluh

    jam sehari dimulai pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Waktu

    istirahat untuk karyawan kantor lebih lama yaitu selama satu jam pada pukul

    12.00 WIB.

    4.4.2 Sumberdaya Produksi

    Harry Farm memiliki kapasitas dan fasilitas produksi yang sarana dan

    prasarana penunjang untuk menyediakan dan memenuhi harapan pelanggan.

    Harry Farm meletakan tradisi pertaniannya pada kajian penelitian ilmiah yang

    syarat teknologi dan inovasi. Perusahaan selalu merencanakan dalam

    36

  • pengembangan produk dan fasilitas produksi secara selektif berdasarkan

    kompetensi inti untuk mencapai efisiensi secara terus menerus.

    Pada saat ini Harry Farm memfokuskan usahanya pada produksi kentang

    segar dan bibit kentang bersertifikat sebagai produk utamanya (core bussiness).

    Adapun untuk produk kubis, jagung ataupun sayuran lain seperti petsai (sawi

    cina) dan wortel dijadikan sebagai tanaman rotasi yang mampu ditampung pasar

    traditional Pengalengan.

    Varietas utama yang di usahakan Harry Farm yaitu kentang Gronola L,

    selain itu terdapat varietas lain seperti Atlantik, Panda dan Pinky namun masih

    dalam jumlah kecil. Harry Farm telah memasarkan bibit dari tiga kelas benih

    bersertifikat yaitu G-2, G-3, G-4 masih dari varietas Granola. Adapun alasan

    membudidayakan mayoritas varietas granola karena kentang jenis ini banyak

    disukai penduduk Indonesia untuk kentang sayur, selain itu produktifitasnya

    tinggi rata-rata 25 ton/hektar, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Varietas lain

    masih dalam uji coba budidaya dan tanggapan pasarnya.

    Harry Farm mengelola sekitar 100 hektar kebun sayur dan kentang, yang

    semuanya terletak di Kabupaten Bandung, dengan kapasitas produksi 1250

    ton/tahun untuk kentang konsumsi dan 425 ton/tahun untuk benih kentang, yang

    lebih dari setengahnya merupakan benih kentang bersertifikat.

    Dengan kapasitas sebesar itu Harry Farm ditunjang dengan fasilitas

    produksi antara lain sistem irigasi springkle (25 hektar), gudang permanen I untuk

    bibit dengan kapasitas 1000 ton (2100 m2 2 lantai ), gudang permanen II untuk

    kentang konsumsi (250 m2), dan screen house pembibitan. Untuk sarana

    transportasi yang dimiliki antara lain lima unit truk dengan daya angkut empat ton

    kentang setiap truk, 4 pick up, empat jeep, tiga mobil station wagon dan sepuluh

    sepeda motor rally.

    4.4.3 Sumberdaya Penelitian dan Pengembangan

    Harry Farm memiliki perhatian yang besar pada penelitian dasar dan

    terapan terhadap tanaman sayuran. Selama ini perusahaan mengembangkan

    reputasinya pada tradisi pertanian yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan kajian

    37

  • ilmiah. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan bekerjasama dengan

    pihak balai penelitian dan perguruan tinggi seperti Institut Pertanian Bogor (IPB),

    Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Balai Penelitian Sayuran (Balitsa)

    Lembang.

    4.4.4 Sumberdaya Pemasaran

    Analisis sumberdaya pemasaran berhubungan dengan analisis bauran

    pemasaran (marketing mix) yang meliputi analisis terhadap produk, harga,

    distribusi, dan promosi.

    a. Bauran Produk

    Salah satu bidang usaha dari Harry Farm adalah perbenihan dengan lini

    produk benih kentang bersertifikat. Varietas yang diproduksi untuk benih kentang

    bersertifikat adalah benih granola dengan kelas benih G2, G3, G4. Kelas benih G4

    paling banyak diproduksi oleh Harry Farm karena paling diminati oleh petani.

    Untuk menjaga kualitas dari benih kentang dalam pemasarannya dalam

    sebuah peti kayu dan tolok. Peti kayu digunakan apabila pasar yang dituju dalam

    jarak jauh, dan peti kayu tersebut dibuat berlubang untuk menghindari terjadinya

    pembusukan dalam perjalanan. Sedangkan tolok digunakan apabila pasar yang

    dituju jarak dekat.

    b. Bauran Harga

    Harga penjualan benih kentang yang ditetapkan disesuaikan dengan harga

    pasar yang berlaku dan berdasarkan biaya produksi dan ekspektasi keuntungan.

    Walaupun kadang-kadang Harry Farm menetapkan harga jual diatas harga pasar

    dengan alasan produknya memiliki mutu yang lebih bagus, permintaan akan benih

    kentang tidak mengalami penurunan. Kebanyakan petani telah mengetahui

    kualitas kentang yang dihasilkan oleh Harry Farm dan tidak mengambil resiko

    untuk mencoba produk lain. Tujuan penetapan harga ini adalah untuk

    kelangsungan produksi, memaksimalkan laba, dan meraih kepemimpinan atas

    kualitas produk.

    38

  • Umumnya untuk benih kedua (G2) harganya bisa mencapai Rp 9.000 - Rp

    10.000 /kg, generasi ketiga (G3) harganya bisa mencapai Rp 7.000 Rp 8.000/kg,

    dan generasi keempat (G4) Rp 5.000 Rp 6.000/kg. Semakin tua generasi yang

    diturunkan maka semakin murah harga benih tersebut, karena kualitas kentang

    yang dihasilkan sudah menurun baik dari jumlah maupun dari besarnya umbi.

    Disamping itu semakin tua generasinya maka semakin rentang terhadap hama dan

    penyakit.

    c. Bauran Distribusi

    Pendistribusian benih kentang sangat penting agar benih kentang tepat

    waktu sampai ketangan konsumen. Harry F