a02-analisis cepat swot

Upload: isna-mulyani

Post on 13-Jul-2015

122 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A.02 ANALISA CEPAT : S.W.O.T

T

eknik SWOT atau dikenal dengan nama teknik analisis KEKEPAN

(kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang menjadi basis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepekatan antar stakeholder mengenai apa yang diinginkan kedepan terhadap isu tersebut. Komponen atau elemen apa yang perlu untuk lebih ditingkatkan, dikurangi atau justru diganti , memerlukan suatu proses analisis yang banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut. Mekanisme partisipasi dalam proses penerapan metode SWOT ini secara rinci dapat dilakukan seperti diuraikan di bawah ini.

INSTRUMEN-INSTRUMEN KAMPANYE a BERSAMA APEKSI, APKASI, ADEKSI, & ADKASI didukung oleh DEPDAGRI, UNDP, & UN-Habitat

A-5

GOOD LOCAL GOVERNANCE

A.02 ANALISIS CEPAT: S.W.O.T

TUJUAN

2. Membangun persepsi yang sama mengenai berbagai kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dapat dimanfaatkan atau yang terkait dengan isu yang dihadapi. 3. Menyiapkan bahan untuk menyusun strategi

1

. Untuk menyusun peta kondisi dari isu yang dihadapi

PRINSIP

atau aspek SWOT lainnya basis yang ada lebih pada ukuran subyektivitas. Ketidak D0.an persepsi untuk hal tersebut akan memberi pengaruh pada kualitas perumusan strategi yang a akadi hasil ak. Kesejajaran hak. Untuk mendapat akadata atau informasi yang a urat perlu melibat akasncara langsung 1

K

eD0.an persepsi.

Ukuran atau pemahaman kekuatan, kelemahan

INSTRUMENPENDUKUNG

GOOD LOCAL GOVERNANCE KAMPANYE a BERSAMA APEKSI, APKASI, ADEKSI, & ADKASI didukung oleh DEPDAGRI, UNDP, & UN-Habitat

1. PENYEPAKATAN PENGERTIAN / PERSEPSI DIANTARA STAKEHOLDER

Dibawah ini disampaikan satu persepsi untuk dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang dihadapi : Strength kekuatan Sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama (internal- sesuatu yang dapat dipengaruhi secara langsung) dari dulu sampai sekarang Contoh kekuatan : - Produk kerajinan, yang sejak dari dulu sudah ada dan memberi kontribusi yang besar untuk masyarakat ek. lemah. - Budaya gotong royong, yang mampu menghasilkan investasi tanpa dukungan dari pemerintah (non APBD). Weakness - kelemahan Sesuatu yang menjadi kelemahan utama (internal) dari dulu sampai sekarang - Kurangnya disiplin dan penegakan hukum terhadap berbagai pelanggaran - Tidak adanya perhatian pada kelompok yang kurang beruntung (disadvantage group) Opportunity - peluang Berbagai (potensial) peluang yang dapat dieksplorasi untuk mempengaruhi pencapaian sasaran yang diharapkan Contoh : - Budaya gotong royong, meski sudah ada tetapi belum pernah dimanfaatkan untuk membangun kemitraan dengan komponen kota lainnya. Threat ancaman Sesuatu yang dapat membatasi / menggagalkan pencapaian (eksternal) sasaran yang ditetapkan tetapi belum pernah terjadi dan tidak dapat dipengaruhi secara langsung. Atau menurut Morrisey, G. : peristiwa atau keadaan (eksternal)

INSTRUMEN-INSTRUMEN KAMPANYE a BERSAMA APEKSI, APKASI, ADEKSI, & ADKASI didukung oleh DEPDAGRI, UNDP, & UN-Habitat

A-7

GOOD LOCAL GOVERNANCE

A.02 ANALISIS CEPAT: S.W.O.T

yang bisa terjadi dan menghasilkan dampak yang sangat merugikan bagi masa depan (organisasi). Contoh : - Globalisasi yang cenderung menyingkirkan produksi lokal - Loan tentang JPS Penanggulan kemiskinan yang di desain dari tingkat Pusat dan cenderung berorientasi sinterklas.

2. PENGISIAN INFORMASI UNTUKTIAP VARIABEL ATAU ASPEK

SWOT (KEKEPAN)

Setelah mengenali pengertian atau batasan tiap aspek SWOT diatas, menjadi sangat diperlukan untuk mendapatkan isi nya. Yang paling memungkinkan untuk mendapatkan isi tersebut : a. braistorming ; saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamanya untuk didiskusikan bersama-sama sampai didapat kesepakatan bahwa apa yang disampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT. Gunakan pertanyaan sederhana : apa kekuatan yang dimaksud ? b. kuestioner ; untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat ttg isi dari setiap aspek SWOT untuk kasus tertentu (harus spesisik misal kemiskinan, transportasi dan bukan pengembangnan kota)

3. MENILAI RELEVANSI DATA

Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud diatas akan menghasilkan beberapa hasil temuan / identifikasi yang berupa daftar panjang di tiap aspek swot yang ada. Dengan kedalaman informasi yang berbeda-beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama diantara stakeholder, yakni dengan cara :menyusun bobot tiap temuan di masingmasing aspek swot, seperti tabel berikut :

A.02 ANALISIS CEPAT : S.W.O.T

INSTRUMENPENDUKUNG

A-8

GOOD LOCAL GOVERNANCE KAMPANYE a BERSAMA APEKSI, APKASI, ADEKSI, & ADKASI didukung oleh DEPDAGRI, UNDP, & UN-Habitat

TABEL PENYAMAAN PERSEPSINO. ASPEK SWOT HASIL IDENTIFIKASI A 1. Kekuatan 1. Produk kerajinan, yang sejak dari dulu sudah ada dan memberi kontribusi yang besar untuk masyarakat ek. lemah 2. Budaya gotong royong, yang mampu menghasilkan investasi tanpa dukungan dari pemerintah (non APBD). 2. Kelemahan 1. Kurangnya disiplin dan penegakan hukum terhadap berbagai pelanggaran 2. Tidak adanya perhatian pada kelompok yang kurang beruntung (disadvantage group) 3. Peluang 1. Budaya gotong royong, meski sudah ada tetapi belum pernah dimanfaatkan untuk membangun kemitraan dengan komponen kota lainnya 1. Globalisasi yang cenderung menyingkirkan produksi lokal 2. Loan tentang JPS Penanggulan kemiskinan yang di desain dari tingkat Pusat dan cenderung berorientasi sinterklas BOBOT B C

a a

a a a

4.

Ancaman

Catatan : Kategori bobot A adalah yang paling diutamakan / siignificant / nyata berpengaruh / paling perlu diantisipasi segera, demikian selanjutnya sampai pada katagori C sebagai ukuran paling rendah. Mekanisme ini juga dapat dilakukan melalui pengiriman angket (tabel diatas) ke publik untuk mendapatkan opini atau pilihan bobot untuk setiap variabel aspek swot setiap isu, untuk dijadikan perbandingan atau referensi pengambilan keputusan dalam penetapan bobot (relevansi) tiap variabel.

Hasil akhir dari keseluruhan proses berupa informasi KEKEPAN yang telah disepakati oleh seluruh stakeholder yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusunan strategi penanganan isu terkait. Informasi KEKEPAN (SWOT) disini mengandung arti bahwa : 1. Pengelompokkan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama, 2. Peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masingmasing informasi tersebut.

INSTRUMEN-INSTRUMEN KAMPANYE a BERSAMA APEKSI, APKASI, ADEKSI, & ADKASI didukung oleh DEPDAGRI, UNDP, & UN-Habitat

A-9

GOOD LOCAL GOVERNANCE

A.02 ANALISIS CEPAT: S.W.O.T

CONTOH KASUSANALISIS SWOT ISU-ISU KOTA BLITAR

roses analisa SWOT yang dilakukan kota Blitar didasarkan pada identifikasi masalah dan peluang di ke-20 kelurahan yang ada. Di setiap kelurahan, 30-80 orang berpartisipasi dalam mendiskusikan dan mencatat berbagai masalah dan potensi yang dimiliki kotanya dalam kaca mata masing-masing kelurahan. Pertemuan yang berlangsung sekali di setiap kelurahan dan biasanya berlangsung setiap pukul 19.00-21.00 dengan undangan dari Pak Lurah. Sedangkan pertemuan itu sendiri adalah kerja sama antara LPMK dan Tim Kerja Stakeholder. Setelah pengantar singkat dari TKS tentang perencanaan partisipatif, tanya jawab dan diskusi, para stakeholder yang hadir diminta menulis masalah dan peluang apa saja yang ada menurut pandangan mereka. Kertas ini kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan permasalah oleh fasilitator. Dalam proses ini ada juga anggota DPRD Kota Blitar yang berpartisipasi. Para fasilitator (yang sebelumnya sudah mendapatkan pelatihan) dari TKS yang terlibat pada setiap pertemuan di kelurahan tersebut, kemudian berkumpul dan berdiskusi tentang hasil yang mereka dapatkan. Daftar masalah dan peluang itu kemudian mereka kumpulkan, diskusikan dan dikelompokkan. Hasilnya ada 9 isu utama di Kota Blitar, mulai dari isu kemiskinan, pembangunan ekonomi lokal, kesehatan komunitas, air bersih dan lingkungan sampai isu SDM pegawai pemkot yang harus siap untuk good governance. Kesembilan daftar maslah ini kemudian dipresentasikan dalam sebuah seminar di tingkat kota dengan mengundang stakeholder yang relevan dengan masing-masing isu. Masukan yang diperoleh dalam seminar ini selanjutnya menjadi masukan bagi konsultan penyusunan profil kota. Setelah itu dilakukan pelatihan tentang analisa SWOT untuk TKS yang diikuti mulai dari eksekutif (kabag, kadin, Bapeda, Camat), anggota DPRD, dan wakil masyarakat oleh sebuah tim konsultan. Mereka yang telah dilatih ini kemudian melakukan analisa SWOT untuk masing-masing isu selama 5 hari dalam seming-

P

A.02 ANALISIS CEPAT : S.W.O.T

INSTRUMENPENDUKUNG

A-10

GOOD LOCAL GOVERNANCE KAMPANYE a BERSAMA APEKSI, APKASI, ADEKSI, & ADKASI didukung oleh DEPDAGRI, UNDP, & UN-Habitat

gu. Setiap isu diwakili setidaknya 15 stakeholder yang relevan dengan isu tersebut dan difasilitasi oleh anggota TKS. Hasil dari analisa SWOT untuk kesembilan isu ini, lalu diberikan pada peserta Rakorbang. Para anggota dewan yang mengikuti proses di kelurahan dengan cepat masuk dalam konteks dan isi kesembilan isu itu. Selanjutnya kesembilan isu ini juga masuk dalam profil kota.

INSTRUMEN-INSTRUMEN KAMPANYE a BERSAMA APEKSI, APKASI, ADEKSI, & ADKASI didukung oleh DEPDAGRI, UNDP, & UN-Habitat

A-11

GOOD LOCAL GOVERNANCE

A.02 ANALISIS CEPAT: S.W.O.T