a. · masing kelompok; mana yang lebih tinggi (besar). telaah hasil tersebut dengan membandingkan...

6
89 BAB V PENELITIAN CAUSAL-COMPARATIVE Penelitian causal comparative merupakan salah satu wujud penelitian yang berpendekatan kuantitatif, dan tergolong penelitian inferensial. Penelitian causal comparative selalu berbasis data kuantitatif, dengan menggunakan teknik analisis statistik lanjut. Berdasar tujuannya, penelitian causal comparative dapat berupa menguji perbandingan atau dapat pula untuk menguji pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. A. PEMAHAMAN PENELITIAN CAUSAL-COMPARATIVE Penelitian kausal-komparatif merupakan jenis penelitian yang menguji suatu hipotesis tentang hubungan sebab akibat dari beberapa variabel. Penelitian ini dapat digunakan untuk menguji, apakah suatu variabel memiliki pengaruh terhadap variabel lainnya, dan dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan relatif variabel bebas terhadap keberadaan variabel terikatnya. Dalam penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan dari suatu variabel (biasanya diberi simbol Y), berdasarkan kondisi variabel bebas (X). Menurut Azwar (1999), pada hakikatnya penelitian kausal-komparatif adalah “ex post facto”, artinya data dikumpulkan setelah semua peristiwa yang diperhatikan terjadi. Kemudian peneliti memilih satu atau lebih efek (variabel dependen) dan menguji data dengan kembali menelusuri waktu, mencari penyebab, melihat hubungan, dan memahami artinya.

Upload: others

Post on 21-Sep-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. · masing kelompok; mana yang lebih tinggi (besar). Telaah hasil tersebut dengan membandingkan isi hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan isi hipotesis atau tidak. Jika hasil

89

BAB V

PENELITIAN CAUSAL-COMPARATIVE

Penelitian causal comparative merupakan salah satu

wujud penelitian yang berpendekatan kuantitatif, dan

tergolong penelitian inferensial. Penelitian causal

comparative selalu berbasis data kuantitatif, dengan

menggunakan teknik analisis statistik lanjut. Berdasar

tujuannya, penelitian causal comparative dapat berupa

menguji perbandingan atau dapat pula untuk menguji

pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain.

A. PEMAHAMAN PENELITIAN CAUSAL-COMPARATIVE

Penelitian kausal-komparatif merupakan jenis

penelitian yang menguji suatu hipotesis tentang hubungan

sebab akibat dari beberapa variabel. Penelitian ini dapat

digunakan untuk menguji, apakah suatu variabel memiliki

pengaruh terhadap variabel lainnya, dan dapat digunakan

untuk mengetahui seberapa besar sumbangan relatif

variabel bebas terhadap keberadaan variabel terikatnya.

Dalam penelitian ini juga dapat digunakan untuk

mengetahui perbedaan dari suatu variabel (biasanya diberi

simbol Y), berdasarkan kondisi variabel bebas (X).

Menurut Azwar (1999), pada hakikatnya penelitian

kausal-komparatif adalah “ex post facto”, artinya data

dikumpulkan setelah semua peristiwa yang diperhatikan

terjadi. Kemudian peneliti memilih satu atau lebih efek

(variabel dependen) dan menguji data dengan kembali

menelusuri waktu, mencari penyebab, melihat hubungan,

dan memahami artinya.

Page 2: A. · masing kelompok; mana yang lebih tinggi (besar). Telaah hasil tersebut dengan membandingkan isi hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan isi hipotesis atau tidak. Jika hasil

Penelitian Inferensial dalam Bidang Pendidikan

90

B. TEKNIK ANALISIS PENELITIAN CAUSAL

COMPARATIVE

Penelitian Causal Comparative memiliki beragam

teknik analisis. Teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian causal comparative tergantung dari rumusan

tujuannya. Jika tujuan penelitiannya untuk menguji

perbedaan maka teknik analisisnya berupa uji beda.

Sedangkan jika tujuan untuk menguji pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat, maka teknik analisis berupa

regresi.

Uji beda prinsipnya untuk menguji ada atau tidaknya

perbedaan nilai (skore) dua kelompok atau perbedaan suatu

kondisi atau nilai dari variabel Y berdasarkan sebaran

kondisi variabel X. Data yang digunakan untuk uji beda

dapat beragam. Variabel terikat (Y) biasanya berupa data

interval atau rasio. Sedangkan variabel bebas (X) dapat

berupa data ordinal, bahkan nominal. Pada umumnya jenis

penelitian ini digunakan untuk penelitian yang harus

menguji suatu hipotesis atau disebut penelitian inferensial.

Analisa yang digunakan untuk melakukan uji beda

tersebut dapat berupa uji-t atau Anova yang menggunakan

data interval maupun rasio. Sebelum melakukan analisis

statistik uji beda tersebut, peneliti perlu menguji datanya,

apakah data memiliki sebaran normal dan homogen.

Prinsip penggunaan analisa uji beda antara lain:

1. Ada dua atau lebih kelompok yang akan dibedakan

nilai (skore)nya. Dalam uji-t hanya menggunakan satu

kelompok, yang membedakan antara hasil Pre-Test

dengan hasil Post-Test.

2. Jika data (sebagai variabel terikat) dibedakan berskala

data interval atau rasio maka pembedaan berupa

rerata data masing-masing kelompok, sehingga

Page 3: A. · masing kelompok; mana yang lebih tinggi (besar). Telaah hasil tersebut dengan membandingkan isi hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan isi hipotesis atau tidak. Jika hasil

Penelitian Causal-Comparative

91

menggunakan analisis statistik parametrik (uji-t,

anova). Sedangkan pembeda, sebagai variable bebas

dapat berupa data berskala nominal atau ordinal.

Jika data (sebagai variable terikat) berskala data

ordinal maupun nominal maka menggunakan analisis

statistik yang non-parametrik (antara lain Mann

Whitney).

3. Pada umumnya dalam uji korelasi, jika terdapat

hubungan di antara variabel yang digunakan (XY),

maka hal tersebut juga akan menghasilkan perbedaan.

Adapun cara interpretasi hasil uji beda tersebut

seperti halnya cara menginterprestasi hasil penelitian

penelitian inferensial yang lain, yakni sbb:

Langkah satu, lihat dan interpretasi hasil

signifikansinya (skore Sig).

Jika Sig memiliki skore antara 0,000 s/d. 0,010

maka hasil uji beda tersebut tergolong sangat

signifikan.

Jika Sig menghasilkan skore 0,011 s/d. 0,050

maka hasil uji beda tergolong signifikan

Jika Sig memiliki skore di atas 0,050 maka hasil

uji beda tergolong nir-signifikan (tidak

signifikan)

Langkah kedua, jika berdasar hasil analisis

tergolong signifikan atau sangat signifikan maka

langkah selanjutnya lihat nilai rerata pada masing-

masing kelompok; mana yang lebih tinggi (besar).

Telaah hasil tersebut dengan membandingkan isi

hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan isi

hipotesis atau tidak. Jika hasil telaah skore sesuai

isi hipotesis (misalnya rerata kelompok A lebih

besar dibanding kelompok B), maka hipotesis

Page 4: A. · masing kelompok; mana yang lebih tinggi (besar). Telaah hasil tersebut dengan membandingkan isi hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan isi hipotesis atau tidak. Jika hasil

Penelitian Inferensial dalam Bidang Pendidikan

92

(Ha)tersebut diterima. Begitu sebaliknya, jika hasil

tersebut tidak sesuai dengan hipotesis maka

hipotesis (Ha) ditolak tetapi Ho diterima.

Perlu dipahami bahwa analisa of varians (anova)

digunakan untuk menguji suatu hipotesis yang berkenaan

dengan perbedaan dua mean atau lebih. Unsur utama dalam

analisis varian adalah variansi antar kelompok dan variansi

di dalam kelompok.

Prinsip interpretasi hasil anova sama dengan prinsip

uji beda yang lain; tetapi setelah menginterpretasi nilai sig,

diikuti dengan interpretasi nilai rerata dan F-nya. Pada

umumnya semakin besar skor (nilai) F-nya, maka

menghasilkan sig yang semakin kecil (mendekati nol)

sehingga hasilnya tergolong signifikan atau sangat

signifikan.

Contoh penelitian yang termasuk causal comparative yang

berjudul ”Perbedaan Prestasi Siswa berdasar

Kemandirian Belajar”; atau penelitian yang berjudul

”Pengaruh Kegiatan Bimbingan Belajar terhadap

Prestasi Siswa”.

Teknik analisis dalam penelitian causal comparative

pada umumnya berupa regresi. Regresi adalah analisis dari

penelitian yang mencoba melibatkan dua variabel atau lebih

ditujukan untuk memperkirakan variabel yang satu atas

variabel yang lainnya sepanjang variabel tersebut ada

pertautannya. Teknik analisis ini digunakan untuk mengkaji

pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain, dan

seberapa jauh (%) pengaruhnya tersebut.

Analisis regresi memerlukan penentuan variabel

pengaruh (bebas “x”) dan variabel terpengaruh (terikat “y”).

Penggunaan teknik analisis ini tidak jauh berbeda dengan

Page 5: A. · masing kelompok; mana yang lebih tinggi (besar). Telaah hasil tersebut dengan membandingkan isi hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan isi hipotesis atau tidak. Jika hasil

Penelitian Causal-Comparative

93

teknik Anova; jadi menginterpretasi hasil signifikansi (sig),

dan diikuti menginterpretasi nilai Korelasi ®, Koefisien

determinan (r kuadrat) sebagai bobot sumbangan efektif,

serta skore (nilai) F-nya. Bila diperlukan susun garis

persamaan regresi, dari harga beta dan table koefesien beta.

Tugas 10.

1. Jelaskan, apa yang dimaksud bahwa penelitian

kausal-komparatif tergolong penelitian “ex post

facto”?

2. Menurut anda, apa perbedaan antara teknik analisis

uji-t dengan anova? Jelaskan secara ringkas!

3. Jelaskan secara ringkas bagaimana cara menganalisis

pada penelitian kausal komparatif!

4. Pada 3 judul penelitian berikut, tentukan mana

variabel bebas dan variabel terikat di antara judul-

judul penelitian tersebut! a) Pengaruh Kebiasaan

Belajar Mandiri terhadap Prestasi Belajar, b)

Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Kerja Manajer

terhadap Produktivitas Kerja Karyawan, c) Pengaruh

Metode Bimbingan Belajar terhadap Motivasi Belajar

Siswa’,

Page 6: A. · masing kelompok; mana yang lebih tinggi (besar). Telaah hasil tersebut dengan membandingkan isi hipotesis, apakah hasilnya sesuai dengan isi hipotesis atau tidak. Jika hasil

Penelitian Inferensial dalam Bidang Pendidikan

94

Seharusnya seorang pengajar, apalagi seorang Dosen, perlu

menghasilkan karya tulis berdasar bidang keahliannya,

karena tugas Dosen bukan hanya mengajar, tetapi selalu

mengembangkan kemampuan berpikirnya dan

mewujudkannya dalam bentuk karya tulis ilmiah. Perlu

diingat bahwa kesuksesan seseorang hari ini adalah hasil

akumulasi kiprahnya pada masa lalunya; dan kiprahnya saat

ini akan mengukir kesuksesannya pada masa yang akan

datang. Jika seorang Dosen tidak menciptakan karya

tulisnya, maka sama saja dia ingin ‘meneggelamkan’ dirinya

pada keburaman profesinya. (Soesilo, 2017)