a. latar belakang masalaheprints.umm.ac.id/34434/1/jiptummpp-gdl-sitifitria-45766-2-babi.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan
norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi
penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.1 Menurut Kartini
Kartono dalam bukunya Pathologi Sosial menjelaskan bahwa perjudian
merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat, satu bentuk pathologi sosial.2
Meskipun demikian, berbagai macam dan bentuk perjudian dewasa ini sudah
demikian merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik yang bersifat
terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Ditinjau dari segi manapun,
perjudian selalu menimbulkan keresahan pada masyarakat baik dampaknya bisa
kita lihat secara langsung maupun tidak langsung. Jika keadaan ini dibiarkan
berlarut-larut maka akan menjadi suatu keadaan yang sangat memprihatinkan.
Keadaan yang demikian inilah yang menuntut perhatian dari berbagai pihak.
Sehubungan dengan itu, KUHP sebagai hukum positif di Indonesia telah
mengatur mengenai tindak pidana perjudian yang tertuang didalam Pasal 303
yang isinya sebagai berikut :
1. Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana
denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barang siapa tanpa izin :
a. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk
permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian atau dengan
sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu ;
1 Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian.
2 Kartini Kartono. 1981. Pathologi Sosial. Rajawali. Jakarta. Hal. 51.
2
b. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada
khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta
dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk
menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya
sesuatu tata-cara ;
c. Menjadikan turut serta pada permainan judi seperti pencarian.
1. Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pencariannya, maka dapat dicabut haknya untuk
menjalankan pencarian itu.
2. Yang disebut permainan judi adalah adalah tiap-tiap permainan,
dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung tergantung
pada peruntungan belaka juga karena pemainnya lebih terlatih atau
lebih mahir. Disitu termasuk segala pertaruhan tentang keputusan
perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara
mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala
pertaruhan lainnya.
Selain itu UU No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dimana UU
ini berasal dari KUHP pasal 303 bis, yang berbunyi :
Pasal 1
Menyatakan semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan.
Pasal 2
1. Merubah ancaman hukuman dalam pasal 303 (1) KUHP, dari hukuman
selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau denda sebanyak-
banyaknya sembilan puluh ribu rupiah menjadi hukuman penjara selama-
lamanya sepuluh tahun atau dendasebanyak-banyaknya dua puluh lima
juta rupiah.
2. Merubah ancaman hukuman dalam Pasal 542 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana dari hukuman kurungan selama-lamanya satu
bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah,
menjadi hukuman penjara selama-lamanya empat tahun ataudenda
sebanyak-banyaknya sepuluh juta rupiah.
3. Merubah ancaman hukuman dalam Pasal 542 ayat (2) Kitab Undang-
undang Hukum Pidana, dari hukuman kurungan selama-lamanya tiga
bulan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah
menjadi hukuman penjara selama-lamanya enam tahun atau denda
sebanyak-banyaknya lima belas juta rupiah.
4. Merubah sebutan pasal 542 menjadi pasal 303 bis.
Berdasarkan kedua peraturan diatas, keberadaan UU No 7 tahun 1974
Tentang Penertiban Perjudian mempertegas Pasal 303 KUHP dengan
3
memperberat hukuman bagi para pelaku tindak pidana perjudian. Hal tersebut
menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberantas tindak pidana perjudian.
Sementara itu mengenai pengertian perjudian sendiri memiliki banyak
pengertian, beberapa pengertian perjudian tersebut yakni :
a. Perjudian adalah permainan dimana pemain bertaruh untuk memilih satu
pilihan diantara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang
benar dan menjadi pemenang, pemain yang kalah taruhan akan
memberikan taruhannya kepada sipemenang, pertaruhan dan jumlah
taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai.3
b. Pengertian lain mengenai perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja,
yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai,
dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan tertentu pada
peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-
kejadian yang tidakbelum pasti hasilnya.4
c. Sementara itu dalam KUHP Pasal 303 ayat (3) menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan permainan judi adalah tiap-tiap permainan, dimana
pada umumnya kemungkinan mendapat untung tergantung pada
peruntungan belaka juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih
mahir”...5
Memang ironisnya sekalipun secara eksplisit hukum menegaskan bahwa
segala bentuk judi telah dilarang dengan tegas dalam Undang-Undang, namun
segala bentuk praktik perjudian menjadi diperbolehkan jika ada “izin” dari
pemerintah. Izin yang dimaksudkan terdapat dalam peraturan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 303 bis ayat 1 poin ke-2 yang berbunyi :
“barangsiapa ikut serta main judi di jalan umum atau di pinggir jalan umum
atau ditempat yang dapat dikunjungi umum, kecuali kalau ada izin dari
penguasa yang berwenang yang telah memberi izin untuk mengadakan
perjudian itu”
3 M. Sudradjat Bassar. 1986. Tindak-Tindak Pidana Tertentu. Remadja Karya. Bandung. Hal.
179.
4 Kartini Kartono. Op.Cit.Hal 52.
5 Pasal 303 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
4
Berdasarkan isi pasal 303 bis tersebut diatas, dalam bukunya Kartini
Kartono, “Pathologi Sosial” menjelaskan bentuk-bentuk perjudian yang memiliki
izin dari pemerintah atau penguasa, sehingga dalam prakteknya menjadi legal.
Kegiatan perjudian yang legal tersebut memiliki lokasi resmi, dijamin keamanan
beroperasi, dan diketahui khalayak umum. Bentuk perjudian yang dilegalisasi
oleh pemerintah ini bertujuan untuk mendapatkan dana keuangan untuk
pembangunan atau dana sosial. Berikut ini beberapa contoh judi legal di
Indonesia:
1. Casino-casino dan Petak sembilan di Jakarta, Sari Empat di Jl. Kelenteng
Bandung
2. Toto (totalisator) Grey Hound di Jakarta (telah ditutup oleh pemerintah
DKI)
3. Undian Harapan yang sudah berubah menjadi Undian Sosial Berhadiah ;
pusatnya ada di Jakarta. Sedang di Surabaya ada undian “Sampul
Rejeki”, “Sampul Borobudur” (di Solo), “Sampul Danau Toba” (di
Medan), “Sampul Sumber Harapan” (di Jakarta). Semuanya
berhadiahkan 80jt Rupiah.6
Namun berdasarkan keputusan pemerintah mulai tanggal 1 April 1981
sesuai dengan PP No. 9 Tahun 1981 Tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian
telah melarang segala bentuk perjudian. Dengan demikian tidak ada lagi perjudian
yang diizinkan, sehingga segala jenis perjudian merupakan tindak pidana
kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun
1974 tentang Penertiban Perjudian.
Sementara itu yang terjadi dalam masyarakat umumnya pada rakyat kecil
dan kelas menengah, perjudian tersebut berbentuk permainan sederhana pada
umumnya seperti judi dadu, jiki, kletekan, kartu remi, judi togel, dsb dengan
6 Kartini Kartono. Op.Cit.Hal.56
5
taruhan kecil-kecilan. Hal tersebut biasanya mereka lakukan hanya untuk
menghibur diri dan mereka menganggap hanya suatu bentuk permainan saja.
Perlu diketahui masyarakat bahwa Permainan Judi ( hazardspel ) mengandung
unsur :
a. adanya pengharapan untuk menang,
b. bersifat untung-untungan saja,
c. ada insentif berupa hadiah bagi yang menang, dan
d. pengharapan untuk menang semakin bertambah jika ada unsur
kepintaran, kecerdasan dan ketangkasan.7
Awalnya permainan judi tersebut hanya sebagai permainan atau kesibukan
pengisi waktu senggang guna menghibur hati, namun lambat laun ditambahkan
unsur baru untuk merangsang kegairahan bermain dan menaikkan ketegangan
serta pengharapan untuk menang yakni dengan menggunakan barang taruhan
berupa uang atau benda-benda bernilai guna lainnya.
Seseorang melakukan perjudian dengan berbagai macam motif yang melatar
belakangi, biasanya karena suatu hobi atau kesenangan saja. Namun disisi lain
seseorang menganggap perjudian tersebut sebagai suatu sumber penghasilan,
karena dalam setiap permainan mereka menaruh harapan semu untuk
melipatgandakan uangnya. Berbagai alasan ekonomi menjadi alasan mereka
berjudi, karena gaji yang amat minim, kondisi hidup yang tidak menentu, depresi
ekonomi yang terasa mencekik, dan tidak adanya harapan untuk hari esok, serta
karena apatisme dan ketidaktahuan dengan cara bagaimana mereka harus
memperbaiki taraf kehidupan keluarga dan diri sendiri dalam krisis ekonomi.
7 Ilman Hadi.2009.Permainan Yang Memenuhi Unsur Pidana Judi.
http://www.hukumonline.com/diakses tanggal 10 februari 2016.
6
Faktor tersebut mendorong seseorang untuk berjudi untuk mendapatkan uang
secara instan.
Hal tersebut jika dibiarkan jelas akan meresahkan, mengingat akibat yang
ditimbulkan dari tindak perjudian tersebut sangat merugikan bagi pelaku,
keluarganya, maupun orang lain. Karena segenap harta kekayaan bahkan kadang
kala juga anak istri habis di pertaruhkan di meja judi. Juga oleh nafsu berjudi
orang berani menipu, mencuri, korupsi, merampok dan membunuh orang lain
untuk mendapatkan uang guna bermain judi. Akibat yang buruk inilah yang
mengkhawatirkan, sehingga perlu adanya tindakan tegas guna mencegah dan
memberantas tindak perjudian ini agar tidak semakin merajalela. Upaya tersebut
memerlukan adanya kerja sama antar berbagai pihak. Tidak hanya Kepolisian dan
instansi-instansi terkait, melainkan juga elemen-elemen yang terdapat dalam
masyarakat agar penyelesaiannya bisa menyentuh berbagai dimensi kehidupan
sosial masyarakat yang fundamental sehingga upaya penegakan hukum
merupakan hal-hal yang benar-benar adil.
Dalam persepektif hukum, judi adalah suatu perbuatan yang melanggar
hukum bagaimanapun bentuknya, dan aturannya pun sudah jelas dituangkan
dalam KUHP Pasal 303 dan UU No 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian
yang mengaturnya secara jelas dan tegas bahwa hal tersebut melanggar ketentuan
yang berlaku. Untuk itu apabila ada yang melakukan perjudian akan ditindak
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang yang berlaku, karena pada dasarnya
hukum itu mempunyai sifat atau karakter memaksa, tidak berlaku surut (retro
aktif), mengikat, umum (berlaku untuk semua orang), abstrak (mengatur hal-hal
7
yang belum terkait dengan kasus konkret), imperatif (harus ditaati mengikat dan
memaksa) dan fakultatif (melengkapi subsidair dan depositif). Tanpa ada hal lain
atau unsur lain yang meringankan tindak kejahatan seseorang walaupun itu yang
melakukan adalah penegak hukum sendiri.
Sekalipun dalam aturannya berbentuk demikian, namun sering kali kita
jumpai ketidaksesuaian dengan fakta yang ada. Salah satunya wilayah yang akan
dijadikan obyek penelitian oleh penulis, yakni di wilayah Mojokerto, Jawa Timur
tepatnya di Desa Kembang Ringgit, Kecamatan Pungging. Permainan judi di
wilayah ini sudah hampir menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakatnya apalagi
saat adanya acara “Bersih Desa”. Judi yang dilakukan umumnya dalam bentuk
permainan dadu dan kartu remi yang merupakan jenis permainan yang banyak
digemari oleh masyarakat. Kegiatan tersebut dilakukan secara beramai-ramai oleh
masyarakat tanpa adanya rasa takut apabila ada razia dari pihak yang berwajib.
Padahal dalam aturan dan ketentuannya yaitu pasal 303 KUHP dan UU No 7
Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian menjelaskan bahwa perbuatan tersebut
jelas tindak pidana yang melanggar hukum dan harus dilakukan tindakan tegas
terhadap pelaku.
Dari sinilah masalah yang patut untuk disoroti, apakah memang karena
masyarakat tidak mengerti hal tersebut melanggar aturan yang berlaku dalam
KUHP dan menganggap hal tersebut sebagai hiburan atau tradisi semata karena
hanya satu tahun sekali acara bersih desa tersebut diadakan. Ataukah memang
mereka memiliki baking dari pihak tertentu yang melindungi mereka dan
8
menjamin keamanannya, sehingga mereka tidak khawatir ataupun was-was jika
terjadi razia.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik akan masalah perjudian
yang dilakukan ditempat umum pada saat acara bersih desa khususnya di Desa
Kembang Ringgit, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Dari masalah
tersebut penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai perbuatan perjudian di
tempat umum dan akan dipergunakan sebagai karya tulis hukum dengan
mengangkat judul “Analisis Pasal 303 Ayat 3 KUHP tentang Perbuatan
Melanggar Hukum Tentang Tindak Pidana Perjudian Tanpa Izin yang
Dilakukan Di Tempat Umum Dalam Acara Bersih Desa (Studi Di Wilayah
Hukum Polres Mojokerto)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang diketahui/dipahami oleh masyarakat Desa Kembang, Ringgit
Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto tentang perjudian?
2. Bagaimana peran tokoh masyarakat di Desa Kembang Ringgit, Kecamatan
Pungging, Kabupaten Mojokerto dalam menanggulangi tindak pidana
perjudian yang dilakukan ditempat umum saat adanya acara bersih desa?
3. Apa pertimbangan Polisi Reserse dan Kriminal dalam melakukan
penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana perjudian yang dilakukan
9
di tempat umum dalam acara bersih desa di wilayah hukum Polres
Mojokerto?
4. Tindakan hukum apa yang dilakukan Polisi untuk mencegah adanya tindak
pidana perjudian yang dilakukan di tempat umum dalam acara bersih desa di
wilayah hukum Polres Mojokerto?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan hukum ini yaitu :
1. Ingin mengetahui apa yang diketahui/dipahami masyarakat di wilayah Desa
Kembang Ringgit, Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto mengenai
tindak pidana perjudian.
2. Ingin mengetahui bagaimana peran tokoh masyarakat di Desa Kembang
Ringgit, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto dalam menanggulangi
tindak pidana perjudian yang dilakukan ditempat umum saat adanya acara
bersih desa.
3. Untuk mengetahui pertimbangan hukum yang diambil oleh Polisi Reserse
dan Kriminal dalam melakukan penegakan hukum terhadap tindak pidana
perjudian yang dilakukan ditempat umum dalam acara bersih desa di
wilayah hukum Polres Mojokerto.
4. Untuk mengetahui tindakan hukum yang dilakukan polisi untuk mencegah
adanya tindak pidana perjudian yang dilakukan di tempat umum dalam
acara bersih desa di wilayah hukum Polres Mojokerto.
10
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang ingin dicapai oleh penulis dalam skripsi ini mencakup
manfaat akademis dan manfaat praktis, sebagai berikut :
1. Manfaat Akademis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis,
dengan memberikan sebuah wawasan baru atau memberikan gambaran yang
berguna bagi pengembangan dan penelitian secara lebih jauh terhadap ilmu
hukum, sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil yang bermanfaat dan
berguna untuk masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi sumbangsih pemikiran terhadap
pemecahan masalah penegakan hukum terhadap tindak pidana perjudian yang
marak terjadi khususnya di wilayah Mojokerto. Hal yang meresahkan apabila
tidak adanya suatu tindakan tegas agar tercipta suatu kehidupan masyarakat yang
aman, damai dan sejahtera. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi
acuan atau untuk bahan penelitian lanjutan bagi yang membutuhkan.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Dengan tercapainya penelitian ini, maka Penulis berharap penelitian ini dapat
memberikan beberapa kegunaan diantaranya :
1. Bagi penulis, merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk
mengumpulkan data sebagai bahan penyusunan skripsi guna melengkapi
11
persyaratan untuk mecapai gelar kesarjanaan dibidang ilmu hukum pada
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. Serta sebagai
penambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang permasalahan yang
diteliti oleh penulis.
2. Sebagai bentuk kontribusi pemikiran bagi aparatur hukum, khususnya
kalangan praktisi hukum sebagai sarana untuk menambah wawasan serta
penegakan hukum terhadap tindak pidana perjudian tanpa izin saat yang
marak terjadi khususnya di wilayah Mojokerto.
F. METODE PENULISAN
Untuk memperoleh data-data yang dihubungkan dengan penulisan skripsi
ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Pendekatan
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis, maka penulis
menggunakan metode pendekatan Yuridis Sosiologis atau pendekatan lapangan.
Pendekatan yuridis sosiologis yaitu dalam menjawab permasalahan digunakan
sudut pandang hukum dimana pembahasan didasarkan berbagai peraturan
perundangan yang berlaku dan kesesuaiannya dengan kenyataan atau fenomena
yang terjadi dalam lingkup masyarakat.8 Penelitian lapangan ini merupakan
metode untuk menemukan secara spesifik dan realis tentang apa yang sedang
terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Jadi, mengadakan penelitian
lapangan mengenai beberapa masalah aktuil yang kini sedang terjadi dan
8 Bambang Waluyo. 2002. Penelitian Hukum Dalam Peraktek. Sinar Grafika Pusat. Jakarta.
Hal. 223.
12
mengekspresikan diri dalam bentuk gejala atau proses sosial. Pada prinsipnya
penelitian lapangan bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam
masyarakat9. Dalam penelitian ini penulis meneliti dan menganalisis Pasal 303
ayat 3 KUHP tentang tindak pidana perjudian tanpa izin yang dilakukan ditempat
umum dalam acara bersih desa di wilayah hukum Polres Mojokerto.
2. Penentuan Lokasi
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan berkaitan dengan
permasalahan dan pembahasan penulisan skripsi ini, maka penulis memilih
penelitian di Wilayah Hukum Polres Mojokerto tepatnya di Desa Kembang
Ringgit Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Alasan pemilihan lokasi
tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa kegiatan perjudian marak terjadi di
wilayah tersebut, apalagi saat ada acara bersih desa, masyarakat secara terang-
terangan melakukan perjudian disekitar lokasi acara bersih desa. Oleh sebab itu
penulis memilih lokasi diwilayah tersebut karena dirasa akan mempermudah
dalam mendapatkan data serta informasi yang diperlukan berkaitan dengan
penulisan skripsi ini.
3. Sumber Data
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian ke
lapangan dengan menggunakan 3 jenis data, yaitu:
a. Sumber Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber
penelitian baik berupa wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait
9 Mardalis. 1938. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta Maret 1989 .Hal 28.
13
dengan permasalahan serta berupa dokumen lainnya yang diperoleh dari
Polres Mojokerto.
b. Sumber Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui kepustakaan yang relevan
yaitu Kitab Undang-Undang Hukum, literatur, jurnal, internet, serta
peraturan-peraturan yang ada relevansinya dengan materi yang dibahas.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan Data yang diharapkan, maka penulis melakukan
pengumpulan data dengan 2 cara yaitu melalui metode penelitian lapangan dan
metode penelitian kepustakaan.
1) Teknik Pengumpulan Data Primer
a. Interview / Wawancara
Interview/wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan Tanya jawab dengan pihak pihak yang terkait dan yang di anggap
mengetahui pada permasalahan yang di angkat oleh penulis. Interview atau
Wawancara dilakukan terhadap narasumber yaitu :
1. Pihak Kepolisian
Nama : Budi Santoso, SH.
Kedudukan : Kepala Unit (Kanit) Reskrim
Pangkat : AKP (Ajun Komisaris Polisi)
2. Tokoh Masyarakat
a) Nama : Bpk. Wiyanto
14
Jabatan : Lurah Desa Kembang Ringgit
Alamat : Dsn. Bajangan RT 09 RW 02 Ds. Kembang Ringgit, Kec.
Pungging, Kab. Mojokerto.
b) Nama : Bpk. Dariyo
Jabatan : Ketua RT. 01 RW 08 Ds. Kembang Ringgit
Alamat : Dsn. Bajangan RT 01 RW 08 Ds. Kembang Ringgit, Kec.
Pungging, Kab. Mojokerto.
c) Nama : Bpk. H. Satukar
Jabatan : Ketua RW. 08 Desa Kembang Ringgit
Alamat : Dsn. Bajangan RT 01 RW 08 Ds. Kembang Ringgit, Kec.
Pungging, Kab. Mojokerto.
3. Masyarakat
a) Nama : Bpk. Supri
Pekerjaan : Supir
Alamat : Dsn. Ringgit RT 01 RW 04 Ds. Kembang Ringgit, Kec.
Pungging, Kab. Mojokerto.
b) Nama : Bpk. Eko
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dsn. Kembangan RT 05 RW 03 Ds. Kembang Ringgit,
Kec. Pungging, Kab. Mojokerto.
c) Nama : Bpk. Parman
Pekerjaan : Wiraswasta
15
Alamat : Dsn. Bajangan RT 01 RW 08 Ds. Kembang Ringgit, Kec.
Pungging, Kab. Mojokerto.
d) Nama : Bpk. Jamin
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dsn. Kembangan RT 09 RW 02 Ds. Kembang Ringgit,
Kec. Pungging, Kab. Mojokerto.
e) Nama : Bpk. Bejo
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dsn. Ringgit RT 02 RW 04 Ds. Kembang Ringgit, Kec.
Pungging, Kab. Mojokerto.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara penulis mengambil data dengan mempelajari
dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang diberikan oleh pihak yang terkait, dalam
hal ini pihak Polres Mojokerto.
2) Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Metode penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengumpulkan sejumlah data dengan cara membaca dan menelusuri literatur-
literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
5. Teknik Analisa Data
Teknik yang di pakai oleh penulis dalam permasalahannya yaitu
menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berarti menjabarkan atau
16
menguraikan dari suatu hasil penelitian ke dalam sebuah tulisan, dengan
menggunakan data yang bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtut, logis,
tidak tumpang tindih, dan efektif. Sehingga memudahkan dalam pemahaman dan
interpretasi data.10
Dalam hal ini penulis menjabarkan atau menguraikan hasil
wawancara dan dokumentasi dari pihak polres Mojokerto, tokoh masyarakat Desa
Kembang Ringgit, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, dan masyarakat
Desa Kembang Ringgit, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto sdalam
bentuk tulisan sehingga mudah dimengerti dan dipahami.
G. SISTEMATIKA PENELITIAN
Secara keseluruhan penelitian ini disusun secara sistematis dan secara
berurutan sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan terarah, adapun
sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. BAB I : PENDAHULUAN
Dalam penelitian ini Penulis membagi pendahuluan dalam beberapa sub bab
diantaranya terdiri dari latar belakang, sebagai penjelasan dan pengantar dalam
permasalahan yang diangkat oleh Penulis. Rumusan masalah dibagi menjadi
empat permasalahan, yang akan menjadi fokus permasalahan dalam penulisan ini.
Tujuan, merupakan penyampaian yang akan dilakukan oleh Penulis dalam
membuat penelitian hukum ini. Manfaat penelitian yang terdiri dari aspek
akademis dan aspek praktis yang menjadi suatu penjelasan mengenai siapa dan
apa saja yang akan mendapatkan manfaat dari penelitian ini, serta kegunaan
10Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum.Citra Aditya Bakti. Bandung.
Hal 172.
17
penelitian. Metode Penulisan yang digunakan oleh Penulis merupakan yuridis
normatif yang akan dilakukan dengan cara melakukan studi kepustakaan dalam
melakukan Analisis Terhadap Pasal 303 Ayat 3 KUHP Tentang Tindak Pidana
Perjudian Di Tempat Umum Dalam Acara Bersih Desa (Study Di Wilayah
Hukum Polres Mojokerto).
2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan pustaka maka batasan yang dibuat oleh Penulis dengan
menggunakan beberapa terminologi, akan diuraikan dan dijabarkan sesuai dengan
kajian pustaka yang ada beserta pendapat para ahli yang akan didapatkan oleh
penulis dalam penelitian kepustakaan.
3. BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini adalah inti dari penulisan hukum yang dibuat oleh Penulis, dalam
bab pembahasan maka semua pokok permasalahan yang diangkat oleh penulis
akan diuraikan dan dijabarkan secara jelas oleh Penulis sesuai dengan sumber
yang didapatkan oleh Penulis.
4. BAB IV : PENUTUP
Kesimpulan dan saran dari pembahasan yang dilakukan oleh Penulis
terhadap permasalahan yang diangkat terdapat dalam bab penutup yang akan
menjadi masukan bagi instansi penegak hukum yang berkaitan dengan
permasalahan dalam penulisan ini.