a ktivitas diu retik frak si heksan dan etil asetat ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman...

47
A DAN ALP AKTIVI N ETIL PUKAT A FAK IN TAS DIU ASETA (Persea SPRA ARDLINA KULTAS NSTITUT URETIK AT EKST america AGUE-D A RENI P KEDOK T PERTA BOGO 2010 K FRAK TRAK E ana Mill. DAWLE PUSPITA KTERAN ANIAN BO OR 0 KSI HEK ETANOL .) PADA EY ASARI HEWAN OGOR KSAN L DAUN A TIKUS N N S

Upload: dinhlien

Post on 06-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

A

DANALP

AKTIVIN ETIL PUKAT

A

FAKIN

TAS DIUASETA (Persea

SPRA

ARDLINA

KULTASNSTITUT

URETIKAT EKST

americaAGUE-D

A RENI P

KEDOKT PERTA

BOGO2010

K FRAKTRAK Eana Mill.DAWLE

PUSPITA

KTERAN ANIAN BOOR 0

KSI HEKETANOL.) PADA

EY

ASARI

HEWANOGOR

KSAN L DAUNA TIKUS

N

N S

Page 2: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Aktivitas Diuretik Fraksi Heksan dan Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill.) pada Tikus Sprague-Dawley adalah karya saya sendiri dengan arahan pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, September 2010

Ardlina Reni Puspitasari NIM B04060334

Page 3: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

iii

ABSTRAK

ARDLINA RENI PUSPITASARI. Aktivitas Diuretik Fraksi Heksan dan Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill.) pada Tikus Sprague-Dawley. Dibimbing oleh BAYU FEBRAM PRASETYO dan RINI MADYASTUTI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas diuretik fraksi heksan

dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat pada tikus Sprague-Dawley. Penapisan fitokimia terhadap fraksi heksan dan etil asetat daun alpukat menunjukkan adanya kandungan flavonoid dan tanin. Sebanyak 30 ekor tikus digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 6 kelompok yaitu aquades sebagai kontrol negatif (A), furosemid 1.8 mg/kg bb sebagai kontrol positif (B), fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat 100 mg/kg bb (C) dan 300 mg/kg bb (D), serta fraksi heksan ekstrak etanol daun alpukat 100 mg/kg bb (E) dan 300 mg/kg bb (F) sebagai bahan yang akan diteliti. Metode Lipschitsz digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mencekokan setiap bahan dengan dosis 1 ml/100 gram bb. Aktivitas diuretik dievaluasi dengan mengukur volume, warna dan pH urin. Pengukuran volume urin dilakukan dengan melihat banyaknya urin yang dikeluarkan selama 24 jam. Fraksi heksan ekstrak etanol daun alpukat 300 mg/kg bb menunjukkan hasil paling optimum dengan volume 24.7 ml yang didukung dengan warna urin yang paling muda.

Kata kunci: fraksi, heksan, etil asetat, daun alpukat, aktivitas diuretik

Page 4: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

iv

ABSTRACT

ARDLINA RENI PUSPITASARI. Diuretic activity of hexane and ethyl acetate fraction from avocado leaves ethanol extract on Sparague-Dawley Rats. Under direction of BAYU FEBRAM PRASETYO and RINI MADYASTUTI.

The aim of this study is to determine diuretic activity of hexane and ethyl acetate fraction of ethanol extract avocado leaves in Sprague-Dawley rats. The result of phytochemical screening on hexane and ethyl acetate fraction of ethanol extract avocado leaves showed the existing of flavonoid and tannin. Thirty rats were used in this study, divided into six groups: aquadest as normal control (A), furosemid 1.8 mg/kg bw as positive control (B), ethyl acetate fraction of ethanol extract avocado leaves 100 mg/kg bw (C) and 300 mg/kg bw (D), and hexane fraction of ethanol extract avocado leaves 100 mg/kg bw (E) and 300 mg/kg bw (F) as treatments which were studied. Lipschitsz method was applied in this study by taking each treatment material with doses 1 ml/100gram bw to the rats by orally. Diuretic activity was evaluated by measuring volume and pH of urine and observing urine’s color. Urine’s volume measured in 24 hours. Hexane fraction of ethanol extract avocado leaves 300 mg/kg bw showed the most optimum result with 24.7 ml urine’s volume and supported by urine’s color which was the brightest one.

Keywords: fraction, hexane, ethyl acetate, avocado leaves, diuretic activity

Page 5: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

v

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atatu seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atatu seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 6: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

vi

AKTIVITAS DIURETIK FRAKSI HEKSAN DAN ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) PADA TIKUS SPRAGUE-DAWLEY

ARDLINA RENI PUSPITASARI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 7: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

vii

Judul Skripsi : Aktivitas Diuretik Fraksi Heksan dan Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill.) pada Tikus Sprague-Dawley

Nama : Ardlina Reni Puspitasari NIM : B04060334

Menyetujui,

Bayu Febram Prasetyo. S.Si, Apt, M.Si Rini Madyastuti P, S.Si, Apt, M.Si Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui,

Wakil Dekan

Fakultas Kedokteran Hewan

Dr. Nastiti Kusumorini NIP. 19621205 198703 2001

Tanggal lulus:

Page 8: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayahNya sehingga tugas akhir dapat terselesaikan dengan baik. Penelitian

ini berjudul ”Aktivitas Diuretik Fraksi Heksan dan Etil Asetat Ekstrak Etanol

Daun Alpukat (Persea amerciana Mill.) pada Tikus Sprague-Dawley”.

Penyelesaian penelitian dan penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan

dan bantuan banyak pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang

tua, Bapak Suhadji dan Ibu Sri Warsiti, Mbak Fitri, Mbak Dini, Mas Anto, Mas

Ferry, dan Mas Indra yang telah memberikan dukungan baik moril maupun

materil. Selain itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Bayu Febram Prasetyo, S.Si, Apt, M.Si dan Ibu Rini Madyastuti P,

S.Si, Apt, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Bapak Prof.drh.Arif Boediono, Ph.D dan ibu Dr.Ir.Etih Sudarnika, M.Si

selaku dosen penguji pada Ujian Akhir Sarjana Kedokteran Hewan.

3. Bapak Dr. Bambang Kiranadi selaku dosen pembimbing akademik

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan Bagian Farmasi, Departemen Klinik,

Reproduksi dan Patologi FKH IPB,

6. Haris Prayitno dan Dian Firnanda selaku teman penelitian saya yang telah

membantu dalam proses penelitian dan skripsi. Teman-teman

43SCULAPIUS (Ical, Rista, Vivit, Isnia, Dana, Nirna, dll), Wisma Melati

(Titis, Rias, Tina, Mbak Irma, Mbak Shelly, Noe, dll), serta teman-teman

lain yang telah banyak membantu, mendoakan dan memotivasi dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat dikemudian hari bagi pihak-

pihak yang membutuhkan.

Bogor, September 2010

Ardlina Reni Puspitasari

Page 9: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wonogiri pada tanggal 6 Juni 1988. Penulis merupakan

anak keempat dari empat bersaudara pasangan Bapak Suhadji dan Ibu Sri Warsiti.

Tahun 2000 penulis lulus dari SDN 3 Wonogiri kemudian pada tahun 2003

penulis lulus dari SLTPN 3 Wonogiri. Penulis melanjutkan studi di SMAN 1

Wonogiri dan lulus tahun 2006. Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa

program sarjana di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi

Mahasiswa IPB (USMI). Setahun kemudian penulis masuk ke Fakultas

Kedokteran Hewan IPB setelah melalui seleksi Tingkat Persiapan Bersama.

Tahun 2006-2007 penulis bergabung pada Himpunan Minat dan Profesi

(HIMPRO) Ruminansia dan Dewan Keluarga Mushola (DKM) An Nahl.

Page 10: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiii

PENDAHULUAN ..................................................................................................1

Latar Belakang .................................................................................................... 1 Tujuan .................................................................................................................. 2 Manfaat ................................................................................................................ 2

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3

Alpukat (Persea americana Mill.) ...................................................................... 3 Hewan Percobaan ................................................................................................ 5 Ginjal ................................................................................................................... 6 Diuretik ................................................................................................................ 8 Ekstraksi ............................................................................................................ 10 Fraksinasi ........................................................................................................... 11 Pelarut ................................................................................................................ 11

METODE PENELITIAN ................................................................................... 13

Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................................ 13 Metode Penelitian .............................................................................................. 13 Analisis Data ..................................................................................................... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 16

Penapisan Fitokimia .......................................................................................... 16 Aktivitas Diuretik .............................................................................................. 17

SIMPULAN DAN SARAN................................................................................. 23

Simpulan........................................................................................................... 23 Saran................................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

LAMPIRAN ......................................................................................................... 28

Page 11: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Hasil uji fitokimia fraksi etil asetat dan heksan ekstrak etanol daun alpukat ..................................................................................................... 16

Tabel 2 Hasil analisis aktivitas diuretik tiap perlakuan selama 24 jam ................ 18

Tabel 3 pH urin awal perlakuan ............................................................................ 21

 

Page 12: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Tanaman alpukat .................................................................................... 3

Gambar 2 Tikus putih galur Sprague-Dawley ........................................................ 5

Gambar 3 Struktur nefron ....................................................................................... 7

Gambar 4 Aktivitas diuretik selama 6 jam pertama.............................................. 19

Gambar 5 Warna urin pada tiap perlakuan............................................................ 20

Page 13: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Uji Statistik One Way ANOVA ......................................................... 29

Lampiran 2 Uji Duncan (P<0.05) ......................................................................... 30

Lampiran 3 Hasil determinasi tumbuhan ………………………………………..34

Page 14: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki keanekaragaman sumber

kekayaan hayati, sekitar 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan terdapat di Indonesia, dan

lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan

sebagai bahan obat tradisional oleh industri obat tradisional baru sekitar 300

spesies (Depkes 2007). Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang

berupa bahan tanaman, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian, atau

campuran dari bahan tersebut, yang secara turun menurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman (BPOM 2005).

Tanaman obat sudah dikenal masyarakat secara turun temurun sejak dahulu.

Penggunaan obat herbal mempunyai efek samping yang minimum jika digunakan

secara tepat, yang meliputi kebenaran bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu

penggunaan, ketepatan cara penggunaan, ketepatan telaah informasi, dan tanpa

penyalahgunaan obat tradisional itu sendiri. WHO merekomendasi penggunaan

obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,

pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit

degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan

keamanan dan khasiat dari obat tradisional (Sari 2006).

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tanaman

obat tidak lagi sesuai apabila digunakan dalam bentuk utuh, tetapi dimanfaatkan

dalam bentuk ekstrak, yaitu sari yang dibuat dengan menambahkan pelarut yang

sesuai. Berdasarkan informasi empiris terdapat beberapa tanaman obat yang

memiliki aktivitas diuretik antara lain alang-alang, tempuyung, alpukat,

mengkudu, pepaya dan lain-lain (Ceppy 2002). Penggunaan diuretik mampu

mengatasi penyakit gagal jantung kongesti, sindrom nefritis, sirosis, gagal ginjal,

hipertensi, toksemia kebuntingan (Agunu et al. 2005), edema, diabetes insipidus,

batu ginjal, dan hiperkalsemia (Ceppy 2002).

Alpukat merupakan salah satu tanaman yang secara empiris dapat

digunakan sebagai diuretikum. Bagian tanaman alpukat yang dimanfaatkan

sebagai obat tradisional untuk peluruh batu ginjal dan rematik adalah bagian

Page 15: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

2

daunnya (Prihatman 2000). Fungsi lain dari daun alpukat menurut penelitian

adalah antimikroba (Flores et al. 2009), menurunkan glukosa darah,

mempengaruhi metabolisme lipid saat hiperkolesterolemia (Brai et al. 2007),

diuretik (Wientarsih et al. 2008), vasorelaksan (Owolabi et al. 2005), dan

menurunkan tekanan darah (Ojewole et al. 2007). Biji buah alpukat juga dapat

digunakan menurunkan tekanan darah tinggi, meningkatkan kolesterol (Imafidon

et al. 2010; Anaka et al. 2009), meningkatkan glukosa darah, antihiperglikemik

(Edem 2009), dan antihiperlipidemia (Asaolu et al. 2010).

Bagian tanaman alpukat yang digunakan sebagai diuretik adalah daun.

Menurut Adha (2009), kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak

etanol daun alpukat adalah flavonoid, tanin, dan kuinon. Penelitian kali ini

dilakukan untuk mengetahui aktivitas diuretik fraksi heksan dan etil asetat ekstrak

etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) pada tikus Sprague-Dawley.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas diuretik dari fraksi

heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) pada

tikus galur Sprague-Dawley, melalui parameter volume, pH, dan warna urin, serta

melihat pada dosis fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat berapa

yang mampu memberikan aktivitas diuretik terbaik.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pengobatan

alterrnatif untuk diuretik dibidang kedokteran hewan dan dapat memberikan

pengetahuan kepada masyarakat tentang khasiat daun alpukat sebagai obat

diuretik.

Page 16: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

Alpukat (

Tana

yaitu Mek

dunia, ter

Meksiko

Indian bar

apokat (Ja

abate (Por

Ada

K

K

O

F

G

S

(Persea ame

aman alpuk

ksiko, Peru,

rmasuk Indo

(Persea dry

rat (Persea a

awa), alpuke

rtugal), dan

apun taksono

Kingdom : P

Kelas : D

Ordo : L

Famili : L

Genus : P

Spesies : P

TINJ

ericana Mil

kat merupak

, hingga Ve

onesia. Ter

ymifolia), t

americana)

et (Sunda),

n aguacate p

omi alpukat

Plantae

Dicotyledon

Laurales

Lauraceae

Persea

Persea amer

Gamb

JAUAN P

ll.)

kan tanama

enezuela. T

rdapat tiga

tipe Guatem

) (Sunarjono

avocado pe

palta (Spany

t dalam Prih

ne

ricana Mill

bar 1 Tanam

PUSTAKA

an yang ber

Tanaman ini

tipe alpuka

mala (Perse

o 2008). Alp

ear (Inggris)

yol) (Dalim

hatman (200

l.

man alpukat

A

rasal dari A

i telah men

at yang dik

ea guatelam

pukat diken

), poire d’av

martha 2008)

00) adalah s

t.

Amerika Te

nyebar di se

kenal, yaitu

mensis), dan

nal dengan i

vocat (Pera

).

sebagai beri

3

ngah,

eluruh

u tipe

n tipe

istilah

ancis),

ikut:

Page 17: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

4

Alpukat merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m.

Pohonnya berkayu dan sosoknya seperti kubah sehingga dari jauh tampak

menarik. Kayunya keras dan tidak bergetah. Daunnya panjang (lonjong) tersusun

seperti pilin, terpusat pada ujung ranting (Sunarjono 2008). Menurut Dalimartha

(2008), daunnya tunggal, tebal seperti kulit, bertangkai dengan panjang 1.5-5 cm,

dan terletak berdekatan dengan ujung ranting. Helaian daun berbentuk bulat

lonjong sampai bulat telur memanjang, mempunyai ujung dan pangkal daun

runcing, bagian tepi rata tetapi kadang-kadang menggulung ke atas. Daun

bertulang menyirip dengan panjang 10-20 cm dan lebar 3-10 cm. Daun muda

berwarna kemerahan dan berambut rapat, sedangkan daun tua berwarna hijau dan

tidak berambut. Umumnya percabangannya jarang dan arahnya horizontal. Bunga

alpukat keluar pada ujung cabang atau ranting dalam tangkai panjang. Bunganya

sempurna (dalam satu bunga terdapat putik dan benang sari), tetapi tidak

serempak. Bunga berwarna putih (Sunarjono 2008).

Kandungan kimia yang terdapat dalam buah adalah saponin, alkaloid,

flavonoid, tanin, asam folat, asam pantotenat, niasin, vitamin, dan mineral.

Kandungan serat dan asam lemak tak jenuh tunggal dalam buah dapat

menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol tinggi dalam darah. Bersama dengan

vitamin C, vitamin E dan glutation, asam lemak tak jenuh tunggal dapat

melindungi pembuluh darah arteri dari kerusakan oleh adanya timbunan LDL.

Niasin bekerja mempengaruhi aktivitas enzim lipoprotein lipase yang

mengakibatkan penurunan produksi VLDL di hati yang berakibat penurunan

kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida. Selain itu, niasin ini juga dapat

meningkatkan HDL. Kandungan yang terdapat dalam daun alpukat adalah

saponin, alkaloid, flavonoid, polifenol, quersetin, senyawa sterin, gula d-persit,

dan gula alkohol (Dalimartha 2008).

Senyawa-senyawa yang terdapat dalam daun alpukat dapat digunakan

sebagai diuretik, mengobati kencing batu, darah tinggi, sakit kepala, nyeri saraf,

nyeri lambung, dan pembengkakan saluran nafas (Anonim 2008). Daun alpukat

juga mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus strain A dan B, Staphylococcus albus, Pseudomonas sp.,

Proteus sp., Escherichia coli, dan Bacillus subtilis (Dalimartha 2008).

Page 18: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

Hewan Pe

Men

dipelihara

mengemba

laboratorik

mencit, tik

Tiku

mudah dip

macam pe

galur Spra

adalah be

panjang d

besar dan

dari tikus

(Malole et

ercobaan

nurut Malo

a atau senga

angkan ber

k. Beberapa

kus, marmo

Gam

us (Rattus n

pelihara, me

enelitian. T

ague-Dawle

erwarna alb

dari badanny

ekor lebih

putih dan

t al. 1989).

ole et al.

aja diternakk

rbagai bidan

a hewan cob

t, hamster,

mbar 2 Tik

norvegicus)

erupakan he

Terdapat be

ey, Wistar,

bino putih,

ya. Ciri-ciri

h pendek. C

memiliki w

(1989), he

kan sebagai

ng ilmu da

ba yang digu

dan primata

kus putih ga

) telah dike

ewan yang

eberapa galu

Long-Evan

kepala kec

i dari tikus

Ciri-ciri dari

warna hitam

ewan perco

i hewan mo

lam skala p

unakan untu

a.

alur Sprague

etahui sifat-

relatif seha

ur tikus ya

ns. Ciri-ciri

cil, dan me

Wistar ada

i tikus Lon

m pada kepa

obaan adala

odel untuk m

penelitian a

uk penelitia

e-Dawley.

-sifatnya de

at dan cocok

ang umum

dari tikus

empunyai e

alah ditanda

ng-Evans ad

ala dan tubu

ah hewan

mempelajar

atau pengam

an adalah ke

engan semp

k untuk ber

digunakan

Sprague-Da

ekor yang

ai dengan k

dalah lebih

uh bagian d

5

yang

ri dan

matan

elinci,

purna,

rbagai

yaitu

awley

lebih

kepala

kecil

depan

Page 19: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

6

Ginjal

Ginjal mempunyai fungsi utama untuk mengekskresikan produk sisa

metabolisme yang sudah tidak digunakan seperti urea, asam urat, dan kreatinin.

Ginjal juga berperan dalam proses homeostasis (pengaturan garam dan kandungan

elektrolit serta volume cairan ekstraselular) dan juga keseimbangan asam basa

(Rang et al. 1995). Proses homeostasis dapat dipertahankan dengan

menyeimbangkan asupan yang masuk dalam tubuh dengan air dan elektrolit yang

diekskresikan. Ginjal dapat juga berperan menyeimbangkan asam basa, bersama

dengan paru dan sistem dapar cairan tubuh akan mengekskresikan asam seperti

asam sulfur dan asam fosfat serta mengatur penyimpanan dapar cairan tubuh

(Guyton et al. 2007).

Menurut strukturnya ginjal terdiri dari kortek, medula, dan pelvis yang

kosong sampai ureter. Unit terkecil dari ginjal adalah nefron (Gambar 3),

berjumlah sekitar 1.3 x 106. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal,

ansa henle, tubulus distal, dan duktus pengumpul (Rang et al. 1995). Ginjal tidak

dapat membentuk nefron baru, oleh karena itu saat terjadi trauma ginjal, penyakit

ginjal, atau proses penuaan yang normal akan terjadi penurunan jumlah nefron

secara bertahap.

Glomerulus

Glomerulus tersusun dari suatu jaringan kapiler glomerulus yang

bercabang dan beranastomosis, yang mempunyai tekanan hidrostatik tinggi

(kira-kira 60 mm Hg) bila dibandingkan dengan kapiler lain. Kapiler

glomerulus dilapisi oleh sel-sel epitel. Secara keseluruhan, glomerulus

dibungkus oleh kapsula Bowman. Arteri renalis masuk ke dalam ginjal

melalui hilum, kemudian bercabang menjadi arteri interlobularis, arteri

arkuata, dan arteriol aferen. Ketiga arteri ini menuju ke kapiler glomerulus.

Ujung distal kapiler pada setiap glomerulus begabung membentuk arteriol

eferen, yang menuju ke kapiler peritubular yang mengelilingi tubulus ginjal

(Guyton et al. 2007).

Page 20: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

P

bebas

yang t

konsen

dengan

Bowm

reabso

dari ka

Tubul

T

yang m

yang s

tubulu

descen

di tubu

sangat

semula

Segme

B

proksi

Pembentuka

protein dar

terdapat dal

ntrasi zat p

n plasma. C

man dan men

orpsi air dan

apiler peritu

lus Proksim

Tubulus pro

mengalir da

sama, sehin

us tetap iso

nden dari an

ulus menca

t hipertonik

a) (Guyton

en Ascende

Bagian asc

malis yang

Gambar 3

an urin dim

i kapiler glo

lam plasma

ada filtrat g

Cairan akan

ngalir melew

n zat larut s

ubulus ke da

malis

oksimalis m

ari glomerul

gga hanya s

oosmotik te

nsa Henle, a

apai keseim

k (sekitar d

et al. 2007)

en Ansa He

cenden dari

g banyak m

3 Struktur ne

mulai dengan

omerulus ke

a, kecuali pr

glomerulus

n mengalam

wati tubulu

spesifik kem

alam tubulu

merupakan

lus. Zat terl

sedikit terja

erhadap pla

air direabso

mbangan den

dua sampai

).

enle

i ansa Hen

ereabsorpsi

efron (Dave

n filtrasi se

e kapsula B

rotein, difil

dalam kap

mi perubahan

s. Hal ini di

mbali ke da

us (Guyton e

tempat reab

arut dan air

adi perubah

sma. Ketik

orpsi melalu

ngan cairan

i empat ka

nle merupa

i natrium, k

ey 2010).

ejumlah cair

Bowman. Se

ltrasi secara

sula Bowm

n ketika kel

isebabkan k

rah atau sek

et al. 2007)

bsorpsi zat

r direabsorp

han osmolar

ka cairan m

ui proses osm

n interstisia

li osmolari

akan lanjut

kalium, dan

ran yang ha

ebagian bes

a bebas seh

man hampir

luar dari ka

karena terja

kresi zat-za

.

t terlarut da

psi dalam ju

ritas, yaitu c

melewati se

mosis dan c

alis medula

itas filtrat g

tan dari tu

n klorida, n

7

ampir

ar zat

ingga

sama

apsula

dinya

at lain

an air

umlah

cairan

gmen

cairan

yang

ginjal

ubulus

amun

Page 21: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

8

impermeabel terhadap air walaupun terdapat banyak ADH (anti diuretik

hormon). Hal ini menyebabkan cairan menjadi lebih encer (hipoosmotik)

ketika memasuki awal tubulus distal (Guyton et al. 2007).

Tubulus Distal

Ketika cairan pada bagian awal tubulus distal melewati bagian akhir

tubulus kontortus distal, duktus koligentes kortikolis, dan duktus koligentes

mengalami proses reabsorpsi terhadap natrium klorida. Bagian tubulus ini

impermeabel terhadap air karena tidak ada ADH. Selain itu, zat-zat terlarut

direabsorpsi sehingga cairan tubulus menjadi lebih encer (Guyton et al. 2007).

Duktus koligentes

Duktus koligentes terdiri dari dua bagian yaitu, bagian kortikal dan

bagian medulla yang akan mengalirkan cairan filtrat dari kortek menuju pelvis

renalis. Di duktus koligentes ini akan terjadi perubahan osmolalitas dan

volume yang bergantung pada banyaknya vasopresin yang bekerja di duktus

ini. Hormon antidiuretik ini berasal dari kelenjar hipofisis yang akan

meningkatkan permeabilitas duktus koligentes terhadap air melalui

pembentukan cepat kanal air aquoporin-2 di membran luminal sel prinsipal

(Ganong 2002).

Diuretik

Diuretik adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk meningkatkan ekskresi

air dan natrium klorida. Diuretik dapat meningkatkan penyaringan natrium

(natriuresis) yang diikuti ion (biasanya Cl-) pada penggunaan secara klinik.

Natrium klorida yang berada dalam tubuh menentukan volume cairan

ekstraseluler dan pada pengaplikasian klinis, secara langsung mengurangi volume

cairan ekstraseluler dengan menurunkan kandungan NaCl dalam tubuh (Parial et

al. 2009).

Secara normal, reabsorpsi garam dan air dikendalikan masing-masing oleh

aldosteron dan vasopresin (hormon antidiuretik, ADH). Umumnya diuretik

bekerja dengan menurunkan reabsorbsi elektrolit oleh tubulus proksimal. Ekskresi

elektrolit yang meningkat diikuti oleh peningkatan ekskresi air, penting untuk

mempertahankan keseimbangan osmotik. Diuretik biasanya digunakan untuk

Page 22: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

9

mengurangi edema pada gagal jantung kongestif, beberapa penyakit ginjal, dan

sirosis hepatitis (Neal 2005). Diuretik bekerja dengan cara meningkatkan ekskresi

ion-ion Na+, Cl-, atau HCO3-, yang merupakan elektrolit utama dalam cairan

ekstrasel. Diuretik juga menurunkan reabsorpsi elektrolit di tubulus renalis dengan

melibatkan proses pengangkutan aktif (Siswandono et al. 1995). Menurut Sunaryo

(2003), fungsi utama diuretik adalah untuk mobilisasi cairan edema, yang berarti

mengubah keseimbangan cairan elektrolit sehingga volume cairan ekstrasel

menjadi normal.

Secara umum diuretik dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu diuretik

osmotik dan penghambat mekanisme transport elektrolit dalam tubuli ginjal.

Diuretik osmotik merupakan zat bukan elektrolit yang mudah dan dapat

diekskresikan oleh ginjal (Sunaryo 2003), sedangkan menurut Siswandono et al.

(1995) diuretik osmotik merupakan senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi

urin dengan mekanisme kerja berdasarkan perbedaan tekanan osmosa

(menghambat reabsorpsi air dan zat elektrolit). Diuretik osmotik mempunyai efek

samping berupa gangguan keseimbangan elektrolit, pandangan kabur, dehidrasi,

takikardia, dan nyeri kepala (Siswandono et al. 1995).

Beberapa jenis obat yang menghambat transport elektrolit di tubuli ginjal

dalam Sunaryo (2003) terdiri dari:

a) Penghambat karbonik anhidrase

Kabonik anhidrase adalah enzim yang mengatalisis reaksi antara

karbondioksida dan uap air ( CO2 + H2O H2CO3 ). Enzim ini terdapat

dalam sel korteks renalis, pankreas, mukosa lambung, mata, eritrosit, dan

sistem saraf pusat, namun tidak terdapat di dalam plasma. Enzim ini dapat

dihambat aktivitasnya oleh sianida, azida, dan sulfida, serta derivat

sulfonamide seperti asetazolamid dan diklorofenamid (Sunaryo 2003).

Kerugian dari inhibitor karbonik anhidrase dapat menyebabkan asidosis

akibat hilangnya ion-ion bikarbonat yang keluar bersama urin secara

berlebihan (Guyton et al. 2007).

b) Benzotiadiazid

Senyawa benzotiazid atau tiazid dapat berfungsi untuk meningkatkan

ekskresi natrium, klorida, dan sejumlah air. Peningkatan natrium dan klorida

Page 23: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

10

dalam urin disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit

pada tubuli distal (Sunaryo 2003).

c) Diuretik hemat kalium

Diuretik ini bekerja pada segmen yang berespon terhadap aldosteron

pada tubulus distal. Aldosteron menstimulsi reabsorpsi Na+ yang

mengarahkan ion K+ dan H+ ke dalam lumen. Diuretik menurunkan

reabsropsi Na+ dengan mengantagonis aldostreron atau memblok kanal Na+.

Hal ini menyebabkan potensial listrik epitel tubulus menurun sehingga

eksresi K+ berkurang (Neal 2005). Diuretik hemat kalium mempunyai

beberapa kelompok, diantaranya antagonis aldosteron, triamteren, dan

amilorid (Sunaryo 2003). Kerugian dari diuretik ini dapat menyebabkan

hiperkalemia akut, terutama pada pasien gangguan gagal ginjal (Neal 2005).

d) Diuretik kuat

Diuretik kuat mempunyai daya kerja yang sangat kuat daripada

diuretik lainnya. Diuretik kuat disebut juga sebagai loop diuretik, karena

bekerja di segmen epitel tebal ansa Henle ascenden. Beberapa contoh

kelompok ini diantaranya adalah asam etakrinat, furosemid, dan bumetanin.

Secara umum diuretik kuat bekerja dengan cara menghambat reabsropsi

elektrolit di ansa Henle ascendens segmen epitel tebal (Sunaryo 2003).

Ekstraksi

Ekstraksi adalah peristiwa pemindahan zat terlarut (solut) diantara dua

pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi dapat memindahkan dua atau lebih

zat berdasar perbedaan koefisian distribusi. Bila zat yang satu memiliki koefisien

distribusi yang jauh lebih besar dari yang satu, sedangkan yang lainnya jauh lebih

kecil dari yang satu, pemisahan yang hampir sempurna sudah dapat dicapai hanya

dengan ekstraksi tunggal (Nur et al. 1989).

Fraksinasi

Fraksinasi adalah proses pemisahan komponen dalam suatu ekstrak

menjadi kelompok-kelompok senyawa yang memiliki kemiripan karakteristik

secara kimia. Beberapa metode yang digunakan untuk fraksinasi yaitu presipitasi,

ekstraksi pelarut, destilasi, dialisis, elektroforesis, dan kromatografi. Penentuan

Page 24: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

11

metode fraksinasi tergantung beberapa faktor diantaranya, adanya substansi alami

yang terdapat dalam ekstrak, pemisahan fraksi seketika, manfaat, harga peralatan

dan bahan yang diperlukan, serta keamanan (Houghton et al. 1998).

Pelarut

Pelarut adalah cairan yang digunakan dalam proses pemecahan ikatan suatu

persenyawaan untuk selanjutnya membentuk suatu larutan. Energi yang

dibutuhkan untuk memecahkan ikatan ini diambil dari energi yang dilepaskan

karena terbentuknya ikatan antara partikel yang dilarutkan dengan pelarut.

Pemecahan ikatan persenyawaan membutuhkan energi yang cukup besar karena

persenyawaan yang berikatan ion hanya larut di dalam air atau pelarut yang sangat

polar lainnya. Hal itu juga terjadi pada persenyawaan kovalen polar yang hanya

larut dalam pelarut polar dan persenyawaan kovalen non polar hanya larut dalam

persenyawaan non polar (Winarno et al. 1973).

Etil asetat

Etil asetat merupakan senyawa ester dengan rumus kimia CH3COOC2H5.

Etil asetat dihasilkan dari reaksi antara etanol (etil alkohol) dengan asam

asetat. Pelarut ini digunakan sebagai pelarut dan obat-obatan (Basri 2005)

dengan berat jenis 0.90 pada suhu 27 0C (Patil et al. 2009). Menurut Wilson et

al. (1982), etil asetat, ester asetat, nafta vinegar, di dapat secara destilasi

lambat campuran etil alkohol, asam asetat, dan asam sulfat. Cairan tidak

berwarna, transparan, bau harum, segar dan sedikit seperti aseton dan rasa

aneh, seperti aseton dan membakar. Etil asetat dapat bercampur dengan eter,

alkohol dan minyak lemak dan atsiri. Etil asetat sekarang digunakan secara

luas dalam industri sebagai pelarut. Etil asetat merupakan pelarut semi polar

dan dapat melarutkan senyawa semipolar pada dinding sel (Harborne 1987).

Heksan

Heksan merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan rumus kimia

CH3(CH2)4CH3. Termasuk dalam alkana, berbentuk cairan beruap, tidak

berwarna, mudah terbakar, larut dalam alkohol, eter, dan aseton namun tidak

larut dalam air. Heksana didapat dari penyulingan bertingkat petroleum.

Heksana digunakan sebagai pelarut dan pengencer cat (Basri 2005). Heksan

Page 25: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

12

termasuk dalam senyawa non polar sehingga gaya tarik antara molekul lemah.

Heksan memiliki berat yang lebih ringan dari air dan titik didihnya adalah 69 0C (Brieger 1969). Berat jenis pelarut heksan adalah 0.659 pada suhu 20 0C

(Cheremisinoff et al. 2003). Pelarut heksan dapat melarutkan senyawa non

polar seperti lilin, lemak, dan terpenoid (Nurmillah 2009).

Page 26: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

13

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Agustus 2009,

bertempat di Laboratorium Farmasi, Departemen Klinik, Reproduksi, dan

Patologi, dan Laboratorium Metabolit, Departemen Anantomi, Fisiologi, dan

Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Metode Penelitian

Pengumpulan Bahan

Daun alpukat yang sudah tua diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman

Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor yang sudah dilakukan determinasi.

Pembuatan Simplisia

Daun alpukat dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian dicuci

dengan air mengalir sampai bersih dan ditiriskan. Daun alpukat dikeringkan

dengan oven pada suhu 40 0C, setelah kering daun dibersihkan, bila masih

terdapat kotoran yang mungkin tertinggal saat pencucian. Daun yang telah kering

kemudian digiling dan diayak kemudian disimpan dalam wadah bersih dan

tertutup rapat.

Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Alpukat

Pembuatan ekstrak etanol daun alpukat dilakukan dengan cara maserasi,

yaitu menambahkan etanol 70% dalam simplisia kering daun alpukat. Sebanyak

500 gram simplisia dimasukkan ke dalam maserator lalu direndam dengan lima

liter etanol 70%. Perbandingan banyaknya alkohol dengan daun alpukat sebanyak

10:1. Kemudian direndam dan diaduk selama 2x24 jam dan ditampung. Meserat

dipisahkan dan proses diulangi dua kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang

sama. Pencampuran dan penguapan filtrat etanol dengan menggunakan rotary

evaporator sampai terbentuk ekstrak kental. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan di

atas penangas air dengan suhu 40 0C - 50 0C sampai larutan penyari hilang atau

jumlahnya berkurang.

Page 27: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

14

Pembuatan Fraksi Heksan Ekstrak Etanol Daun Alpukat

Ekstrak etanol yang diperoleh di atas kemudian dipartisi (cair-cair) dengan

menggunakan corong pisah dengan pelarut heksan (1:1) sampai diperoleh dua

lapisan terpisah (lapisan air dan heksan). Lapisan heksan dipisahkan dan

ditampung.

Pembuatan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Daun Alpukat

Ekstrak etanol yang diperoleh di atas kemudian dipartisi (cair-cair) dengan

menggunakan corong pisah dengan pelarut etil asetat (1:1) sampai diperoleh dua

lapisan terpisah (lapisan air dan etil asetat). Lapisan etil asetat dipisahkan dan

ditampung.

Rancangan Penelitian

Desain penelitian aktivitas diuretik dilakukan dengan metode Lipschitz

(1943) dalam Adha (2009). Perlakuan dilakukan pada 30 ekor tikus putih jantan

galur Sprague-Dawley yang ditempatkan dalam kandang metabolit yang terbagi

menjadi beberapa kelompok yaitu :

1. Kelompok 1 merupakan kontrol normal (A) yang diberi aquades,

2. Kelompok 2 merupakan kontrol positif (B) yang diberi furosemid,

3. Kelompok 3 (C) yang diberi fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat

dosis 100 mg/kg bb,

4. Kelompok 4 (D) yang diberi fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat

dosis 300 mg/kg bb,

5. Kelompok 5 (E) yang diberi fraksi heksan ekstrak etanol daun alpukat dosis

100 mg/kg bb,

6. Kelompok 6 (F) yang diberi fraksi heksan ekstrak etanol daun alpukat dosis

300 mg/kg bb.

Sebelum perlakuan, tikus dipuasakan minimal selama 18 jam. Pengujian

metode ini dengan memberikan loading dose pada tikus berupa air hangat dengan

dosis 50 ml/kg bb. Kemudian tikus dicekok dengan dosis 1 ml/100gram bb pada

masing-masing perlakuan dengan menggunakan sonde lambung. Pengamatan

dilakukan setiap jam selama 6 jam dan pada jam ke-24. Variable yang diukur

adalah volume dan warna pada tiap jamnya, serta pH urin pada jam pertama.

Kemudian dilakukan penampungan urin dengan menggunakan gelas piala.

Page 28: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

15

Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan metode ANOVA Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Analisis

ini dihitung dengan tingkat kepercayaan 95% untuk melihat adanya perbedaan

volume urin antara setiap perlakuan.

Page 29: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penapisan Fitokimia

Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder

yang ada dalam fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat.

Fraksinasi dilakukan dengan mengocok larutan ekstrak etanol daun alpukat

ditambah pelarut dengan perbandingan 1:1 yang kemudian terbentuk dua fase

yang berbeda warna.

Penelitian ini menggunakan fraksinasi cair-cair, yaitu menggunakan ekstrak

etanol daun alpukat dan pelarut heksan serta etil asetat. Hasil yang diperoleh pada

Tabel 1 dengan menggunakan pelarut etil asetat dan heksan menunjukkan bahwa

kandungan daun alpukat dengan dua pelarut mengandung flavonoid dan tanin.

Tabel 1 Hasil penapisan fitokimia fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat

Jenis pelarut Metabolit sekunder

Heksan Flavonoid, Tanin

Etil asetat Flavonoid, Tanin

Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air. Golongan flavonoid

dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan akan tetap berada dalam lapisan air

setelah ekstrak dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid merupakan senyawa

fenol yang akan berubah warna bila ditambah basa atau amonia, sehingga mudah

dideteksi pada kromatografi atau dalam larutan (Harborne 1987). Flavonoid

mempunyai sejumlah gugus hidroksil atau gula yang cukup larut dalam pelarut

polar seperti etanol, metanol, aseton, dan lain-lain. Sebaliknya aglikon yang

kurang polar seperti isoflavon, flavanon, flavon, dan flavonol cenderung lebih

mudah larut dalam pelarut eter dan kloroform (Markham 1988).

Flavonoid berfungsi sebagai vasodilatasi, menghambat reseptor adrenergik

(Koffi et al. 2009), hipoglikemik (Chandrika et al. 2006), dan bekerja sebagai

stimulan pada jantung dalam dosis kecil, diuretik dan antioksidan pada lemak

apabila flavon terhidrolisis (Sirait 2007; Ebrahimzadeh et al. 2008).

Tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang

tak larut dalam air (Harborne 1987). Berdasarkan stuktur molekulnya, tanin

Page 30: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

17

dibedakan menjadi tanin terkondensasi dan terhidrolisis. Tanin terhidrolisis dapat

memetabolisis senyawa lebih lanjut seperti pirogalol yang beracun bagi

ruminansia. Tanin terkondensasi dapat membantu mengontrol parasit dalam

gastrointestinal dan mampu mengikat protein serta molekul lain pada pH

mendekati normal (Min et al. 2003). Tanin memperlihatkan aktivitas antivirus,

antibakterial, dan antitumor. Tanin juga dilaporkan mampu menghambat replikasi

HIV secara selektif dan sebagai diuretik (Aiyelaagbe et al. 2009).

Menurut Jouad et al. (2001) dan Zeggwagh et al. (2007), pemberian

flavonoid menunjukan peningkatan kecepatan filtrasi glomerulus yang dapat

meningkatkan eliminasi elektrolit melalui urinasi. Peningkatan kecepatan filtrasi

glomerulus bersamaan dengan peningkatan diuresis. Peningkatan pengeluaran

urin timbul secara sekunder akibat inhibisi reabsorpsi natrium tubulus karena

natrium yang tersisa bekerja secara osmotik untuk menurunkan reabsorpsi air

(Guyton et al. 2007).

Laju filtrasi ditentukan oleh daya hidrostatik membran glomerulus dan

koefisien filtrasi kapiler glomerulus. Koefisien filtrasi kapiler glomerulus

merupakan hasil konduktivitas hidrolik dan area permukaan kapiler tubulus.

Peningkatan koefisien filtrasi akan meningkatkan GFR dan penurunan koefisien

filtrasi akan menurunkan GFR. Perubahan tekanan hidrostatik glomerulus

merupakan alat pengatur GFR secara fisiologis. Tekanan hidrostatik glomerulus

ditentukan oleh tiga variabel, yaitu tekanan arteri, tahanan arteriol aferen, dan

tahanan arteriol eferen (Guyton et al. 2007). Flavonoid yang berfungsi sebagai

vasodilatator bekerja pada tahanan arteriol aferen yang akan meningkatkan

tekanan hidrostatik glomerulus dan GFR. Diduga aktivitas diuretik pada fraksi

heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat karena adanya flavonoid dalam

fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat.

Aktivitas Diuretik

Pengujian aktivitas diuretik dilakukan dengan menggunakan metode

Lipschitz (1943) dalam Adha (2009) yaitu tikus dipuasakan selama lebih kurang

18 jam sebelum perlakuan. Setiap kelompok perlakuan tikus diberikan loading

dose berupa air hangat sebanyak 50 ml/kg bb secara peroral. Penelitian ini

menggunakan enam kelompok perlakuan, yaitu aquades sebagai kontrol normal,

Page 31: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

18

furosemid 1.8 mg/kg bb sebagai kontrol positif, fraksi etil asetat ekstrak etanol

daun alpukat 100 mg/kg bb dan 300 mg/kg bb, serta fraksi heksan ekstrak etanol

daun alpukat 100 mg/kg bb dan 300 mg/kg bb sebagai bahan yang akan diteliti.

Setiap kelompok terdiri dari lima tikus. Pemberian bahan coba pada kelompok

perlakuan dilakukan secara peroral menggunakan sonde lambung termasuk saat

pemberian loading dose. Selain volume urin, variabel yang di ukur adalah pH dan

warna.

Tabel 2 Hasil analisis aktivitas diuretik tiap perlakuan selama 24 jam

Jam ke-

Volume urin (ml)

Aquadest (A)

Furosemid (B)

EA dosis 100mg/kg

bb (C)

EA dosis 300mg/kg bb

(D)

Heksan dosis 100mg/kg bb

(E)

Heksan dosis

300mg/kg bb (F)

1 0.56±0.74a 1.04±0.71ab 5.94±0.97c 6.52±1.46c 3.32±2.75b 6.66±3.24c

2 4.44±1.13a 5.14±1.40a 9.40±0.78a 10.36±1.23a 7.48±1.75a 10.68±1.19a

3 7.04±0.20a 8.46±0.59a 12.26±1.04a 13.74±0.88a 9.50±0.95a 15.56±1.64b

4 7.88±0.73a 9.50±1.13ab 14.42±0.64bc 16.02±0.72c 10.50±1.14ab 18.66±0.70c

5 8.12±0.21a 10.08±0.39ab 15.70±0.82bc 17.36±0.48bc 11.64±0.99bc 20.48±0.71c

6 8.26±0.17a 10.60±0.38ab 17.14±0.54cd 18.46±0.58bcd 12.38±0.68abc 22.14±0.84d

24 9.48±0.44a 12.10±0.28ab 20.36±1.33c 20.52±1.45a 13.82±0.21ab 24.70±1.60bc

Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang signifikan dari pengeluaran urin pada tiap perlakuan (P<0.05).

Hasil analisis aktivitas diuretik selama 24 jam ditunjukkan pada Tabel 2.

Aktivitas diuretik pada jam ke-1 menunjukkan kelompok C, D dan F terjadi

perbedaan yang nyata terhadap perlakuan A. Ketiga kelompok ini memiliki onset

untuk mempengaruhi pengeluaran urin (diuretik) pada jam pertama. Kelompok F

menunjukkan perbedaaan yang nyata terhadap semua kelompok termasuk

kelompok A sebagai kontrol normal perlakuan pada jam ke-3 (p<0.05). Hal ini

memperlihatkan bahwa dengan pemberian heksan 300 mg/kg bb mampu

meningkatkan aktivitas diuretik.

Aktivitas diuretik kemungkinan dipengaruhi oleh rangsangan traktus

urinarius, dan dihubungkan dengan aktivasi mekanisme neurohormon, mediator

perangsang pada glomerulus, dan sifat asam pada gerakan pyelo-uretral. Efek

tersebut disebabkan karena jumlah elektrolit, yang terdapat dalam tanaman,

menekan epitel ginjal (Galati et al. 2002). Menurut Gowda et al. (2009),

peningkatan konsentrasi elektrolit saat urinasi berarti meningkatkan pengeluaran

urin. Perlakuan pada kelompok A, B, dan E baru menunjukkan peningkatan pada

jam ke-2.

Page 32: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

Furo

obat pemb

dan meng

ascenden

et al. 20

tertinggi p

bekerja da

jam.

Berd

hanya sam

nyata untu

masih me

saling ber

jam ke-24

berkurang

etanol frak

cairan hip

beban air

0

5

10

15

20

25

volume (m

l)

osemid digu

banding dal

gekskresikan

ansa Henle

07). Tabel

pada jam k

alam 0.5 sa

dasarkan ha

mpai jam ke

uk setiap pe

enunjukkan

rinteraksi an

4 sudah me

gnya cairan

ksi etil aset

potonik yan

(Ganong 20

Gam

1

unakan seba

lam respon

n Na+ deng

(Nalwaya e

2 menunj

ke-2. Menu

ampai 2 jam

asil analisis

e-2, hal ini d

erlakuan (P

perbedaan

ntar setiap p

engalami pe

yang telah

tat daun alp

ng diminum

002).

mbar 4 Akti

2 3

wa

agai diureti

famakologi

gan mengha

et al. 2009)

jukkan fur

urut Siswan

m setelah p

pada Tabe

dapat diliha

P>0.05). Jam

yang nyat

perlakuan. A

enurunan ju

difiltrasi a

pukat sudah

m akan terj

vitas diuret

4 5

aktu (jam)

ik pada pra

i. Obat ini m

ambat Na+,

), serta men

osemid me

ndono et al

emberian o

el 2 aktivita

at dengan ad

m ke-3 sam

ta terhadap

Aktivitas ur

umlah urin.

atau dengan

h menurun.

adi pada 1

tik selama 6

6

aktek klinik

meningkatk

, K+, dan C

nurunkan uri

engalami a

l. (1995), f

oral, dengan

as urinasi op

danya perbe

mpai jam ke

kelompok

rinasi dari j

Hal ini dis

n kata lain e

Diuresis y

5 menit se

6 jam awal.

k sebagai st

kan produks

Cl- pada se

inasi K+ (L

aktivitas diu

furosemid m

n masa kerj

ptimal dari

edaan yang

e-24 volume

A tetapi m

jam ke-3 sa

sebabkan k

efek dari ek

yang timbul

etelah masu

aquadest (

furosemid 

EA 100 (C)

EA 300 (D)

Heksan 100

Heksan 300

19

andar

i urin

gmen

ahlou

uretik

mulai

a 6-8

tikus

tidak

e urin

masih

ampai

karena

kstrak

l oleh

uknya

A)

(B)

0 (E)

0 (F)

Page 33: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

Etil A

Asetat 100mg/(C)

Berd

adanya pe

perlakuan

kontrol po

menunjuk

diuretik te

dosis pad

pada tikus

Se

Tikus yan

mg/kg bb,

secara ber

kuning pu

Wa

dihasilkan

hemoglob

EA 100

Etil/kg bb

dasarkan G

eningkatan

karena A

ositif menu

kkan kenaik

ertinggi terd

a suatu fra

s sehat.

lain volume

ng diberi aq

, heksan 10

rturut-turut

ucat.

G

arna urin

n tergantung

in). Urin y

Aquades (A

l Asetat 300m(D)

ambar 4 da

volume ur

sebagai kon

unjukkan p

kan volume

dapat pada h

aksi mempe

e urin, vari

quades, furo

00 mg/kg bb

adalah cokl

Gambar 5 W

normal ad

g konsentra

yang tidak

A)

mg/kg bb H

apat dilihat

rin. Perlaku

ntrol norma

eningkatan

e urin seja

heksan 300

engaruhi pe

iabel lain ya

osemid, etil

b, dan heks

lat tua, kuni

Warna urin p

dalah kuni

si pigmen u

berwarna c

Furosemid

Heksan 100mg(E)

bahwa seti

uan pada A

al. Furosem

yang sign

ajar dengan

mg/kg bb. M

eningkatan

ang diukur

l asetat 100

an 300 mg/

ing, kuning

pada tiap per

ing-kekunin

urokrom (za

cenderung s

(B)

g/kg bb

iap perlakua

A lebih ren

mid yang dig

nifikan. Kee

n kontrol p

Menurut Ra

volume uri

adalah war

0 mg/kg bb

/kg bb mem

g, kuning pu

rlakuan.

ngan. Setia

at empedu h

sangat cair

Heksan 300m(F)

an menunju

ndah dari s

gunakan se

empat perla

positif. Akt

athi et al. (2

in dan elek

rna dan pH

b, etil aseta

miliki warna

ucat, kuning

ap warna

hasil pemec

(Schrier 2

20

mg/kg bb

ukkan

semua

ebagai

akuan

tivitas

2006),

ktrolit

urin.

at 300

a urin

g, dan

yang

cahan

2007).

Page 34: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

21

Banyaknya volume urin yang dikeluarkan (diuresis) akan mempengaruhi warna

urin yang terbentuk yaitu semakin banyak urin yang diekskresikan dalam satu

waktu akan menghasilkan warna urin yang semakin jernih.

Ginjal yang berfungsi mengatur keseimbangan asam-basa berperan

penting dalam mengoreksi abnormalitas konsentrasi H+ cairan ekstrasel dengan

mengekskresikan asam atau basa pada kecepatan yang bervariasi. Ginjal mengatur

asam-basa bersama dengan paru dan sistem dapar cairan tubuh dengan cara

mengatur pengaturan dapar cairan tubuh (Guyton et al. 2007).

Pegaturan asam-basa oleh ginjal dengan cara mengeksresikan urin yang

asam atau basa. Apabila sejumlah HCO3- difiltrasi secara terus menerus ke dalam

tubulus dan bila HCO3- dieksresikan kedala urin, maka akan menghilangan basa

dari darah. Sebaliknya, bila sejumlah H+ dieksresikan kedalam urin, maka akan

menghilangan asam dari darah (Guyton et al. 2007). Urin tikus mempunyai pH

normal antara 7.3 sampai 8 (Nor et al. 2009).

Tabel 3 pH urin awal perlakuan

Perlakuan pH Aquades 7

Furosemid 6 Etil asetat 100 mg/kg bb 6.8 Etil asetat 300 mg/kg bb 6.6 Heksan 100 mg/kg bb 7 Heksan 300 mg/kg bb 6.8

Tabel 3 menunjukkan ukuran pH dari semua perlakuan. Tingkat keasaman

pada masing-masing perlakuan seperti aquades sebesar 7; furosemid 6; etil asetat

100 mg/kg bb sebesar 6.8; etil asetat 300 mg/kg bb sebesar 6.6; heksan 100 mg/kg

bb sebesar 7; dan heksan 300 mg/kg bb sebesar 6.8. Berdasarkan data tersebut

setiap perlakuan mempunyai pH yang hampir sama. Rendahnya pH urin yang

dihasilkan dapat disebabkan peningkatan ekskresi asam, lemahnya bufer urin, atau

keduanya (Maalouf et al. 2007).

Pemberian diuretikum akan meningkatkan aliran cairan disepanjang tubulus

distal dan tubulus koligentes. Keadaan ini menimbulkan peningkatan reabsorpsi

Na+ dari bagian nefron ini. Reabsorbsi Na+ yang berpasangan dengan sekresi H+

pada pompa Na-K ATPase menyebabkan peningkatan reabsorpsi Na+ juga

Page 35: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

22

menimbulkan peningkatan sekresi H+ serta reabsorbsi bikarbonat. Perubahan ini

menyebabkan terjadinya alkalosis (Guyton et al. 2007).

Daun alpukat selain memiliki flavonoid yang mempengaruhi aktivitas

diuretik juga memliki kandungan kalium (Adha 2009). Penumpukan kalium yang

berlebih dalam darah merangsang kerja Na-K ATPase untuk menurunkan sekresi

H+ dan reabsorsi HCO3- yang cenderung menyebabkan asidosis (Guyton et al.

2007).

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari masing-masing variabel dapat

diketahui bahwa dengan adanya peningkatan volume urin akan menghasilkan

warna urin yang semakin jernih dan pH yang cenderung basa. Namun, dengan

adanya kalium yang terdapat pada daun alpukat menyebabkan terjadi perubahan

pada pompa Na-K ATPase yang menimbulkan pH menjadi asam.

Page 36: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

23

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penapisan fitokimia terhadap fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol

daun alpukat diperoleh daun alpukat mengandung flavonoid dan tanin.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan fraksi heksan dengan dosis 300 mg/kg bb

mempunyai tingkat diuretik tertinggi daripada perlakuan yang lain. Peningkatan

dosis pada setiap perlakuan berbanding lurus terhadap aktivitas diuretik hewan,

hal ini menunjukkan bahwa fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun

alpukat mampu digunakan sebagai diuretik.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme kerja dari

senyawa utama fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat yang

menyebabkan diuresis, selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui dosis maksimum dari masing-masing fraksi pada pelarut yang

berbeda.

Page 37: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

24

DAFTAR PUSTAKA

Adha AC. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill.) terhadap Aktivitas Diuretik Tikus Putih Jantan Sprague-Dawley [skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Agunu A, Abdurahman EM, Andrew GO, Muhammed Z. 2005. Diuretic activity of the Stem-Bark Extracts of Steganotaenia araliaceahoehst. Journal of Ethnopharmacol 96: 471-5.

Aiyelaagbe OO, Osamudiamen. 2009. Phytochemical Screening for Active Compounds in Mangifera indica Leaves from Ibadan, Oyo State. Plant Sciences Research 2(1): 11-13.

Anaka ON, Ozolua RI, Okpo SO. 2009. Effect of the Aqueous Seed Extract of Persea americana Mill. (Lauraceae) on the Blood Pressure of Sprague-Dawley Rats. African Journal of Pharmacy and Pharmacology 3(10): 485-490.

Anonim. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Asaolu MF, Asaolu SS, Olugbenga OA, Aluko BT. 2010. Hypolipemic Effects of Methanolic Extract of Persea americana Seeds in Hypercholestrolemic Rats. Journal of Medicine and Medical Sciences 1(4): 126-128.

Badan POM. 2005. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/LAMP_CPOTB.pdf

[ 26 April 2010].

Basri S. 2005. Kamus Kimia. Ed ke-3. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Brai BIC, Odetola AA, Agomo PU. 2007. Hypoglycemic and Hypocholesterolemic Potential of Persea americana Leaf Extracts. Journal of Medicinal Food 10(2): 356-360.

Brieger G. 1969. A Laboratorium Manual for Modern Organic Chemistry. New York: Oakland.

Ceppy S. 2002. Budi Daya Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya.

Chandrika UG, Wedage WS, Wickramasinghe SMDN, Fernando WS. 2006. Hipoglycaemic Action of The Flavonoid Fraction of Artocarpus heterophyllus leaf. Afr. J. Traditional CAM 3(2): 42-50.

Cheremisinoff NP, Archer WL. 2003. Industrial Solvents Handbook. 2nd ed. New York: Marcel Dekker.

Dalimartha S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5. Jakarta: Pustaka Bunda.

Page 38: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

25

[Depkes]. 2007. Kebijakan Obat Tradisional Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Ebrahimzadeh MA, Pourmorad F, Bekhradnia AR. 2008. Iron Chelating Activity, Phenol and Flavonoid Content of Some Medicinal Plants from Iran. African Journal of Biotechnology 7(18): 3188-3192.

Edem DO. 2009. Hypoglycemic Effect of Ethanolic Extracts of Alligator Pear Seed (Persea americana Mill.) in Rats. Europan Journal of Scientific Research 4: 669-678.

Flores RG, Quintana CA, Licea RQ, Guerra PT, Guerra RT, Cuevas EM, Padillah CR. 2008. Antimicrobial Activity of Persea americana Mill. (Lauraceae) (Avocado) and Gymnosperma glutinosum (Spreng.) Less (Asteraceae) Leaf Extracts and Active Fractions Against Mycobacterium tuberculosis. American-Eurasian Journal of Scientific Research 3(2): 188-194.

Galati EM, Tripodo MM, Trovato A, Miceli N, Monforte MT. 2002. Biological Effect of Opuntia ficus indica (L.) Mill. (Cactaceae) Waste Matter Note 1: Diuretic Activity. Jounal of Ethnopharmacology 79: 17-21.

Ganong WF. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-20. Brahm UP, editor. Jakarta: ECG. Terjemahan: Review of Medical Physiology. 20th ed.

Gowda S, Satish, Mahesh, Kumar V. 2009. Study on the Diuretic Activity of Cynodon dactylon Root Stalk Extract in Albino Rats. Research J. Pharm. and Tech 2(2): 338-340.

Guyton AC, Hall JE. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-11. Irawati dkk, penerjemah. Jakarta: ECG. Terjemahan: Textbook of Medical Physiology. 11th ed.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Kosasih P & Iwan S, penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan: Phytochemical Methods.

Houghton PJ, Raman A. 1998. Laboratory Handbook for the Fractionation of Natural Extracts. London: Chapman & Hall.

Imafidon KE, Amaechina FC. 2010. Effects of Aqueous Seed Extract of Persea americana Mill. (Avocado) on Blood Pressure and Lipid Profile in Hypertensive Rats. Advances in Biological Research 4(2): 116-121.

Jouad H, Lacaille-Duboisb MA, Lyoussic B, Eddouks M. 2001. Effects of The Flavonoids Extracted from Spergularia purpurea Pers. on Arterial Blood Pressure and Renal Function in Normal and Hypertensive Rats [Abstract]. Journal of Ethnopharmacology 76: 159-163. http://www.sciencedirect.com /science/journal/03788741 [1 Juli 2010].

Koffi N, Solange TM, Emma AA, Noël SG. 2009. Ethnobotanical Study of Plants Used to Treat Arterial Hypertension, in Traditional Medicine, by Abbey and

Page 39: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

26

Krobou Populations of Agboville (Côte-d’Ivoire). European Journal of Scientific Research 35(1): 85-98.

Lahlou S, Tahraoui A, Israili Z, Lyouss B. 2007. Diuretic Activity of The Aqueous Extracts of Carum carvi and Tanacetum vulgare in Normal Rats. Journal of Ethnopharmacology 110: 458-463.

Maalouf NM, Cameron MA, Moe OW, Adams-Huet B, Sakhaee K. 2007. Low Urine pH: A Novel Feature of The Metabolic Syndrome. Clinical Journal of The American Society of Nephrology 2: 883-888.

Malole MBM, Pramono CSU. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan Di Laboratorium. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi.

Markham KR. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Kosasih P, penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan: Techniques of Flavonoid Identification.

Min BR, Hart SP. 2003. Tannins for Suppression of Internal Parasites. Journal of Animal Science 81(E. Suppl. 2): 102-109.

Nalwaya N, Jarald EE, Asghar S, Ahmad S. 2009. Diuretic Activity of a Herbal product UNEX. International Journal of Green Pharmacy 224-226.

Neal MJ. 2005. Farmakologi Medis. Surapsari J, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan: Medical Pharmacology at a Glance.

Nor NMD, Yatim AM, Said M. 2009. Blood and Urine Profiles of Spontaneous Hypertensive Rats Supplemented with Pink Guava (Psidium guajava) Puree. Sains Malaysiana 38(6): 929–934.

Nur MA, Adijuwana H.1989. Teknik Pemisahan dalam Analisis Biologis. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.

Nurmillah OY. 2009. Kajian Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Biji, Kulit Buah, Batang dan Daun Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ojewole J, Kamadyaapa DR, Gondwe MM, Moodley K, Musabayane CT. 2007. Cardiovascular Effects of Persea americana Mill (Lauraceae) (Avocado) Aqueous Leaf Extract in Experimental Animals. Cardiovascular Journal of South Africa 18(2): 69-76.

Owolabi MA, Jaja SI, Coker HA. 2005. Vasorelaxant Action of Aqueous Extract of the Leaves of Persea americana on Isolated Thoracic Rat Aorta. Fitoterapia 76: 567-573.

Parial S, Jain DC, Joshi SB. 2009. Diuretic Activity of The Extracts of Limonia acidissima in Rats. Rasāyan Journal of Chemistry 2: 53-56.

Page 40: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

27

Patil UK, Muskan K. 2009. Essential of Biotechnology. New Delhi: International Publishing House.

Prihatman K. 2000. Alpukat. http://www.ristek.go.id [ 17 Desember 2009].

Rang, Ritter, Dale. 1995. Pharmacology. London: Tottenham Court Road.

Rathi BS, Baheti AM, Khandelwal KR, Parakh SR, Bodhankar SL. 2006. Diuretic Activity of Coconut Husk Mashi-an Ayurvedic Formulation. Indian Journal of Traditional Knowledge 5(4): 471-473.

Sari LORK. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian 3(1): 1-7.

Schrier RW. 2007. Disease of The Kindey and Urinary Tract. 8th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Sirait M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung: ITB.

Siswandono, Soekardjo B.1995. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press.

Sunarjono HH. 2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sunaryo. 2003. Obat yang Mempengaruhi Metabolisme Elektrolit dan Konsentrasi Air. Di dalam: Ganiswara, editor. Farmokologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.

Sudheesh S, Vijayalakshmi NR. 2005. Flavonoids from Punica granatum Potential Antiperoxidative Agents. Fitoterapia 76: 181-186.

Wientarsih I, Iskandar, Prasetyo BF, Purwono RM. 2008. Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea gratissima Gaertn.) terhadap Batu Kandung Kemih Buatan dan Diuretik pada Tikus Putih serta Pengembangannya menjadi Sediaan Sirup Elixir dan Tablet Salut Enterik. http://lppm.ipb.ac.id/lppmipb/penelitian/hasilcari.php [22 Juni 2010].

Winarno FG, Fardiaz D, Ansori R, Ketaren S. 1973. Kimia Organik I. Departemen Teknik Hasil Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor: IPB.

Wilson, Gisvold’s. 1982. Buku Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik. Achmad Mustofa Fatah, penerjemah. Air Langga Univercity Press. Terjemahan: Textbook of Organic Medicinal and Pharmaceutical Chemistry.

Zeggwagh NA, Michel JB, Eddouks M. 2007. Acute Hypotensive and Diuretic Activities of Chamaemelum nobile Aqueous Extract in Normal Rats. American Journal of Pharmacology and Toxicology 2(3):140-145.

Page 41: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

28

LAMPIRAN

Page 42: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

29

Lampiran 1 Uji Statistik One Way ANOVA

ANOVA Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Jam 1 Between Groups 191.235 5 38.247 10.337 .000 Within Groups 88.804 24 3.700

Total 280.039 29

Jam 2 Between Groups 1.595 5 .319 .194 .962 Within Groups 39.452 24 1.644

Total 41.047 29

Jam 3 Between Groups 23.670 5 4.734 4.838 .003 Within Groups 23.484 24 .978

Total 47.154 29

Jam 4 Between Groups 20.826 5 4.165 5.528 .002 Within Groups 18.084 24 .754

Total 38.910 29

Jam 5 Between Groups 8.067 5 1.613 3.759 .012 Within Groups 10.300 24 .429

Total 18.367 29

Jam 6 Between Groups 8.251 5 1.650 5.016 .003 Within Groups 7.896 24 .329

Total 16.147 29

Jam 24 Between Groups 18.152 5 3.630 4.352 .006 Within Groups 20.020 24 .834

Total 38.172 29

Page 43: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

30

Lampiran 2 Uji Duncan (P<0.05)

Jam1Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05 1 2 3

1 5 .5600

2 5 1.0400 1.0400

5 5 3.3200

3 5 5.9400 4 5 6.5200 6 5 6.6600

Sig. .697 .073 .583 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Jam2 Duncana

Perlakuan

N Subset for

alpha = 0.05 1

3 5 3.4600 4 5 3.8400 1 5 3.8800 6 5 4.0200 2 5 4.1000 5 5 4.1600

Sig. .454 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 44: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

31

Jam3 Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 5 5 2.0200

1 5 2.6000

3 5 2.8600

2 5 3.3200

4 5 3.3800

6 5 4.8800 Sig. .061 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Jam4Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05 1 2 3

1 5 .8400

5 5 1.0000 1.0000

2 5 1.0400 1.0400

3 5 2.1600 2.1600 4 5 2.2800 6 5 3.1000

Sig. .735 .056 .118 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 45: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

32

Jam5Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05 1 2 3

1 5 .2400

2 5 .5800 .5800

5 5 1.1400 1.1400 3 5 1.2800 1.2800 4 5 1.3400 1.3400 6 5 1.8200

Sig. .420 .105 .145 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Jam6Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4

1 5 .1400

2 5 .5200 .5200

5 5 .7400 .7400 .7400

4 5 1.1000 1.1000 1.1000 3 5 1.4400 1.4400 6 5 1.6600

Sig. .130 .143 .079 .157 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 46: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

33

Jam24Duncana

Perlakuan

N Subset for alpha = 0.05 1 2 3

4 5 1.1000

1 5 1.2200

5 5 1.4400 1.4400

2 5 1.5000 1.5000

6 5 2.5600 2.5600 3 5 3.2200

Sig. .534 .078 .264 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Page 47: A KTIVITAS DIU RETIK FRAK SI HEKSAN DAN ETIL ASETAT ... · lebih kurang 9.600 termasuk tanaman berkhasiat obat. Jumlah yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh industri

34

Lampiran 3 Hasil determinasi tumbuhan