r detergen alternatifpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/...kelebihan lerak seba-gai...

1
Sains Kamis o Jumat () Sebtu . " ••.............. ~ .• ~ w··.· .•. ·•· ••·.•........... C) Minggu 8 9 10 11 12 13 14 15 16 23 24 25 ........ @ 27 28 29 30 Jun ,-. Jul (,'j Ags ('iSep Okt B -- r 10flns . .' , Detergen Alternatif dari Bahan Alami --, Senin r> Sefasa ~:~) RatJ/l '_. ''-- 1 2 3 4 5 6 7 17 18 19 20 21 22 \~~~r~, Peb Mar D ENGAN busa yang banyak, mencuciakan makin bersih! Begitulah bunyi iklan salah satu pro- duk detergen yang sering kita temui di media massa, utamanya televisi, Argu- men tersebut, bagi orang-orang awam barangkali dianggap sebagai kebenaran. Terlebih argumen terse but dipaparkan melalui corong media berikut didukung oleh bintang iklan yang rnungkin di- idolakan khalayak, Namun, penelitian Sofa Dewi Alfian dan rernan-temannya dari Fakultas Farrnasi Unpad memba- likkan hal tersebut. "Faktanya, sernakin banyak busa, se- makin banyak air yang dibutuhkan un- . tuk mernbilas," kata Oof, panggilan akrab Sofa yang sudah beberapa kali melakukan penelitian. Busa merupakan hasil samping dari detergen. Detergen merupakan sumber limbah domestik yang susah untuk diu- raikan oleh organisme lain karena mengandung senyawa alkil benzene suI- fanat (ABS), kecuali oleh ganggang hi- jau. Karena susah diurai organisme lain inilah, pencernaran air terjadi. Di ibu kota, pencernaran air sebagian besar disebabkan oleh lirnbah pabrik dan limbah rumah tangga seperti busa de- tergen. [adi selama ini aktivitas manusia dalam mencuci pakaian telah menjadi penyumbang besar pencernaran air. Be- rangkat dari kenyataari itulah, Sofa, Irnan, Apriyanti, Rachmi, dan Dyilla Maryam kernudian melakukan peneliti- an guna menemukan solusi atas per- masalahan ini. "Diperlukan produk alami yang bisa diuraikan oleh mikroorganisme sehing- ga sisa atau limbah dari aktivitas men- cuci ini tidak mencernari air," tarnbah Sofa. Oleh karena itulah, rnereka lalu melakukan penelitian danrnencip- takan inovasi detergen. Adapun objek yang mereka teliti adalah tumbuhan lerak yang biasa rumbuh di pinggir jalan sebagai peneduh atau lahan penghijauan. Literatur ilmiah menye- butkan, lerak banyak mengandung al- kaloid saponin yang dapat dimanfaatkan sebagai detergen. Kelebihan lerak seba- gai detergen adalah busa yang di- hasilkan tidak banyak dan mudah diu- raikan oleh mikroorganisme, selain harga murah dan proses pembuatannya yang relatif mudah. [adi, selain alami juga bisa menghemat air karena busa yang dihasilkan tidak sebanyak busa detergen sintesis biasa. Sofa dan teman-ternannya - melakukan penelitian ini selama ernpat bulan. Buah lerak yang banyak, bahkan menjadi sampah, ini cukup mernbantu mereka dalam proses penelitian dan produksi. Di antara buah lerak, dipilih- lah buah yang baik dan tidak busuk. Selanjumya, buah-buah lerak yang bagus itu dicuci, diiris, kemudian dije- mur, Penjemuran ini pun mesti ditutup kain hitarn untuk menghindari kernu- ngkinan terurainya kandungan kimi- anya. Setelah kulir lerak kering, di- lakukan proses penghancuran dan diek- straksi ke'mudian disaring untuk meng- hasilkan filtrat. Filtrat ini lalu disaring kernbali, diuapkan, lalu dikeringkan dengan menggunakan alat freeze dryer sehingga diperolehlah detergen dalarn bentuk serbuk. Detergen serbuk dari lerak ini kernudian rnereka kernas dalam bentuk tablet effervescent. "Selain alami, efektivitas detergen ini dalam mencuci sarna dengan deter- gen biasa. Hanya, detergen ini agak lama melarut dalarn air, dibutuhkan waktu sekitar satu menit lebih," kata Sofa. Produk yang sedang dalam tahap pengajuan hak paten ini sudah dilirik oleh perusahaan mobil di Bandung. Pe- rusahaan tersebut rertarik rnenggu- nakan produk yang masih dalam tahap penelitian lebih lanjut ini sebagai sabun pencuci mobil. "Ya, sudah ada yang menelefon dan tertarik menggunakan detergen hasil penelitian kami meskipun produk yang kami namakan Biorins ini masih dalam tahap penelitian lebih lanjut," tutur Sofa yang mengatakan untuk rneng- hasilkan produk yang lebih bagus diper- lukan fasilitas laboratorium yang lebih baik. Sofa dan ternan-teman berharap, produk hasil penelitian mereka bisa di- gunakan oleh industri agar pencernaran lingkungan, terutama air, bisa dikuran- gi. Selain itu, nilai ekonornis lerak juga bisa diangkat setelah selama ini hanva menjadi sampah dan tidak terman- faatkan. Fatih Zam, kampus_pr®yahoo.com

Upload: others

Post on 22-Feb-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sains

• Kamis o Jumat () Sebtu. " ••..............~ .•~ w··.· .•.·•·••·.•.......•....

C) Minggu

8 9 10 11 12 13 14 15 1623 24 25 ........@ 27 28 29 30

Jun,-.

Jul (,'j Ags ('iSep Okt

B- -r 10flns. .' ,Detergen Alternatifdari Bahan Alami

--,Senin r> Sefasa ~:~)RatJ/l'_. ''--

1 2 3 4 5 6 717 18 19 20 21 22

\~~~r~, Peb Mar

DENGAN busa yangbanyak, mencuciakanmakin bersih!

Begitulah bunyi iklan salah satu pro-duk detergen yang sering kita temui dimedia massa, utamanya televisi, Argu-men tersebut, bagi orang-orang awambarangkali dianggap sebagai kebenaran.Terlebih argumen terse but dipaparkanmelalui corong media berikut didukungoleh bintang iklan yang rnungkin di-idolakan khalayak, Namun, penelitianSofa Dewi Alfian dan rernan-temannyadari Fakultas Farrnasi Unpad memba-likkan hal tersebut.

"Faktanya, sernakin banyak busa, se-makin banyak air yang dibutuhkan un- .tuk mernbilas," kata Oof, panggilanakrab Sofa yang sudah beberapa kalimelakukan penelitian.

Busa merupakan hasil samping daridetergen. Detergen merupakan sumberlimbah domestik yang susah untuk diu-raikan oleh organisme lain karenamengandung senyawa alkil benzene suI-fanat (ABS), kecuali oleh ganggang hi-jau. Karena susah diurai organisme laininilah, pencernaran air terjadi. Di ibukota, pencernaran air sebagian besardisebabkan oleh lirnbah pabrik danlimbah rumah tangga seperti busa de-tergen.

[adi selama ini aktivitas manusiadalam mencuci pakaian telah menjadipenyumbang besar pencernaran air. Be-rangkat dari kenyataari itulah, Sofa,Irnan, Apriyanti, Rachmi, dan DyillaMaryam kernudian melakukan peneliti-an guna menemukan solusi atas per-

masalahan ini."Diperlukan produk alami yang bisa

diuraikan oleh mikroorganisme sehing-ga sisa atau limbah dari aktivitas men-cuci ini tidak mencernari air," tarnbahSofa.

Oleh karena itulah, rnereka lalumelakukan penelitian danrnencip-takan inovasi detergen. Adapun objekyang mereka teliti adalah tumbuhanlerak yang biasa rumbuh di pinggirjalan sebagai peneduh atau lahanpenghijauan. Literatur ilmiah menye-butkan, lerak banyak mengandung al-kaloid saponin yang dapat dimanfaatkansebagai detergen. Kelebihan lerak seba-gai detergen adalah busa yang di-hasilkan tidak banyak dan mudah diu-raikan oleh mikroorganisme, selainharga murah dan proses pembuatannyayang relatif mudah. [adi, selain alamijuga bisa menghemat air karena busayang dihasilkan tidak sebanyak busadetergen sintesis biasa.

Sofa dan teman-ternannya- melakukan penelitian ini selama ernpatbulan. Buah lerak yang banyak, bahkanmenjadi sampah, ini cukup mernbantumereka dalam proses penelitian danproduksi. Di antara buah lerak, dipilih-lah buah yang baik dan tidak busuk.Selanjumya, buah-buah lerak yangbagus itu dicuci, diiris, kemudian dije-mur, Penjemuran ini pun mesti ditutupkain hitarn untuk menghindari kernu-ngkinan terurainya kandungan kimi-anya. Setelah kulir lerak kering, di-lakukan proses penghancuran dan diek-straksi ke'mudian disaring untuk meng-

hasilkan filtrat. Filtrat ini lalu disaringkernbali, diuapkan, lalu dikeringkandengan menggunakan alat freeze dryersehingga diperolehlah detergen dalarnbentuk serbuk. Detergen serbuk darilerak ini kernudian rnereka kernasdalam bentuk tablet effervescent.

"Selain alami, efektivitas detergenini dalam mencuci sarna dengan deter-gen biasa. Hanya, detergen ini agaklama melarut dalarn air, dibutuhkanwaktu sekitar satu menit lebih," kataSofa.

Produk yang sedang dalam tahappengajuan hak paten ini sudah dilirikoleh perusahaan mobil di Bandung. Pe-rusahaan tersebut rertarik rnenggu-nakan produk yang masih dalam tahappenelitian lebih lanjut ini sebagaisabun pencuci mobil.

"Ya, sudah ada yang menelefon dantertarik menggunakan detergen hasilpenelitian kami meskipun produk yangkami namakan Biorins ini masih dalamtahap penelitian lebih lanjut," tuturSofa yang mengatakan untuk rneng-hasilkan produk yang lebih bagus diper-lukan fasilitas laboratorium yang lebihbaik.

Sofa dan ternan-teman berharap,produk hasil penelitian mereka bisa di-gunakan oleh industri agar pencernaranlingkungan, terutama air, bisa dikuran-gi. Selain itu, nilai ekonornis lerak jugabisa diangkat setelah selama ini hanvamenjadi sampah dan tidak terman-faatkan.

Fatih Zam,kampus_pr®yahoo.com