a. kesimpulan - universitas muhammadiyah mataram

16
BAB V KESIMPULAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan skripsi ini peneliti dapat menarik kesimpulan antaranya : 1. Pada proses sosialisasi masih tergolong minim dilakukan oleh pihak Dinas Sosial Lotim, hal ini di sebabkan pihak Dinas Sosial Lotim mengalami kekurangan anggaran, selain itu kurangnya antusias masyarakat dalam mengikuti sosialisasi. 2. Pada proses penjaringan kelompok KUBE, Dinas Sosial Lotim dinilai sudah memenuhi syarat karena seelumnya, dilakukan survey lapanagan terlebih dahulu kepada calon penerima bantuan KUBE, sehingga laik menerima bantuan. 3. Pada indikator dana atau bantuan Dinas Sosial Mengalokasikan dana bantuan sebesar Rp.20.000.000 perkelompok. Dan dana tersebut harus habis dibelanjakan untuk keperluan usaha kelompok. 4. Pada indikator kesesuaian jenis usaha dengan bentuk bantuan modal usaha yang disalurkan, dinilai belum sesuai denagn jenis usaha kelompok KUBE karena dana bantuan yang diberikan tidak sebanding dengan jenis dan kapasitas usaha yang besar. 5. Penyaluran bantuan dan modal usaha, untuk proses penyaluran bantuan dan modal usaha diberikan secara langsung ke rekening ketua kelompok masing-masing KUBE. 6. Pada proses penyuluhan keterampilan berusaha, pada pelaksanaannya Dinas Sosial Lotim mendatangkan orang-orang yang berkompeten untuk mengisi penyuluhan tersebut. 7. Pada proses pendampingan tidak berjalan maksimal karena faktor sumber daya pendamping yang tidak sesuai dengan kebutuhan KUBE, tidak maksimalnya proses pendampingan dipengaruhi juga oleh faktor jarak antara lokasi KUBE dengan domisili pendamping yang relatif jauh.

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB V

KESIMPULAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan skripsi ini peneliti dapat menarik kesimpulan

antaranya :

1. Pada proses sosialisasi masih tergolong minim dilakukan oleh pihak Dinas

Sosial Lotim, hal ini di sebabkan pihak Dinas Sosial Lotim mengalami

kekurangan anggaran, selain itu kurangnya antusias masyarakat dalam

mengikuti sosialisasi.

2. Pada proses penjaringan kelompok KUBE, Dinas Sosial Lotim dinilai

sudah memenuhi syarat karena seelumnya, dilakukan survey lapanagan

terlebih dahulu kepada calon penerima bantuan KUBE, sehingga laik

menerima bantuan.

3. Pada indikator dana atau bantuan Dinas Sosial Mengalokasikan dana

bantuan sebesar Rp.20.000.000 perkelompok. Dan dana tersebut harus

habis dibelanjakan untuk keperluan usaha kelompok.

4. Pada indikator kesesuaian jenis usaha dengan bentuk bantuan modal usaha

yang disalurkan, dinilai belum sesuai denagn jenis usaha kelompok KUBE

karena dana bantuan yang diberikan tidak sebanding dengan jenis dan

kapasitas usaha yang besar.

5. Penyaluran bantuan dan modal usaha, untuk proses penyaluran bantuan dan

modal usaha diberikan secara langsung ke rekening ketua kelompok

masing-masing KUBE.

6. Pada proses penyuluhan keterampilan berusaha, pada pelaksanaannya Dinas

Sosial Lotim mendatangkan orang-orang yang berkompeten untuk mengisi

penyuluhan tersebut.

7. Pada proses pendampingan tidak berjalan maksimal karena faktor sumber

daya pendamping yang tidak sesuai dengan kebutuhan KUBE, tidak

maksimalnya proses pendampingan dipengaruhi juga oleh faktor jarak

antara lokasi KUBE dengan domisili pendamping yang relatif jauh.

B. SARAN

1. Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan program KUBE-FM secara

luas dan berkelanjutan karena masih banyak masyarakat yang tidak

megetahui tentang program tersebut, karena informasi masih melaui forum-

forum tertentu.

2. Sebaiknya proses penyuluhan keterampilan tidak sekedar formalitas

untukpelaksanaan program setiap tahunnya karena jelas bahwa penerima

bantuan KUBE-FM membutuhkan penyuluhan keterampilan berusaha

sebagai salah satu bekal bagi upaya mereka membangun usahanya

3. Sebaiknya dinas sosial kabupaten lombok timur membentuk tim

pendamping KUBE-FM khsus kecamatan, karena dibutuhkan pendapingan

yang intens karena keadaan dari penerima kube ini masyarakat yang awam

dalam berusaha.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 2002. KamusBesar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka

Sitepu, Anwar. 2016. Analisis Efektifitas Kelompok Usaha Bersama Sebagai

Instrumen Program Penanganan Fakir Miskin. Sosio Informa Vol. 2, No.

01, Januari - April, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial

Arja Sadjiarto. 2000. Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan.

Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 2, No. 2, Nopember 2000.: 138 – 150.

Bachtiar, Iyan & Jamaludin, (2011). Studi pola Pelaksanaan Kelompok Usaha

Bersama(KUBE) dan Tingkat Keberhasilan Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat Miskin Desa (Studi kasus: Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) di Kabupaten Tasik Malaya. Vol.2 No.1, 2089-3582

Bambang Nugroho, (2013). Rekonstruksi Kelompok Usaha Bersama. Informasi

Vol.18 No.01 Tahun 2013

Bungin, Burhan. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman

Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta :

Raja Grafindo Persada

Bungkaes, H. R., Posumah, J. H., & Kiyai, B. (2013). Hubungan Efektivitas

Pengelolaan Program Raskin dengan Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepualauan

Talaud. Journal Acta Diurna, (April), 1–23.

Departemen Sosial Republik Indonesia. 2004. Jurnal Penelitian Kesejahteraan

Sosial volume III. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS).

I Made, Gianyar Dewa Ayu, & Warta Putriningsih. 2018. Efektivitas Dan

Dampak Program Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Terhadap

Pendapatan Dan Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran (RTS) Di

Kabupaten Jember. Vol.7, No. 3 : 2303-0178

Indrika, Ristinura. 2013. Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Kementerian Sosial Republik Indonesia. 2011. Pedoman Kelompok Usaha

Bersama. Jakarta: Kemensos

Lubis dan Martani. 1987. Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia

Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN.

Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rahmatullah, Andi Firah P. Putra & Juanda Nawawi. 2014. Peran Pemerintah

Kota Makasar Dalam Pengentasan Kemiskinan Pada Program UEP dan

KUBE. Vol. 7 No.2, 1979-5645.

Setiawati,lita, Asep Hidayat, & Engkus. 2018. Peningkatan Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Melalui Evaluasi Program Di Kecamatan Cimahi

Tengah. Vol.1 No.2. 61-73

Siagian, Sondang P. 1978. Manajemen Modern. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Silaban,Hamsal. 2013. Penilaian Pelaksanaan Tugas dan Koordinasi Program

Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Vol. 1 No.2 : 1-15

Sitepu, Anwar. 2016. Analisis Efektifitas Kelompok Usaha Bersama Sebagai

Instrumen Program Penanganan Fakir Miskin. Sosio Informa Vol. 2, No.

01. Kesejahteraan Sosial

Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabet

Sulistiyani, A.T. 2004 Kemitraan dan model-model Pemberdayaan.

Jogjakarta:Gavamedia

Purnama Akhamad. 2017. Peran Pendamping KUBe-FM Dalam

Meningkatakan Kesejahteraan Anggotanya. Vol. 41, No. 1, 67-76

Teddy Christianto, 2013.Determinan dan karakteristik kementrian di provinsi

riau. Vol VII, No. 2: 1978 – 3612

Tukiman. 2010. Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui kelompok usaha

Bersama (KUBE). Vol.8 No.4 : 1693-5241

Westra, Pariata, DKK. 1989. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : Gunung

Agung

https://lomboktimurkab.bps.go.id

https://ntb.bps.go.id

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(Wawancara dengan Kepala Dinas Sosial Lombok Timur)

(Wawancara denagn Kepala Bidang penanganan Fakir Miskin)

(Wawancaran dengan Ketua KUBE Konveksi)