a. kesimpulan - universitas muhammadiyah mataram
TRANSCRIPT
BAB V
KESIMPULAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan skripsi ini peneliti dapat menarik kesimpulan
antaranya :
1. Pada proses sosialisasi masih tergolong minim dilakukan oleh pihak Dinas
Sosial Lotim, hal ini di sebabkan pihak Dinas Sosial Lotim mengalami
kekurangan anggaran, selain itu kurangnya antusias masyarakat dalam
mengikuti sosialisasi.
2. Pada proses penjaringan kelompok KUBE, Dinas Sosial Lotim dinilai
sudah memenuhi syarat karena seelumnya, dilakukan survey lapanagan
terlebih dahulu kepada calon penerima bantuan KUBE, sehingga laik
menerima bantuan.
3. Pada indikator dana atau bantuan Dinas Sosial Mengalokasikan dana
bantuan sebesar Rp.20.000.000 perkelompok. Dan dana tersebut harus
habis dibelanjakan untuk keperluan usaha kelompok.
4. Pada indikator kesesuaian jenis usaha dengan bentuk bantuan modal usaha
yang disalurkan, dinilai belum sesuai denagn jenis usaha kelompok KUBE
karena dana bantuan yang diberikan tidak sebanding dengan jenis dan
kapasitas usaha yang besar.
5. Penyaluran bantuan dan modal usaha, untuk proses penyaluran bantuan dan
modal usaha diberikan secara langsung ke rekening ketua kelompok
masing-masing KUBE.
6. Pada proses penyuluhan keterampilan berusaha, pada pelaksanaannya Dinas
Sosial Lotim mendatangkan orang-orang yang berkompeten untuk mengisi
penyuluhan tersebut.
7. Pada proses pendampingan tidak berjalan maksimal karena faktor sumber
daya pendamping yang tidak sesuai dengan kebutuhan KUBE, tidak
maksimalnya proses pendampingan dipengaruhi juga oleh faktor jarak
antara lokasi KUBE dengan domisili pendamping yang relatif jauh.
B. SARAN
1. Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan program KUBE-FM secara
luas dan berkelanjutan karena masih banyak masyarakat yang tidak
megetahui tentang program tersebut, karena informasi masih melaui forum-
forum tertentu.
2. Sebaiknya proses penyuluhan keterampilan tidak sekedar formalitas
untukpelaksanaan program setiap tahunnya karena jelas bahwa penerima
bantuan KUBE-FM membutuhkan penyuluhan keterampilan berusaha
sebagai salah satu bekal bagi upaya mereka membangun usahanya
3. Sebaiknya dinas sosial kabupaten lombok timur membentuk tim
pendamping KUBE-FM khsus kecamatan, karena dibutuhkan pendapingan
yang intens karena keadaan dari penerima kube ini masyarakat yang awam
dalam berusaha.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 2002. KamusBesar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka
Sitepu, Anwar. 2016. Analisis Efektifitas Kelompok Usaha Bersama Sebagai
Instrumen Program Penanganan Fakir Miskin. Sosio Informa Vol. 2, No.
01, Januari - April, Tahun 2016. Kesejahteraan Sosial
Arja Sadjiarto. 2000. Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan.
Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol. 2, No. 2, Nopember 2000.: 138 – 150.
Bachtiar, Iyan & Jamaludin, (2011). Studi pola Pelaksanaan Kelompok Usaha
Bersama(KUBE) dan Tingkat Keberhasilan Dalam Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat Miskin Desa (Studi kasus: Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) di Kabupaten Tasik Malaya. Vol.2 No.1, 2089-3582
Bambang Nugroho, (2013). Rekonstruksi Kelompok Usaha Bersama. Informasi
Vol.18 No.01 Tahun 2013
Bungin, Burhan. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman
Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Bungkaes, H. R., Posumah, J. H., & Kiyai, B. (2013). Hubungan Efektivitas
Pengelolaan Program Raskin dengan Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepualauan
Talaud. Journal Acta Diurna, (April), 1–23.
Departemen Sosial Republik Indonesia. 2004. Jurnal Penelitian Kesejahteraan
Sosial volume III. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS).
I Made, Gianyar Dewa Ayu, & Warta Putriningsih. 2018. Efektivitas Dan
Dampak Program Bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Terhadap
Pendapatan Dan Kesempatan Kerja Rumah Tangga Sasaran (RTS) Di
Kabupaten Jember. Vol.7, No. 3 : 2303-0178
Indrika, Ristinura. 2013. Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Kementerian Sosial Republik Indonesia. 2011. Pedoman Kelompok Usaha
Bersama. Jakarta: Kemensos
Lubis dan Martani. 1987. Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rahmatullah, Andi Firah P. Putra & Juanda Nawawi. 2014. Peran Pemerintah
Kota Makasar Dalam Pengentasan Kemiskinan Pada Program UEP dan
KUBE. Vol. 7 No.2, 1979-5645.
Setiawati,lita, Asep Hidayat, & Engkus. 2018. Peningkatan Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) Melalui Evaluasi Program Di Kecamatan Cimahi
Tengah. Vol.1 No.2. 61-73
Siagian, Sondang P. 1978. Manajemen Modern. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Silaban,Hamsal. 2013. Penilaian Pelaksanaan Tugas dan Koordinasi Program
Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Vol. 1 No.2 : 1-15
Sitepu, Anwar. 2016. Analisis Efektifitas Kelompok Usaha Bersama Sebagai
Instrumen Program Penanganan Fakir Miskin. Sosio Informa Vol. 2, No.
01. Kesejahteraan Sosial
Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabet
Sulistiyani, A.T. 2004 Kemitraan dan model-model Pemberdayaan.
Jogjakarta:Gavamedia
Purnama Akhamad. 2017. Peran Pendamping KUBe-FM Dalam
Meningkatakan Kesejahteraan Anggotanya. Vol. 41, No. 1, 67-76
Teddy Christianto, 2013.Determinan dan karakteristik kementrian di provinsi
riau. Vol VII, No. 2: 1978 – 3612
Tukiman. 2010. Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui kelompok usaha
Bersama (KUBE). Vol.8 No.4 : 1693-5241
Westra, Pariata, DKK. 1989. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : Gunung
Agung
https://lomboktimurkab.bps.go.id
https://ntb.bps.go.id
(Wawancara dengan Kepala Dinas Sosial Lombok Timur)
(Wawancara denagn Kepala Bidang penanganan Fakir Miskin)