a kelompok 8 minggu 13

9
KELOMPOK 8 BILQIS OKTAVIANI PUTRI 071311233061 LUQMAN SAPUTRO 071311233062 DIDANG ALEXANDER 071311233063 AUDITA CIQUITA PUTRI 071311233065 YUNIA DAMAYANTI 071311233066 PILIHAN STRATEGIS DALAM HUBUNGAN KEKUATAN GLOBAL YANG ASIMETRIS

Upload: bilqis-putri

Post on 30-Jul-2015

52 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: A kelompok 8 minggu 13

KELOMPOK 8BILQIS OKTAVIANI PUTRI 071311233061

LUQMAN SAPUTRO 071311233062

DIDANG ALEXANDER 071311233063

AUDITA CIQUITA PUTRI071311233065

YUNIA DAMAYANTI 071311233066

PILIHAN STRATEGIS DALAM HUBUNGAN KEKUATAN GLOBAL YANG ASIMETRIS

Page 2: A kelompok 8 minggu 13

Pengaruh Globalisasi

Muncul pada abad ke-15, yaitu pada zaman kerajaan di wilayah Eropa, atau disebut juga dengan Imperealisme Baru. Dan mengkonstruksi aktor hubungan internasional, yaitu negara melalui beberapa tahapan.

1. Bentuk Kerajaan. Kerajaan-kerajaan di Eropa secara besar-besaran memperluas teritori kerajan mereka pada daerah luar, sehingga terjadinya penyatuan dalam bidang ekonomi, diplomasi, dan hubungan militer global.

2. Bentuk Negara Teritorial, dibangun oleh absolutisme monarkhi dalam usaha memperjuangkan kehidupan dan keamanan. Dalam model Negara Teritirioal terdapat kapasitas yang lebih dalam meregulasi banyak aspek sosial, termasuk ekonomi, juga memiliki garis pembatas yang jelas dan kemampuan untuk menekan kehendak mereka diseluruh territorial.

3. Nation-state, adalah bentuk negara modern yang ada pada saat ini. Nation-state terbentuk dari kapitalisme industri dan banyaknya perang pada abad ke-17, yang kemudian di sahkan dalam Westphalian Treaty.

Page 3: A kelompok 8 minggu 13

Komunitas Politik Baru

komunitas politik baru mulai banyak muncul pada abad ke-20. Bentuk komunitas politik baru digambarkan dengan adanya sekumpulan orang yang tidak lagi membawa identitas tertentu namun lebih terhadap nilai, atau pandangan yang diyakini bersama.

Dalam komunitas politik terjadi solidaritas mengenai kelas sosial, gender, identitas seksual, agama, etnik, ras, dan negara.

Contoh : keanggotaan Amnesty International, dan Green Peace.

Negara bukan mulai kehilangan kuasa dan otoritasnya di dalam masyarakat, melainkan negara melihat komunitas tersebut memiliki peran moral yang penting pula. Komunitas tersebut mengkaji ataupun membantu negara dalam beberapa isu-isu spesifik (Linklater, 2001:618).

Page 4: A kelompok 8 minggu 13

Con’t Transformasi komunitas politik menjadi konsekuensi dari

globalisasi.

Di dalam negara bertransformasi menjadi cosmopolitan, comunalism, dan posmodernism.

1. Cosmopolitan, yaitu sekelompok orang yang mempunyai ide atau pemikiran bahwa mereka adalah warga dunia yang mempunyai mobilitas tinggi sehingga mereka tidak mempunyai identitas pada komunitas politik tertentu.

2. Comunalism, yaitu sekelompok orang yang ingin menunjukkan identitas mereka karena pengaruh globalisasi telah menghilangkan identitas mereka, karena globalisasi telah mengglobalkan nilai-nilai barat.

3. Posmodernis, yaitu sekelompok orang yang mempertanyakan proyek yang gagal menyejahterakan manusia.

Page 5: A kelompok 8 minggu 13

Globalisasi membuat pandangan ilmu Hubungan Internasional menjadi berbeda-beda:

Perspektif kontemporer seperti feminisme muncul kemudian sebagai tombak pembuka pandangan yang mengaitkan hubungan internasional dengan globalisasi.

Pandangan RealismeState Centric

Pandangan Liberalisme

Non-state centric

Studi Hubungan Internasional

Page 6: A kelompok 8 minggu 13

Con’t

Peningkatan secara drastis globalisasi politik dan ekonomi pada abada ke-20 merupakan pengaruh kapitalisme-demokrasi Barat dan fragmentasi komunitas politik negara (Linklater, 2001:624).

Muncullah kemudian Pendekatan Neo-Medievalist, yaitu pendekatan yang berkenaan dengan permintaan politik yang ideal bagi individu yang diperintah oleh banyak otoritas secara bersamaan. Negara harus mentransfer beberapa kekuatan untuk institusi internasional yang akan memutuskan permasalahan global, dan juga mentransfer kekuatan pada tingkat domestik.

Page 7: A kelompok 8 minggu 13

Para lulusan Hubungan Internasional dalam mengahadapi globalisasi tidak hanya dibakali dengan kecakapan analisis semata, namun juga manajerial, negosiasi, dan komunikasi.

Global Strategist

Global Analyst -> dapat menganalisa berbagai macam fenomena hubungan internasional yang ada dengan berbagai macam perspektif yang strategis.

Global Negosiator -> kemampuan memenangkan tujuan dan mengambil keuntungan maksimal ditengah persaingan global.

Global Komunikator -> kemampuan menguasai sarana komunikasi global berupa bahasa dan nilai-nilai bersama

Global Manajerial -> kemampuan mengambil dan mengelola keputusan secara tepat

(Roadmap 2005-2020 , Studi Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Surabaya)

Internastional Relation in Airlangga University

Page 8: A kelompok 8 minggu 13

Kesimpulan

Dengan adanya globalisasi yang ada di dunia ini, analisis politik dunia tidak hanya fokus terhadap hubungan anatara komunitas politik melainkan juga melihat proses bagaimana semua komunitas ditransformasikan oleh globalisasi dan fragmentasi.

Airlangga School of Thoght diperlukan dalam menghadapi kompleksitas globalisasi dunia saat ini. Maka dari itu akademisi Hubungan Internasional pada akhirnya tidaklah cukup jika hanya menjadi International Analyst. Lebih dari itu mereka harus menjadi seorang Global Strategist. Dengan menjadi seorang global strategis diharapkan mahasiswa lulusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga dapat menempati posisi-posisi strategis.

Page 9: A kelompok 8 minggu 13

THANK YOU