a. gambaran umum kota salatiga -...

32
39 BAB III DEKLINASI MAGNETIK KOTA SALATIGA A. Gambaran umum Kota Salatiga Sebelum membahas permasalahan kiranya penting sekali mengenal Kota Salatiga sebagai tempat penelitian dilakukan. Mengenal tempat penelitian berarti membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat, sehingga peneliti dapat menata pondasi terhadap tindakan serta keputusan dalam penelitiannya (Nazir, 1988: 27). 1. Sosio Historis Kota Salatiga Sartono Kartodirjo menyatakan bahwa studi sejarah tidak terbatas pada pengkajian informatif, tetapi juga melacak pelbagai struktur masyarakat, pola kelakuan, kecenderungan proses dan lain-lain. Semuanya menuntut alat analisa tajam dan mampu mengekstrapolasikan fakta, unsur, pola, dan sebagainya. Keadaan inilah yang menyebabkan lahirnya reapproachement atau proses saling mendekati antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial (Kartodirjo, 1993: 120). Proses saling mendekati antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial, yang disebut dengan sejarah sosial, memiliki pembahasan yang sangat panjang. Agar pembahasan tersebut tidak lepas dari substansi penelitian ini peneliti hanya membatasi tiga pembahasan, yaitu, sejarah umum Kota Salatiga, jumlah penduduk, dan kondisi keagamaan. a. Sejarah Kota Salatiga Salatiga telah dikenal menjadi daerah pemukiman sejak sebelum ditetapkan sebagai daerah administratif oleh Belanda. Ada empat versi asal

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

92 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

39

BAB III DEKLINASI MAGNETIK KOTA SALATIGA

A. Gambaran umum Kota Salatiga

Sebelum membahas permasalahan kiranya penting sekali mengenal Kota

Salatiga sebagai tempat penelitian dilakukan. Mengenal tempat penelitian

berarti membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat, sehingga

peneliti dapat menata pondasi terhadap tindakan serta keputusan dalam

penelitiannya (Nazir, 1988: 27).

1. Sosio Historis Kota Salatiga

Sartono Kartodirjo menyatakan bahwa studi sejarah tidak terbatas pada

pengkajian informatif, tetapi juga melacak pelbagai struktur masyarakat, pola

kelakuan, kecenderungan proses dan lain-lain. Semuanya menuntut alat

analisa tajam dan mampu mengekstrapolasikan fakta, unsur, pola, dan

sebagainya. Keadaan inilah yang menyebabkan lahirnya reapproachement

atau proses saling mendekati antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial

(Kartodirjo, 1993: 120).

Proses saling mendekati antara ilmu sejarah dengan ilmu sosial, yang

disebut dengan sejarah sosial, memiliki pembahasan yang sangat panjang.

Agar pembahasan tersebut tidak lepas dari substansi penelitian ini peneliti

hanya membatasi tiga pembahasan, yaitu, sejarah umum Kota Salatiga,

jumlah penduduk, dan kondisi keagamaan.

a. Sejarah Kota Salatiga

Salatiga telah dikenal menjadi daerah pemukiman sejak sebelum

ditetapkan sebagai daerah administratif oleh Belanda. Ada empat versi asal

Page 2: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

40

usul Kota Salatiga. Pertama, asal usul Salatiga bersumber pada cerita rakyat

tentang perjalanan Ki Ageng Pandanaran dalam mencari wahyu. Kedua, asal

usul Salatiga bersumber pada Babad Demak dalam Asmaradhana tentang

pertemuan Ki Ageng Pandanaran dengan Sunan Kalijaga. Ketiga, keputusan

Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 25 Juni 1917 nomor 1, staatsblads

1917 no. 266 yang berisi mengenai penjelasan tanggal 1 Juli 1917 tentang

pendirian Stads Gemeente Solotigo. Keempat, bersumber pada prasasti

plumpungan yang menjelaskan bahwa Salatiga dahulu merupakan daerah

perdikan bernama Hampra (Baehaqi, 2002: 182).

Prasasti Plumpungan menjadi dasar penetapan Kota Salatiga. Prasasti

adalah cikal bakal lahirnya Salatiga. Prasasti ini tertulis dalam batu besar

berjenis andesit berukuran panjang 170cm, lebar 160cm dengan garis lingkar

5 meter yang selanjutnya disebut Prasasti Plumpungan. Berdasarkan prasasti

ini yang ditemukan di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan

Sidorejo, maka Salatiga sudah ada sejak tahun 750 Masehi. Pada waktu itu

Salatiga merupakan “perdikan”. Perdikan artinya suatu daerah dalam wilayah

kerajaan tertentu yang dibebaskan dari segala kewajiban pajak atau upeti

karena memiliki kekhususan tertentu (Supangkat, 2007: 4).

Prasasti Plumpungan memuat ketetapan hukum, yaitu suatu ketetapan

status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa Hampra. Penetapan

ketentuan Prasasti Plumpungan ini merupakan peristiwa yang sangat penting,

khususnya bagi masyarakat di daerah Hampra. Penetapan prasasti merupakan

titik tolak berdirinya daerah Hampra yang secara resmi sebagai daerah

perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada, kini

Page 3: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

41

masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah Hampra

yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak pada zaman

pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini (Supangkat, 2007:

4).

Pada masa kolonial, Salatiga tercatat sebagai tempat ditandatanganinya

perjanjian antara Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said, yang kelak

menjadi KGPAA Mangkunegara I, dengan VOC. Perjanjian tersebut terkenal

dengan sebutan perjanjian Salatiga. Isi perjanjian ini adalah membagi Keraton

Surakarta ke dalam dua bagian. Pertama, daerah Kasunan yang diperintah

Pakubuwono III. Kedua, daerah Mangkunegaran, yang diberikan kepada

Raden Mas Said (Swantoro, 2002: 300).

Pada zaman penjajahan, Belanda telah cukup jelas memberi batas dan

status Kota Salatiga. Berdasarkan Staatsblad 1917 No. 266 Mulai 1 Juli 1917

didirikan Stadsgemeente Salatiga yang daerahnya terdiri dari 8 desa. Karena

dukungan faktor geografik, udara sejuk dan letak yang sangat strategis, maka

Salatiga cukup dikenal keindahannya di masa penjajahan Belanda. Belanda

bahkan memberi julukan Solotigo Schoonste Stad Van Mindden Java, yang

artinya Kota Salatiga yang terindah di Jawa Tengah (Baehaqi, 2002: 177).

Penetapan suatu daerah menjadi gemeente, yang salah satu faktornya

adalah terdapat minimal 10% orang kulit putih yang bertempat tinggal di

daerah tersebut, menyebabkan jumlah kaum kulit putih termasuk banyak.

Orang kulit putih bukan semata-mata orang Belanda, orang-orang Eropa non

Belanda dan bangsa lain, termasuk etnis Cina juga disejajarkan dengan orang

Belanda. Pada tahun 1905 menjelang ditetapkannya Salatiga sebagai

Page 4: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

42

gemeente dari 12.000 orang penduduk Salatiga, jumlah orang kulit putih di

Salatiga meningkat menjadi 2.681 jiwa. Jika diprosentase, jumlah ini lebih

dari 17% dari jumlah populasi sehingga memperbolehkan Salatiga dijadikan

gemeente (Supangkat, 2007: 5).

Untuk melihat pertumbuhan Salatiga secara global dapat digunakan

periodesasi perkembangan masyarakat Salatiga dalam empat fase. Pertama,

masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang. Kedua, masa awal

Kemerdekaan, melewati peristiwa 1965, dan berpuncak pada tahun 1971.

Ketiga, masa antara tahun 1971 sampai kira-kira tahun 1990. Keempat, masa

di antara tahun 1990 sampai tahun 2000 (Baehaqi, 2002: 177).

Keempat fase pertumbuhan tersebut ditandai oleh peristiwa dan

kecenderungan umum yang berkembang di dalam kemasyarakatan beserta

implikasi kemasyarakatannya. Pada masa pertama ditandai oleh kebijakan

Hindia Belanda yang menetapkan Salatiga menjadi kota peristirahatan dengan

sektor pertanian dan perkebunan sebagai aktifitas ekonomi utama. Masa

kedua ditandai oleh proses nasionalisasi aset Hindia Belanda dan swasta

asing, terutama diperuntukkan bagi pengadaan tangsi-tangsi militer dan

perkantoran daerah, termasuk aset perkebunan dan pertanian yang ada

(Baehaqi, 2002: 189).

Masa ketiga ditandai oleh suasana semakin mencairnya ketegangan

antara agama dan negara, munculnya kaukus-kaukus dialog antar tokoh

masyarakat secara mandiri bersamaan dengan semangat reorientasi hubungan

politik, agama, dan pendidikan, juga penemuan penguatan identitas bersama.

Penemuan penguatan identitas bersama yang diwujudkan dengan Kota,

Page 5: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

43

disebabkan situasi internal maupun eksternal berupa konflik horizontal di

banyak tempat yang mampu menjadi pengalaman anti klimaks bagi kalangan

elit tokoh masyarakat Salatiga (Baehaqi, 2002: 189).

Pada tahun 1987 konflik di Salatiga datang dan terjadi dengan diiringi

latar hubungan antara agama, terutama Islam, dan Negara, terutama sistem

politik orde baru yang bersifat menguasai. Hubungan antara Islam-Kristen

sedang diwarnai gencarnya isu kristenisasi, kecenderungan pola kegiatan

sosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta

pembagian mie dan beras (Baehaqi, 2002: 195).

b. Jumlah penduduk

Pada akhir tahun 2012 jumlah penduduk di Kota Salatiga berjumlah

186.143 orang sebagaimana tercantum dalam laporan Sistem Informasi Profil

Daerah semester II (Bappeda Salatiga, 2013: 3). Jumlah penduduk penting

untuk diketahui, karena dengan mengetahui jumlah penduduk maka akan

diketahui pula asumsi pertumbuhan sekaligus penyebaran ke lahan-lahan

baru. Penyebaran ke lahan-lahan baru menuntut pembangunan masjid, surau,

gereja, dan tempat peribadatan lain.

c. Kondisi keagamaan

Jumlah penduduk agama Islam sampai denagn akhir tahun 2012 adalah

146.308 orang, jumlah penduduk beragama Katolik 9.865 orang, jumlah

penduduk beragama Kristen 28.963 orang, jumlah penduduk beragama Budha

898 orang, jumlah penduduk beragama Hindu 100 orang, dan jumlah

penganut kepercayaan yang lain 9 orang (Bappeda Salatiga, 2013: 3). Pada

tahun 2012 jumlah masjid 200, jumlah surau 293 (Bappeda Salatiga, 2013: 3).

Page 6: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

44

Pembangunan masjid-masjid baru menuntut pengukuran arah kiblat secara

akurat. Pada bagian inilah penggunaan kompas sebagai penunjuk arah perlu

dipahami dengan baik.

2. Geografis Astronomis Kota Salatiga

Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan

sifat-sifat Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta

mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari

fungsi dari unsur-unsur Bumi dalam ruang dan waktu (Utoyo, 2007: 3). Bisa

dilihat bahwa obyek kajian geografi tidak hanya terbatas pada sifat-sifat

Bumi, tetapi juga mencakup gejala alam maupun penduduk.

Adapun astronomi adalah bidang ilmu yang mempelajari secara ilmiah

tentang angkasa dan isinya. Astronomi sangat berbeda dengan astrologi yang

sama sekali tidak memiliki dasar ilmiah dan menganjurkan kepercayaan

bahwa benda-benda langit dapat mempengaruhi kehidupan manusia (Kerrod,

2005: 7).

Agar penelitian ini tidak keluar dari ruang lingkup kajian maka harus ada

pembatasan. Pembatasan tersebut adalah pembahasan mengenai geografik

astronomis disini meliputi tiga hal, yaitu: letak Salatiga secara geografik

astronomis, penggunaan lahan, dan keadaan iklim.

a. Letak geografik astronomis

Sisi astronomi disini akan membahas letak Kota Salatiga dari Bujur

Timur (BT) dan Lintang Selatan (LS). Kota Salatiga terletak di antara 07° 17’

dan 07° 23’ Lintang Selatan dan di antara 110° 27’56,81” dan 110° 32’4,64”

Page 7: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

45

Bujur Timur (Bappeda Salatiga, 2012: 1). Secara Geomorfologi, Salatiga

berada pada cekungan, kaki gunung Merbabu di antara gunung-gunung kecil

antara lain Gajah Mungkur, telomoyo dan Payung Rong yang membuat hawa

Kota Salatiga cukup sejuk (Bappeda Salatiga, 2012: 4). Dengan kondisi

seperti ini kota Salatiga sangat strategis untuk pariwisata dan berpotensi

sebagai kota transit (Bappeda Salatiga, 2009: 2).

Pada awalnya Kotamadya Salatiga hanya terdiri dari satu kecamatan saja,

yaitu Kecamatan Salatiga. Seiring dengan adanya pemekaran wilayah, Kota

Salatiga mendapatkan beberapa tambahan daerah yang berasal dari

Kabupaten Semarang. Hingga sekarang, secara administratif Kota Salatiga

terdiri dari 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan. Kecamatan dan Kelurahan

tersebut meliputi:

1. Kecamatan Sidorejo, terdiri dari 6 kelurahan:

Blotongan, Sidorejo Lor, Salatiga, Bugel, Kauman Kidul, dan Pulutan.

2. Kecamatan Tingkir, terdiri dari 6 kelurahan:

Kutowinangun, Gendongan, Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir Lor, dan

Tingkir Tengah.

3. Kecamatan Argomulyo, terdiri dari 6 kelurahan:

Noborejo, Ledok, Tegalrejo, Kumpulrejo, Randuacir, dan Cebongan.

4. Kecamatan Sidomukti, terdiri dari 4 kelurahan:

Kecandran, Dukuh, Mangunsari, dan Kalicacing (Bappeda Salatiga,

2012: 3)

Page 8: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

46

Wilayah Kota Salatiga dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Semarang.

Batas-batas Kota Salatiga adalah sebagai berikut (Bappeda Salatiga,

2012: 4):

Sebelah utara:

Kecamatan Pabelan: Desa Pabelan dan Desa Pejaten.

Kecamatan Tuntang: Desa Kesongo dan Desa Watuagung.

Sebelah Selatan:

Kecamatan Getasan: Desa Sumogawe, Desa Samirono dan Desa Jetak.

Kecamatan Tengaran: Desa Pateman dan Desa Karang Duren.

Sebelah Timur:

Kecamatan Pabelan: Desa Ujung-ujung, Desa Sukaharjo dan Desa Glawan.

Kecamatan Tengaran: Desa Bener, Desa Tegal Waton dan Desa Nyamat.

Sebelah Barat:

Kecamatan Tuntang: Desa Candirejo, Desa Jombor, Desa Sraten dan Desa

Gendongan.

Kecamatan Getasan: Desa Polobogo.

Berjarak 53 km dari Solo dan 100 km dari Yogyakarta, serta dilalui oleh

jalan Arteri Primer (jalan nasional) Semarang-Solo, Salatiga menjadi

perlintasan dua kota besar di Jawa Tengah (Semarang dan Solo) serta

perlintasan dari Jawa Timur (jalur tengah) ke Semarang dan Jawa Barat

sehingga transportasi darat melalui Salatiga cukup ramai (Bappeda Salatiga,

2009: 2).

Page 9: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

47

b. Penggunaan lahan.

Pada tahun 2012 luas wilayah kota Salatiga tercatat sebesar 5.678,110

hektar atau 56.781 km². Luas yang ada, terdiri dari 798,932 hektar (14, 07 %)

lahan sawah; 4.680,195 hektar atau (82,43 %) merupakan lahan kering dan

198,983 hektar (3,50 %) adalah lahan lainnya (Bappeda Salatiga, 2013: 1).

Menurut pemanfaatannya, sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai

lahan sawah berpengairan teknis (44,26 %), lainnya berpengairan setengah

teknis, sederhana, tadah hujan, dan lain-lain. Lahan kering yang dipakai untuk

tegal/kebun sebesar 95,92 % dari total bukan lahan sawah (Bappeda Salatiga,

2012: 1).

c. Keadaan iklim.

Keadaan iklim di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan

topografi, dan perputaran / pertemuan arus udara. Jumlah curah hujan yang

beragam sangat bergantung pada bulan dan letak stasiun pengamatan.

Berdasarkan letak geografik wilayah, maka Kota Salatiga beriklim tropis.

Suhu udara Kota Salatiga terendah pada bulan Juli sekitar 23.89°C dan

tertinggi pada bulan Oktober 31.80°C, sedangkan suhu udara tahunan rata-

rata 26.25°C (Bappeda Salatiga, 2012: 2).

B. Deklinasi Magnetik Kota Salatiga

Pada Bab I telah disampaikan bahwa untuk mengetahui deklinasi

magnetik Kota Salatiga, penulis akan mengambil beberapa sumber data.

Sumber data yang dimaksud adalah software kalkulator deklinasi magnetik

dan medan magnet Bumi model WMM dan IGRF. Dua software ini yang

menjadi sumber data deklinasi magnetik harian maupun tahunan untuk Kota

Page 10: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

48

Salatiga. Disamping itu, penulis juga akan mencantumkan data deklinasi

magnetik yang dikeluarkan magnetic-declination.com sebagai perbandingan

data.

1. Data deklinasi magnetik Kota Salatiga

a. World Magnetic Model (WMM)

Sebagaimana telah djelaskan pada Bab II, World Magnetic Model

(WMM) merupakan produk gabungan yang dikembangkan bersama oleh

National Geophysical Data Center (NGDC) dan British Geological Survey

(BGS). WMM diperbarui setiap 5 tahun sekali. Saat ini versi terbaru

kalkulator dari WMM adalah WMM2010 yang berlaku hingga 31 Desember

2014.

Untuk mendapatkan angka deklinasi magnetik di suatu lokasi

menggunakan kalkulator WMM2010, ada dua website yang bisa dipilih.

Pertama, melalui website milik BGS dengan alamat

http://www.geomag.bgs.ac.uk/, Kedua, melalui website milik NGDC dengan

alamat http://www.ngdc.noaa.gov/geomag/WMM/calculators.shtml.

Untuk sementara ini, kalkulator online WMM yang tersedia adalah single

point calculator untuk menghitung medan magnet yang salah satu

komponennya adalah deklinasi magnetik. Rencananya kalkulator online

WMM khusus untuk menghitung grid (grid calculator) dan kalkulator online

WMM khusus untuk deklinasi magnetik (declination calculator) akan segera

dirilis sebagaimana dinyatakan dalam situs resmi BGS.

Untuk mendapatkan angka deklinasi magnetik pada sebuah lokasi

menggunakan kalkulator WMM2010 melalui http://www.geomag.bgs.ac.uk/,

Page 11: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

49

user harus memilih Data & Services ketika sudah masuk ke situs tersebut.

Berikutnya tampilan yang muncul sebagaimana gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 situs resmi BGS (British Geological Survey) untuk kemagnetan Bumi Sumber: www.geomag.bgs.ac.uk/

Setelah memasuki tampilan di atas muncul tampilan-tampilan lain di

sebelah kiri tengah dan sebelah atas. Tampilan sebelah kiri tengah adalah

Data, Models & Compass Variaton, Space Weather, dan Directional Drilling.

Sedangkan tampilan atas meliputi Home, Research, Operations, Data &

Services dan Education.

Selanjutnya, klik Models & Compass Variation di sebelah kiri tengah. Di

dalam layanan tersebut yang dipilih adalah World Magnetic Model.

Kemudian muncullah tampilan seperti ini:

Page 12: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

50

Gambar 3.2 World Magnetic Model 2010 Calculator Sumber: www.geomag.bgs.ac.uk/

Pada kolom Geodetic Coordinates diisi dengan koordinat geodetik lokasi

yang diinginkan dalam derajat (degrees), menit (minutes), dan detik

(seconds). Nilai positif berlaku untuk Lintang Utara dan Bujur Timur. Untuk

Lintang Selatan dan Bujur Barat, nilai yang dimasukkan diberi tanda minus

(-). Nilai lintang dan bujur bisa juga dimasukkan dalam bentuk desimal,

sehingga yang perlu diisi hanya kolom degree.

Dari penelusuran penulis terhadap beberapa buku falak seperti karya

Muhyiddin Khazin dan Susiknan Azhari, data Lintang dan Bujur Kota

Salatiga adalah 7° 20΄ LS dan 110° 30́ BT. Data tersebut menurut keterangan

dalam buku adalah mengacu pada Atlas Der Gehele Arde, oleh PR. Bos JF.

Niermeyer, yang diterbitkan oleh JB. Walters – Groningen, Jakarta, 1951.

Adapun jika menggunakan Google Map, untuk Salatiga yang didapatkan

untuk lintang dan bujur Salatiga yaitu 7° 20΄ 28˝ dan 110° 30́ 55˝ atau -

7.341° dan 110.515°.

Page 13: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

51

Mengenai data ketinggian (altitude), jika tidak didapatkan tidak perlu

diisi atau diisi “0” apalagi jika yang dicari hanya deklinasi magnetik. Data

altitude diperlukan untuk mengetahui komponen medan magnet yang lain.

Bagian penting lain yang harus diisi adalah kolom date yang harus diisi

dengan tanggal, bulan, dan tahun yang dikehendaki untuk dilakukan

perhitungan. Selanjutnya, untuk melihat hasil perhitungan, klik show result

on map, maka akan muncul hasilnya pada peta seperti di bawah ini:

Gambar 3.3 hasil penghitungan komponen medan magnet Bumi dengan WMM2010

Sumber: www.geomag.bgs.ac.uk/

Keterangan mengenai huruf-huruf atau kalimat yang tercantum di dalam

kotak pada gambar di atas adalah berikut ini:

Comp: Component/Komponen

D : Declination/deklinasi

I : Inclination/Inklinasi

X : north Intensity/intensitas utara

Y : East Intensity/intensitas timur

Page 14: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

52

H : Horizontal Intensity/intensitas horizontal

Z : Vertical Intensity/intensitas vertikal

F : Total Intensity/intensitas total

MF : Main Field/medan utama

SV : Secular Variation/variasi sekuler

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa deklinasi magnetik Kota Salatiga

dengan Lintang -7° 20΄ 28́ (-7.341°) dan Bujur 110° 30΄ 55́ (110.515) untuk

tanggal 20 Juni 2013 sebesar 1.151° atau 1° 9΄ 03.6˝.

b. International Geomagnetic Reference Field (IGRF).

Pada Bab II telah disampaikan bahwa IGRF adalah serangkaian model

matematika dari medan utama Bumi dan tingkat perubahan yang terjadi

secara tahunan. Program tersebut dikeluarkan oleh The International

Association of Geomagnetikm and Aeronomy (IAGA).

The International Association of Geomagnetikm and Aeronomy (IAGA)

adalah asosiasi internasional yang bergerak di bidang geomagnetik dan

aeronomi. IAGA adalah salah satu delapan asosiasi internasional yang

tergabung dalam International Union of Geodesy and Geophysic (IUGG).

IAGA adalah organisasi non pemerintah yang dananya berasal dari Negara-

negara anggota. IAGA memiliki sejarah panjang yang asal usulnya bisa

dilacak pada the Commission for Terrestrial Magnetikm and Atmospheric

Electricity. Komisi ini merupakan bagian dari Organisasi Meteorologi

Internasional yang didirikan pada tahun 1873 (www.iugg.org/IAGA/, akses

15 Juni 2013).

Page 15: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

53

Untuk mengetahui deklinasi magnetik menggunakan model IGRF dapat

diketahui melalui situs http://www.ngdc.noaa.gov/geomag/. setelah masuk

pada situs tersebut, akan muncul gambar berikut:

Gambar 3.4 situs resmi NGDC (National Geophysical Data Center) Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

Di sebelah kiri beberapa tampilannya adalah About Geomagnetikm,

Calculators, Download Data, Models & Software, Frequently Asked Qustions

dan What's New? yang memuat berita terbaru. Pada bagian utama (tengah)

pada tulisan online calculators pilih declination untuk menghitung data

deklinasi magnetik suatu lokasi. Tampilan yang akan muncul adalah seperti di

bawah ini:

Page 16: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

54

Gambar 3.5 Kalkulator deklinasi magnetik model IGRF11 Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

Selanjutnya masukkan nilai koordinat tempat pada kolom latitude untuk

lintang. Angka yang dimasukkan jika dalam derajat menit dan detik, caranya

dengan memberi spasi di belakang angka-angkanya sebagai ganti simbol

derajat, menit, dan detik (lihat gambar 3.5). Demikian pula untuk kolom

longitude (bujur) cara memasukkan angka dalam derajat, menit dan detik

sama seperti pada kolom latitude. Nilai yang dimasukkan bisa juga diganti

dalam bentuk desimal.

User harus memperhatikan huruf “S” untuk lintang Selatan dan “N”

untuk lintang Utara yang terletak di samping kolom latitude, sedangkan di

samping kolom longitude, huruf “W” untuk bujur barat dan huruf “E” untuk

bujur timur. Ini artinya, semua angka yang dimasukkan dalam kolom latitude

dan longitude dipositifkan.

Page 17: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

55

Selanjutnya tanggal yang diinginkan untuk dihitung deklinasi

magnetiknya diisi, maka akan muncul nilai deklinasi magnetik dari hasil

perhitungan kalkulator deklinasi model IGRF11 seperti berikut ini:

Gambar 3.6 Hasil penghitungan kalkulator deklinasi magnetik model IGRF11 Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

Dari gambar di atas, tertulis declination 1° 7' 14"E changing 1.1' W per

year yang artinya deklinasi magnetik Kota Salatiga pada tanggal yang

ditentukan (20 Juni 2013) sebesar 1° 7' 14" ke arah timur dengan perubahan

rata-rata 1.1 menit ke Barat tiap tahun. Hasil ini jika didesimalkan nilainya

adalah 1.120555556°. Ketika input data yang dimasukkan adalah desimal

yaitu menggunakan nilai lintang 7.341° dan bujur 110.515° nilai deklinasi

yang muncul adalah 1.12° yang merupakan pembulatan dari 1.120555556°.

Angka hasil pembulatan 1.12° ini jika dihitung dengan kalkulator sama

dengan 1° 7' 12" yang artinya ada selisih 2 detik dengan hasil yang tercantum

dalam pencarian deklinasi dalam satuan derajat, menit, dan detik. Adanya

Page 18: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

56

pembulatan yang dilakukan hanya sampai dua angka dibelakang koma

sehingga menimbulkan selisih dalam satuan detik ini mengindikasikan bahwa

akurasi untuk deklinasi magnetik hingga detik bukanlah hal utama. Dengan

kata lain, akurasi untuk deklinasi magnetik dianggap cukup sampai hitungan

menit.

c. Peta Isomagnetik Epoch 2010.0 BMKG

Gambar 3.7 Peto iso-magnetik Indonesia epoch 2010 Sumber: bmkg.go.id

Peta iso-magnetik yang dikeluarkan Badan Metereologi Klimatologi dan

Geofisika (BMKG) bisa diakses melalui situs resmi BMKG yaitu

www.bmkg.go.id, hanya saja peta kemagnetan Bumi yang diunggah dalam

situ tersebut hampir tidak bisa dibaca karena sangat samar bahkan jika

diperbesar sekalipun. Beberapa buku yang memuat peta deklinasi magnetik

pun didapati gambarnya sama buramnya dengan yang diunggah di situs

BMKG. Alhasil, pengguna harus menanyakan langsung ke BMKG jika ingin

mengetahui deklinasi magnetik untuk suatu tempat.

Page 19: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

57

Informasi dari BMKG menyatakan tidak ada nilai deklinasi magnetik

yang dicantumkan untuk Kota Salatiga di buku Epoch yang dikeluarkan

BMKG. Buku Epoch merupakan buku yang memuat peta isomagnetik yang

meliputi beberapa komponen medan magnet Bumi yang salah satunya adalah

deklinasi magnetik. Buku ini dilengkapi dengan peta isomagnetik beserta

penjelasannya, namun buku ini tidak disebarluaskan pada masyarakat umum

(Noor Efendi, wawancara, 11 Juni 2013).

Khafid mengatakan bahwa nilai deklinasi magnetik Kota Salatiga bisa

didapatkan dengan melihat kota terdekat dari Salatiga yang dicantumkan nilai

deklinasi magnetiknya pada peta deklinasi magnetik untuk kemudian

diinterpolasi. Setelah diinterpolasi, nilai deklinasi magnetik yang didapatkan

masih harus dikoreksi dengan annual change yang dicantumkan pada peta

deklinasi. Langkah interpolasi dan koreksi nilai data deklinasi magnetik

seperti ini pun masih membawa kemungkinan kesalahan data yang

didapatkan (wawancara, 22 Juni 2013).

Menurut staf BMKG bagian kemagnetan Bumi, Noor Efendi, untuk titik

lokasi pengukuran kemagnetan Bumi terdekat dari Salatiga adalah Semarang

tepatnya di Bandara Ahmad Yani. Deklinasi magnetik untuk Semarang Epoch

2010.0 adalah 1° 15΄ dengan annual change sebesar 1’ 30” (wawancara, 11

Juni 2013).

Sekalipun sudah didapatkan nilai deklinasi magnetik untuk Kota terdekat

dari Salatiga yaitu Semarang yang bisa dijadikan acuan, namun interpolasi

sebagaimana yang dijelaskan Khafid tidak bisa diaplikasikan jika tidak

terdapat peta deklinasi magnetik yang jelas bisa dibaca. Untuk itu peneliti

Page 20: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

58

tidak memasukkan BMKG sebagai sumber data deklinasi magnetik untuk

Kota Salatiga.

d. magnetic-declination.com

Situs magnetic-declination.com adalah situs yang memberikan informasi

mengenai deklinasi di sebuah tempat. Situs tersebut dibawah kendali National

Geophysical Data Center (NGDC). Nilai deklinasi magnetik yang diberikan

mengacu pada WMM2010, sedangkan peta yang digunakan adalah Google

map.

Untuk mengetahui deklinasi suatu tempat melalui situs tersebut, pertama

kali yang dilakukan adalah menulis nama kota yang berada di samping kiri

setelah masuk ke situs tersebut sebagaimana gambar di bawah ini

Gambar 3.8 Pencarian deklinasi magnetik Kota Salatiga melalui magnetic declination.com

Sumber: magnetic-declination.com

Page 21: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

59

Kemudian gambar yang muncul akan menunjukkan posisi kota yang

dimaksud pada peta beserta koordinatnya sekaligus tentunya yang penting

adalah nilai deklinasi magnetik di Kota tersebut sebagaimana di bawah ini

Gambar 3.9 Hasil yang ditunjukkan magnetic-declination.com sumber: magnetic –declination.com

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa deklinasi magnetik Kota Salatiga

adalah 1° 9' Timur. Deklinasi tersebut positif. Utara magnet berada di timur

utara geografik.

2. Perubahan deklinasi magnetik Kota Salatiga

Untuk menggambarkan perubahan deklinasi magnetik Kota Salatiga

dilakukan dengan melihat perubahan tahunan (annual change/secular

variation) data deklinasi magnetik dari WMM dan IGRF selama kurun waktu

1 Januari 2010 sampai 1 Januari 2014. Cara yang digunakan sama dengan

yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Berikut ini gambar hasil penghitungan deklinasi WMM2010 untuk

komponen medan magnet Bumi Kota Salatiga per tanggal 1 Januari pada

tahun 2010 hingga 2014:

Page 22: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

60

Gambar 3.10 Hasil penghitungan kalkulator model WMM2010 Sumber: www.geomag.bgs.ac.uk/

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa nilai D (deklinasi magnetik) Kota

Salatiga pada 1 Januari 2010 sebesar 1.172° dengan nilai SV (variasi sekuler)

sebesar -0.4.

Gambar 3.11 Hasil penghitungan kalkulator model WMM2010 Sumber: www.geomag.bgs.ac.uk/

Page 23: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

61

Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai D (deklinasi magnetik) Kota

Salatiga tanggal 1 Januari 2011 sebesar 1.166° dengan nilai SV (variasi

sekuler) sebesar -0.4.

Gambar 3.12 Hasil penghitungan kalkulator model WMM2010 Sumber: www.geomag.bgs.ac.uk/

Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai D (deklinasi magnetik) Kota

Salatiga pada tanggal 1 Januari 2012 sebesar 1.159° dengan nilai SV (variasi

sekuler) sebesar -0.4.

Gambar 3.13 Hasil penghitungan kalkulator model WMM2010 Sumber: http://www.geomag.bgs.ac.uk/

Page 24: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

62

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa nilai deklinasi magnetik Kota

Salatiga tanggal 1 Januari 2013 sebesar 1.153° dengan nilai SV (variasi

sekuler) sebesar -0.4.

Gambar 3.14 Hasil penghitungan kalkulator model WMM2010 Sumber: www.geomag.bgs.ac.uk/

Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai deklinasi magnetik Kota

Salatiga 1 Januari 2014 sebesar 1.147° dengan nilai SV (variasi sekuler)

sebesar -0.4.

Nilai deklinasi magnetik dan variasi sekulernya untuk Kota Salatiga

kurun waktu 2010-2014 versi WMM2010 sebagaimana telah dipaparkan di

atas dapat dibuat tabel seperti di bawah ini agar lebih mudah dipahami.

Page 25: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

63

No Tahun Deklinasi Variasi Sekuler

1. 2010 1.172° = 1° 10΄ 19.2˝ -0.4́/ tahun

2. 2011 1.166° = 1° 9΄ 57.6.˝ -0.4́/tahun

3. 2012 1.159° = 1° 9΄ 32.4˝ -0.4́/tahun

4. 2013 1.153° = 1° 9΄ 10.8˝ -0.4́/tahun

5. 2014 1.147° = 1° 8΄ 49.2˝ -0.4́/tahun

Tabel 3.1 nilai deklinasi magnetik dan variasi sekuler

Adapun jika menggunakan kalkulator declination model IGRF11, nilai

deklinasi magnetik untuk Kota Salatiga per 1 Januari mulai tahun 2010

hingga 2014 dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini:

Gambar 3.15 Hasil perhitungan deklinasi magnetik dengan kalkulkaltor deklinasi magnetik model IGRF11

Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa nilai deklinasi magnetik Kota

Salatiga pada 1 Januari 2010 sebesar 1° 11' 2" E (timur) dengan perubahan

(changing) 1.1' tiap tahun.

Page 26: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

64

Gambar 3.16 Hasil perhitungan deklinasi magnetik dengan kalkulkaltor deklinasi

magnetik model IGRF11 Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa nilai deklinasi magnetik Kota

Salatiga tanggal 1 Januari 2011 sebesar 1° 9' 55" E (timur) dengan perubahan

(changing) 1.1' tiap tahun.

Gambar 3.17 Hasil perhitungan deklinasi magnetik dengan kalkulkaltor deklinasi

magnetik model IGRF11 Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai deklinasi magnetik Kota

Salatiga 1 Januari 2012 sebesar 1° 8' 49" E (timur) dengan perubahan

(changing) 1.1' tiap tahun.

Page 27: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

65

Gambar 3.18 Hasil perhitungan deklinasi magnetik dengan kalkulkaltor deklinasi

magnetik model IGRF11 Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

dari gambar di atas bisa dilihat bahwa nilai deklinasi magnetik Kota

Salatiga tanggal 1 Januari 2013 sebesar 1º 7' 42" E (timur) dengan perubahan

(changing) 1.1' tiap tahun.

Gambar 3.19

Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa nilai deklinasi magnetik Kota

Salatiga tanggal 1 Januari 2014 sebesar 1º 6' 36" E (timur) dengan perubahan

(changing) 1.1' tiap tahun.

Page 28: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

66

Nilai deklinasi magnetik dan variasi sekulernya untuk Kota Salatiga

kurun waktu 2010-2014 versi IGRF11 sebagaimana telah dipaparkan di atas

dapat dibuat tabel seperti di bawah ini agar lebih mudah dipahami.

No Tahun Deklinasi Variasi Sekuler

1 2010 1° 11' 2" =

1.184°

1.1' ke Barat (-1.1') /tahun

2 2011 1º 9' 55" =

1.165°

1.1' ke Barat (-1.1') /tahun

3 2012 1° 8' 49" =

1.1469°

1.1' ke Barat (-1.1') /tahun

4 2013 1º 7' 42" =

1.128°

1.1' ke Barat (-1.1') /tahun

5 2014 1º 6' 36" =

1.11°

1.1' ke Barat (-1.1') /tahun

Tabel 3.2 nilai deklinasi magnetik dan perubahan tahunan

Cara lain yang lebih praktis untuk menghitung deklinasi magnetik dalam

kurun waktu beberapa tahun adalah dengan kalkulator medan magnet

(magnetic fields calculator) yang ada pada situs NGDC. Karena perhitungan

yang dilakukan adalah untuk mengetahui nilai-nilai medan magnet yang salah

satu komponennya adalah deklinasi magnetik, maka data yang dimasukkan

adalah Lintang, Bujur, ketinggian dan rentang waktu.

Kalkulator tersebut juga menyediakan penghitungan model WMM dan

IGRF. Berikut ini gambar perhitungan nilai medan magnet menggunakan

WMM versi WMM 2010

Page 29: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

67

Gambar 3.20 hasil perhitungan magnetic field calculator model WMM2010 Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

Dari gambar di atas bisa dilihat nilai deklinasi yang ditulis dengan

Declination selama lima tahun. Nilai tersebut selama selama kurun waktu

lima tahun terus mengalami penurunan. Penurunan ini bisa dilihat pada

perubahan nilai deklinasi pada tahun 2010 ke tahun 2011, kemudian tahun

2011 ke tahun 2012, dan seterusnya.

Adapun penghitungan dengan model IGRF dapat dilihat melalui IGRF 11

sebagaimana gambar di bawah ini

Page 30: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

68

Gambar 3.21 hasil perhitungan magnetic field calculator model IGRF11

Sumber: www.ngdc.noaa.gov/geomag/

Nilai deklinasi yang ditunjukkan IGRF sebagaimana gambar di atas

memiliki angka yang berbeda dengan nilai yang ditunjukkan WMM. Namun

di satu sisi ada kesamaan yang ditunjukkan keduanya. Kesamaan tersebut

adalah angka deklinasi yang ditunjukkan dari tahun ke tahun mengalami

penurunan. Penurunan tersebut bisa dilihat pada perubahan angka dari tahun

2010 ke tahun 2011, kemudian dari tahun 2011 ke tahun 2012, dan

seterusnya.

Dari data deklinasi magnetik yang telah dijelaskan, nilai deklinasi

magnetik (decination) maupun perubahan deklinasi magnetik dari tahun ke

Page 31: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

69

tahun /annual change (ac) atau disebut juga dengan variasi sekuler/secular

variation (sv) untuk Kota Salatiga yang bersumber dari WMM dan IGRF

tampak menunjukkan perbedaan. Selisih nilai deklinasi magnetik maupun

selisih antara versi IGRF11 dan WMM2010 selama kurun waktu 2010-2014

untuk Kota Salatiga adalah sebagaimana dalam tabel berikut:

Tahun Perbedaan Deklinasi antara IGRF11 dan WMM2010

Perbedaan Perubahan Deklinasi (SV/AC) antara IGRF11 dan WMM2010

2010

52.8” -

2011 02.6” 40.2” 2012 43.4” 40.08” 2013 1’ 28.8” 45.4” 2014 2’ 13.2” 44.44”

Tabel 3.3 Perhitungan selisih nilai antara data WMM dan IGRF

Dari tabel di atas, jika diakumulasi, maka perbedaan perubahan nilai

deklinasi magnetik untuk Kota Salatiga antara IGRF dan WMM selama kurun

waktu 5 tahun adalah sebesar 2’ 50.8” dibulatkan menjadi 2’ 50” dan selisih

perubahan rata-rata tahunan atau yang disebut variasi sekuler sebesar 42.7”

dibulatkan menjadi 42”. Angka ini sesuai dengan selisih annual

change/secular variation yang dicantumkan pada masing-masing software di

mana IGRF tiap tahun mulai 2010 hingga 2014 mencantumkan annual

change untuk Salatiga 1.1’ke Barat (-1.1’) dan WMM mencantumkan secular

variation sebesar -0.4’.

Perbedaan yang ditimbulkan ini, menurut Khafid, adalah hal yang wajar

karena satu lembaga dengan lembaga lain dalam melakukan input data

program ke model software yang mereka produksi sangat mungkin ada

Page 32: A. Gambaran umum Kota Salatiga - EPrintseprints.walisongo.ac.id/1499/5/115112076_Tesis_Bab3.pdfsosial, hubungan politik agama, pendidikan dalam bentuk beasiswa, serta pembagian mie

70

perbedaan sehingga output datanya juga juga berbeda (wawancara, 22 Juni2

2013).

Perlu diperhatikan bahwa kalkulator deklinasi magnetik model IGRF

akurat hingga 30 menit busur. Pengguna harus memperhatikan bahwa

beberapa faktor lingkungan dapat menyebabkan kekacauan medan magnet.

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang tertulis di situs online kalkulator

NGDC tersebut (gambar 3.5) yang berbunyi “result are typically accurate to

30 minutes of arc. User should be aware that several environmental factors

can cause disturbances in the magnetic field”.

Penting juga untuk mengenali bahwa WMM mempunyai keterbatasan

sebagaimana disebutkan dalam situsnya. Grafik yang dihasilkan dari model

WMM mencirikan hanya bagian panjang-panjang gelombang medan magnet

internal Bumi, yang terutama dihasilkan dalam cairan inti luar Bumi. Bagian

dari medan geomagnetik yang dihasilkan oleh kerak dan lapisan atas Bumi

maupun yang dihasilkan oleh ionosfer dan magnetosfer, sebagian besar tidak

terwakili dalam WMM tersebut. Akibatnya, sensor magnetik seperti kompas

atau magnetometer dapat mengamati anomali magnetik spasial dan temporal

ketika dirujuk ke WMM tersebut. Secara khusus, beberapa anomali lokal,

regional, dan temporal deklinasi magnetik dapat melebihi 10 derajat. Anomali

sebesar ini tidak umum, tetapi mereka memang ada. Anomali deklinasi dari

urutan 3 atau 4 derajat bukanlah hal yang tidak biasa tapi biasanya jumlahnya

sedikit (http://ngdc.noaa.gov/geomag/WMM/limit.shtml, akses 15 Juni 2013).