web viewtugas-tugas yang saya anggap tidaklah terlalu berat, ... kalaupun ada yang lebih dalam dari...

5
SATYALENCANA UNTUK UNPAS “Maaf pak, dari Unpas?” Mata saya, demikian pula Prof.Ali Anwar dan pak Khaerul yang sedang sama-sama memasuki lobi hotel, menoleh ke arah datangnya suara. Seorang wanita cantik dengan beberapa temannya menunggu kedatangan kami di pintu Hotel Luwansa di Palangkaraya, tanggal 12 Juli yang lalu. Kami bertiga mengangguk sedikit terheran-heran. Dia memperkenalkan diri sebagai alumnus Unpas angkatan 1991 sekarang telah bekerja di salah satu bank nasional milik pengusaha ternama dewasa ini. “Saya menunggu bapak lebih dari setengah jam disini, untuk mengucapkan selamat, sekaligus rasa bangga saya sebagai alumnus, karena Unpas diucapkan berulang-ulang di acara tadi”, dia menjelaskan maksud menemui. Memang beberapa waktu sebelumnya Prof. Budiono, Wapres RI, telah menyematkan penghargaan kepada saya sebagai guru besar Universitas Pasundan. Terbetik dalam pikiran ucapan syukur, karena ada warga Unpas yang merasa, saya telah memberikan sesuatu bagi kebanggaannya. Jujur sejak tahun 1991, dinobatkan sebagai finalis dosen teladan nasional, ada keinginan untuk terus membawa harum nama Unpas pada forum yang lebih luas. Tentu saja, itu juga keinginan anggota sivitas akademika yang lain tentunya saja. Kembali kepada penghargaan yang baru diterima. Sebulan sebelumnya, dari pihak pemerintah provinisi memberitahu dan mengundang untuk hadir dalam acara validasi dengan pihak Sekretaris Militer Presiden. Ada pertanyaan dalam hati, “Untuk jasa apa penghargaan itu harus saya terima?” Saya berfikir, tidaklah banyak yang dilakukan setelah mendapat penghargaan Bakti Koperasi tahun lalu. Hanya berkunjung ke daerah mengunjungi gerakan koperasi untuk berbabagai kegiatan sosialisasi KUR, bintek, diskusi-diskusi, atau RAT di beberapa koperasi, misalnya. Tugas-tugas yang saya anggap tidaklah terlalu berat, itupun dijalankan karena saya sebagai unsur pimpinan Dekopinwil Jabar dan sebagai dosen koperasi, lumayan untuk menambah bahan ajar di kelas. Kalaupun ada yang lebih dalam dari itu, adalah janji saya kepada Bapak Menteri KUMKM RI. Saat beliau menanyakan mengapa saya tidak meneruskan tugas di IKOPIN.

Upload: dinhtu

Post on 03-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewTugas-tugas yang saya anggap tidaklah terlalu berat, ... Kalaupun ada yang lebih dalam dari itu, adalah janji saya kepada Bapak Menteri KUMKM RI

SATYALENCANA UNTUK UNPAS

“Maaf pak, dari Unpas?”

Mata saya, demikian pula Prof.Ali Anwar dan pak Khaerul yang sedang sama-sama memasuki lobi hotel, menoleh ke arah datangnya suara. Seorang wanita cantik dengan beberapa temannya menunggu kedatangan kami di pintu Hotel Luwansa di Palangkaraya, tanggal 12 Juli yang lalu. Kami bertiga mengangguk sedikit terheran-heran. Dia memperkenalkan diri sebagai alumnus Unpas angkatan 1991 sekarang telah bekerja di salah satu bank nasional milik pengusaha ternama dewasa ini.

“Saya menunggu bapak lebih dari setengah jam disini, untuk mengucapkan selamat, sekaligus rasa bangga saya sebagai alumnus, karena Unpas diucapkan berulang-ulang di acara tadi”, dia menjelaskan maksud menemui.

Memang beberapa waktu sebelumnya Prof. Budiono, Wapres RI, telah menyematkan penghargaan kepada saya sebagai guru besar Universitas Pasundan. Terbetik dalam pikiran ucapan syukur, karena ada warga Unpas yang merasa, saya telah memberikan sesuatu bagi kebanggaannya. Jujur sejak tahun 1991, dinobatkan sebagai finalis dosen teladan nasional, ada keinginan untuk terus membawa harum nama Unpas pada forum yang lebih luas. Tentu saja, itu juga keinginan anggota sivitas akademika yang lain tentunya saja.

Kembali kepada penghargaan yang baru diterima. Sebulan sebelumnya, dari pihak pemerintah provinisi memberitahu dan mengundang untuk hadir dalam acara validasi dengan pihak Sekretaris Militer Presiden. Ada pertanyaan dalam hati, “Untuk jasa apa penghargaan itu harus saya terima?” Saya berfikir, tidaklah banyak yang dilakukan setelah mendapat penghargaan Bakti Koperasi tahun lalu. Hanya berkunjung ke daerah mengunjungi gerakan koperasi untuk berbabagai kegiatan sosialisasi KUR, bintek, diskusi-diskusi, atau RAT di beberapa koperasi, misalnya. Tugas-tugas yang saya anggap tidaklah terlalu berat, itupun dijalankan karena saya sebagai unsur pimpinan Dekopinwil Jabar dan sebagai dosen koperasi, lumayan untuk menambah bahan ajar di kelas. Kalaupun ada yang lebih dalam dari itu, adalah janji saya kepada Bapak Menteri KUMKM RI. Saat beliau menanyakan mengapa saya tidak meneruskan tugas di IKOPIN.

Waktu itu saya menjawab, “Pak saya akan tetap di koperasi, walaupun tidak menjadi rektor”

Pertanyaan di atas kembali saya tanyakan kepada tim Sekmil Presiden, sebagai penanggung jawab pemberian gelar, saat pertemuan validasi atas penghargaan itu. Mereka menjelaskan, bahwa saya dengan beberapa nama lain diusulkan oleh Menteri KUMKM kepada Presiden untuk mendapat Satya Lencana Pembangunan Bidang Perkoperasian. Seingat saya itu penghargaan tertinggi untuk bidang itu.

“Pemerintah menilai saudara berjasa dalam membangun kembali IKOPIN”, penjelasan mereka kurang lebih seperti itu.

Subhanallah. Tugas yang saya ambil kurang lebih empat-lima tahun yang lalu itu. Telah memberikan sesuatu yang bagi pihak lain patut dihargai. Jujur saja bukan tidak mendengar, banyak kalangan menilai, menerima posisi itu sebagai pilihan yang kurang cerdas. Bagaimana tidak, meninggalkan

Page 2: Web viewTugas-tugas yang saya anggap tidaklah terlalu berat, ... Kalaupun ada yang lebih dalam dari itu, adalah janji saya kepada Bapak Menteri KUMKM RI

berbagai fasilitas dan jabatan di Unpas, untuk “membangkitkan batang terendam”. Yang terus menerus selama belasan tahun mengalami kemunduran.

Bagi koperasi kehadiran IKOPIN sangat strategis. Kemunduran yang dialami IKOPIN membuat banyak kalangan beranggapan masa depan koperasi semakin tidak jelas. Walaupun ketidakjelasan masa depan koperasi tidak hanya karena mundurnya IKOPIN saja. Bagi saya, masalah IKOPIN bukan sekedar masa depan ekonomi bangsa yang dititipkan para founding fathers. Tapi juga masalah kehormatan masyarakat Jawa Barat yang dititipi aset nasional, yang di awal-awal sebagai perintis, pejuang, dan pengelolanya, merupakan tokoh-tokoh terhormat masyarakat Sunda.

Masa satu periode dirasakan cukup membuat landasan untuk pengembangan lebih lanjut. Apalagi berbeda dengan masa kemarin, saat ini semakin banyak yang perduli. Perhatian banyak pihak terhadap IKOPIN sudah membuat hati senang. Setelah selesai menjalankan tugas di IKOPIN, setidak-tidaknya ada tiga universitas dan dua sekolah tinggi yang meminta kesediaan untuk memimpin pergruan tinggi yang dimaksud. Satu lagi universitas meminta memimpin pasca sarjananya. Yang terakhir ini tentu saja ditolak langsung, yang lain ditolak dengan hati-hati karena tidak ingin mengurangi harapan dan kepercayaan. Hal terakhir saya jelaskan, semata untuk menegaskan bahwa “imbalan” atas tugas di IKOPIN sudah amat cukup. Jadi tidak terpikirkan ada penghargaan bentuk lain, namun tetap bersyukur atas semuanya itu.

Jujur saja saat tanggal 12 Juli 2012, bukan penghargaan itu yang membuat hati terenyuh. Ada yang lain, yakni pertama, tetap disebutnya peran masyarakat Jawa Barat (baca, Sunda) dalam perjalanan sejarah perkoperasian nasional. Peristiwa itu berulang tiap tahun, tanpa mengurangi dampak sentimentil dalam hati saya. Apalagi bila dikaitkan dengan kenyatan dunia perkoperasian Jawa Barat tidaklah seindah sejarahnya. Tidak pula sesepektakuler jumlah unit yang ada terbesar secara nasional. Tidak sepatriotik pendiri IKOPIN di tahun 70-80 an. Dan tidak sepada dengan jumlah penerima penghargaan setiap tahunnya yang diberikan kepada para tokohnya. Kedua, ditetapkannya Kopma UPI sebagai koperasi terbaik nasional untuk katagori mahasiswa. Terbayang, peristiwa tiga puluh tahun yang lalu memulai segalanya dengan hambatan internal yang sangat kuat. Tidak ada seorang pun teman di awalnya mau membantu karena koperasi embrionya bermasalah cukup berat. Setelah tiga tahun berselang semuanya menjadi lain.

Dalam perjalanan wacana spritual pribadi, peristiwa 12 juli 2012, menegaskan satu nilai “keyakinan yang didasari oleh keikhlasan, pada akhirnya keindahan akan datang pada waktunya”. Tugas kita melakukan apa yang bisa kita kerjakan. Tanpa perlu meminta dan berharap, bila itu terbaik bagi kita dan Allah menghendaki semuanya akan berjalan dengan sendirinya. Bravo Unpas.

Page 3: Web viewTugas-tugas yang saya anggap tidaklah terlalu berat, ... Kalaupun ada yang lebih dalam dari itu, adalah janji saya kepada Bapak Menteri KUMKM RI
Page 4: Web viewTugas-tugas yang saya anggap tidaklah terlalu berat, ... Kalaupun ada yang lebih dalam dari itu, adalah janji saya kepada Bapak Menteri KUMKM RI