web viewsampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam...

26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang timbul di masyarakat salah satu faktornya adalah karena kondisi lingkungan yang tidak bersih atau tidak sehat. Salah satu masalah yang dihadapi sekarang adalah menumpuknya sampah, cara pengolahan sampah yang kurang benar oleh masyarakat sehingga bisa menyebabkan munculnya bau karena sampah. Sampah pada dasarnya bisa untuk diatasi jika kita tahu bagaimana cara mengolah sampah yang benar agar sampah yang dihasilkan tidak mengganggu kesehatan lingkungan. Sampah padat dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Dalam hal ini upaya yang dilakukan adalah bagaimana sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dengan pengolahan yang benar. Salah satu wujud pengolahan sampah yang memiliki manfaat adalah pengolahan sampah padat organik dengan komposting. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau. Pengomposan merupakan proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh 1

Upload: truongngoc

Post on 01-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kesehatan

masyarakat. Berbagai masalah kesehatan dan penyakit yang timbul di masyarakat

salah satu faktornya adalah karena kondisi lingkungan yang tidak bersih atau

tidak sehat. Salah satu masalah yang dihadapi sekarang adalah menumpuknya

sampah, cara pengolahan sampah yang kurang benar oleh masyarakat sehingga

bisa menyebabkan munculnya bau karena sampah.

Sampah pada dasarnya bisa untuk diatasi jika kita tahu bagaimana cara

mengolah sampah yang benar agar sampah yang dihasilkan tidak mengganggu

kesehatan lingkungan. Sampah padat dibedakan menjadi dua yaitu sampah

organik dan anorganik. Dalam hal ini upaya yang dilakukan adalah bagaimana

sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dengan pengolahan yang benar. Salah

satu wujud pengolahan sampah yang memiliki manfaat adalah pengolahan sampah

padat organik dengan komposting. Kompos sangat berpotensi untuk

dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang

dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau.

Pengomposan merupakan proses dimana bahan organik mengalami

penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba - mikroba yang

memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Salah satu metode

pengomposan sampah padat organik dapat dilakukan dengan metode lubang

biopori. Lubang biopori selain sebagai lubang resapan air hujan juga dapat

sebagai lubang untuk pengomposan. Metode ini sangat potensial dan mudah untuk

dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas bagaimanakah cara

pembuatan kompos sampah padat organik dengan metode lubang biopori ?

1.3 Tujuan Praktikum

1.3.1 Tujuan Umum

1

Page 2: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

Membuat kompos padat dari sampah organik dengan metode lubang

biopori.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mempraktikkan cara membuat kompos padat dari sampah organik

dengan metode lubang biopori

2. Mempraktikkan cara pembuatan kompos padat dari sampah organik

dengan metode lubang biopori

3. Membandingkan hasil kompos padat dengan penambahan cacing

tanah dan starter nasi

1.4 Manfaat Praktikum

1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai cara pembuatan lubang

biopori sebagai salah satu metode pembuatan kompos padat

2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai proses pengomposan

dengan motpde lubang biopori

2

Page 3: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

BAB 2

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Kompos

Kompos merupakan hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran

bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai

macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau

anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).

Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami

penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan

bahan organik sebagai sumber energi. Proses pengomposan akan berlangsung

setelah bahan-bahan mentah (sampah organik) dicampur. Lama waktu

pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan, metode

pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator

pengomposan. Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu

beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang. Kompos

memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

a. Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya dalam transportasi dan penimbunan limbah

2. Mengurangi volume dan ukuran limbah

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan asalnya sebagai limbah

b. Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran limbah dan

sampah organik yang membusuk karena penimbunan

2. Mengurangi kebutuhan lahan yang digunakan untuk penimbunan

c. Aspek bagi tanah/tanaman:

1. Meningkatkan kesuburan tanah, struktur dan karakteristik tanah

2. Meningkatkan penyerapan air oleh tanah

3. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

4. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

5. Menekan pertumbuhan atau serangan penyakit tanaman

3

Page 4: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

6. Meningkatkan retensi atau ketersediaan hara di dalam tanah

Untuk mengetahui tingkat kematangan kompos dapat dilakukan dengan uji

dilaboratorium untuk atau pun pengamatan sederhana di lapang. Berikut ini

disampaikan cara sederhana untuk mengetahui tingkat kematangan kompos :

1. Dicium/dibaui

Kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan harum, meskipun

kompos dari sampah kota. Apabila kompos tercium bau yang tidak sedap,

berarti terjadi fermentasi anaerobik dan menghasilkan senyawa-senyawa

berbau yang mungkin berbahawa bagi tanaman. Apabila kompos masih berbau

seperti bahan mentahnya berarti kompos belum matang.

2. Warna kompos

Warna kompos yang sudah matang adalah coklat kehitam-hitaman. Apabila

kompos masih berwarna hijau atau warnanya mirip dengan bahan mentahnya

berarti kompos tersebut belum matang.

3. Penyusutan

Terjadi penyusutan volume/bobot kompos seiring dengan kematangan kompos.

Besarnya

penyusutan tergantung pada karakteristik bahan mentah dan tingkat

kematangan kompos.Penyusutan berkisar antara 20 – 40 %. Apabila

penyusutannya masih kecil/sedikit, kemungkinan proses pengomposan belum

selesai dan kompos belum matang.

4. Tes kantong plastik

Contoh kompos diambil dari bagian dalam tumpukan. Kompos kemudian

dimasukkan ke dalam kantong plastik, ditutup rapat, dan disimpan di dalam

suhu ruang selama kurang lebih satu minggu. Apabila setelah satu minggu

kompos berbentuk baik, tidak berbau atau berbau tanah berarti kompos telah

matang.

5. Tes perkecambahan

Contoh kompos letakkan di dalam bak kecil atau beberapa pot kecil. Letakkan

beberapa benih (3– 4 benih). Jumlah benih harus sama. Pada saat yang

bersamaan kecambahkan juga beberapa benih di atas kapas basah yang

diletakkan di dalam baki dan ditutup dengan kaca/plastik bening. Benih akan

4

Page 5: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

berkecambah dalam beberapa hari. Pada hari ke-5 / ke-7 hitung benih yang

berkecambah. Bandingkan jumlah kecambah yang tumbuh di dalam kompos

dan di atas kapas basah. Kompos yang matang dan stabil ditunjukkan oleh

banyaknya benih yang berkecambah.

6. Suhu

Suhu kompos yang sudah matang mendekati dengan suhu awal pengomposan.

Suhu kompos yang masih tinggi, atau di atas 50oC, berarti proses

pengomposan masih berlangsung aktif.

7. Kandungan air kompos

Kompos yang sudah matang memiliki kandungan kurang lebih 55-65%.

2.2 Pengertian Lubang Biopori

Lubang biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi

banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan

oleh Ir. Kamir R Brata, M.Sc, peneliti dan dosen Department Ilmu Tanah dan

Sumber Daya Alam IPB tahun 1976. Sebelum di publikasikan ke masyarakat telah

digunakannya selama 20 tahun. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan

dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik

untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini

kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan

pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama

biopori. 

Lubang biopori adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm

dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang berfungsi

untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber

cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga

membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk

pupuk tumbuh-tumbuhan.

Secara kimiawi sampah dibedakan menjadi sampah organik dan sampah

anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah diuraikan karena

memiliki rantai kimia yang pendek dan sampah, sedangkan sampah anorganik

yakni sampah yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme karena rantai kimianya

panjang. Sampah organik berupa sayur-sayuran, dedaunan, buah-buahan,

5

Page 6: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

sedangkan sampah anorganik misalnya plastik, kaleng, pecahan kaca, dan lain-

lain (Daryanto, 1995)

Lubang biopori secara alami terbentuk oleh cacing dan lubang yang terbentuk

oleh aktifitas akar tanaman. Jika lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah

banyak, maka kemampuan tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin

meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan

memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah, dengan perkataan

lain akan dapat mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi. 

Teknologi Lubang biopori merupakan metode alternatif untuk meresapkan air

hujan kedalam tanah, selain dengan sumur resapan. Pemanfaatan Biopori

membuat keseimbangan alam terjaga, sampah organik yang sering menimbulkan

bau tak sedap dapat tertangani, disamping itu juga dapat menyimpan air untuk

musim kemarau.

Gambar 1. Lubang Resapan Biopori

2.3 Tujuan Lubang Biopori

Lubang biopori mempunyai berbagai manfaat yang bisa digunakan masyarakat

sebagai metode pembuatan kompos yang baik. Tujuan pembuatan lubang biopori

yaitu :

1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air

tanah.

2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.

6

Page 7: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.

4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.

5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.

6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.

7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

2.4 Manfaat Lubang Biopori

Berdasarkan Publikasi Tim Biopori IPB (2007) dijelaskan manfaat dari penerapan

biopori adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan daya resapan air

Meningkatkan daya resapan air hujan ke dalam tanah. Hal ini bermanfaat

untuk: mencegah genangan air yang akan mengakibatkan banjir, peningkatan

cadangan air bersih di dalam tanah, dan mencegah erosi dan longsor.

2. Mengubah sampah organik menjadi kompos

Sampah organik yang dimasukan ke dalam lubang biopori akan dirubah

menjadi kompos oleh satwa tanah seperti cacing dan rayap. Kompos atau

humus ini sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah. Selain itu sampah organik

yang di serap oleh bio tanah tidak cepat diemisikan atmosfer sehingga

mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan) yang mengakibatkan

pemanasan global dan menjadi biodiversity dalam tanah.

3. Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman

Lubang biopori diaktifkan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan

perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan

rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan "saluran"

air untuk meresap ke dalam tubuh tanah.

Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-

liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga

kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari

manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga

dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan

kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik

yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam

tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

7

Page 8: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah. Dengan

munculnya lubang-lubang biopori dapat dicegah adanya genangan air, sehingga

berbagai masalah yang diakibatkannya akan dapat dihindari.

Dalam waktu 2 minggu, bahan organik akan mulai terurai dan liang-liang

pori juga mulai terbentuk di dalam tanah berkat adanya aktivitas mikro organisme

tanah. Untuk mempertahankan tetap berlangsungnya aktivitas mikro organisme

maka penambahan bahan organik secara kontiniu perlu dilakukan. Sejalan dengan

pertambahan waktu maka jumlah liang pori yang terbentuk di dalam tanah akan

meningkat pula, sehingga laju resapan air hujan ke dalam akan meningkat.

Kondisi tanah yang sangat berpengaruh adalah tekstur, pada tanah yang

bertekstur lepas akan lebih cepat terbentuk liang pori dibanding dengan tanah

yang bertekstur liat (Brata, 2008). Banyaknya liang pori yang terbentuk di dalam

tanah akan mempengaruhi laju resapan air ke dalam tanah, semakin banyak liang

pori yang terbentuk maka peresapan air ke dalam tanah juga akan meningkat.

8

Page 9: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

BAB 3

METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancang bangun

Membuat lubang silindris di tempat yang potensial untuk dibuat

lubang biopori yang dibuat ke dalam tanah dengan bor biopori

berdiameter 10 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau jangan melebihi

kedalaman muka air tanah pada dasar saluran atau alur yang telah dibuat.

Jarak antar lubang biopori yang satu dengan yang lain 50 sampai 100 cm.

Idealnya, untuk 100 meter bidang kedap (bidang tanah yang

ditutup bangunan) dengan perhitungan curah hujan 50 mm per hari (hujan

lebat), butuh sekitar 30 lubang. Jika 30 lubang tadi dikalikan 8 liter

sampah per lubang sebagai perkiraan, berarti ada 240 liter sampah yang

bisa ditampung. Dapat diperkirakan jumlah lubang yang akan dibuat

seperti tersebut. Namun untuk pelaksanaannya akan dibuat lubang

disesuaikan dengan luas daerah yang akan dibuat lubang dengan acuan

perhitungan tersebut.

3.2 Alat

1. Bor biopori

2. Sekop

3. Linggis

3.3 Bahan

1. Sampah organik ( parutan pepaya, terong, cabai, kecambah, sayuran,

dedaunan )

2. Cacing tanah

3. Starter dari nasi

3.4 Prosedur kerja

a. Mencari lokasi untuk membuat lubang biopori

b. Lepas paving sebelum pengeboran tanah menggunakan linggis

c. Meletakkan mata bor biopori tegak lurus dengan tanah yang akan

diubangi

9

Page 10: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

d. Alat bor dimasukkan dan setelah penuh tanah (kurang lebih 10 cm

kedalaman tanah) diangkat, untuk dikeluarkan tanahnya, lalu

kembali lagi memperdalam lubang tersebut sampai sebelum muka

air tanah (30 cm sampai dengan 100 cm).

e. Masukkan sampah organik ke dalam lubang

f. Masukkan cacing tanah ke dalam lubang (untuk lubang 1)

g. Masukkan starter nasi ke dalam lubang (untuk lubang 2 )

h. Tutup lubang dengan paving yang dilepas tadi dengan ditata

memutari lubang

Gambar 2. Cara Membuat Lubang Biopori

(http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com)

3.5 Lokasi Praktikum

Lokasi yang dipilih untuk praktikum pembuatan kompos dengan lubang

biopori yaitu di parkir selatan kampus FKM UA.

3.6 Waktu Pelaksanaan Praktikum

10

Page 11: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

Pelaksanaan praktikum pembuatan kompos dengan lubang biopori

dillaksanakan pada tanggal 20 April 2013.

11

Page 12: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

BAB 4

HASIL PRAKTIKUM

4.1 Hasil kompos pada lubang 1 (cacing tanah)

Pengolahan sampah padat organik dengan metode lubang biopori

menggunakan cacing tanah :

Pengamatan

FisikMinggu 1 Minggu 2 Minggu 3

Warna Coklat tua Hitam Hitam

Tekstur

Campuran tanah

dengan sampah

organik

Seperti tanah

(gembur)

Seperti tanah

(gembur)

Bau

Bau bahan asal

sampah padat

organik

Tanah namun

sedikit bau asal

bahan sampah

padat organik

Tanah

Penyusutan

Tidak signifikan

mengalami

penyusutan

Penyusutan

sekitar 5 cm

Penyusutan

sekitar 8 cm

Tabel 1. Tabel Hasil Kompos Dengan Cacing Tanah

Pengolahan sampah padat organik dengan metode lubang biopori

menggunakan cacing tanah sudah terdapat perubahan dari setiap minggunya

seperti perubahan warna, tekstur, dan baunya.

Hasil kompos yang didapatkan dilihat dari kompos berwarna kehitaman,

tekstur seperti tanah (gembur), bau seperti tanah sudah sesuai dengan SNI 19-

7030-2004 tentang kompos dari sampah organik domestik.

12

Page 13: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

4.2 Hasi kompos pada lubang 2 (starter nasi)

Pengolahan sampah padat organik dengan metode lubang biopori

menggunakan starter nasi :

Pengamatan

FisikMinggu 1 Minggu 2 Minggu 3

Warna Coklat Coklat Tua Kehitaman

Tekstur

Campuran antara

tanah dan

sampah organik

Seperti tanahSeperti tanah

(agak gembur)

Bau Bau sampah Busuk Tanah

Penyusutan

Belum

mengalamai

penyusutan yang

signifikan

Penyusutan

sekitar 3 cm

Penyusutan

sekitar 6 cm

Tabel 2. Hasil Komposting dengan Starter Nasi

Pengolahan sampah padat organik dengan metode lubang biopori

menggunakan starter nasi membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan

dengan starter cacing, karena pada minggu pertama pengecekan, masih

tercium bau busuk dari sampah, meskipun tekstur dan warna sudah sama

seperti pada percobaan dengan starter cacing.

Hasil kompos yang didapatkan dilihat dari kompos berwarna kehitaman,

tekstur seperti tanah (agak gembur), bau seperti tanah sudah sesuai dengan

SNI 19-7030-2004 tentang kompos dari sampah organik domestik.

4.3 Kendala Praktikum

Pelaksanaan praktikum komposting dengan metode lubang biopori

mengalami beberapa kendala diantaranya sebagai berikut :

13

Page 14: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

1. Membuat beberapa lubang dengan membuka dan menutup paving untuk

mencari tempat yang sesuai untuk pembuatan lubang biopori karena

lubang banyak yang berbatu sehingga kedalaman tidak mencapai

ketentuan.

2. Melakukan pengamatan tingkat kematangan kompos dengan pengamatan

fisik saja karena waktu untuk pematangan kompos seharusnya selama ± 3

bulan, namun waktu untuk praktikum hanya sampai 3-4 minggu.

3. Revisi tidak bisa mengukur pH, suhu dan kelembapan karena kompos

pada lubang sudah berbeda kondisinya seperti saat sebelumnya karena

terkena air hujan dalam beberapa hari sehingga hasilnya akan berbeda dan

lebih basah.

14

Page 15: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil pegamatan selama 3 minggu dengan ciri-ciri fisik kompos matang

menunjukkan bahwa kompos masih belum matang sempurna. Waktu

terbentuknya kompos sampai tingkat kematangan membutuhkan waktu sekitar 3

bulan untuk bisa dipanen. Namun dengan ciri-ciri fisik dapat disimpulkan bahwa

sudah lebih dari 50% kompos mendekati matang.

Komposting dengan starter cacing tanah lebih cepat proses

pengomposannya dibandingkan dengan starter nasi sebab pada minggu pertama

pengecekan, masih tercium bau busuk dari sampah, meskipun tekstur dan warna

sudah sama seperti pada percobaan dengan starter cacing.

5.2 Saran

Lubang biopori baik digunakan sebagai metode pemanfaatan disamping

sebagai lubang resapan juga sebagai metode pembuatan kompos padar dengan

bahan sampah organik,

15

Page 16: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos.Diakses pada 12 April 2013

Anonim.Depok Bebas

Sampah

.http://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/2008/09/310.jpg.Diakses

pada 3 April 2013

Anonim.Lubang Biopori.http://depokbebassampah.wordpress.com/acuan/lubang-

resapan-biopori/.Diakses pada 12 April 2013

Anonim.Ciri-ciri Kompos

Matang.2007.http://vidioku.wordpress.com/2007/09/16/ciri-ciri-kompos-telah-

matang/.Diakses pada 12 April 2013

Anonim.Universitas Sumatera

Utara.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28516/4/Chapter

%20II.pdf.Diakses pada 12 April 2013

Kikiie, Risky.Dunia Kompos.2012.http://rizkykikii.blogspot.com/2012/05/ciri-

ciri-kompos.html?m=1.Diakses pada 12 April 2013

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2004.Spesifikasi Kompos dari Sampah

Organik Domestik.SNI 19-7030-2004.Jakarta

16

Page 17: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

LAMPIRAN

17

Page 18: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

Gambar 3. Foto Pembuatan Lubang Biopori

Gambar 4. Lubang Biopori

Gambar 5. Sampah Organik Dimasukkan

18

Page 19: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

Gambar 6. Starter Dimasukkan

Gambar 7. Penutupan

Lubang Biopori

Gambar 8. Hasil Kompos dengan Cacing Tanah

19

Page 20: Web viewSampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti

Gambar 9. Hasil Kompos dengan Starter Nasi

20