skripsi atmosfir toko

107
PENGARUH STORE ATMOSPHERE ( SUASANA TOKO ) DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI TOKO ALFAMART CABANG MARGAHAYU RAYA BANDUNG DRAFT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : LUVI PURNAMA 064010096 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011

Upload: frozen-ruby

Post on 20-Oct-2015

253 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Atmosfir Toko

PENGARUH  STORE ATMOSPHERE ( SUASANA TOKO ) DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI TOKO ALFAMART CABANG MARGAHAYU RAYA BANDUNG

DRAFT SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Skripsi

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

LUVI PURNAMA

064010096

PROGRAM STUDI MANAJEMEN 

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASUNDAN 

BANDUNG

2011

Page 2: Skripsi Atmosfir Toko

BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Penelitian

Era pasar bebas di kawasan Asia telah dimulai dengan AFTA 2003, hal ini membawa dunia ritel

Indonesia pada realitas Global Retailing yang mau tidak mau harus diterima. Era ini ditandai dengan

masuk dan semakin berkembangnya peritel global. Kelompok industri ritel saat ini banyak dipegang

oleh peritel asing, seperti Carrefour milik Perancis, Sogo milik Jepang, Makro milik Belanda, dan juga

Tesco dan Bigzy milik Inggris, kehadiran peritel di Indonesia turut menyemarakan persaingan industri

ritel Indonesia. Indonesia menjadi sasaran empuk para peritel dunia dengan pasar kurang lebih sebesar

230 juta jiwa. Industri ini merupakan sektor kedua terbesar dalam hal penyerapan tenaga kerja, yaitu

menyerap kurang lebih 18,9 juta orang, urutan kedua setelah sektor pertanian yang mampu menyerap

sekitar 41,8 juta orang (sumber : butir-butir pemikiran perdagangan Indonesia 2009-2014).

Pasar yang besar ini menjadikan Indonesia sebagai pasar para peritel global yang paling atraktif

di kawasan Asia. Lembaga survey AC Nielsen menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan ritel secara

umum di Indonesia sebesar 15 % di tahun 2009. Sementara secara lebih spesifik dinyatakan bahwa

jumlah pasar modern seperti hypermarket, supermarket dan minimarket di Indonesia mengalami

kenaikan sebesar 34,4% di tahun 2009, dengan minimarket menempati posisi kedua kenaikan omsetnya

sebesar 32,1% atau Rp.17,78 trilyun dari keseluruhan omset penjualan pasar modern

(www.aprindo.org). Pasar modern di Indonesia telah menjadi pasar yang banyak diminati para

pengusaha dalam dan luar negeri terutama untuk ritel minimarket, karena bisnis tersebut sangat maju

pesat didukung dengan pengaruh pada gaya hidup masyarakat yang mengarah ke gaya hidup modern.

Page 3: Skripsi Atmosfir Toko

pasar modern(ritel) di indonesia menerapkan sistem waralaba (franchise). Sistem tersebut dirasa aman

bagi investasi yang dikeluarkan dan target pasarnya pun sudah pasti.

Sebagai akibat dari maraknya bisnis eceran saat ini, maka semakin meningkat pula persaingan

antar pengusaha eceran. Tidak jarang di suatu lokasi yang hanya berbeda jarak ±50m, telah terdapat dua

atau tiga toko ritel. Ketatnya persaingan diantara pengusaha ritel dengan disertai perubahan pada

perilaku konsumen perlu dicermati dan dipahami oleh peritel. Semakin tinggi dan kompetitifnya

persaingan di antara peritel dibutuhkan rencana strategi-strategi untuk merebut dan mempertahankaan

pangsa pasar (market share) diantaranya meningkatkan minat beli konsumen.. Masyarakat pada saat ini

sudah selektif dalam memilih sesuatu, baik itu berupa produk atau jasa. Dalam memilih toko yang akan

dikunjungi , konsumen akan memilih toko yang menurut mereka lokasinya mudah dijangkau,

kemudahan dalam parkir, kelengkapan barang, harga yang menarik, tata letak barang, kebersihan dan

faktor lain yang memungkinkan konsumen untuk memilih toko dan mengunjunginya secara rutin untuk

memenuhi kebutuhannya atau hanya untuk sekedar melihat-lihat.

Adapun pelaku bisnis ritel di Indonesia yang tergolong dalam kategori minimarket menurut Media

Data edisi Februari 2009 yaitu :

Tabel 1.1

Pelaku Bisnis Ritel di Indonesia

No Gerai Pemilik Omset

(Rp. milyar)

Market Share

1 Indomart PT. Indomarco Prismatama (Group Salim)

7.882 43,16 %

2 Alfamart PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk 7.253 40,75 %

Page 4: Skripsi Atmosfir Toko

3 CMI Tt 731 4,11 %

4 Ceriamart PT. Global Niaga Perkasa 426 2,39 %

5 Circle K The Circle K Indonesia Utama – Circle K Group (Amerika)

386 2,17 %

6 Yomart PT. Akur Pratama 284 1,60 %

7 Starmart PT. Hero Supermarket Tbk. – (Group Hero/Dairy Farm)

223 1,25 %

8 Am/Pm PT. Sinar Sahabat 122 0,69 %

9 Morkaz Tt 109 0,57 %

10 Lainnya Tt 591 3,32 %

Total 17.800 100,00 %

Sumber : Media Data – Februari 2009

Ket tt : data tidak tersedia

Ketatnya tingkat persaingan yang terjadi dewasa ini menuntut pemasar untuk lebih memahami

akan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasar, khususnya pemasar jasa harus mampu

mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan minat beli konsumen. Dalam

konteks pemasaran jasa, khususnya retail, pemasar harus mengembangkan strategi pemasaran yang

lebih baik dari pesaing agar konsumennya dapat terus dipertahankan dan tidak beralih pada pesaing.

Pada lingkungan pemasaran jasa, khususnya retail, konsumen dapat terekspos oleh berbagai

stimuli yang keseluruhannya dapat mempengaruhi bagaimana konsumen bertindak, mempengaruhi

terhadap apa yang mereka beli, dan mempengaruhi kepuasan mereka terhadap pengalaman berbelanja

secara potensial. Musik merupakan salah satu bentuk environmental stimuli yang dapat mempengaruhi

konsumen pada lingkungan jasa disamping bentuk environmental stimuli lainnya seperti warna,

temperatur, dan cahaya.

Page 5: Skripsi Atmosfir Toko

Salah satu dari ritel modern tersebut adalah Alfamart Cabang Margahayu Raya. Perusahaan ini

berada dibawah naungan PT. Sumber Alfaria TrijayaTbk. Dengan jumlah geraijaringan Alfamart

mencapai 3.373 unit atau 26,8 % dari total jumlah gerai minimarket di Indonesia (Sumber : PT. Sumber

Alfaria Trijaya 2009). Salah satu sistem perluasan usahanya yaitu dengan sistem franchise, dengan

perincian sebagai berikut :

Tabel 1.2

Estimasi Investasi Alfamart

Tipe Toko Luas Toko Investasi

36 rak 80 m Rp. 300 juta

45 rak 100 m Rp. 330 juta

54 rak >120 m Rp. 380 juta

Nilai diluar investasi properti

Waralaba Alfamart adalah usaha minimarket yang dimiliki dan dioprasikan berdasarkan

kesepakatan waralaba dari PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, selaku pemegang merek Alfamart. Dengan

Motto “Belanja Puas, Harga Pas” model bisnis Alfamart adalah menjual berbagai kebutuhan sehari-hari

dengan harga terjangkau dan berlokasi di sekitar wilayah perumahan.

Agar berhasil dalam memenangkan persaingan, Alfamart Cabang Margahayu Raya harus dapat

menjaring konsumen sebanyak-banyaknya, dengan kata lain perusahaan harus dapat menarik minat beli

konsumen agar terbangun sikap positif dalam benak konsumen tersebut. Oleh karena itu, penting bagi

Alfamart Cabang Margahayu Raya untuk mengenal dan mengetahui konsumennya. Strategi yang

diterapkan harus tepat sasaran, agar minimarket Alfamart Cabang Margahayu Raya dapat hidup di

tengah persaingan yang ketat dan mendapatkan keuntungan atau profit yang maksimal.

Page 6: Skripsi Atmosfir Toko

Tetapi strategi yang diterapkan oleh Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung belum optimal,

dikarenakan tingkat intensitas pengunjung di Alfamart Margahayu masih mengalami fluktuasi. Hal ini

dapat terlihat pada tabel 1.3 sebagai berikut :

Tabel 1.3

Laporan data pengunjung di Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung

        (Bulan Februari-Mei 2011)

No Bulan Jumlah persentase (%)

1 Februari 14.260 25,86 %

2 Maret 14.415 26,14 %

3 April 13.480 24,45 %

4 Mei 12.976 23,53 %

Jumlah 55.131 100%

Sumber : Minimarket Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung 2011

Yang dihadapi Minimarket Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung yaitu lokasinya cukup

berdekatan dengan pesaing, Yomart, Indomart dan SB Mart. Daerah pemasaran Alfamart dan pesaing

berada pada perumahan Margahayu Raya Bandung. Karena tingkat persaingan yang tinggi tersebut

maka store atmosphere, harga dan minat beli menjadi salah satu elemen penting di dalam strategi

perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam menarik minat beli konsumen yakni penjual harus

sanggup menjual kesan yang baik sebelum menjual barangnya, kesan yang dapat membentuk citra

terhadap tokonya, hal ini seperti yang telah dikemukakan oleh Sutisna (2001:64) dalam bukunya

Perilaku Konsumen : Teori dan Aplikasi bahwa suasana toko (store atmosphere) juga akan menentukan

Page 7: Skripsi Atmosfir Toko

citra toko itu sendiri. Jika toko dilengkapi pengaturan ruangan yang nyaman, penyejuk udara, dan

artistik penggunaan cat dinding yang menarik, semuanya menunjukan adanya suasana toko yang

berkelas. Dengan demikian suasana toko (store atmosphere) dapat menjadi sarana komunikasi yang

positif, menguntungkan dan memperbesar peluang untuk mempengaruhi minat beli konsumen.

Store atmosphere itu sendiri menurut Utami dalam bukunya “Manajemen Ritel ” (2006:238)

mengatakan bahwa : “Store Atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual,

pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi

konsumen dan untuk mempengaruhi konsumen dalam membeli barang”. Store atmosphere di Alfamart

sendiri secara umum hampir sama dengan ritel modern lainnya tetepi ada beberapa elemen yang

membedakan store atmosphere di Alfamart dengan pesaing lain, diantaranya yaitu arus lalu lintas

barang, penataan barang yang teratur, kemacetan, warna dan pencahayaan, aroma dan bunyi, dan

pramuniaga.

Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko

yang ingin diciptakan. Elemen-elemen store atmosphere menurut Berman dan Evans (2004 : 455),

terdiri dari exterior (bagian luar toko), general interior (bagian dalam toko), store layout (tata letak

toko), dan interior POP displays.

Exterior (bagian luar toko) adalah bagian yang terkemuka. Maka hendaknya memberikan kesan

yang menarik. Di samping itu hendaklah menunjukan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang ada di

dalamnya. Karena bagian depan dan eksterior berfungsi sebagai identifikasi atau tanda pengenalan

maka sebaiknya dipasang lambang-lambang. Exterior menurut Berman dan Evans terdiri dari ( bagian

depan toko, papan nama toko, pintu masuk, display jendela, tinggi dan luasnya bangunan, jarak

penglihatan, keunikan, lingkungan sekitar toko, toko lain disekitar toko, fasilitas tempat parkir,

kemacetan

Page 8: Skripsi Atmosfir Toko

General interior (bagian depan toko), berbagai motif konsumen memasuki toko, hendaknya

memperoleh kesan yang menyenangkan. Kesan ini dapat diciptakan misalnya dengan warna dinding

toko yang menarik, musik yang diperdengarkan, serta aroma/bau dan udara di dalam toko. General

interior menurut Berman dan Evans terdiri dari (lantai, warna dan pencahayaan, aroma dan bunyi,

perabot toko, tekstur dinding atau tembok, suhu udara, lebar jarak, fasilitas ruang ganti, alat

transportasi ke antar lantai, area berbahaya, pramuniaga, barang dagangan, tingkat harga dan pajangan,

kasir, teknologi, kebersihan).

Store layout (tata letak) Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan

dari Jalan/gang di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalu-lalang, Layout

toko menurut Berman dan Evans antara lain (Allocation on Floor Space, Product

Grauping/pengelompokan barang, Traffic Flow/arus lalu lintas dalam toko, Space atau Merchandise

Category/katagori barang dagangan, Department Location/penyusunan barang menurut

departemennya, Arrangement Within Departement.

Interior point of purchase display (area pembelian dalam toko) Sangat menentukan bagi suasana

toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan

penjualan dan laba bagi toko. Interior POP display menurut Berman dan Evans terdiri dari (Assortment

Display, Theme Setting Display/tema dekorasi pajangan, Ensemble Display/pajangan ansambel, Rack

Display and Case Display/pajangan rak dan laci, Cut Case and Dump Bins. Posters, Signs, and

Cards/poster, spanduk dan banner, Mobile, Wall Decoations/dekorasi dinding).

Selain store atmosphere, harga juga memiliki peranan penting didalam meningkatkan nilai

kepuasan dalam menarik minat beli konsumen pada toko ritel Alfamart. Harga menurut Kotler dan

Armstrong (2003:430), sebagai berikut : “Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan

jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari menilai atau

Page 9: Skripsi Atmosfir Toko

menggunakan barang atau jasa”. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan laba maximum, mendapatkan

pengembalian investasi yang di targetkan atau pengembalian pada pada penjualan bersih, mencegah

atau mengurangi persaingan, mempertahankan atuu memperbaiki market share.

Dalam model respon AIDA menurut (Tjetjep Djatnika : 2007) dijelaskan empat tahapan yang

terdiri dari Attetion (perhatian), Interest (minat), Desire (keinginan), dan Action (tindakan), minat beli

termasuk dalam tahap kedua yaitu interest (minat). Model AIDA adalah salah satu model hirarki respon

yang cukup populer bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Teori ini

yang mengendalikan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses yang dilalui oleh

konsumen atau pembeli, prosesnya diawali dengan tahapan menarik perhatian (Attention) terhadap

barang dan jasa yng kemudian jika berkesan pasti akan melangkah ketahap ketertarikan ( Interest) untuk

mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk dan jasa tersebut yang jika intensitas

ketertarikannya kuat berlanjuk ke tahap berhasrat atau minat (Desire) karena barang atau jasa yang

ditawarkan sesuai dengan kebutuha-kebutuhannya. Jika hasrat minat belinya begitu kuat baik karena

dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan

mengambil keputusan membeli (Action to buy) barang atau jasa yang ditawarkan.

Berdasarkan uraian di atas maka menarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana

pengaruh suasana toko (store atmosphere) dan harga pada toko Alfamart cabang Margahayu Raya

dapat berperan positif sebagai salah satu alat komunikasi pemasaran yang efektif dalam menarik minat

beli konsumen untuk melakukan pembelian sekaligus memenuhi kebutuhan dan keinginan akan suasana

berbelanja yang nyaman dan harga yang menarik.

Adapun penelitian ini penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul : “Pengaruh Suasana Toko 

(Store Atmosphere) dan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen di Toko Alfamart Cabang Margahayu 

Raya Bandung”.

Page 10: Skripsi Atmosfir Toko

1.2              Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1    Identifikasi Masalah

Keberadaan bisnis ritel yang semakin berkembang di Indonesia akan menciptakan persaingan

yang semakin ketat. Dalam menjaga persaingan dengan para peritel lain, membuat Alfamart harus

menerepkan strategi yang tepat dalam menjalankan kegiatan usahanya. Tujuan utama toko Alfamart

cabang Margahayu Raya melaksanakan aktifitas usahanya adalah untuk mencari keuntungan melalui

penjualan produk kepada konsumen dengan memaksimalkan penjualan terhadap produk yang

ditawarkan oleh toko. Persaingan yang semakin ketat dari para pelaku bisnis ritel yang ada, membuat

manajemen Alfamart menerapkan strategi melalui pemberian stimulus kepada konsumen berupa

pelaksanaan kebijakan store atmosphere yang dijalankan dengan baik dan efektif dan kebijakan

penetapan harga yang pantas dan menarik bagi konsumen.

Pada saat ini, konsumen perlu diingatkan sekaligus dipengaruhi agar terbangun sikap positif

dalam benak konsumen terhadap toko Alfamart dan pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli dlm

diri konsumen tersebut. Berbagai strategi dapat dilakukan oleh pihak perusahaan untuk mengingatkan

dan mempengaruhi, agar konsumen mempunyai minat beli terhadap produk yang ditawarkan, yakni

lewat penciptaan store atmosphere, dan harga yang menarik agar terbangun keinginan membeli dalam

benak konsumen.

Untuk mengetahui seberapa baik persepsi konsumen mengenai store atmosphere dan harga

terhadap minat beli yang telah dilakukan oleh Alfamart maka penulis melakukan penelitian untuk

mendapatkan tanggapan konsumen mengenai penilaian kebijakan store atmosphere dan harga terhadap

minat beli yang ada pada toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung.

Page 11: Skripsi Atmosfir Toko

1.2.2    Rumusan Masalah

Melalui uraian yang telah dikemukakan sebelumnya,  penulis mencoba merumuskan

permasalahan yang dihadapi dan ingin diketahui serta dicari solusinya.

1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap store atmosphere (suasana toko) di toko Alfamart cabang

Margahayu Raya Bandung?

2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap harga di toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung?

3. Bagaiman minat beli konsumen di toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung?

4. Apakah ada pengaruh store atmosphere (suasana toko) dan harga terhadap minat beli konsumen baik

secara parsial maupun simultan?

1.3       Maksud dan Tujuan

Maksud diadakan penelitian ini untuk mendapatkan data-data sebagai bahan masukan dalam

menyusun suatu karya ilmiah sebagai salah satu prasyarat untuk menempuh ujian kesarjanaan ekonomi

pada Universitas Pasundan, Fakultas Ekomoni Jurusan Manajemen.

Sedangkan tujuan penelitaian adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapa konsumen terhadap suasana toko store atmosphere (suasana

toko) di toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung.

2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapa konsumen terhadap harga di toko Alfamart cabang Margahayu

Raya Bandung.

3. Untuk mengetahui minat beli konsumen di toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung.

Page 12: Skripsi Atmosfir Toko

4. Untuk menganalisa berapa besar peran suasana toko store atmosphere (suasana toko) dan harga

terhadap minat beli konsumen di toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung.

1.4      Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan pembahasan ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan

dengan tujuan pembahasan diatas. Hasil pembahasan ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis

maupun praktis.

a.      Kegunaan Teoritis

Pembahasan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis, serta melengkapi

ilmu yang telah didapatkan selama di bangku perkuliahan, khususnya mata kuliah pokok manajemen

pemasaran. Terutama untuk mengetahui secara pasti sejauh mana pengaruh store atmosphere dan

harga terhadap minat beli konsumen.

b.      Kegunaan Praktis

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik

secara langsung maupun tidak langsung bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Adapun kegunaan hasil penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan informasi tentang pengaruh store atmosphere

dan harga terhadap minat beli konsumen khususnya bagi manajemen perusahaan semoga dapat

menyumbangkan pemikiran yang mungkin berguna bagi perusahaan dalam usaha memecahkan masalah

yang dihadapi untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada.

2. Masyarakat

Page 13: Skripsi Atmosfir Toko

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat sebagai bahan referensi antara teori yang

didapat dengan kenyataan yang terjadi di lapangan serta memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-

pihak yang memerlukan untuk penelitian lebih lanjut secara luas dan mendalam.

3. Penulis

Dapat menerapkan pola pikir ilmiah dalam membandingkan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti

perkuliahan serta diharapkan dapat lebih memperoleh wawasan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1       Kajian pustaka

Pada bab ini akan dibahas beberapa kajian teori yang akan menjadi landasan dari penelitian ini.

Meliputi kajian tentang Marketing, Marketing Mix, Price, Place, Perilaku Konsumen, serta Minat Beli

konsumen.

2.1.1    Marketing

             Pemasaran (marketing) berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka pada bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi – fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar.

Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2004;10) “marketing is a social process by which individuals and groups obtain what they need and want throught oreating, offering, and frelly, exchanging products and services of value with others”. yaitu pemasaran merupakan proses sosial yang dengan proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

Page 14: Skripsi Atmosfir Toko

dengan menciptakan, menawarkan, dengan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai.

Jadi, pemasaran ditunjukan untuk menciptakan tingkat kepuasan bagi konsumen atas barang

dan jasa yang dihasilkan perusahaan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

konsumen, sedangkan dari pihak perusahaan itu sendiri mendapatkan timbal jasa yang diperoleh dari

pemenuhan kepuasan konsumen.

2.1.1.1 Marketing mix

Pemasaran pada saat ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha,

terjadinya perubahan-perubahan dalam lingkungan bisnis menyebabkan perusahaan harus selalu

menyesuaikan strategi yang digunakan agar keadaan perusahaan akan lebih baik dan mengarah pada

kepuasan konsumen.

Dalam melakukan kegiatan pemasaran, dibutuhkan suatu program atau rencana pemasaran

untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Program pemasaran tersebut terdiri dari sejumlah

keputusan tentang bauran alat-alat pemasaran yang digunakan, alat-alat pemasaran ini disebut dengan

bauran pemasaran (marketing mix).

Hal ini seperti yang disampaikan Kotler (2007:17). “Marketing mix is the set of controllable

tactical marketing tools- product, price, place and promotion- that the firm blend to produce the

response it wants in the target market “. Maksudnya bauran pemasaran (marketing mix) adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan

pemasarannya di pasar sasaran”.

Page 15: Skripsi Atmosfir Toko

Sementara itu menurut Mc Carthy dalam Kotler (2007:17) mengklasifikasikan alat-alat itu

menjadi empat kelompok yang disebut 4P dalam pemasaran yaitu: Produk (product), Harga (price),

Tempat (place), Promosi (promotion).

Untuk itu peusahaan harus dapat dikombinasikan dan dikoordinasikan agar perusahaan dapat

melakukan tugas yaitu: melayani konsumen melalui manajemen pemasaran yang merupakan bagian

integral dari perusahaan dalam rangka untuk mengembangkan usaha, mendapatkan laba,

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Adapun pengertian bauran pemasaran menurut Dharmesta (2004:78), “Marketing mix is a

combination of four variables or events that form the core of the company's marketing system, namely,

product, pricing structures, promotional activities, and distribution systems”. yaitu kombinasi dari empat

variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu, produk, struktur

harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi”.

Selanjutnya Zeilthaml and Bitner yang peneliti kutip dari jurnal Ratih Handayani (2005),

mengemungkakan konsep bauran pemasaran tradisional terdiri dari 4P yaitu produck (produk), price

(harga), place (tempat) and promotion (promosi). Sementara itu pemasaran jasa perlu bauran

pemasaran yang diperluas dengan menambah unsure non tradisional marketing mix yaitu people

(orang), process (proses), physical evidence (bukti fisik).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Bauran Pemasaran (marketing mix) adalah suatu perangkat yang

dapat dilakukan perusahaan untuk mempergaruhi permintaan terhadap produknya dan perangkat-

perangkat tersebut akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan, serta semua ini

ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumennya.

1. Produk (Product)

Page 16: Skripsi Atmosfir Toko

Menurut Suprapto dan Limakrisna (2007; 11) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke

pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan

2. Harga (Price)

Menurut Yazid (2005; 20) menyatakan bahwa harga memainkan peranan penting dalam bauran

pemasaran karena harga berhubungan dengan pendapatan suatu bisnis, sedangkan elemen-elemen lain

dalam bauran pemasaran menimbulkan biaya.

3. Tempat (Place)

Menurut Philip Kotler (2005; 114) tempat adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat

produknya terjangkau dan tersedia bagi pasar sasarannya.

4. Promosi (Promotion)

Menurut Alma Buchari (Ratih. H, 2005; 58) promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang

merupakan aktivitas pemasaran yang berusahan menyebarkan informasi, mempengaruhi atau

membujuk dan atau mengingatkan pasar atas peusahaan dan produknya agar bersedia menerima,

membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

5. Pelaku (People)

Dalam hubungannya pemasaran jasa, maka pelaku sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.

Keputusan dalam pelaku ini berarti sehubungan dengan seleksi, training, motivasi dan manajemen

sumber daya manusia.

6. Proses (Process)

Page 17: Skripsi Atmosfir Toko

Merupakan bagian gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan,

mekanisme aktivitas dan hal-hal rutin dimana jasa diberikan dan disampaikan kepada konsumen.

7. Bukti Fisik (Physical Evidence)

Pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai out come dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana

pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Physical Evidence meliputi suatu

bukti nyata dari barang yang dipasarkan oleh pemasar. Hal ini berkaitan dengan pembuktian nyata dari

sebuah produk bauran pemasaran.

2.1.2    Saluran Distribusi

            Saluran distribusi merupakan salah satu komponen terpenting di dalam Pemasaran, karena untuk

menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen dengan baik.

2.1.2.1 Pengertian Saluran Distribusi

             Saluran distribusi merupakan suatu cara untuk menyampaikan barang maupun jasa dari

perantara kepada konsumen akhir. Saluran distribusi menurut Kotler dan Amstrong yang dialih

bahasakan oleh Bob Saran (2008:43) adalah “sebagai serangkaian organisasi yang saling tergantung dan

terlibat, dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau untuk di konsumsi.

Salah satu hal yang terpenting dalam bauran pemasaran adalah saluran distribusi yang terancang

Page 18: Skripsi Atmosfir Toko

dengan baik oleh perusahaan, karena hal ini berkaitan dengan penyampaian barang dan jasa kepada

konsumen akhir”.

Sebagus apapun sebuah produk, kalau tidak tersedia di tempat yang tepat maka tidak akan ada

gunanya. Karena itu, salah satu pertimbangan utama dalam mensegmentasikan pasar dan menentukan

sasaran pasar adalah dengan aksesbilitas yang baik. Artinya pasar yang akan dituju harus dapat

dijangkau, kalau tidak bentuk strategi apapun yang ditentukan, hanya akan berada di awang-awang

(Henry Simmamora, 1996 : 78) yang dikutip oleh Yudhi Koesworodjati.

2.1.2.2 Tingkatan Saluran Distribusi

             Dalam melakukan kegiatan distribusi barang dan jasa yang di tujukan ke pasaran untuk

konsumen. Adapun saluran pemasaran konsumen menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh

Benyamin Molan (2007:129), empat tingkatan saluran adalah sebagai berikut :

1. Saluran Nol tingkat

Produsen konsumen

Disebut juga “ Saluran Pemasaran Langsung “ saluran ini terdiri dari produsen yang menjual langsung

kepada konsumen.

2. Saluran Satu Tingkat

Produsen Pengecer Konsumen

Saluran satu tingkat mempunyai satu perantara penjualan. Dalam pasar konsumen, perantara itu

sekaligus merupakan pengecer atau kios. Sedangkan dalam pasar industri seringkali perantara itu

bertindak sebagai agen atau distributor penjualan atau makelar.

Page 19: Skripsi Atmosfir Toko

3. Saluran Dua Tingkat

Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsume

Saluran dua tingkat mempunyai dua perantara penjualan. Di dalam pasar konsumen mereka merupakan

distribusi atau pedagang besar dan sekaligus pengecer atau kios. Sedangkan dalam pasar industri

mereka mungkin merupakan sebuah penyalur tunggal dan penyalur industri.

4. Saluran Tiga Tingkat

Produsen Pedagang Besar Pemborong Pengecer

Konsumen

Saluran tiga tingkat mempunyai tiga perantara penjualan, yang terdiri dari distributor atau pedagang

besar, pemborong dan pengecer atau kios.

2.1.2.3  Pengertian  Usaha Eceran (retailing)

            Di dalam perekonomian yang menjadi salah satu bagian yang terpenting adalah adanya perantara

dalam saluran pemasaran, adalah pengecer ( retailing ) sebagai penyalur terakhir kepada konsumen.

Pengertian eceran ( retailing ) menurut Berman & Evan ( 2005 : 54 ), adalah sebagai berikut,

retailing melibatkan penjualan barang dan jasa pada konsumen akhir untuk penggunaan perorangan,

keluarga, atau rumah tangga yang merupakan langkah terakhir dari distribusi”.

Sedangkan menurut Phillip Kotler & Kevin Lane Keller dialih bahasakan oleh Benyamin Molan

( 2007 : 164 ) “ Retailing merupakan suatu bisnis yang terdiri dari kegiatan-kegiatan menjual baik

berupa barang maupun jasa kepada konsumen akhir untuk kepentingan individu dan keluarga, bukan

untuk keperluan bisnis”.

Page 20: Skripsi Atmosfir Toko

Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa perdagangan eceran adalah suatu kegiatan menjual

barang dan jasa kepada konsumen akhir dan ini merupakan mata rantai terakhir untuk kepentingan

pribadi bukan bisnis.

2.1.2.4 Pengertian Pengecer ( retailer) 

            Penjualan barang dan jasa dari produsen hingga kosumen akhir baik yang berasal dariprodusen,

pedagang besar, atau pengecer dapat melakukan penjualan eceran barang atau jasa tersebut dimana

saja.

Menurut Kotler dan Keller (2007:64) mengemukakan pengecer sebagai setiap usaha bisnis yang

volume penjualannya terutama dari eceran.

Sedangkan menurut Levy dan Weitz mendefinisikan pengecer sebagai : Retailer is a business that

sells products or service, or both, to consumers for their personal or family use.

Usaha eceran merupakan salah satu usaha yang memiliki peranan penting bagi pelaku bisnis

karena merupakan perantara terakhir yang berhubungan langsung dengan konsumen. Dengan

keberadaan usaha eceran memberikan pengaruh yang baik bagi konsumen yang hanya membeli barang

atau jasa dalam jumlah kecil sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

2.1.2.5 Jenis-Jenis Toko Ritel

Menurut Levy dan Weitz dalam bukunya “Retailing Management” (2007:39) ritel dibagi menjadi 3

bagian utama yaitu food retailer, general merchandise retailer, dan non store retailer.

a. Food retailers

Page 21: Skripsi Atmosfir Toko

Food retailer terdiri dari : 1. Supermarkets konvensional biasanya mempersilahkan pengunjung

untuk melayani dirinya sendiri dalam mencari kebutuhan seperti perlengkapan sehari-hari, daging,

perlengkapan yang bukan termasuk makanan seperti perawatan kesehatan data lain-lain. Contoh :

Hero, Superindo. 2. Hypermarkets, mempunyai luas 100.000-300.000 m2 hypermarkets juga termasuk

salah satu ritel yang cepat berkembang. Contoh : Hypermart, Giant. 3. Convenience stores, atau toko

kebutuhan sehari-hari memberikan aneka ragam barang kebutuhan yang terbatas dengan lokasi yang

terjangkau. Contoh : Mini market Alfamart, Circle K.

b. General merchandise retailers

General merchandise retailers terdiri dari : 1. Department store, Menangani beberapa bagian

penjualan produk di bawah satu atap, sebuah department store menyediakan variasi produk belanja dan

produk-produk khusus secara luas termasuk pakaian, kosmetik, peralatan rumah tangga, alat-alat

elektronik dan kadang-kadang mebel. Pembelian biasanya dilakukan masing-masing bagian diperlakukan

sebagai pusat pembelian terpisah agar ekonomis dalam promosi, pembelian, pelayanan dan

pengawasan. Contoh : Yogya, Ramayana. 2. Speciality stores, atau toko khusus yaitu toko eceran yang

mengkhususkan diri pada jenis barang dagangan tertentu. Format toko khusus memungkinkan pengecer

memperhalus strategi segmentasi mereka dan menempatkan barang dagangan mereka di target pasar

yang spesifik. Sebuah toko khusus tidak hanya merupakan sejenis toko, tetapi juga merupakan metode

operasi eceran, yaitu mengkhususkan diri pada jenis barang dagangan tertentu. Contoh : Toko buku

Gramedia, Aquarius. 3. Drugstores, Toko obat (drug store) menawarkan produk-produk dan jasa yang

berkaitan dengan farmasi sebagai daya tarik utama mereka. Konsumen paling sering tertarik dengan

sebuah toko obat oleh farmasinya atau ahli farmasinya, kenyamanan atau karena ia mempertahankan

rencana resep pihak ketiga mereka. Contoh : Apotik Kimia Farma. 4. Category specialist yaitu toko

diskon dengan ukuran yang besar. Ritel ini dasarnya adalah discount speciality stores. Dengan

Page 22: Skripsi Atmosfir Toko

menawarkan barang-barang yang lengkap dengan harga yang rendah. Contoh : Toy “R”, old navy. 5 .

Extreme Value Retailers yaitu sebuah toko kecil dan termasuk toko diskon dengan lini penuh yang

menawarkan barang dagangan yang terbatas dengan harga yang sangat murah Contoh : Toko serbu

(serba lima ribu).

c. Non Store Retailers

Non Store Retailers terdiri dari : 1. Electronic Retailers atau sering dikenal dengan e-tailling,

online tailing, dan internet tailing adalah format ritel di mana peritel berkomunikasi dengan konsumen

dan menawarkan barang dan jasa yang dijual melalui internet. Contoh : Nixon watch, e-bay. 2. Catalog

and Direct Mail Retailers yaitu format ritel bukan toko di mana peritel menawarkan produknya

menggunakan catalog. Contoh : Oriflame (produk kecantikan), sophie martin. 3. Direct Selling atau

penjualan langsung adalah format ritel yang menggunakan sales people yang secara langsung

mendatangi konsumen di lokasi yang cocok. Contoh : Tianshi. 4. Television Home Shopping yaitu format

ritel di mana konsumen menonton suatu program TV yang mendemontrasikan produk yang mereka

tawarkan. Contoh : Inovation store 5. Services retailing yaitu jenis ritel yang lebih banyak menyediakan

pelayanan daripada barang yang dijual, atau bahkan hanya menjual jasa. Contoh : Garda otto.

2.1.2.6 Bauran Usaha Eceran (Retailing Mix)

Dalam industri Ritel terdapat bauran yang penting untuk diperhatikan demi kelangsungan bisnis

ritel tersebut. Dengan memperhatikan semua bauran tersebut. Di harapkan suatu bisnis ritel dapat

menjadi lebih unggul dibanding peritel lainya.

Page 23: Skripsi Atmosfir Toko

Menurut Levy dan Weitz (2004 : 148) mendefinisikan : retailing mix is refers to a nature of

merchandise and service offered, pricing policy, advertising, and promotion program, approach to store

design and visual merchandising, and typical location.approach to store design and visual

merchandising, and typical location.

Sedangkan Menurut Ma’aruf dalam bukunya “Pemasaran Ritel” (2005:114), retailing mix terdiri

dari:

1. Lokasi, Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi

kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.

2. Produk yang dijual dalam ritel tersebut disebut merchandise. Merchandise yang akan dijual penting

dipilih dengan benar, karena merchandise adalah “mesin sukses” bagi pengecer.

3. Harga, merupakan satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran ritel itu yang bakal

mendatangkan laba bagi peritel. Penentuan harga yang tepat akan sangat mendukung tercapainya

tujuan perusahaan.

4. Promosi, Image (citra) dibangun dengan program promosi. Program promosi yang lengkap disebut

bauran promosi (promotion mix) yang terdiri atas iklan, sales promotion, public relations, dan personal

selling.

5. Suasana dalam gerai, Gerai kecil yang tertata dan menarik akan lebih mengundang pembeli apabila

dibandingkan gerai yang di atur biasa saja. Atmosphere dalam gerai dapat mempengaruhi perilaku

konsumen, seperti betah berlama-lama di dalam toko,melakukan pembelian, dan juga berpengaruh

pada image toko.

Page 24: Skripsi Atmosfir Toko

6. Pelayanan, Pelayanan eceran bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai. Hal-

hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas layanan konsumen, personal selling, layanan

transaksi berupa cara pembayaran yang mudah, dan lain-lain.

7. Customer Service, Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan untuk menagani keluhan dari konsumen.

Hal ini bermaksud untuk mengikat loyalitas konsumen agar konsumen merasa puas dengan mendapat

bantuan informasi dari customer service.

2.1.3    Store Atmosphere

Store Atmosphere merupakan salah satu bagian dari bauran eceran yang memiliki arti yang sangat

penting dalam menjalankan bisnis ritel. Dengan adanya store atmosphere yang baik, maka akan menarik

pengunjung dan melakukan pembelian.

Pengertian store atmosphere menurut Utami dalam bukunya “Manajemen Ritel ” (2006:238)

mengatakan bahwa :

“Store Atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna,

musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi konsumen dan untuk

mempengaruhi konsumen dalam membeli barang”

Definisi lain yang dikemukakan oleh Bucharri Alma (2007:60) mendefinisikan atmosphere sebagai

berikut:

“Atmosphere adalah suasana toko yang meliputi berbagai tampilan interior, ekterior, tata letak,

lalu lintas internal toko, kenyamanan, udara, layanan musik, seragam pamuniaga, pajangan barang yang

membuatdaya tarik bagi konsumen dan membangkitkan keinginan membeli”.

Page 25: Skripsi Atmosfir Toko

Berdasarkan pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa store atmosphere adalah suatu

karakteristik fisik dan sangat penting bagi setiap bisnis ritel hal ini berperan sebagai penciptaan suasana

yang nyaman sesuai dengan keinginan konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada

di dalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan pembelian.

2.1.3.1 Elemen-Elemen Store Atmosphere

Store Atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko

yang ingin diciptakan. Elemen-elemen store atmosphere menurut Berman dan Evans (2004 : 455),

terdiri dari exterior (bagian luar toko), general interior (bagian dalam toko), store layout (tata letak

toko), dan interior POP displays seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

2.1.3.2  Exterior (bagian luar toko)

Bagian depan toko adalah bagian yang terkemuka. Maka hendaknya memberikan kesan yang

menarik. Di samping itu hendaklah menunjukan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang ada di

dalamnya. Karena bagian depan dan eksterior berfungsi sebagai identifikasi atau tanda pengenalan

maka sebaiknya dipasang lambang-lambang. Exterior menurut Berman dan Evans terdiri dari :

1. Store Front (bagian depan toko)

Harus dapat mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan, serta hal-hal lain yang sesuai dengan

citra toko tersebut.karena itu bagian store front ini merupakan faktor terpenting yang dapat

mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi toko tersebut.

Page 26: Skripsi Atmosfir Toko

2. Marquee (papan nama toko)

Yaitu papan yang digunakan untuk memajang nama toko, Marquee dapat dibuat dengan teknik

pengecetan atau menggunakan lampu-lampu, dan dapat pula hanya terdiri dari nama dan logo saja

ataupun digabungkan dengan slogan dan informasi lain.

3. Entrence (pintu masuk)

Enterence perlu dibuat dengan penuh perencanaan, agar dapat mengurangi kemacetan yang

diakibatkan oleh arus lalu lintas keluar masuknya konsumen toko tersebut. Sehingga konsumen

diberikan ruang yang cukup leluasa untuk dapat masuk ke toko tersebut.

4. Window Display (display jendela)

Display jendela ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk mengidentifikasi suatu toko dengan cara

memajang barang-barang yang ditawarkan, kedua untuk menarik konsumen untuk memasuki toko

tersebut. Dalam membuat pajangan yang baik, ukuran jendela harus diperhitungkan, juga jumlah barang

yang akan dipajang, warna-warnanya, tema dan frekuensi pergantian barang pajangan tersebut.

5. Height and size of the building (tinggi dan luasnya bangunan)

Tinggi dan luasnya bangunan pada toko akan memberi pengaruh bagi persepsi konsumen terhadap toko

tersebut.

6. Visibility (jarak penglihatan)

Orang harus dapat melihat bagian depan (marquee) suatu toko dengan jelas. Apabila suatu toko

memiliki jarak yang cukup jauh dari jalan raya, maka toko tersebut dapat menggunakan billboard agar

para pengendara yang lewat dengan cepat dapat melihat toko tersebut. Adapun tujuan dari visibility ini

adalah untuk membuat suatu toko terlihat unik, menarik, menonjol, dan terlihat dengan jelas, sehingga

dapat menarik perhatian konsumen.

Page 27: Skripsi Atmosfir Toko

7. Uniqueness (keunikan)

Keunikan suatu toko dapat dihasilkan melalui desain toko yang berbeda, lain daripada yang lain,

marquee yang mencolok, pintu masuk yang lebar dan besar, display jendela yang dekoratif, tinggi dan

ukuran gedung yang berbeda dari gedung yang berada disekitarnya.

8. Surrounding area (lingkungan sekitar toko)

Keadaan lingkungan masyarakat dimana lokasi suatu toko berada, dapat mempengaruhi citra toko

tersebut. Suasana toko mempunyai nilai negatif apabila dilingkungan sekitar toko mempunyai tingkat

kejahatan yang tinggi.

9. Surrounding Store (toko lain disekitar toko)

Toko-toko lain disekitar toko juga dapat mempengaruhi citra suatu toko, toko tersebut bisa berada

dalam sebuah gedung yang sama atau gedung yang lain yang berdekatan dengan toko. Di dalam

merencanakan exterior toko, haruslah dipertimbangkan toko-toko lain yang ada disekitarnya. Misalnya,

jika toko yang berdekatan mempunyai citra toko yang kurang baik, maka toko yang lainnya juga akan

ikut terpengaruh dengan citra tersebut.

10. Parking Facilities (fasilitas tempat parkir)

Merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen, terutama bagi mereka yang maembawa kendaraan.

Tempat parkir yang luas, aman, gratis, dan teratur, serta mempunyai jarak yang dekat dengan toko akan

menciptakan suasana yang lebih positif bagi toko tersebut.

11. Congestion (kemacetan)

Kenyamanan suasana toko akan berkurang jika terjadi kemacetan di pintu masuk antar konsumen yang

hendak masuk toko dan konsumen yang hendak keluar dari toko tersebut. Untuk menghindari

kemacetan tersebut maka penentuan ukuran pintu masuk harus tepat.

Page 28: Skripsi Atmosfir Toko

2.1.3.3  General interior (bagian depan toko)

Berbagai motif konsumen memasuki toko, hendaknya memperoleh kesan yang menyenangkan.

Kesan ini dapat diciptakan misalnya dengan warna dinding toko yang menarik, musik yang

diperdengarkan, serta aroma/bau dan udara di dalam toko.

General interior menurut Berman dan Evans terdiri dari :

1. Flooring (lantai)

Flooring merupakan jenis lantai yang akan dipergunakan oleh suatu toko, apakah toko tersebut akan

menggunakan lantai kayu, linoleum, atau dilapisi dengan semen saja, atau bahkan menggunakan karpet.

Penentuan bahan dan desain lantai suatu toko adalah penting karena konsumen mengembangkan

persepsi mereka berdasarkan persepsi yang mereka lihat.

2. Colors and Lighting (warna dan pencahayaan)

Setiap toko harus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk mengarahkan atau menarik perhatian

konsumen ke daerah tertentu dari toko. Konsumen yang berbelanja akan tertarik pada sesuatu yang

paling terang yang berada dalam pandangan mereka, tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan

warna dapat membuat produk-produk yang ditawarkan akan lebih menarik.

3. Scent and Sounds (aroma dan bunyi)

Layanan ini diberikan untuk memberikan suasana yang lebih santai pada konsumen, khususnya

konsumen yang ingin menikmati suasana santai untuk menghilangkan kejenuhan, kebosanan atau stress

sambil berbelanja. Selain itu ada beberapa toko yang memasang musik yang sesuai dengan selera pasar

sasarannya untuk mengundang orang yang lewat untuk masuk ke dalam toko.

Page 29: Skripsi Atmosfir Toko

4. Fixtures (perabot toko)

Perabot toko adalah barang-barang tahan lama yang digunakan secara langsung atau tidak langsung

dalam kegiatan penjualan. Fixtures pada toko harus direncanakan, tidak hanya berdasarkan pada nilai

saja, tetapi juga berdasarkan nilai estetikanya.

5. Wall Textures (tekstur dinding atau tembok)

Dapat menimbulkan kesan tertentu pada konsumen dan dapat membuat dinding lebih menarik.

6. Temperature (suhu udara)

Temperature di dalam toko dapat mempengaruhi suasana hati dan kenyamanan konsumen.

7. Width of Aisles (lebar jarak)

Jalan yang lebar dan tidak berdesakan akan menciptakan atmosphere yang baik dan konsumen akan

merasakan kenyamanan sehingga ia akan menghasilkan waktu yang lebih lama di toko tersebut.

8. Dressing Facilities (fasilitas ruang ganti)

Suatu toko dapat memberikan fasilitas kamar ganti yang sangat mengutamakan privasi.

9. Vertical Transportation (alat transportasi ke antar lantai)

Suatu toko yang memiliki beberapa tingkat lantai, harus memperhatikan sarana transportasi vertical

yang dapat berupa escalator, lift, atau tangga untuk dapat memudahkan konsumen dan memberikan

kenyamanan.

10. Dead Area (area berbahaya)

Merupakan suatu ruangan didalam toko dimana display yang normal tidak dapat diterapkan, karena

akan terasa janggal. Misalnya : pintu toilet, vertical transportation, dan sudut ruangan. Pengelola toko

harus memanfaatkan daerah berbahaya ini untuk menempatkan barang-barang pajangan yang dapat

memperindah ruangan, seperti : tanaman,cermin, dan lukisan.

11. Store Personel(pramuniaga)

Page 30: Skripsi Atmosfir Toko

Karyawan maupun pramuniaga yang sopan , ramah, berpenampilan menarik dan mempunyai

pengetahuan yang memadai tantang priduk yang dijual dalam meningkatkan citra perusahaan dan

loyalitas konsumen dalam memilih toko itu sebagai tempat berbelanja.

12. Level or Service

Suatu toko dapat menggunakan self service atau self selection. Jika suatu toko menggunakan self

selection, maka barang-barang dagangan ditampilkan sedemikian rupatanpa bantuan store personel.

Sedangkan jika suatu toko menggunakan store service, maka pembeli tidak saja dapat memilih sendiri,

tetapi dapat juga membawa barang-barang yang akan dibelinya di tempat check out.

13. Merchandise (barang dagangan)

Perusahaan harus merumuskan mengenai variasi, warna, ukuran, kualitas, lebar kedalaman produk yang

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

14. Price level and Display (tingkat harga dan pajangan)

Harga barang dagangan suatu toko dapat memberikan suatu kontribusi dalam dua cara. Pertama,

tingkat harga bang dagangan menghasilkan persepsi dari konsumen terhadap suatu toko, kedua cara

suatu toko memajang harga barang dagangan adalah hal yang vital di dalam suatu atmosphere.

15. Cash register (kasir)

Penentuan lokasi cash register mempunyai peran yang penting dalam efesiensi operasi suatu toko. Oleh

karena itu, pihak penglola toko harus memutuskan yang berkaitan dengan masalah kasir yang harus

memadai agar konsumen tidak terlalu lama antri untuk melakukan proses pembayaran, selain itu

penentuan lokasi kasir yang harus ditempatkan di lokasi strategis untuk menghindari kemacetan

konsumen yang keluar masuk toko.

Page 31: Skripsi Atmosfir Toko

16. Technology (teknologi)

Teknologi suatu toko dan modernisasi dari bangunan dan perabotan juga mempunyai dampak pada

atmosphere. Pengelola toko harus dapat membuat sistem yang dapat melayani konsumen secanggih

mungkin.

17. Cleanliness (kebersihan)

Kebersihan merupakan hal yang terpenting pada suatu toko, karena kebersihan dapat menjadi suatu

pertimbangan yang utama bagi konsumen untuk mengunjungi suatu toko.

2.1.3.4  Store layout (tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari Jalan/gang di dalam

toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk berlalu-lalang, serta fasilitas toko seperti

kelengkapan ruang ganti yang baik dan nyaman.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam layout suatu toko menurut Berman dan Evans antara lain:

1. Allocation on Floor Space

Dalam suatu toko, ruangan yang ada harus dilokasikan untuk : 1. (Selling Space/Penjualan), Ruangan

untuk memajang barang dagangan. 2. (Merchandise Space/Barang dagangan), Ruangan yang disediakan

untuk penyimpanan barang-barang yang akan dipajang. 3. (Personel Space/Karyawan), Ruangan yang

disediakan untuk memenuhi kebutuhan karyawan, seperti tempat untuk beristirahat atau makan. 4.

(Customer Space/Konsumen), Ruangan yang digunakan untuk memberikan kenyamanan pada konsumen

untuk meningkatkan citra suatu toko.

Page 32: Skripsi Atmosfir Toko

2. Product Grauping (pengelompokan barang)

Dalam pengklasifikasian product Grouping ada empat tipe pengelompokan yang dapat diterapkan yaitu :

Fungsional, Motivasi pembelian, Segmen pasar, dan cara-cara penyimpanannya.

3. Traffic Flow (arus lalu lintas dalam toko)

Ada empat dasar penentuan arus lalu lintas didalam toko yang mempunyai fungsi dan kegunaan yang

berbeda, yaitu : 1. Straight (Grid) Traffic Flow, Merupakan pola layout dimana semua rak diatur

menyerupai garis-garis perabot toko dan barang-barang yang pada rak tersebut bertindak sebagai

penghalang dalam lalu lintas konsumen dan karyawannya. 2. Curving(Free Flow), Pola layout, dimana

memungkinkan konsumen membentuk pola sendiri yang tidak terstruktur dalam menelusuri jalan dalam

toko. Pola ini sangat tepat diterapkan pada shopping goods dan speciality goods, dimana konsumen

dapat melakukan proses menemukan, membandingkan, memilih produk dalam suasana lebih santai.

Sehingga dapat mempermudah konsumen saat melakuan kegiatan belanja. 3. Pola pop, Merupakan

suatu pola layout yang serupa dengan Free low, tetapi leih teratur dengan membentuk rak-rak display

yang mengeliingi area pembelanjaan, sehingga semua bagian menghadapkan area tersebut. 4. Butik,

Pola layout yang relatif baru, biasanya pola ini digunakan untuk menata merek tertentu atau bagian

terkenal yang dibuat untuk suatu gaya hidup tertentu.

4. Space atau Merchandise Category (katagori barang dagangan)

Merupakan ruangan yang disediakan untuk memajang setiap katagori produk berdasarkan jenis barang,

ukuran, dan manfaat produk tersebut.

Page 33: Skripsi Atmosfir Toko

5. Department Location (penyusunan barang menurut departemennya)

Lokasi setiap department harus ditentukan oleh toko yang terdiri dari beberapa lantai. Prosedur ini

terdiri dari : penentuan katagori produk mana yang harus ditempatkan di lantai tertentu dan juga layout

untuk setiap lantai.

6. Arrangement Within Departement

Produk yang di pajang dalam suatu departemen harus ditata dengan baik, misalnya produk yang paling

banyak mendapat keuntungan, memperoleh tempat yang paling baik, dan produk yang di jual

berdasarkan ukuran, harga,warna, serta dikelompokan berdasarkan minat konsumen.

2.1.3.5   Interior point of purchase display (area pembelian dalam toko)

Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Tujuan

utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba bagi toko. Interior POP display menurut

Berman dan Evans terdiri dari :

1. Assortment Display

Barang-barnag diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pilihan pada konsumen. Dalam

Assortment Display terdiri dari : 1). Open Assortment untuk mendisplay barang-barang missal seperti

customer goods yang biasanya dipajang di rak-rak terbuka. 2). Close Assortment untuk mendisplay

barang dalam jumlah sedikit, bentuknya kecil atau mudah pecah atau mudah rusak.

2. Theme Setting Display (tema dekorasi pajangan)

Pihak pengelola toko dapat menggunakan tema-tema tertentu dalam suatu event atau peringatan untuk

menciptakan suatu atmosphere atau display tertentu. Pihak toko dapat merancang suatu dekorasi atau

meminta karyawannya untuk berpakaian sesuai dengan tema yang berlaku.

Page 34: Skripsi Atmosfir Toko

3. Ensemble Display (pajangan ansambel)

Adalah sesuatu yang dapat memadukan berbagai macam barang pada beberapa departemen didalam

toko. Display bentuk ini menelompokkan barang dalam katagori yang terpisah misalnya, display tempat

tidur, terdiri dari kasur, bantal, seprai, selimut, dan sebagainya.

4. Rack Display and Case Display (pajangan rak dan laci)

Rak mempunyai suatu fungsi untuk memajang dan meletakkan barang dagangan secara rapi. Case

Display biasanya digunakan untuk memajang barang yang cukup barat dibandingkan barang pada Rack

Display.

5. Cut Case and Dump Bins

Cut case adalah kotak yang digunakan untuk membawa atau membungkus barang yang mempunyai

ukuran kecil di pajang dengan kotak pembungkusnya. Dums bins adalah kotak yang berisi tumpukan

barang yang telah diturunkan harganya.

6. Posters, Signs, and Cards (poster, spanduk dan banner)

Poster, spanduk dan banner merupakan tanda-tanda yang bertujuan untuk memberikan informasi

tentang lokasi barang didalam toko, iklan dapat mendorong konsumen dalam membeli barang, iklan

promosi barang yang baru, diskon khusus, dan tanda-tanda pemberitahuan lain yang ingin disampaikan

barang itu kepada konsumen.

7. Mobile

Merupakan tipe display yang dapat bergerak pada umumnya diganti, mempunyai tujuan yang sama

dengan posters, signs, dan cards tetapi lebih menarik untuk dilihat dan juga lebih mencolok.

Page 35: Skripsi Atmosfir Toko

8. Wall Decoations (dekorasi dinding)

Pada suatu toko dapat menggunakan dekorasi tembok yang dikombinasikan dengan poster, warna

tembok dan lain sebagainya yang dapat membuat atmosfer suatu toko lebih menarik.

Tabel 2.1

Elemen-elemen Store Atmosphere

Exterior General interior Store Layout Interior POP Display

Store Front Marquee Entrance Window Display High and size of the

building Visibility Uniqueness Surrounding area Surrounding stores Parking facilities Congestion

- Flooring- Colors and lighting- Scent and sounds- Fixtures - Wall Textures- Temperature- Width of Aisles- Dressing Facilities- Vertical Transportaion- Dead Area- Store Personel- Level or Service- Merchandise- Price level and Display- Cash Register- Technology- Cleanliness

Allocation Floor Space Product Grouping Traffic Flow Space or Merchadise Category Department Location Arrangmenwithin Departement

AssortmentDisplay Theme Setting display Ensemble Display Rack Display and Case

Display Cut Case and Dump Bins Posters,Sign, and Card Mobile Wall Decoration

Sumber:Berman & Evan, yang dikutip oleh Alma (2004:455)

2.1.3.6 Tujuan Store Atmosphere

Ketika retailer hendak menata atau menata ulang sebuah toko, pihak perusahaan haruslah

memperhatikan tiga tujuan. Menurut Levy dan Weitz ( 2004 : 45) tujuan dari store atmosphere adalah

sebagai : 1. Suasana lingkungan toko harus konsisten dengan citra toko dan strategi secara keseluruhan.

2. Membantu konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. 3. Ketika membuat suatu keputusan

Page 36: Skripsi Atmosfir Toko

mengenai desain, para manager harus mengingat mengenai biaya yang diperlukan dengan desain

tertentu yang sebaiknya sesuai dengan dan yang dianggarkan.

2.1.4     Harga 

Harga suatu barang dan jasa merupakan penentu bagi permintaan pasar.Harga dapat

mempengaruhi posisi persaingan antar perusahaan dan juga bisa mempengaruhi market share-nya.

Harga suatu barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan karena itu harga

merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

2.1.4.1 Pengertian Harga

Menurut Kotler dan Armstrong (2003:430), sebagai berikut : “Harga adalah sejumlah uang yang

dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan

manfaat dari menilai atau menggunakan barang atau jasa”.

Dalam penelitian ini, harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli kepada penjual

untuk memperoleh sejumlah barang. Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan dalam

penetapan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain:

1. Mendapatkan laba maximum.

Dalam praktek, terjadinya harga di tentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen,

semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan harga yang lebih tinggi. Dengan

demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maximal sesuai dengan kondisi

yang ada.

Page 37: Skripsi Atmosfir Toko

2. Mendapatkan pengembalian investasi yang di targetkan atau pengembalian pada pada penjualan bersih.

Harga dapat di capai penjualan di maksudkan pula untuk menutup investasi secara berangsur. Dana

yang di pakai untuk mengembalikan invetasi hanya bisa di ambil dari laba perusahaan dan laba ini hanya

bisa di peroleh bila mana harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya.

3. Mencegah atau mengurangi persaingan.

Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat di lakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini

dapat diketahui bila mana para penjual menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh karena itu

persaingan mungkin di lakukan tanpa melalui kebijaksanaan harga, tetapi dengan servis lain. Persaingan

itu disebut persaingan bukan harga (Non Price Competition).

4. Mempertahankan atu memperbaiki market share.

Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bilamana kemampuan dan kapasitas produksi

perusahaan masih cukup longgar, disamping juga kemampuan di bidang lain seperti bidang pemasaran,

keuangan dan sebagainya.

Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing

perusahaan tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam

menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan. Misalnya pemilihan tujuan berorientasi pada laba

mengundang mereka bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para pesaing.

Menurut Kotler (2005:160), perusahaan yang biasanya tidak menetapkan hanya satu harga

melainkan struktur penetapan harga yang mencerminkan perbedaan dalam permintaan dan biaya

Page 38: Skripsi Atmosfir Toko

geografis, tuntutan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan, frekuensi pengiriman, jaminan,

kontrak perbaikan dan faktor-faktor lain. Sebagai akibat dari pemberian diskon, potongan harga dan

dukungan promosi, suatu perusahaan jarang merealisasikan laba yang sama dari setiap unit yang

dijualnya.

Berikut ini merupakan beberapa strategi penyesuaian harga.:

1.      Penetapan Harga Geografis 

Penetapan harga geografis melibatkan perusahaan tersebut memutuskan bagaimana cara

menetapkan harga produknya untuk konsumen yang berbeda di lokasi dan negara yang berbeda.

Berikut ini merupakan beberapa metode umum yang digunakan dalam penentuan harga geografis.:

a. Barter: Barte melibatkan pertukaran barang-barang secara langsung tanpa uang dan tanpa keterlibatan

pihak ke tiga.

b. Kesepakatan kompensasi: penjual menerima sekian persen pembayaran dalam bentuk tunai dan sisanya

dalam bentuk produk.

c. Persetujuan pembelian kembali: penjual menjual pabrik, peralatan atau atau teknologi ke negara lain

dan setuju untuk menerima produk yang dihasilkan dengan peralatan yang dipasok tersebut sebagian

bagian dari pembayaran.

d. Imbal beli: penjual menerima pembayaran penuh dalam bentuk tunai tetapi setuju untuk menggunakan

sebagian besar uang tersebut di negara tadi dalam ukuran waktu yang ditetapkan.

2.                     Diskon dan Potongan Harga 

Kebanyakan perusahaan umumnya akan menyesuaikan daftar harganya dan memberikan

diskon serta potongan (discount and allowances) untuk pembayaran yang lebih cepat, pembelian dalam

Page 39: Skripsi Atmosfir Toko

jumlah besar, dan pembelian di luar musim. Table berikut menjelaskan bentuk diskon dan potongan

harga.

Table 2.2

Diskon dan Potongan Harga

Diskon Tunai Penurunan harga bagi pembeli yang segera membayar tagihan. Contoh yang lazim adalah “2/10, net 30”, yang berarti bahwa pembayaran akan jatuh tempo dalam 30 hari, dan bahwa pembeli tersebut dapat mengurangkan 2%dengan membayar tagihan tersebut dalam 10 hari.

Diskon kuantitas Penurunan harga bagi orang yang membeli dalam jumlah besar. Contoh yang lazim adalah $10 perunitdibawah 100 unit,$9 per unit untuk 100 unit atau lebih. Diskon kuantitas harus ditawarkan sama untuk semua konsumen dan tidak boleh melebihi penghematan biaya yang diperoleh penjual. Diskon tersebut dapt ditawarkan untuk masing-masing pesanan yang dilakukan untuk jumlah unit yang dipesan selama kurung waktu tertentu.

Diskon fungsional Diskon (juga disebut siskon dagang [trade discount]), ditawarkan produsen kepada anggota-anggota saluran perdaganganjika mereka melakukan fungsi tertentu, seperti menjual, menyimpan, atau melakukan pencatatan. Produsen harus menawarkan diskon fungsional yang sama dalam masing-masing saluran.

Diskon musiman Penurunan harga untuk orang yang membeli barang atau jasa di luar musimannya. Hotel, motel dan perusahaan

Page 40: Skripsi Atmosfir Toko

penerbangan menawarkan diskon musim pada masa-masa penjualan yang lambat.

Potongan Pembayaran ekstra yang dirancang untuk memperoleh partisipasi penjual ulang (reseller) dalam program khusus. Potongan harga tukar tambah (trade-in allowances) diberikan kepada orang yang mengembalikan barang lama ketika membeli barang baru. Potongan harga promosi (promotional allowances)memberikan imbalan kepada penyalur karena berperan serta dalam program periklanan dan dukungan dalam penjualan.

Sumber Kotler (2005:160)

3.         Penetapan Harga Promosi

Perusahaan dapat menggunakan beberapa tehnik penetapan harga untuk merangsang pembelian

awal. Berbagai strategi yang dilakukan antara lain:

a. Penetapan harga pemimpin rugi (loss learder pricing). Pasar swalayan dan toko serba ada sering

menurunkan harga merek-merek terkenal untuk merangsang lalu lintas penjualan selanjutnya. Produsen

merek pemimpin rugi biasanya akan merasa keberatan karena pabrik ini dapat melunturkan citra merek

tersebut dan juga dapat mendapatkan keluhan dari pengecer yang mengenakan harga biasa.

b. Penetapan harga peristiwa khusus (special- event pricing). Penjual akan menetapkan harga khusus pada

musim-musim tertentu untuk menarik lebih banyak konsumen.

c. Rabat tunai (cash rabetes). Perusahaan mobil dan perusahaan barang konsumen lainnya menawarkan

rabat tunai untuk mendorong pembelian produk-produk produsen dalam satu kurung waktu yang telah

ditentukan. Rabat dapat membantu menghabiskan persediaan tanpa memotong harga biasa yang telah

ditentukan.

Page 41: Skripsi Atmosfir Toko

d. Pembiayaan berbunga rendah (low-interest financing). Sebagai ganti dari menurunkan harga,

perusahaan tersebut dapat menawarkan pembiayaan berbunga rendah kepada konsumennya.

e. Masa pembayaran yang lebih lama (longer payment terms). Penjual khususnya bank hipotik dan

perusahaan mobil, memperpanjang pinjaman untuk periode yang lebih lama dan dengan demikian,

menurunkan cicilan bulanan.

f. Garansi dan kontrak perbaikan (warranties and service). Perusahaan dapat meningkatkan penjualan

dengan menambahkan garansi atau kontrak perbaikan gratis atau berbiaya rendah.

g. Diskon psikologis (psychological discounting). Strategi ini melibatkan penetapan harga yang pura-pura

ditinggikan dan kemudian menawarkanya sebagai penghematan yang lumayan besar, misalnya sebesar

$359, sekarang $299.

Strategi penetapan harga promosi sering merupakan permintaan kalah-menang (zero-sum game).

Kalau strategi tersebut berhasil, pesaing akan menirunya dan strategi itu kehilangan efektivitasnya. Jika

strategi itu tidak berhasil, perusahaan membuang-buang uang yang mestinya dapat digunaka untuk alat

pemasaran lainnya, seperti meningkatkan mutu produk dan layanan atau memperkokoh citra produk

melalui iklan.

4.      Penetapan harga diskriminasi 

Diskriminasi harga (discriminatory princing) terjadi apabila sesuatu perusahaan menjaul produk

atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara propesional.

Dalam diskriminasi harga tingkat pertama, penjual tersebut mengenakan harga terpisah untuk masing-

masing konsumen bergantuk pada intensitas permintaannya. Dalam diskriminasi harga tingkat kedua,

penjual tersebut mengenakan harga yang lebih murah kepada pembeli yang membeli dalam jumlah

Page 42: Skripsi Atmosfir Toko

besar. Dalam diskriminasi harga tingkat ketiga, penjual tersebut mengenakanharga yang berbeda

kepada kelompok pembeli yang berbeda.

5.      Penetapan harga bauran produk 

Logika penetapan harga harus dirubah apabila produk tersebut adalah bagian dari bauran produk.

Dalam hal ini, perusahaan mencari beberapa harga yang memaksimalkan laba dari seluruh bauran

produk. Penetapan harga sulit diperoleh karena berbagai produk memiliki saling keterkaitan permintaan

dan biaya yang d pengaruhi berbagai tingkat persaingan yang berbeda.

2.1.5    Perilaku Konsumen

             Dalam perkembangan dunia usaha saat ini, perusahaan yang memproduksi barang/jasa

menempatkan konsumen sebagai pusat perhatian. Berbagai upaya dilakukan agar memperoleh respon

yang positif di pasar. Persaingan yang sangat ketat pun menuntut perusahaan untuk terus melakukan

riset pasar mengenai keinginan dan kebutuhan konsumen yang dinamis.

Beberapa konsumen mungkin akan melakukan pembelian ulang suatu merek apabila dia sudah

merasa loyal, dan tugas dari pemasar adalah mempertahankan konsumen yang loyal dengan terus

menghasilkan produk yang inovatif agar konsumen tidak merasa bosan dengan produk itu-itu saja,

sehingga konsumen tidak beralih ke produk lain. Tapi beberapa dari mereka membeli suatu produk

hanya karena kebiasaan saja, disini pemasar harus memperhatikan saluran distribusinya, jangan sampai

produk sulit ditemukan. Apabila prduk yang dibutuhkan tidak ada di pasaran, konsumen akan mencari

merek produk lain yang sesuai dengan kebutuhannya.

Perilaku konsumen adalah pembelajaran mengenai bagaimana keputusan seseorang untuk

menggunakan sumber-sumber yang didapat yang berhubungan dengan pola konsumsinya. Termasuk

Page 43: Skripsi Atmosfir Toko

pembelajaran mengenai apa yang mereka beli, dimana mereka membelinya, kapan merek membelinya,

seberapa sering mereka membelinya dan seberapa sering mereka menggunakannya

(Schiffman,Kanuk,1997;Kanhasiri,2005).

Pemasar harus menyadari bahwa keefektifan peneyesuaian keinginan konsumen akan langsung

mempengaruhi profitabilitas mereka. Semakin mereka mengerti faktor-faktor yang mendasari perilaku

konsumen. Mereka akan semakin mampu mengembangkan strategi pemasaran efektif untuk memenuhi

kebutuhan konsumen (Assael,1997;Kanhasiri,2005).

2.1.5.1 Keputusan Konsumen

             Tingkat semua keputusan pengambilan keputusan konsumen menerima (atau membutuhkan)

tingkat pencarian informasi yang sama. Jika semua keputusan pembelian membutuhkan usaha yang

besar, maka pengambilan keputusan konsumen akan merupakan proses melelahkan yang menyita

waktu. Sebaliknya, jika semua pembelian sudah merupakan hal rutin, maka akan cenderung

membosankan dan hanya sedikit memberikan kesenangan atau sesuatu yang baru

(Schiffman&Kanuk,2007).

Definisi keputusan menurut pemahaman yang paling umum, yaitu: seleksi terhadap dua pilihan

alternatif atau lebih.

Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk (2005:487) mengemukakan beberapa aliran pemikiran

yang menggambarkan pengambilan keputusan konsumen dengan cara yang berbeda, dengan istilah

model konsumen. Model konsumen menurut empat pandangan, yaitu:

Page 44: Skripsi Atmosfir Toko

1. Pandangan Ekonomi. Untuk berperilaku rasional dalam arti ekonomi, seorang konsumen harus

mengetahui semua alternatif produk yang tersedia, mampu memeringkat setiap alternatif secara tepat

dari sudut keuntungan dan kerugiannya, serta mampu mengenali satu alternatif yang terbaik.

2. Pandangan Pasif. Dalam pandangan ini, para konsumen dianggap sebagai pembeli yang menurutkan

kata hati dan irasional, siap menyerah kepada tujuan, usaha promosi dan kekuasaan pemasar.

3. Pandangan Kognitif. Model kognitif memfokuskan kepada proses konsumen mencari dan menilai

informasi mengenai merek dan saluran ritel yang dipilih.

4. Pandangan Emosional. Dalam kenyataannya, setiap konsumen mungkin menghubungkan perasaan yang

mendalam atau emosi dengan berbagai pembelian atau kepemilikan sesuatu.

 

2.1.5.2 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh

adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Selanjutnya jika sudah disadari adanya

kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang

diinginkannya. Dari berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi atas alternatif-

alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Dengan

menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk

dibeli. Dengan dibelinya merek produk tertentu, proses evaluasi belum berakhir karena konsumen akan

melakukan evaluasi pasca pembelian (past purchases evaluation). Proses evaluasi ini akan menentukan

apakah konsumen merasa puas atau tidak atas keputusan pembeliannya. Seandainya konsumen merasa

puas, maka kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali pada masa depan akan terjadi,

sementara itu jika konsumen tidak puas atas keputusan pembeliannya, dia akan mencari kembali

berbagai informasi produk yang dibutuhkannya. Proses itu akan terus berulang sampai konsumen

merasa terpuaskan atas keputusan pembeliannya (Sutisna,2003).

Page 45: Skripsi Atmosfir Toko

Namun, para konsumen tidak selalu melewati seluruh lima urutan tahap ketika membeli produk.

Mereka bisa melewati atau membalik beberapa tahap (Kotler,2007). Seperti yang terlihat pada gambar

2.3

 

Gambar 2.3

Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap

2.1.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen

             Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan

psikologis (Kotler, Keller,2007). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian,

karena pengaruh potensial perilaku konsumen tidaklah terbatas. Bagaimana pun juga, pemasar harus

Page 46: Skripsi Atmosfir Toko

mengerti pengaruh yang paling tepat. Dengan melakukan itu, mereka akan menyesuaikan usaha

pemasarannya dalam meraih keuntungan pengaruh-pengaruh ini sebagai cara memuaskan konsumen

dan pemasar sendiri (Kanhasiri,2005).

a. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan

penentu keinginan dan perilaku paling dasar (Kotler,2007). Sebagai contohnya adalah, budaya timur dan

budaya barat.

Pemasar internasional menginterpretsikan bahwa budaya timur selalu mencerminkan kebersamaan

dan keramahan, maka mereka berusaha menginformasikan produknya dengan tema yang tidak jauh dari

itu. Sedangkan untuk budaya barat yang mencerminkan kemajuan, invidualisme serta kebebasan, maka

pemasar mengkampanyekan produknya dengan tema serupa.

Pemasaran lintas budaya muncul dari riset pemasaran yang cermat, yang menyingkapkan bahwa

relung etnis dan demografik yang berbeda tidak selalu menanggapi dengan baik iklan pasar-massal

(Kotler 2007).

b. Faktor Sosial

Di dalam faktor sosial terdapat kelompok acuan, keluarga, peran dan status. Kelompok acuan

seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut (Kotler,2007).

Keluarga merupakan organisasi pembelian yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota

keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh (Kotler,2007).

Peran memiliki posisi yang kita rasa, kita pegang atau rasa yang lain yang harus kita yakini saat

menghadapi lingkungan berkelompok. Posisi ini membawa tanggungjawab penting untuk dimengerti

bahwa anggung jawab mungkin, dalam kenyataannya, aka diterima dan tidak diacuhkan bahkan tidak

Page 47: Skripsi Atmosfir Toko

diterima oleh yang lain. Dengan menghadapi hal-hal tersebut, akan membantu menaikan statusnya

dimata orang lain (Kanhasiri,2005).

c. Faktor Pribadi

Orang membeli produk/jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Pekerjaan seseorang

mempengaruhi pola konsumsinya. Pilihan produk pun dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.

Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang dapat mempengaruhi

perilaku pembeliannya (Kotler,2007).

d. Faktor Psikologi

Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk

menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat proses psikologis penting, yaitu

motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori secara fundamental mempengaruhi tanggapn konsumen

terhadap berbagai rangsangan penawaran.

2.1.5.4 Faktor-Faktor Situasional

             Situasi merupakan perbandingan mengenai waktu dan tempat yang dilengkapi oleh satu atau

lebih banyak orang dalam mengidentifikasi situasi terhadap kepentingan potensial. Berdasarkan

penelitian lain mengenai faktor situasi dalam mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian-penelitian mengenai faktor situasional telah banyak dilakukan dan

membuktikkan bahwa peranan situasional dalam pengambilian keputusan sangat berguna bagi pemasar

untuk menjadi dasar dalam pengembangan strategi bisnis. Pengertian  situasi menurut Belk (1974),

merupakan keseluruhan faktor pada suatu waktu dan tempat tertentu dari pengamatan yang tidak

berasal dari pengetahuan personal (intra-individu) dan atribut rangsangan (pilihan alternatif), serta

mempunyai pengaruh yang terlihat dan sistematis terhadap perilaku saat ini.

Page 48: Skripsi Atmosfir Toko

Belk mengidentifikasi lima karakteristik pembelian dan konsumsi situasional yang mungkin mempengaruhi perilaku pembelian konsumen sebagai berikut:

1. Social surrounding (lingkungan sosial) adalah pengaruh orang lain terhadap aktivitas konsumen, yang meliputi faktor-faktor seperti: kehadiran orang lain, karakteristik orang-orang yang hadir pada situasi tersebut, peranan nyata orang-orang yang hadir, dan interaksi interpersonal.

2. Physical surrounding (lingkungan fisik) yaitu aspek-aspek lingkungan fisik dan ruang yang nyata yang mencakup aktivitas konsumen. Para peneliti telah menemukan bahwa stimuli seperti warna, suara, cahaya, cuaca, dan pengaturan ruang dari orang dan objek lain mempengaruhi perilaku konsumen. Lingkungan fisik (Physical Surrounding) mempengaruhi persepsi konsumen melalui mekanisme penglihatan, pendengaran, penciuman dan sentuhan. Pengaturan lingkungan fisik ini sangat penting dalam upaya membangun citra. Jika toko eceran ingin mendapatkan citra yang baik, maka pengaturan lingkungan fisik ini sangat penting. Misalnya jika lingkungan di gedung udaranya panas, maka konsumen tidak akan merasa nyaman. Contoh lain misalnya jika pengaturan tata letak rak pajangan (Shelf) tidak teratur menurut kategori produk, sehingga konsumen merasa kesulitan mencari produk yang diinginkan, maka hal itu akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan pula. Dimensi – dimensi physical surrounding meliputi :

a) Pengaruh Musik Pada Pembeli

Penelitian yang dilakukan oleh Milliman (1982), yang meneliti mengenai dampak jenis musik yang diputar didalam toko. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika diputar musik berirama rendah, orang-orang cenderung bergerak lebih lambat, dan begitu pula sebaliknya (tapi bukan berarti ketika tidak diputar musik kemudian orang berhenti bergerak). Jadi, irama musik berdampak pada pergerakan orang-orang yang ada didalam toko. Jika dilihat hasil penjualannya, penjualan meningkat 38% ketika diputar musik dangan irama yang lambat. Hal ini membuktikan bahwa pada suasana yang tenang dan santai membuat orang lebih tenang dan menikmati suasana.

b) Pengaruh kesesakan pada konsumen

Suasana sesak terjadi ketika seseorang merasakan pergerakan dia terbatas karena ruang yang terbatas. Kesesakan dapat terjadi apabila terlalu banyak orang sementara ruang yang tersedia terbatas. Atau sebenarnya ruang yang luas tetapi juga pengunjung juga sangat banyak. Kesesakan dalam ruangan biasanya berhubungan dengan pengaturan ruangan dalam toko. Toko yang kecil, akan sulit menyediakan ruang yang luas untuk pergerakan konsumen. Secara intuitif, konsumen menginginkan ruang yang luas untuk pergerakannya didalam toko. Konsumen akan merasakan kenyamanan yang kurang ketika masuk kedalam toko yang penuh sesak. Kesesakan dalam ruangan menimbulkan beberapa dampak pada perilaku konsumen dalam berbelanja. Mungkin saja konsumen mengurangi waktu berbelanjanya karena tidak tahan dengan ruang yang penuh sesak, atau juga mungkin saja konsumen akan mengurangi komunikasi dengan penjaga toko, meningkatkan kegelisahan pembeli, kepuasan belanja yang lebih rendah, dan mungkin juga menurunkan citra toko. Konsumen yang berada dalam keadaan kesesakan akan bertindak tidak rasional dan melakukan sesuatu tindakan bukan atas nama dan

Page 49: Skripsi Atmosfir Toko

kehendak pribadi, tetapi atas nama kelompok yang merasakan kesesakan. Atribut-atribut pribadi menjadi hilang yang ada adalah identitas kelompok.

c)           Pengaruh Lokasi Toko, Layout Toko Dan Atmosfir Toko

      Lokasi toko dimana toko itu dibangun akan sangat mempengaruhi minat masyarakat

untuk mengunjungi toko tersebut. Faktor penting yang harus menjadi pertimbangan

adalah wilayah perdagangan yang membatasi suatu kota. Toko sebaiknya didirikan

pada wilayah perdagangan yang ramai dan luas. Pendirian toko ditempat dimana

tidak ada aktivitas perdagangan sangat sulit diharapkan akan dikunjungi oleh

masyarakat. Ketika konsumen mengunjungi sebuah toko, tata letak rak pajangan

didalam toko akan mempengaruhi perilaku pengunjung. Penempatan item produk

secara berkesinambungan berdasarkan kategori produk akan juga mempengaruhi

perilaku konsumen.

      Atmosfir dalam toko juga mempengaruhi konsumen. Pengertian atmosfir lebih luas

dari sekedar layout toko, tetapi meliputi hal-hal yang bersifat luas seperti

tersedianya pengatur udara (AC), tata ruang toko, penggunaan warna cat,

penggunaan jenis karpet, warna karpet, bahan-bahan rak penyimpanan barang,

bentuk rak, dan lain-lain. Dengan demikian, atmosfir toko merupakan karakteristik

secara keseluruhan dari sebuah toko.

3. Time / temporal perspective (pespektif waktu) merupakan dimensi situasi yang dapat dispesifikasikan kedalam unit waktu dari situasi, misal kejadian tertentu ketika perilaku pembelian terjadi (hari, bulan, musim). Waktu juga dapat diukur secara relatif pada kejadian di masa lalu atau di masa mendatang, misal waktu ketika pembelian terakhir. Terdapat tiga sudut pandang mengenai waktu. Pertama, waktu yang dipakai oleh individu yaitu bagaimana seseorang menghabiskan waktunya. Kedua, waktu sebagai produk yaitu bagaimana unsur waktu (daya tahan, kecepatan proses) dipertimbangkan dalam membeli suatu produk. Ketiga, waktu sebgai variabel situasional. (Mowen:1995).

Page 50: Skripsi Atmosfir Toko

4. Task definition (definisi tugas) merupakan alasan mengapa aktivitas konsumsi oleh konsumen berlangsung, dan dapat dikatakan sebagai tujuan atau sasaran yang dimiliki konsumen dalam situasi tertentu. Dengan kata lain. dapat juga dikatakan bahwa hal ini merupakan maksud atau prasyarat untuk memilih, berbelanja atau mendapatkan informasi mengenai pembelian umum atau spesifik.

5. Antecedent state (pernyataan anteseden) merupakan perasaan (mood) sementara, seperti rasa cemas atau gembira atau kondisi yang dibawa konsumen ke dalam situasi, seperti kondisi pada saat memegang uang tunai. Antecedent state lebih dekat hubungannya dengan keadaan individu konsumen. Artinya kondisi yang dialami dalam diri konsumen akan menyebabkan tindakan-tindakan tertentu.

2.1.7    Minat Beli

             Para retailer sebenarnya tidak banyak mengetahui tentang apa yang dalam pikiran konsumen

pada waktu sebelum, sedang, dan setelah membeli. Perilaku konsumen tersebut melibatkan suatu

pemahaman atas minat (interest), yaitu muncul rasa tertarik terhadap objek yang dikenakan usaha

pemasaran tersebut. Menurut Kotler (2000:633) “ Minat belanja adalah munculnya kebutuhan dan

keinginan serta ketertarikan konsumen terhadap produk yang di tawarkan’’ Adapun definisi minat beli

menurut McCarthy (2002:298), adalah

“ Stimulation of buying is an impulse generates from someone to buy a product or service in order to

fulfill his needs” yang artinya minat beli merupakan dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk

membeli barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya.

Minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan

keinginan konsumen untuk melakukan pembelian (Kotler 2002: 15). Beberapa pengertian dari minat beli

adalah sebagai berikut:

1. Minat dianggap sebagai sebuah ‘perangkap’ atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang

mempengaruhi perilaku.

2. Minat juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemampuan untuk mencoba.

Page 51: Skripsi Atmosfir Toko

3. Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.

4. Minat berhubungan dengan perilaku yang terus-menerus.

Jadi, minat beli konsumen merupakan suatu keadaan dimana konsumen merasa tertarik akan

suatu produk dan berkeinginan untuk memilikinya dengan cara membeli setelah adanya usaha-usaha

pemasaran yan telah di lakukan oleh pemasar.

Pada saat konsumen akan membeli produk pasti akan memperhatikan dengan seksama perihal

produk yang akan di belinya. Hal- hal yang di perhatikan misalnya mengenai produk itu sendiri, merk,

harga, dan kemasan dari produk tersebut.

Unsur-unsur yang meliputi minat beli konsumen adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan

Yaitu hasil dari perolehan yang di dapatkan melalui usaha yang dilakukan oleh seseorang, yang biasanya berbentuk nilai materil yang dapat di ukur, pendapatan merupakan hal yang sangat penting di dalam melakukan suatu pembelian, karena apabila pendapatan tidak sesuai dengan yang diinginkan maka tidak akan terjadi transaksi pembelian.

2. Tersedianya Ruang dan waktu (Convenienct Location and Hours)

Yaitu tingkat kemudahan konsumen untuk menjangkau lokasi toko dan waktu berbelanja. Bagi konsumen yang sibuk mereka berharap efisien waktu berbelanja yang dapat meminimalkan waktu seperti fast check outs (proses pembayaran cepat), kemudahan dalam memarkir kendaraan, mendapatkan pertolongan yang lebih dari petugas penjualan dan katalog service center.

3. Suasana Toko (Store Atmosphere)

Yaitu kesadaran penjual yang dirasakan konsumen pada saat berbelanja sehingga diharapkan menumbuhkan minat beli. Suasana yang tepat mempengaruhi konsumen untuk berbelanja, artinya ada kesesuaian antara barang yang dijual dengan interior ruangan dan perbedaan suasana antar satu bagian dengan bagian yang lain.

4. Barang Dagangan (Merchandise)

Yaitu kesesuaian kebutuhan konsumen dengan barang yang ditawarkan penjual. Konsumen biasanya menginginkan variasi atau adanya pilihan dari perbedaan macam-macam barang sesuai dengan tujuan dan pilihan konsumen. Konsumen berharap tidak hanya menemukan variasi dari perbedaan tipe

Page 52: Skripsi Atmosfir Toko

barang, tetapi juga menemukan bermacam-macam perbedaan warna, merek, style, mode, dan ukuran untuk masing-masing penilaian dan pilihan individu.

5. Harga (Price)

Yaitu harga jual yang diinginkan konsumen sesuai dengan nilai barang dan jasa yang ditawarkan penjual. Suatu barang dipandang mahal atau murah oleh konsumen ataupun penjual tergantung kepada kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing pihak, sehingga untuk mendapatkan harga yang tepat bagi kedua belah pihak perlu penyesuaian harga dengan nilai barang yang dijual. Karena itu konsumen mengharapkan harga jual yang ditawarkan penjual sesuai dengan nilai barang yang dibelinya. Nilai sangat berkaitan dengan utilitas produk, kualitas produk, harga produk, pelayanan, serta manfaat sehingga dapat menciptakan suatu minat beli konsumen.

6. Informasi dan Interaksi Pribadi (Information and Personal Interaction)

Yaitu informasi tentang barang yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan hubungan sumber daya manusia yang dimiliki penjual dengan konsumen berlangsung dengan baik. Sebagian konsumen menginginkan penjual menyediakan informasi yang mendetail mengenai produk, karakteristik, dan penggunaannya.

7. Pelayanan (Service)

Yaitu jenis kegiatan pelayanan penjual yang diinginkan konsumen sesuai dengan barang dan transaksi, misalkan: memberikan kredit, pengantaran barang, pemasangan, dan cara-cara lain yang ditujukan supaya lebih menarik bagi konsumen.

Minat beli berbeda dengan keputusan pembelian. Perbedaan tersebut secara sederhana dapat

dikatakan dalam setiap keptusan pembelian adanya suatu minat beli. Sedangkan dalam minat beli

belum tentu berakhir dengan keputusan pembelian. Jadi suatu minat beli dapat berakhir dengan

keputusan pembelian atupun juga tidak.

Jika seseorang akan membeli produk, maka dengan sendirinya akan memasuki tahap- tahap

model respon AIDA yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire(keinginan), dan Action

(tindakan).

Page 53: Skripsi Atmosfir Toko

Menurut Kotler yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh, Roni A Rusli, dan Benyamin Molan

(2002:632), model respon AIDA adalah :

Gambar 2.4

Model AIDA

Model AIDA terdiri dari :

1. Attention, adalah mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli merupakan tahap awal proses

keputusan pembelian

2. Interest, adalah menciptakan dan menumbuhkan rasa tertarik pada diri calon pembeli. Pada saat inilah

peranan promosi sangat di utamakan

3. Desire, setelah mendapatkan perhatian dan rasa tertarik, maka selanjutnya dikembangkan rasa ingin

(keinginan) untuk membeli dari calon pembeli

4. Action adalah melakukan tindakn pembelian pada arah keputusan pembelian oleh para calion pembeli.

Dalam model respon AIDA, minat beli termasuk dalam tahap kedua yaitu tahap interest (minat).

Minat pada seseorang akan menunjukkan kencenderungan untuk memusatkan perhatian pada objek

yang menariknya. Dalam tahap ini minat dapat menciptakan dan menumbuhkan rasa tertarik pada diri

Page 54: Skripsi Atmosfir Toko

calon pembeli. Jadi minat merupakan kecenderungan seseorang untuk merasa senang atau tiadak

senang, tertarik atau tidak tertarik, memilih atau tidak memilih terhadap suatu objek.

2.2       Kerangka Pemikiran

             Perusahaan ritel dalam hal ini minimarket sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan

masyarakat terutama di kota-kota besar di Indonesia, seakan-akan tidak bisa lepas dari kegiatan sehari-

hari. Alfamart merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ritel yang

menyediakan produk-produk kebutuhan masyarakat sehaari-hari, ditunjang dengan sifat konsumerisme

masyarakat Indonesia sehingga Alfamart mampu membuat minat serta daya beli konsumen Indonesia

meningkat.

Konsumen akan tertarik dan berminat untuk melakukan pembelian terhadap berbagai produk

yang ditawarkan oleh perusahaan, apalagi bila perusahaan tersebut mempunyai stimulus yang penting

sehingga semakin meningkatkan minat membeli dari masyarakat, seperti suasana toko yang nyaman

dan harga yang menarik.

Store atmosphere merupakan salah satu stimulus penting dari retailing mix yang mampu

mempengaruhi kepuasan dan minat beli, karena konsumen tidak hanya memberiakan respon terhadap

produk yang tersedia, tetapi juga pada suasana toko yang di ciptakan oleh retailer pada saat melakukan

kegiatan berbelanja. Perilaku belanja adalah perilaku yang membutuhkan suasana hati yang

menyenangkan, semakin bisa membuat suasana toko yang menggairahkan dengan tata letak, warna

toko hingga alunan musik, semakin bisa menarik pengunjung untuk bertransaksi ( Taufik Amir, 2005:26 ).

Page 55: Skripsi Atmosfir Toko

Hubungan store atmosphere dengan minat beli menurut Kotler dalam jurnalnya (1973-1974)

“coined the term atmospherics to describe various visual (color, brightness, size, shape), aural (volume,

pitch), olfactory (scent, freshness), and tactile (softness, smoothness, temperature) dimensions of a store

that can influence the purchase probabilities of consumers". Suasana toko akan menciptakan berbagai

dimensi untuk menggambarkan visual (warna, kecerahan, ukuran, bentuk), pendengaran (pitch,

volume), penciuman (aroma, kesegaran), dan perasa (kelembutan, kehalusan, suhu) dimensi dari toko

yang dapat mempengaruhi probabilitas membeli konsumen.

Suasana toko bukan hanya menjadi pelengkap dari salah satu strategi bauran ritel, tetapi lebih

dari itu merupakan bagian yang terpenting yang akan menjadi alasan bagi seorang konsumen untuk

berkunjung ke ritel. Atmosphere harus menghadirkan nilai positif dari tingkah laku pembelian, hal ini

diperlukan karena adanya pengaruh situasi yang membentuk emosi dari konsumen dalam melindungi

keputusan dari sikap menghindar atau meninggalkan tempat ritel menurut Stoltman, Jeffrey J, Fred W,

dan Anglin Linda K, dalam jurnalnya An investivigation of Retail Shopping situasions, International

Journal of Retail & Distribution Management (pp 145-153)

Selain factor-faktor tersebut, harga juga merupakan salah satu faktor penentu dalam

meningkatkan kepuasan dan menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian pada suatu toko

atau produk.. Zeithmal (1988) menyatakan bahwa harga merupakan sesuatu yang dikorbankan oleh

konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Dodds (1991) menyatakan bahwa konsumen akan

membeli suatu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka. Pendapat dari Sweeney, et

al (1998) juga menyatakan hal yang serupa bahwa dalam membeli suatu produk, konsumen tidak hanya

mempertimbangkan kualitasnya saja, tetapi juga memikirkan kelayakan harganya. Penelitian dari Sri

Raharso, (2005 ) membuktikan bahwa harga yang dirasakan oleh konsumen berpengaruh untuk

menimbulkan minat beli.

Page 56: Skripsi Atmosfir Toko

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suasana toko (store atmosphere), dan harga

terhadap minat beli konsumen. Serta menganalisis variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan

terhadap minat beli konsumen.

Berdasarkan kerangka pemikiran dan teori-teori diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa

suasana toko (store atmosphere), dan harga memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen . Dari

uraian diatas dapat digambarkan hubungan antara Variabel sebagai berikut :

Gambar 2.5

Paradigma Penelitian

2.3       Hipotesis Penelitian

            Berdasarkan pada kerangka pemikiran di atas dapat diambil sebuah hipotesis yaitu:

Page 57: Skripsi Atmosfir Toko

“Adanya pengaruh suasana toko (store atmosphere) dan harga terhadap minat beli konsumen di

toko alfamart cabang margahayu raya Bandung”

Selanjutnya yang menjadi hipotesis parsial adalah sebagai berikut:

1. Adanya pengaruh langsung antara suasana toko (store atmosphere) terhadap minat beli konsumen di

toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung.

2. Adanya pengaruh langsung antara harga terhadap minat beli konsumen di toko Alfamart cabang

Margahayu Raya Bandung.

3. Adanya pengaruh tidak langsung antara suasana toko (store atmosphere), terhadap minat beli

konsumen melalui harga di toko alfamart cabang Margahayu Raya Bandung.

4. Adanya pengaruh tidak langsung antara harga terhadap minat beli konsumen melalui harga di toko

Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1       Metode Penelitian yang Digunakan

Metode yang digunakan penulis dalam peneliatian ini adalah penelitian survey (survey research),

menurut Kerlinger (1973) yang dikutip oleh Sugiono (2005:7), penilitian survey yaitu penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang

diambil dari populai tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-

hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Page 58: Skripsi Atmosfir Toko

Aspek-aspek yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaitu store atmosphere

sebagai variabel independent (X1), harga sebagai variabel independent (X2) dan minat beli konsumen

sebagai variabel dependen (Y).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih ( independent) tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak

membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan

variabel yang lain (sugiyono, 2008:53).

Sedangkan sifat penelitian yang digunakan adalah verifikasi, yaitu membuktikan adanya pengaruh

store atmosphere dan price terhadap minat beli konsumen di toko Alfamart. Setelah mengidentifikasi

masalah yang akan dibahas dalam penelitian, maka variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti

dijabarkan dalam operasionalisasi variabel.

3.2       Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel

3.2.1    Definisi Variabel & pengukurannya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji variabel independen (X1) store atmosphere,

independen (X2) harga dan minat beli konsumen sebagai variabel dependen (Y).

Pengertian store atmosphere (X1) menurut Bucharri Alma (2007:60) mendefinisikan sebagai

berikut:

“Atmosphere adalah suasana toko yang meliputi berbagai tampilan interior, ekterior, tata letak,

lalu lintas internal toko, kenyamanan, udara, layanan musik, seragam pamuniaga, pajangan barang

yang membuat daya tarik bagi konsumen dan membangkitkan keinginan membeli”.

Sedangkan definisi harga (X2) menurut Kotler dan Armstrong (2003:430) sebagai berikut:

Page 59: Skripsi Atmosfir Toko

“Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang

konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari menilai atau menggunakan barang atau

jasa”.

Sedangkan pengertian minat beli (Y) menurut Buchari, Alma (2002; 214) minat beli dapat didefinisikan sebagai berikut:

“Minat beli konsumen merupakan serangkaian unsur-unsur yang mencerminkan hasrat dan keinginan konsumen”.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert merupakan digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial . Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian (Riduwan, 2008:20).

3.2.2    Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel dan indikator variabel disusun untuk memberikan pemahaman akan

konstruk yang dipergunakan pada penelitian ini. Untuk lebih jelasanya mengenai konsep serta indikator

untuk masing-masing varibel beserta pengukuranya, semuanya dijabarkan pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Sub Variabel Indikator Ukuran Skala

Store Atmosphere

(X1)

meliputi berbagai tampilan interior, ekterior, tata letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan, udara, layanan music, seragam pamuniaga, pajangan barang yang membuatdaya tarik bagi konsumen dan membangkitkan

Exterior Pintu masuk

Fasilitas parkir

Warna dan pencahayaan

Tingkat kelebaran pintu masuk

Tingkat keleluasaan parker

Tingkat kualitas penerangan

Tingkat kesesuaian musik yang di sajikan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Page 60: Skripsi Atmosfir Toko

keinginan membeli. Bucharri Alma (2007:60)

General Interior

Store Layout

Interior POP display

Aroma dan bunyi

Pengelompokan barang

Arus lalu lintas toko

Pajangan rak dan laci

Dekorasi dinding

Tingkat ketepatanPenempatan barang

Tingkat kemudahanLalu lintas toko

Tingkat kerapihan penempatan

Tingkat kemenarikan dekorasi dinding

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Harga (X2) sejumlah uang yang

dibayarkan atas

barang dan jasa,

atau jumlah nilai

yang konsumen

tukarkan dalam

rangka

mendapatkan

manfaat dari menilai

atau menggunakan

barang atau jasa.

Kotler & Armstrong

(2003:430)

Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi

Penetapan diskon dan potongan harga

Penetapan harga promosi

Penetapan harga bauran produk

Daftar harga dan memberikan diskon bagi konsumen

Kesesuaian harga promosi bagi konsumen

Kesesuaian harga bauran produk

Tingkat daftar harga diskon bagi konsumen

Tingkat potongan harga diskon yang ditawarkan

Tingkat Kesesuaian harga promosi bagi konsumen

Tingkat kesesuaian mutu

Tingkat Kesesuaian harga bauran produk

Tingkat Kesesuaian harga produk yang ditawarkan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Page 61: Skripsi Atmosfir Toko

Kesesuaian harga produk yang ditawarkan

Ordinal

Minat Beli Konsumen

(Y)

Suatu proses psikologis yang dilalui konsumen unuk melakukan pembelian (Tjetjep, Djatrika, 2007)

Tahap perhatian (attention)

Tahap ketertarikan (interest)

Tahap berhasrat / berniat (desire)

keyakinan konsumen mengenai kualitas suatu merek produk

keyakinan konsumen mengenai desain produk yang menarik

keyakinan konsumen mengenai kemasan produk yang menarik

keyakinan konsumen mengenai bentuk produk yang menarik

keyakinan konsumen mengenai harga yang relatif terjangkau

Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi

Tingkt keyakinan konsumen mengenai kualitas suatu merek produk

Tingkat keyakinan konsumen mengenai desain produk yang menarik

Tingkat keyakinan konsumen mengenai kemasan produk yang menarik

Tingkat keyakinan konsumen mengenai bentuk produk yang menarik

Tingkat keyakinan konsumen mengenai harga yang relatif terjangkau

Tingkat kekuatan produk yang dapat mendorong minat beli konsumen

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Page 62: Skripsi Atmosfir Toko

kekuatan produk yang dapat mendorong minat beli konsumen

Ordinal

3.3       Populasi, Sampel, Ukuran Sampel dan Teknik Sampling

3.3.1    Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen

toko Alfamart cabang Margahayu Raya bandung.

3.3.2    Sampel dan Ukuran Sampel

            Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,

2002:73). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen dari berbagai kalangan usia

dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah anggota sampel yang

paling tepat digunakan dalam penelitian tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Makin

Page 63: Skripsi Atmosfir Toko

besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan dan sebaliknya, makin

kecil tingkat kesalahan maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan  (Sugiyono,

2002:79).

Penentuan ukuran sampel responden dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin

sebagai berikut:

Dimana: n = Jumlah Sampel Minimum

N = Jumlah populasi

e = Persen kelonggaran atau ketidaktelitian.

Besarnya populasi adalah konsumen yang berkunjung ke toko Alfamart cabang Margahayu Raya

Bandung dalam waktu satu minggu, dalam sehari rata-rata 460 orang, maka dalam 7 hari sebanyak 3220

orang (7 x 460 = 3220). Maka dari data tersebut ukuran sampel sebagai berikut :

yang diketahui dari perhitungan untuk mengetahui ukuran sampel dengan tingkat kelonggaran

sebesar 10% (0,1) sehingga sampel yang diambil untuk mewakili populasi tersebut sebesar:

Dari perhitungan diatas dapat disebutkan bahwa jumlah sampel untuk penelitian ini sebayak 97

responden.

Page 64: Skripsi Atmosfir Toko

3.3.3    Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah teknik nonprobability sampling, yang

menurut Sugiyono (2008:120) teknik nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel.

Penyusun akan menggunakan insidental sampling, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok

sebagai sumber data (Sugiyono, 2008:122)

3.4       Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1.      Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari penelitian lapangan dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu pengamatan yang langsung dilakukan pada objek penelitian untuk memperoleh

data yang diperlukan.

2. Wawancara, yaitu suatu teknik yang digunakan dengan cara melakukan tanya jawab untuk

memperoleh data mengenai gambaran umum dari perusahaan yang diteliti dan data yang

berhubungan dengan masalah penelitian.

3. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi angket

atau daftar pertanyaan kepada konsumen untuk diisi. Data yang dilakukan yang ditunjukan

kepada konsumen untuk memperoleh data – data umum yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

2.      Data Sekunder

Page 65: Skripsi Atmosfir Toko

Data yang diperoleh dari berbagai sumber yang memiliki kaitan dengan masalah penelitian, melalui studi

literatur.

3.4.1    Uji validitas dan Reliabilitas

3.4.1.1 Uji validitas

            Penelitian yang valid adalah hasil penelitian yang memiliki kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:172).

Untuk menganalisis keterkaitan antarvariabel, perlu diukur besarnya nilai koefisien korelasi.

Untuk data yang berjenis interval dan rasio digunakan alat analisis korelasi product moment

(Suliyanto,2005).

Dimana :

= koefisien korelasi

n = Jumlah responden

∑ = Jumlah dari pengamatan nilai X

∑ = Jumlah dari pengamatan nilai Y

Page 66: Skripsi Atmosfir Toko

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r

INTERVALKOEFISIEN

INTERVAL HUBUNGAN

0.00 – 0.199 Sangat rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.00 Sangat kuat

Sumber:Sugiyono(2008: 234)

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran dari suatu responden

ke responden lain atau dengan kata lain sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak

menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut  (Juanim,2009). Pengujian

reliabilitas dilakukan dengan teknik Alfa Cronbach, yaitu untuk jenis data interval atau essay.

3.5       Metode Analisis yang Digunakan

             Dalam melakukan analisis data penyusun mencoba memecahkannya dengan menggunakan

Metode Analisis Kuantitatif, yaitu suatu metode yang menggunakan analisis statistik.

3.5.1        Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi atau pengaruh variabel bebas

(independen) terhadap variabel tergantung (dependen), baik pengaruh secara langsung maupun

Page 67: Skripsi Atmosfir Toko

pengaruh tidak langsung melalui hubungan dengan variabel bebas lainnya (Suliyanto:2005) sedangkan

menurut Juanim (2004:17) yang menyatakan dalam bukunya bahwa analisis jalur adalah bagian dari

model regresi yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antar satu variabel

dengan variabel yang lainnya.

Jadi analisis jalur akan dilakukan bila variabel terikat memiliki baik pengaruh secara langsung

maupun tidak langsung terhadap variabel bebas sehingga menimbulkan hubungan sebab akibat. Dalam

hal ini variabel bebas yaitu suasana toko (store atmosphere) dan harga sedangkan variabel terikat yaitu

minat beli konsumen.

Metode path analysis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penghitungan

koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi, model diagram jalur yang digunakan dalam

analisis jalur yang dalam kata lainnya adalah diagram jalur (path diagram). Dimana diagram jalur adalah

alat untuk melukiskan secara grafis, struktur hubungan kausalitas antar variabel independent dan

dependent. Digram jalur dari penelitian ini sebagai berikut :

Page 68: Skripsi Atmosfir Toko

Gambar 3.1Diagram jalur

Keterangan :

X1 = Variabel store atmosphere (suasana toko) / variabel independent

X2 = Variabel harga / variable independent

Y = Variabel minat beli / variabel dependent

p(rho) = Koefisien masing-masing variabel independent

pyx1 = Pengaruh tidak langsung variabel X1 terhadap Y

pyx2 = Pengaruh tidak langsung variabel X2 terhadap Y

pyx1 = Pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y

pyx2= Pengaruh langsung variabel X2 terhadap Y

rx2x1= hubungan korelasional variabel X1 terhadap X2

3.6       Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

Untuk mengetahui hubungan variabel X terhadap variabel Y yaitu dengan melakukan pengujian

hipotesis simultan dan hipotesis parsial, sebagai berikut:

Page 69: Skripsi Atmosfir Toko

3.6.1    Uji Hipotesis Simultan

             Uji hipotesis secara simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel secara

keseluruhan (Juanim,2009:64).

= = 0; artinya tidak terdapat pengaruh antara store atmosphere (X1) dan price (X2) secara simultan terhadap

minat beli (Y)

= ≠ 0; artinya terdapat pengaruh antara store atmosphere (X1) dan price (X2) secara simultan terhadap minat

beli (Y)

Selanjutnya untuk menghitung nilai F secara manual dapat menggunakan rumus F berikut ini:

(Sumber : Riduwan, Drs. M.B.A dan DR. Engkos Achmad Kuncoro, S.E., M.M, 2008:117)

Dimana :

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sampel

Maka, jika disimpulkan :

- Jika F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel maka H0 diterima, artinya tidak signifikan

- Jika F hitung lebih besar atau sama dengan F tabel maka H0 ditolak, artinya signifikan

Page 70: Skripsi Atmosfir Toko

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa koefisien korelasi ganda tersebut signifikan atau dapat

diberlakukan pada populasi dimana sampel diambil.

Jika dalam pengujian signifikansi dengan menggunakan program SPSS version 17.0 for Windows

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig (0.05 > Sig), maka H0

ditolak H1 diterima artinya signifikan.

- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig (0.05 < Sig, maka H0

diterima dan H1 ditolak artinya tidak signifikan.

3.6.2    Pengujian Hipotesis Parsial

Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel

(Juanim,2009:62).

1) Uji hipotesis secara langsung antara variabel X1 dengan X2

Ho : = 0; artinya tidak terdapat hubungan korelasional antara store atmosphere (X1) terhadap harga (X2)

Ha : ≠ 0; artinya terdapat hubungan korelasional antara store atmosphere (X1) terhadap harga (X2)

2) Uji hipotesis secara tidak langsung antara variabel X1 dengan Y

Ho : = 0; artinya tidak terdapat pengaruh antara store atmosphere (X1) terhadap minat beli (Y)

Ha : ≠ 0; artinya terdapat pengaruh antara store atmosphere (X1) terhadap minat beli (Y)

3) Uji hipotesis secara tidak langsung antara variabel X2 dengan Y

Page 71: Skripsi Atmosfir Toko

Ho : = 0; artinya tidak terdapat pengaruh antara harga (X2) terhadap minat beli (Y)

Ha : ≠ 0; artinya terdapat pengaruh antara harga (X2) terhadap minat beli (Y)

Berdasarkan hipotesis statistik maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan uji T. Rumusnya

adalah sebagai berikut:

Dimana:

n = jumlah sampel

r = nilai korelasi parsial

k = variabel

Apabila pengujian telah dilakukan maka hasil pengujian tersebut dibandingkan

dengan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika > maka Ho ditolak

b. Jika < maka Ho diterima

Dibawah ini merupakan cara perhitungan untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung dan

tidak langsung dalam analisis jalur :

Tabel 3.3Rumus Manual Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Pengaruh Langsung (DI) Pengaruh Tidak Langsung (IE)

Pengaruh Total (TE)

X1 ke Y ; pyx1

X2 ke Y ; pyx2

X1 melalui X2 ke Y; pyx1 . pyx2

TE11 = DEyx1 + IEyx1

TE12 = Deyx2 + IEyx2

Page 72: Skripsi Atmosfir Toko

X2 melalui X1 ke Y ;

pyx2 . pyx1

(Sumber : Juanim, 2004:24)

PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASUNDAN2011

KUESIONER

Kepada :

Yth. Pelanggan Toko Alfamart

Di Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penelitian mengenai “Pengaruh Store Atmosphere dan Harga terhadap Minat Beli 

Konsumen di Toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung”, saya sebagai mahasiswa FE Universitas

Pasundan Bandung bermaksud untuk mengumpulkan data dari para pelanggan minimarket Alfamart.

Sehubungan dengan itu, saya mohon bantuan Ibu/Bapak/Saudara/I berkenan meluangkan sedikit

waktu untuk mengisi kuesioner ini. Atas partisipasi dan kerjasama dalam pengisian kuesioner ini saya

ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Page 73: Skripsi Atmosfir Toko

Luvi Purnama 064010096

PETUNJUK PENGISIAN :

Mohon kepada bapak/ibu atau saudara/i untuk mengisi pertanyaan dibawah ini dengan member tanda

check list pada kolom yang dianggap paling sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

Rancangan Kuisioner

Karakteristik responden

Petunjuk pengisian :

Anda dimohonkan memberikan tanda check list (√) pada tempat yang disediakan.

1. Jenis kelamin anda?

Perempuan Laki-laki

2. Usia anda ?

31 – 35 tahun 20 – 30 tahun Kurang dari 20 tahun

Lebih dari 40 tahun 36 – 40 tahun

3. Jenjang pendidikan terakhir anda ?

SMP SD SMA/SMK

Lainlain Magister/S2 Akademi/perguruan tinggi/SI

4. Pengeluaran anda tiap bulan ?

Rp 500.000 - Rp 1.000.000 Kurang dari 500.000

Lebih dari Rp 1.500.000 Rp 1.100.000 – Rp 1.500.000

5. Pekerjaan anda saat ini ?

Wiraswasta Ibu rumah tangga Pelajar/Mahasiswa

Pegawai negeri/TNI Karyawan/Karyawati

6. Berapa kali anda mengunjungi toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung dalam satu minggu ?

4 – 6 kali 1 – 2 kali

2 – 4 kali > 6 kali

KUESIONER

Page 74: Skripsi Atmosfir Toko

Store Atmosphere (suasana toko) di toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung

1 Exterior Bagaimana menurut anda, lebar pintu masuk Alfamart

Bagaimana keluasan sarana parkir yang disediakan Alfamart

Sangat lebar

Sangat

Luas

Lebar

Luas

Cukup lebar

Cukup Luas

Kurang lebar

Kurang Luas

Tidak lebar

Tidak Luas

2 General Interior

Bagaimana kualitas penerangan, pencahayaan dan warna interior dinding di Alfamart

Bagaimana ketepatan background music dan aroma toko yang di sajikan Alfamart

Sangat terang

Sangat tepat

Terang

Tepat

Cukup terang

Cukup Tepat

Kurang terang

Kurang Tepat

Tidak terang

Tidak tepat

Page 75: Skripsi Atmosfir Toko

3 Store Layout

Bagaimana ketepatan dalam pengelompokan barang yang ada di Alfamart

Bagaimana kemudahan arus lalu lintas di dalam Alfamart

Sangat tepat

Sangat

mudah

Tepat

Mudah

Cukup tepat

Cukup mudah

Kurang tepat

Kurang mudah

Tidak tepat

Tidak mudah

4 Interior POP display

Bagaimana susunan pajangan rak dan laci di Alfamart

Sangat tersusun

Tersusun Cukup tersusun

Kurang tersusun

Tidak tersusun

Bagaimana kemenarikan dekorasi dinding yang ada di Alfamart

Sangat menarik

Menarik

Cukup menarik

Kurang menarik

Tidak menarik

Harga di toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung

1 Penetapan harga dan potongan harga

Apakah daftar harga sangat membantu anda dalam memilih produk dengan kisaran harga yang di inginkan

Sangat membantu

Membantu

Cukup membantu

Kurang membantu

Tidak membantu

Page 76: Skripsi Atmosfir Toko

Apakah anda lebih berminat membeli produk di Alfamart ketika produk tersebut pada saat diskon

Sangat

berminat Berminat

Cukup berminat

Kurang berminat

Tidak berminat

2 Penetapan harga promosi

Harga promosi yang ditawarkan Alfamart sangat menarik

Harga promosi yang ditawarkan Alfamart sesuai dengan kenyataan

Sangat menarik

Sangat sesuai

Menarik

Sesuai

Cukup menarik

Cukup sesuai

Kurang menarik

Kurang sesuai

Tidak menarik

Tidak sesuai

3 Penetapan harga bauran produk

Rata-rata harga produk Alfamart relatif

Sangat tepat

Tepat Cukup tepat

Kurang tepat

Tidak tepat

Minat beli konsumen di toko Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung

1 Attention Bagaimana tingkat keyakinan anda mengenai kualitas suatu merek produk di

Sangat yakin

Yakin Cukup yakin

Kurang yakin

Tidak yakin

Page 77: Skripsi Atmosfir Toko

toko Alfamart

2 Interest Bagaimana tingkat keyakinan anda mengenai desain produk yang menarik di toko Alfamart

Bagaimana tingkat keyakinan anda mengenai kemasan produk yang menarik di toko Alfamatr

Bagaimana tingkat keyakinan anda mengenai bentuk produk yang menarik di toko Alfamatr

Sangat yakin

Sangat yakin

Sangat yakin

Yakin

Yakin

Yakin

Cukup yakin

Cukup yakin

Cukup yakin

Kurang yakin

Kurang yakin

Kurang yakin

Tidak yakin

Tidak yakin

Tidak yakin

Page 78: Skripsi Atmosfir Toko

3 Desire Bagaimana tingkat keyakinan anda mengenai harga yang relatif terjangkau di toko Alfamatr

Bagaimana tingkat kekuatan anda mengenai produk yang dapat mendorong minat beli konsumen di toko Alfamatr

Sangat yakin

Sangat

kuat

Yakin

Kuat

Cukup yakin

Cukup kuat

Kurang yakin

Kurang kuat

Tidak yakin

Tidak kuat

Saran anda untuk Alfamart cabang Margahayu Raya Bandung ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………