a comprehensive guidanceprogram - k 1

Upload: new-hour-variant

Post on 04-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nice program BK comprehensive

TRANSCRIPT

Program bimbingan dan konseling komprehensif : Dasar teoritis dan struktur organisasiKurikulum Bimbingan Tujuan kurikulum bimbingan.Asumsi dalam konsep program komprehensif berdasarkan bimbingan dan konseling adalah mempelajari secara sistematis dari kebutuhan siswa (secara berurutan) sebelum kita mendeksripsikan program secara menyeluruh dari kurikulum bimbingan , pertama-tama perlu mengetahui apa itu kurikulum, dan apa dasar dari kurikulum.Squires (2005;3) berpendapat bahwa kurikulumsebagai salah satu dokumen yang menggambarkan pentingnya hasil dari proses pembelajaran disekolah, kemudian kurikulum merupakan sebuah rancangan yang mengumpulkan data tentang pentinya pengajaran.Dasar dari kurikulum menurut Squires (2005;3) adalah sebuah kurikulum berdasarkan standarisasi. Standarisasi biasanya menggambarkan kemampuan siswa sesuai tingkatannya. Dalam bimbingan dan konseling standarnya mempelajari tentang karir,akademik dan pribadi sosial serta mengidentifikasi sikap, kepercayaan, pengetahuan dan kemampuan dari siswa hingga kelas 12.Strategi pengimplementasian dari kurikulum bimbingan adalah dengan mengerti kebutuhan siswanya (berdasarkan tingkatannya) dan kegiatannya serta memahami kebutuhan siswa di sekolah dam masyarakat. Terdapat beberapa strategi dalam pengimlementasian adalah sebagai berikut: Kegiatan di kelas: Konselor sekolah mengajar berkolaborasi dengan pihak lain atau mendukung pengajaran dari kegiatan pembelajaran kurikulum bimbingan di kelas guru juga terlibat di dalamnya. Kegiatan seperti ini dapat dilakukan di kelas ruang bimbingan atau di fasilitas sekolah yang lain Aktifitas sekolah : Konselor sekolah mengorganisir dan melakukan kegiatan berkelompok secrara besar-besaran seperti Hari karir dan pendidikan serta pemberian informasi tentang perguruan tinggi serta pendidikan kejuruan.Meskipun tanggung jawab konselor sekolah meliputi organisasi dan melaksanakan bimbingan, kerjasama dan dukungan pada seluruh fakultas dan staf yang diperlukan adalah keberhasilan pelaksanaan. Ditekankan juga bahwa orang tua atau wali diundang hadir untuk memberikan masukan kepada kurikulum bimbingan yang diajarkan di sekolah anak-anak mereka, memperkuat pembelajaran dari kurikulum bimbingan agar dapat diterapkan juga di rumah.Ruang lingkup kurikulum dan rangkaian desain : Sebuah perspektif teori pembelajaran. Pemilihan domain yang akan anda gunakan dalam kurikulum bimbingan dan mengidentifikasi kompetensi untuk disertakan dalam setiap domain, mengingat asumsi berikut tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia:1. Perkembangan individu adalah proses kemajuan terus menerus dan berurutan (tetapi belum tentu terganggu atau seragam) terhadap peningkatan efektivitas dalam pengelolaan dan penguasaan lingkungan untuk kepuasan psikologi dan kebutuhan sosial.2. Tahap, atau tingkat, perkembangan individu pada suatu titik tertentu adalah terkait dengan sifat dan akurasi persepsi mereka, tingkat kompleksitas konseptualisasi mereka, dan tingkat perkembangan selanjutnya dan arahan. Tidak ada individu dalam lingkungan pendidikan berada pada titik nol dalam perkembangannya: Harus ada beberapa perubahan secara relatif dan tidak mutlak dari satu titik perubahan.3. Perubahan perkembangan positif adalah langkah-langkah potensial ke arah pencapaian tujuan tingkat tujuan yang lebih tinggi. Hubungan ini saling menyatakan bahwa pencapaian pada tahap pertumbuhan tertentu dipandang sebagai sarana untuk pengembangan lebih lanjut dan bukan sebagai hasil akhir.4. Variabel lingkungan atau situasional memberikan dimensi eksternal dari perkembangan individu. Pengetahuan, Pemahaman, keterampilan, sikap, nilai-nilai, dan aspirasi adalah produk dari interaksi variabel eksternal ini yang menjadi ciri individu.5. proses pembelajaran pembangunan bergerak dari tingkat awal kesadaran dan perbedaan (Persepsi), ke tingkat berikutnya hubungan konseptualisasi dan makna (konseptualisasi), ke tingkat tertinggi konsistensi dan efektivitas perilaku oleh evaluasi internal dan eksternal (Generalisasi)Tugas utama dari bimbingan dalam pengembangan kurikulum adalah untuk mengatur tata letak dan kompetensi siswa sehingga mereka mengikuti urutan ruang lingkup dan argumen secara teoritis. Catatan konsep persepsi, konseptualisasi dan generalisasi yang dibahas dalam 5 asumsi . Konsep-konsep ini dapat sebagai garis bimbingan sebagai dokumen penting. Berikut ini adalah pembahasan rinci konsep-konsep ini dan bagaimana mereka berfungsi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup dan urutan kompetensi siswa dari TK sampai kelas 12 (Wellman dan Moore 1975)Perceptualization. Kompetensi pada tingkat ini menekankan lingkungan dan diri. Sebagian besar keunggulan dan keterampilan memusatkan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari lingkungan dan diri. Pengetahuan dan keterampilan yang paling relevan adalah mereka yang membutuhkan individu dalam membuat keputusan peran kehidupan yang sesuai dan dalam merespon tuntutan sekolah dan lingkungan sosial. Perhatian adalah langkah pertama menuju pengembangan kompetensi dan kematangan minat, sikap, dan nilai.di tingkat persepsi mencerminkan akurasi persepsi, kemampuan untuk membedakan dan unsur keterampilan dalam menjalankan fungsi disesuaikan dengan tingkat perkembangan individu. Kompetensi pada tingkat ini diklasifikasikan dalam dua kategori utama: orientasi lingkungan dan orientasi diriKompetensi orientasi lingkungan menekankan kesadaran individu dan akuisisi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan peran hidup dan untuk menguasai tuntutan pengaturan kegiatan kehidupan karir. Kompetensi pada tingkat ini pada dasarnya kognitif secara alami dan belum tentu telah diinternalisasikan sejauh individu menempel makna pribadi untuk pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh. Misalnya individu dapat memperoleh kemampuan belajar yang tepat dan pengetahuan, tetapi tidak berarti bahwa mereka akan menggunakan keterampilan dan pengetahuan dalam perilaku belajar mereka. Namun, pengetahuan dan keterampilan tersebut dianggap prasyarat untuk membuat keputusan yang berorientasi-pertumbuhan dan untuk mengatasi ekspektasi lingkungan dipandang sebagai langkah pertama dalam individu pembangunan, terlepas dari apakah implementasi berikutnya muncul. Tujuan utama dan berlaku universal bimbingan adalah pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan individu untuk memahami dan memenuhi harapan sekolah dan lingkungan sosial dan untuk mengenali nilai yang mendasari batas sosialKompetensi di bidang self-orientation memusatkan perhatian pada perkembangan self-perception yang lengkap dan tepat. Salah satu aspek dari kesadaran diri yang tepat adalah pengetahuan seseorang tentang kemampuan, bakat, minat, dan nilai. Merupakan bagian integral dari identitas adalah kemampuan individu untuk memahami dan menerima cara-cara yang mereka sama dan berbeda dari orang lain. Perhatian keputusan kehidupan karir dan tuntutan yang relevan dengan penyesuaian langsung dan perkembangan masa depan dianggap `prasyarat untuk memahami hubungan antara diri dan lingkungan. Kesadaran dan mungkin pemahaman tentang perasaan dan motivasi sangat erat kaitannya dengan evaluasi diri dari perilaku, dengan pembentukan sikap dan nilai-nilai, dan dengan sukarela, berdasarkan modifikasi perilaku rasional. Tujuan dari bimbingan pada tingkat ini adalah untuk membantu individu membuat penilaian yang akurat tentang diri sehingga mereka dapat berhubungan secara realistis dengan lingkungan mereka dalam keputusan dan tindakan mereka. dengan demikian, tujuan bimbingan pada tingkat ini juga pengembangan individu kesadaran diri dan diferensiasi sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat dan penguasaan perilaku dalam peran, pengaturan dan peristiwa kehidupan merekaTingkat Konseptualisasi gerakan individu menuju tujuan yang diinginkan secara sosial sesuai dengan potensi mereka untuk dikembangkan. Kompetensi ini merupakan indikator kecenderungan arah yang tercermin dalam pilihan, keputusan dan rencana individu diharapkan untuk membuat dalam menata perjalanan pendidikan, pekerjaan, dan pertumbuhan sosial mereka. Perolehan pengetahuan dan keterampilan yang tercakup dalam kompetensi dalam kategori in, imeskipun kebutuhan untuk mendapatkan pilihan dan keputusan bisa dijadikan sebagai suatu stimulus awal untuk mengingat persepsi kompetensi. misalnya, siswa kelas sembilan mungkin diperlukan untuk membuat pilihan kurikulum yang memiliki pengaruh pada pendidikan sekolah tinggi pasca serta aspirasi pekerjaan. Kebutuhan untuk membuat pilihan yang tepat pada titik ini dapat merangsang jika mengacu pada persepsi diri dan lingkungan hidup baik persepsi serta analisis yang cermat dari hubungan antara kedua. Sejauh ini dari, keterkaitan dan saling ketergantungan kompetensi persepsi dan konseptual menghalangi pembentukan kategori saling terpisah. Selain itu, konsep rangkaian perkembangan menunjukkan adanya keterkaitan. Setiap pilihan yang dapat menentukan arah pembangunan masa depan dianggap mewakili kecenderungan arah pada bagian dari individu. Selain itu, konsep rangkaian perkembangan menunjukkan keterkaitan. Setiap pilihan yang dapat menentukan arah pembangunan masa depan dianggap mewakili kecenderungan arah pada bagian dari individu dan kompetensi yang terkait dengan pilihan seperti begitu diklasifikasikan. Kompetensi dalam sub kategori terdiri dari konsitensi minat dan nilai dan manisfestasi sikap yang sesua dengan minat yang ada dan nilai. Contoh pelajar SMA diharapkan meningkatkan minatnya (terukur) meliputi kegiatan dan objek yang akan ditingkatkan. Konsep perilaku adaptif terkait konsep perilakunya dalam lingkungannya sendiri yang di diambil dari lingkungan dan dalam permasalahan dari interaksi individu satu dengan yang lain. Perilaku adaptif sama dengan minat dan keahliah individu dalam mengatur lingkungan sosialnya untuk memenuhi kebutuhannya, dan menyelesaikan masalah. Terdapat 2 jenis perilaku adaptif yang pertama individu menetukan batasan sikap untuk mengontrol lingkungan mereka dengan cara meneyeleksi, yang kedua individu memodifikasi sikap dalam lingkungan unrtuk memenuhi kebutuhan mereka dan memenuhi permintaan eksternal.Perilaku adjestive sama dengan kemampuan dan fleksibilitas individu dalam memodifikasi perilaku mereka untuk memenuhi permintaan lingkungan dan menyelesaikan masalah. Modifikasi perilaku tersebut terdiri dari mengembangkan kemampuan dan keahlian yang baru, dan merubah sikap atau merubah metode pelaksanaan dan pendekatan berdasarkan kondisi tertentu. Dasar dari kompetensi tersebut melibatkan kemampuan individu dalam menunjukkan perilaku adaptif dan adjustive dalam lingkungan sekolah dan lingkungan sosial serta penyelesaian masalah.Tingkatan secara mum, kompetensi dari tingkatan ini adalah mengimplementasikan fungsi level tertinggi dari invidu untuk a) llb) llKarakteristik perilaku yang baik dalam tingkatan umu tersebut menggambarkan sebagai keefektifitasan Satisfaction competencies (Kompentensi Kepuasan) memantulkan interpretasi internal individu yang mempengaruhi intaeraksinya dalam lingkungan mereka.Minat dan nilai-nilai individu sebagai kriteria untuk mengevaluasi pembuatan keputusan dan pengambilan perilaku berdasarkan bimbingan. Meskipun evaluasi orang tua, teman sebaya, dan tokoh-tokoh dapat mempengaruhi interpretasi individu (kepuasan), kompetensi ini menjadi asli hanya karena mereka dicapai dalam keselarasan dengan motivasi dan perasaan individu.PERENCANAA LAYANAN INDIVIDUKomponen layanan individu dalam program bimbingan konseling komprehensif adalah membantu siswa yang dimulai dari tingkat SMP dengan mengembangkan perencanaan pembelajaran individu seperti, perencanaan pribadi, perencanann karir, pendidikan siswa dan perencanaan pekerjaan. Yang paling penting dalam perencanaan pelayanan individu adalah menetapkan tujuan bimbingan dan konseling untuk beberapa tahun kedepan dalam membantu siswa untuk merencanakan masa depannya. Perencanaan pembelajaran siswa, sering disebut sebagai "peta jalan," membantu siswa dalam menentukan program studi yang sesuai dengan persyaratan lulus SMA, kepentingan pribadi, dan tujuan karir didefinisikan secara individual. Rencana pembelajaran adalah dokumen dinamis yang diperbarui secara teratur sebagai siswa pendidikan dan tujuan karir berubah. Mereka dikembangkan bersama oleh siswa, orang tua, staf sekolah, termasuk guru dan pembimbing. Siswa menggunakan rencana untuk merenungkan dan mendokumentasikan keterampilan, hobi, prestasi, catatan akademis, tujuan pribadi, kepentingan karir mereka dan informasi lain yang relevan kepada mereka sebagai individu belajar. Rencana pembelajaran juga mencakup ketentuan untuk pengembangan portofolio dan penilaian kemajuan siswa ke arah tujuan yang telah ditetapkan. (Rennie Center for Education Research and Policy, 2011, p. 3)

Pentingnya perencanaan individual siswa bukan sebuah gagasan yang baru. Tujuan utama dari bimbingan dan konseling selama bertahun-tahun telah membantu siswa untuk memikirkan dan untuk merencanakan masa depan mereka. Namun, tidak ada struktur khusus diberikan yang diamanatkan terhadap perencanaan individu siswa. Hal ini berubah ketika Gysbers dan Moore (1981) memperkenalkan gagasan bahwa perencanaan individu siswa harus menjadi komponen utama dari bimbingan dan konseling program yang komprehensif bersama dengan kurikulum bimbingan, layanan responsif, dan dukungan sistem. Pada tahun 1990 an yang terpenting dari perencanan pelayanan individu ditunjukkan tentang bagaimana sisiwa dapat merencanan langkah selanjut dalan merancang masa depannya masa depannya. (Orfielfld dan Paul 1994). Apakah perencanaan individu siswa masih penting hari ini? Apakah akan penting di masa depan? Pellitteri, Stern, Shelton, dan Muller-Ackerman (2006) menjawab pertanyaan ini dengan menyatakan bahwa banyak siswa tidak menyadari bagaimana keterampilan ini, penetapan tujuan dan perencanaan kritis, adalah kehidupan yang utuh , bermanfaat, dan sukses. . . . Tujuan kita memberi dukungan dan mengarahkan kearah yang bertujuan. (pp. 209-2 10)Di Utah di gambarkan layanan Bimbingan dan konseling individu untuk bagaimana individu dilayani sehingga mampu merancang masa depannya terkait dengan pekerjaannya. Sementara di Washingtong . Kalchik dan Oertle (2001) menekankan pentingnya perencanaan karir untuk siswa . Mereka menggunakan program pembelajaran dan jalur karir sebagai struktur bimbingan siswa untuk mengembangkan perencanaan karir siswa. Pondasi utama dari pelayanan indvidu adalah pengembangan konsep diri,pembelajaran otodidak, pengembangan hubungan sosial, membangun keahlian dalam membuat keputusan dan kesadaran untuk mengeksplorasi peluang dalam pekerjaan dalam beberapa tahun kedepan.

Terdapat pengimplementasian dan strategi dalam individu1. Penilaian individu :konselor sekolah membantu siswa untuk menilai dan menginterpretasikan kemampuan minat keahlian dan prestasi siswa2. Menjadi seorang tutor :Konselor sekolah membantu siswa dengan mengguanakan informasi tentang minat siswa dalam bidang pribadi sosial,akademik karir untuk membantu perencanaan pribadi, sosial, akademik, dan tujuan karir.3. Perencanaan transisi: konselor sekolah dan personil pendidik yang lain berkolaborasi dalam membantu siswa untuk merancang masa depan siswa terkait pekerjaannya.4. Tindak lanjut : konselor sekolah dan personil pendidik yang lain melakukan tindak lanjut untuk mengevaluasi dalam rangka peningkatan progaram.Contoh Granit school di utah mengimplementasi kebutuhan siswa di kelas 7-12 untuk perencanaan pekerjaan. Granit school tujuannya membantu siswa merencanakan pekerjaan, memonitor dan mengatur pembelajaran pribadi dan perkembangan karir yang disebut dengan program 3 x 4 yang dapat diartikan sebagai 3 kali pertemuan dalam sebulan.. Adapun cara pengimplementasiaanya dengan cara mengkolaborasikan antara siswa dengan lingkungan sekitar seperti orang tua, dan masyarakat sekolah. Sementra Frankl Piere school di Washington mengembangkan perencanan individu ke sistem yang lebih luas yang disebut Navigation 101. Perencanaan individu merupakan bagian dari kurikulum dengan cara Konselor dan personil sekolah memberi pengarahan kepada kelompok siswa yang maksimal 1 kelompok terdiri dari 20 orang dan bertemu selama 2 dalam sebulan.Pelayanan Responsif Tujuan dari pelayanan responsip adalah untuk mengetahui keadana pribadi siswa, permasalahan siswa yang berkaitan dengan masalah kesehatan perkembangan pribadi sosial,karir dan akademik. Penekanan pemasalahan tersebut meliputi sukses akademik, pemilihan karir, trauma, permasalahna perbedaan kebudayaan, dikeluarkan dari sekolah, pemilihan jurusan, kehilahangan salah satu anggota keluarga, hubungan dan sebagainya. Pelayanan responsip dalam bimbingan konseling komprehensif ini berdasarkan kebutuhan kebutuhan. Pelayanan responsif ini bisa dilakukan melalui konseling, pengarahan konsultasi dan pemberian informasi. Adapun strategi dalam pelayanan responsip yaitu:1. Konseling individu yaitu membantu siswa dalam mengidentifikasi siswa dalam permasalahan,kasus, memberikan alternatif pilihan dan kemungkinan-kemungkinan langkah yang akan diambil.2. Konseling kelompok yaitu memmbentuk sebuah kelompok dan menyelesaikan permasalahannya dengan berdasarkan topik keterampilan sosial, manajemen emosi, mengatur waktu, hubungan, permasalahan studi dan sebagainya.3. Konsultasi yaitu konselor sekolah megetahui kebutuhan siswa pada bidang akademik,sosial pribadi dan karir dengan meminta informasi kepada pihak lain. 4. Referal yaitu mengarahkan siswa secara langsung berkaitan dengan bidang akademik,sosial pribadi dan karir.Selain empat cara tersebut konselor sekolah juga dapat memberikan pelatihan kepada siswa tentang peer konseling.Dukungan SistemTujuan dari dukungan sistem ini yaitu untuk mendukung sistem dalam pelayanan bimbingan konseling dan komprehensif. Dukungan sistem ini sangat penting dari ketiga komponen yang lain karena tanpa dukungan sistem ini ketiga komponen yang lain tidak akan berjalan secara efektif. Komponen dukungan sistem ini terdiri dari manejemen kegiatan untuk mendukung program yang lain dan meningkatkan kinerja program bimbingan. Komponen ini di implementasikan dan dilakukan dengan melibatkan kegiatan sebagai berikut:1. Penelitian dan pengembangan : evaluasi program bimbingan, studi tindak lanjut, dan pengembangan secara berkelanjutan serta memperbarui pebelajaran dalam bimbingan merupakan kegiatan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan tujuan sebagai contoh dari penelitian dan pengembangan kinerja konselor sekolah2. Pengembangan keprofesionalan : konselor sekolah membutuhkan perbaruan tentang keprofesionalan pengetahuan dan keahlian mereka. sebagai contoh ikut berpartisipasi dalam kegiatan layanan disekolah, menghadiri pertemuan, menyelesaikan sekolah pascasarjana, dan menyumbangkan pemikiran-pemikirannya dalam ruang lingkup bimbingan dan konseling3. Hubungan dengan staff dan masyarakat : kegiatan ini melibatkan staff dan masyarakat dalam program bimbingan dan konseling komprehensif melalui laporan berkala, media setempat, serta presentasi sekolah dan masyarakat4. Mendatangkan ahli : pelayanan dalam arah ini yaitu dengan mendatangkan ahli untuk melakukan bimbingan kepada siswa 5. Jangkauan masyarakat : kegiatan seperti ini dirancang untuk membantu konselor sekolah agar mendapatkan pengetahuan yang luas tentang kesempatan yang ada. Kegiatan yang dilakukan oleh konselor sekolah adalah dengan studi tour, mengunjungi 6. Manajemen program : Bidang ini meliputi perencanaan dan manajemen tugas yang diperlukan untuk mendukung kegiatan bimbingan dan konseling program yang komprehensif. Hal ini juga menjadi tanggung jawab yang staff sekolah untuk memenuhi kebutuhan sekolah.7. Kegiatan yang bertanggung jawab : Kegiatan seperti ini dilakukan oleh sekolah secara rutin dan staff sekolalah yang bertanggung jawab atas kegiatan seperti ini untuk memastikan kegiatan sekolah berjalan demgam lancar.Pelibatan komponen dukungan sistem ini merupakan kegiatan sekolah yang mendukung program bimbingan dan konseling lainnya. Kegiatan dalam dukungan sistem ini untuk membantu menginterpretasikan hasil tes kepada guru, orng tua, dan wali kelas.Unsur 3 : Kerangka Organisasi : Alokasi WaktuKonselor sekolah dapat melihat komponen program yang menerangkan alokasi waktu pada gambar 3.2. Konselor sekolah ditingkat sekolah manapun dapat mengisi waktu luangnya dengan mengembangkan dan mengiplementasikan program bimbingan dan konseling komprehensif. Berikut merupakan kinerja seorang konselor yamg profesional dan kriteria bimbingan yang digunakan dalam sebuah proses bimbingan. :1. Keseimbangan Program4 komponen program menekankan tentang alokasi waktu konselor. Satu kriteria yang digunakan diantaranya adalah keseimbangan program. Kurikilum bimbingan, perencanan pelayanan individu dan komponen program layanan responsif merupakan pengarahan dari konselor sekolah dan personel sekolah lainnya untuk melayanai siswa, orang tua , guru dan masyarakat yang didukung oleh sebuah layanan program yang disebut dukungan sistem. Pelayanan tersebut perbandingan rasionya 80:20 dmana 80 % untuk melayani siswa, orang tua , guru dan masyarakat dan 20 % untuk layanan kelompok.2. Perbedaan tingkatan dan kebutuhanKriteria lain konselor sekolah di seluruh komponen program bahwa tingkat kelas yang berbeda membutuhkan alokasi waktu yang berbeda. misalnya, di tingkat SD lebih banyak waktu konselor dapat dihabiskan bekerja dalam kurikulum bimbingan dengan sedikit waktu yang dihabiskan pada perencanaan individu siswa. di sekolah tinggi tersebut alokasi waktu mungkin akan disediakan. bagaimana personil sebuah sekolah atau gedung sekolah mengalokasikan waktu mereka tergantung pada kebutuhan siswa, orang tua wali guru dan masyarakat serta sumber daya yang tersedia. Selain itu, setelah dipilih, alokasi waktu yang tidak tetap selamanya. tujuan untuk membuat mereka adalah memberikan arahan untuk program, administrasi, dan untuk konselor sekolah yang terlibat3. Program murni 100 %Karena program ini merupakan program murni 100% maka konselor sekolah harus menggunakan 4 komponen program tersebut. Alokasi waktu dapat berubah berdasarkan tingkat kebutuhan tetapi tidak ada salah satu dari komponen tersebut yang tidak digunakan.Unsur 4 : Sumber ProgramSumber yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan program bimbingan dan konseling komprehensif meliputi :1. Sumber daya personilSumber daya personil dalam program bimbingan konseling komprehensif meliputi konselor sekolah, kepala sekolah guru, spesialis pendidik, wali kelas oramg tua, siswa anggota masyaakat dan staff sekolah lainnya, di mana semua orang tersebut memainkan perannya masing-masing dalam program bimbingan dan konseling. Konselor sekolah dalam melakukan layanan memerlukan bantuan personil lainnya unuk kelancaran pelaksanaan program bimbingan konseling komprehensif.2. Sumber keuanganSumber keuanagn yang memadai merupakan kunci sukses dalam pelaksanaan program bimbinga dan konseling komprehensif. Sumber finansial tersebut meliputi keuangan, material, peralatan dan fasilitas. Keuangan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling tergantung dengan tinkatan sekolah. Material dan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksaan program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan sebuah komponen yang menunjang pengimplementasian secara maksimal. Fasilitas yang memadai juga sangat mendukung pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.3. Sumber PolitikSumber daya politik dari bimbingan dan konseling program yang komprehensif termasuk pernyataan kebijakan daerah, negara yang bersangkutan dan undang-undang federal, negara bagian dan aturan dewan pendidikan setempat, regulasi dan pernyataan dan standar asosiasi profesional. Kebijakan dewan Pendidikan yang jelas wajib bagi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di wilayah sekolah. Mereka mewakili pernyataan dukungan dan tindakan, atau prinsip-prinsip yang dirancang untuk mempengaruhi dan menentukan keputusan di distrik sekolah, orang-orang yang berhubungan dengan bimbingan dan program konseling harus memperhitungkan hukum yang bersangkutan, peraturan dan regulasi dan standar seperti yang ditulis, diadopsi , dan diimplementasikanUnsur 5 : Pengembangan, Pengaturan Pertanggung jawaban Unsur pengembanagan, pengaturan dan pertanggungjawaban dalam program bimbingan dan konseling Komprehensif ( dapa dilihat gambar 3.2) yang menggambarkan 5 fase transisi yang dibututhkan dalam pengimplementasian program, diantaranya : perencanaan, perancangan, implementasi, evaluasi dan peningkatan. Unsur tersebut juga melibatkan berbagai pengaturan tugas yang membutuhkan beberapa proses fase perubahan secara efisien. Selanjutnya unsur ini juga menggambarkan bagaimana program bimbingan dan konseling Komprehensif bertanggung jawab melalui pelaksanaan programnya , personel, dan hasi evaluasi.1. Proses pengembanganCatatan dalam BAB 2 fungsi penuh dari proses pengembang program Bimbingan dan konseling komprehensif melalui 5 fase yaitu, perencanaan, perancangan, implementasi, evaluasi, dan peningkatan. 2. Pengaturan tugasPengaturan tugas ini sangat penting dalam program bimbingan dan konseling karena pengaturan tugas ini menggambarkan bagaimana cara merencanakan penggunaan kerja kelompok yang sesuia dengan tugas-tugas yang ada. 3. Pertanggung Jawaban Inti utama dari pengaturan tugas adalah fokus dalam sebuah pertanggung jawaban. Proses pertamggumg jawaban tersebut berdampak pada kegiatan program Bimbingan dan konseling dan layanan kepada siswa yang meliputi bidang perkembanagan akademik, karir, dan pribadi sosial. 3 jenis evaluasi yang dapat dipertanggung jawabkan adalah yang pertama jenis evaluasi program merupakan prosedur yang digunakan untuk menentukan sejauh mana program BK komprehensif daerah/sekolah tertentu sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan berfungsi sepenuhnya, yang kedua evaluasi personil merupakan prosedur yang digunakan untuk menilai efektivitas pekerjaan konselor sekolah dalam kerangka kerja program BK komprehensif dan yang terakhir evaluasi hasil merupakan prosedur yang digunakan untuk mengetahui dampak dari program dan pelaksanaan (kegiatan serta layanan) BK komprehensif bagi keberhasilan/prestasi siswa, terutama pada prestasiakademik siswa (lebih lengkapnya akan di bahas pada chapter 10) Pemahaman Bahasa