› 29937 › 2 › 999114015_full[1].pdf · hubungan antara stereotip gender2018-07-05 ·...

157
HUBUNGAN ANTARA STEREOTIP GENDER DENGAN ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: A. Tyasning Hayu Indrastuti NIM : 999114015 NIRM : 990051121705120014 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA STEREOTIP GENDER

DENGAN ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

A. Tyasning Hayu Indrastuti

NIM : 999114015

NIRM : 990051121705120014

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

HERE’S TO THE WOMAN

...who knows where she's going and will keep on until she gets there;

who knows not only what she wants from life but what she has to offer in return...

HERE'S TO THE WOMAN

Who is loyal to family and friends, who expects no more from others

than she is willing to give;

HERE'S TO THE WOMAN

Who guides and inspires not by quoting others philosophies but by

living her own good example; who accepts both victories and disappointments

with the same grace, and who can rise above life's challenges and move on...

HERE'S TO THE WOMAN

Who gives the gifts of her thoughtfulness, which shows her caring with a word of support,

her understanding with a smile; a woman who brings joy to others

just by being herself...

(Anonim)

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Allah Bapa yang telah mengajarkanku mencintai hidup, walau

terkadang aku tak memahami rencana-Mu tapi aku yakin rencana-Mu selalu indah bagiku.

Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamat yang telah membawaku

”Pulang” karena hanyalah hati-Mu rumah terindah.

Bunda Maria yang telah mengajariku pasrah kepoda kehendak Bapa karena Ia akan menjadikan segalanya indah pada waktunya.

Bapakku tercinta, F. A Djoko Koestijono yang selalu memberikan

kekuatan di saat aku rapuh.

Ibuku tersayang, Christiana Sri Sumini yang selalu menyebut namaku dalam setiap doa.

Mas-ku, Yohanes Satyasto Agung Nugroho.

Adik-adikku Yasinta Pranyaningtyas Kesanti, Bonaventura Adhiarso Tyas Anandito, dan Fabiola Tyaswening Kendhiarthani yang telah menjadi anugerah-anugerah indah yang Tuhan berikan padaku.

I Dewa Gede Kusuma Jaya, yang selalu menjadi cinta, inspirasi, kekuatan dan separuh dari nafas dan hidupku.

Keluarga IFO (In Fonem Omnia), yang selalu membuatku merasa

dicintai.

ABSTRAK A. Tyasning Hayu Indrastuti (2007). Hubungan Antara Stereotip Gender Dengan Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan: Fakultas Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stereotip gender dengan atribusi terhadap prestasi belajar. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan dan ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan perempuan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Subjek penelitian berjumlah 54 orang mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala stereotip gender dan skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan yang disusun oleh peneliti. Skoring untuk skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan dibagi menjadi dua, yaitu skor untuk atribusi terhadap kesuksesan perempuan dan skor untuk atribusi terhadap kegagalan perempuan. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach adalah sebesar 0,918 untuk skala stereotip gender dan 0,861 untuk skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan.

Metode analisis data untuk stereotip gender dan atribusi terhadap kesuksesan perempuan menggunakan teknik korelasi Spearman. Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil analisis data adalah 0,296 dengan taraf signifikasi 0,015 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Metode analisis data untuk stereotip gender dan atribusi terhadap kegagalan perempuan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil analisis data adalah -0,396 dengan taraf signifikasi 0,002 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak.

ABSTRACT

A. Tyasning Hayu Indrastuti (2007). Correlation Between Gender Stereotype and Attribution of Women Learning Achievement: Faculty of Psychology, Psychology Study Programme, Sanata Dharma University.

The research’s objective was to find out the relation between gender stereotype and attribution of women learning achievement. The proposed hypothesis was the positive relation between gender stereotype and attribution external of women successes and the positive relation between gender stereotype and attribution internal of women failure.

This research was a correlational research. The subject of this research was 54 male students of the Faculty of Engineering, Department Civil Engineering, Atma Jaya Yogyakarta University. The data collecting method in this research was using scale method. Scales used in this research are gender stereotype and attribution of women learning achievement scales which was arranged by the researcher. Scoring for attribution of women learning achievement was consider of two score, that is score for attribution of women’s success and score for attribution of women’s failure. The reliability coefficient result using the Alpha-Cronbach method are 0,918 for the gender stereotype scale and 0,861 for the attribution of learning achievement.

The data analysis method for gender stereotype and attribution of women’s success was using Spearman correlation technique. Coefficient correlation from the data analysis was 0,296 with the significant standard 0,015 (p < 0,05). This result was shown that there was positive correlation between gender stereotype and attribution external of women’s success. It shows that the hypothesis of this research was accepted.

The data analysis method for gender stereotype and attribution of women’s failure was using Product Moment correlation technique. Coefficient correlation from the data analysis was -0,396 with the significant standard 0,002 (p < 0,01). This result was shown that there was no positive correlation between gender stereotype and attribution internal of women’s failure. It shows that the hypothesis of this research was refused.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Bapa di Surga atas kasih-Nya

yang tak berkesudahan dan selalu diperbaharui setiap hari hingga akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan Antara Stereotip Gender

dengan Atribusi Terhadap Prestasi Belajar.”

Penulisan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Yesus Kristus Penyelamatku dan Bunda Maria....yang tidak pernah lelah

membimbing langkahku, mengangkatku saat ku jatuh, membawaku pulang

saat aku tersesat dan menjadi kekuatanku dalam mewujudkan harapan dan

melindungiku dalam meniti hari-hari.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Y. Agung Santoso, S. Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan waktu, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Agnes Indar E., S.Psi., M.Si dan Bapak C. Wijoyo Adinugroho S.Psi.

selaku dosen penguji.

5. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M. Si., Ibu Titik Kristiyani S. Psi., dan Ibu A.

Tanti Arini, S. Psi. selaku dosen pembimbing akademik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu tetapi telah banyak membantu dan mengajarkan

banyak hal.

7. Mas Gandung, Mas Doni, Mas Muji dan Mbak Nanik yang telah banyak

membantu. Pak Giono yang setiap pagi selalu menyapaku dan memberiku

senyuman.

8. Dekan Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

9. Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Atma Jaya

Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

10. Bapak F. A. Djoko Koestijono dan Ibu Christiana Sri Sumini, kedua

orangtuaku yang telah merawat, mendidik dan memperjuangkan hidupku.

Terima kasih untuk dukungan, cinta dan harapan yang tak pernah putus akan

keberhasilanku serta pengorbanan yang luar biasa.

11. Mas-ku satu-satunya Yohanes Satyasto Agung Nugroho yang meskipun tidak

banyak berkata-kata tetapi aku yakin selalu mencintai dan mendukungku.

Terima kasih untuk dukungan moril dan materilnya, Mas. Akhirnya

perjuangan Mas Agung ngga sia-sia. Mbak Junita yang selalu memberi

dukungan lewat SMS, thanks untuk bersedia mandampingi Mas Agung.

12. Adik-adikku yang selalu menceriakan hari-hariku di rumah. Yasinta

Pranyaningtyas Kesanti....you are the best sista in the world, gak ada duanya

deh. Bonaventura Adhiarso Tyas Anandito dan Fabiola Tyaswening

Kendhiarthani…malaikat-malaikat kecilku yang sekarang beranjak remaja,

terimakasih untuk selalu memberikan senyuman dan kasih sayang.

13. I Dewa Gede Kusuma Jaya yang selalu setia dengan cintanya. Terima kasih

untuk selalu ada di saat-saat indahku dan juga di saat-saat burukku. Kamu

datang justru pada saat aku telah jatuh dan cintamu yang membuatku mampu

untuk selalu bertahan dan menjadi kuat. Maafkan kemanjaan dan keegoisanku

selama ini. Luv u, De...

14. Pribadi-pribadi yang pernah hadir dalam hatiku, mengisinya dengan cinta

meskipun kemudian berlalu. Terimakasih karena pernah berbagi suka duka

denganku dan membantuku menjalani proses pendewasaanku.

15. IFO, keluargaku dalam KHK yang telah banyak memberikan kekuatan dan

cinta. Terima kasih membuat hidupku jadi lebih hidup. Dian’Tikoez’...thanks

untuk selalu setia mendengar keluh kesahku. Ayo semangat...kamu pasti bisa!

Anna....aku bersyukur bisa mengenalmu dan belajar banyak darimu.

Advent...meskipun jauh tapi dukungamu selalu kurasakan, thanks bro....

Sanggo....semangatmu menular kemana-mana lho. Sepri....printermu

menyelamatkanku. Thanks banget, bro.... Putri ’n Ika...duo heboh....makasih

untuk nemenin aku kalo lagi bete. Frater Bismoko...semoga selalu setia dengan

pilihan hidupmu. Luv u all sist and bro...

16. Bu Magda dan Pak Gun yang selalu setia mendampingi IFO dan membantu

kami berproses. Teimakasih untuk pendampingan tanpa lelah. Tuhan

memberkati Ibu dan Bapak.

17. Anggota KHK Yogya. Romo Hartono Budi, Romo Ardian, Bu Maria, Pak

Ronny, Pak Juarto, Bu Susi, Pak Adi dan Pak Adri...semoga sidang umum kita

berjalan lancar. Tuhan memberkati.

18. Campus Ministry Unit Paingan: Romo Agung ’nduth’, Frater Didik ’Sogi’,

Suster Okta, Mba’Tiwi, Darto, Mbak Nita, Mbak Siska, Nana...thanks untuk

dukungan yang sangat besar, thanks udah ngebolehin aku numpang ngetik

and ngeprint, and thanks juga slalu mau dengerin curhatku.

19. Sr. Mariati, CB yang telah menunjukkan jalan ”pulang”. Terimakasih Suster,

berkat Suster aku memiliki keyakinan bahwa aku masih pantas menjadi anak-

Nya. Tuhan memberkati karya Suster.

20. Niken....thanks untuk tidak pergi saat semua meninggalkanku.

21. Temen-temen di Komunitas Paingan: Ambro, Putu (dan Leo), Ayu (dan

Dimaz), Fitri (dan Bertus), Resti, Monic (dan Pitik), BJ dan semua temen-

temen KomPai...makasih buat semua dukungan and kebersamaan yang indah.

22. Anak-anak Aladin: Anggi (dan Ajeng), Lilik (dan Rina), Klaus, Nango, Salim,

Parto, Teguh, Atenk, Om Nano, Ikana, Tomi, Rudi, Dani dan teman-teman

yang lain. Aku yang bikin skripsi kalian yang repot, ya? Sori udah sering

ngerepotin. Aduh aku ngga tau apa jadinya skripsi ini kalo ngga ada kalian.

Ari Atma....makasih ya udah nganter aku ke Atma.

23. Jasmine Crew: Lois, Lina (dan Mas Heru), Susi, Tear, Wied, Zay, Vidi, Gathe

dan Mba’Lila...thanks untuk dukungannya selama ini. Kapan kita ke Ganjuran

and foto-foto lagi?

24. Teman-teman berbagi saat bimbingan: Yessy, Dennis, Desy, Ria, dan

Siwi......akhirnya aku nyusul kalian. Danang...thanks untuk masukannya.

25. Teman-temannya Dode: Anton ’Tukino’, Haryo, Beler, Jambul, dan Boy.

Ayo…jangan maen PS terus!!!

26. Temen-temen angkatan ’99: Windi, Rere, Kian, Kudis, Gege, Kodok,

Paijo…semuanya aja deh. Kapan nih kita reunian?

27. Taman Bacaan Nanda: Narti, Mia, Pandu, Titus, Bowo dan semua teman yang

ketemu kalo lagi antri komik baru. Tenang...aku tetep ikut antri komik koq.

28. Temen-temen kos Cat and Dog: Upik, Sila, Butet, Fitri, Wiwik, Banang dan

Dida...thanks banget untuk dukungan and senyumnya!! Siwi...aduh kalo kamu

ngga ada skripsiku pasti ngga selesai. Linda ’Borne”....thanks udah bolehin

aku ngetik di kamarmu. Yuni...thanks udah mau denger curhatku dan slalu

kasih aku semangat.

29. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu tapi telah banyak

membantu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk

pengembangan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi pembaca

dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................

HALAMAN MOTTO .........................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................

ABSTRAK ..........................................................................................

ABSTRACT ..........................................................................................

KATA PENGANTAR .........................................................................

DAFTAR ISI ………………...............................................................

DAFTAR LAMPIRAN ……………...................................................

DAFTAR TABEL ……………………...............................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................

A. Latar Belakang …………………………………………........

B. Rumusan Masalah …………………………………………

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………

D. Manfaat Penelitian ………………………………………......

1. Manfaat Teoritis ..............................................................

2. Maanfaat Praktis ..............................................................

BAB II DASAR TEORI ..................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xiv

xviii

xix

1

1

4

5

5

5

5

6

A. Atribusi ....................................................................................

1. Pengertian Atribusi ..........................................................

2. Dimensi Atribusi .............................................................

3. Bias Dalam Atribusi ........................................................

a. The Fundamental Atribution Error ...........................

b. The Actor-Observer Effect ........................................

c. The Self-Serving Bias ................................................

d. Culture (Kebudayaan) ...............................................

e. Stereotip Gender .......................................................

B. Prestasi Belajar ........................................................................

1. Pengertian Prestasi Belajar ..............................................

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …...

C. Atribusi Terhadap Prestasi Belajar ……………….…………

D. Stereotip Gender …………………………………………….

E. Hubungan Antara Stereotip Gender Dengan Atribusi

Terhadap Prestasi Belajar Perempuan.………........................

F. Hipotesis……………………………………………………...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………..

A. Jenis Penelitian ……………………………………................

B. Identifikasi Variabel …………………………………………

C. Definisi Operasional ………………………………………...

1. Stereotip Gender …………………………......................

2. Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan.………..

6

6

7

9

10

11

12

13

14

15

15

16

18

20

25

29

30

30

30

30

31

D. Subjek Penelitian …………………………………………….

E. Metode Pengumpulan Data .....................................................

1. Skala Stereotip Gender ......................................................

2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan........

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Tes ………..............................

1. Validitas …………………………………........................

2. Reliabilitas ………………………………………………

G. Metode Analisis Data ..............................................................

BAB IV PELAKSANAAN UJI COBA, PENELITIAN, HASIL

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................

A. Hasil Uji Coba Alat Penelitian ………………………………

1. Uji Coba Alat Penelitian ..................................................

2. Hasil Uji Coba Alat Ukur ................................................

a. Estimasi Validitas .....................................................

b. Seleksi Aitem ............................................................

1. Skala Stereotip Gender ......................................

2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar ..........

c. Estimasi Reliabilitas .................................................

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................

C. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………...

D. Analisis Data Penelitian ……………………………………..

1. Uji Asumsi .......................................................................

a. Hasil Uji Normalitas .................................................

32

32

33

34

36

36

36

37

38

38

38

38

39

39

39

41

42

43

43

46

46

46

b. Hasil Uji Linearitas ...................................................

2. Uji Hipotesis ....................................................................

E. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………......

A. Kesimpulan …………………………………………………..

B. Saran ……………………………………………………........

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….

47

48

49

55

55

57

59

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Skala Try Out

1. Skala Stereotip Gender

2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar

Lampiran B : Skala Penelitian

Lampiran C : Data Skor Try Out Skala Stereotip Gender

Reliabilitas Aitem

Lampiran D : Data Skor Try Out Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar

Reliabilitas Aitem

Lampiran E : Data Skor Penelitian Skala Stereotip Gender

Lampiran F : Data Skor Penelitian Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar

Lampiran G : Analisis Data

1. Data Skor Total

2. Uji Normalitas

3. Uji Linearitas

4. Uji Korelasi

Lampiran H : Surat Keterangan Penelitian

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Tabel 10

Tabel 11

Tabel 12

Model Atribusi Weiner Untuk Menjelaskan Kesuksesan

dan Kegagalan Seseorang...................................................

Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi

terhadap prestasi belajar perempuan (situasi sukses).........

Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi

terhadap prestasi belajar perempuan (situasi gagal)...........

Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Stereotip

Gender................................................................................

Distribusi Butir-butir Penyataan Skala Atribusi Terhadap

Prestasi Belajar Perempuan................................................

Distribusi Aitem Skala Stereotip Gender Setelah Uji

Coba...................................................................................

Distribusi Aitem Skala Stereotip Gender Untuk

Penelitian............................................................................

Distribusi Aitem Skala Atribusi Terhadap Prestasi

Belajar Perempuan Setelah Uji Coba.................................

Distribusi Aitem Skala Atribusi Terhadap Prestasi

Belajar Perempuan Untuk penelitian..................................

Deskripsi Data Penelitian...................................................

Norma Kategori Skor Skala...............................................

Kategori Skor Subyek Pada Skala Stereotip Gender Dan

19

26

28

34

35

40

40

41

42

44

45

44

Tabel 13

Tabel 14

Tabel 15

Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan.......

Tabel Uji Normalitas..........................................................

Tabel uji linearitas stereotip gender dengan atribusi

terhadap kesuksesan perempuan........................................

Tabel uji linearitas stereotip gender dengan atribusi

terhadap kegagalan perempuan........................................

47

47

47

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kesuksesan dan kegagalan seseorang dalam bidang pendidikan dapat

dilihat dari prestasi belajarnya di sekolah atau di lembaga pendidikan formal

lainnya. Prestasi secara umum mengacu pada hasil yang telah dicapai dari

sesuatu yang telah dilakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989). Prestasi

yang dicapai dalam bidang pendidikan menunjukkan tingkat keberhasilan

seseorang dalam mencapai tujuan belajar setelah mengikuti suatu proses

belajar-mengajar yang telah ditetapkan oleh institusi pendidikan yang

bersangkutan.

Seorang individu yang melihat prestasi belajar yang dicapai orang lain

akan mencoba mencari penjelasan tentang penyebab terjadinya prestasi

tersebut. Keinginan untuk mencari penjelasan tentang perilaku orang lain

inilah yang menjadi dasar terjadinya atribusi. Atribusi adalah suatu cara untuk

menggambarkan penjelasan orang-orang mengenai penyebab dari perilakunya

sendiri dan juga penyebab terjadinya perilaku orang lain (Aronson, Wilson, &

Akert, 2005).

Orang-orang melakukan atribusi dengan meletakkan tindakan

seseorang kepada keadaan internal atau faktor eksternal. Atribusi internal,

yang sering juga disebut dengan atribusi personal, meletakkan penyebab dari

suatu peristiwa pada faktor-faktor internal yang berasal dari diri orang itu

sendiri, seperti sifat-sifat pribadi, suasana hati, sikap-sikap, kemampuan, atau

usaha. Atribusi eksternal, yang juga disebut dengan atribusi situasional,

melatakkan penyebab dari suatu peristiwa pada faktor-faktor eksternal yang

berasal dari luar individu seperti keberuntungan, tindakan orang lain, dan

situasi (Heider dalam Franzoi, 2003).

Heider (dalam Gerrig & Zimbardo, 2002) menambahkan bahwa

orang-orang mencari penjelasan sebab-akibat sebagai bagian dari usaha

mereka dalam memahami lingkungan sosialnya. Proses atribusi yang

dilakukan seseorang untuk mencari penjelasan tentang prestasi orang lain

dilakukan karena ia berusaha memahami hal-hal yang mendasari perilaku

orang lain sebagai bagian dari lingkungan sosialnya.

Proses atribusi dapat dipengaruhi oleh kebudayaan yang ada dalam

lingkungan sosial tempat orang tersebut berada. Aronson, Wilson, dan Akert

(2005) mengatakan bahwa kebudayaan berperan dalam banyak aspek yang

mendasari perilaku sosial. Kita lahir dalam suatu kebudayaan, dan ketika

beranjak dewasa kita mempelajari peraturan-peraturan, norma-norma, serta

cara mengartikan realita yang ada dalam kebudayaan kita. Kebudayaan

adalah situasi terbesar yang mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

Perbedaan kebudayaan dapat menyebabkan perbedaan atribusi. Miller

(dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2005) meminta kepada penganut agama

Hindu di India dan orang-orang Amerika yang menetap di Amerika Serikat

untuk memikirkan beberapa contoh perilaku yang ditunjukkan oleh teman-

teman mereka serta menjelaskan penyebab terjadinya perilaku tersebut.

Orang Amerika lebih memilih untuk mengatakan perilaku teman-teman

mereka terjadi karena memang dia adalah orang yang seperti itu daripada

karena keadaan atau situasi ketika perilaku itu terjadi. Penganut agama Hindu

lebih memilih penjelasan situasional untuk menjelaskan perilaku teman-

teman mereka. Bagi mereka berpikir tentang teman-teman adalah tugas yang

penting dan menarik sehingga membuat informasi situasional lebih penting

bagi mereka daripada bagi orang Amerika.

Kebudayaan sering dikaitkan dengan ras, kebangsaan, etnis, dan

gender. Fokus utama penelitian ini adalah gender. Peneliti memiliki

ketertarikan khusus untuk meneliti tentang gender karena permasalahan

gender masih sering terjadi dalam masyarakat kita.

Gender adalah perilaku dari pola-pola aktivitas yang dianggap pantas

bagi laki-laki dan perempuan oleh suatu masyarakat atau budaya. Gender

merupakan hasil konstruksi yang berkembang selama masa anak-anak karena

disosialisasikan dalam lingkungan mereka (Dayakisni & Yuniarti, 2004).

Konsep gender yang ditekankan masyarakat sejak anak-anak

menimbulkan adanya stereotip gender. Stereotip gender adalah generalisasi

yang dilebih-lebihkan dan keyakinan yang salah tentang laki-laki dan

perempuan (Halonen & Santrock, 1999).

Stereotip gender membuat masyarakat memberikan penghargaan lebih

tinggi terhadap prestasi anak laki-laki dibandingkan dengan prestasi anak

perempuan. Masyarakat yang telah terikat dengan stereotip gender

memberikan harapan yang besar pada anak laki-laki untuk menjadi pemimpin

dan pencari nafkah dalam keluarga sehingga mereka dituntut untuk lebih

kompeten dan sukses daripada anak perempuan. Anak perempuan diberi

ajaran oleh masyarakat bahwa mereka mempunyai kedudukan yang lebih

rendah daripada anak laki-laki sehingga diharapkan agar prestasi yang

berhasil mereka capai tidak melebihi prestasi laki-laki.

Stereotip gender membuat masyarakat cenderung untuk menganggap

laki-laki lebih kompeten dan lebih berprestasi daripada perempuan dalam

bidang tertentu yaitu bidang ilmu yang berhubungan dengan kemampuan

matematika dan ilmu pengetahuan/teknikal, sehingga mereka memberikan

atribusi yang berbeda terhadap prestasi laki-laki dan perempuan (Santrock,

2003). Masyarakat mengatribusikan kesuksesan laki-laki disebabkan karena

kemampuan yang dimilikinya, sedangkan bila perempuan yang mengalami

kesuksesan akan diatribusikan sebagai hasil dari nasib yang baik. Hal yang

berbeda akan terjadi pada situasi kegagalan. Masyarakat akan

mengatribusikan kegagalan laki-laki karena ia sedang mengalami nasib yang

kurang baik, sedangkan kegagalan perempuan akan diatribusikan karena

perempuan memang tidak memiliki kemampuan (Aronson, Wilson & Akert,

2005).

Hal ini menunjukkan bahwa stereotip gender mempunyai peranan

dalam proses atribusi yang dilakukan untuk mencari penjelasan tentang

prestasi yang berhasil dicapai seseorang. Maka penelitian ini akan mencoba

untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara stereotip gender dengan

atribusi di kalangan mahasiswa terhadap keberhasilan dan kegagalan

perempuan mengingat penjelasan yang telah disebutkan di atas cenderung

mengarah pada kaum perempuan.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang ingin diteliti adalah:

“Apakah ada hubungan antara stereotip gender dengan atribusi terhadap

prestasi belajar perempuan dalam situasi kesuksesan dan kegagalan?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara stereotip gender dengan atribusi terhadap prestasi belajar perempuan

dalam situasi kesuksesan dan kegagalan.

D. MANFAAT PENELITIAN

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi studi

mengenai stereotip gender, teori atribusi dalam psikologi sosial, serta prestasi

belajar dalam penelitian-penelitian berikutnya.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

mahasiswa mengenai stereotip gender yang ada dalam bidang pendidikan

serta kaitannya dengan atribusi terhadap prestasi yang diberikan laki-laki

terhadap perempuan.

BAB II

DASAR TEORI

A. Atribusi

1. Pengertian Atribusi

Atribusi merupakan suatu proses kognitif yang digunakan orang-orang

untuk menginterpretasikan tindakan orang lain, dan dalam beberapa hal

tindakan mereka sendiri juga. Kita tidak hanya mengamati orang lain, tetapi

juga mencoba untuk menjelaskan perilaku mereka di masa lampau dan

meramalkan tindakan mereka di masa yang akan datang (Shaver, 1977).

Heider (dalam Myers, 1999) berpendapat bahwa atribusi adalah akal

sehat (commonsense) yang dilakukan ketika orang-orang mencoba mencari

penjelasan atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Heider (dalam Zanden, 1984) menambahkan bahwa atribusi memerlukan

pengorganisasian arus informasi berlanjut yang kita peroleh dari luar ke dalam

suatu kesatuan yang berarti.

Weiten (1998) mengatakan bahwa atribusi adalah kesimpulan yang

digambarkan orang-orang mengenai peristiwa-peristiwa, perilaku orang lain,

dan perilaku mereka sendiri. Orang-orang akan melakukan atribusi ketika ada

peristiwa-peristiwa tidak biasa yang menarik perhatian mereka, ketika

peristiwa-peristiwa yang terjadi mempunyai akibat personal bagi mereka,

ketika orang lain melakukan sesuatu yang tidak diduga, dan ketika mereka

curiga terhadap motivasi yang mendasari perilaku seseorang.

Pengertian-pengertian atribusi di atas memberikan gambaran kepada

kita bahwa atribusi merupakan suatu proses kognitif yang dilakukan seseorang

untuk mencari penjelasan tentang penyebab perilaku atau tindakan orang lain

serta menggunakan penjelasan tersebut untuk meramalkan tindakannya di

masa yang akan datang.

2. Dimensi Atribusi

Heider (dalam Myers, 1999) menyimpulkan bahwa orang-orang

cenderung mengatribusikan perilaku seseorang kepada penyebab internal

(disposisi orang tersebut) atau penyebab eksternal (situasi orang tersebut).

Heider (dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2005) menjelaskan lebih lanjut

bahwa atribusi internal dilakukan dengan menentukan penyebab perilaku

seseorang sebagai sesuatu yang berkaitan dengan orang itu sendiri seperti

watak, kepribadian, sikap, atau karakter. Atribusi eksternal dilakukan dengan

menentukan penyebab perilaku seseorang sebagai sesuatu yang berkaitan

dengan situasi ketika orang tersebut berada.

Weiner, dkk (dalam Franzoi, 2003) mengembangkan perbedaan dari

lokasi penyebab internal dan eksternal dengan menambahkan faktor stabilitas

dan pengendalian. Weiner (dalam Woolfolk, 2005) mengkarakteristikkan

penyebab atribusi ke dalam 3 dimensi, yaitu:

a. locus (lokasi penyebab), apakah lokasi penyebab atribusi berasal dari

dalam diri individu atau dari luar individu.

b. stability (stabilitas), apakah penyebab atribusi mempunyai sifat yang tetap

sama atau dapat berubah-ubah.

c. controllability (pengendalian), apakah individu dapat mengendalikan

penyebab atribusi atau tidak.

Weiner (dalam Sears, dkk, 1994) menjelaskan lebih lanjut mengenai

ketiga dimensi tersebut. Permasalahan pokok yang terjadi dalam dimensi

lokasi penyebab adalah menentukan apakah suatu tindakan disebabkan oleh

keadaan internal atau kekuatan eksternal. Atribusi internal meliputi semua

penyebab internal seseorang seperti keadaan hati, sikap, ciri kepribadian,

kemampuan, kesehatan, preferensi, atau keinginan. Atribusi eksternal meliputi

semua penyebab eksternal seseorang seperti adanya tekanan dari orang lain,

uang, situasi sosial, cuaca, dan lain sebagainya.

Dimensi yang kedua adalah stabilitas. Permasalahan yang terjadi dalam

dimensi ini adalah menentukan apakah penyebab suatu peristiwa bersifat stabil

atau tidak stabil. Penyebab suatu peristiwa dikatakan stabil bila penyebab

tersebut merupakan bagian yang relatif permanen dari lingkungan eksternal

atau pembawaan internal seseorang. Penyebab eksternal yang mempunyai sifat

stabil adalah peraturan dan undang-undang, atau tingkat kesulitan tugas

tertentu, sedangkan penyebab eksternal yang sifatnya tidak stabil adalah cuaca

dan nasib. Penyebab internal dapat juga bersifat stabil seperti bakat dan

kemampuan; maupun tidak stabil seperti usaha dan perasaan.

Dimensi yang ketiga adalah kemampuan mengendalikan.

Permasalahan yang terjadi dalam dimensi ini adalah menentukan apakah

penyebab suatu peristiwa dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan.

Kemampuan mengendalikan atau ketidakmampuan mengendalikan dapat

berada bersama dengan kombinasi tempat dan stabilitas penyebab. Penyebab

internal yang tidak stabil seperti usaha, dapat dipandang sebagai penyebab

yang dapat dikendalikan; sedangkan penyebab internal yang bersifat stabil

seperti kemampuan, jarang dilihat sebagai penyebab yang dapat dikendalikan

seseorang.

Uraian di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa ada tiga

dimensi dalam proses atribusi. Ketiga dimensi tersebut adalah lokasi penyebab

yang digunakan untuk menentukan apakah lokasi penyebab terjadinya

peristiwa berasal dari dalam (internal) atau dari luar individu (eksternal);

dimensi stabilitas yang digunakan untuk menentukan apakah penyebab

terjadinya peristiwa bersifat stabil atau tidak stabil; dan dimensi pengendalian

yang digunakan untuk menentukan apakah penyebab terjadinya peristiwa

dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan.

3. Bias dalam Atribusi

Atribusi yang dilakukan tidak selalu memberikan penjelasan yang tepat

mengenai berbagai peristiwa yang terjadi karena dalam proses atribusi

seseorang mempunyai kemungkinan melakukan kesalahan ketika mempelajari

penyebab dari perilaku orang lain. Bias yang dapat terjadi dalam proses

atribusi adalah sebagai berikut:

a. The Fundamental Attribution Error

Fundamental attribution error adalah kecenderungan untuk lebih

mempertimbangkan perilaku orang lain kepada penyebab internal, yaitu faktor

disposisi dan kurang mempertimbangkan adanya peran dari faktor situasional

(Aronson, Wilson, & Akert, 2005). Franzoi (2003) mengemukakan pendapat

yang sama, yaitu bahwa fundamental attribution error terjadi karena ketika

menjelaskan perilaku orang lain kita cenderung menempatkan penyebabnya

terbatas pada karakteristik sifat daripada kemungkinan adanya kesesuaian

dengan faktor situasional.

Bias dalam atribusi ini dapat terjadi karena ketika mengamati perilaku

orang lain, kita cenderung terfokus pada tindakannya, sedangkan konteks

dimana perilaku itu terjadi sering terabaikan, padahal kontekslah yang

seringkali mempunyai kemungkinan menjadi sumber penyebab terjadinya

perilaku. Hal inilah yang menyebabkan penyebab disposisi (internal) lebih

mudah dikenali daripada aspek situasional. Orang yang kita amati memiliki

kekhasan perseptual tinggi dan menjadi fokus perhatian kita, sementara faktor

situasional yang juga mungkin berpengaruh tidak begitu jelas terlihat sehingga

kita tidak menganggapnya penting (Gilbert dan Malone, dalam Baron &

Bryne, 2004).

Gilbert dan Malone (dalam Baron & Bryne, 2004) memberikan

penjelasan lain yang menyebabkan bias ini terjadi, yaitu bahwa sebenarnya

kita menyadari adanya faktor situasional namun keliru dalam menghitung

besar pengaruhnya saat mengatribusikan suatu perilaku. Penjelasan yang lain

mengatakan bahwa bias ini terjadi karena sejak awal kita sudah mempunyai

kecenderungan untuk berasumsi bahwa tingkah laku seseorang mereflekasikan

karakteristik yang sesungguhnya. Kita berusaha mengoreksi setiap

kemungkinan yang berasal dari faktor eksternal dan menghitungnya, tetapi

koreksi ini sering tidak tepat karena kita tidak dapat memperkirakan dengan

tepat besar dari pengaruh eksternal tersebut.

b. The actor-observer effect

Aronson, Wilson, dan Akert (2005) mengatakan bahwa the actor-

observer effect adalah kecenderungan untuk melihat bahwa perilaku orang lain

disebabkan oleh faktor disposisi tetapi memberikan perhatian lebih kepada

peran dari faktor situasional ketika menjelaskan perilaku kita sendiri. Baron

dan Bryne (1997) mengemukakan pendapat serupa dengan mengatakan bahwa

the actor-observer effect merupakan kecenderungan untuk mengatribusikan

perilaku kita sendiri kepada faktor situasional, sedangkan perilaku orang lain

diatribusikan kepada faktor internal (disposisi).

Jones dan Nisbett (dalam Baron & Bryne, 2004) memberikan sebuah

contoh bahwa ketika melihat seseorang jatuh, kita akan mengatribusikan

perilaku jatuhnya disebabkan karena ia adalah orang yang canggung; namun

ketika kita yang jatuh, kita cenderung mengatribusikannya pada faktor

eksternal seperti menginjak lapisan es di jalan, lalu tergelincir dan jatuh. Hal

ini terjadi karena kita memang cenderung lebih menyadari faktor-faktor

eksternal yang mempengaruhi perilaku kita daripada yang mempengaruhi

perilaku orang lain sehingga kita cenderung menilai perilaku kita disebabkan

oleh faktor eksternal daripada internal.

c. The self-serving bias

The self-serving bias adalah penjelasan yang digunakan seseorang

untuk menganggap kesuksesannya sebagai penyebab internal, yaitu faktor

disposisi; dan menjelaskan kegagalannya sebagai kesalahan eksternal, yaitu

faktor situasi (Aronson, Wilson, & Akert, 2005). Weiten (1998) mempunyai

pendapat yang sama dengan mengatakan bahwa the self-serving bias

merupakan kecenderungan seseorang untuk mengtribusikan kesuksesannya

pada faktor personal dan kegagalannya pada faktor situasional.

The self-serving bias dapat terjadi karena adanya beberapa

kemungkinan, tetapi kemungkinan yang paling sering terjadi dapat dijelaskan

ke dalam dua kategori, yaitu : kognitif dan motivasional. Model kognitif

mengatakan bahwa the self-serving bias berakar dari kecenderungan khusus

yang kita miliki dalam memproses informasi-informasi sosial (Ross dalam

Baron & Bryne, 1997). Hal ini berarti bahwa kita mengatribusikan hasil positif

yang kita capai kepada penyebab internal, tetapi hasil negatif diatribusikan

pada penyebab eksternal, karena kita mengharapkan kesuksesan dan

cenderung menginginkan kesuksesan tersebut berasal dari penyebab internal

daripada penyebab eksternal. Penjelasan motivasional mengatakan bahwa the

self-serving bias terjadi karena kebutuhan kita untuk melindungi dan

meningkatkan harga diri kita, atau berhubungan dengan keinginan kita untuk

terlihat baik di mata orang lain (Greenberg, Pyszczynski, & Solomon dalam

Baron & Bryne, 1997).

d. Culture (kebudayaan)

Triandis (dalam Weiten, 1998) mengatakan bahwa perbedaan antara

kebudayaan individualis dengan kebudayaan kolektivis mempengaruhi

kecenderungan atribusi. Kebudayaan individualis meletakkan tujuan personal

di atas tujuan kelompok dan menetapkan identitas seseorang berkaitan dengan

atribusi personal daripada kepada anggota kelompok. Kebudayaan kolektivis

meletakkan tujuan kelompok di atas tujuan personal dan menetapkan identitas

seseorang berkaitan dengan kelompoknya (seperti satu keluarga, suku bangsa,

kelompok kerja, kelas sosial, kasta, dan sebagainya). Halonen dan Santrock

(1999) menjelaskan bahwa banyak kebudayaan barat seperti Amerika Serikat,

Kanada, Inggris, dan Belanda menggambarkan kebudayaan individualis;

sedangkan banyak kebudayaan timur seperti Cina, Jepang, India, dan Thailand

menggambarkan kebudayaan kolektivis.

Kashima dan Triandis (dalam Dayakisni & Yuniardi, 2003)

membandingkan penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa Amerika dan

Jepang dalam mengatribusikan kesuksesan dan kegagalan mereka. Mahasiswa

Amerika menjelaskan kesuksesan mereka sebagai hasil dari kemampuan

dibandingkan ketika mereka menjelaskan kegagalan mereka. Mahasiswa

Jepang menunjukkan hal yang sebaliknya, yaitu mereka mengatribusikan

kegagalan yang mereka peroleh lebih kepada diri mereka sendiri dan lebih

sedikit mengatribusikan kesuksesan yang mereka capai kepada diri mereka.

Mahasiswa Jepang akan mengatribusikan kegagalan sebagai hasil dari

kurangnya kemampuan dan usaha mereka, sementara ketika sukses mereka

cenderung untuk mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena kebaikan guru

serta anugerah Tuhan.

e. Stereotip gender

Stereotip gender adalah bagian dari kebudayaan, maka bias atribusi

yang terjadi karena faktor kebudayaan dapat pula terjadi karena adanya

stereotip gender. Stereotip gender telah ditekankan oleh masyarakat sejak

masa kanak-kanak. Anak perempuan diajarkan bahwa mereka lebih rendah

daripada anak laki-laki, maka anak laki-laki lebih mempunyai kesempatan

untuk memperoleh pendidikan sehingga mereka dapat memperoleh pekerjaan

di sektor modern dan formal dengan jabatan yang tinggi. Anak perempuan

diajarkan untuk merasa inferior sehingga dengan sendirinya akan memilih

jurusan di sekolah atau jenis pekerjaan yang dianggap sesuai dengan mereka.

Hanya minoritas kecil perempuan yang ingin bersaing terang-terangan dengan

laki-laki dalam bidang-bidang pendidikan atau pekerjaan yang menurut

pendapat umum di kalangan laki-laki maupun perempuan dianggap kurang

sesuai bagi perempuan (Boserup dalam Rajab, 2002).

Swim dan Sanna (dalam Aronson, Wilson, & Akert, 2005)

menemukan bahwa jika seorang laki-laki mengalami kesuksesan dalam suatu

tugas yang diberikan kepadanya, baik laki-laki atau perempuan yang bertindak

sebagai pengamat akan mengatribusikan kesuksesannya sebagai hasil dari

kemampuan yang dimilikinya; jika perempuan mengalami kesuksesan pada

tugas yang sama, maka kesuksesannya akan diatribusikan sebagai hasil dari

usaha yang keras. Pengamat akan mengatribusikan kegagalan yang dialami

laki-laki pada tugas yang diberikan kepada nasib sial dan usaha yang kurang;

jika perempuan yang mengalami kegagalan, pengamat akan menyimpulkan

bahwa tugas tersebut terlalu sulit dikerjakan dengan tingkat kemampuan yang

dimilikinya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah bahwa

kita dapat melakukan kesalahan dalam melakukan atribusi. Kesalahan-

kesalahan tersebut dapat terjadi karena adanya bias atribusi sepeti the

fundamental attribution error, the actor-observer effect, the self-serving bias,

kebudayaan, dan stereotip gender

.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal yang meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan norma

pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar

mengajar. Norma-norma pengukuran tersebut dapat berupa angka ataupun

simbol huruf (Syah, 2004).

Purwanto (2003) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil dari

proses pengolahan masukan mentah (raw input) yang merupakan pengalaman

belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching-learning process)

dimana faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan

(environmental input) dan sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan

dimanipulasikan (instrumental input) turut berpengaruh dalam menunjang

tercapainya keluaran yang dikehendaki (output).

Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Bakat

merupakan kemampuan bawaan mempunyai fungsi sebagai potensi yang

masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Kemampuan

adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan

dan latihan (Munandar, 1999).

Penjelasan-penjelesan di atas mengungkapkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah

sebagai perwujudan dari bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Prestasi

belajar tersebut biasanya dinyatakan dalam norma-norma pengukuran yang

berupa angka ataupun simbol huruf

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang merupakan hasil dari proses belajar dipengaruhi

oleh berbagai macam faktor. Purwanto (2003) membedakan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada

pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual; dan faktor

yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Kecerdasan,

kematangan dan pertumbuhan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi adalah

faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor individual. Keluarga, guru dan

cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar,

lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial merupakan

faktor-faktor yang termasuk dalam faktor social.

Azwar (1999) mengatakan bahwa keberhasilan dalam belajar

dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersumber dari dalam (internal) maupun

dari luar (eksternal) diri individu. Syah (2004) menambahkan satu kategori

faktor disamping kedua faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Faktor

ketiga tersebut adalah faktor pendekatan belajar (approach to learning),

sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut adalah :

a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek,

yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat

rohaniah). Aspek fisiologis mengacu pada keadaan fisik pada umumnya,

termasuk di dalamnya keadaan jasmani dan fungsi indera. Faktor psikologis

meliputi tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi

siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

Faktor eksternal juga terdiri atas dua macam faktor, yakni faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Sekolah (guru, staf

administrasi, dan teman-teman sekelas), masyarakat sekitar (tetangga dan juga

teman sepermainan), dan yang paling penting adalah orangtua dan keluarga

siswa itu sendiri termasuk ke dalam lingkungan sosial siswa. Gedung sekolah,

rumah, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan

siswa masuk ke dalam faktor lingkungan nonsosial.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning)

Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran. Strategi dalam hal ini berarti

seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk

memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu (Lawson dalam

Syah, 2004).

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal yang

merupakan faktor yang berasal dari dalam individu, dan faktor eksternal yang

merupakan faktor yang berasal dari luar individu.

C. Atribusi terhadap Prestasi Belajar

Atribusi merupakan suatu proses kognitif yang dilakukan seseorang

untuk mencari penjelasan tentang penyebab perilaku atau tindakan orang lain.

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar. Maka atribusi terhadap

prestasi belajar adalah suatu proses kognitif yang dilakukan seseorang untuk

mencari penjelasan tentang penyebab dari hasil belajar seseorang.

Weiner (dalam Feldman, 1985) menjelaskan bahwa dimensi internal

dan eksternal adalah salah satu dimensi penting untuk memehami penyebab

terjadinya kesuksesan dan kegagalan. Dimensi kedua yang ditambahkan oleh

Weiner adalah stabilitas yang menjelaskan apakah penyebab terjadinya

kesuksesan dan kegagalan bersifat stabil atau tidak stabil. Kedua dimensi

tersebut bila digabungkan menjadi satu akan berkaitan satu sama lain seperti

yang ditunjukkan oleh tabel berikut ini:

Tabel 1 Model Atribusi Weiner Untuk Menjelaskan Kesuksesan Dan Kegagalan

Seseorang

Tidak Stabil Stabil Internal Usaha Kemampuan

Eksternal Nasib Kesulitan tugas

Tabel tersebut menjelaskan bahwa usaha merupakan penyebab

kesuksesan atau kegagalan seseorang yang berasal dari penyebab internal dan

bersifat tidak stabil. Kemampuan merupakan penyebab kesuksesan dan

kegagalan seseorang yang berasal dari penyebab internal yang mempunyai sifat

stabil. Penyebab eksternal kesuksesan dan kegagalan seseorang yang bersifat

tidak stabil adalah nasib, sedangkan penyebab eksternal yang bersifat stabil

adalah tingkat kesulitan tugas.

Uraian di atas menjelaskan bahwa alasan yang dikemukakan untuk

menjelaskan prestasi belajar seseorang dapat berasal dari kombinasi antara

penyebab internal-eksternal dengan penyebab yang bersifat stabil-tidak stabil.

Hasil dari kombinasi kedua dimensi tersebut yang dapat digunakan untuk

menjelaskan prestasi seseorang adalah usaha, kemampuan, nasib, dan kesulitan

tugas.

D. Stereotip Gender

Stereotip mengacu pada serangkaian keyakinan mengenai atribut-

atribut personal atau ciri-ciri sifat dari sekelompok orang berdasarkan

keanggotaan orang tersebut dalam kelompok tertentu, misalnya menurut jenis

kelamin, suku bangsa, rasa ataupun golongan (Ashmore dan Del Boca dalam

Handayani, 2002). Stereotip yang berkaitan dengan jenis kelamin merupakan

keyakinan mengenai pria atau wanita yang merupakan generalisasi yang

dibuat tentang ciri sifat laki-laki dan perempuan (Handayani, 2002). Laki-laki

diyakini secara luas mempunyai cirri sifat dominan, tegas, berprestasi, bebas,

berpikir rasional dan logis, serta kompetitif. Perempuan lebih sering mencari

identitas dan menemukan maknanya dalam persahabatan, menempatkan

perhatian pada hubungan dengan orang lain, serta mengurus dan merawat

mereka (Lemme, 1995).

Halonen dan Santrock (1999) mengatakan bahwa stereotip gender

adalah kategori umum yang menggeneralisasikan dan memberikan keyakinan

yang salah tentang laki-laki dan perempuan. Dunia tempat tinggal kita sangat

rumit sehingga penggunaan stereotip merupakan salah satu cara untuk

menyederhanakan kerumitan itu. Label sederhana yang kita tetapkan pada

seseorang seperti kualitas kelembutan akan memudahkan kita dalam

mengingat seseorang ketika kita memikirkannya. Sebuah label yang telah

ditetapkan akan sulit untuk dilepaskan sekalipun dihadapkan pada bukti yang

kontradiktif.

Stereotip gender di Indonesia terjadi karena adanya mitos-mitos

dalam masyarakat yang menguntungkan kaum laki-laki dan merugikan kaum

perempuan. Mitos-mitos tersebut misalnya saja anggapan bahwa perempuan

adalah konco wingking (teman di belakang) yang berfungsi sebagai tiga M

(masak, manak, macak) serta adanya pantangan bagi laki-laki untuk bekerja di

dapur (memasak, mencuci, dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya)

karena jika laki-laki bekerja di dapur maka rejekinya akan berkurang. Mitos

tersebut muncul karena Indonesia adalah negara yang menganut hukum

patriarki sehingga yang berkuasa di dalam keluarga adalah bapak (Handayani

& Sugiarti, 2001).

Patriarki adalah konsep yang menyatakan bahwa laki-laki mempunyai

kekuasaan atas semua peran penting dalam masyarakat, dalam pemerintahan,

militer, pendidikan, industri, bisnis, perawatan kesehatan, iklan, agama, dan

lain sebagainya. Budaya patriarki menggambarkan dominasi laki-laki atas

perempuan dan anak di dalam keluarga dan berlanjut kepada dominasi laki-

laki dalam semua lingkup kemasyarakatan (Handayani & Sugiarti, 2001).

Badan Pusat Statistik (Surbakti dalam Robinson & Bessell, 2002)

mencatat bahwa perbedaan gender terlihat dalam dunia kerja. Rata-rata

partisipan untuk pekerja perempuan berusia 15 tahun ke atas lebih rendah

daripada rata-rata partisipan untuk pekerja laki-laki dalam kelompok yang

sama walaupun sudah lebih dari 14 tahun rata-rata pekerja perempuan

berkembang lebih cepat daripada rata-rata pekerja laki-laki. Partisipan

perempuan berkembang dari 44 persen pada tahun 1986 menjadi 60 persen

pada tahun 2000 (bertambah 16 persen), bandingkan dengan laki-laki yang

bertambah dari 70 persen menjadi 74 persen.

Jumlah pekerja perempuan lebih sedikit daripada pekerja laki-laki

karena terjadi diskriminasi melawan perempuan dalam dunia kerja.

Perempuan seringkali hanya direkrut sebagai pekerja biasa karena hal ini

membuat majikan dapat membayar mereka dengan rata-rata upah yang

rendah. Lapangan pekerjaan yang ada seringkali lebih menginginkan pekerja

perempuan yang belum menikah sehingga tidak memberi kesempatan kepada

pekerja perempuan yang sudah menikah (Robinson & Bessell, 2002).

Stereotip ini juga terlihat jelas dalam dunia pendidikan. Perempuan

memang banyak yang telah lulus Perguruan Tinggi, namun di beberapa

belahan dunia tetap terjadi kesenjangan gender pada pendidikan sekolah itu

sendiri seperti yang terjadi negara-negara Timur Tengah, Asia Tenggara, dan

Afrika dimana anak perempuan yang memperoleh pendidikan masih sangat

sedikit. Anak perempuan yang bersekolah lebih rendah 75 juta orang daripada

anak laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa bukanlah suatu hal yang

mengejutkan bila dua pertiga penduduk buta huruf adalah perempuan (Rajab,

2002).

Stereotip gender di sekolah mengakibatkan adanya penurunan prestasi

pada anak-anak perempuan. Anak perempuan yang memiliki prestasi lebih

tinggi daripada anak laki-laki tetap melewati masa remajanya dengan

kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya dan

cenderung untuk meremehkan kesuksesannya (Bornholt, Goodnow, & Cooney

dalam Berk, 2000).

Perempuan cenderung untuk mencapai prestasi di bawah rata-rata.

Studi terhadap lulusan (SMU) tahun 1972 yang dilakukan oleh Adelman

(dalam Lemme, 1995) menemukan bahwa perempuan secara akademik

menunjukkan hasil lebih rendah daripada laki-laki pada setiap tingkatan dan

mata pelajaran sejak awal SMU sampai lulus, termasuk dalam pelajaran

kalkulus dan Ilmu Pengetahuan Alam. Perempuan juga mempunyai

pendidikan dan aspirasi karir yang lebih rendah sehingga prestasi tertinggi

mereka dalam pendidikan diabaikan dan hanya dipergunakan untuk pekerjaan

dalam bidang perdagangan.

Stereotip gender juga mempengaruhi pertimbangan perempuan dan

laki-laki sebelum mereka memasuki Perguruan Tinggi dan menghasilkan

perbedaan pilihan pengharapan. Laki-laki mendapat catatan dari sekolah dan

masyarakat bahwa mereka harus mempersiapkan karir yang akan membantu

menopang keluarga. Perempuan mendapat catatan lain, yaitu bahwa karir

mereka tidaklah terlalu penting bila dibandingkan dengan pendapatan suami,

maka pilihan jurusan yang diambil tidak perlu mengacu pada pekerjaan yang

membutuhkan keahlian khusus (Brannon, 1996).

Naffziger dan Naffziger (dalam Hurlock, 1978) mengatakan bahwa

stereotip gender mempunyai beberapa aspek, yaitu aspek kognitif, aspek

afektif, dan aspek konatif. Penjelasan dari masing-masing aspek adalah

sebagai berikut :

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif meliputi persepsi, anggapan, dan harapan orang yang

berasal dari kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Persepsi,

anggapan, dan harapan ini sederhana dan seringkali kurang berdasar serta

terkadang sebagian dari hal-hal tersebut tidak akurat tetapi tetap dipertahankan

kuat-kuat oleh banyak orang.

b. Aspek afektif

Aspek afektif meliputi sikap ramah maupun tidak ramah secara umum

terhadap obyek sikap dan berbagai perasaan sikap serta berbagai perasaan

spesifik yang memberi warna emosional pada sikap tersebut. Perasaan ini

mungkin berupa kekaguman dan simpati atau rasa superior, iri hati, dan rasa

takut.

c. Aspek konatif

Aspek konatif meliputi anggapan mengenai apa yang harus dilakukan

berkaitan dengan kelompok jenis kelamin yang bersangkutan dan dengan

anggota tertentu kelompok tersebut. Stereotip gender yang ada memunculkan

adanya anggapan bahwa anggota kelompok seks laki-laki harus

bertanggungjawab atas tugas-tugas yang menuntut kekuatan fisik, dan bahwa

anggota seks perempuan harus dilindungi dari setiap tanggungjawab yang

mungkin membahayakan kondisi fisik mereka yang lebih lemah.

Dari keseluruhan uraian diatas dapat dilihat bahwa adanya stereotip

gender menimbulkan adanya perbedaan pelakuan yang diterima laki-laki dan

perempuan yang lebih menguntungkan laki-laki daripada perempuan. Stereotip

gender terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

konatif yang akan digunakan dalam pembuatan skala stereotip gender.

E. Hubungan antara Stereotip Gender dengan Atribusi terhadap Prestasi

Belajar Perempuan

Masyarakat Indonesia masih terikat dengan stereotip gender. Hal ini

dapat dilihat dari masih banyaknya perbedaan perlakuan yang diterima oleh

laki-laki dan perempuan. Laki-laki dikonstruksikan sebagai kaum yang kuat,

maka sejak kecil anak laki-laki biasanya telah dibiasakan dan dilatih untuk

menjadi kuat. Perempuan sudah diberi label sebagai kaum yang lemah lembut,

maka sejak kecil anak perempuan telah diarahkan untuk mempunyai sifat yang

lemah lembut (Handayani dan Sugiarti, 2001).

Orang yang mempunyai stereotip gender yang tinggi akan mempunyai

kecenderungan untuk menganggap remeh perempuan seperti halnya

masyarakat yang memandang bahwa laki-laki mempunyai kedudukan yang

lebih tinggi daripada perempuan. Laki-laki yang mempunyai prestasi belajar

yang baik akan dianggap berhasil karena ia mempunyai kemampuan dalam hal

akademik. Perempuan yang mempunyai prestasi belajar yang baik hanya akan

dianggap beruntung karena perempuan sering dianggap kurang mampu bila

dibandingkan dengan laki-laki. Orang yang mempunyai stereotip gender yang

tinggi kemudian akan mengatribusikan kesuksesan yang dicapai laki-laki

dalam pendidikan kepada penyebab internal, sedangkan kesuksesan

perempuan akan diatribusikan kepada penyebab eksternal.

Orang yang mempunyai stereotip gender yang rendah akan mempunyai

anggapan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan sama,

sehingga atribusi yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan yang

mengalami kesuksesan adalah atribusi internal. Penjelasan secara singkat

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2 Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi terhadap prestasi belajar

perempuan (situasi sukses)

Tinggi Rendah

Orang akan berpendapat bahwa

laki-laki lebih mampu daripada perempuan

Orang akan berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan

mempunyai kemampuan yang sama

Perempuan sukses Perempuan sukses

Stereotip gender

Atribusi eksternal : nasib dan kesulitan

tugas

Atribusi internal: Usaha dan kemampuan

Penjelasan tentang kegagalan seseorang berbeda dengan penjelasan

tentang keberhasilan seseorang. Laki-laki yang mempunyai prestasi belajar yang

jelek akan dianggap gagal karena ia sedang memperoleh nasib yang kurang baik

atau tugas yang harus dikerjakan memang sulit. Perempuan yang mempunyai

prestasi belajar yang jelek akan dianggap gagal karena ia memang tidak memiliki

kemampuan dalam bidang itu atau karena ia kurang berusaha (Aronson, Wilson &

Akert, 2005). Orang yang mempunyai stereotip gender yang tinggi kemudian akan

mengatribusikan kegagalan yang dicapai laki-laki dalam pendidikan kepada

penyebab eksternal, sedangkan kegagalan perempuan akan diatribusikan kepada

penyebab internal.

Orang yang mempunyai stereotip gender yang rendah akan mempunyai

anggapan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan sama, sehingga

atribusi yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan yang mengalami

kegagalan adalah atribusi eksternal. Penjelasan secara singkat dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 3 Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi terhadap prestasi belajar

perempuan (situasi gagal)

Uraian di atas menunjukkan bahwa antara stereotip gender dengan atribusi

terhadap prestasi belajar untuk situasi sukses terdapat hubungan yang positif,

semakin tinggi stereotip gender seseorang maka atribusi terhadap kesuksesan

perempuan bersifat eksternal. Antara stereotip gender dengan atribusi terhadap

prestasi untuk situasi gagal juga terdapat hubungan yang positif sehingga semakin

tinggi stereotip gender seseorang maka atribusi terhadap kegagalan perempuan

bersifat internal.

Tinggi Rendah

Orang akan berpendapat bahwa

laki-laki lebih mampu daripada perempuan

Orang akan berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan

mempunyai kemampuan yang sama

Perempuan gagal Perempuan gagal

Stereotip gender

Atribusi internal : usaha dan kemampuan Atribusi eksternal :

Nasib dan kesulitan tugas

F. Hipotesis

Hipotesa penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal

terhadap kesuksesan perempuan. Semakin tinggi stereotip gender

seseorang maka atribusi terhadap kesuksesan perempuan bersifat

eksternal.

2. Ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal

terhadap kegagalan perempuan. Semakin tinggi stereotip gender seseorang

maka atribusi terhadap kegagalan perempuan bersifat internal.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu tipe penelitian

dengan karakteristik berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau

lebih (Supratiknya, 1998). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada

tidaknya korelasi antara dua variabel, yaitu stereotip gender dan atribusi

eksternal terhadap kesuksesan perempuan serta stereotip gender dan atribusi

internal terhadap kegagalan perempuan.

B. Identifikasi Variabel

Penelitian ini menggunakan dua macam variabel yang terdiri dari

variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Variabel bebas : stereotip gender.

2. Variabel tergantung : atribusi terhadap prestasi belajar perempuan.

C. Definisi Operasional

1. Stereotip gender

Serangkaian keyakinan mengenai atribut-atribut personal atau ciri-ciri

sifat dari sekelompok orang yang menggeneralisasikan dan memberikan

keyakinan yang salah tentang laki-laki dan perempuan. Aspek-aspek yang

terdapat dalam stereotip gender adalah:

a. Aspek kognitif yang meliputi persepsi, anggapan, dan harapan orang yang

berasal dari kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

b. Aspek afektif yang meliputi sikap ramah maupun tidak ramah secara

umum terhadap obyek sikap dan berbagai perasaan sikap serta berbagai

perasaan spesifik yang memberi warna emosional pada sikap tersebut.

Perasaan ini mungkin berupa kekaguman dan simpati atau rasa superior,

iri hati, dan rasa takut.

c. Aspek konatif yang meliputi anggapan mengenai apa yang harus

dilakukan berkaitan dengan kelompok jenis kelamin yang bersangkutan

dan dengan anggota tertentu kelompok tersebut.

Stereotip gender tersebut akan diukur dengan menggunakan Skala

Stereotip Gender. Skor tinggi menunjukkan bahwa subyek mempunyai

stereotip gender yang tinggi, sedangkan bila skor yang diperoleh rendah maka

subyek mempunyai stereotip gender yang rendah.

2. Atribusi terhadap prestasi belajar perempuan

Atribusi terhadap prestasi belajar pada penelitian ini akan digunakan

untuk mengukur atribusi mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswi.

Atribusi terhadap prestasi belajar dapat dibuat berdasarkan empat penyebab

terjadinya prestasi belajar, yaitu :

1. Usaha merupakan penyebab internal.

2. Kemampuan merupakan penyebab internal.

3. Nasib merupakan penyebab eksternal.

4. Kesulitan tugas merupakan penyebab eksternal.

Atribusi terhadap prestasi belajar perempuan akan diukur dengan

menggunakan Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan. Skala

atribusi terhadap prestasi belajar perempuan ini akan menghasilkan dua skor,

yaitu skor untuk situasi sukses dan skor untuk situasi gagal. Skor yang tinggi

pada situasi sukses menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai subyek

mempunyai atribusi yang bersifat eksternal terhadap kesuksesan yang

diperoleh mahasiswi. Skor yang tinggi pada situasi gagal menunjukkan bahwa

subyek mempunyai atribusi yang bersifat internal terhadap kegagalan yang

diperoleh mahasiswi.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik

Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Alasan pemilihan subyek adalah

karena adanya stereotip gender yang mengatakan bahwa perempuan kurang

pantas mempelajari bidang teknik. Rajab (2002) mengemukakan bahwa anak

perempuan memang ditekankan untuk tidak memasuki jurusan IPA karena itu

dianggap sebagai bidang khusus laki-laki.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode skala, yaitu Skala Stereotip Gender dan Skala Atribusi Terhadap

Prestasi Belajar. Alasan penggunaan skala adalah karena subyek merupakan

orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Jawaban yang dinyatakan

subyek adalah benar dan dapat dipercaya, dan interprestasi subyek tentang

pernyataan yang diajukan sama dengan yang dimaksud oleh peneliti (Hadi,

2002)

Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Skala Stereotip Gender

Skala stereotip gender disusun berdasarkan aspek-aspek dari

stereotip gender, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.

Stereotip gender yang tinggi ditunjukkan dengan skor yang tinggi,

sedangkan stereotip gender yang rendah ditunjukkan dengan skor yang

rendah.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari aitem-aitem

yang sebagian bersifat favorabel, yaitu apabila aitem tersebut berisi

pernyataan-pernyataan yang sifatnya mendukung penelitian; dan sebagian

lagi bersifat unfavorabel, yaitu apabila aitem tersebut berisi pernyataan-

pernyataan yang sifatnya tidak mendukung penelitian. Aitem-aitem

tersebut memiliki empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Alternatif

jawaban Netral (N) atau jawaban tengah tidak disertakan agar subyek

penelitian tidak memiliki kecenderungan untuk memilih jawaban tengah

(central tendency effect) sehingga mereka dapat lebih tegas dalam memilih

jawaban (Hadi, 1991). Pemberian nilai menggunakan skala Likert yang

bergerak dari nilai 4 sampai 1 untuk aitem-aitem yang bersifat favorabel

dan 1 sampai 4 untuk aitem-aitem yang bersifat unfavorabel.

Skala Stereotip Gender ini terdiri dari 70 aitem yang dibagi

menjadi 35 aitem yang bersifat favorabel dan 35 aitem yang bersifat

unfavorabel. Blue-print skala ini sebagai berikut:

Tabel 4 Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Stereotip Gender

Nomor Aitem No Aspek-

aspek Favorabel Unfavorabel Bobot

1. Kognitif 1,2,3,19,20,21,37,38, 39, 55, 56, 57

4,5,6,22,23,24,40, 41,42,58,59 33,33%

2. Afektif 7,8,9,25,26,27,43, 44,45,60,61,62

10,11,12,28,29,30,46, 47,48,63,64,65 33,33%

3. Konatif 13,14,15,31,32,33,49, 50, 51,66,67

16,17,18,34,35,36,52, 53,54,68,69,70 33,33%

Total 70

2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan

Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan disusun

berdasarkan empat penyebab terjadinya atribusi terhadap prestasi belajar,

yaitu usaha, kemampuan, nasib dan kesulitan tugas. Usaha dan

kemampuan merupakan penyebab internal sedangkan nasib dan kesulitan

tugas merupakan penyebab eksternal.

Skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan ini terdiri dari

36 aitem yang dibagi menjadi 18 aitem yang berisi pernyataan-pernyataan

yang menjelaskan kesuksesan dan 18 aitem yang berisi pernyataan-

pernyataan yang menjelaskan kegagalan. Skoring untuk skala atribusi

terhadap prestasi belajar yang menjelaskan situasi sukses berbeda dengan

skoring untuk skala atribusi terhadap prestasi belajar yang menjelaskan

situasi gagal.

Skala atribusi terhadap kesuksesan perempuan mempunyai dua

skor, yaitu nol dan satu. Nilai nol diberikan untuk aitem-aitem yang

merupakan penyebab internal dan nilai satu diberikan untuk aitem-aitem

yang merupakan penyebab eksternal. Semakin tinggi skor yang diperoleh

subyek maka atribusi terhadap kesuksesan perempuan semakin eksternal.

Skala atribusi terhadap kegagalan perempuan juga mempunyai dua

skor, yaitu nol dan satu. Nilai nol diberikan untuk aitem-aitem yang

merupakan penyebab eksternal dan nilai satu diberikan untuk aitem-aitem

yang merupakan penyebab internal. Semakin tinggi skor yang dihasilkan

subyek maka atribusi terhadap kegagalan perempuan semakin internal.

Blue-print skala ini sebagai berikut:

Tabel 5

Distribusi Butir-butir Pernyataan Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan

Atribusi Sukses Total Gagal Total

Usaha 1a,3a,5b, 6b,9a,10a,

13b,14b,17a 9

19a,21a,23b, 24b,27a,28a, 31b,32b,35a

9

Internal

Kemampuan 2a,4a,7b,

8b,11a,12a, 15b,16b,18a

9 20a,22a,25b, 26b,29a,30a, 33b,34b,36a

9

Nasib 2b,3b,6a,

8a,10b,12b, 13a,14a,15a,17b

10 20b,21b,24a, 26a,28b,30b,

31a,32a,33a,35b 10

Eksternal Kesulitan

tugas

1b,4b,5a, 7a,9b,11b, 16a,18b

8 19b,22b,23a, 25a,27b,29b,

34a,36b 8

Total 36 36

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Tes

1. Validitas

Validitas skala menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Validitas yang tinggi

menunjukkan bahwa alat ukur tersebut mampu melakukan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dilakukannya

pengukuran. Validitas yang digunakan dalam alat ukur penelitian ini adalah

validitas isi yang menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup

keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur, artinya tes tersebut bukan

hanya harus komprehensif tetapi isinya harus tetap relevan dan tidak keluar

dari tujuan penelitian (Azwar, 2000).

2. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

dengan alat tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien

relibilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan

1,00. Koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 menunjukkan bahwa

reliabilitas semakin tinggi, sedangkan koefisien yang mendekati angka 0

menunjukkan reliabilitas yang semakin rendah

Reliabilitas alat ukur kedua skala dihitung dengan menggunakan teknik

komputasi reliabilitas konsistensi internal formula alpha Cronbach. Alasan

penggunaan teknik ini adalah karena dalam pendekatan ini prosedurnya hanya

memerlukan satu kali penyajian skala (single-trial administration) kepada

sekelompok individu sebagai subyek sehingga pendekatan ini memiliki nilai

praktis dan efisiensi tinggi, serta dapat menghindari kemungkinan timbulnya

problem pada pendekatan tes ulang.

G. Metode Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data disesuaikan dengan

tujuan penelitian dan identifikasi variabel. Teknik analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dari Pearson untuk

mengetahui apakah ada hubungan positif antara stereotip gender dengan

atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan dan ada hubungan positif

antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan

perempuan. Alat bantu yang digunakan peneliti adalah SPSS for windows versi

12.0.

BAB IV

PELAKSANAAN UJI COBA, PENELITIAN, HASIL PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba Alat Penelitian

1. Uji Coba Alat Penelitian

Uji coba alat penelitian dilakukan sebelum penelitian. Uji coba

dilakukan untuk melihat kelayakan aitem yang akan digunakan dalam

penelitian dan reliabilitas alat ukur, yang nantinya akan digunakan dalam

penelitian yang sesungguhnya.

Uji coba alat ukur dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Desember

2006 di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Subyek yang diambil adalah

mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil dengan jumlah subyek

sebanyak 50 orang. Subyek diminta untuk mengisi skala ukur yang terdiri dari

dua jenis skala, yaitu Skala Stereotip Gender dan Skala Atribusi Terhadap

Prestasi Belajar Perempuan.

2. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Langkah selanjutnya setelah uji coba alat ukur dilaksanakan adalah

melakukan analisis dan seleksi aitem. Analisis dan seleksi aitem dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Estimasi Validitas

Validitas yang digunakan dalam uji coba alat ukur ini adalah validitas

isi. Validitas isi alat ukur penelitian ini mengarah pada sejauh mana aitem-

aitem dalam alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak

diukur. Alat ukur penelitian ini harus komprehensif isinya, memuat isi yang

relevan, dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur. Uji validitas isi ini mengacu

pada tipe logical validity (validitas logik) yang menunjuk pada sejauh mana isi

tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur (Azwar,

2000).

b. Seleksi Aitem

1. Skala Stereotip Gender

Uji kelayakan butir skala ini dilakukan dengan menggunakan

program SPSS for windows versi 12.0 dengan mengukur korelasi antara

skor aitem dengan skor total responden uji coba. Kriteria pemilihan aitem

berdasarkan korelasi aitem total, yaitu aitem yang memiliki koefisien

korelasi ≥ 0,30 tetapi karena jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak

mencukupi jumlah yang diinginkan, maka batas kriteria diturunkan

menjadi 0,25. Berdasarkan hasil penghitungan, koefisien korelasi aitem

total berkisar antara -0,284 sampai dengan 0,724. Hasil pengujian ini

mengatakan bahwa terdapat 20 aitem dari 70 aitem yang dinyatakan gugur

karena mempunyai korelasi terhadap skor total yang rendah (< 0,25)

sehingga jumlah aitem yang akan digunakan dalam penelitian adalah 50

aitem. Aitem yang akan digunakan dalam penelitian mempunyai koefisien

korelasi yang bergerak dari 0,222 sampai dengan 0,750. Berikut disajikan

tabel hasil uji kelayakan aitem skala stereotip gender:

Tabel 6 Distribusi Aitem Skala Stereotip Gender Setelah Uji Coba

Nomor aitem layak Nomor aitem gugur No Aspek-aspek Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel

1. Kognitif 1,2,3,19,20, 37,38,56,57

4,5,6,23,24, 40,58,59 21,39,55 22,41,42

2. Afektif 7,8,43,44, 61

11,12,28,30, 46,47,48,63

64,65

9,25,26,27, 45,60,62 10,29

3. Konatif 15,32,33,49, 50,66,67

16,17,18,34, 35,36,52,53,

54,68,70 13,14,31,51 69

Total 21 29 14 6

Skala stereotip gender yang terdiri dari 50 aitem yang telah layak

tersebut kemudian disusun ulang oleh peneliti dan akan digunakan dalam

penelitian. Persebaran butir skala dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7 Distribusi Aitem Skala Stereotip Gender Untuk Penelitian

Nomor aitem No Aspek-

aspek Favorabel Unfavorabel Jumlah Aitem

1. Kognitif 1,2,3,15(19),16(20),

26(37),27(38),39(56),40(57)

4,5,6,17(23),18(24), 28(40),

41(58),42(59) 17

2. Afektif 7,8,29(43),30(44), 43(61)

9(11),10(12),19(28), 20(30),31(46),32(47), 33(48),44(63),45(64),

46(65)

15

3. Konatif 11(15),21(32),22(33),34(49),35(50),47(66),

48(67)

12(16),13(17),14(18), 23(34),24(35),25(36), 36(52),37(53),38(54),

49(68),50(70)

18

Total 21 29 50 Nomor dalam kurung ( ) = nomor item sebelum uji coba.

2. Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan

Kriteria pemilihan aitem pada skala atribusi terhadap prestasi

belajar perempuan mengacu kepada kriteria korelasi item total yang

memiliki koefisien korelasi ≥ 0,25 karena jumlah aitem yang lolos ternyata

masih tidak mencukupi bila menggunakan batasan koefisien korelasi

≥ 0,30. Berdasarkan hasil penghitungan, koefisien korelasi aitem total

berkisar antara 0,141 sampai dengan 0,615. Hasil pengujian mengatakan

bahwa terdapat 8 aitem dari 36 aitem yang dinyatakan gugur karena

mempunyai korelasi terhadap skor total yang rendah (< 0,25) sehingga

jumlah aitem yang akan digunakan dalam penelitian adalah 28 aitem.

Aitem yang akan digunakan dalam penelitian mempunyai koefisien

korelasi yang berkisar dari 0,264 sampai dengan 0,595. Berikut disajikan

tabel hasil uji kelayakan aitem skala atribusi terhadap prestasi belajar:

Tabel 8 Distribusi Aitem Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan

Setelah Uji Coba

Atribusi Sukses Gagal

Internal/eksternal Nasib Kesulitan tugas Nasib Kesulitan

tugas Total

Kemampuan 2,12, 7,11,15,16 20, 30 22,25,29,36 14

Usaha 3,6,13,14,17 5,9, 21,24,28,31,32,35 19,23,27 14

Total 13 15 28

Skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan yang terdiri dari

28 aitem yang telah layak tersebut kemudian disusun ulang oleh peneliti

dan akan digunakan dalam penelitian. Persebaran butir skala dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 9 Distribusi Aitem Skala Atribusi Terhadap Prestasi Belajar Perempuan

Untuk Penelitian

Atribusi Sukses Gagal

Internal/eksternal Nasib Kesulitan tugas Nasib Kesulitan

tugas Total

Kemampuan 1(2), 8(12)

5(7),7(11),11(15), 12(16)

15(20), 25(30)

17(22), 20(25), 21(26), 24(29)

14

Usaha

2(3),4(6)9(13), 10(14), 13(17)

3(5),6(9)

16(21), 19(24),23(28),

26(31), 27(32), 28(35)

14(19), 18(23), 22(27)

14

Total 13 15 Nomor dalam kurung ( ) = nomor item sebelum uji coba

c. Estimasi Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang

mampu memberikan hasil ukur terpercaya (Azwar, 2000). Estimasi reliabilitas

Skala stereotip gender dan skala atribusi terhadap prestasi belajar perempuan

dalam penelitian ini diukur dengan koefisien reliabiltas alpha Cronbach (α)

melalui bantuan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil perhitungan

koefisien reliabilitas alpha skala stereotip gender adalah 0,918. Hasil

perhitungan koefisien reliabilitas alpha untuk skala atribusi terhadap prestasi

belajar perempuan adalah 0,861. Nilai kedua skala tersebut termasuk dalam

kategori tingkat reliabilitas tinggi karena semakin mendekati angka 1. Kategori

tersebut menunjukkan bahwa skala stereotip gender dan skala atribusi terhadap

prestasi belajar perempuan telah memenuhi persyaratan alat ukur yang akan

digunakan dalam penelitian selanjutnya.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dengan tujuan mencari hubungan antara sterotip gender

dengan atribusi terhadap prestasi belajar perempuan dilakukan pada tanggal 12

dan 13 Februari 2007. Penelitian dilaksanakan di Universitas Atma Jaya

Yogyakarta. Pengambilan data penelitian dilakukan sendiri oleh peneliti

dengan masuk ke ruang kelas setelah kuliah selesai agar tidak mengganggu

kegiatan belajar-mengajar.

Subyek penelitian adalah orang-orang yang masih tercatat sebagai

mahasiswa di Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan

Teknik Sipil. Jumlah subyek penelitian sebanyak 55 orang. Satu mahasiswa

dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk menjadi subyek penelitian karena

ketidaklengkapan subyek dalam merespon aitem sehingga jumlah subyek

menjadi 54 orang.

C. Deskripsi hasil penelitian

Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh nilai mean teoritis dan

mean empiris. Mean teoritis adalah rata-rata skor skala penelitian yang

diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah skala tersebut. Mean empiris

adalah rata-rata skor data yang diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata

skor hasil penelitian. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10 Deskripsi Data Penelitian

Atribusi terhadap prestasi belajar Stereotip Gender Sukses Gagal Statistik

Teoritik Empirik Teoritik Empirik Teoritik Empirik N 54 54 54

Skor Maks 200 133 13 10 15 14

Skor Min 50 103 0 1 0 1 Mean 125 115,81 6,5 3,91 7,5 8,93 SD 25 6,440 2,16 2,165 2,5 3,408

Mean empiris yang diperoleh untuk skala stereotip gender sebesar

115,81 dan mean teoritisnya sebesar 125. Nilai mean empiris lebih kecil dari

mean teroritisnya, ini berarti tingkat stereotip gender subyek rendah. Mean

empiris yang diperoleh untuk skala atribusi terhadap kesuksesan perempuan

sebesar 3,91 sedangkan nilai mean teoritisnya 6,5. Nilai mean empiris lebih

kecil dari mean teoritisnya, ini berarti bahwa tingkat atribusi subyek terhadap

kesuksesan rendah. Mean empiris yang diperoleh untuk skala atribusi terhadap

kegagalan perempuan sebesar 8,93 sedangkan nilai mean teoritisnya 7,5. Nilai

mean empiris lebih besar dari mean teoritisnya, ini berarti bahwa tingkat

atribusi subyek terhadap kegagalan tinggi.

Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan untuk mengetahui

jumlah subyek pada masing-masing kategori. Penggunaan kategori jenjang

bertujuan untuk menempatkan subyek ke dalam kelompok yang terpisah

secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur.

Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari tiga kategori, yaitu rendah,

sedang, dan tinggi (Azwar,2000). Norma kategori skor dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 11 Norma Kategori Skor Skala

Rentang Nilai Kategorisasi

X < (μ – 1,0σ) (μ – 1,0σ) < X ≤ (μ + 1,0σ)

(μ + 1,0σ) ≤ X

Rendah Sedang Tinggi

Berdasarkan norma diatas, maka diperoleh kategori respon subyek

sebagai berikut:

Tabel 12 Kategori Skor Subyek Pada Skala Stereotip Gender dan Skala Atribusi Terhadap

Prestasi Belajar Perempuan

Atribusi terhadap prestasi belajar Stereotip Gender Sukses Gagal KategorisasiSubyek Prosentase Subyek Prosentase Subyek Prosentase

Rendah Sedang Tinggi

0 54 0

0 100%

0

32 19 3

59,25% 35,18% 5,55%

10 26 18

18,51% 48,14% 33,33%

Total 54 100% 54 100% 54 100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 54 orang (100%)

termasuk dalam kategori subyek yang memiliki sterotip gender sedang, maka

untuk skala stereotip gender tidak ada subyek yang masuk kategori rendah dan

tinggi. Tabel tersebut menunjukkan untuk atribusi terhadap kesuksesan

perempuan terdapat 32 orang subyek (59,25%) yang termasuk dalam kategori

mempunyai atribusi terhadap kesuksesan perempuan yang rendah, 19 orang

subyek (35,18%) termasuk dalam kategori mempunyai atribusi terhadap

kesuksesan perempuan yang sedang, dan 3 orang subyek (5,55%) termasuk

dalam kategori mempunyai atribusi terhadap kesuksesan perempuan yang

tinggi. Tabel tersebut juga menunjukkan untuk atribusi terhadap kegagalan

perempuan terdapat 10 orang subyek (18,51%) yang termasuk dalam kategori

mempunyai atribusi terhadap kegagalan perempuan yang rendah, 26 orang

subyek (48,14%) termasuk dalam kategori mempunyai atribusi terhadap

kegagalan perempuan yang sedang, dan 18 orang subyek (33,33%) termasuk

dalam kategori mempunyai atribusi terhadap kegagalan perempuan yang

tinggi.

D. Analisis Data Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran variabel

bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari

program SPSS for windows versi 12.0.

Asumsi uji normalitas adalah jika nilai p > 0,05 maka sebaran skor

yang diperoleh adalah normal. Berdasarkan hasil uji normalitas sebaran untuk

variabel stereotip gender dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov

diperoleh Z sebesar 0,943 (p = 0,337 , p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

variabel stereotip gender mempunyai sebaran yang normal. Variabel atribusi

terhadap kesuksesan mempunyai Z sebesar 1,466 (p = 0,027 , p < 0,05). Hal

ini menunjukkan bahwa variabel atribusi terhadap kesuksesan perempuan

mempunyai sebaran yang tidak normal. Variabel atribusi terhadap kegagalan

mempunyai Z sebesar 0,637 (p = 0,812 , p > 0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa variabel atribusi terhadap kegagalan perempuan mempunyai sebaran

yang normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 13 Tabel Uji Normalitas

Atribusi terhadap prestasi belajar Stereotip

gender Sukses Gagal K-S Z 0,943 1,466 0,637

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,337 0,027 0,812

b. Hasil Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antar variabel

penelitian bersifat linear atau tidak. Pengujian linearitas dilakukan dengan

menggunakan SPSS for Windows versi 12.0. Hasil perhitungan uji linearitas

adalah sebagai berikut:

Tabel 14 Uji Linearitas Stereotip Gender dengan Atribusi terhadap Kesuksesan

Perempuan

F Sign.

Atribusi Sukses* Stereotip Gender

(combined) Linearity

Deviation from Linearity

0,863 4,204 0,696

0,633 0,049 0,801

Tabel 15 Uji Linearitas Stereotip Gender dengan Atribusi Kegagalan Perempuan

F Sign.

Atribusi Gagal* Stereotip Gender

(combined) Linearity

Deviation from Linearity

0,840 7,786 0,493

0,657 0,009 0,950

Hasil uji linearitas untuk variabel stereotip gender dan atribusi terhadap

kesuksesan perempuan menunjukkan nilai F = 4,204 dengan p = 0,049

(p < 0,05), ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut, yaitu variabel

stereotip gender dengan atribusi terhadap kesuksesan perempuan linear. Hasil

uji linearitas untuk variabel stereotip gender dengan atribusi terhadap

kegagalan perempuan menunjukkan nilai F = 7,786 dengan p = 0,009

(p < 0,05), ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut, yaitu variabel

stereotip gender dengan atribusi terhadap kegagalan perempuan linear.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui dan menguji apakah

hipotesis penelitian ini, yaitu ada hubungan positif antara stereotip gender

dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan dan ada hubungan

positif antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan

perempuan belajar terbukti. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

teknik korelasi dengan bantuan program SPSS for windows versi 12.0.

Hasil uji normalitas mengatakan bahwa variabel atribusi terhadap

kegagalan perempuan mempunyai sebaran yang tidak normal sehingga uji

korelasi tidak dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product

moment dari Pearson, maka uji korelasi dilakukan dengan menggunakan

teknik korelasi Spearman’s rho dari Spearman sebagai pengganti. Hasil uji

hipotesis menunjukkan bahwa hubungan antara stereotip gender dengan

atribusi terhadap kesuksesan perempuan signifikan karena koefisien korelasi

(r) yang diperoleh sebesar 0,296 dengan taraf signifikasi sebesar 0,015

(p < 0,05).

Variabel atribusi terhadap kegagalan perempuan mempunyai sebaran

yang normal sehingga untuk uji korelasi digunakan teknik korelasi product

moment dari Pearson. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi terhadap kegagalan

perempuan karena koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar -0,396 dengan

taraf signifikasi 0,002 (p < 0,01).

Sumbangan stereotip gender untuk atribusi terhadap kesuksesan

perempuan dapat dilihat melalui koefisien determinasinya, yaitu r squared

sebesar 0,068. Koefisien determinasi sebesar 0,087 berarti 8,7% atribusi

terhadap kesuksesan perempuan dipengaruhi oleh stereotip gender.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi eksternal

terhadap kesuksesan perempuan

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara stereotip

gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan. Hal ini

berarti hipotesis yang mengatakan bahwa ada hubungan postif antara

stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan perempuan

diterima.

Hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal

terhadap kesuksesan menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat stereotip

gender seseorang maka atribusi terhadap kesuksesan perempuan semakin

bersifat eksternal. Hal tersebut diketahui dari skor korelasi sebesar 0,296

dengan taraf signifikasi sebesar 0,015 (p < 0,05).

Hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi eksternal

terhadap kesuksesan perempuan dapat terjadi karena mahasiswa sebagai

bagian dari masyarakat sejak kecil telah mengenal adanya stereotip gender

yang membeda-bedakan kemampuan laki-laki dengan perempuan. Ketika

beranjak dewasa pun pandangan yang telah melekat sejak kanak-kanak itu

tetap mereka anggap benar, sehingga meskipun mahasiswa telah dapat

menerima keberadaan perempuan yang memilih melanjutkan pendidikan

di bidang teknik, mereka tidak sepenuhnya menganggap perempuan

memiliki kemampuan di bidang ini. Hal ini membuat mereka masih

kurang mengakui kesuksesan perempuan di bidang teknik, sehingga ketika

kaum perempuan mengalami kesuksesan, mahasiswa cenderung memiliki

anggapan bahwa kesuksesan tersebut disebabkan adanya nasib yang baik

dan tingkat kesulitan tugas yang rendah dan bukan disebabkan karena

kaum perempuan memang memiliki usaha dan kemampuan di bidang ini.

Data lain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data statistik

deskriptif yang menunjukkan bahwa mean empiris pada skala stereotip

gender lebih kecil dari mean teoritisnya dan pada skala atribusi terhadap

kesuksesan mean empiris juga lebih kecil dari mean teoritisnya. Ini berarti

subyek penelitian mempunyai stereotip gender yang rendah dan atribusi

terhadap kesuksesan yang rendah juga.

Besarnya sumbangan stereotip gender untuk atribusi terhadap

kesuksesan perempuan adalah 8,7% sehingga dapat dikatakan bahwa

stereotip gender hanya mempunyai peranan yang kecil dalam proses

atribusi terhadap kesuksesan perempuan karena masih ada 91,3% faktor

lain di luar stereotip gender yang dapat mempengaruhi atribusi terhadap

kesuksesan perempuan, seperti suasana hati, kelelahan, intelegensi,

kesempatan, kesehatan, emosi dan juga kemungkinan adanya bias.

Hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa pada data kategori

skor subyek untuk skala stereotip gender, seluruh subyek masuk dalam

kategori sedang (100%). Hal ini dapat terjadi karena penelitian ini

dilakukan di dunia pendidikan. Tingkat pendidikan mahasiswa yang cukup

tinggi membuat cara pandang mereka terhadap suatu permasalahan

menjadi semakin luas. Saifullah (dalam Wardoyo, 2002) mengungkapkan

bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh setiap individu akan

memberikan perbedaan pandangan antara individu yang satu dengan yang

lainnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dijalani individu,

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, demikian pula

sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai salah

satu golongan berpendidikan telah mampu menghargai lawan jenisnya dan

mendukung adanya kesetaraan gender.

Data kategori skor untuk skala atribusi terhadap kesuksesan

perempuan menunjukkan subyek yang masuk ke dalam kategori rendah

59,25% atau sebanyak 32 orang, untuk kategori sedang 35,18% atau

sebanyak 19 orang, dan untuk kategori tinggi 5,55% atau sebanyak 3

orang. Data kategori tersebut menunjukkan bahwa pada skala atribusi

terhadap kesuksesan perempuan lebih banyak subyek yang mempunyai

kategori rendah dalam mengatribusikan kesuksesan perempuan. Hal ini

berarti subyek cenderung untuk mengatribusikan kesuksesan perempuan

kepada penyebab internal, yaitu disebabkan karena adanya usaha dan

kemampuan. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pendidikan subyek yang

cukup tinggi sehingga cara pandang subyek juga menjadi lebih luas.

Mahasiswa sudah dapat berpikir secara obyektif sehingga dalam mencari

penyebab terjadinya suatu peristiwa mereka tidak hanya melihat dari sudut

pandang negatif tetapi melihat berdasarkan kenyatan yang terjadi.

2. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap

kegagalan perempuan

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan positif antara

stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan perempuan.

Hal ini berarti hipotesis kedua yang mengatakan ada hubungan positif

antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap kegagalan

perempuan ditolak.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara stereotip

gender dengan atribusi terhadap kegagalan perempuan tidak menunjukkan

atribusi internal yang tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal

penelitian yang mengatakan bahwa antara stereotip gender dengan atribusi

terhadap kegagalan perempuan terdapat hubungan yang positif, yang

berarti semakin tinggi stereotip gender maka atribusi terhadap kegagalan

seharusnya semakin bersifat internal.

Hipotesis penelitian berbeda dengan hasil penelitian karena

menurut Markovsky (dalam Wardoyo, 2002) setiap lingkungan sosial

budaya yang berbeda akan menghasilkan persepsi sosial dan reaksi yang

berbeda pula. Lingkungan kampus sebagai tempat dilakukannya penelitian

memungkinkan hasil penelitian ini tidak terbukti. Hal ini disebabkan

karena mahasiswa yang berada di lingkungan kampus mempunyai

anggapan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang

sama sehingga budaya patriarki (dominasi laki-laki terhadap perempuan)

yang telah lama tertanam dalam masyarakat perlahan-lahan mulai

memudar dan kurang bisa diterima lagi oleh mahasiswa. Hal ini

menyebabkan mahasiswa tidak lagi memiliki anggapan bahwa mahasiswi

memiliki kemampuan yang berbeda dengan mahasiswa dalam bidang

pendidikan yang selama ini dikhususkan untuk laki-laki, yaitu bidang

teknik sehingga kegagalan mahasiswi pun diatribusikan sebagai akibat dari

nasib yang kurang baik atau tugas yang sulit dan bukan karena perempuan

kurang berusaha atau tidak mempunyai kemampuan.

Data lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah data statistik

deskriptif yang menunjukkan bahwa mean empiris pada skala stereotip

gender lebih kecil dari mean teoritisnya dan pada skala atribusi terhadap

kegagalan mean empiris lebih besar dari mean teoritisnya. Ini berarti

subyek penelitian mempunyai stereotip gender yang rendah dan atribusi

terhadap kegagalan perempuan yang tinggi.

Data kategori skor untuk skala atribusi terhadap kegagalan

perempuan menunjukkan subyek yang masuk dalam kategori rendah

18,51% atau sebanyak 10 orang, untuk kategori sedang 48,14% atau

sebanyak 26 orang, dan untuk kategori tinggi 33,33% atau sebanyak 18

orang. Data kategori tersebut menunjukkan bahwa pada skala atribusi

terhadap kegagalan perempuan lebih banyak subyek yang mempunyai

kategori sedang dalam mengatribusikan kegagalan perempuan. Ini berarti

subyek cenderung mengatribusikan kegagalan perempuan dapat terjadi

karena adanya penyebab internal dan penyebab eksternal.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi eksternal

terhadap kesuksesan perempuan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa

hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian menunjukkan skor

korelasi untuk stereotip gender dan atribusi terhadap kesuksesan

perempuan adalah 0,262 dengan taraf signifikasi 0,028 (p < 0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara stereotip gender dengan

atribusi terhadap kesuksesan perempuan.

Hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi terhadap

kesuksesan perempuan menunjukkan bahwa semakin tinggi stereotip

gender seseorang maka atribusi yang dilakukannya untuk menjelaskan

kesuksesan perempuan semakin bersifat eksternal.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stereotip gender subyek

semuanya masuk dalam kategori sedang (100%), sedangkan untuk atribusi

terhadap kesuksesan perempuan jumlah subyek yang terbanyak masuk

dalam kategori rendah (59,25%). Hal ini menunjukkan bahwa subyek

mempunyai stereotip gender yang berada dalam kategori sedang atau

dengan kata lain mereka sudah mengakui adanya kesetaraan gender tetapi

tetap menginginkan perempuan menyadari kodratnya dan mempunyai

kecenderungan mengatribusikan kesuksesan perempuan karena adanya

penyebab internal, yaitu usaha dan kemampuan.

2. Hubungan antara stereotip gender dengan atribusi internal terhadap

kegagalan perempuan

Kesimpulan kedua yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

bahwa hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Skor korelasi untuk

stereotip gender dan atribusi terhadap kegagalan perempuan adalah -0,369

dengan taraf signifikasi 0,003 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan positif antara stereotip gender dengan atribusi internal

terhadap kegagalan perempuan.

Tidak terdapatnya hubungan positif antara stereotip gender dengan

atribusi internal terhadap kegagalan perempuan menunjukkan bahwa

semakin tinggi stereotip gender seseorang maka ia belum tentu

mengatribusikan kegagalan perempuan disebabkan karena adanya

penyebab internal tetapi bisa juga karena adanya penyebab eksternal.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stereotip gender subyek

semuanya masuk dalam kategori sedang (100%), sedangkan untuk atribusi

terhadap kegagalan perempuan yang terbesar masuk dalam kategori

sedang (48,14%). Hal ini menunjukkan bahwa subyek sudah mendukung

adanya kesetaraan gender walaupun masih mengharapkan agar perempuan

tidak melupakan kodratnya. Subyek yang sudah mendukung adanya

kesetaraan gender tersebut kemudian mengatribusikan kegagalan

perempuan bisa terjadi karena penyebab internal tetapi juga bisa karena

penyebab eksternal.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa

Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa ada hubungan positif

antara stereotip gender dengan atribusi eksternal terhadap kesuksesan

perempuan dan tidak ada hubungan positif antara stereotip gender dengan

atribusi internal terhadap kegagalan perempuan. Hasil ini menunjukkan

bahwa pada situasi sukses, mahasiswa akan mengatribusikan kesuksesan

mahasiswi kepada penyebab ekternal, sedangkan pada situasi gagal

mahasiswa akan mengatribusikan kegagalan mahasiswi dapat terjadi

karena penyebab internal dan juga penyebab ekternal. Maka peneliti

memberikan saran kepada mahasiswa untuk memberikan kesempatan lebih

luas lagi kepada perempuan untuk menunjukkan kemampuan mereka dan

selalu memberikan dukungan sehingga suatu saat nanti mahasiswa dapat

mengakui sepenuhnya bahwa kesuksesan perempuan terjadi karena

perempuan memang memiliki usaha dan kemampuan yang sama dengan

laki-laki dan kegagalan perempuan terjadi karena memang nasib yang

kurang baik dan tugas yang terlalu sulit.

2. Bagi peneliti lain

Penelitian ini hanya mengungkap sebagian kecil dari penyebab-

penyebab terjadinya atribusi terhadap prestasi belajar perempuan, yaitu

pengaruh stereotip gender sebesar 6,8% untuk atribusi terhadap

kesuksesan perempuan dan 13,61% untuk atribusi terhadap kegagalan

perempuan. Peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar

memasukkan adanya penyebab terjadinya atribusi terhadap prestasi belajar

perempuan seperti suasana hati, kelelahan, intelegensi, kesempatan,

kesehatan, dan kemungkinan adanya bias lain.

DAFTAR PUSTAKA Aronson, E., Wilson, T. D & Akert, R. M. 2005. Social Psychology Fifth Edition.

New Jersey: Pearson Education, Inc. Azwar, S. 1999. Pengantar Psikolologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R. A. & Byrne, D. 1997. Social Psychology (8th ed). Boston: Allyn &

Bacon. Baron, R. A. & Byrne, D. 2004. Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh. Jakarta:

Erlangga Berk, L. E. 2000. Child Development Fifth Edition. Massachusetts: Allyn &

Bacon. Brannon, L. 1996. Gender Psychological Perspective. Massachusetts: Allyn &

Bacon. Dayakisni, T & Yuniardi, S. 2004. Psikologi Lintas Budaya. Malang: Universitas

Muhamadiyah Malang. Departemen Pendidikan & Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka. Franzoi, S. L. 2003. Social Psychology Third Edition. New York: The McGraw-

Hill Companies, Inc. Gerrig, R. J & Zimbardo, P. G. 2002. Psychology And Life Sixteenth Edition.

Boston: Allyn & Bacon.

Hadi, S. 1991. Analisis Butir Untuk Instrumen ( Angket, Tes dan Skala nilai dengan BASICA ). Yogyakarta: Andi Offset.

Halonen, J. S & Santrock, J. W. 1999. Psychology Context And Application Third

Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Handayani, T & Sugiarti. 2001. Konsep Dan Teknik Penelitian Gender. Malang:

Pusat Studi Wanita Dan Kemasyarakatan Universitas Muhamadiyah Malang.

Handayani, C. S. 2002. Perbedaan Dan Persamaan Stereotip Gender Dan

Kecenderungan Memilih Pemimpin Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Suku Bangsa Batak Dan Jawa. Jurnal Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma No. 11 hal 6-21.

Hurlock, E. B. 1989. Perkembangan Anak Jilid 2 (Edisi Keenam). Jakarta:

Erlangga. Lemme, B. H. 1995. Developmen In Adulthood. Massachusetts: Allyn & Bacon. Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: P.T.

Rineka Cipta. Myers, D. G. 1999. Social Psychology Sixth Edition. New York: The McGraw-

Hill Companies, Inc. Purwanto, N. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Rajab, B. 2002. Pendidikan Sekolah Dan Perubahan Kedudukan Perempuan.

Jurnal Perempuan Untuk Pencerahan Dan Kesetaraan No. 23 hal 19-33. Robinson, K & Bessell, S. 2002. Women In Indonesia: Gender, Equity And

Development. Singapore: Seng Lee Press Pte, Ltd.

Sears, D. O., Taylor, S. E & Peplau, L. A. 1994. Social Psychology. New Jersey: Prentice Hall.

Shaver, K. G. 1977. Principles Of Social Psychology. Massachusetts: Winthrop

Publisher, Inc. Supratiknya, A. 1998. Statistik Psikologi. Yogyakarta: Pusat Pengembangan

Penerbitan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: P.T. RajaGrafindo Persada. Wardoyo, Y. S. 2002. Hubungan Antara Persepsi Pria Terhadap Tampilan Fisik

Wanita Dengan Intensi Melakukan Pelecehan Seksual Pada Pada Mahasiswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Weiten, W. 1998. Psychology Themes And Variations Fourth Edition. California:

Brooks/Cole Publishing Company. Woolfolk, A. 2005. Educational Psychology Ninth Edition: Active Learning. New

Jersey: Pearson Education, Inc.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN A: SKALA TRY OUT

1. SKALA STEREOTIP GENDER

2. SKALA ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI

BELAJAR PEREMPUAN

SKALA A

Petunjuk Pengisian

Berikut ini terdapat 70 pernyataan.

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah

satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi

tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada

setiap pernyataan dibawah ini. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:

SS : Bila Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.

S : Bila Anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut.

TS : Bila Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.

STS : Bila Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang

sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada

jawaban yang dianggap salah.

Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak

dijawab.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Menurut saya perempuan sebaiknya belajar mengurus rumah saja supaya bisa menjadi istri yang baik.

2. Menurut saya laki-laki lebih unggul daripada perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan.

3. Menurut saya perempuan tidak perlu memperoleh pendidikan tinggi karena pada akhirnya tugas utamanya adalah mengurus rumah.

4. Menurut saya sudah sewajarnya laki-laki dan perempuan memperoleh perlakuan yang sama dalam segala hal.

5. Menurut saya perempuan layak diberi kesempatan memperoleh pendidikan tinggi.

6. Menurut saya perempuan bisa saja lebih unggul daripada laki-laki jika diberi kesempatan.

7. Saya senang jika nilai saya lebih tinggi daripada nilai teman perempuan saya.

8. Saya kurang suka jika harus belajar bersama-sama dengan perempuan karena mereka biasanya berisik.

9. Saya malu jika nilai yang saya peroleh lebih rendah daripada nilai teman perempuan saya.

10. Saya senang jika teman perempuan saya memperoleh nilai yang seimbang dengan nila saya.

11. Saya senang apabila teman perempuan saya yang mengambil jurusan ini lebih banyak daripada sekarang ini.

12. Saya merasa prihatin karena jumlah perempuan yang memperoleh pendidikan tinggi masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah laki-laki.

13. Saya akan berusaha supaya nilai saya lebih baik daripada nilai teman perempuan saya.

14. Saya dapat lebih berkonsentrasi dalam kuliah jika di kelas saya tidak ada teman perempuan.

15. Saya akan menjelek-jelekkan teman perempuan yang mempunyai keinginan memperoleh pendidikan setinggi-tingginya.

16. Saya mendukung teman perempuan yang ingin memperoleh pendidikan tinggi.

17. Saya mendukung adanya perjuangan kaum perempuan untuk memperoleh persamaan hak.

18. Saya tidak keberatan jika pacar lebih pandai daripada saya.

19. Menurut saya perempuan yang mengejar prestasi telah menyalahi kodratnya sebagai perempuan.

20. Menurut saya laki-laki lebih kompeten daripada perempuan.

21. Menurut saya harapan yang dibebankan masyarakat pada laki-laki lebih berat daripada yang dibebankan pada perempuan.

22. Menurut saya tidak ada salahnya perempuan menjadi pemimpin.

23. Menurut saya tidak ada salahnya laki-laki bekerja di dapur dan mengurus rumah.

24. Menurut saya perempuan juga bisa mengerjakan hal-hal yang biasa dilakukan laki-laki seperti mengecat, memaku, atau membetulkan genteng.

25. Saya merasa senang jika pacar saya pandai memasak, menjahit, dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.

26. Saya lebih suka jika melihat teman perempuan saya memakai rok daripada jika dia memakai celana panjang.

27. Saya suka bila dapat melindungi dan menjaga teman perempuan saya.

28. Saya lebih menyukai perempuan yang berwawasan luas dan senang membaca.

29. Saya merasa bangga berjalan bersama teman perempuan yang lebih berprestasi daripada saya.

30. Saya suka perempuan yang bisa membela dirinya sendiri.

31. Saya mempunyai keinginan agar kelak istri saya tidak bekerja.

32. Saya tidak akan memilih perempuan yang lebih pandai dari saya menjadi pacar saya.

33. Saya akan menunjukkan bahwa posisi perempuan memang seharusnya berada di bawah laki-laki.

34. Saya memberi kesempatan pada teman perempuan untuk mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.

35. Saya tidak mempermasalahkan ketidakmampuan pacar dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.

36. Saya tidak berambisi mempunyai pacar yang pandai berdandan dan mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.

37. Menurut saya perempuan tidak cocok mengambil bidang ilmu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

38. Menurut saya perempuan yang lebih pandai dari saya tidaklah menarik.

39. Menurut saya perempuan lebih cocok jalan-jalan ke butik daripada ke toko buku.

40. Menurut saya perempuan lebih menarik jika ia mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi.

41. Menurut saya perempuan yang senang berbelanja adalah perempuan yang membosankan.

42. Menurut saya perempuan harus disanjung karena mempunyai tugas yang berat sebagai ibu dan terkadang juga menjadi tulang punggung keluarga.

43. Saya lebih senang jika teman-teman perempuan saya lebih menyadari kodratnya sebagai perempuan sehingga mereka lebih fokus pada peran sebagai calon ibu rumah tangga.

44. Saya tidak suka jika pacar saya bisa menggunakan alat-alat pertukangan yang identik dengan laki-laki.

45. Saya tidak suka perempuan yang lebih kuat daripada saya.

46. Saya tidak malu bila saya lebih pandai mengerjakan pekerjaan rumah tangga bila dibandingkan dengan pacar saya.

47. Saya suka perempuan yang mandiri dan pandai berorganisasi.

48. Saya lebih suka perempuan yang berani memperjuangkan cita-citanya dengan bekerja daripada perempuan yang memilih tinggal di rumah.

49. Saya tidak suka jika harus bersaing dengan perempuan karena saya tahu bahwa saya lebih unggul daripada mereka.

50. Saya meminta pacar saya untuk belajar melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik.

51. Saya melarang pacar saya mempelajari penggunaan alat-alat listrik dan pertukangan karena alat-alat tersebut tidak cocok untuk perempuan.

52. Saya akan mengajari pacar saya menggunakan alat-alat listrik dan pertukangan meskipun alat-alat tersebut identik dengan kaum laki-laki.

53. Saya memilih perempuan yang tegas dan mandiri sebagai pacar saya.

54. Saya suka berdiskusi dengan perempuan yang berwawasan luas dan proaktif.

55. Menurut saya perempuan adalah makhluk yang lemah dan perlu dilindungi.

56. Menurut saya jika ingin bekerja, sebaiknya perempuan memilih pekerjaan yang sesuai, misalnya saja menjadi perawat dan sekertaris.

57. Menurut saya laki-laki lebih berpengaruh daripada perempuan.

58. Menurut saya perempuan juga cocok dengan jenis pekerjaan yang biasanya didominasi laki-laki.

59. Menurut saya adanya diskriminasi terhadap kaum perempuan tidak lagi sesuai dengan perkembangan jaman.

60. Saya merasa kasihan pada perempuan yang berusaha mati-matian memperoleh pendidikan tinggi karena pada akhirnya ia hanya akan tinggal di dapur dan mengurus rumah tangga.

61. Saya lebih tertarik pada perempuan yang lemah lembut dan penurut.

62. Saya merasa prihatin jika ada perempuan yang mati-matian memperjuangkan persamaan hak kaum perempuan karena itu pekerjaan yang sia-sia.

63. Saya suka perempuan yang berani memperjuangkan persamaan hak kaum perempuan.

64. Saya suka perempuan yang bisa menjadi pemimpin.

65. Saya lebih tertarik pada perempuan yang proaktif daripada perempuan yang pasif.

66. Saya memilih perempuan yang lemah lembut dan penurut sebagai pacar saya.

67. Saya tidak mendukung adanya usaha perjuangan persamaan hak kaum perempuan.

68. Saya membantu teman perempuan yang mempunyai keinginan kuat untuk maju dan berani memperjuangkan cita-citanya.

69. Saya berusaha terlibat dalam kegiatan yang mendukung persamaan hak kaum perempuan.

70 Saya menegur teman yang memandang rendah kaum perempuan.

SKALA B

Petunjuk Pengisian

Berikut ini terdapat 36 pernyataan.

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah

satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi

tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada

setiap pernyataan dibawah ini.

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang

sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada

jawaban yang dianggap salah.

Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak

dijawab.

a. Mahasiswi mempunyai prestasi yang memuaskan (sukses)

Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang

memuaskan (sukses) dalam studi karena……

No Pernyataan a. Mereka rajin mencatat materi yang diberikan dosen. 1. b. Materi kuliah memang tidak sulit a. Mereka memang memiliki kemampuan dalam bidang ini.

2. b. Teman-teman perempuan biasanya lebih dekat dengan dosen sehingga sering diberikan kemudahan oleh dosen.

a. Mereka rajin mengerjakan tugas yang diberikan dosen. 3. b. Dosen pengampu selalu bersedia membantu mereka memahami materi

yang sulit. a. Mereka mudah menyerap materi yang diajarkan.

4. b. Ada ujian yang sifatnya take home (dikerjakan di rumah) sehingga soal yang sulit menjadi mudah karena bisa dikerjakan bersama-sama.

a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang mudah. 5. b. Mereka belajar lebih giat pada saat akan ujian. a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang mudah

dipahami. 6. b. Mereka sering bertanya pada dosen apabila ada materi yang kurang dimengerti.

a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian mudah dipahami. 7. b. Mereka benar-benar memahami materi yang diberikan dosen.

a. Mereka hanya beruntung. 8. b. Mereka memang cerdas. a. Mereka senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi

kuliah. 9. b. Ujiannya sering open book (boleh membuka buku) sehingga semua jawaban dapat dilihat di buku.

a. Mereka jarang bolos kuliah. 10. b. Soal yang keluar dalam ujian semua sudah pernah dibahas oleh dosen

pengampu. a. Mereka mempunyai bakat dalam bidang ini. 11. b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang mudah dipahami. a. Mereka mampu mengikuti semua materi kuliah dengan baik. 12. b. Dosen pengampu menguasai materi dengan baik. a. Kebetulan materi yang mereka pelajari tepat dengan soal yang keluar

pada saat ujian. 13. b. Mereka mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas dengan sungguh-sungguh.

a. Kebetulan dosennya memang murah nilai. 14. b. Mereka selalu memperhatikan apa yang diajarkan dosen pada saat

kuliah dengan serius. a. Kebetulan banyak teman yang mau membantu mereka dalam

mempelajari materi yang sulit. 15. b. Mereka mempunyai ingatan yang kuat. a. Mereka teliti dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.

16. b. Mereka memang pintar sehingga tanpa belajar pun mereka bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.

a. Mereka lebih banyak meluangkan waktu mereka untuk belajar. 17. b. Kebetulan soal ujiannya selalu sama dari tahun ke tahun. a. Mereka mempunyai kemampuan berpikir yang seimbang dengan laki-

laki. 18. b. Mereka tidak mudah bingung bila menghadapi soal-soal yang sulit.

b. Mahasiswi mempunyai prestasi kurang memuaskan (gagal)

Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang

kurang memuaskan (gagal) dalam studi karena……

No Pernyataan a. Mereka jarang mencatat materi yang diberikan dosen. 19. b. Materi kuliah memang sulit a. Mereka memang tidak memiliki kemampuan dalam bidang ini.

20. b. Teman-teman perempuan biasanya kurang dekat dengan dosen sehingga tidak diberikan kemudahan oleh dosen.

a. Mereka malas mengerjakan tugas yang diberikan dosen. 21. b. Dosen pengampu tidak bersedia membantu mereka memahami materi

yang sulit. a. Mereka tidak mudah menyerap materi yang diajarkan.

22. b. Jarang ada ujian yang sifatnya take home (dikerjakan di rumah) sehingga mereka selalu mengerjakan soal ujian sendiri tanpa bantuan orang lain.

a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang sulit. 23. b. Mereka malas belajar pada saat akan ujian. a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang sulit dipahami.

24. b. Mereka jarang bertanya pada dosen apabila ada materi yang kurang dimengerti.

a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian sulit dipahami. 25. b. Mereka kurang memahami materi yang diberikan dosen. a. Mereka tidak beruntung. 26. b. Mereka kurang cerdas. a. Mereka tidak senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan

materi kuliah. 27. b. Ujiannya jarang yang open book (boleh membuka buku). a. Mereka sering bolos kuliah.

28. b. Soal yang keluar dalam ujian ada yang belum pernah dibahas oleh dosen pengampu.

a. Mereka kurang berbakat dalam bidang ini. 29. b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang sulit dipahami. a. Mereka tidak mampu mengikuti semua materi kuliah dengan baik. 30. b. Dosen pengampu kurang menguasai materi dengan baik. a. Kebetulan materi yang mereka pelajari jarang ada yang keluar pada saat

ujian. 31. b. Mereka kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas.

a. Dosennya tidak murah nilai.

32. b. Mereka tidak memperhatikan apa yang diajarkan dosen pada saat kuliah dengan serius.

a. Jarang ada teman yang mau membantu mereka dalam mempelajari materi yang sulit. 33.

b. Ingatan mereka kurang kuat. a. Mereka kurang teliti dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.

34. b. Mereka kurang pintar sehingga harus belajar susah payah agar bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.

a. Mereka hanya meluangkan waktu sedikit untuk belajar. 35. b. Soal ujiannya jarang ada yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. a. Kemampuan berpikir mereka memang berbeda dengan laki-laki. 36. b. Mereka mudah bingung bila menghadapi soal-soal yang sulit.

TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA MENGISI

LAMPIRAN B: SKALA

PENELITIAN

SKALA STEREOTIP GENDER

DAN

SKALA ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI

SKALA STEREOTIP GENDER

Petunjuk Pengisian

Berikut ini terdapat 50 pernyataan.

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah

satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi

tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada

setiap pernyataan dibawah ini. Berikut ini adalah pilihan jawaban tersebut:

SS : Bila Anda merasa Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.

S : Bila Anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut.

TS : Bila Anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.

STS : Bila Anda merasa Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang

sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada

jawaban yang dianggap salah.

Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak

dijawab.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Menurut saya perempuan sebaiknya

belajar mengurus rumah saja supaya

bisa menjadi istri yang baik.

2. Menurut saya laki-laki lebih unggul

daripada perempuan, khususnya

dalam bidang pendidikan.

3. Menurut saya perempuan tidak perlu

memperoleh pendidikan tinggi karena

pada akhirnya tugas utamanya adalah

mengurus rumah.

4. Menurut saya sudah sewajarnya laki-

laki dan perempuan memperoleh

perlakuan yang sama dalam segala

hal.

5. Menurut saya perempuan layak diberi

kesempatan memperoleh pendidikan

tinggi.

6. Menurut saya perempuan bisa saja

lebih unggul daripada laki-laki jika

diberi kesempatan.

7. Saya senang jika nilai saya lebih

tinggi daripada nilai teman

perempuan saya.

8. Saya kurang suka jika harus belajar

bersama-sama dengan perempuan

karena mereka biasanya berisik.

9. Saya senang apabila teman

perempuan saya yang mengambil

jurusan ini lebih banyak daripada

sekarang ini.

10. Saya merasa prihatin karena jumlah

perempuan yang memperoleh

pendidikan tinggi masih sangat

sedikit bila dibandingkan dengan

jumlah laki-laki.

11. Saya akan menjelek-jelekkan teman

perempuan yang mempunyai

keinginan memperoleh pendidikan

setinggi-tingginya.

12. Saya mendukung teman perempuan

yang ingin memperoleh pendidikan

tinggi.

13. Saya mendukung adanya perjuangan

kaum perempuan untuk memperoleh

persamaan hak.

14. Saya tidak keberatan jika pacar lebih

pandai daripada saya.

15. Menurut saya perempuan yang

mengejar prestasi telah menyalahi

kodratnya sebagai perempuan.

16. Menurut saya laki-laki lebih

kompeten daripada perempuan.

17 Menurut saya tidak ada salahnya laki-

laki bekerja di dapur dan mengurus

rumah.

18. Menurut saya perempuan juga bisa

mengerjakan hal-hal yang biasa

dilakukan laki-laki seperti mengecat,

memaku, atau membetulkan genteng.

19. Saya lebih menyukai perempuan yang

berwawasan luas dan senang

membaca.

20. Saya suka perempuan yang bisa

membela dirinya sendiri.

21. Saya tidak akan memilih perempuan

yang lebih pandai dari saya menjadi

pacar saya.

22. Saya akan menunjukkan bahwa posisi

perempuan memang seharusnya

berada di bawah laki-laki.

23. Saya memberi kesempatan pada

teman perempuan untuk mencari ilmu

pengetahuan sebanyak-banyaknya.

24. Saya tidak mempermasalahkan

ketidakmampuan pacar dalam

melakukan pekerjaan-pekerjaan

rumah tangga.

25. Saya tidak berambisi mempunyai

pacar yang pandai berdandan dan

mampu mengerjakan pekerjaan-

pekerjaan rumah tangga.

26. Menurut saya perempuan tidak cocok

mengambil bidang ilmu yang

berkaitan dengan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

27. Menurut saya perempuan yang lebih

pandai dari saya tidaklah menarik.

28. Menurut saya perempuan lebih

menarik jika ia mempunyai

kemampuan intelektual yang tinggi.

29. Saya lebih senang jika teman-teman

perempuan lebih menyadari

kodratnya sehingga mereka lebih

fokus pada peran sebagai calon ibu

rumah tangga.

30. Saya tidak suka jika pacar saya bisa

menggunakan alat-alat pertukangan.

31. Saya tidak malu bila saya lebih

pandai mengerjakan pekerjaan rumah

tangga bila dibandingkan dengan

pacar saya.

32. Saya suka perempuan yang mandiri

dan pandai berorganisasi.

33. Saya lebih suka perempuan yang

berani memperjuangkan cita-citanya

dengan bekerja daripada perempuan

yang memilih tinggal di rumah.

34. Saya tidak suka jika harus bersaing

dengan perempuan karena saya tahu

bahwa saya lebih unggul daripada

mereka.

35. Saya meminta pacar saya untuk

belajar melakukan pekerjaan-

pekerjaan rumah tangga agar kelak

dapat menjadi ibu rumah tangga yang

baik.

36. Saya akan mengajari pacar saya

menggunakan alat-alat listrik dan

pertukangan meskipun alat-alat

tersebut identik dengan kaum laki-

laki.

37. Saya memilih perempuan yang tegas

dan mandiri sebagai pacar saya.

38. Saya suka berdiskusi dengan

perempuan yang berwawasan luas

dan proaktif.

39. Menurut saya jika ingin bekerja,

sebaiknya perempuan memilih

pekerjaan yang sesuai, misalnya saja

menjadi perawat dan sekertaris.

40. Menurut saya laki-laki lebih

berpengaruh daripada perempuan.

41. Menurut saya perempuan juga cocok

dengan jenis pekerjaan yang biasanya

didominasi laki-laki.

42. Menurut saya adanya diskriminasi

terhadap kaum perempuan tidak lagi

sesuai dengan perkembangan jaman.

43. Saya lebih tertarik pada perempuan

yang lemah lembut dan penurut.

44. Saya suka perempuan yang berani

memperjuangkan persamaan hak

kaum perempuan.

45. Saya suka perempuan yang bisa

menjadi pemimpin.

46. Saya lebih tertarik pada perempuan

yang proaktif daripada perempuan

yang pasif.

47. Saya memilih perempuan yang lemah

lembut dan penurut sebagai pacar

saya.

48. Saya tidak mendukung adanya usaha

perjuangan persamaan hak kaum

perempuan.

49. Saya membantu teman perempuan

yang mempunyai keinginan kuat

untuk maju dan berani

memperjuangkan cita-citanya.

50 Saya menegur teman yang

memandang rendah kaum perempuan.

SKALA ATRIBUSI TERHADAP PRESTASI

Petunjuk Pengisian

Berikut ini terdapat 28 pernyataan.

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan tersebut kemudian pilihlah salah

satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda dengan cara memberi

tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan pada

setiap pernyataan dibawah ini.

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, pilihlah jawaban yang

sesuai dengan diri Anda karena semua pilihan jawaban adalah benar dan tidak ada

jawaban yang dianggap salah.

Jangan melewatkan setiap pernyataan atau membiarkan ada pernyataan yang tidak

dijawab.

Mahasiswi mempunyai prestasi yang memuaskan (sukses)

Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang

memuaskan (sukses) dalam studi karena……

No Pernyataan

a. Mereka memang memiliki kemampuan dalam bidang ini.

1. b. Teman-teman perempuan biasanya lebih dekat dengan dosen

sehingga sering diberikan kemudahan oleh dosen.

a. Mereka rajin mengerjakan tugas yang diberikan dosen.

2. b. Dosen pengampu selalu bersedia membantu mereka

memahami materi yang sulit.

a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang mudah. 3.

b. Mereka belajar lebih giat pada saat akan ujian.

a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang

mudah dipahami. 4.

b. Mereka sering bertanya pada dosen apabila ada materi yang

kurang dimengerti.

a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian mudah

dipahami. 5.

b. Mereka benar-benar memahami materi yang diberikan

dosen.

a. Mereka senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan

materi kuliah. 6.

b. Ujiannya sering open book (boleh membuka buku) sehingga

semua jawaban dapat dilihat di buku.

a. Mereka mempunyai bakat dalam bidang ini.

7. b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang mudah

dipahami.

a. Mereka mampu mengikuti semua materi kuliah dengan baik.

8. b. Dosen pengampu menguasai materi dengan baik.

a. Kebetulan materi yang mereka pelajari tepat dengan soal

yang keluar pada saat ujian. 9.

b. Mereka mengikuti kegiatan perkuliahan di kelas dengan

sungguh-sungguh.

a. Kebetulan dosennya memang murah nilai.

10. b. Mereka selalu memperhatikan apa yang diajarkan dosen

pada saat kuliah dengan serius.

a. Kebetulan banyak teman yang mau membantu mereka dalam

mempelajari materi yang sulit. 11.

b. Mereka mempunyai ingatan yang kuat.

a. Mereka teliti dalam mengerjakan soal-soal yang sulit.

12. b. Mereka memang pintar sehingga tanpa belajar pun mereka

bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.

a. Mereka lebih banyak meluangkan waktu mereka untuk

belajar. 13.

b. Kebetulan soal ujiannya selalu sama dari tahun ke tahun.

Mahasiswi mempunyai prestasi kurang memuaskan (gagal)

Teman-teman perempuan saya di Fakultas Teknik memperoleh prestasi yang

kurang memuaskan (gagal) dalam studi karena……

No Pernyataan

a. Mereka jarang mencatat materi yang diberikan dosen. 14.

b. Materi kuliah memang sulit

a. Mereka memang tidak memiliki kemampuan dalam bidang

ini. 15.

b. Teman-teman perempuan biasanya kurang dekat dengan

dosen sehingga tidak diberikan kemudahan oleh dosen.

a. Mereka malas mengerjakan tugas yang diberikan dosen.

16. b. Dosen pengampu tidak bersedia membantu mereka

memahami materi yang sulit.

a. Mereka tidak mudah menyerap materi yang diajarkan.

17. b. Jarang ada ujian yang sifatnya take home (dikerjakan di

rumah) sehingga mereka selalu mengerjakan soal ujian

sendiri tanpa bantuan orang lain.

a. Soal-soal ujian yang diberikan dosen memang sulit. 18.

b. Mereka malas belajar pada saat akan ujian.

a. Dosen pengampu memberikan materi dengan cara yang sulit

dipahami. 19.

b. Mereka jarang bertanya pada dosen apabila ada materi yang

kurang dimengerti.

a. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam soal ujian sulit

dipahami. 20.

b. Mereka kurang memahami materi yang diberikan dosen.

a. Mereka tidak senang membaca buku-buku yang berkaitan

dengan materi kuliah. 21.

b. Ujiannya jarang yang open book (boleh membuka buku).

22. a. Mereka sering bolos kuliah.

b. Soal yang keluar dalam ujian ada yang belum pernah

dibahas oleh dosen pengampu.

a. Mereka kurang berbakat dalam bidang ini. 23.

b. Materi-materi kuliah yang diberikan memang sulit dipahami.

a. Mereka tidak mampu mengikuti semua materi kuliah dengan

baik. 24.

b. Dosen pengampu kurang menguasai materi dengan baik.

a. Kebetulan materi yang mereka pelajari jarang ada yang

keluar pada saat ujian. 25.

b. Mereka kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan

perkuliahan di kelas.

a. Dosennya tidak murah nilai.

26. b. Mereka tidak memperhatikan apa yang diajarkan dosen pada

saat kuliah dengan serius.

a. Mereka hanya meluangkan waktu sedikit untuk belajar.

27. b. Soal ujiannya jarang ada yang sama dengan tahun-tahun

sebelumnya.

a. Kemampuan berpikir mereka memang berbeda dengan laki-

laki. 28.

b. Mereka mudah bingung bila menghadapi soal-soal yang

sulit.

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

LAMPIRAN C:

1. DATA SKOR TRY OUT

SKALA STEREOTIP GENDER

2. RELIABILITAS AITEM

STEREOTIP GENDER TRY-OUT

Subj1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 4 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 137 Subj2 3 2 2 1 1 1 3 2 2 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 157 Subj3 3 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 3 4 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 1 1 2 3 3 3 1 1 4 2 2 2 1 1 1 1 1 3 1 4 2 2 3 2 139 Subj4 1 2 1 3 1 3 4 2 2 2 3 4 4 3 3 1 2 1 2 2 3 2 3 2 4 4 4 1 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 155 Subj5 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 2 4 2 2 1 1 2 3 3 4 1 2 2 2 2 2 1 3 3 4 4 4 1 3 1 2 2 3 1 2 2 2 4 1 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 148 Subj6 1 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 4 2 1 1 1 1 1 2 4 2 2 2 4 3 4 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

3 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 1 2 4 141 Subj7 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 156 Subj8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 3 1 4 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 2 2 1 2 2 2 1 3 1 2 2 3 4 1 1 2 1 1 1 4 1 1 1 2 1 4 4 1 121 Subj9 4 3 1 1 1 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 165 Sub10 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 2 4 2 3 2 2 3 2 4 4 3 4 3 4 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 4 4 2 2 2 3 4 3 4 2 2 3 3 4 3 2 3 4 2 2 3 3 4 2 2 3 2 193 Sub11 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 2 2 1 1 2 1 3 4 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 4 2 1 1 3 4 3 4 2 2 4 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 160 Sub12 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 4 4 1 1 2 2 2 1 3

3 2 4 3 4 4 3 3 1 3 1 4 2 2 2 2 1 2 4 2 4 3 4 4 2 4 2 1 1 3 2 1 2 4 2 3 4 4 3 2 4 2 4 1 4 2 3 3 1 4 191 Sub13 1 1 1 3 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 1 1 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 142 Sub14 1 1 1 2 1 1 3 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 139 Sub15 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 3 3 1 3 4 3 3 4 1 2 2 3 1 1 1 3 3 1 1 2 1 3 1 3 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 1 3 1 2 2 1 1 2 2 3 3 1 2 2 2 3 2 135 Sub16 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 153 Sub17 3 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 1 1 2 2 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 4 2 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 174

Sub18 2 2 2 1 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 4 2 2 1 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 160 Sub19 3 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 3 1 1 1 1 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 1 2 1 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 1 3 4 3 2 3 2 3 2 1 3 2 163 Sub20 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 3 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 2 4 3 4 1 1 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 1 4 2 4 1 2 1 3 1 1 2 1 123 Sub21 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 3 4 1 1 1 1 3 1 3 4 1 2 3 4 3 4 1 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 3 4 3 1 4 2 1 1 2 1 1 1 3 3 3 150 Sub22 2 3 1 3 2 2 4 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 1 1 3 2 4 4 1 1 2 3 2 3 1 3 1 3 2 2 4 1 1 3 2 1 3 4 2 3 3 1 4 2 1 4 4 3 2 2 2 4 2 2 2 1 4 3 2 3 2 169 Sub23 3 2 1 1 1 2 4 1 4 4 2 1 4 1 1 1 2 2 1 2 4 3 4 4 1 2 4 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 4 3 2 3

2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 157 Sub24 2 2 2 1 1 1 3 2 3 2 1 1 3 2 2 1 2 2 1 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 150 Sub25 3 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2 4 2 4 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 157 Sub26 3 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 165 Sub27 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 153 Sub28 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 1 3 2 1 3 3 2 2 3 4 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 157 Sub29 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2

2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 164 Sub30 2 3 2 1 1 1 3 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 1 2 3 3 4 2 1 3 2 3 3 2 3 2 4 2 2 1 3 166 Sub31 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 3 3 2 1 3 2 3 1 1 4 3 2 2 1 4 2 4 2 2 3 1 1 2 1 1 1 3 1 2 4 2 3 1 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 1 2 1 3 1 4 1 2 2 4 3 2 4 4 140 Sub32 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 157 Sub33 2 1 1 4 1 2 2 1 3 2 1 2 4 4 1 1 2 1 3 2 4 2 1 2 4 2 4 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 4 3 3 2 1 1 2 4 3 2 1 1 1 3 4 1 2 3 4 3 1 1 1 1 2 2 2 2 138 Sub34 3 2 1 2 1 1 4 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 3 1 4 3 4 4 4 1 1 1 1 4 3 1 3 1 1 3 4 1 1 1 4 3 1 1 2 2 3 2 4 4 1 4 2 4 2 2 3 2 3 4 3 4 2 2 1 3 4 1 158 Sub35 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1 2 2 3 2 2

3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 160 Sub36 2 1 1 1 1 1 3 2 3 2 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 118 Sub37 4 3 2 3 2 3 4 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 180 Sub38 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 152 Sub39 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 159 Sub40 1 3 2 3 2 3 2 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 2 3 2 1 3 4 2 4 3 2 1 1 3 3 1 3 1 1 1 2 1 4 4 1 4 2 2 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 2 4 2 2 2 2 189

Sub41 1 2 2 1 1 2 3 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 143 Sub42 2 2 2 1 1 1 4 2 2 1 1 3 3 4 1 1 1 2 2 4 3 2 4 4 4 3 4 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 4 4 1 2 2 2 4 4 2 2 2 4 3 4 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 155 Sub43 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 2 1 2 3 2 2 2 4 3 4 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 1 4 3 2 2 1 3 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 137 Sub44 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 165 Sub45 1 2 1 2 1 2 4 2 3 2 2 2 3 4 1 1 1 2 1 2 4 1 4 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 4 1 4 2 2 1 2 1 1 1 4 4 1 3 1 1 2 2 4 3 1 4 2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 140 Sub46 2 2 2 3 1 2 3 1 3 2 2 2 4 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 4 1 1 1 1 1 2 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 1 1 3 2 3 3 1 2

4 2 2 2 2 3 2 2 3 1 140 Sub47 2 3 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 4 4 3 2 4 1 1 3 1 1 4 4 1 2 3 1 2 3 2 2 2 2 1 1 3 4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 157 Sub48 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1 2 4 2 2 2 2 3 3 1 3 3 2 3 1 3 2 4 2 2 2 2 4 1 1 2 2 3 1 2 3 3 3 4 4 2 1 1 4 3 1 2 3 4 2 1 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 2 3 182 Sub49 4 2 2 2 3 2 3 1 2 3 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 1 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 142 Sub50 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 4 4 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 114

Reliability N %

Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0

Cases

Total 50 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.890 70 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted it1 151.14 291.143 .412 .887it2 151.20 284.694 .724 .884it3 151.62 291.506 .528 .886it4 151.40 294.816 .285 .889it5 151.72 295.267 .368 .888it6 151.30 291.357 .505 .886it7 150.42 294.289 .309 .888it8 151.38 291.832 .449 .887it9 150.88 296.924 .245 .889it10 151.10 300.378 .142 .890it11 151.46 294.866 .367 .888it12 151.30 296.459 .269 .889it13 150.06 301.935 .107 .890it14 151.42 302.167 .042 .892it15 151.74 295.421 .378 .888it16 151.74 294.360 .516 .887it17 151.64 295.011 .438 .887it18 151.44 291.639 .601 .886it19 151.52 295.520 .325 .888it20 151.00 287.020 .575 .885it21 150.36 296.929 .229 .889it22 151.24 299.084 .167 .890it23 150.76 290.227 .425 .887it24 150.68 294.508 .370 .888it25 150.02 304.510 -.035 .892it26 150.40 300.041 .115 .891it27 149.94 309.527 -.284 .893

it28 151.50 293.765 .441 .887it29 151.10 302.173 .050 .891it30 151.42 297.759 .326 .888it31 151.48 301.683 .099 .890it32 151.26 291.992 .503 .886it33 151.30 285.276 .732 .884it34 151.64 298.031 .364 .888it35 150.88 297.904 .250 .889it36 151.08 296.810 .266 .889it37 151.52 297.847 .285 .889it38 151.36 294.439 .405 .887it39 151.32 300.181 .115 .891it40 151.44 296.537 .288 .888it41 151.04 304.202 -.026 .893it42 151.48 300.581 .103 .891it43 150.82 294.518 .347 .888it44 150.74 295.870 .297 .888it45 150.84 297.076 .214 .889it46 151.32 297.936 .265 .889it47 151.60 296.571 .369 .888it48 151.72 298.532 .290 .889it49 151.00 292.204 .451 .887it50 150.46 295.519 .311 .888it51 151.06 298.711 .181 .890it52 150.96 295.264 .324 .888it53 151.54 297.845 .382 .888it54 151.40 292.245 .426 .887it55 150.50 305.194 -.058 .893it56 150.76 295.860 .285 .889it57 150.72 288.940 .483 .886it58 150.90 293.153 .483 .887it59 151.46 289.356 .577 .885it60 150.94 303.364 .003 .892it61 150.90 285.806 .573 .885it62 151.08 299.993 .129 .890it63 151.38 290.812 .614 .886it64 151.16 297.239 .291 .888it65 151.42 288.738 .651 .885it66 150.74 295.298 .319 .888it67 151.42 294.942 .518 .887it68 151.34 296.556 .319 .888it69 150.86 309.062 -.224 .893it70 151.34 294.515 .344 .888

Reliability Case Processing Summary N %

Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0

Cases

Total 50 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.918 50 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted it1 101.86 238.286 .406 .916it2 101.92 231.749 .750 .912it3 102.34 238.107 .547 .915it4 102.12 240.679 .314 .917it5 102.44 241.353 .394 .916it6 102.02 237.938 .524 .915it7 101.14 240.204 .338 .917it8 102.10 238.337 .468 .915it11 102.18 241.987 .345 .917it12 102.02 242.796 .276 .917it15 102.46 242.009 .380 .916it16 102.46 240.580 .547 .915it17 102.36 241.827 .429 .916it18 102.16 238.382 .614 .914it19 102.24 241.778 .339 .917it20 101.72 235.634 .527 .915it23 101.48 238.051 .397 .916it24 101.40 241.102 .374 .916it28 102.22 240.420 .446 .916it30 102.14 244.613 .299 .917it32 101.98 239.081 .495 .915it33 102.02 232.469 .750 .913it34 102.36 244.684 .345 .917it35 101.60 244.857 .222 .918it36 101.80 243.592 .252 .917it37 102.24 244.064 .294 .917it38 102.08 241.096 .407 .916

it40 102.16 243.239 .279 .917it43 101.54 240.417 .381 .916it44 101.46 242.662 .286 .917it46 102.04 244.080 .276 .917it47 102.32 242.875 .381 .916it48 102.44 244.945 .285 .917it49 101.72 239.144 .450 .916it50 101.18 243.089 .269 .917it52 101.68 241.896 .323 .917it53 102.26 244.115 .390 .916it54 102.12 238.965 .433 .916it56 101.48 242.826 .267 .917it57 101.44 237.190 .444 .916it58 101.62 240.036 .480 .915it59 102.18 235.947 .604 .914it61 101.62 233.751 .557 .914it63 102.10 237.439 .637 .914it64 101.88 243.659 .291 .917it65 102.14 235.756 .662 .914it66 101.46 242.294 .302 .917it67 102.14 241.143 .548 .915it68 102.06 242.711 .336 .917it70 102.06 241.282 .340 .917

LAMPIRAN D:

1. DATA SKOR TRY OUT

SKALA ATRIBUSI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PEREMPUAN

2. RELIABILITAS AITEM

ATRIBUSI TRY-OUT

subj1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 subj2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 subj3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 subj4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 subj5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 subj6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 subj7 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 subj8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 9 subj9 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 11 subj10 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 20 subj11 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9

subj12 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 11 subj13 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 18 subj14 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 18 subj15 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 18 subj16 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 11 subj17 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 subj18 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 subj19 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 subj20 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 subj21 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 20 subj22 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 subj23 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0

0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 15 subj24 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 13 subj25 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 13 subj26 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 13 subj27 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 25 subj28 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12 subj29 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 16 subj30 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 16 subj31 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 21 subj32 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 15 subj33 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 26 subj34 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 13

subj35 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 13 subj36 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 subj37 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 12 subj38 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 21 subj39 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 16 subj40 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 14 subj41 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 17 subj42 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 17 subj43 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 9 subj44 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 18 subj45 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 20 subj46 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 9 subj47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 10 subj48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 subj49 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 subj50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3

Reliability Case Processing Summary N %

Valid 50 100.0Excluded(a) 0 .0

Cases

Total 50 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.862 36 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted it1 11.78 47.114 .199 .861it2 11.54 44.947 .468 .855it3 11.74 46.115 .358 .858it4 11.84 47.484 .162 .862it5 11.62 45.383 .421 .857it6 11.70 46.092 .339 .859it7 11.52 45.479 .384 .858it8 11.42 46.779 .188 .862it9 11.60 45.755 .356 .858it10 11.66 46.556 .246 .861it11 11.56 44.945 .472 .855it12 11.54 44.253 .576 .853it13 11.68 45.814 .375 .858it14 11.58 44.738 .510 .854it15 11.66 46.025 .332 .859it16 11.50 45.031 .450 .856it17 11.60 45.551 .388 .857it18 11.68 46.630 .240 .861it19 11.76 46.472 .307 .859it20 11.66 46.107 .319 .859it21 11.54 45.111 .443 .856it22 11.64 46.031 .324 .859it23 11.66 44.841 .527 .854it24 11.60 45.429 .407 .857it25 11.68 45.651 .403 .857it26 11.58 46.534 .232 .861it27 11.78 46.787 .261 .860

it28 11.66 45.494 .419 .857it29 11.52 45.234 .421 .857it30 11.58 45.881 .332 .859it31 11.60 45.796 .350 .858it32 11.74 46.604 .270 .860it33 11.54 47.029 .153 .863it34 11.72 46.655 .252 .860it35 11.58 44.983 .472 .855it36 11.54 45.560 .374 .858

Reliability Case Processing Summary N %

Valid 49 98.0Excluded(a) 1 2.0

Cases

Total 50 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .864 28

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted it2 9.16 34.181 .524 .855it3 9.37 35.487 .365 .860it5 9.24 34.730 .447 .858it6 9.33 35.641 .311 .861it7 9.14 35.125 .356 .860it9 9.22 35.178 .360 .860it11 9.18 34.403 .489 .857it12 9.18 33.653 .624 .852it13 9.31 35.175 .390 .859it14 9.22 34.178 .541 .855it15 9.29 35.583 .305 .862it16 9.14 34.333 .494 .856it17 9.22 34.969 .398 .859it19 9.39 35.951 .283 .862it20 9.29 35.708 .282 .862it21 9.16 34.514 .465 .857it22 9.27 35.616 .293 .862it23 9.29 34.375 .532 .855it24 9.22 34.928 .405 .859it25 9.31 34.967 .430 .858it27 9.41 36.080 .269 .862it28 9.29 35.000 .414 .859it29 9.14 35.042 .370 .860it30 9.22 34.969 .398 .859it31 9.24 35.064 .387 .860it32 9.37 36.154 .230 .863it35 9.20 34.832 .417 .859it36 9.16 35.348 .319 .861

LAMPIRAN E: DATA SKOR PENELITIAN SKALA STEREOTIP

GENDER

STEREOTIP GENDER

subj1 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 1 1 2 4 1 3 2 4 2 3 1 2 2 4 3 1 1 3 1 1 1 4 4 1 3 1 4 2 3 3 1 2 3 2 1 2 3 1 1 2 109 subj2 4 3 4 1 2 1 2 4 1 3 1 1 3 4 1 4 1 4 1 2 1 2 3 4 3 2 1 3 4 4 3 1 1 2 4 3 3 1 2 3 1 3 2 2 1 3 4 3 1 1 118 subj3 1 1 1 4 4 4 2 2 2 3 1 1 2 4 1 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 1 2 3 110 subj4 1 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 114 subj5 2 2 2 3 3 3 4 2 4 1 2 1 2 3 1 2 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 118 subj6 1 1 1 4 4 4 4 1 4 1 1 1 1 4 1 4 1 4 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 4 1 4 1 4 4 1 1 1 1 4 1 4 1 4 1 4 4 1 1 1 107 subj7 2 2 1 3 3 4 4 1 2 1 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 1 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 116 subj8 4 4 4 1 1 1 4 4 3 1 2 4 4 3 4 3 3 1 2 3

4 4 3 1 1 4 4 2 4 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 133 subj9 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 120 subj10 1 1 1 4 4 4 4 3 1 1 1 2 2 4 1 1 2 4 4 2 2 1 2 3 4 1 1 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 116 subj11 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 1 2 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 119 subj12 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 1 3 3 2 1 2 113 subj13 3 2 1 2 3 4 4 1 2 1 1 1 1 4 4 3 1 1 2 2 1 2 2 4 3 2 3 3 4 3 1 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 3 113 subj14 1 2 2 4 3 3 2 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 4 4 2 2 1 1 3 4 1 1 3 2 1 1 3 4 2 2 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 3 2 2 1 3 104 subj15 3 2 2 2 3 3 4 1 2 1 1 1 2 4 1 3 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 116

subj16 4 3 3 1 2 2 3 2 3 2 1 1 2 4 1 3 4 4 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 120 subj17 1 1 1 4 4 4 3 2 1 2 1 2 2 4 1 2 1 4 3 3 1 1 2 4 4 1 1 2 1 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 2 3 1 2 2 113 subj18 2 3 2 3 2 3 4 2 2 1 2 1 2 3 2 3 2 3 2 4 2 1 2 3 4 1 1 3 3 2 2 2 3 1 3 1 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 116 subj19 1 2 2 4 3 3 3 2 2 2 1 2 2 4 1 3 2 4 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 4 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 118 subj20 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 119 subj21 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 1 1 2 1 2 3 3 4 2 2 121 subj22 4 3 3 1 2 2 4 1 1 1 1 1 3 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 3 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 4 2 3 1 4 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 115 subj23 4 4 4 1 1 1 4 3 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3

3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 131 subj24 2 2 1 3 3 4 1 2 2 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 4 3 1 1 4 2 1 4 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 126 subj25 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 4 2 3 1 3 2 1 2 3 2 1 2 4 2 2 1 117 subj26 2 1 2 3 4 3 3 2 1 2 1 2 1 4 1 1 1 4 4 2 1 1 2 4 4 1 1 2 2 2 1 3 3 2 3 1 3 2 1 2 1 4 2 2 1 3 1 2 1 4 106 subj27 3 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 1 3 1 4 2 1 2 1 1 3 4 1 1 2 4 1 1 1 4 1 4 1 4 1 2 4 1 3 3 1 1 2 2 1 1 3 107 subj28 4 4 4 1 1 1 4 4 2 1 2 1 2 3 1 4 1 4 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 4 1 1 1 4 1 4 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 4 4 1 1 1 103 subj29 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 1 4 4 3 1 4 3 2 1 4 3 2 1 128 subj30 1 4 2 4 1 3 4 4 3 1 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 1 4 1 1 1 4 4 4 4 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 4 1 4 4 4 118 subj31 4 4 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 1 4 1 4 1 4 1 1

1 4 1 4 1 1 1 4 4 1 1 1 4 4 4 1 1 1 1 4 1 4 4 1 4 1 4 1 1 1 110 subj32 3 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 114 subj33 4 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 2 1 1 3 4 2 2 1 4 4 2 1 3 3 2 2 4 2 2 1 126 subj34 4 4 4 1 1 1 1 4 2 4 1 3 3 4 4 4 1 1 1 4 1 4 1 4 1 1 1 4 4 1 1 1 4 1 4 4 4 1 4 4 1 1 4 4 2 1 4 1 1 1 122 subj35 2 2 1 3 3 4 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 113 subj36 2 1 2 3 4 3 3 2 2 2 1 1 2 4 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 1 2 1 2 3 3 1 2 2 2 3 1 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 3 2 1 2 113 subj37 1 1 1 4 4 4 2 2 1 3 1 1 1 4 1 1 1 4 4 2 1 1 1 4 4 1 2 1 1 1 2 4 4 1 3 2 4 2 2 1 2 3 2 2 1 3 2 1 2 3 106 subj38 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 1 1 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 2 2 1 3 3 1 3 2 4 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 117

subj39 3 3 2 2 2 3 4 4 2 1 2 3 3 3 2 4 1 3 1 3 4 4 1 1 1 2 4 3 4 2 2 1 3 4 3 1 1 2 4 4 1 1 4 1 1 1 4 3 1 1 120 subj40 1 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 4 2 2 4 4 1 2 1 4 1 4 4 4 1 4 4 3 1 1 1 1 4 4 1 1 1 120 subj41 2 3 1 3 2 4 4 1 2 1 1 3 2 4 1 3 2 4 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 1 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4 1 2 1 117 subj42 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 1 2 1 4 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 119 subj43 1 1 2 4 4 3 4 2 1 1 1 1 1 4 1 2 1 4 3 2 2 1 1 3 4 1 1 1 1 2 1 4 3 1 3 1 4 2 4 3 1 1 2 3 1 3 2 1 1 3 104 subj44 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 1 1 3 3 2 1 2 107 subj45 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 1 2 1 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 2 2 2 4 2 1 1 4 2 2 1 117 subj46 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 4 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2

2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 120 subj47 2 1 2 3 4 3 2 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 4 3 2 2 1 2 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 1 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 3 115 subj48 2 2 2 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 116 subj49 2 2 1 3 3 4 2 1 1 3 1 1 2 4 2 3 1 3 2 2 1 3 1 4 2 2 1 1 4 4 1 1 1 3 4 2 2 1 4 4 3 1 1 4 2 4 1 2 1 4 112 subj50 4 3 1 1 2 4 3 3 3 2 1 2 2 4 2 4 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 120 subj51 2 2 2 3 3 3 4 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 117 subj52 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 4 2 2 1 1 2 2 4 3 4 2 2 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 120 subj53 2 1 1 3 4 4 3 2 2 2 1 2 2 4 2 1 2 3 4 2 2 2 3 3 3 1 2 1 2 2 2 3 3 2 4 1 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 114

subj54 2 1 4 3 4 1 3 1 1 2 2 1 2 3 1 2 2 4 3 3 3 2 1 2 3 1 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 111

LAMPIRAN F:

1. DATA SKOR PENELITIAN SKALA

ATRIBUSI TERHADAP KESUKSESAN

PEREMPUAN

2. DATA SKOR PENELITIAN SKALA

ATRIBUSI TERHADAP KEGAGALAN

PEREMPUAN

ATRIBUSI SUKSES

subj1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1

subj2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

0 0 0 2

subj3 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1

0 0 0 4

subj4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

0 0 0 2

subj5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1

subj6 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1

1 1 0 8

subj7 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1

1 0 0 6

subj8 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1

1 0 0 6

subj9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

1 0 0 3

subj10 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1

0 0 0 3

subj11 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

0 0 0 2

subj12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1

subj13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1

subj14 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

1 0 0 3

subj15 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0

1 0 1 5

subj16 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0

1 1 1 7

subj17 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

1 0 0 3

subj18 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

0 0 0 2

subj19 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

1 0 0 3

subj20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 0 0 2

subj21 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1

1 0 0 7

subj22 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1

1 0 0 5

subj23 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0

0 0 0 7

subj24 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1

1 0 0 5

subj25 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0

0 0 0 2

subj26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 0 0 2

subj27 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1

1 0 0 3

subj28 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1

0 0 0 3

subj29 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1

1 0 0 4

subj30 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0

0 1 1 6

subj31 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

1 0 1 4

subj32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1

subj33 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0

1 0 0 6

subj34 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0

1 0 0 6

subj35 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1

1 0 0 5

subj36 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

1 0 0 5

subj37 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1

1 0 0 4

subj38 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1

0 0 0 6

subj39 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0

1 0 1 6

subj40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 0 0 2

subj41 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0

1 0 1 6

subj42 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1

1 0 0 3

subj43 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1

1 1 0 5

subj44 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

0 1 0 3

subj45 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1

1 0 0 4

subj46 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0

1 0 1 10

subj47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 1

subj48 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1

1 0 0 9

subj49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 0 0 2

subj50 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

1 0 0 3

subj51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

1 0 0 2

subj52 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1

0 0 0 3

subj53 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

1 0 0 3

subj54 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1

0 0 0 3

ATRIBUSI GAGAL

subj1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 14

subj2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

1 0 0 1 0 4

subj3 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0

1 0 1 0 0 5

subj4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

0 0 0 0 0 1

subj5 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0

1 1 1 1 0 11

subj6 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1

1 0 1 0 0 7

subj7 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0

0 1 1 1 1 7

subj8 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0

1 1 0 0 0 6

subj9 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0

1 1 0 1 0 9

subj10 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 12

subj11 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0

1 1 1 1 1 11

subj12 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0

1 1 1 0 0 8

subj13 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0

1 1 1 1 0 9

subj14 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0

1 1 1 1 0 8

subj15 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0

0 0 0 1 0 6

subj16 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1

1 0 0 0 0 5

subj17 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0

1 1 1 1 0 10

subj18 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1

1 0 1 1 1 7

subj19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 0 13

subj20 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1

1 1 1 1 1 10

subj21 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1

0 1 1 0 0 6

subj22 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 0 1 3

subj23 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1

1 1 0 1 1 11

subj24 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0

1 0 0 0 1 5

subj25 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1 8

subj26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 14

subj27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 14

subj28 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0

1 1 1 1 0 10

subj29 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

0 0 0 0 0 2

subj30 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0

1 1 0 1 0 8

subj31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 14

subj32 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 13

subj33 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0

1 1 0 1 1 10

subj34 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1

0 0 0 0 0 5

subj35 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0

0 1 1 1 1 8

subj36 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0

1 1 1 1 0 11

subj37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 14

subj38 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1

0 1 0 1 1 9

subj39 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0

0 1 0 0 1 7

subj40 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0

0 0 0 0 1 5

subj41 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0

1 0 0 0 0 4

subj42 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0

1 0 0 0 1 7

subj43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 0 14

subj44 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0

1 1 1 0 0 9

subj45 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0

0 1 1 1 1 10

subj46 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 13

subj47 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0

0 1 0 1 1 10

subj48 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1

1 1 1 1 0 10

subj49 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

1 1 1 1 1 11

subj50 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1

0 1 0 1 0 8

subj51 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0

1 1 1 1 0 11

subj52 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0

1 1 1 1 0 8

subj53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 15

subj54 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 0 12

LAMPIRAN G: ANALISIS DATA

1. DATA SKOR TOTAL

2. UJI NORMALITAS

3. UJI LINEARITAS

UJI KORELASI

SKOR TOTAL subj1 109 2 13subj2 118 2 4subj3 110 4 5subj4 114 2 1subj5 118 1 11subj6 107 9 6subj7 116 6 7subj8 133 6 6subj9 120 3 9subj10 116 3 12subj11 119 2 11subj12 113 1 8subj13 113 1 9subj14 104 3 8subj15 116 5 6subj16 120 7 5subj17 113 3 10subj18 116 2 7subj19 118 4 12subj20 119 2 10subj21 121 7 6subj22 115 5 3subj23 131 7 11subj24 126 6 4subj25 117 3 7subj26 106 3 13subj27 107 4 13subj28 103 4 9subj29 128 4 2subj30 118 7 7subj31 110 5 13subj32 114 1 13subj33 126 7 9subj34 122 6 5subj35 113 5 8subj36 113 5 11subj37 106 5 13subj38 117 6 9subj39 120 6 7subj40 120 3 4subj41 117 6 4subj42 119 4 6subj43 104 6 13subj44 107 4 8subj45 117 4 10subj46 120 10 13subj47 115 1 10subj48 116 9 10

subj49 112 2 11subj50 120 4 7subj51 117 2 11subj52 120 3 8subj53 114 4 14subj54 111 3 12

NORMALITAS SUKSES NPar Tests

Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Stereotip 54 115.81 6.440 103 133 Sukses 54 4.24 2.180 1 10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Stereotip Sukses N 54 54

Mean 115.81 4.24 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 6.440 2.180

Absolute .128 .137 Positive .128 .137

Most Extreme Differences

Negative -.090 -.086 Kolmogorov-Smirnov Z .943 1.004 Asymp. Sig. (2-tailed) .337 .266

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

NORMALITAS GAGAL NPar Tests Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Stereotip 54 115.81 6.440 103 133 Gagal 54 8.59 3.282 1 14

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Stereotip Gagal N 54 54

Mean 115.81 8.59 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 6.440 3.282

Absolute .128 .102 Positive .128 .075

Most Extreme Differences

Negative -.090 -.102 Kolmogorov-Smirnov Z .943 .747 Asymp. Sig. (2-tailed) .337 .632

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

LINEARITAS SUKSES

Means ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig. (Combined) 89.713 21 4.272 .843 .654Linearity 12.598 1 12.598 2.486 .125

Between Groups

Deviation from Linearity 77.116 20 3.856 .761 .736

Within Groups 162.157 32 5.067

Sukses * Stereotip

Total 251.870 53 Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Sukses * Stereotip .224 .050 .597 .356

LINEARITAS GAGAL Means

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

(Combined) 189.356 21 9.017 .756 .746Linearity 77.625 1 77.625 6.508 .016

Between Groups

Deviation from Linearity 111.732 20 5.587 .468 .961

Within Groups 381.681 32 11.928

Gagal * Stereotip

Total 571.037 53 Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Gagal * Stereotip -.369 .136 .576 .332

KORELASI SUKSES

Nonparametric Correlations

Correlations sukses stereotip

Correlation Coefficient 1.000 .296(*)

Sig. (1-tailed) . .015

sukses

N 54 54 Correlation Coefficient .296(*) 1.000

Sig. (1-tailed) .015 .

Spearman's rho

stereotip

N 54 54 * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

KORELASI GAGAL

Correlations Correlations stereotip gagal

Pearson Correlation 1 -.396(**)

Sig. (1-tailed) . .002

stereotip

N 54 54Pearson Correlation -.396(**) 1

Sig. (1-tailed) .002 .

gagal

N 54 54** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

LAMPIRAN H:

SURAT IJIN PENELITIAN