94393992 epidemiologi klb screening

Upload: rajamusyawir

Post on 13-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    1/15

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi di Indonesia. KLB ini mempunyai

    makna sosial dan politik tersendiri oleh karena peristiwa yang demikian mendadak,

    melibatkan banyak orang dan dapat menimbulkan banyak kematian.

    Batasan KLB meliputi arti yang luas, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

    Meliputi semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi akut kronis ataupun

    penyakit non infeksi. Tidak ada batasan mengenai penentuan jumlah penderita

    yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain karena jumlah kasus sangat

    tergantung dari jenis dan agen penyebabnya, juga karena keadaan penyakit akan

    bervariasi menurut tempat (tempat tinggal, pekerjaan) dan waktu (yang

    berhubungan dengan keadaan iklim) dan pengalaman keadaan penyakit tersebut

    sebelumnya. Juga tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah yang dapat

    dipakai untuk menentukan KLB, apakah dusun desa, kecamatan, kabupaten atau

    meluas satu propinsi dan Negara. Luasnya daerah sangat tergantung dari cara

    penularan penyakit tersebut. Waktu yang digunakan untuk menentukan KLB juga

    bervariasi. KLB dapat terjadi dalam beberapa jam, beberapa hari atau minggu atau

    beberapa bulan maupun tahun.

    Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk

    mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau

    suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari penderita penyakit

    tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau

    kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan

    sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang

    kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan

    pengobatan. Sreening atau uji tapis ini merupakan tindak lanjut Kejadian Luar Biasa

    dan juga bisa merupakan pencegahan Kejadian Luar Biasa.

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    2/15

    2

    1.2 Ruang Lingkup

    Dalam makalah ini, pembahasan meliputi Kejadian Luar Biasa dan Screening/ uji

    tapis.

    1.3 Tujuan

    Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

    Epidemiologi, mengetahui tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Uji Tapis serta

    sebagai sarana bertukar informasi

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    3/15

    3

    BAB II

    ISI

    2.1 Kejadian Luar Biasa (KLB)

    2.1.1 Pengertian

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No . 949/ MENKES/SK/VII/2004,

    Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya

    kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi dalam kurun waktu dandaerah tertentu.

    2.1.2 Kriteria kerja KLB

    Suatu kejadian penyakit atau keracunan dpt dikatakan KLB apabila

    memenuhi kriteria sbb:

    a. Timbulnya suatu penyakit/kesakitan yang sebelumnya tidak ada/tdk

    diketahui.

    b.

    Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun

    waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, dst)

    c. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali atau lebih dibandingkan

    periode sebelumnya (jam,hari,minggu,bulan,tahun).

    d.

    Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali

    lipat atau lebih bila dibandingkan dgn angka rata2 per bulan dlm tahun

    sebelumnya.

    e. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan 2

    kali lipat atau lebih dibandingkan dgn angka rata2 perbulan dalam tahun

    sebelumnya.

    f. Case fatality rate dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu

    menunjukkan 50% atau lebih dibandingkan CFR dari periode

    sebelumnya.

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    4/15

    4

    g. Proporsional rate (PR) penderita baru dari periode tertentu

    menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan periode yg

    sama dlm kurun waktu/tahun sebelumnya.

    h. Beberapa penyakit khusus :kholera,DHF/DSS, SARS, avian flu, tetanus

    neonatorum.

    i. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah

    endemis)

    j. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4minggu

    sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang

    bersangkutan.

    k. Beberapa penyakit yg dialami 1 (satu) atau lebih penderita : keracunan

    makanan dan keracunan pestisida.

    l. Dalam menentukan apakah ada wabah, perlu diperhatikan hal-hal

    sebagai berikut :

    Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah

    beberapa minggu atau bulan sebelumnya.

    m.

    Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlahyang diharapkan.

    n. Sumber informasi bervariasi :

    Catatan hasil surveilans

    Catatan keluar rumah sakit statistic kematian,register,dll.

    Bila data local tidak ada dapat digunakan rate dari wilayah di

    dekatnya atau data nasional

    Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi

    penyakit yang biasanya ada.

    o. Pseudo-epidemik :

    Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita

    Adanya cara diagnosis baru

    Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat

    Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa

    Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    5/15

    5

    2.1.3 Penyakit Tertentu Yang Menimbulkan KLB

    Berdasarkan Permenkes RI No.560/Menkes/Per/VIII/1989 Bab II pasal 2 penyakit

    tertentu yg menimbulkan KLB :

    a. Kholera

    b. Pertusis

    c.

    Pes

    d.

    Rabies

    e.

    Demam

    f.

    Malaria

    g. Influenza

    h. Tifus

    i.

    Hepatitis

    j.

    DBD

    k.

    Tifus

    l.

    Campak

    m. Meningitis

    n. Polio

    p.

    Ensefalitis

    q.

    Difteri

    r.

    Antraks

    2.1.4 Prosedur Penanggulangan KLB

    1. Masa pra KLB

    Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan

    melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukanlangkah-langkh lainnya :

    Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.

    Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.

    Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat

    Memperbaiki kerja laboratorium

    Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

    Tim Gerak Cepat (TGC) :

    Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan

    penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas

    atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :

    Pengamatan :

    Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.

    Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota

    keluarga

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    6/15

    6

    Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari

    dan sebagai sumber penularan.

    Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi

    penyebarannya

    Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang

    ditemukan di lapangan.

    Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga

    Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara

    lengkap.

    2. Pembentukan Pusat Rehidrasi

    Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan

    pengobatan.

    Tugas pusat rehidrasi :

    Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.

    Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala

    diagnosa dsb.

    Memberikan data penderita ke Petugas TGC

    Mengatur logistik

    Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.

    Penyuluhan bagi penderita dan keluarga

    Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).

    Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang

    diinfus, tdk diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.

    2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya KLB

    1. Herd Immunity yang rendah

    Yang mempengaruhi rendahnya faktor itu, sebagian masyarakat sudah tidak

    kebal lagi, atau antara yang kebal dan tidak mengelompok tersendiri.

    2. Patogenesitas

    Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga

    timbul sakit.

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    7/15

    7

    3. Lingkungan Yang Buruk

    Seluruh kondisi yang terdapat di sekitar organisme tetapi mempengaruhi

    kehidupan ataupun perkembangan organisme tersebut.

    2.1.6 Yang Seharusnya Dilakukan Agar KLB Dapat Dicegah

    Upaya penanggulangan wabah meliputi:

    a.

    Penyelidikan epidemiologis;

    Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah

    Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah

    Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah

    Menentukan cara penanggulangan wabah

    Kegiatan :

    Mengumpulkan data morbiditas dan mortalitas penduduk

    Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis

    Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan, terhadap makhluk

    hidup dan benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga

    mengandung penyebab penyakit wabah

    b. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk

    tindakan karantina, tujuannya adalah :

    Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh

    dan mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan

    Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi

    mengandung penyebab penyakit sehingga secara potensial dapat

    menularkan penyakit (carrier)

    c. Pencegahan dan pengebalan; tindakan-tindakan yang dilakukan untuk

    memberi perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit, tetapi

    mempunyai resiko terkena penyakit.

    d.

    Pemusnahan penyebab penyakit, terutama emusnahan terhadap bibit

    penyakit/kuman dan hewan tumbuh-tumbuhan atau benda yang

    mengandung bibit penyakit.

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    8/15

    8

    e. Penanganan jenazah akibat wabah; penanganan jenazah yang

    kematiannya disebabkan oleh penyakit yang menimbulkan wabah atau

    jenazah yang merupakan sumber penyakit yang dapat menimbulkan

    wabah harus dilakukan secara khusus menurut jenis penyakitnya tanpa

    meninggalkan norma agama serta harkatnya sebagai manusia.

    penanganan secara khusus itu meliputi Pemeriksaan jenazah oleh petugas

    kesehatan dan perlakuan terhadap jenazah serta sterelisisasi bahan-

    bahan dan alat yang digunakan dalam penanganan jenazah diawasi oleh

    pejabat kesehatan.

    f.

    Penyuluhan kepada masyarakat;

    Penyuluhan kepada masyarakat, yaitu kegiatan komunikasi yang bersifat

    poersuasif edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah

    agar mereka mengertisifat-sifat penyakit, sehingga dapat melindungi diri

    dari penyakit tersebut dan apabila terkena, tidak menularkannya kepada

    orang lain. Penyuluhan juga dilakukan agar masyarakat dapat

    berperanserta aktif dalam menanggulangi wabah.

    g.

    Upaya penanggulangan lainya adalah tindakan-tindakan khusus masing-masing penyakit yang dilakukan dalam rangka penanggulangan wabah.

    2.2 SCREENING

    2.2.1 Pengertian

    Screening adalah proses yang dimaksud untuk mengidentifikasi penyakit-

    penyakit yang tidak diketahui/tidak terdeteksi dengan menggunakan

    berbagai test/uji yang dapat diterapkan secara tepat dalam sebuah skala

    yang benar.

    Screening atau penyaringan kasus (Uji Tapis) adalah cara untuk

    mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau

    pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan

    antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin

    tidak menderita.

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    9/15

    9

    Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah yang

    bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang didiagnosisnya

    positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular

    Screening pada umumnya bukan merupakan uji diagnostik dan oleh

    karenanya memerlukan penelitian (follow-up) yang cepat dan pengobatan

    yang tepat pula.

    2.2.2 Tujuan Screening

    1. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap

    orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu

    orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk).

    2.

    Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan

    secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan dan

    tidak menjadi sumber penularan penyakit.

    2.2.3 Sasaran

    Sasaran penyaringan adalah penyakit kronis seperti : Infeksi Bakteri (Lepra, TBC dll.)

    Infeksi Virus (Hepatitis)

    Penyakit Non-Infeksi : (Hipertensi, Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Ca

    Serviks, Ca Prostat, Glaukoma)

    HIV-AIDS

    2.2.4 Proses Penyaringan

    Proses pelaksanaan sceening adalah :

    1. Tahap 1 : melalukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang

    dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit.

    Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita

    penyakit.

    Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2

    2. Tahap 2 : pemeriksaan diagnostik

    Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan.

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    10/15

    10

    Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan

    ulang secara periodik).

    2.2.5 Prinsip Pelaksanaan

    Pemeriksaan tersebut harus dapat dilakukan:

    1. Dengan cepat dapat memilah sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut

    2.

    Tidak mahal

    3. Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan

    4. Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa.

    2.2.6 Macam Screening

    a. Penyaringan Massal (Mass Screening)

    b. Penyaringan Multiple

    c. Penyaringan yang Ditargetkan

    d. Penyaringan Oportunistik

    2.2.7 Kriteria Pelaksanaan Screening1. Sifat Penyakit

    * Serius

    * Prevalensi tinggi pada tahap praklinik

    * Priode yang panjang diantara tanda-tanda pertama sampai timbulnya

    penyakit

    2. Uji Diagnostik

    * Sensitif dan Spesifik

    * Sederhana dan murah

    * Aman dan dapat diterima

    * Reliable

    * Fasilitas adekwat

    3. Diagnosis dan Pengobatan

    * Efektif dan dapat diterima

    * Pengobatan yang aman telah tersedia.

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    11/15

    11

    Agar hasil pengukuran dari penyaringan /screening itu valid, maka harus

    diukur dengan menggunakan sensitivitas & spesifitas.

    SENSITIVITAS

    Sensitivitas (sensitivity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu

    dengan tepat, dengan hasil tes positif dan benar sakit.

    Sensitivitas = a/a+c

    SPESIFISITAS

    Spesifisitas (specificity) : kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu

    dengan tepat, dengan hasil negatif dan benar tidak sakit.

    Spesivisitas = d/b+d

    POSITIVE PREDICTIVE VALUE (PPV)

    Persentase pasien yang menderita sakit dengan hasil test Positive.

    PPV = a/a+b

    NEGATIVE PREDICTIVE VALUE (NPV)

    Persentase pasien yang tidak menderita sakit dengan hasil test negative.

    NPV = d/c+d

    2.2.8 Kiteria Evaluasi

    A. Validitas: merupakan tes awal baik untuk memberikan indikasi individu mana

    yang benar sakit dan mana yang tidak sakit. Doa komponen validitas adalah

    sensitivitas dan spesifitas

    B. Reliabilitas: adalah bila tes yang dilakukan berulang-ulang menunjukkan hasil

    yang konsisten

    C. Yiel: merupakan jumlah penyakit yang terdiagnosis dan diobati sebagai hasil

    dari uji tapis.

    Beberapa Pertimbangan Pelaksanaan Uji Tapis:

    Kondisi penyakit yang akan diskrining harus merupakan masalah kesehatan

    masyarakat yang sangat penting

    Harus ada cara pengobatan/ pengawasan untuk penderita yang ditemukan

    dalam penyaringan

    Fasilitas untuk diagnostik dan pengobatan tersedia

    Harus dikenal stadium simtomatik dini & masa laten

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    12/15

    12

    Harus ada cara pemeriksaan (test) yang cocok

    Pemeriksan yang dilakukan harus tidak berbahaya dan dapat diterima

    masyarakat

    Pemeriksaan skrining memenuhi syarat untuk tingkat sensitivitas dan

    spesivitas

    Sifat perjalanan penyakit diketahui dengan pasti

    Ada standar yang disepakati tentang mereka yang menderita penyakit

    Biaya yang digunakan seimbang dengan resiko biaya bila tanpa screening

    Penemuan kasus harus merupakan program berlanjut

    Alat yang digunakan, waktu, aplikable, dapat dipertanggung jawabkan serta

    penderita mendapat pengobatan dengan alat untuk diagnosis yang tepat.

    2.2.9 Cara Test Screening

    Sebelum melakukan skrining terlebih deahulu harus ditentukan penyakit atau

    kondisi medis apa yang akan dicari pada skrining.

    Contoh uji Skrining:

    Pap smearPap smear dilakukan di ruang dokter dan hanya beberapa menit. Pertama anda

    berbaring di atas meja periksa dengan lutut ditekuk. Tumit anda akan diletakkan

    pada alat stirrups. Secara perlahan dokter akan memasukkan alat spekulum ke

    dalam vagina anda. Lalu dokter akan mengambil sampel sel serviks anda dan

    membuat apusan (smear) pada slide kaca untuk pemeriksaan mikroskopis.

    Dokter akan mengirim slide ke laboratorium, dimana seorang cytotechnologist

    (orang yang terlatih untuk mendeteksi sel abnormal) akan memeriksanya. Teknisi

    ini bekerja dengan bantuan patologis (dokter yang ahli dalam bidang abnormalitas

    sel). Patologis bertanggung jawab untuk diagnosis akhir.

    Pendekatan terbaru dengan menggunakan cairan untuk mentransfer sampel sel

    ke laboratorium. Dokter akan mengambil sel dengan cara yang sama, namun

    dokter akan mencuci alat dengan cairan khusus, yang dapat menyimpan sel untuk

    pemeriksaan nantinya. Ketika sampel sampai ke laboratorium, teknisi menyiapkan

    slide mikroskopik yang lebih bersih dan mudah diinterpretasikan dibanding slide

    yang disiapkan dengan metode tradisional.Umumnya dokter akan melakukan Pap

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    13/15

    13

    smear selama pemeriksaan panggul (prosedur sederhana untuk memeriksa

    genital eksternal, uterus, ovarium, organ reproduksi lain dan rektum). Walaupun

    pemeriksaan panggul dapat mengetahui masalah reproduksi, hanya Pap smear

    yang dapat mendeteksi kanker serviks atau prakanker sejak dini.

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    14/15

    14

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    1.

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No . 949/ MENKES/SK/VII/2004,

    Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya

    kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi dalam kurun waktu

    dan daerah tertentu.2.

    Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi di Indonesia. KLB ini mempunyai

    makna sosial dan politik tersendiri oleh karena peristiwa yang demikian

    mendadak, melibatkan banyak orang dan dapat menimbulkan banyak

    kematian.

    3.

    Screening adalah proses yang dimaksud untuk mengidentifikasi penyakit-

    penyakityang tidak diketahui/tidak terdeteksi dengan menggunakan berbagai

    test/uji yang dapat diterapkan secara tepat dalam sebuah skala yang benar.

    4. Sreening atau uji tapis ini merupakan tindak lanjut Kejadian Luar Biasa dan juga

    bisa merupakan pencegahan Kejadian Luar Biasa.

    3.2 Saran

    1. Upaya pencegahan KLB, hendaknya dilakukan pencegahan dan pengebalan serta

    pemusnahan penyebab penyakit

    2.

    Pelaksanaan screening terutama di Indonesia hendaknya lebih di utamakan

    untuk mencegah timbulnya KLB

  • 7/23/2019 94393992 Epidemiologi KLB Screening

    15/15

    15

    DAFTAR PUSTAKA

    Rafless.2011.Makalah Penemuan Penyakit Secara Screening. [Online

    Tersedia][09/05/2012] [15:16] http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2-

    011/04/makalah-penemuan-penyakit-secara.html

    Manusia.2011.Konsep Dasar Screening.[Online Tersedia][09/05/2012][15:17] http://ik-

    hwan554.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-screening.html

    Agung,trisno.2011.Invesitigasi Wabah.[Online Tersedia][09/05/2012][15:19] http://ww-

    w.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdf

    http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2-011/04/makalah-penemuan-penyakit-secara.htmlhttp://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2-011/04/makalah-penemuan-penyakit-secara.htmlhttp://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2-011/04/makalah-penemuan-penyakit-secara.htmlhttp://ik-hwan554.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-screening.htmlhttp://ik-hwan554.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-screening.htmlhttp://ik-hwan554.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-screening.htmlhttp://ww-w.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://ww-w.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://ww-w.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://ww-w.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://ww-w.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://ww-w.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Epidemiologi/Investigasi_Wabah.pdfhttp://ik-hwan554.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-screening.htmlhttp://ik-hwan554.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-screening.htmlhttp://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2-011/04/makalah-penemuan-penyakit-secara.htmlhttp://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2-011/04/makalah-penemuan-penyakit-secara.html