93862700 makalah uji babe in
DESCRIPTION
BABETRANSCRIPT
25
TUGAS ANALISIS FARMASI
PROTOKOLSTUDI BIOEKIVALENSI TABLET ATORFAT® 20 mg
YANG DIPRODUKSI OLEH FASTATIN PHARMACEUTICAL DIBANDINGKAN TERHADAP TABLET LIPITOR® 20 mg
YANG DIPRODUKSI OLEH PFIZERSEJAK BULAN NOVEMBER 2011 – FEBRUARI 2012
DISUSUN OLEHKelompok 2:
Ahmad Senjaya (1106049561)Annisa Nooryani (1106046686)Christy Cecilia S. N. (1106046761)Dewi (1106046793)Dewi Nur Anggraeni (1106124630)Hana Riskafuri (1106046925)Hanifah Ramadhani (1106046931)I Kadek Arya Mulyadi (1106046976)Isna Inawati Asih (1106047013)Khairunnisya (1106047045)Kun Fitriana Mahmudah (1106047064)Lianne Cynthia C. L. (1106047070)Maya Masitha (1106047165)Mutiara Djayanis Tia (1106124675)Nyssa Adriana (1106047272)Rima Gita Putri (1106047322)Rina Mariyam (1106047335)
Program Apoteker Departemen FarmasiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas IndonesiaDepok2011
25
25
PROTOKOL
STUDI BIOEKIVALENSI TABLET ATORFAT® 20 mg YANG DIPRODUKSI
OLEH FASTATIN PHARMACEUTICAL DIBANDINGKAN TERHADAP
TABLET LIPITOR® 20 mg YANG DIPRODUKSI OLEH PFIZER
SEJAK BULAN NOVEMBER 2011 – FEBRUARI 2012
DIAJUKAN OLEH :
LABORATORIUM BA-BE
DEPARTEMEN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS INDONESIA
KAMPUS BARU UI DEPOK, JAWA BARAT, INDONESIA
DISPONSORI OLEH:
FASTATIN PHARMACEUTICAL
JL. RAYA BOGOR KM 24
JAKARTA, INDONESIA
Telp : 021-9908080
Fax : 021-9908081
Depok, November 2011
25
Judul : Studi Bioekivalensi tablet ATORFAT® 20 mg yang diproduksi oleh Fastatin
Pharmaceutical dibandingkan terhadap tablet LIPITOR® 20 mg yang
diproduksi oleh Pfizer sejak bulan November 2011 – Februari 2012.
Nomor protokol:
311/2011
Sponsor
Nama : FASTATIN PHARMACEUTICAL
Alamat : JL. RAYA BOGOR KM 24 JAKARTA INDONESIA
No. Telp : (021) 9908080
Fax : (021) 9908081
Lama pelaksanaan
22 November 2011 – 22 Februari 2012
Tempat penelitian
Nama : Laboratorium BA-BE Departemen Farmasi
FMIPA Universitas Indonesia
Alamat : Kampus Baru UI Depok, Jawa Barat- Indonesia
No. Telp : (021) 7873910
Fax : (021) 7873911
25
Personil
Peneliti Utama :
Dr. I Kadek Arya Mulyadi, M.Pharm., Apt.
Anggota Peneliti:
1. Rina Mariyam, S.Farm.
2. Hana Riskafuri, S.Farm.
3. Hanifah Ramadhani, S.Farm.
4. Isna Inawati Asih, S.Farm.
5. Khairunnisya, S.Farm.
Analis :
1. Dewi, S.Farm.
2. Lianne Cyntthia C.L., S.Farm.
3. Nyssa Adriana, S.Farm.
4. Dewi Nur Anggraeni, S.Farm.
5. Mutiara Djayanis Tia, S.Farm.
Teknisi:
1. Christy Cecilia, S.Farm.
2. Rima Gita Putri, S.Farm.
3. Maya Masitha, S. Farm.
4. Kun Fitriana Mahmudah, S.Farm.
Dokter penanggungjawab:
dr. Ahmad Senjaya
25
LEMBAR PENGESAHAN
Sponsor
(Dr. Annisa Nooryani, M.Pharm.)Technical Operators Coordinator
Fastatin PharmaceuticalJL. RAYA BOGOR KM 24 JAKARTA
INDONESIATanggal : 20 November 2011
Peneliti Utama
(Dr. I Kadek Arya Mulyadi, M.Pharm, Apt)Tanggal : 20 November 2011
Wakil Anggota peneliti
(Rina Mariyam, S.Farm.) (Hana Riskafuri, S.Farm.)Tanggal : 20 Nevember 2011 Tanggal : 20 November 2011
Dokter penanggung jawab
(dr. Ahmad Senjaya)
25
Tanggal : 20 November 2011
25
A. PENDAHULUAN
Atorvastatin adalah obat dari golongan statin, yang digunakan untuk
menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Atorvastatin juga digunakan untuk
menstabilkan plak dan mencegah terjadinya penyakit stroke dengan mekanisme
kerjanya anti-inflamasi dan mekanisme lainnya. Atorvastatin bekerja dengan
menghambat HMG-CoA reduktase yaitu suatu enzim yang dapat ditemukan pada
jaringan hati dan memegang peranan penting dalam mensintesis kolesterol pada
tubuh.
Rumus Struktur Atorvastatin
Farmakokinetika
Atorvastatin diabsorpsi dicepat dengan pemberian secara oral, waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi maksimum dalam cairan plasma adalah
sekitar 1-2 jam. Bioavailabilitas absolut diperkirakan sebesar 14%, ketersediaan
sistemik untuk menimbulkan aktivitas enzim HMG-CoA reduktase adalah sebesar
30%. Atorvastatin di usus mengalami klirens yang sangat tinggi serta dimetabolisme
dalam system metabolism lintas pertama, kedua hal ini yang menyebabkan
ketersediaan sistemiknya rendah. Pemberian atorvastatin bersama dengan makanan
akan menyebabkan atorvastatin tersebut tereduksi sebesar 25% di dalam konsentrasi
maksimum (C max=tingkat absorpsi) dan 9% di dalam AUC, meskipun begitu,
makanan tidak mempengaruhi khasiat atorvastatin dalam menurunkan kadar LDL di
25
dalam darah. Dilaporkan bahwa pemberian atorvastatin di malam hari dapat
menurunkan konsentrasi maksimum (C max) dan AUC dari atorvastatin sebesar 30
%. Tetapi waktu pemberian tersebut tidak mempengaruhi kemampuan atorvastatin
untuk menurunkan kadar LDL di dalam darah. Atorvastatin memiliki kemampuan
yang tinggi untuk mengikat protein yaitu sebesar lebih dari 98%.
Mekanisme utama dari atorvastatin adalah hidroksilasi sitokrom P450 3A4
menjadi bentuk aktif metabolit orto dan parahidroksilasi. Metabolit orto dan
parahidroksilasi bertanggungjawab terhadap penurunan aktivitas sistemik enzim
HMG-CoA reduktase sebesar 70%. Metabolit orto-hidroksi dimetabolisme lebih jauh
melalui peristiwa glukuronidasi. Sebagai substrat dari isoenzim CYP3A4, metabolit
orto-hidroksi rentan terhadap inhibitor CYP3A4 dalam meningkatkan atau
menurunkan konsentrasi plasma. Interaksi ini diuji secara invitro bersama-sama
dengan eritromisin yang diketahui sebagai inhibitor isoenzim CYP3A4, dengan hasil
peningkatan konsentrasi atorvastatin dalam cairan plasma. Atorvastatin juga
merupakan inhibitor dari sitokrom 3A4.
Jalur eliminasi utama dari atorvastatin adalah melalui ekskresi empedu
hepatik, dengan kadar atorvastatin kurang dari 2% ditemukan pada urin. Waktu paruh
dari atorvastatin adalah sekitar 14 jam. Yang perlu diperhatikan adalah aktivitas
enzim HMG-CoA reduktase sebagai inhibitor memperlihatkan waktu paruh sekitar
20-30 jam, sebagai metabolit aktif.
Indikasi
Atorvastatin digunakan terutama untuk terapi hiperlipidemia dan mencegah
penyakit kardiovaskular. Penggunaan atorvastatin direkomendasikan hanya setelah
pasien menjalani terapi non-farmakologi seperti diet, olahraga dan penurunan berat
badan tetapi tetap tidak dapat menurunkan kadar kolesterol.
Kontraindikasi
Kontraindikasi atorvastatin adalah untuk keadaan :
a. Penyakit hati : kolestasis, dan hepatitis
25
b. Ibu hamil
c. Ibu menyusui
Atorvastatin dapat menyebabkan miolisis dan rhabdomiolisis. Jika pasien terdiagnosis
kedua penyakit tersebut, maka terapi dengan atorvastatin harus segera dihentikan.
Efek Samping
Beberapa efek samping dari penggunaan atorvastatin adalah insomnia,
konstipasi, diare, infeksi saluran urin, arthritis, bronchitis, renitis dan reaksi alergi.
Atorvastatin dilaporkan bertanggungjawab terhadap hilangnya memori dari pasien,
meskipun begitu, persentase dari efek samping ini sangatlah kecil.
Mekanisme Kerja
Atorvastatin adalah inhibitor kompetitif dari enzim HMG-CoA reduktase.
Enzim HMG-CoA reduktase mengkatalisis reaksi reduksi dari 3-hidroksi-3-
metilglutaril-koenzim A menjadi mevalonat, yang berperan dalam sintesis kolesterol.
Penghambatan dari enzim HMG-CoA reduktase ini akan menurunkan sintesis
kolesterol dan meningkatkan reseptor LDL pada hepatosit. Peristiwa ini akan
meningkatkan penyerapan LDL dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Seperti golongan statin lainnya atorvastatin juga menurunkan kadar trigliserid dalam
darah dan meningkatkan kadar HDL.
B. TUJUAN
Menentukan bioekivalensi dari tablet ATORFAT® 20 mg yang diproduksi oleh
Fastatin Pharmaceutical dibandingkan terhadap tablet LIPITOR® 20 mg yang
diproduksi oleh Pfizer.
C. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini didesain dengan dosis tunggal, dua perlakuan, dan two-way
randomized crossover dengan periode washout selama 7 hari, yaitu pemberian dua
25
produk obat (ATORFAT dan LIPITOR) pada setiap subjek dalam dua periode,
sehingga setiap subjek menjadi kontrolnya sendiri. Hal ini ditujukan untuk
menghilangkan variasi biologik antar subjek karena setiap subjek serta memperkecil
jumlah subjek. Jumlah subjek adalah 26 orang volunteer (2 orang volunteer
cadangan).
Kedua periode tersebut dipisahkan dengan periode washout, yaitu selama 7 hari
berdasarkan waktu eliminasi obat yang akan diberikan (> 5 x t1/2 eliminasi obat),
dalam hal ini t1/2 dari atorvastatin adalah 14 jam, sehingga produk washout selama 7
hari dirasakan cukup.
2. Subjek
Kriteria inklusi:
a. Pria berumur 18-45 tahun berbadan sehat.
b. Berat badan normal (47 – 75 kg) sesuai dengan Indeks Massa Tubuh (Body
Mass Index).
c. Body Mass Index 19 – 28 kg/m2.
d. Fungsi ginjal dan hepar normal berdasarkan pengukuran laboratorium klinik.
Kriteria ekslusi:
a. Berpartisipasi dalam uji obat ataupun donor darah tiga bulan sebelum uji
BE.
b. Alergi atau hipersensitivitas terhadap Atorvastatin.
c. Mempunyai riwayat penyakit ginjal dan hati.
d. Menggunakan alkohol (lebih dari 2 unit per hari), kafein (lebih dari 5
cangkir teh atau kopi per hari), merokok (lebih dari 10 batang per hari), atau
narkoba.
e. Positif hepatitis B, HIV, atau infeksi sifilis.
f. Menyumbangkan darahnya dalam waktu 72 hari sebelum penelitian.
25
g. Memiliki nilai uji klinis yang abnormal: EKG, X-Ray dada, serum kreatinin,
blood urea nitrogen (BUN), AST, ALT, serum alkalin fosfatase, serum
bilirubin, glukosa plasma, kolsterol serum.
h. Glukosa atau protein positif dalam urin.
i. Sedang menjalani terapi pengobatan (vitamin, suplemen mineral, obat
bebas).
Jumlah subjek:
Berdasarkan ketentuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, perhitungan
jumlah subjek
CV Intrasubjek (%)* Jumlah Subjek
15,0 12
17,5 16
20,0 20
22,5 24
25,0 28
27,5 34
30,0 40
berdasarkan kepada koefisien variasi intrasubjek. Berdasarkan penelitian sebelumnya,
koefisien variasi intrasubjek adalah sebesar 22,5%, sehingga apabila mengacu kepada
tabel di bawah ini, diperoleh jumlah subjek sebanyak 24 orang subjek.
Ruang lingkup mengenai penelitian ini akan dijelaskan kepada semua
sukarelawan dan masing-masing sukarelawan menandatangani informed consent
sebelum penelitian dilakukan. Penelitian akan dilakukan sesuai dengan Good Clinical
Practice (GCP). Protokol akan diajukan ke Komisi Etik RSCM FK- UI, Jakarta,
Indonesia untuk mendapatkan ethical clereance.
25
3. Standarisasi Kondisi Penelitian
a. Puasa
1) Lama Puasa
Sebelum subjek diberikan obat dalam rangka pengambilan sempel darah.
Maka terlebih dahulu dipuasakan selama 12 jam sebelum obat diberikan dan 4
jam setelah obat diberikan. Puasa ini bertujuan agar konsentrasi obat dalam
plasma tidak terganggu oleh adanya makanan dalam saluran sistemik bersama
dengan obat.
2) Standarisasi makanan yang diberikan sebelum puasa
Makanan standar yang diberikan sebanyak 200 g terdiri dari nasi, tahu,
tempe, dengan minuman (air putih) sebanyak 200 ml. Sedangkan selama 12 jam
berpuasa, masih diperbolehkan untuk minum air putih maksimal 500 ml,
kecuali 1 jam sebelum dan sesudah pemberian obat. Air yang diminum selama
berpuasa tidak boleh terlalu banyak dikarenakan dapat mempengaruhi
kecepatan pengosongan lambung.
3) Interaksi obat dengan makanan dan obat lain
Subjek juga diberikan penjelasan mengenai makanan dan obat yang tidak
boleh dikonsumsi 24 jam sebelum datang ke lokasi pengambilan sampel dan
juga selama periode pengambilan darah.
b. Aktivitas subjek selama berpuasa dan pengambilan sampel
Subjek selama kondisi pengambilan sampel tidak boleh melakukan
aktifitas berat yang dapat mempengaruhi waktu transit dalam saluran cerna dan
aliran darah ke usus. Pasien hanya diperbolehkan untuk duduk normal dan
berdiri tanpa melakukan aktivitas berat. Duduk normal, dalam hal ini ialah
dalam ruangan khusus yang diperuntukkan bagi subjek selama menunggu waktu
pemberian obat dan selama periode pengambilan sampel. Selama duduk, subjek
dapat melakukan kegiatan membaca, menonton, dan mengobrol.
25
c. Karantina subjek
Subjek akan mengalami masa karantina selama pengambilan sampel
dilakukan. Terdapat masa karantina umum dan masa karantina khusus. Masa
karantina umum adalah waktu antara masa karantina khusus pertama dan masa
karantina khusus kedua. Pada masa karantina umum, subjek dapat melakukan
kegiatannya sehari-hari tetapi dibatasi dengan larangan-larangan yang telah
ditetapkan dan disepakati sebelumnya. Larangan tersebut adalah larangan
terhadap konsumsi obat-obatan, teh, kopi, makanan bersantan selama masa
penelitian berlangsung. Selain itu, subjek dilarang melakukan kegiatan berat
(seperti: lari, angkat beban, olahraga berlebihan, dll) atau kegiatan yang dapat
menimbulkan kecelakaan.
Masa karantina khusus adalah masa di mana subjek ditempatkan di suatu
tempat karantina selama dua hari. Selama masa karantina khusus, subjek
menerima asupan makanan yang telah diatur jumlah kalorinya. Masa karantina
khusus pertama dilakukan selama dua hari (waktu pengambilan darah pertama)
dan masa karantina khusus kedua dilakukan satu minggu setelah masa karantina
khusus pertama (waktu pengambilan darah kedua).
4. Penyiapan Sampel Obat
Sediaan tablet yang diuji adalah ATORFAT® 20 mg yang diproduksi oleh
Fastatin Pharmaceutical dengan nomor batch 99G068 dan tanggal daluarsa pada 8
Agustus 2014. Sedangkan sediaan tablet pembanding adalah tablet LIPITOR® 20 mg
yang diproduksi oleh Pfizer dengan nomor batch 199212 dan tanggal daluarsa pada 9
November 2014.
Setelah dipuasakan selama satu malam (12 jam), masing-masing subjek
diberikan 4 x 20 mg ATORFAT® (4 tablet) atau 4 x 20 mg LIPITOR® (4 tablet)
sesuai dengan jadwal pada periode 1. Setelah periode washout selama 7 hari, subjek
diberikan kembali 4 x 20 mg ATORFAT® (4 tablet) atau 4 x 20 mg LIPITOR® (4
tablet) sesuai dengan jadwal pada periode 2. Personel investigator memberikan obat
25
untuk masing-masing periode. Obat diberikan dengan 240 ml air dan tidak boleh
dikunyah.
Tabel Jadwal Uji
Subjek Periode 1 Periode 2
12 subjek ATORFAT® LIPITOR®
12 subjek LIPITOR® ATORFAT®
5. Pengambilan Sampel Darah
Sampel darah diambil pada 15 titik yaitu pada saat :
a. Sebelum obat diberikan (t0)
b. 15 menit setelah pemberian obat
c. 30 menit setelah pemberian obat
d. 1 jam setelah pemberian obat
e. 1 jam 30 menit setelah pemberian obat
f. 2 jam setelah pemberian obat
g. 3 jam setelah pemberian obat
h. 4 jam setelah pemberian obat
i. 6 jam setelah pemberian obat
j. 9 jam setelah pemberian obat
k. 12 jam setelah pemberian obat
l. 24 jam setelah pemberian obat
m. 36 jam setelah pemberian obat
n. 72 jam setelah pemberian obat
6. Analisis Obat
a. Lokasi
Laboratorium BA-BE, Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.
b. Bioanalisis
Plasma dianalisis untuk Atorvastatin.
25
c. Bahan dan Reagen Kimia
Serbuk Atorvastatin dan Pitavastatin diperoleh dari Institut Nasional
(Beijing, Cina). Fase gerak diperoleh dari Tedia (Fairfield, USA). Larutan
amonium asetat, asam metanoat dan etil asetat berstandar analitis. Nitrogen cair
diperoleh dari Pusat supplier universitas Nanjing (Provinsi Jiangsu, Cina). dan
berstandar analitis. Blangko plasma diperoleh dari Palang Merah Indonesia.
d. Alat
LC-MS 2010A dari Shimadzu (Kyoto, Jepang), terdiri dari autosampler SIL-
HTC, 2 pompa LC-10AVP, dan electrospray ionization (ESI). Kolom analitik
Hypersil ODS2 C18 (150 × 4,6 mm diameter dalam, 5 µm ) diperoleh dari Dalian
Elite Company (Provinsi LiaoNing, Cina).
e. Kondisi Kromatografi
Pemisahan kromatografi menggunakan kolom analitik hypersil ODS2 C18
(150 mm × 4,6 mm diameter dalam, 5 µm) diperoleh dari Dalian Elite Company
(Provinsi LiaoNing, Cina). Fase gerak yaitu Larutan amonium asetat, metanol,
asam metanoat (30:70:0,1) dengan laju alir 1 mL/menit diperoleh dari Tedia
(Fairfield, USA) dengan suhu kolom 40°C.
f. Kondisi Spektrofotometri Massa
Spektrofotometri masa dilengkapi dengan quantum triple spektrofometer
masa quadrapole, dilengkapi dengan electro-spray ionization (ESI) dan
kecepatan alir gas pengering (N2) 1,5 L / menit. Selain itu, gas nitrogen ini
digunakan untuk membantu nebulisasi. Spektrofometer masa dikalibrasi
menggunakan larutan sodium iodine atau cesium iodine dalam rentang 20-1000
tergantung spesifikasi instrument. Suhu heat block adalah 2000C dan suhu
Curved Desolvation Line (CDL) suhu dipertahankan pada 2500C. Atorvastatin
terdeteksi pada [M + M]+ m/z 559.25 dimana pitavastatin pada [M + M]+ m/z
422.15.
25
g. Persiapan Larutan Stok dan Larutan Uji
Standar atorvastatin dilarutkan dalam metanol hingga didapat larutan stok
atorvastatin (100 g/ml). Kemudian diencerkan dengan fase geraknya yaitu
Ammonium asetat 5 mM-metanol-asam metanoat (30:70:0,1 v/v) untuk
memperoleh larutan dengan konsentrasi 2,5; 5; 10; 20; 50; 100; 200 ng/mL.
Internal standar pitavastatin dilarutkan dalam metanol hingga diperoleh larutan
stok pitavastatin dengan 100 g/ml. Kemudian diencerkan dengan fase geraknya
hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 10 ng/ml. Semua larutan stok dan
larutan kerja disimpan pada suhu 4°C.
h. Persiapan Sampel
1000 µL sampel plasma dimasukkan ke dalam tube dan ditambahkan 50 µL
baku dalam pitavastatin 0,2 g/ml, vorteks lalu tambahkan etil asetat 3 ml.
Campuran tersebut dikocok dengan menggunakan vortex selama 30 detik.
Setelah itu disentrifugasi dengan 4000 rpm selama 3 menit. Lapisan organik
bagian atas diambil, dipindahkan ke dalam tabung uji yang bersih dan diuapkan
di bawah aliran gas nitrogen pada sebuah dry bath pada suhu 37°C. Residu
kering direkonstitusi dengan 150 µL fase gerak, vortex kemudian disentrifuhasi
kembali dengan 10.000 rpm selama 10 menit. lalu ambil aliquotnya 40 l untuk
disuntikkan ke dalam sistem LC-ESI/MS.
Validasi Metode Analisis Atorvastatin dalam Plasma In Vitro secara LC-
ESI/MS :
Pada validasi metode analisis, parameter yang diuji adalah linearitas, kurva
kalibrasi, LOQ, LLOQ, akurasi, presisi, uji perolehan kembali, dan stabilitas.
a. Pengukuran LLOQ
LLOQ didefinisikan sebagai konsentrasi terendah pada di mana presisi dan
akurasi kurang dari atau sama dengan 20%, dievaluasi dengan menggunakan
25
sampel yang telah disiapkan dalam 6 replikat, dengan cara spiking. Konsentrasi
atorvastatin adalah 0,25; 0,5; 1; 2,5; 5; 10; 20 ng/mL. Dilakukan ekstraksi dan
sebanyak 40 µL hasil larutan diinjeksikan pada sistem LC-ESI/MS dengan fase
gerak dan kecepatan alir terpilih. Dari data pengukuran kemudian dihitung nilai
LOQ. LLOQ diperoleh dengan mengencerkan konsentrasi LOQ hingga
setengahnya, kemudian diukur dengan menyuntikkannya ke alat dengan kondisi
terpilih sebanyak 5 kali. Hitung nilai koefisien variasinya (KV) dan %diff.
Didapat LLOQ = 0,125 ng/mL.
b. Selektivitas
Dibuat dengan menggunakan 6 blanko plasma manusia yang berbeda,
kemudian diekstraksi seperti cara penyiapan sampel. Sebanyak 40 µL hasil
larutan diinjeksikan pada sistem LC-ESI/MS dengan fase gerak dan kecepatan
alir terpilih. Kemudian dihitung nilai simpangan baku relatif atau koefisien
variasi (KV) dan dihitung perbedaan nilai terukur dengan nilai yang sebenarnya
(%diff) dari masing-masing konsentrasi.
c. Kurva kalibrasi dan linearitas
Untuk mengevaluasi linearitas, disiapkan kurva kalibrasi plasma dan dilakukan
uji secara duplikasi pada 5 hari terpisah.
Persiapan kalibrasi standar dan sampel kontrol kualitas (QC):
Kurva kalibrasi disiapkan dengan metode spiking 100 µl dari larutan kerja
ke dalam 900 µl blangko plasma manusia, ditambahkan 50 µL baku dalam 0,2
g/ml lalu lakukan ekstraksi seperti pada tahap penyiapan sampel. Konsentrasi
Atorvastatin untuk pembuatan kurva kalibrasi adalah 0,125; 0,25; 0,5; 1; 2,5; 5;
10; 20 ng/mL.
Sampel QC yang digunakan dalam validasi dan selama penelitian
farmakokinetik (PK) dipersiapkan dengan cara yang sama seperti standar
kalibrasi. Konsentrasi atorvastatin plasma sampel QC adalah 0,375; 8; 16
25
ng/mL. Sampel plasma yang dimasukan (standar dan sampel QC) diekstraksi
pada setiap bets analisis bersamaan dengan sampel yang tidak diketahui.
Sebanyak 40 µL hasil larutan diinjeksikan pada sistem LC-ESI/MS dengan
fase gerak dan kecepatan alir terpilih. Kemudian dibuat kurva persamaan garis
regresi linear (y=a+bx), dimana x adalah konsentrasi atorvastatin dan y adalah
perbandingan luas puncak atorvastatin dengan baku dalam. Hitung koefisien
korelasi dari persamaan garis regresi linear untuk melihat linearitas.
Didapat koefisien korelasi (r) = 0,9996
d. Uji Akurasi dan Presisi
Akurasi dan presisi juga dinilai dari penentuan sampel QC menggunakan 6
replikasi sampel plasma atorvastatin pada 3 konsentrasi berbeda (0,375; 8; dan
16 ng/mL) dalam 5 hari terpisah. Dilakukan ekstraksi dan sebanyak 40 µL hasil
larutan diinjeksikan pada sistem LC-ESI/MS dengan fase gerak dan kecepatan
alir terpilih. Kemudian dihitung nilai simpangan baku relatif atau koefisien
variasi (KV) dan dihitung perbedaan nilai terukur dengan nilai yang sebenarnya
(%diff) dari masing-masing konsentrasi.
Syarat akurasi adalah nilai %diff dari tiap sampel tidak boleh lebih dari 20%
dan nilai KV ≤ 20%.
Intraday akurasi % diff 4,9 % dan interday akurasi % diff 7,4 %
e. Uji Perolehan Kembali
Uji perolehan kembali yang absolut dievaluasi dengan mengukur respons
dari standar plasma yang di-spike yang diekspresikan sebagai persentase dari
standar murni dalam eluen. Untuk penentuan uji perolehan kembali, blanko
plasma manusia ditambahkan baku dalam dan standar sesuai konsentrasi (0,375;
8 dan 16 ng/mL) dan diproses menurut prosedur penerapan sampel yang telah
disampaikan di atas. Perolehan kembali ekstraksi ditentukan dengan
membandingkan konsentrasi hasil ekstraksi yang terukur dengan konsentrasi
yang sebenarnya dari 6 replikat sampel QC.
25
Rentang perolehan kembali 80-120%.
f. Uji Stabilitas
Perlakuan sampel untuk uji stabilitas sama seperti di atas. Pengujian
stabilitas dilakukan dalam beberapa proses, yaitu:
Stock solution
Stock solution dari obat dan baku dalam dilakukan evaluasi selama 6 jam
pada suhu kamar dan lakukan evaluasi pada hari ke-7, 14, 21, dan 28 yang
simpan pada suhu 4 ºC. Hasilnya dengan mengamati bentuk masing-masing
kromatogramnya serta membandingkan dengan sampel QC yang baru
disiapkan.
Freeze/thaw
Larutan stock dan sampel dilakukan tiga kali siklus beku-cair pada 3
replikat sampel, kemudian diekstraksi dan sebanyak 40 µL hasil larutan
diinjeksikan pada sistem LC-ESI/MS dengan fase gerak dan kecepatan alir
terpilih. Hasilnya dengan mengamati bentuk masing-masing
kromatogramnya serta membandingkan dengan sampel QC yang baru
disiapkan.
Short term
Larutan stock dan sampel didiamkan pada suhu kamar, kemudian diukur
pada jam ke- 0, 6, 12, 18, 24. Dilakukan pada 3 replikat sampel. Hasilnya
dengan mengamati bentuk masing-masing kromatogramnya serta
membandingkan dengan sampel QC yang baru disiapkan.
Long term
Larutan Stock dan sampel didiamkan pada suhu kamar, kemudian diukur
pada hari ke- 0, 7, 14, 21, 28. Dilakukan pada 3 replikat sampel. Hasilnya
dengan mengamati bentuk masing-masing kromatogramnya serta
membandingkan dengan sampel QC yang baru disiapkan.
25
Post preparative
Uji stabilitas yang dilakukan dalam waktu 24 jam pada HPLC yang
menggunakan auto-sampler. Hasilnya dengan mengamati bentuk masing-
masing kromatogramnya serta membandingkan dengan sampel QC yang
baru disiapkan.
D. PERHITUNGAN PARAMETER FARMAKOKINETIK DAN
BIOAVAILABILITAS DALAM PLASMA
Bioavailabilitas menunjukkan suatu pengukuran laju dan jumlah obat aktif
terapeutik yang dapat mencapai sirkulasi umum. Penilaian bioavailabilitas suatu obat
dari data plasma meliputi parameter tmax, Cmax dan AUC. AUC merupakan area di
bawah kurva kadar obat dalam plasma terhadap waktu dari t = 0 hingga akhir kadar
diukur. AUC dapat diperkirakan dengan rumus trapesium, yang diteliti jika ada data
yang cukup. Area antara tiap waktu dapat dihitung sebagai berikut :
dimana Cn dan Cn-1 adalah konsentrasi
AUC bergantung pada jumlah total obat yang tersedia (FD0) dibagi tetapan laju
eliminasi (K) dan volume distribusi (Vd). F adalah fraksi dosis terabsorbsi. Setelah
pemberian IV, F = 1 karena seluruh dosis terdapat dalam sirkulasi sistemik dengan
segera. Oleh karena itu, obat dianggap tersedia sempurna setelah pemberian IV.
Setelah pemberian obat secara oral, F dapat berbeda mulai dari harga F = 0 (tidak
ada absorbsi obat) sampai F = 1 (absorbsi obat sempurna).
25
Availabilitas relatif adalah ketersediaan dalam sistematik suatu produk obat
dibandingkan terhadap suatu standar yang diketahui. Availabilitas relatif dari dua
produk obat yang diberikan pada dosis dan rute pemberian yang sama dapat diperoleh
dengan persamaan sebagai berikut :
Di mana produk obat B sebagai standar pembanding yang telah diketahui. Fraksi
tersebut dapat dikalikan 100 untuk memberi persen availabilitas relatif.
Jika dosis yang diberikan berbeda, suatu koreksi untuk dosis dibuat, seperti
dalam persamaan berikut :
E. ANALISIS STATISTIK
1. Penilaian bioavailabilitas suatu obat dari data plasma meliputi parameter
AUC0–72, AUC0-∞, Cmax, tmax, kel dan t1/2. Parameter primernya yaitu AUC0–72
dan Cmax sementara parameter sekundernya adalah AUC0–∞, tmax, kel dan t1/2.
2. Cara menghitung AUC0→t, AUC0→∞, t1/2
3. Data yang bergantung pada kadar, yaitu AUC0–72, AUC0-∞, dan Cmax harus
ditransformasi logaritmik (ln) terlebih dahulu sebelum dilakukan analisis
statistik karena kinetika obat mengikuti kinetika orde pertama, sehingga
dalam skala logaritmik akan diperoleh distribusi yang normal dan varians
yang homogen. Selanjutnya nilai-nilai ln AUC kedua produk dibandingkan
menggunakan analisis varians (ANOVA) untuk desain two-way crossover
yang memperhitungkan sumber-sumber variasi berikut:
25
a. Produk obat yang dibandingkan (test dan reference)
b. Periode pemberian obat (I dan II)
c. Subjek
d. Urutan (TR dan RT)
Demikian juga nilai-nilai ln Cmax kedua produk dibandingkan dengan cara
yang sama.
Tabel ANOVA
ANOVA: Data dalam ln
Sumber variasi Degrees of
freedom (df)
Sum of
Squares
(SS)
Mean of
Square
(MS) = SS/df
F
INTER
SUBJEK
Urutan
(sequence)
Residual
(subjek)
n – 1
(2 - 1) = 1
n – 2
SSseq
SSresid (suby)
MSseq
MSresid (suby)
MSseq/MSresid (suby)
MSresid (suby)/ MSseq
INTRA
SUBJEK
Produk obat
Periode
Residual
(2 - 1) = 1
(2 - 1) = 1
n – 2
SSprod
SSperiod
SSresid
MSprod
MSperiod
MSresid
MSprod/MSresid
MSperiod/MSresid
Total 2n – 1 SSTotal
CV intra subjek = √MSresid x 100%
Hasil berikut juga harus diperhatikan:
Perbedaan (difference) = rata-rata ln T – rata-rata ln R
Rasio rata-rata geometrik T/R = anti ln difference x 100%
(90% CI) diff = difference t0, t0 (n-2) x SE diff
25
(90% CI) rasio = anti ln (90% CI) diff x 100%
Untuk tmax, biasanya hanya dilakukan statistik deskriptif. Jika perlu
dibandingkan, digunakan statistik non parameter pada data asli (tidak
ditransformasikan) dengan α = 5%.
4. Untuk ketiga parameter tersebut di atas, selain dihitung 90% confidence
intervals (90% CI) untuk perbandingan kedua produk, juga dihitung statistik
ringkasan seperti nilai rata-rata aristmetrik dan geometrik, untuk AUC dan
Cmax atau median (untuk tmax), serta nilai minimum dan maksimum.
5. Untuk parameter-parameter lainnya seperti Cmin, fluktuasi, dan t1/2, berlaku
pertimbangan-pertimbangan yang sama untuk menggunakan data-data yang
ditransformasi logaritmik (ln) atau yang tidak ditransformasi.
6. Kriteria bioekuivalen:
Produk uji (test = T) dan produk pembanding (reference = R) dikatakan
bioekuivalen bila:
a. Rasio nilai rata-rata geometrik (AUC)T/(AUC)R = 1,00 dengan 90% CI
= 80-125%
b. Rasio nilai rata-rata geometrik (Cmax)T/(Cmax)R = 1,00 dengan 90% CI =
80-125%. Oleh karena Cmax lebih bervariasi dibandingkan AUC, maka
interval lebih lebar mungkin cocok.\
c. Perbandingan tmax akan dilakukan hanya jika ada klaim yang relevan
secara klinik mengenai pelepasan atau kerja yang cepat, atau tanda-tanda
yang berhubungan dengan efek samping obat. 90% CI dari perbedaan tmax
harus terletak dalam interval yang relevan secara klinik.
25
DAFTAR REFERENSI
Ahmed, T., et al. (2009). Bioavailability and Interaction Potential of Atorvastatin and
Losartan on Co-administration in Healthy Human Subjects. Journal of
Bioequivalence & Bioavailability. Vol.1
BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. (2001). Pedoman Cara Uji Klinik
yan Baik (CUKB) di Indonesia. Jakarta: BPOM Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI.
BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. (2004). Pedoman Uji Bioekuivalen.
Jakarta: BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Ganiswarna, S.G. (ed.). (1995). Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta: Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.
Mal, L., Dong, J., Chen, X.J., & Wang, G.J. (2007). Development and Validation of
Atorvastatin by LC-ESI-MS and Application in Bioequivalence Research in
Healthy Chinise Volunteers. Chromatographia, 65 (11/12), 737-741.
Pramudianto, E., Evaria (Ed). (2010). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Jakarta:
PT. Bhuana Ilmu Populer.
25
INFORMED CONSENT
(UJI BIOEKIVALENSI TABLET ATORFAT® 20 mg)
Dalam rangka menguji mutu sediaan tablet ATORFAT® 20 mg, yang
diproduksi oleh Fastatin Pharmaceutical, Jawa Barat, Indonesia, tim peneliti
laboratorium BA-BE Departemen Farmasi, FMIPA, Universitas Indonesia akan
melakukan penelitian uji bioekuivalensi terhadap sediaan tablet LIPITOR® 20 mg.
Beberapa efek samping dari penggunaan atorvastatin adalah gangguan saluran
pencernaan, sakit kepala, nyeri otot, lemah, sulit tidur, kram otot, gatal-gatal pada
kulit dan penyakit kuning.
Penilaian mutu produk uji akan dilakukan dengan cara membandingkan kadar
obat dalam darah yang dihasilkan oleh produk uji tablet ATORFAT® 20 mg dengan
kadar obat dalam darah yang dihasilkan oleh produk pembanding tablet LIPITOR® 20
mg yang memiliki bentuk sediaan dan komposisi zat aktif yang sama. Tablet
LIPITOR® 20 mg ini diproduksi oleh Pfizer, Jawa Barat, Indonesia.
Pada penelitian ini digunakan 26 subjek, yaitu 18 pria, 6 wanita dan 2 orang
cadangan berusia antara 18-45 tahun dengan berat badan normal antara 47 kg sampai
75 kg, indeks massa tubuh 18-25 dan sehat Semua subjek telah memberikan
persetujuan tertulis mengenai informasi mereka sebelum berpartisipasi dalam
penelitian. Protokol klinis ini telah disetujui oleh Komite Etika Indonesia dan
dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Deklarasi Helsinki (1965) dan Tokyo
(1975) dan Venice (1983) revisi.
Para sukarelawan harus bebas dari penyakit ginjal, hati, hepatitis B, HIV, dan
infeksi sifilis, dan hematologi signifikan, sebagaimana dinilai oleh pemeriksaan fisik
dan psikiatrik, EKG, dan tes laboratorium sebagai berikut: serum kreatinin, blood
urea nitrogen (BUN), AST, ALT, serum alkalin fosfatase, serum bilirubin, glukosa
plasma, kolsterol serum.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode terbuka, dengan pemberian
dosis tunggal, dengan cara two way crossover, yaitu rancangan acak dimana
25
dilakukan selama tujuh hari interval pencucian antara dosis yang diberikan. Selama
periode masing-masing yang telah ditentukan sebelumnya, para relawan harus
diberikan perawatan khusus atau perlakuan khusus yang telah ditetapkan sebelumnya
pada pukul 22.00 dimana sebelumnya para relawan telah mendapat makan malam.
Semua relawan harus tetap berpuasa sampai empat jam setelah pemberian dosis obat
pada keesokan harinya pada pukul 10.00 sesuai dosis obat yaitu 20 mg dosis tunggal
baik sediaan ATORFAT oleh Fastatin Pharmaeutical (Batch No 99G068, tanggal
daluwarsa: 8 Agustus 2014) sebagai sediaan uji dan LIPITOR® (Batch No 199212
tanggal kadaluwarsa: 9 November 2014) sebagai sediaan referensi (oleh Pfizer,
Indonesia) diberikan bersama dengan 240 ml air minum. Setelah empat jam
pemberian obat, para relawan diperbolehkan makan setelah berpuasa, kemudian
makan siang dan makan malam diatur setelah lima dan dua belas jam setelah
pemberian dosis masing-masing obat. Selama periode "in-house" (karantina), para
relawan tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan diluar yang telah dipersiapkan
khusus untuk dikonsumsi. Minuman yang mengandung xantine yang biasanya
terkandung dalam minuman termasuk teh, kopi, cola harus dihindari. Selain itu,
merokok juga tidak diperbolehkan selama masa "in-house". Setiap obat-obatan yang
diberikan, termasuk di atas counter obat, harus dicatat dibuku.
Selama 30 jam pada masing-masing pemberian obat dilakukan pengambilan
sampel darah 16 kali, sebanyak dua sendok teh tiap kali pengambilan, tekanan arteri
sistolik dan diastolik (diukur non-invasif dengan sphygmomanometer) dan detak
jantung harus dicatat dibuku.
Pada peneitian ini, keikutsertaan para relawan sangat membantu dalam rangka
terwujudnya keberhasilan dari penelitian ini, oleh karena itu sebagai bentuk ucapan
terima kasih, para relawan berhak untuk menerima sejumlah kompensasi yang wajar
terhadap penyediaan waktu yang telah diberikan dan atas ketidaknyamanan yang
telah dialami selama proses penelitian ini berlangsung. Kompensasi tersebut akan
diberikan berupa sejumlah uang tunai sebesar Rp 800.000,- untuk tiap relawan.
Semua data yang dihasilkan pada penelitian ini akan diperlakukan secara rahasia
25
sehingga tidak memungkinkan orang lain untuk menghubungkannya dengan para
relawan.
Para relawan berhak untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas sehubungan
dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu para relawan merasakan adanya efek
samping dari proses penelitian ini diharapkan segera melaporkan hal tersebut kepada:
Laboratorium BA-BE, Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia
Alamat : Kampus Baru UI depok, Jawa Barat, Indonesia
No. Telpon : (021) 7873910
No. Fax : (021) 7873911
Para relawan dapat pula menghubungi peneliti utama dan dokter penanggung jawab
pada penelitian ini:
1. dr. Ahmad Senjaya
No. telp : 08128360933
2. Dr. I Kadek Arya Mulyadi, M.Pharm., Apt
No. telp : 08567839927
25
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UJI KLINIK
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :Umur :Alamat :Pekerjaan :No KTP/Tanda pengenal lainnya :
Setelah mendapat keterangan sepenuhnya dan menyadari tujuan, manfaat, dan
risiko penelitian yang berjudul:
“Studi Bioekivalensi tablet ATORFAT® 20 mg yang diproduksi oleh Fastatin
Pharmaceutical dibandingkan terhadap tablet LIPITOR® 20 mg yang
diproduksi oleh Pfizer”
Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dan bersedia berperan serta dalam
penelitian tersebut diatas, dengan catatan, bila suatu waktu saya merasa dirugikan
dalam bentuk apapun saya akan mengundurkan diri dan membatalkan persetujuan ini.
Depok, November 2011
Mengetahui,
Penanggung jawab, Yang menyatakan,
(dr. Ahmad Senjaya) (................................)
Saksi-saksi:
1. ( )
2. ( )
25
RANCANGAN BIAYA PENELITIAN
Studi Bioekivalensi Tablet ATORFAT® 20 mg yang Diproduksi oleh Fastatin
Pharmaceutical Dibandingkan terhadap Tablet LIPITOR® 20 mg yang Diproduksi
oleh Pfizer
Sejak Bulan November 2011 – Februari 2012
Komponen Biaya :
1. Biaya analisa Rp.150.000.000,-
2. Logistik, meliputi :
a. Konsumsi ([email protected],-/hari) x 7 Rp. 8.400.000,-
b. Sarana (fasilitas) Rp. 30.000.000,-
c. Transportasi Rp. 3.000.000,-
3. Biaya kompensasi volunteer, meliputi :
a. Pemeriksaan awal ([email protected],-) Rp. 7.200.000,-
b. Jasa volunteer ([email protected],-) Rp. 12.000.000,-
4. Biaya peneliti, meliputi :
a. Peneliti utama Rp. 5.000.000,-
b. Wakil peneliti (2@Rp 3.000.000,-) Rp. 6.000.000,-
c. Anggota peneliti ([email protected],-) Rp. 6.000.000,-
d. Tenaga lain ([email protected],-) Rp. 9.000.000,-
e. Dokter Rp. 3.000.000,-
f. Perawat ([email protected],-) Rp. 4.800.000,-
5. Biaya tidak terduga (10% dari total biaya) Rp. 25.140.000,-
+
Total Biaya Penelitian Sebesar Rp.269.540.000,-
25
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : HK.00.05.1.3682
TENTANG TATA LAKSANA UJI BIOEKIVALENSI
Kepada Yth :
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI
Jln. Percetakan Negara 23
JAKARTA
FORMULIR UB-1
I. INFORMASI UMUM
1. Uji Bioekivalensi :
Studi bioekivalensi tablet ATORFAT® 20 mg yang diproduksi oleh
Fastatin Pharmaceutical dibandingkan terhadap tablet LIPITOR® 20 mg
yang diproduksi oleh Pfizer.
2. Nomer Protokol dan Tanggal (Sesuai tanggal persetujuan akhir protokol) :
Nomor Protokol : No. 311/2011
Tanggal Protokol : November 2011
3. Tujuan Uji Bioekivalensi :
Tujuan studi ini adalah menentukan bioekivalensi tablet ATORFAT® 20 mg
yang diproduksi oleh Fastatin Pharmaceutical dibandingkan terhadap tablet
LIPITOR® 20 mg yang diproduksi oleh Pfizer.
4. Desain Studi : Metode 2-period cross over (desain dua arah menyilang)
5. Jumlah Subjek: 24 orang sukarelawan pria
6. Jumlah Pengambilan Darah pada Subjek : 15 kali untuk setiap orang
25
7. Protokol Uji Bioekivalensi dilengkapi Persetujuan Setelah Penjelasan
(informed consent)
Ya Tidak
8. Tanggal mulai dan berakhir tiap Fase Uji Klinik
Fase I : ………….
Fase II : ………….
II. INFORMASI LABORATORIUM
Nama dan Alamat Laboraturium Tempat Uji Bioekivalensi
Laboratorium BA-BE, Depertemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.
Alamat : Kampus Baru UI depok, Jawa Barat, Indonesia
No. Telpon : (021) 7873910
No. Fax : (021) 7873911
Peneliti :
1. Rina Mariyam, S.Farm.
2. Hana Riskafuri, S.Farm.
3. Hanifah Ramadhani, S.Farm.
4. Isna Inawati Asih, S.Farm.
5. Khairunnisya, S.Farm.
Fasilitas klinik (Nama dan Alamat) :
Laboraturium Klinik (Nama dan Alamat):
Laboraturium Analitik (Nama dan Alamat) :
Institusi yang Melakukan Analisa Farmakokinetik/Statistik (Nama dan Alamat) :
PT. Fastatin Pharmaceutical
Jalan Raya Bogor Km. 24
Jakarta Indonesia
25
III. INFORMASI MENGENAI OBAT UJI
Merupakan Obat :
Impor
Produk Dalam Negri
1. Nama Generik :
2. Nama Dagang : ATORFAT®
3. Nama Kimia : Asam [R-(R*, R*)]-2-(4-fluorofenil)-
beta, delta-dihidroksi-5- (1-metiletil)-3-fenil-4- [(fenilamino)karbonil]-1H-
pirola-1-heptanoat
4. Kelas Farmakologi : Mengobati hiperkolesterolemia
5. Bentuk Sedian dan Kekuatan Obat : Tablet 20 mg
6. Kemasan : Blister
7. Cara Pemberian : Per oral
8. Tanggal Kadaluarsa : 8 Agustus 2014
9. No. Batch : 99G068
10. Sertifikat Analisa : 66/QC/05/11
11. Sertifikat CPOB : 1234/ CPOB/ A/ XI/ 09
12. Nama dan Alamat Produsen : Fastatin Pharmaceutical
25
IV. INFORMASI MENGENAI OBAT PEMBANDING
Merupakan Obat : Impor
Produk Dalam Negri
1. Nama Generik : -
2. Nama Dagang : LIPITOR®
3. Nama kimia : Asam [R-(R*, R*)]-2-(4-fluorofenil)-
beta, delta-dihidroksi-5- (1-metiletil)-3-fenil-4- [(fenilamino)karbonil]-1H-
pirola-1-heptanoat.
4. Kelas Farmakologi : Mengobati hiperkolesterolemia
5. Bentuk Sedian dan Kekuatan Obat : Tablet 20 mg
6. Kemasan : Blister
7. Cara Pemberian : Per oral
8. Tanggal Kadaluarsa : 9 November 2014
9. No. Batch : 199212
10. Sertifikat Analisa : 57/QC/10/10
11. Sertifikat CPOB : 7391/ CPOB/ A/XI/ 03
12. Nama dan Alamat Produsen : Pfizer
V. INFORMASI PENDAFTAR ATAU PEMEGANG IZIN BEREDAR
1. Nama dan Alamat :
PT. Fastatin Pharmaceutical
Jl. Raya Bogor Km. 24
2. Penangung Jawab yang Mewakili Pendaftar atau Pemegang Izin Edar
(Nama dan Nomor Telepon) :
Dr. I Kadek Arya, M.Farm, Apt
Telp. (021) 08567839927
25
VI. INFORMASI MENGENAI INDUSTRI FARMASI
Kesimpulan Kaji Etik (terlampir)
Persetujuan Komisi Etik (terlampir)
1. Nomor dan Tanggal Persetujuan :
No. :
Tanggal :
2. Nama dan Alamat Institusi :
VII. PERNYATAAN PENELITI
Saya/kami akan memenuhi ketentuan yang tercantum alam Peraturan Kepala
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomer
HK.00.05.1.3682 tentang Tata Laksana Uji Bioekivalensi dan Pedoman Uji
Klinik yang baik dalam pelakanaan Uji Bioekivalensi.
(materai)
Dr. I Kadek Arya, S.Farm, Apt
20 November 2011
25
VIII. PERNYATAAN SPONSOR
Kami akan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam keputusan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Pedoman CUKB
termasuk Tata Laksana Uji Bioekivalensi.
Kami menyatakan bahwa informasi yang diserahkan adalah benar dan tepat
pada tanggal penyerahan berkas.
Kami akan menginformasikan kepada Komisi Ilmiah, Komisi Etik Kepala
Badan setiap perubahan informasi yang terjadi.
Kami akan member jaminan terhadap klaim yang terjadi berkaitan dengan
terjadinya cedera atau kematian yang terjadi dalam pelaksanaan uji
Bioekivalensi.
(materai)
Dr. Annisa Nooryani, M.Pharm.
20 November 2011
XI. PROTOKOL (Terlampir)
25
Laboratorium Pengabdian Pada Masyarakat (PPM)
Departemen Farmasi FMIPA UI
Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Telp. 021 78849002
LABORATORIUM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM)
DEPARTEMEN
FARMASI FMIPA UI AKAN MENGADAKAN
Studi bioekivalensi tablet ATORFAT® 20 mg yang diproduksi oleh Fastatin
Pharmaceutical dibandingkan terhadap tablet LIPITOR® 20 mg yang
diproduksi oleh Pfizer
SEJAK BULAN November 2011 - Februari 2012
membutuhkan Sukarelawan sebagai berikut:
1. 24 sukarelawan pria berbadan sehat
2. Berumur 18-45 tahun
3. Berat badan normal antara 47 – 75 kg
4. Fungsi ginjal dan hepar normal berdasarkan pengukuran laboratorium klinik
5. Bersedia untuk mematuhi segala aturan yang berkaitan dengan pelaksanaan
penelitian
Bila anda berminat untuk ikut berpatisipasi menjadi sukarelawan dalam penelitian
ini, maka dapat menghubungi bagian PPM Departemen Farmasi FMIPA UI,
dengan alamat:
Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat dengan No. Telp (021)
7873910, atau anda dapat menghubungi dr. Ahmad Senjaya.
Atas keikutsertaannya anda dalam penelitian ini, anda berhak menerima jumlah
kompensasi yang wajar terhadap waktu yang anda berikan sebesar Rp 500.000.-
25
No. pengajuan:……………………………..
PANITIA TETAP ETIK PENELITIAN
KEDOKTERAN/KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS INDONESIA/ R.S.Dr.CIPTOMANGUNKUSUMO
FORMULIR ETIK PENELITIAN KEDOKTERAN/KESEHATAN
1. Peneliti Utama (title, unit pelayanan)
Multi senter: Ya Tidak
2. Judul Penelitian:
3. Subjek: Penderita Non Penderita Hewan
Jumlah subjek:
Keterangan:
4. Perkiraan waktu penelitian yang dapat diselesaikan untuk tiap subjek:
(dua) minggu
5. Ringkasan usulan penelitian yang mencakup obyektif/ tujuan penelitian,
manfaat/relevansi dari hasil penelitian dan alasan/ motivasi untuk melakukan
penelitian (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh orang yang bukan
dokter).
Obyektif/ Tujuan: Untuk mengetahui apakah mutu dari tablet ATORFAT® 20mg
yang diproduksi oleh Fastatin Pharmaceutical sama baiknya dengan produk
pembanding tablet LIPITOR® 20 mg yang produksi oleh Pfizer.
25
Manfaat/ Relevansi: Untuk mengurangi kenaikan kolesterol total, kolesterol-
LDL, apolipoprotein B dan trigliserida pada pasien hiperolesterolemia primer
dan kombinasi hiperkolesterolemia-hiperlipidemia.
Alasan/Motivasi: Dalam tata cara pelaksanaannya, penilaian mutu produk ini
dilakukan dengan jalan membandingkan kadar obat dalam darah yang dihasilkan
oleh produk uji (ATORFAT®) terhadap kadar obat dalam darah yang dihasilkan
oleh produk pembanding (LIPITOR®) dengan bentuk dan kandungan zat yang
sama.
Penelitian mutu obat ATORFAT® ini harus dilakukan pada orang yang sehat
untuk menghindari kesalahan penilaian mutu obat. Oleh sebab itu, Anda kami
undang untuk ikut ambil bagian dalam penelitian ini.
6. Masalah etik (nyatakan pendapat anda tentang masalah etik yang mungkin akan
dihadapi) :
7. Bila penelitian ini menggunakan subjek manusia, apakah percobaan pada hewan
sudah dilakukan? Bila belum sebutkan alasan untuk memulai penelitian ini
langsung pada manusia.
Sudah
8. Prosedur eksperimen (frekuensi, interval, dan jumlah total segala tindakan invasif
yang akan dilakukan, dosis dan cara pemberian obat, isotop, radiasi atau tindakan
lainnya):
Frekuensi pengambilan darah:
Interval pengambilan darah: Dosis dan cara pemberian obat:
25
9. Bahaya potensial langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara-
cara untuk mencegah atau mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan
lain) :
10. Pengalaman terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang hendak
diterapkan:
11. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit dan dapat memberi manfaat untuk
subjek yang bersangkutan, uraikan manfaat itu:
12. Bagaimana cara memilih penderita/sukarelawan sehat:
Kriteria yang dibutuhkan :
Pria berumur 18-45 tahun berbadan sehat, berat badan normal (47 – 75 kg) sesuai
dengan Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index), Body Mass Index 19 – 28 kg/m2,
fungsi ginjal dan hepar normal berdasarkan pengukuran laboratorium klinik.
Kriteria yang tidak dipilih:
Berpartisipasi dalam uji obat ataupun donor darah tiga bulan sebelum uji BE,
alergi atau hipersensitivitas terhadap Atorvastatin, mempunyai riwayat penyakit
ginjal dan hati, menggunakan alkohol (lebih dari 2 unit per hari), kafein (lebih dari 5
cangkir teh atau kopi per hari), merokok (lebih dari 10 batang per hari), atau narkoba,
positif hepatitis B, HIV, atau infeksi sifilis, menyumbangkan darahnya dalam waktu
72 hari sebelum penelitian, memiliki nilai uji klinis yang abnormal: EKG, X-Ray
dada, serum kreatinin, blood urea nitrogen (BUN), AST, ALT, serum alkalin
fosfatase, serum bilirubin, glukosa plasma, kolsterol serum, glukosa atau protein
positif dalam urin, sedang menjalani terapi pengobatan (vitamin, suplemen mineral,
obat bebas).
25
13. Bila penelitian ini menggunakan subjek manusia, jelaskan hubungan antara
peneliti utama dengan subjek yang diteliti:
Dokter-penderita Guru-murid Majikan-anak
buah
14. Bila penelitian ini menggunakan orang sakit, jelaskan diagnosis dan nama dokter
yang bertanggungjawab merawatnya. Bila menggunakan orang sehat jelaskan
cara pengecekan kesehatannya.
Pemeriksaan fisik dan laboratorium meliputi fungsi ginjal, fungsi hati, darah
rutin, analisis urin dan glukosa darah. Setiap subjek tidak alergi terhadap
senyawa golongan biguanida.
15. Jelaskan cara pencatatan selama penelitian, termasuk efek samping dan
komplikasi bila ada.
16. Bila penelitian ini menggunakan subjek manusia, jelaskan bagaimana cara
memberitahu dan mengajak subjek (lampirkan contoh surat persetujuan penderita
dan rincian informasi yang akan diberikan kepada subjek penelitian). Bila
pemberitahuan dan ketersediaan subjek bersifat lisan atau bila karena sesuatu hal
tidak dapat atau tidak perlu dimintakan persetujuan, berilah alasan yang kuat
untuk itu.
17. Bila penelitian ini menggunakan subjek manusia, apakah subjek dapat ganti rugi
bila ada gejala efek samping? Berapa banyak?
18. Bila penelitian ini menggunakan subjek manusia, apakah subjek diasuransikan?
Ya Tidak
25
19. Nama dan alamat tim peneliti serta sponsor:
Nama Alamat Telepon
Tim Peneliti :
Laboratorium PPM
Departemen Farmasi FMIPA Kampus UI Depok
Sebutkan nama rumah sakit, ruang perawatan, poliklinik atau tempat
pelayanan kesehatan lainnya.
20. Data berikut diisi bila penelitian ini menyangkut uji klinik obat.
Obat yang diuji
Nama Dagang :
Nama Generik :
Rumus Kimia :
Kelas Farmakologik :
Bentuk sediaan dan Kekuatan :
Nomor Pendaftaran untuk sediaan tersebut:
Komposisi preparat :
Struktur zat kimia :
Uji klinik yang diuji sudah dilaksanakan di negara:
Obat yang diuji sedang didaftarkan dinegara:
Fase uji klinik:
Fase I Fase II Fase III Fase IV
25
21. Waktu penelitian direncanakan:
Mulai: Selesai:
Jakarta,
Tanda Tangan
Peneliti Utama Sponsor
(Dr. I Kadek Arya Mulyadi , M.Pharm, Apt) (Dr. Annisa Nooryani, M.Pharm.)
25
BROSUR ATORVASTATIN
IndikasiUntuk mengurangi kenaikan kolesterol total, kolesterol-LDL, apolipoprotein B dan trigliserida pada pasien hiperolesterolemia primer dan kombinasi hiperkolesterolemia-hiperlipidemia.
Dosis10-80 mg 1 kali 1 hari
Mekanisme KerjaMemblok kerja enzim HMG-KoA reduktase, sehingga mencegah pembentukan kolesterol. Obat-obat golongan statin dapat menurunkan kolesterol total dalam darah.
KontraindikasiPenyakit hati aktif atau kenaikan kadar serum transaminase lebih dari tiga kali normal tertinggi, kehamilan, dan laktasi.
Efek SampingGangguan gastrointestinal, sakit kepala, mielgia, astenia, insomnia, edema angioneuretik, kram otot, miopati, miositis, ikterus kolestatik neuropati perifer, pruritus.
Peringatan dan PerhatianMonitor peningkatan kadar kreatinin fosfokinase dan transaminase. Hindari konsumsi alkohol.
Interaksi ObatEritromisin, antifungi azol, klaritromisin, siklosporin, innavir, dan ritonavir dapat menurunkan eliminasi atorvastatin dan meningkatkan kadar dan resiko miopati. Suspensi antasida yang mengandung Mg dan Al hidroksida dapat menurunkan kadar atorvastatin. Menurunkan nilai AUC noretindron dan etinilestradiol.
Penyimpanan
25
Disimpan dalam wadah tertutup, kedap, suhu kamar, terlindung dari panas dan kelembaban. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.